Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Iran, Pemilu yang memilu dan memalukan.....

2009-06-26 Terurut Topik Asep Kurniawan
Ini sekadar link wikipedia, menjelaskan secara singkat pandangan politik 
Ahmadinejad dan klasifikasi capres2 pada pemilu di Iran 2005.

http://en.wikipedia.org/wiki/Mahmoud_Ahmadinejad#2005_Presidential_campaign
http://en.wikipedia.org/wiki/Iranian_presidential_election,_2005





Dari: Adyanto Aditomo adyantoadit...@yahoo.co.id
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Terkirim: Kamis, 25 Juni, 2009 11:58:04
Judul: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Iran, Pemilu yang memilu dan memalukan.





Bung Asep Kurniawan,
 
Saya memang bukan ahli Timur Tengah, sehingga apa yang saya tulis bisa saja 
salah.
Dari beberapa tulisan yang menjadi referensi saya, antara lain yang ditulis 
oleh Mustafa Abdul Rahman yang dimuat di harian Kompas, Minggu 21 Juni 2009 
halaman 5, yang menyatakan bahwa kemenangan Ahmadinejad pada pemilu 2005 tidak 
terlepas dari dukungan pendukung Khatami yang seorang reformis dan juga para 
Mahasiswa yang reformis.
Khatami telah memerintah Iran selama 2 periode 1997 - 2001 dan 2001 - 2005.
Khatami gagal menjalankan program reformasinya karena mendapat hambatan dari 
kubu konservativ .
Setahu saya kaum Mullah itu pada dasarnya kelompok kanan, hanya saja beberapa 
kali kelompok kanan ini melakukan koalisi pelangi dengan kelompok Reformis, 
dimana kelompok Reformis ini terdiri dari Kelompok Islam Kiri, Sisa - sisa kaum 
Islam nasionalis dan mahasiswa.
Hanya saja pada th. 1990'an, kelompok Islam Kiri menggalang gerakan reformasi 
melawan hegemoni kaum Mullah.
 
Ada yang bisa mengkoreksi tulisan saya ini???
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo


Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Iran, Pemilu yang memilu dan memalukan.....

2009-06-25 Terurut Topik Adyanto Aditomo
Bung Asep Kurniawan,
 
Saya memang bukan ahli Timur Tengah, sehingga apa yang saya tulis bisa saja 
salah.
Dari beberapa tulisan yang menjadi referensi saya, antara lain yang ditulis 
oleh Mustafa Abdul Rahman yang dimuat di harian Kompas, Minggu 21 Juni 2009 
halaman 5, yang menyatakan bahwa kemenangan Ahmadinejad pada pemilu 2005 tidak 
terlepas dari dukungan pendukung Khatami yang seorang reformis dan juga para 
Mahasiswa yang reformis.
Khatami telah memerintah Iran selama 2 periode 1997 - 2001 dan 2001 - 2005.
Khatami gagal menjalankan program reformasinya karena mendapat hambatan dari 
kubu konservativ .
Setahu saya kaum Mullah itu pada dasarnya kelompok kanan, hanya saja beberapa 
kali kelompok kanan ini melakukan koalisi pelangi dengan kelompok Reformis, 
dimana kelompok Reformis ini terdiri dari Kelompok Islam Kiri, Sisa - sisa kaum 
Islam nasionalis dan mahasiswa.
Hanya saja pada th. 1990'an, kelompok Islam Kiri menggalang gerakan reformasi 
melawan hegemoni kaum Mullah.
 
Ada yang bisa mengkoreksi tulisan saya ini???
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Rab, 24/6/09, Asep Kurniawan ask...@yahoo.com menulis:


Dari: Asep Kurniawan ask...@yahoo.com
Topik: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Iran, Pemilu yang memilu dan memalukan..
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 24 Juni, 2009, 9:47 AM


Fatal sekali Pak Adyanto. Salah data, ya salah analisis. Ahmadinejad justru 
capres yang sejak awal sangat kanan dan lebih didukung oleh para mullah dan 
kelompok konservatif di tahun 2005 sampai sekarang. Rafsanjani justru adalah 
tokoh yang dikenal moderat, walaupun ia adalah seorang mullah.

Jadi Ahmadinejad tak pernah bergeser ke kanan, karena sejak awal memang sudah 
di kanan. Riset kecil di google atau wikipedia terlebih dulu sebelum menulis, 
barangkali bisa mengurangi kesalahan data.

Salam,


Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Iran, Pemilu yang memilu dan memalukan.....

2009-06-24 Terurut Topik Asep Kurniawan
Fatal sekali Pak Adyanto. Salah data, ya salah analisis. Ahmadinejad justru 
capres yang sejak awal sangat kanan dan lebih didukung oleh para mullah dan 
kelompok konservatif di tahun 2005 sampai sekarang. Rafsanjani justru adalah 
tokoh yang dikenal moderat, walaupun ia adalah seorang mullah.

Jadi Ahmadinejad tak pernah bergeser ke kanan, karena sejak awal memang sudah 
di kanan. Riset kecil di google atau wikipedia terlebih dulu sebelum menulis, 
barangkali bisa mengurangi kesalahan data.

Salam,




Dari: adyantoadit...@yahoo.co.id adyantoadit...@yahoo.co.id
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Terkirim: Rabu, 24 Juni, 2009 05:56:00
Topik: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Iran, Pemilu yang memilu dan memalukan.





Bung Lasma Siregar,
 
Soal kasus kerusuhan paska Pemilu di Iran memang tragis.
Ahmadinejad berhasil memenangkan pemilu th. 2005 atas dukungan kaum reformis, 
termasuk para mahasiswa.
Dalam Pemilu tersebut Ahmadinejad mengalahkan mantan Presiden Hasemi Rafsanjani 
yang didukung oleh kaum Mullah 
Ternyata dalam perjalanan waktu, haluan politik Ahmadinejad terlalu bergeser ke 
kanan dan makin mendekat ke kubu konservatif.
Situasi ini membuat para pendukungnya yang dari kelompok reformis kecewa berat.
Dalam pemilu 2009 ini, kelompok reformis mendukung mantan Perdana Mentri Mir 
Hossen Mousavi.
Dalam pelaksanaan pemilu 2009, Ahmadinejad berupaya untuk membatasi akses para 
pesaingnya untuk menyelenggarakan kampanye.
Seluruh media cetak dan elektronik sepenuhnya dikuasai oleh pemerintah.
Media internet seperti facebook yang digunakan oleh kelompok oposisi dilarang 
oleh Pemerintah.
Ahmadinejad yang sederhana dengan jargon politiknya yang anti elit dan anti 
korupsi, mengabdikan hidupnya hanya untuk kepentingan rakyat kecil yang 
tertindas dan kejayaan Iran, terlihat sangat bengis dan menghalalkan segala 
cara untuk memenangkan Pemilu 2009 ini. Segala daya dan upaya dilakukan untuk 
mencegah para pesaingnya bisa dengan leluasa untuk berkampanye yaitu dengan 
mengontrol seluruh media informasi milik pemerintah digunakan sebegai media 
kampanye bagi para pesaingnya.
Walaupun pada dasarnya, siapapun yang memenangkan pemilu Presiden di Iran, arah 
kebijakan politik di Iran tidak akan bergeser terlalu jauh, mengingat yang 
memiliki kewenangan besar dalam menentukan GBHN Iran adalah Pemimpin 
Spiritual Iran, yaitu Ali Khamenei, tetapi tetap saja perebutan kursi Presiden 
Iran berlangsung sengit.
Semua tindakan Ahmadinejad inilah yang kemudian menjadi amunisi bagi ketidak 
puasan kelompok oposisi terhadap kekalahan dalam Pemilu yang baru lalu, baik 
yang reformis maupun yang konservatif. Hal ini terlihat dengan bergabungnya 
mantan Presiden Hashemi Rafsanjani yang didukung oleh kaum Mullah ke kubu 
Mousavi.
 
Saat ini situasi Iran betul - betul runyam.
Dengan berpihaknya Hashemi Rafsanjani yang didukung oleh kaum Mullah kepada 
kelompok reformis yang dimotori oleh Mir Hossen Mousavi, berarti ada perpecahan 
di kubu konservatif dan adanya pertentangan dengan Pemimpin Spiritual Iran 
yaitu Ali Khamenei.
Iran kelihatannya tercabik - cabik oleh konflik di intern mereka.
Kalau sudah begini, sudah tidak penting lagi apakah pemilunya berjalan dengan 
jujur atau tidak, karena pihak yang kalah cukup memiliki amunisi untuk 
menggugat keabsahan Pemilu tersebut dan menuntut adanya Pemilu ulang.
 
Belajar dari situasi di Iran, apakah kasus ini bisa merembet ke Indonesia yang 
akan menyelenggarakan Pilpres 2009???
Menurut saya, kalau pihak incumbent yaitu pasangan SBY - Boediono dalam 
pelaksanaan Pilpres ini memberikan amunisi yang memadai kepada para Capres 
pesaingnya, tidak mustahil peristiwa Iran terjadi di Indonesia.
Beberapa potensi amunisi yang bisa membakar Indonesia antara lain:
- Ketidak beresan DPT Pilpres.
- Kampanye SBY - Boediono yang terkesan memaksakan Pilpres 1 putaran tapi 
dengan menganjurkan agar masyarakat memilih pasangan SBY - Boediono. Ada 
pendukungnya yang ikut mengompori anjuran tersebut dengan menyatakan bahwa 
siapapun yang menolak anjuran Pilpres 1 putaran bukanlah warga Negara yang 
baik dan yang bersangkutan tidak patut untuk tinggal di Indonesia.
- Banyaknya pelanggaran kampanye yang menggunakan fasilitas negara dan 
menggunakan para pimpinan BUMN sebagai Tim Sukses pasangan SBY Boediono.
- Ada kesan kuat pihak kepolisian menolak laporan Bawaslu yang melaporkan 
pelanggaran UU Pemilu oleh pasangan SBY Boediono.
- Kampanye Pemerintah dengan memasang iklan di TV atas biaya rakyat tentang 
pendidikan Gratis yang ternyata cuma bohong belaka.
- Ada perintah SBY melalui Tim Bayonet, yang merupakan bagian dari Tim Sukses 
SBY, untuk memprovokasi siapa saja yang berani mengkritisi pasangan SBY 
Boediono. Sasaran tembak pertama adalah etnis Arab yang membuat sebagian umat 
Islam Indonesia gerah.
- Dan sebagainya.
 
Jadi semua pihak harus berupaya sekuat tenaga agar kerusuhan Iran tidak 
merembet ke Indonesia.
Pihak incumbent sebaiknya tidak menghalalkan

Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Iran, Pemilu yang memilu dan memalukan.....

2009-06-23 Terurut Topik adyantoaditomo
Bung Lasma Siregar,
 
Soal kasus kerusuhan paska Pemilu di Iran memang tragis.
Ahmadinejad berhasil memenangkan pemilu th. 2005 atas dukungan kaum reformis, 
termasuk para mahasiswa.
Dalam Pemilu tersebut Ahmadinejad mengalahkan mantan Presiden Hasemi Rafsanjani 
yang didukung oleh kaum Mullah 
Ternyata dalam perjalanan waktu, haluan politik Ahmadinejad terlalu bergeser ke 
kanan dan makin mendekat ke kubu konservatif.
Situasi ini membuat para pendukungnya yang dari kelompok reformis kecewa berat.
Dalam pemilu 2009 ini, kelompok reformis mendukung mantan Perdana Mentri Mir 
Hossen Mousavi.
Dalam pelaksanaan pemilu 2009, Ahmadinejad berupaya untuk membatasi akses para 
pesaingnya untuk menyelenggarakan kampanye.
Seluruh media cetak dan elektronik sepenuhnya dikuasai oleh pemerintah.
Media internet seperti facebook yang digunakan oleh kelompok oposisi dilarang 
oleh Pemerintah.
Ahmadinejad yang sederhana dengan jargon politiknya yang anti elit dan anti 
korupsi, mengabdikan hidupnya hanya untuk kepentingan rakyat kecil yang 
tertindas dan kejayaan Iran, terlihat sangat bengis dan menghalalkan segala 
cara untuk memenangkan Pemilu 2009 ini. Segala daya dan upaya dilakukan untuk 
mencegah para pesaingnya bisa dengan leluasa untuk berkampanye yaitu dengan 
mengontrol seluruh media informasi milik pemerintah digunakan sebegai media 
kampanye bagi para pesaingnya.
Walaupun pada dasarnya, siapapun yang memenangkan pemilu Presiden di Iran, arah 
kebijakan politik di Iran tidak akan bergeser terlalu jauh, mengingat yang 
memiliki kewenangan besar dalam menentukan GBHN Iran adalah Pemimpin 
Spiritual Iran, yaitu Ali Khamenei, tetapi tetap saja perebutan kursi Presiden 
Iran berlangsung sengit.
Semua tindakan Ahmadinejad inilah yang kemudian menjadi amunisi bagi ketidak 
puasan kelompok oposisi terhadap kekalahan dalam Pemilu yang baru lalu, baik 
yang reformis maupun yang konservatif. Hal ini terlihat dengan bergabungnya 
mantan Presiden Hashemi Rafsanjani yang didukung oleh kaum Mullah ke kubu 
Mousavi.
 
Saat ini situasi Iran betul - betul runyam.
Dengan berpihaknya Hashemi Rafsanjani yang didukung oleh kaum Mullah kepada 
kelompok reformis yang dimotori oleh Mir Hossen Mousavi, berarti ada perpecahan 
di kubu konservatif dan adanya pertentangan dengan Pemimpin Spiritual Iran 
yaitu Ali Khamenei.
Iran kelihatannya tercabik - cabik oleh konflik di intern mereka.
Kalau sudah begini, sudah tidak penting lagi apakah pemilunya berjalan dengan 
jujur atau tidak, karena pihak yang kalah cukup memiliki amunisi untuk 
menggugat keabsahan Pemilu tersebut dan menuntut adanya Pemilu ulang.
 
Belajar dari situasi di Iran, apakah kasus ini bisa merembet ke Indonesia yang 
akan menyelenggarakan Pilpres 2009???
Menurut saya, kalau pihak incumbent yaitu pasangan SBY - Boediono dalam 
pelaksanaan Pilpres ini memberikan amunisi yang memadai kepada para Capres 
pesaingnya, tidak mustahil peristiwa Iran terjadi di Indonesia.
Beberapa potensi amunisi yang bisa membakar Indonesia antara lain:
- Ketidak beresan DPT Pilpres.
- Kampanye SBY - Boediono yang terkesan memaksakan Pilpres 1 putaran tapi 
dengan menganjurkan agar masyarakat memilih pasangan SBY - Boediono. Ada 
pendukungnya yang ikut mengompori anjuran tersebut dengan menyatakan bahwa 
siapapun yang menolak anjuran Pilpres 1 putaran bukanlah warga Negara yang 
baik dan yang bersangkutan tidak patut untuk tinggal di Indonesia.
- Banyaknya pelanggaran kampanye yang menggunakan fasilitas negara dan 
menggunakan para pimpinan BUMN sebagai Tim Sukses pasangan SBY Boediono.
- Ada kesan kuat pihak kepolisian menolak laporan Bawaslu yang melaporkan 
pelanggaran UU Pemilu oleh pasangan SBY Boediono.
- Kampanye Pemerintah dengan memasang iklan di TV atas biaya rakyat tentang 
pendidikan Gratis yang ternyata cuma bohong belaka.
- Ada perintah SBY melalui Tim Bayonet, yang merupakan bagian dari Tim Sukses 
SBY, untuk memprovokasi siapa saja yang berani mengkritisi pasangan SBY 
Boediono. Sasaran tembak pertama adalah etnis Arab yang membuat sebagian umat 
Islam Indonesia gerah.
- Dan sebagainya.
 
Jadi semua pihak harus berupaya sekuat tenaga agar kerusuhan Iran tidak 
merembet ke Indonesia.
Pihak incumbent sebaiknya tidak menghalalkan segala cara untuk memenangkan 
Pilpres 2009 ini.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo




Dari: Lasma siregar las032...@yahoo.com
Topik: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Iran, Pemilu yang memilu dan memalukan.
Kepada: forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 23 Juni, 2009, 5:27 AM









Iran, Pemilu yang memilu dan memalukan... ..

Iran sampai kini tak tahu mau kemana dengan hasil Pemilu-nya?
Mau diulang tak mungkin, mau diterima juga banyak masalah!
Bagaimana mereka bisa keluar dari lingkaran setan ini?

Yang menang tak mau mengalah, yang kalah mau menang!
Sementara mahasiswa di kampus Tehran dan anak muda di jalanan
terus demo dan ngamuk.

Buaanyak kesalahan (kecurangan) yang terjadi, tapi bisa diurus
dan diperbaiki kalau ada itikad baik!
Bukankah lebih