[hidupmuslim] Antara Ridha dan Pasrah

2005-03-17 Thread hm
Title: Republika Online : http://www.republika.co.id


  18 Maret 2005 Antara Ridha dan Pasrah Arif Rahman Hakim Ridha berasal dari kata radhiya-yardha yang berarti menerima suatu perkara dengan lapang dada tanpa merasa kecewa ataupun tertekan. Sedangkan menurut istilah, ridha berkaitan dengan perkara keimanan yang terbagi menjadi dua macam. Yaitu, ridha Allah kepada hamba-Nya dan ridha hamba kepada Allah (Al-Mausu'ah Al-Islamiyyah Al-'Ammah: 698). Ini sebagaimana diisyaratkan Allah dalam firman-Nya, ''Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya.'' (QS 98: 8).  Ridha Allah kepada hamba-Nya adalah berupa tambahan kenikmatan, pahala, dan ditinggikan derajat kemuliaannya. Sedangkan ridha seorang hamba kepada Allah mempunyai arti menerima dengan sepenuh hati aturan dan ketetapan Allah. Menerima aturan Allah ialah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Adapun menerima ketetapannya adalah dengan cara bersyukur ketika mendapatkan nikmat dan bersabar ketika ditimpa musibah.  Dari definisi ridha tersebut terkandung isyarat bahwa ridha bukan berarti menerima begitu saja segala hal yang menimpa kita tanpa ada usaha sedikit pun untuk mengubahnya. Ridha tidak sama dengan pasrah. Ketika sesuatu yang tidak diinginkan datang menimpa, kita dituntut untuk ridha. Dalam artian kita meyakini bahwa apa yang telah menimpa kita itu adalah takdir yang telah Allah tetapkan, namun kita tetap dituntut untuk berusaha. Allah berfirman, ''Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.'' (QS 13: 11).  Hal ini berarti ridha menuntut adanya usaha aktif. Berbeda dengan sikap pasrah yang menerima kenyataan begitu saja tanpa ada usaha untuk mengubahnya. Walaupun di dalam ridha terdapat makna yang hampir sama dengan pasrah yaitu menerima dengan lapang dada suatu perkara, namun di sana dituntut adanya usaha untuk mencapai suatu target yang diinginkan atau mengubah kondisi yang ada sekiranya itu perkara yang pahit. Karena ridha terhadap aturan Allah seperti perintah mengeluarkan zakat, misalnya, bukan berarti hanya mengakui itu adalah aturan Allah melainkan disertai dengan usaha untuk menunaikannya.   Begitu juga ridha terhadap takdir Allah yang buruk seperti sakit adalah dengan berusaha mencari takdir Allah yang lain, yaitu berobat. Seperti yang dilakukan Khalifah Umar bin Khathab ketika ia lari mencari tempat berteduh dari hujan deras yang turun ketika itu. Ia ditanya, ''Mengapa engkau lari dari takdir Allah, wahai Umar?'' Umar menjawab, ''Saya lari dari takdir Allah yang satu ke takdir Allah yang lain.''  Dengan demikian, tampaklah perbedaan antara makna ridha dan pasrah, yang kebanyakan orang belum mengetahuinya. Dan itu bisa mengakibatkan salah persepsi maupun aplikasi terhadap makna ayat-ayat yang memerintahkan untuk bersikap ridha terhadap segala yang Allah tetapkan. Dengan kata lain pasrah akan melahirkan sikap fatalisme. Sedangkan ridha justru mengajak orang untuk optimistis. Wallahu a'lam.  Berita ini dikirim melalui Republika Online http://www.republika.co.idBerita bisa dilihat di : http://www.republika.co.id/Kolom_detail.asp?id=191391_id=14


Terima Kasih, anda telah mengunjungi Group Hidup Muslim

Wassalamu'alaikum Wr Wb

Moderator, Hidup Muslim








Yahoo! Groups Sponsor


  ADVERTISEMENT 












Yahoo! Groups Links

To visit your group on the web, go to:http://groups.yahoo.com/group/hidupmuslim/
To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]
Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.









[hidupmuslim] Kehidupan Dunia

2005-03-17 Thread hm
Title: Republika Online : http://www.republika.co.id


  16 Maret 2005 Kehidupan Dunia Firdaus MA Kata dunia berarti rendah dan bersifat sementara. Kehidupan dunia berarti kehidupan yang rendah dan sementara. Allah mengilustrasikan kehidupan dunia seperti air hujan yang menyuburkan tumbuhan sampai jangka waktu tertentu dan akhirnya tumbuhan itu menjadi kering.  Allah berfirman, ''Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu adalah seperti air hujan yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai pula perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan ia laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada orang-orang yang berpikir.'' (QS 10: 24).  Kehidupan dunia ini hanyalah suatu permainan atau senda gurau. Sedangkan akhirat adalah kehidupan yang sesungguhnya, lebih baik dan kekal (QS 6: 32). Oleh sebab itu, Muslim tidak boleh teperdaya oleh kehidupan dunia yang bersifat sementara. Ia perlu mempertimbangkan kepentingan kehidupan akhirat dalam setiap aktivitasnya. Allah berfirman, ''Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedangkan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka, apakah kamu tidak memahaminya? Maka, apakah orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik (surga) lalu ia memperolehnya, sama dengan orang yang Kami berikan kepadanya kenikmatan hidup duniawi, kemudian dia pada hari kiamat termasuk orang-orang yang diseret (ke dalam neraka)?'' (QS 28: 60-61).  Kenyataannya tetap banyak orang yang tertipu oleh kehidupan dunia sehingga mereka melupakan kehidupan akhirat yang kekal di sisi Allah. Orang seperti ini akan mendapat siksa dari Allah. Allah berfirman, ''Dan dikatakan (kepada mereka), 'Pada hari ini Kami melupakan kamu sebagaimana kamu telah melupakan pertemuan (dengan) harimu ini dan tempat kembalimu ialah neraka dan kamu sekali-kali tidak memperoleh penolong. Yang demikian itu, karena sesungguhnya kamu menjadikan ayat-ayat Allah sebagai olok-olokan dan kamu telah ditipu oleh kehidupan dunia, maka pada hari ini mereka tidak dikeluarkan dari neraka dan tidak pula mereka diberi kesempatan untuk bertaubat'.'' (QS 45: 34-35).  Allah memerintahkan Muslim menjauhi orang-orang yang hanya mencintai dunia. Sebab, orang yang demikian tidak mengikuti petunjuk-Nya dan akan tersesat dalam menjalani kehidupan. Allah berfirman, ''Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan Kami, dan tidak mengingini kecuali kehidupan duniawi. Itulah sejauh-jauh pengetahuan mereka. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang paling mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia pulalah yang paling mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.'' (QS 53: 29-30).  Berita ini dikirim melalui Republika Online http://www.republika.co.idBerita bisa dilihat di : http://www.republika.co.id/Kolom_detail.asp?id=191126_id=14


Terima Kasih, anda telah mengunjungi Group Hidup Muslim

Wassalamu'alaikum Wr Wb

Moderator, Hidup Muslim








Yahoo! Groups Sponsor


  ADVERTISEMENT 












Yahoo! Groups Links

To visit your group on the web, go to:http://groups.yahoo.com/group/hidupmuslim/
To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]
Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.