Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] PDI-P dan Pilihan-Pilihannya (Goenawan Mohamad)

2009-05-11 Terurut Topik Doni Arian
pencitraan..
ya, hal ini mungkin yang membuat SBY dan Demokrat diprekdisikan bisa menjadi 
Indonesia-1...
Tapi bola panas masih berputar kompromi politik masih bisa dilakukan...
Saya kira perlu sosok yang dapat memberikan andil besar untuk mengatasi hal 
ini...
karena Indonesia perlu sejahtera, dihargai dunia dan bukan sekedar omong kosong 
belaka..
Jadi mungkin PDI-P dan pilihannya adalah :
1. Tetap konsisten dengan pendiriannya, jika tidak bisa jadi RI-1 menurut saya 
tidak masalah...pada saat inilah PDI-P perlu melakuakan pencitraan yang baik 
terhadap para kader, anggota2nya yang ada di parlement dan semua pimpinan2 
PDI-P baik dipusat maupun didaerah jangan buat para kader2 dan rakyat Indonesia 
kecewa...
2.  Rakyat perlu kail bukan ikan, bersih dan bebas KKN bukan sekedar omongan 
saja...
beri raport yang baik kepada masyarakat bahwa PDI-P sudah berubah menjadi lebih 
merakyat dan ngerakyati...kader yang terkena kasus KKN atau yang ada indikasi 
tersebut sebelum terekspos media langsung dibuang saja...
3. PDI-P, dengan background merahnya, mata merahnya dan moncong putihnya 
sepertinya seharusnya mencerminkan pada jiwa raga PDI-P ;
a. mata merah, marah terhadap semua kebatilan dan tetap mengutamakan rakyat 
diatas segalanya..
b. moncong putihnya, berbicara jujur dan ga ada yang ditutupi semuanya
c. backgound merah, semangat dan terus berjuang untuk memajukan indonesia raya..

dan setelah pencitraan tersebut berhasil, insya allah PDIP bisa terus 
memperjuangkan amanat Bung Karno untuk rakyat...dan jika semua berhasil terus 
mempertahankannya biar menjadi dan terus lebih baik lagi...

thanks/rgrds
Doni 

--- Pada Jum, 8/5/09, Anju Nainggolan unzoo_hi...@yahoo.com menulis:

Dari: Anju Nainggolan unzoo_hi...@yahoo.com
Topik: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] PDI-P dan Pilihan-Pilihannya (Goenawan 
Mohamad)
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 8 Mei, 2009, 4:26 PM







  Pilihan tepat untuk PDIP saat ini saya kira bergabung dengan 
Demokrat.PDIP  tidak perlu berkecil hati menawarkan calon wapres asal jelas dan 
diteil agenda yang diusung.  PDIP harus bicara agenda perubahan apa yg ingin 
dilakukan bersama Demokrat. Sekali lagi agenda harus detail termasuk 
MENGEMBALIKAN hak-hak korban Lapindo.



salam,

pencontreng PDIP



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] PDI-P dan Pilihan-Pilihannya (Goenawan Mohamad)

2009-05-09 Terurut Topik andidj
sama pak...

saya juga senang membaca tulisan beliau
mudah2an ada petinggi PDIP juga membaca pandangan beliau tentang koalisi besok 
untuk dijadikan bahan pertimbangan

salam
andidj

  - Original Message - 
  From: Edwin Juniawan 
  To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, May 08, 2009 6:04 PM
  Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] PDI-P dan Pilihan-Pilihannya (Goenawan 
Mohamad)





  Ini tulisan seorang pilosofer yang capingnya tidak bosan saya baca ulang2.  
Tulisan nya ini saya kelompokan pada pandangan cenayang seperti madam lauren.  
tetap saja saya terkejut kenapa Pak Gun ini bikin tulisan seperti ini,  apa 
memang gregetnya sudah kebelet.  Tahan2 emosi Pak.

 


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] PDI-P dan Pilihan-Pilihannya (Goenawan Mohamad)

2009-05-08 Terurut Topik Iwan Hermawan
hmm,,,bahasan yang menarik mas,,tetapi bener kaya kata mas gun tadi
apakah mau megawati jadi pendampingnya SBY?kayanya agak sulit ya...nginget 
track record mereka yang slalu berantem





From: MGR indun...@yahoo.com
To: komunitasutank...@yahoogroups.com
Sent: Friday, May 8, 2009 9:29:15 AM
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] PDI-P dan Pilihan-Pilihannya (Goenawan Mohamad)





http://www.utankayu .org/in/index. cfm?action= detailcat= newsid=44

PDI-P dan Pilihan-Pilihannya (Goenawan Mohamad)

Jika benar apa yang diprediksikan pelbagai jajak pendapat, SBY akan
menang dalam persaingan ke kursi kepresidenan. Berarti baik Megawati
maupun Jusuf Kalla tak punya peluang -- atau memerlukan kejadian yang
luar biasa.. Apalagi Prabowo dan Wiranto.

Saya tidak begitu
berminat tentang apa yang dapat dilakukan Golkar, Gerindra dan Hanura
dalam kondisi itu. Saya lebih berminat, dan lebih prihatin, tentang
pilihan langkah yang harus diambil PDI-P. Partai inilah yang saya pilih
dalam pemilu untuk lembaga legislatif yang baru lalu.

Tampaknya ada dua pilihan:

1. Megawati maju terus sebagai calon presiden, didampingi dengan seorang tokoh 
lain: Prabowo atau Sultan Hamengku Buwono X.

Dengan
Sri Sultan, saya belum tahu apa hambatannya. Dengan Prabowo ada
persoalan pokok: mantan jenderal dan menantu Suharto ini ngin
dirinyalah yang jadi calon presiden, dengan dukungan PDI-P. Koalisi
agaknya sulit terbentuk karena itu.

Persoalan ini terpecahkan seanndainya Prabowo bersedia hanya jadi calon wakil 
presiden.
Ini
bisa akan meramaikan pemilihan dan tak menghambat Megawati maju
bertanding. Tapi dengan catatan: pasangan Mega-Prabowo juga bisa
memperlemah daya saing menghadapi SBY, apalagi jika SBY jadi
berpasangan dengan pakar ekonomi Budiono.

Budiono memang bukan
tokoh yang dikenal luas. Tapi ia akan memproyeksikan citra yang lebih
bebas dari usreg-usergan parpol seperti sekarang. Budiono juga dinela
bersih, setidaknya tak dikenal punya bisnis seperti Jusuf Kalla; ia
juga mengesankan perhatian khusus SBY dalam menghadapi kriris ekonomi
global.

Sebaliknya Prabowo: diakui atau tidak, ia sejak mula
tokoh yang menimbulkan kontroversi; ia punya banyak musuh di kalangan
ABRI (baca buku Sintong Panjaitan) dan di kalangan pro-demokrasi.

2.
Untuk menyelamatkan Megawati dari pertandingan yang tak menjanjikan
kemenangan, PDI-P_membiarkan Prabowo maju sebagai calon presiden dengan
didampingi Puan Maharani (puteri Megawati) sebagai wakil.

Tapi
akan ada pertanyaan besar. Kenapa Partai tidak menampilkan tokoh dari
tubuhnya sendiri sebagai calon presiden? Mengapa harus pinjam Prabowo
-- yang belum tentu bisa diatur oleh PDI-P? Mengapa harus memakai
Prabowo, yang hanya dapat sekitar 5% suara (sedang PDI-P sendiri hampir
15%)? Mungkinkah Puan bisa mengimbangi kehadiran Prabowo dalam lima
tahun mendatang? Bagaimana masa depan PDI-P sebagai hanya partainya
Wakil Presiden? Jangan-jangan pendukung dan posisinya akan diambil-alih
Gerindra.

3. Megawati tak akan ikut dalam pemilihan presiden dan
PDI-P berkoalisi dengan Demokrat. PDI-P masuk ke dalam kabinet. Ini
bisa menguntungkan PDI-P (tidak harus memimpin, tapi bisa berpengaruh) ,
dan bisa menguntungkan Demokrat (akan dapat dukungan tambahan sekitar
90 kursi di parlemen). Sementara itu, PDI-P bisa terus mengadakan
kaderisasi untuk 2014, masa pasca-Mega. Di luar kabinet, kaderisasi
juga bisa dilakukan, tapi jika orang bisa bertaruh bahwa ekonomi
Indonesia akan pulih sebelum 2014, berada di dalam kabinet lebih
menguntungkan.

Koalisi PDI-P dan Demokrat juga baik untuk
membangun pemerintahan yang lebih punya komitmen kepada kebhinekaan.
Bukan hanya komitmen kepada golongan Islam,.

Tapi opsi terakhir akan punya problim: bersediakah Megawati? Juga: siapa yang 
akan berada dalam Oposisi?

Pemerintahan
SBY yang berjalan tanpa Oposisi bisa jadi complacent dan mudah
menyeleweng. Maka peran Gerindra dan Hanura (dan mudah=mudahan Golkar)
sebagai oposisi diperlukan. Jangan-jangan PKS juga akan
mempertimbangkan koalisinya kembali. Sebab PDI-P dengan suara lebih
kuat, bisa meminta SBY memberikan posisi yang lebih penting ketimbang
PKS dan PAN.

Hari-hari ini, apa yang akan muncul dari
pilihan-pilihan itu akan penting bagi Indonesia lima tahun lagi,
meskipun tak akan mengubah Republik secara radikal. Semoga kita selamat
meniti ke seberang.

Goenawan Mohamad

Cepat, Bebas Iklan, Kapasitas Tanpa Batas - Dengan Yahoo! Mail Anda bisa 
mendapatkan semuanya. http://id.mail. yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]


   


  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] PDI-P dan Pilihan-Pilihannya (Goenawan Mohamad)

2009-05-08 Terurut Topik Anju Nainggolan
Pilihan tepat untuk PDIP saat ini saya kira bergabung dengan Demokrat.PDIP  
tidak perlu berkecil hati menawarkan calon wapres asal jelas dan diteil agenda 
yang diusung.  PDIP harus bicara agenda perubahan apa yg ingin dilakukan 
bersama Demokrat. Sekali lagi agenda harus detail termasuk MENGEMBALIKAN 
hak-hak korban Lapindo.

salam,
pencontreng PDIP 

--- On Fri, 5/8/09, MGR indun...@yahoo.com wrote:
From: MGR indun...@yahoo.com
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] PDI-P dan Pilihan-Pilihannya (Goenawan Mohamad)
To: komunitasutank...@yahoogroups.com
Date: Friday, May 8, 2009, 9:29 AM
















  
  http://www.utankayu .org/in/index. cfm?action= detailcat= newsid=44



PDI-P dan Pilihan-Pilihannya (Goenawan Mohamad)



Jika benar apa yang diprediksikan pelbagai jajak pendapat, SBY akan

menang dalam persaingan ke kursi kepresidenan. Berarti baik Megawati

maupun Jusuf Kalla tak punya peluang -- atau memerlukan kejadian yang

luar biasa.. Apalagi Prabowo dan Wiranto.



Saya tidak begitu

berminat tentang apa yang dapat dilakukan Golkar, Gerindra dan Hanura

dalam kondisi itu. Saya lebih berminat, dan lebih prihatin, tentang

pilihan langkah yang harus diambil PDI-P. Partai inilah yang saya pilih

dalam pemilu untuk lembaga legislatif yang baru lalu.



Tampaknya ada dua pilihan:



1. Megawati maju terus sebagai calon presiden, didampingi dengan seorang tokoh 
lain: Prabowo atau Sultan Hamengku Buwono X.



Dengan

Sri Sultan, saya belum tahu apa hambatannya. Dengan Prabowo ada

persoalan pokok: mantan jenderal dan menantu Suharto ini ngin

dirinyalah yang jadi calon presiden, dengan dukungan PDI-P. Koalisi

agaknya sulit terbentuk karena itu.



Persoalan ini terpecahkan seanndainya Prabowo bersedia hanya jadi calon wakil 
presiden.

Ini

bisa akan meramaikan pemilihan dan tak menghambat Megawati maju

bertanding. Tapi dengan catatan: pasangan Mega-Prabowo juga bisa

memperlemah daya saing menghadapi SBY, apalagi jika SBY jadi

berpasangan dengan pakar ekonomi Budiono.



Budiono memang bukan

tokoh yang dikenal luas. Tapi ia akan memproyeksikan citra yang lebih

bebas dari usreg-usergan parpol seperti sekarang. Budiono juga dinela

bersih, setidaknya tak dikenal punya bisnis seperti Jusuf Kalla; ia

juga mengesankan perhatian khusus SBY dalam menghadapi kriris ekonomi

global.



Sebaliknya Prabowo: diakui atau tidak, ia sejak mula

tokoh yang menimbulkan kontroversi; ia punya banyak musuh di kalangan

ABRI (baca buku Sintong Panjaitan) dan di kalangan pro-demokrasi.



2.

Untuk menyelamatkan Megawati dari pertandingan yang tak menjanjikan

kemenangan, PDI-P_membiarkan Prabowo maju sebagai calon presiden dengan

didampingi Puan Maharani (puteri Megawati) sebagai wakil.



Tapi

akan ada pertanyaan besar. Kenapa Partai tidak menampilkan tokoh dari

tubuhnya sendiri sebagai calon presiden? Mengapa harus pinjam Prabowo

-- yang belum tentu bisa diatur oleh PDI-P? Mengapa harus memakai

Prabowo, yang hanya dapat sekitar 5% suara (sedang PDI-P sendiri hampir

15%)? Mungkinkah Puan bisa mengimbangi kehadiran Prabowo dalam lima

tahun mendatang? Bagaimana masa depan PDI-P sebagai hanya partainya

Wakil Presiden? Jangan-jangan pendukung dan posisinya akan diambil-alih

Gerindra.



3. Megawati tak akan ikut dalam pemilihan presiden dan

PDI-P berkoalisi dengan Demokrat. PDI-P masuk ke dalam kabinet. Ini

bisa menguntungkan PDI-P (tidak harus memimpin, tapi bisa berpengaruh) ,

dan bisa menguntungkan Demokrat (akan dapat dukungan tambahan sekitar

90 kursi di parlemen). Sementara itu, PDI-P bisa terus mengadakan

kaderisasi untuk 2014, masa pasca-Mega. Di luar kabinet, kaderisasi

juga bisa dilakukan, tapi jika orang bisa bertaruh bahwa ekonomi

Indonesia akan pulih sebelum 2014, berada di dalam kabinet lebih

menguntungkan.



Koalisi PDI-P dan Demokrat juga baik untuk

membangun pemerintahan yang lebih punya komitmen kepada kebhinekaan.

Bukan hanya komitmen kepada golongan Islam,.



Tapi opsi terakhir akan punya problim: bersediakah Megawati? Juga: siapa yang 
akan berada dalam Oposisi?



Pemerintahan

SBY yang berjalan tanpa Oposisi bisa jadi complacent dan mudah

menyeleweng. Maka peran Gerindra dan Hanura (dan mudah=mudahan Golkar)

sebagai oposisi diperlukan. Jangan-jangan PKS juga akan

mempertimbangkan koalisinya kembali. Sebab PDI-P dengan suara lebih

kuat, bisa meminta SBY memberikan posisi yang lebih penting ketimbang

PKS dan PAN.



Hari-hari ini, apa yang akan muncul dari

pilihan-pilihan itu akan penting bagi Indonesia lima tahun lagi,

meskipun tak akan mengubah Republik secara radikal. Semoga kita selamat

meniti ke seberang.



Goenawan Mohamad



Cepat, Bebas Iklan, Kapasitas Tanpa Batas - Dengan Yahoo! Mail Anda bisa 
mendapatkan semuanya. http://id.mail. yahoo.com



[Non-text portions of this message have been removed]




 

  




 

















  

[Non-text portions

Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] PDI-P dan Pilihan-Pilihannya (Goenawan Mohamad)

2009-05-08 Terurut Topik Edwin Juniawan
Ini tulisan seorang pilosofer yang capingnya tidak bosan saya baca ulang2.  
Tulisan nya ini saya kelompokan pada pandangan cenayang seperti madam lauren.  
tetap saja saya terkejut kenapa Pak Gun ini bikin tulisan seperti ini,  apa 
memang gregetnya sudah kebelet.  Tahan2 emosi Pak.


 _ _ __

From: MGR indun...@yahoo. com

To: komunitasutankayu@ yahoogroups. com

Sent: Friday, May 8, 2009 9:29:15 AM

Subject: [Forum-Pembaca- KOMPAS] PDI-P dan Pilihan-Pilihannya (Goenawan Mohamad)



http://www.utankayu .org/in/index. cfm?action= detailcat= newsid=44



PDI-P dan Pilihan-Pilihannya (Goenawan Mohamad)



Jika benar apa yang diprediksikan pelbagai jajak pendapat, SBY akan

menang dalam persaingan ke kursi kepresidenan. Berarti baik Megawati

maupun Jusuf Kalla tak punya peluang -- atau memerlukan kejadian yang

luar biasa.. Apalagi Prabowo dan Wiranto.



Saya tidak begitu

berminat tentang apa yang dapat dilakukan Golkar, Gerindra dan Hanura

dalam kondisi itu. Saya lebih berminat, dan lebih prihatin, tentang

pilihan langkah yang harus diambil PDI-P. Partai inilah yang saya pilih

dalam pemilu untuk lembaga legislatif yang baru lalu.



Tampaknya ada dua pilihan:



1. Megawati maju terus sebagai calon presiden, didampingi dengan seorang tokoh 
lain: Prabowo atau Sultan Hamengku Buwono X.



Dengan

Sri Sultan, saya belum tahu apa hambatannya. Dengan Prabowo ada

persoalan pokok: mantan jenderal dan menantu Suharto ini ngin

dirinyalah yang jadi calon presiden, dengan dukungan PDI-P. Koalisi

agaknya sulit terbentuk karena itu.



Persoalan ini terpecahkan seanndainya Prabowo bersedia hanya jadi calon wakil 
presiden.

Ini

bisa akan meramaikan pemilihan dan tak menghambat Megawati maju

bertanding. Tapi dengan catatan: pasangan Mega-Prabowo juga bisa

memperlemah daya saing menghadapi SBY, apalagi jika SBY jadi

berpasangan dengan pakar ekonomi Budiono.



Budiono memang bukan

tokoh yang dikenal luas. Tapi ia akan memproyeksikan citra yang lebih

bebas dari usreg-usergan parpol seperti sekarang. Budiono juga dinela

bersih, setidaknya tak dikenal punya bisnis seperti Jusuf Kalla; ia

juga mengesankan perhatian khusus SBY dalam menghadapi kriris ekonomi

global.



Sebaliknya Prabowo: diakui atau tidak, ia sejak mula

tokoh yang menimbulkan kontroversi; ia punya banyak musuh di kalangan

ABRI (baca buku Sintong Panjaitan) dan di kalangan pro-demokrasi.



2.

Untuk menyelamatkan Megawati dari pertandingan yang tak menjanjikan

kemenangan, PDI-P_membiarkan Prabowo maju sebagai calon presiden dengan

didampingi Puan Maharani (puteri Megawati) sebagai wakil.



Tapi

akan ada pertanyaan besar. Kenapa Partai tidak menampilkan tokoh dari

tubuhnya sendiri sebagai calon presiden? Mengapa harus pinjam Prabowo

-- yang belum tentu bisa diatur oleh PDI-P? Mengapa harus memakai

Prabowo, yang hanya dapat sekitar 5% suara (sedang PDI-P sendiri hampir

15%)? Mungkinkah Puan bisa mengimbangi kehadiran Prabowo dalam lima

tahun mendatang? Bagaimana masa depan PDI-P sebagai hanya partainya

Wakil Presiden? Jangan-jangan pendukung dan posisinya akan diambil-alih

Gerindra.



3. Megawati tak akan ikut dalam pemilihan presiden dan

PDI-P berkoalisi dengan Demokrat. PDI-P masuk ke dalam kabinet. Ini

bisa menguntungkan PDI-P (tidak harus memimpin, tapi bisa berpengaruh) ,

dan bisa menguntungkan Demokrat (akan dapat dukungan tambahan sekitar

90 kursi di parlemen). Sementara itu, PDI-P bisa terus mengadakan

kaderisasi untuk 2014, masa pasca-Mega. Di luar kabinet, kaderisasi

juga bisa dilakukan, tapi jika orang bisa bertaruh bahwa ekonomi

Indonesia akan pulih sebelum 2014, berada di dalam kabinet lebih

menguntungkan.



Koalisi PDI-P dan Demokrat juga baik untuk

membangun pemerintahan yang lebih punya komitmen kepada kebhinekaan.

Bukan hanya komitmen kepada golongan Islam,.



Tapi opsi terakhir akan punya problim: bersediakah Megawati? Juga: siapa yang 
akan berada dalam Oposisi?



Pemerintahan

SBY yang berjalan tanpa Oposisi bisa jadi complacent dan mudah

menyeleweng. Maka peran Gerindra dan Hanura (dan mudah=mudahan Golkar)

sebagai oposisi diperlukan. Jangan-jangan PKS juga akan

mempertimbangkan koalisinya kembali. Sebab PDI-P dengan suara lebih

kuat, bisa meminta SBY memberikan posisi yang lebih penting ketimbang

PKS dan PAN.



Hari-hari ini, apa yang akan muncul dari

pilihan-pilihan itu akan penting bagi Indonesia lima tahun lagi,

meskipun tak akan mengubah Republik secara radikal. Semoga kita selamat

meniti ke seberang.



Goenawan Mohamad



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] PDI-P dan Pilihan-Pilihannya (Goenawan Mohamad)

2009-05-08 Terurut Topik Louisa Tuhatu
Lha, bagaimana bisa mengembalikan hak-hak korban Lapindo kalau Aburizal Bakrie 
bergabung dengan susilo bambang :(

Selamat meratap..


/Lou
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Anju Nainggolan unzoo_hi...@yahoo.com

Date: Fri, 8 May 2009 02:26:52 
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] PDI-P dan Pilihan-Pilihannya (Goenawan 
Mohamad)


Pilihan tepat untuk PDIP saat ini saya kira bergabung dengan Demokrat.PDIP  
tidak perlu berkecil hati menawarkan calon wapres asal jelas dan diteil agenda 
yang diusung.  PDIP harus bicara agenda perubahan apa yg ingin dilakukan 
bersama Demokrat. Sekali lagi agenda harus detail termasuk MENGEMBALIKAN 
hak-hak korban Lapindo.

salam,
pencontreng PDIP 





=
Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] :

1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS
2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ dan 
http://kompas.com/
3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke 
anggota
4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id
5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com

KOMPAS LINTAS GENERASI
=
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com 
mailto:forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[Forum-Pembaca-KOMPAS] PDI-P dan Pilihan-Pilihannya (Goenawan Mohamad)

2009-05-07 Terurut Topik MGR
http://www.utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=newsid=44

PDI-P dan Pilihan-Pilihannya (Goenawan Mohamad)

Jika benar apa yang diprediksikan pelbagai jajak pendapat, SBY akan
menang dalam persaingan ke kursi kepresidenan. Berarti baik Megawati
maupun Jusuf Kalla tak punya peluang -- atau memerlukan kejadian yang
luar biasa.. Apalagi Prabowo dan Wiranto.

Saya tidak begitu
berminat tentang apa yang dapat dilakukan Golkar, Gerindra dan Hanura
dalam kondisi itu. Saya lebih berminat, dan lebih prihatin, tentang
pilihan langkah yang harus diambil PDI-P. Partai inilah yang saya pilih
dalam pemilu untuk lembaga legislatif yang baru lalu.

Tampaknya ada dua pilihan:

1. Megawati maju terus sebagai calon presiden, didampingi dengan seorang tokoh 
lain: Prabowo atau Sultan Hamengku Buwono X.

Dengan
Sri Sultan, saya belum tahu apa hambatannya. Dengan Prabowo ada
persoalan pokok: mantan jenderal dan menantu Suharto ini ngin
dirinyalah yang jadi calon presiden, dengan dukungan PDI-P. Koalisi
agaknya sulit terbentuk karena itu.

Persoalan ini terpecahkan seanndainya Prabowo bersedia hanya jadi calon wakil 
presiden.
Ini
bisa akan meramaikan pemilihan dan tak menghambat Megawati maju
bertanding. Tapi dengan catatan: pasangan Mega-Prabowo juga bisa
memperlemah daya saing menghadapi SBY, apalagi jika SBY jadi
berpasangan dengan pakar ekonomi Budiono.

Budiono memang bukan
tokoh yang dikenal luas. Tapi ia akan memproyeksikan citra yang lebih
bebas dari usreg-usergan parpol seperti sekarang. Budiono juga dinela
bersih, setidaknya tak dikenal punya bisnis seperti Jusuf Kalla; ia
juga mengesankan perhatian khusus SBY dalam menghadapi kriris ekonomi
global.

Sebaliknya Prabowo: diakui atau tidak, ia sejak mula
tokoh yang menimbulkan kontroversi; ia punya banyak musuh di kalangan
ABRI (baca buku Sintong Panjaitan) dan di kalangan pro-demokrasi.


2.
Untuk menyelamatkan Megawati dari pertandingan yang tak menjanjikan
kemenangan, PDI-P_membiarkan Prabowo maju sebagai calon presiden dengan
didampingi Puan Maharani (puteri Megawati) sebagai wakil.

Tapi
akan ada pertanyaan besar. Kenapa Partai tidak menampilkan tokoh dari
tubuhnya sendiri sebagai calon presiden? Mengapa harus pinjam Prabowo
-- yang belum tentu bisa diatur oleh PDI-P? Mengapa harus memakai
Prabowo, yang hanya dapat sekitar 5% suara (sedang PDI-P sendiri hampir
15%)? Mungkinkah Puan bisa mengimbangi kehadiran Prabowo dalam lima
tahun mendatang? Bagaimana masa depan PDI-P sebagai hanya partainya
Wakil Presiden? Jangan-jangan pendukung dan posisinya akan diambil-alih
Gerindra.

3. Megawati tak akan ikut dalam pemilihan presiden dan
PDI-P berkoalisi dengan Demokrat. PDI-P masuk ke dalam kabinet. Ini
bisa menguntungkan PDI-P (tidak harus memimpin, tapi bisa berpengaruh),
dan bisa menguntungkan Demokrat (akan dapat dukungan tambahan sekitar
90 kursi di parlemen). Sementara itu, PDI-P bisa terus mengadakan
kaderisasi untuk 2014, masa pasca-Mega. Di luar kabinet, kaderisasi
juga bisa dilakukan, tapi jika orang bisa bertaruh bahwa ekonomi
Indonesia akan pulih sebelum 2014, berada di dalam kabinet lebih
menguntungkan.

Koalisi PDI-P dan Demokrat juga baik untuk
membangun pemerintahan yang lebih punya komitmen kepada kebhinekaan.
Bukan hanya komitmen kepada golongan Islam,.

Tapi opsi terakhir akan punya problim: bersediakah Megawati? Juga: siapa yang 
akan berada dalam Oposisi?

Pemerintahan
SBY yang berjalan tanpa Oposisi bisa jadi complacent dan mudah
menyeleweng. Maka peran Gerindra dan Hanura (dan mudah=mudahan Golkar)
sebagai oposisi diperlukan. Jangan-jangan PKS juga akan
mempertimbangkan koalisinya kembali. Sebab PDI-P dengan suara lebih
kuat, bisa meminta SBY memberikan posisi yang lebih penting ketimbang
PKS dan PAN.

Hari-hari ini, apa yang akan muncul dari
pilihan-pilihan itu akan penting bagi Indonesia lima tahun lagi,
meskipun tak akan mengubah Republik secara radikal. Semoga kita selamat
meniti ke seberang.

Goenawan Mohamad


  Cepat, Bebas Iklan, Kapasitas Tanpa Batas - Dengan Yahoo! Mail Anda bisa 
mendapatkan semuanya. http://id.mail.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]