Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

2012-02-25 Terurut Topik bosman batubara
Jawabannya sebenarnya ada di tulisan itu sendiri... nih saya kopikan... saya 
juga cuma melempar ide. Atau mungkin logikanya kita balik, gimana memaksimalkan 
dan mengintegrasikan kerja2 unit2 tentang bencana yang sudah ada? 


***
,...

Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk menerobos perbedaan konsep 
administrasi dan DAS ini? Solusi paling mendasar tentu saja adalah, tata ulang 
batas-batas adminisrasi dan buat batas yang baru sesuai dengan 
morfologi, dan kalau mungkin distrbusi ekosistem, dimana konsep ini 
sering dikenal dengan bio/eco-region.  Akan tetapi ini tentu saja bukan 
pekerjaan yang mudah. Ada banyak instrument birokrasi seperti 
perkantoran, dan bahkan juga sistem pendataan, yang juga mesti dirombak. Dan 
sudah pasti biayanya akan sangat mahal.

Di sini barangkali penting menggali inspirasi dari daerah lain di 
dunia, kita ambil contoh manajemen Sungai Danube yang melibatkan 14 
negara (Austria, Bosnia-Herzegovina, Bulgaria, Kroasia, Republik Ceko, 
Jerman, Hungaria, Moldovia, Montenegro, Rumania, Serbia, Slovakia, 
Slovenia dan Ukraina). International Commission for the Protection of the 
Danube River (icpdr; http://www.icpdr.org/), selain mengurusi masalah 
ekosistem, kualitas air, polusi, air tanah, 
bendungan dan struktur hydrologi lainnya, manajemen cekungan sungai, 
juga memasukkan banjir dan kekeringan dalam list urusan mereka. Artinya, badan 
inilah yang menjadi otoritas terhadap rencana aksi pengurangan 
resiko banjir untuk kawasan DAS Danube. Hal yang sama untuk Sungai Rhine yang 
melibatkan Swiss, Perancis, Luxemburg dan Belanda dengan superbody yang 
melintas batas administrasi negara dengan nama International Commision for the 
Protection of the Rhine (ICPR; http://www.iksr.org/index.php?id=58L=3). Dan 
juga untuk Sungai Orda yang melibatkan Jerman, Republik Ceko dan Polandia 
(http://www.mkoo.pl/index.php?mid=18).

Lantas apa yang kita miliki? Untuk manajemen bencana di Indonesia, 
kita memiliki Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dibentuk 
berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 24 Tahun 2007 
Tentang Penanggulangan Bencana. Selain itu kita juga memiliki 
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yang hadir lewat Balai Sungai-sungainya. Dan 
yang terakhir, kita juga memiliki Staf Khsusus Presiden bidang 
Kebencanaan dan Bantuan Sosial. Serta tak boleh kita lupakan Badan 
Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) seperti yang dibentuk di Aceh pasca 
tsunami 2004.

Dari kelima badan  yang kita miliki di atas, lantas siapa yang 
bertanggung jawab terhadap banjir musiman di Jakarta? Siapa yang akan 
kita tuding dan tuntut mundur kalau banjir terjadi terus-menerus? 
Sepertinya tidak satu pun.

BNPB sementara ini tampaknya masih bergelut dengan masalah institusi 
dan belum memiliki kapabilitas kelembagaan untuk mengurusi bencana 
seperti banjir yang membutuhkan riset dan kecakapan teknologi. 
Balai-balai sungai di PU, yang tampaknya sebenarnya merupakan gudang 
para pakar banjir, lebih terkonsentrasi mengurusi permasalahan suplai 
air minum. BRR sifatnya ad hoc, hanya muncul ketika kita 
memiliki kasus seperti tsunami Aceh 2004. Staf Khusus Presiden untuk 
bidang Kebencanaan dan Bantuan Sosial lebih tidak jelas lagi, belakangan ini 
malah sibuk dalam urusan “piramida” di Gunung Sadahurip.

Indikasi paling gampang dari kurang kuatnya, dan juga tidak 
sinergisnya,  pekerjaan badan-badan yang berhubungan dengan bencana 
banjir yang kita miliki misalnya, dapat kita lihat dari hal yang kecil. 
Untuk kasus banjir, data menerus curah hujan dari setiap stasiun 
pengamatan adalah data yang sangat vital. Karena dari situ kita bisa 
mulai membuat model volume air yang kita miliki. Dari data curah hujan 
kita bisa menghitung berapa air yang masuk ke sebuah system catchment, 
dan dengan berbagai data lain kita bisa membuat sebuah neraca “water balance”. 
Kalau kita sudah memiliki model “water-balance” ini, maka minimal kita 
memiliki pijakan apa yang harus dilakukan, dimana ada permasalahan, dan  
skenario seperti apa yang perlu dikembangkan.

Untuk kasus banjir, historical data dari curah hujan ini 
juga sangat dibutuhkan karena dari situ kita bisa membuat sebuah 
perhitungan yang berbasis sejarah untuk selanjutnya menggenerasi 
prediksi return period sebuah banjir sesuai dengan kebutuhan kita. Untuk 
masalah ini saja, kita belum beres. Sepertinya bidang ini ada di BMKG, 
tetapi manakala kita butuhkan, ia tidak tersedia dengan cepat. Jadi agak susah 
membayangkan badan-badan yang kita miliki seperti di atas bisa 
bekerja sinergis kalau untuk masalah database curah hujan saja kita 
tidak punya sebuah sistem yang mudah diakses. Di beberapa negara yang 
memiliki pengelolaan air yang baik, data seperti itu dengan mudah 
didapatkan, tinggal beberap klik di internet.

Optimisme yang mungkin bisa kita uarkan adalah, pada dasarnya kita 
sudah punya institusi-institusi yang memadai untuk sebuah manajemen 
banjir yang integratif. Permasalahannya, tidak semua institusi itu 
bekerja dengan 

Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

2012-02-25 Terurut Topik bosman batubara
Hahaha... bisa aja Bapak satu ini... :)

 
tabik
bosman batubara 




 From: Yudie Iskandar yudieiskan...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, February 25, 2012 5:22 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
 

He he he... Bosman dah ngebet jadi ketua komisi ya :-) .. Hati hati ntar ada 
LSM yang ngritisi
“_^


From:  nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com 
Date: Sat, 25 Feb 2012 11:04:48 +0800
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

Lha sudah menjadi kebiasaan di Indonesia ini kan apa2 dibentuk komisi atau 
badan atau lembaga atau bisa juga satgas, yg terpenting bukan hasilnya, tetapi 
diatas kertasnya ada sesuatu supaya bisa ada anggaran utk pelaksanaan dan ada 
yg tandatangan utk mengeluarkan / membelanjakan uang negara secara resmi... 
itung2 pesta uang negara yg legitimate.
 
 
wass,
nyoto


2012/2/25 Ismail Zaini lia...@indo.net.id

 
sebetulnya kalau masalah bencana alam ( spt Banjir ) kan sudah ada Badan ( 
BNPB ) yg nangani Bencana  tsb , kenapa harus bikin bikin lagi Komisi baru 
nanti malah kebanyakan Komisinya.., 
Tugas Badan ini kan sudah jelas nangani bencana mulai pra bencana ( 
penanggulangan ) , sampai paska bencana ( rehabilitasi ),  lha pra bencana ini 
kan mempunyai arti luas bisa dari studi studi itu kenapa terjadi bencana dan 
bagaimana cara memitigasinya .
Badan ini juga dilengkapi oleh Tim Pengarah yang anggotanya ada yg dari unsur 
masyarakat profesionaldan Badan ini juga akan gampang  kuat untuk 
untuk berkoordinasi dg Institusi yang ada spt Direktorat Sungai dan Balai 
Besar Wilayah Sungai di PU , BKMG untuk urusan hujan dan cuaca, dll 
ini yang mestinya dioptimalkan.
 
 
ISM
 
- Original Message - 
From: bosman batubara 
To: iagi net 
Sent: Friday, February 24, 2012 8:58 PM
Subject: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir


Hallo... mari kta teruskan diskusi banjirnya...
***

Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir  
Tulisan ringan ini dapat dianggap sebagai terusan dari tulisan sebelumnya 
“Proyek Setengah Hati Menangani Banjir Jakarta’. Tulisan ini, pada dasarnya, 
terilhami oleh diskusi yang semakin tajam di mailing list alumni Jurusan 
Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada. Karena itu, terima kasih untuk semua 
partner diskusilah…
***
Banjir tahunan sudah menjadi langganan bagi kota seperti Jakarta. Awal tahun 
ini Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah mewanti-wanti 
warga Jakarta agar bersiap menghadapi bencana banjir (Kompas, 2/1/2012). 
Dalam peringatannya BMKG menyatakan bahwa curah hujan yang tinggi dengan 
durasi yang lama akan melanda daerah Jakarta dan sekitarnya. Dan terbukti 
memang apa yang dikhawatirkan oleh BMKG. Pada bagian akhir bulan Februari 
ini, kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta sudah mulai terkena banjir.
Banjir bukan cuma masalah Jakarta, tetapi ia adalah masalah dunia. 
Berdasarkan data yang dirilis oleh Bank Dunia (BD; 2012), pada tahun 2010 
saja di seluruh dunia ada sebanyak 178 juta orang terkena dampak banjir. Dan 
kerugian ekonomi akibat banjir-banjir tersebut untuk tahun 2008—2010 saja 
mencapai sebesar 40 milyar dollar Amerika Serikat (USD). Kalau data ini 
dipertajam, maka khusus untuk daerah Jabodetabek, menurut Badan Perencanaan 
Pembangunan Nasional (BAPPENAS; 2007), untuk banjir pada tahun 2007 saja 
total kerugian, termasuk di dalamnya hilangnya peluang untuk melaksanakan 
kegiatan ekonomi, mencapai 4.3 triliun Rupiah. Ini bukan jumlah yang sedikit, 
kalau dibandingkan misalnya dengan APBD DKI 2008 yang sebesar 20,59 triliun, 
maka kerugian akibat banjir di tahun 2007 adalah sekitar 20%, alias 
seperlima, dari APBD DKI untuk tahun 2008. Ini baru di DKI, belum lagi kalau 
kita mengkuantifikasi total kerugian untuk semua wilayah Indonesia, tanpa
 perlu melakukan perhitungan lagi, kita bisa memprediksi bahwa kita akan 
menemukan angka yang cukup signifikan seperti di atas.
***
selengkapnya: 
http://annelis.wordpress.com/2012/02/24/indonesia-membutuhkan-komisi-pembe 
rantasan-banjir/ 
 
tabik
bosman batubara 

Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

2012-02-25 Terurut Topik Hendratno Agus
Banjir koq diberantas?? Yang benar saja. Sama halnya korupsi koq diberantas? 

Dalam ranah regulasi dan ilmu pengetahuan tentang bencana, yang pas adalah 
adaptasi dan mengurangi resiko banjir. Banjir harus terjadi. Yang bisa dikelola 
dengan ilmu dan teknologi, dan sikap kita adalah adaptasi dan mitigasi 
terhadap banjir. 

Lalu yang diberantas itu banjir yang menggenang seperti di kalteng, jakarta, 
tuban selatan, lamongan, atau banjir bandang seperti di bahorok, pacet, jember? 
hehehehe

salam, agus hend




 From: anwar.tau...@gmail.com anwar.tau...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, February 25, 2012 11:18 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
 

  
Saya kira sekarang ini di republik kita ini rasanya semua badan2, lembaga2 dan  
perangkat perundang2annya sudah cukup lengkap, malah samapai ada yang tumpang 
tindih. Problemnya hanya satu: pelaksanaannya di lapangan yang belum optimal. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Bandono Salim bandon...@gmail.com 
Date: Sat, 25 Feb 2012 04:00:22 +
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
Biasa pak bagi2 duit utangan 
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Ismail Zaini lia...@indo.net.id 
Date: Sat, 25 Feb 2012 09:53:53 +0700
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

sebetulnya kalau masalah bencana alam ( spt Banjir 
) kan sudah ada Badan ( BNPB ) yg nangani Bencana  tsb , kenapa harus bikin 
bikin lagi Komisi baru nanti malah kebanyakan Komisinya.., 
Tugas Badan ini kan sudah jelas nangani bencana 
mulai pra bencana ( penanggulangan ) , sampai paska bencana ( rehabilitasi 
),  lha pra bencana ini kan mempunyai arti luas bisa dari studi studi itu 
kenapa terjadi bencana dan bagaimana cara memitigasinya .
Badan ini juga dilengkapi oleh Tim Pengarah yang 
anggotanya ada yg dari unsur masyarakat profesionaldan Badan ini juga 
akan gampang  kuat untuk untuk berkoordinasi dg Institusi yang ada spt 
Direktorat Sungai dan Balai Besar Wilayah Sungai di PU , BKMG untuk urusan 
hujan 
dan cuaca, dll ini yang mestinya dioptimalkan.
 
 
ISM
 
- Original Message - 
From: bosman  batubara 
To: iagi net 
Sent: Friday, February 24, 2012 8:58  PM
Subject: [iagi-net-l] Indonesia  Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir


Hallo... mari kta teruskan diskusi banjirnya...
***

Indonesia Membutuhkan Komisi  Pemberantasan Banjir  
Tulisan ringan ini dapat dianggap sebagai terusan dari tulisan sebelumnya  
“Proyek  Setengah Hati Menangani Banjir Jakarta’. Tulisan ini, pada dasarnya,  
terilhami oleh diskusi yang semakin tajam di mailing list alumni Jurusan  
Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada. Karena itu, terima kasih untuk semua  
partner diskusilah…
***
Banjir tahunan sudah menjadi langganan bagi kota seperti Jakarta. Awal  tahun 
ini Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah  mewanti-wanti 
warga Jakarta agar bersiap menghadapi bencana banjir (Kompas,  2/1/2012). 
Dalam peringatannya BMKG menyatakan bahwa curah hujan yang tinggi  dengan 
durasi yang lama akan melanda daerah Jakarta dan sekitarnya. Dan  terbukti 
memang apa yang dikhawatirkan oleh BMKG. Pada bagian akhir bulan  Februari 
ini, kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta sudah mulai terkena  banjir.
Banjir bukan cuma masalah Jakarta, tetapi ia  adalah masalah dunia. 
Berdasarkan data yang dirilis oleh Bank Dunia (BD;  2012), pada tahun 2010 
saja di seluruh dunia ada sebanyak 178 juta orang  terkena dampak banjir. Dan 
kerugian ekonomi akibat banjir-banjir tersebut  untuk tahun 2008—2010 saja 
mencapai sebesar 40 milyar dollar Amerika Serikat  (USD). Kalau data ini 
dipertajam, maka khusus untuk daerah Jabodetabek,  menurut Badan Perencanaan 
Pembangunan Nasional (BAPPENAS; 2007), untuk banjir  pada tahun 2007 saja 
total kerugian, termasuk di dalamnya hilangnya peluang  untuk melaksanakan 
kegiatan ekonomi, mencapai 4.3 triliun Rupiah. Ini bukan  jumlah yang sedikit, 
kalau dibandingkan misalnya dengan APBD DKI 2008 yang  sebesar 20,59 triliun, 
maka kerugian akibat banjir di tahun 2007 adalah  sekitar 20%, alias 
seperlima, dari APBD DKI untuk tahun 2008. Ini baru di DKI,  belum lagi kalau 
kita mengkuantifikasi total kerugian untuk semua wilayah 
 Indonesia, tanpa perlu melakukan perhitungan lagi, kita bisa memprediksi bahwa 
 kita akan menemukan angka yang cukup signifikan seperti di  atas.***
selengkapnya: 
http://annelis.wordpress.com/2012/02/24/indonesia-membutuhkan-komisi-pembe  
rantasan-banjir/ 
 
tabik
bosman  batubara 

Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

2012-02-25 Terurut Topik Yudie Iskandar
Ha ha ha.. Pak Anwar Taufik ini bisa aja, udah numpang, tindih lagi.. 
Soal lainnya saya sepakat sajalah dengan pak GusHend
Lanjutkan! Tapi ojo serius tah, wiken iki
Salam
YI
“_^

-Original Message-
From: Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com
Date: Sat, 25 Feb 2012 16:48:38 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
Banjir koq diberantas?? Yang benar saja. Sama halnya korupsi koq diberantas? 

Dalam ranah regulasi dan ilmu pengetahuan tentang bencana, yang pas adalah 
adaptasi dan mengurangi resiko banjir. Banjir harus terjadi. Yang bisa dikelola 
dengan ilmu dan teknologi, dan sikap kita adalah adaptasi dan mitigasi 
terhadap banjir. 

Lalu yang diberantas itu banjir yang menggenang seperti di kalteng, jakarta, 
tuban selatan, lamongan, atau banjir bandang seperti di bahorok, pacet, jember? 
hehehehe

salam, agus hend




 From: anwar.tau...@gmail.com anwar.tau...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, February 25, 2012 11:18 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
 

  
Saya kira sekarang ini di republik kita ini rasanya semua badan2, lembaga2 dan  
perangkat perundang2annya sudah cukup lengkap, malah samapai ada yang tumpang 
tindih. Problemnya hanya satu: pelaksanaannya di lapangan yang belum optimal. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Bandono Salim bandon...@gmail.com 
Date: Sat, 25 Feb 2012 04:00:22 +
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
Biasa pak bagi2 duit utangan 
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Ismail Zaini lia...@indo.net.id 
Date: Sat, 25 Feb 2012 09:53:53 +0700
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

sebetulnya kalau masalah bencana alam ( spt Banjir 
) kan sudah ada Badan ( BNPB ) yg nangani Bencana  tsb , kenapa harus bikin 
bikin lagi Komisi baru nanti malah kebanyakan Komisinya.., 
Tugas Badan ini kan sudah jelas nangani bencana 
mulai pra bencana ( penanggulangan ) , sampai paska bencana ( rehabilitasi 
),  lha pra bencana ini kan mempunyai arti luas bisa dari studi studi itu 
kenapa terjadi bencana dan bagaimana cara memitigasinya .
Badan ini juga dilengkapi oleh Tim Pengarah yang 
anggotanya ada yg dari unsur masyarakat profesionaldan Badan ini juga 
akan gampang  kuat untuk untuk berkoordinasi dg Institusi yang ada spt 
Direktorat Sungai dan Balai Besar Wilayah Sungai di PU , BKMG untuk urusan 
hujan 
dan cuaca, dll ini yang mestinya dioptimalkan.
 
 
ISM
 
- Original Message - 
From: bosman  batubara 
To: iagi net 
Sent: Friday, February 24, 2012 8:58  PM
Subject: [iagi-net-l] Indonesia  Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir


Hallo... mari kta teruskan diskusi banjirnya...
***

Indonesia Membutuhkan Komisi  Pemberantasan Banjir  
Tulisan ringan ini dapat dianggap sebagai terusan dari tulisan sebelumnya  
“Proyek  Setengah Hati Menangani Banjir Jakarta’. Tulisan ini, pada dasarnya,  
terilhami oleh diskusi yang semakin tajam di mailing list alumni Jurusan  
Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada. Karena itu, terima kasih untuk semua  
partner diskusilah…
***
Banjir tahunan sudah menjadi langganan bagi kota seperti Jakarta. Awal  tahun 
ini Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah  mewanti-wanti 
warga Jakarta agar bersiap menghadapi bencana banjir (Kompas,  2/1/2012). 
Dalam peringatannya BMKG menyatakan bahwa curah hujan yang tinggi  dengan 
durasi yang lama akan melanda daerah Jakarta dan sekitarnya. Dan  terbukti 
memang apa yang dikhawatirkan oleh BMKG. Pada bagian akhir bulan  Februari 
ini, kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta sudah mulai terkena  banjir.
Banjir bukan cuma masalah Jakarta, tetapi ia  adalah masalah dunia. 
Berdasarkan data yang dirilis oleh Bank Dunia (BD;  2012), pada tahun 2010 
saja di seluruh dunia ada sebanyak 178 juta orang  terkena dampak banjir. Dan 
kerugian ekonomi akibat banjir-banjir tersebut  untuk tahun 2008—2010 saja 
mencapai sebesar 40 milyar dollar Amerika Serikat  (USD). Kalau data ini 
dipertajam, maka khusus untuk daerah Jabodetabek,  menurut Badan Perencanaan 
Pembangunan Nasional (BAPPENAS; 2007), untuk banjir  pada tahun 2007 saja 
total kerugian, termasuk di dalamnya hilangnya peluang  untuk melaksanakan 
kegiatan ekonomi, mencapai 4.3 triliun Rupiah. Ini bukan  jumlah yang sedikit, 
kalau dibandingkan misalnya dengan APBD DKI 2008 yang  sebesar 20,59 triliun, 
maka kerugian akibat banjir di tahun 2007 adalah  sekitar 20%, alias 
seperlima, dari APBD DKI untuk tahun 2008. Ini baru di DKI,  belum lagi kalau 
kita mengkuantifikasi total kerugian untuk semua wilayah 
 Indonesia, tanpa perlu melakukan perhitungan lagi, 

Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

2012-02-25 Terurut Topik bosman batubara
Di akhir tulisannya begini Mas Agus...

,

Komisi Pemberantasan Banjir (KPB) ini, sebut saja namanya demikian, 
nantinya yang akan bertugas mengintegrasikan modal institusional yang 
sudah kita miliki dalam hal penanganan banjir. KPB juga layak diberi 
kewenangan yang lebih besar, seperti layaknya KPK, agar ia mampu 
menerobos batas adminsitrasi dan mendisain manajemen banjir yang sesuai 
kasus per kasus. Diharapkan, dengan adanya superbody KPB, maka 
tidak adalagi ketidaksinergian antara berbagai sektor. Dan setelah 
bekerja beberapa waktu sesuai dengan yang mereka targetkan kelak, kalau 
banjir masih belum terkelola dengan baik, minimal kita punya badan/orang untuk 
dituntut mundur, tidak seperti yang terjadi selama ini.

Pada akhirnya, ini hanyalah sebuah pemikiran sederhana. Tentu saja 
banyak kelemahannya. Dan mengasah ide dan membuatnya lebih tajam, adalah satu 
manfaat dari menggulirkan ide kita di ruang publik. Saya tunggu 
diskusinya.

***

nama KPB hanya sembarang saya comot dari memory karena orang akan cepat ngeh. 
Pertanyaannya kuncinya adalah, bagaimana mengintegrasikan/mensinergikan dan 
membuat badan2 yang mengurusi kebencanaan di kita lebih berkewenangan? Atau 
saya tanya dengan cara lain, siapa yang akan kita tuntut mundur kalau banjir 
terus-menerus terjadi di Jakarta? BNPB? Balai Air PU? Staf Khusus Presiden 
Bidang Bencana? BMKG? Gubernur?  


Jadi, manajemen banjir Jakarta itu tanggung jawab siapa? Siapa komandannya? 


Dan sebelum semuanya lebih jauh saya kutipkan bagian awal tulisan itu, 
kemarin lupa...

...,
Tulisan ringan ini dapat dianggap sebagai terusan dari tulisan sebelumnya 
“Proyek Setengah Hati Menangani Banjir Jakarta’. Tulisan ini, pada dasarnya, 
terilhami oleh diskusi yang semakin tajam 
di mailing list alumni Jurusan Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada. 
Karena itu, terima kasih untuk semua partner diskusilah…, namun semua 
pertanggungjawaban atas isinya ada di pundak saya (Bosman Batubara).
***

 
tabik
bosman batubara 




 From: Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, February 25, 2012 9:48 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
 

Banjir koq diberantas?? Yang benar saja. Sama halnya korupsi koq diberantas? 

Dalam ranah regulasi dan ilmu pengetahuan tentang bencana, yang pas adalah 
adaptasi dan mengurangi resiko banjir. Banjir harus terjadi. Yang bisa dikelola 
dengan ilmu dan teknologi, dan sikap kita adalah adaptasi dan mitigasi 
terhadap banjir. 

Lalu yang diberantas itu banjir yang menggenang seperti di kalteng, jakarta, 
tuban selatan, lamongan, atau banjir bandang seperti di bahorok, pacet, jember? 
hehehehe

salam, agus hend




 From: anwar.tau...@gmail.com anwar.tau...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, February 25, 2012 11:18 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
 

  
Saya kira sekarang ini di republik kita ini rasanya semua badan2, lembaga2 dan  
perangkat perundang2annya sudah cukup lengkap, malah samapai ada yang tumpang 
tindih. Problemnya hanya satu: pelaksanaannya di lapangan yang belum optimal. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Bandono Salim bandon...@gmail.com 
Date: Sat, 25 Feb 2012 04:00:22 +
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
Biasa pak bagi2 duit utangan 
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Ismail Zaini lia...@indo.net.id 
Date: Sat, 25 Feb 2012 09:53:53 +0700
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

sebetulnya kalau masalah bencana alam ( spt Banjir 
) kan sudah ada Badan ( BNPB ) yg nangani Bencana  tsb , kenapa harus bikin 
bikin lagi Komisi baru nanti malah kebanyakan Komisinya.., 
Tugas Badan ini kan sudah jelas nangani bencana 
mulai pra bencana ( penanggulangan ) , sampai paska bencana ( rehabilitasi 
),  lha pra bencana ini kan mempunyai arti luas bisa dari studi studi itu 
kenapa terjadi bencana dan bagaimana cara memitigasinya .
Badan ini juga dilengkapi oleh Tim Pengarah yang 
anggotanya ada yg dari unsur masyarakat profesionaldan Badan ini juga 
akan gampang  kuat untuk untuk berkoordinasi dg Institusi yang ada spt 
Direktorat Sungai dan Balai Besar Wilayah Sungai di PU , BKMG untuk urusan 
hujan 
dan cuaca, dll ini yang mestinya dioptimalkan.
 
 
ISM
 
- Original Message - 
From: bosman  batubara 
To: iagi net 
Sent: Friday, February 24, 2012 8:58  PM
Subject: [iagi-net-l] Indonesia  Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir


Hallo... mari kta teruskan diskusi banjirnya...
***

Indonesia Membutuhkan Komisi  Pemberantasan Banjir  
Tulisan ringan ini dapat dianggap sebagai terusan dari tulisan 

Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

2012-02-25 Terurut Topik strivearth
lama2 saya mau mengusulkan komisi penjamin jalannya pemerintahan...saking 
absurdnya pemerintah sekarang bikin komisi ini itu cuman buat jadi kandang emas 
orang2 bergelar sarjana
visit strivearth.com and be entertained


PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

2012-02-25 Terurut Topik strivearth
Yang paling bertanggung jawab ya presiden, dibawahnya gubernur dki jakarta, 
gubernur jabar, gubernur banten, menko kesra. Gak perlu komisi2an. Paling 
tempat calo bikin proposal ke lembaga rentenir.

visit strivearth.com and be entertained

-Original Message-
From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com
Date: Sat, 25 Feb 2012 01:29:30 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
ya, saya sepakat soal itu. tapi pertanyaan utama saya, siapa yang bertanggung 
jawab terhadap manajemen banjir jakarta? 

 
tabik
bosman batubara 


 From: strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, February 25, 2012 10:16 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
 
lama2 saya mau mengusulkan komisi penjamin jalannya pemerintahan...saking 
absurdnya pemerintah sekarang bikin komisi ini itu cuman buat jadi kandang emas 
orang2 bergelar sarjana
visit strivearth.com and be entertained


PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-


Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

2012-02-25 Terurut Topik bosman batubara
Secara hierarkis memang begitu, tetapi kok banjir tetap saja terjadi? Menjadi 
rutinitas? Kalau logika struktural itu jalan, tidak akan keluar istilah banjir 
kiriman. Ini bahkan di laporan BAPPENAS ada istilah banjir kiriman. Yang 
maksudnya, Bogor sebagai pengirim dan DKI sebagai penerima. Ini artinya 
saling melempar bola. Ini terjadi karena masalah dasar yang saya angkat dalam 
tulisan ini: batas administrasi tidak sesuai dengan batas catchment. BAPPENAS 
itu sudah lembaga pusat lho (pembantu Presiden). 


Lantas siapa yang bisa menjembatani Provinsi DKI dengan Jabar? Presiden? Lantas 
kenapa yang jadi sasaran tembak selalu Gubernur DKI? Kenapa tidak secara 
eksplisit Presiden mengambil alih tanggung jawab? Apakah banjir Jakarta itu 
dianggap bencana nasional atau urusan daerah? 


tabik
bosman batubara 




 From: strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, February 25, 2012 10:35 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
 

Yang paling bertanggung jawab ya presiden, dibawahnya gubernur dki jakarta, 
gubernur jabar, gubernur banten, menko kesra. Gak perlu komisi2an. Paling 
tempat calo bikin proposal ke lembaga rentenir.

visit strivearth.com and be entertained


From:  bosman batubara bosman200...@yahoo.com 
Date: Sat, 25 Feb 2012 01:29:30 -0800 (PST)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

ya, saya sepakat soal itu. tapi pertanyaan utama saya, siapa yang bertanggung 
jawab terhadap manajemen banjir jakarta? 

 
tabik
bosman batubara 


 From: strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, February 25, 2012 10:16 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
 
lama2 saya mau mengusulkan komisi penjamin jalannya pemerintahan...saking 
absurdnya pemerintah sekarang bikin komisi ini itu cuman buat jadi kandang emas 
orang2 bergelar sarjana
visit strivearth.com and be entertained


PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to:
 iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI
 or its members be liable for any, including but not limited to direct or 
indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of 
use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any 
information posted on IAGI mailing list.
-

Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

2012-02-25 Terurut Topik strivearth
Akar masalahnya adalah adanya banjir. Banjir terjadi karena adanya debit yang 
tidak tertampung. 
Debit tidak tertampung karena jalur aliran berkurang. Ini masalah yang harus 
dipecahkan oleh penerima di hilir. Dalam hal ini DKI Jakarta. General 
responsibility di Gubernur DKI Jakarta. Mau tidak mau dia harus 
menyelesaikannya (adakah mandat atas gubernur dki yang resmi? Mungkin kalo ada 
banjir salah satunya?). 
Debit besar terjadi salah satunya penggundulan hutan dan pendangkalan sungai di 
hulu. Ini masalah kelestarian lingkungan. Tanggung jawab gubernur jabar dan 
banten. 
Sudah lintas wilayah? Presiden RI harus ikut campur memberi instruksi jelas. 
Dan Bappenas bisa dijadikan koordinator. Gak perlu komisi2 pemoles muka 
presiden. Cukup bappenas ato malah kementrian PU dilebarkan wewenangnya. Tapi 
karena mentri adalah tempelan mafia calo, oh well gak bisa diharapkan. (Seluruh 
pemerintahan adalah tempelan mafia calo...jadi memang tak bisa diharapkan 
sih...) 

Oh well, boleh ngomong panjang lebar, tapi kalo responsible person mindsetnya 
adalah calo, yasudah, takkan berhasil.

Karena itulah: #indonesiatanpaparpol, #politiktanpajendral, #demokrasitanpacalo

visit strivearth.com and be entertained

-Original Message-
From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com
Date: Sat, 25 Feb 2012 01:50:37 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
Secara hierarkis memang begitu, tetapi kok banjir tetap saja terjadi? Menjadi 
rutinitas? Kalau logika struktural itu jalan, tidak akan keluar istilah banjir 
kiriman. Ini bahkan di laporan BAPPENAS ada istilah banjir kiriman. Yang 
maksudnya, Bogor sebagai pengirim dan DKI sebagai penerima. Ini artinya 
saling melempar bola. Ini terjadi karena masalah dasar yang saya angkat dalam 
tulisan ini: batas administrasi tidak sesuai dengan batas catchment. BAPPENAS 
itu sudah lembaga pusat lho (pembantu Presiden). 


Lantas siapa yang bisa menjembatani Provinsi DKI dengan Jabar? Presiden? Lantas 
kenapa yang jadi sasaran tembak selalu Gubernur DKI? Kenapa tidak secara 
eksplisit Presiden mengambil alih tanggung jawab? Apakah banjir Jakarta itu 
dianggap bencana nasional atau urusan daerah? 


tabik
bosman batubara 




 From: strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, February 25, 2012 10:35 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
 

Yang paling bertanggung jawab ya presiden, dibawahnya gubernur dki jakarta, 
gubernur jabar, gubernur banten, menko kesra. Gak perlu komisi2an. Paling 
tempat calo bikin proposal ke lembaga rentenir.

visit strivearth.com and be entertained


From:  bosman batubara bosman200...@yahoo.com 
Date: Sat, 25 Feb 2012 01:29:30 -0800 (PST)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

ya, saya sepakat soal itu. tapi pertanyaan utama saya, siapa yang bertanggung 
jawab terhadap manajemen banjir jakarta? 

 
tabik
bosman batubara 


 From: strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, February 25, 2012 10:16 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
 
lama2 saya mau mengusulkan komisi penjamin jalannya pemerintahan...saking 
absurdnya pemerintah sekarang bikin komisi ini itu cuman buat jadi kandang emas 
orang2 bergelar sarjana
visit strivearth.com and be entertained


PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to:
 iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no 

Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

2012-02-25 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Untuk project yg sedang berjalan silahkan tengok sini
http://web.worldbank.org/external/projects/main?Projectid=P111034theSitePK=40941piPK=73230pagePK=64283627menuPK=228424
Jakarta Urgent Flood Mitigation Project

Disitu ada step step serta database, barangkali bisa dilihat sejauh mana
project ini sesuai yg diharapkan

Rdp

On Saturday, February 25, 2012, bosman batubara bosman200...@yahoo.com
wrote:
 Okelah kalau begitu Pakdhe, kita nikmati aja sembari juga kita nikmati
data yang saya paparkan di bagian awal tulisan itu: 20% dari APBD DKI 2008
Pakdhe, alias seperlima...  ;).

 
 Banjir bukan cuma masalah Jakarta, tetapi ia adalah masalah dunia.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Bank Dunia (BD; 2012), pada tahun 2010
saja di seluruh dunia ada sebanyak 178 juta orang terkena dampak banjir.
Dan kerugian ekonomi akibat banjir-banjir tersebut untuk tahun 2008—2010
saja mencapai sebesar 40 milyar dollar Amerika Serikat (USD). Kalau data
ini dipertajam, maka khusus untuk daerah Jabodetabek, menurut Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS; 2007), untuk banjir pada tahun
2007 saja total kerugian, termasuk di dalamnya hilangnya peluang untuk
melaksanakan kegiatan ekonomi, mencapai 4.3 triliun Rupiah. Ini bukan
jumlah yang sedikit, kalau dibandingkan misalnya dengan APBD DKI 2008 yang
sebesar 20,59 triliun, maka kerugian akibat banjir di tahun 2007 adalah
sekitar 20%, alias seperlima, dari APBD DKI untuk tahun 2008.
 

 tabik
 bosman batubara

 
 From: Ismail lia...@indo.net.id
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Saturday, February 25, 2012 11:17 AM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan
Banjir

 Wah boleh juga kalau Gub atau bupati yg bertanggung jawab banjir disuruh
mundur jadi kalau musim hujan tiba ada penggantian Gubernur or bupati biar
ada pemerataan jabatannya . Siapa tahu kebagian . . . .

 Kebetulan rumahku dipinggiran kali Ciliwung kurang dari 100 meter dari
bibir sungai Ciliwung, sampai sampai hafal kalau ktinggian airnya sdh
sekian { saya tandai } Kp Melayu banjir atau bukit duri banjir.

 Sepanjang bantaran sungai tsb banyak penghuninya begitu air naik dikit
sudah tergenang , kalau saya tanya knp masih tinggal disitu mereka bilang
paling banjirnya 2 ~ 3 mingguan saja jadi masih ada 50 minggu pertahun yg
tdk kebanjiran , jadi dinikmati saja

 Ism
 Sent by Liamsi's Mobile Phone
 
 From: strivea...@gmail.com
 Date: Sat, 25 Feb 2012 09:35:40 +
 To: iagi-net@iagi.or.id
 ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan
Banjir
 Yang paling bertanggung jawab ya presiden, dibawahnya gubernur dki
jakarta, gubernur jabar, gubernur banten, menko kesra. Gak perlu komisi2an.
Paling tempat calo bikin proposal ke lembaga rentenir.
 visit strivearth.com and be entertained
 
 From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com
 Date: Sat, 25 Feb 2012 01:29:30 -0800 (PST)
 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
 ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan
Banjir
 ya, saya sepakat soal itu. tapi pertanyaan utama saya, siapa yang
bertanggung jawab terhadap manajemen banjir jakarta?

 tabik
 bosman batubara
 
 From: strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Saturday, February 25, 2012 10:16 AM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan
Banjir

 lama2 saya mau mengusulkan komisi penjamin jalannya pemerintahan...saking
absurdnya pemerintah sekarang bikin komisi ini itu cuman buat jadi kandang
emas orang2 bergelar sarjana
 visit strivearth.com and be entertained



 PP-IAGI 2011-2014:
 Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
 Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com


 Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
 Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir
pengiriman abstrak 28 Februari 2012.


 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 For topics not dire

-- 
*Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*


Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

2012-02-25 Terurut Topik bosman batubara
Terima kasih link-nya Pakde, projek itu yang saya diskusikan dalam tulisan 
sebelumnya:

http://annelis.wordpress.com/2012/02/24/proyek-setengah-hati-menangani-banjir-jakarta/

 
tabik
bosman batubara 




 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, February 25, 2012 12:32 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
 

Untuk project yg sedang berjalan silahkan tengok sini 
http://web.worldbank.org/external/projects/main?Projectid=P111034theSitePK=40941piPK=73230pagePK=64283627menuPK=228424
Jakarta Urgent Flood Mitigation Project

Disitu ada step step serta database, barangkali bisa dilihat sejauh mana 
project ini sesuai yg diharapkan

Rdp

Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

2012-02-25 Terurut Topik Bandono Salim
Di indonesia akan sulit, karena kerja antar kabupaten sulit, gubernur saja gak 
bisa satukan bupati danyang setingkat.

Masih sangat kuat egoisme dan atau kedaerahannya. Coba antar kampung saja 
saling gempur.

Semoga bisa damai.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com
Date: Sat, 25 Feb 2012 00:22:26 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
Jawabannya sebenarnya ada di tulisan itu sendiri... nih saya kopikan... saya 
juga cuma melempar ide. Atau mungkin logikanya kita balik, gimana memaksimalkan 
dan mengintegrasikan kerja2 unit2 tentang bencana yang sudah ada? 


***
,...

Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk menerobos perbedaan konsep 
administrasi dan DAS ini? Solusi paling mendasar tentu saja adalah, tata ulang 
batas-batas adminisrasi dan buat batas yang baru sesuai dengan 
morfologi, dan kalau mungkin distrbusi ekosistem, dimana konsep ini 
sering dikenal dengan bio/eco-region.  Akan tetapi ini tentu saja bukan 
pekerjaan yang mudah. Ada banyak instrument birokrasi seperti 
perkantoran, dan bahkan juga sistem pendataan, yang juga mesti dirombak. Dan 
sudah pasti biayanya akan sangat mahal.

Di sini barangkali penting menggali inspirasi dari daerah lain di 
dunia, kita ambil contoh manajemen Sungai Danube yang melibatkan 14 
negara (Austria, Bosnia-Herzegovina, Bulgaria, Kroasia, Republik Ceko, 
Jerman, Hungaria, Moldovia, Montenegro, Rumania, Serbia, Slovakia, 
Slovenia dan Ukraina). International Commission for the Protection of the 
Danube River (icpdr; http://www.icpdr.org/), selain mengurusi masalah 
ekosistem, kualitas air, polusi, air tanah, 
bendungan dan struktur hydrologi lainnya, manajemen cekungan sungai, 
juga memasukkan banjir dan kekeringan dalam list urusan mereka. Artinya, badan 
inilah yang menjadi otoritas terhadap rencana aksi pengurangan 
resiko banjir untuk kawasan DAS Danube. Hal yang sama untuk Sungai Rhine yang 
melibatkan Swiss, Perancis, Luxemburg dan Belanda dengan superbody yang 
melintas batas administrasi negara dengan nama International Commision for the 
Protection of the Rhine (ICPR; http://www.iksr.org/index.php?id=58L=3). Dan 
juga untuk Sungai Orda yang melibatkan Jerman, Republik Ceko dan Polandia 
(http://www.mkoo.pl/index.php?mid=18).

Lantas apa yang kita miliki? Untuk manajemen bencana di Indonesia, 
kita memiliki Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dibentuk 
berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 24 Tahun 2007 
Tentang Penanggulangan Bencana. Selain itu kita juga memiliki 
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yang hadir lewat Balai Sungai-sungainya. Dan 
yang terakhir, kita juga memiliki Staf Khsusus Presiden bidang 
Kebencanaan dan Bantuan Sosial. Serta tak boleh kita lupakan Badan 
Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) seperti yang dibentuk di Aceh pasca 
tsunami 2004.

Dari kelima badan  yang kita miliki di atas, lantas siapa yang 
bertanggung jawab terhadap banjir musiman di Jakarta? Siapa yang akan 
kita tuding dan tuntut mundur kalau banjir terjadi terus-menerus? 
Sepertinya tidak satu pun.

BNPB sementara ini tampaknya masih bergelut dengan masalah institusi 
dan belum memiliki kapabilitas kelembagaan untuk mengurusi bencana 
seperti banjir yang membutuhkan riset dan kecakapan teknologi. 
Balai-balai sungai di PU, yang tampaknya sebenarnya merupakan gudang 
para pakar banjir, lebih terkonsentrasi mengurusi permasalahan suplai 
air minum. BRR sifatnya ad hoc, hanya muncul ketika kita 
memiliki kasus seperti tsunami Aceh 2004. Staf Khusus Presiden untuk 
bidang Kebencanaan dan Bantuan Sosial lebih tidak jelas lagi, belakangan ini 
malah sibuk dalam urusan “piramida” di Gunung Sadahurip.

Indikasi paling gampang dari kurang kuatnya, dan juga tidak 
sinergisnya,  pekerjaan badan-badan yang berhubungan dengan bencana 
banjir yang kita miliki misalnya, dapat kita lihat dari hal yang kecil. 
Untuk kasus banjir, data menerus curah hujan dari setiap stasiun 
pengamatan adalah data yang sangat vital. Karena dari situ kita bisa 
mulai membuat model volume air yang kita miliki. Dari data curah hujan 
kita bisa menghitung berapa air yang masuk ke sebuah system catchment, 
dan dengan berbagai data lain kita bisa membuat sebuah neraca “water balance”. 
Kalau kita sudah memiliki model “water-balance” ini, maka minimal kita 
memiliki pijakan apa yang harus dilakukan, dimana ada permasalahan, dan  
skenario seperti apa yang perlu dikembangkan.

Untuk kasus banjir, historical data dari curah hujan ini 
juga sangat dibutuhkan karena dari situ kita bisa membuat sebuah 
perhitungan yang berbasis sejarah untuk selanjutnya menggenerasi 
prediksi return period sebuah banjir sesuai dengan kebutuhan kita. Untuk 
masalah ini saja, kita belum beres. Sepertinya bidang ini ada di BMKG, 
tetapi manakala kita butuhkan, ia tidak tersedia dengan cepat. Jadi agak susah 
membayangkan badan-badan 

Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

2012-02-25 Terurut Topik Bandono Salim
Yang benar, bersahabatlah dengan air, angin, tanah dan api. Jangan ada istilah 
memberantas, membasmi, atu sejenisnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com
Date: Sat, 25 Feb 2012 16:48:38 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
Banjir koq diberantas?? Yang benar saja. Sama halnya korupsi koq diberantas? 

Dalam ranah regulasi dan ilmu pengetahuan tentang bencana, yang pas adalah 
adaptasi dan mengurangi resiko banjir. Banjir harus terjadi. Yang bisa dikelola 
dengan ilmu dan teknologi, dan sikap kita adalah adaptasi dan mitigasi 
terhadap banjir. 

Lalu yang diberantas itu banjir yang menggenang seperti di kalteng, jakarta, 
tuban selatan, lamongan, atau banjir bandang seperti di bahorok, pacet, jember? 
hehehehe

salam, agus hend




 From: anwar.tau...@gmail.com anwar.tau...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, February 25, 2012 11:18 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
 

  
Saya kira sekarang ini di republik kita ini rasanya semua badan2, lembaga2 dan  
perangkat perundang2annya sudah cukup lengkap, malah samapai ada yang tumpang 
tindih. Problemnya hanya satu: pelaksanaannya di lapangan yang belum optimal. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Bandono Salim bandon...@gmail.com 
Date: Sat, 25 Feb 2012 04:00:22 +
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
Biasa pak bagi2 duit utangan 
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Ismail Zaini lia...@indo.net.id 
Date: Sat, 25 Feb 2012 09:53:53 +0700
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

sebetulnya kalau masalah bencana alam ( spt Banjir 
) kan sudah ada Badan ( BNPB ) yg nangani Bencana  tsb , kenapa harus bikin 
bikin lagi Komisi baru nanti malah kebanyakan Komisinya.., 
Tugas Badan ini kan sudah jelas nangani bencana 
mulai pra bencana ( penanggulangan ) , sampai paska bencana ( rehabilitasi 
),  lha pra bencana ini kan mempunyai arti luas bisa dari studi studi itu 
kenapa terjadi bencana dan bagaimana cara memitigasinya .
Badan ini juga dilengkapi oleh Tim Pengarah yang 
anggotanya ada yg dari unsur masyarakat profesionaldan Badan ini juga 
akan gampang  kuat untuk untuk berkoordinasi dg Institusi yang ada spt 
Direktorat Sungai dan Balai Besar Wilayah Sungai di PU , BKMG untuk urusan 
hujan 
dan cuaca, dll ini yang mestinya dioptimalkan.
 
 
ISM
 
- Original Message - 
From: bosman  batubara 
To: iagi net 
Sent: Friday, February 24, 2012 8:58  PM
Subject: [iagi-net-l] Indonesia  Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir


Hallo... mari kta teruskan diskusi banjirnya...
***

Indonesia Membutuhkan Komisi  Pemberantasan Banjir  
Tulisan ringan ini dapat dianggap sebagai terusan dari tulisan sebelumnya  
“Proyek  Setengah Hati Menangani Banjir Jakarta’. Tulisan ini, pada dasarnya,  
terilhami oleh diskusi yang semakin tajam di mailing list alumni Jurusan  
Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada. Karena itu, terima kasih untuk semua  
partner diskusilah…
***
Banjir tahunan sudah menjadi langganan bagi kota seperti Jakarta. Awal  tahun 
ini Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah  mewanti-wanti 
warga Jakarta agar bersiap menghadapi bencana banjir (Kompas,  2/1/2012). 
Dalam peringatannya BMKG menyatakan bahwa curah hujan yang tinggi  dengan 
durasi yang lama akan melanda daerah Jakarta dan sekitarnya. Dan  terbukti 
memang apa yang dikhawatirkan oleh BMKG. Pada bagian akhir bulan  Februari 
ini, kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta sudah mulai terkena  banjir.
Banjir bukan cuma masalah Jakarta, tetapi ia  adalah masalah dunia. 
Berdasarkan data yang dirilis oleh Bank Dunia (BD;  2012), pada tahun 2010 
saja di seluruh dunia ada sebanyak 178 juta orang  terkena dampak banjir. Dan 
kerugian ekonomi akibat banjir-banjir tersebut  untuk tahun 2008—2010 saja 
mencapai sebesar 40 milyar dollar Amerika Serikat  (USD). Kalau data ini 
dipertajam, maka khusus untuk daerah Jabodetabek,  menurut Badan Perencanaan 
Pembangunan Nasional (BAPPENAS; 2007), untuk banjir  pada tahun 2007 saja 
total kerugian, termasuk di dalamnya hilangnya peluang  untuk melaksanakan 
kegiatan ekonomi, mencapai 4.3 triliun Rupiah. Ini bukan  jumlah yang sedikit, 
kalau dibandingkan misalnya dengan APBD DKI 2008 yang  sebesar 20,59 triliun, 
maka kerugian akibat banjir di tahun 2007 adalah  sekitar 20%, alias 
seperlima, dari APBD DKI untuk tahun 2008. Ini baru di DKI,  belum lagi kalau 
kita mengkuantifikasi total kerugian untuk semua wilayah 
 Indonesia, tanpa perlu melakukan perhitungan lagi, kita bisa memprediksi bahwa 
 

Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

2012-02-25 Terurut Topik Bandono Salim
Seluruh aparat dan masyarakat. Kalau hanya pu wah gak bisa. Juga kerjasama dg 
kabupaten bogor, jawabarat dan tangerang.
Kalaiu sepotong sepotong, jangan harap akan berhasil.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com
Date: Sat, 25 Feb 2012 01:29:30 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
ya, saya sepakat soal itu. tapi pertanyaan utama saya, siapa yang bertanggung 
jawab terhadap manajemen banjir jakarta? 

 
tabik
bosman batubara 


 From: strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, February 25, 2012 10:16 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
 
lama2 saya mau mengusulkan komisi penjamin jalannya pemerintahan...saking 
absurdnya pemerintah sekarang bikin komisi ini itu cuman buat jadi kandang emas 
orang2 bergelar sarjana
visit strivearth.com and be entertained


PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-


Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

2012-02-25 Terurut Topik bosman batubara
Barangkali teknik persuasi dan komunikasinya selama ini yang bermasalah Pak. 
Sedikit menyimpang, tetapi ada inspirasi yang sangat bagus dari Walikota Solo, 
Jokowi, tentang bagaimana ia mempersuasi pedagang pasar dan PKL. Ini salah satu 
masalah selama ini dalam komunikasi pemerintah dengan masyarakat, tetapi Jokowi 
mengatasinya dengan cara yang berbeda. Kita mungkin bisa belajar sesutau dari 
cara Pak Jokowi ini. 


Ini saya kompikan link wawancara Jokowi di Mata Najwa Metro TV. sangat 
inspiratif salah satu bagian dimana ia bercerita soal mendekati, dan pada 
akhirnya membangun trust dengan warga Solo. 

http://www.youtube.com/watch?v=V2WrUMJ2o6cfeature=related

 
tabik
bosman batubara 




 From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, February 25, 2012 12:42 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
 

Di indonesia akan sulit, karena kerja antar kabupaten sulit, gubernur saja gak 
bisa satukan bupati danyang setingkat.

Masih sangat kuat egoisme dan atau kedaerahannya. Coba antar kampung saja 
saling gempur.

Semoga bisa damai.
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  bosman batubara bosman200...@yahoo.com 
Date: Sat, 25 Feb 2012 00:22:26 -0800 (PST)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

2012-02-25 Terurut Topik Bandono Salim
Kan sudah aku jawab. Di awal diskusi.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: strivea...@gmail.com
Date: Sat, 25 Feb 2012 10:01:52 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
Akar masalahnya adalah adanya banjir. Banjir terjadi karena adanya debit yang 
tidak tertampung. 
Debit tidak tertampung karena jalur aliran berkurang. Ini masalah yang harus 
dipecahkan oleh penerima di hilir. Dalam hal ini DKI Jakarta. General 
responsibility di Gubernur DKI Jakarta. Mau tidak mau dia harus 
menyelesaikannya (adakah mandat atas gubernur dki yang resmi? Mungkin kalo ada 
banjir salah satunya?). 
Debit besar terjadi salah satunya penggundulan hutan dan pendangkalan sungai di 
hulu. Ini masalah kelestarian lingkungan. Tanggung jawab gubernur jabar dan 
banten. 
Sudah lintas wilayah? Presiden RI harus ikut campur memberi instruksi jelas. 
Dan Bappenas bisa dijadikan koordinator. Gak perlu komisi2 pemoles muka 
presiden. Cukup bappenas ato malah kementrian PU dilebarkan wewenangnya. Tapi 
karena mentri adalah tempelan mafia calo, oh well gak bisa diharapkan. (Seluruh 
pemerintahan adalah tempelan mafia calo...jadi memang tak bisa diharapkan 
sih...) 

Oh well, boleh ngomong panjang lebar, tapi kalo responsible person mindsetnya 
adalah calo, yasudah, takkan berhasil.

Karena itulah: #indonesiatanpaparpol, #politiktanpajendral, #demokrasitanpacalo

visit strivearth.com and be entertained

-Original Message-
From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com
Date: Sat, 25 Feb 2012 01:50:37 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
Secara hierarkis memang begitu, tetapi kok banjir tetap saja terjadi? Menjadi 
rutinitas? Kalau logika struktural itu jalan, tidak akan keluar istilah banjir 
kiriman. Ini bahkan di laporan BAPPENAS ada istilah banjir kiriman. Yang 
maksudnya, Bogor sebagai pengirim dan DKI sebagai penerima. Ini artinya 
saling melempar bola. Ini terjadi karena masalah dasar yang saya angkat dalam 
tulisan ini: batas administrasi tidak sesuai dengan batas catchment. BAPPENAS 
itu sudah lembaga pusat lho (pembantu Presiden). 


Lantas siapa yang bisa menjembatani Provinsi DKI dengan Jabar? Presiden? Lantas 
kenapa yang jadi sasaran tembak selalu Gubernur DKI? Kenapa tidak secara 
eksplisit Presiden mengambil alih tanggung jawab? Apakah banjir Jakarta itu 
dianggap bencana nasional atau urusan daerah? 


tabik
bosman batubara 




 From: strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, February 25, 2012 10:35 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
 

Yang paling bertanggung jawab ya presiden, dibawahnya gubernur dki jakarta, 
gubernur jabar, gubernur banten, menko kesra. Gak perlu komisi2an. Paling 
tempat calo bikin proposal ke lembaga rentenir.

visit strivearth.com and be entertained


From:  bosman batubara bosman200...@yahoo.com 
Date: Sat, 25 Feb 2012 01:29:30 -0800 (PST)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

ya, saya sepakat soal itu. tapi pertanyaan utama saya, siapa yang bertanggung 
jawab terhadap manajemen banjir jakarta? 

 
tabik
bosman batubara 


 From: strivea...@gmail.com strivea...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, February 25, 2012 10:16 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
 
lama2 saya mau mengusulkan komisi penjamin jalannya pemerintahan...saking 
absurdnya pemerintah sekarang bikin komisi ini itu cuman buat jadi kandang emas 
orang2 bergelar sarjana
visit strivearth.com and be entertained


PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to:
 iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: 

Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

2012-02-25 Terurut Topik bosman batubara
Saya sepakat Pakdhe soal persahabatan itu. Adapun judul tulisan yang saya buat 
Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantas Banjir hanyalah sebuah alternatif. 
Ide utamanya adalah sebuah superbody yang bisa menerobos semua masalah sekat2 
administrasi (DKI vs Jabar) serta ketidaksinergian antar institusi2, yang 
selama ini menjadi salah satu pokok persoalan. Soal nama, aku pikir itu bisa 
didiskusikan kelak, sepanjang kita sudah sepakat soal substansi2 
permasalahannya. 

 
tabik
bosman batubara 



 From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, February 25, 2012 12:45 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
 

Yang benar, bersahabatlah dengan air, angin, tanah dan api. Jangan ada istilah 
memberantas, membasmi, atu sejenisnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com 
Date: Sat, 25 Feb 2012 16:48:38 +0800 (SGT)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

Banjir koq diberantas?? Yang benar saja. Sama halnya korupsi koq diberantas? 

Dalam ranah regulasi dan ilmu pengetahuan tentang bencana, yang pas adalah 
adaptasi dan mengurangi resiko banjir. Banjir harus terjadi. Yang bisa dikelola 
dengan ilmu dan teknologi, dan sikap kita adalah adaptasi dan mitigasi 
terhadap banjir. 

Lalu yang diberantas itu banjir yang menggenang seperti di kalteng, jakarta, 
tuban selatan, lamongan, atau banjir bandang seperti di bahorok, pacet, jember? 
hehehehe

salam, agus hend




 From: anwar.tau...@gmail.com anwar.tau...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, February 25, 2012 11:18 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
 

  
Saya kira sekarang ini di republik kita ini rasanya semua badan2, lembaga2 dan  
perangkat perundang2annya sudah cukup lengkap, malah samapai ada yang tumpang 
tindih. Problemnya hanya satu: pelaksanaannya di lapangan yang belum optimal. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Bandono Salim bandon...@gmail.com 
Date: Sat, 25 Feb 2012 04:00:22 +
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
Biasa pak bagi2 duit utangan 
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Ismail Zaini lia...@indo.net.id 
Date: Sat, 25 Feb 2012 09:53:53 +0700
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

sebetulnya kalau masalah bencana alam ( spt Banjir 
) kan sudah ada Badan ( BNPB ) yg nangani Bencana  tsb , kenapa harus bikin 
bikin lagi Komisi baru nanti malah kebanyakan Komisinya.., 
Tugas Badan ini kan sudah jelas nangani bencana 
mulai pra bencana ( penanggulangan ) , sampai paska bencana ( rehabilitasi 
),  lha pra bencana ini kan mempunyai arti luas bisa dari studi studi itu 
kenapa terjadi bencana dan bagaimana cara memitigasinya .
Badan ini juga dilengkapi oleh Tim Pengarah yang 
anggotanya ada yg dari unsur masyarakat profesionaldan Badan ini juga 
akan gampang  kuat untuk untuk berkoordinasi dg Institusi yang ada spt 
Direktorat Sungai dan Balai Besar Wilayah Sungai di PU , BKMG untuk urusan 
hujan 
dan cuaca, dll ini yang mestinya dioptimalkan.
 
 
ISM
 
- Original Message - 
From: bosman  batubara 
To: iagi net 
Sent: Friday, February 24, 2012 8:58  PM
Subject: [iagi-net-l] Indonesia  Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir


Hallo... mari kta teruskan diskusi banjirnya...
***

Indonesia Membutuhkan Komisi  Pemberantasan Banjir  
Tulisan ringan ini dapat dianggap sebagai terusan dari tulisan sebelumnya  
“Proyek  Setengah Hati Menangani Banjir Jakarta’. Tulisan ini, pada dasarnya,  
terilhami oleh diskusi yang semakin tajam di mailing list alumni Jurusan  
Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada. Karena itu, terima kasih untuk semua  
partner diskusilah…
***
Banjir tahunan sudah menjadi langganan bagi kota seperti Jakarta. Awal  tahun 
ini Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah  mewanti-wanti 
warga Jakarta agar bersiap menghadapi bencana banjir (Kompas,  2/1/2012). 
Dalam peringatannya BMKG menyatakan bahwa curah hujan yang tinggi  dengan 
durasi yang lama akan melanda daerah Jakarta dan sekitarnya. Dan  terbukti 
memang apa yang dikhawatirkan oleh BMKG. Pada bagian akhir bulan  Februari 
ini, kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta sudah mulai terkena  banjir.
Banjir bukan cuma masalah Jakarta, tetapi ia  adalah masalah dunia. 
Berdasarkan data yang dirilis oleh Bank Dunia (BD;  2012), pada tahun 2010 
saja di seluruh dunia ada sebanyak 178 juta orang  terkena dampak banjir. Dan 
kerugian ekonomi akibat banjir-banjir tersebut  untuk tahun 2008—2010 saja 

Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-25 Terurut Topik Bandono Salim
Wah ndak bisa dibaca pakai bb kecil.
Kalau saya sih masih pake pedoman sekarang kunci masa lalu karena proses alam 
tetap sama, hanya intensitasnya beda. 
Usaha manusia untuk mengatasinya yaa gak jauh beda.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Date: Sat, 25 Feb 2012 19:50:43 
To: IAGIiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-


Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

2012-02-25 Terurut Topik mufarazi
Hitung-hitungan model nya sih bisa di buat ya, tapi kalo nanti sudah menyentuh 
masalah sosial baru akan pusing. Ketika pemerintah menggusur rumah warga krn 
tidak sesuai peruntukan, LSM akan teriak ( mas Bosman ikut teriak juga gak 
nanti hehehe)
Jadi inget kampung di kalimantan, rumah saya dulu di pinggir sungai yg jernih 
dan lebar, skrg sungainya hilang diganti rumah-rumah penduduk, termasuk rumah2 
oknum pegawai PU yg notabene harusnya tau aturan, apa mau dikata? Banjir tiap 
hujan besar gak bisa dihindari
Kasus begini gimana caranya memberantas ya? 

Salam
Razi 

-Original Message-
From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com
Date: Sat, 25 Feb 2012 03:53:59 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
Saya sepakat Pakdhe soal persahabatan itu. Adapun judul tulisan yang saya buat 
Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantas Banjir hanyalah sebuah alternatif. 
Ide utamanya adalah sebuah superbody yang bisa menerobos semua masalah sekat2 
administrasi (DKI vs Jabar) serta ketidaksinergian antar institusi2, yang 
selama ini menjadi salah satu pokok persoalan. Soal nama, aku pikir itu bisa 
didiskusikan kelak, sepanjang kita sudah sepakat soal substansi2 
permasalahannya. 

 
tabik
bosman batubara 



 From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, February 25, 2012 12:45 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
 

Yang benar, bersahabatlah dengan air, angin, tanah dan api. Jangan ada istilah 
memberantas, membasmi, atu sejenisnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com 
Date: Sat, 25 Feb 2012 16:48:38 +0800 (SGT)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

Banjir koq diberantas?? Yang benar saja. Sama halnya korupsi koq diberantas? 

Dalam ranah regulasi dan ilmu pengetahuan tentang bencana, yang pas adalah 
adaptasi dan mengurangi resiko banjir. Banjir harus terjadi. Yang bisa dikelola 
dengan ilmu dan teknologi, dan sikap kita adalah adaptasi dan mitigasi 
terhadap banjir. 

Lalu yang diberantas itu banjir yang menggenang seperti di kalteng, jakarta, 
tuban selatan, lamongan, atau banjir bandang seperti di bahorok, pacet, jember? 
hehehehe

salam, agus hend




 From: anwar.tau...@gmail.com anwar.tau...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, February 25, 2012 11:18 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
 

  
Saya kira sekarang ini di republik kita ini rasanya semua badan2, lembaga2 dan  
perangkat perundang2annya sudah cukup lengkap, malah samapai ada yang tumpang 
tindih. Problemnya hanya satu: pelaksanaannya di lapangan yang belum optimal. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Bandono Salim bandon...@gmail.com 
Date: Sat, 25 Feb 2012 04:00:22 +
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
Biasa pak bagi2 duit utangan 
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Ismail Zaini lia...@indo.net.id 
Date: Sat, 25 Feb 2012 09:53:53 +0700
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

sebetulnya kalau masalah bencana alam ( spt Banjir 
) kan sudah ada Badan ( BNPB ) yg nangani Bencana  tsb , kenapa harus bikin 
bikin lagi Komisi baru nanti malah kebanyakan Komisinya.., 
Tugas Badan ini kan sudah jelas nangani bencana 
mulai pra bencana ( penanggulangan ) , sampai paska bencana ( rehabilitasi 
),  lha pra bencana ini kan mempunyai arti luas bisa dari studi studi itu 
kenapa terjadi bencana dan bagaimana cara memitigasinya .
Badan ini juga dilengkapi oleh Tim Pengarah yang 
anggotanya ada yg dari unsur masyarakat profesionaldan Badan ini juga 
akan gampang  kuat untuk untuk berkoordinasi dg Institusi yang ada spt 
Direktorat Sungai dan Balai Besar Wilayah Sungai di PU , BKMG untuk urusan 
hujan 
dan cuaca, dll ini yang mestinya dioptimalkan.
 
 
ISM
 
- Original Message - 
From: bosman  batubara 
To: iagi net 
Sent: Friday, February 24, 2012 8:58  PM
Subject: [iagi-net-l] Indonesia  Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir


Hallo... mari kta teruskan diskusi banjirnya...
***

Indonesia Membutuhkan Komisi  Pemberantasan Banjir  
Tulisan ringan ini dapat dianggap sebagai terusan dari tulisan sebelumnya  
“Proyek  Setengah Hati Menangani Banjir Jakarta’. Tulisan ini, pada dasarnya,  
terilhami oleh diskusi yang semakin tajam di mailing list alumni Jurusan  
Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada. Karena itu, terima kasih untuk semua  
partner diskusilah…
***

Re: [iagi-net-l] Selamat Pagi

2012-02-25 Terurut Topik Agus
Yank, 
Orang2 yg cupat..katanya ususnya pendek, metabolisme cepat, tidak sempurna 
cernaannya, yaa wajar sj menggelikan. Tapi jujur sj, bahwa sosialita komunitas 
geologi di republik ini sangat membutuhkan yang geli geli itu.

Coba puisi tsb dibaca di tepian pantai sendang biru, malang selatan. Cooling 
down cak...

Salam, agus hend

Sent from my iPad

On 24 Feb 2012, at 08:13, scha...@gmail.com wrote:

Tumben mas, senjata pamungkasnya sampai keluar?

Chan
2353
--Original Message--
From: ADB
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Selamat Pagi
Sent: Feb 24, 2012 08:08

mulutmu adalah harimaumu; keypadmu adalah bau mulutmu;
apa yg kau kunyah, apa yg kau telan, pencernaan batinmu,
menguar lwt postingan-mu;

orang2 yg diberkahi, kunyahannya panjang, cernaannya sempurna, tulisannya 
wangi, aumannya menenangkan, melindungi ...

orang2 yg cupat, menelan cepat, tdk melihat, sembelit berat, goresannya perih, 
mengaum mengancam, tapi bikin geli ...

selamat pagi

adb
arema
iagi-0800
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Powered by Telkomsel BlackBerry®


Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

2012-02-25 Terurut Topik Agus
merawat air, merawat tanah, adalah merawat iman. Sinergi, tapi ini menjadi 
sangat ideal sbgaimana earth system governance dlm kepmimpinan birokrasi pd 
negara kepulauaan di tepian benua aktif yg dilintasi garis khatulistiwa..

Biar tambah pekerjaan rumah buat bosman di eropa...yg lagi belajar 
eko.hidrologi..., hehehe

Salaam, agus hend

Sent from my iPad

On 25 Feb 2012, at 18:45, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote:

Yang benar, bersahabatlah dengan air, angin, tanah dan api. Jangan ada istilah 
memberantas, membasmi, atu sejenisnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com
Date: Sat, 25 Feb 2012 16:48:38 +0800 (SGT)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

Banjir koq diberantas?? Yang benar saja. Sama halnya korupsi koq diberantas? 
Dalam ranah regulasi dan ilmu pengetahuan tentang bencana, yang pas adalah 
adaptasi dan mengurangi resiko banjir. Banjir harus terjadi. Yang bisa dikelola 
dengan ilmu dan teknologi, dan sikap kita adalah adaptasi dan mitigasi 
terhadap banjir. 
Lalu yang diberantas itu banjir yang menggenang seperti di kalteng, jakarta, 
tuban selatan, lamongan, atau banjir bandang seperti di bahorok, pacet, jember? 
hehehehe

salam, agus hend

From: anwar.tau...@gmail.com anwar.tau...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, February 25, 2012 11:18 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir


Saya kira sekarang ini di republik kita ini rasanya semua badan2, lembaga2 dan 
perangkat perundang2annya sudah cukup lengkap, malah samapai ada yang tumpang 
tindih. Problemnya hanya satu: pelaksanaannya di lapangan yang belum optimal.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
Date: Sat, 25 Feb 2012 04:00:22 +
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

Biasa pak bagi2 duit utangan
Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: Ismail Zaini lia...@indo.net.id
Date: Sat, 25 Feb 2012 09:53:53 +0700
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

sebetulnya kalau masalah bencana alam ( spt Banjir ) kan sudah ada Badan ( BNPB 
) yg nangani Bencana  tsb , kenapa harus bikin bikin lagi Komisi baru nanti 
malah kebanyakan Komisinya..,
Tugas Badan ini kan sudah jelas nangani bencana mulai pra bencana ( 
penanggulangan ) , sampai paska bencana ( rehabilitasi ),  lha pra bencana ini 
kan mempunyai arti luas bisa dari studi studi itu kenapa terjadi bencana dan 
bagaimana cara memitigasinya .
Badan ini juga dilengkapi oleh Tim Pengarah yang anggotanya ada yg dari unsur 
masyarakat profesionaldan Badan ini juga akan gampang  kuat untuk untuk 
berkoordinasi dg Institusi yang ada spt  Direktorat Sungai dan Balai Besar 
Wilayah Sungai di PU , BKMG untuk urusan hujan dan cuaca, dll ini 
yang mestinya dioptimalkan.
 
 
ISM
 
- Original Message -
From: bosman batubara
To: iagi net
Sent: Friday, February 24, 2012 8:58 PM
Subject: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

Hallo... mari kta teruskan diskusi banjirnya...
***
Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir  

Tulisan ringan ini dapat dianggap sebagai terusan dari tulisan sebelumnya 
“Proyek Setengah Hati Menangani Banjir Jakarta’. Tulisan ini, pada dasarnya, 
terilhami oleh diskusi yang semakin tajam di mailing list alumni Jurusan Teknik 
Geologi Universitas Gadjah Mada. Karena itu, terima kasih untuk semua partner 
diskusilah…
***
Banjir tahunan sudah menjadi langganan bagi kota seperti Jakarta. Awal tahun 
ini Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah mewanti-wanti 
warga Jakarta agar bersiap menghadapi bencana banjir (Kompas, 2/1/2012). Dalam 
peringatannya BMKG menyatakan bahwa curah hujan yang tinggi dengan durasi yang 
lama akan melanda daerah Jakarta dan sekitarnya. Dan terbukti memang apa yang 
dikhawatirkan oleh BMKG. Pada bagian akhir bulan Februari ini, kawasan Bukit 
Duri, Tebet, Jakarta sudah mulai terkena banjir.
Banjir bukan cuma masalah Jakarta, tetapi ia adalah masalah dunia. Berdasarkan 
data yang dirilis oleh Bank Dunia (BD; 2012), pada tahun 2010 saja di seluruh 
dunia ada sebanyak 178 juta orang terkena dampak banjir. Dan kerugian ekonomi 
akibat banjir-banjir tersebut untuk tahun 2008—2010 saja mencapai sebesar 40 
milyar dollar Amerika Serikat (USD). Kalau data ini dipertajam, maka khusus 
untuk daerah Jabodetabek, menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 
(BAPPENAS; 2007), untuk banjir pada tahun 2007 saja total kerugian, termasuk di 
dalamnya hilangnya peluang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi, mencapai 4.3 
triliun Rupiah. Ini bukan jumlah yang sedikit, kalau dibandingkan misalnya 
dengan APBD DKI 2008 yang sebesar 20,59 triliun, maka kerugian akibat banjir 

Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

2012-02-25 Terurut Topik Bandono Salim
Kata pepatah melayu kuno, anjing menggonggong kafilah lalu.
Lho yang berteriak itu dapat memberi solusi tidak?  Kalau tidak yaa abaikan 
saja.
Ajak komunikasi dulu, tampung usulan mereka. Kalau tidak memberi pemecahan beri 
alternatif, hingga tidak adA lagi gonggongannya.
Laksanakan keputusan bersama, rakyat sebagai pengawas (wakil saja).
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: mufar...@gmail.com
Date: Sat, 25 Feb 2012 14:14:11 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
Hitung-hitungan model nya sih bisa di buat ya, tapi kalo nanti sudah menyentuh 
masalah sosial baru akan pusing. Ketika pemerintah menggusur rumah warga krn 
tidak sesuai peruntukan, LSM akan teriak ( mas Bosman ikut teriak juga gak 
nanti hehehe)
Jadi inget kampung di kalimantan, rumah saya dulu di pinggir sungai yg jernih 
dan lebar, skrg sungainya hilang diganti rumah-rumah penduduk, termasuk rumah2 
oknum pegawai PU yg notabene harusnya tau aturan, apa mau dikata? Banjir tiap 
hujan besar gak bisa dihindari
Kasus begini gimana caranya memberantas ya? 

Salam
Razi 

-Original Message-
From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com
Date: Sat, 25 Feb 2012 03:53:59 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
Saya sepakat Pakdhe soal persahabatan itu. Adapun judul tulisan yang saya buat 
Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantas Banjir hanyalah sebuah alternatif. 
Ide utamanya adalah sebuah superbody yang bisa menerobos semua masalah sekat2 
administrasi (DKI vs Jabar) serta ketidaksinergian antar institusi2, yang 
selama ini menjadi salah satu pokok persoalan. Soal nama, aku pikir itu bisa 
didiskusikan kelak, sepanjang kita sudah sepakat soal substansi2 
permasalahannya. 

 
tabik
bosman batubara 



 From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, February 25, 2012 12:45 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
 

Yang benar, bersahabatlah dengan air, angin, tanah dan api. Jangan ada istilah 
memberantas, membasmi, atu sejenisnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com 
Date: Sat, 25 Feb 2012 16:48:38 +0800 (SGT)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

Banjir koq diberantas?? Yang benar saja. Sama halnya korupsi koq diberantas? 

Dalam ranah regulasi dan ilmu pengetahuan tentang bencana, yang pas adalah 
adaptasi dan mengurangi resiko banjir. Banjir harus terjadi. Yang bisa dikelola 
dengan ilmu dan teknologi, dan sikap kita adalah adaptasi dan mitigasi 
terhadap banjir. 

Lalu yang diberantas itu banjir yang menggenang seperti di kalteng, jakarta, 
tuban selatan, lamongan, atau banjir bandang seperti di bahorok, pacet, jember? 
hehehehe

salam, agus hend




 From: anwar.tau...@gmail.com anwar.tau...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, February 25, 2012 11:18 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
 

  
Saya kira sekarang ini di republik kita ini rasanya semua badan2, lembaga2 dan  
perangkat perundang2annya sudah cukup lengkap, malah samapai ada yang tumpang 
tindih. Problemnya hanya satu: pelaksanaannya di lapangan yang belum optimal. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Bandono Salim bandon...@gmail.com 
Date: Sat, 25 Feb 2012 04:00:22 +
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
Biasa pak bagi2 duit utangan 
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Ismail Zaini lia...@indo.net.id 
Date: Sat, 25 Feb 2012 09:53:53 +0700
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

sebetulnya kalau masalah bencana alam ( spt Banjir 
) kan sudah ada Badan ( BNPB ) yg nangani Bencana  tsb , kenapa harus bikin 
bikin lagi Komisi baru nanti malah kebanyakan Komisinya.., 
Tugas Badan ini kan sudah jelas nangani bencana 
mulai pra bencana ( penanggulangan ) , sampai paska bencana ( rehabilitasi 
),  lha pra bencana ini kan mempunyai arti luas bisa dari studi studi itu 
kenapa terjadi bencana dan bagaimana cara memitigasinya .
Badan ini juga dilengkapi oleh Tim Pengarah yang 
anggotanya ada yg dari unsur masyarakat profesionaldan Badan ini juga 
akan gampang  kuat untuk untuk berkoordinasi dg Institusi yang ada spt 
Direktorat Sungai dan Balai Besar Wilayah Sungai di PU , BKMG untuk urusan 
hujan 
dan cuaca, dll ini yang mestinya dioptimalkan.
 
 
ISM
 
- Original Message - 
From: 

[iagi-net-l] Ole ole gn padang

2012-02-25 Terurut Topik Bandono Salim
Semoga ada ole-ole kunjungan ke gn Padang.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

2012-02-25 Terurut Topik Ismail
Jadi banjir ini masalah teknis atau sosial ujung ujungnya , rekomendasinya 
nanti kan tata kembali di hulu sungai artinya penggusuran villa villa atau 
bangunan lainnya , bersihkan sepanjang aliran sungai padahal semua bantaran 
sungai sdh penuh bangunan jd harus digusur , sediakan tempat genangan untuk 
parkir air , padahal semua situ/danau/rawa di jakarta ini sdh habis untuk mall 
dan realestate maupun bangunan lainya bahkan lahan kosongnya tinggal kurang 
dari 9% padahal minimal 25% , jadi penggusuran lagi , makanya Banjir ini 
sebetulnya masalah sosial jadi orang sosial yg menyelesaikannya . . . Tak iye

Ism
 
Sent by Liamsi's Mobile Phone

-Original Message-
From: mufar...@gmail.com
Date: Sat, 25 Feb 2012 14:14:11 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

Hitung-hitungan model nya sih bisa di buat ya, tapi kalo nanti sudah menyentuh 
masalah sosial baru akan pusing. Ketika pemerintah menggusur rumah warga krn 
tidak sesuai peruntukan, LSM akan teriak ( mas Bosman ikut teriak juga gak 
nanti hehehe)
Jadi inget kampung di kalimantan, rumah saya dulu di pinggir sungai yg jernih 
dan lebar, skrg sungainya hilang diganti rumah-rumah penduduk, termasuk rumah2 
oknum pegawai PU yg notabene harusnya tau aturan, apa mau dikata? Banjir tiap 
hujan besar gak bisa dihindari
Kasus begini gimana caranya memberantas ya? 

Salam
Razi 

-Original Message-
From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com
Date: Sat, 25 Feb 2012 03:53:59 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
Saya sepakat Pakdhe soal persahabatan itu. Adapun judul tulisan yang saya buat 
Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantas Banjir hanyalah sebuah alternatif. 
Ide utamanya adalah sebuah superbody yang bisa menerobos semua masalah sekat2 
administrasi (DKI vs Jabar) serta ketidaksinergian antar institusi2, yang 
selama ini menjadi salah satu pokok persoalan. Soal nama, aku pikir itu bisa 
didiskusikan kelak, sepanjang kita sudah sepakat soal substansi2 
permasalahannya. 

 
tabik
bosman batubara 



 From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, February 25, 2012 12:45 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
 

Yang benar, bersahabatlah dengan air, angin, tanah dan api. Jangan ada istilah 
memberantas, membasmi, atu sejenisnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com 
Date: Sat, 25 Feb 2012 16:48:38 +0800 (SGT)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

Banjir koq diberantas?? Yang benar saja. Sama halnya korupsi koq diberantas? 

Dalam ranah regulasi dan ilmu pengetahuan tentang bencana, yang pas adalah 
adaptasi dan mengurangi resiko banjir. Banjir harus terjadi. Yang bisa dikelola 
dengan ilmu dan teknologi, dan sikap kita adalah adaptasi dan mitigasi 
terhadap banjir. 

Lalu yang diberantas itu banjir yang menggenang seperti di kalteng, jakarta, 
tuban selatan, lamongan, atau banjir bandang seperti di bahorok, pacet, jember? 
hehehehe

salam, agus hend




 From: anwar.tau...@gmail.com anwar.tau...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, February 25, 2012 11:18 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
 

  
Saya kira sekarang ini di republik kita ini rasanya semua badan2, lembaga2 dan  
perangkat perundang2annya sudah cukup lengkap, malah samapai ada yang tumpang 
tindih. Problemnya hanya satu: pelaksanaannya di lapangan yang belum optimal. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Bandono Salim bandon...@gmail.com 
Date: Sat, 25 Feb 2012 04:00:22 +
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
Biasa pak bagi2 duit utangan 
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Ismail Zaini lia...@indo.net.id 
Date: Sat, 25 Feb 2012 09:53:53 +0700
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

sebetulnya kalau masalah bencana alam ( spt Banjir 
) kan sudah ada Badan ( BNPB ) yg nangani Bencana  tsb , kenapa harus bikin 
bikin lagi Komisi baru nanti malah kebanyakan Komisinya.., 
Tugas Badan ini kan sudah jelas nangani bencana 
mulai pra bencana ( penanggulangan ) , sampai paska bencana ( rehabilitasi 
),  lha pra bencana ini kan mempunyai arti luas bisa dari studi studi itu 
kenapa terjadi bencana dan bagaimana cara memitigasinya .
Badan ini juga dilengkapi oleh Tim Pengarah yang 
anggotanya ada yg dari unsur masyarakat profesionaldan 

Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

2012-02-25 Terurut Topik Bandono Salim
Yaa mau tak mau pak. Kita hadapi adalah manusia yang tinggal di wilayah banjir.
Selesaikan masalah teknis relatif mudah, meski tidak semudah menulis atau 
bicara,
Menghadapi manuusiia, ada tekniknya.
Lha contoh bagus dari Solo, diskusi dulu dengan baik, semua ok, baru laksanakan.
Lho pedagang dimana mana kan rewel. Semua pedagang pak dari rakyat sampe 
anggota DPR dan Eksekutif, pasti reweel banget.
Toh akhirnya dpt menyetujui usul walikota solo. 
DI dengan gayanya juga dpt mengubah pola pikir direktur n manger di BUMN.
 Jadi rekayasa sosial itu dpt dijalankan dengan berinteraksi tanpa mau menang 
sendiri.
Orang teknik harusnya bisa jadi ahli rekayasa sosial tanpa bawa konsep teknik 
lebih dulu
Salam, selamat pagi.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Ismail lia...@indo.net.id
Date: Sun, 26 Feb 2012 00:27:28 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
Jadi banjir ini masalah teknis atau sosial ujung ujungnya , rekomendasinya 
nanti kan tata kembali di hulu sungai artinya penggusuran villa villa atau 
bangunan lainnya , bersihkan sepanjang aliran sungai padahal semua bantaran 
sungai sdh penuh bangunan jd harus digusur , sediakan tempat genangan untuk 
parkir air , padahal semua situ/danau/rawa di jakarta ini sdh habis untuk mall 
dan realestate maupun bangunan lainya bahkan lahan kosongnya tinggal kurang 
dari 9% padahal minimal 25% , jadi penggusuran lagi , makanya Banjir ini 
sebetulnya masalah sosial jadi orang sosial yg menyelesaikannya . . . Tak iye

Ism
 
Sent by Liamsi's Mobile Phone

-Original Message-
From: mufar...@gmail.com
Date: Sat, 25 Feb 2012 14:14:11 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

Hitung-hitungan model nya sih bisa di buat ya, tapi kalo nanti sudah menyentuh 
masalah sosial baru akan pusing. Ketika pemerintah menggusur rumah warga krn 
tidak sesuai peruntukan, LSM akan teriak ( mas Bosman ikut teriak juga gak 
nanti hehehe)
Jadi inget kampung di kalimantan, rumah saya dulu di pinggir sungai yg jernih 
dan lebar, skrg sungainya hilang diganti rumah-rumah penduduk, termasuk rumah2 
oknum pegawai PU yg notabene harusnya tau aturan, apa mau dikata? Banjir tiap 
hujan besar gak bisa dihindari
Kasus begini gimana caranya memberantas ya? 

Salam
Razi 

-Original Message-
From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com
Date: Sat, 25 Feb 2012 03:53:59 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
Saya sepakat Pakdhe soal persahabatan itu. Adapun judul tulisan yang saya buat 
Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantas Banjir hanyalah sebuah alternatif. 
Ide utamanya adalah sebuah superbody yang bisa menerobos semua masalah sekat2 
administrasi (DKI vs Jabar) serta ketidaksinergian antar institusi2, yang 
selama ini menjadi salah satu pokok persoalan. Soal nama, aku pikir itu bisa 
didiskusikan kelak, sepanjang kita sudah sepakat soal substansi2 
permasalahannya. 

 
tabik
bosman batubara 



 From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, February 25, 2012 12:45 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
 

Yang benar, bersahabatlah dengan air, angin, tanah dan api. Jangan ada istilah 
memberantas, membasmi, atu sejenisnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com 
Date: Sat, 25 Feb 2012 16:48:38 +0800 (SGT)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

Banjir koq diberantas?? Yang benar saja. Sama halnya korupsi koq diberantas? 

Dalam ranah regulasi dan ilmu pengetahuan tentang bencana, yang pas adalah 
adaptasi dan mengurangi resiko banjir. Banjir harus terjadi. Yang bisa dikelola 
dengan ilmu dan teknologi, dan sikap kita adalah adaptasi dan mitigasi 
terhadap banjir. 

Lalu yang diberantas itu banjir yang menggenang seperti di kalteng, jakarta, 
tuban selatan, lamongan, atau banjir bandang seperti di bahorok, pacet, jember? 
hehehehe

salam, agus hend




 From: anwar.tau...@gmail.com anwar.tau...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, February 25, 2012 11:18 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
 

  
Saya kira sekarang ini di republik kita ini rasanya semua badan2, lembaga2 dan  
perangkat perundang2annya sudah cukup lengkap, malah samapai ada yang tumpang 
tindih. Problemnya hanya satu: pelaksanaannya di lapangan yang belum optimal. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Bandono Salim bandon...@gmail.com 
Date: Sat, 25 Feb 2012 04:00:22 +
To: iagi-net@iagi.or.id

Re: [iagi-net-l] Ole ole gn padang

2012-02-25 Terurut Topik adie
Menunggu rilisnya... Soale ikut menikmati juga diskusi dan perdebatanx...

--Original Message--
From: Bandono Salim
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Ole ole gn padang
Sent: Feb 26, 2012 08:24

Semoga ada ole-ole kunjungan ke gn Padang.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Re: [iagi-net-l] Ole ole gn padang

2012-02-25 Terurut Topik Bandono Salim
Wah isi pengetahuan baru mas bukan berdebat. Kalau dbat nnti bisa musuhan hahaha
Kalau awalnya kita tukar info dan tukar pendapat belakangan jadi tukar padu 
(bertengkar).
Yaa kami tunggu ole olenya.
--Original Message--
From: a...@geologist.com
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Ole ole gn padang
Sent: Feb 26, 2012 07:57

Menunggu rilisnya... Soale ikut menikmati juga diskusi dan perdebatanx...

--Original Message--
From: Bandono Salim
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Ole ole gn padang
Sent: Feb 26, 2012 08:24

Semoga ada ole-ole kunjungan ke gn Padang.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Re: [iagi-net-l] Ole ole gn padang

2012-02-25 Terurut Topik rakhmadi . avianto
Salut pak Bandono bisa meluangkan banyak waktu buat nulis pak, keep it pak

Lagi week end mau nyabu dulu pak Bandono baru leyeh2 bil nonton pilem biar 
lengkap cyclusnya

Avi 0666
Nomor Cantik
Monitor dr hotel Ibis Yogya

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 01:07:41 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Ole ole gn padang
Wah isi pengetahuan baru mas bukan berdebat. Kalau dbat nnti bisa musuhan hahaha
Kalau awalnya kita tukar info dan tukar pendapat belakangan jadi tukar padu 
(bertengkar).
Yaa kami tunggu ole olenya.
--Original Message--
From: a...@geologist.com
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Ole ole gn padang
Sent: Feb 26, 2012 07:57

Menunggu rilisnya... Soale ikut menikmati juga diskusi dan perdebatanx...

--Original Message--
From: Bandono Salim
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Ole ole gn padang
Sent: Feb 26, 2012 08:24

Semoga ada ole-ole kunjungan ke gn Padang.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Re: [iagi-net-l] Ole ole gn padang

2012-02-25 Terurut Topik Bandono Salim
Monggo aku ndak biasa nyabu tapi nyanas atau nyabu nya bungbuahan.
Nggih leyeh2 disit laa, supaya seger awake lan pikirane.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: rakhmadi.avia...@gmail.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 01:23:53 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Ole ole gn padang
Salut pak Bandono bisa meluangkan banyak waktu buat nulis pak, keep it pak

Lagi week end mau nyabu dulu pak Bandono baru leyeh2 bil nonton pilem biar 
lengkap cyclusnya

Avi 0666
Nomor Cantik
Monitor dr hotel Ibis Yogya

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 01:07:41 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Ole ole gn padang
Wah isi pengetahuan baru mas bukan berdebat. Kalau dbat nnti bisa musuhan hahaha
Kalau awalnya kita tukar info dan tukar pendapat belakangan jadi tukar padu 
(bertengkar).
Yaa kami tunggu ole olenya.
--Original Message--
From: a...@geologist.com
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Ole ole gn padang
Sent: Feb 26, 2012 07:57

Menunggu rilisnya... Soale ikut menikmati juga diskusi dan perdebatanx...

--Original Message--
From: Bandono Salim
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Ole ole gn padang
Sent: Feb 26, 2012 08:24

Semoga ada ole-ole kunjungan ke gn Padang.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Re: [iagi-net-l] Ole ole gn padang

2012-02-25 Terurut Topik mohammadsyaiful
Om Avi, ati2 lho nginep di hotel iblis...

Sent from my deep hart

On Feb 26, 2012, at 8:23 AM, rakhmadi.avia...@gmail.com wrote:

 Salut pak Bandono bisa meluangkan banyak waktu buat nulis pak, keep it pak
 
 Lagi week end mau nyabu dulu pak Bandono baru leyeh2 bil nonton pilem biar 
 lengkap cyclusnya
 
 Avi 0666
 Nomor Cantik
 Monitor dr hotel Ibis Yogya
 
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 
 -Original Message-
 From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
 Date: Sun, 26 Feb 2012 01:07:41 
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Ole ole gn padang
 Wah isi pengetahuan baru mas bukan berdebat. Kalau dbat nnti bisa musuhan 
 hahaha
 Kalau awalnya kita tukar info dan tukar pendapat belakangan jadi tukar padu 
 (bertengkar).
 Yaa kami tunggu ole olenya.
 --Original Message--
 From: a...@geologist.com
 To: iagi-net@iagi.or.id
 ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Ole ole gn padang
 Sent: Feb 26, 2012 07:57
 
 Menunggu rilisnya... Soale ikut menikmati juga diskusi dan perdebatanx...
 
 --Original Message--
 From: Bandono Salim
 To: iagi-net@iagi.or.id
 ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Ole ole gn padang
 Sent: Feb 26, 2012 08:24
 
 Semoga ada ole-ole kunjungan ke gn Padang.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 
 Powered by Telkomsel BlackBerry®


PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Ole ole gn padang

2012-02-25 Terurut Topik rakhmadi . avianto
Ono opo gus Ipul

Avi

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: mohammadsyai...@gmail.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 09:02:53 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Ole ole gn padang
Om Avi, ati2 lho nginep di hotel iblis...

Sent from my deep hart

On Feb 26, 2012, at 8:23 AM, rakhmadi.avia...@gmail.com wrote:

 Salut pak Bandono bisa meluangkan banyak waktu buat nulis pak, keep it pak
 
 Lagi week end mau nyabu dulu pak Bandono baru leyeh2 bil nonton pilem biar 
 lengkap cyclusnya
 
 Avi 0666
 Nomor Cantik
 Monitor dr hotel Ibis Yogya
 
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 
 -Original Message-
 From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
 Date: Sun, 26 Feb 2012 01:07:41 
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Ole ole gn padang
 Wah isi pengetahuan baru mas bukan berdebat. Kalau dbat nnti bisa musuhan 
 hahaha
 Kalau awalnya kita tukar info dan tukar pendapat belakangan jadi tukar padu 
 (bertengkar).
 Yaa kami tunggu ole olenya.
 --Original Message--
 From: a...@geologist.com
 To: iagi-net@iagi.or.id
 ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Ole ole gn padang
 Sent: Feb 26, 2012 07:57
 
 Menunggu rilisnya... Soale ikut menikmati juga diskusi dan perdebatanx...
 
 --Original Message--
 From: Bandono Salim
 To: iagi-net@iagi.or.id
 ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Ole ole gn padang
 Sent: Feb 26, 2012 08:24
 
 Semoga ada ole-ole kunjungan ke gn Padang.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 
 Powered by Telkomsel BlackBerry®


PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-25 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Artikel yang sangat menarik dan bagus. 

Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi
konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban
termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak  kontinyu tapi
terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis.  Demikian juga
konsep IPTEK (macam, prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan
yang kita kenal sekarang.  Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa
sejarah yang didominasi oleh susut laut - turunnya muka airlaut, sehingga
banyak wilayah yang terkena dampak sedimentasi dan pendangkalan.  Ini benar
karena dari Mid-Holocene sampai kurang lebih 100 tahun lalu muka airlaut
global turun sekitar 2-3 meter.  Sebaliknya, dari 20.000 tahun (puncak Zaman
Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130 meter.  Jadi tentu banyak
peradaban yang 'terendam'.   Interaksi dari perubahan muka airlaut yang
drastis, yang banyak diduga juga berkaitan dengan kejadian bencana
katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban
manusia ini belum banyak dieksplorasi.  Kami menduga kuat ada
ketidakselaran budaya yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah dan Pra
Sejarah; bahkan dari Jaman Kerajaan ke Jaman kita sekarang pun kelihatannya
'tidak selaras'.  Jangan-jangan ini salah satu penyebab budaya kita sekarang
jadi 'kurang waras'  J (bercanda).

 

Salah satu alasan utama kenapa penelitian arkeo-geologi yang sudah dirintis
oleh Alm. Pak Sartono, kemudian Pak Sampoerno, kemudian juga diteruskan oleh
Pak Zaim ini kurang/tidak berkembang adalah karena ilmu geologi Kuarter
Indonesia tidak berkembang.  Ahli geologi kita umumnya mendapatpengajaran
dan training untuk 'membaca' sejarah geologi dari masa pra-manusia
(jutaan-puluhan juta tahun lalu) yang ter-rekam pada lapisan bebatuan, baik
pada singkapan ataupun pada data bor, karena tujuannya untuk eksplorasi
tambang.  Tapi kita umumnya tidak terlatih untuk membaca proses dan sejarah
geologi dari BENTANG ALAM yang kita lihat disekitar kita sekarang.
Geologiawan Indonesia umumnya akan pandai berceloteh kalau ketemu singkapan,
tapi akan bungkam kalau disuruh mengidentifikasi  mana teras-teras sungai
mana tebing patahan aktif, mana alluvial mana collovial, dlsb;  dan
bagaimana proses geologi yang membentuk bentang alam 'destruktif' dan
'konstruktif' yang terlihat sekarang.  Belum lagi tentang proses-proses
gunung api Kuarter-Holosen dan produk-produknya.  Alot'nya membahas
'masalah piramid' tidak terlepas dari lack of knowledge kita dibidang ini.
Mudah-mudahan 'isue piramid' dapat memberikan angin segar kepada bidang yang
dianggap kering ini, sehingga  nyanyian orang yang berkiprah di bidang ini
tidak lagi terlalu serak tapi menjadi serak-serak basah sehingga merdu.

 

Selamat berakhir pekan.

DHN

 

 

 

From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Saturday, February 25, 2012 11:04 PM
To: IAGI
Subject: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Fyi,

-- Forwarded message --
From:
Date: Sunday, February 26, 2012
Subject: ARTIKEL KORAN PR
To: rovi...@gmail.com
Cc: z...@gc.itb.ac.id


Ass.w.w.,
Pak Rovicky,
Maaf saya pakai Japri karena kalau pakai jalur IAGI tidak bisa kirim file.
Terlampir dalam attach file saya kirim tulisan saya di Koran Harian
Pikiran Rakyat yang terbit di tahun 1997. Tulisan tersebut saya temukan
tidak sengaja ketika beres2 dan bongkar2 berkas saya yang berantakan di
kantor. Saya kirim copy artikel ini sekedar untuk diketahui bahwa saya
sudah lama mencoba memasyarakatkan Geologi untuk bidang Budaya
(baca:arkeologi). Telah lama sebenarnya saya di bawah dan bersama Almarhum
Prof. Sartono mengembangkan Geologi Kuarter dan Geoarkeologi di ITB dan
Indonesia. Dari sekian upaya kami, salah satunya adalah melalui tulisan
populer di koran yaitu Pikiran Rakyat.
Sekedar bacaan Akhir Pekan.
Wslm,
Zaim


-- 
Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari



Re: [iagi-net-l] BUMN buat siapa? ---Re: [iagi-net-l] Pertamina EP Temukan Cadangan Gas Baru

2012-02-25 Terurut Topik Muhammad Razi
Reservoir management itu adalah urusan jangka panjang, sementara jabatan di
BUMN migas dan Kementrian umurnya sangat pendek, otomatis para pemegang
jabatan inginnya menaikkan produksi semaksimal mungkin di masa jabatannya
biar prestasinya bagus. Urusan seperti ini kalo salah langkah akan merusak
si reservoir itu sendiri dan menurunkan optimum recovery factor.
saat produksi di genjot, 4-5 tahun setelahnya gembos karena melebihi
critical rate, tapi si pejabat sudah naik ke level yang lebih atas lagi
karena dianggap sukses menaikkan produksi.

Kasus yang sama di pemerintahan, proyek jangka panjang saat ini mana ada
yang jalannya mulus, semuanya tersendat sendat karena pejabat nya gonta
ganti gak jelas.

nature makes no jump kata pepatah, tapi natural manusia inginnya serba
cepat.

salam
Razi

2012/2/25 Bandono Salim bandon...@gmail.com

 **
 Itu idealnya, nyatanya ya bapak bapak lebih tahu dari pada aku.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 --
 *From: * Ismail lia...@indo.net.id
 *Date: *Sat, 25 Feb 2012 01:22:41 +
 *To: *iagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net-l] BUMN buat siapa? ---Re: [iagi-net-l]
 Pertamina EP Temukan Cadangan Gas Baru

 Kalau menurut UU ttg BUMN privatisasi guna meningkatkan kinerja dan nilai
 perusahaan untuk memberbesar manfaat bagi negara dan masyarakat. Dengan
 pertimbangan : dapat mengurangi beban keuangan negara, meningkatkan
 efisiensi dan profesionalisme. Dan yg utama mengurangi campur tangan
 birokrasi { mungkin bisa ditambahkan mengurangi juga campurtangan politisi }

 Ism
 Sent by Liamsi's Mobile Phone
 --
 *From: * Sugeng Hartono sugeng.hart...@petrochina.co.id
 *Date: *Sat, 25 Feb 2012 07:20:40 +0700
 *To: *iagi-net@iagi.or.id; iagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *RE: [iagi-net-l] BUMN buat siapa? ---Re: [iagi-net-l]
 Pertamina EP Temukan Cadangan Gas Baru


 Mas Rovicky and All,
 Saya ingat pengalaman 1982 ketika baru menempati rumah baru, waktu antri
 untuk ambil blangko pendaftaran telpon di Telkom Salemba, kami merasa
 seperti diterlantarkan (dikuyo-kuyo), bukan dipandang pembeli adalah
 raja. Rupanya urusan telpon di kompleks kami harus lewat koordinator,
 bbrp warga perumahan bekerja sama dengan orang Telkom. Jadi tidak dapat
 langsung ke Telkom. Suatu sore saya mendapat undangan untuk pertemuan
 antara warga pemohon telpon dan koordinator. Lho, saya tidak pernah
 berhubungan dng mereka kok diundang? Pertemua cukup panas. Bbrp ibu protes,
 karena dulu sudah menambah dana seperti yg diminta kok sekarang minta lagi,
 dan belum tentu kring. Akhirnya dlm pertemuan itu warga mendapat segepok
 blangko (resmi dari Telkom), ada bbrp formulir pendaftaran, kuitansi kosong
 etc. etc dan surat kuasa bermeterai... Karena situsai agak tegang,
 pertemuan segera bubar, dan hidangan yang sudah disajikan tidak ada yang
 menyentuh. Kasihan juga.

 Blangko segepok saya bawa ke lokasi kerja di Laut Jawa untuk dipelajari.
 Na, ketika ada teman mudlogger akan dipulangkan karena dianggap kurang
 bagus oleh WSG anak Inggris, saya pun membela dengan agak emosi. Berhasil.
 Teman ini tetap kerja. Masih dalam keadaan sedikit emosi, saya menulis
 surat pembaca dng dilampiri segepok dokumen. Jam 06:00 koran nasional yg
 memuat tulisan saya ini sudah beredar di kompleks kami. Warga geger. Selama
 dua hari banyak warga hilir-mudik di depan rumah kami yg masih ditanami
 singkong sbg peneduh, sambil melihat-2 rumahnya di pengirim surat. Bbrp
 hari kemudian dua satpam Telkom keliling komplek untuk menyampaikan surat
 pembatalan, dan undangan agar pemohon telpon datang ke kantor pusat di
 Slipi untuk mendaftar ulang. Tidak boleh wakil. Dari sekian banyak warga
 hanya rumah saya yg tidak dikasih surat ini.
 Belakangan saya tahu ketika seorang tetangga menghampiri saya untuk
 mendaftar ulang. Di kantor Telkom Slipi semua mata di ruangan (para
 pegawai)tertuju ke saya. Oleh pak Kepala (BcTT)saya diterima di ruangannya,
 beliau mengucapkan terima kasih karena saya menulis di koran sehingga
 beliau bisa bertndak. Katanya beliau sering menerima surat ancaman, surat
 kaleng dll lalu menarik laci di mejanya untuk menunjukkan surat-2 tsb.
 Pesan beliau: Dalam dua hari akan ada petugas untuk memasang saluran,
 biaya resmi Rp.200.000. (waktu itu bbrp tetangga yg bisnis sudah bayar ke
 perantara sejuta lebih). Begitu rumah-2 memiliki saluran telpon semua happy
 (tentunya Telkom juga sudah untung). Lalu... apa sih susahnya melayani
 warga (pembayar pajak)tanpa harus menyelipkan kepentingan pribadi, bukankah
 semua pegawai Tekom itu pegawai negri dengan gaji yg lumayan?
 Setiap membuka kliping koran yg memuat surat protes, saya merasa malu.
 Akhirnya saya buang.
 Sampai sekarang saya tidak paham apakah keuntungan dan kerugian sebuah
 BUMN kalau di-privatisasi.

 Salam,
 sugeng



 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com rovi...@gmail.com]
 Sent: Fri 

Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-25 Terurut Topik miko
Pak Danny,

Semoga dosen-dosen  geologi dasar, geologi struktur, geomorfologi dll, 
khususnya di lingkungan ITB tidak membaca judgement /penilaian Anda tentang 
kualitas para lulusannya.

Kata-kata celoteh, bungkam, lack of knowledge, dll. rasanya kurang pantas 
ditujukan kepada  mereka yang telah digembleng oleh  Prof. Katili, Prof 
Sukendar, Prof Koesoema, Prof.Sampurno, Prof Tjia Hong Djin, Prof Sartono, Prof 
Zaim, dll. Semoga lain kali lebih bijak ya Pak,

Salam prihatin,

Mang Okim 


-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 09:52:49 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Artikel yang sangat menarik dan bagus. 

Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi
konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban
termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak  kontinyu tapi
terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis.  Demikian juga
konsep IPTEK (macam, prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan
yang kita kenal sekarang.  Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa
sejarah yang didominasi oleh susut laut - turunnya muka airlaut, sehingga
banyak wilayah yang terkena dampak sedimentasi dan pendangkalan.  Ini benar
karena dari Mid-Holocene sampai kurang lebih 100 tahun lalu muka airlaut
global turun sekitar 2-3 meter.  Sebaliknya, dari 20.000 tahun (puncak Zaman
Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130 meter.  Jadi tentu banyak
peradaban yang 'terendam'.   Interaksi dari perubahan muka airlaut yang
drastis, yang banyak diduga juga berkaitan dengan kejadian bencana
katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban
manusia ini belum banyak dieksplorasi.  Kami menduga kuat ada
ketidakselaran budaya yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah dan Pra
Sejarah; bahkan dari Jaman Kerajaan ke Jaman kita sekarang pun kelihatannya
'tidak selaras'.  Jangan-jangan ini salah satu penyebab budaya kita sekarang
jadi 'kurang waras'  J (bercanda).

 

Salah satu alasan utama kenapa penelitian arkeo-geologi yang sudah dirintis
oleh Alm. Pak Sartono, kemudian Pak Sampoerno, kemudian juga diteruskan oleh
Pak Zaim ini kurang/tidak berkembang adalah karena ilmu geologi Kuarter
Indonesia tidak berkembang.  Ahli geologi kita umumnya mendapatpengajaran
dan training untuk 'membaca' sejarah geologi dari masa pra-manusia
(jutaan-puluhan juta tahun lalu) yang ter-rekam pada lapisan bebatuan, baik
pada singkapan ataupun pada data bor, karena tujuannya untuk eksplorasi
tambang.  Tapi kita umumnya tidak terlatih untuk membaca proses dan sejarah
geologi dari BENTANG ALAM yang kita lihat disekitar kita sekarang.
Geologiawan Indonesia umumnya akan pandai berceloteh kalau ketemu singkapan,
tapi akan bungkam kalau disuruh mengidentifikasi  mana teras-teras sungai
mana tebing patahan aktif, mana alluvial mana collovial, dlsb;  dan
bagaimana proses geologi yang membentuk bentang alam 'destruktif' dan
'konstruktif' yang terlihat sekarang.  Belum lagi tentang proses-proses
gunung api Kuarter-Holosen dan produk-produknya.  Alot'nya membahas
'masalah piramid' tidak terlepas dari lack of knowledge kita dibidang ini.
Mudah-mudahan 'isue piramid' dapat memberikan angin segar kepada bidang yang
dianggap kering ini, sehingga  nyanyian orang yang berkiprah di bidang ini
tidak lagi terlalu serak tapi menjadi serak-serak basah sehingga merdu.

 

Selamat berakhir pekan.

DHN

 

 

 

From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Saturday, February 25, 2012 11:04 PM
To: IAGI
Subject: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Fyi,

-- Forwarded message --
From:
Date: Sunday, February 26, 2012
Subject: ARTIKEL KORAN PR
To: rovi...@gmail.com
Cc: z...@gc.itb.ac.id


Ass.w.w.,
Pak Rovicky,
Maaf saya pakai Japri karena kalau pakai jalur IAGI tidak bisa kirim file.
Terlampir dalam attach file saya kirim tulisan saya di Koran Harian
Pikiran Rakyat yang terbit di tahun 1997. Tulisan tersebut saya temukan
tidak sengaja ketika beres2 dan bongkar2 berkas saya yang berantakan di
kantor. Saya kirim copy artikel ini sekedar untuk diketahui bahwa saya
sudah lama mencoba memasyarakatkan Geologi untuk bidang Budaya
(baca:arkeologi). Telah lama sebenarnya saya di bawah dan bersama Almarhum
Prof. Sartono mengembangkan Geologi Kuarter dan Geoarkeologi di ITB dan
Indonesia. Dari sekian upaya kami, salah satunya adalah melalui tulisan
populer di koran yaitu Pikiran Rakyat.
Sekedar bacaan Akhir Pekan.
Wslm,
Zaim


-- 
Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari




Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-25 Terurut Topik rakhmadi . avianto
Hey every body stay cool harap dimaafkan kata2 pak DH di milist pagi ini, dari 
tadi saya juga mau comen tapi saya tahan aja mas Miko

Saran saya memang di milis ini kita stay cool aja

Salam
Avi 0666

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: miko m...@cbn.net.id
Date: Sun, 26 Feb 2012 03:38:17 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Pak Danny,

Semoga dosen-dosen  geologi dasar, geologi struktur, geomorfologi dll, 
khususnya di lingkungan ITB tidak membaca judgement /penilaian Anda tentang 
kualitas para lulusannya.

Kata-kata celoteh, bungkam, lack of knowledge, dll. rasanya kurang pantas 
ditujukan kepada  mereka yang telah digembleng oleh  Prof. Katili, Prof 
Sukendar, Prof Koesoema, Prof.Sampurno, Prof Tjia Hong Djin, Prof Sartono, Prof 
Zaim, dll. Semoga lain kali lebih bijak ya Pak,

Salam prihatin,

Mang Okim 


-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 09:52:49 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Artikel yang sangat menarik dan bagus. 

Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi
konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban
termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak  kontinyu tapi
terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis.  Demikian juga
konsep IPTEK (macam, prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan
yang kita kenal sekarang.  Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa
sejarah yang didominasi oleh susut laut - turunnya muka airlaut, sehingga
banyak wilayah yang terkena dampak sedimentasi dan pendangkalan.  Ini benar
karena dari Mid-Holocene sampai kurang lebih 100 tahun lalu muka airlaut
global turun sekitar 2-3 meter.  Sebaliknya, dari 20.000 tahun (puncak Zaman
Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130 meter.  Jadi tentu banyak
peradaban yang 'terendam'.   Interaksi dari perubahan muka airlaut yang
drastis, yang banyak diduga juga berkaitan dengan kejadian bencana
katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban
manusia ini belum banyak dieksplorasi.  Kami menduga kuat ada
ketidakselaran budaya yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah dan Pra
Sejarah; bahkan dari Jaman Kerajaan ke Jaman kita sekarang pun kelihatannya
'tidak selaras'.  Jangan-jangan ini salah satu penyebab budaya kita sekarang
jadi 'kurang waras'  J (bercanda).

 

Salah satu alasan utama kenapa penelitian arkeo-geologi yang sudah dirintis
oleh Alm. Pak Sartono, kemudian Pak Sampoerno, kemudian juga diteruskan oleh
Pak Zaim ini kurang/tidak berkembang adalah karena ilmu geologi Kuarter
Indonesia tidak berkembang.  Ahli geologi kita umumnya mendapatpengajaran
dan training untuk 'membaca' sejarah geologi dari masa pra-manusia
(jutaan-puluhan juta tahun lalu) yang ter-rekam pada lapisan bebatuan, baik
pada singkapan ataupun pada data bor, karena tujuannya untuk eksplorasi
tambang.  Tapi kita umumnya tidak terlatih untuk membaca proses dan sejarah
geologi dari BENTANG ALAM yang kita lihat disekitar kita sekarang.
Geologiawan Indonesia umumnya akan pandai berceloteh kalau ketemu singkapan,
tapi akan bungkam kalau disuruh mengidentifikasi  mana teras-teras sungai
mana tebing patahan aktif, mana alluvial mana collovial, dlsb;  dan
bagaimana proses geologi yang membentuk bentang alam 'destruktif' dan
'konstruktif' yang terlihat sekarang.  Belum lagi tentang proses-proses
gunung api Kuarter-Holosen dan produk-produknya.  Alot'nya membahas
'masalah piramid' tidak terlepas dari lack of knowledge kita dibidang ini.
Mudah-mudahan 'isue piramid' dapat memberikan angin segar kepada bidang yang
dianggap kering ini, sehingga  nyanyian orang yang berkiprah di bidang ini
tidak lagi terlalu serak tapi menjadi serak-serak basah sehingga merdu.

 

Selamat berakhir pekan.

DHN

 

 

 

From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Saturday, February 25, 2012 11:04 PM
To: IAGI
Subject: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Fyi,

-- Forwarded message --
From:
Date: Sunday, February 26, 2012
Subject: ARTIKEL KORAN PR
To: rovi...@gmail.com
Cc: z...@gc.itb.ac.id


Ass.w.w.,
Pak Rovicky,
Maaf saya pakai Japri karena kalau pakai jalur IAGI tidak bisa kirim file.
Terlampir dalam attach file saya kirim tulisan saya di Koran Harian
Pikiran Rakyat yang terbit di tahun 1997. Tulisan tersebut saya temukan
tidak sengaja ketika beres2 dan bongkar2 berkas saya yang berantakan di
kantor. Saya kirim copy artikel ini sekedar untuk diketahui bahwa saya
sudah lama mencoba memasyarakatkan Geologi untuk bidang Budaya
(baca:arkeologi). Telah lama sebenarnya saya di bawah dan bersama Almarhum
Prof. Sartono mengembangkan Geologi Kuarter dan Geoarkeologi di ITB dan
Indonesia. Dari sekian upaya kami, salah satunya adalah melalui tulisan
populer di koran yaitu Pikiran Rakyat.
Sekedar 

RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-25 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Mohon tidak dicampur-adukan dengan Kualitas Lulusan Pak.

Yang saya ulas hanya tentang pengembangan/pendidikan bidang geologi yang
mempelajari proses dan bentang alam muda/sekarang (Kuarter - Resen),
termasuk Geologi Kuarter, patahan aktif, gunung api, kebencanaan, dan
arkeo-geologi.  Senada dengan apa yang dikemukakan olek Pak Zaim ttg
kurangnya minat mahasiswa di bidang yang beliau ajarkan.

Silahkan teman-teman dosen yang lebih punya pengetahuan tentang masalah ini
berkontribusi, supaya berimbang wacana-nya.

 

Sejalan dengan wacana ini, alangkah baiknya melihat the big picture
dibalik masalah 'piramida' , tidak terlalu di'cupat'kan ( J maap. nebeng
istilah ADB).

 

Salam

DHN

 

Catatan: 

Sekedar sharing pengalaman, ketika diawal-awal saya belajar earthquake
geology untuk S3, tidak mudah bagi saya untuk melihat proses geologi dibalik
bentang alam yang kita lihat karena sebelumnya sudah demikian terbiasa
dengan 'pengajaran geologi singkapan'.  Dalam setiap fieldtrip di masa
kuliahnya, saya 'dipaksa' untuk menjelaskan setiap benjolan dan lekukan yang
ada di bentang alam.  Dan itu tidak mudah kalau belum terlatih. Sampai
sekarang pun terus terang bagi saya masih tidak mudah karena dalam satu
decade terakhir lebih banyak waktu dihabiskan untuk memelototi
geologi-koral-mikroatol di Mentawai, jadi masih harus banyak belajar lagi J.
Sebelum gempa Chi-Chi di Taiwan tahun 1999 itu, para ahli geologi di sana
sangat sukar menerima keberadaan jalur patahan aktif kalau 'hanya'
berdasarkan analisis morpho tektonik.  Dalam konsep mereka, jalur patahan
hanya bisa dibuktikan kalau ada zona sesar yang terlihat dalam singkapan.
Sekarang tentunya tidak lagi.

 

 

From: miko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 10:38 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Pak Danny,

Semoga dosen-dosen geologi dasar, geologi struktur, geomorfologi dll,
khususnya di lingkungan ITB tidak membaca judgement /penilaian Anda tentang
kualitas para lulusannya.

Kata-kata celoteh, bungkam, lack of knowledge, dll. rasanya kurang pantas
ditujukan kepada mereka yang telah digembleng oleh Prof. Katili, Prof
Sukendar, Prof Koesoema, Prof.Sampurno, Prof Tjia Hong Djin, Prof Sartono,
Prof Zaim, dll. Semoga lain kali lebih bijak ya Pak,

Salam prihatin,

Mang Okim 

  _  

From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com 

Date: Sun, 26 Feb 2012 09:52:49 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Artikel yang sangat menarik dan bagus. 

Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi
konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban
termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak  kontinyu tapi
terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis.  Demikian juga
konsep IPTEK (macam, prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan
yang kita kenal sekarang.  Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa
sejarah yang didominasi oleh susut laut - turunnya muka airlaut, sehingga
banyak wilayah yang terkena dampak sedimentasi dan pendangkalan.  Ini benar
karena dari Mid-Holocene sampai kurang lebih 100 tahun lalu muka airlaut
global turun sekitar 2-3 meter.  Sebaliknya, dari 20.000 tahun (puncak Zaman
Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130 meter.  Jadi tentu banyak
peradaban yang 'terendam'.   Interaksi dari perubahan muka airlaut yang
drastis, yang banyak diduga juga berkaitan dengan kejadian bencana
katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban
manusia ini belum banyak dieksplorasi.  Kami menduga kuat ada
ketidakselaran budaya yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah dan Pra
Sejarah; bahkan dari Jaman Kerajaan ke Jaman kita sekarang pun kelihatannya
'tidak selaras'.  Jangan-jangan ini salah satu penyebab budaya kita sekarang
jadi 'kurang waras'  J (bercanda).

 

Salah satu alasan utama kenapa penelitian arkeo-geologi yang sudah dirintis
oleh Alm. Pak Sartono, kemudian Pak Sampoerno, kemudian juga diteruskan oleh
Pak Zaim ini kurang/tidak berkembang adalah karena ilmu geologi Kuarter
Indonesia tidak berkembang.  Ahli geologi kita umumnya mendapatpengajaran
dan training untuk 'membaca' sejarah geologi dari masa pra-manusia
(jutaan-puluhan juta tahun lalu) yang ter-rekam pada lapisan bebatuan, baik
pada singkapan ataupun pada data bor, karena tujuannya untuk eksplorasi
tambang.  Tapi kita umumnya tidak terlatih untuk membaca proses dan sejarah
geologi dari BENTANG ALAM yang kita lihat disekitar kita sekarang.
Geologiawan Indonesia umumnya akan pandai berceloteh kalau ketemu singkapan,
tapi akan bungkam kalau disuruh mengidentifikasi  mana teras-teras sungai
mana tebing patahan aktif, mana alluvial mana collovial, dlsb;  dan
bagaimana proses geologi yang membentuk bentang alam 'destruktif' dan
'konstruktif' yang terlihat sekarang.  Belum lagi tentang proses-proses
gunung api Kuarter-Holosen dan produk-produknya.  

Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-25 Terurut Topik rakhmadi . avianto
Mangkanya jangan asal ngomong tapi dipikir dulu kalo memang nulis lewat desk 
top dibaca lagi, karena topik anda ini menurut saya agak antagonis dari main 
stream science. Saya kira anda dan ADB tidak ada masalah perut mungkin tapi 
buat adik2 yg belum lulus dan akan lulus tentu mrk lebih senang mempelajari yg 
bisa menghasilkan uang banyak jadi wajar kalo mereka tidak terarik dg holocene 
sedimen

Avi 0666
Lagi jagong

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 11:35:25 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Mohon tidak dicampur-adukan dengan Kualitas Lulusan Pak.

Yang saya ulas hanya tentang pengembangan/pendidikan bidang geologi yang
mempelajari proses dan bentang alam muda/sekarang (Kuarter - Resen),
termasuk Geologi Kuarter, patahan aktif, gunung api, kebencanaan, dan
arkeo-geologi.  Senada dengan apa yang dikemukakan olek Pak Zaim ttg
kurangnya minat mahasiswa di bidang yang beliau ajarkan.

Silahkan teman-teman dosen yang lebih punya pengetahuan tentang masalah ini
berkontribusi, supaya berimbang wacana-nya.

 

Sejalan dengan wacana ini, alangkah baiknya melihat the big picture
dibalik masalah 'piramida' , tidak terlalu di'cupat'kan ( J maap. nebeng
istilah ADB).

 

Salam

DHN

 

Catatan: 

Sekedar sharing pengalaman, ketika diawal-awal saya belajar earthquake
geology untuk S3, tidak mudah bagi saya untuk melihat proses geologi dibalik
bentang alam yang kita lihat karena sebelumnya sudah demikian terbiasa
dengan 'pengajaran geologi singkapan'.  Dalam setiap fieldtrip di masa
kuliahnya, saya 'dipaksa' untuk menjelaskan setiap benjolan dan lekukan yang
ada di bentang alam.  Dan itu tidak mudah kalau belum terlatih. Sampai
sekarang pun terus terang bagi saya masih tidak mudah karena dalam satu
decade terakhir lebih banyak waktu dihabiskan untuk memelototi
geologi-koral-mikroatol di Mentawai, jadi masih harus banyak belajar lagi J.
Sebelum gempa Chi-Chi di Taiwan tahun 1999 itu, para ahli geologi di sana
sangat sukar menerima keberadaan jalur patahan aktif kalau 'hanya'
berdasarkan analisis morpho tektonik.  Dalam konsep mereka, jalur patahan
hanya bisa dibuktikan kalau ada zona sesar yang terlihat dalam singkapan.
Sekarang tentunya tidak lagi.

 

 

From: miko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 10:38 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Pak Danny,

Semoga dosen-dosen geologi dasar, geologi struktur, geomorfologi dll,
khususnya di lingkungan ITB tidak membaca judgement /penilaian Anda tentang
kualitas para lulusannya.

Kata-kata celoteh, bungkam, lack of knowledge, dll. rasanya kurang pantas
ditujukan kepada mereka yang telah digembleng oleh Prof. Katili, Prof
Sukendar, Prof Koesoema, Prof.Sampurno, Prof Tjia Hong Djin, Prof Sartono,
Prof Zaim, dll. Semoga lain kali lebih bijak ya Pak,

Salam prihatin,

Mang Okim 

  _  

From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com 

Date: Sun, 26 Feb 2012 09:52:49 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Artikel yang sangat menarik dan bagus. 

Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi
konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban
termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak  kontinyu tapi
terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis.  Demikian juga
konsep IPTEK (macam, prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan
yang kita kenal sekarang.  Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa
sejarah yang didominasi oleh susut laut - turunnya muka airlaut, sehingga
banyak wilayah yang terkena dampak sedimentasi dan pendangkalan.  Ini benar
karena dari Mid-Holocene sampai kurang lebih 100 tahun lalu muka airlaut
global turun sekitar 2-3 meter.  Sebaliknya, dari 20.000 tahun (puncak Zaman
Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130 meter.  Jadi tentu banyak
peradaban yang 'terendam'.   Interaksi dari perubahan muka airlaut yang
drastis, yang banyak diduga juga berkaitan dengan kejadian bencana
katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban
manusia ini belum banyak dieksplorasi.  Kami menduga kuat ada
ketidakselaran budaya yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah dan Pra
Sejarah; bahkan dari Jaman Kerajaan ke Jaman kita sekarang pun kelihatannya
'tidak selaras'.  Jangan-jangan ini salah satu penyebab budaya kita sekarang
jadi 'kurang waras'  J (bercanda).

 

Salah satu alasan utama kenapa penelitian arkeo-geologi yang sudah dirintis
oleh Alm. Pak Sartono, kemudian Pak Sampoerno, kemudian juga diteruskan oleh
Pak Zaim ini kurang/tidak berkembang adalah karena ilmu geologi Kuarter
Indonesia tidak berkembang.  Ahli geologi kita umumnya mendapatpengajaran
dan training untuk 'membaca' sejarah geologi dari masa pra-manusia
(jutaan-puluhan juta tahun lalu) 

RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-25 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Bukan mainstream science pak, tapi mainstream geologi di Indonesia
(mungkin dunia, saya tidak tahu).   Ini memang sejalan dengan prinsip
ekonomi. No doubt.

 

From: rakhmadi.avia...@gmail.com [mailto:rakhmadi.avia...@gmail.com] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 11:46 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Mangkanya jangan asal ngomong tapi dipikir dulu kalo memang nulis lewat desk
top dibaca lagi, karena topik anda ini menurut saya agak antagonis dari main
stream science. Saya kira anda dan ADB tidak ada masalah perut mungkin tapi
buat adik2 yg belum lulus dan akan lulus tentu mrk lebih senang mempelajari
yg bisa menghasilkan uang banyak jadi wajar kalo mereka tidak terarik dg
holocene sedimen

Avi 0666
Lagi jagong

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com 

Date: Sun, 26 Feb 2012 11:35:25 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Mohon tidak dicampur-adukan dengan Kualitas Lulusan Pak.

Yang saya ulas hanya tentang pengembangan/pendidikan bidang geologi yang
mempelajari proses dan bentang alam muda/sekarang (Kuarter - Resen),
termasuk Geologi Kuarter, patahan aktif, gunung api, kebencanaan, dan
arkeo-geologi.  Senada dengan apa yang dikemukakan olek Pak Zaim ttg
kurangnya minat mahasiswa di bidang yang beliau ajarkan.

Silahkan teman-teman dosen yang lebih punya pengetahuan tentang masalah ini
berkontribusi, supaya berimbang wacana-nya.

 

Sejalan dengan wacana ini, alangkah baiknya melihat the big picture
dibalik masalah 'piramida' , tidak terlalu di'cupat'kan ( J maap. nebeng
istilah ADB).

 

Salam

DHN

 

Catatan: 

Sekedar sharing pengalaman, ketika diawal-awal saya belajar earthquake
geology untuk S3, tidak mudah bagi saya untuk melihat proses geologi dibalik
bentang alam yang kita lihat karena sebelumnya sudah demikian terbiasa
dengan 'pengajaran geologi singkapan'.  Dalam setiap fieldtrip di masa
kuliahnya, saya 'dipaksa' untuk menjelaskan setiap benjolan dan lekukan yang
ada di bentang alam.  Dan itu tidak mudah kalau belum terlatih. Sampai
sekarang pun terus terang bagi saya masih tidak mudah karena dalam satu
decade terakhir lebih banyak waktu dihabiskan untuk memelototi
geologi-koral-mikroatol di Mentawai, jadi masih harus banyak belajar lagi J.
Sebelum gempa Chi-Chi di Taiwan tahun 1999 itu, para ahli geologi di sana
sangat sukar menerima keberadaan jalur patahan aktif kalau 'hanya'
berdasarkan analisis morpho tektonik.  Dalam konsep mereka, jalur patahan
hanya bisa dibuktikan kalau ada zona sesar yang terlihat dalam singkapan.
Sekarang tentunya tidak lagi.

 

 

From: miko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 10:38 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Pak Danny,

Semoga dosen-dosen geologi dasar, geologi struktur, geomorfologi dll,
khususnya di lingkungan ITB tidak membaca judgement /penilaian Anda tentang
kualitas para lulusannya.

Kata-kata celoteh, bungkam, lack of knowledge, dll. rasanya kurang pantas
ditujukan kepada mereka yang telah digembleng oleh Prof. Katili, Prof
Sukendar, Prof Koesoema, Prof.Sampurno, Prof Tjia Hong Djin, Prof Sartono,
Prof Zaim, dll. Semoga lain kali lebih bijak ya Pak,

Salam prihatin,

Mang Okim 

  _  

From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com 

Date: Sun, 26 Feb 2012 09:52:49 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Artikel yang sangat menarik dan bagus. 

Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi
konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban
termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak  kontinyu tapi
terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis.  Demikian juga
konsep IPTEK (macam, prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan
yang kita kenal sekarang.  Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa
sejarah yang didominasi oleh susut laut - turunnya muka airlaut, sehingga
banyak wilayah yang terkena dampak sedimentasi dan pendangkalan.  Ini benar
karena dari Mid-Holocene sampai kurang lebih 100 tahun lalu muka airlaut
global turun sekitar 2-3 meter.  Sebaliknya, dari 20.000 tahun (puncak Zaman
Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130 meter.  Jadi tentu banyak
peradaban yang 'terendam'.   Interaksi dari perubahan muka airlaut yang
drastis, yang banyak diduga juga berkaitan dengan kejadian bencana
katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban
manusia ini belum banyak dieksplorasi.  Kami menduga kuat ada
ketidakselaran budaya yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah dan Pra
Sejarah; bahkan dari Jaman Kerajaan ke Jaman kita sekarang pun kelihatannya
'tidak selaras'.  Jangan-jangan ini salah satu penyebab budaya kita sekarang
jadi 'kurang waras'  J (bercanda).

 

Salah satu alasan utama kenapa penelitian arkeo-geologi 

Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-25 Terurut Topik amienwidodo
Jadi ingat puisi ADB yg di share beberapa hari yg lalu...

hmm . 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: andangbacht...@yahoo.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 04:26:41 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

Mang Okim yang saya hormati,

Nyuwun sewu,

Saya koq tidak melihat hubungan antara tuduhan yang Mang Okim alamatkan kepada 
Danny Hilman bhw dia melontarkan kata2 kurang pantas kpd para anak didik 
geologi ITB dg tulisan yg dipostingnya.

Kalau yg saya rasakan dari membaca postingan Danny tsb malahan dia 
mengapresiasi usaha2 perintisan geoakrkeologi yg sdh dilakuakn oleh beliau 
guru besar kita di ITB. Danny hanya mencoba menganalisis knapa usaha2 itu tdk 
berlanjut dg meriah, krn orientasi pendidikan kita yg lebih ke 
eksplorasi-eksploitasi sumberdaya alam (Danny menyebutkannya sbg tujuannya 
untuk eksplorasi tambang).

Terus terang saya jadi heran kenapa koq ada yg menangkap tulisan itu berbeda dr 
kesan saya ya?

Mudah2an kita semua selalu diberi kesabaran dan hidayah untuk selalu 
mengedepankan kebaikan dan ukhuwah.


Salam
ADB
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: miko m...@cbn.net.id
Date: Sun, 26 Feb 2012 03:38:17 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

Pak Danny,

Semoga dosen-dosen  geologi dasar, geologi struktur, geomorfologi dll, 
khususnya di lingkungan ITB tidak membaca judgement /penilaian Anda tentang 
kualitas para lulusannya.

Kata-kata celoteh, bungkam, lack of knowledge, dll. rasanya kurang pantas 
ditujukan kepada  mereka yang telah digembleng oleh  Prof. Katili, Prof 
Sukendar, Prof Koesoema, Prof.Sampurno, Prof Tjia Hong Djin, Prof Sartono, Prof 
Zaim, dll. Semoga lain kali lebih bijak ya Pak,

Salam prihatin,

Mang Okim 


-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 09:52:49 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Artikel yang sangat menarik dan bagus. 

Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi
konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban
termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak  kontinyu tapi
terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis.  Demikian juga
konsep IPTEK (macam, prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan
yang kita kenal sekarang.  Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa
sejarah yang didominasi oleh susut laut - turunnya muka airlaut, sehingga
banyak wilayah yang terkena dampak sedimentasi dan pendangkalan.  Ini benar
karena dari Mid-Holocene sampai kurang lebih 100 tahun lalu muka airlaut
global turun sekitar 2-3 meter.  Sebaliknya, dari 20.000 tahun (puncak Zaman
Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130 meter.  Jadi tentu banyak
peradaban yang 'terendam'.   Interaksi dari perubahan muka airlaut yang
drastis, yang banyak diduga juga berkaitan dengan kejadian bencana
katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban
manusia ini belum banyak dieksplorasi.  Kami menduga kuat ada
ketidakselaran budaya yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah dan Pra
Sejarah; bahkan dari Jaman Kerajaan ke Jaman kita sekarang pun kelihatannya
'tidak selaras'.  Jangan-jangan ini salah satu penyebab budaya kita sekarang
jadi 'kurang waras'  J (bercanda).

 

Salah satu alasan utama kenapa penelitian arkeo-geologi yang sudah dirintis
oleh Alm. Pak Sartono, kemudian Pak Sampoerno, kemudian juga diteruskan oleh
Pak Zaim ini kurang/tidak berkembang adalah karena ilmu geologi Kuarter
Indonesia tidak berkembang.  Ahli geologi kita umumnya mendapatpengajaran
dan training untuk 'membaca' sejarah geologi dari masa pra-manusia
(jutaan-puluhan juta tahun lalu) yang ter-rekam pada lapisan bebatuan, baik
pada singkapan ataupun pada data bor, karena tujuannya untuk eksplorasi
tambang.  Tapi kita umumnya tidak terlatih untuk membaca proses dan sejarah
geologi dari BENTANG ALAM yang kita lihat disekitar kita sekarang.
Geologiawan Indonesia umumnya akan pandai berceloteh kalau ketemu singkapan,
tapi akan bungkam kalau disuruh mengidentifikasi  mana teras-teras sungai
mana tebing patahan aktif, mana alluvial mana collovial, dlsb;  dan
bagaimana proses geologi yang membentuk bentang alam 'destruktif' dan
'konstruktif' yang terlihat sekarang.  Belum lagi tentang proses-proses
gunung api Kuarter-Holosen dan produk-produknya.  Alot'nya membahas
'masalah piramid' tidak terlepas dari lack of knowledge kita dibidang ini.
Mudah-mudahan 'isue piramid' dapat memberikan angin segar kepada bidang yang
dianggap kering ini, sehingga  nyanyian orang yang berkiprah di bidang ini
tidak lagi terlalu serak tapi menjadi serak-serak basah sehingga merdu.

 

Selamat berakhir pekan.

DHN

 

 

 

From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Saturday, 

Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-25 Terurut Topik andangbachtiar
Mas Avi, Al Hajj,
Nyuwun sewu juga, mudah2an semakin memanjat usia kita semakin dimudahkan oleh 
Gusti Allah untuk menyebarkan kata2 dan kalimat2 toyibah yg menenangkan, 
terutama di pergaulan ilmiah seperti di IAGI-NET ini.

Bahkan menegur orang dg Mangkanya jangan asal ngomong tapi dipikir dulu pun 
saya pikir agak mengkalutkan, bukan malah menenangkan. Karena kita tahu persis 
teguran tsb ditujukan pada scientist peneliti yg sudah banyak pula menuliskan 
pemikirannya di jurnal2 ilmiah baik di dalam maupun di luar negeri yg 
insyaallah sudah dipikirkan betul dan ditimbang2 kalimat2 yg akan dituliskannya.

Selain itu pernyataan bahwa saya dan Danny mungkin sdh tidak ada masalah perut 
sehingga tertarik mempelajari Holocene sediment, nampaknya perlu dikoreksi 
juga. Dalam riset2 sebagai sedimentologist saya juga harus sering berhubungan 
dg sedimen 
Kwarter - Holosen, spt delta Mahakam modern, Endapan Danau Toba, Delta Cimanuk, 
Sungai Tamiang, dsb,... Selain itu Danny sbg earthquake geologist otomatis juga 
berhubungan dg peristiwa2 (dan sedimen2) Holosen-lah. Jadi itu semua adalah 
adalah masalah militansi riset, kepedulian, dan tentui saja profesionalisme. 
Kalau kita mengkampanyekan dg benar riset2 spt yg kami lakukan kepada anak2 
geologi (yang baru lulus), insyaallah akan makin banyak yang mau terjun 
terlibat dalam usaha2 mitigasi bencana. Dan selanjutnya akan makin banyak 
sumberdaya alam yg telah ditemukan bisa lebih diefisienkan penggunaannya untuk 
hidup berdampingan dg potensi bencana. 
 
Sebagian dari kita mungkin tidak terlalu beruntung bisa meluaskan wawasan 
keilmuan di luar bidang profesi yg kita geluti. Tetapi tentunya itu tidak 
membuat kita terus menutup diri dan menganggap kebenaran persepsi kita adalah 
segalanya (kebenaran kita yg paling benar). Kalau kita tidak mengerti suatu 
disiplin ilmu lain secara mendalam, marilah kita belajar menyimak dan 
mendengarkan dengan baik, supaya bisa mendapatkan berkah hidayah pengetahuan yg 
bermanfaat darinya. Kalau ingin bertanya dan beropini, marilah bertanya, 
berdiskusi, beropini dengan sehat, sopan, santun dan menyenangkan.

Insyaallah semua jadi berkah, kalau kita bisa saling menyebarkan ukhuwah.

Salam Njagong (Reunian) juga, cak!!!

ADB

Note: mudah2an kawan2 admin milis ini (selain PTA, pak ketum RDP juga khan?) 
bisa lebih aktif juga memoderasi diskusi suatu thread shg lebih banyak manfaat 
yg bisa diambil drpd sekedar saling berbalas melontar pernyataan yg tdk 
essensial...

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: rakhmadi.avia...@gmail.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 04:46:03 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

Mangkanya jangan asal ngomong tapi dipikir dulu kalo memang nulis lewat desk 
top dibaca lagi, karena topik anda ini menurut saya agak antagonis dari main 
stream science. Saya kira anda dan ADB tidak ada masalah perut mungkin tapi 
buat adik2 yg belum lulus dan akan lulus tentu mrk lebih senang mempelajari yg 
bisa menghasilkan uang banyak jadi wajar kalo mereka tidak terarik dg holocene 
sedimen

Avi 0666
Lagi jagong

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 11:35:25 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Mohon tidak dicampur-adukan dengan Kualitas Lulusan Pak.

Yang saya ulas hanya tentang pengembangan/pendidikan bidang geologi yang
mempelajari proses dan bentang alam muda/sekarang (Kuarter - Resen),
termasuk Geologi Kuarter, patahan aktif, gunung api, kebencanaan, dan
arkeo-geologi.  Senada dengan apa yang dikemukakan olek Pak Zaim ttg
kurangnya minat mahasiswa di bidang yang beliau ajarkan.

Silahkan teman-teman dosen yang lebih punya pengetahuan tentang masalah ini
berkontribusi, supaya berimbang wacana-nya.

 

Sejalan dengan wacana ini, alangkah baiknya melihat the big picture
dibalik masalah 'piramida' , tidak terlalu di'cupat'kan ( J maap. nebeng
istilah ADB).

 

Salam

DHN

 

Catatan: 

Sekedar sharing pengalaman, ketika diawal-awal saya belajar earthquake
geology untuk S3, tidak mudah bagi saya untuk melihat proses geologi dibalik
bentang alam yang kita lihat karena sebelumnya sudah demikian terbiasa
dengan 'pengajaran geologi singkapan'.  Dalam setiap fieldtrip di masa
kuliahnya, saya 'dipaksa' untuk menjelaskan setiap benjolan dan lekukan yang
ada di bentang alam.  Dan itu tidak mudah kalau belum terlatih. Sampai
sekarang pun terus terang bagi saya masih tidak mudah karena dalam satu
decade terakhir lebih banyak waktu dihabiskan untuk memelototi
geologi-koral-mikroatol di Mentawai, jadi masih harus banyak belajar lagi J.
Sebelum gempa Chi-Chi di Taiwan tahun 1999 itu, para ahli geologi di sana
sangat sukar menerima keberadaan jalur patahan aktif kalau 'hanya'
berdasarkan analisis morpho tektonik.  Dalam konsep mereka, jalur patahan
hanya bisa dibuktikan kalau ada 

[iagi-net-l] Nasehat Imran pada anaknya... Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-25 Terurut Topik amienwidodo
Suatu hari Imran mengajak anaknya jalan jalan membawa kuda untuk mengenal hiruk 
pikuknya kehidupan. 
Mereka berjalan bersama sambil menuntun kudanya,  masyarakat yang melihat 
langsung nyeletuk orang orang aneh, bawa kuda cuma dituntun
Imran kemudian menaiki kuda dan dituntun anaknya,  masyarakat yang melihat 
langsung nyeletuk orang tua tak tahu diri
Imran meminta anaknya naik kuda, masyarakat yang melihat langsung nyeletuk 
anak tidak berbakti
Imran dan anaknya bersama sama mengangkat kuda, masyarakat yang melihat 
langsung nyeletuk orang gila, orang gila
Imran berkata pada anaknya itulah kehidupan , anaknya manggut2.

The show must go on
Do the best 


AW
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: andangbacht...@yahoo.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 05:40:01 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

Mas Avi, Al Hajj,
Nyuwun sewu juga, mudah2an semakin memanjat usia kita semakin dimudahkan oleh 
Gusti Allah untuk menyebarkan kata2 dan kalimat2 toyibah yg menenangkan, 
terutama di pergaulan ilmiah seperti di IAGI-NET ini.

Bahkan menegur orang dg Mangkanya jangan asal ngomong tapi dipikir dulu pun 
saya pikir agak mengkalutkan, bukan malah menenangkan. Karena kita tahu persis 
teguran tsb ditujukan pada scientist peneliti yg sudah banyak pula menuliskan 
pemikirannya di jurnal2 ilmiah baik di dalam maupun di luar negeri yg 
insyaallah sudah dipikirkan betul dan ditimbang2 kalimat2 yg akan dituliskannya.

Selain itu pernyataan bahwa saya dan Danny mungkin sdh tidak ada masalah perut 
sehingga tertarik mempelajari Holocene sediment, nampaknya perlu dikoreksi 
juga. Dalam riset2 sebagai sedimentologist saya juga harus sering berhubungan 
dg sedimen 
Kwarter - Holosen, spt delta Mahakam modern, Endapan Danau Toba, Delta Cimanuk, 
Sungai Tamiang, dsb,... Selain itu Danny sbg earthquake geologist otomatis juga 
berhubungan dg peristiwa2 (dan sedimen2) Holosen-lah. Jadi itu semua adalah 
adalah masalah militansi riset, kepedulian, dan tentui saja profesionalisme. 
Kalau kita mengkampanyekan dg benar riset2 spt yg kami lakukan kepada anak2 
geologi (yang baru lulus), insyaallah akan makin banyak yang mau terjun 
terlibat dalam usaha2 mitigasi bencana. Dan selanjutnya akan makin banyak 
sumberdaya alam yg telah ditemukan bisa lebih diefisienkan penggunaannya untuk 
hidup berdampingan dg potensi bencana. 
 
Sebagian dari kita mungkin tidak terlalu beruntung bisa meluaskan wawasan 
keilmuan di luar bidang profesi yg kita geluti. Tetapi tentunya itu tidak 
membuat kita terus menutup diri dan menganggap kebenaran persepsi kita adalah 
segalanya (kebenaran kita yg paling benar). Kalau kita tidak mengerti suatu 
disiplin ilmu lain secara mendalam, marilah kita belajar menyimak dan 
mendengarkan dengan baik, supaya bisa mendapatkan berkah hidayah pengetahuan yg 
bermanfaat darinya. Kalau ingin bertanya dan beropini, marilah bertanya, 
berdiskusi, beropini dengan sehat, sopan, santun dan menyenangkan.

Insyaallah semua jadi berkah, kalau kita bisa saling menyebarkan ukhuwah.

Salam Njagong (Reunian) juga, cak!!!

ADB

Note: mudah2an kawan2 admin milis ini (selain PTA, pak ketum RDP juga khan?) 
bisa lebih aktif juga memoderasi diskusi suatu thread shg lebih banyak manfaat 
yg bisa diambil drpd sekedar saling berbalas melontar pernyataan yg tdk 
essensial...

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: rakhmadi.avia...@gmail.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 04:46:03 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

Mangkanya jangan asal ngomong tapi dipikir dulu kalo memang nulis lewat desk 
top dibaca lagi, karena topik anda ini menurut saya agak antagonis dari main 
stream science. Saya kira anda dan ADB tidak ada masalah perut mungkin tapi 
buat adik2 yg belum lulus dan akan lulus tentu mrk lebih senang mempelajari yg 
bisa menghasilkan uang banyak jadi wajar kalo mereka tidak terarik dg holocene 
sedimen

Avi 0666
Lagi jagong

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 11:35:25 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Mohon tidak dicampur-adukan dengan Kualitas Lulusan Pak.

Yang saya ulas hanya tentang pengembangan/pendidikan bidang geologi yang
mempelajari proses dan bentang alam muda/sekarang (Kuarter - Resen),
termasuk Geologi Kuarter, patahan aktif, gunung api, kebencanaan, dan
arkeo-geologi.  Senada dengan apa yang dikemukakan olek Pak Zaim ttg
kurangnya minat mahasiswa di bidang yang beliau ajarkan.

Silahkan teman-teman dosen yang lebih punya pengetahuan tentang masalah ini
berkontribusi, supaya berimbang wacana-nya.

 

Sejalan dengan wacana ini, alangkah baiknya melihat the big picture
dibalik masalah 'piramida' , tidak terlalu di'cupat'kan ( J maap. nebeng
istilah ADB).

 

Salam

DHN

 

Catatan: 


Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-25 Terurut Topik AWY
Sugeng siang,

Semalam di NGC didongengkan tentang penyelidikan gua karst di Kepulauan Bahama. 
Gua ini sendiri saat ini sudah digenangi air dengan kedalaman s/d 100m. 
Beberapa peneliti terlibat dlm penelitian tsb, tdr  dari beragam multi disiplin 
mulai dari arkeologi, paleontologi, geologist yang juga tentu saja para 
penyelam yang handal.

Background penelitiannya sendiri salah satunya adalah untuk menyelidiki 
siapakah yang menemukan Amerika? Apakah ada Penemu sebelum Colombus?. Di gua di 
bawah air tersebut, yang tentu saja menantang dari segi keselamatan para 
peneliti - karena seringnya jatuhan dari stalagtit2nya - ditemukan beberapa 
tengkorak kepala yang seingat memiliki ciri khas suku ..., dicirikan dengan 
defect pada tengkorak tsb (bentuk kerucut), yang dikenal sebagai kebiasaan 
suku trsbt yaitu dengan mengikat anak kecil/bayi di papan, demikian juga kepala 
eh kelapanya :), yg menyebabkan bentuk khas tsb.
Sehingga bisa ditarik kesipulan sebenarnya sktr 800-1000thn y.l. Sudah ada 
suku2 dari Amerika Selatan yang menyebrang melalui jembatan alami Kepulauan 
Karibia ke Amerika Utara.

Dalam penelitian tersebut selain diambil tengkorak, juga diambil sampel 
stalagmit. Baru tahu saya, ternyata ketika stalagmit dibelah, secara 
bentukannya mirip kambium pohon, yang bisa digunakan utk  menceritakan panjang 
pendeknya musim penghujan-kemarau dalam melalui garis2 kambium, sedangkan utk  
stalagmit ini bisa digunakan utk menceritakan bagaimana perubahan iklim 
berlangsung di dunia.

Kepulauan Bahama ini sangat menarik karena kepulauan ini merupakan jalur arus 
laut atlantik yang dilewati  oleh sirkulasi air panas dari afrika dan juga arus 
dingin dari kutub. Sehingga seperinya banyak koral2 yang senang hidup di 
kepulauan ini.

Dari peristiwa perlarutan/ perkolasi koral (material karbonat) terbentuklah 
stalagtit dan stalagmit, yg juga berlaku sbg  recorder  perubahan iklim dan 
muka air laut. Dari conto stalagmit yang diambil sendiri, memberikan rekaman  
kurang lebih dari sekitar 200.000thn y.l. S/d saat ini. Dari hasil analisis 
dsimpulkan ada beberapa peristiwa pembanjiran/ sea level rise/ atau tepatnya 
mungkin MFS ya? (nah ini cara analisisnya  gmn, klo di delta kan shale yg plg 
tebal yah? He...he.. :))

Ada hal lainnya yang tak kalah menarik, yaitu dari setiap peristiwa flooding /  
MFS tersebut selalu didahului oleh garis hitam-kemerahan yang tebal.  Data 
sample menunjukan bahwa  ada skrt 4 atau 5 (lupa?). Dimana dari hasil dating 
peristiwa hitam kemerahan tadi secara geologi relatif singkat, hanya 
berlangsung kurang lebih 40-50thn. Endapan hitam-kemerahan ini selain di 
stalagtit juga muncul di gua, sebagai lapisan tipis kurang lebih 2-5cm. Setelah 
diteliti secara kimia ternyata garis hitam tsb berasal dari unsur besi. Asumsi 
saya, material pembuat garis tersebut berasal dari hasil erupsi gunung api, 
ternyata dari hasil studi kimia, unsur penyusunnya berasal dari pasir Gurun 
Sahara yang tentu saja berjarak sekian ribu mil dari Bahama.
Sehingga bisa disimpulkan sebelum peristiwa banjir atau sea level rise, 
biasanya didahului oleh peristiwa kering yang relatif pendek yaitu sktr 40-50 
thn, kemudian ditutup oleh banjir.

Dibandingkan dengan masa skrg, dimana isu pemanasan global juga sedang naik 
daun, bumi relatif sedang memanas, setidak2nya sudah cukup lama, yaitu dari thn 
1970'an. Wah... Bahaya donk, berarti tinggal nunggu banjirnya aja?


Salam,
Argo - 3711
- Semalam nonton tivinya sambil ngantuk, tanpa x-check dgn literature, mohon 
maaf jk salah2 tulis -

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 09:52:49 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

Artikel yang sangat menarik dan bagus. 

Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi
konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban
termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak  kontinyu tapi
terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis.  Demikian juga
konsep IPTEK (macam, prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan
yang kita kenal sekarang.  Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa
sejarah yang didominasi oleh susut laut - turunnya muka airlaut, sehingga
banyak wilayah yang terkena dampak sedimentasi dan pendangkalan.  Ini benar
karena dari Mid-Holocene sampai kurang lebih 100 tahun lalu muka airlaut
global turun sekitar 2-3 meter.  Sebaliknya, dari 20.000 tahun (puncak Zaman
Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130 meter.  Jadi tentu banyak
peradaban yang 'terendam'.   Interaksi dari perubahan muka airlaut yang
drastis, yang banyak diduga juga berkaitan dengan kejadian bencana
katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban
manusia ini belum banyak dieksplorasi.  Kami menduga kuat ada
ketidakselaran budaya yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah dan Pra

Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-25 Terurut Topik Bandono Salim
Lha kan sekarang sudah mulai bnjir kecil2an. Tapi kalo nenggelamkan dunia waah 
mustahil.

Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: AWY masargo...@yahoo.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 06:27:28 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Sugeng siang,

Semalam di NGC didongengkan tentang penyelidikan gua karst di Kepulauan Bahama. 
Gua ini sendiri saat ini sudah digenangi air dengan kedalaman s/d 100m. 
Beberapa peneliti terlibat dlm penelitian tsb, tdr  dari beragam multi disiplin 
mulai dari arkeologi, paleontologi, geologist yang juga tentu saja para 
penyelam yang handal.

Background penelitiannya sendiri salah satunya adalah untuk menyelidiki 
siapakah yang menemukan Amerika? Apakah ada Penemu sebelum Colombus?. Di gua di 
bawah air tersebut, yang tentu saja menantang dari segi keselamatan para 
peneliti - karena seringnya jatuhan dari stalagtit2nya - ditemukan beberapa 
tengkorak kepala yang seingat memiliki ciri khas suku ..., dicirikan dengan 
defect pada tengkorak tsb (bentuk kerucut), yang dikenal sebagai kebiasaan 
suku trsbt yaitu dengan mengikat anak kecil/bayi di papan, demikian juga kepala 
eh kelapanya :), yg menyebabkan bentuk khas tsb.
Sehingga bisa ditarik kesipulan sebenarnya sktr 800-1000thn y.l. Sudah ada 
suku2 dari Amerika Selatan yang menyebrang melalui jembatan alami Kepulauan 
Karibia ke Amerika Utara.

Dalam penelitian tersebut selain diambil tengkorak, juga diambil sampel 
stalagmit. Baru tahu saya, ternyata ketika stalagmit dibelah, secara 
bentukannya mirip kambium pohon, yang bisa digunakan utk  menceritakan panjang 
pendeknya musim penghujan-kemarau dalam melalui garis2 kambium, sedangkan utk  
stalagmit ini bisa digunakan utk menceritakan bagaimana perubahan iklim 
berlangsung di dunia.

Kepulauan Bahama ini sangat menarik karena kepulauan ini merupakan jalur arus 
laut atlantik yang dilewati  oleh sirkulasi air panas dari afrika dan juga arus 
dingin dari kutub. Sehingga seperinya banyak koral2 yang senang hidup di 
kepulauan ini.

Dari peristiwa perlarutan/ perkolasi koral (material karbonat) terbentuklah 
stalagtit dan stalagmit, yg juga berlaku sbg  recorder  perubahan iklim dan 
muka air laut. Dari conto stalagmit yang diambil sendiri, memberikan rekaman  
kurang lebih dari sekitar 200.000thn y.l. S/d saat ini. Dari hasil analisis 
dsimpulkan ada beberapa peristiwa pembanjiran/ sea level rise/ atau tepatnya 
mungkin MFS ya? (nah ini cara analisisnya  gmn, klo di delta kan shale yg plg 
tebal yah? He...he.. :))

Ada hal lainnya yang tak kalah menarik, yaitu dari setiap peristiwa flooding /  
MFS tersebut selalu didahului oleh garis hitam-kemerahan yang tebal.  Data 
sample menunjukan bahwa  ada skrt 4 atau 5 (lupa?). Dimana dari hasil dating 
peristiwa hitam kemerahan tadi secara geologi relatif singkat, hanya 
berlangsung kurang lebih 40-50thn. Endapan hitam-kemerahan ini selain di 
stalagtit juga muncul di gua, sebagai lapisan tipis kurang lebih 2-5cm. Setelah 
diteliti secara kimia ternyata garis hitam tsb berasal dari unsur besi. Asumsi 
saya, material pembuat garis tersebut berasal dari hasil erupsi gunung api, 
ternyata dari hasil studi kimia, unsur penyusunnya berasal dari pasir Gurun 
Sahara yang tentu saja berjarak sekian ribu mil dari Bahama.
Sehingga bisa disimpulkan sebelum peristiwa banjir atau sea level rise, 
biasanya didahului oleh peristiwa kering yang relatif pendek yaitu sktr 40-50 
thn, kemudian ditutup oleh banjir.

Dibandingkan dengan masa skrg, dimana isu pemanasan global juga sedang naik 
daun, bumi relatif sedang memanas, setidak2nya sudah cukup lama, yaitu dari thn 
1970'an. Wah... Bahaya donk, berarti tinggal nunggu banjirnya aja?


Salam,
Argo - 3711
- Semalam nonton tivinya sambil ngantuk, tanpa x-check dgn literature, mohon 
maaf jk salah2 tulis -

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 09:52:49 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

Artikel yang sangat menarik dan bagus. 

Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi
konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban
termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak  kontinyu tapi
terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis.  Demikian juga
konsep IPTEK (macam, prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan
yang kita kenal sekarang.  Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa
sejarah yang didominasi oleh susut laut - turunnya muka airlaut, sehingga
banyak wilayah yang terkena dampak sedimentasi dan pendangkalan.  Ini benar
karena dari Mid-Holocene sampai kurang lebih 100 tahun lalu muka airlaut
global turun sekitar 2-3 meter.  Sebaliknya, dari 20.000 tahun (puncak Zaman
Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130 meter.  Jadi tentu banyak
peradaban yang 

Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-25 Terurut Topik Agus
Matakuliah Geologi Kuarter di Geologi UGM  yg menjadi matakuliah pilihan sejak 
kurikulum 1994 sampai kurikulum 2011 selalu kurang peminat, pernah mencapai 15 
mhs sekali sj dlm rentang waktu tsb. Berbeda dg Geologi Batubara, Teknik 
Reservoar sbg matakuliah pilihan mampu menembus 40 mhs lebih. Bahkan pernah dlm 
2 th (2009- 2010) matakuliah pilihan Geologi Kuarter tidak ada peminatnya sama 
sekali. Rata rata memang mhsw sangat minat pd matakuliah pilihan yg bermuara pd 
eksplorasi sumberdaya alam. Namun topik topik skripsi yg terkait dg Geologi 
Arkeologi, Geomorfologi, Endapan Paleo.tsunami, Kebencanaan Geologi di skitar 
situs arkeologi seperti di Kedulan, Gedongsongo, Prambanan, Borobudur dlm 2 th 
(2011-2012) ini mulai bermunculan meramaikan topik skripsi yg sdh favorit sejak 
dulu spt eksplorasi mineral logam, eksplorasi migas, batubara, geothermal, 
fasies sedimentasi tersier, petrogenesis, geologi teknik, hidrogeologi. Pilihan 
apa pun oleh mhsw adalah sah
 sah sj. 

Demikian share singkat, krn keseringan dpt mandat mengawal perubahan / transisi 
kurikulum teknik geologi ugm 2001, 2006, 2011.

Salam, agus hend
Kebetulan anggota tim pengajar mt.kuliah geologi kuarter di geologi ugm. 
 

Sent from my iPad

On 26 Feb 2012, at 11:35, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com 
wrote:

Mohon tidak dicampur-adukan dengan Kualitas Lulusan Pak.

Yang saya ulas hanya tentang pengembangan/pendidikan bidang geologi yang 
mempelajari proses dan bentang alam muda/sekarang (Kuarter – Resen), termasuk 
Geologi Kuarter, patahan aktif, gunung api, kebencanaan, dan arkeo-geologi.  
Senada dengan apa yang dikemukakan olek Pak Zaim ttg kurangnya minat mahasiswa 
di bidang yang beliau ajarkan.

Silahkan teman-teman dosen yang lebih punya pengetahuan tentang masalah ini 
berkontribusi, supaya berimbang wacana-nya.

 

Sejalan dengan wacana ini, alangkah baiknya melihat “the big picture” dibalik 
masalah ‘piramida’ , tidak terlalu di‘cupat’kan ( J maap… nebeng istilah ADB).

 

Salam

DHN

 

Catatan:

Sekedar sharing pengalaman, ketika diawal-awal saya belajar earthquake geology 
untuk S3, tidak mudah bagi saya untuk melihat proses geologi dibalik bentang 
alam yang kita lihat karena sebelumnya sudah demikian terbiasa dengan 
‘pengajaran geologi singkapan’.  Dalam setiap fieldtrip di masa kuliahnya, saya 
‘dipaksa’ untuk menjelaskan setiap benjolan dan lekukan yang ada di bentang 
alam.  Dan itu tidak mudah kalau belum terlatih. Sampai sekarang pun terus 
terang bagi saya masih tidak mudah karena dalam satu decade terakhir lebih 
banyak waktu dihabiskan untuk memelototi geologi-koral-mikroatol di Mentawai, 
jadi masih harus banyak belajar lagi J.  Sebelum gempa Chi-Chi di Taiwan tahun 
1999 itu, para ahli geologi di sana sangat sukar menerima keberadaan jalur 
patahan aktif kalau ‘hanya’ berdasarkan analisis morpho tektonik.  Dalam konsep 
mereka, jalur patahan hanya bisa dibuktikan kalau ada zona sesar yang terlihat 
dalam singkapan…  Sekarang
 tentunya tidak lagi…

 

 

From: miko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 10:38 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Pak Danny,

Semoga dosen-dosen geologi dasar, geologi struktur, geomorfologi dll, khususnya 
di lingkungan ITB tidak membaca judgement /penilaian Anda tentang kualitas para 
lulusannya.

Kata-kata celoteh, bungkam, lack of knowledge, dll. rasanya kurang pantas 
ditujukan kepada mereka yang telah digembleng oleh Prof. Katili, Prof Sukendar, 
Prof Koesoema, Prof.Sampurno, Prof Tjia Hong Djin, Prof Sartono, Prof Zaim, 
dll. Semoga lain kali lebih bijak ya Pak,

Salam prihatin,

Mang Okim

From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com

Date: Sun, 26 Feb 2012 09:52:49 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id

Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Artikel yang sangat menarik dan bagus.

Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi konsep 
dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban termasuk 
IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak  kontinyu tapi terputus atau 
dapat ter-reset oleh bencana katastrofis.  Demikian juga konsep IPTEK (macam, 
prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan yang kita kenal sekarang. 
 Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa sejarah yang didominasi oleh susut 
laut – turunnya muka airlaut, sehingga banyak wilayah yang terkena dampak 
sedimentasi dan pendangkalan.  Ini benar karena dari Mid-Holocene sampai kurang 
lebih 100 tahun lalu muka airlaut global turun sekitar 2-3 meter.  Sebaliknya, 
dari 20.000 tahun (puncak Zaman Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130 
meter.  Jadi tentu banyak peradaban yang ‘terendam’.   Interaksi dari perubahan 
muka airlaut yang drastis, yang banyak diduga juga berkaitan dengan kejadian 
bencana
 katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban manusia 
ini belum banyak dieksplorasi.  Kami menduga kuat 

RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-25 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Ulasan menarik Pak Avi.

Masalah Ice Age - Global warming - Volcanisms sekarang sedang menjadi
frontier research.

Beberapa hari lalu saya baru terima proposal kerjasama dari Michael Gagan
dan Group-nya di RSES-ANU dalam penelitian Paleo-climate dan disaster (LIPI,
khususnya Prof. Wahyu Hantoro, dan ANU sudah bekerjasama lebih dari 10
tahun).  Beberapa poin penting yang diutarakan dalam proposal 2012 ini:

-  Ingin meneliti kenapa manusia kerdil di Flores (Homo
Floresiensis) punah pada perioda sekitar 18.000 - 12.000 tahun lalu (Morwood
et al, 2004)?

-  Sudah ditemukan data ada letusan gunung api katastropik pada masa
kepunahan si manusia kerdil itu (Roberts et al, 2009, Westaway et al, 2009)

-  Data  GISP-2 Ice Core (Greenland) menunjukkan bahwa selama
110.000 tahun terakhir signal/data LETUSAN GUNUNG API yang paling besar dan
paling banyak ditemukan adalah pada masa antara 17.000 s/d 6000 tahun lalu
(e.g. Zielinsky et al, 2002). Hipotesanya: crustal stresses karena efek
post-glacial sea-level rise dapat memicu kenaikkan letusan gunung api di
wilayah seperti Indonesia!

-  Hasil Penelitian  RSES-ANU dan Geoteknologi LIPI menunjukkan
bahwa dari sekitar 15.000 s/d 8000 tahun lalu terjadi perubahan lingkungan
yang luarbiasa drastic, ditunjukkan oleh analisis oksigen isotop ( O18/O16)
dari sampel stalagtit-stalagmit (speleothem) - ongoing research - masa
dimana terjadi tiga kali 'pembanjiran besar Sundaland'.

 

Ada banyak hal yang luarbiasa menarik dan menakjubkan di dunia penelitian
geologi, diluar petroleum dan mining geology.

Untuk kita, kalangan ilmiah geologi, masalah piramid dan Atlantis bukan
untuk di-madzhab-kan; tapi ada banyak teka-teki alam besar yang patut
diteliti.  Boleh jadi teka-teki itu akan sangat mengejutkan kita, dan bukan
sekadar tentang ada tidaknya piramid dan Atlantis.

 

Wass

DHN

 

 

 

 

From: rakhmadi.avia...@gmail.com [mailto:rakhmadi.avia...@gmail.com] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 1:10 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Mas Andang awakmu pakek BB aja iso puanjang gitu rek

Ya dimengerti ADB memang kalo ilmiah murni mungkin constrainnya tidak akan
begitu kuat, misal anda bicara Holocen Delta or Holocen braided stream akan
banyak yg mendukung tapi tidak rame

Tapi berhubung Gunung Piramid? disini yg menjadi titik masalahnya,
seandainya Katastropik purba itu memang terjadi apa mungkin ya di urai
secara geologi dalam bentuk cycle yg lebih halus katakan Cycle 10 bukan
Cycle 3 lagi, apa itu mungkin dg tool yg ada, ahirnya balik ke fisika lagi
yg mungkin itu memang bukan bidang geologi.

Yg saya ngerti pada saat Green Houses banyak muncul G.Api shg awal munculnya
G.Api mrpk turning around dari Ice House ke Green house yg ditandai cairnya
es dan di rock record dapat dilihat dan di tandai HST (air naik), tapi jujur
untuk membikin Eustacy dg cycle yg ukurannya halus harus dg Hi Res dating
kan, apa usaha yg telah dilakukan untuk mendapatkan hasil ke arah sini

Mohon maaf apa mas ADB ikutan madhab Atlantis ya?

Salam science cak
Avi Al Haj
0666

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: andangbacht...@yahoo.com 

Date: Sun, 26 Feb 2012 05:40:01 +

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Mas Avi, Al Hajj,
Nyuwun sewu juga, mudah2an semakin memanjat usia kita semakin dimudahkan
oleh Gusti Allah untuk menyebarkan kata2 dan kalimat2 toyibah yg
menenangkan, terutama di pergaulan ilmiah seperti di IAGI-NET ini.

Bahkan menegur orang dg Mangkanya jangan asal ngomong tapi dipikir dulu
pun saya pikir agak mengkalutkan, bukan malah menenangkan. Karena kita tahu
persis teguran tsb ditujukan pada scientist peneliti yg sudah banyak pula
menuliskan pemikirannya di jurnal2 ilmiah baik di dalam maupun di luar
negeri yg insyaallah sudah dipikirkan betul dan ditimbang2 kalimat2 yg akan
dituliskannya.

Selain itu pernyataan bahwa saya dan Danny mungkin sdh tidak ada masalah
perut sehingga tertarik mempelajari Holocene sediment, nampaknya perlu
dikoreksi juga. Dalam riset2 sebagai sedimentologist saya juga harus sering
berhubungan dg sedimen 
Kwarter - Holosen, spt delta Mahakam modern, Endapan Danau Toba, Delta
Cimanuk, Sungai Tamiang, dsb,... Selain itu Danny sbg earthquake geologist
otomatis juga berhubungan dg peristiwa2 (dan sedimen2) Holosen-lah. Jadi itu
semua adalah adalah masalah militansi riset, kepedulian, dan tentui saja
profesionalisme. Kalau kita mengkampanyekan dg benar riset2 spt yg kami
lakukan kepada anak2 geologi (yang baru lulus), insyaallah akan makin banyak
yang mau terjun terlibat dalam usaha2 mitigasi bencana. Dan selanjutnya akan
makin banyak sumberdaya alam yg telah ditemukan bisa lebih diefisienkan
penggunaannya untuk hidup berdampingan dg potensi bencana. 

Sebagian dari kita mungkin tidak terlalu beruntung bisa meluaskan wawasan
keilmuan di luar bidang profesi yg kita geluti. Tetapi tentunya itu tidak
membuat kita