[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Extra-Terrestrial Impact for Mass Extinction 13,000 Ya

2007-10-11 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Dody,
   
  Teori evolusi tidak terganggu dengan adanya kepunahan masal yang rutin 
terjadi sepanjang sejarah Bumi. Kalau hanya mengacu kepada prinsip evolusi 
gradualisme yang dikemukakan Darwin pada 1859 memang kita susah menerima 
kepunahan massa sebagai paralel dengan gradualisme ala evolusi. Dalam geologi, 
evolusi gradual adalah uniformitarianisme, sedangkan kepunahan masal adalah 
katastrofisme. Dua-duanya terjadi dalam sejarah Bumi, dua-duanya aktual 
(aktualisme). Maka, evolusi pun sebenarnya terjadi melalui gradualisme, tetapi 
pada beberapa zaman diselingi katastrofisme.
   
  Kebanyakan ahli biologi  memang masih memegang pandangan gradualitas versi 
Darwin yang menyatakan bahwa spesies berevolusi dalam serangkaian 
langkah-langkah yang tak kelihatan. Menurut gagasan ini, perubahan-perubahan 
besar yang terjadi selama spesiasi merupakan akibat dari perubahan-perubahan 
kecil yang tercipta selama rentang waktu yang panjang. Dengan memakai istilah 
yang lebih formal, makroevolusi merupakan hasil akumulasi mikroevolusi.
   
  Pada awal tahun 1970-an, dua ahli paleontologi asal amerika, Niels Eldredge 
dan Stephen Jay Gould, menantang keyakinan ini. Dengan menarik kesimpulan 
berdasarkan urutan-urutan fosil, mereka mengajukan bahwa evolusi berjalan 
melalui serangkaian lompatan, bukan merupakan perubahan yang tetap. Usulan ini 
dikenal sebagai teori lompatan dalam evolusi (saltation) atau kesetimbangan 
yang terselingi (punctuated equilibrium). Dalam pandangan ini, makroevolusi 
adalah proses-proses yang terpisah dari penyesuaian rutin yang dihasilkan oleh 
seleksi alam.
   
  Pada tahun 1981, sebuah kajian yang dilakukan di Afrika tampaknya mendukung 
teori evolusi dengan selingan lompatan ini. Kajian ini menunjukkan adanya 
lompatan-lompatan mendadak dalam evolusi moluska air tawar. Rekaman fosil 
memperlihatkan setidaknya dua titik yang pada masing-masing kisaran keseluruhan 
spesies mendadak tergantikan oleh bentuk-bentuk baru.
   
  Kemudian terlihat bahwa awal dan ujung zaman-zaman dalam geologi ternyata 
merekam suatu lompatan dalam diferensiasi spesies; misalnya pada Cambrian 
explosion, kepunahan massa pada ujung Perem, dan pada ujung Kapur. 
   
  Pendapat seperti yang dikemukakan Pak Dody disebut gap theory dalam 
mengartikan muatan sains di dalam saat-saat penciptaan di Kitab Kejadian 
(Genesis). Terdapat jurang yang mahalebar antara Kejadian 1:1 (Pada mulanya 
Allah menciptakan langit dan bumi) dengan Kejadian 1:2 (Bumi belum berbentuk 
dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya...). Penganut gap theory 
mengatakan bahwa ada sekian waktu yang sangat lama antara Kejadian 1:1 dengan 
Kejadian 1:2 tersebut. Ada malapetaka sebelum masuk Kejadian 1:2. Sesudah itu, 
baru penciptaan dimulai, diciptakan lagi seluruhnya sampai akhirnya manusia.
   
  Tetapi, Kitab Kejadian bukanlah buku sains; sehingga di antara keduanya 
(Alkitab dan Sains) tak mesti saling cocok-mencocokkan, atau saling 
salah-menyalahkan. Dalam teori evolusi, kepunahan massa pada 13.000 tahun yang 
lalu adalah mekanisme selingan gradualitas evolusi yang akan menyebabkan 
lompatan diversifikasi spesies sesudahnya. Kepunahan massa 13.000 tahun yang 
lalu hanya memunahkan hewan2 besar dan sebagian manusia di Eropa Utara dan 
Amerika Utara; buaian peradaban di Afrika dan Asia tak terganggu. Tak ada 
penciptaan baru. Gajah yang kita kenal sekarang bukan berasal dari mammoth, ia 
cabang yang berbeda dalam pohon evolusi.
   
  salam,
  awang


dody darmawan [EMAIL PROTECTED] wrote:  Pak Awang,
Jika memang periodical kepunahan massal itu terjadi
berarti teori evolusi yang menyebabkan diversifikasi
kehidupan fauna di bumi ini menjadi diragukan. Bila
dilihat dari segi teori evolusi manusia makanya
terdapat missing link antara manusia modern dengan
manusia purba karena dengan adanya kepunahan massal
13000 tahun yang lalu itu juga kemungkinan memusnahkan
manusia-manusia purba, sehingga ketika Nabi Adam a.s
turun ke bumi kehidupan sudah pulih dan Tuhan memang
sudah menciptakan kembali fauna-fauna baru di bumi
yang sudah pulih dari kehancuran tersebut. Sebelumnya
saya pikir mungkin manusia purba ini punah karena
mereka kalah oleh bersaing (dibunuh) oleh keturunan
adam. Tapi setelah adanya teori kepunahan tersebut
berarti memang manusia modern tidak pernah berasal
atau bertemu dengan manusia purba. 

Salam,
Dody D
D1F88109

--- Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Penyebab kepunahan mammoth, binatang besar lainnya
 dan manusia zaman batu pada 13.000 tahun yang lalu
 (Ya –years ago) merupakan salah satu perdebatan seru
 dalam sains. Tiga penyebab kepunahan mammoth yang
 selama ini sering didiskusikan meliputi : perburuan
 yang berlebihan, perubahan iklim, dan munculnya
 virus yang mematikan. 
 
 Hasil penelitian tim riset internasional (Amerika,
 Belanda, Hongaria) yang baru-baru ini dipublikasi
 dalam Proceedings of the National Academy of
 Sciences (Agustus, 2007), Discover Magazine
 (Agustus, 2007), Jurnal Inside 

[iagi-net-l] Selamat Hari Raya Iedul Fitri

2007-10-11 Terurut Topik H.Z Abidin
Rekan-rekan ysh,

Walau wajah tak tertatap
Senyum tak terpantul
Tangan tak terjabat.
Kami layangkan pesan kalbu
Mohon Maaf Lahir dan Batin

Semoga Allah swt merahmati kita semua.
Selamat Iedul Fitri.
Selamat memperteguh  komitmen pengabdian
pada kebenaran dan kemanusiaan.

Salam,

Hasan dan keluarga


HASANUDDIN Z. ABIDIN
Prof. and Head of Geodesy Research Division
Faculty of Earth Science and Technology
Institute of Technology Bandung (ITB)
Jl. Ganesha 10, Bandung 40132, INDONESIA
Telp. : 62-22-2534286, 62-22-2530701
 Fax. : 62-22-2530702
 Mobile phone : 0811-24-7265
 E-mail : [EMAIL PROTECTED]
  [EMAIL PROTECTED]
Website : http://geodesy.gd.itb.ac.id/hzabidin


Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Extra-Terrestrial Impact for Mass Extinction 13,000 Ya

2007-10-11 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Kepunahan massal yang sering dipahami  adalah kejadian dalam satu
periode lama untuk keseluruhan permukaan bumi alam satu waktu mak
BREG. Namun yang saya pahami sekarang setelah melihat teori evolusi
dan belajar sequence stratigrafi adalah kepunahan massal seluruh bumi
tetapi tidak mak BREG, sekali gus. Kepunahan ini seperti 'arak-arakan
awan' yang mengelilingi bumi memunahkan banyak sekali sepesies tetapi
masih memebrikan ruang untuk berlari atau bersembunyi dari kejaran
kepunahan. Hmmm main petak umpet dengan kepunahan.

Kalau dalam rekaman geologi sebenarnya hal ini mudah diikuti, karena
kalau kita tahu proses sedimentasi dan erosi saja, maka ketika melihat
erosi regional bukan berarti tidak ada sedimentasi sama sekali. Proses
sedminetasi itu tetap saja terjadi ketika hampir semua permukaan
dibumi ini sedang mengalami proses erosi.
Namun dalam rekaman geologi nantinya kita akan melihat sebuah GAP yang
besar. seolah-olah pada periode itu tidak ada sedimentasi sama
sekali.

Demikian juga dengan mahluk hidup. Pada saat terjadi proses mass
extinction ini akan ada ruang untuk organisme tetap survive.
Memang yang sulit ketika menghubungkan dengan rekaman batu dan fosil
atau preserved rock and fossil, seringkali menjumpai sesuatu yg
hilang GAP (tak terekam). Karena tak terekam ini ini sering dipakai
sebagai Loncatan.

Spesiasi sendiri merupakan salah satu mekanisme evolusi yang tidak
unique. Bermacam-macam mekanisme dapat membentuk spesiasi. Dahulu
waktu kecil aku masih ingat guru menjelaskan bahwa menarik pasangan
untuk kawin merupakan salah satu mekanisme evolusi. Kumbang yang
jelek tidak akan menarik pasangannya dengan menyebar-bau-bauan,
sehingga si jelek dan apek ini menjadi sulit berkembang. Tetapi
ternyata dilain pihak daya tarik kumbang ini juga menarik predatornya
juga. Artinya sesuatu yang bagus untuk seleksi alam, juga ada
ancaman untuk kepunahan. Dan mekanisme ini hanya ada untuk binatang
yang moderen/kompleks yang sudah memiliki genital, binatang yang
sederhana tentunya tidak memiliki mekanisme evolusi yang ini, kan ?

just my 2 rupiah :)

RDP


On 10/11/07, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Pak Dody,

   Teori evolusi tidak terganggu dengan adanya kepunahan masal yang rutin 
 terjadi sepanjang sejarah Bumi. Kalau hanya mengacu kepada prinsip evolusi 
 gradualisme yang dikemukakan Darwin pada 1859 memang kita susah menerima 
 kepunahan massa sebagai paralel dengan gradualisme ala evolusi. Dalam 
 geologi, evolusi gradual adalah uniformitarianisme, sedangkan kepunahan masal 
 adalah katastrofisme. Dua-duanya terjadi dalam sejarah Bumi, dua-duanya 
 aktual (aktualisme). Maka, evolusi pun sebenarnya terjadi melalui 
 gradualisme, tetapi pada beberapa zaman diselingi katastrofisme.

   Kebanyakan ahli biologi  memang masih memegang pandangan gradualitas versi 
 Darwin yang menyatakan bahwa spesies berevolusi dalam serangkaian 
 langkah-langkah yang tak kelihatan. Menurut gagasan ini, perubahan-perubahan 
 besar yang terjadi selama spesiasi merupakan akibat dari perubahan-perubahan 
 kecil yang tercipta selama rentang waktu yang panjang. Dengan memakai istilah 
 yang lebih formal, makroevolusi merupakan hasil akumulasi mikroevolusi.

   Pada awal tahun 1970-an, dua ahli paleontologi asal amerika, Niels Eldredge 
 dan Stephen Jay Gould, menantang keyakinan ini. Dengan menarik kesimpulan 
 berdasarkan urutan-urutan fosil, mereka mengajukan bahwa evolusi berjalan 
 melalui serangkaian lompatan, bukan merupakan perubahan yang tetap. Usulan 
 ini dikenal sebagai teori lompatan dalam evolusi (saltation) atau 
 kesetimbangan yang terselingi (punctuated equilibrium). Dalam pandangan ini, 
 makroevolusi adalah proses-proses yang terpisah dari penyesuaian rutin yang 
 dihasilkan oleh seleksi alam.

   Pada tahun 1981, sebuah kajian yang dilakukan di Afrika tampaknya mendukung 
 teori evolusi dengan selingan lompatan ini. Kajian ini menunjukkan adanya 
 lompatan-lompatan mendadak dalam evolusi moluska air tawar. Rekaman fosil 
 memperlihatkan setidaknya dua titik yang pada masing-masing kisaran 
 keseluruhan spesies mendadak tergantikan oleh bentuk-bentuk baru.

   Kemudian terlihat bahwa awal dan ujung zaman-zaman dalam geologi ternyata 
 merekam suatu lompatan dalam diferensiasi spesies; misalnya pada Cambrian 
 explosion, kepunahan massa pada ujung Perem, dan pada ujung Kapur.

   Pendapat seperti yang dikemukakan Pak Dody disebut gap theory dalam 
 mengartikan muatan sains di dalam saat-saat penciptaan di Kitab Kejadian 
 (Genesis). Terdapat jurang yang mahalebar antara Kejadian 1:1 (Pada mulanya 
 Allah menciptakan langit dan bumi) dengan Kejadian 1:2 (Bumi belum berbentuk 
 dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya...). Penganut gap theory 
 mengatakan bahwa ada sekian waktu yang sangat lama antara Kejadian 1:1 dengan 
 Kejadian 1:2 tersebut. Ada malapetaka sebelum masuk Kejadian 1:2. Sesudah 
 itu, baru penciptaan dimulai, diciptakan lagi seluruhnya sampai akhirnya 
 manusia.

   Tetapi, Kitab 

RE: [iagi-net-l] Rakernas IAGI 2007

2007-10-11 Terurut Topik Turidho (TURIDHO)
Kami dari Pengda Riau sependapat dg Si-Abah dibawah ini. Perlu ditinjau ulang 
waktu pelaksanaan (durasinya) dan bentuk pertemuannya, bukan dominan PP 
sebagaimana pelaksanaannya selama ini.
Se tidak2nya pengda harus menyiapkan laporannya mengenai evaluasi program 
kerjanya masing2, dan jika ada kendala maka dicari solusinya pada forum tsb. 
Bisa juga pengda menyoroti program PP, mengevaluasi pelaksanaannya dsb.
-ido-
 

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, October 11, 2007 10:29 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Rakernas IAGI 2007




Pak Sekjen

Rakernas merupakan saat dimana PP dan
PengDa dapat berkomunikasi langung dan membahas issue sehubungan dengan 
organisasi maupun issue lain yang merupakan kepentingan atau interest bersama 
(PP dan PENGDA).
Sebagai hasil dari Rakernas maka semestinya komunikasi antar aPP dan PengDa 
akan menjadi lebih baik (PP tahu problemaitka PengDa dan PengDa juga demikian, 
beserte solusi-nya), ada persamaan presepsi mengenai issue yang penting (ump. 
mengenai Lapindo Brantas , masalah peran IAGI dalam membanti PemDa sehubungan 
dengan otonomi dsb).

Menurut saya issue yang akan dibicarkan harus diketengahkan  jauh sebelum 
Rakernas , aik oleh PP maupun PengDa.

Dari pengalaman Rakernas yang lalu saya  melihat hal berikut
:
1. Waktu pelaksanaan suka molor .
2. Banyak PengDa yang kurang
siap dengan laporan-nya
3. PP menjadi dominan  , sebagai akibat
ad. 2 diatas.
4. Rakernas tidak menghasilkan suatu keputusan yang penting.
5. Waktu Rakernas yang singkat (karena disisipkan di PIT, padahal bukan suatu 
keharusan) menyebabkan pembahasan sering tidak bisa tuntas.

Semoga Pak Sekjen dapat memperbaikinya , sehingga Rakernas tahun ini benar 
benar berbobot.
Beberapa materi /issue
yang dapat dibicarakan al. Sertifikasi , Dewan Penghargaan dan Kehormatan dan 
pemberian penghargaan yang bersistim kepada tokoh ahli kebumian Indonesia , 
koordinasi Pengda didaerah bencana dengan Pemda dsb)

Si-Abah





    Rekan2 PP dan Pengda IAGI 
 
 Rapat persiapan JCB memutuskan Rakernas IAGI di Bali, 14

 November jam 19. Mohon konfirmasi dan masukan agenda

acara. 
 
 Surat resmi akan segera dikirim. Terimakasih.

 
 R i d w a n
 



 JOINT CONVENTION BALI 2007
 The 32nd HAGI, the 36th
IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
 Exhibition,
 Bali Convention Center, 13-16 November 2007



 To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id 
 To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id 
 Visit IAGI Website:
http://iagi.or.id 
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: 
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123
0085005314 
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara 
 Mulia No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ 
 IAGI-net
Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi 

- 
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
information 
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI
or others. In no event 
 shall IAGI be liable for any, including
but not limited to direct or 
 indirect damages, or damages of
any kind whatsoever, resulting from loss 
 of use, data or
profits, arising out of or in connection with the use of 
 any
information posted on IAGI mailing list. 

- 
 
 


JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be 
liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or 
damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, 
arising out of or in connection with the use of any 

Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Extra-Terrestrial Impact for Mass Extinction 13,000 Ya

2007-10-11 Terurut Topik Awang Satyana
Walaupun bukunya diberi judul Asal-Muasal Spesies (The Origin of Species), 
Darwin relatif tidak banyak menyinggung tentang bagaimana spesies baru itu 
muncul. Ketika ia melakukannya, ia memfokuskan diri terutama kepada apa yang 
disebut sebagai 'evolusi vertikal'. Kini, kita mengetahui lebih baik daripada 
Darwin soal spesiasi.
   
  Spesies baru dapat berevolusi dengan dua cara yang berbeda. Pada evolusi 
vertikal, atau 'anagenesis', suatu spesies secara bertahap menjadi begitu 
berbeda dari bentukan awalnya sehingga pada akhirnya suatu spesies baru 
tercipta. Bentuk kedua yang lebih umum terjadi adalah 'kladogenesis'. Proses 
ini terjadi ketika suatu spesies awal mulai mengalami percabanyan menjadi 
sejumlah galur genetik yang berbeda, yang pada akhirnya setiap galur akan 
menghasilkan spesies yang berbeda.
   
  Agar suatu spesies asli mengalami pemisahan, galur-galur yang terpisah 
haruslah terisolasi dalam cara yang dapat mencegah mereka saling kawin. 
Mekanisme isolasi yang paling jelas adalah penghalang fisik seperti pegunungan 
tinggi atau lautan luas yang akan mencegah aliran genetik di antara galur-galur 
yang ada. Ini yang kita sebut sebagai 'spesiasi alopatrik' - yaitu spesiasi 
melalui barier geografi. Bisa terjadi juga isolasi reproduktif ketika masing2 
spesies berkembang secara lain sehingga tak saling mengawini, ini kita sebut 
'spesiasi simpatrik'
   
  Spesiai simpatrik masih merupakan suatu hal yang kontroversial. Percobaan2 
dengan lalat buah (pasti ingat Drosophyla melanogaster ini) menunjukkan bahwa 
preferensi kawin dapat memicu terjadinya seleksi yang mengacaukan pada 
populasi2 simpatrik.
   
  Pada fauna2 yang sederhana macam protozoa memang mekanisme evolusinya lain, 
tak semudah melihat spesiasi pada fauna2 yang lebih tinggi tingkatannya. Laju 
spesiasi pada hewan2 sederhana ini juga sangat lambat sehingga spesiasi seolah 
tak terjadi. Protozoa zaman Kambrium kelihatannya masih sama dengan protozoa 
zaman sekarang. Tetapi semakin tinggi tingkat fauna, semakin terlihat 
spesiasinya, juga dalam tinggalan2 fosilnya.
   
  salam,
  awang

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kepunahan massal yang sering dipahami adalah kejadian dalam satu
periode lama untuk keseluruhan permukaan bumi alam satu waktu mak
BREG. Namun yang saya pahami sekarang setelah melihat teori evolusi
dan belajar sequence stratigrafi adalah kepunahan massal seluruh bumi
tetapi tidak mak BREG, sekali gus. Kepunahan ini seperti 'arak-arakan
awan' yang mengelilingi bumi memunahkan banyak sekali sepesies tetapi
masih memebrikan ruang untuk berlari atau bersembunyi dari kejaran
kepunahan. Hmmm main petak umpet dengan kepunahan.

Kalau dalam rekaman geologi sebenarnya hal ini mudah diikuti, karena
kalau kita tahu proses sedimentasi dan erosi saja, maka ketika melihat
erosi regional bukan berarti tidak ada sedimentasi sama sekali. Proses
sedminetasi itu tetap saja terjadi ketika hampir semua permukaan
dibumi ini sedang mengalami proses erosi.
Namun dalam rekaman geologi nantinya kita akan melihat sebuah GAP yang
besar. seolah-olah pada periode itu tidak ada sedimentasi sama
sekali.

Demikian juga dengan mahluk hidup. Pada saat terjadi proses mass
extinction ini akan ada ruang untuk organisme tetap survive.
Memang yang sulit ketika menghubungkan dengan rekaman batu dan fosil
atau preserved rock and fossil, seringkali menjumpai sesuatu yg
hilang GAP (tak terekam). Karena tak terekam ini ini sering dipakai
sebagai Loncatan.

Spesiasi sendiri merupakan salah satu mekanisme evolusi yang tidak
unique. Bermacam-macam mekanisme dapat membentuk spesiasi. Dahulu
waktu kecil aku masih ingat guru menjelaskan bahwa menarik pasangan
untuk kawin merupakan salah satu mekanisme evolusi. Kumbang yang
jelek tidak akan menarik pasangannya dengan menyebar-bau-bauan,
sehingga si jelek dan apek ini menjadi sulit berkembang. Tetapi
ternyata dilain pihak daya tarik kumbang ini juga menarik predatornya
juga. Artinya sesuatu yang bagus untuk seleksi alam, juga ada
ancaman untuk kepunahan. Dan mekanisme ini hanya ada untuk binatang
yang moderen/kompleks yang sudah memiliki genital, binatang yang
sederhana tentunya tidak memiliki mekanisme evolusi yang ini, kan ?

just my 2 rupiah :)

RDP


On 10/11/07, Awang Satyana wrote:
 Pak Dody,

 Teori evolusi tidak terganggu dengan adanya kepunahan masal yang rutin 
 terjadi sepanjang sejarah Bumi. Kalau hanya mengacu kepada prinsip evolusi 
 gradualisme yang dikemukakan Darwin pada 1859 memang kita susah menerima 
 kepunahan massa sebagai paralel dengan gradualisme ala evolusi. Dalam 
 geologi, evolusi gradual adalah uniformitarianisme, sedangkan kepunahan masal 
 adalah katastrofisme. Dua-duanya terjadi dalam sejarah Bumi, dua-duanya 
 aktual (aktualisme). Maka, evolusi pun sebenarnya terjadi melalui 
 gradualisme, tetapi pada beberapa zaman diselingi katastrofisme.

 Kebanyakan ahli biologi memang masih memegang pandangan gradualitas versi 
 Darwin yang menyatakan bahwa spesies berevolusi 

RE: [iagi-net-l] Darimana asalnya air ?

2007-10-11 Terurut Topik Fajar Lubis
Sampai tahun 60-an para ahli masih memperdebatkan apakah air tawar berasal dari 
dalam bumi (mata air, air hasil dari pembentukan batuan dsb) ataukah dari hujan.
   
  Pada dasawarsa 70-an hampir semua ahli sumberdaya air sepakat bahwa 90% air 
tawar berasal dari siklus hujan (siklus hidrologi). Ini yang menerangkan kenapa 
hampir semua model ketersediaan air dihitung dengan konsep berdasarkan 
ketersediaan air hujan di wilayah tersebut.
   
  10 % yang bukan berasal dari hujan dikalsifikasikan sebagai air juvenil 
(berasal dari inti bumi), air metamorfik (berasal dari proses pembentukan 
batuan metamorf), air magmatik, air fosil dll. Mengingat komposisi kimianya 
yang kaya dengan mineral, maka sulit untuk dikatakan sebagai sumber air tawar 
yang layak dikonsumsi secara langsung.
   
  Sepakat dengan Pak Awang ... Memang perkembangan dalam ilmu penentuan umur 
secara umum membawa para ahli kepada kesimpulan bahwa air berasal dari `extra 
terestial` yang dibawa oleh meteor dan komet 3,8 milyard tahun yang lalu.
   
  Pertanyaan yang menarik adalah fenomena tabrakan meteor/komet/planetisimal 
ini tentu saja akan berlangsung di planet-planet yang lain. Lalu mengapa hanya 
di Bumi fenomena ini dapat berkondensasi menjadi lautan yang akhirnya memicu 
terjadinya siklus hidrologi?
   
  Salahsatu jawaban yang ada saat ini adalah akibat proses tektonik bumi yang 
memicu letusan gunungapi yang pada akhirnya membentuk lapisan atmosfer. Tentu 
saja masih banyak jawaban lain yang menunggu pembuktian dari para ahli kebumian.
   
  Apapun jawaban yang benar ... Tampaknya alam Bumi ini adalah satu kesatuan 
yang saling kait mengkait

   
  Keep on search  Selamat Iedul Fithri 1428 H Mohon Maaf Lahir Batin,
  Fajar (1141)
  
==
  Hystory of Water Cycle (from many sources) :
   
  • Water was delivered to primitive Earth by planetesimals, meteors and comets 
during its accretionary phase, which was largely complete by 3.8 billion years 
ago (bya).
  
• Water was released from Earth’s crust in volcanic eruptions (degassing), but 
remained in the atmosphere as long as Earth’s surface temperature was 100°C.
  
• Once Earth cooled below 100°C, most water condensed to form the oceans.
  
• Enough water vapor and CO2 remained in the atmpsohere to keep the temperature 
of Earth’s surface above freezing; without this Greenhouse effect the Earth 
might have  remained frozen, like Mars.
  
• There is good evidence of liquid water on Earth at 3.8 bya, and the volume of 
water has not changed appreciably since then.
   
  • Throughout Earth’s history, changes in relative sea level have occurred 
during times of tectonic activity that increases (or decreases) the volume of 
submarine mountains, and/or global temperature changes that lead to 
glaciation/deglaciation.
  
• The geologic record shows large changes in ocean volume, as evidenced by 
del-18O of marine carbonates, that accompanied repeated glaciation during the 
Pleistocene Epoch (2 mya). 
   
  • During the last peak glaciation (18,000 ybp) 42,000,000 km3 of seawater was 
trapped in polar ice caps, or 3% of oceans volume, and this lowered sealevel by 
120 m relative to the present day.
  
• Continental glaciations thus represent a major disruption in the Earth’s 
hydrologic cycle, or a loss of steady state conditions.
   
  • Some examples of perturbations in the hydrologic cycle due to glacial / 
interglacials and the accompanying global cooling include:
- lower rates of evaporation
- reduced circulation of moisture through the atmosphere
- reduced precipitation
  
• One model suggests that 18,000 ybp total ppt was 14% lower than at present, 
deserts expanded, NPP and terrestrial biomass were lower, greater erosion 
increased dust flux to the deep sea as recorded in deep sea sediments and ice 
caps, and loess deposits on land. In contrast, the SW US climate ameliorated 
during this time period.
  
...

   
-
Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story.
 Play Sims Stories at Yahoo! Games. 

Re: [iagi-net-l] Rakernas IAGI 2007

2007-10-11 Terurut Topik Ridwan Djamaluddin

Abah, Mas Ido,

Terimakasih banyak atas masukan dan komentarnya. Insya 
Allah kita siapkan acara Rakernas yang lebih produktif. 

Buat seluruh anggota IAGI, PP IAGI menghaturkan Selamat 
Iedul Fitri 1428H, mohon maaf lahir dan bathin.


Salam,

Ridwan Djamaluddin
Sekretaris Jenderal

On Thu, 11 Oct 2007 13:32:28 +0700
 Turidho (TURIDHO) [EMAIL PROTECTED] wrote:
Kami dari Pengda Riau sependapat dg Si-Abah dibawah ini. 
Perlu ditinjau ulang waktu pelaksanaan (durasinya) dan 
bentuk pertemuannya, bukan dominan PP sebagaimana 
pelaksanaannya selama ini.
Se tidak2nya pengda harus menyiapkan laporannya mengenai 
evaluasi program kerjanya masing2, dan jika ada kendala 
maka dicari solusinya pada forum tsb. Bisa juga pengda 
menyoroti program PP, mengevaluasi pelaksanaannya dsb.

-ido-
 


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, October 11, 2007 10:29 AM

To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Rakernas IAGI 2007






Pak Sekjen

Rakernas merupakan saat dimana PP dan
PengDa dapat berkomunikasi langung dan membahas issue 
sehubungan dengan organisasi maupun issue lain yang 
merupakan kepentingan atau interest bersama (PP dan 
PENGDA).
Sebagai hasil dari Rakernas maka semestinya komunikasi 
antar aPP dan PengDa akan menjadi lebih baik (PP tahu 
problemaitka PengDa dan PengDa juga demikian, beserte 
solusi-nya), ada persamaan presepsi mengenai issue yang 
penting (ump. mengenai Lapindo Brantas , masalah peran 
IAGI dalam membanti PemDa sehubungan dengan otonomi dsb).


Menurut saya issue yang akan dibicarkan harus 
diketengahkan  jauh sebelum Rakernas , aik oleh PP maupun 
PengDa.


Dari pengalaman Rakernas yang lalu saya  melihat hal 
berikut

:
1. Waktu pelaksanaan suka molor .
2. Banyak PengDa yang kurang
siap dengan laporan-nya
3. PP menjadi dominan  , sebagai akibat
ad. 2 diatas.
4. Rakernas tidak menghasilkan suatu keputusan yang 
penting.
5. Waktu Rakernas yang singkat (karena disisipkan di PIT, 
padahal bukan suatu keharusan) menyebabkan pembahasan 
sering tidak bisa tuntas.


Semoga Pak Sekjen dapat memperbaikinya , sehingga 
Rakernas tahun ini benar benar berbobot.

Beberapa materi /issue
yang dapat dibicarakan al. Sertifikasi , Dewan 
Penghargaan dan Kehormatan dan pemberian penghargaan yang 
bersistim kepada tokoh ahli kebumian Indonesia , 
koordinasi Pengda didaerah bencana dengan Pemda dsb)


Si-Abah





    Rekan2 PP dan Pengda IAGI 


Rapat persiapan JCB memutuskan Rakernas IAGI di Bali, 14



November jam 19. Mohon konfirmasi dan masukan agenda

acara. 


Surat resmi akan segera dikirim. Terimakasih.




R i d w a n






JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th
IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 

Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007





To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id 

To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id 

Visit IAGI Website:
http://iagi.or.id 
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: 
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123
0085005314 
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA 
KCP. Manara 
Mulia No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ 

IAGI-net
Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi 


- 

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI
or others. In no event 

shall IAGI be liable for any, including
but not limited to direct or 

indirect damages, or damages of
any kind whatsoever, resulting from loss 

of use, data or
profits, arising out of or in connection with the use of 

any
information posted on IAGI mailing list. 


- 






JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual 
Convention and Exhibition,

Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: 
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: 
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: 
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Re: [iagi-net-l] Darimana asalnya air ?

2007-10-11 Terurut Topik kartiko samodro
menarik
apa memang proses tektonik lempeng hanya ada di bumi ?


On 10/11/07, Fajar Lubis [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sampai tahun 60-an para ahli masih memperdebatkan apakah air tawar berasal
 dari dalam bumi (mata air, air hasil dari pembentukan batuan dsb) ataukah
 dari hujan.

 Pada dasawarsa 70-an hampir semua ahli sumberdaya air sepakat bahwa 90%
 air tawar berasal dari siklus hujan (siklus hidrologi). Ini yang menerangkan
 kenapa hampir semua model ketersediaan air dihitung dengan konsep
 berdasarkan ketersediaan air hujan di wilayah tersebut.

 10 % yang bukan berasal dari hujan dikalsifikasikan sebagai air juvenil
 (berasal dari inti bumi), air metamorfik (berasal dari proses pembentukan
 batuan metamorf), air magmatik, air fosil dll. Mengingat komposisi kimianya
 yang kaya dengan mineral, maka sulit untuk dikatakan sebagai sumber air
 tawar yang layak dikonsumsi secara langsung.

 Sepakat dengan Pak Awang ... Memang perkembangan dalam ilmu penentuan umur
 secara umum membawa para ahli kepada kesimpulan bahwa air berasal dari
 `extra terestial` yang dibawa oleh meteor dan komet 3,8 milyard tahun yang
 lalu.

 Pertanyaan yang menarik adalah fenomena tabrakan meteor/komet/planetisimal
 ini tentu saja akan berlangsung di planet-planet yang lain. Lalu mengapa
 hanya di Bumi fenomena ini dapat berkondensasi menjadi lautan yang akhirnya
 memicu terjadinya siklus hidrologi?

 Salahsatu jawaban yang ada saat ini adalah akibat proses tektonik bumi
 yang memicu letusan gunungapi yang pada akhirnya membentuk lapisan atmosfer.
 Tentu saja masih banyak jawaban lain yang menunggu pembuktian dari para ahli
 kebumian.

 Apapun jawaban yang benar ... Tampaknya alam Bumi ini adalah satu kesatuan
 yang saling kait mengkait


 Keep on search  Selamat Iedul Fithri 1428 H Mohon Maaf Lahir Batin,
 Fajar (1141)

 ==
 Hystory of Water Cycle (from many sources) :

 • Water was delivered to primitive Earth by planetesimals, meteors and
 comets during its accretionary phase, which was largely complete by 
 3.8billion years ago (bya).

 • Water was released from Earth's crust in volcanic eruptions (degassing),
 but remained in the atmosphere as long as Earth's surface temperature was
 100°C.

 • Once Earth cooled below 100°C, most water condensed to form the oceans.

 • Enough water vapor and CO2 remained in the atmpsohere to keep the
 temperature of Earth's surface above freezing; without this Greenhouse
 effect the Earth might have  remained frozen, like Mars.

 • There is good evidence of liquid water on Earth at 3.8 bya, and the
 volume of water has not changed appreciably since then.

 • Throughout Earth's history, changes in relative sea level have occurred
 during times of tectonic activity that increases (or decreases) the volume
 of submarine mountains, and/or global temperature changes that lead to
 glaciation/deglaciation.

 • The geologic record shows large changes in ocean volume, as evidenced by
 del-18O of marine carbonates, that accompanied repeated glaciation during
 the Pleistocene Epoch (2 mya).

 • During the last peak glaciation (18,000 ybp) 42,000,000 km3 of seawater
 was trapped in polar ice caps, or 3% of oceans volume, and this lowered
 sealevel by 120 m relative to the present day.

 • Continental glaciations thus represent a major disruption in the Earth's
 hydrologic cycle, or a loss of steady state conditions.

 • Some examples of perturbations in the hydrologic cycle due to glacial /
 interglacials and the accompanying global cooling include:
 - lower rates of evaporation
 - reduced circulation of moisture through the atmosphere
 - reduced precipitation

 • One model suggests that 18,000 ybp total ppt was 14% lower than at
 present, deserts expanded, NPP and terrestrial biomass were lower, greater
 erosion increased dust flux to the deep sea as recorded in deep sea
 sediments and ice caps, and loess deposits on land. In contrast, the SW US
 climate ameliorated during this time period.

 ...


 -
 Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story.
 Play Sims Stories at Yahoo! Games.


[iagi-net-l] Selamat Idul Fitri

2007-10-11 Terurut Topik yanto salim
Rekan rekan semua 

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI, 1 SYAWAL 1428 H.
MOHON MAAF LAHIR BATHIN.

yanto salim dan kel.


  
 
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! 
http://id.yahoo.com/