Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Selebaran Katolik di Kampanye JK Pecah Belah Bangsa

2009-06-26 Terurut Topik Lisman Manurung
Dan bangsa kita akan memasuki era baru setelah Pemilu Pilpres nanti. Jika 
pendukung diskriminasi agama masih berhasil mendulang suara, maka integrasi 
nasional memang tengah terancam, dalam arti bukan pilihan mayoritas rakyat 
Indonesia.
 
Tetapi jika sebaliknya, maka elite bangsa yang biasanya terlambat menangkap 
tanda-tanda zaman perlu menyimak perkembangan baru, dan siap-siap meninggalkan 
manipulasi keagamaan untuk mempertahankan kedudukan. Maksud saya, rakyat 
telah sadar bahwa pemimpin yang diperlukan saat ini adalah pemimpin yang 
berdedikasi, dan mampu  melakukan perbaikan, bukan semata-mata mereka  yang 
haus kekuasaan dan pandai memanipulasi imej belaka.
 
 
 
 
 
 

--- On Fri, 6/26/09, aries cathlea cath...@pelita-air.com wrote:


From: aries cathlea cath...@pelita-air.com
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Selebaran Katolik di Kampanye JK Pecah 
Belah Bangsa
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Friday, June 26, 2009, 9:14 AM








Ada-ada aja ya oknum/kelompok seperti ini, basi banget ga sih isu SARA masih 
ada dalam kampanye Pilpres. Apa ga ada yang lebih penting dari hal itu? 
Maksudnya apa ya? hmmeuni teu lucu pisan!!!

Ad


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Selebaran Katolik di Kampanye JK Pecah Belah Bangsa

2009-06-25 Terurut Topik Agus Hamonangan
http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/06/25/12331211/Selebaran.Katolik.di.Kampanye.JK.Pecah.Belah.Bangsa


JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Tim Kampanye Nasional SBY-Boediono Marzuki 
Alie, yang juga Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, mengatakan, selebaran yang 
dibagi-bagikan pada kampanye tertutup capres M Jusuf Kalla di Asrama Haji Medan 
pada 24 Juni dapat memecah belah bangsa. 

Selebaran tersebut menyatakan bahwa Herawati, istri cawapres Boediono, beragama 
Katolik. Selebaran tersebut berbau SARA dan dapat memecah belah bangsa. 
Memangnya penganut agama lain tidak berhak menjadi pemimpin? Ini pelecehan 
terhadap agama orang lain, ujar Marzuki pada jumpa pers, Kamis (25/6) di Bravo 
Media Center, Jakarta. 

Marzuki melanjutkan, kejadian tersebut merupakan puncak dari serentetan 
kejadian kubu JK-Wiranto yang cenderung memojokkan kubu SBY-Boediono. Namun, 
selama ini kejadian tersebut tidak pernah diungkap ke permukaan karena 
kurangnya bukti-bukti yang kuat. Namun, kali ini kami sudah memiliki rekaman 
dan bukti-bukti lainnya, ujarnya. 

Marzuki juga meminta para kontender lain beserta tim kampanye nasionalnya tidak 
mengotori pilpres demi kepentingan-kepentingan jangka pendek. Sebaliknya, 
mereka diminta konsisten berkomitmen untuk mendukung terselenggaranya pemilu 
damai seperti yang dikumandangkan pada saat deklarasi damai di Hotel Bumi 
Karsa, 10 Juni. 



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Selebaran Katolik di Kampanye JK Pecah Belah Bangsa

2009-06-25 Terurut Topik aries cathlea
Ada-ada aja ya oknum/kelompok seperti ini, basi banget ga sih isu SARA masih 
ada dalam kampanye Pilpres. Apa ga ada yang lebih penting dari hal itu? 
Maksudnya apa ya? hmmeuni teu lucu pisan!!!

Ad

  - Original Message - 
  From: Agus Hamonangan 
  To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, June 26, 2009 7:10 AM
  Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Selebaran Katolik di Kampanye JK Pecah 
Belah Bangsa





  
http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/06/25/12331211/Selebaran.Katolik.di.Kampanye.JK.Pecah.Belah.Bangsa

  JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Tim Kampanye Nasional SBY-Boediono Marzuki 
Alie, yang juga Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, mengatakan, selebaran yang 
dibagi-bagikan pada kampanye tertutup capres M Jusuf Kalla di Asrama Haji Medan 
pada 24 Juni dapat memecah belah bangsa. 

  Selebaran tersebut menyatakan bahwa Herawati, istri cawapres Boediono, 
beragama Katolik. Selebaran tersebut berbau SARA dan dapat memecah belah 
bangsa. Memangnya penganut agama lain tidak berhak menjadi pemimpin? Ini 
pelecehan terhadap agama orang lain, ujar Marzuki pada jumpa pers, Kamis 
(25/6) di Bravo Media Center, Jakarta. 

  Marzuki melanjutkan, kejadian tersebut merupakan puncak dari serentetan 
kejadian kubu JK-Wiranto yang cenderung memojokkan kubu SBY-Boediono. Namun, 
selama ini kejadian tersebut tidak pernah diungkap ke permukaan karena 
kurangnya bukti-bukti yang kuat. Namun, kali ini kami sudah memiliki rekaman 
dan bukti-bukti lainnya, ujarnya. 

  Marzuki juga meminta para kontender lain beserta tim kampanye nasionalnya 
tidak mengotori pilpres demi kepentingan-kepentingan jangka pendek. Sebaliknya, 
mereka diminta konsisten berkomitmen untuk mendukung terselenggaranya pemilu 
damai seperti yang dikumandangkan pada saat deklarasi damai di Hotel Bumi 
Karsa, 10 Juni. 



  

[Non-text portions of this message have been removed]