RE: [iagi-net-l] delta dan strike-slip faulting (was : tsunami-genic normal faulting EQ ...)

2007-09-17 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Pak Franc, Pak Aris terima kasih atas diskusinya soal Afrika Barat. Kiranya tak 
terlalu sesuai mengambil langsung model2 pengaruh strike-slip faulting di 
wilayah ini dan menerapkannya ke Mahakam. Strike-slip fault yang Pak Franc 
sebutkan saya pikir adalah transform fault Wilson (1965) yang memotong MOR dan 
ternyata menerus ke darat lalu masuk ke wilayah sedimentasi delta Niger. 
Kebetulan memang offset MOR di Atlantic oleh transform fault paling besar ada 
di antara Niger dan Brazil. Kalau halnya seperti itu, saya dapat sepakat dengan 
Pak Franc dan Pak Aris, bahwa strike-slip faulting mempengaruhi delta Niger. 
Tetapi, wilayah ini sebelum benar2 berpisah pastinya dulu sempat sebagai 
passive margin. Kita harus menghitung kapan mulai rifting, kapan delta masuk ke 
passive margin, kapan mulai transform faulting, dan kapan reaktivasinya.

Kasus di Mahakam atau Makassar strait, berdasarkan data gravity dan magnetik 
terbaru (2005), kita memang menemukan belasan transfer zone dengan arah 
BL-Tenggara yang menggeser rifts dan half grabens yang terbentuk. Transfer 
zones ini diinterpretasikan terbentuk bersamaan dengan rifting Makassar strait 
pada saat Paleogen. Orientasi rifting-nya sendiri adalah SBD-UTL, jadi transfer 
zones ini memotong rift hampir tegak lurus.

Delta Mahakam di Kutei mulai berprogradasi pada early Miocene, mengikuti 
terangkatnya Kuching pada latest Oligocene, dan tersedianya space of 
accommodation di depan Mahakam river akibat passive margin dan aulacogen. Saat 
itu, transfer zone sudah tersedia, sebab ia terbentuk sejak Eosen-Oligosen.

Transfer zone ini akan di-reaktivasi sebagai strike-slip faulting dan 
mempengaruhi delta Mahakam bila rifting Makassar terus terjadi sampai ke Neogen 
bahkan sampai saat ini. Kenyataannya kan tidak begitu. Makassar Strait opening 
adalah failed-rift system sebab massa benua asal Australia membentur Sulawesi 
di sebelah timur (Buton-Tukang Besi dan Banggai-Sula) mulai awal Neogen; pada 
late Oligocene pun ada emplacement ofiolit di sebelah timur Sulawesi yang sudah 
memperlambat laju rifting Makassar Strait.

Akibatnya, belasan transfer zone di Selat Makassar pada Neogen, pada saat  
delta Mahakam aktif berprogradasi ke timur, tetap pasif sebab tak ada gaya apa 
pun yang akan mereaktivasinya sebagai strike-slip faulting, sehingga 
pengaruhnya ke delta Mahakam minimal. Transfer zone ini hanya aktif menyediakan 
tempat2 sedimentasi delta pada Paleogen, deltanya sendiri kan baru Neogen.

Tetapi, ujung2 utara dan selatan transfer zone ini masih aktif sampai sekarang, 
terutama yang utara, yaitu yang menyambung dengan Palu-Koro dan Mangkalihat; 
yang Adang Fault di sebelah selatan jauh kurang aktif dibandingkan Palu-Koro - 
Mangkalihat, walaupun tidak bisa dikatakan bahwa Adang Fault sama sekali mati. 

Analisis magnetik di Selat Makassar pada transfer zone ini menunjukkan beberapa 
hal yang menarik : 

- ada bukti magnetik reverse-polarized dike di atas syn-rift surface
- high density, high susceptibility structure, duduk di atas synrift surface, 
diinterpretasikan sebagai volkanik
- high density, low susceptibility structure, duduk di atas synrift surface, 
diinterpretasikan sebagai karbonat.

Toe-thrusting di Mahakam terjadi jauh lebih dalam daripada prodelta, di wilayah 
slope, dan basin floor fan-nya. Struktur ini semata-mata hanya terjadi akibat 
progradasi sedimentasi deep-water dan kompensasi atas progradasi karena toe 
thrusting biasanya selalu berasosiasi dengan normal atau growth faulting di 
tempat yang lebih dangkal.

Kalau mau mengadakan semacam simposium Mahakam-Selat Makassar, sebaiknya kita 
tunggu saja perusahaan2 minyak besar (Exxon, Marathon, Statoil-Pertamina, COPI, 
Talisman, dll)di offshore West Sulawesi (Surumana sampai Sageri) membuktikan 
bahwa offshore West Sulawesi sebaik offshore East Kalimantan. Sumur pertama di 
wilayah offshore West Sulawesi ini akan dibor pada semester I 2008. 

All prospects look good until drilled !

Salam,
awang

-Original Message-
From: aris [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, September 17, 2007 1:20 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] delta dan strike-slip faulting (was : tsunami-genic 
normal faulting EQ ...)

Frank -

Kalau West Africa memang saya lebih setuju kalu pembentukan depocenter ini
dipengaruhi oleh strike slip fault pada transfer zone yang mengakomodasi
rifting di Atlantic sejak jaman Aptian. Transfer zone ini juga menjadi zona
lemah yang memungkinkan mengalirnya sungai-sungai besar yang membawa sedimen
dari Africa highland ke cekungan di Afrika Barat.

Kalau dilihat-lihat transfer zone ini long lasting dan beberapa peneliti
percaya bahwa zona lemah ini merupakan reaktivasi berulang-ulang sejak jaman
Pra-kambrium. Dan genesis reaktivasi itu bermacam-macam, ada yang sekedar
strike slip bahkan juga kadang menjadi rift basin, dan mungkin juga hanya
sekedar aulacogen (failed rift). Niger Delta juga kemungkinan dipengaruhi
salah satu transfer zone ini. Begitu 

Re: [iagi-net-l] delta dan strike-slip faulting (was : tsunami-genic normal faulting EQ ...)

2007-09-17 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata
Sdr. Awang: Selain Weimer (1975) apakah ada artikel lain yang menyatakan 
Kutei Basin sebagai aulocogene?

RPK
- Original Message - 
From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad [EMAIL PROTECTED]; 
Eksplorasi BPMIGAS [EMAIL PROTECTED]

Sent: Sunday, September 16, 2007 9:40 PM
Subject: [iagi-net-l] delta dan strike-slip faulting (was : tsunami-genic 
normal faulting EQ ...)




Pak Franc,

 Saya ganti lagi subyeknya karena diskusi sudah jauh dari subyek semula.

 Saya pikir strike-slip faulting bukan pengontrol utama delta2 di dunia. 
Delta2 besar dan prolific di dunia banyaknya berkembang di sistem 
aulacogen passive margin, bukan di releasing bend strike-slip faulting. 
Contoh langsungnya adalah Mahakam dan Niger delta.


 Delta Mahakam berkembang dalam sistem aulacogen Makassar Strait rifting. 
Satu arm yang masuk ke Kalimantan craton menjadi wilayah fluvial Mahakam, 
dua arm yang masing-masing ke utara dan selatan Makassar Strait menjadi 
wilayah pengendapan delta. Awal sedimentasi delta terjadi di triple 
junction antara arms aulacogen.


 Delta Niger pun berkembang di sistem aulacogen yang terbentuk di relic 
rifting dan spreading antara Afrika dan Amerika Selatan. Sistemnya sama, 
satu arm yang masuk ke craton Afrika (Benue trough) menjadi alur sungai 
feeder delta; deltanya sendiri berprogradasi ke barat baratdaya 
berseberangan dengan Campos Basin  di Brazil offshore, Amerika Selatan.


 Delta2 di Sarawak juga berhubungan dengan aulacogen South China Sea 
spreading.


 Strike-slip faulting yang kebetulan berkembang di wilayah delta,seperti 
di Kutei bisa juga memodifikasi, tetapi tak signifikan. Pengaruhnya ke 
pembentukan struktur pun tak terlalu besar. Kasus di Mahakam Delta, 
struktur2 di dekat pantai terbentuk oleh antiklinorium yang berhubungan 
dengan kompensasi tektonik akibat gliding/detachment yang diakibatkan 
naiknya Kuching High di pedalaman Kalimantan; sedangkan struktur2 jauh di 
wilayah offshore berhubungan dengan progradasi delta.


 Strike-slip faulting yang besar di Kalimantan ada dua : Lupar-Adang Fault 
dan Mangkalihat-Tinjar Fault, kedua sesar ini menerus ke wilayah Indocina. 
Sesar mendatar di area Kutei hanya sebagai transversal fault yang 
berhubungan dengan rifting Makassar Strait.


 Strike-slip faulting lebih banyak membentuk pull-apart basin, bukan delta 
di passive margin. Contoh yang bagus di Indonesia ada di Ombilin Basin, 
Melawi Basin, dan Ketungau Basin. Bentuk ketiga basin ini pun sangat khas 
pull-apart basin, yaitu sempit, panjang, dan dalam. Pull-apart basin ini 
terbentuk oleh bends, oversteps, dan fault junctions strike-slip faulting 
yang releasing atau divergent.


 Sementara itu, tiga danau di wilayah upper Mahakam river (Jempang, 
Melintang, Semayang) juga lebih terbentuk karena di wilayah itu terdapat 
tinggian basement (gravity high) yang mengurangi gradien sungai, melandai, 
sehingga secara geomorfologi membentuk danau. Yang lebih menarik adalah 
memikirkan asal Kutei gravity high ini. Tetapi, kalau sesar mendatar yang 
Pak Franc sebutkan itu memotong wilayah danau2 ini menarik juga apakah di 
wilayah ini ia ada dalam releasing bends. Tetapi, kalau melihat bahwa 
orientasi danau ini membentuk kelurusan BD-TL, kelihatannya ia lebih 
dikendalikan oleh gravity high yang sejajar dengan antiklinorium Samarinda 
atau Meratus, sebab strike-slip di sini umumnya berarah BL-Tenggara atau 
BBL-Timur Tenggara.


 Limestone build up di offshore Selat Makassar yang berhubungan dengan 
Adang Fault adalah Makassar Strait field yang ditemukan Ashland awal tahun 
1970-an dan yang kini sedang dikembangkan oleh Pearl Sebuku. Ini bukan 
build up yang tumbuh di restraining Adang Fault, tetapi re-deposited Berai 
carbonates yang dierosi dari Paternoster platform kemudian membentuk 
submarine fan di suatu celah graben yang sejajar dengan orientasi graben2 
di Barito Basin (Barat Baratlaut-Timur Tenggara).


 salam,
 awang

Franciscus B Sinartio [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Terima kasih penjelasannya Pak Awang,

dan sebagai tambahan kita perlu ingat bahwa suatu strike slip bisa saja 
punya releasing bend disuatu tempat dan restraining bend di tempat yang 
lain, tergantung tergantung bend nya (-90 derajat  sdt  0 derajat) atau 
( 0  sdt  90 derajat).
Dan kalau yang releasing bend besar sudut nya lebih besar 45 derajat(?) 
maka bisa jadi pull apart basin.


contoh di Kalimantan:
1.Adang fault: Wain Basin (releasing bend) sedangkan restraining bend nya: 
limestone build up di offshore selat makassar (sorry lupa apa nama 
fieldnya) (ini terjadi restarining bend sehingga ada tinggian di laut 
sehingga cocok untuk terumbu untuk hidup mungkin karena cukup)2, sinar 
matahari, dan tidak terganggu sama sediment yang datang dari P Kalimantan)


2. Mahakam Delta: releasing bend di depan mulut delta, sehingga terjadi 
delta, lalu restraining bed di laut dan juga di sebelah dalam pedalaman P 
Kalimantan. Saya tidak tahu nama dari strike slip fault nya. 

[iagi-net-l] RE: [Forum-HAGI] Jawa Berpotensi Diguncang Gempa 9 SR

2007-09-17 Terurut Topik Leonard Lisapaly


Menurut saya, potensi tsunami tidak terlalu menakutkan. Yang lebih
menakutkan adalah ramalan bahwa akan banyak lagi gempa besar bergerak
menyisir bagian selatan Indonesia dalam waktu dekat.

Mengapa kata potensi jadi menakutkan? Mungkin karena minimnya latihan
seperti fire drill yang biasa dilakukan di kantor2. Kalau masyarakat
terlatih, kata potensi tidak akan menimbulkan kepanikan tapi akan diterima
sebagai warning untuk keselamatan diri sendiri, dan selayaknya diberikan
ucapan terima kasih.

Dari pada pusing mikirin istilah yang nyaman bagi masyarakat, mendingan
dikasih tahu, ini lho ada bahaya, kalau ada bahaya seperti ini mesti begini
ni ni ni, begitu tu tu tu  (meminjam lagu Benyamin Sueb).

LL

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of
Budi Waluyo
Sent: Monday, September 17, 2007 11:18 AM
To: [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [Forum-HAGI] Jawa Berpotensi Diguncang Gempa 9 SR

Dear All,

Salah satu tugas dari BMG adalah memonitor, menganalisa dan menginformasikan
kejadinya gempa bumi di Indonesia dan Asean, karena BMG menjadi Asean
Earthquake 
Information Center (AEIC). Jadi BMG tidak pernah mengeluarkan prediksi gempa.
Nah untuk antisipasi jika gempa menimbulkan tsunami, maka jika ada gempa
dengan kriteria sbb:
M  6.3 SR
depth  60 km
lokasi di Laut
maka info gempanya diberi tambahan Potensi TSUNAMI utk dtrskn pd msyrkt
Pengiriman info gempa tsb via sms, ranet dan fax.

Nah sebenarnya BMG sedang mencari kata2 yang tidak menakutkan masyarakat.
apakah kata  Potensi TSUNAMI perlu diganti dengan kata yang lain ???
misalnya :  dpt menimbulkan TSUNAMI

Mohon masukan yang membangun.
--Original Mail--

From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id,
Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia [EMAIL PROTECTED]
Sent: Mon, 17 Sep 2007 05:50:55 +0800
Subject: [Forum-HAGI] Jawa Berpotensi Diguncang Gempa 9 SR

Setelah kejadian Tsunami Pangandaran, banyak para ahli yang berbalik
haluan dalam memberikan peringatan. Kalau sebelumnya dengan sebuah
ungkapan menenangkan saat ini dengan ungkapan peringatan, walau
kadang terdengar menakutkan.

Tapi semestinya bisa diberikan penjelasan wajar, gimana ya caranya ?
supaya tidak bernada/mengundang kepanikan.

rdp
==
Jawa Berpotensi Diguncang Gempa 9 SR

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/092007/16/0102.htm

BANDUNG, (PR).-
 Masyarakat diminta waspada atas gempa dengan magnitude
berkekuatan besar yang berpotensi mengguncang Pulau Jawa.
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) memprediksi gempa
berkekuatan 9 pada Skala Richter (SR) bisa terjadi di Pulau Jawa dan
Sumatera.

Hal itu diakui Kepala BMG Stasiun Kelas I Bandung Hendri Subakti,
ketika dihubungi lewat telefon, Sabtu (15/9) malam.
Potensi gempa memang ada, termasuk prediksi kekuatannya.
Namun, sampai sejauh ini kapan terjadinya, tidak dapat diprediksi,
ujar Hendri Subakti.

Kepala Bidang Seismologi Teknis dan Tsunami BMG, Ir. Fauzi dalam
seminar Mewaspadai Gempa Berantai di Indonesia di
Jakarta mengatakan, potensi gempa berkekuatan 9 SR itu
bisa terjadi di Jawa dan Sumatera.

Untuk mengantisipasi, selain membangun stasiun seismik tambahan, BMG
juga akan membagi Indonesia dalam enam zona pengawasan
gempa. Pembagian zona diatur berdasarkan potensi aktif
gempa yang akan terjadi sampai daerah yang dianggap paling stabil,
belum mengalami gempa. Misalnya, pantai barat Sumatera
masuk dalam kategori zona sangat aktif, sementara
Kalimantan masuk dalam kategori daerah stabil. Wilayah Papua bagian
utara juga masuk dalam kategori zona seismik aktif.

BMG, juga akan terus melakukan perapatan pengamatan dengan membangun
76 dari total 160 stasiun seismik yang direncanakan. Hal
itu dilakukan untuk mendeteksi gempa lebih dini, sehingga
dapat meminimalisasi kerugian materi maupun korban jiwa ketika bencana
alam terjadi, ungkap Fauzi.

Minta naik

Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah berharap, DPR dapat menyetujui
kenaikan dana tanggap darurat Rp 800 miliar untuk tahun
2008 yang diajukan Depsos. Dengan dana sebesar itu,
diharapkan Depsos akan lebih mampu menanggulangi bencana, termasuk
gempa bumi dengan lebih baik lagi. Kalau teman-teman DPR
menyetujui Rp 800 miliar saja, maka kemampuan Depsos cukup
luar biasa, ungkap Bachtiar dalam acara diskusi obrolan Sabtu, di
Jakarta, Sabtu (15/9).

Menurut dia, kenaikan dana tanggap darurat itu akan dialokasikan untuk
melipatkan anggaran bencana di daerah-daerah yang
berpotensi terkena bencana alam. Jadi, untuk
daerah-daerah yang sering terkena gempa akan dilipatkan stoknya, baik
dalam pasokan makanan, maupun perlatan bantuan lainnya,
ujar Bachtiar.

Bachtiar mengemukakan, tahun lalu dana tanggap darurat di Depsos
berkisar Rp 400  

[iagi-net-l] Pemetaan Geologi Bersistem Wilayah Indonesia

2007-09-17 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Teman-teman seangkatan saya, yang lebih senior, dan yang lebih junior
daripada saya yang pernah mempunyai tugas sarjana muda dan sarjana
memetakan geologi suatu wilayah di Indonesia pasti akrab dengan istilah
pemetaan bersistem. Dulu saat saya masih kuliah di Geologi Unpad
(1983-1989), si mahasiswa saat kuliah akan melakukan pemetaan geologi
dua kali : saat sarjana muda 25 km2 (5 x 5 km), dan saat sarjana 100 km2
(10 x 10 km). Ini adalah saat-saat yang berat dalam segala hal (energi,
waktu, dana); tetapi manfaatnya pun luar biasa. Geologi harus berasal
dari lapangan. Problematika geologi berasal dari lapangan, dan mencari
pemecahan atas problematika itu pun ada di lapangan. 

 

Kini, setelah komputer mendominasi banyak analisis geologi, dan semakin
berkurangnya wilayah yang bisa dipetakan; tak semua mahasiswa geologi
wajib memetakan wilayah untuk tugas akhirnya. Dia yang tak mau ke
lapangan bisa memilih menganalisis problem geologi melalui data seismik,
log, dan lain-lain bukan data batuan; komputer PC dan workstation adalah
alat analisis utamanya, bukan buku lapangan, bukan palu, bukan kompas,
bukan loupe, bukan HCL N =10 %, bukan tali ukur,  bukan mikroskop, dan
bukan alat- lapangan lain yang berat dan kotor. Semoga yang menamakan
dirinya geologist, siapa pun itu, tetap mencintai batuan-batuan di
lapangan.

 

Pemetaan bersistem adalah program pemetaan geologi seluruh permukaan
wilayah Indonesia yang dilakukan oleh badan pemerintah sejak Belanda ada
di Indonesia, sampai ke zaman kemerdekaan. Maka, berarti yang
melakukannya adalah Dienst van het Mijnwezen saat zaman Belanda, lalu
pada masa kemerdekaan dilakukan oleh Direktorat Geologi, kemudian Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G). Yang pernah memetakan
Kuningan atau Banymas pasti mengenal nama Hetzel dan Kastowo, yang
pernah memetakan Sukabumi pasti mengenal nama Duyfjes dan Sukamto, yang
pernah memetakan Cianjur pasti mengenal nama Sujatmiko (alias Mang Okim
- gemologist sekarang), yang pernah jauh ke Kepala Burung pasti mengenal
Zwierzicky, dll.). 

 

Geologi wilayah Indonesia dipetakan puluhan tahun, sejak Belanda ada di
Indonesia, dan dinyatakan selesai seluruhnya pada tanggal 6 Oktober
1995. Hampir 90 % pekerjaan pemetaan bersistem diselesaikan pada masa
kemerdekaan.  Dalam era kemerdekaan itu, Pemerintah Indonesia pernah
bekerja sama dengan badan geologi Inggris untuk memetakan Kalimantan,
dan bekerja sama dengan badan geologi Australia untuk memetakan Papua.

 

Pemetaan bersistem membagi permukaan pulau2 Indonesia menjadi 239 lembar
peta. Di Jawa-Madura, pemetaan dilakukan pada skala 1 : 100.000, dengan
setiap lembar peta berukuran 55 x 55 km2; di luar Jawa pemetaan
bersistem geologi dilakukan pada skala 1 : 250.000 dengan setiap lembar
peta berukuran 165 x 110 km2. Jawa-Madura terdiri atas 58 peta,
sedangkan pulau2 di luar Jawa dipetakan oleh 181 lembar peta. Ini
statistik lengkapnya : Jawa-Madura : 58 peta, Sumatera : 45 peta,
Kalimantan : 43 peta, Sulawesi : 24 peta, Nusa Tenggara : 14 peta,
Maluku : 15 peta, Papua (Irian Jaya) : 40 peta. Bisa dibayangkan berapa
banyak nama formasi yang dipakai untuk pemetaan itu ? Pak Suudi Gafoer
(almarhum) dari seksi Sumatra P3G pernah menunjukkan saya buku sangat
tebal sekitar 10 cm  lexicon stratigrafi Sumatra yang memuat sekitar
1000 nama formasi di Sumatra beserta pemeriannya. Berapa banyak nama
formasi di seluruh Indonesia ? Bisa diselidiki lebih jauh.

 

Memetakan seluruh permukaan pulau2 di Indonesia seluas 1.9 juta km2 itu
tentu sangat banyak suka dukanya. Saya mendapatkan banyak cerita dari
ahli2 geologi pelaku pemetaan ini (kebetulan dulu P3G adalah tempat
bermain saya). Pemetaan-pemetaan ini dimulai dengan studi2 pustaka lalu
penafsiran foto udara dan citra satelit lainnya. Lalu, dimulailah ground
check pemetaan geologi dengan membuat lintasan2. Semua lintasan yang
telah ditentukan harus dilalui dengan berjalan kaki. Sepanjang lintasan
itu tentu banyak yang ditemui selain singkapan batuan. Seorang ahli
geologi harus berjiwa petualang saat di lapangan, mental dan fisiknya
harus kuat. Dia juga jelas harus punya insting geologi yang kuat,
analisis lapangan yang bagus, ini semua akan bergantung kepada jam
jalan si ahli geologi. Kesulitan medan dan binatang buas sudah
merupakan cerita sehari2.

 

Menarik, mengetahui statistik berikut ini. Perjalanan jauh dimulai
dengan satu langkah,  begitulah memetakan geologi Indonesia selama
puluhan tahun itu akhirnya menghasilkan jarak lintasan jalan kaki sejauh
3.473.000 km (bayangkan, ini adalah sama dengan 86 kali mengelilingi
Bumi di equator); contoh batuan yang dikumpulkan sebanyak 300.000 buah
(sebagian bisa kita nikmati di museum geologi), dengan berat total
sampel 600 ton yang diambil dari puncak gunung, dasar sungai, tepi rawa,
maupun tengah hutan. Pekerjaan raksasa ini telah melibatkan 178 ahli
geologi, 120 surveyor, dan 75 prospektor. 

 

Medan yang sering keras, meskipun para pahlawan geologi ini selalu
berhati-hati, tak urung menelan 

RE: [iagi-net-l] Pemetaan Geologi Bersistem Wilayah Indonesia

2007-09-17 Terurut Topik Djuharlan
Menarik sekali cerita mas Awang ini...
Tahun 81 aku pernah memetakan lembar Jember, biasa ... mahasiswa
dikaryakan untuk menghasilkan sesuatu yang berharga dan bermanfaat,
rasanya berat harus memasuki kawasan cagar alam Meru-Betiri, mencari
granit Merawan, yang kadang ketemu macan tutul (belum macan Jawa mah..),
malem Minggu ditengah hutan, terbayang orang lain lagi enak2 bermalam
mingguan, ini mah flying camp dipinggir sungai... sedih tapi senang,
mungkin idealisme geologistnya masih ada.  Begitu masuk FMI ketemu
metamorf, metasomatik, masih pusing 7 keliling, tapi begitu melihat
slicken-side senengnya setengah mati, di elus diraba, dilihat dari jauh,
wah  nikmatnya jadi geologist.
Kalau ketemu geologist yang seneng di kantor, aku bilang geologist
kantoran atau geologist salon.
Tahun 90an meskipun komputer sudah maju, tetep saja dikerek sama sling
disuruh turun dihutan, untuk apa?, cari batu, cari singkapan
Mudah2an jaman sudah maju, geologist tetep saja harus bisa membedakan
antara andesit dengan diorit atau monzonit...
Sampe sekarang aku masih ngantongin streak plate untuk bedain ilmenit
sama hematit.
Bravo lah geologist . selanjutnya terserah anda...  

Regards/Salam,

Md. Johaness Djuharlan - 003185
PT Freeport Indonesia
Tembagapura 99930


Life is tough, but keep smile while you are on it
Mangan ora mangan kumpul, kumpul karo mangan-mangan.
Disclaimer:  This email (including any attachments to it) is
confidential, used for internal FMI only.

 

-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, September 17, 2007 4:54 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Pemetaan Geologi Bersistem Wilayah Indonesia

Teman-teman seangkatan saya, yang lebih senior, dan yang lebih junior
daripada saya yang pernah mempunyai tugas sarjana muda dan sarjana
memetakan geologi suatu wilayah di Indonesia pasti akrab dengan istilah
pemetaan bersistem. Dulu saat saya masih kuliah di Geologi Unpad
(1983-1989), si mahasiswa saat kuliah akan melakukan pemetaan geologi
dua kali : saat sarjana muda 25 km2 (5 x 5 km), dan saat sarjana 100 km2
(10 x 10 km). Ini adalah saat-saat yang berat dalam segala hal (energi,
waktu, dana); tetapi manfaatnya pun luar biasa. Geologi harus berasal
dari lapangan. Problematika geologi berasal dari lapangan, dan mencari
pemecahan atas problematika itu pun ada di lapangan. 

Dst .. dst .. 




JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be 
liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or 
damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, 
arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI 
mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Pemetaan Geologi Bersistem Wilayah Indonesia

2007-09-17 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata
Anehnya jago2 Kutei Basin seperti Steve Moss dll, tidak pernah 
menyinggung-nyinggung Kutei Basin sebagai aulocogene.


- Original Message - 
From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, September 17, 2007 2:54 PM
Subject: [iagi-net-l] Pemetaan Geologi Bersistem Wilayah Indonesia


Teman-teman seangkatan saya, yang lebih senior, dan yang lebih junior
daripada saya yang pernah mempunyai tugas sarjana muda dan sarjana
memetakan geologi suatu wilayah di Indonesia pasti akrab dengan istilah
pemetaan bersistem. Dulu saat saya masih kuliah di Geologi Unpad
(1983-1989), si mahasiswa saat kuliah akan melakukan pemetaan geologi
dua kali : saat sarjana muda 25 km2 (5 x 5 km), dan saat sarjana 100 km2
(10 x 10 km). Ini adalah saat-saat yang berat dalam segala hal (energi,
waktu, dana); tetapi manfaatnya pun luar biasa. Geologi harus berasal
dari lapangan. Problematika geologi berasal dari lapangan, dan mencari
pemecahan atas problematika itu pun ada di lapangan.



Kini, setelah komputer mendominasi banyak analisis geologi, dan semakin
berkurangnya wilayah yang bisa dipetakan; tak semua mahasiswa geologi
wajib memetakan wilayah untuk tugas akhirnya. Dia yang tak mau ke
lapangan bisa memilih menganalisis problem geologi melalui data seismik,
log, dan lain-lain bukan data batuan; komputer PC dan workstation adalah
alat analisis utamanya, bukan buku lapangan, bukan palu, bukan kompas,
bukan loupe, bukan HCL N =10 %, bukan tali ukur,  bukan mikroskop, dan
bukan alat- lapangan lain yang berat dan kotor. Semoga yang menamakan
dirinya geologist, siapa pun itu, tetap mencintai batuan-batuan di
lapangan.



Pemetaan bersistem adalah program pemetaan geologi seluruh permukaan
wilayah Indonesia yang dilakukan oleh badan pemerintah sejak Belanda ada
di Indonesia, sampai ke zaman kemerdekaan. Maka, berarti yang
melakukannya adalah Dienst van het Mijnwezen saat zaman Belanda, lalu
pada masa kemerdekaan dilakukan oleh Direktorat Geologi, kemudian Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G). Yang pernah memetakan
Kuningan atau Banymas pasti mengenal nama Hetzel dan Kastowo, yang
pernah memetakan Sukabumi pasti mengenal nama Duyfjes dan Sukamto, yang
pernah memetakan Cianjur pasti mengenal nama Sujatmiko (alias Mang Okim
- gemologist sekarang), yang pernah jauh ke Kepala Burung pasti mengenal
Zwierzicky, dll.).



Geologi wilayah Indonesia dipetakan puluhan tahun, sejak Belanda ada di
Indonesia, dan dinyatakan selesai seluruhnya pada tanggal 6 Oktober
1995. Hampir 90 % pekerjaan pemetaan bersistem diselesaikan pada masa
kemerdekaan.  Dalam era kemerdekaan itu, Pemerintah Indonesia pernah
bekerja sama dengan badan geologi Inggris untuk memetakan Kalimantan,
dan bekerja sama dengan badan geologi Australia untuk memetakan Papua.



Pemetaan bersistem membagi permukaan pulau2 Indonesia menjadi 239 lembar
peta. Di Jawa-Madura, pemetaan dilakukan pada skala 1 : 100.000, dengan
setiap lembar peta berukuran 55 x 55 km2; di luar Jawa pemetaan
bersistem geologi dilakukan pada skala 1 : 250.000 dengan setiap lembar
peta berukuran 165 x 110 km2. Jawa-Madura terdiri atas 58 peta,
sedangkan pulau2 di luar Jawa dipetakan oleh 181 lembar peta. Ini
statistik lengkapnya : Jawa-Madura : 58 peta, Sumatera : 45 peta,
Kalimantan : 43 peta, Sulawesi : 24 peta, Nusa Tenggara : 14 peta,
Maluku : 15 peta, Papua (Irian Jaya) : 40 peta. Bisa dibayangkan berapa
banyak nama formasi yang dipakai untuk pemetaan itu ? Pak Suudi Gafoer
(almarhum) dari seksi Sumatra P3G pernah menunjukkan saya buku sangat
tebal sekitar 10 cm  lexicon stratigrafi Sumatra yang memuat sekitar
1000 nama formasi di Sumatra beserta pemeriannya. Berapa banyak nama
formasi di seluruh Indonesia ? Bisa diselidiki lebih jauh.



Memetakan seluruh permukaan pulau2 di Indonesia seluas 1.9 juta km2 itu
tentu sangat banyak suka dukanya. Saya mendapatkan banyak cerita dari
ahli2 geologi pelaku pemetaan ini (kebetulan dulu P3G adalah tempat
bermain saya). Pemetaan-pemetaan ini dimulai dengan studi2 pustaka lalu
penafsiran foto udara dan citra satelit lainnya. Lalu, dimulailah ground
check pemetaan geologi dengan membuat lintasan2. Semua lintasan yang
telah ditentukan harus dilalui dengan berjalan kaki. Sepanjang lintasan
itu tentu banyak yang ditemui selain singkapan batuan. Seorang ahli
geologi harus berjiwa petualang saat di lapangan, mental dan fisiknya
harus kuat. Dia juga jelas harus punya insting geologi yang kuat,
analisis lapangan yang bagus, ini semua akan bergantung kepada jam
jalan si ahli geologi. Kesulitan medan dan binatang buas sudah
merupakan cerita sehari2.



Menarik, mengetahui statistik berikut ini. Perjalanan jauh dimulai
dengan satu langkah,  begitulah memetakan geologi Indonesia selama
puluhan tahun itu akhirnya menghasilkan jarak lintasan jalan kaki sejauh
3.473.000 km (bayangkan, ini adalah sama dengan 86 kali mengelilingi
Bumi di equator); contoh batuan yang dikumpulkan sebanyak 300.000 buah
(sebagian bisa kita nikmati di 

Re: [iagi-net-l] RE: [Forum-HAGI] Jawa Berpotensi Diguncang Gempa 9 SR

2007-09-17 Terurut Topik Ismail Zaini


Bagimana dg rencana dua Gubernur Banten - Lampung yg akan membangun 
Jembatan Jawa-Sumatera , kalau melihat Potensi bahaya geologinya sangat 
besar didaerah tsb.hampir semua Potensi bahaya geologi ada di daerah 
tsb.Kalau di jepara ( PLTN ) yang potensinya masih meragukan saja sudah 
ramai apalagi didaerah selat sunda ini ya. sebetulnya proyek ini sudah 
didengungkan  sejak era delapan puluhan , dimana ada dua pilihan apakah 
lewat terowongan bawah laut atau jembatan diatas laut dg panjang bisa 
mencapai 90 Km karena laur pelayaran disini cukup ramai.Kalau jadi dibangun 
mungkin bisa menjadi Forum perdebatan berbagai ilmu terutama geosain dan 
kontruksi.


ISM




Menurut saya, potensi tsunami tidak terlalu menakutkan. Yang lebih
menakutkan adalah ramalan bahwa akan banyak lagi gempa besar bergerak
menyisir bagian selatan Indonesia dalam waktu dekat.

Mengapa kata potensi jadi menakutkan? Mungkin karena minimnya latihan
seperti fire drill yang biasa dilakukan di kantor2. Kalau masyarakat
terlatih, kata potensi tidak akan menimbulkan kepanikan tapi akan diterima
sebagai warning untuk keselamatan diri sendiri, dan selayaknya diberikan
ucapan terima kasih.

Dari pada pusing mikirin istilah yang nyaman bagi masyarakat, mendingan
dikasih tahu, ini lho ada bahaya, kalau ada bahaya seperti ini mesti begini
ni ni ni, begitu tu tu tu  (meminjam lagu Benyamin Sueb).

LL

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf 
Of

Budi Waluyo
Sent: Monday, September 17, 2007 11:18 AM
To: [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [Forum-HAGI] Jawa Berpotensi Diguncang Gempa 9 SR

Dear All,

Salah satu tugas dari BMG adalah memonitor, menganalisa dan menginformasikan
kejadinya gempa bumi di Indonesia dan Asean, karena BMG menjadi Asean
Earthquake
Information Center (AEIC). Jadi BMG tidak pernah mengeluarkan prediksi 
gempa.

Nah untuk antisipasi jika gempa menimbulkan tsunami, maka jika ada gempa
dengan kriteria sbb:
M  6.3 SR
depth  60 km
lokasi di Laut
maka info gempanya diberi tambahan Potensi TSUNAMI utk dtrskn pd msyrkt
Pengiriman info gempa tsb via sms, ranet dan fax.

Nah sebenarnya BMG sedang mencari kata2 yang tidak menakutkan masyarakat.
apakah kata  Potensi TSUNAMI perlu diganti dengan kata yang lain ???
misalnya :  dpt menimbulkan TSUNAMI

Mohon masukan yang membangun.
--Original Mail--

From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id,
   Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia [EMAIL PROTECTED]
Sent: Mon, 17 Sep 2007 05:50:55 +0800
Subject: [Forum-HAGI] Jawa Berpotensi Diguncang Gempa 9 SR

Setelah kejadian Tsunami Pangandaran, banyak para ahli yang berbalik
haluan dalam memberikan peringatan. Kalau sebelumnya dengan sebuah
ungkapan menenangkan saat ini dengan ungkapan peringatan, walau
kadang terdengar menakutkan.

Tapi semestinya bisa diberikan penjelasan wajar, gimana ya caranya ?
supaya tidak bernada/mengundang kepanikan.

rdp
==
Jawa Berpotensi Diguncang Gempa 9 SR

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/092007/16/0102.htm

BANDUNG, (PR).-
Masyarakat diminta waspada atas gempa dengan magnitude
berkekuatan besar yang berpotensi mengguncang Pulau Jawa.
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) memprediksi gempa
berkekuatan 9 pada Skala Richter (SR) bisa terjadi di Pulau Jawa dan
Sumatera.

Hal itu diakui Kepala BMG Stasiun Kelas I Bandung Hendri Subakti,
ketika dihubungi lewat telefon, Sabtu (15/9) malam.
Potensi gempa memang ada, termasuk prediksi kekuatannya.
Namun, sampai sejauh ini kapan terjadinya, tidak dapat diprediksi,
ujar Hendri Subakti.

Kepala Bidang Seismologi Teknis dan Tsunami BMG, Ir. Fauzi dalam
seminar Mewaspadai Gempa Berantai di Indonesia di
Jakarta mengatakan, potensi gempa berkekuatan 9 SR itu
bisa terjadi di Jawa dan Sumatera.

Untuk mengantisipasi, selain membangun stasiun seismik tambahan, BMG
juga akan membagi Indonesia dalam enam zona pengawasan
gempa. Pembagian zona diatur berdasarkan potensi aktif
gempa yang akan terjadi sampai daerah yang dianggap paling stabil,
belum mengalami gempa. Misalnya, pantai barat Sumatera
masuk dalam kategori zona sangat aktif, sementara
Kalimantan masuk dalam kategori daerah stabil. Wilayah Papua bagian
utara juga masuk dalam kategori zona seismik aktif.

BMG, juga akan terus melakukan perapatan pengamatan dengan membangun
76 dari total 160 stasiun seismik yang direncanakan. Hal
itu dilakukan untuk mendeteksi gempa lebih dini, sehingga
dapat meminimalisasi kerugian materi maupun korban jiwa ketika bencana
alam terjadi, ungkap Fauzi.

Minta naik

Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah berharap, DPR dapat menyetujui
kenaikan dana tanggap darurat Rp 800 miliar untuk tahun
2008 yang diajukan Depsos. Dengan dana sebesar itu,
diharapkan Depsos akan lebih mampu menanggulangi 

RE: [iagi-net-l] delta dan strike-slip faulting (was : tsunami-genic normal faulting EQ ...)

2007-09-17 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Koesoema,
   
  Paper2 Steve Moss dan groupnya (SE Asia Research Group, mis Ian Cloke, 
Carter, Jason Ali, Moyra Wilson) tak pernah mencantumkan Weimer (1975) di dalam 
referensinya. Hal itu bisa dicek di Moss et al. (1997) - new observations on 
the sedimentary and tectonic evolution of the Tertiary Kutei Basin; Moss et al 
(1998) - late Oligocene uplift and volcanism on the northern margins of the 
Kutei Basin; Moss and Chambers (1999) - Tertiary facies architecture in the 
Kutei Basin.
   
  R.J. Weimer menerbitkan analisisnya tentang Kutei-Mahakam sebagai aulacogen 
di majalah Geologi Indonesia vol 2 no. 2 (1975). Ini publikasi yang tak gampang 
dicari, saat ini pun kita akan susah mencarinya. Bisa saja saat Steve Moss et 
al rajin meneliti Kutei dari 1994-1999, mereka tak tahu publikasi Weimer (1975) 
ini. Banyak peneliti asing yang apriori dengan paper2 di proceedings IAGI atau 
di Majalah Geologi Indonesia. Publikasi yang ditulis terutama dalam bahasa 
Indonesia, membuat mereka tak meliriknya (padahal yang ditulis dalam bahasa 
Inggris pun banyak).
   
  Tetapi kalau kita ikuti uraian evolusi Kutei Basin berdasarkan Moss et al 
(1997) dan Moss dan Chambers (1999), maka mereka menyatakan bahwa evolusi Kutei 
Basin erat berkaitan dengan rifting Makassar Strait -sesuatu yang mendekati 
teori aulacogen Weimer (1975), hanya mereka tak menyebutnya sebagai aulacogen. 
Lagipula, penelitian Moss dkk lebih terkonsentrasi di failed rift system-nya di 
Kutei onshore; sedangkan  Weimer (1975) lebih banyak membahas dua lengan lain 
yang mekar yang menjadi tempat delta Mahakam berkembang. 
   
  Jago Kutei Basin kita, Andang Bachtiar, yang disertasi S-3-nya (ITB, 2004) 
tentang stratigrafi sekuen dan geokimia batuan induk Miosen Awal lower Kutei 
Basin menyatakan bahwa Kutei Basin mengalami deformasi polifase. Cekungan 
berawal sebagai forearc basin pada pre-Tertiary, lalu jadi intra-arc sampai 
backarc pada Paleosen,dan akhirnya menjadi back-arc basin pada Miosen Tengah 
melalui fase singkat aulacogen. Tentu saja Pak Andang mengenal analisis Weimer 
(1975) itu, maka memasukkan dalam evaluasinya. Bukan begitu Pak Andang ? Hanya 
analisis Pak Andang berbeda dengan analisis Steve Moss dkk. baik dalam evolusi 
maupun timing-nya. Wajar berbeda interpretasi.
   
  Tahun 2000, Steve Moss dari group Robert Hall mempresentasikan paper tentang 
evolusi north Makassar Strait di AAPG Bali. Dikatakan, kerak samudera melandasi 
north Makassar Strait berdasarkan banyak metode. Tahun 2005, Sinchia Dewi 
Puspita, murid Robert Hall mempresentasikan di IPA hal yang sama, tetapi 
menyatakan bahwa north Makassar Strait dilandasi oleh kerak kontinen yang 
menipis (attenuated continental basement) karena rifting. Saya menanyakan ke 
Sinchia, mana nih yang benar, kok sama2 dari group Robert Hall tetapi 
interpretasinya bertolak belakang. Pertanyaan saya langsung dijawab Robert Hall 
: data bertambah interpretasi bisa berubah Betul Robert Hall, betul Sinchia; 
data gravity dan magnetik, juga seismik dalam lima tahun terakhir menunjukkan 
bahwa tak ada kerak samudera di bawah North Makassar Basin.
   
  Benang merahnya adalah bahwa wajar interpretasi berbeda, saya akan mengikuti 
yang mana yang didukung data. 
   
  salam,
  awang
   
   
   
  Koesoemadinata wrote : 
   
  Anehnya jago2 Kutei Basin seperti Steve Moss dll, tidak pernah 
menyinggung-nyinggung Kutei Basin sebagai aulocogene.


Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Koesoema,

Setahu saya, Weimer (1975 - Majalah Geologi Indonesia) adalah orang yang 
pertama kali menyebut bahwa Kutei dan Delta Mahakam berkembang sebagai sistem 
aulacogen. Saat itu, Weimer tengah menjadi tamu di ITB dan sempat menganalisis 
Kutei Basin dan menuliskannya di MGI. Pak Koesoema pasti lebih tahu dari saya 
soal Weimer ke ITB ini. 

Setahu saya belum ada artikel detail yang meneliti analisis Weimer ini. 
Paper-paper tentang Kutei yang menyebutkan sistem aulacogen untuk Kutei ada 
beberapa, misalnya Hutchison (1989 - dalam buku terkenalnya, Geological 
Evolution of SE Asia, hal. 55). Charles Hutchison menulis bahwa Makassar 
fracture system terbentuk dalam mekanisme yang sama yang membentuk Kutei, yaitu 
aulacogen atau failed arm of the Makassar rift.

Juga paper2 Burollet dan Salle (1981 -the geology and tectonics of Eastern 
Indonesia, GRDC Spec. Publ 2), Rose dan Hartono (1978 - IPA), dan Katili (1978 
- Tectonophysics 45) mengindikasi aulacogen Kutei. 

Salam,
awang

-Original Message-
From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, September 17, 2007 12:08 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] delta dan strike-slip faulting (was : tsunami-genic 
normal faulting EQ ...)

Sdr. Awang: Selain Weimer (1975) apakah ada artikel lain yang menyatakan 
Kutei Basin sebagai aulocogene?
RPK
- Original Message - 
From: Awang Satyana 
To: ; Geo Unpad ; 
Eksplorasi BPMIGAS 
Sent: Sunday, September 16, 2007 9:40 PM
Subject: [iagi-net-l] delta 

Re: [iagi-net-l] RE: [Forum-HAGI] Jawa Berpotensi Diguncang Gempa 9 SR

2007-09-17 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Sebagai geoscientist kita sadar bahwa Indonesia berada pada sabuk bencana,
namun apakah kita sebagai geoscience hanya bertugas untuk
menahan/ngadang-adangi (apa ya bhasa Indonesianya ?) setiap rencana
konstruksi civil. Kita tahu dengan pasti bahwa bencana gempa sebesar ini
tidak main-main. Apakah sudah cukup puas bagi geoscientist yang telah mampu
(misalnya)  menyatakan bahwa Jawa berpotensi gempa M 9 tidak lama lagi.. Lah
lantas, bagaimana kita harus ngakali atau hidup dengan ancaman seperti itu
?
Apakah brarti Jawa Tidak layak huni untuk dimasa depan ? Dimana konstruksi
tidak ada yg mampu menandingi hingga berusia lebih dari 30 tahun misalnya ?
Tentu tidak, kan 

Pe eR kita bukan hanya memperkirakan bencana (kapan, dimana, seberapa
besar), bukan hanya potes menolak PLTN, juga menolak pembangunan
gedung-gedung di kota. Bukan mencegah penambangan ataupun usaha ekstraksi,
termasuk pengeboran mislnya. Toh sudah jelas juga bukan berarti kita
menantang alam. Tapi Geoscientist dituntut untuk bisa menggiring,
mengarahkan atau mengajak agar masyarakat Indonesia ( termasuk di Jawa)
masih bisa hidup dalam lingkungan bahaya ini, kan?

Not fight to it, but how we adapt to it

RDP.

On 9/18/07, Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] wrote:


 Bagimana dg rencana dua Gubernur Banten - Lampung yg akan membangun
 Jembatan Jawa-Sumatera , kalau melihat Potensi bahaya geologinya sangat
 besar didaerah tsb.hampir semua Potensi bahaya geologi ada di daerah
 tsb.Kalau di jepara ( PLTN ) yang potensinya masih meragukan saja sudah
 ramai apalagi didaerah selat sunda ini ya. sebetulnya proyek ini sudah
 didengungkan  sejak era delapan puluhan , dimana ada dua pilihan apakah
 lewat terowongan bawah laut atau jembatan diatas laut dg panjang bisa
 mencapai 90 Km karena laur pelayaran disini cukup ramai.Kalau jadi
 dibangun
 mungkin bisa menjadi Forum perdebatan berbagai ilmu terutama geosain dan
 kontruksi.

 ISM




 Menurut saya, potensi tsunami tidak terlalu menakutkan. Yang lebih
 menakutkan adalah ramalan bahwa akan banyak lagi gempa besar bergerak
 menyisir bagian selatan Indonesia dalam waktu dekat.

 Mengapa kata potensi jadi menakutkan? Mungkin karena minimnya latihan
 seperti fire drill yang biasa dilakukan di kantor2. Kalau masyarakat
 terlatih, kata potensi tidak akan menimbulkan kepanikan tapi akan
 diterima
 sebagai warning untuk keselamatan diri sendiri, dan selayaknya diberikan
 ucapan terima kasih.

 Dari pada pusing mikirin istilah yang nyaman bagi masyarakat, mendingan
 dikasih tahu, ini lho ada bahaya, kalau ada bahaya seperti ini mesti
 begini
 ni ni ni, begitu tu tu tu  (meminjam lagu Benyamin Sueb).

 LL

 -Original Message-
 From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf
 Of
 Budi Waluyo
 Sent: Monday, September 17, 2007 11:18 AM
 To: [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [Forum-HAGI] Jawa Berpotensi Diguncang Gempa 9 SR

 Dear All,

 Salah satu tugas dari BMG adalah memonitor, menganalisa dan
 menginformasikan
 kejadinya gempa bumi di Indonesia dan Asean, karena BMG menjadi Asean
 Earthquake
 Information Center (AEIC). Jadi BMG tidak pernah mengeluarkan prediksi
 gempa.
 Nah untuk antisipasi jika gempa menimbulkan tsunami, maka jika ada gempa
 dengan kriteria sbb:
 M  6.3 SR
 depth  60 km
 lokasi di Laut
 maka info gempanya diberi tambahan Potensi TSUNAMI utk dtrskn pd msyrkt
 Pengiriman info gempa tsb via sms, ranet dan fax.

 Nah sebenarnya BMG sedang mencari kata2 yang tidak menakutkan masyarakat.
 apakah kata  Potensi TSUNAMI perlu diganti dengan kata yang lain ???
 misalnya :  dpt menimbulkan TSUNAMI

 Mohon masukan yang membangun.
 --Original Mail--

 From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
 To: iagi-net@iagi.or.id,
 Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Mon, 17 Sep 2007 05:50:55 +0800
 Subject: [Forum-HAGI] Jawa Berpotensi Diguncang Gempa 9 SR

 Setelah kejadian Tsunami Pangandaran, banyak para ahli yang berbalik
 haluan dalam memberikan peringatan. Kalau sebelumnya dengan sebuah
 ungkapan menenangkan saat ini dengan ungkapan peringatan, walau
 kadang terdengar menakutkan.

 Tapi semestinya bisa diberikan penjelasan wajar, gimana ya caranya ?
 supaya tidak bernada/mengundang kepanikan.

 rdp
 ==
 Jawa Berpotensi Diguncang Gempa 9 SR

 http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/092007/16/0102.htm

 BANDUNG, (PR).-
  Masyarakat diminta waspada atas gempa dengan magnitude
 berkekuatan besar yang berpotensi mengguncang Pulau Jawa.
 Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) memprediksi gempa
 berkekuatan 9 pada Skala Richter (SR) bisa terjadi di Pulau Jawa dan
 Sumatera.

 Hal itu diakui Kepala BMG Stasiun Kelas I Bandung Hendri Subakti,
 ketika dihubungi lewat telefon, Sabtu (15/9) malam.
 Potensi gempa memang ada, termasuk prediksi kekuatannya.
 Namun, sampai sejauh ini kapan terjadinya, tidak dapat diprediksi,
 ujar Hendri Subakti.

 

Re: [iagi-net-l] delta dan strike-slip faulting (was : tsunami-genic normal faulting EQ ...)

2007-09-17 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata
Terima kasih atas ulasannya yang panjang lebar. Sebetulnya masalahnya adalah 
tidak ada bukti yang nyata mengenai teori aulogene itu. Weimer hanya 
berkunjung ke Balikpapan hanya satu dua hari saja, dan apa yang dia nyatakan 
adalah impressions saja, sehingga lebih bersifat suatu hypothesis. Juga 
pengarang2 lainnya yang Anda berikan hanya sekadar menyebut saja soal 
aulacogene ini.
Andang juga hanya menyebut saja. Sebetulnya aulacogene ini suatu failed rift 
system, tetapi Moss dll, hanya menyebutkan N-S rift system sejajar dengan 
Makassar Strait rifting, dan tidak menyebutkan lengan yang satunya lagi yang 
. Sebetulnya saya cenderung menerima teori aulacogene, hanya sampai kini 
belum pernah ada pembuktian secara nyata. Saya hanya penasaran saja apakah 
pernah ada yang menulis mengenai aulacogene ini secara mendetail, ternyata 
tidak ada. Saya mendapatkan kesan Moss et al dan jago2nya Kutei basin 
termasuk Andang tentunya mengabaikan teori aulacogene  ini.

Wassalam
RPK
- Original Message - 
From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad [EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, September 17, 2007 10:48 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] delta dan strike-slip faulting (was : 
tsunami-genic normal faulting EQ ...)




Pak Koesoema,

 Paper2 Steve Moss dan groupnya (SE Asia Research Group, mis Ian Cloke, 
Carter, Jason Ali, Moyra Wilson) tak pernah mencantumkan Weimer (1975) di 
dalam referensinya. Hal itu bisa dicek di Moss et al. (1997) - new 
observations on the sedimentary and tectonic evolution of the Tertiary 
Kutei Basin; Moss et al (1998) - late Oligocene uplift and volcanism on 
the northern margins of the Kutei Basin; Moss and Chambers (1999) - 
Tertiary facies architecture in the Kutei Basin.


 R.J. Weimer menerbitkan analisisnya tentang Kutei-Mahakam sebagai 
aulacogen di majalah Geologi Indonesia vol 2 no. 2 (1975). Ini publikasi 
yang tak gampang dicari, saat ini pun kita akan susah mencarinya. Bisa 
saja saat Steve Moss et al rajin meneliti Kutei dari 1994-1999, mereka tak 
tahu publikasi Weimer (1975) ini. Banyak peneliti asing yang apriori 
dengan paper2 di proceedings IAGI atau di Majalah Geologi Indonesia. 
Publikasi yang ditulis terutama dalam bahasa Indonesia, membuat mereka tak 
meliriknya (padahal yang ditulis dalam bahasa Inggris pun banyak).


 Tetapi kalau kita ikuti uraian evolusi Kutei Basin berdasarkan Moss et al 
(1997) dan Moss dan Chambers (1999), maka mereka menyatakan bahwa evolusi 
Kutei Basin erat berkaitan dengan rifting Makassar Strait -sesuatu yang 
mendekati teori aulacogen Weimer (1975), hanya mereka tak menyebutnya 
sebagai aulacogen. Lagipula, penelitian Moss dkk lebih terkonsentrasi di 
failed rift system-nya di Kutei onshore; sedangkan  Weimer (1975) lebih 
banyak membahas dua lengan lain yang mekar yang menjadi tempat delta 
Mahakam berkembang.


 Jago Kutei Basin kita, Andang Bachtiar, yang disertasi S-3-nya (ITB, 
2004) tentang stratigrafi sekuen dan geokimia batuan induk Miosen Awal 
lower Kutei Basin menyatakan bahwa Kutei Basin mengalami deformasi 
polifase. Cekungan berawal sebagai forearc basin pada pre-Tertiary, lalu 
jadi intra-arc sampai backarc pada Paleosen,dan akhirnya menjadi back-arc 
basin pada Miosen Tengah melalui fase singkat aulacogen. Tentu saja Pak 
Andang mengenal analisis Weimer (1975) itu, maka memasukkan dalam 
evaluasinya. Bukan begitu Pak Andang ? Hanya analisis Pak Andang berbeda 
dengan analisis Steve Moss dkk. baik dalam evolusi maupun timing-nya. 
Wajar berbeda interpretasi.


 Tahun 2000, Steve Moss dari group Robert Hall mempresentasikan paper 
tentang evolusi north Makassar Strait di AAPG Bali. Dikatakan, kerak 
samudera melandasi north Makassar Strait berdasarkan banyak metode. Tahun 
2005, Sinchia Dewi Puspita, murid Robert Hall mempresentasikan di IPA hal 
yang sama, tetapi menyatakan bahwa north Makassar Strait dilandasi oleh 
kerak kontinen yang menipis (attenuated continental basement) karena 
rifting. Saya menanyakan ke Sinchia, mana nih yang benar, kok sama2 dari 
group Robert Hall tetapi interpretasinya bertolak belakang. Pertanyaan 
saya langsung dijawab Robert Hall : data bertambah interpretasi bisa 
berubah Betul Robert Hall, betul Sinchia; data gravity dan magnetik, juga 
seismik dalam lima tahun terakhir menunjukkan bahwa tak ada kerak samudera 
di bawah North Makassar Basin.


 Benang merahnya adalah bahwa wajar interpretasi berbeda, saya akan 
mengikuti yang mana yang didukung data.


 salam,
 awang



 Koesoemadinata wrote :

 Anehnya jago2 Kutei Basin seperti Steve Moss dll, tidak pernah
menyinggung-nyinggung Kutei Basin sebagai aulocogene.


Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Pak Koesoema,

Setahu saya, Weimer (1975 - Majalah Geologi Indonesia) adalah orang yang 
pertama kali menyebut bahwa Kutei dan Delta Mahakam berkembang sebagai 
sistem aulacogen. Saat itu, Weimer tengah menjadi tamu di ITB dan sempat 
menganalisis Kutei Basin dan menuliskannya di MGI. Pak Koesoema pasti 

RE: [iagi-net-l] RE: [Forum-HAGI] Jawa Berpotensi Diguncang Gempa 9 SR

2007-09-17 Terurut Topik Parvita Siregar
Semestinya sebagai geoscientist sih memberikan informasi kepada
masyarakat tentang penemuannya, efeknya, dan apa yang bisa dilakukan
untuk meminimalisasi kerugian.   Tugasnya IAGI bukan, sebagai suatu
lembaga independen geoscientists? 

Parvita H. Siregar
Salamander Energy
Jakarta-Indonesia
 
 
-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, September 17, 2007 10:32 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
Subject: Re: [iagi-net-l] RE: [Forum-HAGI] Jawa Berpotensi Diguncang
Gempa 9 SR

Sebagai geoscientist kita sadar bahwa Indonesia berada pada sabuk
bencana,
namun apakah kita sebagai geoscience hanya bertugas untuk
menahan/ngadang-adangi (apa ya bhasa Indonesianya ?) setiap rencana
konstruksi civil. Kita tahu dengan pasti bahwa bencana gempa sebesar ini
tidak main-main. Apakah sudah cukup puas bagi geoscientist yang telah
mampu
(misalnya)  menyatakan bahwa Jawa berpotensi gempa M 9 tidak lama lagi..
Lah
lantas, bagaimana kita harus ngakali atau hidup dengan ancaman seperti
itu
?
Apakah brarti Jawa Tidak layak huni untuk dimasa depan ? Dimana
konstruksi
tidak ada yg mampu menandingi hingga berusia lebih dari 30 tahun
misalnya ?
Tentu tidak, kan 

Pe eR kita bukan hanya memperkirakan bencana (kapan, dimana, seberapa
besar), bukan hanya potes menolak PLTN, juga menolak pembangunan
gedung-gedung di kota. Bukan mencegah penambangan ataupun usaha
ekstraksi,
termasuk pengeboran mislnya. Toh sudah jelas juga bukan berarti kita
menantang alam. Tapi Geoscientist dituntut untuk bisa menggiring,
mengarahkan atau mengajak agar masyarakat Indonesia ( termasuk di Jawa)
masih bisa hidup dalam lingkungan bahaya ini, kan?

Not fight to it, but how we adapt to it

RDP.

On 9/18/07, Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] wrote:


 Bagimana dg rencana dua Gubernur Banten - Lampung yg akan membangun
 Jembatan Jawa-Sumatera , kalau melihat Potensi bahaya geologinya
sangat
 besar didaerah tsb.hampir semua Potensi bahaya geologi ada di daerah
 tsb.Kalau di jepara ( PLTN ) yang potensinya masih meragukan saja
sudah
 ramai apalagi didaerah selat sunda ini ya. sebetulnya proyek ini sudah
 didengungkan  sejak era delapan puluhan , dimana ada dua pilihan
apakah
 lewat terowongan bawah laut atau jembatan diatas laut dg panjang bisa
 mencapai 90 Km karena laur pelayaran disini cukup ramai.Kalau jadi
 dibangun
 mungkin bisa menjadi Forum perdebatan berbagai ilmu terutama geosain
dan
 kontruksi.

 ISM




 Menurut saya, potensi tsunami tidak terlalu menakutkan. Yang lebih
 menakutkan adalah ramalan bahwa akan banyak lagi gempa besar
bergerak
 menyisir bagian selatan Indonesia dalam waktu dekat.

 Mengapa kata potensi jadi menakutkan? Mungkin karena minimnya
latihan
 seperti fire drill yang biasa dilakukan di kantor2. Kalau masyarakat
 terlatih, kata potensi tidak akan menimbulkan kepanikan tapi akan
 diterima
 sebagai warning untuk keselamatan diri sendiri, dan selayaknya
diberikan
 ucapan terima kasih.

 Dari pada pusing mikirin istilah yang nyaman bagi masyarakat,
mendingan
 dikasih tahu, ini lho ada bahaya, kalau ada bahaya seperti ini mesti
 begini
 ni ni ni, begitu tu tu tu  (meminjam lagu Benyamin Sueb).

 LL

 -Original Message-
 From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
Behalf
 Of
 Budi Waluyo
 Sent: Monday, September 17, 2007 11:18 AM
 To: [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [Forum-HAGI] Jawa Berpotensi Diguncang Gempa 9 SR

 Dear All,

 Salah satu tugas dari BMG adalah memonitor, menganalisa dan
 menginformasikan
 kejadinya gempa bumi di Indonesia dan Asean, karena BMG menjadi Asean
 Earthquake
 Information Center (AEIC). Jadi BMG tidak pernah mengeluarkan prediksi
 gempa.
 Nah untuk antisipasi jika gempa menimbulkan tsunami, maka jika ada
gempa
 dengan kriteria sbb:
 M  6.3 SR
 depth  60 km
 lokasi di Laut
 maka info gempanya diberi tambahan Potensi TSUNAMI utk dtrskn pd
msyrkt
 Pengiriman info gempa tsb via sms, ranet dan fax.

 Nah sebenarnya BMG sedang mencari kata2 yang tidak menakutkan
masyarakat.
 apakah kata  Potensi TSUNAMI perlu diganti dengan kata yang lain ???
 misalnya :  dpt menimbulkan TSUNAMI

 Mohon masukan yang membangun.
 --Original Mail--

 From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
 To: iagi-net@iagi.or.id,
 Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Mon, 17 Sep 2007 05:50:55 +0800
 Subject: [Forum-HAGI] Jawa Berpotensi Diguncang Gempa 9 SR

 Setelah kejadian Tsunami Pangandaran, banyak para ahli yang berbalik
 haluan dalam memberikan peringatan. Kalau sebelumnya dengan sebuah
 ungkapan menenangkan saat ini dengan ungkapan peringatan, walau
 kadang terdengar menakutkan.

 Tapi semestinya bisa diberikan penjelasan wajar, gimana ya caranya ?
 supaya tidak bernada/mengundang kepanikan.

 rdp
 ==
 Jawa Berpotensi Diguncang Gempa 9 SR

 http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/092007/16/0102.htm

 BANDUNG, (PR).-
  

RE: [iagi-net-l] Pemetaan Geologi Bersistem Wilayah Indonesia

2007-09-17 Terurut Topik Parvita Siregar
Menarik sekali ulasan Mas Awang, terutama berkurangnya kewajiban
mahasiswa melakukan tugas akhir.  Bahkan ketika saya bertemu dengan
beberapa rekan yang seangkatan (plus minuslah) mereka mengeluhkan fresh
graduate sekarang logika geologinya sangat minim, bahkan untuk deskripsi
batuanpun ada yang tidak bisa. 

Sekedar sharing, sewaktu IPA mengadakan kursus Core Analysis untuk
mahasiswa bulan lalu, malamnya diadakan malam sharing seperti biasa.
Saat itu ada Bang Sanggam dan Mas Ipul juga.  Ada seorang mahasiswa yang
menanyakan, Apa yang harus saya kuasai kalau ingin diterima di oil
company?  Play apa yang sekarang sedang populer?. 

Jawaban saya saat itu adalah kalau mereka ketemu saya atau rekan2 saya
pas interview, mereka akan saya sodorkan batuan dan akan saya suruh
deskripsi dan cerita batuan tersebut kira2 diendapkan di energi seperti
apa.  Kemudian saya akan membuat sketsa outcrop, atau foto outcrop dan
akan saya suruh deskripsi dan saya lihat bagaimana urut2an cara mereka
berpikir.  Karena laboratorium geologist adalah muka bumi ini.  Bukan
komputer.  Bukan software.  Tapi cara mengambil data di lapangan dan
deskripsi batuan serta analisa geologinya.  

Dalam acara yang lain, Mas Andang Bachtiar juga sempat hadir dan juga
memberi pengarahan, kurang lebih bahwa kalau kita melihat wireline log,
kita harus otomatis bisa membayangkan batuannya seperti apa.  Kalau
tidak terbiasa melihat batuan, bagaimana bisa interpretasi data2 yang
ada?  

Sangat disayangkan kalau porsi ke lapangan semasa mahasiswa dikurangi.
Karena kesempatan untuk itu semakin kecil kalau sudah bekerja (kecuali
kerja di lapangan), musti rebut2an kalau mau ikutan fieldtrip!

Mudah2an membantu,

Parvita H. Siregar
Salamander Energy
Jakarta-Indonesia
 
 
Disclaimer:  This email (including any attachments to it) is
confidential and is sent for the personal attention of the intended
recipient only and may contain information that is privileded,
confidential or exempt from disclosure.  If you have received this email
in error, please advise us immediately and delete it.  You are notified
that using, disclosing, copying, distributing or taking any action in
reliance on the contents of this information is strictly prohibited.

-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, September 17, 2007 2:54 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Pemetaan Geologi Bersistem Wilayah Indonesia

Teman-teman seangkatan saya, yang lebih senior, dan yang lebih junior
daripada saya yang pernah mempunyai tugas sarjana muda dan sarjana
memetakan geologi suatu wilayah di Indonesia pasti akrab dengan istilah
pemetaan bersistem. Dulu saat saya masih kuliah di Geologi Unpad
(1983-1989), si mahasiswa saat kuliah akan melakukan pemetaan geologi
dua kali : saat sarjana muda 25 km2 (5 x 5 km), dan saat sarjana 100 km2
(10 x 10 km). Ini adalah saat-saat yang berat dalam segala hal (energi,
waktu, dana); tetapi manfaatnya pun luar biasa. Geologi harus berasal
dari lapangan. Problematika geologi berasal dari lapangan, dan mencari
pemecahan atas problematika itu pun ada di lapangan. 

 

Kini, setelah komputer mendominasi banyak analisis geologi, dan semakin
berkurangnya wilayah yang bisa dipetakan; tak semua mahasiswa geologi
wajib memetakan wilayah untuk tugas akhirnya. Dia yang tak mau ke
lapangan bisa memilih menganalisis problem geologi melalui data seismik,
log, dan lain-lain bukan data batuan; komputer PC dan workstation adalah
alat analisis utamanya, bukan buku lapangan, bukan palu, bukan kompas,
bukan loupe, bukan HCL N =10 %, bukan tali ukur,  bukan mikroskop, dan
bukan alat- lapangan lain yang berat dan kotor. Semoga yang menamakan
dirinya geologist, siapa pun itu, tetap mencintai batuan-batuan di
lapangan.

 

Pemetaan bersistem adalah program pemetaan geologi seluruh permukaan
wilayah Indonesia yang dilakukan oleh badan pemerintah sejak Belanda ada
di Indonesia, sampai ke zaman kemerdekaan. Maka, berarti yang
melakukannya adalah Dienst van het Mijnwezen saat zaman Belanda, lalu
pada masa kemerdekaan dilakukan oleh Direktorat Geologi, kemudian Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G). Yang pernah memetakan
Kuningan atau Banymas pasti mengenal nama Hetzel dan Kastowo, yang
pernah memetakan Sukabumi pasti mengenal nama Duyfjes dan Sukamto, yang
pernah memetakan Cianjur pasti mengenal nama Sujatmiko (alias Mang Okim
- gemologist sekarang), yang pernah jauh ke Kepala Burung pasti mengenal
Zwierzicky, dll.). 

 

Geologi wilayah Indonesia dipetakan puluhan tahun, sejak Belanda ada di
Indonesia, dan dinyatakan selesai seluruhnya pada tanggal 6 Oktober
1995. Hampir 90 % pekerjaan pemetaan bersistem diselesaikan pada masa
kemerdekaan.  Dalam era kemerdekaan itu, Pemerintah Indonesia pernah
bekerja sama dengan badan geologi Inggris untuk memetakan Kalimantan,
dan bekerja sama dengan badan geologi Australia untuk memetakan Papua.

 

Pemetaan bersistem membagi permukaan pulau2 Indonesia menjadi 239 lembar
peta. 

RE: [iagi-net-l] Jawa Berpotensi Diguncang Gempa 9 SR-Inconvenient Truth

2007-09-17 Terurut Topik Parvita Siregar
Mas Vick, sudah nonton film Inconvenient Truth (Kenyataan yang tidak
nyaman)?

Dalam filem ini Al Gore menceritakan tentang global warming.  Data2
scientific, efeknya seperti apa, dan keadaannya seperti apa.   Sekilas,
penjelasan Al Gore ini menakutkan, tetapi karena diterangkan dengan
mudah dan logis, para pendengarnya bisa memakluminya.  Di akhir
presentasinya, Al mengemukakan bahwa hal ini bisa dikurangi efeknya, dan
menunjukkan website yang bisa diakses agar tiap2 orang bisa
berpartisipasi dalam memperlambat global warming.  Mungkin cara
penyampaian kepada masyarakat atau pemuka masyarakan juga perlu seperti
caranya Al Gore ini.  

Gempa memang menakutkan, itu adalah suatu kenyataan yang tidak nyaman.
Tetapi bukankah ketidaktahuan lebih menakutkan akibatnya?  PRnya IAGI
nambah...atau tepatnya, PRnya Public Relations-nya IAGI nambah (ngomong2
kok ngga pernah kedengaran PRnya IAGI ngomong ya, siapa sih PRnya?)

Parvita H. Siregar
Salamander Energy
Jakarta-Indonesia
 
 
Disclaimer:  This email (including any attachments to it) is
confidential and is sent for the personal attention of the intended
recipient only and may contain information that is privileded,
confidential or exempt from disclosure.  If you have received this email
in error, please advise us immediately and delete it.  You are notified
that using, disclosing, copying, distributing or taking any action in
reliance on the contents of this information is strictly prohibited.

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, September 17, 2007 4:51 AM
To: iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
Subject: [iagi-net-l] Jawa Berpotensi Diguncang Gempa 9 SR

Setelah kejadian Tsunami Pangandaran, banyak para ahli yang berbalik
haluan dalam memberikan peringatan. Kalau sebelumnya dengan sebuah
ungkapan menenangkan saat ini dengan ungkapan peringatan, walau
kadang terdengar menakutkan.

Tapi semestinya bisa diberikan penjelasan wajar, gimana ya caranya ?
supaya tidak bernada/mengundang kepanikan.

rdp
==
Jawa Berpotensi Diguncang Gempa 9 SR

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/092007/16/0102.htm

BANDUNG, (PR).-
 Masyarakat diminta waspada atas gempa dengan magnitude
berkekuatan besar yang berpotensi mengguncang Pulau Jawa.
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) memprediksi gempa
berkekuatan 9 pada Skala Richter (SR) bisa terjadi di Pulau Jawa dan
Sumatera.

Hal itu diakui Kepala BMG Stasiun Kelas I Bandung Hendri Subakti,
ketika dihubungi lewat telefon, Sabtu (15/9) malam.
Potensi gempa memang ada, termasuk prediksi kekuatannya.
Namun, sampai sejauh ini kapan terjadinya, tidak dapat diprediksi,
ujar Hendri Subakti.

Kepala Bidang Seismologi Teknis dan Tsunami BMG, Ir. Fauzi dalam
seminar Mewaspadai Gempa Berantai di Indonesia di
Jakarta mengatakan, potensi gempa berkekuatan 9 SR itu
bisa terjadi di Jawa dan Sumatera.

Untuk mengantisipasi, selain membangun stasiun seismik tambahan, BMG
juga akan membagi Indonesia dalam enam zona pengawasan
gempa. Pembagian zona diatur berdasarkan potensi aktif
gempa yang akan terjadi sampai daerah yang dianggap paling stabil,
belum mengalami gempa. Misalnya, pantai barat Sumatera
masuk dalam kategori zona sangat aktif, sementara
Kalimantan masuk dalam kategori daerah stabil. Wilayah Papua bagian
utara juga masuk dalam kategori zona seismik aktif.

BMG, juga akan terus melakukan perapatan pengamatan dengan membangun
76 dari total 160 stasiun seismik yang direncanakan. Hal
itu dilakukan untuk mendeteksi gempa lebih dini, sehingga
dapat meminimalisasi kerugian materi maupun korban jiwa ketika bencana
alam terjadi, ungkap Fauzi.

Minta naik

Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah berharap, DPR dapat menyetujui
kenaikan dana tanggap darurat Rp 800 miliar untuk tahun
2008 yang diajukan Depsos. Dengan dana sebesar itu,
diharapkan Depsos akan lebih mampu menanggulangi bencana, termasuk
gempa bumi dengan lebih baik lagi. Kalau teman-teman DPR
menyetujui Rp 800 miliar saja, maka kemampuan Depsos cukup
luar biasa, ungkap Bachtiar dalam acara diskusi obrolan Sabtu, di
Jakarta, Sabtu (15/9).

Menurut dia, kenaikan dana tanggap darurat itu akan dialokasikan untuk
melipatkan anggaran bencana di daerah-daerah yang
berpotensi terkena bencana alam. Jadi, untuk
daerah-daerah yang sering terkena gempa akan dilipatkan stoknya, baik
dalam pasokan makanan, maupun perlatan bantuan lainnya,
ujar Bachtiar.

Bachtiar mengemukakan, tahun lalu dana tanggap darurat di Depsos
berkisar Rp 400 miliar. Hal itu masih kurang, karena
banyaknya kejadian-kejadian bencana alam yang melanda
tanah air. Ia pun mengklarifikasi bahwa Depsos mempunyai anggaran Rp
1,2 triliun untuk tanggap darurat bencana. 

RE: [iagi-net-l] FW: Press Release Gempa Bengkulu baru

2007-09-17 Terurut Topik Leonard Lisapaly

IAGI sudah memprediksi bahwa gempa berikut adalah kawasan Siberut.

Apakah bisa dibuat simulasi daerah yang mungkin terkena imbas gempa tsb,
misalnya dengan pola radiasi gempa? Kalau bisa, mestinya bisa diikuti dengan
perencanaan titik pusat penanggulangan bencana untuk antisipasi. 

LL

-Original Message-
From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, September 17, 2007 3:46 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] FW: Press Release Gempa Bengkulu baru

-- Forwarded message --
From: iagisek [EMAIL PROTECTED]

Yth
Anggota Milis IAGI net

Terlampir Press Release IAGI Gempa Bengkulu 12 September 2007

Yang kita diskusikan dengan pemerhati dan juga dihadiri oleh media masa
Tanggal 15 September 2007 di Gedung I BPPT Jl. MH Thamrin. Jakarta

Terimakasih
Sutar


JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be 
liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or 
damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, 
arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI 
mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] delta dan strike-slip faulting (was : tsunami-genic normal faulting EQ ...)

2007-09-17 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Ya Pak Koesoema, dua lengan aulacogen yang mekar di Makassar Strait banyak yang 
membahas sebab di situlah minyak dan gas Kutei-Makassar basinal areas 
berkumpul, datanya banyak sekali. Tetapi, itu pun tak ditujukan untuk membahas 
aulacogen Weimer (1975). 

Sedangkan, satu lengan aulacogen yang gagal membuka (tetapi sekedar tenggelam), 
yaitu di onshore dan terutama upper Kutei Basin, sedikit sekali dibahas. 
Publikasi2 dari Moss et al. adalah yang paling detail; ada beberapa dari Wain 
dan Berod (1985) juga teman2 Lasmo yang pernah bekerja di Runtu Block (John 
Chambers, Timothy Daley, Elly Guritno, dll). Tetapi, semua publikasi itu juga 
tak ditujukan untuk membahas aulacogen Weimer (1975).

Maka, benar seperti yang Pak Koesoema tulis, aulacogen Weimer (1975) tetap 
sebagai hipotesis, yang dibangun Weimer setelah melihat Mahakam Delta, rifting 
Makassar, dan mengingat Niger delta. Saya berpikir juga bahwa model aulacogen 
bisa berjalan di Kutei ke Mahakam ke Makassar Strait. Secara teknis, prasyarat2 
untuk aulacogen di sini telah dipenuhi semua. Hanya, setahu saya, belum ada 
yang membahas hipotesis Weimer ini dengan detail dan menggunakan semua data 
yang ada sampai sekarang.

Salam,
awang

-Original Message-
From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, September 18, 2007 5:26 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] delta dan strike-slip faulting (was : tsunami-genic 
normal faulting EQ ...)

Terima kasih atas ulasannya yang panjang lebar. Sebetulnya masalahnya adalah 
tidak ada bukti yang nyata mengenai teori aulogene itu. Weimer hanya 
berkunjung ke Balikpapan hanya satu dua hari saja, dan apa yang dia nyatakan 
adalah impressions saja, sehingga lebih bersifat suatu hypothesis. Juga 
pengarang2 lainnya yang Anda berikan hanya sekadar menyebut saja soal 
aulacogene ini.
Andang juga hanya menyebut saja. Sebetulnya aulacogene ini suatu failed rift 
system, tetapi Moss dll, hanya menyebutkan N-S rift system sejajar dengan 
Makassar Strait rifting, dan tidak menyebutkan lengan yang satunya lagi yang 
. Sebetulnya saya cenderung menerima teori aulacogene, hanya sampai kini 
belum pernah ada pembuktian secara nyata. Saya hanya penasaran saja apakah 
pernah ada yang menulis mengenai aulacogene ini secara mendetail, ternyata 
tidak ada. Saya mendapatkan kesan Moss et al dan jago2nya Kutei basin 
termasuk Andang tentunya mengabaikan teori aulacogene  ini.
Wassalam
RPK
- Original Message - 
From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad [EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, September 17, 2007 10:48 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] delta dan strike-slip faulting (was : 
tsunami-genic normal faulting EQ ...)


 Pak Koesoema,

  Paper2 Steve Moss dan groupnya (SE Asia Research Group, mis Ian Cloke, 
 Carter, Jason Ali, Moyra Wilson) tak pernah mencantumkan Weimer (1975) di 
 dalam referensinya. Hal itu bisa dicek di Moss et al. (1997) - new 
 observations on the sedimentary and tectonic evolution of the Tertiary 
 Kutei Basin; Moss et al (1998) - late Oligocene uplift and volcanism on 
 the northern margins of the Kutei Basin; Moss and Chambers (1999) - 
 Tertiary facies architecture in the Kutei Basin.

  R.J. Weimer menerbitkan analisisnya tentang Kutei-Mahakam sebagai 
 aulacogen di majalah Geologi Indonesia vol 2 no. 2 (1975). Ini publikasi 
 yang tak gampang dicari, saat ini pun kita akan susah mencarinya. Bisa 
 saja saat Steve Moss et al rajin meneliti Kutei dari 1994-1999, mereka tak 
 tahu publikasi Weimer (1975) ini. Banyak peneliti asing yang apriori 
 dengan paper2 di proceedings IAGI atau di Majalah Geologi Indonesia. 
 Publikasi yang ditulis terutama dalam bahasa Indonesia, membuat mereka tak 
 meliriknya (padahal yang ditulis dalam bahasa Inggris pun banyak).

  Tetapi kalau kita ikuti uraian evolusi Kutei Basin berdasarkan Moss et al 
 (1997) dan Moss dan Chambers (1999), maka mereka menyatakan bahwa evolusi 
 Kutei Basin erat berkaitan dengan rifting Makassar Strait -sesuatu yang 
 mendekati teori aulacogen Weimer (1975), hanya mereka tak menyebutnya 
 sebagai aulacogen. Lagipula, penelitian Moss dkk lebih terkonsentrasi di 
 failed rift system-nya di Kutei onshore; sedangkan  Weimer (1975) lebih 
 banyak membahas dua lengan lain yang mekar yang menjadi tempat delta 
 Mahakam berkembang.

  Jago Kutei Basin kita, Andang Bachtiar, yang disertasi S-3-nya (ITB, 
 2004) tentang stratigrafi sekuen dan geokimia batuan induk Miosen Awal 
 lower Kutei Basin menyatakan bahwa Kutei Basin mengalami deformasi 
 polifase. Cekungan berawal sebagai forearc basin pada pre-Tertiary, lalu 
 jadi intra-arc sampai backarc pada Paleosen,dan akhirnya menjadi back-arc 
 basin pada Miosen Tengah melalui fase singkat aulacogen. Tentu saja Pak 
 Andang mengenal analisis Weimer (1975) itu, maka memasukkan dalam 
 evaluasinya. Bukan begitu Pak Andang ? Hanya analisis Pak Andang berbeda 
 dengan analisis Steve Moss dkk. baik dalam evolusi maupun 

RE: [iagi-net-l] Jawa Berpotensi Diguncang Gempa 9 SR-Inconvenient Truth

2007-09-17 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Setuju dengan Vita. Bahkan karena begitu bagusnya, film Inconvenient
Truth diganjar piala Oscar, dan Minggu malam lalu Al Gore naik panggung
lagi menerima Emmy award atas usaha Al Gore menyebarkan inconvenient
truth lewat saluran interaktif TV kabel dan internet Current TV. Maka,
masyarakat menjadi sangat terdidik dengan issue pemanasan global, dan
mereka sudah tahu bagaimana mencoba mengurangi efeknya sebisa mereka.

Gempa yang mengancam beberapa pulau di Indonesia juga adalah
inconvenient truth (kenyataan yang tak menyenangkan). Mau apalagi
sebab pulau2 itu duduk di atas tubrukan antar lempeng. Tetapi, edukasi
tentang kegempaan yang disampaikan dengan cara baik, sebaik Al Gore
menerangkan pemanasan global (barangkali ada yang melihat saat dia
presentasi tentang itu di acara Oprah Winfrey beberapa bulan lalu pada
Sabtu pagi MetroTV), akan membuat masyarakat paham sepenuhnya tentang
gempa dan tahu tindakan2 apa yang mesti dilakukan.

Sekali lagi, teknik komunikasi yang baik diperlukan di sini.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Parvita Siregar [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, September 18, 2007 7:33 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Jawa Berpotensi Diguncang Gempa 9
SR-Inconvenient Truth

Mas Vick, sudah nonton film Inconvenient Truth (Kenyataan yang tidak
nyaman)?

Dalam filem ini Al Gore menceritakan tentang global warming.  Data2
scientific, efeknya seperti apa, dan keadaannya seperti apa.   Sekilas,
penjelasan Al Gore ini menakutkan, tetapi karena diterangkan dengan
mudah dan logis, para pendengarnya bisa memakluminya.  Di akhir
presentasinya, Al mengemukakan bahwa hal ini bisa dikurangi efeknya, dan
menunjukkan website yang bisa diakses agar tiap2 orang bisa
berpartisipasi dalam memperlambat global warming.  Mungkin cara
penyampaian kepada masyarakat atau pemuka masyarakan juga perlu seperti
caranya Al Gore ini.  

Gempa memang menakutkan, itu adalah suatu kenyataan yang tidak nyaman.
Tetapi bukankah ketidaktahuan lebih menakutkan akibatnya?  PRnya IAGI
nambah...atau tepatnya, PRnya Public Relations-nya IAGI nambah (ngomong2
kok ngga pernah kedengaran PRnya IAGI ngomong ya, siapa sih PRnya?)

Parvita H. Siregar
Salamander Energy
Jakarta-Indonesia
 
 
Disclaimer:  This email (including any attachments to it) is
confidential and is sent for the personal attention of the intended
recipient only and may contain information that is privileded,
confidential or exempt from disclosure.  If you have received this email
in error, please advise us immediately and delete it.  You are notified
that using, disclosing, copying, distributing or taking any action in
reliance on the contents of this information is strictly prohibited.

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, September 17, 2007 4:51 AM
To: iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
Subject: [iagi-net-l] Jawa Berpotensi Diguncang Gempa 9 SR

Setelah kejadian Tsunami Pangandaran, banyak para ahli yang berbalik
haluan dalam memberikan peringatan. Kalau sebelumnya dengan sebuah
ungkapan menenangkan saat ini dengan ungkapan peringatan, walau
kadang terdengar menakutkan.

Tapi semestinya bisa diberikan penjelasan wajar, gimana ya caranya ?
supaya tidak bernada/mengundang kepanikan.

rdp
==
Jawa Berpotensi Diguncang Gempa 9 SR

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/092007/16/0102.htm

BANDUNG, (PR).-
 Masyarakat diminta waspada atas gempa dengan magnitude
berkekuatan besar yang berpotensi mengguncang Pulau Jawa.
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) memprediksi gempa
berkekuatan 9 pada Skala Richter (SR) bisa terjadi di Pulau Jawa dan
Sumatera.

Hal itu diakui Kepala BMG Stasiun Kelas I Bandung Hendri Subakti,
ketika dihubungi lewat telefon, Sabtu (15/9) malam.
Potensi gempa memang ada, termasuk prediksi kekuatannya.
Namun, sampai sejauh ini kapan terjadinya, tidak dapat diprediksi,
ujar Hendri Subakti.

Kepala Bidang Seismologi Teknis dan Tsunami BMG, Ir. Fauzi dalam
seminar Mewaspadai Gempa Berantai di Indonesia di
Jakarta mengatakan, potensi gempa berkekuatan 9 SR itu
bisa terjadi di Jawa dan Sumatera.

Untuk mengantisipasi, selain membangun stasiun seismik tambahan, BMG
juga akan membagi Indonesia dalam enam zona pengawasan
gempa. Pembagian zona diatur berdasarkan potensi aktif
gempa yang akan terjadi sampai daerah yang dianggap paling stabil,
belum mengalami gempa. Misalnya, pantai barat Sumatera
masuk dalam kategori zona sangat aktif, sementara
Kalimantan masuk dalam kategori daerah stabil. Wilayah Papua bagian
utara juga masuk dalam kategori zona seismik aktif.

BMG, juga akan terus melakukan perapatan pengamatan dengan membangun
76 dari total 160 stasiun seismik yang direncanakan. Hal
itu dilakukan untuk mendeteksi gempa lebih dini, sehingga
dapat 

Re: [iagi-net-l] Jawa Berpotensi Diguncang Gempa 9 SR-Inconvenient Truth

2007-09-17 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Aku rasa ada sdikit beda antara gempa dengan global warming (GW)nya AlGore
AlGore mengatakan kalau GW bisa ditahan dengan usaha manusia. Namun
aku pikir kita tidak bisa apa-apa dengan gempa, mau apa lagi seperti
Pak Awang dibawah.

Menurut Al Gore disini : http://www.climatecrisis.net/thescience/ Dia
mengatakan bahwa global warming akibat ulah manusia, walaupun
dibawah artikelnya sebenernya kalimat refrensinya begini is unlikely
to be entirely natural in origin ... tapi Al Gore njujug menyimpulkan
The vast majority of scientists agree that global warming is real,
it's already happening and that it is the result of our activities and
not a natural occurrence.1
Silahkan chek website beliau diatas itu linknya.

Disinilah aku berbeda pemikiran dengan AlGore ... Aku stuju bahwa GW
memang sedang terjadi. tetapi proporsi penyebabnya masih 50-50
antara natural vs man made.

Kalau saja mensikapi GW dengan usaha keras mengurangi emisi gas buang
juga dengan mencari alternatif energi dll, biaya yang harus ditanggung
terlampau besar. Saya masih berpikir Not fight to it, but how we
adapt to it. Artinya lebih baik duwik yang buanyak  untuk mencari
energi pengganti itu akan lebih efisien seandainya untuk studi malaria
atau dengue (demam berdarah). Kedua nyamuk ini yang mungkin justru
akan menjadi killer ketika suhu bumi meninggi. Kita tidak akan mati
dengan suhu naik 3-5 degree. Tapi kita justru akan mati kesengat
nyamuk dengue yang jumlahnya berlipat-lipat karena suhunya mempercepat
penetasan telurnya. Kita (human race) bisa terpukul dari belakang.

Seandainya efisiensi gagal, maka kalau saja energi berkurang mungkin
kerja (usaha termasuk riset) juga terpaksa dikurangi. Dan kalau kerja
dikurangi berarti kemajuan peradaban malah tertahan. Aku pikir
peradaban manusia serta teknologi inilah selama ini yang menjadi tool
atau senjata bagi spesies manusia untuk tetap survive (hidup dan
bertahan).

Saya malah khawatir kalau jalan politik Al Gore dilakukan di
Indonesia, maka Indonesia akan menderita kerugian. Yang jelas sengsara
rakyatnya, karena kasus dengue ini saja yang paling parah di Asia
adalah Indonesia. Kalau dugaan ini benar, Saya akan cenderung
menjalankan fungsiku sebagai individu dalam bertahan hidup demi anak
keturunanku, bukan keturunannya :( ... maaf jadi bersikap parsial :(

Aku tidak mau menyatakan Al Gore sekedar berpolitik, tetapi bahwa
politik sudah mempengaruhi arah gerak kemajuan peradaban umat manusia
itu sudah pasti.

Salam

RDP

On 9/18/07, Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Setuju dengan Vita. Bahkan karena begitu bagusnya, film Inconvenient
 Truth diganjar piala Oscar, dan Minggu malam lalu Al Gore naik panggung
 lagi menerima Emmy award atas usaha Al Gore menyebarkan inconvenient
 truth lewat saluran interaktif TV kabel dan internet Current TV. Maka,
 masyarakat menjadi sangat terdidik dengan issue pemanasan global, dan
 mereka sudah tahu bagaimana mencoba mengurangi efeknya sebisa mereka.

 Gempa yang mengancam beberapa pulau di Indonesia juga adalah
 inconvenient truth (kenyataan yang tak menyenangkan). Mau apalagi
 sebab pulau2 itu duduk di atas tubrukan antar lempeng. Tetapi, edukasi
 tentang kegempaan yang disampaikan dengan cara baik, sebaik Al Gore
 menerangkan pemanasan global (barangkali ada yang melihat saat dia
 presentasi tentang itu di acara Oprah Winfrey beberapa bulan lalu pada
 Sabtu pagi MetroTV), akan membuat masyarakat paham sepenuhnya tentang
 gempa dan tahu tindakan2 apa yang mesti dilakukan.

 Sekali lagi, teknik komunikasi yang baik diperlukan di sini.

 Salam,
 awang

 -Original Message-
 From: Parvita Siregar [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, September 18, 2007 7:33 C++
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] Jawa Berpotensi Diguncang Gempa 9
 SR-Inconvenient Truth

 Mas Vick, sudah nonton film Inconvenient Truth (Kenyataan yang tidak
 nyaman)?

 Dalam filem ini Al Gore menceritakan tentang global warming.  Data2
 scientific, efeknya seperti apa, dan keadaannya seperti apa.   Sekilas,
 penjelasan Al Gore ini menakutkan, tetapi karena diterangkan dengan
 mudah dan logis, para pendengarnya bisa memakluminya.  Di akhir
 presentasinya, Al mengemukakan bahwa hal ini bisa dikurangi efeknya, dan
 menunjukkan website yang bisa diakses agar tiap2 orang bisa
 berpartisipasi dalam memperlambat global warming.  Mungkin cara
 penyampaian kepada masyarakat atau pemuka masyarakan juga perlu seperti
 caranya Al Gore ini.

 Gempa memang menakutkan, itu adalah suatu kenyataan yang tidak nyaman.
 Tetapi bukankah ketidaktahuan lebih menakutkan akibatnya?  PRnya IAGI
 nambah...atau tepatnya, PRnya Public Relations-nya IAGI nambah (ngomong2
 kok ngga pernah kedengaran PRnya IAGI ngomong ya, siapa sih PRnya?)

 Parvita H. Siregar
 Salamander Energy
 Jakarta-Indonesia


 Disclaimer:  This email (including any attachments to it) is
 confidential and is sent for the personal attention of the intended
 recipient only and may contain information that is privileded,

Re: [iagi-net-l] FW: Press Release Gempa Bengkulu baru

2007-09-17 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Ada yg bisa menjawab pertanyaan soal press release itu ? Mestinya ke email
yg tercantum tapi knapa kok malah ke aku :(

Komentar:
Pak, saya mau nanya, disitu kan ada peta pulau sumatera, yang disebalhnya
ada gambar lingkaran-lingkaran yang berwarna merah.
Pertanyannya adalah, apakah maksud dari lingkaran2 berwarna merah tersebut.
Apakah menunjukkan posisi dan kekuatan gempa bengkulu kemarin ataukah
kemungkinan adanya gempa yang akan datang.
Yang menarik dari peta atau gambar diatas adalah adanya lingkaran merah dan
kuning dengan skala 8,6 Mw disekitar selat sunda. Apakah ini menunjukkan
bahwa wilayah selat sunda sudah dalam keadaan merah dan kekuatan skala
gempanya paling besar diantara wilayah merah yang lain. Saya juga mau nanya
apa benar di wilayah sekitar selat sunda terdapat apa yang dinamakan benteng
samudera atau palung yang panjang dan dalam yaitu kedalamannya sekitar 2 km
lebih yang apabila runtuh terkena gempa diatas 8 SR akan mengakibatkan
tsunami yang sangat dasyat.


RDP
=
On 9/18/07, Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED] wrote:


 IAGI sudah memprediksi bahwa gempa berikut adalah kawasan Siberut.

 Apakah bisa dibuat simulasi daerah yang mungkin terkena imbas gempa tsb,
 misalnya dengan pola radiasi gempa? Kalau bisa, mestinya bisa diikuti
 dengan
 perencanaan titik pusat penanggulangan bencana untuk antisipasi.

 LL

 -Original Message-
 From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, September 17, 2007 3:46 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] FW: Press Release Gempa Bengkulu baru

 -- Forwarded message --
 From: iagisek [EMAIL PROTECTED]

 Yth
 Anggota Milis IAGI net

 Terlampir Press Release IAGI Gempa Bengkulu 12 September 2007

 Yang kita diskusikan dengan pemerhati dan juga dihadiri oleh media masa
 Tanggal 15 September 2007 di Gedung I BPPT Jl. MH Thamrin. Jakarta

 Terimakasih
 Sutar


 
 JOINT CONVENTION BALI 2007
 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and
 Exhibition,
 Bali Convention Center, 13-16 November 2007

 
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
 shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct or
 indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of
 use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
 information posted on IAGI mailing list.
 -




-- 
http://rovicky.wordpress.com/