Re: [iagi-net-l] Best Practise - Depth Control on Highly Deviated well
Pakai WL jauh lebih akurat dengan prosedur sbb: 1. Section pertama Csg DD di check pakai LD LU WL 2. Section kedua Csg DD di check pakai LD LU WL 3. Section berikutnya ya di check pakai LD LU WL 4. Untuk LWD / MWD ya tie kan dengan WL (GR ?) 5. Untuk Tally Dept akan panjang bila measure man nya sakit pinggang dan pendek bila mud / matrial settling dll, dsb. 6. Buat G G ketahui tidak hanya OH Logging, ada lagi CH Logging seperti Bonding log plus CCL, surveylance dll, dsb. Salam HF - Original Message - From: nyoto - ke-el [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, January 24, 2007 12:18 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Best Practise - Depth Control on Highly Deviated well Bukan, tidak ada yang salah, selama terus konsisten reference-nya, jadi kalau semua log, kedalamannya selalu di-refer ke reference-depth yang satu itu tadi ya tidak ada yang salah. Justru yang salah itu karena secara tidak sadar kita kadang2 membuat reference baru di lapangan yang sudah kita bor beberapa sumur sebelumnya, maka reference menjadi tidak konsisten, ini yang salah tidak boleh dipakai. Soalnya semua pengukuran depth, baik menggunakan drill-pipe maupun wireline, itu semua relative adanya, walaupun masing2 punya error koreksi sendiri2, memang error dari wireline relative lebih kecil sedikit dibanding drill-pipe depth. Maka seperti saya bilang tadi, semakin banyak kita punya data kedalaman yang menggunakan ber-macem2 metode, maka membuat kita semakin bingung, bukan semakin fokus. Jadi tenang2 aja mas Shofi, anda tidak melakukan kesalahan selama ini, asal konsisten reference-nya, itu saja kuncinya. __ Apakah Anda Yahoo!? Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam http://id.mail.yahoo.com - siap melancong dan presentasi di Bali pada tahun 2007 ini??? ayo bersiap untuk PIT Bersama HAGI-IAGI dan asosiasi2 lainnya di Pulau Dewata!!! semarakkan dengan makalah-makalah yang berkualitas internasional... - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN ???
Pak Rovicky, Ide penyimpanan benda prasejarah di ruang maya tentunya sangat bagus. Hal ini rasanya telah dilakukan oleh Museum Geologi Bandung. Hanya kalau bisa memamerkannya langsung ke masyarakat yang tak punya akses ke ruang maya, tentunya akan lebih bagus lagi. Masalah tempat ? Walahaula .. kalau Tuhan menghendaki, maka tak ada hal yang tak mungkin. Sebetulnya sangat sayang kalau ribuan artefak karnelian berkualitas batumulia yang berkaitan dengan peradaban manusia Paleolitikum sampai Neolitikum tersebut tersimpan terus di peti (seperti halnya benda2 tinggalan manusia pra-sejarah dari Situs Gua Pawon hasil temuan KRCB dan Balai Arkeologi Bandung). Inilah yang jadi pikiran mang Okim dan rekan2 di KRCB . Salam batumulia, mang Okim Sent from my BlackBerry® wireless device -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] Date: Sun, 28 Jan 2007 09:57:28 To:iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN ??? Mang Okim pernah diberi kesempatan melihat koleksi artefak di Museum Geologi termasuk yang dari Kali Baksoko / von Konigswald. Sebagian besar koleksi tersebut masih tersimpan rapih di laci2 tertutup dalam ruang penyimpanan koleksi , tidak dipamerkan. Masalahnya tentu tempat. Kalimat Mak Okim diatas sebenernya sudah sering terdengar di kalangan musium-ist ... wah ini isitilah ngawunya librarians. Bagi mereka yg berkecimpung atau konsen dengan barang2 yg perlu dilestarikan tentunya tempat, space atau ruang sering menjadi kendala untuk menyimpan. Termasuk kita juga, bagaimana sulitnya menyimpan barang2 kenangan semasa SMA dulu, foto, buku2 kecil, catatan, bahkan mungkin surat cinta pertama yg ditulis di kertas merah jambu ... wupst. Perlukah menyimpan barang2 kunoi begini? ya tentu saja buat kita perlu. Sebenarnya bukan hanya kita yang konsen dengan milik kita saja. Barang langka merupakan hasil budaya. Budaya pun bisa dicuri. Sebagai contoj kongkrit Malaysia sedang mengumpulan hasil kebudayaan bangsa melayu bahkan Jawa untuk di klaim sebagai budaya Malaysia. Batik sudah beberapa dipatenkan di Malaysia, Sayangnya menyimpan barang lama-lama akan menumpuk. Ruang almaripun tak cukup. Sehingga kita memerlukan ruang khusus menyimpan koleksi kita. Salah satu ruang koleksi yaitu gedung musium tetapi gedung ini terbatas. Nah ruang yang masih luas hanyalah ruang maya ... virtual space. Mungkin saatnya kita menympan barang-barang artefak2 seperti ini dalam ruang maya. Semua parameter fisis diukur, geometri juga diukur, didiskripsikan dan disimpan dalam ruang maya utk disebar luasakan. rdp - siap melancong dan presentasi di Bali pada tahun 2007 ini??? ayo bersiap untuk PIT Bersama HAGI-IAGI dan asosiasi2 lainnya di Pulau Dewata!!! semarakkan dengan makalah-makalah yang berkualitas internasional... - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
[iagi-net-l] Fwd: [IndoEnergy] Re: Soal PSC, Cost Recovery dan Cost per Barrel
Aku bahas satu satu dulu ya Ben --- In [EMAIL PROTECTED], Benny Lubiantara [EMAIL PROTECTED] wrote: Masalah Relinqusihment: Mungkin mas Vicky bisa cerita lebih detail mengenai mekanimes exclusion of areas' di PSC Malaysia, khususnya apa yang terjadi setelah periode eksplorasi berakhir, katakanlah masa eksplorasi tidak diperpanjang oleh Petronas, otomatis dikembalikan ke pemerintah Malaysia. Dalam hal ini mungkin bentuk area sisanya lebih bagus dalam kacamata geologist dibanding PSC Indonesia setelah kewajiban relinquishment selesai. Dalam perspektif insentif untuk segera melakukan ekplorasi, jelas PSC kita lebih menarik bagi investor karena bisa langsung di cost recovery dari lapangan yang sudah berproduksi. Untuk daerah yang dikembalikan tentu kedua PSC dapat menawarkan kembali kepada yang berminat, dalam hal ini tidak ada perbedaan (kecuali sisa bentuk area yang dikembalikan tadi). Sekali lagi ini pendapat saya yang bukan geologist. Kalau sistemnya diubah kaya Malaysia, apa nggak malah nanti kegiatan ekplorasi di RI jadi kurang bergairah?. Pada kenyataannya perusahaan yg telah memperoleh penemuan baru menginginkan segera memproduksikan. Secara ekonomi pati akan lebih menguntungkan kalau memproduksi ketimbang mengeksplorasi sumur2 baru. Walaupun dengan iming2 cost recovery. Kenyataan ini sebenernya wajar karena dengan modal pas-pasan tentunya akan menginginkan produksi duluan ketimbang mengebor prospek2 baru. Mas Benny memang bukan geologist, tetapi coba dianalisa secara keekonomiannya saja. Biasanya struktur jebakan besar akan di drill duluan, sedangkan yang kecil belakangan, iya lah ya wong nyari untung yg besar :). Tetapi kalau anda baru saja menemukan cadangan sebesar 200 juta barel, dan ada prospect lain sebesar 25 juta barel. Apa yang anda lakukan ? Apakah mengembangkan yang 200 MMBO atau mengeksplorasi yang 25 MMBO yang masih memilki ketidakpastian lebih tinggi ? Apalagi kalau capital perusahaan sangat terbatas. Dan seandainya anda memperoleh lapangan yang jauh lebih kecil, tentusaja anda hanya menyimpannya sebagai asset bukan diproduksikan. Banyak sekali penemuan2 lama di Indoneia ini yang tidak dikembangkan oleh operator, bahkan sampai saatnya masa kontrak habis setelah 20 tahun, lapangan kecil itupun tidak dikembangkan. Di negara tetangga ini, lapangan yg tidak dikembangkan harus dikembalikan ke host country. Jadi belum tentu kalau cost recovery akan menambah minat operator untuk melakukan eksplorasi atau meningkatkan produksi. Salam RDP -- http://rovicky.wordpress.com/ - siap melancong dan presentasi di Bali pada tahun 2007 ini??? ayo bersiap untuk PIT Bersama HAGI-IAGI dan asosiasi2 lainnya di Pulau Dewata!!! semarakkan dengan makalah-makalah yang berkualitas internasional... - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN ???
Pak Oki, Idenya bagus deh, kalau organizing committee setuju, nanti kami persiapkan. Satu etalase cukup, bisa pinjam ke anggota MBI di Denpasar. Thanks and regards, mang Okim Sent from my BlackBerry® wireless device -Original Message- From: oki musakti [EMAIL PROTECTED] Date: Sun, 28 Jan 2007 04:13:40 To:iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN ??? Mang Okim, Bagaimana kalau beberapa artefak tersebut oleh mang Okim, mas Budi dll dibawa ke Bali untuk di pertunjukkan di joint convention. Mungkin bisa meningkatkan interest dan awareness dikalangan geosainstis Indonesia pada disiplin geo-arkeologi dan penyelamatan artefak2 bersejarah. Apalagi kalau beberapa paper mengenai hal ini juga bisa dipresentasikan. Salam Oki (gak pakai 'm') miko [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Rovicky, Ide penyimpanan benda prasejarah di ruang maya tentunya sangat bagus. Hal ini rasanya telah dilakukan oleh Museum Geologi Bandung. Hanya kalau bisa memamerkannya langsung ke masyarakat yang tak punya akses ke ruang maya, tentunya akan lebih bagus lagi. Masalah tempat ? Walahaula .. kalau Tuhan menghendaki, maka tak ada hal yang tak mungkin. Sebetulnya sangat sayang kalau ribuan artefak karnelian berkualitas batumulia yang berkaitan dengan peradaban manusia Paleolitikum sampai Neolitikum tersebut tersimpan terus di peti (seperti halnya benda2 tinggalan manusia pra-sejarah dari Situs Gua Pawon hasil temuan KRCB dan Balai Arkeologi Bandung). Inilah yang jadi pikiran mang Okim dan rekan2 di KRCB . Salam batumulia, mang Okim Sent from my BlackBerry® wireless device -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari Date: Sun, 28 Jan 2007 09:57:28 To:iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN ??? Mang Okim pernah diberi kesempatan melihat koleksi artefak di Museum Geologi termasuk yang dari Kali Baksoko / von Konigswald. Sebagian besar koleksi tersebut masih tersimpan rapih di laci2 tertutup dalam ruang penyimpanan koleksi , tidak dipamerkan. Masalahnya tentu tempat. Kalimat Mak Okim diatas sebenernya sudah sering terdengar di kalangan musium-ist ... wah ini isitilah ngawunya librarians. Bagi mereka yg berkecimpung atau konsen dengan barang2 yg perlu dilestarikan tentunya tempat, space atau ruang sering menjadi kendala untuk menyimpan. Termasuk kita juga, bagaimana sulitnya menyimpan barang2 kenangan semasa SMA dulu, foto, buku2 kecil, catatan, bahkan mungkin surat cinta pertama yg ditulis di kertas merah jambu ... wupst. Perlukah menyimpan barang2 kunoi begini? ya tentu saja buat kita perlu. Sebenarnya bukan hanya kita yang konsen dengan milik kita saja. Barang langka merupakan hasil budaya. Budaya pun bisa dicuri. Sebagai contoj kongkrit Malaysia sedang mengumpulan hasil kebudayaan bangsa melayu bahkan Jawa untuk di klaim sebagai budaya Malaysia. Batik sudah beberapa dipatenkan di Malaysia, Sayangnya menyimpan barang lama-lama akan menumpuk. Ruang almaripun tak cukup. Sehingga kita memerlukan ruang khusus menyimpan koleksi kita. Salah satu ruang koleksi yaitu gedung musium tetapi gedung ini terbatas. Nah ruang yang masih luas hanyalah ruang maya ... virtual space. Mungkin saatnya kita menympan barang-barang artefak2 seperti ini dalam ruang maya. Semua parameter fisis diukur, geometri juga diukur, didiskripsikan dan disimpan dalam ruang maya utk disebar luasakan. rdp - siap melancong dan presentasi di Bali pada tahun 2007 ini??? ayo bersiap untuk PIT Bersama HAGI-IAGI dan asosiasi2 lainnya di Pulau Dewata!!! semarakkan dengan makalah-makalah yang berkualitas internasional... - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - Want to start your own business? Learn how on Yahoo! Small Business.
[iagi-net-l] Re: Fwd: [IndoEnergy] Re: Soal PSC, Cost Recovery dan Cost per Barrel
On 1/29/07, Syaiful Basyuni (PCSB) [EMAIL PROTECTED] wrote: Petronas Carigali Sdn.Bhd (PCSB) semacam KPS untuk wilayah Sabah, Sarawak lagi gencar2 minta ke PMU/BPMigas di Malaysia, blok-blok yang habis masa kontraknya dari KPS bendera Asing dan ingin dikerjakan sendiri oleh PCSB. Hal ini akan sangat menguntungkan bagi negaranya krn semua terkontrol dng rapi. Menghire tenaga Indonesia yg relative competitive dan mentraining tenaga junior gg lokal untuk persiapan kelak.=20 Beberapa bln lagi ada 2 blok di Sabah diambil dan dikerjakan sendiri oleh PCSB, kebetulan sekarang aku diminta untuk menyiapkan data tsb, seperti request ke PMU. Itulah secuil pengalaman mungkin bisa diterapkan di Indonesia. Bgmn? Salam SB Mas Syaiful Basyuni, menarik sekali ulasan anda, Diterapkan atau tidak itu soal nanti. Tetapi yang lebih penting saat ini adalah digali lebih dulu lebih dalam, di-share pengalaman serta bagaimana mereka melakukannya. Setelah itu kita modifikasi supaya kita juga melangkah didepannya, bukan sekedar mengikuti dibelakangnya. Apa saja priveledge yg diberikan PMU kepada Carigali, apa saja yg tidak ? Bagaimana tata cara pengambil-alihan ini. Apakah pada masa kontrak habis, ataukan sebelum kontrak habis ? Bagaimana sikap PMU thd Shell, Exxon ? Notabene mereka pemain lama disini, tentunya mereka secara geologi dan operasi pasti dianggap yg paling pengalaman. Dan itulah yang terjadi dengan Petronas yg hingga saat ini sedang berada didepan. Mereka dulu belajar dari Indonesia, dan ngga usah malu menyatakan bahwa dulunya belajar disana. Setelah itu menerapkannya setelah dimodifikasi, dicat, dopoles, didempul disesuaikan dengan kebutuhan. Gimana ? di-share lebih dalam donk, bagaimana tata caranya, bagaimana melakukannya, bagiamana sistem perpanjangannya dsb. Hanya satu dia diantara kita2 yang berkecimpung dan mengerti soal ini. Share, share and share RDP - siap melancong dan presentasi di Bali pada tahun 2007 ini??? ayo bersiap untuk PIT Bersama HAGI-IAGI dan asosiasi2 lainnya di Pulau Dewata!!! semarakkan dengan makalah-makalah yang berkualitas internasional... - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] Perbedaan kualitas airtanah
Ngomong-ngomong bor air tanah dalam; - berapa ya kisaran ongkos kerja ngebor sumur air hingga kedalaman 30 meteran sekarang di Jabotabek? Kalau bisa termasuk harga jetpump kualitas cukup baiknya. - berapa dalam sebaiknya casing dipasang untuk design jet pump 30 meter? - apakah hanya kadar besiMn saja yg harus dipertimbangkan sebelum memasang filter? Berapa ambang kadar besiMn yang masih aman untuk pemakaian filter ini? - di kompleks saya (Unilever Rempoa, Ciputat) ada fenomena lucu yang sampai sekarang saya belum dapat jawaban ilmiah yang pas di hati, yaitu: di saat musim kemarau lalu banyak sumur tetangga kekeringan - terutama yang dalamnya hanya 12-15 meteran. Nah, ada beberapa rumah yang kedalaman 12-15 meter itu ok ok saja selama kemarau - tetapi malah mendadak kering saat mulai hujan deras pertama hingga ketiga awal penghujan...selanjutnya ok lagi tp ada bbrp yang terus mati sumurnya. Ngobrol dengan tukang bor, ah ini mah biasa Pak, kalau huja mulai pertama biasanya sumur2 pada kering dulu tuh, saya tanya balik kenapa Pak?. Jawabnya: Ah, emang gitu aja Pak...(sambil ngrokok santai)...kan saya udah pengalaman. Salam dan terima kasih, Kuntadi Regional Evaluation Team Tangguh Exploration Appraisal bp Phone: +62-21-78548184 P.O. Box 1063/JKT 10010 Fax: +62-21-78549140 Jakarta, Indonesiae-mail: [EMAIL PROTECTED] -Original Message- From: hendri silaen [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, January 26, 2007 4:31 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Perbedaan kualitas airtanah pak Nur, Kkadang2 daerah lembah di kawasan vulkanik dapat mempunyai lapisan pasir yg bisa menjadi akuifer yang baik, mungkin perlu diliat juga kemiringan lereng apakah akan membuat air cepat terkuras o/ pengaruh gradien hidrolik shg air sulit didapatkan di musim kmarau. Kalau kualitas air, mungkin terpengaruh oleh bahan penguruk/penimbunnya yang kaya oleh material pelapukan mengandung Fe/Mn (umum di produk vulkanik) yang jika terkena air meteorik (kaya akan bikarbonat dan ox) dapat berubah menjadi oksida besi dan mangan bahkan permanganat (berbahaya utk kesehatan). Sebaiknya kalau enggan dg biaya perawatan filter air bisa pakai air mineral dulu, kalau untuk memperdalam kan lumayan butuh biaya.. salam hendri On 1/26/07, nyoto - ke-el [EMAIL PROTECTED] wrote: Ya betul, kebetulan kontraktor rumah kami dulu sudah memikirkan hal ini mereka membuat reservoir buangan limbah WC disisi samping rumah, jadi jaraknya masih cukup aman/bersih/sehat untuk bikin sumur bor didepan dihalaman belakang rumah. mengenai jarak aman ini boleh minimum sampai 7 - 10 meteran (tidak harus 20-25 m yang ideal), karena biasanya tanah dipermukaan terdiri dari lempung merah yang cukup kedap air biasanya galiannya dangkal saja (max. kira2 3 meteran), sehingga tidak sampai ke sumur dalam tingkat kontaminasiannya. paling tidak ini terbukti dengan kedua sumur kami yang letaknya tidak begitu jauh dari lubang pembuangan WC tsb (paling dekat 7 m-an). kan sumur bor dalam tsb juga sudah dipasang casing PVC, jadi rembesan dari pembuangan bisa tertahan oleh casing sumur bor. wass, On 1/26/07, noor syarifuddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Ati-ati kalau mau ngebor di halaman depan biasanya kalau diperumahan, lokasi buangan limbah WC ditaruh di depan rumah salam, - Original Message From: M. Nur Heriawan [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, January 26, 2007 9:59:18 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Perbedaan kualitas airtanah Terima kasih banyak atas semua saran yang telah diberikan oleh rekan2 di milis ini. Untuk pake filter air sepertinya saya malas di maintenance-nya. Memang saya berpikiran kalau ngebor lagi pindah lokasi ke halaman depan. Saya yakin ada sesuatu yang tidak beres di lokasi sumur yang sekarang, karena tetangga kiri-kanan-depan dan yang lain tidak ada masalah dengan airnya. Hanya katanya kalau pas musim hujan saja agak sedikit keruh. Kira2 kalau air yang baru dipompa mengandung buih dengan warna agak kekuningan, itu karena apa ya? Salam, Nur H. --- nyoto - ke-el [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Nur, Gimana kalau bikin sumur barunya (bukan bor ulang dengan diperdalam) dilain lokasi, misalnya kalau sumur yng barusan dibor letaknya dihalaman belakang rumah, nah sumur baru dibor dihalaman depan, mungkin bisa ketemu akifer yang lain kualitasnya (tidak mengandung besi air tanahnya)? wass, __ __ Never miss an email again! Yahoo! Toolbar alerts you the instant new Mail arrives. http://tools.search.yahoo.com/toolbar/features/mail/
Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN ???
Mas Miko Kalau artefak itu ditemukan disatu tempat dalam jumlah yang besar seperti PONOROGO itu , apakah dapat diiterpetasikan bahwa lokasi tsb merupakan suatu komunitas yang besar Selanjutnya kalau iya , bagaimana memginterpetasi kan lebih lanjut ? Si-Abah ___ Pak Rovicky, Ide penyimpanan benda prasejarah di ruang maya tentunya sangat bagus. Hal ini rasanya telah dilakukan oleh Museum Geologi Bandung. Hanya kalau bisa memamerkannya langsung ke masyarakat yang tak punya akses ke ruang maya, tentunya akan lebih bagus lagi. Masalah tempat ? Walahaula .. kalau Tuhan menghendaki, maka tak ada hal yang tak mungkin. Sebetulnya sangat sayang kalau ribuan artefak karnelian berkualitas batumulia yang berkaitan dengan peradaban manusia Paleolitikum sampai Neolitikum tersebut tersimpan terus di peti (seperti halnya benda2 tinggalan manusia pra-sejarah dari Situs Gua Pawon hasil temuan KRCB dan Balai Arkeologi Bandung). Inilah yang jadi pikiran mang Okim dan rekan2 di KRCB . Salam batumulia, mang Okim Sent from my BlackBerry® wireless device -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] Date: Sun, 28 Jan 2007 09:57:28 To:iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN ??? Mang Okim pernah diberi kesempatan melihat koleksi artefak di Museum Geologi termasuk yang dari Kali Baksoko / von Konigswald. Sebagian besar koleksi tersebut masih tersimpan rapih di laci2 tertutup dalam ruang penyimpanan koleksi , tidak dipamerkan. Masalahnya tentu tempat. Kalimat Mak Okim diatas sebenernya sudah sering terdengar di kalangan musium-ist ... wah ini isitilah ngawunya librarians. Bagi mereka yg berkecimpung atau konsen dengan barang2 yg perlu dilestarikan tentunya tempat, space atau ruang sering menjadi kendala untuk menyimpan. Termasuk kita juga, bagaimana sulitnya menyimpan barang2 kenangan semasa SMA dulu, foto, buku2 kecil, catatan, bahkan mungkin surat cinta pertama yg ditulis di kertas merah jambu ... wupst. Perlukah menyimpan barang2 kunoi begini? ya tentu saja buat kita perlu. Sebenarnya bukan hanya kita yang konsen dengan milik kita saja. Barang langka merupakan hasil budaya. Budaya pun bisa dicuri. Sebagai contoj kongkrit Malaysia sedang mengumpulan hasil kebudayaan bangsa melayu bahkan Jawa untuk di klaim sebagai budaya Malaysia. Batik sudah beberapa dipatenkan di Malaysia, Sayangnya menyimpan barang lama-lama akan menumpuk. Ruang almaripun tak cukup. Sehingga kita memerlukan ruang khusus menyimpan koleksi kita. Salah satu ruang koleksi yaitu gedung musium tetapi gedung ini terbatas. Nah ruang yang masih luas hanyalah ruang maya ... virtual space. Mungkin saatnya kita menympan barang-barang artefak2 seperti ini dalam ruang maya. Semua parameter fisis diukur, geometri juga diukur, didiskripsikan dan disimpan dalam ruang maya utk disebar luasakan. rdp - siap melancong dan presentasi di Bali pada tahun 2007 ini??? ayo bersiap untuk PIT Bersama HAGI-IAGI dan asosiasi2 lainnya di Pulau Dewata!!! semarakkan dengan makalah-makalah yang berkualitas internasional... - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN ??? Kontak Pemda Ponorogo??
Pak Miko Yth. Bolehkah informasi pak miko ini saya sampaikan ke Ketua Bappeda Ponorogo. Saya kebetulan dekat dengan ketua Bappeda PONOROGO tersebut, yang juga punyak staf geologi lulusan ITB, UGM, dan UPN. Saya tidak bermaksud apa-apa, hanya karena kami sering kabar kabari dengan kawan-kawan di Pemda PONOROGO, maka alangkah baiknya ini disampaikan ke Pemda, kemudian kita tunggu responnya atau kita arahkan, bagaimana baiknya tentang temuan ARTEFAK tersebut. Saya pribadi sering ke daerah Slahung - Tegalombo atau di K.Baksoko, Punung (PACITAN), tapi untuk main-main saja dengan beberapa mahasiswa kami. Sehingga informasi ini bisa jadi menjadi potensi unggulan wisata alam Ponorogo yang sekarang ini cenderung menurun. Budaya REOG di Ponorogo dan Budaya ARTEFAK yang ditemukan di Slahung Ponorogo, kalau bisa dikemas dan dipersepsikan atau dikondisikan dengan pemaknaan ilmiah dan kebudayaan yang adiluhung, saya kira sangat baik untuk upayakan keberadaanya dan dijaga eksistensinya bagi generasi di kemudian hari. Salam Agus Hendratno / Geologi UGM / IAGI DIY-Jateng Hp.0815.686.8523 --- miko [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Rovicky, Ide penyimpanan benda prasejarah di ruang maya tentunya sangat bagus. Hal ini rasanya telah dilakukan oleh Museum Geologi Bandung. Hanya kalau bisa memamerkannya langsung ke masyarakat yang tak punya akses ke ruang maya, tentunya akan lebih bagus lagi. Masalah tempat ? Walahaula .. kalau Tuhan menghendaki, maka tak ada hal yang tak mungkin. Sebetulnya sangat sayang kalau ribuan artefak karnelian berkualitas batumulia yang berkaitan dengan peradaban manusia Paleolitikum sampai Neolitikum tersebut tersimpan terus di peti (seperti halnya benda2 tinggalan manusia pra-sejarah dari Situs Gua Pawon hasil temuan KRCB dan Balai Arkeologi Bandung). Inilah yang jadi pikiran mang Okim dan rekan2 di KRCB . Salam batumulia, mang Okim Sent from my BlackBerry® wireless device -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] Date: Sun, 28 Jan 2007 09:57:28 To:iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN ??? Mang Okim pernah diberi kesempatan melihat koleksi artefak di Museum Geologi termasuk yang dari Kali Baksoko / von Konigswald. Sebagian besar koleksi tersebut masih tersimpan rapih di laci2 tertutup dalam ruang penyimpanan koleksi , tidak dipamerkan. Masalahnya tentu tempat. Kalimat Mak Okim diatas sebenernya sudah sering terdengar di kalangan musium-ist ... wah ini isitilah ngawunya librarians. Bagi mereka yg berkecimpung atau konsen dengan barang2 yg perlu dilestarikan tentunya tempat, space atau ruang sering menjadi kendala untuk menyimpan. Termasuk kita juga, bagaimana sulitnya menyimpan barang2 kenangan semasa SMA dulu, foto, buku2 kecil, catatan, bahkan mungkin surat cinta pertama yg ditulis di kertas merah jambu ... wupst. Perlukah menyimpan barang2 kunoi begini? ya tentu saja buat kita perlu. Sebenarnya bukan hanya kita yang konsen dengan milik kita saja. Barang langka merupakan hasil budaya. Budaya pun bisa dicuri. Sebagai contoj kongkrit Malaysia sedang mengumpulan hasil kebudayaan bangsa melayu bahkan Jawa untuk di klaim sebagai budaya Malaysia. Batik sudah beberapa dipatenkan di Malaysia, Sayangnya menyimpan barang lama-lama akan menumpuk. Ruang almaripun tak cukup. Sehingga kita memerlukan ruang khusus menyimpan koleksi kita. Salah satu ruang koleksi yaitu gedung musium tetapi gedung ini terbatas. Nah ruang yang masih luas hanyalah ruang maya ... virtual space. Mungkin saatnya kita menympan barang-barang artefak2 seperti ini dalam ruang maya. Semua parameter fisis diukur, geometri juga diukur, didiskripsikan dan disimpan dalam ruang maya utk disebar luasakan. rdp - siap melancong dan presentasi di Bali pada tahun 2007 ini??? ayo bersiap untuk PIT Bersama HAGI-IAGI dan asosiasi2 lainnya di Pulau Dewata!!! semarakkan dengan makalah-makalah yang berkualitas internasional... - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - Expecting? Get great news right away with email Auto-Check. Try the Yahoo! Mail Beta.
RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Rekan2 Senior yang saya hormati, Mohon ijin untuk ikut2an berpendapat.. Bukankah baru beberapa waktu yang lalu Beberapa Geologis dari Universitas2 Indonesia dalam Forum Aspermigas menyimpulkan bahwa LUSI merupakan natural disaster? Dan statement Pak ADB dalam versi tanya jawab yang dipost di email ini juga tersurat bahwa LUSI adalah Gejala alam/Geologi yang SALAH SATU PEMICU-NYA ialah kegiatan pengeboran. Saya yakin Pak Andang punya input tertentu hingga mentimpulkan bahwa pemicu Mudflow Sidoarjo bukan karena satu faktor (drilling semata). Karena, mohon saya dikoreksi bila salah, Beliau di awal kejadian LUSI lantang sekali menyerukan bahwa masalah ini adalah MURNI underground blowout karena kegagalan/kesalahan dalam prosedur pemboran (this opinion shared by MEDCO and some, if not all, public speaking geoscientist). Menurut saya, tanpa fakta2 baru yang komprehensif dari subsurface BanjarPanji, misal; konektivitas titik2 semburan lumpur dengan sumur pemboran; ada/tidaknya pengaruh gempa dalam reaktivasi sesar2 di sekitar well;dll, maka pandangan-pandangan mengenai asal kejadian lumpur panas ini hanya sebatas wacana saja, yang gampang diperdebatkan tapi sulit dibuktikan. Nuhun, Arya Muhammad Nuhan Jr.Geologist -Original Message- From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, January 27, 2007 1:18 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Pak Dhe, Bagi geologist atau geomechanics expert Indonesia yang datang pada awal-awal mbledosnya Lusi ( tgl 30 Mei -2 Juni ) sudah bisa pastikan bahwa Bencana ini murni akibat drilling. Pertama lihat drilling historynya, trus well contruction ( casing and cementing ), dsb...trus ada lost circulation and kick.lha...gampang to kesimpulannya Gak perlu menunggu sampai hari ini baru ada tulisan dari GSA baru dikatakan ..caused by drilling . Tapi entah IAGI/ITB/ITS/UGM/UPN sampai sekarang belum 100% pasti pendapatnya ? Makanya Lapindo masih kelabakan sekarangmenanggung biaya yang entah nanti bisa di cost recovery kan apa nggak( disni politik yang main) Seperti tulisan email saya di milist ini beberapa yll..( juga dongeng sampeyan di weblog itu )..Relief well akan gagal ( sekarang yang ke 2 sudah gagal, mau bor lagi ke 3...padahal Pak Rudy sebelumnya sangat optimis bulan Desember 2006 Lusi akan mampet dgn relief well.Mengapa gagal ? sebab sudah sangat terlambatmestinya saat lost circulation dan kick harus diatasi satu persatu dan harus dipasang casing !! Atau plug abandon diawaltapi ya sudah..,,nasi sudah jadi bubur. Trus sekali lagi sekarang ini adalah geothermal drive mechanism dengan horse power yang luar biasa besarnya...Dahsyat !! Wong bisa menyemburkan 130 ribu m3 /hari lumpur Formasi Kalibeng. Jadi, tindakannya sekarang adalah tinggalkan lokasi, evakuasi korban, pindahkan infrastruktur ( jalan, listrik, pipa gas, rel KA dll ) , alirkan ke Kali Porong dengan gravitasi dan perlebar kanalnya ( bukan dgn pompa dan pipa ). Atau masih mau gambling triliunan rupiah lagi ?? Grup EMP/Bumi sekarang sudah menurunkan aktifitas explorasi/exploitasi di lapangan lain agar konsentrasi ke Porongtermasuk keuangannya juga toh ?? Jadikan lokasi Lusi sebagai wisata bencana juga bagi mahasiswa geologi/drilling engineer/geoscientist untuk studi kasus/museum atau pelajaran pada anak cucu kelak bahwa beginilah akibatnya bila teledor. Anggap saja ini mirip Gunung Mahameru atau Merapi yang memang gak bisa kita sumbatapalagi dengan Bola-bola beton itukarena bila disumbat bola2 itu, khawatirnya malah akan timbul spot baru dan jatuh korban baru... Jadi ingat ketika ke Wyoming dulu...lihat semburan geyser yang indah...walau berbahaya. Berita minggu lalu, Halliburton sebagai service company sudah amit mundur dari lokasi ini...jadi siapa lagi yang akan ikut gambling...?? Tanggul untuk pipa gas sudah jebol lagi...So What ? Sekarang ini sedang musim gempa tektonik terus menerus Idza zulzilatil ardhu zilzalaha...wa akhrojatil ardhu atsqolahawa qolal insanu ma laha...( QS Al Zalzalah 1-3 ) - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id; HAGI-Net [EMAIL PROTECTED]; migas indonesia [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com; MediaCare mediacare@yahoogroups.com Sent: Friday, January 26, 2007 11:34 PM Subject: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural http://rovicky.wordpress.com/2007/01/26/scientists-mudflow-caused-by-d rilling-not-natural/ Begitulah judul dari tulisan Asociate Press (AP) . Kalimat ini diambil dari kesimpulan yang dilakukan oleh 4 ahli dari Durham University. Judul tulisan asli yang diterbitkan oleh GSA (Geological Society of America) ini berjudul Birth of a mud volcano: East Java, 29 May 2006 - kelahiran gunung lumpur pada tanggal 29 May 2006. Satu
Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN ???
Buat panitia Join(t) Convention. Ada yang mau menangkap umpan cantik ini gak...? Di Rotary sendiri gimana Mang? Sudah pernahkah hal ini di ekspose? Siapa tahu Rotary atau organisasi-organisasi internasional sejenisnya (Ford foundation, dll saya gak tahu) bisa jadi sponsor atau minimal fasilitator untuk proyek ini. Sekedar usulan Oki [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Oki, Idenya bagus deh, kalau organizing committee setuju, nanti kami persiapkan. Satu etalase cukup, bisa pinjam ke anggota MBI di Denpasar. Thanks and regards, mang Okim Sent from my BlackBerry® wireless device -Original Message- From: oki musakti Date: Sun, 28 Jan 2007 04:13:40 To:iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN ??? Mang Okim, Bagaimana kalau beberapa artefak tersebut oleh mang Okim, mas Budi dll dibawa ke Bali untuk di pertunjukkan di joint convention. Mungkin bisa meningkatkan interest dan awareness dikalangan geosainstis Indonesia pada disiplin geo-arkeologi dan penyelamatan artefak2 bersejarah. Apalagi kalau beberapa paper mengenai hal ini juga bisa dipresentasikan. Salam Oki (gak pakai 'm') miko wrote: Pak Rovicky, Ide penyimpanan benda prasejarah di ruang maya tentunya sangat bagus. Hal ini rasanya telah dilakukan oleh Museum Geologi Bandung. Hanya kalau bisa memamerkannya langsung ke masyarakat yang tak punya akses ke ruang maya, tentunya akan lebih bagus lagi. Masalah tempat ? Walahaula .. kalau Tuhan menghendaki, maka tak ada hal yang tak mungkin. Sebetulnya sangat sayang kalau ribuan artefak karnelian berkualitas batumulia yang berkaitan dengan peradaban manusia Paleolitikum sampai Neolitikum tersebut tersimpan terus di peti (seperti halnya benda2 tinggalan manusia pra-sejarah dari Situs Gua Pawon hasil temuan KRCB dan Balai Arkeologi Bandung). Inilah yang jadi pikiran mang Okim dan rekan2 di KRCB . Salam batumulia, mang Okim Sent from my BlackBerry® wireless device -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari Date: Sun, 28 Jan 2007 09:57:28 To:iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN ??? Mang Okim pernah diberi kesempatan melihat koleksi artefak di Museum Geologi termasuk yang dari Kali Baksoko / von Konigswald. Sebagian besar koleksi tersebut masih tersimpan rapih di laci2 tertutup dalam ruang penyimpanan koleksi , tidak dipamerkan. Masalahnya tentu tempat. Kalimat Mak Okim diatas sebenernya sudah sering terdengar di kalangan musium-ist ... wah ini isitilah ngawunya librarians. Bagi mereka yg berkecimpung atau konsen dengan barang2 yg perlu dilestarikan tentunya tempat, space atau ruang sering menjadi kendala untuk menyimpan. Termasuk kita juga, bagaimana sulitnya menyimpan barang2 kenangan semasa SMA dulu, foto, buku2 kecil, catatan, bahkan mungkin surat cinta pertama yg ditulis di kertas merah jambu ... wupst. Perlukah menyimpan barang2 kunoi begini? ya tentu saja buat kita perlu. Sebenarnya bukan hanya kita yang konsen dengan milik kita saja. Barang langka merupakan hasil budaya. Budaya pun bisa dicuri. Sebagai contoj kongkrit Malaysia sedang mengumpulan hasil kebudayaan bangsa melayu bahkan Jawa untuk di klaim sebagai budaya Malaysia. Batik sudah beberapa dipatenkan di Malaysia, Sayangnya menyimpan barang lama-lama akan menumpuk. Ruang almaripun tak cukup. Sehingga kita memerlukan ruang khusus menyimpan koleksi kita. Salah satu ruang koleksi yaitu gedung musium tetapi gedung ini terbatas. Nah ruang yang masih luas hanyalah ruang maya ... virtual space. Mungkin saatnya kita menympan barang-barang artefak2 seperti ini dalam ruang maya. Semua parameter fisis diukur, geometri juga diukur, didiskripsikan dan disimpan dalam ruang maya utk disebar luasakan. rdp - siap melancong dan presentasi di Bali pada tahun 2007 ini??? ayo bersiap untuk PIT Bersama HAGI-IAGI dan asosiasi2 lainnya di Pulau Dewata!!! semarakkan dengan makalah-makalah yang berkualitas internasional... - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - Want to start your own business? Learn how on Yahoo! Small Business. - Finding fabulous fares is fun. Let Yahoo! FareChase search your favorite travel sites to find flight and hotel bargains.
Re: [iagi-net-l] Perbedaan kualitas airtanah
Betul sekali pak... Manajemen sumberdaya air `gaya negara kita` ini sangat bagus untuk membuat pusing para ahlinya... Sebenarnya membuat sumur bor seperti ini adalah alternatif terakhir karena ketiadaan perusahaan air yang mampu menyediakan air yang diinginkan (PAM). kalau dibalik ke PAM-nya, akan muncul alasan ketersediaan air yang terbatas danatau kebocoran/keterbatasan jaringan. Ketersediaan air .. ; kalau dilihat kasus-perkasus PAM dikita ; cenderung menghindari airtanah karena isu lingkungan dan kuantitas yang terus menurun. Pemanfaatan air permukaan mengakibatkan pengelolaan air terpusat, sehingga mereka yang jauh dari `pusat` baru bisa menikmati air `tengah malam` atau digilir. Pemanfaatan air hujan... agak sulit untuk diaplikasikan di daerah perkotaan. Solusi terbaik saat ini ...dalam pemilihan lokasi perumahan, masukkan juga faktor air sebagai salahsatu parameter ekonomis atau tidak. Salam, Fajar (1141) oki musakti [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau di negara manca nun jauh disana, terutama di perkotaan, juarang sekali orang membor air tanah. Seluruh kebutuhan air jadi tanggung jawab negara via PDAM lokal (bayar tentunya). Denger-denger untuk bisa ngebor, harus punya permit khusus, punya alasan kuat (misalnya PAM gak masuk untuk daerah rural), punya plan (reservoir mana yang akan di bor), berapa debit yang akan disedot dll. Bagus untuk menghindarkan pencemaran silang antar reservoir karena sumber daya air benar-benar dijaga. Kita harus bangga punya negara yang bebas merdeka...everyone for himself..he he he... Salam Oki (sekedar ngomong_ - Sucker-punch spam with award-winning protection. Try the free Yahoo! Mail Beta.
Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN ???
Artefak yang ditemukan dalam jumlah besar (kecil) harus didukung berbagai data lainnya untuk interpretasi lebih lanjut. Apakah situs tempat penemuan tersebut adalah : 1. Situs Perbengkelan (Tempat pembuatan alat) 2. Situ Pemakaman 3. Situs Hunian 4. dll Situs perbengkelan biasanya akan ditemukan dengan jumlah besar dan sisa sisa dalam pembuatan artefak tersebut dan juga alat-alat yang dipergunakan untuk membuat artefak. Situs perbengkelan sering kali jauh dari pemukiman. Mungkin saja untuk menjaga hunian agar tidak terganggu dengan aktivitas perbengkelan. Situs pemakaman biasanya sebgai bekal kubur, biasanya juga membentuk pola. Ditemukan bersama dengan artefak lainnya. Sering kali ada binatang kesayangannya, ada tulang2 yang sudah menjadi fosil, ada grabah, dll. Untuk bisa medapatkan hasil yang lebih lanjut sebaiknya dilakukan rescue excavation. benz Pada tanggal 07/01/29, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] menulis: Mas Miko Kalauartefak itu ditemukandisatu tempat dalamjumlah yang besar seperti PONOROGO itu , apakah dapat diiterpetasikan bahwa lokasi tsb merupakan suatu komunitas yang besar Selanjutnya kalau iya , bagaimana memginterpetasi kan lebih lanjut ? Si-Abah ___ Pak Rovicky, Ide penyimpanan benda prasejarah di ruang maya tentunya sangat bagus. Hal ini rasanya telah dilakukan oleh Museum Geologi Bandung. Hanya kalau bisa memamerkannya langsung ke masyarakat yang tak punya akses ke ruang maya, tentunya akan lebih bagus lagi. Masalah tempat ? Walahaula .. kalau Tuhan menghendaki, maka tak ada hal yang tak mungkin. Sebetulnya sangat sayang kalau ribuan artefak karnelian berkualitas batumulia yang berkaitan dengan peradaban manusia Paleolitikum sampai Neolitikum tersebut tersimpan terus di peti (seperti halnya benda2 tinggalan manusia pra-sejarah dari Situs Gua Pawon hasil temuan KRCB dan Balai Arkeologi Bandung). Inilah yang jadi pikiran mang Okim dan rekan2 di KRCB . Salam batumulia, mang Okim Sent from my BlackBerry(r) wireless device -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] Date: Sun, 28 Jan 2007 09:57:28 To:iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN ??? Mang Okim pernah diberi kesempatan melihat koleksi artefak di Museum Geologi termasuk yang dari Kali Baksoko / von Konigswald. Sebagian besar koleksi tersebut masih tersimpan rapih di laci2 tertutup dalam ruang penyimpanan koleksi , tidak dipamerkan. Masalahnya tentu tempat. Kalimat Mak Okim diatas sebenernya sudah sering terdengar di kalangan musium-ist ... wah ini isitilah ngawunya librarians. Bagi mereka yg berkecimpung atau konsen dengan barang2 yg perlu dilestarikan tentunya tempat, space atau ruang sering menjadi kendala untuk menyimpan. Termasuk kita juga, bagaimana sulitnya menyimpan barang2 kenangan semasa SMA dulu, foto, buku2 kecil, catatan, bahkan mungkin surat cinta pertama yg ditulis di kertas merah jambu ... wupst. Perlukah menyimpan barang2 kunoi begini? ya tentu saja buat kita perlu. Sebenarnya bukan hanya kita yang konsen dengan milik kita saja. Barang langka merupakan hasil budaya. Budaya pun bisa dicuri. Sebagai contoj kongkrit Malaysia sedang mengumpulan hasil kebudayaan bangsa melayu bahkan Jawa untuk di klaim sebagai budaya Malaysia. Batik sudah beberapa dipatenkan di Malaysia, Sayangnya menyimpan barang lama-lama akan menumpuk. Ruang almaripun tak cukup. Sehingga kita memerlukan ruang khusus menyimpan koleksi kita. Salah satu ruang koleksi yaitu gedung musium tetapi gedung ini terbatas. Nah ruang yang masih luas hanyalah ruang maya ... virtual space. Mungkin saatnya kita menympan barang-barang artefak2 seperti ini dalam ruang maya. Semua parameter fisis diukur, geometri juga diukur, didiskripsikan dan disimpan dalam ruang maya utk disebar luasakan. rdp - siap melancong dan presentasi di Bali pada tahun 2007 ini??? ayo bersiap untuk PIT Bersama HAGI-IAGI dan asosiasi2 lainnya di Pulau Dewata!!! semarakkan dengan makalah-makalah yang berkualitas internasional... - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN ???
Benz Terima kasih atas` penjelasan-nya , jadi temuan ini sebenarnya merupakan salah satu awal dar eksplorasi arkeologi untuk memberikan informasi mengenai sejarah nenek moyang kita . Si - Abah Artefak yang ditemukan dalam jumlah besar (kecil) harus didukung berbagai data lainnya untuk interpretasi lebih lanjut. Apakah situs tempat penemuan tersebut adalah : 1. Situs Perbengkelan (Tempat pembuatan alat) 2. Situ Pemakaman 3. Situs Hunian 4. dll Situs perbengkelan biasanya akan ditemukan dengan jumlah besar dan sisa sisa dalam pembuatan artefak tersebut dan juga alat-alat yang dipergunakan untuk membuat artefak. Situs perbengkelan sering kali jauh dari pemukiman. Mungkin saja untuk menjaga hunian agar tidak terganggu dengan aktivitas perbengkelan. Situs pemakaman biasanya sebgai bekal kubur, biasanya juga membentuk pola. Ditemukan bersama dengan artefak lainnya. Sering kali ada binatang kesayangannya, ada tulang2 yang sudah menjadi fosil, ada grabah, dll. Untuk bisa medapatkan hasil yang lebih lanjut sebaiknya dilakukan rescue excavation. benz Pada tanggal 07/01/29, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] menulis: Mas Miko Kalauartefak itu ditemukandisatu tempat dalamjumlah yang besar seperti PONOROGO itu , apakah dapat diiterpetasikan bahwa lokasi tsb merupakan suatu komunitas yang besar Selanjutnya kalau iya , bagaimana memginterpetasi kan lebih lanjut ? Si-Abah ___ Pak Rovicky, Ide penyimpanan benda prasejarah di ruang maya tentunya sangat bagus. Hal ini rasanya telah dilakukan oleh Museum Geologi Bandung. Hanya kalau bisa memamerkannya langsung ke masyarakat yang tak punya akses ke ruang maya, tentunya akan lebih bagus lagi. Masalah tempat ? Walahaula .. kalau Tuhan menghendaki, maka tak ada hal yang tak mungkin. Sebetulnya sangat sayang kalau ribuan artefak karnelian berkualitas batumulia yang berkaitan dengan peradaban manusia Paleolitikum sampai Neolitikum tersebut tersimpan terus di peti (seperti halnya benda2 tinggalan manusia pra-sejarah dari Situs Gua Pawon hasil temuan KRCB dan Balai Arkeologi Bandung). Inilah yang jadi pikiran mang Okim dan rekan2 di KRCB . Salam batumulia, mang Okim Sent from my BlackBerry(r) wireless device -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] Date: Sun, 28 Jan 2007 09:57:28 To:iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN ARTEFAK : ADA SARAN ??? Mang Okim pernah diberi kesempatan melihat koleksi artefak di Museum Geologi termasuk yang dari Kali Baksoko / von Konigswald. Sebagian besar koleksi tersebut masih tersimpan rapih di laci2 tertutup dalam ruang penyimpanan koleksi , tidak dipamerkan. Masalahnya tentu tempat. Kalimat Mak Okim diatas sebenernya sudah sering terdengar di kalangan musium-ist ... wah ini isitilah ngawunya librarians. Bagi mereka yg berkecimpung atau konsen dengan barang2 yg perlu dilestarikan tentunya tempat, space atau ruang sering menjadi kendala untuk menyimpan. Termasuk kita juga, bagaimana sulitnya menyimpan barang2 kenangan semasa SMA dulu, foto, buku2 kecil, catatan, bahkan mungkin surat cinta pertama yg ditulis di kertas merah jambu ... wupst. Perlukah menyimpan barang2 kunoi begini? ya tentu saja buat kita perlu. Sebenarnya bukan hanya kita yang konsen dengan milik kita saja. Barang langka merupakan hasil budaya. Budaya pun bisa dicuri. Sebagai contoj kongkrit Malaysia sedang mengumpulan hasil kebudayaan bangsa melayu bahkan Jawa untuk di klaim sebagai budaya Malaysia. Batik sudah beberapa dipatenkan di Malaysia, Sayangnya menyimpan barang lama-lama akan menumpuk. Ruang almaripun tak cukup. Sehingga kita memerlukan ruang khusus menyimpan koleksi kita. Salah satu ruang koleksi yaitu gedung musium tetapi gedung ini terbatas. Nah ruang yang masih luas hanyalah ruang maya ... virtual space. Mungkin saatnya kita menympan barang-barang artefak2 seperti ini dalam ruang maya. Semua parameter fisis diukur, geometri juga diukur, didiskripsikan dan disimpan dalam ruang maya utk disebar luasakan. rdp - siap melancong dan presentasi di Bali pada tahun 2007 ini??? ayo bersiap untuk PIT Bersama HAGI-IAGI dan asosiasi2 lainnya di Pulau Dewata!!! semarakkan dengan makalah-makalah yang berkualitas internasional... - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: