”… thus I no longer hesitate to say: / ’the I and the other / are me…”
Satu frasa dalam karya Adonis, ”A Desire Moving Through the Maps of the
Material” (1986-1987), sudah cukup mengungkapkan pendirian penyair dan
esais terkemuka dunia asal Suriah itu tentang ”liyan” (the other) dan
”yang diliyankan”.

Bagi Adonis (78), nama pena Ali Ahmad Sa'id, sejak usia 19
tahun, sang liyan dan sang diri menyatu dalam kesatuan diri; terasing
dan diasingkan. Pengasingan tidak berarti secara fisik. Bahasa itu
sendiri lahir dalam keterasingan.
Seperti banyak intelektual Arab yang tinggal di negara lain, Adonis
hidup di antara dua keterasingan; di dalam dan di luar diri. ”I live
between the plague and the fire, with my language, with this speechless
worlds…,” begitu tulisnya dalam ”The Fall” (dari Songs of Mihyar).
selengkapnya di:
http://salihara.org/main.php?type=detail&module=news&menu=child&parent_id=5&id=34&item_id=447




      
___________________________________________________________________________
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke