[iagi-net-l] Cadangan Minyak dan Gas Ambalat Sangat Besar ??

2009-06-03 Terurut Topik Muhammad Taufik
Barangkali Manohara mau ditukar guling dgn Ambalat?



http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/06/02/headline/krn.20090602.166964.id.html

Cadangan Minyak dan Gas Ambalat Sangat Besar

JAKARTA - Kawasan perairan Ambalat menyimpan kandungan minyak dan gas bumi 
dalam jumlah besar. 
Menurut ahli geologi dari lembaga konsultan Exploration Think Tank Indonesia 
(ETTI), Andang Bachtiar, satu titik tambang di Ambalat menyimpan cadangan 
potensial 764 juta barel minyak dan 1,4 triliun kaki kubik gas. Itu baru satu 
titik dari sembilan titik yang ada di Ambalat, ujarnya kemarin. 
Menurut dia, perairan Ambalat, yang terdiri atas tiga blok--East Ambalat 
(dikelola Chevron), Ambalat (ENI Lasmo), dan Bougainvillea--secara bisnis dan 
ekonomi sangat menjanjikan. 
Pemerintah harus segera mengembangkannya, kata mantan Ketua Ikatan Ahli 
Geologi Indonesia itu. Kegiatan eksplorasi bisa dilakukan oleh 
perusahaan-perusahaan yang sudah menandatangani kontrak kerja sama. 
Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, R. Priyono, 
menyatakan pihaknya merekomendasikan perpanjangan kontrak Blok East Ambalat 
kepada Chevron. Wewenang perpanjangan kontrak ada di tangan pemerintah, tapi 
kami tetap akan merekomendasikan untuk diperpanjang karena wilayahnya sangat 
strategis, ujarnya. 
Kontrak kerja sama dengan Chevron akan berakhir pada 2010 dan kemungkinan besar 
diperpanjang hingga 2014. Ketika disinggung berapa besar cadangan minyak dan 
gas bumi di wilayah itu, Priyono mengatakan belum bisa ditentukan. Prosesnya 
masih survei seismik, katanya. 
Adapun Blok Ambalat, yang kini dikelola oleh perusahaan minyak asal Italia, ENI 
Lasmo, menurut Priyono juga masih dalam tahap survei seismik. 
Dia memastikan semua proses eksplorasi masih berjalan, meskipun perairan 
Ambalat sedang bergolak. Kegiatan kedua perusahaan itu dikawal oleh Tentara 
Nasional Indonesia, ujarnya. 
Malaysia mengklaim wilayah perairan Ambalat, yang mencakup 25.700 kilometer 
persegi atau hampir seluas seluruh Provinsi Sulawesi Selatan. Kedua wilayah 
kerja minyak dan gas bumi itu diberi nama Blok ND-6 dan ND-7. 
Sebelumnya, kedua blok itu dinamakan Blok Y dan Z. Malaysia pada 2002 
menyerahkan kedua blok itu kepada Shell (Belanda), yang bekerja sama dengan 
Petronas Carigali Sdn Bhd (Malaysia). ALI NUR YASIN | SORTA TOBING
 
*
 
http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/06/02/headline/krn.20090602.166963.id.html
 
Pemerintah Yakin Menang dalam Sengketa Ambalat
 
Warga Sebatik mulai berlatih menembak.
 

JAKARTA – Menteri-Sekretaris Negara Hatta Rajasa menyatakan keyakinannya bahwa 
pemerintah Indonesia akan menang dalam negosiasi dengan Malaysia dalam sengketa 
perbatasan di Blok Ambalat. Pemerintah kita sangat firm untuk itu, katanya di 
sela rapat di Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat kemarin. 
Hatta memastikan pemerintah akan memperjuangkan setiap jengkal wilayah 
Indonesia. Perjuangannya melalui Departemen Luar Negeri, katanya. Jangan 
katakan seolah-olah kita lemah dan membiarkan. Negara ini tidak seperti itu. 
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Agung Laksono menilai krisis Ambalat yang 
berlanjut ini terjadi karena pemerintah lamban dalam menyelesaikan sengketa. 
“Itu lamban sekali, kata Agung. Harus dilakukan secara simultan. 
Ia mengatakan negosiasi perbatasan ini tidak boleh dibawa ke forum lebih luas 
secara internasional. Karena itu, katanya, Departemen Luar Negeri harus 
menyelesaikannya secara bilateral. Ketua DPR juga meminta pemerintah lebih 
memperhatikan persenjataan dan alat-alat utama sistem pertahanan kita. 
Persenjataan harus diperbarui untuk wibawa bangsa, katanya. 
Ketegangan yang meningkat di Ambalat dan melibatkan kekuatan militer kedua 
negara membuat Komisi Pertahanan DPR RI merasa perlu mengirim delegasi ke 
Malaysia. Tim yang terdiri atas lima orang itu dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi 
Pertahanan Yusron Ihza Mahendra. 
Mereka dijadwalkan terbang ke Kuala Lumpur pekan ini untuk menemui Perdana 
Menteri Malaysia Najib Razak, Menteri Luar Negeri, serta Menteri Pertahanan 
Malaysia. Kami akan meminta penjelasan kenapa mereka bermanuver di perairan 
Ambalat, kata Yusron. 
Dalam catatan Komisi Pertahanan, katanya, sepanjang 2009 ini pihak Malaysia 
telah 11 kali melanggar perbatasan. Pada 2008, Malaysia bahkan lebih dari 26 
kali masuk wilayah Ambalat tanpa izin. 
Manuver Malaysia ini dinilai tak etis karena penyelesaian Ambalat masih dalam 
proses perundingan. Kalau terjadi konflik fisik, tak akan ada yang 
diuntungkan, kata Yusron. Ia mengatakan timnya telah berkoordinasi dengan 
Departemen Luar Negeri dan Kepala Staf Angkatan Laut sebelum bertolak ke 
Malaysia. 
Di lapangan, krisis Ambalat menimbulkan berbagai reaksi di masyarakat. Di 
Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, yang berbatasan dengan 
Malaysia, warga setempat mengaku akan segera memulai latihan menembak bersama 
personel Marinir Angkatan Laut. Kami selalu waspada akan terjadinya perang, 
kata Ketua Pengurus Alkhairaat di Sebatik, 

[iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat

2009-06-03 Terurut Topik Awang Satyana

Dalam kasus sengketa Ambalat, wajar kita semakin emosi sebab tahun-tahun 
belakangan ini negara serumpun itu (Malaysia) seolah mengganggu kita 
(Indonesia) dengan berbagai pengakuan, mulai dari mengakui Reog Ponorogo, 
rendang Padang, batik sebagai milik mereka; mengakuisisi banyak lahan di 
Sumatra dan Kalimantan untuk ditanami sawit dan CPO (crude palm oil-nya) diolah 
mereka lalu minyak sawitnya dijual ke Indonesia dan dibeli rakyat Indonesia 
dengan harga mahal (lihat ulasan saya Tragis Rayuan Pulau Kelapa); memborong 
naskah-naskah kuno Melayu ke Riau daratan dan Riau kepulauan sampai ke Pulau 
Penyengat agar mereka layak disebut aslinya Melayu; sampai kasus terakhir ala 
sinetron Manohara; dan kini Ambalat.

Kedaulatan dan hak berdaulat (secara hukum internasional ini dua terminologi 
berbeda) harus ditegakkan dan dibela tidak saja dengan PELURU tetapi juga 
dengan PENGETAHUAN. Maka, sebaiknya kita harus siapkan dua hal itu apabila kita 
kelak berkonfrontasi dengan negara-negara tetangga soal perbatasan. PELURU 
penting untuk menggebrak musuh, PENGETAHUAN penting untuk berjaya dalam 
meja-meja perundingan.

Penyelesaian sengketa perbatasan dengan PELURU tidak dianjurkan sebagaimana 
diatur dalam Piagam PBB Pasal 2 Ayat 3. Negara-negara penandatangan UNCLOS 1982 
(United Nations Convention on the Law of the Sea) seperti Indonesia harus 
mematuhi ketentuan bahwa penyelesaian suatu sengketa mengenai penafsiran dan 
penerapan Konvensi melalui jalan damai. Bila ada sengketa, maka UNCLOS akan 
menugaskan empat lembaga ini : Mahkamah Internasional, Pengadilan Internasional 
untuk Hukum Laut, Arbitrasi Umum, atau Arbitrasi Khusus. Maka, kita harus siap 
dengan PENGETAHUAN kita untuk duduk di perundingan2 tersebut.

Akan halnya kekalahan Indonesia di Sipadan dan Ligitan (sebelah utara Ambalat) 
adalah karena Indonesia tidak bisa menunjukkan bukti bahwa Belanda (penjajah 
Indonesia) telah memiliki kedua pulau itu; sementara Malaysia bisa menunjukkan 
bukti bahwa Inggris (penjajah Malaysia) memiliki dan mengelola kedua pulau itu. 
Dalam Hukum Internasional dikenal istilah Uti Possidetis Juris yang artinya 
negara baru akan memiliki wilayah atau batas wilayah yang sama dengan bekas 
penjajahnya. Dalam sengketa Sipadan-Ligitan, Indonesia dan Malaysia bersepakat 
istilah warisan penjajah itu berlaku untuk wilayah-wilayah yang dikuasai 
sebelum tahun 1969. Jadi Mahkamah Internasional memenangkan Malaysia saat itu 
bukan karena Malaysia pada tahun 1990-an telah membangun resort di kedua pulau 
itu; tetapi karena Inggris sebelum tahun 1969 telah menununjukkan penguasaan 
yang efektif atas kedua pulau itu berupa pungutan pajak atas pemungutan telur 
penyu, operasi mercu suar, dan
 aturan perlindngan satwa.

Tentang sengketa Ambalat, yang diributkan Indonesia dan Malaysia saat ini 
dengan ketegangan, adalah bukan sengketa pulau, tetapi sengketa sebuah blok 
dasar laut yang dikenal dengan landas kontinen yang disebut Landas Kontinen 
Ambalat. 

Indonesia telah mengeluarkan UU terbaru tentang Wilayah Negara (UU RI Nomor 43 
Tahun 2008). Dalam UU itu, yang mengacu kepada UNCLOS 1982, jelas daitur soal 
definisi dan penguasaan Landas Kontinen. Dan, dalam hal ini para ilmuwan 
geosains (geologi, geofisika, geodesi, oseanografi dan sejenisnya akan besar 
peranannya dalam membangun PENGETAHUAN untuk membela hak berdaulat Indonesia 
atas Landas Kontinen Ambalat). UU RI No. 43/2008 Bab I (Ketentuan Umum) Pasal 1 
mendefinisikan Landas Kontinen Indonesia meliputi dasar laut dan tanah di 
bawahnya dari area di bawah permukaan laut yang terletak di luar laut 
teritorial, sepanjang kelanjutan alamiah wilayah daratan hingga pinggiran luar 
tepi kontinen, atau hingga suatu jarak 200 (dua ratus) mil laut dari garis 
pangkal dari mana lebar laut teritorial diukur, dalam hal pinggiran luar tepi 
kontinen tidak mencapai jarak tersebut, hingga paling jauh 350 (tiga ratus lima 
puluh) mil laut sampai dengan jarak 100
 (seratus) mil laut dari garis kedalaman 2500 (dua ribu lima ratus) meter.

Jelas, bahwa Landas Kontinen Indonesia ke arah Sabah Malaysia bisa 
didefinisikan dengan berbagai kriteria :

a. jarak sampai 200 mil laut jika tepian luar kontinen tidak mencapai jarak 200 
mil laut tersebut;

b. kelanjutan alamiah wilayah daratan di bawah laut hingga tepian luar kontinen 
yang lebarnya tidak boleh melebihi 350 mil laut yang diukur dari gars dasar 
Laut Teritorial jika di luar 200 mil laut masih terdapat daerah dasar laut yang 
merupakan kelanjutan alamiah dari wilayah daratan dan jika memenuhi kriteria 
kedalaman sedimentasi yang ditetapkan dalam UNCLOS 1982;

c. tidak boleh melebihi 100 mil laut dari garis kedalaman (isobath) 2500 meter.

Menjawab pertanyaan Pak Andik, apapun jenis tepi kontinen (active  passive 
margin) akan ditentukan dengan kriteria-kriteria di atas. Maka, para geosaintis 
Indonesia, mari kita bangun PENGETAHUAN kita dengan ketentuan2 di atas, kita 
periksa Landas Kontinen Indonesia di wilayah Ambalat agar kita 

Re: [iagi-net-l] RE: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] RE: Ditemukan Gunung Api Raksasa Bawah Laut Sumatera

2009-06-03 Terurut Topik awangsatyana

Benar, evolusi dan sifat Investigator Ridge (IR) (98 deg East Longitude)ini 
perlu dilihat untuk memahami gunung yang baru ditemukan itu sebab lokasi gunung 
dan ujung utara IR berdekatan. Kebanyakan publikasi menyebutkan IR sebagai 
transform fault zone sebab lokasinya di peta anomali magnetik Indian Ocean 
menggeser lajur-lajur anomali magnetik (magnetic boundary zone). Karena itu, 
oleh publikasi klasik di wilayah ini (Sclater dan Fisher, 1974 : GSA Bull. v. 
85, n. 5, Evolution of the East: Central Indian Ocean, with Emphasis on the 
Tectonic Setting of the Ninetyeast Ridge) IR disebut juga Investigator Fracture 
Zone.  

Tetapi, IR tidak sekedar transform fault zone, ia juga merupakan topographic 
rise setinggi 2 km; maka ia bukan sekedar transform fault zone ala Tuzo Wilson 
fault (1965). Ia juga punggungan samudera, bagaimana sebuah transform fault 
lantas menjadi ridge juga ? Inilah yang kompleks dan menimbulkan banyak 
perdebatan. Sayangnya, IR tak sebanyak diteliti seperti tetangganya : Ninety 
East Ridge (pada 90 deg East Longitude). Kalau Ninety East Ridge diperkirakan 
sebagai batas antara Indian dan Australian Plates. Joseph Curray yang banyak 
meneliti Indian Ocean menganggap IR sebagai jalur hotspot yang sekarang 
terletak di Kergeulen Plato. 

Eksperimen analogue modeling untuk transform fault oleh Gilliland dan Meyer 
(1976 : GSA Bulletin; August 1976; v. 87; no. 8 : Two classes of transform 
faults) menemukan bahwa ada dua tipe transform fault : boundary transform fault 
(inilah kelas fault yang ditemukan Tuzo Wilson 1965), dan ridge transform fault 
(inilah Ninety East Ridge dan Investigator Ridge di Indian Ocean). Tahun 1956, 
Warren Carey, yang terkenal dengan konsep expanding earth-nya telah menjadikan 
Ninety East transform Ridge sebagai kendaraan berpindahnya India menohok 
Eurasia di Tibet. Masih menurut Carey, Ninety East transform ridge ini juga 
segaris dengan orocline (belokan tajam jalur pegunungan) di sebelah timur 
India-Burma (Assam syntaxis). Konsep2 Carey ini masih menarik untuk dikaji 
dalam keseluruhan evolusi Indian Ocean.

Kembali ke hubungan IR dengan gunung di dekat palung lepas pantai Bengkulu itu, 
bila ia memang berhubungan dengan IR, maka gunung ini adalah semacam rampart 
transform ridge. Ujung IR saat ini mendekati palung. Geometri dan kecepatan 
subduksi, prisma akresi, forearc basin dan sekitarnya akan dipengaruhi oleh 
keberadaan IR ini. Bisa saja gunung ini sekedar pecahan (rampart) IR, tetapi 
itu masih harus dibuktikan dengan deep seismic yang menghubungkan IR dengan 
gunung tersebut.

Akan halnya hubungan IR ke termal history Cekungan Sumatra Tengah yang anomali, 
saya pikir tak ada sebab IR bila ditarik lurus ke utara jatuhnya bukan ke 
Sumatra Tengah, tetapi ke Cekungan Sumatra Utara bagian selatan, dan tak ada 
sejarah termal yang anomali di Sumatra Utara. Anomali termal di Cekungan 
Sumatra Tengah lebih karena mekanisme seperti yang diselidiki oleh Pulunggono 
dan Cameron (1984 -IPA Proceedings), yaitu ia duduk di suture Mutus, dan Mutus 
tak punya hubungan dengan IR. Mutus suture merupakan lokasi upwelling mantle 
plume, jelas ia akan punya heatflow yang tinggi, sehingga tidak mengherankan 
sumur2 Minas dan Duri termasuk lapangan2 dengan GG tertinggi di dunia (4.5 deg 
F/100 ft).

salam,
Awang


--- On Mon, 6/1/09, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote:

 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] RE: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] RE: Ditemukan Gunung  
 Api Raksasa Bawah Laut Sumatera
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia fo...@hagi.or.id
 Date: Monday, June 1, 2009, 8:59 AM
 Kalau menengok Investigator Rigde,
 maka posisi gunung ini ada di deket IR.
 Kalau memperhatikan kecepatan spreading centre di
 selatannya, maka kecepatan
 di sisi barat dan sisi timur IR memiliki kecepatan yang
 berbeda. Ada
 kemungkinan bahwa IR mungkin failed spreading atau major
 transform.
 Kalau diperhatikan gejala secara global, pada umumnya major
 transform akan
 memiliki aktifitas thermal yag cukup tinggi serta kegempaan
 yang lebih
 aktif. Disebelah utara dari IR ini ada Central Sumatra
 Basin yang memiliki
 gradient geothermal paling tinggi di SEAsia basins. Dulu
 ada artikel yang
 menjelaskan bahwa IR menerus ke CSB yang memungkinan GG di
 CSB sangat
 tinggi.
 
 Yang terpenting kita sudah mengetahui keberadaaanya dan ada
 kesadaran untuk
 menelitinya.
 
 RDP
 
 2009/6/1 Muharram Jaya Panguriseng muhar...@pertamina-ep.com
 
  Yth. Pak Awang,
 
  Apabila tidak ada kemungkinan gunung tersebut
 sebagai bagian dari Woyla
  Arc maka kecil sekali peluangnya sebagai gunung api,
 apalagi setelah
  membaca penjelasan Pak Iyung yang diposting Ibu
 Yuriza, Posisi dari gunung
  ini betul bukan di jalur vulkanik dan bukan juga di
 Palung Sunda, melainkan
  berada di atas oceanic crust  Jika gunung ini
 merupakan bagian dari
  oceanic crust yang sekarang maka sudah barang tentu
 itu adalah bagian dari