Re: [iagi-net-l] Best Practise - Depth Control on Highly Deviated well

2007-01-28 Terurut Topik heri ferius

Pakai WL jauh lebih akurat dengan prosedur sbb:
1. Section  pertama Csg DD di check pakai LD  LU WL
2. Section kedua Csg DD di check pakai LD  LU WL
3. Section berikutnya ya di check pakai LD  LU WL
4. Untuk LWD / MWD ya tie kan dengan WL (GR ?)
5. Untuk Tally Dept akan panjang bila measure man nya sakit pinggang dan 
pendek bila mud / matrial settling dll, dsb.
6. Buat G G ketahui tidak hanya OH Logging, ada lagi CH Logging seperti 
Bonding log plus CCL, surveylance dll, dsb.



Salam
HF


- Original Message - 
From: nyoto - ke-el [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, January 24, 2007 12:18 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Best Practise - Depth Control on Highly Deviated 
well




Bukan, tidak ada yang salah, selama terus konsisten reference-nya, jadi
kalau semua log, kedalamannya selalu di-refer ke reference-depth yang satu
itu tadi ya tidak ada yang salah. Justru yang salah itu karena secara 
tidak

sadar kita kadang2 membuat reference baru di lapangan yang sudah kita bor
beberapa sumur sebelumnya, maka reference menjadi tidak konsisten, ini 
yang

salah  tidak boleh dipakai.  Soalnya semua pengukuran depth, baik
menggunakan drill-pipe maupun wireline, itu semua relative adanya, 
walaupun
masing2 punya error  koreksi sendiri2, memang error dari wireline 
relative

lebih kecil  sedikit dibanding drill-pipe depth.

Maka seperti saya bilang tadi, semakin banyak kita punya data kedalaman 
yang

menggunakan ber-macem2 metode, maka membuat kita semakin bingung, bukan
semakin fokus.

Jadi tenang2 aja mas Shofi, anda tidak melakukan kesalahan selama ini, 
asal

konsisten reference-nya, itu saja kuncinya.



__
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam  
http://id.mail.yahoo.com 


-
siap melancong dan presentasi di Bali pada tahun 2007 ini???
ayo bersiap untuk PIT Bersama HAGI-IAGI dan asosiasi2 lainnya di Pulau Dewata!!!
semarakkan dengan makalah-makalah yang berkualitas internasional...
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN ???

2007-01-28 Terurut Topik miko
Pak Rovicky,

Ide penyimpanan benda prasejarah di ruang maya tentunya sangat bagus. Hal ini 
rasanya telah dilakukan oleh Museum Geologi Bandung. Hanya kalau bisa  
memamerkannya langsung ke masyarakat yang tak punya akses ke ruang maya, 
tentunya akan lebih bagus lagi. Masalah tempat ? Walahaula .. 
kalau Tuhan menghendaki, maka tak ada hal yang tak mungkin.

Sebetulnya sangat sayang kalau ribuan artefak karnelian berkualitas batumulia 
yang berkaitan dengan peradaban manusia Paleolitikum sampai Neolitikum tersebut 
tersimpan terus di peti (seperti halnya benda2 tinggalan manusia pra-sejarah 
dari  Situs Gua Pawon hasil temuan KRCB dan Balai Arkeologi Bandung). Inilah 
yang jadi pikiran mang Okim dan rekan2 di KRCB .

Salam batumulia, mang Okim 

 

 
Sent from my BlackBerry® wireless device  

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]

Date: Sun, 28 Jan 2007 09:57:28 
To:iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN ???


 Mang Okim pernah diberi kesempatan melihat koleksi artefak di Museum Geologi 
 termasuk yang dari Kali Baksoko / von Konigswald. Sebagian besar koleksi 
 tersebut masih tersimpan rapih di laci2 tertutup dalam ruang penyimpanan 
 koleksi , tidak dipamerkan. Masalahnya tentu tempat.


Kalimat Mak Okim diatas sebenernya sudah sering terdengar di kalangan
musium-ist ... wah ini isitilah ngawunya librarians. Bagi mereka yg
berkecimpung atau konsen dengan barang2 yg perlu dilestarikan tentunya
tempat, space atau ruang sering menjadi kendala untuk menyimpan.
Termasuk kita juga, bagaimana sulitnya menyimpan barang2 kenangan
semasa SMA dulu, foto, buku2 kecil, catatan, bahkan mungkin surat
cinta pertama yg ditulis di kertas merah jambu ... wupst.

Perlukah menyimpan barang2 kunoi begini?  ya tentu saja buat kita
perlu. Sebenarnya bukan hanya kita yang konsen dengan milik kita saja.
Barang langka merupakan hasil budaya. Budaya pun bisa dicuri. Sebagai
contoj kongkrit Malaysia sedang mengumpulan hasil kebudayaan bangsa
melayu bahkan Jawa untuk di klaim sebagai budaya Malaysia. Batik sudah
beberapa dipatenkan di Malaysia,

Sayangnya menyimpan barang lama-lama akan menumpuk. Ruang almaripun
tak cukup. Sehingga kita memerlukan ruang khusus menyimpan koleksi
kita. Salah satu ruang koleksi yaitu gedung musium tetapi gedung ini
terbatas. Nah ruang yang masih luas hanyalah ruang maya ... virtual
space.

Mungkin saatnya kita menympan barang-barang artefak2 seperti ini
dalam ruang maya. Semua parameter fisis diukur, geometri juga diukur,
didiskripsikan dan disimpan dalam ruang maya utk disebar luasakan.

rdp

-
siap melancong dan presentasi di Bali pada tahun 2007 ini???
ayo bersiap untuk PIT Bersama HAGI-IAGI dan asosiasi2 lainnya di Pulau Dewata!!!
semarakkan dengan makalah-makalah yang berkualitas internasional...
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] Fwd: [IndoEnergy] Re: Soal PSC, Cost Recovery dan Cost per Barrel

2007-01-28 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

Aku bahas satu satu dulu ya Ben

--- In [EMAIL PROTECTED], Benny Lubiantara [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Masalah Relinqusihment:
 Mungkin mas Vicky bisa cerita lebih detail mengenai
 mekanimes exclusion of areas' di PSC Malaysia,
 khususnya apa yang terjadi setelah periode eksplorasi
 berakhir, katakanlah masa eksplorasi tidak
 diperpanjang oleh Petronas, otomatis dikembalikan ke
 pemerintah Malaysia. Dalam hal ini mungkin bentuk area
 sisanya lebih bagus dalam kacamata geologist
 dibanding PSC Indonesia setelah kewajiban
 relinquishment selesai. Dalam perspektif insentif
 untuk segera melakukan ekplorasi, jelas PSC kita lebih
 menarik bagi investor karena bisa langsung di cost
 recovery dari lapangan yang sudah berproduksi. Untuk
 daerah yang dikembalikan tentu kedua PSC dapat
 menawarkan kembali kepada yang berminat, dalam hal ini
 tidak ada perbedaan (kecuali sisa bentuk area yang
 dikembalikan tadi).  Sekali lagi ini pendapat saya
 yang bukan geologist. Kalau sistemnya diubah kaya
 Malaysia, apa nggak malah nanti kegiatan ekplorasi di
 RI jadi kurang bergairah?.


Pada kenyataannya perusahaan yg telah memperoleh penemuan baru
menginginkan segera memproduksikan. Secara ekonomi pati akan lebih
menguntungkan kalau memproduksi ketimbang mengeksplorasi sumur2 baru.
Walaupun dengan iming2 cost recovery. Kenyataan ini sebenernya wajar
karena dengan modal pas-pasan tentunya akan menginginkan produksi
duluan ketimbang mengebor prospek2 baru.

Mas Benny memang bukan geologist, tetapi coba dianalisa secara
keekonomiannya saja.

Biasanya struktur jebakan besar akan di drill duluan, sedangkan yang
kecil belakangan, iya lah ya wong nyari untung yg besar :). Tetapi
kalau anda baru saja menemukan cadangan sebesar 200 juta barel, dan
ada prospect lain sebesar 25 juta barel. Apa yang anda lakukan ?
Apakah mengembangkan yang 200 MMBO atau mengeksplorasi yang 25 MMBO
yang masih memilki ketidakpastian lebih tinggi ?
Apalagi kalau capital perusahaan sangat terbatas.

Dan seandainya anda memperoleh lapangan yang jauh lebih kecil,
tentusaja anda hanya menyimpannya sebagai asset bukan diproduksikan.
Banyak sekali penemuan2 lama di Indoneia ini yang tidak dikembangkan
oleh operator, bahkan sampai saatnya masa kontrak habis setelah 20
tahun, lapangan kecil itupun tidak dikembangkan. Di negara tetangga
ini, lapangan yg tidak dikembangkan harus dikembalikan ke host country.

Jadi belum tentu kalau cost recovery akan menambah minat operator
untuk melakukan eksplorasi atau meningkatkan produksi.

Salam
RDP

--
http://rovicky.wordpress.com/

-
siap melancong dan presentasi di Bali pada tahun 2007 ini???
ayo bersiap untuk PIT Bersama HAGI-IAGI dan asosiasi2 lainnya di Pulau Dewata!!!
semarakkan dengan makalah-makalah yang berkualitas internasional...
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN ???

2007-01-28 Terurut Topik miko
Pak Oki,

Idenya bagus deh, kalau organizing committee setuju, nanti kami  persiapkan. 
Satu etalase cukup, bisa pinjam ke anggota MBI di Denpasar. 

Thanks and regards, mang Okim
Sent from my BlackBerry® wireless device  

-Original Message-
From: oki musakti [EMAIL PROTECTED]

Date: Sun, 28 Jan 2007 04:13:40 
To:iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN ???

Mang Okim,
  Bagaimana kalau beberapa artefak tersebut oleh mang Okim, mas Budi dll dibawa 
ke Bali untuk di pertunjukkan di joint convention.
   
  Mungkin bisa meningkatkan interest dan awareness dikalangan geosainstis 
Indonesia pada disiplin geo-arkeologi dan penyelamatan artefak2 bersejarah. 
Apalagi kalau beberapa paper mengenai hal ini juga bisa  dipresentasikan.
   
   
  Salam
  Oki (gak pakai 'm')

miko [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Rovicky,

Ide penyimpanan benda prasejarah di ruang maya tentunya sangat bagus. Hal ini 
rasanya telah dilakukan oleh Museum Geologi Bandung. Hanya kalau bisa 
memamerkannya langsung ke masyarakat yang tak punya akses ke ruang maya, 
tentunya akan lebih bagus lagi. Masalah tempat ? Walahaula .. 
kalau Tuhan menghendaki, maka tak ada hal yang tak mungkin.

Sebetulnya sangat sayang kalau ribuan artefak karnelian berkualitas batumulia 
yang berkaitan dengan peradaban manusia Paleolitikum sampai Neolitikum tersebut 
tersimpan terus di peti (seperti halnya benda2 tinggalan manusia pra-sejarah 
dari Situs Gua Pawon hasil temuan KRCB dan Balai Arkeologi Bandung). Inilah 
yang jadi pikiran mang Okim dan rekan2 di KRCB .

Salam batumulia, mang Okim 




Sent from my BlackBerry® wireless device 

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 

Date: Sun, 28 Jan 2007 09:57:28 
To:iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN ???


 Mang Okim pernah diberi kesempatan melihat koleksi artefak di Museum Geologi 
 termasuk yang dari Kali Baksoko / von Konigswald. Sebagian besar koleksi 
 tersebut masih tersimpan rapih di laci2 tertutup dalam ruang penyimpanan 
 koleksi , tidak dipamerkan. Masalahnya tentu tempat.


Kalimat Mak Okim diatas sebenernya sudah sering terdengar di kalangan
musium-ist ... wah ini isitilah ngawunya librarians. Bagi mereka yg
berkecimpung atau konsen dengan barang2 yg perlu dilestarikan tentunya
tempat, space atau ruang sering menjadi kendala untuk menyimpan.
Termasuk kita juga, bagaimana sulitnya menyimpan barang2 kenangan
semasa SMA dulu, foto, buku2 kecil, catatan, bahkan mungkin surat
cinta pertama yg ditulis di kertas merah jambu ... wupst.

Perlukah menyimpan barang2 kunoi begini? ya tentu saja buat kita
perlu. Sebenarnya bukan hanya kita yang konsen dengan milik kita saja.
Barang langka merupakan hasil budaya. Budaya pun bisa dicuri. Sebagai
contoj kongkrit Malaysia sedang mengumpulan hasil kebudayaan bangsa
melayu bahkan Jawa untuk di klaim sebagai budaya Malaysia. Batik sudah
beberapa dipatenkan di Malaysia,

Sayangnya menyimpan barang lama-lama akan menumpuk. Ruang almaripun
tak cukup. Sehingga kita memerlukan ruang khusus menyimpan koleksi
kita. Salah satu ruang koleksi yaitu gedung musium tetapi gedung ini
terbatas. Nah ruang yang masih luas hanyalah ruang maya ... virtual
space.

Mungkin saatnya kita menympan barang-barang artefak2 seperti ini
dalam ruang maya. Semua parameter fisis diukur, geometri juga diukur,
didiskripsikan dan disimpan dalam ruang maya utk disebar luasakan.

rdp

-
siap melancong dan presentasi di Bali pada tahun 2007 ini???
ayo bersiap untuk PIT Bersama HAGI-IAGI dan asosiasi2 lainnya di Pulau Dewata!!!
semarakkan dengan makalah-makalah yang berkualitas internasional...
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



 
-
Want to start your own business? Learn how on Yahoo! Small Business.


[iagi-net-l] Re: Fwd: [IndoEnergy] Re: Soal PSC, Cost Recovery dan Cost per Barrel

2007-01-28 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

On 1/29/07, Syaiful Basyuni (PCSB) [EMAIL PROTECTED] wrote:

Petronas Carigali Sdn.Bhd (PCSB) semacam KPS untuk wilayah Sabah,
Sarawak lagi gencar2 minta ke PMU/BPMigas di Malaysia, blok-blok yang
habis masa kontraknya dari KPS bendera Asing dan ingin dikerjakan
sendiri oleh PCSB. Hal ini akan sangat menguntungkan bagi negaranya krn
semua terkontrol dng rapi. Menghire tenaga Indonesia yg relative
competitive dan mentraining tenaga junior gg lokal untuk persiapan
kelak.=20
Beberapa bln lagi ada 2 blok di Sabah diambil dan dikerjakan sendiri
oleh PCSB, kebetulan sekarang aku diminta untuk menyiapkan data tsb,
seperti request ke PMU. Itulah secuil pengalaman mungkin bisa diterapkan
di Indonesia. Bgmn?
Salam
SB


Mas Syaiful Basyuni, menarik sekali ulasan anda,

Diterapkan atau tidak itu soal nanti.
Tetapi yang lebih penting saat ini adalah digali lebih dulu lebih
dalam, di-share pengalaman serta bagaimana mereka melakukannya.
Setelah itu kita modifikasi supaya kita juga melangkah didepannya,
bukan sekedar mengikuti dibelakangnya.

Apa saja priveledge yg diberikan PMU kepada Carigali, apa saja yg tidak ?
Bagaimana tata cara pengambil-alihan ini. Apakah pada masa kontrak
habis, ataukan sebelum kontrak habis ?
Bagaimana sikap PMU thd Shell, Exxon ? Notabene mereka pemain lama
disini, tentunya mereka secara geologi dan operasi pasti dianggap yg
paling pengalaman.

Dan itulah yang terjadi dengan Petronas yg hingga saat ini sedang
berada didepan. Mereka dulu belajar dari Indonesia, dan ngga usah malu
menyatakan bahwa dulunya belajar disana. Setelah itu menerapkannya
setelah dimodifikasi, dicat, dopoles, didempul disesuaikan dengan
kebutuhan.

Gimana ?
di-share lebih dalam donk, bagaimana tata caranya, bagaimana
melakukannya, bagiamana sistem perpanjangannya dsb. Hanya satu dia
diantara kita2 yang berkecimpung dan mengerti soal ini.

Share, share and share

RDP

-
siap melancong dan presentasi di Bali pada tahun 2007 ini???
ayo bersiap untuk PIT Bersama HAGI-IAGI dan asosiasi2 lainnya di Pulau Dewata!!!
semarakkan dengan makalah-makalah yang berkualitas internasional...
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Perbedaan kualitas airtanah

2007-01-28 Terurut Topik Kuntadi, Nugrahanto
Ngomong-ngomong bor air tanah dalam;

- berapa ya kisaran ongkos kerja ngebor sumur air hingga kedalaman 30
meteran sekarang di Jabotabek? Kalau bisa termasuk harga jetpump
kualitas cukup baiknya.

- berapa dalam sebaiknya casing dipasang untuk design jet pump 30 meter?

- apakah hanya kadar besiMn saja yg harus dipertimbangkan sebelum
memasang filter? Berapa ambang kadar besiMn yang masih aman untuk
pemakaian filter ini?

- di kompleks saya (Unilever Rempoa, Ciputat) ada fenomena lucu yang
sampai sekarang saya belum dapat jawaban ilmiah yang pas di hati, yaitu:
di saat musim kemarau lalu banyak sumur tetangga kekeringan - terutama
yang dalamnya hanya 12-15 meteran.  Nah, ada beberapa rumah yang
kedalaman 12-15 meter itu ok ok saja selama kemarau - tetapi malah
mendadak kering saat mulai hujan deras pertama hingga ketiga awal
penghujan...selanjutnya ok lagi tp ada bbrp yang terus mati sumurnya.
Ngobrol dengan tukang bor, ah ini mah biasa Pak, kalau huja mulai
pertama biasanya sumur2 pada kering dulu tuh, saya tanya balik kenapa
Pak?. Jawabnya: Ah, emang gitu aja Pak...(sambil ngrokok santai)...kan
saya udah pengalaman.

Salam dan terima kasih,
Kuntadi


     
  Regional Evaluation Team  Tangguh Exploration  Appraisal
  bp   Phone:
+62-21-78548184
  P.O. Box 1063/JKT 10010  Fax: +62-21-78549140
  Jakarta, Indonesiae-mail:
[EMAIL PROTECTED]


-Original Message-
From: hendri silaen [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, January 26, 2007 4:31 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Perbedaan kualitas airtanah

pak Nur,

Kkadang2 daerah lembah di kawasan vulkanik dapat mempunyai lapisan pasir
yg bisa menjadi akuifer yang baik, mungkin perlu diliat juga kemiringan
lereng apakah akan membuat air cepat terkuras o/ pengaruh gradien
hidrolik shg air sulit didapatkan di musim kmarau.
Kalau kualitas air, mungkin terpengaruh oleh bahan penguruk/penimbunnya
yang kaya oleh material pelapukan mengandung Fe/Mn (umum di produk
vulkanik) yang jika terkena air meteorik (kaya akan bikarbonat dan ox)
dapat berubah menjadi oksida besi dan mangan bahkan permanganat
(berbahaya utk kesehatan).
Sebaiknya kalau enggan dg biaya perawatan filter air bisa pakai air
mineral dulu, kalau untuk memperdalam kan lumayan butuh biaya..

salam
hendri

On 1/26/07, nyoto - ke-el [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Ya betul, kebetulan kontraktor rumah kami dulu sudah memikirkan hal 
 ini  mereka membuat reservoir buangan limbah WC disisi samping rumah,

 jadi jaraknya masih cukup aman/bersih/sehat untuk bikin sumur bor 
 didepan  dihalaman belakang rumah.  mengenai jarak aman ini boleh 
 minimum sampai 7 - 10 meteran (tidak harus 20-25 m yang ideal), karena

 biasanya tanah dipermukaan terdiri dari lempung merah yang cukup kedap

 air  biasanya galiannya dangkal saja (max. kira2 3 meteran), sehingga

 tidak sampai ke sumur dalam tingkat kontaminasiannya. paling tidak ini

 terbukti dengan kedua sumur kami yang letaknya tidak begitu jauh dari 
 lubang pembuangan WC tsb (paling dekat 7 m-an).  kan sumur bor dalam 
 tsb juga sudah dipasang casing PVC, jadi rembesan dari pembuangan bisa
tertahan oleh casing sumur bor.


 wass,






 On 1/26/07, noor syarifuddin [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Ati-ati kalau mau ngebor di halaman depan biasanya kalau 
  diperumahan, lokasi buangan limbah WC ditaruh di depan rumah
 
  salam,
 
  - Original Message 
  From: M. Nur Heriawan [EMAIL PROTECTED]
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Sent: Friday, January 26, 2007 9:59:18 AM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Perbedaan kualitas airtanah
 
 
  Terima kasih banyak atas semua saran yang telah diberikan oleh 
  rekan2 di milis ini. Untuk pake filter air sepertinya saya malas di 
  maintenance-nya. Memang saya berpikiran kalau ngebor lagi pindah 
  lokasi ke halaman depan.
 
  Saya yakin ada sesuatu yang tidak beres di lokasi sumur yang 
  sekarang, karena tetangga kiri-kanan-depan dan yang lain tidak ada 
  masalah dengan airnya. Hanya katanya kalau pas musim hujan saja agak

  sedikit keruh.
 
 
  Kira2 kalau air yang baru dipompa mengandung buih dengan warna agak 
  kekuningan, itu karena apa ya?
 
  Salam,
 
  Nur H.
 
  --- nyoto - ke-el [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
   Pak Nur,
   Gimana kalau bikin sumur barunya (bukan bor ulang dengan 
   diperdalam) dilain lokasi, misalnya kalau sumur yng barusan dibor 
   letaknya dihalaman belakang rumah, nah sumur baru dibor dihalaman 
   depan, mungkin bisa ketemu akifer yang lain kualitasnya (tidak 
   mengandung besi air tanahnya)?
   wass,
 
 
 
 
 
 
 __
 __
  Never miss an email again!
  Yahoo! Toolbar alerts you the instant new Mail arrives.
  http://tools.search.yahoo.com/toolbar/features/mail/
 
  

Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN ???

2007-01-28 Terurut Topik yrsnki


 
   Mas Miko

  
Kalau artefak itu ditemukan disatu tempat dalam jumlah yang
besar seperti 
   PONOROGO itu , apakah dapat
diiterpetasikan bahwa lokasi tsb merupakan
   suatu
komunitas yang besar 

  Selanjutnya kalau iya ,
bagaimana memginterpetasi kan lebih lanjut ?

  
Si-Abah

  
___




Pak Rovicky, 
 
 Ide
penyimpanan benda prasejarah di ruang maya tentunya sangat bagus. Hal 
 ini rasanya telah dilakukan oleh Museum Geologi Bandung. Hanya
kalau bisa 
 memamerkannya langsung ke masyarakat yang tak punya
akses ke ruang maya, 
 tentunya akan lebih bagus lagi. Masalah
tempat ? Walahaula .. 
 kalau Tuhan menghendaki, maka tak
ada hal yang tak mungkin. 
 
 Sebetulnya sangat sayang
kalau ribuan artefak karnelian berkualitas 
 batumulia yang
berkaitan dengan peradaban manusia Paleolitikum sampai 

Neolitikum tersebut tersimpan terus di peti (seperti halnya benda2 
 tinggalan manusia pra-sejarah dari Situs Gua Pawon hasil temuan
KRCB dan 
 Balai Arkeologi Bandung). Inilah yang jadi pikiran
mang Okim dan rekan2 di 
 KRCB . 
 
 Salam
batumulia, mang Okim 
 
 
 
 
 Sent from my BlackBerry® wireless device 
 

-Original Message- 
 
From: Rovicky Dwi
Putrohari [EMAIL PROTECTED] 
 
 Date: Sun,
28 Jan 2007 09:57:28 
 To:iagi-net@iagi.or.id 
 Subject:
Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN ??? 
 
 
 Mang Okim pernah diberi kesempatan melihat koleksi artefak di
Museum 
 Geologi termasuk yang dari Kali Baksoko / von
Konigswald. Sebagian besar 
 koleksi tersebut masih tersimpan
rapih di laci2 tertutup dalam ruang 
 penyimpanan koleksi ,
tidak dipamerkan. Masalahnya tentu tempat. 
 
 
 Kalimat Mak Okim diatas sebenernya sudah sering terdengar di
kalangan 
 musium-ist ... wah ini isitilah ngawunya
librarians. Bagi mereka yg 
 berkecimpung atau konsen dengan
barang2 yg perlu dilestarikan tentunya 
 tempat,
space atau ruang sering menjadi kendala untuk menyimpan. 

Termasuk kita juga, bagaimana sulitnya menyimpan barang2 kenangan 
 semasa SMA dulu, foto, buku2 kecil, catatan, bahkan mungkin surat

 cinta pertama yg ditulis di kertas merah jambu ... wupst. 
 
 Perlukah menyimpan barang2 kunoi begini? ya tentu saja
buat kita 
 perlu. Sebenarnya bukan hanya kita yang konsen dengan
milik kita saja. 
 Barang langka merupakan hasil budaya. Budaya
pun bisa dicuri. Sebagai 
 contoj kongkrit Malaysia sedang
mengumpulan hasil kebudayaan bangsa 
 melayu bahkan Jawa untuk di
klaim sebagai budaya Malaysia. Batik sudah 
 beberapa dipatenkan
di Malaysia, 
 
 Sayangnya menyimpan barang lama-lama
akan menumpuk. Ruang almaripun 
 tak cukup. Sehingga kita
memerlukan ruang khusus menyimpan koleksi 
 kita.
Salah satu ruang koleksi yaitu gedung musium tetapi gedung ini 

terbatas. Nah ruang yang masih luas hanyalah ruang maya ... virtual

 space. 
 
 Mungkin saatnya kita
menympan barang-barang artefak2 seperti ini 
 dalam
ruang maya. Semua parameter fisis diukur, geometri juga diukur, 

didiskripsikan dan disimpan dalam ruang maya utk disebar luasakan. 
 
 rdp 
 

- 
 siap melancong dan presentasi di Bali pada tahun 2007 ini??? 
 ayo bersiap untuk PIT Bersama HAGI-IAGI dan asosiasi2 lainnya di
Pulau 
 Dewata!!! 
 semarakkan dengan makalah-makalah
yang berkualitas internasional... 

- 
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id

 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id 
 Pembayaran
iuran anggota ditujukan ke: 
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia
Jakarta 
 No. Rek: 123 0085005314 
 Atas nama: Ikatan
Ahli Geologi Indonesia (IAGI) 
 Bank BCA KCP. Manara Mulia 
 No. Rekening: 255-1088580 
 A/n: Shinta Damayanti 
 IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ 
 IAGI-net
Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi 

- 
 
 



Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN ??? Kontak Pemda Ponorogo??

2007-01-28 Terurut Topik Agus Hendratno
Pak Miko Yth.

Bolehkah informasi pak miko ini saya sampaikan ke
Ketua Bappeda Ponorogo. Saya kebetulan dekat dengan
ketua Bappeda PONOROGO tersebut, yang juga punyak staf
geologi lulusan ITB, UGM, dan UPN. Saya tidak
bermaksud apa-apa, hanya karena kami sering kabar
kabari dengan kawan-kawan di Pemda PONOROGO, maka
alangkah baiknya ini disampaikan ke Pemda, kemudian
kita tunggu responnya atau kita arahkan, bagaimana
baiknya tentang temuan ARTEFAK tersebut. 

Saya pribadi sering ke daerah Slahung - Tegalombo atau
di K.Baksoko, Punung (PACITAN), tapi untuk main-main
saja dengan beberapa mahasiswa kami. Sehingga
informasi ini bisa jadi menjadi potensi unggulan
wisata alam Ponorogo yang sekarang ini cenderung
menurun. Budaya REOG di Ponorogo dan Budaya ARTEFAK
yang ditemukan di Slahung Ponorogo, kalau bisa dikemas
dan dipersepsikan atau dikondisikan dengan pemaknaan
ilmiah dan kebudayaan yang adiluhung, saya kira sangat
baik untuk upayakan keberadaanya dan dijaga
eksistensinya bagi generasi di kemudian hari.

Salam
Agus Hendratno / Geologi UGM / IAGI DIY-Jateng
Hp.0815.686.8523 

--- miko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak Rovicky,
 
 Ide penyimpanan benda prasejarah di ruang maya
 tentunya sangat bagus. Hal ini rasanya telah
 dilakukan oleh Museum Geologi Bandung. Hanya kalau
 bisa  memamerkannya langsung ke masyarakat yang tak
 punya akses ke ruang maya, tentunya akan lebih bagus
 lagi. Masalah tempat ? Walahaula .. 
 kalau Tuhan menghendaki, maka tak ada hal yang tak
 mungkin.
 
 Sebetulnya sangat sayang kalau ribuan artefak
 karnelian berkualitas batumulia yang berkaitan
 dengan peradaban manusia Paleolitikum sampai
 Neolitikum tersebut tersimpan terus di peti (seperti
 halnya benda2 tinggalan manusia pra-sejarah dari 
 Situs Gua Pawon hasil temuan KRCB dan Balai
 Arkeologi Bandung). Inilah yang jadi pikiran mang
 Okim dan rekan2 di KRCB .
 
 Salam batumulia, mang Okim 
 
  
 
  
 Sent from my BlackBerry® wireless device  
 
 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
 
 Date: Sun, 28 Jan 2007 09:57:28 
 To:iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN
 ???
 
 
  Mang Okim pernah diberi kesempatan melihat koleksi
 artefak di Museum Geologi termasuk yang dari Kali
 Baksoko / von Konigswald. Sebagian besar koleksi
 tersebut masih tersimpan rapih di laci2 tertutup
 dalam ruang penyimpanan koleksi , tidak dipamerkan.
 Masalahnya tentu tempat.
 
 
 Kalimat Mak Okim diatas sebenernya sudah sering
 terdengar di kalangan
 musium-ist ... wah ini isitilah ngawunya
 librarians. Bagi mereka yg
 berkecimpung atau konsen dengan barang2 yg perlu
 dilestarikan tentunya
 tempat, space atau ruang sering menjadi kendala
 untuk menyimpan.
 Termasuk kita juga, bagaimana sulitnya menyimpan
 barang2 kenangan
 semasa SMA dulu, foto, buku2 kecil, catatan, bahkan
 mungkin surat
 cinta pertama yg ditulis di kertas merah jambu ...
 wupst.
 
 Perlukah menyimpan barang2 kunoi begini?  ya tentu
 saja buat kita
 perlu. Sebenarnya bukan hanya kita yang konsen
 dengan milik kita saja.
 Barang langka merupakan hasil budaya. Budaya pun
 bisa dicuri. Sebagai
 contoj kongkrit Malaysia sedang mengumpulan hasil
 kebudayaan bangsa
 melayu bahkan Jawa untuk di klaim sebagai budaya
 Malaysia. Batik sudah
 beberapa dipatenkan di Malaysia,
 
 Sayangnya menyimpan barang lama-lama akan menumpuk.
 Ruang almaripun
 tak cukup. Sehingga kita memerlukan ruang khusus
 menyimpan koleksi
 kita. Salah satu ruang koleksi yaitu gedung musium
 tetapi gedung ini
 terbatas. Nah ruang yang masih luas hanyalah ruang
 maya ... virtual
 space.
 
 Mungkin saatnya kita menympan barang-barang
 artefak2 seperti ini
 dalam ruang maya. Semua parameter fisis diukur,
 geometri juga diukur,
 didiskripsikan dan disimpan dalam ruang maya utk
 disebar luasakan.
 
 rdp
 

-
 siap melancong dan presentasi di Bali pada tahun
 2007 ini???
 ayo bersiap untuk PIT Bersama HAGI-IAGI dan
 asosiasi2 lainnya di Pulau Dewata!!!
 semarakkan dengan makalah-makalah yang berkualitas
 internasional...

-
 To unsubscribe, send email to:
 iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to:
 iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1:
 http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2:
 http://groups.yahoo.com/group/iagi

-
 
 



 

Expecting? Get great news right away with email Auto-Check. 
Try the Yahoo! Mail Beta.

RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-01-28 Terurut Topik Arya Nuhan
Rekan2 Senior yang saya hormati,

Mohon ijin untuk ikut2an berpendapat..

Bukankah baru beberapa waktu yang lalu Beberapa Geologis dari
Universitas2 Indonesia dalam Forum Aspermigas menyimpulkan bahwa LUSI
merupakan natural disaster? 

Dan statement Pak ADB dalam versi tanya jawab yang dipost di email ini
juga tersurat bahwa LUSI adalah Gejala alam/Geologi yang SALAH SATU
PEMICU-NYA ialah kegiatan pengeboran. Saya yakin Pak Andang punya input
tertentu hingga mentimpulkan bahwa pemicu Mudflow Sidoarjo bukan karena
satu faktor (drilling semata). Karena, mohon saya dikoreksi bila salah,
Beliau di awal kejadian LUSI lantang sekali menyerukan bahwa masalah ini
adalah MURNI underground blowout karena kegagalan/kesalahan dalam
prosedur pemboran (this opinion shared by MEDCO and some, if not all,
public speaking geoscientist). 

Menurut saya, tanpa fakta2 baru yang komprehensif dari subsurface
BanjarPanji, misal; konektivitas titik2 semburan lumpur dengan sumur
pemboran; ada/tidaknya pengaruh gempa dalam reaktivasi sesar2 di sekitar
well;dll, maka pandangan-pandangan mengenai asal kejadian lumpur panas
ini hanya sebatas wacana saja, yang gampang diperdebatkan tapi sulit
dibuktikan.



Nuhun,
Arya Muhammad Nuhan
Jr.Geologist

-Original Message-
From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Saturday, January 27, 2007 1:18 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
natural !

Pak Dhe,
Bagi geologist atau geomechanics expert Indonesia yang datang pada
awal-awal mbledosnya Lusi ( tgl 30 Mei -2 Juni ) sudah bisa pastikan
bahwa Bencana ini murni akibat drilling. Pertama lihat drilling
historynya, trus well contruction ( casing and cementing ), dsb...trus
ada lost circulation and kick.lha...gampang to kesimpulannya 
Gak perlu menunggu sampai hari ini baru ada tulisan dari GSA baru
dikatakan ..caused by drilling . Tapi entah IAGI/ITB/ITS/UGM/UPN
sampai sekarang belum 100% pasti pendapatnya ?
Makanya Lapindo masih kelabakan sekarangmenanggung biaya yang entah
nanti bisa di cost recovery kan apa nggak( disni politik yang
main) Seperti tulisan email saya di milist ini beberapa yll..( juga
dongeng sampeyan di weblog itu )..Relief well akan gagal ( sekarang yang
ke 2 sudah gagal, mau bor lagi ke 3...padahal Pak Rudy sebelumnya sangat
optimis bulan Desember 2006 Lusi akan mampet dgn relief well.Mengapa
gagal ? sebab sudah sangat terlambatmestinya saat lost circulation
dan kick harus diatasi satu persatu dan harus dipasang casing !! Atau
plug abandon diawaltapi ya sudah..,,nasi sudah jadi bubur.
Trus sekali lagi sekarang ini adalah geothermal drive mechanism dengan
horse power yang luar biasa besarnya...Dahsyat !! Wong bisa menyemburkan
 130 ribu m3 /hari lumpur Formasi Kalibeng.
Jadi, tindakannya sekarang adalah tinggalkan lokasi, evakuasi korban,
pindahkan infrastruktur ( jalan, listrik, pipa gas, rel KA dll ) ,
alirkan ke Kali Porong dengan gravitasi dan perlebar kanalnya ( bukan
dgn pompa dan pipa ). Atau masih mau gambling triliunan rupiah lagi ??
Grup EMP/Bumi sekarang sudah menurunkan aktifitas explorasi/exploitasi
di lapangan lain agar konsentrasi ke Porongtermasuk keuangannya juga
toh ??
Jadikan lokasi Lusi sebagai wisata bencana juga bagi mahasiswa
geologi/drilling engineer/geoscientist untuk studi kasus/museum atau
pelajaran pada anak cucu kelak bahwa beginilah akibatnya bila teledor. 
Anggap saja ini mirip Gunung Mahameru atau Merapi  yang memang gak bisa
kita sumbatapalagi dengan Bola-bola beton itukarena bila
disumbat bola2 itu, khawatirnya malah akan timbul spot baru dan jatuh
korban baru...
Jadi ingat ketika ke Wyoming dulu...lihat semburan geyser yang
indah...walau berbahaya.

Berita minggu lalu, Halliburton sebagai service company sudah amit
mundur dari lokasi ini...jadi siapa lagi yang akan ikut gambling...??
Tanggul untuk pipa gas sudah jebol lagi...So What ?
Sekarang ini sedang musim gempa tektonik terus menerus Idza
zulzilatil ardhu zilzalaha...wa akhrojatil ardhu atsqolahawa qolal
insanu ma laha...( QS Al Zalzalah 1-3 )



- Original Message -
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id; HAGI-Net [EMAIL PROTECTED]; migas
indonesia [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com;
MediaCare mediacare@yahoogroups.com
Sent: Friday, January 26, 2007 11:34 PM
Subject: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
natural !


 Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural 
 http://rovicky.wordpress.com/2007/01/26/scientists-mudflow-caused-by-d
 rilling-not-natural/

 Begitulah judul dari tulisan Asociate Press (AP) . Kalimat ini diambil

 dari kesimpulan yang dilakukan oleh 4 ahli dari Durham University.
 Judul tulisan asli yang diterbitkan oleh GSA (Geological Society of
 America) ini berjudul Birth of a mud volcano: East Java, 29 May 2006
 - kelahiran gunung lumpur pada tanggal 29 May 2006.

 Satu 

Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN ???

2007-01-28 Terurut Topik oki musakti
Buat panitia Join(t) Convention. Ada yang mau menangkap umpan cantik ini gak...?

  Di Rotary sendiri gimana Mang? Sudah pernahkah hal ini di ekspose?  Siapa 
tahu Rotary atau organisasi-organisasi internasional sejenisnya (Ford 
foundation, dll saya gak tahu) bisa jadi sponsor atau minimal fasilitator untuk 
proyek ini.
   
  Sekedar usulan
  Oki
  
[EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Oki,

Idenya bagus deh, kalau organizing committee setuju, nanti kami persiapkan. 
Satu etalase cukup, bisa pinjam ke anggota MBI di Denpasar. 

Thanks and regards, mang Okim
Sent from my BlackBerry® wireless device 

-Original Message-
From: oki musakti 

Date: Sun, 28 Jan 2007 04:13:40 
To:iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN ???

Mang Okim,
Bagaimana kalau beberapa artefak tersebut oleh mang Okim, mas Budi dll dibawa 
ke Bali untuk di pertunjukkan di joint convention.

Mungkin bisa meningkatkan interest dan awareness dikalangan geosainstis 
Indonesia pada disiplin geo-arkeologi dan penyelamatan artefak2 bersejarah. 
Apalagi kalau beberapa paper mengenai hal ini juga bisa dipresentasikan.


Salam
Oki (gak pakai 'm')

miko wrote:
Pak Rovicky,

Ide penyimpanan benda prasejarah di ruang maya tentunya sangat bagus. Hal ini 
rasanya telah dilakukan oleh Museum Geologi Bandung. Hanya kalau bisa 
memamerkannya langsung ke masyarakat yang tak punya akses ke ruang maya, 
tentunya akan lebih bagus lagi. Masalah tempat ? Walahaula .. 
kalau Tuhan menghendaki, maka tak ada hal yang tak mungkin.

Sebetulnya sangat sayang kalau ribuan artefak karnelian berkualitas batumulia 
yang berkaitan dengan peradaban manusia Paleolitikum sampai Neolitikum tersebut 
tersimpan terus di peti (seperti halnya benda2 tinggalan manusia pra-sejarah 
dari Situs Gua Pawon hasil temuan KRCB dan Balai Arkeologi Bandung). Inilah 
yang jadi pikiran mang Okim dan rekan2 di KRCB .

Salam batumulia, mang Okim 




Sent from my BlackBerry® wireless device 

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 

Date: Sun, 28 Jan 2007 09:57:28 
To:iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN ???


 Mang Okim pernah diberi kesempatan melihat koleksi artefak di Museum Geologi 
 termasuk yang dari Kali Baksoko / von Konigswald. Sebagian besar koleksi 
 tersebut masih tersimpan rapih di laci2 tertutup dalam ruang penyimpanan 
 koleksi , tidak dipamerkan. Masalahnya tentu tempat.


Kalimat Mak Okim diatas sebenernya sudah sering terdengar di kalangan
musium-ist ... wah ini isitilah ngawunya librarians. Bagi mereka yg
berkecimpung atau konsen dengan barang2 yg perlu dilestarikan tentunya
tempat, space atau ruang sering menjadi kendala untuk menyimpan.
Termasuk kita juga, bagaimana sulitnya menyimpan barang2 kenangan
semasa SMA dulu, foto, buku2 kecil, catatan, bahkan mungkin surat
cinta pertama yg ditulis di kertas merah jambu ... wupst.

Perlukah menyimpan barang2 kunoi begini? ya tentu saja buat kita
perlu. Sebenarnya bukan hanya kita yang konsen dengan milik kita saja.
Barang langka merupakan hasil budaya. Budaya pun bisa dicuri. Sebagai
contoj kongkrit Malaysia sedang mengumpulan hasil kebudayaan bangsa
melayu bahkan Jawa untuk di klaim sebagai budaya Malaysia. Batik sudah
beberapa dipatenkan di Malaysia,

Sayangnya menyimpan barang lama-lama akan menumpuk. Ruang almaripun
tak cukup. Sehingga kita memerlukan ruang khusus menyimpan koleksi
kita. Salah satu ruang koleksi yaitu gedung musium tetapi gedung ini
terbatas. Nah ruang yang masih luas hanyalah ruang maya ... virtual
space.

Mungkin saatnya kita menympan barang-barang artefak2 seperti ini
dalam ruang maya. Semua parameter fisis diukur, geometri juga diukur,
didiskripsikan dan disimpan dalam ruang maya utk disebar luasakan.

rdp

-
siap melancong dan presentasi di Bali pada tahun 2007 ini???
ayo bersiap untuk PIT Bersama HAGI-IAGI dan asosiasi2 lainnya di Pulau Dewata!!!
semarakkan dengan makalah-makalah yang berkualitas internasional...
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-




-
Want to start your own business? Learn how on Yahoo! Small Business.


 
-
Finding fabulous fares is fun.
Let Yahoo! FareChase search your favorite travel sites to find flight and hotel 
bargains.

Re: [iagi-net-l] Perbedaan kualitas airtanah

2007-01-28 Terurut Topik Fajar Lubis
Betul sekali pak...
   
  Manajemen sumberdaya air `gaya negara kita` ini sangat bagus untuk membuat 
pusing para ahlinya...
   
  Sebenarnya membuat sumur bor seperti ini adalah alternatif terakhir karena 
ketiadaan perusahaan air yang mampu menyediakan air yang diinginkan (PAM). 
kalau dibalik ke PAM-nya, akan muncul alasan ketersediaan air yang terbatas 
danatau kebocoran/keterbatasan jaringan.
   
  Ketersediaan air .. ; kalau dilihat kasus-perkasus PAM dikita ; cenderung 
menghindari airtanah karena isu lingkungan dan kuantitas yang terus menurun. 
Pemanfaatan air permukaan mengakibatkan pengelolaan air terpusat, sehingga 
mereka yang jauh dari `pusat` baru bisa menikmati air `tengah malam` atau 
digilir. Pemanfaatan air hujan... agak sulit untuk diaplikasikan di daerah 
perkotaan.
   
  Solusi terbaik saat ini ...dalam pemilihan lokasi perumahan, masukkan juga 
faktor air sebagai salahsatu parameter ekonomis atau tidak.
   
   
  Salam,
  Fajar (1141)

oki musakti [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kalau di negara manca nun jauh disana, terutama di perkotaan, juarang sekali 
orang membor air tanah.

Seluruh kebutuhan air jadi tanggung jawab negara via PDAM lokal (bayar 
tentunya).

Denger-denger untuk bisa ngebor, harus punya permit khusus, punya alasan kuat 
(misalnya PAM gak masuk untuk daerah rural), punya plan (reservoir mana yang 
akan di bor), berapa debit yang akan disedot dll. Bagus untuk menghindarkan 
pencemaran silang antar reservoir karena sumber daya air benar-benar dijaga.

Kita harus bangga punya negara yang bebas merdeka...everyone for 
himself..he he he...

Salam 
Oki
(sekedar ngomong_



 
-
Sucker-punch spam with award-winning protection.
 Try the free Yahoo! Mail Beta.

Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN ???

2007-01-28 Terurut Topik benyamin sembiring

Artefak yang ditemukan dalam jumlah besar (kecil) harus didukung berbagai
data lainnya untuk interpretasi lebih lanjut. Apakah situs tempat penemuan
tersebut adalah :
1. Situs Perbengkelan (Tempat pembuatan alat)
2. Situ Pemakaman
3. Situs Hunian
4. dll

Situs perbengkelan biasanya akan ditemukan dengan jumlah besar dan sisa sisa
dalam pembuatan artefak tersebut dan juga alat-alat yang dipergunakan untuk
membuat artefak. Situs perbengkelan sering kali jauh dari pemukiman. Mungkin
saja untuk menjaga hunian agar tidak terganggu dengan aktivitas
perbengkelan.

Situs pemakaman biasanya sebgai bekal kubur, biasanya juga membentuk pola.
Ditemukan bersama dengan artefak lainnya. Sering kali ada binatang
kesayangannya, ada tulang2 yang sudah menjadi fosil, ada grabah, dll.

Untuk bisa medapatkan hasil yang lebih lanjut sebaiknya dilakukan rescue
excavation.


benz

Pada tanggal 07/01/29, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] menulis:





Mas Miko


Kalauartefak itu ditemukandisatu tempat dalamjumlah yang
besar seperti
PONOROGO itu , apakah dapat
diiterpetasikan bahwa lokasi tsb merupakan
suatu
komunitas yang besar 

Selanjutnya kalau iya ,
bagaimana memginterpetasi kan lebih lanjut ?


Si-Abah


___




Pak Rovicky,

 Ide
penyimpanan benda prasejarah di ruang maya tentunya sangat bagus. Hal
 ini rasanya telah dilakukan oleh Museum Geologi Bandung. Hanya
kalau bisa
 memamerkannya langsung ke masyarakat yang tak punya
akses ke ruang maya,
 tentunya akan lebih bagus lagi. Masalah
tempat ? Walahaula ..
 kalau Tuhan menghendaki, maka tak
ada hal yang tak mungkin.

 Sebetulnya sangat sayang
kalau ribuan artefak karnelian berkualitas
 batumulia yang
berkaitan dengan peradaban manusia Paleolitikum sampai

Neolitikum tersebut tersimpan terus di peti (seperti halnya benda2
 tinggalan manusia pra-sejarah dari Situs Gua Pawon hasil temuan
KRCB dan
 Balai Arkeologi Bandung). Inilah yang jadi pikiran
mang Okim dan rekan2 di
 KRCB .

 Salam
batumulia, mang Okim




 Sent from my BlackBerry(r) wireless device


-Original Message-

From: Rovicky Dwi
Putrohari [EMAIL PROTECTED]

 Date: Sun,
28 Jan 2007 09:57:28
 To:iagi-net@iagi.or.id
 Subject:
Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN ???


 Mang Okim pernah diberi kesempatan melihat koleksi artefak di
Museum
 Geologi termasuk yang dari Kali Baksoko / von
Konigswald. Sebagian besar
 koleksi tersebut masih tersimpan
rapih di laci2 tertutup dalam ruang
 penyimpanan koleksi ,
tidak dipamerkan. Masalahnya tentu tempat.


 Kalimat Mak Okim diatas sebenernya sudah sering terdengar di
kalangan
 musium-ist ... wah ini isitilah ngawunya
librarians. Bagi mereka yg
 berkecimpung atau konsen dengan
barang2 yg perlu dilestarikan tentunya
 tempat,
space atau ruang sering menjadi kendala untuk menyimpan.

Termasuk kita juga, bagaimana sulitnya menyimpan barang2 kenangan
 semasa SMA dulu, foto, buku2 kecil, catatan, bahkan mungkin surat

 cinta pertama yg ditulis di kertas merah jambu ... wupst.

 Perlukah menyimpan barang2 kunoi begini? ya tentu saja
buat kita
 perlu. Sebenarnya bukan hanya kita yang konsen dengan
milik kita saja.
 Barang langka merupakan hasil budaya. Budaya
pun bisa dicuri. Sebagai
 contoj kongkrit Malaysia sedang
mengumpulan hasil kebudayaan bangsa
 melayu bahkan Jawa untuk di
klaim sebagai budaya Malaysia. Batik sudah
 beberapa dipatenkan
di Malaysia,

 Sayangnya menyimpan barang lama-lama
akan menumpuk. Ruang almaripun
 tak cukup. Sehingga kita
memerlukan ruang khusus menyimpan koleksi
 kita.
Salah satu ruang koleksi yaitu gedung musium tetapi gedung ini

terbatas. Nah ruang yang masih luas hanyalah ruang maya ... virtual

 space.

 Mungkin saatnya kita
menympan barang-barang artefak2 seperti ini
 dalam
ruang maya. Semua parameter fisis diukur, geometri juga diukur,

didiskripsikan dan disimpan dalam ruang maya utk disebar luasakan.

 rdp


-
 siap melancong dan presentasi di Bali pada tahun 2007 ini???
 ayo bersiap untuk PIT Bersama HAGI-IAGI dan asosiasi2 lainnya di
Pulau
 Dewata!!!
 semarakkan dengan makalah-makalah
yang berkualitas internasional...

-
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id

 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran
iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia
Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan
Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net
Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

-







Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN ???

2007-01-28 Terurut Topik yrsnki



  Benz

  Terima kasih atas`
penjelasan-nya , jadi  temuan ini sebenarnya merupakan
 
salah satu awal  dar eksplorasi arkeologi untuk memberikan
informasi 
   mengenai sejarah nenek moyang kita .

   Si - Abah

 


 

Artefak yang ditemukan dalam
jumlah besar (kecil) harus didukung berbagai 
 data lainnya untuk
interpretasi lebih lanjut. Apakah situs tempat penemuan 

tersebut adalah : 
 1. Situs Perbengkelan (Tempat pembuatan alat)

 2. Situ Pemakaman 
 3. Situs Hunian 
 4. dll

 
 Situs perbengkelan biasanya akan ditemukan dengan
jumlah besar dan sisa 
 sisa 
 dalam pembuatan artefak
tersebut dan juga alat-alat yang dipergunakan 
 untuk 

membuat artefak. Situs perbengkelan sering kali jauh dari pemukiman. 
 Mungkin 
 saja untuk menjaga hunian agar tidak terganggu
dengan aktivitas 
 perbengkelan. 
 
 Situs
pemakaman biasanya sebgai bekal kubur, biasanya juga membentuk pola. 
 Ditemukan bersama dengan artefak lainnya. Sering kali ada binatang

 kesayangannya, ada tulang2 yang sudah menjadi fosil, ada
grabah, dll. 
 
 Untuk bisa medapatkan hasil yang lebih
lanjut sebaiknya dilakukan rescue 
 excavation. 
 
 
 benz 
 
 Pada tanggal 07/01/29,
[EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] menulis: 
 
 
 
  
 Mas Miko 
 
 
 Kalauartefak itu ditemukandisatu
tempat dalamjumlah yang 
 besar seperti 

PONOROGO itu , apakah dapat 
 diiterpetasikan bahwa lokasi
tsb merupakan 
 suatu 
 komunitas yang besar
 
 
 Selanjutnya kalau iya , 

bagaimana memginterpetasi kan lebih lanjut ? 
 


 Si-Abah 
 
 

___ 
 
 
 
 
 Pak
Rovicky, 
  
  Ide 

penyimpanan benda prasejarah di ruang maya tentunya sangat bagus. Hal 
  ini rasanya telah dilakukan oleh Museum Geologi Bandung.
Hanya 
 kalau bisa 
  memamerkannya langsung
ke masyarakat yang tak punya 
 akses ke ruang maya, 
  tentunya akan lebih bagus lagi. Masalah 

tempat ? Walahaula .. 
  kalau Tuhan menghendaki,
maka tak 
 ada hal yang tak mungkin. 
  
  Sebetulnya sangat sayang 
 kalau ribuan
artefak karnelian berkualitas 
  batumulia yang 
 berkaitan dengan peradaban manusia Paleolitikum sampai 
  
 Neolitikum tersebut tersimpan terus di peti
(seperti halnya benda2 
  tinggalan manusia pra-sejarah
dari Situs Gua Pawon hasil temuan 
 KRCB dan 

 Balai Arkeologi Bandung). Inilah yang jadi pikiran 

mang Okim dan rekan2 di 
  KRCB . 
  
  Salam 
 batumulia, mang Okim 

 
  
  
  
  Sent from my BlackBerry(r) wireless device 

 
  
 -Original Message- 
  
 
From: Rovicky Dwi 
 Putrohari [EMAIL PROTECTED] 
 

  Date: Sun, 
 28 Jan 2007 09:57:28 
  To:iagi-net@iagi.or.id 
  Subject: 
 Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN ??? 

 
  
  Mang Okim pernah diberi
kesempatan melihat koleksi artefak di 
 Museum 

 Geologi termasuk yang dari Kali Baksoko / von 

Konigswald. Sebagian besar 
  koleksi tersebut masih
tersimpan 
 rapih di laci2 tertutup dalam ruang 
  penyimpanan koleksi , 
 tidak dipamerkan.
Masalahnya tentu tempat. 
  
  
  Kalimat Mak Okim diatas sebenernya sudah sering terdengar
di 
 kalangan 
  musium-ist ...
wah ini isitilah ngawunya 
 librarians. Bagi mereka yg 
  berkecimpung atau konsen dengan 
 barang2 yg
perlu dilestarikan tentunya 
  tempat, 
 space atau ruang sering menjadi kendala untuk menyimpan. 
  
 Termasuk kita juga, bagaimana sulitnya
menyimpan barang2 kenangan 
  semasa SMA dulu, foto,
buku2 kecil, catatan, bahkan mungkin surat 
 

 cinta pertama yg ditulis di kertas merah jambu ... wupst. 
  
  Perlukah menyimpan barang2 kunoi
begini? ya tentu saja 
 buat kita 
  perlu.
Sebenarnya bukan hanya kita yang konsen dengan 
 milik kita
saja. 
  Barang langka merupakan hasil budaya. Budaya 
 pun bisa dicuri. Sebagai 
  contoj kongkrit
Malaysia sedang 
 mengumpulan hasil kebudayaan bangsa 
  melayu bahkan Jawa untuk di 
 klaim sebagai
budaya Malaysia. Batik sudah 
  beberapa dipatenkan 
 di Malaysia, 
  
  Sayangnya
menyimpan barang lama-lama 
 akan menumpuk. Ruang almaripun

  tak cukup. Sehingga kita 
 memerlukan
ruang khusus menyimpan koleksi 
  kita. 
 Salah satu ruang koleksi yaitu gedung musium tetapi gedung ini

  
 terbatas. Nah ruang yang masih luas
hanyalah ruang maya ... virtual 
 
 
space. 
  
  Mungkin saatnya kita

 menympan barang-barang artefak2 seperti ini 
  dalam 
 ruang maya. Semua parameter fisis
diukur, geometri juga diukur, 
  

didiskripsikan dan disimpan dalam ruang maya utk disebar luasakan. 
  
  rdp 
  

 

- 
  siap melancong dan presentasi di Bali pada tahun 2007
ini??? 
  ayo bersiap untuk PIT Bersama HAGI-IAGI dan
asosiasi2 lainnya di 
 Pulau 
  Dewata!!!

  semarakkan dengan makalah-makalah 
 yang
berkualitas internasional... 
  

- 
  To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id 
 
  To
subscribe, send email to: