Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Undangan Diskusi YJP: Demokrasi A la Feminis

2008-02-20 Terurut Topik nur azizah
Mas Tamrin,
terima kasih masukannya. salamnya diterima dan akan saya teruskan pada hari 
Jumat.

untuk JP 57 tentang Kearifan Lokal dan JP 58 mengangkat tema Lesbian.
kami tunggu hasil penelitiannya.

terima kasih

salam,
azizah

Martin goro-goro [EMAIL PROTECTED] wrote:   Mbak 
Nur,
 sayang sekali waktu diskusi bertabrakan dengan
 keperluan keluarga yang mustahil dihindari. Tolong
 risalah diskusi di muat nanti di Jurnal Perempuan.
 Salam buat Bony, Gadis dan bu Musda serta teman-teman
 semuanya.

 Nomor Jurnal Perempuan dan Jurnal Demokrasi berikut
 tentang apa? Saya punya bahan hasil penelitian di
 Lombok tentang Janda-Janda Sasak Perkasa yang mau
 saya kirimkan buat Jurnal.

 Salam, Tamrin Amal Tomagola



[Forum Pembaca KOMPAS] Undangan Diskusi YJP: Demokrasi A la Feminis

2008-02-17 Terurut Topik MGR
  UNDANGAN
   
  Diskusi Yayasan Jurnal Perempuan
   
  Demokrasi A la Feminis
   
  Gadis Arivia, Musdah Mulia, Nur Iman Subono
   
  Jumat, 22 Februari 2008
  Pukul 15.00-17.00 WIB
  Yayasan Jurnal Perempuan
  Jl. Tebet Barat VIII No. 27 Jakarta Selatan 12810
  Telp 021. 8370-2005  
   
  Demokrasi di Indonesia adalah peluang bagi setiap pihak untuk menyalurkan 
aspirasinya. Tak terkecuali bagi mereka yang memanfaatkan prosedur demokrasi 
yang pada akhirnya beriktikad membunuh demokrasi. Seperti munculnya Perda-perda 
dan undang-undang yang diskriminatif, khususnya terhadap perempuan, yang 
mayoritas berbasis syariat. Sedangkan demokrasi di negri baru dimaknai sebagai 
penguasaan dan kemenangan terhadap prosedur demokrasi yang juga dihitung 
sebagai target dari tercapainya proses demokratisasi. Melalui penguasaan dan 
kemenangan itu segala bentuk peraturan yang diskriminatif seolah-olah lahir 
dari rahim demokrasi. Tak ada riwayat bagi kelompok minoritas yang tidak 
mungkin bisa menang dalam “demokrasi yang maskulin” macam ini: yang lebih 
mementingkan kemenangan dan menciptakan konsituen sebanyak-banyaknya dan 
sekuat-kuatnya. Sedangkan para feminis memandang demokrasi adalah peluang bagi 
terciptanya kepedulian, tolak-ukur demokrasi bukanlah kemenangan dan
 penguasaan, namun tercapainya tatanan masyarakat yang bebas dari diskriminasi, 
kesetaraan (tak ada yang mayoritas dan minoritas) dan pengakuan terhadap 
keragaman. Untuk bahasan lebih lanjut tentang tema ini, ikuti diskusi Yayasan 
Jurnal Perempuan yang menghadirkan pembicara: Gadis Arivia (Pendiri Yayasan 
Jurnal Perempuan), Musdah Muliah (Ketua Umum ICRP) dan Nur Iman Subono (Pendiri 
Yayasan Jurnal Perempuan, Pemimpin Redaksi Jurnal Demokrasi Sosial)

  Untuk informasi lebih lanjut kontak:
  Nur Azizah
  0818-064-884-63
  e-mail: [EMAIL PROTECTED]
   
  Diskusi ini tidak memungut biaya sedikit pun, selain datang untuk diskusi 
anda bisa juga mendapatkan terbitan Yayasan Jurnal Perempuan: jurnal, buku, 
kliping tentang isu perempuan (dari tahun 1996), video, kaset untuk program 
radio jurnal perempuan, dll
   
  
   
-
Looking for last minute shopping deals?  Find them fast with Yahoo! Search.

[Non-text portions of this message have been removed]