[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Extra-Terrestrial Impact for Mass Extinction 13,000 Ya
Pak Dody, Teori evolusi tidak terganggu dengan adanya kepunahan masal yang rutin terjadi sepanjang sejarah Bumi. Kalau hanya mengacu kepada prinsip evolusi gradualisme yang dikemukakan Darwin pada 1859 memang kita susah menerima kepunahan massa sebagai paralel dengan gradualisme ala evolusi. Dalam geologi, evolusi gradual adalah uniformitarianisme, sedangkan kepunahan masal adalah katastrofisme. Dua-duanya terjadi dalam sejarah Bumi, dua-duanya aktual (aktualisme). Maka, evolusi pun sebenarnya terjadi melalui gradualisme, tetapi pada beberapa zaman diselingi katastrofisme. Kebanyakan ahli biologi memang masih memegang pandangan gradualitas versi Darwin yang menyatakan bahwa spesies berevolusi dalam serangkaian langkah-langkah yang tak kelihatan. Menurut gagasan ini, perubahan-perubahan besar yang terjadi selama spesiasi merupakan akibat dari perubahan-perubahan kecil yang tercipta selama rentang waktu yang panjang. Dengan memakai istilah yang lebih formal, makroevolusi merupakan hasil akumulasi mikroevolusi. Pada awal tahun 1970-an, dua ahli paleontologi asal amerika, Niels Eldredge dan Stephen Jay Gould, menantang keyakinan ini. Dengan menarik kesimpulan berdasarkan urutan-urutan fosil, mereka mengajukan bahwa evolusi berjalan melalui serangkaian lompatan, bukan merupakan perubahan yang tetap. Usulan ini dikenal sebagai teori lompatan dalam evolusi (saltation) atau kesetimbangan yang terselingi (punctuated equilibrium). Dalam pandangan ini, makroevolusi adalah proses-proses yang terpisah dari penyesuaian rutin yang dihasilkan oleh seleksi alam. Pada tahun 1981, sebuah kajian yang dilakukan di Afrika tampaknya mendukung teori evolusi dengan selingan lompatan ini. Kajian ini menunjukkan adanya lompatan-lompatan mendadak dalam evolusi moluska air tawar. Rekaman fosil memperlihatkan setidaknya dua titik yang pada masing-masing kisaran keseluruhan spesies mendadak tergantikan oleh bentuk-bentuk baru. Kemudian terlihat bahwa awal dan ujung zaman-zaman dalam geologi ternyata merekam suatu lompatan dalam diferensiasi spesies; misalnya pada Cambrian explosion, kepunahan massa pada ujung Perem, dan pada ujung Kapur. Pendapat seperti yang dikemukakan Pak Dody disebut gap theory dalam mengartikan muatan sains di dalam saat-saat penciptaan di Kitab Kejadian (Genesis). Terdapat jurang yang mahalebar antara Kejadian 1:1 (Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi) dengan Kejadian 1:2 (Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya...). Penganut gap theory mengatakan bahwa ada sekian waktu yang sangat lama antara Kejadian 1:1 dengan Kejadian 1:2 tersebut. Ada malapetaka sebelum masuk Kejadian 1:2. Sesudah itu, baru penciptaan dimulai, diciptakan lagi seluruhnya sampai akhirnya manusia. Tetapi, Kitab Kejadian bukanlah buku sains; sehingga di antara keduanya (Alkitab dan Sains) tak mesti saling cocok-mencocokkan, atau saling salah-menyalahkan. Dalam teori evolusi, kepunahan massa pada 13.000 tahun yang lalu adalah mekanisme selingan gradualitas evolusi yang akan menyebabkan lompatan diversifikasi spesies sesudahnya. Kepunahan massa 13.000 tahun yang lalu hanya memunahkan hewan2 besar dan sebagian manusia di Eropa Utara dan Amerika Utara; buaian peradaban di Afrika dan Asia tak terganggu. Tak ada penciptaan baru. Gajah yang kita kenal sekarang bukan berasal dari mammoth, ia cabang yang berbeda dalam pohon evolusi. salam, awang dody darmawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Jika memang periodical kepunahan massal itu terjadi berarti teori evolusi yang menyebabkan diversifikasi kehidupan fauna di bumi ini menjadi diragukan. Bila dilihat dari segi teori evolusi manusia makanya terdapat missing link antara manusia modern dengan manusia purba karena dengan adanya kepunahan massal 13000 tahun yang lalu itu juga kemungkinan memusnahkan manusia-manusia purba, sehingga ketika Nabi Adam a.s turun ke bumi kehidupan sudah pulih dan Tuhan memang sudah menciptakan kembali fauna-fauna baru di bumi yang sudah pulih dari kehancuran tersebut. Sebelumnya saya pikir mungkin manusia purba ini punah karena mereka kalah oleh bersaing (dibunuh) oleh keturunan adam. Tapi setelah adanya teori kepunahan tersebut berarti memang manusia modern tidak pernah berasal atau bertemu dengan manusia purba. Salam, Dody D D1F88109 --- Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Penyebab kepunahan mammoth, binatang besar lainnya dan manusia zaman batu pada 13.000 tahun yang lalu (Ya years ago) merupakan salah satu perdebatan seru dalam sains. Tiga penyebab kepunahan mammoth yang selama ini sering didiskusikan meliputi : perburuan yang berlebihan, perubahan iklim, dan munculnya virus yang mematikan. Hasil penelitian tim riset internasional (Amerika, Belanda, Hongaria) yang baru-baru ini dipublikasi dalam Proceedings of the National Academy of Sciences (Agustus, 2007), Discover Magazine (Agustus, 2007), Jurnal Inside
[iagi-net-l] Selamat Hari Raya Iedul Fitri
Rekan-rekan ysh, Walau wajah tak tertatap Senyum tak terpantul Tangan tak terjabat. Kami layangkan pesan kalbu Mohon Maaf Lahir dan Batin Semoga Allah swt merahmati kita semua. Selamat Iedul Fitri. Selamat memperteguh komitmen pengabdian pada kebenaran dan kemanusiaan. Salam, Hasan dan keluarga HASANUDDIN Z. ABIDIN Prof. and Head of Geodesy Research Division Faculty of Earth Science and Technology Institute of Technology Bandung (ITB) Jl. Ganesha 10, Bandung 40132, INDONESIA Telp. : 62-22-2534286, 62-22-2530701 Fax. : 62-22-2530702 Mobile phone : 0811-24-7265 E-mail : [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Website : http://geodesy.gd.itb.ac.id/hzabidin
Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Extra-Terrestrial Impact for Mass Extinction 13,000 Ya
Kepunahan massal yang sering dipahami adalah kejadian dalam satu periode lama untuk keseluruhan permukaan bumi alam satu waktu mak BREG. Namun yang saya pahami sekarang setelah melihat teori evolusi dan belajar sequence stratigrafi adalah kepunahan massal seluruh bumi tetapi tidak mak BREG, sekali gus. Kepunahan ini seperti 'arak-arakan awan' yang mengelilingi bumi memunahkan banyak sekali sepesies tetapi masih memebrikan ruang untuk berlari atau bersembunyi dari kejaran kepunahan. Hmmm main petak umpet dengan kepunahan. Kalau dalam rekaman geologi sebenarnya hal ini mudah diikuti, karena kalau kita tahu proses sedimentasi dan erosi saja, maka ketika melihat erosi regional bukan berarti tidak ada sedimentasi sama sekali. Proses sedminetasi itu tetap saja terjadi ketika hampir semua permukaan dibumi ini sedang mengalami proses erosi. Namun dalam rekaman geologi nantinya kita akan melihat sebuah GAP yang besar. seolah-olah pada periode itu tidak ada sedimentasi sama sekali. Demikian juga dengan mahluk hidup. Pada saat terjadi proses mass extinction ini akan ada ruang untuk organisme tetap survive. Memang yang sulit ketika menghubungkan dengan rekaman batu dan fosil atau preserved rock and fossil, seringkali menjumpai sesuatu yg hilang GAP (tak terekam). Karena tak terekam ini ini sering dipakai sebagai Loncatan. Spesiasi sendiri merupakan salah satu mekanisme evolusi yang tidak unique. Bermacam-macam mekanisme dapat membentuk spesiasi. Dahulu waktu kecil aku masih ingat guru menjelaskan bahwa menarik pasangan untuk kawin merupakan salah satu mekanisme evolusi. Kumbang yang jelek tidak akan menarik pasangannya dengan menyebar-bau-bauan, sehingga si jelek dan apek ini menjadi sulit berkembang. Tetapi ternyata dilain pihak daya tarik kumbang ini juga menarik predatornya juga. Artinya sesuatu yang bagus untuk seleksi alam, juga ada ancaman untuk kepunahan. Dan mekanisme ini hanya ada untuk binatang yang moderen/kompleks yang sudah memiliki genital, binatang yang sederhana tentunya tidak memiliki mekanisme evolusi yang ini, kan ? just my 2 rupiah :) RDP On 10/11/07, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Dody, Teori evolusi tidak terganggu dengan adanya kepunahan masal yang rutin terjadi sepanjang sejarah Bumi. Kalau hanya mengacu kepada prinsip evolusi gradualisme yang dikemukakan Darwin pada 1859 memang kita susah menerima kepunahan massa sebagai paralel dengan gradualisme ala evolusi. Dalam geologi, evolusi gradual adalah uniformitarianisme, sedangkan kepunahan masal adalah katastrofisme. Dua-duanya terjadi dalam sejarah Bumi, dua-duanya aktual (aktualisme). Maka, evolusi pun sebenarnya terjadi melalui gradualisme, tetapi pada beberapa zaman diselingi katastrofisme. Kebanyakan ahli biologi memang masih memegang pandangan gradualitas versi Darwin yang menyatakan bahwa spesies berevolusi dalam serangkaian langkah-langkah yang tak kelihatan. Menurut gagasan ini, perubahan-perubahan besar yang terjadi selama spesiasi merupakan akibat dari perubahan-perubahan kecil yang tercipta selama rentang waktu yang panjang. Dengan memakai istilah yang lebih formal, makroevolusi merupakan hasil akumulasi mikroevolusi. Pada awal tahun 1970-an, dua ahli paleontologi asal amerika, Niels Eldredge dan Stephen Jay Gould, menantang keyakinan ini. Dengan menarik kesimpulan berdasarkan urutan-urutan fosil, mereka mengajukan bahwa evolusi berjalan melalui serangkaian lompatan, bukan merupakan perubahan yang tetap. Usulan ini dikenal sebagai teori lompatan dalam evolusi (saltation) atau kesetimbangan yang terselingi (punctuated equilibrium). Dalam pandangan ini, makroevolusi adalah proses-proses yang terpisah dari penyesuaian rutin yang dihasilkan oleh seleksi alam. Pada tahun 1981, sebuah kajian yang dilakukan di Afrika tampaknya mendukung teori evolusi dengan selingan lompatan ini. Kajian ini menunjukkan adanya lompatan-lompatan mendadak dalam evolusi moluska air tawar. Rekaman fosil memperlihatkan setidaknya dua titik yang pada masing-masing kisaran keseluruhan spesies mendadak tergantikan oleh bentuk-bentuk baru. Kemudian terlihat bahwa awal dan ujung zaman-zaman dalam geologi ternyata merekam suatu lompatan dalam diferensiasi spesies; misalnya pada Cambrian explosion, kepunahan massa pada ujung Perem, dan pada ujung Kapur. Pendapat seperti yang dikemukakan Pak Dody disebut gap theory dalam mengartikan muatan sains di dalam saat-saat penciptaan di Kitab Kejadian (Genesis). Terdapat jurang yang mahalebar antara Kejadian 1:1 (Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi) dengan Kejadian 1:2 (Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya...). Penganut gap theory mengatakan bahwa ada sekian waktu yang sangat lama antara Kejadian 1:1 dengan Kejadian 1:2 tersebut. Ada malapetaka sebelum masuk Kejadian 1:2. Sesudah itu, baru penciptaan dimulai, diciptakan lagi seluruhnya sampai akhirnya manusia. Tetapi, Kitab
RE: [iagi-net-l] Rakernas IAGI 2007
Kami dari Pengda Riau sependapat dg Si-Abah dibawah ini. Perlu ditinjau ulang waktu pelaksanaan (durasinya) dan bentuk pertemuannya, bukan dominan PP sebagaimana pelaksanaannya selama ini. Se tidak2nya pengda harus menyiapkan laporannya mengenai evaluasi program kerjanya masing2, dan jika ada kendala maka dicari solusinya pada forum tsb. Bisa juga pengda menyoroti program PP, mengevaluasi pelaksanaannya dsb. -ido- -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, October 11, 2007 10:29 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Rakernas IAGI 2007 Pak Sekjen Rakernas merupakan saat dimana PP dan PengDa dapat berkomunikasi langung dan membahas issue sehubungan dengan organisasi maupun issue lain yang merupakan kepentingan atau interest bersama (PP dan PENGDA). Sebagai hasil dari Rakernas maka semestinya komunikasi antar aPP dan PengDa akan menjadi lebih baik (PP tahu problemaitka PengDa dan PengDa juga demikian, beserte solusi-nya), ada persamaan presepsi mengenai issue yang penting (ump. mengenai Lapindo Brantas , masalah peran IAGI dalam membanti PemDa sehubungan dengan otonomi dsb). Menurut saya issue yang akan dibicarkan harus diketengahkan jauh sebelum Rakernas , aik oleh PP maupun PengDa. Dari pengalaman Rakernas yang lalu saya melihat hal berikut : 1. Waktu pelaksanaan suka molor . 2. Banyak PengDa yang kurang siap dengan laporan-nya 3. PP menjadi dominan , sebagai akibat ad. 2 diatas. 4. Rakernas tidak menghasilkan suatu keputusan yang penting. 5. Waktu Rakernas yang singkat (karena disisipkan di PIT, padahal bukan suatu keharusan) menyebabkan pembahasan sering tidak bisa tuntas. Semoga Pak Sekjen dapat memperbaikinya , sehingga Rakernas tahun ini benar benar berbobot. Beberapa materi /issue yang dapat dibicarakan al. Sertifikasi , Dewan Penghargaan dan Kehormatan dan pemberian penghargaan yang bersistim kepada tokoh ahli kebumian Indonesia , koordinasi Pengda didaerah bencana dengan Pemda dsb) Si-Abah Rekan2 PP dan Pengda IAGI Rapat persiapan JCB memutuskan Rakernas IAGI di Bali, 14 November jam 19. Mohon konfirmasi dan masukan agenda acara. Surat resmi akan segera dikirim. Terimakasih. R i d w a n JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Extra-Terrestrial Impact for Mass Extinction 13,000 Ya
Walaupun bukunya diberi judul Asal-Muasal Spesies (The Origin of Species), Darwin relatif tidak banyak menyinggung tentang bagaimana spesies baru itu muncul. Ketika ia melakukannya, ia memfokuskan diri terutama kepada apa yang disebut sebagai 'evolusi vertikal'. Kini, kita mengetahui lebih baik daripada Darwin soal spesiasi. Spesies baru dapat berevolusi dengan dua cara yang berbeda. Pada evolusi vertikal, atau 'anagenesis', suatu spesies secara bertahap menjadi begitu berbeda dari bentukan awalnya sehingga pada akhirnya suatu spesies baru tercipta. Bentuk kedua yang lebih umum terjadi adalah 'kladogenesis'. Proses ini terjadi ketika suatu spesies awal mulai mengalami percabanyan menjadi sejumlah galur genetik yang berbeda, yang pada akhirnya setiap galur akan menghasilkan spesies yang berbeda. Agar suatu spesies asli mengalami pemisahan, galur-galur yang terpisah haruslah terisolasi dalam cara yang dapat mencegah mereka saling kawin. Mekanisme isolasi yang paling jelas adalah penghalang fisik seperti pegunungan tinggi atau lautan luas yang akan mencegah aliran genetik di antara galur-galur yang ada. Ini yang kita sebut sebagai 'spesiasi alopatrik' - yaitu spesiasi melalui barier geografi. Bisa terjadi juga isolasi reproduktif ketika masing2 spesies berkembang secara lain sehingga tak saling mengawini, ini kita sebut 'spesiasi simpatrik' Spesiai simpatrik masih merupakan suatu hal yang kontroversial. Percobaan2 dengan lalat buah (pasti ingat Drosophyla melanogaster ini) menunjukkan bahwa preferensi kawin dapat memicu terjadinya seleksi yang mengacaukan pada populasi2 simpatrik. Pada fauna2 yang sederhana macam protozoa memang mekanisme evolusinya lain, tak semudah melihat spesiasi pada fauna2 yang lebih tinggi tingkatannya. Laju spesiasi pada hewan2 sederhana ini juga sangat lambat sehingga spesiasi seolah tak terjadi. Protozoa zaman Kambrium kelihatannya masih sama dengan protozoa zaman sekarang. Tetapi semakin tinggi tingkat fauna, semakin terlihat spesiasinya, juga dalam tinggalan2 fosilnya. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Kepunahan massal yang sering dipahami adalah kejadian dalam satu periode lama untuk keseluruhan permukaan bumi alam satu waktu mak BREG. Namun yang saya pahami sekarang setelah melihat teori evolusi dan belajar sequence stratigrafi adalah kepunahan massal seluruh bumi tetapi tidak mak BREG, sekali gus. Kepunahan ini seperti 'arak-arakan awan' yang mengelilingi bumi memunahkan banyak sekali sepesies tetapi masih memebrikan ruang untuk berlari atau bersembunyi dari kejaran kepunahan. Hmmm main petak umpet dengan kepunahan. Kalau dalam rekaman geologi sebenarnya hal ini mudah diikuti, karena kalau kita tahu proses sedimentasi dan erosi saja, maka ketika melihat erosi regional bukan berarti tidak ada sedimentasi sama sekali. Proses sedminetasi itu tetap saja terjadi ketika hampir semua permukaan dibumi ini sedang mengalami proses erosi. Namun dalam rekaman geologi nantinya kita akan melihat sebuah GAP yang besar. seolah-olah pada periode itu tidak ada sedimentasi sama sekali. Demikian juga dengan mahluk hidup. Pada saat terjadi proses mass extinction ini akan ada ruang untuk organisme tetap survive. Memang yang sulit ketika menghubungkan dengan rekaman batu dan fosil atau preserved rock and fossil, seringkali menjumpai sesuatu yg hilang GAP (tak terekam). Karena tak terekam ini ini sering dipakai sebagai Loncatan. Spesiasi sendiri merupakan salah satu mekanisme evolusi yang tidak unique. Bermacam-macam mekanisme dapat membentuk spesiasi. Dahulu waktu kecil aku masih ingat guru menjelaskan bahwa menarik pasangan untuk kawin merupakan salah satu mekanisme evolusi. Kumbang yang jelek tidak akan menarik pasangannya dengan menyebar-bau-bauan, sehingga si jelek dan apek ini menjadi sulit berkembang. Tetapi ternyata dilain pihak daya tarik kumbang ini juga menarik predatornya juga. Artinya sesuatu yang bagus untuk seleksi alam, juga ada ancaman untuk kepunahan. Dan mekanisme ini hanya ada untuk binatang yang moderen/kompleks yang sudah memiliki genital, binatang yang sederhana tentunya tidak memiliki mekanisme evolusi yang ini, kan ? just my 2 rupiah :) RDP On 10/11/07, Awang Satyana wrote: Pak Dody, Teori evolusi tidak terganggu dengan adanya kepunahan masal yang rutin terjadi sepanjang sejarah Bumi. Kalau hanya mengacu kepada prinsip evolusi gradualisme yang dikemukakan Darwin pada 1859 memang kita susah menerima kepunahan massa sebagai paralel dengan gradualisme ala evolusi. Dalam geologi, evolusi gradual adalah uniformitarianisme, sedangkan kepunahan masal adalah katastrofisme. Dua-duanya terjadi dalam sejarah Bumi, dua-duanya aktual (aktualisme). Maka, evolusi pun sebenarnya terjadi melalui gradualisme, tetapi pada beberapa zaman diselingi katastrofisme. Kebanyakan ahli biologi memang masih memegang pandangan gradualitas versi Darwin yang menyatakan bahwa spesies berevolusi
RE: [iagi-net-l] Darimana asalnya air ?
Sampai tahun 60-an para ahli masih memperdebatkan apakah air tawar berasal dari dalam bumi (mata air, air hasil dari pembentukan batuan dsb) ataukah dari hujan. Pada dasawarsa 70-an hampir semua ahli sumberdaya air sepakat bahwa 90% air tawar berasal dari siklus hujan (siklus hidrologi). Ini yang menerangkan kenapa hampir semua model ketersediaan air dihitung dengan konsep berdasarkan ketersediaan air hujan di wilayah tersebut. 10 % yang bukan berasal dari hujan dikalsifikasikan sebagai air juvenil (berasal dari inti bumi), air metamorfik (berasal dari proses pembentukan batuan metamorf), air magmatik, air fosil dll. Mengingat komposisi kimianya yang kaya dengan mineral, maka sulit untuk dikatakan sebagai sumber air tawar yang layak dikonsumsi secara langsung. Sepakat dengan Pak Awang ... Memang perkembangan dalam ilmu penentuan umur secara umum membawa para ahli kepada kesimpulan bahwa air berasal dari `extra terestial` yang dibawa oleh meteor dan komet 3,8 milyard tahun yang lalu. Pertanyaan yang menarik adalah fenomena tabrakan meteor/komet/planetisimal ini tentu saja akan berlangsung di planet-planet yang lain. Lalu mengapa hanya di Bumi fenomena ini dapat berkondensasi menjadi lautan yang akhirnya memicu terjadinya siklus hidrologi? Salahsatu jawaban yang ada saat ini adalah akibat proses tektonik bumi yang memicu letusan gunungapi yang pada akhirnya membentuk lapisan atmosfer. Tentu saja masih banyak jawaban lain yang menunggu pembuktian dari para ahli kebumian. Apapun jawaban yang benar ... Tampaknya alam Bumi ini adalah satu kesatuan yang saling kait mengkait Keep on search Selamat Iedul Fithri 1428 H Mohon Maaf Lahir Batin, Fajar (1141) == Hystory of Water Cycle (from many sources) : Water was delivered to primitive Earth by planetesimals, meteors and comets during its accretionary phase, which was largely complete by 3.8 billion years ago (bya). Water was released from Earths crust in volcanic eruptions (degassing), but remained in the atmosphere as long as Earths surface temperature was 100°C. Once Earth cooled below 100°C, most water condensed to form the oceans. Enough water vapor and CO2 remained in the atmpsohere to keep the temperature of Earths surface above freezing; without this Greenhouse effect the Earth might have remained frozen, like Mars. There is good evidence of liquid water on Earth at 3.8 bya, and the volume of water has not changed appreciably since then. Throughout Earths history, changes in relative sea level have occurred during times of tectonic activity that increases (or decreases) the volume of submarine mountains, and/or global temperature changes that lead to glaciation/deglaciation. The geologic record shows large changes in ocean volume, as evidenced by del-18O of marine carbonates, that accompanied repeated glaciation during the Pleistocene Epoch (2 mya). During the last peak glaciation (18,000 ybp) 42,000,000 km3 of seawater was trapped in polar ice caps, or 3% of oceans volume, and this lowered sealevel by 120 m relative to the present day. Continental glaciations thus represent a major disruption in the Earths hydrologic cycle, or a loss of steady state conditions. Some examples of perturbations in the hydrologic cycle due to glacial / interglacials and the accompanying global cooling include: - lower rates of evaporation - reduced circulation of moisture through the atmosphere - reduced precipitation One model suggests that 18,000 ybp total ppt was 14% lower than at present, deserts expanded, NPP and terrestrial biomass were lower, greater erosion increased dust flux to the deep sea as recorded in deep sea sediments and ice caps, and loess deposits on land. In contrast, the SW US climate ameliorated during this time period. ... - Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story. Play Sims Stories at Yahoo! Games.
Re: [iagi-net-l] Rakernas IAGI 2007
Abah, Mas Ido, Terimakasih banyak atas masukan dan komentarnya. Insya Allah kita siapkan acara Rakernas yang lebih produktif. Buat seluruh anggota IAGI, PP IAGI menghaturkan Selamat Iedul Fitri 1428H, mohon maaf lahir dan bathin. Salam, Ridwan Djamaluddin Sekretaris Jenderal On Thu, 11 Oct 2007 13:32:28 +0700 Turidho (TURIDHO) [EMAIL PROTECTED] wrote: Kami dari Pengda Riau sependapat dg Si-Abah dibawah ini. Perlu ditinjau ulang waktu pelaksanaan (durasinya) dan bentuk pertemuannya, bukan dominan PP sebagaimana pelaksanaannya selama ini. Se tidak2nya pengda harus menyiapkan laporannya mengenai evaluasi program kerjanya masing2, dan jika ada kendala maka dicari solusinya pada forum tsb. Bisa juga pengda menyoroti program PP, mengevaluasi pelaksanaannya dsb. -ido- -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, October 11, 2007 10:29 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Rakernas IAGI 2007 Pak Sekjen Rakernas merupakan saat dimana PP dan PengDa dapat berkomunikasi langung dan membahas issue sehubungan dengan organisasi maupun issue lain yang merupakan kepentingan atau interest bersama (PP dan PENGDA). Sebagai hasil dari Rakernas maka semestinya komunikasi antar aPP dan PengDa akan menjadi lebih baik (PP tahu problemaitka PengDa dan PengDa juga demikian, beserte solusi-nya), ada persamaan presepsi mengenai issue yang penting (ump. mengenai Lapindo Brantas , masalah peran IAGI dalam membanti PemDa sehubungan dengan otonomi dsb). Menurut saya issue yang akan dibicarkan harus diketengahkan jauh sebelum Rakernas , aik oleh PP maupun PengDa. Dari pengalaman Rakernas yang lalu saya melihat hal berikut : 1. Waktu pelaksanaan suka molor . 2. Banyak PengDa yang kurang siap dengan laporan-nya 3. PP menjadi dominan , sebagai akibat ad. 2 diatas. 4. Rakernas tidak menghasilkan suatu keputusan yang penting. 5. Waktu Rakernas yang singkat (karena disisipkan di PIT, padahal bukan suatu keharusan) menyebabkan pembahasan sering tidak bisa tuntas. Semoga Pak Sekjen dapat memperbaikinya , sehingga Rakernas tahun ini benar benar berbobot. Beberapa materi /issue yang dapat dibicarakan al. Sertifikasi , Dewan Penghargaan dan Kehormatan dan pemberian penghargaan yang bersistim kepada tokoh ahli kebumian Indonesia , koordinasi Pengda didaerah bencana dengan Pemda dsb) Si-Abah Rekan2 PP dan Pengda IAGI Rapat persiapan JCB memutuskan Rakernas IAGI di Bali, 14 November jam 19. Mohon konfirmasi dan masukan agenda acara. Surat resmi akan segera dikirim. Terimakasih. R i d w a n JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Re: [iagi-net-l] Darimana asalnya air ?
menarik apa memang proses tektonik lempeng hanya ada di bumi ? On 10/11/07, Fajar Lubis [EMAIL PROTECTED] wrote: Sampai tahun 60-an para ahli masih memperdebatkan apakah air tawar berasal dari dalam bumi (mata air, air hasil dari pembentukan batuan dsb) ataukah dari hujan. Pada dasawarsa 70-an hampir semua ahli sumberdaya air sepakat bahwa 90% air tawar berasal dari siklus hujan (siklus hidrologi). Ini yang menerangkan kenapa hampir semua model ketersediaan air dihitung dengan konsep berdasarkan ketersediaan air hujan di wilayah tersebut. 10 % yang bukan berasal dari hujan dikalsifikasikan sebagai air juvenil (berasal dari inti bumi), air metamorfik (berasal dari proses pembentukan batuan metamorf), air magmatik, air fosil dll. Mengingat komposisi kimianya yang kaya dengan mineral, maka sulit untuk dikatakan sebagai sumber air tawar yang layak dikonsumsi secara langsung. Sepakat dengan Pak Awang ... Memang perkembangan dalam ilmu penentuan umur secara umum membawa para ahli kepada kesimpulan bahwa air berasal dari `extra terestial` yang dibawa oleh meteor dan komet 3,8 milyard tahun yang lalu. Pertanyaan yang menarik adalah fenomena tabrakan meteor/komet/planetisimal ini tentu saja akan berlangsung di planet-planet yang lain. Lalu mengapa hanya di Bumi fenomena ini dapat berkondensasi menjadi lautan yang akhirnya memicu terjadinya siklus hidrologi? Salahsatu jawaban yang ada saat ini adalah akibat proses tektonik bumi yang memicu letusan gunungapi yang pada akhirnya membentuk lapisan atmosfer. Tentu saja masih banyak jawaban lain yang menunggu pembuktian dari para ahli kebumian. Apapun jawaban yang benar ... Tampaknya alam Bumi ini adalah satu kesatuan yang saling kait mengkait Keep on search Selamat Iedul Fithri 1428 H Mohon Maaf Lahir Batin, Fajar (1141) == Hystory of Water Cycle (from many sources) : • Water was delivered to primitive Earth by planetesimals, meteors and comets during its accretionary phase, which was largely complete by 3.8billion years ago (bya). • Water was released from Earth's crust in volcanic eruptions (degassing), but remained in the atmosphere as long as Earth's surface temperature was 100°C. • Once Earth cooled below 100°C, most water condensed to form the oceans. • Enough water vapor and CO2 remained in the atmpsohere to keep the temperature of Earth's surface above freezing; without this Greenhouse effect the Earth might have remained frozen, like Mars. • There is good evidence of liquid water on Earth at 3.8 bya, and the volume of water has not changed appreciably since then. • Throughout Earth's history, changes in relative sea level have occurred during times of tectonic activity that increases (or decreases) the volume of submarine mountains, and/or global temperature changes that lead to glaciation/deglaciation. • The geologic record shows large changes in ocean volume, as evidenced by del-18O of marine carbonates, that accompanied repeated glaciation during the Pleistocene Epoch (2 mya). • During the last peak glaciation (18,000 ybp) 42,000,000 km3 of seawater was trapped in polar ice caps, or 3% of oceans volume, and this lowered sealevel by 120 m relative to the present day. • Continental glaciations thus represent a major disruption in the Earth's hydrologic cycle, or a loss of steady state conditions. • Some examples of perturbations in the hydrologic cycle due to glacial / interglacials and the accompanying global cooling include: - lower rates of evaporation - reduced circulation of moisture through the atmosphere - reduced precipitation • One model suggests that 18,000 ybp total ppt was 14% lower than at present, deserts expanded, NPP and terrestrial biomass were lower, greater erosion increased dust flux to the deep sea as recorded in deep sea sediments and ice caps, and loess deposits on land. In contrast, the SW US climate ameliorated during this time period. ... - Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story. Play Sims Stories at Yahoo! Games.
[iagi-net-l] Selamat Idul Fitri
Rekan rekan semua SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI, 1 SYAWAL 1428 H. MOHON MAAF LAHIR BATHIN. yanto salim dan kel. Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! http://id.yahoo.com/