Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Iran, Pemilu yang memilu dan memalukan.....
Ini sekadar link wikipedia, menjelaskan secara singkat pandangan politik Ahmadinejad dan klasifikasi capres2 pada pemilu di Iran 2005. http://en.wikipedia.org/wiki/Mahmoud_Ahmadinejad#2005_Presidential_campaign http://en.wikipedia.org/wiki/Iranian_presidential_election,_2005 Dari: Adyanto Aditomo adyantoadit...@yahoo.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Kamis, 25 Juni, 2009 11:58:04 Judul: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Iran, Pemilu yang memilu dan memalukan. Bung Asep Kurniawan, Saya memang bukan ahli Timur Tengah, sehingga apa yang saya tulis bisa saja salah. Dari beberapa tulisan yang menjadi referensi saya, antara lain yang ditulis oleh Mustafa Abdul Rahman yang dimuat di harian Kompas, Minggu 21 Juni 2009 halaman 5, yang menyatakan bahwa kemenangan Ahmadinejad pada pemilu 2005 tidak terlepas dari dukungan pendukung Khatami yang seorang reformis dan juga para Mahasiswa yang reformis. Khatami telah memerintah Iran selama 2 periode 1997 - 2001 dan 2001 - 2005. Khatami gagal menjalankan program reformasinya karena mendapat hambatan dari kubu konservativ . Setahu saya kaum Mullah itu pada dasarnya kelompok kanan, hanya saja beberapa kali kelompok kanan ini melakukan koalisi pelangi dengan kelompok Reformis, dimana kelompok Reformis ini terdiri dari Kelompok Islam Kiri, Sisa - sisa kaum Islam nasionalis dan mahasiswa. Hanya saja pada th. 1990'an, kelompok Islam Kiri menggalang gerakan reformasi melawan hegemoni kaum Mullah. Ada yang bisa mengkoreksi tulisan saya ini??? Salam, Adyanto Aditomo
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Iran, Pemilu yang memilu dan memalukan.....
Bung Asep Kurniawan, Saya memang bukan ahli Timur Tengah, sehingga apa yang saya tulis bisa saja salah. Dari beberapa tulisan yang menjadi referensi saya, antara lain yang ditulis oleh Mustafa Abdul Rahman yang dimuat di harian Kompas, Minggu 21 Juni 2009 halaman 5, yang menyatakan bahwa kemenangan Ahmadinejad pada pemilu 2005 tidak terlepas dari dukungan pendukung Khatami yang seorang reformis dan juga para Mahasiswa yang reformis. Khatami telah memerintah Iran selama 2 periode 1997 - 2001 dan 2001 - 2005. Khatami gagal menjalankan program reformasinya karena mendapat hambatan dari kubu konservativ . Setahu saya kaum Mullah itu pada dasarnya kelompok kanan, hanya saja beberapa kali kelompok kanan ini melakukan koalisi pelangi dengan kelompok Reformis, dimana kelompok Reformis ini terdiri dari Kelompok Islam Kiri, Sisa - sisa kaum Islam nasionalis dan mahasiswa. Hanya saja pada th. 1990'an, kelompok Islam Kiri menggalang gerakan reformasi melawan hegemoni kaum Mullah. Ada yang bisa mengkoreksi tulisan saya ini??? Salam, Adyanto Aditomo --- Pada Rab, 24/6/09, Asep Kurniawan ask...@yahoo.com menulis: Dari: Asep Kurniawan ask...@yahoo.com Topik: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Iran, Pemilu yang memilu dan memalukan.. Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 24 Juni, 2009, 9:47 AM Fatal sekali Pak Adyanto. Salah data, ya salah analisis. Ahmadinejad justru capres yang sejak awal sangat kanan dan lebih didukung oleh para mullah dan kelompok konservatif di tahun 2005 sampai sekarang. Rafsanjani justru adalah tokoh yang dikenal moderat, walaupun ia adalah seorang mullah. Jadi Ahmadinejad tak pernah bergeser ke kanan, karena sejak awal memang sudah di kanan. Riset kecil di google atau wikipedia terlebih dulu sebelum menulis, barangkali bisa mengurangi kesalahan data. Salam,
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Iran, Pemilu yang memilu dan memalukan.....
Fatal sekali Pak Adyanto. Salah data, ya salah analisis. Ahmadinejad justru capres yang sejak awal sangat kanan dan lebih didukung oleh para mullah dan kelompok konservatif di tahun 2005 sampai sekarang. Rafsanjani justru adalah tokoh yang dikenal moderat, walaupun ia adalah seorang mullah. Jadi Ahmadinejad tak pernah bergeser ke kanan, karena sejak awal memang sudah di kanan. Riset kecil di google atau wikipedia terlebih dulu sebelum menulis, barangkali bisa mengurangi kesalahan data. Salam, Dari: adyantoadit...@yahoo.co.id adyantoadit...@yahoo.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 24 Juni, 2009 05:56:00 Topik: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Iran, Pemilu yang memilu dan memalukan. Bung Lasma Siregar, Soal kasus kerusuhan paska Pemilu di Iran memang tragis. Ahmadinejad berhasil memenangkan pemilu th. 2005 atas dukungan kaum reformis, termasuk para mahasiswa. Dalam Pemilu tersebut Ahmadinejad mengalahkan mantan Presiden Hasemi Rafsanjani yang didukung oleh kaum Mullah Ternyata dalam perjalanan waktu, haluan politik Ahmadinejad terlalu bergeser ke kanan dan makin mendekat ke kubu konservatif. Situasi ini membuat para pendukungnya yang dari kelompok reformis kecewa berat. Dalam pemilu 2009 ini, kelompok reformis mendukung mantan Perdana Mentri Mir Hossen Mousavi. Dalam pelaksanaan pemilu 2009, Ahmadinejad berupaya untuk membatasi akses para pesaingnya untuk menyelenggarakan kampanye. Seluruh media cetak dan elektronik sepenuhnya dikuasai oleh pemerintah. Media internet seperti facebook yang digunakan oleh kelompok oposisi dilarang oleh Pemerintah. Ahmadinejad yang sederhana dengan jargon politiknya yang anti elit dan anti korupsi, mengabdikan hidupnya hanya untuk kepentingan rakyat kecil yang tertindas dan kejayaan Iran, terlihat sangat bengis dan menghalalkan segala cara untuk memenangkan Pemilu 2009 ini. Segala daya dan upaya dilakukan untuk mencegah para pesaingnya bisa dengan leluasa untuk berkampanye yaitu dengan mengontrol seluruh media informasi milik pemerintah digunakan sebegai media kampanye bagi para pesaingnya. Walaupun pada dasarnya, siapapun yang memenangkan pemilu Presiden di Iran, arah kebijakan politik di Iran tidak akan bergeser terlalu jauh, mengingat yang memiliki kewenangan besar dalam menentukan GBHN Iran adalah Pemimpin Spiritual Iran, yaitu Ali Khamenei, tetapi tetap saja perebutan kursi Presiden Iran berlangsung sengit. Semua tindakan Ahmadinejad inilah yang kemudian menjadi amunisi bagi ketidak puasan kelompok oposisi terhadap kekalahan dalam Pemilu yang baru lalu, baik yang reformis maupun yang konservatif. Hal ini terlihat dengan bergabungnya mantan Presiden Hashemi Rafsanjani yang didukung oleh kaum Mullah ke kubu Mousavi. Saat ini situasi Iran betul - betul runyam. Dengan berpihaknya Hashemi Rafsanjani yang didukung oleh kaum Mullah kepada kelompok reformis yang dimotori oleh Mir Hossen Mousavi, berarti ada perpecahan di kubu konservatif dan adanya pertentangan dengan Pemimpin Spiritual Iran yaitu Ali Khamenei. Iran kelihatannya tercabik - cabik oleh konflik di intern mereka. Kalau sudah begini, sudah tidak penting lagi apakah pemilunya berjalan dengan jujur atau tidak, karena pihak yang kalah cukup memiliki amunisi untuk menggugat keabsahan Pemilu tersebut dan menuntut adanya Pemilu ulang. Belajar dari situasi di Iran, apakah kasus ini bisa merembet ke Indonesia yang akan menyelenggarakan Pilpres 2009??? Menurut saya, kalau pihak incumbent yaitu pasangan SBY - Boediono dalam pelaksanaan Pilpres ini memberikan amunisi yang memadai kepada para Capres pesaingnya, tidak mustahil peristiwa Iran terjadi di Indonesia. Beberapa potensi amunisi yang bisa membakar Indonesia antara lain: - Ketidak beresan DPT Pilpres. - Kampanye SBY - Boediono yang terkesan memaksakan Pilpres 1 putaran tapi dengan menganjurkan agar masyarakat memilih pasangan SBY - Boediono. Ada pendukungnya yang ikut mengompori anjuran tersebut dengan menyatakan bahwa siapapun yang menolak anjuran Pilpres 1 putaran bukanlah warga Negara yang baik dan yang bersangkutan tidak patut untuk tinggal di Indonesia. - Banyaknya pelanggaran kampanye yang menggunakan fasilitas negara dan menggunakan para pimpinan BUMN sebagai Tim Sukses pasangan SBY Boediono. - Ada kesan kuat pihak kepolisian menolak laporan Bawaslu yang melaporkan pelanggaran UU Pemilu oleh pasangan SBY Boediono. - Kampanye Pemerintah dengan memasang iklan di TV atas biaya rakyat tentang pendidikan Gratis yang ternyata cuma bohong belaka. - Ada perintah SBY melalui Tim Bayonet, yang merupakan bagian dari Tim Sukses SBY, untuk memprovokasi siapa saja yang berani mengkritisi pasangan SBY Boediono. Sasaran tembak pertama adalah etnis Arab yang membuat sebagian umat Islam Indonesia gerah. - Dan sebagainya. Jadi semua pihak harus berupaya sekuat tenaga agar kerusuhan Iran tidak merembet ke Indonesia. Pihak incumbent sebaiknya tidak menghalalkan
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Iran, Pemilu yang memilu dan memalukan.....
Bung Lasma Siregar, Soal kasus kerusuhan paska Pemilu di Iran memang tragis. Ahmadinejad berhasil memenangkan pemilu th. 2005 atas dukungan kaum reformis, termasuk para mahasiswa. Dalam Pemilu tersebut Ahmadinejad mengalahkan mantan Presiden Hasemi Rafsanjani yang didukung oleh kaum Mullah Ternyata dalam perjalanan waktu, haluan politik Ahmadinejad terlalu bergeser ke kanan dan makin mendekat ke kubu konservatif. Situasi ini membuat para pendukungnya yang dari kelompok reformis kecewa berat. Dalam pemilu 2009 ini, kelompok reformis mendukung mantan Perdana Mentri Mir Hossen Mousavi. Dalam pelaksanaan pemilu 2009, Ahmadinejad berupaya untuk membatasi akses para pesaingnya untuk menyelenggarakan kampanye. Seluruh media cetak dan elektronik sepenuhnya dikuasai oleh pemerintah. Media internet seperti facebook yang digunakan oleh kelompok oposisi dilarang oleh Pemerintah. Ahmadinejad yang sederhana dengan jargon politiknya yang anti elit dan anti korupsi, mengabdikan hidupnya hanya untuk kepentingan rakyat kecil yang tertindas dan kejayaan Iran, terlihat sangat bengis dan menghalalkan segala cara untuk memenangkan Pemilu 2009 ini. Segala daya dan upaya dilakukan untuk mencegah para pesaingnya bisa dengan leluasa untuk berkampanye yaitu dengan mengontrol seluruh media informasi milik pemerintah digunakan sebegai media kampanye bagi para pesaingnya. Walaupun pada dasarnya, siapapun yang memenangkan pemilu Presiden di Iran, arah kebijakan politik di Iran tidak akan bergeser terlalu jauh, mengingat yang memiliki kewenangan besar dalam menentukan GBHN Iran adalah Pemimpin Spiritual Iran, yaitu Ali Khamenei, tetapi tetap saja perebutan kursi Presiden Iran berlangsung sengit. Semua tindakan Ahmadinejad inilah yang kemudian menjadi amunisi bagi ketidak puasan kelompok oposisi terhadap kekalahan dalam Pemilu yang baru lalu, baik yang reformis maupun yang konservatif. Hal ini terlihat dengan bergabungnya mantan Presiden Hashemi Rafsanjani yang didukung oleh kaum Mullah ke kubu Mousavi. Saat ini situasi Iran betul - betul runyam. Dengan berpihaknya Hashemi Rafsanjani yang didukung oleh kaum Mullah kepada kelompok reformis yang dimotori oleh Mir Hossen Mousavi, berarti ada perpecahan di kubu konservatif dan adanya pertentangan dengan Pemimpin Spiritual Iran yaitu Ali Khamenei. Iran kelihatannya tercabik - cabik oleh konflik di intern mereka. Kalau sudah begini, sudah tidak penting lagi apakah pemilunya berjalan dengan jujur atau tidak, karena pihak yang kalah cukup memiliki amunisi untuk menggugat keabsahan Pemilu tersebut dan menuntut adanya Pemilu ulang. Belajar dari situasi di Iran, apakah kasus ini bisa merembet ke Indonesia yang akan menyelenggarakan Pilpres 2009??? Menurut saya, kalau pihak incumbent yaitu pasangan SBY - Boediono dalam pelaksanaan Pilpres ini memberikan amunisi yang memadai kepada para Capres pesaingnya, tidak mustahil peristiwa Iran terjadi di Indonesia. Beberapa potensi amunisi yang bisa membakar Indonesia antara lain: - Ketidak beresan DPT Pilpres. - Kampanye SBY - Boediono yang terkesan memaksakan Pilpres 1 putaran tapi dengan menganjurkan agar masyarakat memilih pasangan SBY - Boediono. Ada pendukungnya yang ikut mengompori anjuran tersebut dengan menyatakan bahwa siapapun yang menolak anjuran Pilpres 1 putaran bukanlah warga Negara yang baik dan yang bersangkutan tidak patut untuk tinggal di Indonesia. - Banyaknya pelanggaran kampanye yang menggunakan fasilitas negara dan menggunakan para pimpinan BUMN sebagai Tim Sukses pasangan SBY Boediono. - Ada kesan kuat pihak kepolisian menolak laporan Bawaslu yang melaporkan pelanggaran UU Pemilu oleh pasangan SBY Boediono. - Kampanye Pemerintah dengan memasang iklan di TV atas biaya rakyat tentang pendidikan Gratis yang ternyata cuma bohong belaka. - Ada perintah SBY melalui Tim Bayonet, yang merupakan bagian dari Tim Sukses SBY, untuk memprovokasi siapa saja yang berani mengkritisi pasangan SBY Boediono. Sasaran tembak pertama adalah etnis Arab yang membuat sebagian umat Islam Indonesia gerah. - Dan sebagainya. Jadi semua pihak harus berupaya sekuat tenaga agar kerusuhan Iran tidak merembet ke Indonesia. Pihak incumbent sebaiknya tidak menghalalkan segala cara untuk memenangkan Pilpres 2009 ini. Salam, Adyanto Aditomo Dari: Lasma siregar las032...@yahoo.com Topik: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Iran, Pemilu yang memilu dan memalukan. Kepada: forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 23 Juni, 2009, 5:27 AM Iran, Pemilu yang memilu dan memalukan... .. Iran sampai kini tak tahu mau kemana dengan hasil Pemilu-nya? Mau diulang tak mungkin, mau diterima juga banyak masalah! Bagaimana mereka bisa keluar dari lingkaran setan ini? Yang menang tak mau mengalah, yang kalah mau menang! Sementara mahasiswa di kampus Tehran dan anak muda di jalanan terus demo dan ngamuk. Buaanyak kesalahan (kecurangan) yang terjadi, tapi bisa diurus dan diperbaiki kalau ada itikad baik! Bukankah lebih