Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Protes keras terhadap tulisan Budiarto Shambazy-Warta

2008-02-10 Terurut Topik Budiarto Shambazy

MGR [EMAIL PROTECTED] wrote:  Tanggapan balik anda ini tidak 
menegaskan awal-awal tanggapan anda, Justru perbedaan pandangan itulah yang 
membuat kita jadi semakin dewasa. Saya kira, kita yang di sini telah mafhum 
dan tidak perlu dikutip yang bisa dipahami untuk mengajari. 

  + Jika sudah mahfum ya bagus.

Komentar terhadap tulisan anda saya kira tetap menjunjung tinggi 
sportivitas--dan tak perlu mengambil contoh dunia olahraga Indonesia maksudnya? 
Final Liga Djarum saya harus dipindahkan ke Bandung, dan pertandingan tanpa 
penonton--tak ada yang emosi dalam protes-protes terhadap tulisan anda--mengapa 
anda begitu gerah dengan protes dengan mengatakan, Yang lebih sering terjadi 
protes-protes itu hanya menunjukkan emosi belaka.

  + Terserah saya mau mengambil contoh olahraga. Siapapun berhak menggunakan 
contoh apapun untuk menanggapi tulisan apapun.

  
Saya juga menikmati tulisan-tulisan anda, dan ketika saya membaca tulisan anda 
tentang Hillary saya menangkap ada yang aneh, dan saya pun bisa mengerti ada 
komentar dan protes terhadap tulisan anda.


  + Terimakasih mau menikmati tulisan-tulisan saya.

  
Namun jujur saja, tanggapan balik anda seperti ini, membuat saya sebagai 
pembaca tulisan-tulisan anda, dan juga pembaca Kompas kecewa

  + Saya juga harus jujur: saya tak begitu peduli jika ada yang kecewa, itu mah 
hal yang biasa. 


  Wassalam,
  Budiarto Shambazy
   


[Forum Pembaca KOMPAS] Re: Protes keras terhadap tulisan Budiarto Shambazy-Warta

2008-02-10 Terurut Topik MGR
Pak Budi

Tanggapan balik anda ini tidak menegaskan awal-awal tanggapan anda, Justru 
perbedaan pandangan itulah yang membuat kita jadi semakin dewasa. Saya kira, 
kita yang di sini telah mafhum dan tidak perlu dikutip yang bisa dipahami untuk 
mengajari. 

Komentar terhadap tulisan anda saya kira tetap menjunjung tinggi 
sportivitas--dan tak perlu mengambil contoh dunia olahraga Indonesia maksudnya? 
Final Liga Djarum saya harus dipindahkan ke Bandung, dan pertandingan tanpa 
penonton--tak ada yang emosi dalam protes-protes terhadap tulisan anda--mengapa 
anda begitu gerah dengan protes dengan mengatakan, Yang lebih sering terjadi 
protes-protes itu hanya menunjukkan emosi belaka.

Saya juga menikmati tulisan-tulisan anda, dan ketika saya membaca tulisan anda 
tentang Hillary saya menangkap ada yang aneh, dan saya pun bisa mengerti ada 
komentar dan protes terhadap tulisan anda.

Namun jujur saja, tanggapan balik anda seperti ini, membuat saya sebagai 
pembaca tulisan-tulisan anda, dan juga pembaca Kompas kecewa

Mohamad Guntur Romli


Mohamad Guntur Romli
Jl Utan Kayu No 68H, Jakarta
[EMAIL PROTECTED]
http://guntur.name/

  
--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Budiarto Shambazy [EMAIL 
PROTECTED] wrote:

 Mas Budi,

   Terima kasih mau menantikan Politika. 
   Pro dan kontra terhadap setiap artikel/opini/berita di Kompas merupakan hal 
 biasa.
   Justru perbedaan pandangan itulah yang membuat kita jadi semakin dewasa.
   Saya pernah bertahun-tahun meliput olahraga.
   Di dunia yang penuh sportivitas itu protes pun diizinkan pula.
   Namun, setiap protes pasti ada harganya.
   Syarat pertama protes: Anda harus mengeluarkan berlembar-lembar 100 ribu 
 rupiah.
   Uang itu tak akan dikembalikan kepada Anda alias menjadi hak milik panitia.
   Yang lebih sering terjadi protes-protes itu hanya menunjukkan emosi belaka.
   Kadang kala protes dilancarkan karena persoalan harga diri saja.
   Namun, setelah pertandingan selesai, semuanya kembali seperti sedia kala.
   Wong namanya saja olahraga.

   Salam jujur,
   Budiarto Shambazy