[iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Rekan-rekan IAGI yang budiman, Di tengah riuhnya berita dan diskusi tentang Piramida Gunung Sadahurip , kemaren dulu 2 Februari 2012 , Pak Stephen Oppenheimer, penulis buku Eden in The East , diberitakan berkunjung ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di kantor beliau, didampingi Rektor UI Gumilar Rusliwa Sumantri. Mang Okim membaca beritanya dari koran Pikiran Rakyat dan Kompas Online. Berbeda dengan berita yang santer ditiupkan selama ini bahwa Pak Stephen Oppenheimer mendukung hipotesis piramida untuk G. Sadahurip di Garut, ternyata ketika didesak oleh wartawan tentang hal itu, beliau menjawab dengan enteng : Saya belum bisa memastikan apakah G.Sadahurip di Garut itu piramida atau bukan - - - Soalnya saya belum melihatnya secara langsung ! Beliau juga mengaku tidak pernah menemukan bukti bahwa kawasan Indonesia pada zaman dahulu kala adalah Benua Atlantis yang hilang - - - - nah lho, pada hal bukti itulah yang sedang marak dicari oleh banyak orang, baik lewat peralatan super canggih , penggalian, trenching, pemboran , dll, ataupun lewat wangsit dari leluhur - - - demi menggali kejayaan bangsa kita di zaman baheula ! Hal lain yang membuat mang Okim bertanya-tanya adalah pernyataan Presiden SBY yang disampaikan melalui Mendikbud M.Nuh yang ikut hadir dalam pertemuan tersebut sbb : Presiden mengusulkan penelitian lanjutan tentang tesis Benua Sunda yang terletak di Indonesia sebagai asal muasal bangsa-bangsa lain di Asia. Jika terbukti, tesis Benua Sunda dapat membangkitkan semangat bagi kebangkitan bangsa Indonesia pada khususnya dan Asia Tenggara pada umumnya. Pertanyaan mang Okim : Apakah karena nenek moyang kita di zaman dahulu kala merupakan cikal bakal bangsa-bangsa lain di Asia, semangat kita kemudian akan bangkit ? Bukankah kita memiliki begitu banyak tinggalan prasejarah yang hebat-hebat yang dibiarkan tak terurus seperti antara lain 500-800 an Menhir Megalitik di Nagari Mahat , Payakumbuh, yang setiap Menhirnya merupakan tanda kubur dari tokoh nenek moyang terkemuka pada zaman itu ? Mengapa kita harus mencari piramida dalam perut gunung yang oleh embahnya ahli gunung api dinyatakan sebagai gunung api purba ? Barangkali kalau yang memberikan pernyataan tersebut bukan Prof. Riset Dr. Sutikno Bronto atau Drs. Luitfi Yondri M.Hum. dan apalagi mang Okim, tetapi Stephen Oppenheimer - - - mungkin ceritanya akan lain - - - ta' iya ! Semoga bermanfaat, Salam cinta geologi , Mang Okim attachment: winmail.dat PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012. To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Oppenheimer sejak akhir 2010 pada suatu kongres di Bogor telah berubah pikirannya mengenai Sundaland sebagai pusat kebudayaan tertua atau Atlantis, dia lebih cenderung Taiwan sebagai pusat pertanian pertama, dan menyebar ke Indonesia. Oppenheimer pada waktu itu sudah tdk berbicara lagi mengenai Atlantis. Hanya saja moderatornya pada waktu mengatakan dia sebagai pendukung keberadaan Atlantis di Sundaland, padahal dia tdk bicara demikian sama sekali tetapi mengenai sejarah pnyebaran budaya pertanian. Aneh juga kalau sekarang dia diminta pendapatnya mengenai piramid. Dia itu pada dasarnya seorang dokter, di Papua, kemudian memperdalam genetika tanaman dan hewan ternak serta penyebaran. Pada mulanya memang dia berkesimpulan pusatnya itu berasal dari Sundaland, kemudian orang mengaitkannya dg Atlantis. Saya pernah berbicara langsung dg beliau di Kongre itu. RPK Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Sujatmiko m...@cbn.net.id Date: Sat, 4 Feb 2012 16:10:45 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Rekan-rekan IAGI yang budiman, Di tengah riuhnya berita dan diskusi tentang Piramida Gunung Sadahurip , kemaren dulu 2 Februari 2012 , Pak Stephen Oppenheimer, penulis buku Eden in The East , diberitakan berkunjung ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di kantor beliau, didampingi Rektor UI Gumilar Rusliwa Sumantri. Mang Okim membaca beritanya dari koran Pikiran Rakyat dan Kompas Online. Berbeda dengan berita yang santer ditiupkan selama ini bahwa Pak Stephen Oppenheimer mendukung hipotesis piramida untuk G. Sadahurip di Garut, ternyata ketika didesak oleh wartawan tentang hal itu, beliau menjawab dengan enteng : Saya belum bisa memastikan apakah G.Sadahurip di Garut itu piramida atau bukan - - - Soalnya saya belum melihatnya secara langsung ! Beliau juga mengaku tidak pernah menemukan bukti bahwa kawasan Indonesia pada zaman dahulu kala adalah Benua Atlantis yang hilang - - - - nah lho, pada hal bukti itulah yang sedang marak dicari oleh banyak orang, baik lewat peralatan super canggih , penggalian, trenching, pemboran , dll, ataupun lewat wangsit dari leluhur - - - demi menggali kejayaan bangsa kita di zaman baheula ! Hal lain yang membuat mang Okim bertanya-tanya adalah pernyataan Presiden SBY yang disampaikan melalui Mendikbud M.Nuh yang ikut hadir dalam pertemuan tersebut sbb : Presiden mengusulkan penelitian lanjutan tentang tesis Benua Sunda yang terletak di Indonesia sebagai asal muasal bangsa-bangsa lain di Asia. Jika terbukti, tesis Benua Sunda dapat membangkitkan semangat bagi kebangkitan bangsa Indonesia pada khususnya dan Asia Tenggara pada umumnya. Pertanyaan mang Okim : Apakah karena nenek moyang kita di zaman dahulu kala merupakan cikal bakal bangsa-bangsa lain di Asia, semangat kita kemudian akan bangkit ? Bukankah kita memiliki begitu banyak tinggalan prasejarah yang hebat-hebat yang dibiarkan tak terurus seperti antara lain 500-800 an Menhir Megalitik di Nagari Mahat , Payakumbuh, yang setiap Menhirnya merupakan tanda kubur dari tokoh nenek moyang terkemuka pada zaman itu ? Mengapa kita harus mencari piramida dalam perut gunung yang oleh embahnya ahli gunung api dinyatakan sebagai gunung api purba ? Barangkali kalau yang memberikan pernyataan tersebut bukan Prof. Riset Dr. Sutikno Bronto atau Drs. Luitfi Yondri M.Hum. dan apalagi mang Okim, tetapi Stephen Oppenheimer - - - mungkin ceritanya akan lain - - - ta' iya ! Semoga bermanfaat, Salam cinta geologi , Mang Okim
Re: [iagi-net-l] SADAHURIP apa bencana katastropik purba ?
Rekan Apa yang ditulis Andang memnag benar adalah suatu pekerjaan yang sangat penting apabila kita dapat melakukan suatu evaluasi katastropikn purba untuk dimanfaatkan dalam kehidupan kita saat ini. Bukankah kita masih menganut The present is the key to the past eh apa terbalik ??? hehehe Suatu usaha yang perlu dihargai dari Pemerintah, terlepas kwalitas pemerintah SBY saat ini yang banyak dikritik oleh masyarakat . . Jadi Sadahurip mestinya hanya jadi pemanis saja lah . Saya ingin denger dan hadir pada saresehan ini , tapi sampai saat ini kok belum ada jawabannya ya ? si Abah From: abacht...@cbn.net.id abacht...@cbn.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 3, 2012 10:32 PM Subject: Re: [iagi-net-l] SADAHURIP DARI ATAS SEPEDA Luar biasa memang efek pemberitaan Sadahurip ini. Sampai2 meskipun saya sudah menuliskan sanggahan di IAGINET 1Feb kmrn ttg tulisan di media yang salah dan juga sesudahnya dikoreksi dalam pemberitaan Vivanews, tapi tetap saja komunitas di milis ini membayangkan akan terjadi debat yang seru di acara Seminar 7Feb nanti ttg Sadahurip piramid vs non-piramid. Padahal dlm sanggahan saya dan koreksi berita yg dituliskan Vivanews jelas2 saya sebutkan bhw saya dan Danny Hilman akan banyak membahas ttg riset2 kami yang jauh lebih banyak progress-nya dibanding Sadahurip - yg meski sdh dimulai setahun lalu dg berkali-kali akuisisi data tapi kami anggap statusnya masih belum sampai pada kesimpulan ttg piramid atau bukan. Kami akan banyak fokus pada Banda Aceh, Batujaya, Trowulan, dan Gunung Padang. Sementara u/Sadahurip kami akan tampilkan hasil beberapa kali survey: akuisisi GG surface dan subsurface data, mapping, sampling dan lab analyses, Jadi yg kami lakukan bukan sehari kunjungan dan bukan sekedar surface makro saja. Itupun dari awal kemarin (dan saya tegaskan lagi sekarang) kami belum sampai pada kesimpulan piramid atau non-piramid, krn masih akan ada akuisisi data lagi yg akan kami lakukan Maret mendatang (auger, coring, trenching, dsb). Perdebatan seru tentang piramid vs non piramid mungkin akan terjadi minggu depan itu kalau saja yg tampil Turangga Seta (TS) yg secara terbuka mengumumkan mereka bekerja atas petunjuk gaib dsb. Tapi kami bukan TS dan kami tidak punya kaitan dg TS, spt juga sdh dijelaskan oleh Danny Hilman di postingnya di thread serupa ini sebelumnya (malah kami jadi korban mereka). Makanya kalau konco2 IAGI mengharapkan akan ada debat seru, adu argumen membela piramid vs mentah2 menolak piramid, terus ada pengambilan keputusan / kesimpulan seminar seperti dulu di 2007 IAGI melakukannya untuk kasus Lapindo (yg diprotes terbuka dan jadi berkepanjangan sesudahnya), sampeyan semua salah menduga. Para proponen anti piramida gak akan punya lawan tanding di seminar itu nanti krn memang TS tdk naik panggung, sementara kami hanya akan menampilkan data dan analisis kami serta membahas berbagai kemungkinan interpretasinya, tapi blm memutuskan apa2. Malahan lebih seru hasil2 riset kami di Gn Padang, Trowulan, Batujaya, dan Banda Aceh, lho. Dan soal kekuatiran bbrp orang bhw keputusan/kesimpulan seminar sudah dipersiapkan sebelumnya, shg yg hadir nanti dianggap menyetujuinya (spt kasus Seminar IAGI 2007 Lumpur Lapindo): hal itu benar2 out-of-context. Lha wong judul seminarnya saja: “MENGUAK TABIR PERADABAN DAN BENCANA KATASTROPIK PURBA DI NUSANTARA UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER DAN KETAHANAN NASIONAL” koq kesimpulannya ttg Sadahurip itu piramid atau bukan. Saya pikir itu kejauhan. Lagi pula, saya dan Danny blm akan menyimpulkan status Sadahurip di sarasehan/seminar itu krn riset kami sedang berlangsung, ngapain juga ikutan lepas kontrol dg buru2 menyimpulkan kemudian memaksakan kesimpulan itu ke publik dengan merekayasa sarasehan? Seminar/sarasehan itu nanti bukan event organisasi profesi tertentu dan tidak ada mekanisme yg memungkinkan Panitia Sarasehan mengklaim pendapat peserta, karena memang tidak akan ada kesimpulan. Biasanya yang suka mengklaim kesimpulan2 ilmiah di acara2 sarasehan/diskusi spt ini nanti adalah orang2/pihak2 yg menganggap diskusi ilmiah adalah rapat anggota partai, atau para pencari/pembuat berita sensasional dg plintiran2, atau mrk yg berkepentingan mempengaruhi opini publik dg klaim2 kebenaran sepihak, entah untuk rujukan hukum, bisnis, atau politik. Makanya agak2 kaget juga ketika tiba2 ada berita ttg seminar khusus IAGI Jabar-Banten yg dilakukan di Bandung hari ini tadi membahas ttg Sadahurip dan Lalakon, undangannya dibikin hanya 3 hari sebelumnya (31Jan), tidak diumumkan di IAGiNET, PP-IAGIpun tdk tahu, dan kesimpulan seminar ilmiahnya langsung langsung saja: Vulkanolog-Arkeolog-Geolog Patahkan Teori Piramid Sadahurip. Mudah2an kita bisa belajar lebih merunduk dan rendah hati. ADB Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Date: Fri, 3 Feb 2012 17:24:03 +0700
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY mungkin membawa berkah
Man Okim dan Rekan rekan Ndak usah khawatir degan permintaan pak SBY Kita ambil hikmahnya saja Lah ,... apa itu ? Yaitu kalau presiden 2 yang lalu belum tertarik pada ilmu geologi , maka Presiden SBY mulai tertarik bahkan mulai terjun pada ilmu geologi kan !! Mudah mudahan ini membawa pengaruh positip , umpamanya Beliau bertanya Apakah IAGI saudah punya Kantor yang repersentatip ? Haaah , masih nebeng , wah kalau begitu pak Jero Wacik tolong disusun biaya untuk bikin kantor IAGI Kan sip.. si Abah From: Sujatmiko m...@cbn.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, February 4, 2012 4:10 PM Subject: [iagi- net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Rekan-rekan IAGI yang budiman, Di tengah riuhnya berita dan diskusi tentang Piramida Gunung Sadahurip , kemaren dulu 2 Februari 2012 , Pak Stephen Oppenheimer, penulis buku Eden in The East , diberitakan berkunjung ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di kantor beliau, didampingi Rektor UI Gumilar Rusliwa Sumantri. Mang Okim membaca beritanya dari koran Pikiran Rakyat dan Kompas Online. Berbeda dengan berita yang santer ditiupkan selama ini bahwa Pak Stephen Oppenheimer mendukung hipotesis piramida untuk G. Sadahurip di Garut, ternyata ketika didesak oleh wartawan tentang hal itu, beliau menjawab dengan enteng : Saya belum bisa memastikan apakah G.Sadahurip di Garut itu piramida atau bukan - - - Soalnya saya belum melihatnya secara langsung ! Beliau juga mengaku tidak pernah menemukan bukti bahwa kawasan Indonesia pada zaman dahulu kala adalah Benua Atlantis yang hilang - - - - nah lho, pada hal bukti itulah yang sedang marak dicari oleh banyak orang, baik lewat peralatan super canggih , penggalian, trenching, pemboran , dll, ataupun lewat wangsit dari leluhur - - - demi menggali kejayaan bangsa kita di zaman baheula ! Hal lain yang membuat mang Okim bertanya-tanya adalah pernyataan Presiden SBY yang disampaikan melalui Mendikbud M.Nuh yang ikut hadir dalam pertemuan tersebut sbb : Presiden mengusulkan penelitian lanjutan tentang tesis Benua Sunda yang terletak di Indonesia sebagai asal muasal bangsa-bangsa lain di Asia. Jika terbukti, tesis Benua Sunda dapat membangkitkan semangat bagi kebangkitan bangsa Indonesia pada khususnya dan Asia Tenggara pada umumnya. Pertanyaan mang Okim : Apakah karena nenek moyang kita di zaman dahulu kala merupakan cikal bakal bangsa-bangsa lain di Asia, semangat kita kemudian akan bangkit ? Bukankah kita memiliki begitu banyak tinggalan prasejarah yang hebat-hebat yang dibiarkan tak terurus seperti antara lain 500-800 an Menhir Megalitik di Nagari Mahat , Payakumbuh, yang setiap Menhirnya merupakan tanda kubur dari tokoh nenek moyang terkemuka pada zaman itu ? Mengapa kita harus mencari piramida dalam perut gunung yang oleh embahnya ahli gunung api dinyatakan sebagai gunung api purba ? Barangkali kalau yang memberikan pernyataan tersebut bukan Prof. Riset Dr. Sutikno Bronto atau Drs. Luitfi Yondri M.Hum. dan apalagi mang Okim, tetapi Stephen Oppenheimer - - - mungkin ceritanya akan lain - - - ta' iya ! Semoga bermanfaat, Salam cinta geologi , Mang Okim PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012. To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] SADAHURIP DARI ATAS SEPEDA
Aya aya wae Enta nah Is si Abah From: Ismail lia...@indo.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, February 4, 2012 10:14 AM Subject: Re: [iagi-net-l] SADAHURIP DARI ATAS SEPEDA Disana gunung disini gunung ditengah pulau Jawa , wayangnya bingung dalangnya bingung semuanya bingung yg penting semua bisa tertawa , itu kalau OVJ Sent by Liamsi's Mobile Phone From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Date: Sat, 4 Feb 2012 09:18:25 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] SADAHURIP DARI ATAS SEPEDA Puyeng juga mengikuti Diskusi Sadahurip ini, terus terang saja tambah pusing. Ada kepentingan politik apa saja sih soal katastrofik purba dan sadahurip ini, sehingga wacanna jadi panas ini?. Di satu pihak ada yang mengatakan tidak hubungan antara Sadahurip dengan Katastropik Purba, ada yang mengatakan ada hubungan, karena munculnya peradaban diakhiri dengan katastropik. Sarasehan Selasa ini ada yang mengatakan tidak akan membahas Sadahurip, ada juga yang ngomong bakal ada, sehingga ada terjadi perdebatan sengit, sehingga banyak orang ingin ikut hadir dalam sarasehan ini, termasuk Ketum IAGI, padahal jumlah peserta dibatasi. Di satu pihak Pengda Jabar IAGI secara keburu-buru melakukan seminar Sadahurip dengan hasil yang jelas, seolah-olah mendahului Sarasehan hari Selasa di Jakarta Jadi ada apa sebetulnya dibalik ribut-ribut ini? atau sekadar topik ini dibuat hot untuk banyak menarik perhatian peserta? RPK - Original Message - From: Ok Taufik To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, February 04, 2012 8:12 AM Subject: Re: [iagi-net-l] SADAHURIP DARI ATAS SEPEDA Yang, Kelihatannya ada kekacuan komunikasi antara tim TS, oknum ES dan ADB, Danny di pihak lainnya. Berulangkali ADB mengcounter berita2 yang beredar di media untuk menyangkal anggapan penemuan Piramida di kawasan Jawa Barat. Isu ini sebenarnya sudah duluan beredar di milis IA-ITB yang gencar di thread oleh saudara ES, jadi terjadi kesimpang siuran dimana ES ini apakah team dari TS atau tim mana?..sementara kalau saya tak salah, postingan undangan sarasehan yg di forward oleh RDP ke milis IAGI juga di kirimkan oleh oknum ES ini. Jadi sementara ini ada anggapan yang melenceng ES adalah bagian dari tim TS dan saresahan ini juga menjadi pesan terselubung dari tim dia. Karena tim TS dengan gencar menggunakan media, maka gaung bangunan piramid di jabar lebih terdengara, sementara ADB dan Danny hanya menggunakan jalur yg terbatas, milis ini, facebook tak cukup ampuh meluruskan pseudo berita tersebut. 2012/2/3 abacht...@cbn.net.id Luar biasa memang efek pemberitaan Sadahurip ini. Sampai2 meskipun saya sudah menuliskan sanggahan di IAGINET 1Feb kmrn ttg tulisan di media yang salah dan juga sesudahnya dikoreksi dalam pemberitaan Vivanews, tapi tetap saja komunitas di milis ini membayangkan akan terjadi debat yang seru di acara Seminar 7Feb nanti ttg Sadahurip piramid vs non-piramid. Padahal dlm sanggahan saya dan koreksi berita yg dituliskan Vivanews jelas2 saya sebutkan bhw saya dan Danny Hilman akan banyak membahas ttg riset2 kami yang jauh lebih banyak progress-nya dibanding Sadahurip - yg meski sdh dimulai setahun lalu dg berkali-kali akuisisi data tapi kami anggap statusnya masih belum sampai pada kesimpulan ttg piramid atau bukan. Kami akan banyak fokus pada Banda Aceh, Batujaya, Trowulan, dan Gunung Padang. Sementara u/Sadahurip kami akan tampilkan hasil beberapa kali survey: akuisisi GG surface dan subsurface data, mapping, sampling dan lab analyses, Jadi yg kami lakukan bukan sehari kunjungan dan bukan sekedar surface makro saja. Itupun dari awal kemarin (dan saya tegaskan lagi sekarang) kami belum sampai pada kesimpulan piramid atau non-piramid, krn masih akan ada akuisisi data lagi yg akan kami lakukan Maret mendatang (auger, coring, trenching, dsb). Perdebatan seru tentang piramid vs non piramid mungkin akan terjadi minggu depan itu kalau saja yg tampil Turangga Seta (TS) yg secara terbuka mengumumkan mereka bekerja atas petunjuk gaib dsb. Tapi kami bukan TS dan kami tidak punya kaitan dg TS, spt juga sdh dijelaskan oleh Danny Hilman di postingnya di thread serupa ini sebelumnya (malah kami jadi korban mereka). Makanya kalau konco2 IAGI mengharapkan akan ada debat seru, adu argumen membela piramid vs mentah2 menolak piramid, terus ada pengambilan keputusan / kesimpulan seminar seperti dulu di 2007 IAGI melakukannya untuk kasus Lapindo (yg diprotes terbuka dan jadi berkepanjangan sesudahnya), sampeyan semua salah menduga. Para proponen anti piramida gak akan punya lawan tanding di seminar itu nanti krn memang TS tdk naik panggung, sementara kami hanya akan menampilkan data dan analisis kami serta membahas berbagai
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY mungkin membawa berkah
On Saturday, February 4, 2012, Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com wrote: Man Okim dan Rekan rekan Ndak usah khawatir degan permintaan pak SBY Kita ambil hikmahnya saja Lah ,... apa itu ? Yaitu kalau presiden 2 yang lalu belum tertarik pada ilmu geologi , maka Presiden SBY mulai tertarik bahkan mulai terjun pada ilmu geologi kan !! Mudah mudahan ini membawa pengaruh positip , umpamanya Beliau bertanya Apakah IAGI saudah punya Kantor yang repersentatip ? Haaah , masih nebeng , wah kalau begitu pak Jero Wacik tolong disusun biaya untuk bikin kantor IAGI Kan sip.. si Abah Abah, sewaktu saya dinner satu meja bareng pak beye di KL tahun 2005. Saya mendongeng tentang tsunami dan juga kiprah geologist di malaysia. http://rovicky.wordpress.com/2005/12/15/dinner-dengan-pak-sby-bag1/ http://rovicky.wordpress.com/2005/12/20/dinner-dengan-pak-sby-bag2/ Waktu itu beliau mendengarkan cukup antusias. Macem macam yg ditanyakan. Tetapi terutama kiprah profesi ini. Ktika ndongeng tsunami saya bilang kalau tews itu mungkin merepotkan kita karena tidak mampu menyelamatkan masyarakat disitu, karena waktu tiba setelah gempanya sangat cepat. Tapi beliau berargumen bahwa itu perlu juga ubtuk menyelamatkan bangsa lain yg ada diseberang lautan. Ya saya kira beliau benar. Dan bener juga akhirnya beliau mendapat anugerah champion for disaster preparadness. Sekilas saja pengalaman ngobrol langsung dengan pak beye Btw, mudah mudahan nanti IAGI bisa ngundang beliau utk membuka PIT IAGI. Rdp -- *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*
RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Mang Okim dan Rekan-rekan IAGI yang baik, Perkenankan saya menguraikan ini dari sudut yang berbeda. Kebetulan saya berkesempatan berdiskusi panjang lebar sampai 1 jam lebih dengan Mang Stephen Oppenheimer itu waktu tgl 2 Februari kemarin. Saya juga hadir ketika rombongan Pak Gumilar dan Mang Oppenheimer bertemu dan berbincang-bincang dengan Presiden SBY. Oppenheimer adalah seorang dokter spesialisasi di bidang genetika. Obyek utama dari riset beliau adalah DNA manusia dari berbagai pelosok Indonesia, Asia, Afrika, dll. Saya sangat kagum dengan kemampuan dari riset DNA ini, meskipun terusterang belum mengerti sepenuhnya. Yang jelas, dari DNA manusia yang hidup di satu wilayah kita bisa merekonstruksi evolusi perkembangan DNA tersebut sampai sampai puluhan ribu tahun ke belakang dengan ketelitian yang mengagumkan (meskipun tentu saja tidak seakurat radiometric dating untuk time histories-nya). Nah berdasarkan riset DNA, manusia Indonesia yang hidup sekarang dapat diketahui bahwa nenek moyang nya sudah di Nusantara sejak 60.000 tahun lalu. Ini sangat menarik, karena kemungkinannya adalah permulaan masa re-populasi manusia setelah Letusan Katastropik Toba! Dari meneliti DNA ini pula Openheimer dapat memetakan pergerakan populasi manusia purba. Yang membuat saya excited adalah hasil pemetaan DNA yang menunjukan adanya penyebaran populasi tiba-tiba dari manusia (human dispersions) sebagai respon terhadap bencana banjir besar (kenaikan airlaut yang sangat cepat atau tiba-tiba) sebanyak tiga kali yaitu dalam perioda 15.000 sampai dengan 8.000 tahun lalu (seperti yang pernah saya uraikan di email ke Pak Koesoema). Alhamdulillah, saya juga dapat Info baru dari Oppenheimer bahwa diduga kuat terjadi banjir katastropik purba sekitar 8000 tahun lalu (6000 SM) ditandai oleh human dispersal tsb . Jadi banjir katastropik ini tidak hanya terjadi pada sekitar 14.800 tahun lalu dan 12.000-an tahun lalu saja seperti yang saya pahami sebelumnya. Ngomong-ngomong soal penggenangan daratan Sunda sejak 20.000 s/d 8000 tahun lalu itu, Openheimer bilang bahwa dia terpaksa ngomong bak geologist untuk bukunya tsb, dan dengan rendah hati minta maaf kalau salah-salah katanya (sambil tersenyum). Kemudian kita ngobrol tentang betapa indah permainya lembah Laut Jawa pada waktu masa sebelum tergenang laut, yaitu sebuah dataran padang rumput yang sangat luas dialiri oleh sungai yang sangat besar yang berhulu ke Pulau Sumatra, Jawa dan Kalimantan sekarang, juga dikelilingi oleh hutan tropis, dan gunung-gunung api... benar-benar Eden in the East. Ingat juga bahwa pada jaman dingin diantara 20.000 s/d 10.000 tahun lalu iklim masih ekstrim - dan wilayah yang paling tidak ekstrim adaah di dekat khatulistiwa (Saya dengarbaru-baru ini ada larangan ke beberapa Negara di Eropa karena iklim di sana sangat ekstrim - banyak orang meninggal...). Saya bercanda bahwa:kalau saya adalah bangsa yang paling adikuasa di Dunia waktu itu maka sudah dipastikan wilayah Indonesia khususnya lembah Laut Jawa yang akan saya diami (kalau perlu saya taklukan dulu penduduk aslinya) - Oppenheimer tertawa, lalu bilang: Benar, tentu saja; Saya yakin bahwa manusia Nusantara Purba mendiami wilayah dataran rendah tersebut sebelum digenangi air. Lalu teman di sebelah langsung nyeletuk iseng: Jadi Pak Oppenheimer percaya bahwa Atlantis itu di Indonesia. Ini jawaban Oppenheimer: Hmm, saya selalu berusaha menghindari nama itu (bukannya tidak percaya) karena setiap saya bilang Atlantis orang-orang langsung memalingkan muka. Katanya sambil mesem-mesem. Kemudian teman di sebelah saya nyeletuk lagi: Sudah dengar tentang Piramid Sadahurip? Apakah Pak Oppenheimer percaya Piramid itu ada? (dalam hati saya: waduhh konyol juga nih teman...kaya pertanyaan wartawan aja J). Jawaban Oppenheimer, seperti yang saya duga: Hmm, yeahh, that's interesting, but forgive me that I always be skeptical to hear such things until I know the facts. Teman itu terlihat agak kecewa, tapi saya bisikan : Jawaban dia justru bagus, artinya dia peneliti beneran; kalau dia bilang percaya saya malah akan kecewa. Kemudian saya cerita bahwa kami menemukan hard facts yang menakjubkan di Gunung Padang - yang dikenal sebagai Situs Megalitikum. Saya cerita sedikit - dan Oppenheimer kelihatannya sangat tertarik, dia bilang ingin sekali berdiskusi tentang masalah scientific findings detil di Gunung Padang. Dia bilang kalau punya waktu ingin berkunjung ke sana. Oppenheimer sebetulnay berencana datang pada acara tgl 7 Februari, tapi minta maaf tidak bisa karena harus segera ke Bali untuk persiapan acara Seminar Kebudayaan di Sanur yang diadakan oleh UI. Kemudian Oppenheimer bilang bahwa tentu saja akan sangat mengagumkan apabila kita dapat menemukan artefak berupa sebuah Monumen/bangunan purba yang megah, meskipun demikian dia tidak riset kearah sana karena terlalu susah katanya (dalam hati saya:tentu saja, ente kan dokter... ). Yang saya cari adalah domestikasi/peralatan-peralatan
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Kalau baca paragraf terahirnya kang Hilman, kelihatannya pak beye itu sudah mengerti dan santai-santai saja soal pembuktian kebudayaan agung bangsa Indonesia dimasa lampau. jangan-jangan yang berlebay-lebay itu adalah para punggawanya, ingin unjuk prestasi meskipun dibudang yang jauh dari portfolionya.
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Dari penjelasan Pak Danny, terkuak adanya pemunculan teori atau lebih yang prinsip yang mendasar (fundamental prinsiple) baru yaitu kembalinya Catastrophism Principle (atau dalam bahasa Indonesia disebut teori Malapetaka) dalam ilmu geologi, dan sekarang diaplikasikan ke bidang Archeologi, runtuhnya atau hilangnya suatu peradaban adalah disebabkan karena adanya bencana, bencana lokal maupun bencana global. Sebagaimana diketahui ilmu geologi modern dinyatakan setelah munculnya Prinsip Uniformitarianism dari James Hutton yang melawan prinsip Malapetaka, yang terutama meng-invoke adanya suatu bencana (global) untuk perubahan-perubahan yang terjadi di muka bumi, khususnya kepunahan massal yang pada waktu itu diketahui dari penelitian fossil, adanya urut-urutan lapisan yang masing-masing mengandung susunan (assemblage) fossil tertentu dibandingkan dengan urutan lapisan yang di atas maupun di bawahnya, yang oleh Cuvier disebabkan terjadi malapetaka global setiap kalinya (kalau tidak salah dinyatakan ada 13 kali bencana global). Prinsip ini secara telak dikalahkan dengan prinsip uniformitarianism, di mana proses2 di bumi berjalan seragam, kepunahan massal masih dapat diterangkan dengan evolusi yang dipercepat (tentu sangat diperkuat dengan ajaran Darwin). Juga gejala-gejala besar seperti Grand Canyon, Pegunungan Himalaya, dsb tidak perlu dijelaskan dengan suatu event yang katastropik, cukup dengan proses-2 yang berlangsung sekarang yang sangat perlahan-perlahan tetapi berilah waktu jutaan, bahkan ratusan juta tahun maka gejala geologi yang maha besar itu akan terwujud. Prinsip uniformitarianism ini menjadi prinsip utama dalam ilmu geologi modern bahkan masih dianut, khususnya dalam industri minyak. Dalam presentasi mengenai geologi sejarah mengenai suatu cekungan minyak bumi tidak pernah disinggung terjadinya bencana untuk menjelaskan unconformities, bahkan dalam membahas dari Kapur ke Tersier sekalipun dsb. Namun prinsip katastrophism mulai muncul kembali dengan hasil temuan Alvarez ayah-anak (Alvarez Sr adalah nuclear physicist, Alvarez Jr. Geologist) di tahun 80-an, yang menemukan adanya peningkatan kadar isotop Irridium yang luar biasa pada batas Kapur-Tersier yang kemudian disebutnya KT-boundary pada Gubio Shale di Itali. Gejala ini dijelaskan dengan adanya benturan meteor di selatan Teluk Mexico, dan menjadi sangat populer untuk menjelaskan punahnya dinosaurus. Bukti-bukti untuk ini banyak ditemukan dalam bentuknya jelaga, shocked quartz dan banyak lagi. Selain itu para ahli mulai mencari kawah2 meteor lainnya yang banyak diketemukan. Punahnya fauna Paleozoic di jelaskan pula dengan benturan asteroid, sehingga terjadi bencana jenis ini harus diakui sebagai proses geologi yang lumrah. Nah mulai lah kembali prinsip malapetaka ini atau disebut Neo-Catastrophism. Selain benturan asteroid sekrang juga keberadaan supervolcanic eruption mulai disadari yang dapat merubah iklim dunia dengan nuclear winternya dan kepunahan kehidupan massal, dan mulai dikenalnya konsep supervolcano yang tidak berbentuk kerucut, seperti Toba Supervolcano, Yellowstone Supervolcano. Juga keberadaan flood-basalt seperti Deccan Trap, Siberian Trap, Columbia Plateau, sekarang ini ditafsirkan sebagai suatu letupan yang dahsyat yang mengeluarkan abu dan gas-gas CO2 dan belerang dan menjadi malapetaka untuk seluruh dunia. Saluran televisi seperti National Geographic, Discover Channel, BBC Knowledge, History sangat rajin menayangkan masalah malapetaka global ini. Silahkan simak di Indovision atau Cable Vision. Namun 'mainstream geology kelihatannya belum terlalu terpengaruhi dengan fakta-fakta ini dan masih mempertahankan Uniformitarianism. Paling tidak merevisinya dengan apa yang disebut Punctuated Uniformitarianism (proses-proses geologi berjalan seperti biasa, tetapi diwarnai dengan terjadinya katastrofi pada waktu-waktu tertentu). Apakah prinsip ini sekarang sudah diajarkan pada matakuliah Geologi Dasar Gl 101 atau Geologi Sejarah, saya tidak tahu. Sebagaimana dijelaskan di atas Prinsip uniformitarianism ini menjadi prinsip utama dalam ilmu geologi modern bahkan masih dianut, khususnya dalam industri minyak. Dalam presentasi mengenai geologi sejarah mengenai suatu cekungan minyak bumi tidak pernah disinggung terjadinya bencana untuk menjelaskan unconformities, bahkan dalam membahas dari Kapur ke Tersier sekalipun dsb. Saya baru sadar dari penjelasan Pak Danny Hilman, bahwa Prinsip Neo-Catastrophism ini sekarang juga kelihatannya diterapkan dibidang arkeologi, bahwa suatu peradaban itu berakhir oleh karena suatu bencana, meskipun bencana yang bersifat lokal, seperti Peradaban Maya dengan piramide-nya berakhir karena bencana perubahan iklim yang dahsyat, atau peradaban Borobudur dengan letusan Merapi. Makanya research-nya Pak Andang dan Pak Danny ini giat mencari bukti-bukti adanya peristiwa bencana purba, seperti tsunami, gempa bumi, ledakan gunung api dan mencoba
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Rasa2nya plong membaca penuturan guru besar kita ini. Runut, jelas, dan logis sekali. Terimakasih, pak Koesoema. Salam, Syaiful Sent from my deep hart On Feb 5, 2012, at 1:54 PM, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id wrote: Dari penjelasan Pak Danny, terkuak adanya pemunculan teori atau lebih yang prinsip yang mendasar (fundamental prinsiple) baru yaitu kembalinya Catastrophism Principle (atau dalam bahasa Indonesia disebut teori Malapetaka) dalam ilmu geologi, dan sekarang diaplikasikan ke bidang Archeologi, runtuhnya atau hilangnya suatu peradaban adalah disebabkan karena adanya bencana, bencana lokal maupun bencana global. Sebagaimana diketahui ilmu geologi modern dinyatakan setelah munculnya Prinsip Uniformitarianism dari James Hutton yang melawan prinsip Malapetaka, yang terutama meng-invoke adanya suatu bencana (global) untuk perubahan-perubahan yang terjadi di muka bumi, khususnya kepunahan massal yang pada waktu itu diketahui dari penelitian fossil, adanya urut-urutan lapisan yang masing-masing mengandung susunan (assemblage) fossil tertentu dibandingkan dengan urutan lapisan yang di atas maupun di bawahnya, yang oleh Cuvier disebabkan terjadi malapetaka global setiap kalinya (kalau tidak salah dinyatakan ada 13 kali bencana global). Prinsip ini secara telak dikalahkan dengan prinsip uniformitarianism, di mana proses2 di bumi berjalan seragam, kepunahan massal masih dapat diterangkan dengan evolusi yang dipercepat (tentu sangat diperkuat dengan ajaran Darwin). Juga gejala-gejala besar seperti Grand Canyon, Pegunungan Himalaya, dsb tidak perlu dijelaskan dengan suatu event yang katastropik, cukup dengan proses-2 yang berlangsung sekarang yang sangat perlahan-perlahan tetapi berilah waktu jutaan, bahkan ratusan juta tahun maka gejala geologi yang maha besar itu akan terwujud. Prinsip uniformitarianism ini menjadi prinsip utama dalam ilmu geologi modern bahkan masih dianut, khususnya dalam industri minyak. Dalam presentasi mengenai geologi sejarah mengenai suatu cekungan minyak bumi tidak pernah disinggung terjadinya bencana untuk menjelaskan unconformities, bahkan dalam membahas dari Kapur ke Tersier sekalipun dsb. Namun prinsip katastrophism mulai muncul kembali dengan hasil temuan Alvarez ayah-anak (Alvarez Sr adalah nuclear physicist, Alvarez Jr. Geologist) di tahun 80-an, yang menemukan adanya peningkatan kadar isotop Irridium yang luar biasa pada batas Kapur-Tersier yang kemudian disebutnya KT-boundary pada Gubio Shale di Itali. Gejala ini dijelaskan dengan adanya benturan meteor di selatan Teluk Mexico, dan menjadi sangat populer untuk menjelaskan punahnya dinosaurus. Bukti-bukti untuk ini banyak ditemukan dalam bentuknya jelaga, shocked quartz dan banyak lagi. Selain itu para ahli mulai mencari kawah2 meteor lainnya yang banyak diketemukan. Punahnya fauna Paleozoic di jelaskan pula dengan benturan asteroid, sehingga terjadi bencana jenis ini harus diakui sebagai proses geologi yang lumrah. Nah mulai lah kembali prinsip malapetaka ini atau disebut Neo-Catastrophism. Selain benturan asteroid sekrang juga keberadaan supervolcanic eruption mulai disadari yang dapat merubah iklim dunia dengan nuclear winternya dan kepunahan kehidupan massal, dan mulai dikenalnya konsep supervolcano yang tidak berbentuk kerucut, seperti Toba Supervolcano, Yellowstone Supervolcano. Juga keberadaan flood-basalt seperti Deccan Trap, Siberian Trap, Columbia Plateau, sekarang ini ditafsirkan sebagai suatu letupan yang dahsyat yang mengeluarkan abu dan gas-gas CO2 dan belerang dan menjadi malapetaka untuk seluruh dunia. Saluran televisi seperti National Geographic, Discover Channel, BBC Knowledge, History sangat rajin menayangkan masalah malapetaka global ini. Silahkan simak di Indovision atau Cable Vision. Namun 'mainstream geology kelihatannya belum terlalu terpengaruhi dengan fakta-fakta ini dan masih mempertahankan Uniformitarianism. Paling tidak merevisinya dengan apa yang disebut Punctuated Uniformitarianism (proses-proses geologi berjalan seperti biasa, tetapi diwarnai dengan terjadinya katastrofi pada waktu-waktu tertentu). Apakah prinsip ini sekarang sudah diajarkan pada matakuliah Geologi Dasar Gl 101 atau Geologi Sejarah, saya tidak tahu. Sebagaimana dijelaskan di atas Prinsip uniformitarianism ini menjadi prinsip utama dalam ilmu geologi modern bahkan masih dianut, khususnya dalam industri minyak. Dalam presentasi mengenai geologi sejarah mengenai suatu cekungan minyak bumi tidak pernah disinggung terjadinya bencana untuk menjelaskan unconformities, bahkan dalam membahas dari Kapur ke Tersier sekalipun dsb. Saya baru sadar dari penjelasan Pak Danny Hilman, bahwa Prinsip Neo-Catastrophism ini sekarang juga kelihatannya diterapkan dibidang arkeologi, bahwa suatu peradaban itu berakhir oleh karena suatu bencana, meskipun bencana yang bersifat lokal, seperti Peradaban Maya