RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Ulasan yang sangat relevan dan sangat menarik dari Pak Argo. Seperti di-email saya sebelumnya, penelitian 'geologi-gua' ini adalah frontier research yang luarbiasa. Seperti halnya terumbu karang di laut, karang digua ini adalah multi-proxy recorder yang luarbiasa untuk reknstruksi paleoclimate dan kejadian katastropik. Masing-masing punya lapisan tahun seperti kambrium di pohon dan juga bisa di-dating dengan sangat akurat (+/- beberapa tahun dan bahkan bulan!) oleh metoda U-Th radiometric dating. Bedanya kalau koral lapisan tahun ini 1-3 cm, tapi untuk stalagtit hanya 1-3 mm; jadi core stalagtit sepanjang 1 meter saja span datanya sampai 1000 tahun!. TIM RSES-ANU dan LIPI ini berambisi untuk merekonstruksi paleoclimate-environment sampai 500.000 tahun kebelakang. Dalam beberapa tahun mendatang data geologi-gua-tropis ini akan menjadi rival atau lebih tepatnya padanan untuk data dari kutub (ice-core) yang selama ini menjadi sumber data utama untuk plaeoclimate-environment. Masalahnya, memang tidak banyak ahli geologi atau mahasiswa yang rela menjadi 'manusia gua' di jaman modern sekarang ini J Wass DHN From: AWY [mailto:masargo...@yahoo.com] Sent: Sunday, February 26, 2012 1:27 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Sugeng siang, Semalam di NGC didongengkan tentang penyelidikan gua karst di Kepulauan Bahama. Gua ini sendiri saat ini sudah digenangi air dengan kedalaman s/d 100m. Beberapa peneliti terlibat dlm penelitian tsb, tdr dari beragam multi disiplin mulai dari arkeologi, paleontologi, geologist yang juga tentu saja para penyelam yang handal. Background penelitiannya sendiri salah satunya adalah untuk menyelidiki siapakah yang menemukan Amerika? Apakah ada Penemu sebelum Colombus?. Di gua di bawah air tersebut, yang tentu saja menantang dari segi keselamatan para peneliti - karena seringnya jatuhan dari stalagtit2nya - ditemukan beberapa tengkorak kepala yang seingat memiliki ciri khas suku ..., dicirikan dengan defect pada tengkorak tsb (bentuk kerucut), yang dikenal sebagai kebiasaan suku trsbt yaitu dengan mengikat anak kecil/bayi di papan, demikian juga kepala eh kelapanya :), yg menyebabkan bentuk khas tsb. Sehingga bisa ditarik kesipulan sebenarnya sktr 800-1000thn y.l. Sudah ada suku2 dari Amerika Selatan yang menyebrang melalui jembatan alami Kepulauan Karibia ke Amerika Utara. Dalam penelitian tersebut selain diambil tengkorak, juga diambil sampel stalagmit. Baru tahu saya, ternyata ketika stalagmit dibelah, secara bentukannya mirip kambium pohon, yang bisa digunakan utk menceritakan panjang pendeknya musim penghujan-kemarau dalam melalui garis2 kambium, sedangkan utk stalagmit ini bisa digunakan utk menceritakan bagaimana perubahan iklim berlangsung di dunia. Kepulauan Bahama ini sangat menarik karena kepulauan ini merupakan jalur arus laut atlantik yang dilewati oleh sirkulasi air panas dari afrika dan juga arus dingin dari kutub. Sehingga seperinya banyak koral2 yang senang hidup di kepulauan ini. Dari peristiwa perlarutan/ perkolasi koral (material karbonat) terbentuklah stalagtit dan stalagmit, yg juga berlaku sbg recorder perubahan iklim dan muka air laut. Dari conto stalagmit yang diambil sendiri, memberikan rekaman kurang lebih dari sekitar 200.000thn y.l. S/d saat ini. Dari hasil analisis dsimpulkan ada beberapa peristiwa pembanjiran/ sea level rise/ atau tepatnya mungkin MFS ya? (nah ini cara analisisnya gmn, klo di delta kan shale yg plg tebal yah? He...he.. :)) Ada hal lainnya yang tak kalah menarik, yaitu dari setiap peristiwa flooding / MFS tersebut selalu didahului oleh garis hitam-kemerahan yang tebal. Data sample menunjukan bahwa ada skrt 4 atau 5 (lupa?). Dimana dari hasil dating peristiwa hitam kemerahan tadi secara geologi relatif singkat, hanya berlangsung kurang lebih 40-50thn. Endapan hitam-kemerahan ini selain di stalagtit juga muncul di gua, sebagai lapisan tipis kurang lebih 2-5cm. Setelah diteliti secara kimia ternyata garis hitam tsb berasal dari unsur besi. Asumsi saya, material pembuat garis tersebut berasal dari hasil erupsi gunung api, ternyata dari hasil studi kimia, unsur penyusunnya berasal dari pasir Gurun Sahara yang tentu saja berjarak sekian ribu mil dari Bahama. Sehingga bisa disimpulkan sebelum peristiwa banjir atau sea level rise, biasanya didahului oleh peristiwa kering yang relatif pendek yaitu sktr 40-50 thn, kemudian ditutup oleh banjir. Dibandingkan dengan masa skrg, dimana isu pemanasan global juga sedang naik daun, bumi relatif sedang memanas, setidak2nya sudah cukup lama, yaitu dari thn 1970'an. Wah... Bahaya donk, berarti tinggal nunggu banjirnya aja? Salam, Argo - 3711 - Semalam nonton tivinya sambil ngantuk, tanpa x-check dgn literature, mohon maaf jk salah2 tulis - Powered by Telkomsel BlackBerryR _ From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Date: Sun, 26 Feb 2012 09:52:49 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE:
Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Lho di jogya, kan sdh ada DR geoarch, di akprin(?), lulusan itb, di asuh pak Sam, Sutikno. Sehubungan dg kisah Perlaya di mataram kuno. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Agus agushendra...@yahoo.com Date: Sun, 26 Feb 2012 15:23:38 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Matakuliah Geologi Kuarter di Geologi UGM yg menjadi matakuliah pilihan sejak kurikulum 1994 sampai kurikulum 2011 selalu kurang peminat, pernah mencapai 15 mhs sekali sj dlm rentang waktu tsb. Berbeda dg Geologi Batubara, Teknik Reservoar sbg matakuliah pilihan mampu menembus 40 mhs lebih. Bahkan pernah dlm 2 th (2009- 2010) matakuliah pilihan Geologi Kuarter tidak ada peminatnya sama sekali. Rata rata memang mhsw sangat minat pd matakuliah pilihan yg bermuara pd eksplorasi sumberdaya alam. Namun topik topik skripsi yg terkait dg Geologi Arkeologi, Geomorfologi, Endapan Paleo.tsunami, Kebencanaan Geologi di skitar situs arkeologi seperti di Kedulan, Gedongsongo, Prambanan, Borobudur dlm 2 th (2011-2012) ini mulai bermunculan meramaikan topik skripsi yg sdh favorit sejak dulu spt eksplorasi mineral logam, eksplorasi migas, batubara, geothermal, fasies sedimentasi tersier, petrogenesis, geologi teknik, hidrogeologi. Pilihan apa pun oleh mhsw adalah sah sah sj. Demikian share singkat, krn keseringan dpt mandat mengawal perubahan / transisi kurikulum teknik geologi ugm 2001, 2006, 2011. Salam, agus hend Kebetulan anggota tim pengajar mt.kuliah geologi kuarter di geologi ugm. Sent from my iPad On 26 Feb 2012, at 11:35, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com wrote: Mohon tidak dicampur-adukan dengan Kualitas Lulusan Pak. Yang saya ulas hanya tentang pengembangan/pendidikan bidang geologi yang mempelajari proses dan bentang alam muda/sekarang (Kuarter – Resen), termasuk Geologi Kuarter, patahan aktif, gunung api, kebencanaan, dan arkeo-geologi. Senada dengan apa yang dikemukakan olek Pak Zaim ttg kurangnya minat mahasiswa di bidang yang beliau ajarkan. Silahkan teman-teman dosen yang lebih punya pengetahuan tentang masalah ini berkontribusi, supaya berimbang wacana-nya. Sejalan dengan wacana ini, alangkah baiknya melihat “the big picture” dibalik masalah ‘piramida’ , tidak terlalu di‘cupat’kan ( J maap… nebeng istilah ADB). Salam DHN Catatan: Sekedar sharing pengalaman, ketika diawal-awal saya belajar earthquake geology untuk S3, tidak mudah bagi saya untuk melihat proses geologi dibalik bentang alam yang kita lihat karena sebelumnya sudah demikian terbiasa dengan ‘pengajaran geologi singkapan’. Dalam setiap fieldtrip di masa kuliahnya, saya ‘dipaksa’ untuk menjelaskan setiap benjolan dan lekukan yang ada di bentang alam. Dan itu tidak mudah kalau belum terlatih. Sampai sekarang pun terus terang bagi saya masih tidak mudah karena dalam satu decade terakhir lebih banyak waktu dihabiskan untuk memelototi geologi-koral-mikroatol di Mentawai, jadi masih harus banyak belajar lagi J. Sebelum gempa Chi-Chi di Taiwan tahun 1999 itu, para ahli geologi di sana sangat sukar menerima keberadaan jalur patahan aktif kalau ‘hanya’ berdasarkan analisis morpho tektonik. Dalam konsep mereka, jalur patahan hanya bisa dibuktikan kalau ada zona sesar yang terlihat dalam singkapan… Sekarang tentunya tidak lagi… From: miko [mailto:m...@cbn.net.id] Sent: Sunday, February 26, 2012 10:38 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Pak Danny, Semoga dosen-dosen geologi dasar, geologi struktur, geomorfologi dll, khususnya di lingkungan ITB tidak membaca judgement /penilaian Anda tentang kualitas para lulusannya. Kata-kata celoteh, bungkam, lack of knowledge, dll. rasanya kurang pantas ditujukan kepada mereka yang telah digembleng oleh Prof. Katili, Prof Sukendar, Prof Koesoema, Prof.Sampurno, Prof Tjia Hong Djin, Prof Sartono, Prof Zaim, dll. Semoga lain kali lebih bijak ya Pak, Salam prihatin, Mang Okim From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Date: Sun, 26 Feb 2012 09:52:49 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Artikel yang sangat menarik dan bagus. Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak kontinyu tapi terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis. Demikian juga konsep IPTEK (macam, prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan yang kita kenal sekarang. Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa sejarah yang didominasi oleh susut laut – turunnya muka airlaut, sehingga banyak wilayah yang terkena dampak sedimentasi dan pendangkalan. Ini benar karena dari Mid-Holocene sampai kurang lebih 100 tahun lalu muka airlaut global turun sekitar 2-3 meter.
[iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Pak Danny dan Pak Argo, menarik sekali. baru kali ini saya dengar penggunaan stalagmit dan stalagtit untuk deteksi MFS. Berarti rekamannya hanya yang big cycle nya saja? boleh dong di share disini kalau ada artikel lainnya tentang hal ini. fbs From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, February 26, 2012 3:06 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Ulasan yang sangat relevan dan sangat menarik dari Pak Argo. Seperti di-email saya sebelumnya, penelitian ‘geologi-gua’ ini adalah “frontier research” yang luarbiasa. Seperti halnya terumbu karang di laut, karang digua ini adalah “multi-proxy recorder” yang luarbiasa untuk reknstruksi paleoclimate dan kejadian katastropik. Masing-masing punya lapisan tahun seperti kambrium di pohon dan juga bisa di-dating dengan sangat akurat (+/- beberapa tahun dan bahkan bulan!) oleh metoda U-Th radiometric dating. Bedanya kalau koral lapisan tahun ini 1-3 cm, tapi untuk stalagtit hanya 1-3 mm; jadi core stalagtit sepanjang 1 meter saja span datanya sampai 1000 tahun!. TIM RSES-ANU dan LIPI ini berambisi untuk merekonstruksi paleoclimate-environment sampai 500.000 tahun kebelakang. Dalam beberapa tahun mendatang data geologi-gua-tropis ini akan menjadi rival atau lebih tepatnya padanan untuk data dari kutub (ice-core) yang selama ini menjadi sumber data utama untuk plaeoclimate-environment. Masalahnya, memang tidak banyak ahli geologi atau mahasiswa yang rela menjadi ‘manusia gua’ di jaman modern sekarang ini J Wass DHN From:AWY [mailto:masargo...@yahoo.com] Sent: Sunday, February 26, 2012 1:27 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Sugeng siang, Semalam di NGC didongengkan tentang penyelidikan gua karst di Kepulauan Bahama. Gua ini sendiri saat ini sudah digenangi air dengan kedalaman s/d 100m. Beberapa peneliti terlibat dlm penelitian tsb, tdr dari beragam multi disiplin mulai dari arkeologi, paleontologi, geologist yang juga tentu saja para penyelam yang handal. Background penelitiannya sendiri salah satunya adalah untuk menyelidiki siapakah yang menemukan Amerika? Apakah ada Penemu sebelum Colombus?. Di gua di bawah air tersebut, yang tentu saja menantang dari segi keselamatan para peneliti - karena seringnya jatuhan dari stalagtit2nya - ditemukan beberapa tengkorak kepala yang seingat memiliki ciri khas suku ..., dicirikan dengan defect pada tengkorak tsb (bentuk kerucut), yang dikenal sebagai kebiasaan suku trsbt yaitu dengan mengikat anak kecil/bayi di papan, demikian juga kepala eh kelapanya :), yg menyebabkan bentuk khas tsb. Sehingga bisa ditarik kesipulan sebenarnya sktr 800-1000thn y.l. Sudah ada suku2 dari Amerika Selatan yang menyebrang melalui jembatan alami Kepulauan Karibia ke Amerika Utara. Dalam penelitian tersebut selain diambil tengkorak, juga diambil sampel stalagmit. Baru tahu saya, ternyata ketika stalagmit dibelah, secara bentukannya mirip kambium pohon, yang bisa digunakan utk menceritakan panjang pendeknya musim penghujan-kemarau dalam melalui garis2 kambium, sedangkan utk stalagmit ini bisa digunakan utk menceritakan bagaimana perubahan iklim berlangsung di dunia. Kepulauan Bahama ini sangat menarik karena kepulauan ini merupakan jalur arus laut atlantik yang dilewati oleh sirkulasi air panas dari afrika dan juga arus dingin dari kutub. Sehingga seperinya banyak koral2 yang senang hidup di kepulauan ini. Dari peristiwa perlarutan/ perkolasi koral (material karbonat) terbentuklah stalagtit dan stalagmit, yg juga berlaku sbg recorder perubahan iklim dan muka air laut. Dari conto stalagmit yang diambil sendiri, memberikan rekaman kurang lebih dari sekitar 200.000thn y.l. S/d saat ini. Dari hasil analisis dsimpulkan ada beberapa peristiwa pembanjiran/ sea level rise/ atau tepatnya mungkin MFS ya? (nah ini cara analisisnya gmn, klo di delta kan shale yg plg tebal yah? He...he.. :)) Ada hal lainnya yang tak kalah menarik, yaitu dari setiap peristiwa flooding / MFS tersebut selalu didahului oleh garis hitam-kemerahan yang tebal. Data sample menunjukan bahwa ada skrt 4 atau 5 (lupa?). Dimana dari hasil dating peristiwa hitam kemerahan tadi secara geologi relatif singkat, hanya berlangsung kurang lebih 40-50thn. Endapan hitam-kemerahan ini selain di stalagtit juga muncul di gua, sebagai lapisan tipis kurang lebih 2-5cm. Setelah diteliti secara kimia ternyata garis hitam tsb berasal dari unsur besi. Asumsi saya, material pembuat garis tersebut berasal dari hasil erupsi gunung api, ternyata dari hasil studi kimia, unsur penyusunnya berasal dari pasir Gurun Sahara yang tentu saja berjarak sekian ribu mil dari Bahama. Sehingga bisa disimpulkan sebelum peristiwa banjir atau sea level rise, biasanya didahului oleh peristiwa kering yang relatif pendek yaitu sktr 40-50 thn, kemudian ditutup oleh banjir. Dibandingkan dengan masa skrg, dimana isu
Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Benar Pak Bandono, beliau Dr. Sri Mulyaningsih, bimbingan Prof.Sampurno sbg Pembimbing Utama/Ketua Tim Promotor,dgn Anggota Pembimbing saya dan Prof.Denny Juanda. Disertasinya tentang Geoarkeologi yg membahas pengaruh Erupsi Gn.Merapi dgn perkembangan Kerajaan Mataram pada Abad 9AD. Tesis Dr. Sri sdh banyak dipublikasikan dalam jurnal ilmiah dan seminar nasional dan internasional.Saya kira Dr. Sri yg skrg sbg Kaprodi Teknik Geologi AKPRIND Yogya lbh relevan mengungkap hasil penelittian doktornya... Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Bandono Salim bandon...@gmail.com Date: Sun, 26 Feb 2012 08:24:13 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Lho di jogya, kan sdh ada DR geoarch, di akprin(?), lulusan itb, di asuh pak Sam, Sutikno. Sehubungan dg kisah Perlaya di mataram kuno. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Agus agushendra...@yahoo.com Date: Sun, 26 Feb 2012 15:23:38 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Matakuliah Geologi Kuarter di Geologi UGM yg menjadi matakuliah pilihan sejak kurikulum 1994 sampai kurikulum 2011 selalu kurang peminat, pernah mencapai 15 mhs sekali sj dlm rentang waktu tsb. Berbeda dg Geologi Batubara, Teknik Reservoar sbg matakuliah pilihan mampu menembus 40 mhs lebih. Bahkan pernah dlm 2 th (2009- 2010) matakuliah pilihan Geologi Kuarter tidak ada peminatnya sama sekali. Rata rata memang mhsw sangat minat pd matakuliah pilihan yg bermuara pd eksplorasi sumberdaya alam. Namun topik topik skripsi yg terkait dg Geologi Arkeologi, Geomorfologi, Endapan Paleo.tsunami, Kebencanaan Geologi di skitar situs arkeologi seperti di Kedulan, Gedongsongo, Prambanan, Borobudur dlm 2 th (2011-2012) ini mulai bermunculan meramaikan topik skripsi yg sdh favorit sejak dulu spt eksplorasi mineral logam, eksplorasi migas, batubara, geothermal, fasies sedimentasi tersier, petrogenesis, geologi teknik, hidrogeologi. Pilihan apa pun oleh mhsw adalah sah sah sj. Demikian share singkat, krn keseringan dpt mandat mengawal perubahan / transisi kurikulum teknik geologi ugm 2001, 2006, 2011. Salam, agus hend Kebetulan anggota tim pengajar mt.kuliah geologi kuarter di geologi ugm. Sent from my iPad On 26 Feb 2012, at 11:35, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com wrote: Mohon tidak dicampur-adukan dengan Kualitas Lulusan Pak. Yang saya ulas hanya tentang pengembangan/pendidikan bidang geologi yang mempelajari proses dan bentang alam muda/sekarang (Kuarter – Resen), termasuk Geologi Kuarter, patahan aktif, gunung api, kebencanaan, dan arkeo-geologi. Senada dengan apa yang dikemukakan olek Pak Zaim ttg kurangnya minat mahasiswa di bidang yang beliau ajarkan. Silahkan teman-teman dosen yang lebih punya pengetahuan tentang masalah ini berkontribusi, supaya berimbang wacana-nya. Sejalan dengan wacana ini, alangkah baiknya melihat “the big picture” dibalik masalah ‘piramida’ , tidak terlalu di‘cupat’kan ( J maap… nebeng istilah ADB). Salam DHN Catatan: Sekedar sharing pengalaman, ketika diawal-awal saya belajar earthquake geology untuk S3, tidak mudah bagi saya untuk melihat proses geologi dibalik bentang alam yang kita lihat karena sebelumnya sudah demikian terbiasa dengan ‘pengajaran geologi singkapan’. Dalam setiap fieldtrip di masa kuliahnya, saya ‘dipaksa’ untuk menjelaskan setiap benjolan dan lekukan yang ada di bentang alam. Dan itu tidak mudah kalau belum terlatih. Sampai sekarang pun terus terang bagi saya masih tidak mudah karena dalam satu decade terakhir lebih banyak waktu dihabiskan untuk memelototi geologi-koral-mikroatol di Mentawai, jadi masih harus banyak belajar lagi J. Sebelum gempa Chi-Chi di Taiwan tahun 1999 itu, para ahli geologi di sana sangat sukar menerima keberadaan jalur patahan aktif kalau ‘hanya’ berdasarkan analisis morpho tektonik. Dalam konsep mereka, jalur patahan hanya bisa dibuktikan kalau ada zona sesar yang terlihat dalam singkapan… Sekarang tentunya tidak lagi… From: miko [mailto:m...@cbn.net.id] Sent: Sunday, February 26, 2012 10:38 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Pak Danny, Semoga dosen-dosen geologi dasar, geologi struktur, geomorfologi dll, khususnya di lingkungan ITB tidak membaca judgement /penilaian Anda tentang kualitas para lulusannya. Kata-kata celoteh, bungkam, lack of knowledge, dll. rasanya kurang pantas ditujukan kepada mereka yang telah digembleng oleh Prof. Katili, Prof Sukendar, Prof Koesoema, Prof.Sampurno, Prof Tjia Hong Djin, Prof Sartono, Prof Zaim, dll. Semoga lain kali lebih bijak ya Pak, Salam prihatin, Mang Okim From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Date: Sun, 26 Feb 2012 09:52:49 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL
Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Wah maaf, karena banyak teorinya dari ahli gn api, ku kira mereka juga promotor. Terimakasih pak atas pembetulan prof. Zaim. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id Date: Sun, 26 Feb 2012 08:50:42 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Benar Pak Bandono, beliau Dr. Sri Mulyaningsih, bimbingan Prof.Sampurno sbg Pembimbing Utama/Ketua Tim Promotor,dgn Anggota Pembimbing saya dan Prof.Denny Juanda. Disertasinya tentang Geoarkeologi yg membahas pengaruh Erupsi Gn.Merapi dgn perkembangan Kerajaan Mataram pada Abad 9AD. Tesis Dr. Sri sdh banyak dipublikasikan dalam jurnal ilmiah dan seminar nasional dan internasional.Saya kira Dr. Sri yg skrg sbg Kaprodi Teknik Geologi AKPRIND Yogya lbh relevan mengungkap hasil penelittian doktornya... Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Bandono Salim bandon...@gmail.com Date: Sun, 26 Feb 2012 08:24:13 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Lho di jogya, kan sdh ada DR geoarch, di akprin(?), lulusan itb, di asuh pak Sam, Sutikno. Sehubungan dg kisah Perlaya di mataram kuno. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Agus agushendra...@yahoo.com Date: Sun, 26 Feb 2012 15:23:38 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Matakuliah Geologi Kuarter di Geologi UGM yg menjadi matakuliah pilihan sejak kurikulum 1994 sampai kurikulum 2011 selalu kurang peminat, pernah mencapai 15 mhs sekali sj dlm rentang waktu tsb. Berbeda dg Geologi Batubara, Teknik Reservoar sbg matakuliah pilihan mampu menembus 40 mhs lebih. Bahkan pernah dlm 2 th (2009- 2010) matakuliah pilihan Geologi Kuarter tidak ada peminatnya sama sekali. Rata rata memang mhsw sangat minat pd matakuliah pilihan yg bermuara pd eksplorasi sumberdaya alam. Namun topik topik skripsi yg terkait dg Geologi Arkeologi, Geomorfologi, Endapan Paleo.tsunami, Kebencanaan Geologi di skitar situs arkeologi seperti di Kedulan, Gedongsongo, Prambanan, Borobudur dlm 2 th (2011-2012) ini mulai bermunculan meramaikan topik skripsi yg sdh favorit sejak dulu spt eksplorasi mineral logam, eksplorasi migas, batubara, geothermal, fasies sedimentasi tersier, petrogenesis, geologi teknik, hidrogeologi. Pilihan apa pun oleh mhsw adalah sah sah sj. Demikian share singkat, krn keseringan dpt mandat mengawal perubahan / transisi kurikulum teknik geologi ugm 2001, 2006, 2011. Salam, agus hend Kebetulan anggota tim pengajar mt.kuliah geologi kuarter di geologi ugm. Sent from my iPad On 26 Feb 2012, at 11:35, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com wrote: Mohon tidak dicampur-adukan dengan Kualitas Lulusan Pak. Yang saya ulas hanya tentang pengembangan/pendidikan bidang geologi yang mempelajari proses dan bentang alam muda/sekarang (Kuarter – Resen), termasuk Geologi Kuarter, patahan aktif, gunung api, kebencanaan, dan arkeo-geologi. Senada dengan apa yang dikemukakan olek Pak Zaim ttg kurangnya minat mahasiswa di bidang yang beliau ajarkan. Silahkan teman-teman dosen yang lebih punya pengetahuan tentang masalah ini berkontribusi, supaya berimbang wacana-nya. Sejalan dengan wacana ini, alangkah baiknya melihat “the big picture” dibalik masalah ‘piramida’ , tidak terlalu di‘cupat’kan ( J maap… nebeng istilah ADB). Salam DHN Catatan: Sekedar sharing pengalaman, ketika diawal-awal saya belajar earthquake geology untuk S3, tidak mudah bagi saya untuk melihat proses geologi dibalik bentang alam yang kita lihat karena sebelumnya sudah demikian terbiasa dengan ‘pengajaran geologi singkapan’. Dalam setiap fieldtrip di masa kuliahnya, saya ‘dipaksa’ untuk menjelaskan setiap benjolan dan lekukan yang ada di bentang alam. Dan itu tidak mudah kalau belum terlatih. Sampai sekarang pun terus terang bagi saya masih tidak mudah karena dalam satu decade terakhir lebih banyak waktu dihabiskan untuk memelototi geologi-koral-mikroatol di Mentawai, jadi masih harus banyak belajar lagi J. Sebelum gempa Chi-Chi di Taiwan tahun 1999 itu, para ahli geologi di sana sangat sukar menerima keberadaan jalur patahan aktif kalau ‘hanya’ berdasarkan analisis morpho tektonik. Dalam konsep mereka, jalur patahan hanya bisa dibuktikan kalau ada zona sesar yang terlihat dalam singkapan… Sekarang tentunya tidak lagi… From: miko [mailto:m...@cbn.net.id] Sent: Sunday, February 26, 2012 10:38 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Pak Danny, Semoga dosen-dosen geologi dasar, geologi struktur, geomorfologi dll, khususnya di lingkungan ITB tidak membaca judgement /penilaian Anda tentang kualitas para lulusannya. Kata-kata celoteh, bungkam, lack of knowledge, dll. rasanya kurang pantas ditujukan kepada mereka yang telah digembleng oleh Prof.
Re: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Mungkin aku perlu banyak belajar nih tapi aku kok ngga nyambung ya misalnya menghubungkan endapan gua dg Eustacy, trus secara geology rock record apa yg aka di pake untuk mengkorelasikan dating di gua dg record sedimentasi di singkapan. Karena yg mengakibatkan katastropi itu bakan hanya flood yg ada di gua aja tapi lebih ke flood yg sifatnya major, sedangkan tsunami, secara Geologi mungkin tidak meninggalkan rock record, krn occationnya yg begitu cepat Kalo ini berupa reset brp sih biayanya, kenapa saya bertanya biaya, krn sesuatu meaningful reseach itu cuman bisa dilakukan dg biaya yg cukup dan terintegrasi dg timeline dan objective yg jelas apa aja yg akan dilakukan Sampai saat ini saya kok belum melihat maksud dan tujuan dari semua ini (baca katastropi purba) Salam Avi 0666 nomor cantik Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com Date: Sun, 26 Feb 2012 00:48:02 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Pak Danny dan Pak Argo, menarik sekali. baru kali ini saya dengar penggunaan stalagmit dan stalagtit untuk deteksi MFS. Berarti rekamannya hanya yang big cycle nya saja? boleh dong di share disini kalau ada artikel lainnya tentang hal ini. fbs From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, February 26, 2012 3:06 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Ulasan yang sangat relevan dan sangat menarik dari Pak Argo. Seperti di-email saya sebelumnya, penelitian ‘geologi-gua’ ini adalah “frontier research” yang luarbiasa. Seperti halnya terumbu karang di laut, karang digua ini adalah “multi-proxy recorder” yang luarbiasa untuk reknstruksi paleoclimate dan kejadian katastropik. Masing-masing punya lapisan tahun seperti kambrium di pohon dan juga bisa di-dating dengan sangat akurat (+/- beberapa tahun dan bahkan bulan!) oleh metoda U-Th radiometric dating. Bedanya kalau koral lapisan tahun ini 1-3 cm, tapi untuk stalagtit hanya 1-3 mm; jadi core stalagtit sepanjang 1 meter saja span datanya sampai 1000 tahun!. TIM RSES-ANU dan LIPI ini berambisi untuk merekonstruksi paleoclimate-environment sampai 500.000 tahun kebelakang. Dalam beberapa tahun mendatang data geologi-gua-tropis ini akan menjadi rival atau lebih tepatnya padanan untuk data dari kutub (ice-core) yang selama ini menjadi sumber data utama untuk plaeoclimate-environment. Masalahnya, memang tidak banyak ahli geologi atau mahasiswa yang rela menjadi ‘manusia gua’ di jaman modern sekarang ini J Wass DHN From:AWY [mailto:masargo...@yahoo.com] Sent: Sunday, February 26, 2012 1:27 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Sugeng siang, Semalam di NGC didongengkan tentang penyelidikan gua karst di Kepulauan Bahama. Gua ini sendiri saat ini sudah digenangi air dengan kedalaman s/d 100m. Beberapa peneliti terlibat dlm penelitian tsb, tdr dari beragam multi disiplin mulai dari arkeologi, paleontologi, geologist yang juga tentu saja para penyelam yang handal. Background penelitiannya sendiri salah satunya adalah untuk menyelidiki siapakah yang menemukan Amerika? Apakah ada Penemu sebelum Colombus?. Di gua di bawah air tersebut, yang tentu saja menantang dari segi keselamatan para peneliti - karena seringnya jatuhan dari stalagtit2nya - ditemukan beberapa tengkorak kepala yang seingat memiliki ciri khas suku ..., dicirikan dengan defect pada tengkorak tsb (bentuk kerucut), yang dikenal sebagai kebiasaan suku trsbt yaitu dengan mengikat anak kecil/bayi di papan, demikian juga kepala eh kelapanya :), yg menyebabkan bentuk khas tsb. Sehingga bisa ditarik kesipulan sebenarnya sktr 800-1000thn y.l. Sudah ada suku2 dari Amerika Selatan yang menyebrang melalui jembatan alami Kepulauan Karibia ke Amerika Utara. Dalam penelitian tersebut selain diambil tengkorak, juga diambil sampel stalagmit. Baru tahu saya, ternyata ketika stalagmit dibelah, secara bentukannya mirip kambium pohon, yang bisa digunakan utk menceritakan panjang pendeknya musim penghujan-kemarau dalam melalui garis2 kambium, sedangkan utk stalagmit ini bisa digunakan utk menceritakan bagaimana perubahan iklim berlangsung di dunia. Kepulauan Bahama ini sangat menarik karena kepulauan ini merupakan jalur arus laut atlantik yang dilewati oleh sirkulasi air panas dari afrika dan juga arus dingin dari kutub. Sehingga seperinya banyak koral2 yang senang hidup di kepulauan ini. Dari peristiwa perlarutan/ perkolasi koral (material karbonat) terbentuklah stalagtit dan stalagmit, yg juga berlaku sbg recorder perubahan iklim dan muka air laut. Dari conto stalagmit yang diambil sendiri, memberikan rekaman kurang lebih dari sekitar 200.000thn y.l. S/d saat ini. Dari hasil analisis dsimpulkan ada beberapa peristiwa pembanjiran/
Re: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Rekans,agak panjang sy tulis ini. Teman saya mhs S3 di Perancis disertasinya ttg paleoklimatologi dgn penelitian stalagtit/mit Kuarter-Holosen gua di selatan Perancis. Ia melakukan penelitian dg berbagai metoda, mineralogi,dating,isotop dll,tapi yg menarik dan sbg temuan utama disertasinya adalah:BAKTERI! Dng SEM lingkaran2 kambium(bkn kambrium spt ditulis Kang Dany) stalagtit/mit dpt dideteksi adanya perkembangan bakteri yg pesat pd iklim hangat dan nyaris tdk ada bakteri pd iklim dingin. Jenis bakteri (genus dan spesies)nya pun berbeda dari tiap lingkaran,yg artinya jg berbeda tiap waktunya. Penelitian ini utk manyingkap iklim purba berkaitan dgn temuan manusia purba di Gua Tautavel,Perancis Selatan umur datingnya 700-800rb tyl. Jadi,penelitian dasar (basic research) geologi dlm pengertian luas,sangat berkembang dan banyak peminatnya di Eropa, tapi sebaliknya,kurang peminat di Indonesia krn,salah satu contohnya Geologi Kuarter, adalah ilmu NINGRAT sehingga tdk diminati,krn artinya: ilmunya PeNING tapi/dan melaRAT?? Wasalam, Zaim yang ningrat Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com Date: Sun, 26 Feb 2012 00:48:02 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Pak Danny dan Pak Argo, menarik sekali. baru kali ini saya dengar penggunaan stalagmit dan stalagtit untuk deteksi MFS. Berarti rekamannya hanya yang big cycle nya saja? boleh dong di share disini kalau ada artikel lainnya tentang hal ini. fbs From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, February 26, 2012 3:06 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Ulasan yang sangat relevan dan sangat menarik dari Pak Argo. Seperti di-email saya sebelumnya, penelitian ‘geologi-gua’ ini adalah “frontier research” yang luarbiasa. Seperti halnya terumbu karang di laut, karang digua ini adalah “multi-proxy recorder” yang luarbiasa untuk reknstruksi paleoclimate dan kejadian katastropik. Masing-masing punya lapisan tahun seperti kambrium di pohon dan juga bisa di-dating dengan sangat akurat (+/- beberapa tahun dan bahkan bulan!) oleh metoda U-Th radiometric dating. Bedanya kalau koral lapisan tahun ini 1-3 cm, tapi untuk stalagtit hanya 1-3 mm; jadi core stalagtit sepanjang 1 meter saja span datanya sampai 1000 tahun!. TIM RSES-ANU dan LIPI ini berambisi untuk merekonstruksi paleoclimate-environment sampai 500.000 tahun kebelakang. Dalam beberapa tahun mendatang data geologi-gua-tropis ini akan menjadi rival atau lebih tepatnya padanan untuk data dari kutub (ice-core) yang selama ini menjadi sumber data utama untuk plaeoclimate-environment. Masalahnya, memang tidak banyak ahli geologi atau mahasiswa yang rela menjadi ‘manusia gua’ di jaman modern sekarang ini J Wass DHN From:AWY [mailto:masargo...@yahoo.com] Sent: Sunday, February 26, 2012 1:27 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Sugeng siang, Semalam di NGC didongengkan tentang penyelidikan gua karst di Kepulauan Bahama. Gua ini sendiri saat ini sudah digenangi air dengan kedalaman s/d 100m. Beberapa peneliti terlibat dlm penelitian tsb, tdr dari beragam multi disiplin mulai dari arkeologi, paleontologi, geologist yang juga tentu saja para penyelam yang handal. Background penelitiannya sendiri salah satunya adalah untuk menyelidiki siapakah yang menemukan Amerika? Apakah ada Penemu sebelum Colombus?. Di gua di bawah air tersebut, yang tentu saja menantang dari segi keselamatan para peneliti - karena seringnya jatuhan dari stalagtit2nya - ditemukan beberapa tengkorak kepala yang seingat memiliki ciri khas suku ..., dicirikan dengan defect pada tengkorak tsb (bentuk kerucut), yang dikenal sebagai kebiasaan suku trsbt yaitu dengan mengikat anak kecil/bayi di papan, demikian juga kepala eh kelapanya :), yg menyebabkan bentuk khas tsb. Sehingga bisa ditarik kesipulan sebenarnya sktr 800-1000thn y.l. Sudah ada suku2 dari Amerika Selatan yang menyebrang melalui jembatan alami Kepulauan Karibia ke Amerika Utara. Dalam penelitian tersebut selain diambil tengkorak, juga diambil sampel stalagmit. Baru tahu saya, ternyata ketika stalagmit dibelah, secara bentukannya mirip kambium pohon, yang bisa digunakan utk menceritakan panjang pendeknya musim penghujan-kemarau dalam melalui garis2 kambium, sedangkan utk stalagmit ini bisa digunakan utk menceritakan bagaimana perubahan iklim berlangsung di dunia. Kepulauan Bahama ini sangat menarik karena kepulauan ini merupakan jalur arus laut atlantik yang dilewati oleh sirkulasi air panas dari afrika dan juga arus dingin dari kutub. Sehingga seperinya banyak koral2 yang senang hidup di kepulauan ini. Dari peristiwa perlarutan/ perkolasi koral (material karbonat) terbentuklah stalagtit dan
Re: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Jangan gitu prof, masak pening dan melarat. Tar gak bisa mikir lho. Yang penting prof selalu cukup, dpt mencapai apa yang di cita2kan. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id Date: Sun, 26 Feb 2012 09:50:57 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Rekans,agak panjang sy tulis ini. Teman saya mhs S3 di Perancis disertasinya ttg paleoklimatologi dgn penelitian stalagtit/mit Kuarter-Holosen gua di selatan Perancis. Ia melakukan penelitian dg berbagai metoda, mineralogi,dating,isotop dll,tapi yg menarik dan sbg temuan utama disertasinya adalah:BAKTERI! Dng SEM lingkaran2 kambium(bkn kambrium spt ditulis Kang Dany) stalagtit/mit dpt dideteksi adanya perkembangan bakteri yg pesat pd iklim hangat dan nyaris tdk ada bakteri pd iklim dingin. Jenis bakteri (genus dan spesies)nya pun berbeda dari tiap lingkaran,yg artinya jg berbeda tiap waktunya. Penelitian ini utk manyingkap iklim purba berkaitan dgn temuan manusia purba di Gua Tautavel,Perancis Selatan umur datingnya 700-800rb tyl. Jadi,penelitian dasar (basic research) geologi dlm pengertian luas,sangat berkembang dan banyak peminatnya di Eropa, tapi sebaliknya,kurang peminat di Indonesia krn,salah satu contohnya Geologi Kuarter, adalah ilmu NINGRAT sehingga tdk diminati,krn artinya: ilmunya PeNING tapi/dan melaRAT?? Wasalam, Zaim yang ningrat Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com Date: Sun, 26 Feb 2012 00:48:02 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Pak Danny dan Pak Argo, menarik sekali. baru kali ini saya dengar penggunaan stalagmit dan stalagtit untuk deteksi MFS. Berarti rekamannya hanya yang big cycle nya saja? boleh dong di share disini kalau ada artikel lainnya tentang hal ini. fbs From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, February 26, 2012 3:06 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Ulasan yang sangat relevan dan sangat menarik dari Pak Argo. Seperti di-email saya sebelumnya, penelitian ‘geologi-gua’ ini adalah “frontier research” yang luarbiasa. Seperti halnya terumbu karang di laut, karang digua ini adalah “multi-proxy recorder” yang luarbiasa untuk reknstruksi paleoclimate dan kejadian katastropik. Masing-masing punya lapisan tahun seperti kambrium di pohon dan juga bisa di-dating dengan sangat akurat (+/- beberapa tahun dan bahkan bulan!) oleh metoda U-Th radiometric dating. Bedanya kalau koral lapisan tahun ini 1-3 cm, tapi untuk stalagtit hanya 1-3 mm; jadi core stalagtit sepanjang 1 meter saja span datanya sampai 1000 tahun!. TIM RSES-ANU dan LIPI ini berambisi untuk merekonstruksi paleoclimate-environment sampai 500.000 tahun kebelakang. Dalam beberapa tahun mendatang data geologi-gua-tropis ini akan menjadi rival atau lebih tepatnya padanan untuk data dari kutub (ice-core) yang selama ini menjadi sumber data utama untuk plaeoclimate-environment. Masalahnya, memang tidak banyak ahli geologi atau mahasiswa yang rela menjadi ‘manusia gua’ di jaman modern sekarang ini J Wass DHN From:AWY [mailto:masargo...@yahoo.com] Sent: Sunday, February 26, 2012 1:27 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Sugeng siang, Semalam di NGC didongengkan tentang penyelidikan gua karst di Kepulauan Bahama. Gua ini sendiri saat ini sudah digenangi air dengan kedalaman s/d 100m. Beberapa peneliti terlibat dlm penelitian tsb, tdr dari beragam multi disiplin mulai dari arkeologi, paleontologi, geologist yang juga tentu saja para penyelam yang handal. Background penelitiannya sendiri salah satunya adalah untuk menyelidiki siapakah yang menemukan Amerika? Apakah ada Penemu sebelum Colombus?. Di gua di bawah air tersebut, yang tentu saja menantang dari segi keselamatan para peneliti - karena seringnya jatuhan dari stalagtit2nya - ditemukan beberapa tengkorak kepala yang seingat memiliki ciri khas suku ..., dicirikan dengan defect pada tengkorak tsb (bentuk kerucut), yang dikenal sebagai kebiasaan suku trsbt yaitu dengan mengikat anak kecil/bayi di papan, demikian juga kepala eh kelapanya :), yg menyebabkan bentuk khas tsb. Sehingga bisa ditarik kesipulan sebenarnya sktr 800-1000thn y.l. Sudah ada suku2 dari Amerika Selatan yang menyebrang melalui jembatan alami Kepulauan Karibia ke Amerika Utara. Dalam penelitian tersebut selain diambil tengkorak, juga diambil sampel stalagmit. Baru tahu saya, ternyata ketika stalagmit dibelah, secara bentukannya mirip kambium pohon, yang bisa digunakan utk menceritakan panjang pendeknya musim penghujan-kemarau dalam melalui garis2 kambium, sedangkan utk stalagmit ini
Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Banggalah jd alumni Geol ITB, beda pendapat antar eks murid dan eks guru biasa, apalagi eks murid vs eks murid...sangat biasa itu...kalau enggak berbeda itu luar biasa.. thanks dr penikmat diskusi geologi kwarter hingga kambrium/kambium From: andangbacht...@yahoo.com andangbacht...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, 26 February 2012, 7:26 Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Mang Okim yang saya hormati, Nyuwun sewu, Saya koq tidak melihat hubungan antara tuduhan yang Mang Okim alamatkan kepada Danny Hilman bhw dia melontarkan kata2 kurang pantas kpd para anak didik geologi ITB dg tulisan yg dipostingnya. Kalau yg saya rasakan dari membaca postingan Danny tsb malahan dia mengapresiasi usaha2 perintisan geoakrkeologi yg sdh dilakuakn oleh beliau guru besar kita di ITB. Danny hanya mencoba menganalisis knapa usaha2 itu tdk berlanjut dg meriah, krn orientasi pendidikan kita yg lebih ke eksplorasi-eksploitasi sumberdaya alam (Danny menyebutkannya sbg tujuannya untuk eksplorasi tambang). Terus terang saya jadi heran kenapa koq ada yg menangkap tulisan itu berbeda dr kesan saya ya? Mudah2an kita semua selalu diberi kesabaran dan hidayah untuk selalu mengedepankan kebaikan dan ukhuwah. Salam ADB Powered by Telkomsel BlackBerry® From: miko m...@cbn.net.id Date: Sun, 26 Feb 2012 03:38:17 + To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Pak Danny, Semoga dosen-dosen geologi dasar, geologi struktur, geomorfologi dll, khususnya di lingkungan ITB tidak membaca judgement /penilaian Anda tentang kualitas para lulusannya. Kata-kata celoteh, bungkam, lack of knowledge, dll. rasanya kurang pantas ditujukan kepada mereka yang telah digembleng oleh Prof. Katili, Prof Sukendar, Prof Koesoema, Prof.Sampurno, Prof Tjia Hong Djin, Prof Sartono, Prof Zaim, dll. Semoga lain kali lebih bijak ya Pak, Salam prihatin, Mang Okim From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Date: Sun, 26 Feb 2012 09:52:49 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Artikel yang sangat menarik dan bagus. Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak kontinyu tapi terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis. Demikian juga konsep IPTEK (macam, prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan yang kita kenal sekarang. Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa sejarah yang didominasi oleh susut laut – turunnya muka airlaut, sehingga banyak wilayah yang terkena dampak sedimentasi dan pendangkalan. Ini benar karena dari Mid-Holocene sampai kurang lebih 100 tahun lalu muka airlaut global turun sekitar 2-3 meter. Sebaliknya, dari 20.000 tahun (puncak Zaman Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130 meter. Jadi tentu banyak peradaban yang ‘terendam’. Interaksi dari perubahan muka airlaut yang drastis, yang banyak diduga juga berkaitan dengan kejadian bencana katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban manusia ini belum banyak dieksplorasi. Kami menduga kuat ada “ketidakselaran” budaya yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah dan Pra Sejarah; bahkan dari Jaman Kerajaan ke Jaman kita sekarang pun kelihatannya ‘tidak selaras’. Jangan-jangan ini salah satu penyebab budaya kita sekarang jadi ‘kurang waras’ J(bercanda). Salah satu alasan utama kenapa penelitian arkeo-geologi yang sudah dirintis oleh Alm. Pak Sartono, kemudian Pak Sampoerno, kemudian juga diteruskan oleh Pak Zaim ini kurang/tidak berkembang adalah karena ilmu geologi Kuarter Indonesia tidak berkembang. Ahli geologi kita umumnya mendapatpengajaran dan training untuk ‘membaca’ sejarah geologi dari masa pra-manusia (jutaan-puluhan juta tahun lalu) yang ter-rekam pada lapisan bebatuan, baik pada singkapan ataupun pada data bor, karena tujuannya untuk eksplorasi tambang. Tapi kita umumnya tidak terlatih untuk membaca proses dan sejarah geologi dari BENTANG ALAM yang kita lihat disekitar kita sekarang. Geologiawan Indonesia umumnya akan pandai berceloteh kalau ketemu singkapan, tapi akan bungkam kalau disuruh mengidentifikasi mana teras-teras sungai mana tebing patahan aktif, mana alluvial mana collovial, dlsb; dan bagaimana proses geologi yang membentuk bentang alam ‘destruktif’ dan ‘konstruktif’ yang terlihat sekarang. Belum lagi tentang proses-proses gunung api Kuarter-Holosen dan produk-produknya. “Alot’nya membahas ‘masalah piramid’ tidak terlepas dari “lack of knowledge” kita dibidang ini. Mudah-mudahan ‘isue piramid’ dapat memberikan angin segar kepada bidang yang dianggap kering ini, sehingga nyanyian orang yang berkiprah di
Re: [iagi-net-l] Merekam diskusi atau mengontrol diskusi - ARTIKEL KORAN PR
Santai saja nDang, beda pendapat hal yang lumrah, Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Date: Sun, 26 Feb 2012 17:43:30 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Merekam diskusi atau mengontrol diskusi - ARTIKEL KORAN PR 2012/2/26 andangbacht...@yahoo.com Note: mudah2an kawan2 admin milis ini (selain PTA, pak ketum RDP juga khan?) bisa lebih aktif juga memoderasi diskusi suatu thread shg lebih banyak manfaat yg bisa diambil drpd sekedar saling berbalas melontar pernyataan yg tdk essensial... Pak ADB dan juga kawan-kawan IAGI lainnya. Hiruk pikuk soal keberadaan piramida saat ini maupun hiruk pikuk soal Lusi dimasa lalu, merupakan sebuah peristiwa langka di dunia sains di Indonesia khususnya ilmu kebumian (kegeologian). Tidak banyak komunitas sains di Indonesia yang berhasil menguak, memeras otak keringan dan waktu, serta memuntahkan ilmu-ilmu dibenak para profesionalnya karena adanya suatu peristiwa. Geologi khususnya IAGI sudah memulai sejak lama dengan dialog terbuka dan terekam sejak awalnya. fyi, dokumentasi diskusi IAGI sudah terekam dan terbuka sejak 2002 di http://www.mail-archive.com/iagi-net@iagi.or.id/msg1.html Saat melakukan perekaman diskusi ini, saya dan Paulus Tangke Allo (PTA) selalu melaksanakan tugas sebagai administrator, kami bukanlah moderator. Sehingga yang kami lakukan adalah *merekam* semua peristiwa (diskusi) ini sebagai bekal dan warisan kepada generasi penerus IAGI nantinya. Ini juga karena kami merasa adanya kegagalan di IAGI dalam merekam peristiwa perjalanan sejarah IAGI. Menurut kami bukan hal penting memoderasi atau mengatur diskusi di mailist ini. Kami di dunia-maya IAGI melakukan tugas administrtatif mengatur lalu lintas email hanya demi safety dan security dalam artian menghindari virus serta menghindari kemacetan dan kemandegan diskusi. Saya dan Paulus sejak sepuluh tahun lalu mencoba memberikan services terbaik dalam *komunikasi*dan *dokumentasi*. Sayang memang beberapa dokumentasi di web yang lama tidak terselamatkan karena satu dan lain hal termasuk kena hack dsb. Namun satu hal yang selalu kami hindari adalah menyetop sebuah diskusi. Kalau diperlukan memang sudah semestinya ketua IAGI yang mempunyai kemampuan ini. Walaupun saya saat ini juga sebagai Ketua Umum IAGI, namun menyetop sebuah diskusi atau mengatur jalannya (isi diskusi) bukanlah hal mudah. *Yang penting kedewasaan dan mendokumentasikan sebuah topik diskusi.* Sulit mendefinisikan kedewasaan dalam lingkungan yang sudah memiliki kebebasan berbicara saat ini. Siapa saja berhak mendefinisikan kedewasaan. Namun kalau kita telaah lebih lanjut, sebenernya masing-masing anggota IAGI tahu dan mengerti akan batas dan rasa dalam menunjukkan kedewasaanya atau kekanak-kanakannya. Sehingga moderasi atau mengatur jalannya diskusi supaya mengarah ke satu titik menjadi tidak mudah. Namun yang lebih penting adalah mensarikan atau menulis ulang disksui ini menjadi sebuah cerita atau sebuah artikel supaya lebih mudah enak dibaca. Saya selalu gagal melakukannya. Dua tiga kali saya mencoba mensarikan ternyata diskusinya masih terus berkembang. Mendokumentasi sebuah topik diskusi ini merupakan tugas divisi dunia maya yang belum pernah kesampaian. Mendokumentasi khusus dalam blog untuk sebuah uraian yg pantas masuk dalam blog iagi (http://geologi.iagi.or.id) ini saja yang sudah dilakukan. Monggo rekan-rekan yang ingin membuat saripati diskusi dalam topik khusus IAGI-net sangat kami alu-alukan. Yang perlu dimengerti bagi pengguna IAGI-net dan dunia maya pada umumnya adalah kebebasan itu di sisi lainnya adalah tanggung jawab. Setiap kata dan kalimat yang kita tuliskan adalah merupakan tanggung jawab pribadi yang menuliskannya. Dengan demikian pepatah mulutmu adalah harimaumu sangatlah tepat walau sudah di era elektronik ini. Selamat meneruskan diskusi ini dengan kedewasaan yang bertanggung jawab. Salam RDP
Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
sepakat! jangan pernah menseragamkan pendapat..kalau seragam apa bedanya dengan dpr. dan ga perlu harus menseragamkan / takut mendebat siapapun hanya karena posisinya (dia siapa dan jabatannya apa). lihat pendapatnya..bukan orangnya. salute untuk semua.. natan On Feb 26, 2012 5:36 PM, sanggam hutabarat shthutaba...@yahoo.com wrote: Banggalah jd alumni Geol ITB, beda pendapat antar eks murid dan eks guru biasa, apalagi eks murid vs eks murid...sangat biasa itu...kalau enggak berbeda itu luar biasa.. thanks dr penikmat diskusi geologi kwarter hingga kambrium/kambium *From:* andangbacht...@yahoo.com andangbacht...@yahoo.com *To:* iagi-net@iagi.or.id *Sent:* Sunday, 26 February 2012, 7:26 *Subject:* Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Mang Okim yang saya hormati, Nyuwun sewu, Saya koq tidak melihat hubungan antara tuduhan yang Mang Okim alamatkan kepada Danny Hilman bhw dia melontarkan kata2 kurang pantas kpd para anak didik geologi ITB dg tulisan yg dipostingnya. Kalau yg saya rasakan dari membaca postingan Danny tsb malahan dia mengapresiasi usaha2 perintisan geoakrkeologi yg sdh dilakuakn oleh beliau guru besar kita di ITB. Danny hanya mencoba menganalisis knapa usaha2 itu tdk berlanjut dg meriah, krn orientasi pendidikan kita yg lebih ke eksplorasi-eksploitasi sumberdaya alam (Danny menyebutkannya sbg tujuannya untuk eksplorasi tambang). Terus terang saya jadi heran kenapa koq ada yg menangkap tulisan itu berbeda dr kesan saya ya? Mudah2an kita semua selalu diberi kesabaran dan hidayah untuk selalu mengedepankan kebaikan dan ukhuwah. Salam ADB Powered by Telkomsel BlackBerry® *From: *miko m...@cbn.net.id *Date: *Sun, 26 Feb 2012 03:38:17 + *To: *iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Pak Danny, Semoga dosen-dosen geologi dasar, geologi struktur, geomorfologi dll, khususnya di lingkungan ITB tidak membaca judgement /penilaian Anda tentang kualitas para lulusannya. Kata-kata celoteh, bungkam, lack of knowledge, dll. rasanya kurang pantas ditujukan kepada mereka yang telah digembleng oleh Prof. Katili, Prof Sukendar, Prof Koesoema, Prof.Sampurno, Prof Tjia Hong Djin, Prof Sartono, Prof Zaim, dll. Semoga lain kali lebih bijak ya Pak, Salam prihatin, Mang Okim *From: *Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com *Date: *Sun, 26 Feb 2012 09:52:49 +0700 *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Artikel yang sangat menarik dan bagus. Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak kontinyu tapi terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis. Demikian juga konsep IPTEK (macam, prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan yang kita kenal sekarang. Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa sejarah yang didominasi oleh susut laut – turunnya muka airlaut, sehingga banyak wilayah yang terkena dampak sedimentasi dan pendangkalan. Ini benar karena dari Mid-Holocene sampai kurang lebih 100 tahun lalu muka airlaut global turun sekitar 2-3 meter. Sebaliknya, dari 20.000 tahun (puncak Zaman Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130 meter. Jadi tentu banyak peradaban yang ‘terendam’. Interaksi dari perubahan muka airlaut yang drastis, yang banyak diduga juga berkaitan dengan kejadian bencana katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban manusia ini belum banyak dieksplorasi. Kami menduga kuat ada “ketidakselaran” budaya yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah dan Pra Sejarah; bahkan dari Jaman Kerajaan ke Jaman kita sekarang pun kelihatannya ‘tidak selaras’. Jangan-jangan ini salah satu penyebab budaya kita sekarang jadi ‘kurang waras’ J (bercanda). Salah satu alasan utama kenapa penelitian arkeo-geologi yang sudah dirintis oleh Alm. Pak Sartono, kemudian Pak Sampoerno, kemudian juga diteruskan oleh Pak Zaim ini kurang/tidak berkembang adalah karena ilmu geologi Kuarter Indonesia tidak berkembang. Ahli geologi kita umumnya mendapatpengajaran dan training untuk ‘membaca’ sejarah geologi dari masa pra-manusia (jutaan-puluhan juta tahun lalu) yang ter-rekam pada lapisan bebatuan, baik pada singkapan ataupun pada data bor, karena tujuannya untuk eksplorasi tambang. Tapi kita umumnya tidak terlatih untuk membaca proses dan sejarah geologi dari BENTANG ALAM yang kita lihat disekitar kita sekarang. Geologiawan Indonesia umumnya akan pandai berceloteh kalau ketemu singkapan, tapi akan bungkam kalau disuruh mengidentifikasi mana teras-teras sungai mana tebing patahan aktif, mana alluvial mana collovial, dlsb; dan bagaimana proses geologi yang membentuk bentang alam ‘destruktif’ dan ‘konstruktif’ yang terlihat sekarang. Belum lagi tentang proses-proses
Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Biarkan seribu bunga berkembang bersama Keindahan dan keharuman Memperhalus jiwa raga Salam, selamat menjelang malam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com Date: Sun, 26 Feb 2012 18:30:22 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR sepakat! jangan pernah menseragamkan pendapat..kalau seragam apa bedanya dengan dpr. dan ga perlu harus menseragamkan / takut mendebat siapapun hanya karena posisinya (dia siapa dan jabatannya apa). lihat pendapatnya..bukan orangnya. salute untuk semua.. natan On Feb 26, 2012 5:36 PM, sanggam hutabarat shthutaba...@yahoo.com wrote: Banggalah jd alumni Geol ITB, beda pendapat antar eks murid dan eks guru biasa, apalagi eks murid vs eks murid...sangat biasa itu...kalau enggak berbeda itu luar biasa.. thanks dr penikmat diskusi geologi kwarter hingga kambrium/kambium *From:* andangbacht...@yahoo.com andangbacht...@yahoo.com *To:* iagi-net@iagi.or.id *Sent:* Sunday, 26 February 2012, 7:26 *Subject:* Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Mang Okim yang saya hormati, Nyuwun sewu, Saya koq tidak melihat hubungan antara tuduhan yang Mang Okim alamatkan kepada Danny Hilman bhw dia melontarkan kata2 kurang pantas kpd para anak didik geologi ITB dg tulisan yg dipostingnya. Kalau yg saya rasakan dari membaca postingan Danny tsb malahan dia mengapresiasi usaha2 perintisan geoakrkeologi yg sdh dilakuakn oleh beliau guru besar kita di ITB. Danny hanya mencoba menganalisis knapa usaha2 itu tdk berlanjut dg meriah, krn orientasi pendidikan kita yg lebih ke eksplorasi-eksploitasi sumberdaya alam (Danny menyebutkannya sbg tujuannya untuk eksplorasi tambang). Terus terang saya jadi heran kenapa koq ada yg menangkap tulisan itu berbeda dr kesan saya ya? Mudah2an kita semua selalu diberi kesabaran dan hidayah untuk selalu mengedepankan kebaikan dan ukhuwah. Salam ADB Powered by Telkomsel BlackBerry® *From: *miko m...@cbn.net.id *Date: *Sun, 26 Feb 2012 03:38:17 + *To: *iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Pak Danny, Semoga dosen-dosen geologi dasar, geologi struktur, geomorfologi dll, khususnya di lingkungan ITB tidak membaca judgement /penilaian Anda tentang kualitas para lulusannya. Kata-kata celoteh, bungkam, lack of knowledge, dll. rasanya kurang pantas ditujukan kepada mereka yang telah digembleng oleh Prof. Katili, Prof Sukendar, Prof Koesoema, Prof.Sampurno, Prof Tjia Hong Djin, Prof Sartono, Prof Zaim, dll. Semoga lain kali lebih bijak ya Pak, Salam prihatin, Mang Okim *From: *Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com *Date: *Sun, 26 Feb 2012 09:52:49 +0700 *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Artikel yang sangat menarik dan bagus. Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak kontinyu tapi terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis. Demikian juga konsep IPTEK (macam, prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan yang kita kenal sekarang. Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa sejarah yang didominasi oleh susut laut – turunnya muka airlaut, sehingga banyak wilayah yang terkena dampak sedimentasi dan pendangkalan. Ini benar karena dari Mid-Holocene sampai kurang lebih 100 tahun lalu muka airlaut global turun sekitar 2-3 meter. Sebaliknya, dari 20.000 tahun (puncak Zaman Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130 meter. Jadi tentu banyak peradaban yang ‘terendam’. Interaksi dari perubahan muka airlaut yang drastis, yang banyak diduga juga berkaitan dengan kejadian bencana katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban manusia ini belum banyak dieksplorasi. Kami menduga kuat ada “ketidakselaran” budaya yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah dan Pra Sejarah; bahkan dari Jaman Kerajaan ke Jaman kita sekarang pun kelihatannya ‘tidak selaras’. Jangan-jangan ini salah satu penyebab budaya kita sekarang jadi ‘kurang waras’ J (bercanda). Salah satu alasan utama kenapa penelitian arkeo-geologi yang sudah dirintis oleh Alm. Pak Sartono, kemudian Pak Sampoerno, kemudian juga diteruskan oleh Pak Zaim ini kurang/tidak berkembang adalah karena ilmu geologi Kuarter Indonesia tidak berkembang. Ahli geologi kita umumnya mendapatpengajaran dan training untuk ‘membaca’ sejarah geologi dari masa pra-manusia (jutaan-puluhan juta tahun lalu) yang ter-rekam pada lapisan bebatuan, baik pada singkapan ataupun pada data bor, karena tujuannya untuk eksplorasi tambang. Tapi kita umumnya tidak terlatih untuk membaca proses dan sejarah geologi dari BENTANG ALAM yang kita lihat disekitar kita sekarang.
[iagi-net-l] Akses Menuju Situs Gunung Padang Tertutup Longsor
gimana geopiknik sabtu lalu? apa lewat jalan lain untuk menuju gunung Padang? atau terhambat longsor ini? silahkan lihat berita nya di web: dibawah ini. fbs http://www.inilahjabar.com/read/detail/1834466/akses-menuju-situs-gunung-padang-tertutup-longsor Akses Menuju Situs Gunung Padang Tertutup Longsor Oleh: Benny Bastiandy Jabar - Minggu, 26 Februari 2012 | 16:08 WIB NILAH.COM, Cianjur - Akses jalan menuju kawasan Situs Megalitikum Gunung Padang di Desa Karyamukti Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur, Sabtu (25/2/2012) dinihari, tertutup longsor. Sedikitnya ada 20 titik longsoran tanah dan batu yang menutup akses jalan dalam peristiwa tersebut. Hujan deras memang mengguyur kawasan ini dalam tiga hari terakhir. Diduga, tebing di sepanjang jalur menuju lokasi situs tak kuat lagi menahan rembesan air hujan. Dalam waktu hampir bersamaan, terjadi longsoran tanah dan batu. Beruntung tidak ada rumah yang tertimbun maupun korban jiwa dalam kejadian itu. Hingga saat ini, masyarakat setempat bahu membahu membersihkan sisa-sisa longsor. Anggota Forum Masyarakat Peduli Situs Megalitikum (FMPSM) Gunung Padang Eko Wiwid mengatakan terjadinya longsoran tanah dan batu yang menutup akses jalan menuju kawasan situs, disinyalir akibat tidak adanya saluran pembuangan air dari zona inti situs. Keberadaan bangunan anak tangga yang baru dibangun Pemprov Jabar juga disinyalir menjadi penyebab lainnya. “Adanya pengeboran oleh Tim Kastropik di dua titik kawasan situs dengan kedalaman hampir 26 meter dan 16 meter, kami sinyalir menjadi penyebab lain terjadinya longsor tanah dan batu. Sebelum adanya pembangunan anak tangga dan pengeboran, tidak pernah terjadi longsor seperti sekarang ini,” terang Eko saat dihubungi INILAH.COM, Minggu (26/2/2012). Menurut Eko, berdasarkan hasil pendataan, setidaknya ada 20 titik longsor tanah di sekeliling dinding situs itu. Akibatnya, akses jalan menuju kawasan situs tertutup, serta menutup jalan yang menghubungkan dua desa. “Dengan kondisi ini, kami berharap agar pemerintah lebih memerhatikan pelestarian lingkungan sekitar kawasan situs, jangan mengutamakan pembangunan dan penelitian tanpa memerhatikan kawasan konservasi ini,” tegasnya.[jul]
Re: [iagi-net-l] Nasehat Imran pada anaknya... Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Om Amien, Tampaknya cerita aslinya pakai keledai, jadi memang tidak muat dua orang. Kalo kuda, mungkin kuda poni ya, he..he.. Sent from my deep hart On Feb 26, 2012, at 1:25 PM, amienwid...@yahoo.com wrote: Suatu hari Imran mengajak anaknya jalan jalan membawa kuda untuk mengenal hiruk pikuknya kehidupan. Mereka berjalan bersama sambil menuntun kudanya, masyarakat yang melihat langsung nyeletuk orang orang aneh, bawa kuda cuma dituntun Imran kemudian menaiki kuda dan dituntun anaknya, masyarakat yang melihat langsung nyeletuk orang tua tak tahu diri Imran meminta anaknya naik kuda, masyarakat yang melihat langsung nyeletuk anak tidak berbakti Imran dan anaknya bersama sama mengangkat kuda, masyarakat yang melihat langsung nyeletuk orang gila, orang gila Imran berkata pada anaknya itulah kehidupan , anaknya manggut2. The show must go on Do the best AW Powered by Telkomsel BlackBerry® From: andangbacht...@yahoo.com Date: Sun, 26 Feb 2012 05:40:01 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Mas Avi, Al Hajj, Nyuwun sewu juga, mudah2an semakin memanjat usia kita semakin dimudahkan oleh Gusti Allah untuk menyebarkan kata2 dan kalimat2 toyibah yg menenangkan, terutama di pergaulan ilmiah seperti di IAGI-NET ini. Bahkan menegur orang dg Mangkanya jangan asal ngomong tapi dipikir dulu pun saya pikir agak mengkalutkan, bukan malah menenangkan. Karena kita tahu persis teguran tsb ditujukan pada scientist peneliti yg sudah banyak pula menuliskan pemikirannya di jurnal2 ilmiah baik di dalam maupun di luar negeri yg insyaallah sudah dipikirkan betul dan ditimbang2 kalimat2 yg akan dituliskannya. Selain itu pernyataan bahwa saya dan Danny mungkin sdh tidak ada masalah perut sehingga tertarik mempelajari Holocene sediment, nampaknya perlu dikoreksi juga. Dalam riset2 sebagai sedimentologist saya juga harus sering berhubungan dg sedimen Kwarter - Holosen, spt delta Mahakam modern, Endapan Danau Toba, Delta Cimanuk, Sungai Tamiang, dsb,... Selain itu Danny sbg earthquake geologist otomatis juga berhubungan dg peristiwa2 (dan sedimen2) Holosen-lah. Jadi itu semua adalah adalah masalah militansi riset, kepedulian, dan tentui saja profesionalisme. Kalau kita mengkampanyekan dg benar riset2 spt yg kami lakukan kepada anak2 geologi (yang baru lulus), insyaallah akan makin banyak yang mau terjun terlibat dalam usaha2 mitigasi bencana. Dan selanjutnya akan makin banyak sumberdaya alam yg telah ditemukan bisa lebih diefisienkan penggunaannya untuk hidup berdampingan dg potensi bencana. Sebagian dari kita mungkin tidak terlalu beruntung bisa meluaskan wawasan keilmuan di luar bidang profesi yg kita geluti. Tetapi tentunya itu tidak membuat kita terus menutup diri dan menganggap kebenaran persepsi kita adalah segalanya (kebenaran kita yg paling benar). Kalau kita tidak mengerti suatu disiplin ilmu lain secara mendalam, marilah kita belajar menyimak dan mendengarkan dengan baik, supaya bisa mendapatkan berkah hidayah pengetahuan yg bermanfaat darinya. Kalau ingin bertanya dan beropini, marilah bertanya, berdiskusi, beropini dengan sehat, sopan, santun dan menyenangkan. Insyaallah semua jadi berkah, kalau kita bisa saling menyebarkan ukhuwah. Salam Njagong (Reunian) juga, cak!!! ADB Note: mudah2an kawan2 admin milis ini (selain PTA, pak ketum RDP juga khan?) bisa lebih aktif juga memoderasi diskusi suatu thread shg lebih banyak manfaat yg bisa diambil drpd sekedar saling berbalas melontar pernyataan yg tdk essensial... Powered by Telkomsel BlackBerry® From: rakhmadi.avia...@gmail.com Date: Sun, 26 Feb 2012 04:46:03 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Mangkanya jangan asal ngomong tapi dipikir dulu kalo memang nulis lewat desk top dibaca lagi, karena topik anda ini menurut saya agak antagonis dari main stream science. Saya kira anda dan ADB tidak ada masalah perut mungkin tapi buat adik2 yg belum lulus dan akan lulus tentu mrk lebih senang mempelajari yg bisa menghasilkan uang banyak jadi wajar kalo mereka tidak terarik dg holocene sedimen Avi 0666 Lagi jagong Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Date: Sun, 26 Feb 2012 11:35:25 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Mohon tidak dicampur-adukan dengan Kualitas Lulusan Pak. Yang saya ulas hanya tentang pengembangan/pendidikan bidang geologi yang mempelajari proses dan bentang alam muda/sekarang (Kuarter – Resen), termasuk Geologi Kuarter, patahan aktif, gunung api, kebencanaan, dan arkeo-geologi. Senada dengan apa yang dikemukakan olek Pak Zaim ttg kurangnya minat mahasiswa di bidang yang beliau ajarkan. Silahkan teman-teman dosen yang lebih punya pengetahuan tentang masalah ini
Re: [iagi-net-l] Merekam diskusi atau mengontrol diskusi - ARTIKEL KORAN PR
Pak Ketum, Saya pikir lebih baik biarkan saja karena moderator/Pak Ketua pun hanya punya batasan menghimbau saja. Sementara disadari atau tidak setiap perkataan yang ada di mailing list ini akan terekam dan terbuka oleh umum sampai kapanpun, karena bersifat metadata dan akan mudah di searching di mbah google, sehingga setiap perkataan dan penyataan, implikasinya akan dirasakan oleh individu masing2 yang mengeluarkan pernyataan tersebut, apakah akan didukung dan tidak didukung, disenangi atau tidak disenangi orang lain... salam,Deni Rahayu2888 --- On Sun, 2/26/12, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote: From: Bandono Salim bandon...@gmail.com Subject: Re: [iagi-net-l] Merekam diskusi atau mengontrol diskusi - ARTIKEL KORAN PR To: iagi-net@iagi.or.id Date: Sunday, February 26, 2012, 2:48 AM Santai saja nDang, beda pendapat hal yang lumrah, Salam.Powered by Telkomsel BlackBerry®From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Date: Sun, 26 Feb 2012 17:43:30 +0700To: iagi-net@iagi.or.idReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Merekam diskusi atau mengontrol diskusi - ARTIKEL KORAN PR 2012/2/26 andangbacht...@yahoo.com Note: mudah2an kawan2 admin milis ini (selain PTA, pak ketum RDP juga khan?) bisa lebih aktif juga memoderasi diskusi suatu thread shg lebih banyak manfaat yg bisa diambil drpd sekedar saling berbalas melontar pernyataan yg tdk essensial... Pak ADB dan juga kawan-kawan IAGI lainnya. Hiruk pikuk soal keberadaan piramida saat ini maupun hiruk pikuk soal Lusi dimasa lalu, merupakan sebuah peristiwa langka di dunia sains di Indonesia khususnya ilmu kebumian (kegeologian). Tidak banyak komunitas sains di Indonesia yang berhasil menguak, memeras otak keringan dan waktu, serta memuntahkan ilmu-ilmu dibenak para profesionalnya karena adanya suatu peristiwa. Geologi khususnya IAGI sudah memulai sejak lama dengan dialog terbuka dan terekam sejak awalnya. fyi, dokumentasi diskusi IAGI sudah terekam dan terbuka sejak 2002 di http://www.mail-archive.com/iagi-net@iagi.or.id/msg1.html Saat melakukan perekaman diskusi ini, saya dan Paulus Tangke Allo (PTA) selalu melaksanakan tugas sebagai administrator, kami bukanlah moderator. Sehingga yang kami lakukan adalah merekam semua peristiwa (diskusi) ini sebagai bekal dan warisan kepada generasi penerus IAGI nantinya. Ini juga karena kami merasa adanya kegagalan di IAGI dalam merekam peristiwa perjalanan sejarah IAGI. Menurut kami bukan hal penting memoderasi atau mengatur diskusi di mailist ini. Kami di dunia-maya IAGI melakukan tugas administrtatif mengatur lalu lintas email hanya demi safety dan security dalam artian menghindari virus serta menghindari kemacetan dan kemandegan diskusi. Saya dan Paulus sejak sepuluh tahun lalu mencoba memberikan services terbaik dalam komunikasi dan dokumentasi. Sayang memang beberapa dokumentasi di web yang lama tidak terselamatkan karena satu dan lain hal termasuk kena hack dsb. Namun satu hal yang selalu kami hindari adalah menyetop sebuah diskusi. Kalau diperlukan memang sudah semestinya ketua IAGI yang mempunyai kemampuan ini. Walaupun saya saat ini juga sebagai Ketua Umum IAGI, namun menyetop sebuah diskusi atau mengatur jalannya (isi diskusi) bukanlah hal mudah. Yang penting kedewasaan dan mendokumentasikan sebuah topik diskusi. Sulit mendefinisikan kedewasaan dalam lingkungan yang sudah memiliki kebebasan berbicara saat ini. Siapa saja berhak mendefinisikan kedewasaan. Namun kalau kita telaah lebih lanjut, sebenernya masing-masing anggota IAGI tahu dan mengerti akan batas dan rasa dalam menunjukkan kedewasaanya atau kekanak-kanakannya. Sehingga moderasi atau mengatur jalannya diskusi supaya mengarah ke satu titik menjadi tidak mudah. Namun yang lebih penting adalah mensarikan atau menulis ulang disksui ini menjadi sebuah cerita atau sebuah artikel supaya lebih mudah enak dibaca. Saya selalu gagal melakukannya. Dua tiga kali saya mencoba mensarikan ternyata diskusinya masih terus berkembang. Mendokumentasi sebuah topik diskusi ini merupakan tugas divisi dunia maya yang belum pernah kesampaian. Mendokumentasi khusus dalam blog untuk sebuah uraian yg pantas masuk dalam blog iagi (http://geologi.iagi.or.id) ini saja yang sudah dilakukan. Monggo rekan-rekan yang ingin membuat saripati diskusi dalam topik khusus IAGI-net sangat kami alu-alukan. Yang perlu dimengerti bagi pengguna IAGI-net dan dunia maya pada umumnya adalah kebebasan itu di sisi lainnya adalah tanggung jawab. Setiap kata dan kalimat yang kita tuliskan adalah merupakan tanggung jawab pribadi yang menuliskannya. Dengan demikian pepatah mulutmu adalah harimaumu sangatlah tepat walau sudah di era elektronik ini. Selamat meneruskan diskusi ini dengan kedewasaan yang bertanggung jawab. Salam RDP
Re: [iagi-net-l] Nasehat Imran pada anaknya... Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Oh iya ceritanya kurang 1 keledainya dinaiki Imran dan anaknya, terus diomeli orang karena tidak punya belas kasihan He he he , cerita lama jadi agak lupa. Tks Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: mohammadsyai...@gmail.com Date: Sun, 26 Feb 2012 19:42:08 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Nasehat Imran pada anaknya... Fwd: ARTIKEL KORAN PR Om Amien, Tampaknya cerita aslinya pakai keledai, jadi memang tidak muat dua orang. Kalo kuda, mungkin kuda poni ya, he..he.. Sent from my deep hart On Feb 26, 2012, at 1:25 PM, amienwid...@yahoo.com wrote: Suatu hari Imran mengajak anaknya jalan jalan membawa kuda untuk mengenal hiruk pikuknya kehidupan. Mereka berjalan bersama sambil menuntun kudanya, masyarakat yang melihat langsung nyeletuk orang orang aneh, bawa kuda cuma dituntun Imran kemudian menaiki kuda dan dituntun anaknya, masyarakat yang melihat langsung nyeletuk orang tua tak tahu diri Imran meminta anaknya naik kuda, masyarakat yang melihat langsung nyeletuk anak tidak berbakti Imran dan anaknya bersama sama mengangkat kuda, masyarakat yang melihat langsung nyeletuk orang gila, orang gila Imran berkata pada anaknya itulah kehidupan , anaknya manggut2. The show must go on Do the best AW Powered by Telkomsel BlackBerry® From: andangbacht...@yahoo.com Date: Sun, 26 Feb 2012 05:40:01 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Mas Avi, Al Hajj, Nyuwun sewu juga, mudah2an semakin memanjat usia kita semakin dimudahkan oleh Gusti Allah untuk menyebarkan kata2 dan kalimat2 toyibah yg menenangkan, terutama di pergaulan ilmiah seperti di IAGI-NET ini. Bahkan menegur orang dg Mangkanya jangan asal ngomong tapi dipikir dulu pun saya pikir agak mengkalutkan, bukan malah menenangkan. Karena kita tahu persis teguran tsb ditujukan pada scientist peneliti yg sudah banyak pula menuliskan pemikirannya di jurnal2 ilmiah baik di dalam maupun di luar negeri yg insyaallah sudah dipikirkan betul dan ditimbang2 kalimat2 yg akan dituliskannya. Selain itu pernyataan bahwa saya dan Danny mungkin sdh tidak ada masalah perut sehingga tertarik mempelajari Holocene sediment, nampaknya perlu dikoreksi juga. Dalam riset2 sebagai sedimentologist saya juga harus sering berhubungan dg sedimen Kwarter - Holosen, spt delta Mahakam modern, Endapan Danau Toba, Delta Cimanuk, Sungai Tamiang, dsb,... Selain itu Danny sbg earthquake geologist otomatis juga berhubungan dg peristiwa2 (dan sedimen2) Holosen-lah. Jadi itu semua adalah adalah masalah militansi riset, kepedulian, dan tentui saja profesionalisme. Kalau kita mengkampanyekan dg benar riset2 spt yg kami lakukan kepada anak2 geologi (yang baru lulus), insyaallah akan makin banyak yang mau terjun terlibat dalam usaha2 mitigasi bencana. Dan selanjutnya akan makin banyak sumberdaya alam yg telah ditemukan bisa lebih diefisienkan penggunaannya untuk hidup berdampingan dg potensi bencana. Sebagian dari kita mungkin tidak terlalu beruntung bisa meluaskan wawasan keilmuan di luar bidang profesi yg kita geluti. Tetapi tentunya itu tidak membuat kita terus menutup diri dan menganggap kebenaran persepsi kita adalah segalanya (kebenaran kita yg paling benar). Kalau kita tidak mengerti suatu disiplin ilmu lain secara mendalam, marilah kita belajar menyimak dan mendengarkan dengan baik, supaya bisa mendapatkan berkah hidayah pengetahuan yg bermanfaat darinya. Kalau ingin bertanya dan beropini, marilah bertanya, berdiskusi, beropini dengan sehat, sopan, santun dan menyenangkan. Insyaallah semua jadi berkah, kalau kita bisa saling menyebarkan ukhuwah. Salam Njagong (Reunian) juga, cak!!! ADB Note: mudah2an kawan2 admin milis ini (selain PTA, pak ketum RDP juga khan?) bisa lebih aktif juga memoderasi diskusi suatu thread shg lebih banyak manfaat yg bisa diambil drpd sekedar saling berbalas melontar pernyataan yg tdk essensial... Powered by Telkomsel BlackBerry® From: rakhmadi.avia...@gmail.com Date: Sun, 26 Feb 2012 04:46:03 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Mangkanya jangan asal ngomong tapi dipikir dulu kalo memang nulis lewat desk top dibaca lagi, karena topik anda ini menurut saya agak antagonis dari main stream science. Saya kira anda dan ADB tidak ada masalah perut mungkin tapi buat adik2 yg belum lulus dan akan lulus tentu mrk lebih senang mempelajari yg bisa menghasilkan uang banyak jadi wajar kalo mereka tidak terarik dg holocene sedimen Avi 0666 Lagi jagong Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Date: Sun, 26 Feb 2012 11:35:25 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Mohon tidak dicampur-adukan dengan
Re: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Pak Yahdi Ini menarik dari uraian bapak yg dimaksud musim dingin ini apa winter begitu, kalau iya maka waktunya pendek sekali, akan lebih menarik kalau timing yg ada di skala kwarter ini di hubungkan dg Eustacy yg berskala halus misalnya order diatas 5, karena kalau mau menarik katastropi purba tentu mencari dimana titik maximum flood ini berada shg kalau hasil riset di gua bisa di link and match dg the most recent uestacy mungkin akan terkuak tabir ato memang tidak ada sama sekali Makasi dan selamat malam Senen Avi 0 nomor cantik Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id Date: Sun, 26 Feb 2012 09:50:57 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Rekans,agak panjang sy tulis ini. Teman saya mhs S3 di Perancis disertasinya ttg paleoklimatologi dgn penelitian stalagtit/mit Kuarter-Holosen gua di selatan Perancis. Ia melakukan penelitian dg berbagai metoda, mineralogi,dating,isotop dll,tapi yg menarik dan sbg temuan utama disertasinya adalah:BAKTERI! Dng SEM lingkaran2 kambium(bkn kambrium spt ditulis Kang Dany) stalagtit/mit dpt dideteksi adanya perkembangan bakteri yg pesat pd iklim hangat dan nyaris tdk ada bakteri pd iklim dingin. Jenis bakteri (genus dan spesies)nya pun berbeda dari tiap lingkaran,yg artinya jg berbeda tiap waktunya. Penelitian ini utk manyingkap iklim purba berkaitan dgn temuan manusia purba di Gua Tautavel,Perancis Selatan umur datingnya 700-800rb tyl. Jadi,penelitian dasar (basic research) geologi dlm pengertian luas,sangat berkembang dan banyak peminatnya di Eropa, tapi sebaliknya,kurang peminat di Indonesia krn,salah satu contohnya Geologi Kuarter, adalah ilmu NINGRAT sehingga tdk diminati,krn artinya: ilmunya PeNING tapi/dan melaRAT?? Wasalam, Zaim yang ningrat Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com Date: Sun, 26 Feb 2012 00:48:02 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Pak Danny dan Pak Argo, menarik sekali. baru kali ini saya dengar penggunaan stalagmit dan stalagtit untuk deteksi MFS. Berarti rekamannya hanya yang big cycle nya saja? boleh dong di share disini kalau ada artikel lainnya tentang hal ini. fbs From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, February 26, 2012 3:06 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Ulasan yang sangat relevan dan sangat menarik dari Pak Argo. Seperti di-email saya sebelumnya, penelitian ‘geologi-gua’ ini adalah “frontier research” yang luarbiasa. Seperti halnya terumbu karang di laut, karang digua ini adalah “multi-proxy recorder” yang luarbiasa untuk reknstruksi paleoclimate dan kejadian katastropik. Masing-masing punya lapisan tahun seperti kambrium di pohon dan juga bisa di-dating dengan sangat akurat (+/- beberapa tahun dan bahkan bulan!) oleh metoda U-Th radiometric dating. Bedanya kalau koral lapisan tahun ini 1-3 cm, tapi untuk stalagtit hanya 1-3 mm; jadi core stalagtit sepanjang 1 meter saja span datanya sampai 1000 tahun!. TIM RSES-ANU dan LIPI ini berambisi untuk merekonstruksi paleoclimate-environment sampai 500.000 tahun kebelakang. Dalam beberapa tahun mendatang data geologi-gua-tropis ini akan menjadi rival atau lebih tepatnya padanan untuk data dari kutub (ice-core) yang selama ini menjadi sumber data utama untuk plaeoclimate-environment. Masalahnya, memang tidak banyak ahli geologi atau mahasiswa yang rela menjadi ‘manusia gua’ di jaman modern sekarang ini J Wass DHN From:AWY [mailto:masargo...@yahoo.com] Sent: Sunday, February 26, 2012 1:27 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Sugeng siang, Semalam di NGC didongengkan tentang penyelidikan gua karst di Kepulauan Bahama. Gua ini sendiri saat ini sudah digenangi air dengan kedalaman s/d 100m. Beberapa peneliti terlibat dlm penelitian tsb, tdr dari beragam multi disiplin mulai dari arkeologi, paleontologi, geologist yang juga tentu saja para penyelam yang handal. Background penelitiannya sendiri salah satunya adalah untuk menyelidiki siapakah yang menemukan Amerika? Apakah ada Penemu sebelum Colombus?. Di gua di bawah air tersebut, yang tentu saja menantang dari segi keselamatan para peneliti - karena seringnya jatuhan dari stalagtit2nya - ditemukan beberapa tengkorak kepala yang seingat memiliki ciri khas suku ..., dicirikan dengan defect pada tengkorak tsb (bentuk kerucut), yang dikenal sebagai kebiasaan suku trsbt yaitu dengan mengikat anak kecil/bayi di papan, demikian juga kepala eh kelapanya :), yg menyebabkan bentuk khas tsb. Sehingga bisa ditarik kesipulan sebenarnya sktr 800-1000thn y.l. Sudah ada suku2
Re: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Mas Avi, Yang dimaksud dengan iklim dingin atau panas bukan musim tahunan, winter atau summer,tetapi iklim yg disebabkan oleh perubahan tmperatur global bumi yg antara lain oleh orbital force bumi. Perubahan ini bisa mengakibatkan terjadinya naik-turun suhu bumi secara ekstrem yg dpt pula menyebabkan terjadinya perubahan muka-laut-sea level changes/Eustacy, yg dpt pula berdampak pada proses weathering, erosi dan sedimentasi. Produk yg kita lihat lazimnya adlh di singkapan sedimen dan atas dasar singkapan sedimen pulalah Milankovich melakukan studi dan meyakini adanya korelasi kuat antara suhu bumi,klimatologi,sea level changes dan proses sedimentasi yg dikenal dg Siklus Milankovich. Pada Zaman Kuarter suhu ekstrem dingin bumi dikenal dg Zaman Glasial Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: rakhmadi.avia...@gmail.com Date: Sun, 26 Feb 2012 13:27:23 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Pak Yahdi Ini menarik dari uraian bapak yg dimaksud musim dingin ini apa winter begitu, kalau iya maka waktunya pendek sekali, akan lebih menarik kalau timing yg ada di skala kwarter ini di hubungkan dg Eustacy yg berskala halus misalnya order diatas 5, karena kalau mau menarik katastropi purba tentu mencari dimana titik maximum flood ini berada shg kalau hasil riset di gua bisa di link and match dg the most recent uestacy mungkin akan terkuak tabir ato memang tidak ada sama sekali Makasi dan selamat malam Senen Avi 0 nomor cantik Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id Date: Sun, 26 Feb 2012 09:50:57 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Rekans,agak panjang sy tulis ini. Teman saya mhs S3 di Perancis disertasinya ttg paleoklimatologi dgn penelitian stalagtit/mit Kuarter-Holosen gua di selatan Perancis. Ia melakukan penelitian dg berbagai metoda, mineralogi,dating,isotop dll,tapi yg menarik dan sbg temuan utama disertasinya adalah:BAKTERI! Dng SEM lingkaran2 kambium(bkn kambrium spt ditulis Kang Dany) stalagtit/mit dpt dideteksi adanya perkembangan bakteri yg pesat pd iklim hangat dan nyaris tdk ada bakteri pd iklim dingin. Jenis bakteri (genus dan spesies)nya pun berbeda dari tiap lingkaran,yg artinya jg berbeda tiap waktunya. Penelitian ini utk manyingkap iklim purba berkaitan dgn temuan manusia purba di Gua Tautavel,Perancis Selatan umur datingnya 700-800rb tyl. Jadi,penelitian dasar (basic research) geologi dlm pengertian luas,sangat berkembang dan banyak peminatnya di Eropa, tapi sebaliknya,kurang peminat di Indonesia krn,salah satu contohnya Geologi Kuarter, adalah ilmu NINGRAT sehingga tdk diminati,krn artinya: ilmunya PeNING tapi/dan melaRAT?? Wasalam, Zaim yang ningrat Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com Date: Sun, 26 Feb 2012 00:48:02 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Pak Danny dan Pak Argo, menarik sekali. baru kali ini saya dengar penggunaan stalagmit dan stalagtit untuk deteksi MFS. Berarti rekamannya hanya yang big cycle nya saja? boleh dong di share disini kalau ada artikel lainnya tentang hal ini. fbs From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, February 26, 2012 3:06 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Ulasan yang sangat relevan dan sangat menarik dari Pak Argo. Seperti di-email saya sebelumnya, penelitian ‘geologi-gua’ ini adalah “frontier research” yang luarbiasa. Seperti halnya terumbu karang di laut, karang digua ini adalah “multi-proxy recorder” yang luarbiasa untuk reknstruksi paleoclimate dan kejadian katastropik. Masing-masing punya lapisan tahun seperti kambrium di pohon dan juga bisa di-dating dengan sangat akurat (+/- beberapa tahun dan bahkan bulan!) oleh metoda U-Th radiometric dating. Bedanya kalau koral lapisan tahun ini 1-3 cm, tapi untuk stalagtit hanya 1-3 mm; jadi core stalagtit sepanjang 1 meter saja span datanya sampai 1000 tahun!. TIM RSES-ANU dan LIPI ini berambisi untuk merekonstruksi paleoclimate-environment sampai 500.000 tahun kebelakang. Dalam beberapa tahun mendatang data geologi-gua-tropis ini akan menjadi rival atau lebih tepatnya padanan untuk data dari kutub (ice-core) yang selama ini menjadi sumber data utama untuk plaeoclimate-environment. Masalahnya, memang tidak banyak ahli geologi atau mahasiswa yang rela menjadi ‘manusia gua’ di jaman modern sekarang ini J Wass DHN From:AWY [mailto:masargo...@yahoo.com] Sent: Sunday, February 26, 2012 1:27 PM To: iagi-net@iagi.or.id
Re: [iagi-net-l] Akses Menuju Situs Gunung Padang Tertutup Longsor
he he he he ngebornya dimana, longsornya dimana.. semoga para wartawan dan para narasumber mendapat pencerahan.. bahkan kehebohan situs megalithikum akhir akhir ini membawa dampak yang baik apalagi sejumlah planning rencana wisata sedang disiapkan pemda Cianjur pak dhe di tunggu dongengan geologi Gunung Padangnya ya pak Dhe :D Regard Rizqi Syawal 2012/2/26 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Ini berita tidak ada verifikasi atau mungkin sengaja memojokkan. Sabtu kemarin PP IAGI mengadakan ekskursi ke gunung Padang dan tidak menjumpai longsoran yg disebabkan oleh proses pengeboran. Sayangnya tidak ada wartawan yg mengikuti kami hari itu. ekskursi yg dipimpin oleh Aris Setyawan ini diikuti oleh 16 peserta dengan menggunakan bus ukuran sedang. Saat ini Pak Aris dan peserta lainnya sedang menyusun hasil pengamatan yg dilakukan Sabtu lalu. Diskusi cukup ramai, apalagi didampingi oleh Prof Dr Otto Ongkosongo yang membawa peralatan lengkap termasuk loupe besarnya. Rdp On Sunday, February 26, 2012, Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com wrote: gimana geopiknik sabtu lalu? apa lewat jalan lain untuk menuju gunung Padang? atau terhambat longsor ini? silahkan lihat berita nya di web: dibawah ini. fbs http://www.inilahjabar.com/read/detail/1834466/akses-menuju-situs-gunung-padang-tertutup-longsor Akses Menuju Situs Gunung Padang Tertutup Longsor Oleh: Benny Bastiandy Jabar - Minggu, 26 Februari 2012 | 16:08 WIB NILAH.COM, Cianjur - Akses jalan menuju kawasan Situs Megalitikum Gunung Padang di Desa Karyamukti Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur, Sabtu (25/2/2012) dinihari, tertutup longsor. Sedikitnya ada 20 titik longsoran tanah dan batu yang menutup akses jalan dalam peristiwa tersebut. Hujan deras memang mengguyur kawasan ini dalam tiga hari terakhir. Diduga, tebing di sepanjang jalur menuju lokasi situs tak kuat lagi menahan rembesan air hujan. Dalam waktu hampir bersamaan, terjadi longsoran tanah dan batu. Beruntung tidak ada rumah yang tertimbun maupun korban jiwa dalam kejadian itu. Hingga saat ini, masyarakat setempat bahu membahu membersihkan sisa-sisa longsor. Anggota Forum Masyarakat Peduli Situs Megalitikum (FMPSM) Gunung Padang Eko Wiwid mengatakan terjadinya longsoran tanah dan batu yang menutup akses jalan menuju kawasan situs, disinyalir akibat tidak adanya saluran pembuangan air dari zona inti situs. Keberadaan bangunan anak tangga yang baru dibangun Pemprov Jabar juga disinyalir menjadi penyebab lainnya. “Adanya pengeboran oleh Tim Kastropik di dua titik kawasan situs dengan kedalaman hampir 26 meter dan 16 meter, kami sinyalir menjadi penyebab lain terjadinya longsor tanah dan batu. Sebelum adanya pembangunan anak tangga dan pengeboran, tidak pernah terjadi longsor seperti sekarang ini,” terang Eko saat dihubungi INILAH.COM, Minggu (26/2/2012). Menurut Eko, berdasarkan hasil pendataan, setidaknya ada 20 titik longsor tanah di sekeliling dinding situs itu. Akibatnya, akses jalan menuju kawasan situs tertutup, serta menutup jalan yang menghubungkan dua desa. “Dengan kondisi ini, kami berharap agar pemerintah lebih memerhatikan pelestarian lingkungan sekitar kawasan situs, jangan mengutamakan pembangunan dan penelitian tanpa memerhatikan kawasan konservasi ini,” tegasnya.[jul] -- *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari* PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012. To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or
Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Saya justru tertarik dengan candanya Pak DHN. Bisa dieksplorasikah Pak bagian ketidakselarasan budaya dan budaya yang kurang waras? Makasih duluan... tabik bosman batubara From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, February 26, 2012 3:52 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Artikel yang sangat menarik dan bagus. Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak kontinyu tapi terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis. Demikian juga konsep IPTEK (macam, prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan yang kita kenal sekarang. Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa sejarah yang didominasi oleh susut laut – turunnya muka airlaut, sehingga banyak wilayah yang terkena dampak sedimentasi dan pendangkalan. Ini benar karena dari Mid-Holocene sampai kurang lebih 100 tahun lalu muka airlaut global turun sekitar 2-3 meter. Sebaliknya, dari 20.000 tahun (puncak Zaman Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130 meter. Jadi tentu banyak peradaban yang ‘terendam’. Interaksi dari perubahan muka airlaut yang drastis, yang banyak diduga juga berkaitan dengan kejadian bencana katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban manusia ini belum banyak dieksplorasi. Kami menduga kuat ada “ketidakselaran” budaya yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah dan Pra Sejarah; bahkan dari Jaman Kerajaan ke Jaman kita sekarang pun kelihatannya ‘tidak selaras’. Jangan-jangan ini salah satu penyebab budaya kita sekarang jadi ‘kurang waras’ J(bercanda). Salah satu alasan utama kenapa penelitian arkeo-geologi yang sudah dirintis oleh Alm. Pak Sartono, kemudian Pak Sampoerno, kemudian juga diteruskan oleh Pak Zaim ini kurang/tidak berkembang adalah karena ilmu geologi Kuarter Indonesia tidak berkembang. Ahli geologi kita umumnya mendapatpengajaran dan training untuk ‘membaca’ sejarah geologi dari masa pra-manusia (jutaan-puluhan juta tahun lalu) yang ter-rekam pada lapisan bebatuan, baik pada singkapan ataupun pada data bor, karena tujuannya untuk eksplorasi tambang. Tapi kita umumnya tidak terlatih untuk membaca proses dan sejarah geologi dari BENTANG ALAM yang kita lihat disekitar kita sekarang. Geologiawan Indonesia umumnya akan pandai berceloteh kalau ketemu singkapan, tapi akan bungkam kalau disuruh mengidentifikasi mana teras-teras sungai mana tebing patahan aktif, mana alluvial mana collovial, dlsb; dan bagaimana proses geologi yang membentuk bentang alam ‘destruktif’ dan ‘konstruktif’ yang terlihat sekarang. Belum lagi tentang proses-proses gunung api Kuarter-Holosen dan produk-produknya. “Alot’nya membahas ‘masalah piramid’ tidak terlepas dari “lack of knowledge” kita dibidang ini. Mudah-mudahan ‘isue piramid’ dapat memberikan angin segar kepada bidang yang dianggap kering ini, sehingga nyanyian orang yang berkiprah di bidang ini tidak lagi terlalu serak tapi menjadi serak-serak basah sehingga merdu. Selamat berakhir pekan. DHN From:Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] Sent: Saturday, February 25, 2012 11:04 PM To: IAGI Subject: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Fyi, -- Forwarded message -- From: Date: Sunday, February 26, 2012 Subject: ARTIKEL KORAN PR To: rovi...@gmail.com Cc: z...@gc.itb.ac.id Ass.w.w., Pak Rovicky, Maaf saya pakai Japri karena kalau pakai jalur IAGI tidak bisa kirim file. Terlampir dalam attach file saya kirim tulisan saya di Koran Harian Pikiran Rakyat yang terbit di tahun 1997. Tulisan tersebut saya temukan tidak sengaja ketika beres2 dan bongkar2 berkas saya yang berantakan di kantor. Saya kirim copy artikel ini sekedar untuk diketahui bahwa saya sudah lama mencoba memasyarakatkan Geologi untuk bidang Budaya (baca:arkeologi). Telah lama sebenarnya saya di bawah dan bersama Almarhum Prof. Sartono mengembangkan Geologi Kuarter dan Geoarkeologi di ITB dan Indonesia. Dari sekian upaya kami, salah satunya adalah melalui tulisan populer di koran yaitu Pikiran Rakyat. Sekedar bacaan Akhir Pekan. Wslm, Zaim -- Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari
Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Mohon ijin, ikut nimbrung, mungkin salah besar. Wah kalau keselarasan pra sejarah ke sejarah agak sulit yaa, krn buktinya tidak banyak, meskipun ada. Lha ini kan yang sedang dilacak oleh :DHN AB EJ AA SBY TuranggaSeta, juga para arkeolog meskipun konsepnya beda. Kalau jaman kerajaan ke sekarang yaa jelas selaras, semua tercatat. Bukti peninggalan berupa karya pujangga masih digunakan di banyak kalangan, perilaku sopan santun, acara adat, bela diri, musik, ilmu pengobatan dll masih ada dan masih nyambung. Mungkin erosi budaya dan pendidikan sekuler itu yang menyebabkan rasa ketidak selarasan para ilmuwan muda karena bertentangan dgn pola pikir dunia barat/baru. Lha budaya tidak waras itu apakah budaya yang tidak punya kaitan dengan budaya kearifan yang masih dipergunakan oleh masyarakat umum, atau budaya yang tidak nurut pola pikir dunia modern? Wah aku kagak ngerti juga; mari pencetus ungkapan, jelaskan apa yang sdr maksud, lha aku kan bukan budayawan Salam n selamat pagi. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com Date: Sun, 26 Feb 2012 10:09:53 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Saya justru tertarik dengan candanya Pak DHN. Bisa dieksplorasikah Pak bagian ketidakselarasan budaya dan budaya yang kurang waras? Makasih duluan... tabik bosman batubara From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, February 26, 2012 3:52 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Artikel yang sangat menarik dan bagus. Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak kontinyu tapi terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis. Demikian juga konsep IPTEK (macam, prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan yang kita kenal sekarang. Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa sejarah yang didominasi oleh susut laut – turunnya muka airlaut, sehingga banyak wilayah yang terkena dampak sedimentasi dan pendangkalan. Ini benar karena dari Mid-Holocene sampai kurang lebih 100 tahun lalu muka airlaut global turun sekitar 2-3 meter. Sebaliknya, dari 20.000 tahun (puncak Zaman Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130 meter. Jadi tentu banyak peradaban yang ‘terendam’. Interaksi dari perubahan muka airlaut yang drastis, yang banyak diduga juga berkaitan dengan kejadian bencana katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban manusia ini belum banyak dieksplorasi. Kami menduga kuat ada “ketidakselaran” budaya yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah dan Pra Sejarah; bahkan dari Jaman Kerajaan ke Jaman kita sekarang pun kelihatannya ‘tidak selaras’. Jangan-jangan ini salah satu penyebab budaya kita sekarang jadi ‘kurang waras’ J(bercanda). Salah satu alasan utama kenapa penelitian arkeo-geologi yang sudah dirintis oleh Alm. Pak Sartono, kemudian Pak Sampoerno, kemudian juga diteruskan oleh Pak Zaim ini kurang/tidak berkembang adalah karena ilmu geologi Kuarter Indonesia tidak berkembang. Ahli geologi kita umumnya mendapatpengajaran dan training untuk ‘membaca’ sejarah geologi dari masa pra-manusia (jutaan-puluhan juta tahun lalu) yang ter-rekam pada lapisan bebatuan, baik pada singkapan ataupun pada data bor, karena tujuannya untuk eksplorasi tambang. Tapi kita umumnya tidak terlatih untuk membaca proses dan sejarah geologi dari BENTANG ALAM yang kita lihat disekitar kita sekarang. Geologiawan Indonesia umumnya akan pandai berceloteh kalau ketemu singkapan, tapi akan bungkam kalau disuruh mengidentifikasi mana teras-teras sungai mana tebing patahan aktif, mana alluvial mana collovial, dlsb; dan bagaimana proses geologi yang membentuk bentang alam ‘destruktif’ dan ‘konstruktif’ yang terlihat sekarang. Belum lagi tentang proses-proses gunung api Kuarter-Holosen dan produk-produknya. “Alot’nya membahas ‘masalah piramid’ tidak terlepas dari “lack of knowledge” kita dibidang ini. Mudah-mudahan ‘isue piramid’ dapat memberikan angin segar kepada bidang yang dianggap kering ini, sehingga nyanyian orang yang berkiprah di bidang ini tidak lagi terlalu serak tapi menjadi serak-serak basah sehingga merdu. Selamat berakhir pekan. DHN From:Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] Sent: Saturday, February 25, 2012 11:04 PM To: IAGI Subject: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Fyi, -- Forwarded message -- From: Date: Sunday, February 26, 2012 Subject: ARTIKEL KORAN PR To: rovi...@gmail.com Cc: z...@gc.itb.ac.id Ass.w.w., Pak Rovicky, Maaf saya pakai Japri karena kalau pakai jalur IAGI tidak bisa kirim file. Terlampir dalam attach file saya kirim tulisan saya di Koran Harian Pikiran Rakyat yang terbit di
RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Selamat pagi. Wah, Pak Ban ini serius amat ya J Kan lebih baik menjadi orang waras yang merasa ‘masih kurang waras’ disbanding orang edan yang merasa paling waras…wk wk wk Perihal apakah kepribadian dan kebudayaan di Jaman Kejayaan Kerajaan (sebelum 1500 M) ‘selaras’ dengan kebufayaan manusia Indonesia sekarang adalah hal yang tidak sederhana tentunya, tapi yang jelas masa kita sekarang dipisahkan oleh ratusan tahun masa kolonial dari jaman kejayaan itu. Dan kita dengan berbagai cara dibuat ‘hilang ingatan’ akan jati diri dan akar (sejarah) bangsa (oleh para penjajah). Jangan-jangan usaha ini masih di-“maintain” sampai sekarang (secara terselubung). Sekedar contoh kecil. Bangunan Candi Batujaya dari abad 4 Masehi, khususnya kualitas batubatanya itu luarbiasa bagusnya (dan sudah teruji ketahanannya selama 1600 tahun). Kata orang ahli material jauh lebih bagus dari umumnya batubata jaman sekarang. Nah, bisa dibilang perkembangan teknologi yang tidak selaras bukan? Orang jaman sekarang umumnya hanya tahu kehebatan bangunan-bangunan yang dibuat Belanda saja. Wass DHN From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] Sent: Monday, February 27, 2012 4:34 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Mohon ijin, ikut nimbrung, mungkin salah besar. Wah kalau keselarasan pra sejarah ke sejarah agak sulit yaa, krn buktinya tidak banyak, meskipun ada. Lha ini kan yang sedang dilacak oleh :DHN AB EJ AA SBY TuranggaSeta, juga para arkeolog meskipun konsepnya beda. Kalau jaman kerajaan ke sekarang yaa jelas selaras, semua tercatat. Bukti peninggalan berupa karya pujangga masih digunakan di banyak kalangan, perilaku sopan santun, acara adat, bela diri, musik, ilmu pengobatan dll masih ada dan masih nyambung. Mungkin erosi budaya dan pendidikan sekuler itu yang menyebabkan rasa ketidak selarasan para ilmuwan muda karena bertentangan dgn pola pikir dunia barat/baru. Lha budaya tidak waras itu apakah budaya yang tidak punya kaitan dengan budaya kearifan yang masih dipergunakan oleh masyarakat umum, atau budaya yang tidak nurut pola pikir dunia modern? Wah aku kagak ngerti juga; mari pencetus ungkapan, jelaskan apa yang sdr maksud, lha aku kan bukan budayawan Salam n selamat pagi. Powered by Telkomsel BlackBerry® _ From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com Date: Sun, 26 Feb 2012 10:09:53 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Saya justru tertarik dengan candanya Pak DHN. Bisa dieksplorasikah Pak bagian ketidakselarasan budaya dan budaya yang kurang waras? Makasih duluan... tabik bosman batubara _ From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, February 26, 2012 3:52 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Artikel yang sangat menarik dan bagus. Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak kontinyu tapi terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis. Demikian juga konsep IPTEK (macam, prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan yang kita kenal sekarang. Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa sejarah yang didominasi oleh susut laut – turunnya muka airlaut, sehingga banyak wilayah yang terkena dampak sedimentasi dan pendangkalan. Ini benar karena dari Mid-Holocene sampai kurang lebih 100 tahun lalu muka airlaut global turun sekitar 2-3 meter. Sebaliknya, dari 20.000 tahun (puncak Zaman Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130 meter. Jadi tentu banyak peradaban yang ‘terendam’. Interaksi dari perubahan muka airlaut yang drastis, yang banyak diduga juga berkaitan dengan kejadian bencana katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban manusia ini belum banyak dieksplorasi. Kami menduga kuat ada “ketidakselaran” budaya yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah dan Pra Sejarah; bahkan dari Jaman Kerajaan ke Jaman kita sekarang pun kelihatannya ‘tidak selaras’. Jangan-jangan ini salah satu penyebab budaya kita sekarang jadi ‘kurang waras’ J (bercanda). Salah satu alasan utama kenapa penelitian arkeo-geologi yang sudah dirintis oleh Alm. Pak Sartono, kemudian Pak Sampoerno, kemudian juga diteruskan oleh Pak Zaim ini kurang/tidak berkembang adalah karena ilmu geologi Kuarter Indonesia tidak berkembang. Ahli geologi kita umumnya mendapatpengajaran dan training untuk ‘membaca’ sejarah geologi dari masa pra-manusia (jutaan-puluhan juta tahun lalu) yang ter-rekam pada lapisan bebatuan, baik pada singkapan ataupun pada data bor, karena tujuannya untuk eksplorasi tambang. Tapi kita umumnya tidak terlatih untuk membaca proses dan sejarah geologi dari BENTANG ALAM yang kita lihat disekitar kita sekarang.
Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
:) :) :) sesungguhnya kalau mslh batubata, sampai sekarang masih ada yang bagus. Masalah ukuran itu disesuaikan dgn standard dari PU. Bahkan sesungguhnya termasuk kekuatan juga ada di SNI. Kalau Dany dapat yang jelek itu masalah memilih saja. Kalau aku bilang secara umum ada rupa ada harga kalau tdk sesuai itu tertipu atau memamng tidak tau :):):) kalau ada yang bagus :):):):) Kehilangan kepribadian bangsa ini terjadi itu setelah masa reformasi, maunya disebut negara demokrasi. Ini kan hasil pendidikan modern al: islam liberal, para tokoh reformasi, merasa bahwa kepribadian indonesia kurang pas hk hk hk. Masih banyak kok orang indonesia berkepribadian baik dan sehat. Ih nanti kepanjangan deh. Meleset dari geologi. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Date: Mon, 27 Feb 2012 07:44:23 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Selamat pagi. Wah, Pak Ban ini serius amat ya J Kan lebih baik menjadi orang waras yang merasa ‘masih kurang waras’ disbanding orang edan yang merasa paling waras…wk wk wk Perihal apakah kepribadian dan kebudayaan di Jaman Kejayaan Kerajaan (sebelum 1500 M) ‘selaras’ dengan kebufayaan manusia Indonesia sekarang adalah hal yang tidak sederhana tentunya, tapi yang jelas masa kita sekarang dipisahkan oleh ratusan tahun masa kolonial dari jaman kejayaan itu. Dan kita dengan berbagai cara dibuat ‘hilang ingatan’ akan jati diri dan akar (sejarah) bangsa (oleh para penjajah). Jangan-jangan usaha ini masih di-“maintain” sampai sekarang (secara terselubung). Sekedar contoh kecil. Bangunan Candi Batujaya dari abad 4 Masehi, khususnya kualitas batubatanya itu luarbiasa bagusnya (dan sudah teruji ketahanannya selama 1600 tahun). Kata orang ahli material jauh lebih bagus dari umumnya batubata jaman sekarang. Nah, bisa dibilang perkembangan teknologi yang tidak selaras bukan? Orang jaman sekarang umumnya hanya tahu kehebatan bangunan-bangunan yang dibuat Belanda saja. Wass DHN From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] Sent: Monday, February 27, 2012 4:34 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Mohon ijin, ikut nimbrung, mungkin salah besar. Wah kalau keselarasan pra sejarah ke sejarah agak sulit yaa, krn buktinya tidak banyak, meskipun ada. Lha ini kan yang sedang dilacak oleh :DHN AB EJ AA SBY TuranggaSeta, juga para arkeolog meskipun konsepnya beda. Kalau jaman kerajaan ke sekarang yaa jelas selaras, semua tercatat. Bukti peninggalan berupa karya pujangga masih digunakan di banyak kalangan, perilaku sopan santun, acara adat, bela diri, musik, ilmu pengobatan dll masih ada dan masih nyambung. Mungkin erosi budaya dan pendidikan sekuler itu yang menyebabkan rasa ketidak selarasan para ilmuwan muda karena bertentangan dgn pola pikir dunia barat/baru. Lha budaya tidak waras itu apakah budaya yang tidak punya kaitan dengan budaya kearifan yang masih dipergunakan oleh masyarakat umum, atau budaya yang tidak nurut pola pikir dunia modern? Wah aku kagak ngerti juga; mari pencetus ungkapan, jelaskan apa yang sdr maksud, lha aku kan bukan budayawan Salam n selamat pagi. Powered by Telkomsel BlackBerry® _ From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com Date: Sun, 26 Feb 2012 10:09:53 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Saya justru tertarik dengan candanya Pak DHN. Bisa dieksplorasikah Pak bagian ketidakselarasan budaya dan budaya yang kurang waras? Makasih duluan... tabik bosman batubara _ From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, February 26, 2012 3:52 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Artikel yang sangat menarik dan bagus. Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak kontinyu tapi terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis. Demikian juga konsep IPTEK (macam, prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan yang kita kenal sekarang. Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa sejarah yang didominasi oleh susut laut – turunnya muka airlaut, sehingga banyak wilayah yang terkena dampak sedimentasi dan pendangkalan. Ini benar karena dari Mid-Holocene sampai kurang lebih 100 tahun lalu muka airlaut global turun sekitar 2-3 meter. Sebaliknya, dari 20.000 tahun (puncak Zaman Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130 meter. Jadi tentu banyak peradaban yang ‘terendam’. Interaksi dari perubahan muka airlaut yang drastis, yang banyak diduga juga berkaitan dengan kejadian bencana katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban manusia ini
Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Sekedar menambahkan, Seingat saya waktu saya di SD atau SMP oleh bapak/ibu guru diajarkan bahwa jaman sejarah adalah jaman mulai ditemukannya bukti bukti tertulis, meskipun itu hanya berupa prasasti diatas batu. Jaman pra-sejarah adalah jaman dimana tidak ada peninggalan berupa tulisan, bisa jadi peninggalannya hanya peralatan berburu, meramu dan bertani. Oleh karena itu, jaman sejarah dan pra-sejarah dalam skala lokal bisa berbeda-beda. Jadi keselarasan dan ketidakselarasan pra-sejarah dan sejarah pada suatu tempat, boleh jadi berkaitan dengan perkembangan pengetahuan/budaya baca-tulis. Tanpa adanya penelitian mendalam tentang perkembangan evolusioner dari budaya baca-tulis pada suatu daerah dan hanya berdasarkan bukti prasasti, tentu saja yang muncul adalah ketidakselarasan jaman pra-sejarah dengan jaman sejarah. Bob Yuris Candra Independent Palynologist From: Bandono Salim bandon...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, February 27, 2012 4:33 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Mohon ijin, ikut nimbrung, mungkin salah besar. Wah kalau keselarasan pra sejarah ke sejarah agak sulit yaa, krn buktinya tidak banyak, meskipun ada. Lha ini kan yang sedang dilacak oleh :DHN AB EJ AA SBY TuranggaSeta, juga para arkeolog meskipun konsepnya beda. Kalau jaman kerajaan ke sekarang yaa jelas selaras, semua tercatat. Bukti peninggalan berupa karya pujangga masih digunakan di banyak kalangan, perilaku sopan santun, acara adat, bela diri, musik, ilmu pengobatan dll masih ada dan masih nyambung. Mungkin erosi budaya dan pendidikan sekuler itu yang menyebabkan rasa ketidak selarasan para ilmuwan muda karena bertentangan dgn pola pikir dunia barat/baru. Lha budaya tidak waras itu apakah budaya yang tidak punya kaitan dengan budaya kearifan yang masih dipergunakan oleh masyarakat umum, atau budaya yang tidak nurut pola pikir dunia modern? Wah aku kagak ngerti juga; mari pencetus ungkapan, jelaskan apa yang sdr maksud, lha aku kan bukan budayawan Salam n selamat pagi. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com Date: Sun, 26 Feb 2012 10:09:53 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Saya justru tertarik dengan candanya Pak DHN. Bisa dieksplorasikah Pak bagian ketidakselarasan budaya dan budaya yang kurang waras? Makasih duluan... tabik bosman batubara From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, February 26, 2012 3:52 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Artikel yang sangat menarik dan bagus. Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak kontinyu tapi terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis. Demikian juga konsep IPTEK (macam, prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan yang kita kenal sekarang. Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa sejarah yang didominasi oleh susut laut – turunnya muka airlaut, sehingga banyak wilayah yang terkena dampak sedimentasi dan pendangkalan. Ini benar karena dari Mid-Holocene sampai kurang lebih 100 tahun lalu muka airlaut global turun sekitar 2-3 meter. Sebaliknya, dari 20.000 tahun (puncak Zaman Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130 meter. Jadi tentu banyak peradaban yang ‘terendam’. Interaksi dari perubahan muka airlaut yang drastis, yang banyak diduga juga berkaitan dengan kejadian bencana katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban manusia ini belum banyak dieksplorasi. Kami menduga kuat ada “ketidakselaran” budaya yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah dan Pra Sejarah; bahkan dari Jaman Kerajaan ke Jaman kita sekarang pun kelihatannya ‘tidak selaras’. Jangan-jangan ini salah satu penyebab budaya kita sekarang jadi ‘kurang waras’ J(bercanda). Salah satu alasan utama kenapa penelitian arkeo-geologi yang sudah dirintis oleh Alm. Pak Sartono, kemudian Pak Sampoerno, kemudian juga diteruskan oleh Pak Zaim ini kurang/tidak berkembang adalah karena ilmu geologi Kuarter Indonesia tidak berkembang. Ahli geologi kita umumnya mendapatpengajaran dan training untuk ‘membaca’ sejarah geologi dari masa pra-manusia (jutaan-puluhan juta tahun lalu) yang ter-rekam pada lapisan bebatuan, baik pada singkapan ataupun pada data bor, karena tujuannya untuk eksplorasi tambang. Tapi kita umumnya tidak terlatih untuk membaca proses dan sejarah geologi dari BENTANG ALAM yang kita lihat disekitar kita sekarang. Geologiawan Indonesia umumnya akan pandai berceloteh kalau ketemu singkapan, tapi akan bungkam kalau disuruh mengidentifikasi mana teras-teras sungai mana tebing patahan aktif, mana alluvial mana collovial, dlsb; dan bagaimana proses geologi yang membentuk bentang alam ‘destruktif’
Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Pak Danny, Melihat kualitas jalan yang ada, dulu saya juga pernah berfikir kalau Insinyur sipil kita kalah hebat dengan Insinyur Londo. Ternyata saya keliru, urusan mutu jalan ini bukan berkaitan dengan penguasaan teknologi tetapi lebih pada besarnya upeti. Bob Yuris Candra Independent Palynologist From: Bandono Salim bandon...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, February 27, 2012 8:14 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR :) :) :) sesungguhnya kalau mslh batubata, sampai sekarang masih ada yang bagus. Masalah ukuran itu disesuaikan dgn standard dari PU. Bahkan sesungguhnya termasuk kekuatan juga ada di SNI. Kalau Dany dapat yang jelek itu masalah memilih saja. Kalau aku bilang secara umum ada rupa ada harga kalau tdk sesuai itu tertipu atau memamng tidak tau :):):) kalau ada yang bagus :):):):) Kehilangan kepribadian bangsa ini terjadi itu setelah masa reformasi, maunya disebut negara demokrasi. Ini kan hasil pendidikan modern al: islam liberal, para tokoh reformasi, merasa bahwa kepribadian indonesia kurang pas hk hk hk. Masih banyak kok orang indonesia berkepribadian baik dan sehat. Ih nanti kepanjangan deh. Meleset dari geologi. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Date: Mon, 27 Feb 2012 07:44:23 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Selamat pagi. Wah, Pak Ban ini serius amat ya J Kan lebih baik menjadi orang waras yang merasa ‘masih kurang waras’ disbanding orang edan yang merasa paling waras…wk wk wk Perihal apakah kepribadian dan kebudayaan di Jaman Kejayaan Kerajaan (sebelum 1500 M) ‘selaras’ dengan kebufayaan manusia Indonesia sekarang adalah hal yang tidak sederhana tentunya, tapi yang jelas masa kita sekarang dipisahkan oleh ratusan tahun masa kolonial dari jaman kejayaan itu. Dan kita dengan berbagai cara dibuat ‘hilang ingatan’ akan jati diri dan akar (sejarah) bangsa (oleh para penjajah). Jangan-jangan usaha ini masih di-“maintain” sampai sekarang (secara terselubung). Sekedar contoh kecil. Bangunan Candi Batujaya dari abad 4 Masehi, khususnya kualitas batubatanya itu luarbiasa bagusnya (dan sudah teruji ketahanannya selama 1600 tahun). Kata orang ahli material jauh lebih bagus dari umumnya batubata jaman sekarang. Nah, bisa dibilang perkembangan teknologi yang tidak selaras bukan? Orang jaman sekarang umumnya hanya tahu kehebatan bangunan-bangunan yang dibuat Belanda saja. Wass DHN From:Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] Sent: Monday, February 27, 2012 4:34 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Mohon ijin, ikut nimbrung, mungkin salah besar. Wah kalau keselarasan pra sejarah ke sejarah agak sulit yaa, krn buktinya tidak banyak, meskipun ada. Lha ini kan yang sedang dilacak oleh :DHN AB EJ AA SBY TuranggaSeta, juga para arkeolog meskipun konsepnya beda. Kalau jaman kerajaan ke sekarang yaa jelas selaras, semua tercatat. Bukti peninggalan berupa karya pujangga masih digunakan di banyak kalangan, perilaku sopan santun, acara adat, bela diri, musik, ilmu pengobatan dll masih ada dan masih nyambung. Mungkin erosi budaya dan pendidikan sekuler itu yang menyebabkan rasa ketidak selarasan para ilmuwan muda karena bertentangan dgn pola pikir dunia barat/baru. Lha budaya tidak waras itu apakah budaya yang tidak punya kaitan dengan budaya kearifan yang masih dipergunakan oleh masyarakat umum, atau budaya yang tidak nurut pola pikir dunia modern? Wah aku kagak ngerti juga; mari pencetus ungkapan, jelaskan apa yang sdr maksud, lha aku kan bukan budayawan Salam n selamat pagi. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com Date: Sun, 26 Feb 2012 10:09:53 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Saya justru tertarik dengan candanya Pak DHN. Bisa dieksplorasikah Pak bagian ketidakselarasan budaya dan budaya yang kurang waras? Makasih duluan... tabik bosman batubara From:Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, February 26, 2012 3:52 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Artikel yang sangat menarik dan bagus. Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak kontinyu tapi terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis. Demikian juga konsep IPTEK (macam, prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan yang kita kenal sekarang. Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa sejarah yang didominasi oleh susut laut – turunnya muka airlaut, sehingga banyak wilayah yang terkena dampak sedimentasi dan pendangkalan. Ini benar karena dari Mid-Holocene sampai kurang lebih 100 tahun lalu
Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Hehe potongan 13, 30 sd 40 mas. Mana bisa bagus? Termasuk banguna sekolah, bantuan bencana dll. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: bob yuris bopol...@yahoo.com Date: Mon, 27 Feb 2012 09:32:11 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Pak Danny, Melihat kualitas jalan yang ada, dulu saya juga pernah berfikir kalau Insinyur sipil kita kalah hebat dengan Insinyur Londo. Ternyata saya keliru, urusan mutu jalan ini bukan berkaitan dengan penguasaan teknologi tetapi lebih pada besarnya upeti. Bob Yuris Candra Independent Palynologist From: Bandono Salim bandon...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, February 27, 2012 8:14 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR :) :) :) sesungguhnya kalau mslh batubata, sampai sekarang masih ada yang bagus. Masalah ukuran itu disesuaikan dgn standard dari PU. Bahkan sesungguhnya termasuk kekuatan juga ada di SNI. Kalau Dany dapat yang jelek itu masalah memilih saja. Kalau aku bilang secara umum ada rupa ada harga kalau tdk sesuai itu tertipu atau memamng tidak tau :):):) kalau ada yang bagus :):):):) Kehilangan kepribadian bangsa ini terjadi itu setelah masa reformasi, maunya disebut negara demokrasi. Ini kan hasil pendidikan modern al: islam liberal, para tokoh reformasi, merasa bahwa kepribadian indonesia kurang pas hk hk hk. Masih banyak kok orang indonesia berkepribadian baik dan sehat. Ih nanti kepanjangan deh. Meleset dari geologi. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Date: Mon, 27 Feb 2012 07:44:23 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Selamat pagi. Wah, Pak Ban ini serius amat ya J Kan lebih baik menjadi orang waras yang merasa ‘masih kurang waras’ disbanding orang edan yang merasa paling waras…wk wk wk Perihal apakah kepribadian dan kebudayaan di Jaman Kejayaan Kerajaan (sebelum 1500 M) ‘selaras’ dengan kebufayaan manusia Indonesia sekarang adalah hal yang tidak sederhana tentunya, tapi yang jelas masa kita sekarang dipisahkan oleh ratusan tahun masa kolonial dari jaman kejayaan itu. Dan kita dengan berbagai cara dibuat ‘hilang ingatan’ akan jati diri dan akar (sejarah) bangsa (oleh para penjajah). Jangan-jangan usaha ini masih di-“maintain” sampai sekarang (secara terselubung). Sekedar contoh kecil. Bangunan Candi Batujaya dari abad 4 Masehi, khususnya kualitas batubatanya itu luarbiasa bagusnya (dan sudah teruji ketahanannya selama 1600 tahun). Kata orang ahli material jauh lebih bagus dari umumnya batubata jaman sekarang. Nah, bisa dibilang perkembangan teknologi yang tidak selaras bukan? Orang jaman sekarang umumnya hanya tahu kehebatan bangunan-bangunan yang dibuat Belanda saja. Wass DHN From:Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] Sent: Monday, February 27, 2012 4:34 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Mohon ijin, ikut nimbrung, mungkin salah besar. Wah kalau keselarasan pra sejarah ke sejarah agak sulit yaa, krn buktinya tidak banyak, meskipun ada. Lha ini kan yang sedang dilacak oleh :DHN AB EJ AA SBY TuranggaSeta, juga para arkeolog meskipun konsepnya beda. Kalau jaman kerajaan ke sekarang yaa jelas selaras, semua tercatat. Bukti peninggalan berupa karya pujangga masih digunakan di banyak kalangan, perilaku sopan santun, acara adat, bela diri, musik, ilmu pengobatan dll masih ada dan masih nyambung. Mungkin erosi budaya dan pendidikan sekuler itu yang menyebabkan rasa ketidak selarasan para ilmuwan muda karena bertentangan dgn pola pikir dunia barat/baru. Lha budaya tidak waras itu apakah budaya yang tidak punya kaitan dengan budaya kearifan yang masih dipergunakan oleh masyarakat umum, atau budaya yang tidak nurut pola pikir dunia modern? Wah aku kagak ngerti juga; mari pencetus ungkapan, jelaskan apa yang sdr maksud, lha aku kan bukan budayawan Salam n selamat pagi. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com Date: Sun, 26 Feb 2012 10:09:53 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Saya justru tertarik dengan candanya Pak DHN. Bisa dieksplorasikah Pak bagian ketidakselarasan budaya dan budaya yang kurang waras? Makasih duluan... tabik bosman batubara From:Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, February 26, 2012 3:52 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Artikel yang sangat menarik dan bagus. Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak kontinyu tapi terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis. Demikian juga konsep IPTEK
RE: [iagi-net-l] Merekam diskusi atau mengontrol diskusi - ARTIKEL KORAN PR
Saya setuju dengan pikiran/tulisan Pak Vicky. Pak Vicky dan Pak Paulus sudah memberikan yang baik untuk IAGI-net dalam hal merekamnya melalui modul arsip diskusi di IAGI-net yang sangat membantu penelusuran diskusi-diskusi yang telah berlalu. Pak Vicky dan Pak Paulus pun ringan tangan membantu kelancaran anggota baru masuk milis atau kalau ada problem teknis dengan milis. Untuk memoderasinya tentu tak mudah, lebih-lebih yang kita lakukan untuk IAGI-net semuanya adalah di tengah kesibukan kita. Kadang-kadang kalau ada diskusi yang panas dan menjurus menyerang pribadi-pribadi, seperti pernah terjadi beberapa kali, Pak Vicky dan Pak Paulus suka memperingatinya. Kalau sangat diperlukan dan tak bisa diperingati lagi, barangkali memblokade postingan-nya. Suatu milis yang terbuka yang memuat tulisan-tulisan serius sampai sekedar celetukan beberapa kata dari ratusan anggotanya atau lebih tentu sukar dimoderasi, lebih-lebih karena tak ada waktu untuk melakukannya. Tetapi dari kita semua saya pikir sebenarnya dapat bijak menulis, juga bijak memilih mana-mana yang perlu dibaca secara serius dan menyimpannya, atau cukup langsung dihapus saja tanpa membuka apalagi membacanya. Pak Vicky dan Pak Paulus juga pernah memposting etiket berdiskusi melalui milis, itu baik untuk diingat-ingat lagi. Kebebasan berpendapat harus diutamakan, tetapi tetap disampaikan dengan cara yang santun dan bertanggung jawab. Saat berdebat, berdebatlah dengan elegan, tak perlu menyerang pribadi-pribadi karena itu tidak produktif dan negatif. Salam, Awang -anggota milis IAGI dari tahun 1999. From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] Sent: 26 Februari 2012 5:44 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Merekam diskusi atau mengontrol diskusi - ARTIKEL KORAN PR 2012/2/26 andangbacht...@yahoo.commailto:andangbacht...@yahoo.com Note: mudah2an kawan2 admin milis ini (selain PTA, pak ketum RDP juga khan?) bisa lebih aktif juga memoderasi diskusi suatu thread shg lebih banyak manfaat yg bisa diambil drpd sekedar saling berbalas melontar pernyataan yg tdk essensial... Pak ADB dan juga kawan-kawan IAGI lainnya. Hiruk pikuk soal keberadaan piramida saat ini maupun hiruk pikuk soal Lusi dimasa lalu, merupakan sebuah peristiwa langka di dunia sains di Indonesia khususnya ilmu kebumian (kegeologian). Tidak banyak komunitas sains di Indonesia yang berhasil menguak, memeras otak keringan dan waktu, serta memuntahkan ilmu-ilmu dibenak para profesionalnya karena adanya suatu peristiwa. Geologi khususnya IAGI sudah memulai sejak lama dengan dialog terbuka dan terekam sejak awalnya. fyi, dokumentasi diskusi IAGI sudah terekam dan terbuka sejak 2002 di http://www.mail-archive.com/iagi-net@iagi.or.id/msg1.html Saat melakukan perekaman diskusi ini, saya dan Paulus Tangke Allo (PTA) selalu melaksanakan tugas sebagai administrator, kami bukanlah moderator. Sehingga yang kami lakukan adalah merekam semua peristiwa (diskusi) ini sebagai bekal dan warisan kepada generasi penerus IAGI nantinya. Ini juga karena kami merasa adanya kegagalan di IAGI dalam merekam peristiwa perjalanan sejarah IAGI. Menurut kami bukan hal penting memoderasi atau mengatur diskusi di mailist ini. Kami di dunia-maya IAGI melakukan tugas administrtatif mengatur lalu lintas email hanya demi safety dan security dalam artian menghindari virus serta menghindari kemacetan dan kemandegan diskusi. Saya dan Paulus sejak sepuluh tahun lalu mencoba memberikan services terbaik dalam komunikasi dan dokumentasi. Sayang memang beberapa dokumentasi di web yang lama tidak terselamatkan karena satu dan lain hal termasuk kena hack dsb. Namun satu hal yang selalu kami hindari adalah menyetop sebuah diskusi. Kalau diperlukan memang sudah semestinya ketua IAGI yang mempunyai kemampuan ini. Walaupun saya saat ini juga sebagai Ketua Umum IAGI, namun menyetop sebuah diskusi atau mengatur jalannya (isi diskusi) bukanlah hal mudah. Yang penting kedewasaan dan mendokumentasikan sebuah topik diskusi. Sulit mendefinisikan kedewasaan dalam lingkungan yang sudah memiliki kebebasan berbicara saat ini. Siapa saja berhak mendefinisikan kedewasaan. Namun kalau kita telaah lebih lanjut, sebenernya masing-masing anggota IAGI tahu dan mengerti akan batas dan rasa dalam menunjukkan kedewasaanya atau kekanak-kanakannya. Sehingga moderasi atau mengatur jalannya diskusi supaya mengarah ke satu titik menjadi tidak mudah. Namun yang lebih penting adalah mensarikan atau menulis ulang disksui ini menjadi sebuah cerita atau sebuah artikel supaya lebih mudah enak dibaca. Saya selalu gagal melakukannya. Dua tiga kali saya mencoba mensarikan ternyata diskusinya masih terus berkembang. Mendokumentasi sebuah topik diskusi ini merupakan tugas divisi dunia maya yang belum pernah kesampaian. Mendokumentasi khusus dalam blog untuk sebuah uraian yg pantas masuk dalam blog iagi (http://geologi.iagi.or.idhttp://geologi.iagi.or.id/) ini saja yang sudah dilakukan. Monggo
Re: [iagi-net-l] Merekam diskusi atau mengontrol diskusi - ARTIKEL KORAN PR
Saya sependapat dgn Pak Awang,salut buat Pak Vicky dan Pak Paulus yg telah rela hati bahkan wktu untuk merekam diskusi yg ada.untuk memoderasi memang tidaklah mudah,disamping sebagian besar anggota maupun pengurus IAGI sibuk dlm bekerja tentunya butuh tenaga yg extra utk memoderasinya.menanggapi mslh diskusi yg tulisannya telah mulai menyerang pribadi seseorang harap segera dihentikan.saya adalah salah satu yg memang tdk memperdulikan kata2 ataupun kalimat yg terkesan menyerang pribadi2.perlu sikap yg bijak dlm memilah kata sehingga tdk menyinggung pribadi org dan tetap menjaga tutur kata sehingga diskusi yg ada bisa menjadi diskusi yg elegan,bermartabat serta bersifat ilmiah dan yg bisa dipertanggungjawabkan.sekali lg salut utk Pak Vicky dan Pak Paulus, sy sbg anggota sgt berterimakasih kpd bpk2 ini. Salam, Julianus® 3936 Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Awang Harun Satyana aha...@bpmigas.go.id Date: Mon, 27 Feb 2012 01:47:11 To: 'iagi-net@iagi.or.id'iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Merekam diskusi atau mengontrol diskusi - ARTIKEL KORAN PR Saya setuju dengan pikiran/tulisan Pak Vicky. Pak Vicky dan Pak Paulus sudah memberikan yang baik untuk IAGI-net dalam hal merekamnya melalui modul arsip diskusi di IAGI-net yang sangat membantu penelusuran diskusi-diskusi yang telah berlalu. Pak Vicky dan Pak Paulus pun ringan tangan membantu kelancaran anggota baru masuk milis atau kalau ada problem teknis dengan milis. Untuk memoderasinya tentu tak mudah, lebih-lebih yang kita lakukan untuk IAGI-net semuanya adalah di tengah kesibukan kita. Kadang-kadang kalau ada diskusi yang panas dan menjurus menyerang pribadi-pribadi, seperti pernah terjadi beberapa kali, Pak Vicky dan Pak Paulus suka memperingatinya. Kalau sangat diperlukan dan tak bisa diperingati lagi, barangkali memblokade postingan-nya. Suatu milis yang terbuka yang memuat tulisan-tulisan serius sampai sekedar celetukan beberapa kata dari ratusan anggotanya atau lebih tentu sukar dimoderasi, lebih-lebih karena tak ada waktu untuk melakukannya. Tetapi dari kita semua saya pikir sebenarnya dapat bijak menulis, juga bijak memilih mana-mana yang perlu dibaca secara serius dan menyimpannya, atau cukup langsung dihapus saja tanpa membuka apalagi membacanya. Pak Vicky dan Pak Paulus juga pernah memposting etiket berdiskusi melalui milis, itu baik untuk diingat-ingat lagi. Kebebasan berpendapat harus diutamakan, tetapi tetap disampaikan dengan cara yang santun dan bertanggung jawab. Saat berdebat, berdebatlah dengan elegan, tak perlu menyerang pribadi-pribadi karena itu tidak produktif dan negatif. Salam, Awang -anggota milis IAGI dari tahun 1999. From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] Sent: 26 Februari 2012 5:44 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Merekam diskusi atau mengontrol diskusi - ARTIKEL KORAN PR 2012/2/26 andangbacht...@yahoo.commailto:andangbacht...@yahoo.com Note: mudah2an kawan2 admin milis ini (selain PTA, pak ketum RDP juga khan?) bisa lebih aktif juga memoderasi diskusi suatu thread shg lebih banyak manfaat yg bisa diambil drpd sekedar saling berbalas melontar pernyataan yg tdk essensial... Pak ADB dan juga kawan-kawan IAGI lainnya. Hiruk pikuk soal keberadaan piramida saat ini maupun hiruk pikuk soal Lusi dimasa lalu, merupakan sebuah peristiwa langka di dunia sains di Indonesia khususnya ilmu kebumian (kegeologian). Tidak banyak komunitas sains di Indonesia yang berhasil menguak, memeras otak keringan dan waktu, serta memuntahkan ilmu-ilmu dibenak para profesionalnya karena adanya suatu peristiwa. Geologi khususnya IAGI sudah memulai sejak lama dengan dialog terbuka dan terekam sejak awalnya. fyi, dokumentasi diskusi IAGI sudah terekam dan terbuka sejak 2002 di http://www.mail-archive.com/iagi-net@iagi.or.id/msg1.html Saat melakukan perekaman diskusi ini, saya dan Paulus Tangke Allo (PTA) selalu melaksanakan tugas sebagai administrator, kami bukanlah moderator. Sehingga yang kami lakukan adalah merekam semua peristiwa (diskusi) ini sebagai bekal dan warisan kepada generasi penerus IAGI nantinya. Ini juga karena kami merasa adanya kegagalan di IAGI dalam merekam peristiwa perjalanan sejarah IAGI. Menurut kami bukan hal penting memoderasi atau mengatur diskusi di mailist ini. Kami di dunia-maya IAGI melakukan tugas administrtatif mengatur lalu lintas email hanya demi safety dan security dalam artian menghindari virus serta menghindari kemacetan dan kemandegan diskusi. Saya dan Paulus sejak sepuluh tahun lalu mencoba memberikan services terbaik dalam komunikasi dan dokumentasi. Sayang memang beberapa dokumentasi di web yang lama tidak terselamatkan karena satu dan lain hal termasuk kena hack dsb. Namun satu hal yang selalu kami hindari adalah menyetop sebuah diskusi. Kalau diperlukan memang sudah semestinya ketua IAGI yang
Re: [iagi-net-l] Nasehat Imran pada anaknya... Fwd: ARTIKEL KORAN PR
kalau di jawa ada istilah sarasehan... sarasehan itu beda dengan ngadu ilmu...kalau ngadu ilmu itu ada yang menang ada yang kalah, Dalam sarasehan kita boleh mengutarakan pendapat / ilmu kedigdayaan kita masing masing tapi dalam konteks sharing dan saling belajar bersama...tidak ada yang menang dan kalah karena memang tidak ada penilaian..semua hasil dan manfaat diserahkan pada peserta sarasehan itu sendiri...semua senang,semua gembira karena semua mendapat manfaat dan tambahan ilmu. syarat sarasehan memang kita harus mengosongkan diri dan terbuka agar kita bisa mendapat manfaatnya. Mari lanjutkan sarasehan kita agar makin memperkaya ilmu dan pengetahuan kita masing masing. -- *From: *andangbacht...@yahoo.com *Date: *Sun, 26 Feb 2012 05:40:01 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Mas Avi, Al Hajj, Nyuwun sewu juga, mudah2an semakin memanjat usia kita semakin dimudahkan oleh Gusti Allah untuk menyebarkan kata2 dan kalimat2 toyibah yg menenangkan, terutama di pergaulan ilmiah seperti di IAGI-NET ini. Bahkan menegur orang dg Mangkanya jangan asal ngomong tapi dipikir dulu pun saya pikir agak mengkalutkan, bukan malah menenangkan. Karena kita tahu persis teguran tsb ditujukan pada scientist peneliti yg sudah banyak pula menuliskan pemikirannya di jurnal2 ilmiah baik di dalam maupun di luar negeri yg insyaallah sudah dipikirkan betul dan ditimbang2 kalimat2 yg akan dituliskannya. Selain itu pernyataan bahwa saya dan Danny mungkin sdh tidak ada masalah perut sehingga tertarik mempelajari Holocene sediment, nampaknya perlu dikoreksi juga. Dalam riset2 sebagai sedimentologist saya juga harus sering berhubungan dg sedimen Kwarter - Holosen, spt delta Mahakam modern, Endapan Danau Toba, Delta Cimanuk, Sungai Tamiang, dsb,... Selain itu Danny sbg earthquake geologist otomatis juga berhubungan dg peristiwa2 (dan sedimen2) Holosen-lah. Jadi itu semua adalah adalah masalah militansi riset, kepedulian, dan tentui saja profesionalisme. Kalau kita mengkampanyekan dg benar riset2 spt yg kami lakukan kepada anak2 geologi (yang baru lulus), insyaallah akan makin banyak yang mau terjun terlibat dalam usaha2 mitigasi bencana. Dan selanjutnya akan makin banyak sumberdaya alam yg telah ditemukan bisa lebih diefisienkan penggunaannya untuk hidup berdampingan dg potensi bencana. Sebagian dari kita mungkin tidak terlalu beruntung bisa meluaskan wawasan keilmuan di luar bidang profesi yg kita geluti. Tetapi tentunya itu tidak membuat kita terus menutup diri dan menganggap kebenaran persepsi kita adalah segalanya (kebenaran kita yg paling benar). Kalau kita tidak mengerti suatu disiplin ilmu lain secara mendalam, marilah kita belajar menyimak dan mendengarkan dengan baik, supaya bisa mendapatkan berkah hidayah pengetahuan yg bermanfaat darinya. Kalau ingin bertanya dan beropini, marilah bertanya, berdiskusi, beropini dengan sehat, sopan, santun dan menyenangkan. Insyaallah semua jadi berkah, kalau kita bisa saling menyebarkan ukhuwah. Salam Njagong (Reunian) juga, cak!!! ADB Note: mudah2an kawan2 admin milis ini (selain PTA, pak ketum RDP juga khan?) bisa lebih aktif juga memoderasi diskusi suatu thread shg lebih banyak manfaat yg bisa diambil drpd sekedar saling berbalas melontar pernyataan yg tdk essensial... Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *rakhmadi.avia...@gmail.com *Date: *Sun, 26 Feb 2012 04:46:03 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Mangkanya jangan asal ngomong tapi dipikir dulu kalo memang nulis lewat desk top dibaca lagi, karena topik anda ini menurut saya agak antagonis dari main stream science. Saya kira anda dan ADB tidak ada masalah perut mungkin tapi buat adik2 yg belum lulus dan akan lulus tentu mrk lebih senang mempelajari yg bisa menghasilkan uang banyak jadi wajar kalo mereka tidak terarik dg holocene sedimen Avi 0666 Lagi jagong Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com *Date: *Sun, 26 Feb 2012 11:35:25 +0700 *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Mohon tidak dicampur-adukan dengan Kualitas Lulusan Pak. Yang saya ulas hanya tentang pengembangan/pendidikan bidang geologi yang mempelajari proses dan bentang alam muda/sekarang (Kuarter – Resen), termasuk Geologi Kuarter, patahan aktif, gunung api, kebencanaan, dan arkeo-geologi. Senada dengan apa yang dikemukakan olek Pak Zaim ttg kurangnya minat mahasiswa di bidang yang beliau ajarkan. Silahkan teman-teman dosen yang lebih punya pengetahuan tentang masalah ini berkontribusi, supaya berimbang wacana-nya. ** ** Sejalan dengan wacana ini, alangkah baiknya melihat “the big picture” dibalik masalah
Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
beresin dulu e-ktp...baru Indonesia bisa dibenerin 2012/2/26 Ismail lia...@indo.net.id Jadi banjir ini masalah teknis atau sosial ujung ujungnya , rekomendasinya nanti kan tata kembali di hulu sungai artinya penggusuran villa villa atau bangunan lainnya , bersihkan sepanjang aliran sungai padahal semua bantaran sungai sdh penuh bangunan jd harus digusur , sediakan tempat genangan untuk parkir air , padahal semua situ/danau/rawa di jakarta ini sdh habis untuk mall dan realestate maupun bangunan lainya bahkan lahan kosongnya tinggal kurang dari 9% padahal minimal 25% , jadi penggusuran lagi , makanya Banjir ini sebetulnya masalah sosial jadi orang sosial yg menyelesaikannya . . . Tak iye Ism Sent by Liamsi's Mobile Phone -- *From: *mufar...@gmail.com *Date: *Sat, 25 Feb 2012 14:14:11 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir Hitung-hitungan model nya sih bisa di buat ya, tapi kalo nanti sudah menyentuh masalah sosial baru akan pusing. Ketika pemerintah menggusur rumah warga krn tidak sesuai peruntukan, LSM akan teriak ( mas Bosman ikut teriak juga gak nanti hehehe) Jadi inget kampung di kalimantan, rumah saya dulu di pinggir sungai yg jernih dan lebar, skrg sungainya hilang diganti rumah-rumah penduduk, termasuk rumah2 oknum pegawai PU yg notabene harusnya tau aturan, apa mau dikata? Banjir tiap hujan besar gak bisa dihindari Kasus begini gimana caranya memberantas ya? Salam Razi -- *From: *bosman batubara bosman200...@yahoo.com *Date: *Sat, 25 Feb 2012 03:53:59 -0800 (PST) *To: *iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir Saya sepakat Pakdhe soal persahabatan itu. Adapun judul tulisan yang saya buat Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantas Banjir hanyalah sebuah alternatif. Ide utamanya adalah sebuah superbody yang bisa menerobos semua masalah sekat2 administrasi (DKI vs Jabar) serta ketidaksinergian antar institusi2, yang selama ini menjadi salah satu pokok persoalan. Soal nama, aku pikir itu bisa didiskusikan kelak, sepanjang kita sudah sepakat soal substansi2 permasalahannya. *tabik* *bosman batubara *** -- *From:* Bandono Salim bandon...@gmail.com *To:* iagi-net@iagi.or.id *Sent:* Saturday, February 25, 2012 12:45 PM *Subject:* Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir Yang benar, bersahabatlah dengan air, angin, tanah dan api. Jangan ada istilah memberantas, membasmi, atu sejenisnya. Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com *Date: *Sat, 25 Feb 2012 16:48:38 +0800 (SGT) *To: *iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir Banjir koq diberantas?? Yang benar saja. Sama halnya korupsi koq diberantas? Dalam ranah regulasi dan ilmu pengetahuan tentang bencana, yang pas adalah adaptasi dan mengurangi resiko banjir. Banjir harus terjadi. Yang bisa dikelola dengan ilmu dan teknologi, dan sikap kita adalah adaptasi dan mitigasi terhadap banjir. Lalu yang diberantas itu banjir yang menggenang seperti di kalteng, jakarta, tuban selatan, lamongan, atau banjir bandang seperti di bahorok, pacet, jember? hehehehe salam, agus hend -- *From:* anwar.tau...@gmail.com anwar.tau...@gmail.com *To:* iagi-net@iagi.or.id *Sent:* Saturday, February 25, 2012 11:18 AM *Subject:* Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir Saya kira sekarang ini di republik kita ini rasanya semua badan2, lembaga2 dan perangkat perundang2annya sudah cukup lengkap, malah samapai ada yang tumpang tindih. Problemnya hanya satu: pelaksanaannya di lapangan yang belum optimal. Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Bandono Salim bandon...@gmail.com *Date: *Sat, 25 Feb 2012 04:00:22 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir Biasa pak bagi2 duit utangan Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Ismail Zaini lia...@indo.net.id *Date: *Sat, 25 Feb 2012 09:53:53 +0700 *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir sebetulnya kalau masalah bencana alam ( spt Banjir ) kan sudah ada Badan ( BNPB ) yg nangani Bencana tsb , kenapa harus bikin bikin lagi Komisi baru nanti malah kebanyakan Komisinya.., Tugas Badan ini kan sudah jelas nangani bencana mulai pra bencana ( penanggulangan ) , sampai paska bencana ( rehabilitasi ), lha pra bencana ini kan
Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
Kalau para ahlinya sudah menyerah... bagaimana dengan rakyatnya dong :)) Dulu saya pernah posting disini ..bahwa banjir ini akan datang dan datang lagi, Apa yang dikerjakan oleh Bank Dunia di Jakarta dan juga Cekungan Bandung (Citarum project), menurut saya, akan berpacu dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang luar biasa dan kesenjangan pengetahuan masyarakat. Mari kita bersama-sama mengevaluasi hasilnya. Dalam Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional tahun lalu, hal ini juga menjadi bahan evaluasi ,beberapa kesimpulannya: 1. Konsep hidup di daerah bencana (living in disaster area) harus terus disosialisasikan. 2. Target dari konsep ini adalah pemahaman mengenai pola adaptasi masyarakat dan para pengambil keputusan: contoh ekstrim mungkin seperti yang diceritakan oleh eyang kakung dalam postingnya toh banjir hanya 2-3 minggu masih ada minggu-minggu lain untuk... Salam, Fajar (2441) Harapan itu masih ada From: Ismail lia...@indo.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, February 26, 2012 7:27 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir Jadi banjir ini masalah teknis atau sosial ujung ujungnya , rekomendasinya nanti kan tata kembali di hulu sungai artinya penggusuran villa villa atau bangunan lainnya , bersihkan sepanjang aliran sungai padahal semua bantaran sungai sdh penuh bangunan jd harus digusur , sediakan tempat genangan untuk parkir air , padahal semua situ/danau/rawa di jakarta ini sdh habis untuk mall dan realestate maupun bangunan lainya bahkan lahan kosongnya tinggal kurang dari 9% padahal minimal 25% , jadi penggusuran lagi , makanya Banjir ini sebetulnya masalah sosial jadi orang sosial yg menyelesaikannya . . . Tak iye Ism Sent by Liamsi's Mobile Phone From: mufar...@gmail.com Date: Sat, 25 Feb 2012 14:14:11 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir Hitung-hitungan model nya sih bisa di buat ya, tapi kalo nanti sudah menyentuh masalah sosial baru akan pusing. Ketika pemerintah menggusur rumah warga krn tidak sesuai peruntukan, LSM akan teriak ( mas Bosman ikut teriak juga gak nanti hehehe) Jadi inget kampung di kalimantan, rumah saya dulu di pinggir sungai yg jernih dan lebar, skrg sungainya hilang diganti rumah-rumah penduduk, termasuk rumah2 oknum pegawai PU yg notabene harusnya tau aturan, apa mau dikata? Banjir tiap hujan besar gak bisa dihindari Kasus begini gimana caranya memberantas ya? Salam Razi F
Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
Pak Amien.. Saya tertarik dengan istilah kawasan resapan mutlak, terbatas dan terbatas ketat. Mohon penjelasan kriteria yang digunakannya.. Sebagai bahan diskusi, masalah menentukan daerah resapan pernah saya tulis di majalah on line berikut: http://io.ppijepang.org/v2/index.php?option=com_k2view=itemid=173:bagaimana-menentukan-daerah-resapan-air-tanah-? Salam, Fajar (2441) Tidak selalu sungai yang tidak berair lagi, karena mataairnya kering From: amien widodo amienwid...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Sent: Friday, February 24, 2012 7:47 AM Subject: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG SELAMATKAN AIR SEKARANG Air yang kita pakai untuk makan dan minum; wudlu danMCK berasal dari sungai, Surabaya dari K Brantas. Kuantitas dan kualitas air yang mengalir sangat tergantung dengan perilaku masyarakat yang bermukim di hulu sungai (kawasan resapan dan kawasan mata air). Kita secara EKOLOGIS merupakan saudara dan saling tergantung. Saat ini saudara kita yang bermukim di hulu sungai sebagian besar kekurangan dalam berbagai hal termasuk miskin imu pengetahuan ekologis. Mereka melakukan segalanya untuk memenuhi kebutuhannya termasuk menebang hutan dan menjual kayunya. merekka idak tahu kalau mereka menebang bisa mempengaruhi sungai di bawahnya. Kita sebagai saudara bisa melakukan banyak aktivitas untuk memberi/meningkatkan pengatahuan saudara ita yang bermukim di kawasan hulu ini dan bisa memberi arahan teknologi meningkatkan panen buah-buahan tanaman keras serta kita bisa membeli hasil bumi (buah-buahan) secara terus menerus. Kita perlakukan saudara kita di kawasan hulu sungai sebagai saudara/kerabat/partner/kawan Fakta : beberapa tahun terakhir sudah terjadi kekeringan hampir di seluruh Indonesia pada bulan September - Oktober dan uang milyaran sudah dikeluarkan untuk mengatasi kekeringan itu. Padahal kita tahu bahwa bulan September - Oktober memang musim kemarau dan selama ini kita bisa melaluinya tanpa bencana kekeringan. Ini tanda bahwa air yg meresap dan tersimpan di dalam tanah sedikit atau tidak ada. Di beberapa daerah sudah mulai kehilangan mata air atau jumlah mata air berkurang atau debit mata air mengecil SEHINGGA BANYAK SUNGAI TIDAK BERAIR LAGI Pada kenyataanya pembabatan hutan juga menyebabkan berkurangnya tanah karena terjadi peningkatan erosi dan longsor sehingga akan terjadi pengurangan tebal tanah yang menutupi pegunungan. Andai ini tidak segera dicegah maka tanah penutup akan habis sehingga gunung akan berubah menjadi gunung batu yang tidak akan bisa ditanami. Ancaman kekeringan yang akan diikuti kebakaran hutan, erosi, longsor, banjir bandang, banjir dan angin puting beliung serta sangat mungkin serangan hewan karena terganggu habitatnya di pegunungan. Bahkan ketika kawasan gunung jadi permukiman, air septik tank dan got akan meresap ke air tanah. Kita sebagai masyarakat bisa masuk memberi saran teknis kepada Presiden/Gubernur/Bupai/ Walikota agar segera menetapkan KAWASAN RESAPAN MUTLAK (tidaka ada hunian sama sekali), KAWASAN RESAPAN TERBATAS dengan sedikit hunian (pedesaan), KAWASAN RESAPAN TERBATAS KETAT dengan hunian permukiman modern dengan keharusan membangun air limbah komunal, dan usulan lain immediately Selamatkan hutan di pegunungan, selamatkan air, selamatkan tanah, selamatkan ekosistem dan selamatkan umat manusia AW NB : IAGI-ITS rencananya akan mengadakan WORKSHOP SELAMATKAN AIR pada tg 23 April 2012 (Hari Bumi) di ITS Surabaya. Bagi bapak-bapak dan ibu-ibu punya ide/teknologi/inovasi/tulisan bisa dikirimkan ke IAGI atau ke ITS
Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
Ganti tu seluruh aparat, setelah yang jujur dan disiplin, baru beres negara ini. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com Date: Mon, 27 Feb 2012 10:35:41 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir beresin dulu e-ktp...baru Indonesia bisa dibenerin 2012/2/26 Ismail lia...@indo.net.id Jadi banjir ini masalah teknis atau sosial ujung ujungnya , rekomendasinya nanti kan tata kembali di hulu sungai artinya penggusuran villa villa atau bangunan lainnya , bersihkan sepanjang aliran sungai padahal semua bantaran sungai sdh penuh bangunan jd harus digusur , sediakan tempat genangan untuk parkir air , padahal semua situ/danau/rawa di jakarta ini sdh habis untuk mall dan realestate maupun bangunan lainya bahkan lahan kosongnya tinggal kurang dari 9% padahal minimal 25% , jadi penggusuran lagi , makanya Banjir ini sebetulnya masalah sosial jadi orang sosial yg menyelesaikannya . . . Tak iye Ism Sent by Liamsi's Mobile Phone -- *From: *mufar...@gmail.com *Date: *Sat, 25 Feb 2012 14:14:11 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir Hitung-hitungan model nya sih bisa di buat ya, tapi kalo nanti sudah menyentuh masalah sosial baru akan pusing. Ketika pemerintah menggusur rumah warga krn tidak sesuai peruntukan, LSM akan teriak ( mas Bosman ikut teriak juga gak nanti hehehe) Jadi inget kampung di kalimantan, rumah saya dulu di pinggir sungai yg jernih dan lebar, skrg sungainya hilang diganti rumah-rumah penduduk, termasuk rumah2 oknum pegawai PU yg notabene harusnya tau aturan, apa mau dikata? Banjir tiap hujan besar gak bisa dihindari Kasus begini gimana caranya memberantas ya? Salam Razi -- *From: *bosman batubara bosman200...@yahoo.com *Date: *Sat, 25 Feb 2012 03:53:59 -0800 (PST) *To: *iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir Saya sepakat Pakdhe soal persahabatan itu. Adapun judul tulisan yang saya buat Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantas Banjir hanyalah sebuah alternatif. Ide utamanya adalah sebuah superbody yang bisa menerobos semua masalah sekat2 administrasi (DKI vs Jabar) serta ketidaksinergian antar institusi2, yang selama ini menjadi salah satu pokok persoalan. Soal nama, aku pikir itu bisa didiskusikan kelak, sepanjang kita sudah sepakat soal substansi2 permasalahannya. *tabik* *bosman batubara *** -- *From:* Bandono Salim bandon...@gmail.com *To:* iagi-net@iagi.or.id *Sent:* Saturday, February 25, 2012 12:45 PM *Subject:* Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir Yang benar, bersahabatlah dengan air, angin, tanah dan api. Jangan ada istilah memberantas, membasmi, atu sejenisnya. Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com *Date: *Sat, 25 Feb 2012 16:48:38 +0800 (SGT) *To: *iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir Banjir koq diberantas?? Yang benar saja. Sama halnya korupsi koq diberantas? Dalam ranah regulasi dan ilmu pengetahuan tentang bencana, yang pas adalah adaptasi dan mengurangi resiko banjir. Banjir harus terjadi. Yang bisa dikelola dengan ilmu dan teknologi, dan sikap kita adalah adaptasi dan mitigasi terhadap banjir. Lalu yang diberantas itu banjir yang menggenang seperti di kalteng, jakarta, tuban selatan, lamongan, atau banjir bandang seperti di bahorok, pacet, jember? hehehehe salam, agus hend -- *From:* anwar.tau...@gmail.com anwar.tau...@gmail.com *To:* iagi-net@iagi.or.id *Sent:* Saturday, February 25, 2012 11:18 AM *Subject:* Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir Saya kira sekarang ini di republik kita ini rasanya semua badan2, lembaga2 dan perangkat perundang2annya sudah cukup lengkap, malah samapai ada yang tumpang tindih. Problemnya hanya satu: pelaksanaannya di lapangan yang belum optimal. Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Bandono Salim bandon...@gmail.com *Date: *Sat, 25 Feb 2012 04:00:22 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir Biasa pak bagi2 duit utangan Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Ismail Zaini lia...@indo.net.id *Date: *Sat, 25 Feb 2012 09:53:53 +0700 *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Indonesia Membutuhkan Komisi Pemberantasan Banjir
RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Yth. Pak Andang , Mohon beribu maaf kalau mang Okim keliru mengartikan tulisan sahabat kita Pak Danny. Mungkin hal ini terjadi karena mang Okim sehari-harinya banyak bergaul dan terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran sederhana dari masyarakat pengrajin batumulia. Mungkin karena itu pulalah pemikiran mang Okim menjadi sederhana saja khususnya dalam membaca dan menginterpretasi fenomena alam, yaitu menerapkan konsep-konsep geologi yang diajarkan di bangku kuliah ( ITB dan IFP ), ditambah dengan pengalaman geologi praktis selama hampir 50 tahunan tanpa jedah ( mang Okim sudah diangkat sebagai pegawai tugas belajar di Direktorat Geologi Bandung sejak tahun 1963 ). Kepada Pak Danny, maapin ya kalau remark mang Okim kurang / tidak berkenan. Walaupun semua itu diniatkan demi kebaikan kita semua, cara mang Okim menyampaikannya sering kurang bijak, padahal di umur yang sudah senja ini , sebaiknya mang Okim harus lebih banyak mawas diri - - - ta’ iya ( terima kasih kepada buku ESQ nya pak Ary Ginanjar yang mang Okim buka lagi sejak kemaren, khususnya yang membahas tentang Zero Mind Process dan menanamkan God Spot dalam diri kita ). Pesan khusus buat pak Danny dan Spouse, kalau kebetulan di Bandung, please do come ke regular meeting di Grand Royal Panghegar nanti malam pkl. 18.30. Thanks. Wassalam, Mang Okim From: sanggam hutabarat [mailto:shthutaba...@yahoo.com] Sent: 26 Februari 2012 17:36 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Banggalah jd alumni Geol ITB, beda pendapat antar eks murid dan eks guru biasa, apalagi eks murid vs eks murid...sangat biasa itu...kalau enggak berbeda itu luar biasa.. thanks dr penikmat diskusi geologi kwarter hingga kambrium/kambium From: andangbacht...@yahoo.com andangbacht...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, 26 February 2012, 7:26 Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Mang Okim yang saya hormati, Nyuwun sewu, Saya koq tidak melihat hubungan antara tuduhan yang Mang Okim alamatkan kepada Danny Hilman bhw dia melontarkan kata2 kurang pantas kpd para anak didik geologi ITB dg tulisan yg dipostingnya. Kalau yg saya rasakan dari membaca postingan Danny tsb malahan dia mengapresiasi usaha2 perintisan geoakrkeologi yg sdh dilakuakn oleh beliau guru besar kita di ITB. Danny hanya mencoba menganalisis knapa usaha2 itu tdk berlanjut dg meriah, krn orientasi pendidikan kita yg lebih ke eksplorasi-eksploitasi sumberdaya alam (Danny menyebutkannya sbg tujuannya untuk eksplorasi tambang). Terus terang saya jadi heran kenapa koq ada yg menangkap tulisan itu berbeda dr kesan saya ya? Mudah2an kita semua selalu diberi kesabaran dan hidayah untuk selalu mengedepankan kebaikan dan ukhuwah. Salam ADB Powered by Telkomsel BlackBerry® From: miko m...@cbn.net.id Date: Sun, 26 Feb 2012 03:38:17 + To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Pak Danny, Semoga dosen-dosen geologi dasar, geologi struktur, geomorfologi dll, khususnya di lingkungan ITB tidak membaca judgement /penilaian Anda tentang kualitas para lulusannya. Kata-kata celoteh, bungkam, lack of knowledge, dll. rasanya kurang pantas ditujukan kepada mereka yang telah digembleng oleh Prof. Katili, Prof Sukendar, Prof Koesoema, Prof.Sampurno, Prof Tjia Hong Djin, Prof Sartono, Prof Zaim, dll. Semoga lain kali lebih bijak ya Pak, Salam prihatin, Mang Okim From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Date: Sun, 26 Feb 2012 09:52:49 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Artikel yang sangat menarik dan bagus. Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak kontinyu tapi terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis. Demikian juga konsep IPTEK (macam, prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan yang kita kenal sekarang. Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa sejarah yang didominasi oleh susut laut – turunnya muka airlaut, sehingga banyak wilayah yang terkena dampak sedimentasi dan pendangkalan. Ini benar karena dari Mid-Holocene sampai kurang lebih 100 tahun lalu muka airlaut global turun sekitar 2-3 meter. Sebaliknya, dari 20.000 tahun (puncak Zaman Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130 meter. Jadi tentu banyak peradaban yang ‘terendam’. Interaksi dari perubahan muka airlaut yang drastis, yang banyak diduga juga berkaitan dengan kejadian bencana katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban manusia ini belum banyak dieksplorasi. Kami menduga kuat ada “ketidakselaran” budaya yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah dan Pra Sejarah; bahkan dari Jaman Kerajaan ke Jaman kita sekarang pun
Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
P Fajar, Saya share tulisan ini saya sangat berharap dari bapak-bapak dan ibu ibu semuanya tertarik dan mau menyumbangkan pikiran/tulisan/tekonologi untuk menyelamatkan air, karena saat ini air lebih banyak mengalir sebagai air banjir. Ada yang usul segera ditetapkan KAWASAN RESAPAN MUTLAK, KAWASAN RESAPAN TERBATAS, KAWASAN TERBATAS KETAT . Kurang jelasnya dimana pak? KAWASAN RESAPAN MUTLAK ( kawasan yang hanya untuk resapan, tidak boleh ada hunian sama sekali), KAWASAN RESAPAN TERBATAS (kawasan resapan dengan sedikit hunian (pedesaan), KAWASAN RESAPAN TERBATAS KETAT (kawasan resapan dengan hunian permukiman modern dan diharusan membangun air limbah komunal, Beberapa sungai di Jawa Timur yang dulunya berair saat musim kemarau sekarang tidak ada atau debitnya sangat kurang sehingga masyarakat menggunakan air tanah untuk pertanian. Ada usulan pak? AW From: Fajar Lubis fajardich...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; amien widodo amienwid...@yahoo.com Sent: Sunday, February 26, 2012 7:56 PM Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG Pak Amien.. Saya tertarik dengan istilah kawasan resapan mutlak, terbatas dan terbatas ketat. Mohon penjelasan kriteria yang digunakannya.. Sebagai bahan diskusi, masalah menentukan daerah resapan pernah saya tulis di majalah on line berikut: http://io.ppijepang.org/v2/index.php?option=com_k2view=itemid=173:bagaimana-menentukan-daerah-resapan-air-tanah-? Salam, Fajar (2441) Tidak selalu sungai yang tidak berair lagi, karena mataairnya kering From: amien widodo amienwid...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Sent: Friday, February 24, 2012 7:47 AM Subject: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG SELAMATKAN AIR SEKARANG Air yang kita pakai untuk makan dan minum; wudlu danMCK berasal dari sungai, Surabaya dari K Brantas. Kuantitas dan kualitas air yang mengalir sangat tergantung dengan perilaku masyarakat yang bermukim di hulu sungai (kawasan resapan dan kawasan mata air). Kita secara EKOLOGIS merupakan saudara dan saling tergantung. Saat ini saudara kita yang bermukim di hulu sungai sebagian besar kekurangan dalam berbagai hal termasuk miskin imu pengetahuan ekologis. Mereka melakukan segalanya untuk memenuhi kebutuhannya termasuk menebang hutan dan menjual kayunya. merekka idak tahu kalau mereka menebang bisa mempengaruhi sungai di bawahnya. Kita sebagai saudara bisa melakukan banyak aktivitas untuk memberi/meningkatkan pengatahuan saudara ita yang bermukim di kawasan hulu ini dan bisa memberi arahan teknologi meningkatkan panen buah-buahan tanaman keras serta kita bisa membeli hasil bumi (buah-buahan) secara terus menerus. Kita perlakukan saudara kita di kawasan hulu sungai sebagai saudara/kerabat/partner/kawan Fakta : beberapa tahun terakhir sudah terjadi kekeringan hampir di seluruh Indonesia pada bulan September - Oktober dan uang milyaran sudah dikeluarkan untuk mengatasi kekeringan itu. Padahal kita tahu bahwa bulan September - Oktober memang musim kemarau dan selama ini kita bisa melaluinya tanpa bencana kekeringan. Ini tanda bahwa air yg meresap dan tersimpan di dalam tanah sedikit atau tidak ada. Di beberapa daerah sudah mulai kehilangan mata air atau jumlah mata air berkurang atau debit mata air mengecil SEHINGGA BANYAK SUNGAI TIDAK BERAIR LAGI Pada kenyataanya pembabatan hutan juga menyebabkan berkurangnya tanah karena terjadi peningkatan erosi dan longsor sehingga akan terjadi pengurangan tebal tanah yang menutupi pegunungan. Andai ini tidak segera dicegah maka tanah penutup akan habis sehingga gunung akan berubah menjadi gunung batu yang tidak akan bisa ditanami. Ancaman kekeringan yang akan diikuti kebakaran hutan, erosi, longsor, banjir bandang, banjir dan angin puting beliung serta sangat mungkin serangan hewan karena terganggu habitatnya di pegunungan. Bahkan ketika kawasan gunung jadi permukiman, air septik tank dan got akan meresap ke air tanah. Kita sebagai masyarakat bisa masuk memberi saran teknis kepada Presiden/Gubernur/Bupai/ Walikota agar segera menetapkan KAWASAN RESAPAN MUTLAK (tidaka ada hunian sama sekali), KAWASAN RESAPAN TERBATAS dengan sedikit hunian (pedesaan), KAWASAN RESAPAN TERBATAS KETAT dengan hunian permukiman modern dengan keharusan membangun air limbah komunal, dan usulan lain immediately Selamatkan hutan di pegunungan, selamatkan air, selamatkan tanah, selamatkan ekosistem dan selamatkan umat manusia AW NB : IAGI-ITS rencananya akan mengadakan WORKSHOP SELAMATKAN AIR pada tg 23 April 2012 (Hari Bumi) di ITS Surabaya. Bagi bapak-bapak dan ibu-ibu punya ide/teknologi/inovasi/tulisan bisa dikirimkan ke IAGI atau ke ITS
Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
Pak amien, kearifan lama, ialah menjaga hutan, kearifan baru menebang hutan. Jadi orang yang menganggap dirinya modern dan maju yang merusak siklus air, membangun industri di tempat air ngumpul dsb. Meluruskan sungai bukan menyelesaikan maslah hanya memindah air dari satu temoat ketempat lain. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Fajar Lubis fajardich...@yahoo.com Date: Mon, 27 Feb 2012 11:56:16 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id; amien widodoamienwid...@yahoo.com Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG Pak Amien.. Saya tertarik dengan istilah kawasan resapan mutlak, terbatas dan terbatas ketat. Mohon penjelasan kriteria yang digunakannya.. Sebagai bahan diskusi, masalah menentukan daerah resapan pernah saya tulis di majalah on line berikut: http://io.ppijepang.org/v2/index.php?option=com_k2view=itemid=173:bagaimana-menentukan-daerah-resapan-air-tanah-? Salam, Fajar (2441) Tidak selalu sungai yang tidak berair lagi, karena mataairnya kering From: amien widodo amienwid...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Sent: Friday, February 24, 2012 7:47 AM Subject: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG SELAMATKAN AIR SEKARANG Air yang kita pakai untuk makan dan minum; wudlu danMCK berasal dari sungai, Surabaya dari K Brantas. Kuantitas dan kualitas air yang mengalir sangat tergantung dengan perilaku masyarakat yang bermukim di hulu sungai (kawasan resapan dan kawasan mata air). Kita secara EKOLOGIS merupakan saudara dan saling tergantung. Saat ini saudara kita yang bermukim di hulu sungai sebagian besar kekurangan dalam berbagai hal termasuk miskin imu pengetahuan ekologis. Mereka melakukan segalanya untuk memenuhi kebutuhannya termasuk menebang hutan dan menjual kayunya. merekka idak tahu kalau mereka menebang bisa mempengaruhi sungai di bawahnya. Kita sebagai saudara bisa melakukan banyak aktivitas untuk memberi/meningkatkan pengatahuan saudara ita yang bermukim di kawasan hulu ini dan bisa memberi arahan teknologi meningkatkan panen buah-buahan tanaman keras serta kita bisa membeli hasil bumi (buah-buahan) secara terus menerus. Kita perlakukan saudara kita di kawasan hulu sungai sebagai saudara/kerabat/partner/kawan Fakta : beberapa tahun terakhir sudah terjadi kekeringan hampir di seluruh Indonesia pada bulan September - Oktober dan uang milyaran sudah dikeluarkan untuk mengatasi kekeringan itu. Padahal kita tahu bahwa bulan September - Oktober memang musim kemarau dan selama ini kita bisa melaluinya tanpa bencana kekeringan. Ini tanda bahwa air yg meresap dan tersimpan di dalam tanah sedikit atau tidak ada. Di beberapa daerah sudah mulai kehilangan mata air atau jumlah mata air berkurang atau debit mata air mengecil SEHINGGA BANYAK SUNGAI TIDAK BERAIR LAGI Pada kenyataanya pembabatan hutan juga menyebabkan berkurangnya tanah karena terjadi peningkatan erosi dan longsor sehingga akan terjadi pengurangan tebal tanah yang menutupi pegunungan. Andai ini tidak segera dicegah maka tanah penutup akan habis sehingga gunung akan berubah menjadi gunung batu yang tidak akan bisa ditanami. Ancaman kekeringan yang akan diikuti kebakaran hutan, erosi, longsor, banjir bandang, banjir dan angin puting beliung serta sangat mungkin serangan hewan karena terganggu habitatnya di pegunungan. Bahkan ketika kawasan gunung jadi permukiman, air septik tank dan got akan meresap ke air tanah. Kita sebagai masyarakat bisa masuk memberi saran teknis kepada Presiden/Gubernur/Bupai/ Walikota agar segera menetapkan KAWASAN RESAPAN MUTLAK (tidaka ada hunian sama sekali), KAWASAN RESAPAN TERBATAS dengan sedikit hunian (pedesaan), KAWASAN RESAPAN TERBATAS KETAT dengan hunian permukiman modern dengan keharusan membangun air limbah komunal, dan usulan lain immediately Selamatkan hutan di pegunungan, selamatkan air, selamatkan tanah, selamatkan ekosistem dan selamatkan umat manusia AW NB : IAGI-ITS rencananya akan mengadakan WORKSHOP SELAMATKAN AIR pada tg 23 April 2012 (Hari Bumi) di ITS Surabaya. Bagi bapak-bapak dan ibu-ibu punya ide/teknologi/inovasi/tulisan bisa dikirimkan ke IAGI atau ke ITS
Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
Hahaha pemikiran modern kalah sama kearifan kuno. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: amien widodo amienwid...@yahoo.com Date: Mon, 27 Feb 2012 13:14:41 To: Fajar Lubisfajardich...@yahoo.com; iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG P Fajar, Saya share tulisan ini saya sangat berharap dari bapak-bapak dan ibu ibu semuanya tertarik dan mau menyumbangkan pikiran/tulisan/tekonologi untuk menyelamatkan air, karena saat ini air lebih banyak mengalir sebagai air banjir. Ada yang usul segera ditetapkan KAWASAN RESAPAN MUTLAK, KAWASAN RESAPAN TERBATAS, KAWASAN TERBATAS KETAT . Kurang jelasnya dimana pak? KAWASAN RESAPAN MUTLAK ( kawasan yang hanya untuk resapan, tidak boleh ada hunian sama sekali), KAWASAN RESAPAN TERBATAS (kawasan resapan dengan sedikit hunian (pedesaan), KAWASAN RESAPAN TERBATAS KETAT (kawasan resapan dengan hunian permukiman modern dan diharusan membangun air limbah komunal, Beberapa sungai di Jawa Timur yang dulunya berair saat musim kemarau sekarang tidak ada atau debitnya sangat kurang sehingga masyarakat menggunakan air tanah untuk pertanian. Ada usulan pak? AW From: Fajar Lubis fajardich...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; amien widodo amienwid...@yahoo.com Sent: Sunday, February 26, 2012 7:56 PM Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG Pak Amien.. Saya tertarik dengan istilah kawasan resapan mutlak, terbatas dan terbatas ketat. Mohon penjelasan kriteria yang digunakannya.. Sebagai bahan diskusi, masalah menentukan daerah resapan pernah saya tulis di majalah on line berikut: http://io.ppijepang.org/v2/index.php?option=com_k2view=itemid=173:bagaimana-menentukan-daerah-resapan-air-tanah-? Salam, Fajar (2441) Tidak selalu sungai yang tidak berair lagi, karena mataairnya kering From: amien widodo amienwid...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Sent: Friday, February 24, 2012 7:47 AM Subject: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG SELAMATKAN AIR SEKARANG Air yang kita pakai untuk makan dan minum; wudlu danMCK berasal dari sungai, Surabaya dari K Brantas. Kuantitas dan kualitas air yang mengalir sangat tergantung dengan perilaku masyarakat yang bermukim di hulu sungai (kawasan resapan dan kawasan mata air). Kita secara EKOLOGIS merupakan saudara dan saling tergantung. Saat ini saudara kita yang bermukim di hulu sungai sebagian besar kekurangan dalam berbagai hal termasuk miskin imu pengetahuan ekologis. Mereka melakukan segalanya untuk memenuhi kebutuhannya termasuk menebang hutan dan menjual kayunya. merekka idak tahu kalau mereka menebang bisa mempengaruhi sungai di bawahnya. Kita sebagai saudara bisa melakukan banyak aktivitas untuk memberi/meningkatkan pengatahuan saudara ita yang bermukim di kawasan hulu ini dan bisa memberi arahan teknologi meningkatkan panen buah-buahan tanaman keras serta kita bisa membeli hasil bumi (buah-buahan) secara terus menerus. Kita perlakukan saudara kita di kawasan hulu sungai sebagai saudara/kerabat/partner/kawan Fakta : beberapa tahun terakhir sudah terjadi kekeringan hampir di seluruh Indonesia pada bulan September - Oktober dan uang milyaran sudah dikeluarkan untuk mengatasi kekeringan itu. Padahal kita tahu bahwa bulan September - Oktober memang musim kemarau dan selama ini kita bisa melaluinya tanpa bencana kekeringan. Ini tanda bahwa air yg meresap dan tersimpan di dalam tanah sedikit atau tidak ada. Di beberapa daerah sudah mulai kehilangan mata air atau jumlah mata air berkurang atau debit mata air mengecil SEHINGGA BANYAK SUNGAI TIDAK BERAIR LAGI Pada kenyataanya pembabatan hutan juga menyebabkan berkurangnya tanah karena terjadi peningkatan erosi dan longsor sehingga akan terjadi pengurangan tebal tanah yang menutupi pegunungan. Andai ini tidak segera dicegah maka tanah penutup akan habis sehingga gunung akan berubah menjadi gunung batu yang tidak akan bisa ditanami. Ancaman kekeringan yang akan diikuti kebakaran hutan, erosi, longsor, banjir bandang, banjir dan angin puting beliung serta sangat mungkin serangan hewan karena terganggu habitatnya di pegunungan. Bahkan ketika kawasan gunung jadi permukiman, air septik tank dan got akan meresap ke air tanah. Kita sebagai masyarakat bisa masuk memberi saran teknis kepada Presiden/Gubernur/Bupai/ Walikota agar segera menetapkan KAWASAN RESAPAN MUTLAK (tidaka ada hunian sama sekali), KAWASAN RESAPAN TERBATAS dengan sedikit hunian (pedesaan), KAWASAN RESAPAN TERBATAS KETAT dengan hunian permukiman modern dengan keharusan membangun air limbah komunal, dan usulan lain immediately Selamatkan hutan di pegunungan, selamatkan air, selamatkan tanah, selamatkan ekosistem dan selamatkan umat manusia AW NB : IAGI-ITS rencananya akan mengadakan WORKSHOP SELAMATKAN AIR pada tg 23 April
Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
Kurang jelasnya di kriteria hidrogeologinya pak, Apa yang menjadi dasar kawasan itu resapan mutlak, terbatas dan terbatas ketat? Nilai infiltrasi, Intensitas curah hujan, besaran konduktifitas hidraulik, parameter kimia fisik atau parameter lainnya? Kalau permasalahan penggunaan untuk hunian, itu adalah salahsatu implikasi tata ruangnya dan untuk yang satu ini kita juga harus mempertimbangkan unsur resapan buatan yang memungkinkan untuk mengatasi masalah ini. Untuk permasalahan debit sungai yang berkurang, ini harus dilihat satu persatu masalahnya. Apakah karena semakin banyak pengguna? berkurangnya debit mataair atau(bisa ditambahkan jika perlu). Salam, Fajar (2114) diskusi yang menarik.. atau kita pindah ke gelanggangnya Bang Bosman dulu? From: amien widodo amienwid...@yahoo.com To: Fajar Lubis fajardich...@yahoo.com; iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, February 27, 2012 12:14 PM Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG P Fajar, Saya share tulisan ini saya sangat berharap dari bapak-bapak dan ibu ibu semuanya tertarik dan mau menyumbangkan pikiran/tulisan/tekonologi untuk menyelamatkan air, karena saat ini air lebih banyak mengalir sebagai air banjir. Ada yang usul segera ditetapkan KAWASAN RESAPAN MUTLAK, KAWASAN RESAPAN TERBATAS, KAWASAN TERBATAS KETAT . Kurang jelasnya dimana pak? KAWASAN RESAPAN MUTLAK ( kawasan yang hanya untuk resapan, tidak boleh ada hunian sama sekali), KAWASAN RESAPAN TERBATAS (kawasan resapan dengan sedikit hunian (pedesaan), KAWASAN RESAPAN TERBATAS KETAT (kawasan resapan dengan hunian permukiman modern dan diharusan membangun air limbah komunal, Beberapa sungai di Jawa Timur yang dulunya berair saat musim kemarau sekarang tidak ada atau debitnya sangat kurang sehingga masyarakat menggunakan air tanah untuk pertanian. Ada usulan pak? AW