RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-26 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Ulasan yang sangat relevan dan sangat menarik dari Pak Argo.

Seperti di-email saya sebelumnya, penelitian 'geologi-gua' ini adalah
frontier research yang luarbiasa.  Seperti halnya terumbu karang di laut,
karang digua ini adalah multi-proxy recorder yang luarbiasa untuk
reknstruksi paleoclimate dan kejadian katastropik.  Masing-masing punya
lapisan tahun seperti kambrium di pohon dan juga bisa di-dating dengan
sangat akurat (+/- beberapa tahun dan bahkan bulan!) oleh metoda U-Th
radiometric dating.  Bedanya kalau koral lapisan tahun ini 1-3 cm, tapi
untuk stalagtit hanya 1-3 mm; jadi core stalagtit sepanjang 1 meter saja
span datanya sampai 1000 tahun!.  TIM RSES-ANU dan LIPI ini berambisi untuk
merekonstruksi paleoclimate-environment sampai 500.000 tahun kebelakang.
Dalam beberapa tahun mendatang data geologi-gua-tropis ini akan menjadi
rival atau lebih tepatnya padanan untuk data dari kutub (ice-core) yang
selama ini menjadi sumber data utama untuk plaeoclimate-environment.
Masalahnya, memang tidak banyak ahli geologi atau mahasiswa yang rela
menjadi 'manusia gua' di jaman modern sekarang ini J

 

Wass

DHN

 

From: AWY [mailto:masargo...@yahoo.com] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 1:27 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Sugeng siang,

Semalam di NGC didongengkan tentang penyelidikan gua karst di Kepulauan
Bahama. Gua ini sendiri saat ini sudah digenangi air dengan kedalaman s/d
100m. Beberapa peneliti terlibat dlm penelitian tsb, tdr dari beragam multi
disiplin mulai dari arkeologi, paleontologi, geologist yang juga tentu saja
para penyelam yang handal.

Background penelitiannya sendiri salah satunya adalah untuk menyelidiki
siapakah yang menemukan Amerika? Apakah ada Penemu sebelum Colombus?. Di gua
di bawah air tersebut, yang tentu saja menantang dari segi keselamatan para
peneliti - karena seringnya jatuhan dari stalagtit2nya - ditemukan beberapa
tengkorak kepala yang seingat memiliki ciri khas suku ..., dicirikan
dengan defect pada tengkorak tsb (bentuk kerucut), yang dikenal sebagai
kebiasaan suku trsbt yaitu dengan mengikat anak kecil/bayi di papan,
demikian juga kepala eh kelapanya :), yg menyebabkan bentuk khas tsb.
Sehingga bisa ditarik kesipulan sebenarnya sktr 800-1000thn y.l. Sudah ada
suku2 dari Amerika Selatan yang menyebrang melalui jembatan alami Kepulauan
Karibia ke Amerika Utara.

Dalam penelitian tersebut selain diambil tengkorak, juga diambil sampel
stalagmit. Baru tahu saya, ternyata ketika stalagmit dibelah, secara
bentukannya mirip kambium pohon, yang bisa digunakan utk menceritakan
panjang pendeknya musim penghujan-kemarau dalam melalui garis2 kambium,
sedangkan utk stalagmit ini bisa digunakan utk menceritakan bagaimana
perubahan iklim berlangsung di dunia.

Kepulauan Bahama ini sangat menarik karena kepulauan ini merupakan jalur
arus laut atlantik yang dilewati oleh sirkulasi air panas dari afrika dan
juga arus dingin dari kutub. Sehingga seperinya banyak koral2 yang senang
hidup di kepulauan ini.

Dari peristiwa perlarutan/ perkolasi koral (material karbonat) terbentuklah
stalagtit dan stalagmit, yg juga berlaku sbg recorder perubahan iklim dan
muka air laut. Dari conto stalagmit yang diambil sendiri, memberikan rekaman
kurang lebih dari sekitar 200.000thn y.l. S/d saat ini. Dari hasil analisis
dsimpulkan ada beberapa peristiwa pembanjiran/ sea level rise/ atau tepatnya
mungkin MFS ya? (nah ini cara analisisnya gmn, klo di delta kan shale yg plg
tebal yah? He...he.. :))

Ada hal lainnya yang tak kalah menarik, yaitu dari setiap peristiwa flooding
/ MFS tersebut selalu didahului oleh garis hitam-kemerahan yang tebal.
Data sample menunjukan bahwa ada skrt 4 atau 5 (lupa?). Dimana dari hasil
dating peristiwa hitam kemerahan tadi secara geologi relatif singkat,
hanya berlangsung kurang lebih 40-50thn. Endapan hitam-kemerahan ini
selain di stalagtit juga muncul di gua, sebagai lapisan tipis kurang lebih
2-5cm. Setelah diteliti secara kimia ternyata garis hitam tsb berasal dari
unsur besi. Asumsi saya, material pembuat garis tersebut berasal dari hasil
erupsi gunung api, ternyata dari hasil studi kimia, unsur penyusunnya
berasal dari pasir Gurun Sahara yang tentu saja berjarak sekian ribu mil
dari Bahama.
Sehingga bisa disimpulkan sebelum peristiwa banjir atau sea level rise,
biasanya didahului oleh peristiwa kering yang relatif pendek yaitu sktr
40-50 thn, kemudian ditutup oleh banjir.

Dibandingkan dengan masa skrg, dimana isu pemanasan global juga sedang naik
daun, bumi relatif sedang memanas, setidak2nya sudah cukup lama, yaitu dari
thn 1970'an. Wah... Bahaya donk, berarti tinggal nunggu banjirnya aja?


Salam,
Argo - 3711
- Semalam nonton tivinya sambil ngantuk, tanpa x-check dgn literature, mohon
maaf jk salah2 tulis -

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com 

Date: Sun, 26 Feb 2012 09:52:49 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: RE: 

Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-26 Terurut Topik Bandono Salim
Lho di jogya, kan sdh ada DR geoarch, di akprin(?), lulusan itb, di asuh pak 
Sam, Sutikno.
Sehubungan dg kisah Perlaya di mataram kuno.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Agus agushendra...@yahoo.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 15:23:38 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Matakuliah Geologi Kuarter di Geologi UGM  yg menjadi matakuliah pilihan sejak 
kurikulum 1994 sampai kurikulum 2011 selalu kurang peminat, pernah mencapai 15 
mhs sekali sj dlm rentang waktu tsb. Berbeda dg Geologi Batubara, Teknik 
Reservoar sbg matakuliah pilihan mampu menembus 40 mhs lebih. Bahkan pernah dlm 
2 th (2009- 2010) matakuliah pilihan Geologi Kuarter tidak ada peminatnya sama 
sekali. Rata rata memang mhsw sangat minat pd matakuliah pilihan yg bermuara pd 
eksplorasi sumberdaya alam. Namun topik topik skripsi yg terkait dg Geologi 
Arkeologi, Geomorfologi, Endapan Paleo.tsunami, Kebencanaan Geologi di skitar 
situs arkeologi seperti di Kedulan, Gedongsongo, Prambanan, Borobudur dlm 2 th 
(2011-2012) ini mulai bermunculan meramaikan topik skripsi yg sdh favorit sejak 
dulu spt eksplorasi mineral logam, eksplorasi migas, batubara, geothermal, 
fasies sedimentasi tersier, petrogenesis, geologi teknik, hidrogeologi. Pilihan 
apa pun oleh mhsw adalah sah
 sah sj. 

Demikian share singkat, krn keseringan dpt mandat mengawal perubahan / transisi 
kurikulum teknik geologi ugm 2001, 2006, 2011.

Salam, agus hend
Kebetulan anggota tim pengajar mt.kuliah geologi kuarter di geologi ugm. 
 

Sent from my iPad

On 26 Feb 2012, at 11:35, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com 
wrote:

Mohon tidak dicampur-adukan dengan Kualitas Lulusan Pak.

Yang saya ulas hanya tentang pengembangan/pendidikan bidang geologi yang 
mempelajari proses dan bentang alam muda/sekarang (Kuarter – Resen), termasuk 
Geologi Kuarter, patahan aktif, gunung api, kebencanaan, dan arkeo-geologi.  
Senada dengan apa yang dikemukakan olek Pak Zaim ttg kurangnya minat mahasiswa 
di bidang yang beliau ajarkan.

Silahkan teman-teman dosen yang lebih punya pengetahuan tentang masalah ini 
berkontribusi, supaya berimbang wacana-nya.

 

Sejalan dengan wacana ini, alangkah baiknya melihat “the big picture” dibalik 
masalah ‘piramida’ , tidak terlalu di‘cupat’kan ( J maap… nebeng istilah ADB).

 

Salam

DHN

 

Catatan:

Sekedar sharing pengalaman, ketika diawal-awal saya belajar earthquake geology 
untuk S3, tidak mudah bagi saya untuk melihat proses geologi dibalik bentang 
alam yang kita lihat karena sebelumnya sudah demikian terbiasa dengan 
‘pengajaran geologi singkapan’.  Dalam setiap fieldtrip di masa kuliahnya, saya 
‘dipaksa’ untuk menjelaskan setiap benjolan dan lekukan yang ada di bentang 
alam.  Dan itu tidak mudah kalau belum terlatih. Sampai sekarang pun terus 
terang bagi saya masih tidak mudah karena dalam satu decade terakhir lebih 
banyak waktu dihabiskan untuk memelototi geologi-koral-mikroatol di Mentawai, 
jadi masih harus banyak belajar lagi J.  Sebelum gempa Chi-Chi di Taiwan tahun 
1999 itu, para ahli geologi di sana sangat sukar menerima keberadaan jalur 
patahan aktif kalau ‘hanya’ berdasarkan analisis morpho tektonik.  Dalam konsep 
mereka, jalur patahan hanya bisa dibuktikan kalau ada zona sesar yang terlihat 
dalam singkapan…  Sekarang
 tentunya tidak lagi…

 

 

From: miko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 10:38 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Pak Danny,

Semoga dosen-dosen geologi dasar, geologi struktur, geomorfologi dll, khususnya 
di lingkungan ITB tidak membaca judgement /penilaian Anda tentang kualitas para 
lulusannya.

Kata-kata celoteh, bungkam, lack of knowledge, dll. rasanya kurang pantas 
ditujukan kepada mereka yang telah digembleng oleh Prof. Katili, Prof Sukendar, 
Prof Koesoema, Prof.Sampurno, Prof Tjia Hong Djin, Prof Sartono, Prof Zaim, 
dll. Semoga lain kali lebih bijak ya Pak,

Salam prihatin,

Mang Okim

From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com

Date: Sun, 26 Feb 2012 09:52:49 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id

Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Artikel yang sangat menarik dan bagus.

Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi konsep 
dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban termasuk 
IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak  kontinyu tapi terputus atau 
dapat ter-reset oleh bencana katastrofis.  Demikian juga konsep IPTEK (macam, 
prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan yang kita kenal sekarang. 
 Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa sejarah yang didominasi oleh susut 
laut – turunnya muka airlaut, sehingga banyak wilayah yang terkena dampak 
sedimentasi dan pendangkalan.  Ini benar karena dari Mid-Holocene sampai kurang 
lebih 100 tahun lalu muka airlaut global turun sekitar 2-3 meter.  

[iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-26 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
Pak Danny dan Pak Argo,
menarik sekali.  baru kali ini saya dengar penggunaan stalagmit dan stalagtit 
untuk deteksi MFS.  
Berarti rekamannya hanya yang big cycle nya saja?  

boleh dong di share disini kalau ada artikel lainnya tentang hal ini.

fbs




 From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, February 26, 2012 3:06 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
 

Ulasan yang sangat relevan dan sangat menarik dari Pak Argo.
Seperti di-email saya sebelumnya, penelitian ‘geologi-gua’ ini adalah “frontier 
research” yang luarbiasa.  Seperti halnya terumbu karang di laut, karang digua 
ini adalah “multi-proxy recorder” yang luarbiasa untuk reknstruksi paleoclimate 
dan kejadian katastropik.  Masing-masing punya lapisan tahun seperti kambrium 
di pohon dan juga bisa di-dating dengan sangat akurat (+/- beberapa tahun dan 
bahkan bulan!) oleh metoda U-Th radiometric dating.  Bedanya kalau koral 
lapisan tahun ini 1-3 cm, tapi untuk stalagtit hanya 1-3 mm; jadi core 
stalagtit sepanjang 1 meter saja span datanya sampai 1000 tahun!.  TIM RSES-ANU 
dan LIPI ini berambisi untuk merekonstruksi paleoclimate-environment sampai 
500.000 tahun kebelakang.  Dalam beberapa tahun mendatang data 
geologi-gua-tropis ini akan menjadi rival atau lebih tepatnya padanan untuk 
data dari kutub (ice-core) yang selama ini menjadi sumber data utama untuk 
plaeoclimate-environment.  Masalahnya,
 memang tidak banyak ahli geologi atau mahasiswa yang rela menjadi ‘manusia 
gua’ di jaman modern sekarang ini J
 
Wass
DHN
 
From:AWY [mailto:masargo...@yahoo.com] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 1:27 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
 
Sugeng siang,

Semalam di NGC didongengkan tentang penyelidikan gua karst di Kepulauan Bahama. 
Gua ini sendiri saat ini sudah digenangi air dengan kedalaman s/d 100m. 
Beberapa peneliti terlibat dlm penelitian tsb, tdr dari beragam multi disiplin 
mulai dari arkeologi, paleontologi, geologist yang juga tentu saja para 
penyelam yang handal.

Background penelitiannya sendiri salah satunya adalah untuk menyelidiki 
siapakah yang menemukan Amerika? Apakah ada Penemu sebelum Colombus?. Di gua di 
bawah air tersebut, yang tentu saja menantang dari segi keselamatan para 
peneliti - karena seringnya jatuhan dari stalagtit2nya - ditemukan beberapa 
tengkorak kepala yang seingat memiliki ciri khas suku ..., dicirikan dengan 
defect pada tengkorak tsb (bentuk kerucut), yang dikenal sebagai kebiasaan 
suku trsbt yaitu dengan mengikat anak kecil/bayi di papan, demikian juga kepala 
eh kelapanya :), yg menyebabkan bentuk khas tsb.
Sehingga bisa ditarik kesipulan sebenarnya sktr 800-1000thn y.l. Sudah ada 
suku2 dari Amerika Selatan yang menyebrang melalui jembatan alami Kepulauan 
Karibia ke Amerika Utara.

Dalam penelitian tersebut selain diambil tengkorak, juga diambil sampel 
stalagmit. Baru tahu saya, ternyata ketika stalagmit dibelah, secara 
bentukannya mirip kambium pohon, yang bisa digunakan utk menceritakan panjang 
pendeknya musim penghujan-kemarau dalam melalui garis2 kambium, sedangkan utk 
stalagmit ini bisa digunakan utk menceritakan bagaimana perubahan iklim 
berlangsung di dunia.

Kepulauan Bahama ini sangat menarik karena kepulauan ini merupakan jalur arus 
laut atlantik yang dilewati oleh sirkulasi air panas dari afrika dan juga arus 
dingin dari kutub. Sehingga seperinya banyak koral2 yang senang hidup di 
kepulauan ini.

Dari peristiwa perlarutan/ perkolasi koral (material karbonat) terbentuklah 
stalagtit dan stalagmit, yg juga berlaku sbg recorder perubahan iklim dan muka 
air laut. Dari conto stalagmit yang diambil sendiri, memberikan rekaman kurang 
lebih dari sekitar 200.000thn y.l. S/d saat ini. Dari hasil analisis dsimpulkan 
ada beberapa peristiwa pembanjiran/ sea level rise/ atau tepatnya mungkin MFS 
ya? (nah ini cara analisisnya gmn, klo di delta kan shale yg plg tebal yah? 
He...he.. :))

Ada hal lainnya yang tak kalah menarik, yaitu dari setiap peristiwa flooding / 
MFS tersebut selalu didahului oleh garis hitam-kemerahan yang tebal. Data 
sample menunjukan bahwa ada skrt 4 atau 5 (lupa?). Dimana dari hasil dating 
peristiwa hitam kemerahan tadi secara geologi relatif singkat, hanya 
berlangsung kurang lebih 40-50thn. Endapan hitam-kemerahan ini selain di 
stalagtit juga muncul di gua, sebagai lapisan tipis kurang lebih 2-5cm. Setelah 
diteliti secara kimia ternyata garis hitam tsb berasal dari unsur besi. Asumsi 
saya, material pembuat garis tersebut berasal dari hasil erupsi gunung api, 
ternyata dari hasil studi kimia, unsur penyusunnya berasal dari pasir Gurun 
Sahara yang tentu saja berjarak sekian ribu mil dari Bahama.
Sehingga bisa disimpulkan sebelum peristiwa banjir atau sea level rise, 
biasanya didahului oleh peristiwa kering yang relatif pendek yaitu sktr 40-50 
thn, kemudian ditutup oleh banjir.

Dibandingkan dengan masa skrg, dimana isu 

Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-26 Terurut Topik yahdi zaim
Benar Pak Bandono, beliau Dr. Sri Mulyaningsih, bimbingan Prof.Sampurno sbg 
Pembimbing Utama/Ketua Tim Promotor,dgn Anggota Pembimbing saya dan Prof.Denny 
Juanda. Disertasinya tentang Geoarkeologi yg membahas pengaruh Erupsi Gn.Merapi 
dgn perkembangan Kerajaan Mataram pada Abad 9AD. Tesis Dr. Sri sdh banyak 
dipublikasikan dalam jurnal ilmiah dan seminar nasional dan internasional.Saya 
kira Dr. Sri yg skrg sbg Kaprodi Teknik Geologi AKPRIND Yogya lbh relevan 
mengungkap hasil penelittian doktornya...
Wslm,
Zaim 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 08:24:13 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Lho di jogya, kan sdh ada DR geoarch, di akprin(?), lulusan itb, di asuh pak 
Sam, Sutikno.
Sehubungan dg kisah Perlaya di mataram kuno.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Agus agushendra...@yahoo.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 15:23:38 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Matakuliah Geologi Kuarter di Geologi UGM  yg menjadi matakuliah pilihan sejak 
kurikulum 1994 sampai kurikulum 2011 selalu kurang peminat, pernah mencapai 15 
mhs sekali sj dlm rentang waktu tsb. Berbeda dg Geologi Batubara, Teknik 
Reservoar sbg matakuliah pilihan mampu menembus 40 mhs lebih. Bahkan pernah dlm 
2 th (2009- 2010) matakuliah pilihan Geologi Kuarter tidak ada peminatnya sama 
sekali. Rata rata memang mhsw sangat minat pd matakuliah pilihan yg bermuara pd 
eksplorasi sumberdaya alam. Namun topik topik skripsi yg terkait dg Geologi 
Arkeologi, Geomorfologi, Endapan Paleo.tsunami, Kebencanaan Geologi di skitar 
situs arkeologi seperti di Kedulan, Gedongsongo, Prambanan, Borobudur dlm 2 th 
(2011-2012) ini mulai bermunculan meramaikan topik skripsi yg sdh favorit sejak 
dulu spt eksplorasi mineral logam, eksplorasi migas, batubara, geothermal, 
fasies sedimentasi tersier, petrogenesis, geologi teknik, hidrogeologi. Pilihan 
apa pun oleh mhsw adalah sah
 sah sj. 

Demikian share singkat, krn keseringan dpt mandat mengawal perubahan / transisi 
kurikulum teknik geologi ugm 2001, 2006, 2011.

Salam, agus hend
Kebetulan anggota tim pengajar mt.kuliah geologi kuarter di geologi ugm. 
 

Sent from my iPad

On 26 Feb 2012, at 11:35, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com 
wrote:

Mohon tidak dicampur-adukan dengan Kualitas Lulusan Pak.

Yang saya ulas hanya tentang pengembangan/pendidikan bidang geologi yang 
mempelajari proses dan bentang alam muda/sekarang (Kuarter – Resen), termasuk 
Geologi Kuarter, patahan aktif, gunung api, kebencanaan, dan arkeo-geologi.  
Senada dengan apa yang dikemukakan olek Pak Zaim ttg kurangnya minat mahasiswa 
di bidang yang beliau ajarkan.

Silahkan teman-teman dosen yang lebih punya pengetahuan tentang masalah ini 
berkontribusi, supaya berimbang wacana-nya.

 

Sejalan dengan wacana ini, alangkah baiknya melihat “the big picture” dibalik 
masalah ‘piramida’ , tidak terlalu di‘cupat’kan ( J maap… nebeng istilah ADB).

 

Salam

DHN

 

Catatan:

Sekedar sharing pengalaman, ketika diawal-awal saya belajar earthquake geology 
untuk S3, tidak mudah bagi saya untuk melihat proses geologi dibalik bentang 
alam yang kita lihat karena sebelumnya sudah demikian terbiasa dengan 
‘pengajaran geologi singkapan’.  Dalam setiap fieldtrip di masa kuliahnya, saya 
‘dipaksa’ untuk menjelaskan setiap benjolan dan lekukan yang ada di bentang 
alam.  Dan itu tidak mudah kalau belum terlatih. Sampai sekarang pun terus 
terang bagi saya masih tidak mudah karena dalam satu decade terakhir lebih 
banyak waktu dihabiskan untuk memelototi geologi-koral-mikroatol di Mentawai, 
jadi masih harus banyak belajar lagi J.  Sebelum gempa Chi-Chi di Taiwan tahun 
1999 itu, para ahli geologi di sana sangat sukar menerima keberadaan jalur 
patahan aktif kalau ‘hanya’ berdasarkan analisis morpho tektonik.  Dalam konsep 
mereka, jalur patahan hanya bisa dibuktikan kalau ada zona sesar yang terlihat 
dalam singkapan…  Sekarang
 tentunya tidak lagi…

 

 

From: miko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 10:38 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Pak Danny,

Semoga dosen-dosen geologi dasar, geologi struktur, geomorfologi dll, khususnya 
di lingkungan ITB tidak membaca judgement /penilaian Anda tentang kualitas para 
lulusannya.

Kata-kata celoteh, bungkam, lack of knowledge, dll. rasanya kurang pantas 
ditujukan kepada mereka yang telah digembleng oleh Prof. Katili, Prof Sukendar, 
Prof Koesoema, Prof.Sampurno, Prof Tjia Hong Djin, Prof Sartono, Prof Zaim, 
dll. Semoga lain kali lebih bijak ya Pak,

Salam prihatin,

Mang Okim

From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com

Date: Sun, 26 Feb 2012 09:52:49 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id

Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL 

Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-26 Terurut Topik Bandono Salim
Wah maaf, karena banyak teorinya dari ahli gn api, ku kira mereka juga promotor.
Terimakasih pak atas pembetulan prof. Zaim. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id
Date: Sun, 26 Feb 2012 08:50:42 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Benar Pak Bandono, beliau Dr. Sri Mulyaningsih, bimbingan Prof.Sampurno sbg 
Pembimbing Utama/Ketua Tim Promotor,dgn Anggota Pembimbing saya dan Prof.Denny 
Juanda. Disertasinya tentang Geoarkeologi yg membahas pengaruh Erupsi Gn.Merapi 
dgn perkembangan Kerajaan Mataram pada Abad 9AD. Tesis Dr. Sri sdh banyak 
dipublikasikan dalam jurnal ilmiah dan seminar nasional dan internasional.Saya 
kira Dr. Sri yg skrg sbg Kaprodi Teknik Geologi AKPRIND Yogya lbh relevan 
mengungkap hasil penelittian doktornya...
Wslm,
Zaim 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 08:24:13 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Lho di jogya, kan sdh ada DR geoarch, di akprin(?), lulusan itb, di asuh pak 
Sam, Sutikno.
Sehubungan dg kisah Perlaya di mataram kuno.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Agus agushendra...@yahoo.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 15:23:38 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Matakuliah Geologi Kuarter di Geologi UGM  yg menjadi matakuliah pilihan sejak 
kurikulum 1994 sampai kurikulum 2011 selalu kurang peminat, pernah mencapai 15 
mhs sekali sj dlm rentang waktu tsb. Berbeda dg Geologi Batubara, Teknik 
Reservoar sbg matakuliah pilihan mampu menembus 40 mhs lebih. Bahkan pernah dlm 
2 th (2009- 2010) matakuliah pilihan Geologi Kuarter tidak ada peminatnya sama 
sekali. Rata rata memang mhsw sangat minat pd matakuliah pilihan yg bermuara pd 
eksplorasi sumberdaya alam. Namun topik topik skripsi yg terkait dg Geologi 
Arkeologi, Geomorfologi, Endapan Paleo.tsunami, Kebencanaan Geologi di skitar 
situs arkeologi seperti di Kedulan, Gedongsongo, Prambanan, Borobudur dlm 2 th 
(2011-2012) ini mulai bermunculan meramaikan topik skripsi yg sdh favorit sejak 
dulu spt eksplorasi mineral logam, eksplorasi migas, batubara, geothermal, 
fasies sedimentasi tersier, petrogenesis, geologi teknik, hidrogeologi. Pilihan 
apa pun oleh mhsw adalah sah
 sah sj. 

Demikian share singkat, krn keseringan dpt mandat mengawal perubahan / transisi 
kurikulum teknik geologi ugm 2001, 2006, 2011.

Salam, agus hend
Kebetulan anggota tim pengajar mt.kuliah geologi kuarter di geologi ugm. 
 

Sent from my iPad

On 26 Feb 2012, at 11:35, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com 
wrote:

Mohon tidak dicampur-adukan dengan Kualitas Lulusan Pak.

Yang saya ulas hanya tentang pengembangan/pendidikan bidang geologi yang 
mempelajari proses dan bentang alam muda/sekarang (Kuarter – Resen), termasuk 
Geologi Kuarter, patahan aktif, gunung api, kebencanaan, dan arkeo-geologi.  
Senada dengan apa yang dikemukakan olek Pak Zaim ttg kurangnya minat mahasiswa 
di bidang yang beliau ajarkan.

Silahkan teman-teman dosen yang lebih punya pengetahuan tentang masalah ini 
berkontribusi, supaya berimbang wacana-nya.

 

Sejalan dengan wacana ini, alangkah baiknya melihat “the big picture” dibalik 
masalah ‘piramida’ , tidak terlalu di‘cupat’kan ( J maap… nebeng istilah ADB).

 

Salam

DHN

 

Catatan:

Sekedar sharing pengalaman, ketika diawal-awal saya belajar earthquake geology 
untuk S3, tidak mudah bagi saya untuk melihat proses geologi dibalik bentang 
alam yang kita lihat karena sebelumnya sudah demikian terbiasa dengan 
‘pengajaran geologi singkapan’.  Dalam setiap fieldtrip di masa kuliahnya, saya 
‘dipaksa’ untuk menjelaskan setiap benjolan dan lekukan yang ada di bentang 
alam.  Dan itu tidak mudah kalau belum terlatih. Sampai sekarang pun terus 
terang bagi saya masih tidak mudah karena dalam satu decade terakhir lebih 
banyak waktu dihabiskan untuk memelototi geologi-koral-mikroatol di Mentawai, 
jadi masih harus banyak belajar lagi J.  Sebelum gempa Chi-Chi di Taiwan tahun 
1999 itu, para ahli geologi di sana sangat sukar menerima keberadaan jalur 
patahan aktif kalau ‘hanya’ berdasarkan analisis morpho tektonik.  Dalam konsep 
mereka, jalur patahan hanya bisa dibuktikan kalau ada zona sesar yang terlihat 
dalam singkapan…  Sekarang
 tentunya tidak lagi…

 

 

From: miko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 10:38 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Pak Danny,

Semoga dosen-dosen geologi dasar, geologi struktur, geomorfologi dll, khususnya 
di lingkungan ITB tidak membaca judgement /penilaian Anda tentang kualitas para 
lulusannya.

Kata-kata celoteh, bungkam, lack of knowledge, dll. rasanya kurang pantas 
ditujukan kepada mereka yang telah digembleng oleh Prof. 

Re: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-26 Terurut Topik rakhmadi . avianto
Mungkin aku perlu banyak belajar nih tapi aku kok ngga nyambung ya misalnya 
menghubungkan endapan gua dg Eustacy, trus secara geology rock record apa yg 
aka di pake untuk mengkorelasikan dating di gua dg record sedimentasi di 
singkapan. Karena yg mengakibatkan katastropi itu bakan hanya flood yg ada di 
gua aja tapi lebih ke flood yg sifatnya major, sedangkan tsunami, secara 
Geologi mungkin tidak meninggalkan rock record, krn occationnya yg begitu cepat

Kalo ini berupa reset brp sih biayanya, kenapa saya bertanya biaya, krn sesuatu 
meaningful reseach itu cuman bisa dilakukan dg biaya yg cukup dan terintegrasi 
dg timeline dan objective yg jelas apa aja yg akan dilakukan
Sampai saat ini saya kok belum melihat maksud dan tujuan dari semua ini (baca 
katastropi purba)

Salam
Avi
0666 nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 00:48:02 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari  MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: 
ARTIKEL KORAN PR
Pak Danny dan Pak Argo,
menarik sekali.  baru kali ini saya dengar penggunaan stalagmit dan stalagtit 
untuk deteksi MFS.  
Berarti rekamannya hanya yang big cycle nya saja?  

boleh dong di share disini kalau ada artikel lainnya tentang hal ini.

fbs




 From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, February 26, 2012 3:06 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
 

Ulasan yang sangat relevan dan sangat menarik dari Pak Argo.
Seperti di-email saya sebelumnya, penelitian ‘geologi-gua’ ini adalah “frontier 
research” yang luarbiasa.  Seperti halnya terumbu karang di laut, karang digua 
ini adalah “multi-proxy recorder” yang luarbiasa untuk reknstruksi paleoclimate 
dan kejadian katastropik.  Masing-masing punya lapisan tahun seperti kambrium 
di pohon dan juga bisa di-dating dengan sangat akurat (+/- beberapa tahun dan 
bahkan bulan!) oleh metoda U-Th radiometric dating.  Bedanya kalau koral 
lapisan tahun ini 1-3 cm, tapi untuk stalagtit hanya 1-3 mm; jadi core 
stalagtit sepanjang 1 meter saja span datanya sampai 1000 tahun!.  TIM RSES-ANU 
dan LIPI ini berambisi untuk merekonstruksi paleoclimate-environment sampai 
500.000 tahun kebelakang.  Dalam beberapa tahun mendatang data 
geologi-gua-tropis ini akan menjadi rival atau lebih tepatnya padanan untuk 
data dari kutub (ice-core) yang selama ini menjadi sumber data utama untuk 
plaeoclimate-environment.  Masalahnya,
 memang tidak banyak ahli geologi atau mahasiswa yang rela menjadi ‘manusia 
gua’ di jaman modern sekarang ini J
 
Wass
DHN
 
From:AWY [mailto:masargo...@yahoo.com] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 1:27 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
 
Sugeng siang,

Semalam di NGC didongengkan tentang penyelidikan gua karst di Kepulauan Bahama. 
Gua ini sendiri saat ini sudah digenangi air dengan kedalaman s/d 100m. 
Beberapa peneliti terlibat dlm penelitian tsb, tdr dari beragam multi disiplin 
mulai dari arkeologi, paleontologi, geologist yang juga tentu saja para 
penyelam yang handal.

Background penelitiannya sendiri salah satunya adalah untuk menyelidiki 
siapakah yang menemukan Amerika? Apakah ada Penemu sebelum Colombus?. Di gua di 
bawah air tersebut, yang tentu saja menantang dari segi keselamatan para 
peneliti - karena seringnya jatuhan dari stalagtit2nya - ditemukan beberapa 
tengkorak kepala yang seingat memiliki ciri khas suku ..., dicirikan dengan 
defect pada tengkorak tsb (bentuk kerucut), yang dikenal sebagai kebiasaan 
suku trsbt yaitu dengan mengikat anak kecil/bayi di papan, demikian juga kepala 
eh kelapanya :), yg menyebabkan bentuk khas tsb.
Sehingga bisa ditarik kesipulan sebenarnya sktr 800-1000thn y.l. Sudah ada 
suku2 dari Amerika Selatan yang menyebrang melalui jembatan alami Kepulauan 
Karibia ke Amerika Utara.

Dalam penelitian tersebut selain diambil tengkorak, juga diambil sampel 
stalagmit. Baru tahu saya, ternyata ketika stalagmit dibelah, secara 
bentukannya mirip kambium pohon, yang bisa digunakan utk menceritakan panjang 
pendeknya musim penghujan-kemarau dalam melalui garis2 kambium, sedangkan utk 
stalagmit ini bisa digunakan utk menceritakan bagaimana perubahan iklim 
berlangsung di dunia.

Kepulauan Bahama ini sangat menarik karena kepulauan ini merupakan jalur arus 
laut atlantik yang dilewati oleh sirkulasi air panas dari afrika dan juga arus 
dingin dari kutub. Sehingga seperinya banyak koral2 yang senang hidup di 
kepulauan ini.

Dari peristiwa perlarutan/ perkolasi koral (material karbonat) terbentuklah 
stalagtit dan stalagmit, yg juga berlaku sbg recorder perubahan iklim dan muka 
air laut. Dari conto stalagmit yang diambil sendiri, memberikan rekaman kurang 
lebih dari sekitar 200.000thn y.l. S/d saat ini. Dari hasil analisis dsimpulkan 
ada beberapa peristiwa pembanjiran/ 

Re: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-26 Terurut Topik yahdi zaim
Rekans,agak panjang sy tulis ini.
Teman saya mhs S3 di Perancis disertasinya ttg paleoklimatologi dgn penelitian 
stalagtit/mit Kuarter-Holosen gua di selatan Perancis. Ia melakukan penelitian 
dg berbagai metoda, mineralogi,dating,isotop dll,tapi yg menarik dan sbg temuan 
utama disertasinya adalah:BAKTERI! Dng SEM lingkaran2 kambium(bkn kambrium 
spt ditulis Kang Dany) stalagtit/mit dpt dideteksi adanya perkembangan bakteri 
yg pesat pd iklim hangat dan nyaris tdk ada bakteri pd iklim dingin. Jenis 
bakteri (genus dan spesies)nya pun berbeda dari tiap lingkaran,yg artinya jg 
berbeda tiap waktunya. Penelitian ini utk manyingkap iklim purba berkaitan dgn 
temuan manusia purba di Gua Tautavel,Perancis Selatan umur datingnya 700-800rb 
tyl. Jadi,penelitian dasar (basic research) geologi dlm pengertian luas,sangat 
berkembang dan banyak peminatnya di Eropa, tapi sebaliknya,kurang peminat di 
Indonesia krn,salah satu contohnya Geologi Kuarter, adalah ilmu NINGRAT 
sehingga tdk diminati,krn artinya: ilmunya PeNING tapi/dan melaRAT??
Wasalam,
Zaim yang ningrat
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 00:48:02 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari  MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: 
ARTIKEL KORAN PR
Pak Danny dan Pak Argo,
menarik sekali.  baru kali ini saya dengar penggunaan stalagmit dan stalagtit 
untuk deteksi MFS.  
Berarti rekamannya hanya yang big cycle nya saja?  

boleh dong di share disini kalau ada artikel lainnya tentang hal ini.

fbs




 From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, February 26, 2012 3:06 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
 

Ulasan yang sangat relevan dan sangat menarik dari Pak Argo.
Seperti di-email saya sebelumnya, penelitian ‘geologi-gua’ ini adalah “frontier 
research” yang luarbiasa.  Seperti halnya terumbu karang di laut, karang digua 
ini adalah “multi-proxy recorder” yang luarbiasa untuk reknstruksi paleoclimate 
dan kejadian katastropik.  Masing-masing punya lapisan tahun seperti kambrium 
di pohon dan juga bisa di-dating dengan sangat akurat (+/- beberapa tahun dan 
bahkan bulan!) oleh metoda U-Th radiometric dating.  Bedanya kalau koral 
lapisan tahun ini 1-3 cm, tapi untuk stalagtit hanya 1-3 mm; jadi core 
stalagtit sepanjang 1 meter saja span datanya sampai 1000 tahun!.  TIM RSES-ANU 
dan LIPI ini berambisi untuk merekonstruksi paleoclimate-environment sampai 
500.000 tahun kebelakang.  Dalam beberapa tahun mendatang data 
geologi-gua-tropis ini akan menjadi rival atau lebih tepatnya padanan untuk 
data dari kutub (ice-core) yang selama ini menjadi sumber data utama untuk 
plaeoclimate-environment.  Masalahnya,
 memang tidak banyak ahli geologi atau mahasiswa yang rela menjadi ‘manusia 
gua’ di jaman modern sekarang ini J
 
Wass
DHN
 
From:AWY [mailto:masargo...@yahoo.com] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 1:27 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
 
Sugeng siang,

Semalam di NGC didongengkan tentang penyelidikan gua karst di Kepulauan Bahama. 
Gua ini sendiri saat ini sudah digenangi air dengan kedalaman s/d 100m. 
Beberapa peneliti terlibat dlm penelitian tsb, tdr dari beragam multi disiplin 
mulai dari arkeologi, paleontologi, geologist yang juga tentu saja para 
penyelam yang handal.

Background penelitiannya sendiri salah satunya adalah untuk menyelidiki 
siapakah yang menemukan Amerika? Apakah ada Penemu sebelum Colombus?. Di gua di 
bawah air tersebut, yang tentu saja menantang dari segi keselamatan para 
peneliti - karena seringnya jatuhan dari stalagtit2nya - ditemukan beberapa 
tengkorak kepala yang seingat memiliki ciri khas suku ..., dicirikan dengan 
defect pada tengkorak tsb (bentuk kerucut), yang dikenal sebagai kebiasaan 
suku trsbt yaitu dengan mengikat anak kecil/bayi di papan, demikian juga kepala 
eh kelapanya :), yg menyebabkan bentuk khas tsb.
Sehingga bisa ditarik kesipulan sebenarnya sktr 800-1000thn y.l. Sudah ada 
suku2 dari Amerika Selatan yang menyebrang melalui jembatan alami Kepulauan 
Karibia ke Amerika Utara.

Dalam penelitian tersebut selain diambil tengkorak, juga diambil sampel 
stalagmit. Baru tahu saya, ternyata ketika stalagmit dibelah, secara 
bentukannya mirip kambium pohon, yang bisa digunakan utk menceritakan panjang 
pendeknya musim penghujan-kemarau dalam melalui garis2 kambium, sedangkan utk 
stalagmit ini bisa digunakan utk menceritakan bagaimana perubahan iklim 
berlangsung di dunia.

Kepulauan Bahama ini sangat menarik karena kepulauan ini merupakan jalur arus 
laut atlantik yang dilewati oleh sirkulasi air panas dari afrika dan juga arus 
dingin dari kutub. Sehingga seperinya banyak koral2 yang senang hidup di 
kepulauan ini.

Dari peristiwa perlarutan/ perkolasi koral (material karbonat) terbentuklah 
stalagtit dan 

Re: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-26 Terurut Topik Bandono Salim
Jangan gitu prof, masak pening dan melarat. Tar gak bisa mikir lho.
Yang penting prof selalu cukup, dpt mencapai apa yang di cita2kan.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id
Date: Sun, 26 Feb 2012 09:50:57 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari  MFS Re: [iagi-net-l] 
Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Rekans,agak panjang sy tulis ini.
Teman saya mhs S3 di Perancis disertasinya ttg paleoklimatologi dgn penelitian 
stalagtit/mit Kuarter-Holosen gua di selatan Perancis. Ia melakukan penelitian 
dg berbagai metoda, mineralogi,dating,isotop dll,tapi yg menarik dan sbg temuan 
utama disertasinya adalah:BAKTERI! Dng SEM lingkaran2 kambium(bkn kambrium 
spt ditulis Kang Dany) stalagtit/mit dpt dideteksi adanya perkembangan bakteri 
yg pesat pd iklim hangat dan nyaris tdk ada bakteri pd iklim dingin. Jenis 
bakteri (genus dan spesies)nya pun berbeda dari tiap lingkaran,yg artinya jg 
berbeda tiap waktunya. Penelitian ini utk manyingkap iklim purba berkaitan dgn 
temuan manusia purba di Gua Tautavel,Perancis Selatan umur datingnya 700-800rb 
tyl. Jadi,penelitian dasar (basic research) geologi dlm pengertian luas,sangat 
berkembang dan banyak peminatnya di Eropa, tapi sebaliknya,kurang peminat di 
Indonesia krn,salah satu contohnya Geologi Kuarter, adalah ilmu NINGRAT 
sehingga tdk diminati,krn artinya: ilmunya PeNING tapi/dan melaRAT??
Wasalam,
Zaim yang ningrat
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 00:48:02 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari  MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: 
ARTIKEL KORAN PR
Pak Danny dan Pak Argo,
menarik sekali.  baru kali ini saya dengar penggunaan stalagmit dan stalagtit 
untuk deteksi MFS.  
Berarti rekamannya hanya yang big cycle nya saja?  

boleh dong di share disini kalau ada artikel lainnya tentang hal ini.

fbs




 From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, February 26, 2012 3:06 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
 

Ulasan yang sangat relevan dan sangat menarik dari Pak Argo.
Seperti di-email saya sebelumnya, penelitian ‘geologi-gua’ ini adalah “frontier 
research” yang luarbiasa.  Seperti halnya terumbu karang di laut, karang digua 
ini adalah “multi-proxy recorder” yang luarbiasa untuk reknstruksi paleoclimate 
dan kejadian katastropik.  Masing-masing punya lapisan tahun seperti kambrium 
di pohon dan juga bisa di-dating dengan sangat akurat (+/- beberapa tahun dan 
bahkan bulan!) oleh metoda U-Th radiometric dating.  Bedanya kalau koral 
lapisan tahun ini 1-3 cm, tapi untuk stalagtit hanya 1-3 mm; jadi core 
stalagtit sepanjang 1 meter saja span datanya sampai 1000 tahun!.  TIM RSES-ANU 
dan LIPI ini berambisi untuk merekonstruksi paleoclimate-environment sampai 
500.000 tahun kebelakang.  Dalam beberapa tahun mendatang data 
geologi-gua-tropis ini akan menjadi rival atau lebih tepatnya padanan untuk 
data dari kutub (ice-core) yang selama ini menjadi sumber data utama untuk 
plaeoclimate-environment.  Masalahnya,
 memang tidak banyak ahli geologi atau mahasiswa yang rela menjadi ‘manusia 
gua’ di jaman modern sekarang ini J
 
Wass
DHN
 
From:AWY [mailto:masargo...@yahoo.com] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 1:27 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
 
Sugeng siang,

Semalam di NGC didongengkan tentang penyelidikan gua karst di Kepulauan Bahama. 
Gua ini sendiri saat ini sudah digenangi air dengan kedalaman s/d 100m. 
Beberapa peneliti terlibat dlm penelitian tsb, tdr dari beragam multi disiplin 
mulai dari arkeologi, paleontologi, geologist yang juga tentu saja para 
penyelam yang handal.

Background penelitiannya sendiri salah satunya adalah untuk menyelidiki 
siapakah yang menemukan Amerika? Apakah ada Penemu sebelum Colombus?. Di gua di 
bawah air tersebut, yang tentu saja menantang dari segi keselamatan para 
peneliti - karena seringnya jatuhan dari stalagtit2nya - ditemukan beberapa 
tengkorak kepala yang seingat memiliki ciri khas suku ..., dicirikan dengan 
defect pada tengkorak tsb (bentuk kerucut), yang dikenal sebagai kebiasaan 
suku trsbt yaitu dengan mengikat anak kecil/bayi di papan, demikian juga kepala 
eh kelapanya :), yg menyebabkan bentuk khas tsb.
Sehingga bisa ditarik kesipulan sebenarnya sktr 800-1000thn y.l. Sudah ada 
suku2 dari Amerika Selatan yang menyebrang melalui jembatan alami Kepulauan 
Karibia ke Amerika Utara.

Dalam penelitian tersebut selain diambil tengkorak, juga diambil sampel 
stalagmit. Baru tahu saya, ternyata ketika stalagmit dibelah, secara 
bentukannya mirip kambium pohon, yang bisa digunakan utk menceritakan panjang 
pendeknya musim penghujan-kemarau dalam melalui garis2 kambium, sedangkan utk 
stalagmit ini 

Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-26 Terurut Topik sanggam hutabarat
Banggalah jd alumni Geol ITB, beda pendapat antar eks murid dan eks guru biasa, 
apalagi eks murid vs eks murid...sangat biasa itu...kalau enggak berbeda itu 
luar biasa..
 
thanks dr
penikmat diskusi geologi kwarter hingga kambrium/kambium



From: andangbacht...@yahoo.com andangbacht...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, 26 February 2012, 7:26
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR


Mang Okim yang saya hormati,

Nyuwun sewu,

Saya koq tidak melihat hubungan antara tuduhan yang Mang Okim alamatkan kepada 
Danny Hilman bhw dia melontarkan kata2 kurang pantas kpd para anak didik 
geologi ITB dg tulisan yg dipostingnya.

Kalau yg saya rasakan dari membaca postingan Danny tsb malahan dia 
mengapresiasi usaha2 perintisan geoakrkeologi yg sdh dilakuakn oleh beliau 
guru besar kita di ITB. Danny hanya mencoba menganalisis knapa usaha2 itu tdk 
berlanjut dg meriah, krn orientasi pendidikan kita yg lebih ke 
eksplorasi-eksploitasi sumberdaya alam (Danny menyebutkannya sbg tujuannya 
untuk eksplorasi tambang).

Terus terang saya jadi heran kenapa koq ada yg menangkap tulisan itu berbeda dr 
kesan saya ya?

Mudah2an kita semua selalu diberi kesabaran dan hidayah untuk selalu 
mengedepankan kebaikan dan ukhuwah.


Salam
ADB 
Powered by Telkomsel BlackBerry®



From: miko m...@cbn.net.id 
Date: Sun, 26 Feb 2012 03:38:17 +
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Pak Danny,

Semoga dosen-dosen geologi dasar, geologi struktur, geomorfologi dll, khususnya 
di lingkungan ITB tidak membaca judgement /penilaian Anda tentang kualitas para 
lulusannya.

Kata-kata celoteh, bungkam, lack of knowledge, dll. rasanya kurang pantas 
ditujukan kepada mereka yang telah digembleng oleh Prof. Katili, Prof Sukendar, 
Prof Koesoema, Prof.Sampurno, Prof Tjia Hong Djin, Prof Sartono, Prof Zaim, 
dll. Semoga lain kali lebih bijak ya Pak,

Salam prihatin,

Mang Okim 




From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com 
Date: Sun, 26 Feb 2012 09:52:49 +0700
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

Artikel yang sangat menarik dan bagus. 
Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi konsep 
dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban termasuk 
IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak  kontinyu tapi terputus atau 
dapat ter-reset oleh bencana katastrofis.  Demikian juga konsep IPTEK (macam, 
prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan yang kita kenal 
sekarang.  Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa sejarah yang didominasi 
oleh susut laut – turunnya muka airlaut, sehingga banyak wilayah yang terkena 
dampak sedimentasi dan pendangkalan.  Ini benar karena dari Mid-Holocene sampai 
kurang lebih 100 tahun lalu muka airlaut global turun sekitar 2-3 meter.  
Sebaliknya, dari 20.000 tahun (puncak Zaman Es) sampai Mid-Holocene, muka air 
laut naik 130 meter.  Jadi tentu banyak peradaban yang ‘terendam’.   Interaksi 
dari perubahan muka airlaut yang drastis, yang banyak diduga juga berkaitan 
dengan kejadian bencana
 katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban manusia 
ini belum banyak dieksplorasi.  Kami menduga kuat ada “ketidakselaran” budaya 
yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah dan Pra Sejarah; bahkan dari Jaman 
Kerajaan ke Jaman kita sekarang pun kelihatannya ‘tidak selaras’.  
Jangan-jangan ini salah satu penyebab budaya kita sekarang jadi ‘kurang waras’  
J(bercanda).
 
Salah satu alasan utama kenapa penelitian arkeo-geologi yang sudah dirintis 
oleh Alm. Pak Sartono, kemudian Pak Sampoerno, kemudian juga diteruskan oleh 
Pak Zaim ini kurang/tidak berkembang adalah karena ilmu geologi Kuarter 
Indonesia tidak berkembang.  Ahli geologi kita umumnya mendapatpengajaran dan 
training untuk ‘membaca’ sejarah geologi dari masa pra-manusia (jutaan-puluhan 
juta tahun lalu) yang ter-rekam pada lapisan bebatuan, baik pada singkapan 
ataupun pada data bor, karena tujuannya untuk eksplorasi tambang.  Tapi kita 
umumnya tidak terlatih untuk membaca proses dan sejarah geologi dari BENTANG 
ALAM yang kita lihat disekitar kita sekarang.  Geologiawan Indonesia umumnya 
akan pandai berceloteh kalau ketemu singkapan, tapi akan bungkam kalau disuruh 
mengidentifikasi  mana teras-teras sungai mana tebing patahan aktif, mana 
alluvial mana collovial, dlsb;  dan bagaimana proses geologi yang membentuk 
bentang alam ‘destruktif’ dan
 ‘konstruktif’ yang terlihat sekarang.  Belum lagi tentang proses-proses gunung 
api Kuarter-Holosen dan produk-produknya.  “Alot’nya membahas ‘masalah piramid’ 
tidak terlepas dari “lack of knowledge” kita dibidang ini.  Mudah-mudahan ‘isue 
piramid’ dapat memberikan angin segar kepada bidang yang dianggap kering ini, 
sehingga  nyanyian orang yang berkiprah di 

Re: [iagi-net-l] Merekam diskusi atau mengontrol diskusi - ARTIKEL KORAN PR

2012-02-26 Terurut Topik Bandono Salim
Santai saja nDang, beda pendapat hal yang lumrah, 
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 17:43:30 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Merekam diskusi atau mengontrol diskusi - ARTIKEL KORAN PR
2012/2/26 andangbacht...@yahoo.com

 Note: mudah2an kawan2 admin milis ini (selain PTA, pak ketum RDP juga
 khan?) bisa lebih aktif juga memoderasi diskusi suatu thread shg lebih
 banyak manfaat yg bisa diambil drpd sekedar saling berbalas melontar
 pernyataan yg tdk essensial...


Pak ADB dan juga kawan-kawan IAGI lainnya.

Hiruk pikuk soal keberadaan piramida saat ini maupun hiruk pikuk soal Lusi
dimasa lalu, merupakan sebuah peristiwa langka di dunia sains di Indonesia
khususnya ilmu kebumian (kegeologian). Tidak banyak komunitas sains di
Indonesia yang berhasil menguak, memeras otak keringan dan waktu, serta
memuntahkan ilmu-ilmu dibenak para profesionalnya karena adanya suatu
peristiwa. Geologi khususnya IAGI sudah memulai sejak lama dengan dialog
terbuka dan terekam sejak awalnya.
fyi, dokumentasi diskusi IAGI sudah terekam dan terbuka sejak 2002 di
http://www.mail-archive.com/iagi-net@iagi.or.id/msg1.html
Saat melakukan perekaman diskusi ini, saya dan Paulus Tangke Allo (PTA)
selalu melaksanakan tugas sebagai administrator, kami bukanlah moderator.
Sehingga yang kami lakukan adalah *merekam* semua peristiwa (diskusi) ini
sebagai bekal dan warisan kepada generasi penerus IAGI nantinya. Ini juga
karena kami merasa adanya kegagalan di IAGI dalam merekam peristiwa
perjalanan sejarah IAGI.

Menurut kami bukan hal penting memoderasi atau mengatur diskusi di mailist
ini. Kami di dunia-maya IAGI melakukan tugas administrtatif mengatur lalu
lintas email hanya demi safety dan security dalam artian menghindari virus
serta menghindari kemacetan dan kemandegan diskusi. Saya dan Paulus sejak
sepuluh tahun lalu mencoba memberikan services terbaik dalam *komunikasi*dan
*dokumentasi*. Sayang memang beberapa dokumentasi di web yang lama tidak
terselamatkan karena satu dan lain hal termasuk kena hack dsb. Namun satu
hal yang selalu kami hindari adalah menyetop sebuah diskusi. Kalau
diperlukan memang sudah semestinya ketua IAGI yang mempunyai kemampuan ini.
Walaupun saya saat ini juga sebagai Ketua Umum IAGI, namun menyetop sebuah
diskusi atau mengatur jalannya (isi diskusi) bukanlah hal mudah.

*Yang penting kedewasaan dan mendokumentasikan sebuah topik diskusi.*

Sulit mendefinisikan kedewasaan dalam lingkungan yang sudah memiliki
kebebasan berbicara saat ini. Siapa saja berhak mendefinisikan kedewasaan.
Namun kalau kita telaah lebih lanjut, sebenernya masing-masing anggota IAGI
tahu dan mengerti akan batas dan rasa dalam menunjukkan kedewasaanya atau
kekanak-kanakannya. Sehingga moderasi atau mengatur jalannya diskusi supaya
mengarah ke satu titik menjadi tidak mudah. Namun yang lebih penting adalah
mensarikan atau menulis ulang disksui ini menjadi sebuah cerita atau sebuah
artikel supaya lebih mudah enak dibaca. Saya selalu gagal melakukannya. Dua
tiga kali saya mencoba mensarikan ternyata diskusinya masih terus
berkembang.

Mendokumentasi sebuah topik diskusi ini merupakan tugas divisi dunia maya
yang belum pernah kesampaian. Mendokumentasi khusus dalam blog untuk sebuah
uraian yg pantas masuk dalam blog iagi (http://geologi.iagi.or.id) ini saja
yang sudah dilakukan.
Monggo rekan-rekan yang ingin membuat saripati diskusi dalam topik khusus
IAGI-net sangat kami alu-alukan.

Yang perlu dimengerti bagi pengguna IAGI-net dan dunia maya pada umumnya
adalah kebebasan itu di sisi lainnya adalah tanggung jawab. Setiap kata dan
kalimat yang kita tuliskan adalah merupakan tanggung jawab pribadi yang
menuliskannya. Dengan demikian pepatah mulutmu adalah harimaumu sangatlah
tepat walau sudah di era elektronik ini.

 Selamat meneruskan diskusi ini dengan kedewasaan yang bertanggung jawab.

Salam

RDP



Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-26 Terurut Topik Nataniel Mangiwa
sepakat!

jangan pernah menseragamkan pendapat..kalau seragam apa bedanya dengan dpr.
dan ga perlu harus menseragamkan / takut mendebat siapapun hanya karena
posisinya (dia siapa dan jabatannya apa). lihat pendapatnya..bukan orangnya.

salute untuk semua..
natan
On Feb 26, 2012 5:36 PM, sanggam hutabarat shthutaba...@yahoo.com wrote:

 Banggalah jd alumni Geol ITB, beda pendapat antar eks murid dan eks guru
 biasa, apalagi eks murid vs eks murid...sangat biasa itu...kalau enggak
 berbeda itu luar biasa..

 thanks dr
 penikmat diskusi geologi kwarter hingga kambrium/kambium

   *From:* andangbacht...@yahoo.com andangbacht...@yahoo.com
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Sent:* Sunday, 26 February 2012, 7:26
 *Subject:* Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

  Mang Okim yang saya hormati,

 Nyuwun sewu,

 Saya koq tidak melihat hubungan antara tuduhan yang Mang Okim alamatkan
 kepada Danny Hilman bhw dia melontarkan kata2 kurang pantas kpd para anak
 didik geologi ITB dg tulisan yg dipostingnya.

 Kalau yg saya rasakan dari membaca postingan Danny tsb malahan dia
 mengapresiasi usaha2 perintisan geoakrkeologi yg sdh dilakuakn oleh
 beliau guru besar kita di ITB. Danny hanya mencoba menganalisis knapa
 usaha2 itu tdk berlanjut dg meriah, krn orientasi pendidikan kita yg lebih
 ke eksplorasi-eksploitasi sumberdaya alam (Danny menyebutkannya sbg
 tujuannya untuk eksplorasi tambang).

 Terus terang saya jadi heran kenapa koq ada yg menangkap tulisan itu
 berbeda dr kesan saya ya?

 Mudah2an kita semua selalu diberi kesabaran dan hidayah untuk selalu
 mengedepankan kebaikan dan ukhuwah.


 Salam
 ADB
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
  *From: *miko m...@cbn.net.id
 *Date: *Sun, 26 Feb 2012 03:38:17 +
 *To: *iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 Pak Danny,

 Semoga dosen-dosen geologi dasar, geologi struktur, geomorfologi dll,
 khususnya di lingkungan ITB tidak membaca judgement /penilaian Anda tentang
 kualitas para lulusannya.

 Kata-kata celoteh, bungkam, lack of knowledge, dll. rasanya kurang pantas
 ditujukan kepada mereka yang telah digembleng oleh Prof. Katili, Prof
 Sukendar, Prof Koesoema, Prof.Sampurno, Prof Tjia Hong Djin, Prof Sartono,
 Prof Zaim, dll. Semoga lain kali lebih bijak ya Pak,

 Salam prihatin,

 Mang Okim

  *From: *Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
 *Date: *Sun, 26 Feb 2012 09:52:49 +0700
 *To: *iagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

  Artikel yang sangat menarik dan bagus.
 Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi
 konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan
 peradaban termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak
  kontinyu tapi terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis.
 Demikian juga konsep IPTEK (macam, prinsip, teknik) di masa lalu tidak
 harus sama dengan yang kita kenal sekarang.  Pak Zaim menguraikan proses
 alam pada masa sejarah yang didominasi oleh susut laut – turunnya muka
 airlaut, sehingga banyak wilayah yang terkena dampak sedimentasi dan
 pendangkalan.  Ini benar karena dari Mid-Holocene sampai kurang lebih 100
 tahun lalu muka airlaut global turun sekitar 2-3 meter.  Sebaliknya, dari
 20.000 tahun (puncak Zaman Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130
 meter.  Jadi tentu banyak peradaban yang ‘terendam’.   Interaksi dari
 perubahan muka airlaut yang drastis, yang banyak diduga juga berkaitan
 dengan kejadian bencana katastropik seperti letusan gunung api, dengan
 perkembangan peradaban manusia ini belum banyak dieksplorasi.  Kami menduga
 kuat ada “ketidakselaran” budaya yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah
 dan Pra Sejarah; bahkan dari Jaman Kerajaan ke Jaman kita sekarang pun
 kelihatannya ‘tidak selaras’.  Jangan-jangan ini salah satu penyebab budaya
 kita sekarang jadi ‘kurang waras’  J (bercanda).

 Salah satu alasan utama kenapa penelitian arkeo-geologi yang sudah
 dirintis oleh Alm. Pak Sartono, kemudian Pak Sampoerno, kemudian juga
 diteruskan oleh Pak Zaim ini kurang/tidak berkembang adalah karena ilmu
 geologi Kuarter Indonesia tidak berkembang.  Ahli geologi kita umumnya
 mendapatpengajaran dan training untuk ‘membaca’ sejarah geologi dari masa
 pra-manusia (jutaan-puluhan juta tahun lalu) yang ter-rekam pada lapisan
 bebatuan, baik pada singkapan ataupun pada data bor, karena tujuannya untuk
 eksplorasi tambang.  Tapi kita umumnya tidak terlatih untuk membaca proses
 dan sejarah geologi dari BENTANG ALAM yang kita lihat disekitar kita
 sekarang.  Geologiawan Indonesia umumnya akan pandai berceloteh kalau
 ketemu singkapan, tapi akan bungkam kalau disuruh mengidentifikasi  mana
 teras-teras sungai mana tebing patahan aktif, mana alluvial mana collovial,
 dlsb;  dan bagaimana proses geologi yang membentuk bentang alam
 ‘destruktif’ dan ‘konstruktif’ yang terlihat sekarang.  Belum lagi tentang
 proses-proses 

Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-26 Terurut Topik Bandono Salim
Biarkan seribu bunga berkembang bersama
Keindahan dan keharuman
Memperhalus jiwa raga

Salam, selamat menjelang malam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 18:30:22 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
sepakat!

jangan pernah menseragamkan pendapat..kalau seragam apa bedanya dengan dpr.
dan ga perlu harus menseragamkan / takut mendebat siapapun hanya karena
posisinya (dia siapa dan jabatannya apa). lihat pendapatnya..bukan orangnya.

salute untuk semua..
natan
On Feb 26, 2012 5:36 PM, sanggam hutabarat shthutaba...@yahoo.com wrote:

 Banggalah jd alumni Geol ITB, beda pendapat antar eks murid dan eks guru
 biasa, apalagi eks murid vs eks murid...sangat biasa itu...kalau enggak
 berbeda itu luar biasa..

 thanks dr
 penikmat diskusi geologi kwarter hingga kambrium/kambium

   *From:* andangbacht...@yahoo.com andangbacht...@yahoo.com
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Sent:* Sunday, 26 February 2012, 7:26
 *Subject:* Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

  Mang Okim yang saya hormati,

 Nyuwun sewu,

 Saya koq tidak melihat hubungan antara tuduhan yang Mang Okim alamatkan
 kepada Danny Hilman bhw dia melontarkan kata2 kurang pantas kpd para anak
 didik geologi ITB dg tulisan yg dipostingnya.

 Kalau yg saya rasakan dari membaca postingan Danny tsb malahan dia
 mengapresiasi usaha2 perintisan geoakrkeologi yg sdh dilakuakn oleh
 beliau guru besar kita di ITB. Danny hanya mencoba menganalisis knapa
 usaha2 itu tdk berlanjut dg meriah, krn orientasi pendidikan kita yg lebih
 ke eksplorasi-eksploitasi sumberdaya alam (Danny menyebutkannya sbg
 tujuannya untuk eksplorasi tambang).

 Terus terang saya jadi heran kenapa koq ada yg menangkap tulisan itu
 berbeda dr kesan saya ya?

 Mudah2an kita semua selalu diberi kesabaran dan hidayah untuk selalu
 mengedepankan kebaikan dan ukhuwah.


 Salam
 ADB
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
  *From: *miko m...@cbn.net.id
 *Date: *Sun, 26 Feb 2012 03:38:17 +
 *To: *iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 Pak Danny,

 Semoga dosen-dosen geologi dasar, geologi struktur, geomorfologi dll,
 khususnya di lingkungan ITB tidak membaca judgement /penilaian Anda tentang
 kualitas para lulusannya.

 Kata-kata celoteh, bungkam, lack of knowledge, dll. rasanya kurang pantas
 ditujukan kepada mereka yang telah digembleng oleh Prof. Katili, Prof
 Sukendar, Prof Koesoema, Prof.Sampurno, Prof Tjia Hong Djin, Prof Sartono,
 Prof Zaim, dll. Semoga lain kali lebih bijak ya Pak,

 Salam prihatin,

 Mang Okim

  *From: *Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
 *Date: *Sun, 26 Feb 2012 09:52:49 +0700
 *To: *iagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

  Artikel yang sangat menarik dan bagus.
 Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi
 konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan
 peradaban termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak
  kontinyu tapi terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis.
 Demikian juga konsep IPTEK (macam, prinsip, teknik) di masa lalu tidak
 harus sama dengan yang kita kenal sekarang.  Pak Zaim menguraikan proses
 alam pada masa sejarah yang didominasi oleh susut laut – turunnya muka
 airlaut, sehingga banyak wilayah yang terkena dampak sedimentasi dan
 pendangkalan.  Ini benar karena dari Mid-Holocene sampai kurang lebih 100
 tahun lalu muka airlaut global turun sekitar 2-3 meter.  Sebaliknya, dari
 20.000 tahun (puncak Zaman Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130
 meter.  Jadi tentu banyak peradaban yang ‘terendam’.   Interaksi dari
 perubahan muka airlaut yang drastis, yang banyak diduga juga berkaitan
 dengan kejadian bencana katastropik seperti letusan gunung api, dengan
 perkembangan peradaban manusia ini belum banyak dieksplorasi.  Kami menduga
 kuat ada “ketidakselaran” budaya yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah
 dan Pra Sejarah; bahkan dari Jaman Kerajaan ke Jaman kita sekarang pun
 kelihatannya ‘tidak selaras’.  Jangan-jangan ini salah satu penyebab budaya
 kita sekarang jadi ‘kurang waras’  J (bercanda).

 Salah satu alasan utama kenapa penelitian arkeo-geologi yang sudah
 dirintis oleh Alm. Pak Sartono, kemudian Pak Sampoerno, kemudian juga
 diteruskan oleh Pak Zaim ini kurang/tidak berkembang adalah karena ilmu
 geologi Kuarter Indonesia tidak berkembang.  Ahli geologi kita umumnya
 mendapatpengajaran dan training untuk ‘membaca’ sejarah geologi dari masa
 pra-manusia (jutaan-puluhan juta tahun lalu) yang ter-rekam pada lapisan
 bebatuan, baik pada singkapan ataupun pada data bor, karena tujuannya untuk
 eksplorasi tambang.  Tapi kita umumnya tidak terlatih untuk membaca proses
 dan sejarah geologi dari BENTANG ALAM yang kita lihat disekitar kita
 sekarang.  

[iagi-net-l] Akses Menuju Situs Gunung Padang Tertutup Longsor

2012-02-26 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
gimana geopiknik sabtu lalu? apa lewat jalan lain untuk menuju gunung Padang?  
atau terhambat longsor ini? silahkan lihat berita nya di web: dibawah ini.


fbs





http://www.inilahjabar.com/read/detail/1834466/akses-menuju-situs-gunung-padang-tertutup-longsor 


Akses Menuju Situs Gunung Padang Tertutup Longsor


Oleh: Benny Bastiandy 
Jabar - Minggu, 26 Februari 2012 | 16:08 WIB 



NILAH.COM, Cianjur - Akses jalan menuju kawasan Situs Megalitikum Gunung Padang 
di Desa Karyamukti Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur, Sabtu (25/2/2012) 
dinihari, tertutup longsor.

Sedikitnya ada 20 titik longsoran tanah dan batu yang menutup akses jalan dalam 
peristiwa tersebut. Hujan deras memang mengguyur kawasan ini dalam tiga hari 
terakhir.

Diduga, tebing di sepanjang jalur menuju lokasi situs tak kuat lagi menahan 
rembesan air hujan. Dalam waktu hampir bersamaan, terjadi longsoran tanah dan 
batu.
Beruntung tidak ada rumah yang tertimbun maupun korban jiwa dalam kejadian itu. 
Hingga saat ini, masyarakat setempat bahu membahu membersihkan sisa-sisa 
longsor.

Anggota Forum Masyarakat Peduli Situs Megalitikum (FMPSM) Gunung Padang Eko 
Wiwid mengatakan terjadinya longsoran tanah dan batu yang menutup akses jalan 
menuju kawasan situs, disinyalir akibat tidak adanya saluran pembuangan air 
dari zona inti situs. Keberadaan bangunan anak tangga yang baru dibangun 
Pemprov Jabar juga disinyalir menjadi penyebab lainnya.

“Adanya pengeboran oleh Tim Kastropik di dua titik kawasan situs dengan 
kedalaman hampir 26 meter dan 16 meter, kami sinyalir menjadi penyebab lain 
terjadinya longsor tanah dan batu. Sebelum adanya pembangunan anak tangga dan 
pengeboran, tidak pernah terjadi longsor seperti sekarang ini,” terang Eko saat 
dihubungi INILAH.COM, Minggu (26/2/2012).

Menurut Eko, berdasarkan hasil pendataan, setidaknya ada 20 titik longsor tanah 
di sekeliling dinding situs itu. Akibatnya, akses jalan menuju kawasan situs 
tertutup, serta menutup jalan yang menghubungkan dua desa.

“Dengan kondisi ini, kami berharap agar pemerintah lebih memerhatikan 
pelestarian lingkungan sekitar kawasan situs, jangan mengutamakan pembangunan 
dan penelitian tanpa memerhatikan kawasan konservasi ini,” tegasnya.[jul]

Re: [iagi-net-l] Nasehat Imran pada anaknya... Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-26 Terurut Topik mohammadsyaiful
Om Amien,
Tampaknya cerita aslinya pakai keledai, jadi memang tidak muat dua orang. Kalo 
kuda, mungkin kuda poni ya, he..he..

Sent from my deep hart

On Feb 26, 2012, at 1:25 PM, amienwid...@yahoo.com wrote:

 Suatu hari Imran mengajak anaknya jalan jalan membawa kuda untuk mengenal 
 hiruk pikuknya kehidupan. 
 Mereka berjalan bersama sambil menuntun kudanya, masyarakat yang melihat 
 langsung nyeletuk orang orang aneh, bawa kuda cuma dituntun
 Imran kemudian menaiki kuda dan dituntun anaknya, masyarakat yang melihat 
 langsung nyeletuk orang tua tak tahu diri
 Imran meminta anaknya naik kuda, masyarakat yang melihat langsung nyeletuk 
 anak tidak berbakti
 Imran dan anaknya bersama sama mengangkat kuda, masyarakat yang melihat 
 langsung nyeletuk orang gila, orang gila
 Imran berkata pada anaknya itulah kehidupan , anaknya manggut2.
 
 The show must go on
 Do the best 
 
 
 AW
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 From: andangbacht...@yahoo.com
 Date: Sun, 26 Feb 2012 05:40:01 +
 To: iagi-net@iagi.or.id
 ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
 
 Mas Avi, Al Hajj,
 Nyuwun sewu juga, mudah2an semakin memanjat usia kita semakin dimudahkan oleh 
 Gusti Allah untuk menyebarkan kata2 dan kalimat2 toyibah yg menenangkan, 
 terutama di pergaulan ilmiah seperti di IAGI-NET ini.
 
 Bahkan menegur orang dg Mangkanya jangan asal ngomong tapi dipikir dulu pun 
 saya pikir agak mengkalutkan, bukan malah menenangkan. Karena kita tahu 
 persis teguran tsb ditujukan pada scientist peneliti yg sudah banyak pula 
 menuliskan pemikirannya di jurnal2 ilmiah baik di dalam maupun di luar negeri 
 yg insyaallah sudah dipikirkan betul dan ditimbang2 kalimat2 yg akan 
 dituliskannya.
 
 Selain itu pernyataan bahwa saya dan Danny mungkin sdh tidak ada masalah 
 perut sehingga tertarik mempelajari Holocene sediment, nampaknya perlu 
 dikoreksi juga. Dalam riset2 sebagai sedimentologist saya juga harus sering 
 berhubungan dg sedimen 
 Kwarter - Holosen, spt delta Mahakam modern, Endapan Danau Toba, Delta 
 Cimanuk, Sungai Tamiang, dsb,... Selain itu Danny sbg earthquake geologist 
 otomatis juga berhubungan dg peristiwa2 (dan sedimen2) Holosen-lah. Jadi itu 
 semua adalah adalah masalah militansi riset, kepedulian, dan tentui saja 
 profesionalisme. Kalau kita mengkampanyekan dg benar riset2 spt yg kami 
 lakukan kepada anak2 geologi (yang baru lulus), insyaallah akan makin banyak 
 yang mau terjun terlibat dalam usaha2 mitigasi bencana. Dan selanjutnya akan 
 makin banyak sumberdaya alam yg telah ditemukan bisa lebih diefisienkan 
 penggunaannya untuk hidup berdampingan dg potensi bencana. 
 
 Sebagian dari kita mungkin tidak terlalu beruntung bisa meluaskan wawasan 
 keilmuan di luar bidang profesi yg kita geluti. Tetapi tentunya itu tidak 
 membuat kita terus menutup diri dan menganggap kebenaran persepsi kita adalah 
 segalanya (kebenaran kita yg paling benar). Kalau kita tidak mengerti suatu 
 disiplin ilmu lain secara mendalam, marilah kita belajar menyimak dan 
 mendengarkan dengan baik, supaya bisa mendapatkan berkah hidayah pengetahuan 
 yg bermanfaat darinya. Kalau ingin bertanya dan beropini, marilah bertanya, 
 berdiskusi, beropini dengan sehat, sopan, santun dan menyenangkan.
 
 Insyaallah semua jadi berkah, kalau kita bisa saling menyebarkan ukhuwah.
 
 Salam Njagong (Reunian) juga, cak!!!
 
 ADB
 
 Note: mudah2an kawan2 admin milis ini (selain PTA, pak ketum RDP juga khan?) 
 bisa lebih aktif juga memoderasi diskusi suatu thread shg lebih banyak 
 manfaat yg bisa diambil drpd sekedar saling berbalas melontar pernyataan yg 
 tdk essensial...
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 From: rakhmadi.avia...@gmail.com
 Date: Sun, 26 Feb 2012 04:46:03 +
 To: iagi-net@iagi.or.id
 ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
 
 Mangkanya jangan asal ngomong tapi dipikir dulu kalo memang nulis lewat desk 
 top dibaca lagi, karena topik anda ini menurut saya agak antagonis dari main 
 stream science. Saya kira anda dan ADB tidak ada masalah perut mungkin tapi 
 buat adik2 yg belum lulus dan akan lulus tentu mrk lebih senang mempelajari 
 yg bisa menghasilkan uang banyak jadi wajar kalo mereka tidak terarik dg 
 holocene sedimen
 
 Avi 0666
 Lagi jagong
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
 Date: Sun, 26 Feb 2012 11:35:25 +0700
 To: iagi-net@iagi.or.id
 ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
 
 Mohon tidak dicampur-adukan dengan Kualitas Lulusan Pak.
 Yang saya ulas hanya tentang pengembangan/pendidikan bidang geologi yang 
 mempelajari proses dan bentang alam muda/sekarang (Kuarter – Resen), termasuk 
 Geologi Kuarter, patahan aktif, gunung api, kebencanaan, dan arkeo-geologi.  
 Senada dengan apa yang dikemukakan olek Pak Zaim ttg kurangnya minat 
 mahasiswa di bidang yang beliau ajarkan.
 Silahkan teman-teman dosen yang lebih punya pengetahuan tentang masalah ini 

Re: [iagi-net-l] Merekam diskusi atau mengontrol diskusi - ARTIKEL KORAN PR

2012-02-26 Terurut Topik Deni Rahayu
Pak Ketum,
Saya pikir lebih baik biarkan saja karena moderator/Pak Ketua pun hanya punya 
batasan menghimbau saja. Sementara disadari atau tidak setiap perkataan yang 
ada di mailing list ini akan terekam dan terbuka oleh umum sampai kapanpun, 
karena bersifat metadata dan akan mudah di searching di mbah google, sehingga 
setiap perkataan dan penyataan, implikasinya akan dirasakan oleh individu 
masing2 yang mengeluarkan pernyataan tersebut, apakah akan didukung dan tidak 
didukung, disenangi atau tidak disenangi orang lain...
salam,Deni Rahayu2888


--- On Sun, 2/26/12, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote:

From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
Subject: Re: [iagi-net-l] Merekam diskusi atau mengontrol diskusi - ARTIKEL 
KORAN PR
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Sunday, February 26, 2012, 2:48 AM

Santai saja nDang, beda pendapat hal yang lumrah, 
Salam.Powered by Telkomsel BlackBerry®From:  Rovicky Dwi Putrohari 
rovi...@gmail.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 17:43:30 +0700To: iagi-net@iagi.or.idReplyTo:  
iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Merekam diskusi atau mengontrol diskusi - ARTIKEL KORAN PR
2012/2/26 andangbacht...@yahoo.com


Note: mudah2an kawan2 admin milis ini (selain PTA, pak ketum RDP juga khan?) 
bisa lebih aktif juga memoderasi diskusi suatu thread shg lebih banyak manfaat 
yg bisa diambil drpd sekedar saling berbalas melontar pernyataan yg tdk 
essensial... 

 
Pak ADB dan juga kawan-kawan IAGI lainnya.
 
Hiruk pikuk soal keberadaan piramida saat ini maupun hiruk pikuk soal Lusi 
dimasa lalu, merupakan sebuah peristiwa langka di dunia sains di Indonesia 
khususnya ilmu kebumian (kegeologian). Tidak banyak komunitas sains di 
Indonesia yang berhasil menguak, memeras otak keringan dan waktu, serta 
memuntahkan ilmu-ilmu dibenak para profesionalnya karena adanya suatu 
peristiwa. Geologi khususnya IAGI sudah memulai sejak lama dengan dialog 
terbuka dan terekam sejak awalnya. 

fyi, dokumentasi diskusi IAGI sudah terekam dan terbuka sejak 2002 di 
http://www.mail-archive.com/iagi-net@iagi.or.id/msg1.html
Saat melakukan perekaman diskusi ini, saya dan Paulus Tangke Allo (PTA) selalu 
melaksanakan tugas sebagai administrator, kami bukanlah moderator. Sehingga 
yang kami lakukan adalah merekam semua peristiwa (diskusi) ini sebagai bekal 
dan warisan kepada generasi penerus IAGI nantinya. Ini juga karena kami merasa 
adanya kegagalan di IAGI dalam merekam peristiwa perjalanan sejarah IAGI.

 
Menurut kami bukan hal penting memoderasi atau mengatur diskusi di mailist ini. 
Kami di dunia-maya IAGI melakukan tugas administrtatif mengatur lalu lintas 
email hanya demi safety dan security dalam artian menghindari virus serta 
menghindari kemacetan dan kemandegan diskusi. Saya dan Paulus sejak sepuluh 
tahun lalu mencoba memberikan services terbaik dalam komunikasi dan 
dokumentasi. Sayang memang beberapa dokumentasi di web yang lama tidak 
terselamatkan karena satu dan lain hal termasuk kena hack dsb. Namun satu hal 
yang selalu kami hindari adalah menyetop sebuah diskusi. Kalau diperlukan 
memang sudah semestinya ketua IAGI yang mempunyai kemampuan ini. Walaupun saya 
saat ini juga sebagai Ketua Umum IAGI, namun menyetop sebuah diskusi atau 
mengatur jalannya (isi diskusi) bukanlah hal mudah. 

 
Yang penting kedewasaan dan mendokumentasikan sebuah topik diskusi.
 
Sulit mendefinisikan kedewasaan dalam lingkungan yang sudah memiliki kebebasan 
berbicara saat ini. Siapa saja berhak mendefinisikan kedewasaan. Namun kalau 
kita telaah lebih lanjut, sebenernya masing-masing anggota IAGI tahu dan 
mengerti akan batas dan rasa dalam menunjukkan kedewasaanya atau 
kekanak-kanakannya. Sehingga moderasi atau mengatur jalannya diskusi supaya 
mengarah ke satu titik menjadi tidak mudah. Namun yang lebih penting adalah 
mensarikan atau menulis ulang disksui ini menjadi sebuah cerita atau sebuah 
artikel supaya lebih mudah enak dibaca. Saya selalu gagal melakukannya. Dua 
tiga kali saya mencoba mensarikan ternyata diskusinya masih terus berkembang. 

 
Mendokumentasi sebuah topik diskusi ini merupakan tugas divisi dunia maya yang 
belum pernah kesampaian. Mendokumentasi khusus dalam blog untuk sebuah uraian 
yg pantas masuk dalam blog iagi (http://geologi.iagi.or.id) ini saja yang sudah 
dilakukan. 
Monggo rekan-rekan yang ingin membuat saripati diskusi dalam topik khusus 
IAGI-net sangat kami alu-alukan.
 
Yang perlu dimengerti bagi pengguna IAGI-net dan dunia maya pada umumnya adalah 
kebebasan itu di sisi lainnya adalah tanggung jawab. Setiap kata dan kalimat 
yang kita tuliskan adalah merupakan tanggung jawab pribadi yang menuliskannya. 
Dengan demikian pepatah mulutmu adalah harimaumu sangatlah tepat walau sudah 
di era elektronik ini.

 

Selamat meneruskan diskusi ini dengan kedewasaan yang bertanggung jawab.
 
Salam
 
RDP 



Re: [iagi-net-l] Nasehat Imran pada anaknya... Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-26 Terurut Topik amienwidodo
Oh iya ceritanya kurang 1 keledainya dinaiki Imran dan anaknya, terus diomeli 
orang karena tidak punya belas kasihan 
He he he , cerita lama jadi agak lupa. Tks
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: mohammadsyai...@gmail.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 19:42:08 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Nasehat Imran pada anaknya...  Fwd: ARTIKEL KORAN PR

Om Amien,
Tampaknya cerita aslinya pakai keledai, jadi memang tidak muat dua orang. Kalo 
kuda, mungkin kuda poni ya, he..he..

Sent from my deep hart

On Feb 26, 2012, at 1:25 PM, amienwid...@yahoo.com wrote:

 Suatu hari Imran mengajak anaknya jalan jalan membawa kuda untuk mengenal 
 hiruk pikuknya kehidupan. 
 Mereka berjalan bersama sambil menuntun kudanya, masyarakat yang melihat 
 langsung nyeletuk orang orang aneh, bawa kuda cuma dituntun
 Imran kemudian menaiki kuda dan dituntun anaknya, masyarakat yang melihat 
 langsung nyeletuk orang tua tak tahu diri
 Imran meminta anaknya naik kuda, masyarakat yang melihat langsung nyeletuk 
 anak tidak berbakti
 Imran dan anaknya bersama sama mengangkat kuda, masyarakat yang melihat 
 langsung nyeletuk orang gila, orang gila
 Imran berkata pada anaknya itulah kehidupan , anaknya manggut2.
 
 The show must go on
 Do the best 
 
 
 AW
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 From: andangbacht...@yahoo.com
 Date: Sun, 26 Feb 2012 05:40:01 +
 To: iagi-net@iagi.or.id
 ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
 
 Mas Avi, Al Hajj,
 Nyuwun sewu juga, mudah2an semakin memanjat usia kita semakin dimudahkan oleh 
 Gusti Allah untuk menyebarkan kata2 dan kalimat2 toyibah yg menenangkan, 
 terutama di pergaulan ilmiah seperti di IAGI-NET ini.
 
 Bahkan menegur orang dg Mangkanya jangan asal ngomong tapi dipikir dulu pun 
 saya pikir agak mengkalutkan, bukan malah menenangkan. Karena kita tahu 
 persis teguran tsb ditujukan pada scientist peneliti yg sudah banyak pula 
 menuliskan pemikirannya di jurnal2 ilmiah baik di dalam maupun di luar negeri 
 yg insyaallah sudah dipikirkan betul dan ditimbang2 kalimat2 yg akan 
 dituliskannya.
 
 Selain itu pernyataan bahwa saya dan Danny mungkin sdh tidak ada masalah 
 perut sehingga tertarik mempelajari Holocene sediment, nampaknya perlu 
 dikoreksi juga. Dalam riset2 sebagai sedimentologist saya juga harus sering 
 berhubungan dg sedimen 
 Kwarter - Holosen, spt delta Mahakam modern, Endapan Danau Toba, Delta 
 Cimanuk, Sungai Tamiang, dsb,... Selain itu Danny sbg earthquake geologist 
 otomatis juga berhubungan dg peristiwa2 (dan sedimen2) Holosen-lah. Jadi itu 
 semua adalah adalah masalah militansi riset, kepedulian, dan tentui saja 
 profesionalisme. Kalau kita mengkampanyekan dg benar riset2 spt yg kami 
 lakukan kepada anak2 geologi (yang baru lulus), insyaallah akan makin banyak 
 yang mau terjun terlibat dalam usaha2 mitigasi bencana. Dan selanjutnya akan 
 makin banyak sumberdaya alam yg telah ditemukan bisa lebih diefisienkan 
 penggunaannya untuk hidup berdampingan dg potensi bencana. 
 
 Sebagian dari kita mungkin tidak terlalu beruntung bisa meluaskan wawasan 
 keilmuan di luar bidang profesi yg kita geluti. Tetapi tentunya itu tidak 
 membuat kita terus menutup diri dan menganggap kebenaran persepsi kita adalah 
 segalanya (kebenaran kita yg paling benar). Kalau kita tidak mengerti suatu 
 disiplin ilmu lain secara mendalam, marilah kita belajar menyimak dan 
 mendengarkan dengan baik, supaya bisa mendapatkan berkah hidayah pengetahuan 
 yg bermanfaat darinya. Kalau ingin bertanya dan beropini, marilah bertanya, 
 berdiskusi, beropini dengan sehat, sopan, santun dan menyenangkan.
 
 Insyaallah semua jadi berkah, kalau kita bisa saling menyebarkan ukhuwah.
 
 Salam Njagong (Reunian) juga, cak!!!
 
 ADB
 
 Note: mudah2an kawan2 admin milis ini (selain PTA, pak ketum RDP juga khan?) 
 bisa lebih aktif juga memoderasi diskusi suatu thread shg lebih banyak 
 manfaat yg bisa diambil drpd sekedar saling berbalas melontar pernyataan yg 
 tdk essensial...
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 From: rakhmadi.avia...@gmail.com
 Date: Sun, 26 Feb 2012 04:46:03 +
 To: iagi-net@iagi.or.id
 ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
 
 Mangkanya jangan asal ngomong tapi dipikir dulu kalo memang nulis lewat desk 
 top dibaca lagi, karena topik anda ini menurut saya agak antagonis dari main 
 stream science. Saya kira anda dan ADB tidak ada masalah perut mungkin tapi 
 buat adik2 yg belum lulus dan akan lulus tentu mrk lebih senang mempelajari 
 yg bisa menghasilkan uang banyak jadi wajar kalo mereka tidak terarik dg 
 holocene sedimen
 
 Avi 0666
 Lagi jagong
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
 Date: Sun, 26 Feb 2012 11:35:25 +0700
 To: iagi-net@iagi.or.id
 ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
 
 Mohon tidak dicampur-adukan dengan 

Re: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-26 Terurut Topik rakhmadi . avianto
Pak Yahdi

Ini menarik dari uraian bapak yg dimaksud musim dingin ini apa winter begitu, 
kalau iya maka waktunya pendek sekali, akan lebih menarik kalau timing yg ada 
di skala kwarter ini di hubungkan dg Eustacy yg berskala halus misalnya order 
diatas 5, karena kalau mau menarik katastropi purba tentu mencari dimana titik 
maximum flood ini berada shg kalau hasil riset di gua bisa di link and match dg 
the most recent uestacy mungkin akan terkuak tabir ato memang tidak ada sama 
sekali

Makasi dan selamat malam Senen

Avi 
0 nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id
Date: Sun, 26 Feb 2012 09:50:57 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari  MFS Re: [iagi-net-l] 
Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Rekans,agak panjang sy tulis ini.
Teman saya mhs S3 di Perancis disertasinya ttg paleoklimatologi dgn penelitian 
stalagtit/mit Kuarter-Holosen gua di selatan Perancis. Ia melakukan penelitian 
dg berbagai metoda, mineralogi,dating,isotop dll,tapi yg menarik dan sbg temuan 
utama disertasinya adalah:BAKTERI! Dng SEM lingkaran2 kambium(bkn kambrium 
spt ditulis Kang Dany) stalagtit/mit dpt dideteksi adanya perkembangan bakteri 
yg pesat pd iklim hangat dan nyaris tdk ada bakteri pd iklim dingin. Jenis 
bakteri (genus dan spesies)nya pun berbeda dari tiap lingkaran,yg artinya jg 
berbeda tiap waktunya. Penelitian ini utk manyingkap iklim purba berkaitan dgn 
temuan manusia purba di Gua Tautavel,Perancis Selatan umur datingnya 700-800rb 
tyl. Jadi,penelitian dasar (basic research) geologi dlm pengertian luas,sangat 
berkembang dan banyak peminatnya di Eropa, tapi sebaliknya,kurang peminat di 
Indonesia krn,salah satu contohnya Geologi Kuarter, adalah ilmu NINGRAT 
sehingga tdk diminati,krn artinya: ilmunya PeNING tapi/dan melaRAT??
Wasalam,
Zaim yang ningrat
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 00:48:02 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari  MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: 
ARTIKEL KORAN PR
Pak Danny dan Pak Argo,
menarik sekali.  baru kali ini saya dengar penggunaan stalagmit dan stalagtit 
untuk deteksi MFS.  
Berarti rekamannya hanya yang big cycle nya saja?  

boleh dong di share disini kalau ada artikel lainnya tentang hal ini.

fbs




 From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, February 26, 2012 3:06 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
 

Ulasan yang sangat relevan dan sangat menarik dari Pak Argo.
Seperti di-email saya sebelumnya, penelitian ‘geologi-gua’ ini adalah “frontier 
research” yang luarbiasa.  Seperti halnya terumbu karang di laut, karang digua 
ini adalah “multi-proxy recorder” yang luarbiasa untuk reknstruksi paleoclimate 
dan kejadian katastropik.  Masing-masing punya lapisan tahun seperti kambrium 
di pohon dan juga bisa di-dating dengan sangat akurat (+/- beberapa tahun dan 
bahkan bulan!) oleh metoda U-Th radiometric dating.  Bedanya kalau koral 
lapisan tahun ini 1-3 cm, tapi untuk stalagtit hanya 1-3 mm; jadi core 
stalagtit sepanjang 1 meter saja span datanya sampai 1000 tahun!.  TIM RSES-ANU 
dan LIPI ini berambisi untuk merekonstruksi paleoclimate-environment sampai 
500.000 tahun kebelakang.  Dalam beberapa tahun mendatang data 
geologi-gua-tropis ini akan menjadi rival atau lebih tepatnya padanan untuk 
data dari kutub (ice-core) yang selama ini menjadi sumber data utama untuk 
plaeoclimate-environment.  Masalahnya,
 memang tidak banyak ahli geologi atau mahasiswa yang rela menjadi ‘manusia 
gua’ di jaman modern sekarang ini J
 
Wass
DHN
 
From:AWY [mailto:masargo...@yahoo.com] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 1:27 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
 
Sugeng siang,

Semalam di NGC didongengkan tentang penyelidikan gua karst di Kepulauan Bahama. 
Gua ini sendiri saat ini sudah digenangi air dengan kedalaman s/d 100m. 
Beberapa peneliti terlibat dlm penelitian tsb, tdr dari beragam multi disiplin 
mulai dari arkeologi, paleontologi, geologist yang juga tentu saja para 
penyelam yang handal.

Background penelitiannya sendiri salah satunya adalah untuk menyelidiki 
siapakah yang menemukan Amerika? Apakah ada Penemu sebelum Colombus?. Di gua di 
bawah air tersebut, yang tentu saja menantang dari segi keselamatan para 
peneliti - karena seringnya jatuhan dari stalagtit2nya - ditemukan beberapa 
tengkorak kepala yang seingat memiliki ciri khas suku ..., dicirikan dengan 
defect pada tengkorak tsb (bentuk kerucut), yang dikenal sebagai kebiasaan 
suku trsbt yaitu dengan mengikat anak kecil/bayi di papan, demikian juga kepala 
eh kelapanya :), yg menyebabkan bentuk khas tsb.
Sehingga bisa ditarik kesipulan sebenarnya sktr 800-1000thn y.l. Sudah ada 
suku2 

Re: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-26 Terurut Topik yahdi zaim
Mas Avi,
Yang dimaksud dengan iklim dingin atau panas bukan musim tahunan, winter atau 
summer,tetapi iklim yg disebabkan oleh perubahan tmperatur global bumi yg 
antara lain oleh orbital force bumi. Perubahan ini bisa mengakibatkan 
terjadinya naik-turun suhu bumi secara ekstrem yg dpt pula menyebabkan 
terjadinya perubahan muka-laut-sea level changes/Eustacy, yg dpt pula berdampak 
pada proses weathering, erosi dan sedimentasi. Produk yg kita lihat lazimnya 
adlh di singkapan sedimen dan atas dasar singkapan sedimen pulalah Milankovich 
melakukan studi dan meyakini adanya korelasi kuat antara suhu 
bumi,klimatologi,sea level changes dan proses sedimentasi yg dikenal dg Siklus 
Milankovich. Pada Zaman Kuarter suhu ekstrem dingin bumi dikenal dg Zaman 
Glasial
Wslm,
Zaim
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: rakhmadi.avia...@gmail.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 13:27:23 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari  MFS Re: [iagi-net-l] 
Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Pak Yahdi

Ini menarik dari uraian bapak yg dimaksud musim dingin ini apa winter begitu, 
kalau iya maka waktunya pendek sekali, akan lebih menarik kalau timing yg ada 
di skala kwarter ini di hubungkan dg Eustacy yg berskala halus misalnya order 
diatas 5, karena kalau mau menarik katastropi purba tentu mencari dimana titik 
maximum flood ini berada shg kalau hasil riset di gua bisa di link and match dg 
the most recent uestacy mungkin akan terkuak tabir ato memang tidak ada sama 
sekali

Makasi dan selamat malam Senen

Avi 
0 nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id
Date: Sun, 26 Feb 2012 09:50:57 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari  MFS Re: [iagi-net-l] 
Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Rekans,agak panjang sy tulis ini.
Teman saya mhs S3 di Perancis disertasinya ttg paleoklimatologi dgn penelitian 
stalagtit/mit Kuarter-Holosen gua di selatan Perancis. Ia melakukan penelitian 
dg berbagai metoda, mineralogi,dating,isotop dll,tapi yg menarik dan sbg temuan 
utama disertasinya adalah:BAKTERI! Dng SEM lingkaran2 kambium(bkn kambrium 
spt ditulis Kang Dany) stalagtit/mit dpt dideteksi adanya perkembangan bakteri 
yg pesat pd iklim hangat dan nyaris tdk ada bakteri pd iklim dingin. Jenis 
bakteri (genus dan spesies)nya pun berbeda dari tiap lingkaran,yg artinya jg 
berbeda tiap waktunya. Penelitian ini utk manyingkap iklim purba berkaitan dgn 
temuan manusia purba di Gua Tautavel,Perancis Selatan umur datingnya 700-800rb 
tyl. Jadi,penelitian dasar (basic research) geologi dlm pengertian luas,sangat 
berkembang dan banyak peminatnya di Eropa, tapi sebaliknya,kurang peminat di 
Indonesia krn,salah satu contohnya Geologi Kuarter, adalah ilmu NINGRAT 
sehingga tdk diminati,krn artinya: ilmunya PeNING tapi/dan melaRAT??
Wasalam,
Zaim yang ningrat
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 00:48:02 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari  MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: 
ARTIKEL KORAN PR
Pak Danny dan Pak Argo,
menarik sekali.  baru kali ini saya dengar penggunaan stalagmit dan stalagtit 
untuk deteksi MFS.  
Berarti rekamannya hanya yang big cycle nya saja?  

boleh dong di share disini kalau ada artikel lainnya tentang hal ini.

fbs




 From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, February 26, 2012 3:06 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
 

Ulasan yang sangat relevan dan sangat menarik dari Pak Argo.
Seperti di-email saya sebelumnya, penelitian ‘geologi-gua’ ini adalah “frontier 
research” yang luarbiasa.  Seperti halnya terumbu karang di laut, karang digua 
ini adalah “multi-proxy recorder” yang luarbiasa untuk reknstruksi paleoclimate 
dan kejadian katastropik.  Masing-masing punya lapisan tahun seperti kambrium 
di pohon dan juga bisa di-dating dengan sangat akurat (+/- beberapa tahun dan 
bahkan bulan!) oleh metoda U-Th radiometric dating.  Bedanya kalau koral 
lapisan tahun ini 1-3 cm, tapi untuk stalagtit hanya 1-3 mm; jadi core 
stalagtit sepanjang 1 meter saja span datanya sampai 1000 tahun!.  TIM RSES-ANU 
dan LIPI ini berambisi untuk merekonstruksi paleoclimate-environment sampai 
500.000 tahun kebelakang.  Dalam beberapa tahun mendatang data 
geologi-gua-tropis ini akan menjadi rival atau lebih tepatnya padanan untuk 
data dari kutub (ice-core) yang selama ini menjadi sumber data utama untuk 
plaeoclimate-environment.  Masalahnya,
 memang tidak banyak ahli geologi atau mahasiswa yang rela menjadi ‘manusia 
gua’ di jaman modern sekarang ini J
 
Wass
DHN
 
From:AWY [mailto:masargo...@yahoo.com] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 1:27 PM
To: iagi-net@iagi.or.id

Re: [iagi-net-l] Akses Menuju Situs Gunung Padang Tertutup Longsor

2012-02-26 Terurut Topik Rizqi Syawal
he he he he ngebornya dimana, longsornya dimana..
semoga para wartawan dan para narasumber mendapat pencerahan..
bahkan kehebohan situs megalithikum akhir akhir ini
membawa dampak yang baik apalagi
sejumlah planning rencana wisata sedang disiapkan pemda Cianjur
pak dhe di tunggu  dongengan geologi Gunung Padangnya ya pak Dhe :D

Regard


Rizqi Syawal


2012/2/26 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com

 Ini berita tidak ada verifikasi atau mungkin sengaja memojokkan.
 Sabtu kemarin PP IAGI mengadakan ekskursi ke gunung Padang dan tidak
 menjumpai longsoran yg disebabkan oleh proses pengeboran. Sayangnya tidak
 ada wartawan yg mengikuti kami hari itu. ekskursi yg dipimpin oleh Aris
 Setyawan ini diikuti oleh 16 peserta dengan menggunakan bus ukuran sedang.

 Saat ini Pak Aris dan peserta lainnya sedang menyusun hasil pengamatan yg
 dilakukan Sabtu lalu. Diskusi cukup ramai, apalagi didampingi oleh Prof Dr
 Otto Ongkosongo yang membawa peralatan lengkap termasuk loupe besarnya.

 Rdp


 On Sunday, February 26, 2012, Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
 wrote:
  gimana geopiknik sabtu lalu? apa lewat jalan lain untuk menuju gunung
 Padang?  atau terhambat longsor ini? silahkan lihat berita nya di web:
 dibawah ini.
 
  fbs
 
 
 
 
 
 http://www.inilahjabar.com/read/detail/1834466/akses-menuju-situs-gunung-padang-tertutup-longsor

 
  Akses Menuju Situs Gunung Padang Tertutup Longsor
 
  Oleh: Benny Bastiandy
  Jabar - Minggu, 26 Februari 2012 | 16:08 WIB
 
 
  NILAH.COM, Cianjur - Akses jalan menuju kawasan Situs Megalitikum
 Gunung Padang di Desa Karyamukti Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur, Sabtu
 (25/2/2012) dinihari, tertutup longsor.
 
  Sedikitnya ada 20 titik longsoran tanah dan batu yang menutup akses
 jalan dalam peristiwa tersebut. Hujan deras memang mengguyur kawasan ini
 dalam tiga hari terakhir.
 
  Diduga, tebing di sepanjang jalur menuju lokasi situs tak kuat lagi
 menahan rembesan air hujan. Dalam waktu hampir bersamaan, terjadi longsoran
 tanah dan batu.
  Beruntung tidak ada rumah yang tertimbun maupun korban jiwa dalam
 kejadian itu. Hingga saat ini, masyarakat setempat bahu membahu
 membersihkan sisa-sisa longsor.
 
  Anggota Forum Masyarakat Peduli Situs Megalitikum (FMPSM) Gunung Padang
 Eko Wiwid mengatakan terjadinya longsoran tanah dan batu yang menutup akses
 jalan menuju kawasan situs, disinyalir akibat tidak adanya saluran
 pembuangan air dari zona inti situs. Keberadaan bangunan anak tangga yang
 baru dibangun Pemprov Jabar juga disinyalir menjadi penyebab lainnya.
 
  “Adanya pengeboran oleh Tim Kastropik di dua titik kawasan situs dengan
 kedalaman hampir 26 meter dan 16 meter, kami sinyalir menjadi penyebab lain
 terjadinya longsor tanah dan batu. Sebelum adanya pembangunan anak tangga
 dan pengeboran, tidak pernah terjadi longsor seperti sekarang ini,” terang
 Eko saat dihubungi INILAH.COM, Minggu (26/2/2012).
 
  Menurut Eko, berdasarkan hasil pendataan, setidaknya ada 20 titik
 longsor tanah di sekeliling dinding situs itu. Akibatnya, akses jalan
 menuju kawasan situs tertutup, serta menutup jalan yang menghubungkan dua
 desa.
 
  “Dengan kondisi ini, kami berharap agar pemerintah lebih memerhatikan
 pelestarian lingkungan sekitar kawasan situs, jangan mengutamakan
 pembangunan dan penelitian tanpa memerhatikan kawasan konservasi ini,”
 tegasnya.[jul]
 
 

 --
 *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*


 
 PP-IAGI 2011-2014:
 Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
 Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

 
 Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
 Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir
 pengiriman abstrak 28 Februari 2012.

 
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
 email to: o...@iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
 shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to
 direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
 from loss of use, data or 

Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-26 Terurut Topik bosman batubara
Saya justru tertarik dengan candanya Pak DHN. Bisa dieksplorasikah Pak bagian 
ketidakselarasan budaya dan budaya yang kurang waras? Makasih duluan...

 
tabik
bosman batubara 



 From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, February 26, 2012 3:52 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
 

Artikel yang sangat menarik dan bagus. 
Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi konsep 
dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban termasuk 
IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak  kontinyu tapi terputus atau 
dapat ter-reset oleh bencana katastrofis.  Demikian juga konsep IPTEK (macam, 
prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan yang kita kenal 
sekarang.  Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa sejarah yang didominasi 
oleh susut laut – turunnya muka airlaut, sehingga banyak wilayah yang terkena 
dampak sedimentasi dan pendangkalan.  Ini benar karena dari Mid-Holocene sampai 
kurang lebih 100 tahun lalu muka airlaut global turun sekitar 2-3 meter.  
Sebaliknya, dari 20.000 tahun (puncak Zaman Es) sampai Mid-Holocene, muka air 
laut naik 130 meter.  Jadi tentu banyak peradaban yang ‘terendam’.   Interaksi 
dari perubahan muka airlaut yang drastis, yang banyak diduga juga berkaitan 
dengan kejadian bencana
 katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban manusia 
ini belum banyak dieksplorasi.  Kami menduga kuat ada “ketidakselaran” budaya 
yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah dan Pra Sejarah; bahkan dari Jaman 
Kerajaan ke Jaman kita sekarang pun kelihatannya ‘tidak selaras’.  
Jangan-jangan ini salah satu penyebab budaya kita sekarang jadi ‘kurang waras’  
J(bercanda).
 
Salah satu alasan utama kenapa penelitian arkeo-geologi yang sudah dirintis 
oleh Alm. Pak Sartono, kemudian Pak Sampoerno, kemudian juga diteruskan oleh 
Pak Zaim ini kurang/tidak berkembang adalah karena ilmu geologi Kuarter 
Indonesia tidak berkembang.  Ahli geologi kita umumnya mendapatpengajaran dan 
training untuk ‘membaca’ sejarah geologi dari masa pra-manusia (jutaan-puluhan 
juta tahun lalu) yang ter-rekam pada lapisan bebatuan, baik pada singkapan 
ataupun pada data bor, karena tujuannya untuk eksplorasi tambang.  Tapi kita 
umumnya tidak terlatih untuk membaca proses dan sejarah geologi dari BENTANG 
ALAM yang kita lihat disekitar kita sekarang.  Geologiawan Indonesia umumnya 
akan pandai berceloteh kalau ketemu singkapan, tapi akan bungkam kalau disuruh 
mengidentifikasi  mana teras-teras sungai mana tebing patahan aktif, mana 
alluvial mana collovial, dlsb;  dan bagaimana proses geologi yang membentuk 
bentang alam ‘destruktif’ dan
 ‘konstruktif’ yang terlihat sekarang.  Belum lagi tentang proses-proses gunung 
api Kuarter-Holosen dan produk-produknya.  “Alot’nya membahas ‘masalah piramid’ 
tidak terlepas dari “lack of knowledge” kita dibidang ini.  Mudah-mudahan ‘isue 
piramid’ dapat memberikan angin segar kepada bidang yang dianggap kering ini, 
sehingga  nyanyian orang yang berkiprah di bidang ini tidak lagi terlalu serak 
tapi menjadi serak-serak basah sehingga merdu.
 
Selamat berakhir pekan.
DHN
 
 
 
From:Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Saturday, February 25, 2012 11:04 PM
To: IAGI
Subject: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
 
Fyi,

-- Forwarded message --
From:
Date: Sunday, February 26, 2012
Subject: ARTIKEL KORAN PR
To: rovi...@gmail.com
Cc: z...@gc.itb.ac.id


Ass.w.w.,
Pak Rovicky,
Maaf saya pakai Japri karena kalau pakai jalur IAGI tidak bisa kirim file.
Terlampir dalam attach file saya kirim tulisan saya di Koran Harian
Pikiran Rakyat yang terbit di tahun 1997. Tulisan tersebut saya temukan
tidak sengaja ketika beres2 dan bongkar2 berkas saya yang berantakan di
kantor. Saya kirim copy artikel ini sekedar untuk diketahui bahwa saya
sudah lama mencoba memasyarakatkan Geologi untuk bidang Budaya
(baca:arkeologi). Telah lama sebenarnya saya di bawah dan bersama Almarhum
Prof. Sartono mengembangkan Geologi Kuarter dan Geoarkeologi di ITB dan
Indonesia. Dari sekian upaya kami, salah satunya adalah melalui tulisan
populer di koran yaitu Pikiran Rakyat.
Sekedar bacaan Akhir Pekan.
Wslm,
Zaim


-- 
Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari

Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-26 Terurut Topik Bandono Salim
Mohon ijin, ikut nimbrung, mungkin salah besar.

Wah kalau keselarasan pra sejarah ke sejarah agak sulit yaa, krn buktinya tidak 
banyak, meskipun ada. Lha ini kan yang sedang dilacak oleh :DHN AB EJ AA SBY
 TuranggaSeta, juga para arkeolog meskipun konsepnya beda.

Kalau jaman kerajaan ke sekarang yaa jelas selaras, semua tercatat. Bukti 
peninggalan berupa karya pujangga masih digunakan di banyak kalangan, perilaku 
sopan santun, acara adat, bela diri, musik, ilmu pengobatan dll masih ada dan 
masih nyambung.

Mungkin erosi budaya dan pendidikan sekuler itu yang menyebabkan rasa ketidak 
selarasan para ilmuwan muda karena bertentangan dgn pola pikir dunia 
barat/baru.

Lha budaya tidak waras itu apakah budaya yang tidak punya kaitan dengan budaya 
kearifan yang masih dipergunakan oleh masyarakat umum, atau budaya yang tidak 
nurut pola pikir dunia modern?
Wah aku kagak ngerti juga; mari pencetus ungkapan, jelaskan apa yang sdr 
maksud, lha aku kan bukan budayawan
Salam n selamat pagi.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com
Date: Sun, 26 Feb 2012 10:09:53 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Saya justru tertarik dengan candanya Pak DHN. Bisa dieksplorasikah Pak bagian 
ketidakselarasan budaya dan budaya yang kurang waras? Makasih duluan...

 
tabik
bosman batubara 



 From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, February 26, 2012 3:52 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
 

Artikel yang sangat menarik dan bagus. 
Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi konsep 
dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban termasuk 
IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak  kontinyu tapi terputus atau 
dapat ter-reset oleh bencana katastrofis.  Demikian juga konsep IPTEK (macam, 
prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan yang kita kenal 
sekarang.  Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa sejarah yang didominasi 
oleh susut laut – turunnya muka airlaut, sehingga banyak wilayah yang terkena 
dampak sedimentasi dan pendangkalan.  Ini benar karena dari Mid-Holocene sampai 
kurang lebih 100 tahun lalu muka airlaut global turun sekitar 2-3 meter.  
Sebaliknya, dari 20.000 tahun (puncak Zaman Es) sampai Mid-Holocene, muka air 
laut naik 130 meter.  Jadi tentu banyak peradaban yang ‘terendam’.   Interaksi 
dari perubahan muka airlaut yang drastis, yang banyak diduga juga berkaitan 
dengan kejadian bencana
 katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban manusia 
ini belum banyak dieksplorasi.  Kami menduga kuat ada “ketidakselaran” budaya 
yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah dan Pra Sejarah; bahkan dari Jaman 
Kerajaan ke Jaman kita sekarang pun kelihatannya ‘tidak selaras’.  
Jangan-jangan ini salah satu penyebab budaya kita sekarang jadi ‘kurang waras’  
J(bercanda).
 
Salah satu alasan utama kenapa penelitian arkeo-geologi yang sudah dirintis 
oleh Alm. Pak Sartono, kemudian Pak Sampoerno, kemudian juga diteruskan oleh 
Pak Zaim ini kurang/tidak berkembang adalah karena ilmu geologi Kuarter 
Indonesia tidak berkembang.  Ahli geologi kita umumnya mendapatpengajaran dan 
training untuk ‘membaca’ sejarah geologi dari masa pra-manusia (jutaan-puluhan 
juta tahun lalu) yang ter-rekam pada lapisan bebatuan, baik pada singkapan 
ataupun pada data bor, karena tujuannya untuk eksplorasi tambang.  Tapi kita 
umumnya tidak terlatih untuk membaca proses dan sejarah geologi dari BENTANG 
ALAM yang kita lihat disekitar kita sekarang.  Geologiawan Indonesia umumnya 
akan pandai berceloteh kalau ketemu singkapan, tapi akan bungkam kalau disuruh 
mengidentifikasi  mana teras-teras sungai mana tebing patahan aktif, mana 
alluvial mana collovial, dlsb;  dan bagaimana proses geologi yang membentuk 
bentang alam ‘destruktif’ dan
 ‘konstruktif’ yang terlihat sekarang.  Belum lagi tentang proses-proses gunung 
api Kuarter-Holosen dan produk-produknya.  “Alot’nya membahas ‘masalah piramid’ 
tidak terlepas dari “lack of knowledge” kita dibidang ini.  Mudah-mudahan ‘isue 
piramid’ dapat memberikan angin segar kepada bidang yang dianggap kering ini, 
sehingga  nyanyian orang yang berkiprah di bidang ini tidak lagi terlalu serak 
tapi menjadi serak-serak basah sehingga merdu.
 
Selamat berakhir pekan.
DHN
 
 
 
From:Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: Saturday, February 25, 2012 11:04 PM
To: IAGI
Subject: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
 
Fyi,

-- Forwarded message --
From:
Date: Sunday, February 26, 2012
Subject: ARTIKEL KORAN PR
To: rovi...@gmail.com
Cc: z...@gc.itb.ac.id


Ass.w.w.,
Pak Rovicky,
Maaf saya pakai Japri karena kalau pakai jalur IAGI tidak bisa kirim file.
Terlampir dalam attach file saya kirim tulisan saya di Koran Harian
Pikiran Rakyat yang terbit di 

RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-26 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Selamat pagi.

Wah, Pak Ban ini serius amat ya J

Kan lebih baik menjadi orang waras yang merasa ‘masih kurang waras’ disbanding 
orang edan yang merasa paling waras…wk wk wk

Perihal apakah kepribadian dan kebudayaan di Jaman Kejayaan Kerajaan (sebelum 
1500 M) ‘selaras’ dengan kebufayaan manusia Indonesia sekarang adalah hal yang 
tidak sederhana tentunya, tapi yang jelas masa kita sekarang dipisahkan oleh 
ratusan tahun masa kolonial dari jaman kejayaan itu.  Dan kita dengan berbagai 
cara dibuat ‘hilang ingatan’ akan jati diri dan akar (sejarah) bangsa (oleh 
para penjajah).  Jangan-jangan usaha ini masih di-“maintain” sampai sekarang 
(secara terselubung).

 

Sekedar contoh kecil.  Bangunan Candi Batujaya dari abad 4 Masehi, khususnya 
kualitas batubatanya itu luarbiasa bagusnya (dan sudah teruji ketahanannya 
selama 1600 tahun).  Kata orang ahli material jauh lebih bagus dari umumnya 
batubata jaman sekarang.  Nah, bisa dibilang perkembangan teknologi yang tidak 
selaras bukan?  Orang jaman sekarang umumnya hanya tahu kehebatan 
bangunan-bangunan yang dibuat Belanda saja.

 

Wass

DHN

 

 

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Monday, February 27, 2012 4:34 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Mohon ijin, ikut nimbrung, mungkin salah besar.

Wah kalau keselarasan pra sejarah ke sejarah agak sulit yaa, krn buktinya tidak 
banyak, meskipun ada. Lha ini kan yang sedang dilacak oleh :DHN AB EJ AA SBY
TuranggaSeta, juga para arkeolog meskipun konsepnya beda.

Kalau jaman kerajaan ke sekarang yaa jelas selaras, semua tercatat. Bukti 
peninggalan berupa karya pujangga masih digunakan di banyak kalangan, perilaku 
sopan santun, acara adat, bela diri, musik, ilmu pengobatan dll masih ada dan 
masih nyambung.

Mungkin erosi budaya dan pendidikan sekuler itu yang menyebabkan rasa ketidak 
selarasan para ilmuwan muda karena bertentangan dgn pola pikir dunia 
barat/baru.

Lha budaya tidak waras itu apakah budaya yang tidak punya kaitan dengan budaya 
kearifan yang masih dipergunakan oleh masyarakat umum, atau budaya yang tidak 
nurut pola pikir dunia modern?
Wah aku kagak ngerti juga; mari pencetus ungkapan, jelaskan apa yang sdr 
maksud, lha aku kan bukan budayawan
Salam n selamat pagi.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

  _  

From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com 

Date: Sun, 26 Feb 2012 10:09:53 -0800 (PST)

To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Saya justru tertarik dengan candanya Pak DHN. Bisa dieksplorasikah Pak bagian 
ketidakselarasan budaya dan budaya yang kurang waras? Makasih duluan...

 

tabik

bosman batubara 

 

  _  

From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, February 26, 2012 3:52 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Artikel yang sangat menarik dan bagus. 

Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi konsep 
dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban termasuk 
IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak  kontinyu tapi terputus atau 
dapat ter-reset oleh bencana katastrofis.  Demikian juga konsep IPTEK (macam, 
prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan yang kita kenal sekarang. 
 Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa sejarah yang didominasi oleh susut 
laut – turunnya muka airlaut, sehingga banyak wilayah yang terkena dampak 
sedimentasi dan pendangkalan.  Ini benar karena dari Mid-Holocene sampai kurang 
lebih 100 tahun lalu muka airlaut global turun sekitar 2-3 meter.  Sebaliknya, 
dari 20.000 tahun (puncak Zaman Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130 
meter.  Jadi tentu banyak peradaban yang ‘terendam’.   Interaksi dari perubahan 
muka airlaut yang drastis, yang banyak diduga juga berkaitan dengan kejadian 
bencana katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban 
manusia ini belum banyak dieksplorasi.  Kami menduga kuat ada “ketidakselaran” 
budaya yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah dan Pra Sejarah; bahkan dari 
Jaman Kerajaan ke Jaman kita sekarang pun kelihatannya ‘tidak selaras’.  
Jangan-jangan ini salah satu penyebab budaya kita sekarang jadi ‘kurang waras’  
J (bercanda).

 

Salah satu alasan utama kenapa penelitian arkeo-geologi yang sudah dirintis 
oleh Alm. Pak Sartono, kemudian Pak Sampoerno, kemudian juga diteruskan oleh 
Pak Zaim ini kurang/tidak berkembang adalah karena ilmu geologi Kuarter 
Indonesia tidak berkembang.  Ahli geologi kita umumnya mendapatpengajaran dan 
training untuk ‘membaca’ sejarah geologi dari masa pra-manusia (jutaan-puluhan 
juta tahun lalu) yang ter-rekam pada lapisan bebatuan, baik pada singkapan 
ataupun pada data bor, karena tujuannya untuk eksplorasi tambang.  Tapi kita 
umumnya tidak terlatih untuk membaca proses dan sejarah geologi dari BENTANG 
ALAM yang kita lihat disekitar kita sekarang.  

Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-26 Terurut Topik Bandono Salim
:) :) :) sesungguhnya kalau mslh batubata, sampai sekarang masih ada yang 
bagus. Masalah ukuran itu disesuaikan dgn standard dari PU. Bahkan sesungguhnya 
termasuk kekuatan juga ada di SNI.
Kalau Dany dapat yang jelek itu masalah memilih saja. 
Kalau aku bilang secara umum ada rupa ada harga kalau tdk sesuai itu tertipu 
atau memamng tidak tau :):):) kalau ada yang bagus :):):):)

Kehilangan kepribadian bangsa ini terjadi itu setelah masa reformasi, maunya 
disebut negara demokrasi. Ini kan hasil pendidikan modern
al: islam liberal, para tokoh reformasi, merasa bahwa kepribadian indonesia 
kurang pas hk hk hk.

Masih banyak kok orang indonesia berkepribadian baik dan sehat.

Ih nanti kepanjangan deh. Meleset dari geologi.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Mon, 27 Feb 2012 07:44:23 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Selamat pagi.

Wah, Pak Ban ini serius amat ya J

Kan lebih baik menjadi orang waras yang merasa ‘masih kurang waras’ disbanding 
orang edan yang merasa paling waras…wk wk wk

Perihal apakah kepribadian dan kebudayaan di Jaman Kejayaan Kerajaan (sebelum 
1500 M) ‘selaras’ dengan kebufayaan manusia Indonesia sekarang adalah hal yang 
tidak sederhana tentunya, tapi yang jelas masa kita sekarang dipisahkan oleh 
ratusan tahun masa kolonial dari jaman kejayaan itu.  Dan kita dengan berbagai 
cara dibuat ‘hilang ingatan’ akan jati diri dan akar (sejarah) bangsa (oleh 
para penjajah).  Jangan-jangan usaha ini masih di-“maintain” sampai sekarang 
(secara terselubung).

 

Sekedar contoh kecil.  Bangunan Candi Batujaya dari abad 4 Masehi, khususnya 
kualitas batubatanya itu luarbiasa bagusnya (dan sudah teruji ketahanannya 
selama 1600 tahun).  Kata orang ahli material jauh lebih bagus dari umumnya 
batubata jaman sekarang.  Nah, bisa dibilang perkembangan teknologi yang tidak 
selaras bukan?  Orang jaman sekarang umumnya hanya tahu kehebatan 
bangunan-bangunan yang dibuat Belanda saja.

 

Wass

DHN

 

 

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Monday, February 27, 2012 4:34 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Mohon ijin, ikut nimbrung, mungkin salah besar.

Wah kalau keselarasan pra sejarah ke sejarah agak sulit yaa, krn buktinya tidak 
banyak, meskipun ada. Lha ini kan yang sedang dilacak oleh :DHN AB EJ AA SBY
TuranggaSeta, juga para arkeolog meskipun konsepnya beda.

Kalau jaman kerajaan ke sekarang yaa jelas selaras, semua tercatat. Bukti 
peninggalan berupa karya pujangga masih digunakan di banyak kalangan, perilaku 
sopan santun, acara adat, bela diri, musik, ilmu pengobatan dll masih ada dan 
masih nyambung.

Mungkin erosi budaya dan pendidikan sekuler itu yang menyebabkan rasa ketidak 
selarasan para ilmuwan muda karena bertentangan dgn pola pikir dunia 
barat/baru.

Lha budaya tidak waras itu apakah budaya yang tidak punya kaitan dengan budaya 
kearifan yang masih dipergunakan oleh masyarakat umum, atau budaya yang tidak 
nurut pola pikir dunia modern?
Wah aku kagak ngerti juga; mari pencetus ungkapan, jelaskan apa yang sdr 
maksud, lha aku kan bukan budayawan
Salam n selamat pagi.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

  _  

From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com 

Date: Sun, 26 Feb 2012 10:09:53 -0800 (PST)

To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Saya justru tertarik dengan candanya Pak DHN. Bisa dieksplorasikah Pak bagian 
ketidakselarasan budaya dan budaya yang kurang waras? Makasih duluan...

 

tabik

bosman batubara 

 

  _  

From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, February 26, 2012 3:52 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Artikel yang sangat menarik dan bagus. 

Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi konsep 
dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban termasuk 
IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak  kontinyu tapi terputus atau 
dapat ter-reset oleh bencana katastrofis.  Demikian juga konsep IPTEK (macam, 
prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan yang kita kenal sekarang. 
 Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa sejarah yang didominasi oleh susut 
laut – turunnya muka airlaut, sehingga banyak wilayah yang terkena dampak 
sedimentasi dan pendangkalan.  Ini benar karena dari Mid-Holocene sampai kurang 
lebih 100 tahun lalu muka airlaut global turun sekitar 2-3 meter.  Sebaliknya, 
dari 20.000 tahun (puncak Zaman Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130 
meter.  Jadi tentu banyak peradaban yang ‘terendam’.   Interaksi dari perubahan 
muka airlaut yang drastis, yang banyak diduga juga berkaitan dengan kejadian 
bencana katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban 
manusia ini 

Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-26 Terurut Topik bob yuris
Sekedar menambahkan, 
 
Seingat saya waktu saya di SD atau SMP oleh bapak/ibu guru diajarkan bahwa 
jaman sejarah adalah jaman mulai ditemukannya bukti bukti tertulis, meskipun 
itu hanya berupa prasasti diatas batu. Jaman pra-sejarah adalah jaman dimana 
tidak ada peninggalan berupa tulisan,  bisa jadi peninggalannya hanya peralatan 
berburu, meramu dan bertani. Oleh karena itu, jaman sejarah dan pra-sejarah 
dalam skala lokal bisa berbeda-beda.
 
Jadi keselarasan dan ketidakselarasan pra-sejarah dan sejarah pada suatu 
tempat, boleh jadi berkaitan dengan perkembangan pengetahuan/budaya baca-tulis. 
Tanpa adanya penelitian mendalam tentang perkembangan evolusioner dari budaya 
baca-tulis pada suatu daerah dan hanya berdasarkan bukti prasasti, tentu saja 
yang muncul adalah ketidakselarasan jaman pra-sejarah dengan jaman sejarah.
 
Bob Yuris Candra
Independent Palynologist
 

From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, February 27, 2012 4:33 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR


Mohon ijin, ikut nimbrung, mungkin salah besar.

Wah kalau keselarasan pra sejarah ke sejarah agak sulit yaa, krn buktinya tidak 
banyak, meskipun ada. Lha ini kan yang sedang dilacak oleh :DHN AB EJ AA SBY
TuranggaSeta, juga para arkeolog meskipun konsepnya beda.

Kalau jaman kerajaan ke sekarang yaa jelas selaras, semua tercatat. Bukti 
peninggalan berupa karya pujangga masih digunakan di banyak kalangan, perilaku 
sopan santun, acara adat, bela diri, musik, ilmu pengobatan dll masih ada dan 
masih nyambung.

Mungkin erosi budaya dan pendidikan sekuler itu yang menyebabkan rasa ketidak 
selarasan para ilmuwan muda karena bertentangan dgn pola pikir dunia 
barat/baru.

Lha budaya tidak waras itu apakah budaya yang tidak punya kaitan dengan budaya 
kearifan yang masih dipergunakan oleh masyarakat umum, atau budaya yang tidak 
nurut pola pikir dunia modern?
Wah aku kagak ngerti juga; mari pencetus ungkapan, jelaskan apa yang sdr 
maksud, lha aku kan bukan budayawan
Salam n selamat pagi. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com 
Date: Sun, 26 Feb 2012 10:09:53 -0800 (PST)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

Saya justru tertarik dengan candanya Pak DHN. Bisa dieksplorasikah Pak bagian 
ketidakselarasan budaya dan budaya yang kurang waras? Makasih duluan...


tabik
bosman batubara 

From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, February 26, 2012 3:52 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR


Artikel yang sangat menarik dan bagus. 
Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi konsep 
dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban termasuk 
IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak  kontinyu tapi terputus atau 
dapat ter-reset oleh bencana katastrofis.  Demikian juga konsep IPTEK (macam, 
prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan yang kita kenal 
sekarang.  Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa sejarah yang didominasi 
oleh susut laut – turunnya muka airlaut, sehingga banyak wilayah yang terkena 
dampak sedimentasi dan pendangkalan.  Ini benar karena dari Mid-Holocene sampai 
kurang lebih 100 tahun lalu muka airlaut global turun sekitar 2-3 meter.  
Sebaliknya, dari 20.000 tahun (puncak Zaman Es) sampai Mid-Holocene, muka air 
laut naik 130 meter.  Jadi tentu banyak peradaban yang ‘terendam’.   Interaksi 
dari perubahan muka airlaut yang drastis, yang banyak diduga juga berkaitan 
dengan kejadian bencana
 katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban manusia 
ini belum banyak dieksplorasi.  Kami menduga kuat ada “ketidakselaran” budaya 
yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah dan Pra Sejarah; bahkan dari Jaman 
Kerajaan ke Jaman kita sekarang pun kelihatannya ‘tidak selaras’.  
Jangan-jangan ini salah satu penyebab budaya kita sekarang jadi ‘kurang waras’  
J(bercanda).
 
Salah satu alasan utama kenapa penelitian arkeo-geologi yang sudah dirintis 
oleh Alm. Pak Sartono, kemudian Pak Sampoerno, kemudian juga diteruskan oleh 
Pak Zaim ini kurang/tidak berkembang adalah karena ilmu geologi Kuarter 
Indonesia tidak berkembang.  Ahli geologi kita umumnya mendapatpengajaran dan 
training untuk ‘membaca’ sejarah geologi dari masa pra-manusia (jutaan-puluhan 
juta tahun lalu) yang ter-rekam pada lapisan bebatuan, baik pada singkapan 
ataupun pada data bor, karena tujuannya untuk eksplorasi tambang.  Tapi kita 
umumnya tidak terlatih untuk membaca proses dan sejarah geologi dari BENTANG 
ALAM yang kita lihat disekitar kita sekarang.  Geologiawan Indonesia umumnya 
akan pandai berceloteh kalau ketemu singkapan, tapi akan bungkam kalau disuruh 
mengidentifikasi  mana teras-teras sungai mana tebing patahan aktif, mana 
alluvial mana collovial, dlsb;  dan bagaimana proses geologi yang membentuk 
bentang alam ‘destruktif’ 

Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-26 Terurut Topik bob yuris
Pak Danny, 
 
Melihat kualitas jalan yang ada, dulu saya juga pernah berfikir kalau Insinyur 
sipil kita kalah hebat dengan Insinyur Londo. 
Ternyata saya keliru, urusan mutu jalan ini bukan berkaitan dengan penguasaan 
teknologi tetapi lebih pada besarnya upeti.
 
Bob Yuris Candra
Independent Palynologist
 

From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, February 27, 2012 8:14 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR


:) :) :) sesungguhnya kalau mslh batubata, sampai sekarang masih ada yang 
bagus. Masalah ukuran itu disesuaikan dgn standard dari PU. Bahkan sesungguhnya 
termasuk kekuatan juga ada di SNI.
Kalau Dany dapat yang jelek itu masalah memilih saja. 
Kalau aku bilang secara umum ada rupa ada harga kalau tdk sesuai itu tertipu 
atau memamng tidak tau :):):) kalau ada yang bagus :):):):)

Kehilangan kepribadian bangsa ini terjadi itu setelah masa reformasi, maunya 
disebut negara demokrasi. Ini kan hasil pendidikan modern
al: islam liberal, para tokoh reformasi, merasa bahwa kepribadian indonesia 
kurang pas hk hk hk.

Masih banyak kok orang indonesia berkepribadian baik dan sehat.

Ih nanti kepanjangan deh. Meleset dari geologi.
Salam. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com 
Date: Mon, 27 Feb 2012 07:44:23 +0700
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

Selamat pagi.
Wah, Pak Ban ini serius amat ya J
Kan lebih baik menjadi orang waras yang merasa ‘masih kurang waras’ disbanding 
orang edan yang merasa paling waras…wk wk wk
Perihal apakah kepribadian dan kebudayaan di Jaman Kejayaan Kerajaan (sebelum 
1500 M) ‘selaras’ dengan kebufayaan manusia Indonesia sekarang adalah hal yang 
tidak sederhana tentunya, tapi yang jelas masa kita sekarang dipisahkan oleh 
ratusan tahun masa kolonial dari jaman kejayaan itu.  Dan kita dengan berbagai 
cara dibuat ‘hilang ingatan’ akan jati diri dan akar (sejarah) bangsa (oleh 
para penjajah).  Jangan-jangan usaha ini masih di-“maintain” sampai sekarang 
(secara terselubung).
 
Sekedar contoh kecil.  Bangunan Candi Batujaya dari abad 4 Masehi, khususnya 
kualitas batubatanya itu luarbiasa bagusnya (dan sudah teruji ketahanannya 
selama 1600 tahun).  Kata orang ahli material jauh lebih bagus dari umumnya 
batubata jaman sekarang.  Nah, bisa dibilang perkembangan teknologi yang tidak 
selaras bukan?  Orang jaman sekarang umumnya hanya tahu kehebatan 
bangunan-bangunan yang dibuat Belanda saja.
 
Wass
DHN
 
 
 
From:Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Monday, February 27, 2012 4:34 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
 
Mohon ijin, ikut nimbrung, mungkin salah besar.

Wah kalau keselarasan pra sejarah ke sejarah agak sulit yaa, krn buktinya tidak 
banyak, meskipun ada. Lha ini kan yang sedang dilacak oleh :DHN AB EJ AA SBY
TuranggaSeta, juga para arkeolog meskipun konsepnya beda.

Kalau jaman kerajaan ke sekarang yaa jelas selaras, semua tercatat. Bukti 
peninggalan berupa karya pujangga masih digunakan di banyak kalangan, perilaku 
sopan santun, acara adat, bela diri, musik, ilmu pengobatan dll masih ada dan 
masih nyambung.

Mungkin erosi budaya dan pendidikan sekuler itu yang menyebabkan rasa ketidak 
selarasan para ilmuwan muda karena bertentangan dgn pola pikir dunia 
barat/baru.

Lha budaya tidak waras itu apakah budaya yang tidak punya kaitan dengan budaya 
kearifan yang masih dipergunakan oleh masyarakat umum, atau budaya yang tidak 
nurut pola pikir dunia modern?
Wah aku kagak ngerti juga; mari pencetus ungkapan, jelaskan apa yang sdr 
maksud, lha aku kan bukan budayawan
Salam n selamat pagi.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com 
Date: Sun, 26 Feb 2012 10:09:53 -0800 (PST)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
 
Saya justru tertarik dengan candanya Pak DHN. Bisa dieksplorasikah Pak bagian 
ketidakselarasan budaya dan budaya yang kurang waras? Makasih duluan...
 
tabik
bosman batubara 
 
From:Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, February 26, 2012 3:52 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
 
Artikel yang sangat menarik dan bagus. 
Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi konsep 
dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban termasuk 
IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak  kontinyu tapi terputus atau 
dapat ter-reset oleh bencana katastrofis.  Demikian juga konsep IPTEK (macam, 
prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan yang kita kenal 
sekarang.  Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa sejarah yang didominasi 
oleh susut laut – turunnya muka airlaut, sehingga banyak wilayah yang terkena 
dampak sedimentasi dan pendangkalan.  Ini benar karena dari Mid-Holocene sampai 
kurang lebih 100 tahun lalu 

Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-26 Terurut Topik Bandono Salim
Hehe potongan 13, 30 sd 40 mas. Mana bisa bagus? Termasuk banguna sekolah, 
bantuan bencana dll.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: bob yuris bopol...@yahoo.com
Date: Mon, 27 Feb 2012 09:32:11 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Pak Danny, 
 
Melihat kualitas jalan yang ada, dulu saya juga pernah berfikir kalau Insinyur 
sipil kita kalah hebat dengan Insinyur Londo. 
Ternyata saya keliru, urusan mutu jalan ini bukan berkaitan dengan penguasaan 
teknologi tetapi lebih pada besarnya upeti.
 
Bob Yuris Candra
Independent Palynologist
 

From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, February 27, 2012 8:14 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR


:) :) :) sesungguhnya kalau mslh batubata, sampai sekarang masih ada yang 
bagus. Masalah ukuran itu disesuaikan dgn standard dari PU. Bahkan sesungguhnya 
termasuk kekuatan juga ada di SNI.
Kalau Dany dapat yang jelek itu masalah memilih saja. 
Kalau aku bilang secara umum ada rupa ada harga kalau tdk sesuai itu tertipu 
atau memamng tidak tau :):):) kalau ada yang bagus :):):):)

Kehilangan kepribadian bangsa ini terjadi itu setelah masa reformasi, maunya 
disebut negara demokrasi. Ini kan hasil pendidikan modern
al: islam liberal, para tokoh reformasi, merasa bahwa kepribadian indonesia 
kurang pas hk hk hk.

Masih banyak kok orang indonesia berkepribadian baik dan sehat.

Ih nanti kepanjangan deh. Meleset dari geologi.
Salam. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com 
Date: Mon, 27 Feb 2012 07:44:23 +0700
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

Selamat pagi.
Wah, Pak Ban ini serius amat ya J
Kan lebih baik menjadi orang waras yang merasa ‘masih kurang waras’ disbanding 
orang edan yang merasa paling waras…wk wk wk
Perihal apakah kepribadian dan kebudayaan di Jaman Kejayaan Kerajaan (sebelum 
1500 M) ‘selaras’ dengan kebufayaan manusia Indonesia sekarang adalah hal yang 
tidak sederhana tentunya, tapi yang jelas masa kita sekarang dipisahkan oleh 
ratusan tahun masa kolonial dari jaman kejayaan itu.  Dan kita dengan berbagai 
cara dibuat ‘hilang ingatan’ akan jati diri dan akar (sejarah) bangsa (oleh 
para penjajah).  Jangan-jangan usaha ini masih di-“maintain” sampai sekarang 
(secara terselubung).
 
Sekedar contoh kecil.  Bangunan Candi Batujaya dari abad 4 Masehi, khususnya 
kualitas batubatanya itu luarbiasa bagusnya (dan sudah teruji ketahanannya 
selama 1600 tahun).  Kata orang ahli material jauh lebih bagus dari umumnya 
batubata jaman sekarang.  Nah, bisa dibilang perkembangan teknologi yang tidak 
selaras bukan?  Orang jaman sekarang umumnya hanya tahu kehebatan 
bangunan-bangunan yang dibuat Belanda saja.
 
Wass
DHN
 
 
 
From:Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Monday, February 27, 2012 4:34 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
 
Mohon ijin, ikut nimbrung, mungkin salah besar.

Wah kalau keselarasan pra sejarah ke sejarah agak sulit yaa, krn buktinya tidak 
banyak, meskipun ada. Lha ini kan yang sedang dilacak oleh :DHN AB EJ AA SBY
TuranggaSeta, juga para arkeolog meskipun konsepnya beda.

Kalau jaman kerajaan ke sekarang yaa jelas selaras, semua tercatat. Bukti 
peninggalan berupa karya pujangga masih digunakan di banyak kalangan, perilaku 
sopan santun, acara adat, bela diri, musik, ilmu pengobatan dll masih ada dan 
masih nyambung.

Mungkin erosi budaya dan pendidikan sekuler itu yang menyebabkan rasa ketidak 
selarasan para ilmuwan muda karena bertentangan dgn pola pikir dunia 
barat/baru.

Lha budaya tidak waras itu apakah budaya yang tidak punya kaitan dengan budaya 
kearifan yang masih dipergunakan oleh masyarakat umum, atau budaya yang tidak 
nurut pola pikir dunia modern?
Wah aku kagak ngerti juga; mari pencetus ungkapan, jelaskan apa yang sdr 
maksud, lha aku kan bukan budayawan
Salam n selamat pagi.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com 
Date: Sun, 26 Feb 2012 10:09:53 -0800 (PST)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
 
Saya justru tertarik dengan candanya Pak DHN. Bisa dieksplorasikah Pak bagian 
ketidakselarasan budaya dan budaya yang kurang waras? Makasih duluan...
 
tabik
bosman batubara 
 
From:Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, February 26, 2012 3:52 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
 
Artikel yang sangat menarik dan bagus. 
Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi konsep 
dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban termasuk 
IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak  kontinyu tapi terputus atau 
dapat ter-reset oleh bencana katastrofis.  Demikian juga konsep IPTEK 

RE: [iagi-net-l] Merekam diskusi atau mengontrol diskusi - ARTIKEL KORAN PR

2012-02-26 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Saya setuju dengan pikiran/tulisan Pak Vicky. Pak Vicky dan Pak Paulus sudah 
memberikan yang baik untuk IAGI-net dalam hal merekamnya melalui modul arsip 
diskusi di IAGI-net yang sangat membantu penelusuran diskusi-diskusi yang telah 
berlalu. Pak Vicky dan Pak Paulus pun ringan tangan membantu kelancaran anggota 
baru masuk milis atau kalau ada problem teknis dengan milis. Untuk 
memoderasinya tentu tak mudah, lebih-lebih yang kita lakukan untuk IAGI-net 
semuanya adalah di tengah kesibukan kita. Kadang-kadang kalau ada diskusi yang 
panas dan menjurus menyerang pribadi-pribadi, seperti pernah terjadi beberapa 
kali, Pak Vicky dan Pak Paulus suka memperingatinya. Kalau sangat diperlukan 
dan tak bisa diperingati lagi, barangkali memblokade postingan-nya.

Suatu milis yang terbuka yang memuat tulisan-tulisan serius sampai sekedar 
celetukan beberapa kata dari ratusan anggotanya atau lebih tentu sukar 
dimoderasi, lebih-lebih karena tak ada waktu untuk melakukannya. Tetapi dari 
kita semua saya pikir sebenarnya dapat bijak menulis, juga bijak memilih 
mana-mana yang perlu dibaca secara serius dan menyimpannya, atau cukup langsung 
dihapus saja tanpa membuka apalagi membacanya.

Pak Vicky dan Pak Paulus juga pernah memposting etiket berdiskusi melalui 
milis, itu baik untuk diingat-ingat lagi.

Kebebasan berpendapat harus diutamakan, tetapi tetap disampaikan dengan cara 
yang santun dan bertanggung jawab. Saat berdebat, berdebatlah dengan elegan, 
tak perlu menyerang pribadi-pribadi karena itu tidak produktif dan negatif.

Salam,
Awang -anggota milis IAGI dari tahun 1999.

From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com]
Sent: 26 Februari 2012 5:44
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Merekam diskusi atau mengontrol diskusi - ARTIKEL KORAN PR

2012/2/26 andangbacht...@yahoo.commailto:andangbacht...@yahoo.com
Note: mudah2an kawan2 admin milis ini (selain PTA, pak ketum RDP juga khan?) 
bisa lebih aktif juga memoderasi diskusi suatu thread shg lebih banyak manfaat 
yg bisa diambil drpd sekedar saling berbalas melontar pernyataan yg tdk 
essensial...

Pak ADB dan juga kawan-kawan IAGI lainnya.

Hiruk pikuk soal keberadaan piramida saat ini maupun hiruk pikuk soal Lusi 
dimasa lalu, merupakan sebuah peristiwa langka di dunia sains di Indonesia 
khususnya ilmu kebumian (kegeologian). Tidak banyak komunitas sains di 
Indonesia yang berhasil menguak, memeras otak keringan dan waktu, serta 
memuntahkan ilmu-ilmu dibenak para profesionalnya karena adanya suatu 
peristiwa. Geologi khususnya IAGI sudah memulai sejak lama dengan dialog 
terbuka dan terekam sejak awalnya.
fyi, dokumentasi diskusi IAGI sudah terekam dan terbuka sejak 2002 di 
http://www.mail-archive.com/iagi-net@iagi.or.id/msg1.html
Saat melakukan perekaman diskusi ini, saya dan Paulus Tangke Allo (PTA) selalu 
melaksanakan tugas sebagai administrator, kami bukanlah moderator. Sehingga 
yang kami lakukan adalah merekam semua peristiwa (diskusi) ini sebagai bekal 
dan warisan kepada generasi penerus IAGI nantinya. Ini juga karena kami merasa 
adanya kegagalan di IAGI dalam merekam peristiwa perjalanan sejarah IAGI.

Menurut kami bukan hal penting memoderasi atau mengatur diskusi di mailist ini. 
Kami di dunia-maya IAGI melakukan tugas administrtatif mengatur lalu lintas 
email hanya demi safety dan security dalam artian menghindari virus serta 
menghindari kemacetan dan kemandegan diskusi. Saya dan Paulus sejak sepuluh 
tahun lalu mencoba memberikan services terbaik dalam komunikasi dan 
dokumentasi. Sayang memang beberapa dokumentasi di web yang lama tidak 
terselamatkan karena satu dan lain hal termasuk kena hack dsb. Namun satu hal 
yang selalu kami hindari adalah menyetop sebuah diskusi. Kalau diperlukan 
memang sudah semestinya ketua IAGI yang mempunyai kemampuan ini. Walaupun saya 
saat ini juga sebagai Ketua Umum IAGI, namun menyetop sebuah diskusi atau 
mengatur jalannya (isi diskusi) bukanlah hal mudah.

Yang penting kedewasaan dan mendokumentasikan sebuah topik diskusi.

Sulit mendefinisikan kedewasaan dalam lingkungan yang sudah memiliki kebebasan 
berbicara saat ini. Siapa saja berhak mendefinisikan kedewasaan. Namun kalau 
kita telaah lebih lanjut, sebenernya masing-masing anggota IAGI tahu dan 
mengerti akan batas dan rasa dalam menunjukkan kedewasaanya atau 
kekanak-kanakannya. Sehingga moderasi atau mengatur jalannya diskusi supaya 
mengarah ke satu titik menjadi tidak mudah. Namun yang lebih penting adalah 
mensarikan atau menulis ulang disksui ini menjadi sebuah cerita atau sebuah 
artikel supaya lebih mudah enak dibaca. Saya selalu gagal melakukannya. Dua 
tiga kali saya mencoba mensarikan ternyata diskusinya masih terus berkembang.

Mendokumentasi sebuah topik diskusi ini merupakan tugas divisi dunia maya yang 
belum pernah kesampaian. Mendokumentasi khusus dalam blog untuk sebuah uraian 
yg pantas masuk dalam blog iagi 
(http://geologi.iagi.or.idhttp://geologi.iagi.or.id/) ini saja yang sudah 
dilakukan.
Monggo 

Re: [iagi-net-l] Merekam diskusi atau mengontrol diskusi - ARTIKEL KORAN PR

2012-02-26 Terurut Topik julianusginting00
Saya sependapat dgn Pak Awang,salut buat Pak Vicky dan Pak Paulus yg telah rela 
hati bahkan wktu untuk merekam diskusi yg ada.untuk memoderasi memang tidaklah 
mudah,disamping sebagian besar anggota maupun pengurus IAGI sibuk dlm bekerja 
tentunya butuh tenaga yg extra utk memoderasinya.menanggapi mslh diskusi yg 
tulisannya telah mulai menyerang pribadi seseorang harap segera dihentikan.saya 
adalah salah satu yg memang tdk memperdulikan kata2 ataupun kalimat yg terkesan 
menyerang pribadi2.perlu sikap yg bijak dlm memilah kata sehingga tdk 
menyinggung pribadi org dan tetap menjaga tutur kata sehingga diskusi yg ada 
bisa menjadi diskusi yg elegan,bermartabat serta bersifat ilmiah dan yg bisa 
dipertanggungjawabkan.sekali lg salut utk Pak Vicky dan Pak Paulus, sy sbg 
anggota sgt berterimakasih kpd bpk2 ini. Salam, 
   Julianus®
3936 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Awang Harun Satyana aha...@bpmigas.go.id
Date: Mon, 27 Feb 2012 01:47:11 
To: 'iagi-net@iagi.or.id'iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Merekam diskusi atau mengontrol diskusi - ARTIKEL
 KORAN PR
Saya setuju dengan pikiran/tulisan Pak Vicky. Pak Vicky dan Pak Paulus sudah 
memberikan yang baik untuk IAGI-net dalam hal merekamnya melalui modul arsip 
diskusi di IAGI-net yang sangat membantu penelusuran diskusi-diskusi yang telah 
berlalu. Pak Vicky dan Pak Paulus pun ringan tangan membantu kelancaran anggota 
baru masuk milis atau kalau ada problem teknis dengan milis. Untuk 
memoderasinya tentu tak mudah, lebih-lebih yang kita lakukan untuk IAGI-net 
semuanya adalah di tengah kesibukan kita. Kadang-kadang kalau ada diskusi yang 
panas dan menjurus menyerang pribadi-pribadi, seperti pernah terjadi beberapa 
kali, Pak Vicky dan Pak Paulus suka memperingatinya. Kalau sangat diperlukan 
dan tak bisa diperingati lagi, barangkali memblokade postingan-nya.

Suatu milis yang terbuka yang memuat tulisan-tulisan serius sampai sekedar 
celetukan beberapa kata dari ratusan anggotanya atau lebih tentu sukar 
dimoderasi, lebih-lebih karena tak ada waktu untuk melakukannya. Tetapi dari 
kita semua saya pikir sebenarnya dapat bijak menulis, juga bijak memilih 
mana-mana yang perlu dibaca secara serius dan menyimpannya, atau cukup langsung 
dihapus saja tanpa membuka apalagi membacanya.

Pak Vicky dan Pak Paulus juga pernah memposting etiket berdiskusi melalui 
milis, itu baik untuk diingat-ingat lagi.

Kebebasan berpendapat harus diutamakan, tetapi tetap disampaikan dengan cara 
yang santun dan bertanggung jawab. Saat berdebat, berdebatlah dengan elegan, 
tak perlu menyerang pribadi-pribadi karena itu tidak produktif dan negatif.

Salam,
Awang -anggota milis IAGI dari tahun 1999.

From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com]
Sent: 26 Februari 2012 5:44
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Merekam diskusi atau mengontrol diskusi - ARTIKEL KORAN PR

2012/2/26 andangbacht...@yahoo.commailto:andangbacht...@yahoo.com
Note: mudah2an kawan2 admin milis ini (selain PTA, pak ketum RDP juga khan?) 
bisa lebih aktif juga memoderasi diskusi suatu thread shg lebih banyak manfaat 
yg bisa diambil drpd sekedar saling berbalas melontar pernyataan yg tdk 
essensial...

Pak ADB dan juga kawan-kawan IAGI lainnya.

Hiruk pikuk soal keberadaan piramida saat ini maupun hiruk pikuk soal Lusi 
dimasa lalu, merupakan sebuah peristiwa langka di dunia sains di Indonesia 
khususnya ilmu kebumian (kegeologian). Tidak banyak komunitas sains di 
Indonesia yang berhasil menguak, memeras otak keringan dan waktu, serta 
memuntahkan ilmu-ilmu dibenak para profesionalnya karena adanya suatu 
peristiwa. Geologi khususnya IAGI sudah memulai sejak lama dengan dialog 
terbuka dan terekam sejak awalnya.
fyi, dokumentasi diskusi IAGI sudah terekam dan terbuka sejak 2002 di 
http://www.mail-archive.com/iagi-net@iagi.or.id/msg1.html
Saat melakukan perekaman diskusi ini, saya dan Paulus Tangke Allo (PTA) selalu 
melaksanakan tugas sebagai administrator, kami bukanlah moderator. Sehingga 
yang kami lakukan adalah merekam semua peristiwa (diskusi) ini sebagai bekal 
dan warisan kepada generasi penerus IAGI nantinya. Ini juga karena kami merasa 
adanya kegagalan di IAGI dalam merekam peristiwa perjalanan sejarah IAGI.

Menurut kami bukan hal penting memoderasi atau mengatur diskusi di mailist ini. 
Kami di dunia-maya IAGI melakukan tugas administrtatif mengatur lalu lintas 
email hanya demi safety dan security dalam artian menghindari virus serta 
menghindari kemacetan dan kemandegan diskusi. Saya dan Paulus sejak sepuluh 
tahun lalu mencoba memberikan services terbaik dalam komunikasi dan 
dokumentasi. Sayang memang beberapa dokumentasi di web yang lama tidak 
terselamatkan karena satu dan lain hal termasuk kena hack dsb. Namun satu hal 
yang selalu kami hindari adalah menyetop sebuah diskusi. Kalau diperlukan 
memang sudah semestinya ketua IAGI yang 

Re: [iagi-net-l] Nasehat Imran pada anaknya... Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-26 Terurut Topik kartiko samodro
kalau di jawa ada istilah sarasehan...

sarasehan itu beda dengan ngadu ilmu...kalau ngadu ilmu itu ada yang menang
ada yang kalah,
Dalam sarasehan kita boleh mengutarakan pendapat / ilmu kedigdayaan kita
masing masing tapi dalam konteks sharing dan saling belajar bersama...tidak
ada yang menang dan kalah karena memang tidak ada penilaian..semua hasil
dan manfaat diserahkan pada peserta sarasehan itu sendiri...semua
senang,semua gembira karena semua mendapat manfaat dan tambahan ilmu.
syarat sarasehan memang kita harus mengosongkan diri dan terbuka agar kita
bisa mendapat manfaatnya.

Mari lanjutkan sarasehan kita agar makin memperkaya ilmu dan pengetahuan
kita masing masing.


  --
 *From: *andangbacht...@yahoo.com
 *Date: *Sun, 26 Feb 2012 05:40:01 +
 *To: *iagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 Mas Avi, Al Hajj,
 Nyuwun sewu juga, mudah2an semakin memanjat usia kita semakin dimudahkan
 oleh Gusti Allah untuk menyebarkan kata2 dan kalimat2 toyibah yg
 menenangkan, terutama di pergaulan ilmiah seperti di IAGI-NET ini.

 Bahkan menegur orang dg Mangkanya jangan asal ngomong tapi dipikir dulu
 pun saya pikir agak mengkalutkan, bukan malah menenangkan. Karena kita tahu
 persis teguran tsb ditujukan pada scientist peneliti yg sudah banyak pula
 menuliskan pemikirannya di jurnal2 ilmiah baik di dalam maupun di luar
 negeri yg insyaallah sudah dipikirkan betul dan ditimbang2 kalimat2 yg akan
 dituliskannya.

 Selain itu pernyataan bahwa saya dan Danny mungkin sdh tidak ada masalah
 perut sehingga tertarik mempelajari Holocene sediment, nampaknya perlu
 dikoreksi juga. Dalam riset2 sebagai sedimentologist saya juga harus sering
 berhubungan dg sedimen
 Kwarter - Holosen, spt delta Mahakam modern, Endapan Danau Toba, Delta
 Cimanuk, Sungai Tamiang, dsb,... Selain itu Danny sbg earthquake geologist
 otomatis juga berhubungan dg peristiwa2 (dan sedimen2) Holosen-lah. Jadi
 itu semua adalah adalah masalah militansi riset, kepedulian, dan tentui
 saja profesionalisme. Kalau kita mengkampanyekan dg benar riset2 spt yg
 kami lakukan kepada anak2 geologi (yang baru lulus), insyaallah akan makin
 banyak yang mau terjun terlibat dalam usaha2 mitigasi bencana. Dan
 selanjutnya akan makin banyak sumberdaya alam yg telah ditemukan bisa lebih
 diefisienkan penggunaannya untuk hidup berdampingan dg potensi bencana.

 Sebagian dari kita mungkin tidak terlalu beruntung bisa meluaskan wawasan
 keilmuan di luar bidang profesi yg kita geluti. Tetapi tentunya itu tidak
 membuat kita terus menutup diri dan menganggap kebenaran persepsi kita
 adalah segalanya (kebenaran kita yg paling benar). Kalau kita tidak
 mengerti suatu disiplin ilmu lain secara mendalam, marilah kita belajar
 menyimak dan mendengarkan dengan baik, supaya bisa mendapatkan berkah
 hidayah pengetahuan yg bermanfaat darinya. Kalau ingin bertanya dan
 beropini, marilah bertanya, berdiskusi, beropini dengan sehat, sopan,
 santun dan menyenangkan.

 Insyaallah semua jadi berkah, kalau kita bisa saling menyebarkan ukhuwah.

 Salam Njagong (Reunian) juga, cak!!!

 ADB

 Note: mudah2an kawan2 admin milis ini (selain PTA, pak ketum RDP juga
 khan?) bisa lebih aktif juga memoderasi diskusi suatu thread shg lebih
 banyak manfaat yg bisa diambil drpd sekedar saling berbalas melontar
 pernyataan yg tdk essensial...
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 --
 *From: *rakhmadi.avia...@gmail.com
 *Date: *Sun, 26 Feb 2012 04:46:03 +
 *To: *iagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 Mangkanya jangan asal ngomong tapi dipikir dulu kalo memang nulis lewat
 desk top dibaca lagi, karena topik anda ini menurut saya agak antagonis
 dari main stream science. Saya kira anda dan ADB tidak ada masalah perut
 mungkin tapi buat adik2 yg belum lulus dan akan lulus tentu mrk lebih
 senang mempelajari yg bisa menghasilkan uang banyak jadi wajar kalo mereka
 tidak terarik dg holocene sedimen

 Avi 0666
 Lagi jagong
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 --
 *From: *Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
 *Date: *Sun, 26 Feb 2012 11:35:25 +0700
 *To: *iagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

  Mohon tidak dicampur-adukan dengan Kualitas Lulusan Pak.

 Yang saya ulas hanya tentang pengembangan/pendidikan bidang geologi yang
 mempelajari proses dan bentang alam muda/sekarang (Kuarter – Resen),
 termasuk Geologi Kuarter, patahan aktif, gunung api, kebencanaan, dan
 arkeo-geologi.  Senada dengan apa yang dikemukakan olek Pak Zaim ttg
 kurangnya minat mahasiswa di bidang yang beliau ajarkan.

 Silahkan teman-teman dosen yang lebih punya pengetahuan tentang masalah
 ini berkontribusi, supaya berimbang wacana-nya.

 ** **

 Sejalan dengan wacana ini, alangkah baiknya melihat “the big picture”
 dibalik masalah 

Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

2012-02-26 Terurut Topik kartiko samodro
beresin dulu e-ktp...baru Indonesia bisa dibenerin

2012/2/26 Ismail lia...@indo.net.id

 Jadi banjir ini masalah teknis atau sosial ujung ujungnya , rekomendasinya
 nanti kan tata kembali di hulu sungai artinya penggusuran villa villa atau
 bangunan lainnya , bersihkan sepanjang aliran sungai padahal semua bantaran
 sungai sdh penuh bangunan jd harus digusur , sediakan tempat genangan untuk
 parkir air , padahal semua situ/danau/rawa di jakarta ini sdh habis untuk
 mall dan realestate maupun bangunan lainya bahkan lahan kosongnya tinggal
 kurang dari 9% padahal minimal 25% , jadi penggusuran lagi , makanya Banjir
 ini sebetulnya masalah sosial jadi orang sosial yg menyelesaikannya . . .
 Tak iye


 Ism
 Sent by Liamsi's Mobile Phone
 --
  *From: *mufar...@gmail.com
 *Date: *Sat, 25 Feb 2012 14:14:11 +
   *To: *iagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan
 Banjir

 Hitung-hitungan model nya sih bisa di buat ya, tapi kalo nanti sudah
 menyentuh masalah sosial baru akan pusing. Ketika pemerintah menggusur
 rumah warga krn tidak sesuai peruntukan, LSM akan teriak ( mas Bosman ikut
 teriak juga gak nanti hehehe)
 Jadi inget kampung di kalimantan, rumah saya dulu di pinggir sungai yg
 jernih dan lebar, skrg sungainya hilang diganti rumah-rumah penduduk,
 termasuk rumah2 oknum pegawai PU yg notabene harusnya tau aturan, apa mau
 dikata? Banjir tiap hujan besar gak bisa dihindari
 Kasus begini gimana caranya memberantas ya?

 Salam
 Razi
 --
 *From: *bosman batubara bosman200...@yahoo.com
 *Date: *Sat, 25 Feb 2012 03:53:59 -0800 (PST)
 *To: *iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan
 Banjir

  Saya sepakat Pakdhe soal persahabatan itu. Adapun judul tulisan yang
 saya buat Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantas Banjir hanyalah sebuah
 alternatif. Ide utamanya adalah sebuah superbody yang bisa menerobos semua
 masalah sekat2 administrasi (DKI vs Jabar) serta ketidaksinergian antar
 institusi2, yang selama ini menjadi salah satu pokok persoalan. Soal nama,
 aku pikir itu bisa didiskusikan kelak, sepanjang kita sudah sepakat soal
 substansi2 permasalahannya.

 *tabik*
 *bosman batubara ***

   --
 *From:* Bandono Salim bandon...@gmail.com
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Sent:* Saturday, February 25, 2012 12:45 PM
 *Subject:* Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan
 Banjir

  Yang benar, bersahabatlah dengan air, angin, tanah dan api. Jangan ada
 istilah memberantas, membasmi, atu sejenisnya.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 --
 *From: *Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com
 *Date: *Sat, 25 Feb 2012 16:48:38 +0800 (SGT)
 *To: *iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan
 Banjir

  Banjir koq diberantas?? Yang benar saja. Sama halnya korupsi koq
 diberantas?
 Dalam ranah regulasi dan ilmu pengetahuan tentang bencana, yang pas adalah
 adaptasi dan mengurangi resiko banjir. Banjir harus terjadi. Yang bisa
 dikelola dengan ilmu dan teknologi, dan sikap kita adalah adaptasi dan
 mitigasi terhadap banjir.
 Lalu yang diberantas itu banjir yang menggenang seperti di kalteng,
 jakarta, tuban selatan, lamongan, atau banjir bandang seperti di bahorok,
 pacet, jember? hehehehe

 salam, agus hend

   --
 *From:* anwar.tau...@gmail.com anwar.tau...@gmail.com
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Sent:* Saturday, February 25, 2012 11:18 AM
 *Subject:* Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan
 Banjir

 
 Saya kira sekarang ini di republik kita ini rasanya semua badan2, lembaga2
 dan perangkat perundang2annya sudah cukup lengkap, malah samapai ada yang
 tumpang tindih. Problemnya hanya satu: pelaksanaannya di lapangan yang
 belum optimal.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 --
 *From: *Bandono Salim bandon...@gmail.com
 *Date: *Sat, 25 Feb 2012 04:00:22 +
 *To: *iagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan
 Banjir

 Biasa pak bagi2 duit utangan
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 --
 *From: *Ismail Zaini lia...@indo.net.id
 *Date: *Sat, 25 Feb 2012 09:53:53 +0700
 *To: *iagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan
 Banjir

 sebetulnya kalau masalah bencana alam ( spt Banjir ) kan sudah ada Badan (
 BNPB ) yg nangani Bencana  tsb , kenapa harus bikin bikin lagi Komisi baru
 nanti malah kebanyakan Komisinya..,
 Tugas Badan ini kan sudah jelas nangani bencana mulai pra bencana (
 penanggulangan ) , sampai paska bencana ( rehabilitasi ),  lha pra bencana
 ini kan 

Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

2012-02-26 Terurut Topik Fajar Lubis
Kalau para ahlinya sudah menyerah... bagaimana dengan rakyatnya dong :))

Dulu saya pernah posting disini ..bahwa banjir ini akan datang dan datang lagi,

Apa yang dikerjakan oleh Bank Dunia di Jakarta dan juga Cekungan Bandung 
(Citarum project), menurut saya, akan berpacu dengan tingkat pertumbuhan 
penduduk yang luar biasa dan kesenjangan pengetahuan masyarakat. Mari kita 
bersama-sama mengevaluasi hasilnya.

Dalam Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional tahun lalu, hal ini juga menjadi bahan 
evaluasi ,beberapa kesimpulannya:
1. Konsep hidup di daerah bencana (living in disaster area) harus terus 
disosialisasikan.
2. Target dari konsep ini adalah pemahaman mengenai pola adaptasi masyarakat 
dan para pengambil keputusan: contoh ekstrim mungkin seperti yang diceritakan 
oleh eyang kakung dalam postingnya toh banjir hanya 2-3 minggu masih ada 
minggu-minggu lain untuk...


Salam,
Fajar (2441)
Harapan itu masih ada

 



 From: Ismail lia...@indo.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, February 26, 2012 7:27 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
 

Jadi banjir ini masalah teknis atau sosial ujung ujungnya , rekomendasinya 
nanti kan tata kembali di hulu sungai artinya penggusuran villa villa atau 
bangunan lainnya , bersihkan sepanjang aliran sungai padahal semua bantaran 
sungai sdh penuh bangunan jd harus digusur , sediakan tempat genangan untuk 
parkir air , padahal semua situ/danau/rawa di jakarta ini sdh habis untuk mall 
dan realestate maupun bangunan lainya bahkan lahan kosongnya tinggal kurang 
dari 9% padahal minimal 25% , jadi penggusuran lagi , makanya Banjir ini 
sebetulnya masalah sosial jadi orang sosial yg menyelesaikannya . . . Tak iye

Ism

Sent by Liamsi's Mobile Phone


From:  mufar...@gmail.com 
Date: Sat, 25 Feb 2012 14:14:11 +
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
Hitung-hitungan model nya sih bisa di buat ya, tapi kalo nanti sudah menyentuh 
masalah sosial baru akan pusing. Ketika pemerintah menggusur rumah warga krn 
tidak sesuai peruntukan, LSM akan teriak ( mas Bosman ikut teriak juga gak 
nanti hehehe)
Jadi inget kampung di kalimantan, rumah saya dulu di pinggir sungai yg jernih 
dan lebar, skrg sungainya hilang diganti rumah-rumah penduduk, termasuk rumah2 
oknum pegawai PU yg notabene harusnya tau aturan, apa mau dikata? Banjir tiap 
hujan besar gak bisa dihindari
Kasus begini gimana caranya memberantas ya? 

Salam
Razi 


F

Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

2012-02-26 Terurut Topik Fajar Lubis
Pak Amien..


Saya tertarik dengan istilah kawasan resapan mutlak, terbatas dan terbatas 
ketat. Mohon penjelasan kriteria yang digunakannya..

Sebagai bahan diskusi, masalah menentukan daerah resapan pernah saya tulis di 
majalah on line berikut:

http://io.ppijepang.org/v2/index.php?option=com_k2view=itemid=173:bagaimana-menentukan-daerah-resapan-air-tanah-?


Salam,
Fajar (2441)

Tidak selalu sungai yang tidak berair lagi, karena mataairnya kering 




 From: amien widodo amienwid...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; Rovicky Dwi Putrohari 
rovi...@gmail.com 
Sent: Friday, February 24, 2012 7:47 AM
Subject: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
 

SELAMATKAN
AIR SEKARANG
 
Air
yang kita pakai untuk makan dan minum; wudlu danMCK berasal dari sungai, 
Surabaya dari K Brantas. 
Kuantitas
dan kualitas air yang mengalir sangat tergantung dengan perilaku masyarakat
yang bermukim di hulu sungai (kawasan resapan dan kawasan mata air).
Kita secara EKOLOGIS merupakan saudara
dan saling tergantung. Saat ini saudara kita yang bermukim di hulu sungai
sebagian besar kekurangan dalam berbagai hal termasuk miskin imu pengetahuan
ekologis. Mereka melakukan segalanya untuk memenuhi kebutuhannya termasuk
menebang hutan dan menjual kayunya. merekka idak tahu kalau mereka menebang
bisa mempengaruhi sungai di bawahnya.
Kita sebagai saudara bisa melakukan
banyak aktivitas untuk memberi/meningkatkan pengatahuan saudara ita yang
bermukim di kawasan hulu ini dan bisa memberi arahan teknologi meningkatkan
panen buah-buahan tanaman keras serta kita bisa membeli hasil bumi
(buah-buahan) secara terus menerus. Kita perlakukan saudara kita di kawasan
hulu sungai sebagai saudara/kerabat/partner/kawan
Fakta : beberapa tahun terakhir sudah
terjadi kekeringan hampir di seluruh Indonesia pada bulan September - Oktober
dan uang milyaran sudah dikeluarkan untuk mengatasi kekeringan itu. Padahal
kita tahu bahwa bulan September - Oktober memang musim kemarau  dan selama ini 
kita bisa melaluinya tanpa
bencana kekeringan. Ini tanda bahwa air yg meresap dan tersimpan di dalam tanah
sedikit atau tidak ada. Di beberapa daerah sudah mulai kehilangan mata air atau
jumlah mata air berkurang atau debit mata air mengecil SEHINGGA BANYAK SUNGAI
TIDAK BERAIR LAGI
 
Pada
kenyataanya pembabatan hutan juga menyebabkan berkurangnya tanah karena terjadi
peningkatan erosi dan longsor sehingga akan terjadi pengurangan tebal tanah
yang menutupi pegunungan. Andai ini tidak segera dicegah maka tanah penutup
akan habis sehingga gunung akan berubah menjadi gunung batu yang tidak akan
bisa ditanami.
 
Ancaman
kekeringan yang akan diikuti kebakaran hutan, erosi, longsor, banjir bandang,
banjir dan angin puting beliung serta sangat mungkin serangan hewan karena
terganggu habitatnya di pegunungan. Bahkan ketika kawasan gunung jadi
permukiman, air septik tank dan got akan meresap ke air tanah.
 
Kita
sebagai masyarakat bisa masuk memberi saran teknis kepada 
Presiden/Gubernur/Bupai/
Walikota  agar segera menetapkan KAWASAN
RESAPAN MUTLAK (tidaka ada hunian sama sekali), KAWASAN RESAPAN TERBATAS dengan
sedikit hunian (pedesaan), KAWASAN RESAPAN TERBATAS KETAT dengan hunian
permukiman modern dengan keharusan membangun air limbah komunal, dan usulan 
lain immediately


Selamatkan hutan di pegunungan,
selamatkan air, selamatkan tanah, selamatkan ekosistem dan selamatkan umat
manusia
 
AW

NB : 
IAGI-ITS rencananya akan mengadakan WORKSHOP SELAMATKAN AIR pada tg 23 April 
2012 (Hari Bumi) di ITS Surabaya. 
Bagi bapak-bapak dan ibu-ibu punya ide/teknologi/inovasi/tulisan bisa 
dikirimkan ke IAGI atau ke ITS


Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir

2012-02-26 Terurut Topik Bandono Salim
Ganti tu seluruh aparat, setelah yang jujur dan disiplin, baru beres negara ini.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com
Date: Mon, 27 Feb 2012 10:35:41 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
beresin dulu e-ktp...baru Indonesia bisa dibenerin

2012/2/26 Ismail lia...@indo.net.id

 Jadi banjir ini masalah teknis atau sosial ujung ujungnya , rekomendasinya
 nanti kan tata kembali di hulu sungai artinya penggusuran villa villa atau
 bangunan lainnya , bersihkan sepanjang aliran sungai padahal semua bantaran
 sungai sdh penuh bangunan jd harus digusur , sediakan tempat genangan untuk
 parkir air , padahal semua situ/danau/rawa di jakarta ini sdh habis untuk
 mall dan realestate maupun bangunan lainya bahkan lahan kosongnya tinggal
 kurang dari 9% padahal minimal 25% , jadi penggusuran lagi , makanya Banjir
 ini sebetulnya masalah sosial jadi orang sosial yg menyelesaikannya . . .
 Tak iye


 Ism
 Sent by Liamsi's Mobile Phone
 --
  *From: *mufar...@gmail.com
 *Date: *Sat, 25 Feb 2012 14:14:11 +
   *To: *iagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan
 Banjir

 Hitung-hitungan model nya sih bisa di buat ya, tapi kalo nanti sudah
 menyentuh masalah sosial baru akan pusing. Ketika pemerintah menggusur
 rumah warga krn tidak sesuai peruntukan, LSM akan teriak ( mas Bosman ikut
 teriak juga gak nanti hehehe)
 Jadi inget kampung di kalimantan, rumah saya dulu di pinggir sungai yg
 jernih dan lebar, skrg sungainya hilang diganti rumah-rumah penduduk,
 termasuk rumah2 oknum pegawai PU yg notabene harusnya tau aturan, apa mau
 dikata? Banjir tiap hujan besar gak bisa dihindari
 Kasus begini gimana caranya memberantas ya?

 Salam
 Razi
 --
 *From: *bosman batubara bosman200...@yahoo.com
 *Date: *Sat, 25 Feb 2012 03:53:59 -0800 (PST)
 *To: *iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan
 Banjir

  Saya sepakat Pakdhe soal persahabatan itu. Adapun judul tulisan yang
 saya buat Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantas Banjir hanyalah sebuah
 alternatif. Ide utamanya adalah sebuah superbody yang bisa menerobos semua
 masalah sekat2 administrasi (DKI vs Jabar) serta ketidaksinergian antar
 institusi2, yang selama ini menjadi salah satu pokok persoalan. Soal nama,
 aku pikir itu bisa didiskusikan kelak, sepanjang kita sudah sepakat soal
 substansi2 permasalahannya.

 *tabik*
 *bosman batubara ***

   --
 *From:* Bandono Salim bandon...@gmail.com
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Sent:* Saturday, February 25, 2012 12:45 PM
 *Subject:* Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan
 Banjir

  Yang benar, bersahabatlah dengan air, angin, tanah dan api. Jangan ada
 istilah memberantas, membasmi, atu sejenisnya.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 --
 *From: *Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com
 *Date: *Sat, 25 Feb 2012 16:48:38 +0800 (SGT)
 *To: *iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan
 Banjir

  Banjir koq diberantas?? Yang benar saja. Sama halnya korupsi koq
 diberantas?
 Dalam ranah regulasi dan ilmu pengetahuan tentang bencana, yang pas adalah
 adaptasi dan mengurangi resiko banjir. Banjir harus terjadi. Yang bisa
 dikelola dengan ilmu dan teknologi, dan sikap kita adalah adaptasi dan
 mitigasi terhadap banjir.
 Lalu yang diberantas itu banjir yang menggenang seperti di kalteng,
 jakarta, tuban selatan, lamongan, atau banjir bandang seperti di bahorok,
 pacet, jember? hehehehe

 salam, agus hend

   --
 *From:* anwar.tau...@gmail.com anwar.tau...@gmail.com
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Sent:* Saturday, February 25, 2012 11:18 AM
 *Subject:* Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan
 Banjir

 
 Saya kira sekarang ini di republik kita ini rasanya semua badan2, lembaga2
 dan perangkat perundang2annya sudah cukup lengkap, malah samapai ada yang
 tumpang tindih. Problemnya hanya satu: pelaksanaannya di lapangan yang
 belum optimal.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 --
 *From: *Bandono Salim bandon...@gmail.com
 *Date: *Sat, 25 Feb 2012 04:00:22 +
 *To: *iagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan
 Banjir

 Biasa pak bagi2 duit utangan
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 --
 *From: *Ismail Zaini lia...@indo.net.id
 *Date: *Sat, 25 Feb 2012 09:53:53 +0700
 *To: *iagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan
 Banjir

 

RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-26 Terurut Topik Sujatmiko
Yth. Pak Andang ,

 

Mohon beribu maaf kalau mang Okim keliru mengartikan tulisan sahabat kita Pak 
Danny. Mungkin hal ini terjadi karena mang Okim sehari-harinya banyak bergaul 
dan terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran sederhana dari masyarakat pengrajin 
batumulia. Mungkin karena itu pulalah pemikiran mang Okim menjadi sederhana 
saja  khususnya  dalam membaca dan menginterpretasi fenomena alam, yaitu 
menerapkan konsep-konsep geologi yang diajarkan di bangku kuliah ( ITB dan IFP 
), ditambah dengan pengalaman geologi praktis selama hampir 50 tahunan tanpa 
jedah ( mang Okim sudah diangkat sebagai  pegawai tugas belajar di Direktorat 
Geologi Bandung sejak tahun 1963 ). 

 

Kepada Pak Danny, maapin ya kalau remark mang Okim kurang / tidak berkenan. 
Walaupun semua itu diniatkan demi kebaikan kita semua, cara mang Okim 
menyampaikannya sering kurang bijak, padahal  di umur yang sudah senja ini , 
sebaiknya mang Okim harus lebih banyak mawas diri - - - ta’ iya ( terima kasih 
kepada  buku ESQ nya pak Ary Ginanjar yang mang Okim buka lagi sejak kemaren, 
khususnya yang membahas tentang Zero Mind Process dan menanamkan God Spot dalam 
diri kita ). Pesan khusus buat pak Danny dan Spouse, kalau kebetulan di 
Bandung, please do come ke regular meeting di Grand Royal Panghegar nanti malam 
pkl. 18.30. Thanks.

 

Wassalam,

 

Mang Okim

 

 

From: sanggam hutabarat [mailto:shthutaba...@yahoo.com] 
Sent: 26 Februari 2012 17:36
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Banggalah jd alumni Geol ITB, beda pendapat antar eks murid dan eks guru biasa, 
apalagi eks murid vs eks murid...sangat biasa itu...kalau enggak berbeda itu 
luar biasa..

 

thanks dr

penikmat diskusi geologi kwarter hingga kambrium/kambium

 

From: andangbacht...@yahoo.com andangbacht...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, 26 February 2012, 7:26
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Mang Okim yang saya hormati,

Nyuwun sewu,

Saya koq tidak melihat hubungan antara tuduhan yang Mang Okim alamatkan kepada 
Danny Hilman bhw dia melontarkan kata2 kurang pantas kpd para anak didik 
geologi ITB dg tulisan yg dipostingnya.

Kalau yg saya rasakan dari membaca postingan Danny tsb malahan dia 
mengapresiasi usaha2 perintisan geoakrkeologi yg sdh dilakuakn oleh beliau 
guru besar kita di ITB. Danny hanya mencoba menganalisis knapa usaha2 itu tdk 
berlanjut dg meriah, krn orientasi pendidikan kita yg lebih ke 
eksplorasi-eksploitasi sumberdaya alam (Danny menyebutkannya sbg tujuannya 
untuk eksplorasi tambang).

Terus terang saya jadi heran kenapa koq ada yg menangkap tulisan itu berbeda dr 
kesan saya ya?

Mudah2an kita semua selalu diberi kesabaran dan hidayah untuk selalu 
mengedepankan kebaikan dan ukhuwah.


Salam
ADB 

Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: miko m...@cbn.net.id 

Date: Sun, 26 Feb 2012 03:38:17 +

To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Pak Danny,

Semoga dosen-dosen geologi dasar, geologi struktur, geomorfologi dll, khususnya 
di lingkungan ITB tidak membaca judgement /penilaian Anda tentang kualitas para 
lulusannya.

Kata-kata celoteh, bungkam, lack of knowledge, dll. rasanya kurang pantas 
ditujukan kepada mereka yang telah digembleng oleh Prof. Katili, Prof Sukendar, 
Prof Koesoema, Prof.Sampurno, Prof Tjia Hong Djin, Prof Sartono, Prof Zaim, 
dll. Semoga lain kali lebih bijak ya Pak,

Salam prihatin,

Mang Okim 

From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com 

Date: Sun, 26 Feb 2012 09:52:49 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Artikel yang sangat menarik dan bagus. 

Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi konsep 
dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban termasuk 
IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak  kontinyu tapi terputus atau 
dapat ter-reset oleh bencana katastrofis.  Demikian juga konsep IPTEK (macam, 
prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan yang kita kenal sekarang. 
 Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa sejarah yang didominasi oleh susut 
laut – turunnya muka airlaut, sehingga banyak wilayah yang terkena dampak 
sedimentasi dan pendangkalan.  Ini benar karena dari Mid-Holocene sampai kurang 
lebih 100 tahun lalu muka airlaut global turun sekitar 2-3 meter.  Sebaliknya, 
dari 20.000 tahun (puncak Zaman Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130 
meter.  Jadi tentu banyak peradaban yang ‘terendam’.   Interaksi dari perubahan 
muka airlaut yang drastis, yang banyak diduga juga berkaitan dengan kejadian 
bencana katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban 
manusia ini belum banyak dieksplorasi.  Kami menduga kuat ada “ketidakselaran” 
budaya yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah dan Pra Sejarah; bahkan dari 
Jaman Kerajaan ke Jaman kita sekarang pun 

Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

2012-02-26 Terurut Topik amien widodo
P Fajar,

Saya share tulisan ini saya sangat berharap dari bapak-bapak dan ibu ibu 
semuanya tertarik dan mau menyumbangkan pikiran/tulisan/tekonologi untuk 
menyelamatkan air, karena saat ini air lebih banyak mengalir sebagai air 
banjir. 


Ada yang usul segera ditetapkan KAWASAN RESAPAN MUTLAK, KAWASAN RESAPAN 
TERBATAS, KAWASAN TERBATAS KETAT . Kurang jelasnya dimana pak? KAWASAN RESAPAN 
MUTLAK ( kawasan yang hanya untuk resapan, tidak boleh ada hunian sama sekali), 
KAWASAN RESAPAN TERBATAS (kawasan resapan dengan sedikit hunian (pedesaan), 
KAWASAN RESAPAN TERBATAS KETAT (kawasan resapan dengan hunian permukiman modern 
dan diharusan membangun air limbah komunal, 

Beberapa sungai di Jawa Timur yang dulunya berair saat musim kemarau sekarang 
tidak ada atau debitnya sangat kurang sehingga masyarakat menggunakan air tanah 
untuk pertanian. 

Ada usulan pak?

AW



 From: Fajar Lubis fajardich...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; amien widodo 
amienwid...@yahoo.com 
Sent: Sunday, February 26, 2012 7:56 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
 

Pak Amien..


Saya tertarik dengan istilah kawasan resapan mutlak, terbatas dan terbatas 
ketat. Mohon penjelasan kriteria yang digunakannya..

Sebagai bahan diskusi, masalah menentukan daerah resapan pernah saya tulis di 
majalah on line berikut:

http://io.ppijepang.org/v2/index.php?option=com_k2view=itemid=173:bagaimana-menentukan-daerah-resapan-air-tanah-?


Salam,
Fajar (2441)

Tidak selalu sungai yang tidak berair lagi, karena mataairnya kering 




 From: amien widodo amienwid...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; Rovicky Dwi Putrohari 
rovi...@gmail.com 
Sent: Friday, February 24, 2012 7:47 AM
Subject: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
 

SELAMATKAN
AIR SEKARANG
 
Air
yang kita pakai untuk makan dan minum; wudlu danMCK berasal dari sungai, 
Surabaya dari K Brantas. 
Kuantitas
dan kualitas air yang mengalir sangat tergantung dengan perilaku masyarakat
yang bermukim di hulu sungai (kawasan resapan dan kawasan mata air).
Kita secara EKOLOGIS merupakan saudara
dan saling tergantung. Saat ini saudara kita yang bermukim di hulu sungai
sebagian besar kekurangan dalam berbagai hal termasuk miskin imu pengetahuan
ekologis. Mereka melakukan segalanya untuk memenuhi kebutuhannya termasuk
menebang hutan dan menjual kayunya. merekka idak tahu kalau mereka menebang
bisa mempengaruhi sungai di bawahnya.
Kita sebagai saudara bisa melakukan
banyak aktivitas untuk memberi/meningkatkan pengatahuan saudara ita yang
bermukim di kawasan hulu ini dan bisa memberi arahan teknologi meningkatkan
panen buah-buahan tanaman keras serta kita bisa membeli hasil bumi
(buah-buahan) secara terus menerus. Kita perlakukan saudara kita di kawasan
hulu sungai sebagai saudara/kerabat/partner/kawan
Fakta : beberapa tahun terakhir sudah
terjadi kekeringan hampir di seluruh Indonesia pada bulan September - Oktober
dan uang milyaran sudah dikeluarkan untuk mengatasi kekeringan itu. Padahal
kita tahu bahwa bulan September - Oktober memang musim kemarau  dan selama ini 
kita bisa melaluinya tanpa
bencana kekeringan. Ini tanda bahwa air yg meresap dan tersimpan di dalam tanah
sedikit atau tidak ada. Di beberapa daerah sudah mulai kehilangan mata air atau
jumlah mata air berkurang atau debit mata air mengecil SEHINGGA BANYAK SUNGAI
TIDAK BERAIR LAGI
 
Pada
kenyataanya pembabatan hutan juga menyebabkan berkurangnya tanah karena terjadi
peningkatan erosi dan longsor sehingga akan terjadi pengurangan tebal tanah
yang menutupi pegunungan. Andai ini tidak segera dicegah maka tanah penutup
akan habis sehingga gunung akan berubah menjadi gunung batu yang tidak akan
bisa ditanami.
 
Ancaman
kekeringan yang akan diikuti kebakaran hutan, erosi, longsor, banjir bandang,
banjir dan angin puting beliung serta sangat mungkin serangan hewan karena
terganggu habitatnya di pegunungan. Bahkan ketika kawasan gunung jadi
permukiman, air septik tank dan got akan meresap ke air tanah.
 
Kita
sebagai masyarakat bisa masuk memberi saran teknis kepada 
Presiden/Gubernur/Bupai/
Walikota  agar segera menetapkan KAWASAN
RESAPAN MUTLAK (tidaka ada hunian sama sekali), KAWASAN RESAPAN TERBATAS dengan
sedikit hunian (pedesaan), KAWASAN RESAPAN TERBATAS KETAT dengan hunian
permukiman modern dengan keharusan membangun air limbah komunal, dan usulan 
lain immediately


Selamatkan hutan di pegunungan,
selamatkan air, selamatkan tanah, selamatkan ekosistem dan selamatkan umat
manusia
 
AW

NB : 
IAGI-ITS rencananya akan mengadakan WORKSHOP SELAMATKAN AIR pada tg 23 April 
2012 (Hari Bumi) di ITS Surabaya. 
Bagi bapak-bapak dan ibu-ibu punya ide/teknologi/inovasi/tulisan bisa 
dikirimkan ke IAGI atau ke ITS

Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

2012-02-26 Terurut Topik Bandono Salim
Pak amien, kearifan lama, ialah menjaga hutan, kearifan baru menebang hutan.
Jadi orang yang menganggap dirinya modern dan maju yang merusak siklus air, 
membangun industri di tempat air ngumpul dsb.
Meluruskan sungai bukan menyelesaikan maslah hanya memindah air dari satu 
temoat ketempat lain. 
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Fajar Lubis fajardich...@yahoo.com
Date: Mon, 27 Feb 2012 11:56:16 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id; amien 
widodoamienwid...@yahoo.com
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
Pak Amien..


Saya tertarik dengan istilah kawasan resapan mutlak, terbatas dan terbatas 
ketat. Mohon penjelasan kriteria yang digunakannya..

Sebagai bahan diskusi, masalah menentukan daerah resapan pernah saya tulis di 
majalah on line berikut:

http://io.ppijepang.org/v2/index.php?option=com_k2view=itemid=173:bagaimana-menentukan-daerah-resapan-air-tanah-?


Salam,
Fajar (2441)

Tidak selalu sungai yang tidak berair lagi, karena mataairnya kering 




 From: amien widodo amienwid...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; Rovicky Dwi Putrohari 
rovi...@gmail.com 
Sent: Friday, February 24, 2012 7:47 AM
Subject: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
 

SELAMATKAN
AIR SEKARANG
 
Air
yang kita pakai untuk makan dan minum; wudlu danMCK berasal dari sungai, 
Surabaya dari K Brantas. 
Kuantitas
dan kualitas air yang mengalir sangat tergantung dengan perilaku masyarakat
yang bermukim di hulu sungai (kawasan resapan dan kawasan mata air).
Kita secara EKOLOGIS merupakan saudara
dan saling tergantung. Saat ini saudara kita yang bermukim di hulu sungai
sebagian besar kekurangan dalam berbagai hal termasuk miskin imu pengetahuan
ekologis. Mereka melakukan segalanya untuk memenuhi kebutuhannya termasuk
menebang hutan dan menjual kayunya. merekka idak tahu kalau mereka menebang
bisa mempengaruhi sungai di bawahnya.
Kita sebagai saudara bisa melakukan
banyak aktivitas untuk memberi/meningkatkan pengatahuan saudara ita yang
bermukim di kawasan hulu ini dan bisa memberi arahan teknologi meningkatkan
panen buah-buahan tanaman keras serta kita bisa membeli hasil bumi
(buah-buahan) secara terus menerus. Kita perlakukan saudara kita di kawasan
hulu sungai sebagai saudara/kerabat/partner/kawan
Fakta : beberapa tahun terakhir sudah
terjadi kekeringan hampir di seluruh Indonesia pada bulan September - Oktober
dan uang milyaran sudah dikeluarkan untuk mengatasi kekeringan itu. Padahal
kita tahu bahwa bulan September - Oktober memang musim kemarau  dan selama ini 
kita bisa melaluinya tanpa
bencana kekeringan. Ini tanda bahwa air yg meresap dan tersimpan di dalam tanah
sedikit atau tidak ada. Di beberapa daerah sudah mulai kehilangan mata air atau
jumlah mata air berkurang atau debit mata air mengecil SEHINGGA BANYAK SUNGAI
TIDAK BERAIR LAGI
 
Pada
kenyataanya pembabatan hutan juga menyebabkan berkurangnya tanah karena terjadi
peningkatan erosi dan longsor sehingga akan terjadi pengurangan tebal tanah
yang menutupi pegunungan. Andai ini tidak segera dicegah maka tanah penutup
akan habis sehingga gunung akan berubah menjadi gunung batu yang tidak akan
bisa ditanami.
 
Ancaman
kekeringan yang akan diikuti kebakaran hutan, erosi, longsor, banjir bandang,
banjir dan angin puting beliung serta sangat mungkin serangan hewan karena
terganggu habitatnya di pegunungan. Bahkan ketika kawasan gunung jadi
permukiman, air septik tank dan got akan meresap ke air tanah.
 
Kita
sebagai masyarakat bisa masuk memberi saran teknis kepada 
Presiden/Gubernur/Bupai/
Walikota  agar segera menetapkan KAWASAN
RESAPAN MUTLAK (tidaka ada hunian sama sekali), KAWASAN RESAPAN TERBATAS dengan
sedikit hunian (pedesaan), KAWASAN RESAPAN TERBATAS KETAT dengan hunian
permukiman modern dengan keharusan membangun air limbah komunal, dan usulan 
lain immediately


Selamatkan hutan di pegunungan,
selamatkan air, selamatkan tanah, selamatkan ekosistem dan selamatkan umat
manusia
 
AW

NB : 
IAGI-ITS rencananya akan mengadakan WORKSHOP SELAMATKAN AIR pada tg 23 April 
2012 (Hari Bumi) di ITS Surabaya. 
Bagi bapak-bapak dan ibu-ibu punya ide/teknologi/inovasi/tulisan bisa 
dikirimkan ke IAGI atau ke ITS



Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

2012-02-26 Terurut Topik Bandono Salim
Hahaha pemikiran modern kalah sama kearifan kuno.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: amien widodo amienwid...@yahoo.com
Date: Mon, 27 Feb 2012 13:14:41 
To: Fajar Lubisfajardich...@yahoo.com; 
iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
P Fajar,

Saya share tulisan ini saya sangat berharap dari bapak-bapak dan ibu ibu 
semuanya tertarik dan mau menyumbangkan pikiran/tulisan/tekonologi untuk 
menyelamatkan air, karena saat ini air lebih banyak mengalir sebagai air 
banjir. 


Ada yang usul segera ditetapkan KAWASAN RESAPAN MUTLAK, KAWASAN RESAPAN 
TERBATAS, KAWASAN TERBATAS KETAT . Kurang jelasnya dimana pak? KAWASAN RESAPAN 
MUTLAK ( kawasan yang hanya untuk resapan, tidak boleh ada hunian sama sekali), 
KAWASAN RESAPAN TERBATAS (kawasan resapan dengan sedikit hunian (pedesaan), 
KAWASAN RESAPAN TERBATAS KETAT (kawasan resapan dengan hunian permukiman modern 
dan diharusan membangun air limbah komunal, 

Beberapa sungai di Jawa Timur yang dulunya berair saat musim kemarau sekarang 
tidak ada atau debitnya sangat kurang sehingga masyarakat menggunakan air tanah 
untuk pertanian. 

Ada usulan pak?

AW



 From: Fajar Lubis fajardich...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; amien widodo 
amienwid...@yahoo.com 
Sent: Sunday, February 26, 2012 7:56 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
 

Pak Amien..


Saya tertarik dengan istilah kawasan resapan mutlak, terbatas dan terbatas 
ketat. Mohon penjelasan kriteria yang digunakannya..

Sebagai bahan diskusi, masalah menentukan daerah resapan pernah saya tulis di 
majalah on line berikut:

http://io.ppijepang.org/v2/index.php?option=com_k2view=itemid=173:bagaimana-menentukan-daerah-resapan-air-tanah-?


Salam,
Fajar (2441)

Tidak selalu sungai yang tidak berair lagi, karena mataairnya kering 




 From: amien widodo amienwid...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; Rovicky Dwi Putrohari 
rovi...@gmail.com 
Sent: Friday, February 24, 2012 7:47 AM
Subject: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
 

SELAMATKAN
AIR SEKARANG
 
Air
yang kita pakai untuk makan dan minum; wudlu danMCK berasal dari sungai, 
Surabaya dari K Brantas. 
Kuantitas
dan kualitas air yang mengalir sangat tergantung dengan perilaku masyarakat
yang bermukim di hulu sungai (kawasan resapan dan kawasan mata air).
Kita secara EKOLOGIS merupakan saudara
dan saling tergantung. Saat ini saudara kita yang bermukim di hulu sungai
sebagian besar kekurangan dalam berbagai hal termasuk miskin imu pengetahuan
ekologis. Mereka melakukan segalanya untuk memenuhi kebutuhannya termasuk
menebang hutan dan menjual kayunya. merekka idak tahu kalau mereka menebang
bisa mempengaruhi sungai di bawahnya.
Kita sebagai saudara bisa melakukan
banyak aktivitas untuk memberi/meningkatkan pengatahuan saudara ita yang
bermukim di kawasan hulu ini dan bisa memberi arahan teknologi meningkatkan
panen buah-buahan tanaman keras serta kita bisa membeli hasil bumi
(buah-buahan) secara terus menerus. Kita perlakukan saudara kita di kawasan
hulu sungai sebagai saudara/kerabat/partner/kawan
Fakta : beberapa tahun terakhir sudah
terjadi kekeringan hampir di seluruh Indonesia pada bulan September - Oktober
dan uang milyaran sudah dikeluarkan untuk mengatasi kekeringan itu. Padahal
kita tahu bahwa bulan September - Oktober memang musim kemarau  dan selama ini 
kita bisa melaluinya tanpa
bencana kekeringan. Ini tanda bahwa air yg meresap dan tersimpan di dalam tanah
sedikit atau tidak ada. Di beberapa daerah sudah mulai kehilangan mata air atau
jumlah mata air berkurang atau debit mata air mengecil SEHINGGA BANYAK SUNGAI
TIDAK BERAIR LAGI
 
Pada
kenyataanya pembabatan hutan juga menyebabkan berkurangnya tanah karena terjadi
peningkatan erosi dan longsor sehingga akan terjadi pengurangan tebal tanah
yang menutupi pegunungan. Andai ini tidak segera dicegah maka tanah penutup
akan habis sehingga gunung akan berubah menjadi gunung batu yang tidak akan
bisa ditanami.
 
Ancaman
kekeringan yang akan diikuti kebakaran hutan, erosi, longsor, banjir bandang,
banjir dan angin puting beliung serta sangat mungkin serangan hewan karena
terganggu habitatnya di pegunungan. Bahkan ketika kawasan gunung jadi
permukiman, air septik tank dan got akan meresap ke air tanah.
 
Kita
sebagai masyarakat bisa masuk memberi saran teknis kepada 
Presiden/Gubernur/Bupai/
Walikota  agar segera menetapkan KAWASAN
RESAPAN MUTLAK (tidaka ada hunian sama sekali), KAWASAN RESAPAN TERBATAS dengan
sedikit hunian (pedesaan), KAWASAN RESAPAN TERBATAS KETAT dengan hunian
permukiman modern dengan keharusan membangun air limbah komunal, dan usulan 
lain immediately


Selamatkan hutan di pegunungan,
selamatkan air, selamatkan tanah, selamatkan ekosistem dan selamatkan umat
manusia
 
AW

NB : 
IAGI-ITS rencananya akan mengadakan WORKSHOP SELAMATKAN AIR pada tg 23 April 

Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

2012-02-26 Terurut Topik Fajar Lubis
Kurang jelasnya di kriteria hidrogeologinya pak,

Apa yang menjadi dasar kawasan itu resapan mutlak, terbatas dan terbatas ketat? 
Nilai infiltrasi, Intensitas curah hujan, besaran konduktifitas hidraulik, 
parameter kimia fisik atau parameter lainnya?

Kalau permasalahan penggunaan untuk hunian, itu adalah salahsatu implikasi tata 
ruangnya dan untuk yang satu ini kita juga harus mempertimbangkan unsur resapan 
buatan yang memungkinkan untuk mengatasi masalah ini.

Untuk permasalahan debit sungai yang berkurang, ini harus dilihat satu persatu 
masalahnya. Apakah karena semakin banyak pengguna? berkurangnya debit mataair 
atau(bisa ditambahkan jika perlu).


Salam,
Fajar (2114)
diskusi yang menarik.. atau kita pindah ke gelanggangnya Bang Bosman dulu?

 



 From: amien widodo amienwid...@yahoo.com
To: Fajar Lubis fajardich...@yahoo.com; iagi-net@iagi.or.id 
iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, February 27, 2012 12:14 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
 

P Fajar,

Saya share tulisan ini saya sangat berharap dari bapak-bapak dan ibu ibu 
semuanya tertarik dan mau menyumbangkan pikiran/tulisan/tekonologi untuk 
menyelamatkan air, karena saat ini air lebih banyak mengalir sebagai air 
banjir. 


Ada yang usul segera ditetapkan KAWASAN RESAPAN MUTLAK, KAWASAN RESAPAN 
TERBATAS, KAWASAN TERBATAS KETAT . Kurang jelasnya dimana pak? KAWASAN RESAPAN 
MUTLAK ( kawasan yang hanya untuk resapan, tidak boleh ada hunian sama sekali), 
KAWASAN RESAPAN TERBATAS (kawasan resapan dengan sedikit hunian (pedesaan), 
KAWASAN RESAPAN TERBATAS KETAT (kawasan resapan dengan hunian permukiman modern 
dan diharusan membangun air limbah komunal, 

Beberapa sungai di Jawa Timur yang dulunya berair saat musim kemarau sekarang 
tidak ada atau debitnya sangat kurang sehingga masyarakat menggunakan air tanah 
untuk pertanian. 

Ada usulan pak?

AW