[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Boediono Neolib???
Mengenai pendapat anda dlm butir 2, tepatnya email itu punya orang lain, saya kira perlu dikoreksi. Untuk itu saya kutip pendapat ketua Yayasan Mubyarto, Noer Sutrisno, sbgmn dimuat di harian Jawa Pos 6 Juni 2009 : Khusus mengenai Boediono yang sempat dikaitkan dengan buku Ekonomi Pancasila yang menjadi ''cetak biru'' ekonomi kerakyatan di Indonesia, Noer Sutrisno, ketua Mubyarto Institute berkata, masyarakat harus lebih kritis. Buku yang diterbitkan tahun 1981 itu memang memuat nama Boediono di dalamnya, tapi sebagai editor. Profesor Mubyarto adalah orang yang lebih konsisten menjalankan dan mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan. Memang, ide awal sistem ekonomi kerakyatan bukan dicetuskan Pak Muby (Mubyarto, red) tapi oleh Emil Salim. Tapi yang secara konsisten mengembangkan ekonomi kerakyatan adalah Mubyarto,'' paparnya yang pernah menjadi asisten Mubyarto dari tahun 1974-1976. Karena itu, peran Boediono dalam penyusunan buku Ekonomi Pancasila hendaknya tidak perlu terlalu dibesar-besarkan. sumber : http://jawapos.com/radar/index.php?act=detailrid=94114 Tindakan mencantelkan nama Boediono dengan Pak Mubyarto saya kira bukanlah perbuatan yg baik, malah mencoreng nama baik Boediono sendiri. Barangkali maksudnya utk menyanggah tuduhan neolib yg dialamatkan kepada Boediono tapi caranya tdk terpuji, ada unsur manipulasi kebenaran. Semakin hari semakin harum saja nama Pak Mubyarto. Berikanlah apa yg menjadi hak Pak Mubyarto. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, didi_ambar didi_am...@... wrote: Orang banyak dibingungkan dengan simpang-siurnya informasi yang ada di media massa cetak maupun elektronik, karena informasi yang ada di media yang umumnya bersifat mengambang (hanya memberitakan kulit-kulitnya). Kecenderungan menampilkan informasi yang setengah-setengah, tidak lengkap ataupun mengambang adalah ciri khas pemberitaan media zaman sekarang. Para pembaca berita yang merupakan konsumen daripada media modern, hendaknya bersikap bijaksana dalam menyikapi berita-berita media ini. Berita-berita di media sangat berguna sebagai pengetahuan awal mengenai sesuatu hal. Terlepas dari pro kontra sesuatu hal di media, yang penting akhirnya adalah dilakukannya proses check dan recheck sesudah informasi awal ini didapat (dari media). Sampai saat ini media massa masih hangat memperbincangkan Isu2 Neolib yang kerap dialamatkan kepada Boediono.Informasi yang disampaikan pun saya rasa relatif masih mengambang. Disinilah proses chek dan rechek perlu dilakukan. Jangan sampai informasi yang tak lengkap itu kita telan bulat2. Berikut beberapa data yg saya kutip u me-Check dan Recheck Isu2 tersebut. 1.Semua itu berawal ketika Boediono menjabat sebagai Menteri di zman pemerintahan sebelum SBY.Ketika itu beliau mengambil tindakan kontroversial yg hanya dikarenakan Beliau menjalankan mandat konstitusi (setelah amandemen) dan kebijakan dari atasan.Jadi Neolib itu bukan karena dianut Budiono, tapi siapa yang memimpinnya. 2.Boediono ialah ekonom yg mempunyai pemikiran strategis tentang ekonomi rakyat. Bersama Mubyarto dia menyusun pemikiran dasar tentang ekonomi Pancasila, dan sebagai pejabat BI di masa lalu Boediono juga yang merancang aturan untuk pendirian BPR (Bank Perkreditan Rakyat) yang menjangkau rakyat tanpa asset. Bahkan ide awalnya dulu BPR itu didirikan untuk rakyat yang tidak punya aset untuk agunan. Pemikiran ekonomi rakyatnya lebih radikal. 3. Prof. Dr. Boediono Ekonom Bertangan Dingin Calon Wakil Presiden (Cawapres) pendamping SBY, Capres Partai Demokrat, ini seorang ekonom profesional bertangan dingin. Tangan dingin Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada dan Doktor Ekonomi Bisnis lulusan Wharton School University of Pennsylvania, AS 1979, ini terbukti selama menjabat Menteri Keuangan pada pemerintahan Megawati, Menko Perekonomian Kabinet Indonesia Bersatu (resuffle Senin (5/12/2005), maupun sebagai Gubernur Bank Indonesia. Selama menjabat Menkeu Kabinet Gotong-Royong, ini berhasil membenahi bidang fiskal, masalah kurs, suku bunga dan pertumbuhan ekonomi. Bersama dalam The Dream Team dan Bank Indonesia, Master of Economics, Monash University, Melbourne, Australia (1972), itu berhasil menstabilkan kurs rupiah pada kisaran Rp 9000-an per dolar AS. Begitu pula dengan suku bunga berada dalam posisi yang cukup baik merangsang kegiatan bisnis, sehingga pertumbuhan ekonomi menaik secara signifikan. http://tokohindonesia.com/ensiklopedi/b/boediono/biografi/index.shtm Menurut saya Boediono orang yg tepat u mengarsiteki ekonomi bangsa 4. Ketika berbagai aktivis menentang ADB di Bali beberapa waktu lalu, mana orang-orang dari partai politik . Padahal ADB itu wujud nyata dari neoliberalisme, bahkan karena begitu tunduknya menteri keuangan kepada ADB,sampai-sampai memberi tambahan modal sangat besar, dan lupa rakyat yang sedang menderita kelaparan dan kurang gizi. Di
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Michael Jackson Meninggal Dunia
Terlepas dari apapun juga, satu hal yg membuat banyak orang tercenung, dari tindakannya dia seperti berkata Let the children come to me. Banyak orang tua bergidik. Yah, begitulah langgam kehdiupan ini, mendapat banyak hal tapi pd saat bersamaan kehilangan hal lain yg tak kalah berharganya. Michael kehilangan masa kanak-kanaknya (without childhood) demi musik dan ternyata itu membuatnya menghadapi banyak skandal yg harus diselesaikan di luar gedung pengadilan. Musik yg penuh warna. Entah dia merasa bahagia dgn pilihan hidupnya kita hanya bisa menduga, sementara kampanye pilpers di sini tidak jua membuat hidup tambah nyaman. Kita hanya saksikan percekcokan mulut (tim sukses) yg tidak menarik, spt mendengar percekcokan suami istri tetangga sebelah yg tidak ingin kita dengar selagi kita bersantap malam dgn lauk pauk pujaan bangsa. sg
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kesantunan Anies R Baswedan
Kesantunan tidak pada tempatnya malah mengganggu. Dalam hal debat capres, apakah memang diutamakan moderator yang santun atau moderator yg bisa membuat perdebatan benar-benar terjadi? Bisa saja ARB seorang yg cerdas, tapi agaknya bukan seorang pemandu acara agar enak ditonton dan menegangkan. Barangkali relevan utk merujuk film Frost/Nixon sebagai referensi, sekedar menunjukkan bhw pertanyaan yg tajam dan menghujam dapat disampaikan secara santun. Saya teringat akan W Karamoy, pewawancara di TVRI jaman dulu (kalau tak silap salah satu acara yg diasuhnya Gema Pancasila), mampu menempatkan dirinya sejajar dgn pejabat yg dia wawancarainya. Di era itu seorang pejabat bak manusia setengah dewa. Tapi tidak terlihat perasaan inferior dalam diri Karamoy. Kontras dengan gaya Tuty Adithama yg pada masa itu sangat santun. Tapi kalau sopan santun memang jadi utama, orang Kraton Solo atu Yogya barangkali sangat cocok jadi moderator acara penting spt debat capres itu. sg
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Debat Tanpa Perdebatan
Begitulah kultur politik kita, dianggap tidak pantas berdebat (sanggah menyanggah secara frontal). Sopan santun dijunjung demikian tinggi sehingga membelunggu dan mengorbankan kreatiftas berpikir. Maka, kesan mejeng politik tidak bisa tidak muncul di benak kita. Perdebatan itu jadi tontotan yg membosankan, dan sama tidak bisa dikatakan sebagai proses penyeleksian yg seharusnya menarik dan penting. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/06/19/0500381/debat.tanpa.perdebatan Jakarta, Kompas - Perdebatan antarcalon presiden justru tidak muncul dalam acara debat calon presiden yang berlangsung di Studio Trans Corporation, Jakarta, Kamis (18/6). Debat diadakan Komisi Pemilihan Umum. Debat yang diikuti calon presiden Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan M Jusuf Kalla itu berlangsung datar, menyerupai tanya jawab karena tidak muncul pandangan yang bisa menunjukkan perbedaan pendapat dan program masing-masing calon. Debat capres putaran pertama itu bertemakan Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih serta Menegakkan Supremasi Hukum dan Hak Asasi Manusia. Diagendakan lima kali debat, tiga di antaranya diikuti capres dan dua lainnya oleh calon wakil presiden. Debat yang dipandu Rektor Universitas Paramadina, Jakarta, Anies Rasyid Baswedan itu dibagi atas empat tahapan, yaitu penyampaian visi-misi, pendalaman, diskusi dengan kesempatan calon menanggapi pandangan calon lain, serta penutup. Pada sesi ketiga, saat calon diberi kesempatan menanggapi pendapat calon lain, kesempatan untuk menyerang itu tidak dipergunakan mereka. Misalnya, ketika menyoal perlindungan bagi tenaga kerja Indonesia di luar negeri, Megawati menyatakan akar masalah ada di dalam negeri sehingga perlindungan harus dimulai dari dalam negeri. SBY menanggapinya dengan menyatakan setuju 200 persen. Kalla juga menyebut apa yang disampaikan Megawati dikerjakannya saat ia menjabat Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat pada masa pemerintahan Megawati. Ketika diberikan kesempatan menanggapi balik, Megawati hanya berujar singkat, Semua ngikut saya. Dalam sesi kedua, Anies melontarkan tiga pertanyaan terkait dengan pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, anggaran pertahanan, dan penyelesaian kasus lumpur Lapindo Brantas. Kalla dan Megawati menekankan agar RUU itu bisa dirampungkan maksimal September 2009 oleh DPR periode sekarang. SBY menyebutkan, jika tidak bisa selesai, presiden punya hak menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu). Saya sependapat dengan Pak SBY karena yang bisa membuat perppu Pak SBY, kata Kalla. Soal anggaran pertahanan, Kalla menyebutkan, salah satu upaya membangun militer yang kuat adalah dengan mengupayakan pemenuhan alat utama sistem persenjataan dengan produk dalam negeri. Ia pernah memerintahkan PT Pindad memproduksi 150 panser. SBY lebih menekankan peningkatan anggaran pertahanan secara bertahap. Kebutuhan minimal mencapai Rp 120 triliun, tetapi tahun 2009 baru mencapai Rp 35 triliun. Tebarkan janji Jawaban yang disampaikan ketiga capres, semalam, juga masih bersifat umum, seperti menyampaikan janji mereka kepada masyarakat. Megawati menyampaikan, untuk menuju pemerintahan yang mengayomi masyarakat, harus dilakukan reformasi birokrasi. Pada saat saya menjadi presiden, saya pernah mencoba melakukan reformasi birokrasi ini, birokrasi diperbaiki, kesejahteraan juga perlu ditingkatkan, katanya lagi. Di sisi lain, SBY mengawali dengan pertanyaan tentang pentingnya pemerintahan yang baik. Sebagian sasaran tercapai, tetapi ada yang belum tercapai. Dalam situasi krisis global, oleh banyak negara kita dianggap lebih siap. Kondisi kita sekarang lebih baik dibandingkan 11 tahun yang lalu, ungkapnya. Kalla mengungkapkan mengenai pemerintahan yang efektif dan bersih mulai dari tingkat pusat sampai daerah, mulai dari presiden sampai lurah. Kita harus mempunyai sistem pemerintahan yang efektif dari atas sampai ke bawah, tetapi aspirasi harus digali dari bawah ke atas, katanya. Ruangan untuk debat juga penuh sesak dengan undangan. Tim sukses ketiga pasangan capres-cawapres, pejabat negara, tokoh masyarakat, sampai dengan artis dan pengusaha ikut menyaksikan debat itu. Lebih menjanjikan Secara terpisah, Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Ifdhal Kasim di Jakarta, Kamis, menilai, meski ketiga capres menunjukkan intensi terhadap persoalan HAM masa lalu dan masa kini, Kalla memiliki perhatian lebih dengan membuka peluang pada proses penegakan dan pemenuhan keadilan bagi korban pelanggaran HAM. Selain mengakui ada pelanggaran HAM masa lalu, Kalla tidak hanya melihat proses rekonsiliasi sebagai sarana, tetapi juga membuka peluang pengadilan HAM. Hal itu ditunjukkan Kalla dengan mengatakan, jika ada yang salah
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: OMNI di hakimi masyarakat
Siapa sebenarnya yang menjebloskan Prita ke dalam bui? RS OMNI atau pihak kejaksaan (plus polisi)? Soal suicidal PR yg dilakukan oleh RS OMNI itu merupakan kekonyolan mereka yg akibatnya hrs mereka tanggung sendiri. Hanya saja dari segi hukum, saya setuju, bukan jadi tanggung jawab RS OMNI bila Prita sempat masuk bui. Soalnya ada undang-undang yang mendasari keputusan itu. Soal kepincangan pelaksanaan UU itu yg tidak mempertimbangkan faktor lain (Parita mempunyai dua anak kecil dan seorang masih menyusu), itu adalah kesalahan aparat penegak hukum. Karena rata-rata orang Indonesia punya pengalaman buruk dengan rumah sakit kita, dukungan moril terhadap Prita membanjir dan ada pula yg emosional tanpa penilaian obyektif. Banyak pelajaran yg bisa kita petik dari kasus ini. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Riqzan Radtam sazrt@... wrote: Saya sangat mendukung ibu Prita dalam hal ini. Menurut pendapat saya pihak manajemen RS OMNI kurang proposional dalam menanggapi kasus ibu Prita, sehingga bagai peribahasa 'karena nila setitik rusak susu sebelanga'. Seperti pada umumnya sebuah institusi, suatu kesalahan dapat diakibatkan hanya oleh beberapa oknum tetapi pihak RS OMNI main shortcut langsung mengarah pada ibu Prita. Pada dasarnya masyarakat membutuhkan pelayanan kesehatan, maka yang dibutuhkan adalah dokter dokter yang berkulitas... Salam
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Manohara Menyesal Menikah dengan Fakhry
Sikap menyesal merupakan koreksi terhadap tindakan di masa lalu. Apakah pernikahan itu tempo hari sesuatu yg harus, tidak terelakkan? Karena bukan suatu keterpaksaan, Manohara sebenarnya punya pilihan, dan dia telah memilih (atas anjuran skondan utama), maka dia pun harus menanggung segala akibatnya. Cuma melihat lagak ibunya di depan kamera tv, timbul kesan penderitaan anaknya itu dijadikan barang dagangan utk kepentingannya sendiri. Tidak ada tampak duka nestapa tercermin di raut wajanya. Senyum di bibirnya diatur sedemikian rupa agar dia tampak cantik dan menarik. Kalau dlm acara peringatan hari ibu kita membayangkan sosok ibu seperti dia, ambruklah penghayatan kita tentang keluhuran seorang ibu. Ada yg bilang, kebanyakan persoalan dalam hidup kita hasil ciptaan kita sendiri. Memang demikian adanya. Jangan kau menyesal Manohara. Paras elok atau buruk muka masing-masing punya untung-malangnya sendiri. Begitulah hukum besi kehidupan di dunia fana ini. Tidak seperti dalam dongeng dengan pangeran yang gagah dan baik budi. Kau telah mencicipinya. Kami juga telah mencicipi pahitnya empedu kehidupan, bukan di istana, tapi gubuk kami, yg bermimpi ttg ekonomi kerakyatan. sg
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Prabowo: Indonesia Diremehkan karena Miskin
Petuah orang tua di kampung saya begini: kalau hidupmu miskin, janganlah gampang tersinggung. Sudah hukum alam rupanya, orang miskin dianggap enteng, tidak hanya dlm hubungan antar manusia, juga dlm hubungan antar bangsa. Apa yg dikatakan Prabowo itu bukan hal baru, saya kira itu aksioma kehidupan. Queen Anne is dead Dosa siapa kalau alat-alat militer kita tua dan macet? Dosa siapa ketika dilakukan pembelian barang acap kali terjadi penggelembungan harga (mark up)? Berani bertaruh, Malaysia akan terus melakukan manuver militernya di Ambalat. Mau marah? How? Marah secara efektif memerlukan alat pendukung lho, alat penggentar. Kalau tidak, kita marah orang lain malah terpingkal-pingkal. Ikan lele berlagak jadi Moby Dick, kata pengamat. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/06/01/21150449/Prabowo.Indonesia.Diremehkan.karena.Miskin. JAKARTA, KOMPAS.com Calon wakil presiden Prabowo Subianto menilai sengketa kawasan perbatasan di Ambalat dengan Malaysia salah satunya terjadi lantaran kekuatan armada perang TNI tidak lagi ditakuti lantaran minimnya alokasi anggaran pertahanan yang mampu diberikan pemerintah. Minimnya alokasi anggaran berdampak kemudian pada kemampuan TNI menyediakan dan memelihara peralatan utama sistem persenjataan (alutsista) mereka. Padahal, upaya menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati yang tidak bisa ditawar. Pernyataan itu disampaikan Prabowo, Senin (1/6), seusai hadir dalam acara peringatan delapan windu hari lahir Pancasila di Hing Puri Fatmawati , yang juga kediaman putra bungsu Proklamator RI Ir Sukarno, Guruh Sukarno Putra. Saya minta kearifan dari para pemimpin kedua belah pihak, terutama Malaysia. Namun tetap persoalan kedaulatan dan keutuhan NKRI seharusnya menjadi harga mati. Saya berharap untuk masalah ini akan ada penyelesaian yang sebaik mungkin, ujar Prabowo. Lebih lanjut Prabowo mengingatkan, Indonesia memang sering dilecehkan oleh negara-negara lain, terutama sejumlah negara tetangga, lantaran posisi Indonesia yang secara ekonomi masuk dalam kategori lemah. Hal itu berdampak kemudian pada kemampuan pertahanannya. Menurut Prabowo, ada hubungan yang sangat erat antara sektor ekonomi dan pertahanan. Jika perekonomian suatu negara kuat maka pertahanannya pun dipastikan juga berada dalam kondisi kuat lantaran negara itu mampu mengadakan teknologi persenjataan yang dibutuhkan. Dengan begitu sangat urgent bagi Indonesia kembali memperkuat perekonomiannya. Sekarang ini ada banyak kekayaan kita yang tidak lagi kita kuasai. Akibatnya, banyak negara meremehkan karena Indonesia dianggap miskin dan tidak punya apa-apa. Tambah lagi kemarin banyak pesawat TNI kecelakaan, ujar Prabowo. DWA
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Ekonomi Kerakyatan
Kebetulan saya juga nonton acara di TVRI itu, kesan saya Prabowo belum sepenuhnya memahami konsep ekonomi rakyat, karena dalam kesempatan lain dia mengutamakan pertumbuhan ekonomi. Agaknya masih relevan tulisan Prof Mubyarto tahun 2004 ini : 'Tidak terlalu sulit bagi para Capres/Cawapres untuk mengkampanyekan program-program yang benar-benar dapat memberdayakan ekonomi rakyat asal pengertian ekonomi rakyat dipahami secara benar. Ekonomi rakyat adalah ekonominya wong cilik yang telah tergeser, terjepit, dan tersingkir, ketika pemerintah Orde Baru memprioritaskan kebijakan, strategi, dan program-programnya pada tujuan pertumbuhan ekonomi tinggi sekaligus dengan mengabaikan atau menunda pemerataannya. Kini dengan paradigma baru yang menomorsatukan pemerataan dan keadilan sesuai asas-asas ekonomi Pancasila, maka pemberdayaan ekonomi rakyat harus dijadikan kebijakan, strategi, dan program-program utama. Kami anjurkan para Capres/Cawapres tidak memilih menggunakan istilah “UKM” yang salah kaprah, dan lebih baik mengunakan istilah ekonomi rakyat yang setiap orang yang “tidak terpelajar” pun mengerti persis artinya, yang merupakan istilah dan konsep yang sudah dipakai Bung Karno dan Bung Hatta sejak zaman pergerakan kemerdekaan. http://www.ekonomirakyat.org/edisi_22/artikel_4.htm --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, P Giri Hatmoko masg...@... wrote: Beberapa waktu lalu, saya melihat sebuah Dialog yang mengupas tentang Ekonomi kerakyatan antara Prabowo Subianto dengan beberapa guru besar ekonomi dari FE UI, yang disiarkan oleh TVRI. Disitu ada narasumber, Prof Dr Sri Edi Swasono, seorang guru besar ekonomi dan tokoh koperasi yang pernah saya kenal tulisan-tulisannya. Apakah rekan2 anggota milis ini memiliki kontak emailnya, bagaimana kalau beliau kita undang ke milis ini untuk kita ajak diskusi tentang ekonomi kerakyatan tersebut ? Salam
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Ekonomi Kerakyatan
Pertumbuhan ekonomi 2 digit tapi tumbuhnya dinikmati rakyat, wah kalaulah hal itu mungkin...sungguh sebuah keajaiban. Angka pertumbuhan selalu menjadi target para ekonom noeliberal dan begitu juga anjuran Bank Dunia kemana-mana (plus liberalisasi). Bagi penganut mazhab ekonomi rakyat, bukan pertumbuhan yg jadi priroitas, menlainkan kualitas pertumbuhan yang mengarah untuk memantapkan demokrasi ekonomi. Revrisond Baswir dalam artikelnya menanggapi pidato pengukuhan Budiono sebagai guru besar ekonomi di UGM tahun 2007 menulis : Pertumbuhan yang berkualitas harus dilihat baik pada segi proses, keberlanjutan, maupun implikasinya terhadap kemandirian ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi yang tersebar, tidak akan bermanfaat jika bersifat teknokratis dan memperdalam cengkeraman neokolonialisme. (http://www.prakarsa-rakyat.org/artikel/fokus/artikel.php?aid=16091) Itulah pandangan penganut ekonomi rakyat. Tapi kalau Prabowo mengatakan akan menerapkan ekonomi rakyat tapi pd saat yg sama dia canangkan angka pertumbuhan 2 digit, saya kira itu kontradisi, ibarat orang yg mau hidup saleh, tapi dia juga ingin mereguk kenikmatan dunia. Atau, bisa juga Prabowo tidak punya konsep yg mantap ttg apa itu ekonomi rakyat dan apa itu noeliberal. Tulisan I Wibowo di harian Kompas Sabut 30 Mei 2009 Menjual Warga Negara, sangat bagus menguraikan betapa mengerikannya faham neoliberal itu. Banyak bangsa yg pecaya globalisasi tidak dapat dihindari, harus diterima. Mendiang Prof Mubyarto percaya kita bisa mensiasati globalisasi, dengan Ekonomi Pancasila, bukan dgn teori ekonomi neoklasik. Dengan cara kita sendiri. Persoalannya soal percaya (diri), mau percaya mashab yg mana. Hidup adalah soal pilihan, kata Arthur Miller. Mubyarto tetap konsisten sampai akhir hayatnya (sekalipun konsep Ekonomi Pancasila-nya mendapat gempuran dari pemerintahan Orba, istilah yg dia pakai ditenggelamkan, tapi Mubyarto tidak pernah surut dari apa yang sangat dia yakini. Dia memilih dengan teguh. Dia benar-benar orang meredeka). sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Haniwar Syarif hani...@... wrote: bukankah dua dua nya perlu pak pertumbuhan 2 digits tapi tumbuhnya di nikmati rakyat banyak ? gak salah dong HS
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Ekonomi Pancasila
Berkut cuplikan berita di harian Kompas (Senin, 10 November 2003, Makna Kebangsaan Direnungkan di Eropa http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0311/10/ln/660790.htm) tentang acara peringatan Hari Sumpah Pemuda yang diselenggarakan oleh PERKI (Persekutuan Kristen Indonesia) Eropa tanggal 24 Oktober 2003 di kota Tulln, Austria. Prof. Mubyarto menyampaikan makalah Ekonomi Pancasila Menggugat Kebudayaan Neo-Liberal. Mubyarto, Guru Besar Ekonomi UGM, yang baru saja memasuki masa pensiun juga diundang ke Wina untuk membacakan makalah yang disampaikannya di depan kongres kebudayaan di Bukittinggi seminggu sebelumnya. Ekonom yang sederhana ini menggarisbawahi keyakinannya bahwa bangsa Indonesia harus percaya pada kekuatan sendiri dan meninggalkan ketergantungan pada pinjaman/modal asing. Mubyarto yang sedang dirundung malang (karena merasa tidak dipercaya orang), sebenarnya tidak berdiri sendiri karena Kwik Kian Gie yang juga seorang ekonom berpendapat demikian pula. Dalam tulisannya Menggugat Budaya Neoliberal, Mubyarto mengkaji secara kritis perjalanan kebangkitan nasional Indonesia (sejak tahun 1879, kebangkitan Kartini hingga Orde Reformasi 1998) dari sudut pandang ekonomi. Periode paling lama (32 tahun) adalah Orde Baru, dicapai melalui kestabilan politik tanpa mengandalkan kekuatan sendiri. Yang terjadi adalah sikap over confidence, ditunjang banjirnya modal asing dan akibatnya adalah utang yang menumpuk. Akhirnya setelah setengah abad merdeka, rakyat Indonesia tetap saja terjajah (dijajah oleh ekonomi asing). Ini sudah diperingatkan oleh ahli ekonomi Ridlo Eisy (1990) bahwa …penjajahan tetap berlangsung sampai saat ini tetapi dalam bentuk yang lebih halus, meskipun daya hisapnya justru lebih hebat dan lebih sulit melawannya…. Bentuk paling umum adalah penjajahan ekonomi lewat cengkeraman perusahaan multinasional (MNC). Warisan sistem ekonomi penjajah dalam arti pengisapan terus berlangsung dalam periode Orde Baru. Daerah yang kaya sumber alamnya diisap oleh pemerintah pusat (Kalimantan Timur, Riau, Irian Jaya). Melalui indikator PDRB (per kapita) dan nilai pengeluaran konsumsi (per kapita) diketahui bahwa sebagian besar PDRB tidak dinikmati oleh penduduk (daerah) setempat. Misalnya, tahun 1996, 100 nilai PDRB dari Kaltim hanya 13 persen yang dinikmati penduduk setempat, sisanya yang 87 persen diisap oleh pemerintah pusat. Anehnya, waktu modal asing banyak yang lari dari RI (2000), dampaknya justru positif terhadap ekonomi daerah. Persentase pengisapan atas Kaltim menurun dari 87 persen menjadi 76 persen. Kesimpulan, tak benar bahwa banyaknya modal asing, termasuk pinjaman dari IMF, yang sebagian besar juga diselewengkan, akan menghasilkan manfaat bagi perekonomian rakyat. Semangat berdiri di atas kaki sendiri sudah dicanangkan oleh para mahasiswa Hindia-Belanda di Belanda dalam manifesto politik tahun 1925. Di situ mereka berikrar bahwa Pemerintah Hindia-Belanda sebaiknya tidak dipegang oleh orang Belanda; dalam perjuangan kemerdekaan, bangsa Hindia-Belanda tidak perlu bantuan siapa pun (swadaya); dan kemerdekaan yang dicita-citakan mustahil tanpa persatuan suku-suku bangsa yang ada. Mubyarto berkesimpulan, Indonesia sebaiknya meninggalkan paham ekonomi neoliberal yang jelas menguntungkan negara-negara industri maju saja. Ekonomi Pancasila-lah yang tepat untuk Indonesia. Melalui paham ekonomi kerakyatan berdasarkan asas gotong-royong dan melepaskan diri dari ketergantungan modal asing, kita kembali pada semangat UUD 45 yang dicetuskan oleh para pendiri NKRI. sg [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Final Liga Champions: MU vs Barcelona
Saya pendukung setia Liverpool, jadi dukung Barca. Ini tidak sama dgn analogi, karena istri sendiri sedang berhalangan sementara, lalu dukung istri tetangga dgn sementara pula. Ataupun, karena tidak sreg dgn calon yg didukung oleh partai sendiri, dukung capres dari partai lain. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, rzain rz...@... wrote: Aq fans ke22nya tetapi kali ini Barca yang lebih baik, kebalikan di Pilpres incunbent yang menang. --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, EKO KERTAJAYA id050_alt@ wrote: waah .sama dong mas...jagoin barcelona. jangan biasakan memilih incunbent :-]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Boediono Memang Penganut Neoliberal?
Saya kira menarik bila kita melihat isu ini secara substantif. Kweek menantang Pak Budiono secara terbuka utk berdebat. Kalau kita berapriori bhw Pak Budiono bukan penganut mashab neoliberalisme, maka segala serangan dari pihak lain kita anggap omong kosong. Sebaliknya, kalau kita berapriori bhw semua tuduhan itu benar, maka kita beranggapan semua sanggahan itu omong kosong. Sikap yg mana pun kita ambil kita tidak berpikir obyektif. Kwik sudah ajukan tantangan kepada Budiono utk naik ke atas gelanggan utk melakukakn pi bu secara intlektual. Kalaulah tantangan itu dilayani oleh Pak Budiono, kita (rayat) akan mendapat pelajaran yg sangat berharga, daripada sekedar melontarkan tuduhan-tudah normatif, kita tidak akan dpt apa. Kweek punya alasan mengapa dia menganggap Pak Budiono penganut mashab neoliberlaisme. Pak Budiono juga punya argumentasinya sendiri bahwa beliau bukan penganut mashab itu. Siapa yg benar? Apa indikatornya? Karena Pak Budiono sekarang sudah menjadi figur politik, tantangan Kweek itu pasti dihitung untung ruginya. Itu yg membuat harapan itu tidak akan terwujud. Saya kutipkan tantangan Kwik dari situs KB Antara di bawah ini. sg http://www.antara.co.id/en/arc/2009/5/23/kwik-challenges-boediono-for-debate-on-neo-liberalism/ Kwik challenges Boediono for debate on neo-liberalism Jakarta (ANTARA News) - Kwik Gian Gie, a former chief economic minister, has challenged vice presidential candidate Boediono to hold a debate on neo-liberalism and its practice in Indonesia to prove the latter`s real predispositions as an economist. I challenge Boediono and other members of the Berkeley mafia to hold a debate about it (neo-liberalism) because I am quite convinced Boediono is in a position where he hates the state`s role in the market, Kwik said in a public discussion themed Self-reliant Economy versus Neo-liberal Economy here Friday. He said he had a lot of proof that Boediono, former economic affairs coordinating minister in President Susilo Bambang Yudhoyono`s cabinet and later Bank Indonesia governor, was a strong advocate of the free market and against any form of state intervention. Therefore, he said, he very much doubted the sincerity of Boediono`s recent statement that the market needed to be regulated by the state and Indonesia must be freed from IMF and World Bank intervention. In Kwik`s view, Boediono`s appointment as Susilo Bambang Yudhoyono`s running mate in the upcoming presidential election was all the more proof that the present administration was far from committed to achieving economic self-reliance, and that this would remain so if the Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono pair won the election. Kwik was coordinating minister for economic affairs in the Megawati Soekarnoputri administration from 2001 to 2004. (*) [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Hentikan Perdebatan Soal Teori Darwin !
Anda sendiri bertingkah spt paus dgn mengatasnamakan sains!, memandang sejarah dengan geram, dengan keyakinan yg dogmatis, berdasarkan sikap yg dari sononya sudah miring terhadap segala sesuatu yg berkaitan dengan otoritas Paus (soal itu urusan pribadi anda sih). Sebelumnya dlm topik pernyataan Paus ttg homoseks bbrp waktu lalu sikap anda juga spt itu. Soal pandangan orang lain, ah itu saya kutip karena saya merasa pendapat tsb sbg informasi tambahan sbg bahan pertimbangan. Saya tidak bersembunyi di belakang punggung orang lain bung, tidak bung, apalagi sekedar berdiskusi di forum ini (saya bukan guru atau dosen, tidak siapa-siapa), jadi tidak ada reputasi yg jadi taruhan. Selama ini banyak orang yg menggambarkan Galileo sebagai pihak yg lemah. Gara-gara mempertahankan pendapatnya yg bertentangan dgn pandangan gereja maka dia ditindas oleh otoritas gereja Katholik. Padahal bbrp pakar berpendapat bhw pd awalnya Paus bersimpati dgn temuan-temuan Galileo. Tapi karena sikap Galileo yg arogan dan ngoceh kesana kemari soal Alkitab utk mendukung temuannya itu, terjadilah peristiwa yg sudah kita ketahui bersama bagaimana akhirnya. Pd masa itu kekuasan Paus/gereja Katholik memang sangat besar shg ketersinggungan gereja menjadi masalah yg serius (harap jangan diberikan penilian yg besifat normatif thdp kuatnya otoritas Gereja Katholik pada masa itu. Bila tidak, anda akan memandang sejarah dengan sikap geram dan nafas yg mendengus-dengus karena emosi). Mudah-mudahan tulisan ini tdk anda kritisi pula spt menguji sebuah karya ilmiah...! He he he.. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, manneke budiman hepaest...@... wrote: Enggaklah Bung, Anda tak cuma sekadar memberikan informasi lain atau hanya mengutip pandangan orang. Ada opini Anda yang sangat jelas kok di situ. Jangan sembunyilah di belakang punggung orang lain untuk pendapat pribadi yang Anda lontarkan sendiri. Kutipan dan info dari smber lain itu kan cuma Anda pakai untuk mendukung opini pribadi Anda. � Tidak ada buku yang tidak ada gunanya. Tapi kegunaan terbesar sebuah buku tidak terletak pada keempukannya untuk bisa ditelan bulat- bulat, melainkan terletak pada kemampuannya untuk membangkitkan daya kritis pembacanya. Ini mungkin beda antara cara Anda dan cara saya melihat buku. � Tidak ada kemungkinan lain yang saya tolak kecuali kemungkinan ngawur yang tak masuk akal dan yang sudah menganggap dirinya final, bukan lagi sebagai sebuah kemungkinan. � Saya terima kok kemungkinan bahwa Galileo arogan. Apakah ada tertulis di posting saya bahwa saya membantah itu? Tapi, pada saat yang sama saya juga menerima kemungkinan bahwa Paus pun arogan. Makanya saya bilang, ketika dua orang arogan berhadapan, maka yang jahat adalah yang memakai kekuasaan yang dimilikinya untuk membungkam rivalnya. Faktanya, yang melakukan hal itu adalah Paus, bukan Galileo. Anda mau nggak menerima kemungkinan ini? � Udah ngerti belum sekarang? � manneke
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Hentikan Perdebatan Soal Teori Darwin !
Archbishop Canterbury pd tahun 1921 bertanya kepada Albert Enstein ttg padangannya apakah teori relativitas akan mempunyai dampak terhadap teologi. Enstein menjawab, Tidak ada. Karena teori relativitas relatif murni ilmu pengetahuan dan tidak ada kaitannya dengan agama. Galileo tidak memberikan jawaban seperti itu kepada Paus Urban VIII. Melainkan dengan sikap yg arogan dia bersikeras bahwa hanya ilmu pengetahuan yang dapat memberikan kebenaran tentang alam semesta. Sekalipun dia bukan seorang teolog dia mulai melibatkan diri dengan teolgia dgn menggunakan ayat-ayat Alkitab untuk mendukung pandangannya. Menurut Wade Rowland dalam bukunya Galileo's Mistake: A New Look at the Epic Confrontation between Galileo and the Church mengatakan : Galileo was an arrogant insistence that science, mathematics, and the empirical precepts of the scientific method are the sole means of understanding the universe and knowing the truth. Sejalan dengan itu Dr. Francis Collins, Director, National Human Genome Research Institute, penulis buku The Language of God: A Scientist Presents Evidence for Belief dalam sebuah wawancara mengatakan , The story of Galileo is an interesting one. But I think it might be fair to say that Galileo's greatest mistake was being a bit arrogant in the way he presented his own views and insulting the pope who, prior to that, had been fairly sympathetic with Galileo's conclusions. Basically the pope couldn't let Galileo get away with this kind of insult. sg SEPUTAR KASUS GALILEO GALILEI (RELASI ANTARA SAINS DAN AGAMA) Galileo Galilei memang pernah divonis oleh suatu dewan tinggi agama Gereja Roma karena berpijak pada pengamatan2 nya lewat teleskop yang pada waktu itu masih langka. Galileo mengajukan tesis bahwa bukan matahari yang bergerak mengitari bumi yang diam, melainkan bumilah yang mengitari matahari yang diam. Ia memperteguh teori Copernicus yg lebih dulu menulis gerak planet2 mengitari matahari. Perdebatan panjang yang berakhir dengan pengucilan Galileo (dipenjara). Namun yang merisaukan saya adalah banyak sekali penyelewengan kebenaran historis, maupun salah kaprah dari segi ilmu pengetahuan itu sendiri diseputar kasus Galileo ini. Oleh karena itu saya ingin membagikan kerisauan saya tentang 2 hal dalam kasus Galileo ini, yang pertama adalah mengenai manipulasi kebenaran historis tentang hukuman mati bagi Galileo, dan yang kedua adalah tentang teori Heliosentris Galileo. Dalam hal yang pertama, ada beberapa artikel yang tidak setia pada kebenaran historis tentang kasus ini menulis: Galileo dihukum mati oleh pengadilan Gereja th 1663 (Majalah Forum, th V, 18 Okt 1996). Padahal Galileo tak pernah dijatuhi hukuman mati oleh siapapun. Juga Jakarta Post, 12 Januari 1997 menulis: Galileo was stretched on the rack (artikel berjudul The Ancient Battle between science and religion dan diambil dari harian the Guardian). Padahal Galileo tak pernah disiksa oleh siapapun. Yang lebih dramatis adalah salah satu artikel yang ditulis oleh seorang The Re-Educator Mind Navigator dalam artikel Becoming a Money Magnet ada alinea yang berbunyi: Hmm, sesuatu yang tampaknya melawan arus bukan berarti salah, kan ? Ingat kasusnya Galileo? Galileo adalah orang yang berani berkata bahwa matahari adalah pusat tata surya padahal main- stream saat itu menyatakan bahwa bumi sebagai pusat tata surya. Ia bahkan sampai dihukum mati, dengan dibakar hidup-hidup, karena dianggap sesat dan tidak mau menarik pernyataannya. Sedangkan suara sejarah yang resmi menyebutkan Sesudah proses pengadilan (1633) Galileo dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Tetapi, Galileo's sentence was then commuted to move back to his country estate near Florence, where he resumed his writing. His Discourses Concerning Two New Sciences, regarded by many as his greatest scientific contribution, was published in 1638 (The Encyclopedia of Religion, Vol 5, NY: Macmillan Publishing Company, and London: Collier Macmillan Publishers, 1987; Article Galileo Galilei, hlm. 465-467). ...Dalam hal yg kedua, teori Galileo maupun semua teori fisika lainnya valid sebelum ada yang mematahkan. Namun sejak Albert Einstein meyakinkan civitas para cendekiawan tentang betapa relatifnya ruang dan waktu, ternyata Galileo pun salah. Inilah yang belum disadari oleh para pendukung Galileo walaupun usia teori relativitas Einstein sudah lebih dari 100 tahun! Bergerak dan tak bergerak dalam pandangan ilmiah ruang-waktu sejak Einstein sudah sangat relative, sangat canggih perhitungannya, tidak sesederhana yang dihayati spontan indrawi oleh kita kaum awam. Untuk memahami penyederhanaan teori ini, pertama-tama kita sebaiknya mengerti dulu apa yang dimaksud dengan gerak dalam ilmu fisika. Jika kita menyatakan suatu benda bergerak, maka ada benda yang kedudukannya berubah relatif terhadap benda lain. Misalnya, pedagang rokok dalam kereta api yang bergerak relatif terhadap kereta, kereta bergerak
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Hentikan Perdebatan Soal Teori Darwin !
Bukan soal membela yg tertindas bung, sekedar berikan informasi lain, utk melihat persoalan itu secara lebih luas. Saya hanya mengutip pandangan dari orang yg juga mendalami masalah pertentangan antara sains dgn agama. Dgn prinsip anda spt itu tampaknya penelitian orang lain spt buku Wade Rowland Gaileo's Mistake: A New Look at the Epic Confrontation between Galileo and the Church tidak ada gunanya... Sungguh anda memang orang yg berwawasan luas (tapi sangat menutup diri terhadap kemungkinan lain.) sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, manneke budiman hepaest...@... wrote: Lha? Bukankah Galileo seorang pastur? Juga Copernicus. Jadi ya pasti ngerti dong ayat-ayat kitab. � Galileo arogan, Paus bisa pake kekuasaan untuk membungkam. Kalo Paus yang arogan kaya gitu, Galileo bisa ngelawan pake apa? Dua orang arogan ketemu, yang kesalahannya lebih besar adalah yang pake kekuasaan untuk membungkam lawannya. � Jangan bela penguasa, tapi belalah yang ditindas oleh penguasa itu. Siapapun si penguasa dan si tertindas. � manneke
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Yudhoyono Dinilai Sudah Tak Nyaman dengan Kalla
Yang menarik Tjahjo Kumolo tertawa, meskipun spt diakuinya, tidak ada yang lucu. Tertawa tdk mesti karena ada hal yang lucu, ujarnya. Berarti cita rasa lawaknya memang kelas tinggi. Sama halnya dengan banyak orang, selalu tertawa melihat tingkah polah para politisi kita. Dunia politik di republik ini panggung pertunjukan black comedy. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/02/12/02060535/ yudhoyono.dinilai.sudah.tak.nyaman.dengan.kalla Jakarta, Kompas - Susilo Bambang Yudhoyono dinilai sudah merasa tidak nyaman berduet dengan Jusuf Kalla. Hal itu ditandai dengan tidak segera dipastikannya sedari awal bahwa duet ini akan terus dilanjutkan dalam Pemilu 2009. Atas dasar penilaian itu, Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengusulkan kepada Partai Golkar untuk segera mencarikan pasangan bagi Kalla guna menghadapi Pemilu 2009. â#65533;Kalau SBY merasa nyaman dengan JK, sudah dari sejak lama ditetapkan. Dengan SBY tidak sebut-sebut nama itu sudah tanda-tanda. Apa yang tidak dikatakan itu lebih kuat dari yang diucapkan,â#65533; papar Qodari, Rabu (11/2). Meski demikian, menurut Qodari, Kalla sebaiknya tidak diduetkan dengan Sutiyoso, seperti yang direncanakan Ketua Fraksi Partai Golkar Priyo Budi Santoso. Kalla justru lebih baik diduetkan dengan Sultan Hamengku Buwono X yang juga kader Golkar atau dengan ketua umum partai politik menengah, seperti Partai Keadilan Sejahtera, Partai Persatuan Pembangunan, atau Partai Kebangkitan Bangsa. Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono menyatakan, bagi Partai Golkar, tidak masalah sampai sekarang Yudhoyono belum memastikan Kalla sebagai calon wakil presiden pada Pemilu 2009. Agung Laksono juga menegaskan, pernyataan Priyo soal Kalla akan dipasangkan dengan Sutiyoso merupakan pernyataan perorangan, bukan sikap partai. Calon presiden dan calon wakil presiden dari Partai Golkar baru akan ditetapkan setelah pemilu legislatif. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar juga baru meminta pengurus partai di kabupaten, kota, dan provinsi untuk mengusulkan tujuh nama calon presiden untuk kemudian dilakukan survei dan setelah itu akan ditetapkan sebagai calon presiden dari Partai Golkar. Menanggapi munculnya keinginan Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso untuk menduetkan Kalla dengan Sutiyoso, Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum, dalam kesempatan terpisah, menegaskan bahwa wajar jika Golkar sebagai partai besar dan berpengalaman berpikir untuk mengajukan calon presiden atau calon wakil presiden. Ditertawakan Secara terpisah, walaupun mengaku tidak melihat ada satu hal pun yang lucu dalam konflik antara Partai Golkar dan Partai Demokrat, Ketua Fraksi PDI-P DPR Tjahjo Kumolo menilai kejadian itu membuatnya tertawa. Tjahjo menanggapi soal ketersinggungan Partai Golkar atas pernyataan Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Achmad Mubarok yang dinilai menghina dan meremehkan. â#65533;Saya melihat itu jadi tertawa. Tetapi, kalau ditanya lucunya di mana, menurut saya, kan tertawa itu tidak harus karena ada yang lucu, toh? Ha-ha-ha. Kejadian seperti itu sangat unik dan mungkin cuma terjadi di Indonesia. Sejumlah media massa bahkan menjadikannya berita utama hari ini,â#65533; ujar Tjahjo. Menanggapi sejumlah analisis yang menyebutkan adanya kemungkinan â#65533;pecah kongsiâ#65533; antara pasangan Yudhoyono dan Kalla dalam Pemilu 2009, Tjahjo menilai, kemungkinan seperti itu hanya diketahui dan bisa dijelaskan oleh keduanya. Menurut peneliti dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), J Kristiadi, jika Partai Golkar dan Partai Demokrat gagal mengelola persoalan yang muncul, hal itu dapat berdampak pada keberlangsungan koalisi mereka. Namun, di sisi lain, persoalan yang saat ini muncul di antara kedua partai itu, menurut Kristiadi, dapat menjadi sarana mengembangkan koalisi yang sudah ada. Menurut Kristiadi, kedua pemimpin partai tersebut selayaknya membangun dan mengembangkan politik kenegarawanan. Ia berharap kedua partai itu tidak tenggelam dalam konflik tersebut. â#65533;Jusuf Kalla maupun Susilo Bambang Yudhoyono sebaiknya segera meredam jajarannya untuk tidak lebih jauh masuk dalam persoalan itu,â#65533; katanya. Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Achmad Mubarok mengemukakan, dirinya tidak berpikir, berkata, dan berbuat seperti yang ditulis media dan ditanggapi Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla. Posisinya ini telah dipahami Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang di depan media menegurnya. â#65533;Biasa dalam politik seperti itu (politisasi pernyataan). Tidak mengapa saya digituin. Tidak jatuh mental. Pak SBY memahami siapa saya yang lurus dan lugu. Legowo saja saya,â#65533; ujarnya. Ketua Departemen Sumber Daya Manusia DPP Partai Demokrat Andi
[F-P-K] Re: LELUCON - Kekerasan Bukan Kegemaran Orang Batak: Mohon Maaf
Saya pribadi melihat cara pandang bung Wal Suparmo ini berpusat pada dirinya sendiri: menurut dia oke, pengalaman pribadi dia juga ok, maka ok pula pada siapapun. Begitu pula nada emailnya lewat japir kepada saya. Saya tdk merasa heran dia tdk mengatakan apa-apa. Apapun yg dia katakan sejauh ini ujung-ujungnya hanya utk menegaskan bhw lelucon dia sodorkan itu oke oke saja. No problem. Jika bagi orang lain itu masalah, itu masalah mereka, bukan masalah saya, beitu kira-kria alur pikirnya. Tidak ada niatannya utk menyakiti hati orang Sumut, kata anda. Baik. Bagi sementara orang, NIAT BAIK saja sudah oke. Sedangkan bagi orang lain, NIAT BAIK, dan DILAKUKAN DGN BAIK pula, barukah hasilnya juga BAIK. Niat baik semata tidak bisa menegasi hasilnya. Bung Wal Suparmo tdk merasa apa-apa, mengapa anda yg ambil inisiatif meminta maaf? Saya kira bukan perkara minta maaf. Bung Wal Suparmo sendiri tidak merasa ada masalah, kenapa anda melihatnya itu masalah? Soal memaafkan itu bukan urusan besar. Yg jadi soal, memaafkan orang yg tidak merasa bersalah itu agak aneh dan mengada-ada pulak. Biarlah bung Wal Suparmo jadi dirinya sendiri. Tidak perlu ditukangi. Saya pun berkesimpulan, begitulah bung Wal Suparmo orangnya. Saya tidak pernah berpretensi mau mengubah sikapnya. Itu hak pribadinya mau mengatakan apa dan bersikap bagaimana. Alur pikir seseorang tidak boleh kita tangani. Ya nggak? sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Berthy B Rahawarin brahawa...@... wrote: Dear All, Atas nama mas Wal Suparmo (meski tidak diberi kuasa), saya mohon maaf kepada Lae-Lae dan Ito-ito semuanya, atas LELUCON yang out of context itu. Saya turut bersedih karena situasi kekalutan dan kesedihan karena situasi di Prov. SUMUT. Tadinya, saya berharap keluar kata maaf dari mas Wal. Tapi, tampaknya ini tidak mudah untuk mas Wal, karena agak beda pandang saja. Hal yang kita hargai dari mas Wal adalah TIDAK ADA NIATAN untuk menyakiti hati teman2 dari Prov SUMUT. Sebagai Pertimbangan saja, cara berbahasa mas Wal: -- (Ini sikap mas Wal, terhadap acara Empat Mata): Salam, Tukul sudah kaya. Saya kasian kodoknya sebab dia juga mahkluk Tuhan yang berjiwa. Wasalam, Wal suparmo
Re: [F-P-K] Dubes Israel dilempar dgn sepatu di Swedia
Pabrik sepatu sejagad pasti girang kalau kebiasan spt itu mengglobal. Sebelum aksi pelemparan dilakukan, sebaiknya lebih dulu diolesin dgn kotoran ayam yg kena flu burung plus trasi secukupnya. Biar lebih afdol. Sekalipun luput toh aromanya cukup menggigit dan melahirkan persoalan tesendiri. Selamat mencoba (latihan dgn sasaran politisi yg bisa dibeli maupun hanya bisa disewa... boleh juga) sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Lasma siregar las032...@... wrote: Nampaknya lempar-lemparan sepatu telah ikut globalisasi dan bisa ngamuk dimana saja! Apakah akan jadi budaya dikalangan protester atau student yang hobby demo, kita lihat saja deh kisah selanjutnya! Waktu hari dan jam terakhir George W Bush dan family pergi dari White House, juga ada protester yang lempar sepatu ke halaman White House. Hampir semuanya sepasang sepatu (bukan hanya sebelah) dan kondisinya buat para pemulung (seperti kulo iki) aduhai.. Masih bagus dan kelihatan designer dan manufacture terkenal! Pierre Cardin, Christian Dior, Cibaduyut/West Java? Jelas sekali impian para pemulung di siang bolong. Sayangnya di Washington DC/USA bukan di Bandar Betawi :=)). Salam Las
[F-P-K] Re: Essay - Prabowo sebagai Bung Karno Kecil?
Ada yg bilang, sebagian politisi dapat dibeli, sebagian lagi hanya bisa disewa. Berasumsi dari tesis tsb, semua politisi pd dasarnya adalah bandit. Hanya saja ada yg bandit betulan, ada yg setengah bandit, ada pula yg kebanditannya masih terpendam, karena belum dpt kesempatan utk beraksi, atau, masih malu-malu, maklum pendatang baru. Diantara mereka tentu ada yg berbobot, ada yg begitu-begitu saja, ada pula sekedar ikut mantasin-mantasin pesta demokrasi saja, cari pengalaman. Ibarat aktor film, dari dulu sampai tua hanya dpt peran tidak penting dan tidak pernah menanjak (contoh barang, Henry Silva, dpt peran figuran dalam film Viva Zapata) Prabowo? Mungkin dia sudah banyak belajar. Otak ada, uang ada, dia punya modal utk bisa berhasil. Ocehan Permadi soal Soekarno kecil, mungkin lebih enak di telinga kalau dia sebut Soekarno kecil-kecilan -- mengindikasikan bahwa semua yg berbau Soekarno masih laku dijual. Akan ironis seandainya nanti orang lain yg lebih berhasil menjual Soekarno ketimbang keturunannya. Akhirul kata, kesan kita dunia politik di republik ini masih sebagai lahan cari makan yg menjanjikan ketimbang lahan utk menanam ide-ide utk memembangun masyarakat. Jangan heran, ketika mengalamai makanus interruptus ada yg dgn gigih membuka aib bekas teman-teman sesama bandit. sg [Non-text portions of this message have been removed]
[F-P-K] Re: JK: Jangan Anggap Remeh Partai Golkar
Kalau tidak ingin diremehkan, gampang, buktikan Golkar memang tidak bisa dianggap enteng. If you want to be respected, be respectable, kata orang sono, but first, you must respect yourselves. Sejarah partai kan cukup berliku-liku tempo hari. Ya nggak? He he he (maaf, saya tertawa dan geleng kepala beberapa pusingan..teringat seorang anggota umat manusia. He he he) sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: Laporan Wartawan Kompas Suhartono http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/02/09/2599/ jk.jangan.anggap.remeh.partai.golkar DEN HAAG, SENIN â Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, yang juga Wakil Presiden RI, Muhammad Jusuf Kalla, meminta agar tidak menganggap remeh Partai Golkar dalam Pemilu 2009. Orang yang meremehkan Partai Golkar hanya mendapat 2,5 persen dalam perolehan suara dalam Pemilu 2009 dinilai orang yang tidak tahu Partai Golkar dan tengah bermimpi buruk. Demikian disampaikan Kalla, saat ditanya pers, seusai bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Belanda Wouter Bos, yang juga Menteri Keuangan dan Menteri Luar Negeri Belanda Maxime Verhagen di Den Haag, Belanda, Senin (9/2). Jangan bermimpi (Golkar) hanya akan mendapatkan 2,5 persen suara dalam pemilu mendatang. Silakan saja yang bermimpi buruk. Yang (bilang) itu cuma seseorang yang tidak tahu hal-hal itu (Golkar), tandas Kalla. Sebelumnya, pers meminta komentar Wapres Kalla mengenai pernyataan Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Achmad Mubarok dalam Rapat Kerja Nasional Partai Demokrat di Jakarta, yang menyatakan Partai Demokrat belum menentukan calon Wakil Presiden yaitu Jusuf Kalla untuk calon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingat Partai Golkar diperkirakan hanya akan memperoleh suara sebanyak 2,5 persen. Partai Golkar juga belum mencalonkan siapa-siapa. Golkar tetap komitmen untuk calonnya sendiri. Dan, itu juga belum ditentukan (calonnya) karena waktunya belum tepat. Jadi, sama dengan Partai Demokrat, ujar Kalla. Kalla sendiri menyatakan optimismenya dengan kalkulasi perhitungan suara Pemilu 2009 Partai Golkar yang akan mendapatkan suara yang terbaik, yaitu 25 persen. Dengan bantuan publikasi yang baik, suara terbanyak, kerja keras ribuan kader Partai Golkar di banyak tempat, masa hasilnya cuma 2,5 persen. Jadi, saya kira jauh lebih besar, kata Kalla lagi. Menurut Kalla, kalau Partai Golkar mencapai 25 persen suara, maka Partai Golkar akan siap memajukan calonnya. Namun, itu pada waktunya, tambah Kalla. HAR
[F-P-K] Re: LELUCON - Kekerasan Bukan Kegemaran Orang Batak
Bung Wal Supramo, Lelucon menyangkut kelompok satu etnis bila dilontarkan dgn teman- teman akrab jelas tidak ada masalah. Saling ngeledek dgn membalas lelucon dari suku si teman itu biasa terjadi dari waktu ke waktu. Bila teman saya orang Jawa bikin lelucon ttg orang Batak, kontan saya balas dgn cerita seekor monyet yg bertapa di hutan yg pengen jadi manusia. Bila cerita itu saya lontarkan di milis ini, boleh jadi - sekali lagi, boleh jadi ada orang Jawa di milis ini yg merasa kelompok etnisnya direndahkan. Gurauan semacam itu bila dilontarkan di forum ini dapat saja nuansanya gagal ditangkap oleh kelompok etnis yg merasa jadi bahan lelucon itu. Hanya sebagian saja anggota FPK saling kenal, dan selera humornya pasti beraneka ragam. Satu hal tentang orang Batak yg tidak dapat dipungkiri adalah sifatnya yg ekspresif, dalam hal apa saja. Mudah dibaca. Termasuk terhadap lelucon yg dirasa tidak lucu sama sekali, dan dianggap ngeledek. Kalau pihak lain merasa tersinggung jangan pula kiranya anda justru mempersoalkan sikap itu, Lho koq serius amat!. Jadi yg keliru sikap orang lain yg serius? Kalau orang lain merasa tersinggung apakah keteringgungan itu tidak pada tempatnya? Jangan reaksi itu yg dipermasalahkan. Jangan mencoba menangani pikiran dan perasaan orang lain. Dalam hal ini alur pikir kita jelas bersebarangan. Everything is funny as long as it is happening to somebody else, kata orang sono. Begitulah nampaknya. Efek sebuah lelucon ditentukan oleh tempat (forum), konteks dan suasana bathin pendengar. Apalagi berkaitan dgn lelucon yg kental dgn prasangka sosial. Di situ saya kira letak persoalannya. Semoga tanggapan ini berfaedah sikit. sg --- On Mon, 2/9/09, Wal Suparmo wal.supa...@yahoo.com wrote: From: Wal Suparmo wal.supa...@yahoo.com Subject: Bls: [F-P-K] Re: LELUCON - Kekerasan Bukan Kegemaran Orang Batak To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Cc: simson gintings uncleiting2...@yahoo.com, ma_marpa...@yahoo.co.id halimh...@yahoo.com Date: Monday, February 9, 2009, 2:39 AM simson Salam, Namanya saja LELUCON. Mau dengar lelucon tentang orang Jawa,Sunda,Menado atau Ambon? Atau orang asing Yahudi,Jerman,Jepang, Rusia dsb? Kok serius betul menanggapinya hal yang tidak benar . Wsalam, Wal Suparmo
[F-P-K] Re: LELUCON - Kekerasan Bukan Kegemaran Orang Batak
Berbicara ttg 'nation charachter building' adalah menarik pendapat mendiang Subadyo Sastrosatomo (seorang tokoh PSI): Soeharto telah mengambil roh bangsa Indonesia. Cukup beralasan. Lebih 30 tahun Orde Baru berkuasa, karakter bangsa yang macam apa yang terbentuk? Malas kita bicara. Dari sudut 'nation charachter building' kita ini bak salah asuhan. Berapa lama waktu dibutuhkan utk membentuk karakter bangsa? Kapan muncul pemimpin yg manakala berkata A, seluruh rakyat mengatakan A? Mari kita saksikan satu contoh yg kasat mata. Lewat iklan politik dikataka harga BBM turun tiga kali sebagai kebijakan dari si polan. Padahal harga BBM turun karena harga minyak di pasaran dunia anjlok. Justru kalau nggak turun itu aneh dan gila. Rakyat dianggap bodoh. Kalau pemimpin kita sendiri berasumsi rakyatnya bodoh apalagi oleh bangsa lain. Apakah sudah terbukti kekhawatiran seorang pemimpin bangsa beberapa puluh tahun silam jangan sampai kita menjadi bangsa kuli? Kalau jawabannya ya, mohon jangan diucapkan. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, w.kasman1 wkasm...@... wrote: Saya juga menganggap lelucon ini tidak lucu, dan benar-benar tidak sanggup untuk mengungkapkan atau mengatakannya. Tapi, memang ada satu hal yang sangat menyakitkan. Setelah selama 60 tahun merdeka, yang namanya 'nation charachter building' ini tidak pernah jelas. Perilaku politik tidak menjurus ke arah yang lebih baik, perilaku dalam pergaulan juga tidak mengarah pada sikap santun bangsa. Kasus meninggalnya Abdul Azis Angkat, mudah-mudahan membawa kesadaran baru bagi bangsa kita terhadap perlunya perilaku dan nilai-nilai kebersamaan yang lebih baik. WK --- On Sat, 2/7/09, Wal Suparmo wal.supa...@... wrote: From: Wal Suparmo wal.supa...@... Subject: [F-P-K] Re: Kekerasan Bukan Kegemaran Orang Batak To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Saturday, February 7, 2009, 5:31 PM Salam, Karena itu ada lelucon tentang orang Batak: SATU orang Batak main gitar DUA orang Batak main catur TIGA orang Batak...merampok. .. Wasalam, Wal Suparmo
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Alumni ITB Pertanyakan Pemberian Doktor Kehormatan SBY
Setiap mendengar blue energy selalu membuatku terkenang kepada sebuah lagu lama, Blue Moon - yg menjadi musik pengiring iklan kondom di tv : blue moon you saw me standing alone without a dream in my heart without a love of my own blue energy i saw you being bengong alone wih, ndak cocok.! -sg- --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Kartono Mohamad kmj...@... wrote: SBY layak dpt gelar HC dari ITB karena berkat inisiatifnya maka Blue Technology nya Djoko jadi terkenal. Nanti dpt lagi dari IPB karena dia ikut merestui penanaman padi super yg disambut rakyat Purworejo dengan meriah. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Hukum Para Perusuh
Setuju, penegakan hukum harus dilakukan secara tegas. Begitulah seharusnya. Jangan setelah jatuh korban baru kita teriak, Tindak tegas dong!. Katanya dilakukan jeda (moratorium) pemekaran daerah, PP 129/2000 tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan Daerah sudah diganti dengan PP 78/2007. Tapi yg sudah terlanjur berproses di DPR sebelum PP itu keluar tetap saja jalan. Kalau ada yg tidur selagi berpidato, karena tersinggung, barulah bisa tegas. Lewat takaran malah marahnya. Penegakan hukum harus tegas, sudah seharusnya begitu, terlepas dari ada jatuh korban atau tidak. Kalau tdk, spt kita saksikan selama ini, penegakan hukum kita tetap memble. Pingin tahu juga, dalam hal apa kira-kira pemerintah dgn seluruh jajarannya bisa tegas? Kayaknya masyarakat bukan masyarakat yg tegas, kecuali dlm hal-hal yg destruktif, ngamuk misalnya. Atau, dalam hal berebut sesuatu yg gratis atau murah. Rela menyabung nyawa. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/02/05/00375013/ hukum.para.perusuh Jakarta, Kompas - Aksi demonstrasi anarkis di Medan, Sumatera Utara, yang berujung pada kematian Ketua DPRD Sumut Abdul Azis Angkat, Selasa (3/2) lalu, mengundang keprihatinan mendalam. Pemerintah didesak bertindak tuntas dan ekstrakeras terhadap para pelaku serta siapa pun yang terbukti terlibat. Rektor Universitas Paramadina Anies R Baswedan,Rabu (4/2), menegaskan, tindakan ekstrakeras bertujuan membangun efek jera bagi siapa saja. Dengan demikian, siapa pun yang berniat memaksakan kehendak dengan melakukan kekerasan, dengan alasan apa pun, harus berpikir berkali-kali sebelum berbuat. â#65533;Kasus macam ini tidak bisa ditoleransi. Tindakan ekstrakeras harus dilakukan. Kasusnya pun harus tuntas. Hal itu tidak hanya untuk menjamin adanya jaminan keadilan, tetapi juga untuk memberi pesan yang jelas, zero tolerance bagi berbagai bentuk kekerasan dalam politik,â#65533; ujar Anies. Anies mengingatkan, toleransi nol macam itu harus dilakukan jika Indonesia tak ingin bernasib serupa dengan sejumlah negara demokrasi lain, yang kerap akrab dengan berbagai macam aksi kekerasan, seperti India, Pakistan, Banglades, dan Filipina. Selain secara hukum, tindakan ekstrakeras juga dapat ditempuh dengan membatalkan seluruh gagasan atau agenda yang diusung para pelaku kekerasan. Dalam kasus Medan. berarti agenda pembentukan Provinsi Tapanuli. â#65533;Jadi orang akan takut, kalau mau mengusung agenda tertentu, mereka akan melakukannya secara damai. Letâs do it peacefully. Begitu Anda lakukan kekerasan, keluar saja sana,â#65533; katanya. Dalam kesempatan sama, Wakil Ketua MPR AM Fatwa menilai peristiwa tragis yang terjadi di Medan sebagai bentuk kebablasan dan emosional walau sebenarnya aturan perundang-undangan tentang pembentukan daerah seperti itu sudah diatur. â#65533;Aksi kekerasan tidak boleh ditoleransi. Masyarakat juga jangan mengutamakan ego daerah masing-masing. Aturan dan prosesnya kan sudah ada dan jelas. Kenapa memaksa dengan kekerasan? Selain itu, apa momennya tepat (minta pemekaran)? Nantilah setelah Pemilihan Umum 2009. Kenapa harus sekarang juga?â#65533; ujar Fatwa menyesalkan. Budaya Timur Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Anas Urbaningrum menilai kasus meninggalnya Ketua DPRD Sumut bukan sekadar syahwat pemekaran, tetapi juga ekspresi politik demokrasi yang terlalu kasar dan tak terkontrol etika. â#65533;Demi kepentingan pemekaran, emosi dan keinginan massa disulut dan dimanipulasi oleh kepentingan elite atas tersedianya jabatan-jabatan lokal,â#65533; tuturnya. Sebelum kekerasan dan korban semakin mewarnai perjalanan demokrasi di Indonesia, sangat penting ditanamkan kesadaran berdemokrasi dalam konteks budaya Timur, yakni kesantunan, fatsun, etika, dan anti pemaksaaan kehendak. (DWA/SUT)
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Usai Didemo, Ketua DPRD Sumut Meninggal
Melihat langgam permainan politik kita dewasa ini, terutama menjelang pemilu, kondisi kesehatan para politisi kita perlu tetap prima. Selain itu harus pandai pula menjaga emosi agar tetap terkendali sekalipun diyoyokan dlm irama yg kencang. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, laesem m14...@... wrote: Tewasnya ketua DPRD Sumut bukan sebagai korban, tetapi sebagai akibat dari pertikaian politik yang rakus. Justru para mahasiswa, pendemo, dan polisi telah menjadi korban ulah politikus. jelas disini terjadi perebutan kekuasaan atas suatu daerah. Yang mereka perebutkan adalah kekuasaan semata dan tujuannya adalah uang dan korupsi. Para pendemo itu tidak akan menikmati secuilpun hasil daripada kekuasaan itu. Pemekaran daerah atau tidak, tidak ada dampak ataupun manfaatnya bagi masyarakat. Contoh nyata di Jatim. Dimana terjadi pertikaian antara calon gubernur, hingga hampir 1 tahun Jatim tidak ada gubernur. Dampaknya bagi masyarakat apa? tidak ada. Kehidupan berjalan normal. Artinya, ada atau tidak ada gubernur/kepala daerah dsbnya tidak mempengaruhi kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu saya himbau JANGAN KORBANKAN KAPOLDA. Jatuhnya korban jiwa adalah akibat ulah sendiri yang haus kekuasaan.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Presiden: Ada Isu Asal Bukan Capres S
Memang sulit membedakan apakah seorang pejabat negara berbicara dlm kapasitasnya sbg presiden (kepala negara dan kepala pemerintahan) atau sebagai capres. Karena acara itu berlangsung di Istana Negara tentu beliau berbicara dlm kapasitasnya sbg presiden. Kalau begitu, pertannya, berkaitan dgn soal isu ABS itu, apakah pantas dikemukakan oleh presiden? Kalau sebagai capres, dari segi substansi, jelas wajar. Tapi acara itu kan bukan forum kampanye capres? Kalau TNI AD benar-benar TNI adalah wajar bila mereka merasa tersinggung, paling tidak merasa tidak enak badan selama bbrp waktu. Semoga damai di bumi dan pemilu berjalan dgn tertib dan aman - kalaupun ada gesekan, yah secukupnya sajalah. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, uge basar ugeba...@... wrote: Adh, maaak, Pak Presiden jangan bahas issue donk, ga pantes. issue atau rumor ga penting buat seorang presiden. issue cuma diomongon di warung kopi atau tempat arisan.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Mengapa Wanita Lebih Kuat Dibanding Pria
Kalau dalam hal ditinggal pasangan hidup, memang wanita lebih tahan hidup sendiri (boleh dibilang tahan kesepian) dibanding pria. Banyak kita jumpai wanita dlm usia ryg elatif muda, anak-anaknya masih kecil, dia sanggup bertahan hidup menjanda, membesarkan anak-anaknya, sampai meninggal tetap menjanda. Menurut sebuah penelitian, faktor penyebab wanita sanggup menjalani hidup menjanda karena begitu bertemu (berkenalan)dgn wanita senasib, mereka langsung bisa sharing. Saling curhat. Lain halnya dgn pria yg menduda. Mereka tidak bisa sharing perasaan. Bisanya, mungkin sharing pengalaman...! atau tukar menukar informasi dimana ada yg bisa menggantikan mendiang istri (comparing notes). Karena tak tahan kesepian, pria langsung rasional banget : ngapain lagi awak setia sama mendiang istriku, toh dia sudah meninggal, dan tak mungkin hidup lagi. Seorang paman yg tdk tahan lama-lama mendudada, punya alasan yg pragmatis : Bukan apa-apa, kalau punggungku gatal di tengah malam, siapa kalian pikir yg bisa kuminta bantuannya menggaruknya? Entah punggung gatal itu dlm arti kiasan atau tidak, yg jelas orang pun mengangguk-angguk di warung kopi saat beliau berceramah soal duka nestapa hidup menduda. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: http://www.kompas.com/read/xml/2009/01/28/1531459/ mengapawanitalebihkuatdibandingpria Pria adalah mahluk yang lebih kuat, gigih, dan tahan banting bila dibandingkan dengan wanita. Paling tidak begitulah stereotip yang ada dalam benak banyak orang. Padahal faktanya di seluruh dunia wanita lebih mampu bertahan hidup daripada pria. Mengapa demikian? Banyak alasannya, termasuk di antaranya: - Bermain aman Pada usia muda, lebih banyak pria yang meninggal akibat kecelakaan dibanding wanita. Lebih banyak pria yang terbunuh atau bunuh diri dibandingkan wanita. Menurut para ahli, di usia muda remaja pria mengalami badai testoterone sehingga gejolak untuk melakukan hal- hal berbahaya dan memicu adrenalin lebih tinggi. - Terbiasa sakit Dibanding pria, wanita lebih sering merasakan sakit. Mereka juga lebih sensitif terhadap rasa sakit. Meski begitu, wanita mampu menangani rasa sakit itu dengan baik dan jarang mengeluh. Menurut studi, wanita mengalami sakit persedian 40 persen lebih banyak dibanding pria. Tapi hebatnya, rasa sakit yang dialami tak membuat aktivitas harian mereka terganggu. Mengurus rumah tangga dan bekerja tetap dilakukan seperti biasa. - Pengemudi yang baik Wanita terlanjur dicap sebagai pengemudi yang buruk, tapi nyatanya lebih banyak pria yang meninggal di jalan raya. Survei yang dilakukan oleh Quality Planning, perusahaan yang melakukan penyelidikan atas sebuah klaim asuransi, pria lebih sembrono saat mengemudi. Mereka juga menemukan bahwa pria kurang mematuhi rambu lalu lintas dan batas kecepatan. Pelanggaran-pelanggaran tersebut biasanya berakhir dengan kecelakaan. - Lebih sehat Biasanya wanita lebih peduli pada kesehatannya. Selain menjaga pola makan, mereka juga lebih rajin berolahraga, tidak merokok dan jarang yang menyukai alkohol. Tak heran bila usia harapan hidup wanita lebih tinggi. - Tahan kesepian Secara mental wanita juga lebih kuat dibanding pria. Diminta jungkir balik mencari nafkah untuk keluarga bukanlah hal berat untuk pria. Tapi begitu ditinggal pasangan yang meninggal, tak perlu menunggu lama bagi pria untuk mencari pengganti. Kebanyakan pria memang tak tahan kesepian. AN Sumber : Shine
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kusmayanto Kadiman: Tak Akan Kalah
Kata orang, keberhasilan sistem pendidikan di sebuah negara dipengaruhi oleh faktor keluarga dan lingkungan sosial (masyarakat). Kalau kita percaya kualitas pendidikan kita (bisa) tidak kalah dengan pendidikan di luar negeri, bahkan lebih maju, itu impian. Kalau hal itu diucapkan oleh para pejabat republik ini, itu retorika. Rasa-rasanya sistem pendidikan tdk hanya terkait dgn tersedianya tenaga pengajar yg hebat dan fasilitas yg lengkap. Perlu pula didukung oleh beberapa variabel lain. Adakah kebijakan di bidang pendidikan yang holistik sedang digarap oleh pemerintah guna meningkatan kualitas pendidikan nasional kita? Rasa percaya diri yg tinggi jelas penting, tapi tidak titik tentunya. sg Kusmayanto Kadiman kkadi...@... wrote: Terima kasih pak RnB, Kawan-kawan FPK, Kemarin saat imlek pesisir Anyer cerah sehingga astro-mania bisa menikmati kejadian langka ditanah air yaitu Gerhanan Matahari Cincin. Pagi ini Jakarta hujan ... Selamat merayakan Imlek dan kiong hie... Re UNPAD tak akan kalah Saya tidak keceplosan dengan heureuy sastra Sunda tersebut. Saya bersedia dan terpilih jadi ketua (terpilih) Dewan Penyantun UNPAD itu saya lakukan sepenuh hati. Saya yakin dengan keinginan kuat, niat membara dan kesungguhan pengelolaan maka UNPAD akan menduduki puncak anak tangga peringkat perguruan tinggi di tanah air ini bersama UI dan UGM. UNPAD memiliki semua bahan baku untuk menjadi perguruan tinggi terkemuka ditanah air, ke regional bahkan terus ke kelas dunia. Presiden Soekarno telah mengatakan hal tersebut pada saat pendirian UNPAD. Dengan prinsip: Think Big, Start Small, Move Fast Act Now maka saya bilang mulailah dengan hal yang UNPAD telah dan akan jadi juara, tentu sastra Sunda adalah titik awal yang tepat. Dengan menggali dan mengembangkan sastra Sunda maka UNPAD akan terdengar dan tampak bersinar. Sastra Sunda akan menjadi atraktor bagai para peneliti, mahasiswa sastra bukan hanya di Indonesia juga di dunia. Sekali lagi, ini titik awal bahkan akan menjadi lokomotif pengembangan UNPAD. Tentang profesor main angklung itu tidak lengkap ceritanya. Saat Rektor UNPAD memberi paparan tentang fakta dan profil UNPAD ditampilkan UNPAD membuat Rekor MURI dengan menampilkan ribuan warga kampus UNPAD bermain angklung pada satu saat yang sama. Tak terkecuali para profesor. Dalam paparan, saya memberi acungan jempul dalam upaya membangun citra ini sebagai salah satu wujud nyata bagaimana jika kekompakan semua warga kampus dan fokus maka rekor baru bisa dibangun. Bayangkan, sederet profesor dengan pakain kebesaran (toga) ikut memainkan ankglung bersama warga kampus lainnya. Kata kuncinya: Kompak dan Fokus. Bahkan di 2007, saat saya memenuhi undangan Senat UNPAD, saya sebelum menyampaikan paparan strategi riset: fakta, isu dan tatangan mengatakan sambil bertanya Koq hari ini tidak libur? Bukankah hari ini hari besar karena tadi malam seorang mahasiswi UNPAD terpilih menjadi Miss Indonesia 2007 namanya Disty yang tampil mempesona dengan pakaian panjang berwarna merah terang atau jika tidak libur mengapa tidak ada karangan bunga dan umbul-umbul yang menunjukkan betapa bangganya UNPAD?. Intinya: membangun citra Unpad yang hebat itu dapat ditempuh dalam beragam cara. Pepatah kuno mengatakan In any which way you can, just do it !. Tentu musti dengan cara yang elegan sesuai dengan nilai-nilai luhur yang intrinsik dalam kampus. Unpad hebring pokona ! KK
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Presiden Kata-kata
Peristiwa ini sekitar tahun 1989. Ketika menerima bingkisan dari seorang sahabatnya, seorang teman dalam surat balasannya menulis begini : Terima kasih atas kirimanmu. Memang ini hanya kata-kata saja, karena hanya itulah yang aku miliki. Aku tidak pernah kekurangan kata-kata. Setelah membaca tulisan anda Presiden Kata-Kata, saya lantas terkenang akan teman saya itu. Agaknya sudah sejak lama dia punya modal besar utk jadi seorang politisi ulung, bahkan utk jadi calon presiden pun layak : dia tidak pernah kekurangan kata-kata. Itu modal utama dan paling penting, bukan? sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Adhie Massardi massardisp...@... wrote: Presiden Kata-kata Oleh Adhie M Massardi APA bedanya presiden kata-kata dengan kata-kata presiden? Para penggiat dan penikmat sastra tentu bisa menjawabnya dengan tepat. Cuma karena komunitas sastra di negeri ini tetap minoritas, maka tugas saya menjelaskannya kepada kaum mayoritas yang lebih paham idiom-idiom politik. Presiden kata-kata dalam dunia sastra kita mengacu pada satu nama: Sutardji Calzoum Bachri. Sastrawan kelahiran Riau tempat bahasa Indonesia berasal ini sejak tahun 80-an menyatakan diri sebagai Presiden Penyair Republik Indonesia. Tak ada yang membantah. Tapi juga tidak ada yang berniat memakzulkannya. Maka hingga usia 67 sekarang ini, Sutardji tetap Presiden kata-kata. Ada dua hal yang membuat Sutardji dihormati. Dia pembaca puisi yang atraktif. Tapi yang paling monumental adalah kredo puisinya, konstitusi bagi sajak-sajaknya. Kata-kata bukanlah alat mengantarkan pengertian. Dia bukan seperti pipa yang menyalurkan air. Kata-kata adalah pengertian itu sendiri. Dia bebas, begitu kata Sutardji. Makanya, Kalau diumpamakan dengan kursi, kata adalah kursi itu sendiri dan bukan alat untuk duduk. Kalau diumpamakan dengan pisau, dia adalah pisau itu sendiri dan bukan alat untuk memotong atau menikam. Sutardji percaya, Bila kata dibebaskan, kreativitas pun dimungkinkan. Karena kata-kata bisa menciptakan dirinya sendiri, bermain dengan dirinya sendiri, dan menentukan kemauan dirinya sendiri. Begitulah pemahaman presiden kata-kata dalam konteks sastra. Penuh makna, filosofis. Bisa diperdebatkan berhari-hari. Dalam perspektif politik, presiden kata-kata hanya bisa ditafsirkan tunggal: presiden yang bisanya hanya berkata-kata. Titik. Sebaliknya, kata-kata presiden dalam khasanah sastra tak bisa dibahas panjang lebar. Tapi tafsiran politik kata-kata presiden maknanya bisa berbagai-bagai. Bisa melahirkan gelombang perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Misalnya, kata-kata presiden (Soekarno) berbunyi revolusi belum selesai, melahirkan gelombang politik perlawanan, kehidupan pun bergolak-golak. Ketika kata-kata presiden (Soeharto) berbunyi, yang mengeritik dirinya dan keluarga menghambat pembangunan dan anti- Pancasila, maka lahirlah kekuatan fasis yang bengis dalam menghadapi kelompok-kelompok kritis. Kata-kata presiden dalam konteks politik (kekuasaan) memang sering dimaknai oleh instrumen kekuasaan di bawahnya sebagai fatwa, sebagai perintah. Itulah sebabnya ketika kata-kata presiden (Yudhoyono) tentang rakyat yang menyampaikan pendapat pakai pengeras suara mengganggu Istana, polisi negara pun lekas bertindak. Paling menarik adalah kata-kata presiden tentang unjuk rasa yang disampaikan dalam forum Lemhanas di Istana Negara (22/09/08), dan sudah banyak juga diberitakan. Menggerakkan unjuk rasa bukan kejahatan. Membiayai unjuk rasa bukan kejahatan. Menjadi aktor intelektual unjuk rasa bukan kejahatan. Tidak boleh yang berkategori itu dianggap melawan hukum kemudian ditahan dan diproses secara hukum. Tetapi kalau kata unjuk rasa saya ganti dengan kekerasan, anarki Dst. Nah, di sinilah letak perbedaan kata-kata presiden dan presiden kata-kata itu. Presiden kata-kata Sutardji Calzoum Bachri ingin membebaskan kata-kata agar menemukan maknanya sendiri. Artinya, kata unjuk rasa ya biarkan tetap sebagai unjuk rasa. Jangan dong diganti-ganti sesuka hati. Lagi pula, apa kewenangan presiden mengganti kata-kata yang tumbuh di masyarakat, mengganti niat orang dengan niat versinya sendiri? Tapi instrumen kekuasaan sudah terlanjur mengikuti kata-kata presiden. Maka sudah saatnya Presiden Penyair Republik Indonesia Sutardji Calzoum Bachri bertindak: Bebaskan kata-kata ! [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Pesan Natal - Paus versus Ajaran Yesus
Kalau tak salah, filosofi mata ganti mata itu adalah filosofi nenek moyang bangsa Israel, bukan perintah Tuhan. Filosofi itu sampai sekarang dilaksanakan bangsa Israel secara murni dan konsekwen, maka suasana Timur Tengah panas terus. Satu tentara Israel mati, segera dia bayar kontan. Yesus menjungkirkan filosofi itu, dalam konteks itu pula, saya kira, kisah orang Samaria baik hati muncul. Mengatakan apa yg salah tidak berarti tidak lagi ada unsur kasih di situ. Mungkin anda pernah dengar atau baca kisah bagaimana Nabi Nathan yg secara langsung dan tanpa tedeng aling-aling mengungkapkan dosa Raja Daud mengambil Betseba, isteri panglimanya, Uria? Mengatakan kebenaran (menurut keyakinan gereja), dalam hal ini doktrin gereja Katolik, tidak berarti tidak ada lagi kasih di situ. Kalau tak khilaf, gereja berfungsi sebagai pengadilan sekaligus juga menjadi rumah sakit. Kedua fungsi itu dijalankan oleh gereja. Jangan lah pula ketika gereja menjalankan fungsinya sebagai pengadilan, menyatakan apa yg salah menurut iman yang diyakini (doktrin), kita bicara pula soal rumah sakit (kasih sayang dan perawatan). Gereja mempunyai organ-organ atau badan yg menjalankan kasih itu, baik yg memakai nama gereja maupun yg tidak. Apakah gereja tidak punya kekurangan? Gereja punya cara sendiri melakukan koreksi. Maaf, tidak ada maksud memberikan sermon di bukit di sini, cuma anda menyinggung soal filosofi mata-ganti-mata itu saya berikan tanggapan menurut penghayatan saya. Jelas saya bukan seorang teolog. Lebih banyak buku Khoo Ping Hoo yg saya bacara di masa muda saya (sok tua pula awak ini sikit). sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Y. B. Riyanto y.briya...@... wrote: Buns Simson, Sepemahaman saya, yang dimaksud Soe Tjen dengan kalimat Dengan perkataan ini, Yesus justru merevisi Kitab Taurat, ada hubungannya dengan konteks diatasnya, yakni tentang ajaran Kasih. Jadi bukan merevisi/mengkoreksi seluruhnya. Bukankah di Perjanjian Lama ada disebut, misalnya, tentang mata ganti mata? Inilah salah satu bentuk revisi Yesus tentang makna kasih. Dan kasih itu universal, ditujukan pada semua tanpa ada batasan pagar buatan manusia. riyanto Sent from my BlackBerry� powered by Sinyal Kuat INDOSAT
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Pesan Natal Paus
Ada yg bilang begini : manusia itu unik, tidak ada yg persis sama, antara saudara kembar sekalipun, perbedaan pasti ada. Tuhan sengaja menciptakan manusia seperti itu, dia menghargai orang perorang, karena itu manusia dibuat unik. Satu orang seperti saya, satu orang seperti anda, sudah cukup. Maka itu tidak diciptakan lebih dari satu, kata orang itu. Lalu kita berandai-andai kalau semua manusia di dunia ini seperti si A saja? - ada pula dgn terang-terangan menyebut Paus! Kebebasan berimajinasi tentu boleh. Tapi kalau imajinasi itu dikemukakan kepada orang banyak, orang pun jadi bertanya-tanya, kok dikumandangkan. Soal berandai-andai secara liar ini, seorang teman remaja di kota kelahiran saya, karena kesal, suatu hari bilang begini : kalau kalian berandai-andai janganlah tanggung-tanggung. Andaikan ingusku mengandung emas, pasti semua orang berebut, termasuk kau. Ya nggal? Ngaku sajalah. Itu kenangan masa remaja di kampung. Mungkin saja ada beranggapan argumentasi teman saya itu kampungan. Tapi tunggu dulu, di ibu kota republik ini, di tahun 2009 ini, andai-andai seperti itu masih saja bermunculan. Ternyata soal sikap kampungan ini tidak ada hubungannya dengan lokasi tempat tinggal,tapi alam pikir seseorang. Saya baru sadar sekarang. MERDEKA! Sekali merdeka tetap demikian. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadah...@... wrote: Kalo soal kejem. Sapapun, gak hetero gak homo gak mono, bisa berlaku kejem. Kalau dunia dipenuhi dengan orang2 spt Paus yang mau menyelamatkan dunia, ya selamat lah dunia dari perbuatan homoseks. Maka manusia akan bisa terus berkembang biak dan gak musnah. Tapi ini emang salah satu contoh yang ekstrim buanget. Soetjen ini suka bener membulak-balikkan pemikiran. Tapi emang udah trendnya sekarang dunia pake paradigma terbalik dalam berpikir. Sepertinya memang dah gak ada norma standar lagi. Masing2 boleh berpikir apa saja. Bahkan boleh berlaku apa saja. wassalam
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Pesan Natal Paus dan Homoseksual
Fakta adalah persepsi, kata orang. Penafsiran, hiduplah dalam penafasiran masing-masing. Semua agama, saya kira, melihat bagaimana posisi dan misi atau tanggung jawabnya di dunia ini. Apa Paus tidak boleh bicara soal umat manusia, karena menurut imannya semua adalah ciptaan Tuhan, Tuhan yg diyakininya. Apakah Paus tidak berhak mengatakan apa yg menjadi keyakinannya itu? Terlepas dari siapa yg hadir di situ, kalaupun ada, berarti mereka adalah tamu undangan (saya percaya mereka tamu terhormat), bukan pengecam tak berdasar. Pepatah mengatakan, matahari membuat es mencair, tapi matahari yg sama membuat tanah liat semakin mengeras. Seperti mencari-cari persoalan saja, semakin keras (ngotot). Sampai bicara normatif, itu tidak pantas diucapkan Paus, itu menyangkut umat manusia dlsb. Kalau ada yg merasa tdk mau termasuk dlm umat manusia, kenapa rupanya? Mau melepaskan keanggotan? Atau, menyebut umat manusia tidak boleh? Dilarang menyebut umat manusia tanpa seijin kami, karena termasuk anggota umat manusia? Saya gagal utk tidak tersenyum di dalam hati seraya menggelengkan kepala beberapa putaran. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, manneke budiman hepaest...@... wrote: Man dalam pidato Paus (yang dipakai berulang kali) itu merujuk pada mankind, bukan cuma para rohaniwan yang hadir dalam acara itu. Jadi jelas pesan itu bukan cuma untuk kalangan sendiri. Tak perlu memang Paus repot-repot pakai kata homoseksual secara eksplisit. Lha wong udah jelas dengan sendirinya kok maksudnya apa dari bond between man and woman. Artinya, kalo di luar itu yang homoseksual. Jadi, tak ada guna sembunyi di balik teknikalitas istilah, sebab jika Anda mampu membaca secara between the line tidak susah kok untuk menyimpulkan bahwa sasarannya homoseksualitas. Kalo orang lalu bilang: Paus menyerukan agar dunia diselamatkan dari homoseksual, itu karena orang mengambil gagasan utamanya. Sama kalau Anda baru keluar dari bisokop nonton filem james Bond dan ketemu kawan Anda yang nanya filemnya gimana, maka tentu Anda tak akan cerita dengan detil dan persis dengan pakai kata-kata yang diucapkan Bond, tapi mengambil main idea-nya untuk disampaikan ke kawan Anda itu. Vatikan juga tak membantah kok kalau topik bagian dari pidato Paus itu adalah tentang homoseksualitas. Mereka hanya klarifikasi bahwa Paus tidak bermaksud jelek terhadap kaum homo. manneke
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Pesan Paus: Selamatkan Umat Manusia dari Siapa?
Selamatkan kami dari posting sampah. Boleh juga nulis seperti ini ya. He he he he. Anda mengatakan bercermin dari Paus, dan saya katakan saya bercermin dari anda. Fair, toh? He he he... (Maafkan saya, akhir-akhir ini saya banyak terkekeh kekeh mengamati alur pikir antek-antek kaum homoseks di seluruh dunia. Isilah kerennya, kaum liberal). Saya tidak katakan mereka itu para pelaku seks menyimpang. Tidak, saya tidak mengatakannya. Tapi kaum liberal, itulah mereka itu, kaum liberal. Aneh ya, kaum homoseks menuntut hak-hak mereka, termasuk para pendukungnya yg memberikan sokongan moril dgn gigih dan gegap gempita. Itu tidak jadi soal. Yg jadi soal sikap mereka, kepada Paus, sepertinya Paus tidak boleh ngomong ttg hal-hal yg berkaitan dgn pandangan doktrin Gereja Katholik ttg homoseks (baik langsung maupun tidak langsung), yg nota bene hal itu dilakukan di negaranya sendiri, Tahta Suci Vatikan. Ajaib, bukan? Saya tidak katakan perlaku seks mereka sudah menyimpang apalagi alur pikirnya. Tidak, saya tidak katakan hal itu. Jangan diplintir tulisan ini. Please, mister please. wassalam. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, smarching smarch...@... wrote: Lina, Sebenarnya saya kan mau bercermin dari Paus. Dia kan yang memulai dengan: Selamatkan manusia dari homoseksual. Dan banyak orang bilang maksud Paus baik pada homoseksual. Lalu, kalau saya balik: Selamatkan Umat Manusia dari Paus. Nah, kenapa kok tiba-tiba ada tuduhan yang begitu miring? Soe Tjen Marching.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] RAGAM HOMOSEKS
.sesungguhnya homoseksualitas itu tidak hanya satu tipe atau satu macam saja. Sebab itu, kita tidak boleh bersikap hantam kromo atau gebyah uyah menyama-ratakannya. Ini penting sekali! Jenis pertama adalah, homoseksualitas sejak lahir. Sebagaimana Anda dan saya dilahirkan sebagai laki-laki atau perempuan, atau dilahirkan dengan rambut hitam atau pirang, demikianlah ada orang-orang yang dilahirkan sebagai homoseksual. Mereka tidak memilihnya. Mereka menjadi mereka, bukan karena sebab atau akibat apa pun juga. Homoseksualitas itu telah menjadi bagian dari dirinya, sejak semula. Sebab itu - sekali pun mau -- ia tak mampu mengubahnya. Tapi, lebih kompleks lagi, homoseksual jenis pertama ini, ternyata juga tidak cuma satu macam. Tidak cuma satu, karena reaksi yang bersangkutan terhadap keadaan dan keberadaannya itu, juga beraneka ragam. Ada yang menerima keadaannya ini dengan keperihan yang sangat. Mereka menyadari kelainan mereka dibandingkan dengan orang-orang lain. Dan ini membuat mereka sangat tertekan dan amat tidak berbahagia. Bagi orang-orang ini, setiap saat adalah pertempuran melawan diri sendiri. Setiap saat mereka berada di ajang perang, yang mereka tahu tak akan pernah mereka menangkan. Pada tipe inilah, kita berjumpa dengan orang-orang yang walau pada dasarnya homoseksual, tapi menolaknya dengan sekuat tenaga, yaitu dengan tidak mempraktikkannya. Meskipun sebagai konsekuensinya, mereka mesti melewati hari-hari mereka dengan kehancuran hati, dan digayuti rasa sepi. Kemudian, ada pula tipe yang lain, yaitu orang-orang yang menerima keadaan mereka sebagai sesuatu yang alamiah. Mereka tidak merasa bersalah atau merasa aneh dengan keadaannya. Sebab itu, juga tidak berusaha untuk menutup-nutupinya, apa lagi berusaha untuk mengubahnya. Sebaliknya, tidak jarang mereka malah berusaha membujuk orang lain, untuk bersedia menjadi seperti mereka. Atau dengan galaknya menuntut hak mereka: respek dan penerimaan dari masyarakat. DI SAMPING homoseksual sejak lahir, ada pula jenis lain. Jenis yang kedua inilah, yang acap menciptakan banyak masalah. Yaitu orang-orang yang tidak menjadi homoseksual sebab sudah ditentukan begitu, melainkan yang memilihnya dengan sengaja. Orang-orang ini mungkin sudah bosan dengan kehidupan normal, lalu mencari alternatif lain , yang bisa memberikan pengalaman lain. (Cuplikan dari tulisan mendiang Eka Darmaputera, Menyoal Homoseksual Secara Proporsional, dikutip dari http://www.glorianet.org/ ekadarmaputera/ekadhomo.html) sg
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Pesan Natal Paus dan Homoseksual
Ha ha ha, koq sewot. Secara etis Paus tidak boleh bicara seperti itu? Anda mau mengatur Paus? Lalu, apakah anda bertindak etis mengkritik Paus dgn cara seperti itu, mengatakan kaum homoseks tidak makan dari Paus? Siapa yg berhak mengatur apa yg harus diomongin Paus? Dunia ini macam- macam agama isinya itu benar. Lalu? Macam mana jalan pikiran anda ini. Apakah anda bersikukuh homoseks itu harus diperlakukan secara normal? Agama mana di muka bumi ini yg membenarkan homoseks atau perkawinan sejenis? Tolonglah saya, berikan informasi ala kadarnya saja. Saya sengaja menggunakan kata-kata yg kurang ramah selama ini sekedar membantu anda mengasah empati anda, barangkali dibutuhkan, bahwa dikritik dgn cara yg tidak arif tidak mengenakkan, termasuk mengkritik tokoh yg menjadi junjungan dari umat agama tertentu. Mohon ijin saya tertawa terkekeh kekeh beberapa jurus lamanya. Karena rupanya ada yg mau bertindak, setidaknya di alam pikiran, menjadi polisi etis atas apa yg patut diucapkan oleh seorang tokoh dunia dan apa pula yg tidak. Itu sih hak dia, dan menjadi hak orang lain pula utk geleng-geleng kepala beberapa pusingan... seperti yg saya lakukan sekarang. wassalam sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, manneke budiman hepaest...@... wrote: Tentu saja Paus boleh biacara apa saja yang dia mau dan tentang siapa saja yang dia mau bicarakan. Tapi, jika lalu akibat kata- katanya muncul reaksi keras dari kelompok orang yang dijadikan sasaran bicaranya, para pendukung pernyataan Paus jangan kebakaran jenggot juga dong. Paus itu pimpinan semilyar lebih umat Katolik sedunia, dan pada sata yang sama juga kepala negara Vatikan. Ia tak hanya pimpinan spiritual tapi juga pimpinan politik. Ia dan semilyar lebih umat Katolik boleh punya keyakinan pribadi sesuai dengan ajaran agamanya (meski dalam kasus homoseksual ini, masih perlu diperjelas dulu,ajaran yang mana sih yang dipakai dasar untuk mendiskriminasikan kaum homoseksual). Dan mereka pun secara moral boleh saja mengikat diri dengan keyakinan dan ajaran yang diyakininya. Tapi dari segi ETIS, Paus sebagai pimpinan politik dan kepala negara tidak pantas mengeluarkan seruan agar dunia diselamatkan dari homoseksualitas/transeksualitas. Dunia ini isinya bukan cuma orang Katolik. Ada Islam, ada atheis, ada gay, ada waria, dll. Dan tak semuanya adalah anak buah (atau domba) Paus. Jadi seruan paus yang skalanya dunia itu tak mengherankan jika bikin orang bereaksi keras. Kalau misalnya Ayatollah Ali Khameini di Iran berseru agar dunia diselamatkan dari orang Yahudi, pasti akan banyak reaksi keras juga berdatangan. Umat manusia itu tidak tunggal dan seragam, Bung. Tidak semua umat manusia sedunia SAMA dengan Anda, dan meyakini hal yang sama dengan yang Anda yakini. Di balik pertanyaan dn pernyataan Anda tentang umat manusia itu, tersembul asumsi pongah bahwa kalau yang namanya manusia, maka dia harus seperti Anda. Ini bukan soal siapa yang manusia dan siapa yang bukan manusia. Ini soal kemampuan menghormati perbedaan-perbedaan di antara manusia yang begitu majemuk itu. Hati-hati tersenyum sambil kepala berputar 360 derajat. nanti jika bibir Anda pindah ke ubun-ubun akibat putaran radikal itu, bisa-bisa Anda disangka bukan bagian dari 'umat manusia. Masih tersenyum? Semoga kini sudah berhenti senyum dan mulai mikir. manneke
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Pesan Natal Paus dan Homoseksual
Pesan Natal tgl 22 Desember 2008 itu jelas untuk kalangan sendiri� (umat Katholik), karena disampaikan oleh Paus dalam acara perayaan Natal untuk para karyawan Vatikan (Roman Curia) - pidato�Natal tahunan tgl 25 Desember disampaikan dari balkon Gereja St Petrus. �Kalau dampaknya ternyata luas itu persoalan lain. Berarti ucapan Paus memang berpengaruh�besar. Apakah�reaksi para�pengecam pidato itu yg ada di milis ini mempunyai dampak�membuat para homoseks dkk itu merasa terhibur sedikit,�itu pun soal lain pula.� � Paus membuka� amanatnya dengan sapaan Eminent Cardinals, Venerated brothers in the Episcopate and the Priesthood, dear brothers and sisters!� Sekali lagi, bukan untuk dunia. � Dlm sambutan itu tidak ada disebut tentang homoseksual, gay atau lesbian. Ini cuplikannya : � The tropical rain forests deserve our protection, yes, but man does not deserve it less as a Creature of the Spirit himself, in whom is inscribed a message that does not mean a contradiction of human freedom but its condition. � The great theologians of Scholasticism described matrimony - which is the lifelong bond between a man and a woman - as a sacrament of Creation, that the Creator himself instituted, and that Christ, without changing the message of Creation, welcomed in the story of his alliance with men. � Part of the announcement that the Church should bring to men is a testimonial for the Spirit Creator present in all of nature, but specially in the nature of man, who was created in the image of God. � Tapi kelompok homoseksual dan para pendukungnya di mana-mana, memprotes pidato itu.�Kalau ada orang tidak merasa terpengaruh dgn pidato Paus itu, tidak menghormati� Paus� sebagai pemimpin, mengapa mesti ambil pusing? Bersikap EGP kan bisa ya. Koq mau repot-repot sampai mengeluarkan pernyataan yg sinis. Ada orang yg berpikir begitu. � Kata jubir Vatican, Paus berbicara secara umum mengenai teori gender yg mengabaikan perbedaan yg sangat mendasar antara�pria dan wanita dlm penciptaan. Tapi pernyataan Paus ditafsirkan sebagai seruan untuk menyelamatkan dunia dari homoseksual. Banyak pula orang yg termakan, entah karena alasan apa, ikut heboh. � Asas perbedaan pendapat dihargai sekedar menyatakan bahwa��betapa tidak berbobotnya pun sebuah pendapat�seseorang, dia�berhak mengemukakannya. Itulah yg membuat saya berani mengeluarkan pendapat waktu itu (semacam otosugesti lah, he he he he.). � Menurut pandangan gereja�homoskesual itu anomali, bagi yg menentang menganggapnya tidak demikian. Biarlah masing-masing berjalan menurut cara hidup dan misi masing-masing. Much ado about nothing, judul sebuah filem. � � sg � � --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, manneke budiman hepaest...@... wrote: 1) Jika memang prinsipnya adalah menyampaikan kebenaran menurut Gereja Katolik, ngapain pada hebohketika Paus dikritik oleh berbagai kalangan karena ucapannya? Sampai yang ngaku bukan Katolikpun ikut repot :) Yang tak setuju kan boleh menyampaikan kebenaran menurut mereka, meski bertentangan dengan Paus, bukan? � 2) Para homoseksual itu juga tak minta makan sama Paus kok. Siapa pun tak punya hak moral untuk meluruskan jalan mereka, apalagi pakai kasih guidance segala. Dosa atau tidak dosa, itu adalah tanggung jawab mereka pribadi dengan Tuhannya. � 3) Pidato Paus jelas tidak ditujukan kepada orang Katolik yang homoseksual. Pidato itu ditujukan pada dunia, yang hendak diselamatkandari homoseksualitas. Jika diasumsikan orang Katolik tulen bebas homo, lalu siapa yang diposisikan sebagai ancaman bahaya itu? Jadi, siapa sesungguhnya yang mau digembalai atau diposisikan sebagai domba di sini? � 4) Nggak tau juga jadiapa dunia ini jika semuanya dibiarkan berlangsung alami. Wong belum pernah dites kok. Tapi yang jelas, jika semuanya dibiarkan alami, tak akan ada perusakan lingkungan secara masif oleh mahkluk yang namanya manusia beradab. Ini tak perlu spekulasi. Sudah jelas dari sononya. � 5) Suara moral perlu diperdengarkan. Setuju. Khususnya suara moral berkenaan dengan perilaku diri sendiri dan kelompok sendiri. Tapi kalau suara moral itu melakukan penghakiman terhadap orang lain di luar kelompok itu, masalahnya jadi ruwet. Kalau Paus bukan gay dan percaya bahwa orang Katolik tak akan jadi gay, dan bahwa yang gay berarti bukan Katolik, buat apa menyerukan agar menyelamatkan dunia dari homoseksualitas? � 6) Emang yang tak menghargai kebebasan berpendapat Anda siapa? Apa ini semacam pesan moral juga yang ditujukan buat orang lain tapi lupa berkaca pada diri sendiri? Kalau saja Paus menghargai kebebasan orang untuk memilih orientasi seksual yang terbaik bagi dirinya sendiri, tentu tak akan ada keributan seperti sekarang ini. Bukan begitu? � manneke
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Indonesia Mitra Strategis AS?
Menarik sekali pendapat Dian W. Logikanya, Indonesia menjadi strategis bukan karena terjadi perubahan kepala negara/pemerintahan di AS (baca: negeri orang)yg kebetulan Obama dgn masa kecilnya pernah tinggal beberapa waktu lamanya di Jakarta, melainkan Indonesia sendiri yg harus membuat dirinya menjadi strategis. Kalaulah Indonesia dianalogikan seorang gadis, dia harus sering mandi, bersolek, dan banyak membaca shg luas pengetahuannya. Dgn begitu pasti banyak pemuda yg meliriknya. Seandainya, (big IF) Obama mau menggunakan kartu masa kecilnya di Jakarta itu utk menggaet rasa simpati orang Indonesia, boleh jadi dia akan berhasil. Persoalannya, apa yg diharapkan atau diincar AS dari atau utk dilakukan Indonesia bagi kepentingan AS? Sebaliknya, kepentingan apa pula yg diharapkan Indonesia dari AS? Mesin hitung yg bekerja. Selebihnya hanya cerita dalam kemasan diplomasi yg kelihatannya agung. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: Oleh Dian Wirengjurit http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/01/19/00062350/ indonesia.mitra.strategis.as Bagi kalangan romantis-nostalgik, pelantikan Barack Obama sebagai presiden AS ke-44 besok (20/1/2009) dinilai akan menjadi babak baru hubungan Indonesia-AS. Sebagai anak dari seorang ayah Kenya dan ibu kulit putih asal Kansas dan sebagian hidupnya dilewati di Indonesia, seperti kata Michelle Obama, cukup wajar jika kalangan ini berharap banyak. Dengan latar belakang itu pula diharapkan Obama akan lebih sensitif terhadap aspirasi negara berkembang, termasuk Indonesia. Di bawah Obama, diharapkan Indonesia akan menjadi strategic partner AS di Asia. Akan tetapi, benarkah Indonesia merupakan mitra strategis AS? Posisi Indonesia? Selama ini kita senantiasa berpegang pada modalitas bahwa Indonesia merupakan negara penting dan strategis secara geografis karena terletak di antara dua benua dan dua samudra. Secara demografis, karena memiliki jumlah penduduk keempat terbanyak di dunia. Secara ekonomis, karena memiliki kekayaan alam melimpah. Dan, secara politis, karena merupakan negara demokrasi ketiga terbesar dan memiliki penduduk Muslim terbanyak. Tetapi, sudahkah kita menikmati segala kelebihan itu? Secara geografis, misalnya, Singapura telah memanfaatkan letak strategisnya di antara dua benua dan dua lautan untuk menjadi hub utama antara kedua kawasan dan menjadi kekuatan ekonomi Asia; sementara Batam dan Tanjung Priok masih sebagai pelengkap. Secara ekonomis, Malaysia lebih merasakan manfaat kayu dari dan investasi kelapa sawit di Indonesia tanpa merusak hutan tropisnya, sementara hutan kita rusak dan kita pula yang menanggung dampak negatifnya. Secara demografis, banyaknya penduduk membuka pasar. Sayang justru Vietnam dan China yang memanfaatkan pasar itu. Secara politis, sebagai negara yang penduduknya dianggap sebagai Islam moderat, Indonesia berperan besar dalam memerangi terorisme internasional. Namun, lagi-lagi itu karena kita menjadi lahan dan sasaran. Selain itu, di mana kelebihan moderasi kita jika inisiatif dialog antaragama justru datang dari negara seperti Arab Saudi yang dominasi paham fundamentalis Wahabi-nya keras? Partai Demokrat Indikasi awal posisi Indonesia bagi Presiden Obama dapat dilihat di platform Partai Demokrat 2008. Dalam platform itu ditegaskan tujuh fokus strategi AS, antara lain mengakhiri perang Irak, menghancurkan Al Qaeda, merevitalisasi militer, memperbarui kemitraan dalam keamanan, dan memajukan demokrasi. Dalam platform itu juga dapat dilihat negara mana yang dianggap mitra strategis AS. Dalam platform itu Indonesia memang disebut dua kali(!), bukan sebagai mitra strategis, tetapi terkait dengan flu burung. Bagi AS, Eropa tetap merupakan indispensable partner dengan NATO sebagai tulang punggungnya. Dalam kaitan ini, AS menekankan pentingnya menjaga kemitraan strategis Turki. Di Asia, Thailand dan Filipina jelas disebut sebagai allies bersama Jepang, Korea Selatan, dan Australia, sementara India merupakan strategic allies dan vital democratic partner. Selain itu, newly emerging powers, di mana AS ingin mengembangkan effective collaboration-nya, adalah China, Rusia, India, Brasil, Nigeria, dan Afrika Selatan! Bahkan, seandainya John McCain yang memenangi pemilihan, platform Partai Republik sama sekali tidak menyebut nama Indonesia. Tambahan pula, meski merupakan sejarah baru, tidak ada keistimewaan dari terpilihnya Obama sebagai presiden berdarah Afrika-Amerika pertama. Obama dibesarkan pada era demokrasi yang sudah berkembang di AS. Mungkin akan lain maknanya jika Obama terpilih pada masa Martin Luther King atau Rosa Parks. Terpilihnya Nelson Mandela menjadi Presiden Afrika Selatan tahun 1994 lebih historik dan monumental! Sebagai Presiden AS, Obama tentu tetap mendasarkan kebijakannya pada platform partai dan tuntutan konstituennya. Di mana posisi Indonesia Jika selama ini
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Pesan Natal - Paus versus Ajaran Yesus
Sebenarnya saya tidak tertarik utk menanggapinya lagi, tapi karena anda sepertinya (terus-terusan) sok tahu amat soal iman Kristen, maka saya merasa terdorong untuk menanggapi. Anda katakan bahwa Yesus merivisi Taurat. Kata merivisi ini berbau mengkoreksi dan pendapat ini amat ganjil. Hal ini menguatkan dugaan saya bhw anda berasal bukan dari lingkungan agama Kristen apalagi Katolik. Soalnya dalam Matius 5:17 tertulis ucapan Yesus begini : Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Saran saya, kalau tidak paham nggak usahlah anda MEMAKSAKAN DIRI utk memberikan komengar yg ngawur. Apalagi anda hanya melihat Yesus sbg seorang humanis, sungguh suatu pendangkalan. Sepertinya anda ini mau kelihatan gagah. Tapi sayang kualitas komentar anda menunjukkan sebaliknya. Maaf kalau saya ketus begini, karena komentar anda soal Paus lebih dari ketus sih. Selamat hari minggu. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, smarching smarch...@... wrote: Kalau mau bilang Paus hanya menyampaikan pesan sesuai pedoman agama, seharusnya pedoman agama itu kemanusiaan. Bukan teks-teks atau buku-buku. Yesus sendiri malah mengritik ahli-ahli Taurat yang bisanya cuma ngutip Kitab doang, tapi kemanusiaannya rendah. Ajarannya di bukit bukan berdasar teks tapi kisah yang diambil dari lingkungannya dan dibuat bahan renungan. Jadi, kalau dipandang dari ini, Yesus mengutamakan kemanusiaan, daripada hukum-hukum yang tertera di buku! Beginilah ajaran Yesus: Kasihilah sesamamu seperti engkau mengasihi dirimu sendiri. Ini tidak pernah diberi embel-embel kecuali homoseksual. Nggak pernah ada. Dengan perkataan ini, Yesus justru merevisi Kitab Taurat. Kemanusiaan itulah yang terpenting. Nah, kalau Paus maunya cuma ngutip buku dan melupakan kemanusiaan, ini namanya bertentangan dengan Yesus! Soe Tjen.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Pesan Natal, Paus: Selamatkan Umat Manusia dari Homoseksualitas
Menurut anda biarkan saja homoseksual mencari dan menemukan jalannya sendiri. Itu menurut anda. Tapi menurut Paus dalam kapasitasnya sebagai pemimpin Gereja Katolik tertinggi di dunia, beliau punya pesan moral agama (pengembalaan) yg harus disampaikan kepada umat Katolik di seluruh penjuru dunia. Dan beliau sudah melakukan kewajibannya itu. Itu namanya penggembalaan (saya bukan beragama Katholik). Apakah seluruh umat mematuhinya itu soal lain. Kebenaran itu (tentu menurut versi Gereja Katolik) harus disampaikan. Itu point-nya, saya kira. Kalau semua dibiarkan berjalan secara alamiah, tanpa guidence, nggak tahu apa jadinya hidup ini. Seruan seorang tokoh agama memang belum tentu dipatuhi oleh semua orang. Misalnya, mereka mengatakan, mencuri itu adalah dosa. Biar begitu toh pencurian akan tetap terjadi dimana-mana. Tapi tidak berarti seruan itu tidak berguna. Coba kalau mereka katakan, mencuri itu tidak apa-pa. Makin bersemangat semua pencuri-pencuri itu. Suara moral itu harus terus diperdengarkan, entah didengarkan orang entah tidak tak soal. Itu pula di agama Islam ada dikenal fatwa. Kebebasan berpendapat tentu dihargai, asas itu pula yang mendorong saya menanggapi posting anda. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, manneke budiman hepaest...@... wrote: Menurut saya, biarkan saja kaum homoseksual mencari dan menemukan jalannya sendiri. Mereka tidak minta diselematkan dari apa-apa, dan kita pun tak berhak mengangkat diri jadi penyelamatnya siapa-siapa. Orang Katolik yang bukan homoseksual ya silakan tetap dijalur heteroseksual. Mereka inilah domba-domba yang memerlukan Pausnya sebagai gembala. Masih banyak kerja besar dalam Gereja Katolik yang perlu advokasi Paus. Natal adalah pesan kasih dan harapan bagi semua orang. Tak terkecuali kaum homoseksual. Sayang memang, bahwa pesan Natal itu kok pakai diisi dengan seruan untuk menyelamatkan dunia dari homoseksualitas. Yesus lahir membawa keselamatan bagi orang percaya. Jika saja pesan Natal Paus sejalan dengan semangat Yesus itu, maka mungkin tak akan ada susupan seruan yang bisa menjurus kepada stigmatisasi homoseksual itu. manneke
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Pesan Natal, Paus: Selamatkan Umat Manusia dari Homoseksualitas
Wah, pernyataan yg luar biasa, gagah nan perkasa. Semoga anda berbahagia selalu dlm hidup ini. wass sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, smarching smarch...@... wrote: Mungkin, Sudah saatnya kita menyelamatkan Umat Manusia dari Paus, yang rasanya sering menyebar kebencian pada golongan lain. Soe Tjen.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] DUNIA ROKOK
Ketika orang sanggup berhenti merokok, apalagi dgn kekuatan sendiri, atau karena program khusus, saya kira tidak ada yg luar biasa. Sebenarnya prestasi ybs cuma berhasil keluar dari kesalahan yg dia buat sendiri. Karena, ketika dulu pertama kali merokok, pasti dia tidak bisa langsung menikmatinya. Harus berjuang keras. Ngotot. Barulah dia bisa menjadi seorang perokok yg sesungguhnya. Yg jadi soal, ketika seseorang ingin berhenti merokok tapi tidak bisa. Jadilah dia manusia paradoks. Sudah tahu berbahaya tapi tetap saja melakukannya. Dia menjadi tawanan rokok, kebiasaan yg pd mulanya dia lakukan karena iseng atau utk memberi ketenangan psikologis (itu termasuk doping sebenarnya). Di seluruh dunia, dilakukan berbagai cara agar orang berhenti merokok. Salah satu mencantumkan peringatan bahaya merokok (warning) pd bungkus rokok. Tapi toh orang tetap saja merokok. Saya yakin, seandainya di setiap bungkus rokok dipasang gambar tengkorak juga tidak akan membuat orang takut/jera. Ada orang yg sudah pernah bypass jantung masih tetap merokok. Di sebuah rumah sakit terbesar di Wina bisa dilihat pemandangan yg menakjubkan. Di lantai dasar, disediakan ruangan terbuka bagi pasien perokok. Berkumpullah di sana para perokok sejati bahkan dgn mengusung tiang infus. Lain lagi di kampung saya. Menurut kepercayaan tradisional, orang biasa meletakkan sebungkus rokok di atas kuburan. Bahkan menyalakan sebatang dan menaruhnya pd sebatang kayu yg ditancapkan di atas kuburan itu. Sebagai ekpresi pernyataan hormat dan kasih. Tidak pernah terpikir apakah si almarhum meninggal karena kanker paru-paru. Menawarkan rokok (dikalangan laki-laki) merupakan ungkapan rasa hormat secara adat. Tentang gambaran seorang perokok sejati dapat ditemukan dalam film All That Jazz (sutradara Bob Fosse). Kisahnya ttg seorang koregrafer Joe Gideon (Roy Scheider) yg adalah seorang perokok berat. Ketika mandi (pake shower) pun dia merokok. Di akhir film, Gideon menyajikan koregrafinya dgn lagu Bye Bye Life dgn mengubah lirik lagu Everly Brothers Bye Bye Love (http://www.youtube.com/watch?v=feO64- Ovt6Ufeature=related) sg
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Boikot, Cara Efektif Hentikan Serangan Israel
Atawa senandungkan lagu Neil Sadaka, Laughter in the Rain, terkekeh- kekeh di bawah siraman air hujan, ato berjingkrak-jingkrak menari di kala hujan bersama Gene Kelly, Singing in the Rain. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, jajang c noer jcn...@... wrote: makanya kita dance aja, rain or shine lagunya creedence clearwater revival tuh, enak buat dansa. who'll stop the rain.. --- On Mon, 1/12/09, arthur francis arci...@... wrote: From: arthur francis arci...@... Subject: RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Boikot, Cara Efektif Hentikan Serangan Israel To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Monday, January 12, 2009, 12:04 AM Sebagai Individu mungkin sah-sah aja untuk memikirkan diri sendiri tapi sebagai warga dunia mungkin nggak ada salahnya juga memikirkan dunia...:-) Life isn't about waiting for the storm to pass. It's about learning to dance in the rain
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Tiga Cara Menekan Israel dan AS. Beranikah Pemerintah Indonesia?
Jangan lupa, faktor lain yg sangat mendasar bahkan mutlak: orang Palestina harus bersatu (Fatah dan Hamas), dan negara-negara Arab rapatkan barisan. Kalau yg di luar itu betapa militan dan menggebu-gebunya sekalipun mau menekan Israel dan AS, saya kira tidak akan pernah efektif. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, firdaus cahyadi firdau...@... wrote: kawan, Apa yang dilakukan pemerintah Indonesia dengan hanya mengirim bantuan kemanusiaan bagi rakyat palestina dan mengutuk kebiadaban Israel saja tidaklah cukup.Israel telah melakukan kejahatan perang dengan membunuh anak2, perempuan dan orang lanjut usia serta telah menyerang fasilitas2 publik. Rakyat Indonesia apapun agama, suku, ras dan aliran politiknya perlu mendesak Pemerintah Indonesia untuk lebih berani lagi, paling tidak seperti keberanian Pemerintah Venezuela. Tidak ada salahnya bila seluruh rakyat mendesak Pemerintah Indonesia untuk: 1. Melakukan nasionalisasi perusahaan2 yang dimiliki oleh Israel dan/ atau Amerika Serikat di Indonesia. Termasuk perusahan2 tambang dsb 2. Secara resmi menyatakan bahwa rakyat Indonesia memboikot produk2 dari negara Israel dan Amerika Serikat 3. Secara resmi menyatakan bahwa property right untuk produk2 Israel dan Amerika Serikat tidak berlaku lagi di Indonesia alias mengijinkan rakyat Indonesia untuk membajak dan menggunakan produk2 bajakan dari kedua negara itu. Ketiga cara tersebut akan berakhir seiring dengan berakhirnya pembantaian di Palestina dan diseretnya para penjahat perang dari Israel ke Mahkamah Internasional. Hmmmkira2 berani ga ya Presiden Yudhoyono berani menekan Israel dan AS dengan cara itu? [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Venezuela Usir Dubes Israel
Banyak org kagum terhadap tindakan Venezuela itu. Kagum sih tidak soal. Yg jadi soal kalau kita mau ikut-ikutan (melamun paling tidak) agar RI melakukan langkah yg berani pula. Lamunan itu macam lamunan si tukang cendol. Kita jangan lupa, politik luar negeri itu sangat rasional sebenarnya. Sarat dgn hitung-hitungan yg matang. Venezuela berani menentang AS dan juga bersikap tegas thdp Israel, karena secara ekonomi Venezuela cukup kuat (karena ekspor minyak) dan tdk tergantung sama negara lain. GDP perkapitanya lebih 12000 usd. Mengapa negara-negara Arab nggak serentak menyerbu Israel? Mereka berhitung untung rugi. Indonesia? Jelas tdk sekuat Venezuela. Tapi kalau sudah lemah lalu ngomong lantang pula, hanya kekonyolan saja upahnya. Sama dgn lele berlagak moby dick. Orang terkekeh kekeh melihatnya. Jadi harus pandai-pandai membawa badan. Sekedar mengumbar emosi apa saja boleh diucapkan di milis ini. Semacam katarsis. Biar nampak heroik, gagah dan garang. sg
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Aktivis Partai Sulit Bersaing dengan Pemodal di Partai
Pepatah asing katakan, Money is honey, my little sonny, a rich man's joke is always funny. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: Surabaya, Kompas - Para pemodal telah mengalahkan aktivis partai dalam perebutan kedudukan internal partai. Situasi itu menunjukkan hubungan tidak sehat antara partai politik dan kadernya. Demikian terangkum dalam seminar Partai Politik, Demokrasi, dan Dominasi Modal yang diselenggarakan Komunitas Indonesia untuk Demokrasi, Kamis (11/12) di Surabaya. Ketua Departemen Pemuda DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Budiman Sudjatmiko, pakar politik dari Universitas Gadjah Mada Mochtar Mas'oed, dan pengajar ilmu politik Universitas Brawijaya Ahmad Erani hadir sebagai pembicara. Budiman mengatakan, sejak tahun 1999 pemodal menghambat naiknya aktivis partai murni di struktur partai. Aktivis kurang kemampuan untuk bisa masuk jajaran pengambil keputusan. Hanya sebagian orang yang beruntung bisa masuk, ujarnya. Selain pemodal kuat secara ekonomi, aktivis partai juga dikalahkan oleh para pemilik modal sosial yang unik. Dalam jajaran ini termasuk para selebriti yang direkrut partai sebagai calon anggota legislatif. Tak hanya aktivis partai, aktivis gerakan massa juga tidak mudah masuk ke partai. Padahal, mereka benar-benar bekerja di jalur politik. Ini, antara lain, karena posisi tawar serikat pekerja atau petani belum terlalu kuat, ujarnya. Hubungan tidak sehat Mochtar mengatakan, relasi partai dan pemodal menunjukkan hubungan tidak sehat antara partai dan anggotanya. Selama ini para kader partai nyaris tidak bertanggung jawab untuk berbagai kegiatan partai. Anggota tidak menyumbang iuran untuk partai. Sebaliknya partai tidak terlalu mengurus kader. Saya tidak yakin PDI-P membiayai kegiatannya dari dalam. Sebagian biaya harus dicari dari luar, tuturnya. Hal itu, antara lain, disebabkan sistem ekonomi yang tidak demokratis. Aset bisa dihegemoni sekelompok elite tanpa perlu melibatkan massa. Akibatnya, elite tidak merasa perlu membina massa. Ini merusak demokrasi, ujar Mochtar. Kalaupun dimanfaatkan, massa tidak lebih sebagai pengumpul suara. Massa tak pernah dianggap sebagai kelompok yang harus diperjuangkan kepentingannya. Massa menjadi apatis dan siap menyumbang suara kepada siapa pun yang sanggup memberi manfaat ekonomi. Ini jalan lagi bagi pemodal untuk masuk struktur, ujarnya. Kondisi itu, antara lain, yang ditakutkan para demokrat untuk menerapkan demokrasi murni. Penerapan demokrasi murni dengan partisipasi langsung tidak menjamin demokrat bisa naik ke struktur. Namun, seburuk apa pun kondisinya, bukan alasan untuk mematahkan demokrasi yang sedang dibangun dengan cara-cara tidak demokratis, tuturnya. Sementara Erani menyatakan, struktur politik dan ekonomi Indonesia saat ini masih mencirikan otoritarianisme. Dalam struktur otoriter, elite politik memang sengaja memelihara saudagar untuk mendapatkan biaya bagi kegiatannya. (RAZ) http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/12/12/01004156/aktivis.partai.su lit.bersaing.dengan.pemodal.di.partai
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Sebuah Kisah Wartawan KOMPAS
Turut prihatin atas peristiwa yg menimpa wartawan Kompas di Medan. Telepas dari siapa yg benar dan salah, yg jelas hal itu jadi urusan yg merepotkan pun melelahkan. Apalagi lawan bertikai itu seorang polisi! Tuhan Maha Baik, tinggal itu yg jadi pegangan. Damai pun tak mau pula dia. Kalau tak salah, di Medan istilah damai- damai punya konotasi yg berkaitan dgn uang perdamaian. Saya tidak mau katakan bhw gertakan dan sikap sang polisi itu bertujuan utk menaikkan kurs perdamaian. Bukan. Yg jelas, kalau dia tidak mau berdamai maka sang polisi itu nampak-nampaknya bukanlah penganut mashab dame-diho-hepeng-diau. Semoga tabah dan kuat menghadapi persoalan ini. Damai di bumi, damai di kantong, damai pula di hati. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Arbain Rambey arba...@... wrote: Medan, 9 Desember 2008 Khaerudin Wartawan Kompas Biro Sumbagut Kronologi kejadian : Minggu (23/11) Sekitar pukul 20.00, saya bermaksud pulang ke rumah selepas bekerja. Dari pelataran parkir kantor Kompas biro Sumbagut, Jl KH Wahid Hasyim No.37 Medan, saya mengeluarkan mobil dengan memundurkannya. Dipandu oleh satpam Kompas, Sdr Dedi Candra, saya memundurkan mobil hingga separuh badan jalan KH Wahid Hasyim. Posisi Sdr Dedi saat itu sudah berada tepat di belakang mobil saya atau di tengah jalan. Namun dari arah Simpang Barat tiba-tiba ada sebuah mobil kijang yang berjalan cukup kencang sambil mengklakson berkali- kali. Sdr Dedi sudah meminta agar mobil tersebut memberi jalan dengan melakukan aba-aba tangan maupun lampu senter yang dipegangnya. Mobil saya pun saat itu sudah menyalakan lampu sign. Namun mobil kijang tersebut tetap berjalann kencang, sehingga Sdr Dedi terpaksa menghindar dengan meloncat ke arah samping kanan mobil saya. Saya pun langsung disuruh berhenti oleh Sdr Dedi agar tidak terjadi tabrakan. Dari dalam mobil saya lihat, mobil kijang tersebut membanting setir ke kanan lalu ke kiri menghindari tubrukan dengan mobil saya. Spontan karena ulah pengemudi mobil kijang tersebut dari dalam mobil saya memakinya. Rupanya pengemudi kijang mendengar kata makian saya dan langsung turun. Saya pun ikut turun dari mobil. Begitu turun dari kijang, spontan dia membentak dengan mengatakan Apa maksud kau rupanya memaki?. Saya pun membalas dengan mengatakan, Mengapa Bapak ugal- ugalan?. Tak berapa lama, setelah jarak pengemudi kijang tersebut dengan saya sudah berhadap-hadapan, saya langsung didorong dan ditamparnya. Gerakan reflek saya membalas tamparan tersebut dengan pukulan yang mengenai pipi kiri pengemudi kijang. Usai saling pukul, pengemudi kijang ini berlalu sambil mengancam saya dengan mengatakan Awas kau ya!. Dalam keadaan masih sedikit shock dan tegang oleh insiden tersebut, saya berusaha menenangkan diri. Tak berapa lama saya pulang ke rumah. Di tengah jalan, karena saya merasa terancam oleh ucapan pengemudi kijang, saya menelepon Sdr Dedi, bertanya, apakah pengemudi kijang datang ke kantor dan dijawab bahwa tidak ada yang datang. Sekitar pukul 21.00 saya sampai di rumah dan langsung mendapat telepon dari Sdr Dedi yang mengabarkan, kedatangan tiga aparat polisi dari Polsek Medan Baru yang bertanya seputar kejadian baku pukul antara saya dan pengemudi kijang. Selain Sdr Dedi, polisi juga bertanya pemilik warung makan di depan kantor Kompas yang kemungkinan melihat kejadian tersebut. Dari Sdr Dedi saya ketahui, bahwa pemilik warung makan tak bersedia memberi keterangan seputar kejadian tersebut kepada polisi. Selasa (25/11) Pukul 10.00, saya mengetahui ada berita tentang insiden hari Minggu malam di harian Waspada dengan judul Perwira Poldasu Dibogem Pengemudi Mobil. Saat itu saya baru tahu bahwa pengemudi kijang tersebut merupakan anggota polisi yang bertugas di Polda Sumut dengan bernama Burhanudin Lubis dengan pangkat Ipda. Dalam berita tersebut Waspada, wartawan yang menulisnya sama sekali tak melakukan konfirmasi ke saya, meski belakangan saya ketahui yang wartawan yang bersangkutan sebenarnya tahu identitas saya dari rekan sekantornya. Sekitar pukul 18.00, saya berinisiatif menelepon Kabid Humas Polda Sumut Kombes Baharuddin Jafar terkait pemberitaan di harian Waspada tersebut. Saya jelaskan duduk perkara yang sebenarnya, termasuk kronologis kejadian Minggu malam. Saya juga meminta bantuan Beliau agar tidak terjadi kesalahpahaman akibat berita ini. Pukul 20.00, Panit Jahtanras Poltabes Medan, Sdr Iwan (pangkatnya saya lupa) mendatangi kantor Kompas dan menanyakan alamat Sdr Dedi kepada satpam yang malam itu bertugas. Kebetulan Sdr Dedi malam itu tak bertugas. Saat itu saya sedang berada di ruang redaksi mengetik berita hasil liputan hari itu. Kedatangan polisi ini diberitahukan kepada wartawan yang berada di ruang redaksi oleh pegawai kantor Kompas, Sdr Subandi. Saya beserta Kepala Biro Kompas Sumbagut Sdr Andreas Maryoto kemudian langsung ke tempat satpam jaga yang terletak di depan kantor.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Presiden: Kepemimpinan Tidak Bisa Atasi Semua
Dalih perlu, untuk membenarkan apa yg tidak kita punya. Jurus itu pernah saya pergunakan, mau tak mau, sekitar 35 tahun lalu, saat mendekati seorang cewek di kota kelahiran saya, Kabanjahe. Mengapa abang tidak pelihara kumis? tanya si cewek itu suatu ketika. Tak tahu dia, kalau aku pelihara kumis jumlahnya cuma lima helai, seperti kumis Fu Man Chu, atau ikan lele, kalau kau mau. Maka saya jawab dgn sikap dan suara setenang mungkin, biar kedengaran meyakinkan, Tidak semua lelaki cocok berkumis,dik. Dgn bahasa sekarang, Moustache is not everything, my dear. Habis nggak punya. Mau apa? Hayoo! Entah dimana kini cewek tsb. Entah dia sudah jadi seorang nenek, atau pengusaha panti pijat yg sukses, saya tidak tahu. Boleh jadi dia pun sudah tidak ingat lagi pertanyaannya itu. Tapi jurus yg saya pergunakan utk menjawab pertanyaannya dulu toh masih tetap aktuil. Polanya masih diterapkan orang sampai sekarang. Bila teringat akan dia, saya merenung, dan berlinang air mata saya. Sayup-sayup terdengar lagu keronong pujaan bangsa dari radio tetangga, Keroncong Sampul Surat sg (pria tuna kumis)
[Forum Pembaca KOMPAS] Salah Debat
Konon di Tiongkok pernah hidup seorang hakim yang sangat dihormati karena tegas dan jujur. Ia memutuskan setiap perkara dengan adil, tanpa pandang bulu. Suatu hari, dua orang menghadap sang hakim. Mereka bertengkar hebat dan nyaris beradu fisik. Keduanya meminta keputusan atas kasus mereka, yang sebenarnya sangat sederhana. Keduanya berdebat tentang hitungan 3x7. Yang satu mengatakan hasilnya 21, yang lain bersikukuh mengatakan hasilnya 27. Ternyata sang hakim memvonis cambuk 10 kali bagi orang yang menjawab benar. Spontan si terhukum memprotes. Sang hakim menjawab, Kamu bodoh, mau- maunya berdebat dengan orang bodoh yang tidak tahu kalau 3x7 adalah 21! (dari Renungan Harian, Sabtu 9 Februari 2008) Saya terinspirasi oleh renugan tsb, karena acap kali melakukan kebodohan yg kurang lebih sama, paling, tidak memperdebatkan yang tidak perlu. -sg-
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Kulitmuka TEMPO
Ha ha ha kalau melihat persoalan itu dgn kaca mata normatif, maka akan banyak petuah yg keluar. Saya kira patut dihormati apa yg mereka rasa perlu dilakukan, protes atau apapun namanya, asal dengan cara-cara yang wajar, tidak ada yang berkebaratan. Soal ketidaksetujuan akan suatu hal tentu ada kadarnya. Kalau memang seseorang merasa perlu mengajukan pendapatnya (keberatan), karena baginya itu masalah yg prinsipil, mengapa tidak, normal kalau mereka berbicara. Persoalan akan timbul bila bagi si A ini masalah prinsipil tapi bagi si B itu soal sepele. Kembali ke soal Kulitmuka Tempo, kita tidak tahu bagaimana persisnya suasana pertemuan itu. Yg jelas pihak Tempo pun tidak merasa diintimdasi. Tidak ada kekerasan (berarti pemukulan meja pun tidak terjadi) begiulah kesan yg kita tangkap dari penjelasan Pak GM. Bisa juga, ini penafsiran saya, maksud organisasi Katolik itu datang bertadang ke kantor Tempo, mau meyakinkan diri mereka sendiri bhw aksi protes ternyata bisa juga dilakukan dengan metode lain, bicara enak dan perlu. Yah, proses terkadang lebih penting dari pada hasil. Melalaui kesalahan lah orang menjadi benar, melalui dosa lah orang menjadi saleh... Selamat hari Jumat. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, sohibmachmud [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, simson gintings uncleiting2002@ wrote: Minta maaf dengan tulus, tidak ada larangan. Minta maaf karena tekanan, itu konyol. Apakah TEMPO minta maaf karena tada tekanan yg berarti tidak tulus? === di milis ini jika ada satu email, tentu ada beberapa orang yg tidak setuju, keberatan, protes. dalam satu media massa, koran, tv ada puluhan artikel. di indonesia ada ratusan, ribuan media massa (tv, koran, majalah, tabloid) jika ada yg tidak setuju, protes dgn satu pemberitaan media massa. maka akan ada ribuan, jutaaan orang tiap hari yg berbondong2 ke kantor media massa utk protes, dialog, menuntut minta maaf, mensomasi dll. ini bukan suatu ciri manusia yg berakal dan beradab. solusi nya kirim surat keberatan, protes, ralat ke media massa itu, itu cara yg rasional. memangnya yg berbondong2 itu nggak kerja, nggak kuliah, nggak cari duit ? ini juga salah satu indikasi pengangguran terselubung dan produktivitas masyarakat yg rendah. yg masih punya banyak waktu utk hal2 yg tidak produktif. sohib
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Kulitmuka TEMPO
Minta maaf dengan tulus, tidak ada larangan. Minta maaf karena tekanan, itu konyol. Apakah TEMPO minta maaf karena tada tekanan yg berarti tidak tulus? Kalau Tempo minta maaf karena terpaksa, justru itu yg tidak termaafkan publik. Dari penjelasan Pak GM, di dalam Tempo sendiri ada otokritik. Dlm diskusi yg berkembang di milis ini nampak ada keganjilan cara berpikir. Beberapa organisasi Katolik yang datang ke Tempo dianggap oleh sebagian orang tidak patut (ini ikan bentuk halus dari sebuah protes juga). Tempo minta maaf juga ada yg menganggap hal yg tidak perlu dgn alasan tertentu (ini juga bentuk protes secara halus, artinya, ketidak setujuan). Tanggapan ini juga termasuk protes dlm kadar ketidaksetujuan terhadap dua pendapat tadi. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, sohibmachmud [EMAIL PROTECTED] wrote: Seyogyanya tempo memulai tradisi tidak harus meminta maaf setiap ada yg tidak setuju dgn pemuatan berita atau foto. mereka bisa protes dengan melayangkan surat keberatan yg nantinya dimuat sebagai hak jawab atau hak protes. tempo harus memulai tradisi utk tidak melegalisir ormas yg mengaku mewakili agama, etnis atau ras. agama sebagai kepercayaan tidak dapat diwakilkan ke individu atau organisasi. demikian pula ras atau etnis tidak bisa diwakilkan ke segelintir orang kecuali dia membawa surat kuasa jutaan pemeluk agama atau ras atau etnik tsb. orang yg protes hanya orang yg ingin mencari popularitas dgn memanfaatkan event yg menarik perhatian pers. seperti orang yg bezoek atau mendoakan suharto ketika di rumah sakit. istilah tukul orang seperti ini adalah orang katro yg mau masuk tv. memaksa minta maaf bukanlah suatu indikasi kemajuan peradaban tetapi suatu kemunduran. sohib --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Goenawan Mohamad goenawan_mohamad@ wrote: Saya senang bahwa ada protes tapi tak ada kekerasan. Saya senang bahwa dengan tulus pimpinan TEMPO minta maaf, dan Sekjen KWI memberikan maafnya. Itu tanda kita masih bersedia menjaga peradaban.
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Kulitmuka TEMPO
Dalam upacara the last supper yg sebenarnya hadir disana Judas Iskariot, sang pengkhianat. Apakah dalam versi Tempo itu juga hadir figur dgn karakter yang sama? Seandainya tidak, semakin banyak yg tidak mengena dlm kulit muka majalah Tempo itu. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Goenawan Mohamad [EMAIL PROTECTED] wrote: KULITMUKA TEMPO Tentu tidak ada maksud majalah TEMPO untuk melukai hati orang Kristen, tetapi tidak berarti tidak ada yang salah dalam gambar itu. Menurut hemat saya, menggunakan tema Perjamuan Terakhir dalam karya Leonardo da Vinci jadi dasar tema kepergian Suharto sama sekali tidak tepat. Tema dan suasana Perjamuan Terakhir dalam lukisan itu adalah kesedihan, keprihatinan dan kerelaan di antara mereka yang tak punya apa-apa. Sedang justru itu yang tak ada di hari terakhir Suharto. Suharto tidak mati disalib. Juga saya ragu apakah kematiannya akan melahirkan keyakinan baru. Dan yang jelas, yang dibagi-bagikannya (dan dinikmati anak-anaknya) bukanlah potongan roti dan beberapa reguk anggur, melainkan kekayaan yang berlimpah-limpah, yang didapat karena kekuasaan politik. Saya senang bahwa ada protes tapi tak ada kekerasan. Saya senang bahwa dengan tulus pimpinan TEMPO minta maaf, dan Sekjen KWI memberikan maafnya. Itu tanda kita masih bersedia menjaga peradaban.
[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Pak Manneke was: Protes terhadap cover Tempo tentang Soeharto
Sependapat dgn sikap beberapa organiasi Katolik itu. Artinya, ada yang dirasakan tidak tepat, lalu mereka ungkapkan kepada pihak Tempo, tidak dengan cara berteriak-teriak, dan pihak Tempo menerima tanggapan mereka dan bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Itu silaturahmi. Yang jadi soal seandainya orang tidak mau mengutarakan isi hatinya lewat sebuah percakapan (dialog). Kalau ada yang mempersoalkan mengapa beberapa organisasi Katolik itu pergi ke kantor Tempo, justeru pertanyaan itu terasa tidak wajar. Bagi saya (kebetulan Protestan), gambar kulit majalah Tempo itu tidak jadi persoalan. Tentu hal itu tidak bisa saya jadikan ukuran utk mengukur sikap orang Kristen yang lain. Saya teringat tulisan di bis kota beberapa puluh tahun silam, anda puas beritahu teman-teman, anda kecewa hubungi kami. Oragnisasi Katolik itu kurang bahagia melihat gambar kulit Tempo lalu mereka datang memberitahukannya. Lalu Tempo mendengarkan dan mahfum. Selesailah sudah (dari Merahnya Merah Iwan Simatupang). sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Fransiskus Abi [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Maneke yang budiman, saya kira apa yang dilakukan oleh beberapa organisasi Katolik ini masih dalam batas wajar dan tidak anarkis apa lagi mengganggu orang lain. Mereka punya hak untuk meminta klarifikasi (bukan kekerasan), supaya tidak terjadi efek yang negatif terhadap kasus ini, karena interpretasi orang terhadap kasus ini ternyata bermacam-macam. Jadi menyamakan organisasi2 Katolik ini dengan FPI atau MMI sangat berlebihan dan justru agak norak.Kan esensinya sama seperti kita dimilis ini yang menyampaikan keberatan/pendapat kepada TEMPO. Hanya mereka datang langsung ke kantor TEMPO dan kita lewat milis ini. Kasus kulit sampul majalah Tempo ini merupakan pembelajaran bagi indutri pers untuk lebih arif dalam menyampaikan sesuatu kepada pembacanya. Kasus2 serupa supaya tidak terjadi bagi umat lainnya di bumi Indonesia ini. Salam Fransiskus Abi
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Pemerintah Harus Dengarkan Suara Rakyat
Berbicara soal bencana alam, dalam konsep politik Jawa, alam merupakan aktor politik. Gejala-gejala alam merupakan pesan gaib kepada pemangku kekuasaan pemerintahan. Mengapa SBY berkantor di Yogya ketika terjadi gempa di sana? Silakan baca artikel almarhum Riswandha Imawan Itupun Saya Pikirkan (Kompas 2 Juni 2006). Apakah bencana alam yg bertubi-tubi pd masa pemerintahan SBY merupakan pesan politik pertanda tidak berpihak kepada SBY? Terserah kpd kepercayaan masing-masing. Saya melihat, masa pemerintahan Megawati ada kelemahan, demikian pula pd masa SBY sekarang. Kalau Megawati mengkiritik pemerintah, orang lantas melihat kelemahan pemerintahannya dulu, seakan dgn demikian dia tdk berhak melontarkan kritik. PDIP menempatkan diri sebai oposisi. Biarkanlah dia memainkan perannya itu dalam bingkai pembangunan sistem politik yg sehat. Rakyat perlu mendengar suara lain, second opinion. Tapi kalau setiap kritik dibawa ke hati, LTT jadinya (lagi-lagi tersinggung). sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Inez Dikara [EMAIL PROTECTED] wrote: Susah memikirkan apa yang didapat selama pemerintahan Megawati (yang begitu beruntung karena pada saat pemerintahannya tidak didera oleh bencana alam yang datang bertubi-tubi dan juga resesi ekonomi dunia, yang salah satunya adalah kasus subprime mortgage di Amerika, yang sangat mempengaruhi perekonomian Amerika Serikat, di mana perekonomian Amerika tersebut menyumbang 30% dari perekonomian dunia) selain satu fakta yang menyakitkan (hanya salah satu fakta loh) yaitu ketika Laksamana Sukardi menjual Indosat ke Singapura! Itu di bawah pemerintahan Megawati.
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Protes terhadap cover Tempo tentang Soeharto
Saya beragama Kristen. Merasa bersyukur kepada Tuhan karena dikaruniai semangat humor kepada saya sesuai dgn kebutuhan. Dgn kata lain, citra rasa lawak secukupnya. Alhasil, saat melihat gambar sampul majalah Tempo tsb, dlm hati bergumam : ini lelucon. Tapi lelucon itu belum berhasil membuat saya terkekeh kekeh. Lantas teringat film History of the World, karya Mel Brooks. Menurut versi Brooks, adegan the last supper terjadi di sebuah restoran. Si pelayan, Mel Brook sendiri, sedang memegang talam berwarna perak dlm posisi sedemikian rupa sehingga cahaya yg dipantulkan talam itu mengenai kepala yg digambarkan sebagai Yesus. Sementara itu seorang pelukis, maksudnya Leonardo da Vinci, mengabadikan adegan itu dalam lukisan di kanvas. Kata Brooks lewat film itu, begitulah sejarah lahirnya lukisan the last supper yg tersohor itu - mohon dicatat, lukisan da Vinci itu tidak identik dengan agama Kristen, itu merupakan ekspresi estetis-religious si pelukisnya. Lukisan itu sendiri tidak sakral, menurut saya. Adegan lain, Musa mengangkat tongkatnya sehingga Laut Merah pun terbelah. Ternyata, saat itu Musa sedang ditodong oleh seorang bandit dari belakang. Yang lebih konyol, film Monthy Python's the Life of Brian dengan adegan penyaliban yg betul-betul dibuat dgn semangat membanyol (dengan lagu the bright side of life). Saya merasa bersyukur olok-olok atau banyolan spt itu tidak membuat saya tersinggung. Dlm konteks tiopik didskusi di atas, ada satu renungan, apakah gambar sampul Tempo edisi khusus Soeharto itu enak dipandang dan perlu?. Atau, tidak enak dipandang apalagi perlu? Ngomong-ngomong, agama mana yg memberikan ruang bagi humor (yg sehat tentunya)? sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Charles P [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada dua poin yang saya catat dalam hal ini : 1. Soeharto diidentikkan dengan Yesus. Yach gpp. Toh pada saat Yesus hioup di dunia dia sering dihujat tapi karena kasihNya Ia memaafkan. Semoga juga dengan para pengikutNya mampu tuk memaafkan Soeharto, tapi bukan harta yang dia korup tentunya. (,) 2. Plagiat adalah bagian dari sebuah seni. Seni mencontek. Jadi menurut saya, sah-sah saja. kecuali telah berhubungan dengan hak cipta dan kalim mengklaim. Kalo pencipta seni plagiat dengan jujur mengakuin bahwa dia mencontek dari karya sesorang, justru saya memandang sebagai sudut pandang lain dari sebuah karya seni. _ ___ Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php? category=shopping
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Megawati: Terbuka Saja
Seorang penyanyi jazz tentu akan selalu melantunkan lagu jazz. Penyanyi dangdut, nyanyi dangdut. Kalau oposisi bicara lantang, memang harus begitu. Kalau diam saja itu bukan oposisi namanya dan akan jadi bahan tertawaan dunia. Contoh yg anda kemukakan ttg orang yg menjengkelkan itu, saya juga punya kenalan yg tidak kalah menjengkelkannya. Dia ketua orgnasiasi di lingkungan kami. Memang dia pintar. Karena merasa pintar, bila mimpin rapat dia sendiri yg bicara dan orang lain mendengarkan saja. Ada juga ketua organisasi dimana seorang teman ikut jadi pengurus. Ceritanya lain lagi. Katanya, kemampuan intlektual ketua mereka itu biasa-biasa saja. Agak pendiam orangnya. Tidak banyak bicara tentu saja. Kalau mimpin rapat, dia membuka ala kadarnya lalu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pengurus lain utk berbicara. Perannya tidak ubahnya sbg seorang moderator belaka. Yg enak jadi penonton, bisa ngomong sesuka hati, seperti kita-kita ini. Dan penonton biasanya cenderung melihat penyanyinya, bukan lagunya. Biarapun seseorang mengatakan sesuatu yg benar dan menarik, tapi karena si X yang mengatakannya maka kita merasa dia tidak berhak utk mengatakannya. Memang susah mencari pemimpin yg berbobot, tegas dan cepat dlm mengambil keputusan. Jangan sampai menangis saja pun terlambat. Masyarakat sudah menjerit dan menangis 6 bulan lamanya, dia baru menangis belakangan, ketika air mata orang lain nyaris kering. Pelajaran dasar bagi seorang calon pemimpin: menangis harus tepat waktu. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, stephanus Mulyadi [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya sering kali ngumpul sama anak-anak muda, entah untek sekedar nongkrong, main kartu, gitaran kadang juga untuk hal-hal yang serius. Nah untuk urusan yg serius ini, ada seorang anak muda di dalam kelompok itu yang agak aneh, bahkan boleh dibilang urik atau licik. Dia selalu saja menghindar dari tanggung jawab dengan alsan yang kadang tidak masuk akal. Contohnya begini, ketika dalam sebuah rapat semua teman-teman lagi berkerut keningnya mikir dengan serius, eh dia malah leyeh-leyeh dgn mata setengah terpejam. Kelakuannya itu tentu saja membuat teman lain merasa jengkel dan ngajak dia untuk ikut mikir. Dia santai saja berkelit, belum bisa mikir, lagi lapar. Tapi setelah segala penganan disantap, kembali dia leyeh-leyeh dengan mata tiga perempat terpejam. Kalau temannya protes, dia punya alasan lagi, wah sekarang setelah makan malah jadi ngantuk. Gak bisa mikir lagi... Besok aja ya, dalam rapat berikutnya aku akan memberikan ide yang cemerlang, katanya. Tapi ini bukan janji loh... Memang menjengkelkan teman saya itu. Untung dia gak pernah jadi orang penting. Salam Mulyadi
[Forum Pembaca KOMPAS] Soeharto dan Maaf
Saling memaafkan, saling mengampuni, itu kearifan yang berlaku umum. Karena, manusia memang bersifat khilaf. Tidak ada manusia yang sempurna. Tapi hendaknya jangan dicampur aduk antara memaafkan seseorang sebagai seorang manusia dengan sosoknya sebagai orang yang mendapat wewenang, kekuasaan dan kesempatan utk mengurus bangsa ini. Kalau seseorang memberikan kepercayaan dan wewenang kepada saya untuk mengurus mobilnya utk jadi angkot, utk itu saya digaji, tapi kemudian mobil itu saya jual utk berfoya-foya, lalu ketika bertemu dgn pemilikinya saya katakan Maafkan saya. Saya manusia biasa penuh dengan kekhilafan. Apa kata dunia? Apalagi kalau kekhilafan itu secara sistematis dilakukan dan berpuluh tahun! Soeharto memerintah lebih 30 tahun lamanya. Jasanya banyak, itu jelas. Kesalahannya, diduga juga banyak. Bila demikian, tidak berarti jasanya sekian, kesalahannya sekian, total : impas. Kita harus membedakan sosok Soeharto sebagai seorang manusia, dan sosok Soeharto sebagai presiden lebih 30 tahun. Mengingat apa yang dilakukannya mempengaruhi kehidupan bangsa kita sampai sekarang dan akibat-akibatnya harus ditanggulangi entah sampai kapan,maka yang perlu dinilai : adakah dia seorang negarawan yang bertanggung jawab atau tidak. Disini letak persoalannya. Bukan soal memaafkannya selaku seorang insan kamil. Pada awalnya Soeharto memerintah dengan baik, kata orang sampai thn 80- an. Ternyata, akhir yang menentukan makna awal. Awal yang baik rupanya tidak berakhir dengan baik pula. Soeharto hanya berharga utk dibicarakan dalam konteks bangsa dan negara. Maka, sebagai warga negara saya pun menilai dirinya dari sudut kenegarawanannya. Menurut saya, dia telah berhutang banyak bagi bangsa ini. Kekayaan alam banyak terkuras tapi tidak dimanfaatkan secara optimal dan waktu, bagaimana kita mengejar keketertinggalan kita dari negara-negara tetangga, generasi sekarang dan mendatang menanggung akibat-akibatnya. Soeharto secara sengaja tidak membangun sebuah sistem politik shg memungkinkan bagi bangsa ini maju dan mampu bersaing dgn bangsa-bangsa lain. Yang dia kembangkan hayalah sebuah sistem politik yg bertujuan melanggengkan kekuasaannya semata. Dialah sistem itu. Dilihat dari sudut ini, sbg seorang warga negara Indonesia, saya menilai Soeharto sebagai seorang negarawan, dia tidak bertanggung jawab. Anak-anaknya setingkat di atas menteri, tulis Jusuf Wanandi di Jakarta Post edisi 28 Januari. Contoh kecil dari ketidakbertanggungjawabannya itu. Bila demikian, relevankah maaf dari orang perorang yg tidak punya hubungan pribadi dgn Soeharto? sg
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Lee Kuan Yew dan Jurus Puji-pujiannya
Kompas hari ini memberitakan Lee Kuan Yew memuji Wapres Jusuf Kalla. Menurut hemat saya, tidak begitu penting apakah Lee tulus dgn pujiannya itu atau hanya sekedar berbasa basi saja. Yang penting, Lee Kuan Yew memuji. Dulu, Soeharto juga dia puji-puji setinggi langit. Dan perlu dicermati bagaimana rumusan kata-kata Lee memuji Kalla. Bagaimana sikap pemimpin kita kalau dipuji dan disanjung orang? Ini yg perlu kita cermati. Persoalannya bukan pada Lee, tapi dalam diri kita. Ada yg bilang, Singapura itu sangat cerdik. Kalau ada maunya, dia akan men-service pejabat terkait dgn berbagai cara. Kalau tdk berhasil, dia muliakan istri si pejabat itu, diundang ke Singapura lalu difasilitasi utk berfoya-foya dsb. Kalau itu juga belum berhasil, anaknya diberikan besiswa utk belajar di Singapura. Singapura tahu betul mentalitet kita, dan juga paham betul bagaimana mekansisme proses pengambil keputusan di negara kita. Tahu persis mereka itu harus masuk dimana (siapa yg perlu didekati..) Lee memuji Kalla. Kalau lawan sudah memuji kita, berhati-hatilah, kata seorang tokoh republik ini dulu. Itu yg membuat saya risau, petinggi kita gampang terbuai oleh pujian. sg
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Akhir Drama Gertak Sambal
Saya melihat persoalan ini dari segi moral, bukan dari segi politik. Kalau banyak pihak yg memuji tindakan AR, tentunya pujian itu keluar dlm konteks politik nasional. Bukan pujian yg membenarkan secara filosofis (dan moral) tindakan AR menerima dana non bujeter itu. Melainkan tindakan AR itu dipandang bisa dipergunakan sebagai tool utk membongkar kebobrokan lain yg lebih besar. Apakah itu yg hendak dituju oleh AR, membongkar semuanya? Atau hanya sebagai alat utk melakukan tawar menawar politik setelah terjadi pertemuan di Halim? Kita lihat saja nanti. Yg hendaknya saya katakan sejak awal sebenarnya adalah, tidak ada politisi kita yg secara moral bisa dibanggakan. AR sedikit lebih baik dari para politisi buruk itu. Cuma itu saja. Sekali lagi, saya melihat persoalan ini dari segi moral. Menurut saya, disitulah letak barometer sejati utk mengetahui integritas seorang pemimpin. Apakah seseorang secara moral hanya pemimpin medioker atau kelas luar biasa, impian seluruh rakyat Indonesia, itu yg pertama-tama kita lihat. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, budi satria [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Simson, Opini anda sah-sah saja dan itu hak anda kok, anda cukup mengkritisi AR, dilain pihak ada juga yg mengapresiasi AR, seperti Prof. Satjipto Raharjo, guru besar hukum dari Undip Semarang. Tak ketinggalan wartawan senior Kompas Budiarto Shambazy melalui rubrik Politika-nya, ikut mendukung langkah AR. Melalui liku-liku logika yg anda kembangkan dlm postingan, jelas sekali anda bermaksud un tuk menyudutkan AR, anda sengaja lupa untuk mengatakan bahwa faktanya banyak pihak dan tokoh yg menerima dana DKP dari RD. Ada pepatah; lebih baik terlambat drpd tidak datang, lebih baik jujur drpd ingkar, nah. Maklum, mengertilah akan relaitas politik. salm jujur salam berantas korupsi-tegakkan demokrasi ibud simson gintings [EMAIL PROTECTED] wrote: Manuver politik yg dilakukan AR adalah jurus kancil. Pengakuan dosa baru dilakukan AR setelah namanya disebut-sebut oleh Rokhmin Dahuri, si culas itu, sebagai salah satu pihak yg ikut menerima dana non-bujeter DPK. Dgn demikian agaknya pengakuan AR itu didasarkan kepada kalkulasi politik. Kalau pengakuan itu lahir karena kesadaran telah melanggar hukum dan kemudian merasa menyesal secara tulus, kenapa nggak jauh- hauh hari dia membuat pengakuan? Dia mengaku setelah ketahuan. Di tv Metro AR mengatakan, pd saat menerima amplop itu dia tdk ingat akan uu dan peraturan ttg bantuan dana pemilu. Karena sibuk mikirin kampanye, katanya. Tapi masak beberapa tahun berlalu tetap saja tdk sadar kalau tindakannya menerima uang dari Menteri Kelautan dan Perikanan itu melanggar hukum? Utk meredusir dosanya, AR kemudian tunjuk dosa pihak lain yg lebih besar. Itulah drama yg terjadi minggu lalu. Celakanya, SBY kebakaran jenggot. Akhirnya, dilakukanlah upaya rujuk politik (ada yg menyebutnya kongkalikong politik). Menurut saya, itu tidak penting. Hanya menguatkan motivasi politik dari AR. Terlepas dari kongkalikong politik itu, saya kira, ada satu hukum yg paling tinggi yg tidak dapat dihindari siapapun, hukum moral. Siapun yg telah menerima uang non bujeter dari DPK itu, terbukti tdk terbukti, mengaku tdk mengaku, secara moral, tdk patut dipercayai lagi. Mengaku dosa tdk dgn sendirinya membuat seseorang berbuah status jadi orang saleh. Mengaku dosa adalah satu hal dan pengampunan adalah soal lain. Jangan pula orang yg mengaku dosa lantas diberikan surat penghargaan, tanda jasa, atau sertifikat sbg orang jujur. Bagaimana kita memandang drama ini? Komedi. Saya setuju. Humor itu penting. Kalau pun tidak lucu, yah dilucu-lucukan saja. Martin Luter pernah bilang, kalau di sorga tidak ada gelak tawa, maka saya tidak ingin pergi ke sana. Di negara kita ini, banyak bertebaran komedian, dan suara gelak tawa, yg beraneka ragam. Ada seperti suara ember digebuk. sg
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Akhir Drama Gertak Sambal
Rokhim Dahuri yg saya katakan si culas itu. Bukan AR. Coba baca lagi. Karena, menurut akal bulus RD, siapapun yg terpilih, posisi menteri tetap menjadi bagiannya. Maka itu dibagi-bagikannya amplop-amplop siluman itu. sg - In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, wahyu08 [EMAIL PROTECTED] wrote: kalo AR yg nggaku aja anda sebut kancil, culas, etc, lalu capres/cawapres yg nggak mau ngaku anda sebut apa? memang sudah selayaknya orang2 tua capres/cawapres bermasalah itu nggak usah dicalonkan lagi di pemilu 2009, entah itu AR, SBY, JK, wiranto, apalagi Mega atau GD. ganti aja deh dengan yg muda2 dengan track record yang bagus. --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, simson gintings uncleiting2002@ wrote: Manuver politik yg dilakukan AR adalah jurus kancil. Pengakuan dosa baru dilakukan AR setelah namanya disebut-sebut oleh Rokhmin Dahuri, si culas itu, sebagai salah satu pihak yg ikut menerima dana non-bujeter DPK. Dgn demikian agaknya pengakuan AR itu didasarkan kepada kalkulasi politik. Kalau pengakuan itu lahir karena kesadaran telah melanggar hukum dan kemudian merasa menyesal secara tulus, kenapa nggak jauh- hauh hari dia membuat pengakuan? Dia mengaku setelah ketahuan. Di tv Metro AR mengatakan, pd saat menerima amplop itu dia tdk ingat akan uu dan peraturan ttg bantuan dana pemilu. Karena sibuk mikirin kampanye, katanya. Tapi masak beberapa tahun berlalu tetap saja tdk sadar kalau tindakannya menerima uang dari Menteri Kelautan dan Perikanan itu melanggar hukum? Utk meredusir dosanya, AR kemudian tunjuk dosa pihak lain yg lebih besar. Itulah drama yg terjadi minggu lalu. Celakanya, SBY kebakaran jenggot. Akhirnya, dilakukanlah upaya rujuk politik (ada yg menyebutnya kongkalikong politik). Menurut saya, itu tidak penting. Hanya menguatkan motivasi politik dari AR. Terlepas dari kongkalikong politik itu, saya kira, ada satu hukum yg paling tinggi yg tidak dapat dihindari siapapun, hukum moral. Siapun yg telah menerima uang non bujeter dari DPK itu, terbukti tdk terbukti, mengaku tdk mengaku, secara moral, tdk patut dipercayai lagi. Mengaku dosa tdk dgn sendirinya membuat seseorang berbuah status jadi orang saleh. Mengaku dosa adalah satu hal dan pengampunan adalah soal lain. Jangan pula orang yg mengaku dosa lantas diberikan surat penghargaan, tanda jasa, atau sertifikat sbg orang jujur. Bagaimana kita memandang drama ini? Komedi. Saya setuju. Humor itu penting. Kalau pun tidak lucu, yah dilucu-lucukan saja. Martin Luter pernah bilang, kalau di sorga tidak ada gelak tawa, maka saya tidak ingin pergi ke sana. Di negara kita ini, banyak bertebaran komedian, dan suara gelak tawa, yg beraneka ragam. Ada seperti suara ember digebuk. sg
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Tuhan di Luar, Tuhan di Dalam
Pak KM, dilihat dari respons beragam teman-teman di milis ini atas tulisan bapak, tidak berarti Pak KM belum pandai menulis dan berkomunikasi spt bpk katakan. Melainkan isi tulisan tsb memberikan inspirasi bagi orang lain dan mereka mencoba mengembangkannya. Kalau arah pengembangan itu, bisa berupa sanggahan atau pertanyaan, tdk lagi sejalan dgn isi tulisan itu sebagaimana bapak selaku penulis harapkan, soal itu saya kira masalah sekunder. Apakah Pak KM mengharapkan isi tulisan itu diterima orang lain persis spt yg bapak inginkan, dgn kata lain, terjadi perpindahan (transfer)konsep dari benak bapak ke benak orang lain? Saya kira tidak. Hukuman terberat bagi seorang penulis adalah apabila tulisannya tidak digubris orang, kata orang bijak. Jadi, tidak pd tempatnya Pak KM mencela diri sendiri ..saya yakin tindakan itu sekedar tata krama atau sopan santun saja Ha ha ha Karena di balik semua itu Pak KM sebenarnya merasa berbahagia. Semua kita berbahagia, dgn voltage yg bervariasi.. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Kartono Mohamad [EMAIL PROTECTED] wrote: Jawaban ini untuk semua, baik mas Andi, RZain, Trihandoko Seto, Abd G Karim, Simson Ginting, Blasius, Cain, Manneke, dsb yang telah sudi membaca dan menggapi tulisan saya. Intinya begini: tulisan saya tidak untuk membahas ada atau tidak ada Tuhan dan di mana Tuhan berada (serta sedang apa Dia). Tulisan saya untuk mengkritik orang-orang yang mengaku mewakili Tuhan, menafsirkan firman Tuhan sesuai kepentingan dirinya, dan merasa paling benar dalam hal itu, lalu memaksakan agar orang lain menerimanya. Juga untuk mengkritik mereka yang mengaku ber Tuhan tetapi melakukan korupsi, mencuri, menipu, berlaku kasar dan kejam pada orang lain, memenangkan kepentingan peibadi/politik, membunuh merusak, dsb. Bahkan tidak jarang hal itu dilakukan segera sesudah meninggalkan tempat ibadahnya. Artinya ia telah meninggalkan Tuhan di tempat ibadah. Tuhan tidak dianggap selalu berada bersamanya. Kunjungan ke tempat ibadah sekadar berbasa basi dengan Tuhan. Tuhan ada atau tidak, Tuhan sedang apa sekarang, dan Tuhan di luar atau di dalam diri kita, terserah masing-masing. Diskusi tentang hal itu tidak akan pernah menemui titik temu, dan bukan itu inti tulisan saya. Kalau ternyata orang melihat keliru tentang tujuan tulisan saya, berarti saya belum pandai menulis dan berkomunikasi. Saya minta maaf. Sekali lagi terima kasih atas semua tanggapannya. Howgh! Kata Winnetou KM ---Original Message--- From: si_andi Date: 07-05-2007 10:38:47 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Tuhan di Luar, Tuhan di Dalam Pak Kartono, Kata-kata Tuhan ada di dalam diri kita itu buat saya menampilkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban; karena di dalam itu tentu tidak sekedar menunjukkan tempat belaka, melainkan gambaran bahwa manusia dan Tuhan adalah satu zat adanya. Selama Dia masih berbeda zat dengan manusia tentu Dia tetap di luar, bukan? Bagaimana mungkin manusia (=Tuhan) itu bisa berbuat melanggar hukum moralnya sendiri? Mungkin saya berandai-andai terlalu jauh, tapi kemungkinan lebih besar sih karena saya tidak baca Kant :-). Andi
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Tuhan di Luar, Tuhan di Dalam
Pandangan Kant itu mengandung implikasi adanya hubungan yg intim antara manusia dengan Tuhan (kehadiran Tuhan dalam diri manusia dlm wujud Roh). Roh itu yg memberikan inspirasi dan menggerakkan manusia utk bertindak. Roh itu pula yg mengeluarkan suara apa yg benar dan apa yg salah. Timbul pertanyaan, apa mungkin Tuhan (Roh) mau berdiam dlm diri orang yg menolakNya atau yg tidak percaya kepadaNya? Dgn kata lain, Tuhan ngotot utk diam dlm diri mereka. Manusia diciptakan memiliki kebebasan memilih. Bukan robot. Kalau tidak, mereka tidak bisa diminta pertanggung jawaban atas perbuatannya. Habis tdk punya pilihan lain, mereka berdalih. Hitler dan Pol Pot, pendekar dua sejoli pembetot nyawa itu, secara bebas dan sadar sesadar-dasarnya memilih menjadi pembunuh. Kalau mereka mau, mereka bisa menjadi orang yg berebda. Sebagai konskewensi dari pilihan bebas itu tadi, mereka menganggap perbuatan mereka itu benar. Sama halnya dgn koruptor. Kalau tidak ada hukum yg mengatakan mereka bersalah, mereka akan terus-terusan melakukan aksinya dan menikmati hasil korupsi tanpa rasa bersalah sedikit pun. Kalaupun rasa bersalah itu suatu ketika toh muncul juga, mrk bisa mengkonsumsi narkoba rohani, berbuat amal sebanyak-banyaknya, lalu merasa diri bersih kembali, segala dosa-dosa diampuni, dan lahan di surga sudah direservasi. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Sulaeman Herisuwendi [EMAIL PROTECTED] wrote: Jangankan pula Hitler dan Pol Pot (atau siap lagi sih manusia yang lebih gila dari dua orang ini?), wong dalam diri Syaitan /Iblis pun Tuhan hadir.walau sama sekali tak dikendaki. SH On 5/6/07, manneke budiman [EMAIL PROTECTED] wrote: Carl Gustav Jung melengkapi Kant dengan berkata bahwa, diminta atau tidak, Tuhan hadir dalam diri kita. Baik pernyataan Kant maupun Jung mungkin tak terlalu tepat diletakkan dalam paradigma dikotomi 'kenyataan' dan 'idea', sebab suatu ide abstrak pun adalah sebentuk kenyataan, meski sifatnya lebih cenderung psikis daripada fisik. Barangkali lebih mudah melihatnya dalam konteks Tuhan sebagai pengalaman subjektif (hanya konkret bagi tiap orang per individual) atau objektif (kasat mata dan ada di luar sana). Hitler dan Pol Pot pun, kalo mengikuti gagasan kedua pemikir ini, bukan kekecualian. Tuhan hadir juga dalam diri mereka, tetapi kehadiran itu disangkali. Tuhan ada di situ, tetapi tak dibiarkan bekerja agar karuniaNya mewujud secara optimal. manneke
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Kesadaran Moral
Harian Kompas edisi 19 April memuat sebuah artikel tulisan Toto Suprapto tentang kesadaran moral yg menarik. Dia menulis : Kesadaran moral dalam bahasa sehari-hari disebut suara hati. Manusia berkesadaran moral sama dengan mempunyai suara hati. Mereka mempertimbangkan tindakan dengan hati. Atas bimbingan suara hati, muncul keberanian yang membawanya kepada pilihan bernilai.. Bagi orang bersuara hati, ia akan malu jika melakukan perbuatan tak bermoral. Ia akan malu jika membiarkan ada perbuatan tak bermoral di sekitarnya. Tentu bisa saja dibalik, orang yang suka perbuatan tak bermoral berarti tak bersuara hati. Atau, orang yang membiarkan perbuatan tak bermoral berlangsung di sekitarnya berarti tak bersuara hati. Inilah yang sering disebut ketumpulan suara hati. Ibarat pisau, ketumpulan terjadi karena jarang digunakan atau enggan diasah. Jika tiap tindakan selalu dipertimbangkan dengan suara hati, berarti seseorang sedang mengasah diri untuk menuju keutamaan moral. Manakala suara hati menjadi tumpul, demikian Toto Suprapto, manusia telah kehilangan kesadaran moral. Timbul pertanyaan, apakah suara hati itu memang menjadi tumpul, atau telah diambil alih oleh suara lain? Suara lain itu menindas suara hati dengan justifikasi atau pembenaran agar tidak terjadi konflik batin atau muncul rasa bersalah manakala ada tindakan atau tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan suara hati. sg - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed]