Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

2012-02-27 Terurut Topik Firman Fauzi
Bang Fajar,

Kenapa harus pindah gelanggang dulu? Silakan di sini (dan sekalian di 
gelanggang baru juga), agar forum ini lebih kaya dan variatif. Trims.

Salam,
Firman Fauzi




 From: Fajar Lubis fajardich...@yahoo.com
To: amien widodo amienwid...@yahoo.com; iagi-net@iagi.or.id 
iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, 27 February 2012, 14:27
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
 

Kurang jelasnya di kriteria hidrogeologinya pak,

Apa yang menjadi dasar kawasan itu resapan mutlak, terbatas dan terbatas ketat? 
Nilai infiltrasi, Intensitas curah hujan, besaran konduktifitas hidraulik, 
parameter kimia fisik atau parameter lainnya?

Kalau permasalahan penggunaan untuk hunian, itu adalah salahsatu implikasi tata 
ruangnya dan untuk yang satu ini kita juga harus mempertimbangkan unsur resapan 
buatan yang memungkinkan untuk mengatasi masalah ini.

Untuk permasalahan debit sungai yang berkurang, ini harus dilihat satu persatu 
masalahnya. Apakah karena semakin banyak pengguna? berkurangnya debit mataair 
atau(bisa ditambahkan jika perlu).


Salam,
Fajar (2114)
diskusi yang menarik.. atau kita pindah ke gelanggangnya Bang Bosman dulu?
 



 From: amien widodo amienwid...@yahoo.com
To: Fajar Lubis fajardich...@yahoo.com; iagi-net@iagi.or.id 
iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, February 27, 2012 12:14 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
 

P Fajar,

Saya share tulisan ini saya sangat berharap dari bapak-bapak dan ibu ibu 
semuanya tertarik dan mau menyumbangkan pikiran/tulisan/tekonologi untuk 
menyelamatkan air, karena saat ini air lebih banyak mengalir sebagai air 
banjir. 


Ada yang usul segera ditetapkan KAWASAN RESAPAN MUTLAK, KAWASAN RESAPAN 
TERBATAS, KAWASAN TERBATAS KETAT . Kurang jelasnya dimana pak? KAWASAN RESAPAN 
MUTLAK ( kawasan yang hanya untuk resapan, tidak boleh ada hunian sama sekali), 
KAWASAN RESAPAN TERBATAS (kawasan resapan dengan sedikit hunian (pedesaan), 
KAWASAN RESAPAN TERBATAS KETAT (kawasan resapan dengan hunian permukiman modern 
dan diharusan membangun air limbah komunal, 

Beberapa sungai di Jawa Timur yang dulunya berair saat musim kemarau sekarang 
tidak ada atau debitnya sangat kurang sehingga masyarakat menggunakan air tanah 
untuk pertanian. 

Ada usulan pak?

AW

Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

2012-02-27 Terurut Topik Bandono Salim
Setahu saya, kalau ada pohon besar akarnya mampu membuat tanah berpori dan 
permeable, sehingga air bisa meresap dan tertahan. Makin banyak pohon makin 
mudah air meresap dan tersimpan. Beberapa literatur mengatakan satu pohon 
sejenis beringin/trembesi dpt menyimpan sampai 40mkbk. (Anda dpt hubungi 
supardiono sobirin untuk ini). Kalau tanah miring, yaa terjadi larian. Untuk 
meresap diperlukan waktu untuk tergenang. Maka akar pohon akan menuntun air 
meresap kedalam tanah.
Ini yang aku tahu. Tambahkan ilmu Anda.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Fajar Lubis fajardich...@yahoo.com
Date: Mon, 27 Feb 2012 15:27:47 
To: amien widodoamienwid...@yahoo.com; 
iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
Kurang jelasnya di kriteria hidrogeologinya pak,

Apa yang menjadi dasar kawasan itu resapan mutlak, terbatas dan terbatas ketat? 
Nilai infiltrasi, Intensitas curah hujan, besaran konduktifitas hidraulik, 
parameter kimia fisik atau parameter lainnya?

Kalau permasalahan penggunaan untuk hunian, itu adalah salahsatu implikasi tata 
ruangnya dan untuk yang satu ini kita juga harus mempertimbangkan unsur resapan 
buatan yang memungkinkan untuk mengatasi masalah ini.

Untuk permasalahan debit sungai yang berkurang, ini harus dilihat satu persatu 
masalahnya. Apakah karena semakin banyak pengguna? berkurangnya debit mataair 
atau(bisa ditambahkan jika perlu).


Salam,
Fajar (2114)
diskusi yang menarik.. atau kita pindah ke gelanggangnya Bang Bosman dulu?

 



 From: amien widodo amienwid...@yahoo.com
To: Fajar Lubis fajardich...@yahoo.com; iagi-net@iagi.or.id 
iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, February 27, 2012 12:14 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
 

P Fajar,

Saya share tulisan ini saya sangat berharap dari bapak-bapak dan ibu ibu 
semuanya tertarik dan mau menyumbangkan pikiran/tulisan/tekonologi untuk 
menyelamatkan air, karena saat ini air lebih banyak mengalir sebagai air 
banjir. 


Ada yang usul segera ditetapkan KAWASAN RESAPAN MUTLAK, KAWASAN RESAPAN 
TERBATAS, KAWASAN TERBATAS KETAT . Kurang jelasnya dimana pak? KAWASAN RESAPAN 
MUTLAK ( kawasan yang hanya untuk resapan, tidak boleh ada hunian sama sekali), 
KAWASAN RESAPAN TERBATAS (kawasan resapan dengan sedikit hunian (pedesaan), 
KAWASAN RESAPAN TERBATAS KETAT (kawasan resapan dengan hunian permukiman modern 
dan diharusan membangun air limbah komunal, 

Beberapa sungai di Jawa Timur yang dulunya berair saat musim kemarau sekarang 
tidak ada atau debitnya sangat kurang sehingga masyarakat menggunakan air tanah 
untuk pertanian. 

Ada usulan pak?

AW


Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

2012-02-27 Terurut Topik amienwidodo
Klita sangat butuh banyak masukan untuk bisa meyakinkan pemerintah dan dpr 
serta masyarakat umum tentang menyelamatkan air ini, makin banayka masukan akan 
berguna untuk kita.
Nantinya setiap masukan yg didukung data ilmiah dan akurat akan kita bukukan 
untuk diberikan pada seluruh stake holder yg ikut Workshop Selamatkan air tg 23 
April 2012 di ITS Surabaya.

AW
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
Date: Mon, 27 Feb 2012 11:04:42 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

Setahu saya, kalau ada pohon besar akarnya mampu membuat tanah berpori dan 
permeable, sehingga air bisa meresap dan tertahan. Makin banyak pohon makin 
mudah air meresap dan tersimpan. Beberapa literatur mengatakan satu pohon 
sejenis beringin/trembesi dpt menyimpan sampai 40mkbk. (Anda dpt hubungi 
supardiono sobirin untuk ini). Kalau tanah miring, yaa terjadi larian. Untuk 
meresap diperlukan waktu untuk tergenang. Maka akar pohon akan menuntun air 
meresap kedalam tanah.
Ini yang aku tahu. Tambahkan ilmu Anda.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Fajar Lubis fajardich...@yahoo.com
Date: Mon, 27 Feb 2012 15:27:47 
To: amien widodoamienwid...@yahoo.com; 
iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
Kurang jelasnya di kriteria hidrogeologinya pak,

Apa yang menjadi dasar kawasan itu resapan mutlak, terbatas dan terbatas ketat? 
Nilai infiltrasi, Intensitas curah hujan, besaran konduktifitas hidraulik, 
parameter kimia fisik atau parameter lainnya?

Kalau permasalahan penggunaan untuk hunian, itu adalah salahsatu implikasi tata 
ruangnya dan untuk yang satu ini kita juga harus mempertimbangkan unsur resapan 
buatan yang memungkinkan untuk mengatasi masalah ini.

Untuk permasalahan debit sungai yang berkurang, ini harus dilihat satu persatu 
masalahnya. Apakah karena semakin banyak pengguna? berkurangnya debit mataair 
atau(bisa ditambahkan jika perlu).


Salam,
Fajar (2114)
diskusi yang menarik.. atau kita pindah ke gelanggangnya Bang Bosman dulu?

 



 From: amien widodo amienwid...@yahoo.com
To: Fajar Lubis fajardich...@yahoo.com; iagi-net@iagi.or.id 
iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, February 27, 2012 12:14 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
 

P Fajar,

Saya share tulisan ini saya sangat berharap dari bapak-bapak dan ibu ibu 
semuanya tertarik dan mau menyumbangkan pikiran/tulisan/tekonologi untuk 
menyelamatkan air, karena saat ini air lebih banyak mengalir sebagai air 
banjir. 


Ada yang usul segera ditetapkan KAWASAN RESAPAN MUTLAK, KAWASAN RESAPAN 
TERBATAS, KAWASAN TERBATAS KETAT . Kurang jelasnya dimana pak? KAWASAN RESAPAN 
MUTLAK ( kawasan yang hanya untuk resapan, tidak boleh ada hunian sama sekali), 
KAWASAN RESAPAN TERBATAS (kawasan resapan dengan sedikit hunian (pedesaan), 
KAWASAN RESAPAN TERBATAS KETAT (kawasan resapan dengan hunian permukiman modern 
dan diharusan membangun air limbah komunal, 

Beberapa sungai di Jawa Timur yang dulunya berair saat musim kemarau sekarang 
tidak ada atau debitnya sangat kurang sehingga masyarakat menggunakan air tanah 
untuk pertanian. 

Ada usulan pak?

AW


Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

2012-02-27 Terurut Topik liamsi
Kebanyakan masyarakat sungai itu dijadikan tempat sampah
bahkan septitank alias  WC terpanjang , cara pandang
terhadap sungai ini menimbulkan pola rumah rumah yg berada di
pinggiran sungai selalu membelakangi sungai, padahal sungai
oleh sebagain masyarakat juga dijadikan sumber air bahkan
sebagai sumber air minum ( diolah untuk PAM ), kita lihat
sungai Ciliwung sepanjang alirannya banyak sekali rumah rumah
yg didirikan dan membelakangi sungai , sehingga limbah rumah
tanggga ( dan juga industri RT ) semuanya masuk sungai , bahkan
dibearapa tempat banyak pralon yg langsung mengalirkan libah
dari RT , akibatnya saat ini kandungan bakteri coli Ciliwung
sudah jauh diatas ambang batas nya sudah mencapai 80 %, begitu
juga BOD ( biological oxygen demand) dan COD nya ( chemical
oxygen demand ), sehingga sudah tidak layak untuk keperluan
apapun.Hal ini diperparah dg  sampah sampah kiriman  dari hulu serta
tingkat pencemaran lainnya , kalau diamati aliran sungai ini
ketika masih di hulu nya Bogor warnanya masih agak
bening-coklat muda , begitu masuk DKI mulai coklat tua dan
setelah Manggarai sudah kehitam hitaman.., saya selalu
amati kalau ada Banjir airnya bercampur bawur dg segala macam
sampah , apalagi kalau banjir tsb baru pertama kalinya ( awal
musim hujan )Oleh karena itu cara Pandang thd
sungai ini perlu dirubah , Sungai sebagai taman atau tempat
wisata' shg rumah rumah yg didirikan dipinggir sungai harus
menghadap ke Sungai bukannya membelakanginya..sungai tidak
lagi sebagai tempat buang sampah..
ISM


 Klita sangat butuh banyak masukan untuk bisa meyakinkan
 pemerintah dan dpr serta masyarakat umum tentang
 menyelamatkan air ini, makin banayka masukan akan berguna
 untuk kita.
 Nantinya setiap masukan yg didukung data ilmiah
 dan akurat akan kita bukukan untuk diberikan pada seluruh
 stake holder yg ikut Workshop Selamatkan air tg 23 April
 2012 di ITS Surabaya.

 AW
 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
 Date: Mon, 27 Feb 2012 11:04:42
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

 Setahu saya, kalau ada pohon besar akarnya mampu membuat
 tanah berpori dan permeable, sehingga air bisa meresap dan
 tertahan. Makin banyak pohon makin mudah air meresap dan
 tersimpan. Beberapa literatur mengatakan satu pohon sejenis
 beringin/trembesi dpt menyimpan sampai 40mkbk. (Anda dpt
 hubungi supardiono sobirin untuk ini). Kalau tanah miring,
 yaa terjadi larian. Untuk meresap diperlukan waktu untuk
 tergenang. Maka akar pohon akan menuntun air meresap kedalam
 tanah.
 Ini yang aku tahu. Tambahkan ilmu Anda.
 Salam.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: Fajar Lubis fajardich...@yahoo.com
 Date: Mon, 27 Feb 2012 15:27:47
 To: amien widodoamienwid...@yahoo.com;
 iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
 Reply-To:
 iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
 Kurang jelasnya di kriteria hidrogeologinya pak,

 Apa yang menjadi dasar kawasan itu resapan mutlak, terbatas
 dan terbatas ketat? Nilai infiltrasi, Intensitas curah
 hujan, besaran konduktifitas hidraulik, parameter kimia
 fisik atau parameter lainnya?

 Kalau permasalahan penggunaan untuk hunian, itu adalah
 salahsatu implikasi tata ruangnya dan untuk yang satu ini
 kita juga harus mempertimbangkan unsur resapan buatan yang
 memungkinkan untuk mengatasi masalah ini.

 Untuk permasalahan debit sungai yang berkurang, ini harus
 dilihat satu persatu masalahnya. Apakah karena semakin
 banyak pengguna? berkurangnya debit mataair atau(bisa
 ditambahkan jika perlu).


 Salam,
 Fajar (2114)
 diskusi yang menarik.. atau kita pindah ke gelanggangnya
 Bang Bosman dulu?

  


 
 From: amien widodo amienwid...@yahoo.com
 To: Fajar Lubis fajardich...@yahoo.com;
 iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id  Sent: Monday,
 February 27, 2012 12:14 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG


 P Fajar,

 Saya share tulisan ini saya sangat berharap dari bapak-bapak
 dan ibu ibu semuanya tertarik dan mau menyumbangkan
 pikiran/tulisan/tekonologi untuk menyelamatkan air, karena
 saat ini air lebih banyak mengalir sebagai air banjir. 


 Ada yang usul segera ditetapkan KAWASAN RESAPAN MUTLAK,
 KAWASAN RESAPAN TERBATAS, KAWASAN TERBATAS KETAT . Kurang
 jelasnya dimana pak? KAWASAN RESAPAN MUTLAK ( kawasan yang
 hanya untuk resapan, tidak boleh ada hunian sama sekali),
 KAWASAN RESAPAN TERBATAS (kawasan resapan dengan sedikit
 hunian (pedesaan), KAWASAN RESAPAN TERBATAS KETAT (kawasan
 resapan dengan hunian permukiman modern dan diharusan
 membangun air limbah komunal, 

 Beberapa sungai di Jawa Timur yang dulunya berair saat musim
 kemarau sekarang tidak ada atau debitnya sangat kurang
 sehingga masyarakat menggunakan air tanah untuk pertanian. 

 Ada usulan pak?

 AW



___
indomail - 

Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

2012-02-27 Terurut Topik Bandono Salim
Sudah terjjadi di samarinda, surabaya. Seingatku hampir akhir th 70, semua 
rumah pingir sungai membelakagi sungai. Sekarang tersisa di arah loa janan. Di 
samarinda bantaran sungai jadi taman.
Di sby juga demikian.
Penting adalah ketegasan aparat tidak dg paksaan tetapi dengan diskusi dan 
penyadaran masyarakat, tAnpa arogansi aparat. Oh iya solo juga berhasil membuat 
bantaran kali pepe tempat sampah dulu, sekarang jadi taman.
Jangan mengeluuh saja, bertindaklah.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: lia...@indo.net.id
Date: Mon, 27 Feb 2012 19:35:57 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
Kebanyakan masyarakat sungai itu dijadikan tempat sampah
bahkan septitank alias  WC terpanjang , cara pandang
terhadap sungai ini menimbulkan pola rumah rumah yg berada di
pinggiran sungai selalu membelakangi sungai, padahal sungai
oleh sebagain masyarakat juga dijadikan sumber air bahkan
sebagai sumber air minum ( diolah untuk PAM ), kita lihat
sungai Ciliwung sepanjang alirannya banyak sekali rumah rumah
yg didirikan dan membelakangi sungai , sehingga limbah rumah
tanggga ( dan juga industri RT ) semuanya masuk sungai , bahkan
dibearapa tempat banyak pralon yg langsung mengalirkan libah
dari RT , akibatnya saat ini kandungan bakteri coli Ciliwung
sudah jauh diatas ambang batas nya sudah mencapai 80 %, begitu
juga BOD ( biological oxygen demand) dan COD nya ( chemical
oxygen demand ), sehingga sudah tidak layak untuk keperluan
apapun.Hal ini diperparah dg  sampah sampah kiriman  dari hulu serta
tingkat pencemaran lainnya , kalau diamati aliran sungai ini
ketika masih di hulu nya Bogor warnanya masih agak
bening-coklat muda , begitu masuk DKI mulai coklat tua dan
setelah Manggarai sudah kehitam hitaman.., saya selalu
amati kalau ada Banjir airnya bercampur bawur dg segala macam
sampah , apalagi kalau banjir tsb baru pertama kalinya ( awal
musim hujan )Oleh karena itu cara Pandang thd
sungai ini perlu dirubah , Sungai sebagai taman atau tempat
wisata' shg rumah rumah yg didirikan dipinggir sungai harus
menghadap ke Sungai bukannya membelakanginya..sungai tidak
lagi sebagai tempat buang sampah..
ISM


 Klita sangat butuh banyak masukan untuk bisa meyakinkan
 pemerintah dan dpr serta masyarakat umum tentang
 menyelamatkan air ini, makin banayka masukan akan berguna
 untuk kita.
 Nantinya setiap masukan yg didukung data ilmiah
 dan akurat akan kita bukukan untuk diberikan pada seluruh
 stake holder yg ikut Workshop Selamatkan air tg 23 April
 2012 di ITS Surabaya.

 AW
 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
 Date: Mon, 27 Feb 2012 11:04:42
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

 Setahu saya, kalau ada pohon besar akarnya mampu membuat
 tanah berpori dan permeable, sehingga air bisa meresap dan
 tertahan. Makin banyak pohon makin mudah air meresap dan
 tersimpan. Beberapa literatur mengatakan satu pohon sejenis
 beringin/trembesi dpt menyimpan sampai 40mkbk. (Anda dpt
 hubungi supardiono sobirin untuk ini). Kalau tanah miring,
 yaa terjadi larian. Untuk meresap diperlukan waktu untuk
 tergenang. Maka akar pohon akan menuntun air meresap kedalam
 tanah.
 Ini yang aku tahu. Tambahkan ilmu Anda.
 Salam.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: Fajar Lubis fajardich...@yahoo.com
 Date: Mon, 27 Feb 2012 15:27:47
 To: amien widodoamienwid...@yahoo.com;
 iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
 Reply-To:
 iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
 Kurang jelasnya di kriteria hidrogeologinya pak,

 Apa yang menjadi dasar kawasan itu resapan mutlak, terbatas
 dan terbatas ketat? Nilai infiltrasi, Intensitas curah
 hujan, besaran konduktifitas hidraulik, parameter kimia
 fisik atau parameter lainnya?

 Kalau permasalahan penggunaan untuk hunian, itu adalah
 salahsatu implikasi tata ruangnya dan untuk yang satu ini
 kita juga harus mempertimbangkan unsur resapan buatan yang
 memungkinkan untuk mengatasi masalah ini.

 Untuk permasalahan debit sungai yang berkurang, ini harus
 dilihat satu persatu masalahnya. Apakah karena semakin
 banyak pengguna? berkurangnya debit mataair atau(bisa
 ditambahkan jika perlu).


 Salam,
 Fajar (2114)
 diskusi yang menarik.. atau kita pindah ke gelanggangnya
 Bang Bosman dulu?

  


 
 From: amien widodo amienwid...@yahoo.com
 To: Fajar Lubis fajardich...@yahoo.com;
 iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id  Sent: Monday,
 February 27, 2012 12:14 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG


 P Fajar,

 Saya share tulisan ini saya sangat berharap dari bapak-bapak
 dan ibu ibu semuanya tertarik dan mau menyumbangkan
 pikiran/tulisan/tekonologi untuk menyelamatkan air, karena
 saat ini air lebih banyak mengalir sebagai air banjir. 


 Ada yang usul 

Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

2012-02-27 Terurut Topik Agus Mochamad Ramdhan
Ikut
urun rembug mengenai daerah resapan ini…Sering
terjadi perdebatan mengenai daerah resapan ini: apakah airtanah di daerah 
resapan boleh diambil atau tidak?. Beberapa regulasi kalau
saya tidak salah mempersyaratkan bahwa tidak boleh terjadi pengambilan airtanah
di daerah resapan. Padahal, kalau menurut buku-buku teks hidrogeologi, justru
pengambilan airtanah ‘dianjurkan’ untuk dilakukan di daerah resapan,
dibandingkan dengan di daerah-daerah lainnya. Beberapa argumen yang diajukan
untuk mendukung hal ini antara lain adalah:
-  Air
di daerah resapan berumur relatif muda, sehingga tidak diperlukan waktu yang
lama untuk pengisiannya. Di daerah bukan resapan (sebagai contoh daerah
aliran), airtanah dapat berumur cukup tua. Sebagai contoh, analisis isotop di
beberapa sumur airtanah di daerah Bandung Tengah (bukan daerah resapan)
yang dilakukan oleh PAG (Pusat Airtanah dan Geologi Lingkungan/dulunya 
GTL) menunjukkan umur airtanah yang cukup fantastis, yaitu ribuan tahun
(mungkin kawan-kawan PAG bisa menambahkan hal ini). Artinya di daerah bukan
resapan ini, butuh ribuan tahun untuk airtanahnya dapat diisi kembali. Mungkin
kita bisa sebutkan bahwa airtanah di daerah-daerah seperti ini adalah
practically unrenewable resources. Sedihnya, airtanah yang relatif bagus itu, 
yang
practically unrenewable itu, kadang-kadang digunakan sembarangan, misalnya hanya
untuk mencuci motor bakar…ah…
-  Secara
teori juga, di daerah resapan ini terdapat zona yang dinamakan ‘rejected
recharge’, zona dimana air yang masuk ‘ditolak’ untuk meresap karena berbagai
alasan hidrogeologis. Pengambilan airtanah di daerah recharge akan mengurangi 
‘rejected
recharge area’. Mungkin simplenya: semakin banyak air yang diambil di daerah
resapan, semakin berkurang kejenuhan tanahnya, sehingga semakin banyak yang
meresap.
 Jadi,
sehubungan dengan konservasi airtanah, yang harus dilakukan di daerah resapan
adalah mempertahankan fungsi resapannya, bukan tidak boleh mengambil
airtanahnya.
 
Correct
me if I am wrong…
Agus
MR

 


 From: lia...@indo.net.id lia...@indo.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, 27 February 2012 7:35 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
  
Kebanyakan masyarakat sungai itu dijadikan tempat sampah
bahkan septitank alias  WC terpanjang , cara pandang
terhadap sungai ini menimbulkan pola rumah rumah yg berada di
pinggiran sungai selalu membelakangi sungai, padahal sungai
oleh sebagain masyarakat juga dijadikan sumber air bahkan
sebagai sumber air minum ( diolah untuk PAM ), kita lihat
sungai Ciliwung sepanjang alirannya banyak sekali rumah rumah
yg didirikan dan membelakangi sungai , sehingga limbah rumah
tanggga ( dan juga industri RT ) semuanya masuk sungai , bahkan
dibearapa tempat banyak pralon yg langsung mengalirkan libah
dari RT , akibatnya saat ini kandungan bakteri coli Ciliwung
sudah jauh diatas ambang batas nya sudah mencapai 80 %, begitu
juga BOD ( biological oxygen demand) dan COD nya ( chemical
oxygen demand ), sehingga sudah tidak layak untuk keperluan
apapun.Hal ini diperparah dg  sampah sampah kiriman  dari hulu serta
tingkat pencemaran lainnya , kalau diamati aliran sungai ini
ketika masih di hulu nya Bogor warnanya masih agak
bening-coklat muda , begitu masuk DKI mulai coklat tua dan
setelah Manggarai sudah kehitam hitaman.., saya selalu
amati kalau ada Banjir airnya bercampur bawur dg segala macam
sampah , apalagi kalau banjir tsb baru pertama kalinya ( awal
musim hujan )Oleh karena itu cara Pandang thd
sungai ini perlu dirubah , Sungai sebagai taman atau tempat
wisata' shg rumah rumah yg didirikan dipinggir sungai harus
menghadap ke Sungai bukannya membelakanginya..sungai tidak
lagi sebagai tempat buang sampah..
ISM


 Klita sangat butuh banyak masukan untuk bisa meyakinkan
 pemerintah dan dpr serta masyarakat umum tentang
 menyelamatkan air ini, makin banayka masukan akan berguna
 untuk kita.
Nantinya setiap masukan yg didukung data ilmiah
 dan akurat akan kita bukukan untuk diberikan pada seluruh
 stake holder yg ikut Workshop Selamatkan air tg 23 April
 2012 di ITS Surabaya.

 AW
 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
 Date: Mon, 27 Feb 2012 11:04:42
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

 Setahu saya, kalau ada pohon besar akarnya mampu membuat
 tanah berpori dan permeable, sehingga air bisa meresap dan
 tertahan. Makin banyak pohon makin mudah air meresap dan
 tersimpan. Beberapa literatur mengatakan satu pohon sejenis
 beringin/trembesi dpt menyimpan sampai 40mkbk. (Anda dpt
 hubungi supardiono sobirin untuk ini). Kalau tanah miring,
 yaa terjadi larian. Untuk meresap diperlukan waktu untuk
 tergenang. Maka akar pohon akan menuntun air meresap kedalam
 tanah.
Ini yang aku tahu. Tambahkan ilmu Anda.
 Salam.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: 

Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

2012-02-27 Terurut Topik Bandono Salim
Ia aku pernah iseng ukur air tanah dari bogor baru sampai jakarta utara 
10.000thn. Masalahnya kalau dihulu diambil, air tua tak tergantikan, penyedotan 
akan mengakibatkan amblesan dan membuatnya jadi daerah banjir. Hwarakadal mau 
apa?
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Agus Mochamad Ramdhan agusmr1...@yahoo.com
Date: Mon, 27 Feb 2012 04:59:20 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
Ikut
urun rembug mengenai daerah resapan ini…Sering
terjadi perdebatan mengenai daerah resapan ini: apakah airtanah di daerah 
resapan boleh diambil atau tidak?. Beberapa regulasi kalau
saya tidak salah mempersyaratkan bahwa tidak boleh terjadi pengambilan airtanah
di daerah resapan. Padahal, kalau menurut buku-buku teks hidrogeologi, justru
pengambilan airtanah ‘dianjurkan’ untuk dilakukan di daerah resapan,
dibandingkan dengan di daerah-daerah lainnya. Beberapa argumen yang diajukan
untuk mendukung hal ini antara lain adalah:
-  Air
di daerah resapan berumur relatif muda, sehingga tidak diperlukan waktu yang
lama untuk pengisiannya. Di daerah bukan resapan (sebagai contoh daerah
aliran), airtanah dapat berumur cukup tua. Sebagai contoh, analisis isotop di
beberapa sumur airtanah di daerah Bandung Tengah (bukan daerah resapan)
yang dilakukan oleh PAG (Pusat Airtanah dan Geologi Lingkungan/dulunya 
GTL) menunjukkan umur airtanah yang cukup fantastis, yaitu ribuan tahun
(mungkin kawan-kawan PAG bisa menambahkan hal ini). Artinya di daerah bukan
resapan ini, butuh ribuan tahun untuk airtanahnya dapat diisi kembali. Mungkin
kita bisa sebutkan bahwa airtanah di daerah-daerah seperti ini adalah
practically unrenewable resources. Sedihnya, airtanah yang relatif bagus itu, 
yang
practically unrenewable itu, kadang-kadang digunakan sembarangan, misalnya hanya
untuk mencuci motor bakar…ah…
-  Secara
teori juga, di daerah resapan ini terdapat zona yang dinamakan ‘rejected
recharge’, zona dimana air yang masuk ‘ditolak’ untuk meresap karena berbagai
alasan hidrogeologis. Pengambilan airtanah di daerah recharge akan mengurangi 
‘rejected
recharge area’. Mungkin simplenya: semakin banyak air yang diambil di daerah
resapan, semakin berkurang kejenuhan tanahnya, sehingga semakin banyak yang
meresap.
 Jadi,
sehubungan dengan konservasi airtanah, yang harus dilakukan di daerah resapan
adalah mempertahankan fungsi resapannya, bukan tidak boleh mengambil
airtanahnya.
 
Correct
me if I am wrong…
Agus
MR

 


 From: lia...@indo.net.id lia...@indo.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, 27 February 2012 7:35 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
  
Kebanyakan masyarakat sungai itu dijadikan tempat sampah
bahkan septitank alias  WC terpanjang , cara pandang
terhadap sungai ini menimbulkan pola rumah rumah yg berada di
pinggiran sungai selalu membelakangi sungai, padahal sungai
oleh sebagain masyarakat juga dijadikan sumber air bahkan
sebagai sumber air minum ( diolah untuk PAM ), kita lihat
sungai Ciliwung sepanjang alirannya banyak sekali rumah rumah
yg didirikan dan membelakangi sungai , sehingga limbah rumah
tanggga ( dan juga industri RT ) semuanya masuk sungai , bahkan
dibearapa tempat banyak pralon yg langsung mengalirkan libah
dari RT , akibatnya saat ini kandungan bakteri coli Ciliwung
sudah jauh diatas ambang batas nya sudah mencapai 80 %, begitu
juga BOD ( biological oxygen demand) dan COD nya ( chemical
oxygen demand ), sehingga sudah tidak layak untuk keperluan
apapun.Hal ini diperparah dg  sampah sampah kiriman  dari hulu serta
tingkat pencemaran lainnya , kalau diamati aliran sungai ini
ketika masih di hulu nya Bogor warnanya masih agak
bening-coklat muda , begitu masuk DKI mulai coklat tua dan
setelah Manggarai sudah kehitam hitaman.., saya selalu
amati kalau ada Banjir airnya bercampur bawur dg segala macam
sampah , apalagi kalau banjir tsb baru pertama kalinya ( awal
musim hujan )Oleh karena itu cara Pandang thd
sungai ini perlu dirubah , Sungai sebagai taman atau tempat
wisata' shg rumah rumah yg didirikan dipinggir sungai harus
menghadap ke Sungai bukannya membelakanginya..sungai tidak
lagi sebagai tempat buang sampah..
ISM


 Klita sangat butuh banyak masukan untuk bisa meyakinkan
 pemerintah dan dpr serta masyarakat umum tentang
 menyelamatkan air ini, makin banayka masukan akan berguna
 untuk kita.
Nantinya setiap masukan yg didukung data ilmiah
 dan akurat akan kita bukukan untuk diberikan pada seluruh
 stake holder yg ikut Workshop Selamatkan air tg 23 April
 2012 di ITS Surabaya.

 AW
 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
 Date: Mon, 27 Feb 2012 11:04:42
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

 Setahu saya, kalau ada pohon besar akarnya mampu membuat
 tanah berpori dan permeable, sehingga 

Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

2012-02-27 Terurut Topik Agus Mochamad Ramdhan
Yth. Pak Bandono,
 
Betul Pak, saya pernah juga mendengarkan presentasi isotop airtanah Bapak dari 
Batan, airtanah di Jakarta Utara memang berumur sangat tua, ada yang sampai 
berumur 10.000 Tahun. Kalau berumur 10.000 Tahun, sepertinya akan sulit untuk 
melakukan penggantian airtanah tersebut secara alamiah (mengandalkan dari 
daerah resapan). Diambil atau tidak diambil di daerah resapan, tetap akan 
terjadi amblesan kalau umur airnya demikian tua. Di daerah seperti ini, yang 
dapat dilakukan mungkin adalah program injeksi airtanah dalam. Tapi hal inipun 
tidak dapat mengembalikan tanah yang ambles, karena prosesnya yang 
irreversible. 
 
Berbicara mengenai amblesan tanah, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan: 
airtanah, beban bangunan, kompaksi alamiah, dan tektonik. Hal ini sangat 
menarik terutama untuk kota besar seperti Jakarta, dimana keempat faktor 
tersebut sangat boleh jadi hadir secara bersamaan.
 
Salam,
Agus MR
 


 From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, 27 February 2012 8:04 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
  

Ia aku pernah iseng ukur air tanah dari bogor baru sampai jakarta utara 
10.000thn. Masalahnya kalau dihulu diambil, air tua tak tergantikan, penyedotan 
akan mengakibatkan amblesan dan membuatnya jadi daerah banjir. Hwarakadal mau 
apa?
Powered by Telkomsel BlackBerry®



From:  Agus Mochamad Ramdhan agusmr1...@yahoo.com 
Date: Mon, 27 Feb 2012 04:59:20 -0800 (PST)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

Ikut
urun rembug mengenai daerah resapan ini…Sering
terjadi perdebatan mengenai daerah resapan ini: apakah airtanah di daerah 
resapan boleh diambil atau tidak?. Beberapa regulasi kalau
saya tidak salah mempersyaratkan bahwa tidak boleh terjadi pengambilan airtanah
di daerah resapan. Padahal, kalau menurut buku-buku teks hidrogeologi, justru
pengambilan airtanah ‘dianjurkan’ untuk dilakukan di daerah resapan,
dibandingkan dengan di daerah-daerah lainnya. Beberapa argumen yang diajukan
untuk mendukung hal ini antara lain adalah:
-  Air
di daerah resapan berumur relatif muda, sehingga tidak diperlukan waktu yang
lama untuk pengisiannya. Di daerah bukan resapan (sebagai contoh daerah
aliran), airtanah dapat berumur cukup tua. Sebagai contoh, analisis isotop di
beberapa sumur airtanah di daerah Bandung Tengah (bukan daerah resapan)
yang dilakukan oleh PAG (Pusat Airtanah dan Geologi Lingkungan/dulunya 
GTL) menunjukkan umur airtanah yang cukup fantastis, yaitu ribuan tahun
(mungkin kawan-kawan PAG bisa menambahkan hal ini). Artinya di daerah bukan
resapan ini, butuh ribuan tahun untuk airtanahnya dapat diisi kembali. Mungkin
kita bisa sebutkan bahwa airtanah di daerah-daerah seperti ini adalah
practically unrenewable resources. Sedihnya, airtanah yang relatif bagus itu, 
yang
practically unrenewable itu, kadang-kadang digunakan sembarangan, misalnya hanya
untuk mencuci motor bakar…ah…
-  Secara
teori juga, di daerah resapan ini terdapat zona yang dinamakan ‘rejected
recharge’, zona dimana air yang masuk ‘ditolak’ untuk meresap karena berbagai
alasan hidrogeologis. Pengambilan airtanah di daerah recharge akan mengurangi 
‘rejected
recharge area’. Mungkin simplenya: semakin banyak air yang diambil di daerah
resapan, semakin berkurang kejenuhan tanahnya, sehingga semakin banyak yang
meresap.
 Jadi,
sehubungan dengan konservasi airtanah, yang harus dilakukan di daerah resapan
adalah mempertahankan fungsi resapannya, bukan tidak boleh mengambil
airtanahnya.
 
Correct
me if I am wrong…
Agus
MR
 


 From: lia...@indo.net.id lia...@indo.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, 27 February 2012 7:35 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
  
Kebanyakan masyarakat sungai itu dijadikan tempat sampah
bahkan septitank alias  WC terpanjang , cara pandang
terhadap sungai ini
 menimbulkan pola rumah rumah yg berada di
pinggiran sungai selalu membelakangi sungai, padahal sungai
oleh sebagain masyarakat juga dijadikan sumber air bahkan
sebagai sumber air minum ( diolah untuk PAM ), kita lihat
sungai Ciliwung sepanjang alirannya banyak sekali rumah rumah
yg didirikan dan membelakangi sungai , sehingga limbah rumah
tanggga ( dan juga industri RT ) semuanya masuk sungai , bahkan
dibearapa tempat banyak pralon yg langsung mengalirkan libah
dari RT , akibatnya saat ini kandungan bakteri coli Ciliwung
sudah jauh diatas ambang batas nya sudah mencapai 80 %, begitu
juga BOD ( biological oxygen demand) dan COD nya ( chemical
oxygen demand ), sehingga sudah tidak layak untuk keperluan
apapun.Hal ini diperparah dg  sampah sampah kiriman  dari hulu serta
tingkat pencemaran lainnya , kalau diamati aliran sungai ini
ketika masih di hulu nya Bogor warnanya masih agak
bening-coklat muda , begitu
 masuk DKI mulai coklat tua dan
setelah 

Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

2012-02-27 Terurut Topik Bandono Salim
Itu airtanah dalam. Kalau yang dangkal yaa tak setua itulah. Kan ada juga 
daerah resapan yang dekat. 

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Agus Mochamad Ramdhan agusmr1...@yahoo.com
Date: Mon, 27 Feb 2012 05:29:07 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
Yth. Pak Bandono,
 
Betul Pak, saya pernah juga mendengarkan presentasi isotop airtanah Bapak dari 
Batan, airtanah di Jakarta Utara memang berumur sangat tua, ada yang sampai 
berumur 10.000 Tahun. Kalau berumur 10.000 Tahun, sepertinya akan sulit untuk 
melakukan penggantian airtanah tersebut secara alamiah (mengandalkan dari 
daerah resapan). Diambil atau tidak diambil di daerah resapan, tetap akan 
terjadi amblesan kalau umur airnya demikian tua. Di daerah seperti ini, yang 
dapat dilakukan mungkin adalah program injeksi airtanah dalam. Tapi hal inipun 
tidak dapat mengembalikan tanah yang ambles, karena prosesnya yang 
irreversible. 
 
Berbicara mengenai amblesan tanah, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan: 
airtanah, beban bangunan, kompaksi alamiah, dan tektonik. Hal ini sangat 
menarik terutama untuk kota besar seperti Jakarta, dimana keempat faktor 
tersebut sangat boleh jadi hadir secara bersamaan.
 
Salam,
Agus MR
 


 From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, 27 February 2012 8:04 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
  

Ia aku pernah iseng ukur air tanah dari bogor baru sampai jakarta utara 
10.000thn. Masalahnya kalau dihulu diambil, air tua tak tergantikan, penyedotan 
akan mengakibatkan amblesan dan membuatnya jadi daerah banjir. Hwarakadal mau 
apa?
Powered by Telkomsel BlackBerry®



From:  Agus Mochamad Ramdhan agusmr1...@yahoo.com 
Date: Mon, 27 Feb 2012 04:59:20 -0800 (PST)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

Ikut
urun rembug mengenai daerah resapan ini…Sering
terjadi perdebatan mengenai daerah resapan ini: apakah airtanah di daerah 
resapan boleh diambil atau tidak?. Beberapa regulasi kalau
saya tidak salah mempersyaratkan bahwa tidak boleh terjadi pengambilan airtanah
di daerah resapan. Padahal, kalau menurut buku-buku teks hidrogeologi, justru
pengambilan airtanah ‘dianjurkan’ untuk dilakukan di daerah resapan,
dibandingkan dengan di daerah-daerah lainnya. Beberapa argumen yang diajukan
untuk mendukung hal ini antara lain adalah:
-  Air
di daerah resapan berumur relatif muda, sehingga tidak diperlukan waktu yang
lama untuk pengisiannya. Di daerah bukan resapan (sebagai contoh daerah
aliran), airtanah dapat berumur cukup tua. Sebagai contoh, analisis isotop di
beberapa sumur airtanah di daerah Bandung Tengah (bukan daerah resapan)
yang dilakukan oleh PAG (Pusat Airtanah dan Geologi Lingkungan/dulunya 
GTL) menunjukkan umur airtanah yang cukup fantastis, yaitu ribuan tahun
(mungkin kawan-kawan PAG bisa menambahkan hal ini). Artinya di daerah bukan
resapan ini, butuh ribuan tahun untuk airtanahnya dapat diisi kembali. Mungkin
kita bisa sebutkan bahwa airtanah di daerah-daerah seperti ini adalah
practically unrenewable resources. Sedihnya, airtanah yang relatif bagus itu, 
yang
practically unrenewable itu, kadang-kadang digunakan sembarangan, misalnya hanya
untuk mencuci motor bakar…ah…
-  Secara
teori juga, di daerah resapan ini terdapat zona yang dinamakan ‘rejected
recharge’, zona dimana air yang masuk ‘ditolak’ untuk meresap karena berbagai
alasan hidrogeologis. Pengambilan airtanah di daerah recharge akan mengurangi 
‘rejected
recharge area’. Mungkin simplenya: semakin banyak air yang diambil di daerah
resapan, semakin berkurang kejenuhan tanahnya, sehingga semakin banyak yang
meresap.
 Jadi,
sehubungan dengan konservasi airtanah, yang harus dilakukan di daerah resapan
adalah mempertahankan fungsi resapannya, bukan tidak boleh mengambil
airtanahnya.
 
Correct
me if I am wrong…
Agus
MR
 


 From: lia...@indo.net.id lia...@indo.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, 27 February 2012 7:35 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
  
Kebanyakan masyarakat sungai itu dijadikan tempat sampah
bahkan septitank alias  WC terpanjang , cara pandang
terhadap sungai ini
 menimbulkan pola rumah rumah yg berada di
pinggiran sungai selalu membelakangi sungai, padahal sungai
oleh sebagain masyarakat juga dijadikan sumber air bahkan
sebagai sumber air minum ( diolah untuk PAM ), kita lihat
sungai Ciliwung sepanjang alirannya banyak sekali rumah rumah
yg didirikan dan membelakangi sungai , sehingga limbah rumah
tanggga ( dan juga industri RT ) semuanya masuk sungai , bahkan
dibearapa tempat banyak pralon yg langsung mengalirkan libah
dari RT , akibatnya saat ini kandungan bakteri coli Ciliwung
sudah jauh diatas ambang batas nya sudah mencapai 80 %, begitu
juga 

Re: [iagi-net-l] Wajib publikasi S1/S2/S3

2012-02-27 Terurut Topik Ruswanto V
Kewajiban Publikasi Karya Ilmiah Dibatalkan?

*DEPOK, KOMPAS.com* - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tampaknya mulai
melunak terkait kewajiban publikasi jurnal ilmiah sebagai syarat kelulusan
S-1, S-2, dan S-3. Ketentuan itu diedarkan melalui surat Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi pada 27 Januari. Pro dan kontra datang dari
kalangan perguruan tinggi. Pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M
Nuh, Senin (27/2/2012), menyiratkan bahwa ketentuan tersebut hanya bersifat
dorongan. Nuh mengatakan, surat edaran Ditjen Dikti memang tak memiliki
kekuatan hukum.

Surat edaran Dikti memang tidak ada kekuatan hukum. Tapi kita mendorong ke
arah sana, kata Nuh kepada para wartawan di sela-sela Rembuk Nasional
Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK), di Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan
Kemdikbud, Bojongsari, Depok, Senin (27/2/2012).

Akan tetapi, menurutnya, aturan itu berbanding lurus dengan upaya
memperbanyak produksi jurnal ilmiah. Nuh mengungkapkan, jurnal ilmiah yang
dihasilkan mahasiswa saat ini masih sangat rendah dan tidak sebanding
dengan jumlah mahasiswa. Jumlah produksi jurnal ilmiah Indonesia hanya
sepertujuh dari jurnal ilmiah yang diterbitkan negara tetangga Malaysia.

Sementara itu, Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri (MRPTN) Idrus
Paturusi menjelaskan, MRPTN dan Dirjen Dikti telah menyepakati surat edaran
itu hanya sebagai dorongan. Ia mengatakan, karena sifatnya hanya dorongan,
maka tidak ada sanksi bagi mahasiswa yang tidak menjalankannya.

Artinya, kata dia, mahasiswa yang bersangkutan tetap bisa lulus meski
makalahnya gagal diterbitkan dalam jurnal ilmiah.

Tidak ada sanksi untuk itu. Hanya mendorong agar mahasiswa membuat makalah
dan memasukannya ke jurnal. Baik jurnal internal kampus maupun
internasional, kata Idrus.

Ia menegaskan, surat edaran itu hanya bersifat dorongan untuk membangun
kesadaran menulis. Akan tetapi, predikat kelulusan tetap akan berbeda
antara mahasiswa yang berhasil dengan mahasiswa yang gagal melakukan
publikasi makalah dalam jurnal ilmiah. Gagalnya publikasi makalah dalam
jurnal ilmiah akan berpengaruh pada penilaian akhir.

Seperti diberitakan, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti)
Kemdikbud mengeluarkan surat edaran yang mewajibkan seluruh mahasiswa (S-1,
S-2, dan S-3) melakukan publikasi makalah dalam jurnal ilmiah. Alasan
utamanya adalah untuk merangsang budaya analisis dan penulisan ilmiah di
lingkungan perguruan tinggi.
http://edukasi.kompas.com/read/2012/02/28/08094149/Kewajiban.Publikasi.Karya.Ilmiah.Dibatalkan




2012/2/8 Jerry Sihombing jerry.c.sihomb...@gmail.com

 jangan takut abah, *ibu sri mulyani*ngsih kan mantan menkeu kita
 dan sekarang jadi direktur di bank dunia, jadi
 donasi pasti banyak dari beliau.. hahaha
 sekedar intermeso yah bu.. :)

 salam,

 JCS

 2012/2/8 Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com

   Sri

 Lalu uangnya dari mana ?
 Coba dihitung , kalau PTN maka akan membebani APBN atau membebani
 mahasiswa .Nah .
 Kalau PTS lebih repot lagi , uang uang dan uang .
 Apakah yang akan dihasilkan para limuwan ilmuwan yang lebih hebat
 belum tentu kan.
 Sikap seseorang adalah produk pendidikan  , jreng jadi .,
 seperti saya sampaikan pada posting sebelumnya embenahan sistimus di
 pendidikan harus dimulai dari tingkat sekolah menengah..Dan ini pasti
 memerlukan waktu. Wallhuallam.

 si Abah


 --
 *From:* sri mulyaningsih sri_mulyaning...@yahoo.com
 *To:* iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
 *Sent:* Wednesday, February 8, 2012 2:31 PM

 *Subject:* Re: [iagi-net-l] Wajib publikasi S1/S2/S3

  Jika aturan tersebut akan diberlakukan pada tahun 2012/2013 ini, PT
 harus segera bersiap dan berbenah, karena itu artinya setiap PT dengan 5
 Prodi harus menyediakan 5 macam Jurnal untuk menampung semua lulusan itu.
 Jika setiap Prodi dapat meluluskan sedikitnya 10 orang per wisuda dengan 3x
 wisuda per tahun, itu tidak masalah. Dosen2nya masih kebagian jatah untuk
 publikasi. tetapi jika setiap Prodi besar dengan mahasiswa per periode
 wisuda meluluskan 100 orang alumni, maka PT tersebut harus mampu
 menyediakan Jurnal sedikitnya 100:10 = 10 jurnal, agar semua tulisan
 mahasiswa yang mau lulus bisa diterbitkan. Untuk PT yang memiliki resources
 tentunya tidak banyak mengalami kendala berarti. Resources itu meliputi:
 biaya produksi, biaya penerbitan, sdm yang harus mereview dan sdm yang
 mampu mengelola jurnal tersebut. namun, jika PT tersebut hidup segan mati
 tak hendak... dengan personalia yang juga sangat terbatas, dan lulusan yang
 lulusnya saja masih harus dengan dorongan maksimal ... bisa jadi tidak ada
 lulusannya. Tapi, bagaimana pun juga, jika memang pemerintah akan
 menerapkan peraturan tersebut pada tahun 2012/2013 ini, PT-PT perlu
 dukungan finansial dan sumber daya manusia yang memadai.

 Salam

 Sri Mulyaningsih
   --
 *From:* o - musakti o_musa...@yahoo.com.au
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Sent:* Wednesday, 

Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG...Daerah Resapan

2012-02-27 Terurut Topik Fajar Lubis
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa airtanah di sistem tertekan (confined 
aquifer) Jakarta memiliki umur yang lebih muda ...


Pertanyaan mendasar adalah apakah MEMANG airtanah memerlukan waktu yang sangat 
panjang untuk mencapai daerah lepasan (discharge)nya atau airtanah (yang diukur 
tersebut) itu SUDAH cukup lama berada di daerah tersebut? Ada baiknya hasil 
pengukuran tersebut disebandingkan juga dengan metode pengukuran untuk airtanah 
muda (0-60 th) seperti Tritium, CFCs dan banyak lagi

Daerah resapan lebih dicirikan dengan gerakan airtanah yang menjauhi muka 
airtanah dan pengurangan tekanan head secara vertikal. Misal: jika muka 
airtanah berada hampir mendekati permukaan tanah (+ 0-0,5 m dpl) maka penanaman 
vegetasi tidak akan berdampak banyak.

Daerah resapan lepasan inipun bersifat dinamis, pengambilan airtanah yang 
melebihi kemampuan kambuh (recovery)nya akan mengubah suatu daerah lepasan 
menjadi daerah resapan. Hal ini sudah terjadi di kota-kota besar Indonesia dan 
akan saya usulkan untuk dipresentasikan pada PIT IAGI tahun ini (jangan lupa 
kalau hari ini adalah batas akhir pengumpulan abstrak :) ..mudah-mudahan kali 
ini abstrak saya dapat diterima.


Salam,
Fajar (2114)
Pengambilan airtanah boleh-boleh saja, selama pengambilan ini dapat bersifat 
menerus (sustainable)

 



 From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, February 27, 2012 9:19 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
 

Itu airtanah dalam. Kalau yang dangkal yaa tak setua itulah. Kan ada juga 
daerah resapan yang dekat. 

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Agus Mochamad Ramdhan agusmr1...@yahoo.com 
Date: Mon, 27 Feb 2012 05:29:07 -0800 (PST)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

Yth. Pak Bandono,
 
Betul Pak, saya pernah juga mendengarkan presentasi isotop airtanah Bapak dari 
Batan, airtanah di Jakarta Utara memang berumur sangat tua, ada yang sampai 
berumur 10.000 Tahun. Kalau berumur 10.000 Tahun, sepertinya akan sulit untuk 
melakukan penggantian airtanah tersebut secara alamiah (mengandalkan dari 
daerah resapan). Diambil atau tidak diambil di daerah resapan, tetap akan 
terjadi amblesan kalau umur airnya demikian tua. Di daerah seperti ini, yang 
dapat dilakukan mungkin adalah program injeksi airtanah dalam. Tapi hal inipun 
tidak dapat mengembalikan tanah yang ambles, karena prosesnya yang 
irreversible. 
 
Berbicara mengenai amblesan tanah, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan: 
airtanah, beban bangunan, kompaksi alamiah, dan tektonik. Hal ini sangat 
menarik terutama untuk kota besar seperti Jakarta, dimana keempat faktor 
tersebut sangat boleh jadi hadir secara bersamaan.
 
Salam,
Agus MR

From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, 27 February 2012 8:04 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
 

Ia aku pernah iseng ukur air tanah dari bogor baru sampai jakarta utara 
10.000thn. Masalahnya kalau dihulu diambil, air tua tak tergantikan, penyedotan 
akan mengakibatkan amblesan dan membuatnya jadi daerah banjir. Hwarakadal mau 
apa?
Powered by Telkomsel BlackBerry®
From:  Agus Mochamad Ramdhan agusmr1...@yahoo.com 
Date: Mon, 27 Feb 2012 04:59:20 -0800 (PST)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

Ikut
urun rembug mengenai daerah resapan ini…Sering
terjadi perdebatan mengenai daerah resapan ini: apakah airtanah di daerah 
resapan boleh diambil atau tidak?. Beberapa regulasi kalau
saya tidak salah mempersyaratkan bahwa tidak boleh terjadi pengambilan airtanah
di daerah resapan. Padahal, kalau menurut buku-buku teks hidrogeologi, justru
pengambilan airtanah ‘dianjurkan’ untuk dilakukan di daerah resapan,
dibandingkan dengan di daerah-daerah lainnya. Beberapa argumen yang diajukan
untuk mendukung hal ini antara lain adalah:
-  Air
di daerah resapan berumur relatif muda, sehingga tidak diperlukan waktu yang
lama untuk pengisiannya. Di daerah bukan resapan (sebagai contoh daerah
aliran), airtanah dapat berumur cukup tua. Sebagai contoh, analisis isotop di
beberapa sumur airtanah di daerah Bandung Tengah (bukan daerah resapan)
yang dilakukan oleh PAG (Pusat Airtanah dan Geologi Lingkungan/dulunya 
GTL) menunjukkan umur airtanah yang cukup fantastis, yaitu ribuan tahun
(mungkin kawan-kawan PAG bisa menambahkan hal ini). Artinya di daerah bukan
resapan ini, butuh ribuan tahun untuk airtanahnya dapat diisi kembali. Mungkin
kita bisa sebutkan bahwa airtanah di daerah-daerah seperti ini adalah
practically unrenewable resources. Sedihnya, airtanah yang relatif bagus itu, 
yang
practically unrenewable itu, kadang-kadang digunakan sembarangan, misalnya hanya
untuk mencuci motor bakar…ah…
-  Secara
teori juga, di daerah resapan ini terdapat zona yang dinamakan 

RE: [iagi-net-l] Wajib publikasi S1/S2/S3

2012-02-27 Terurut Topik Muharram Jaya Panguriseng
Menarik ungkapandalam berita Kompas dibawah ini Akan tetapi, predikat 
kelulusan tetap akan berbeda antara mahasiswa yang berhasil dengan mahasiswa 
yang gagal melakukan publikasi makalah dalam jurnal ilmiah. Gagalnya publikasi 
makalah dalam jurnal ilmiah akan berpengaruh pada penilaian akhir.

Jadi, dalam interview di perusahaan-perusahaan atau institusi-institusi bisa 
juga ditanyakan, Apakah TA anda dipublikasikan di Jurnal? Jurnal apa? :) ...

Salam,
MJP

From: Ruswanto V [mailto:ruswant...@gmail.com]
Sent: Tuesday, February 28, 2012 8:26 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Wajib publikasi S1/S2/S3

Kewajiban Publikasi Karya Ilmiah Dibatalkan?

DEPOK, KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tampaknya mulai 
melunak terkait kewajiban publikasi jurnal ilmiah sebagai syarat kelulusan S-1, 
S-2, dan S-3. Ketentuan itu diedarkan melalui surat Direktorat Jenderal 
Pendidikan Tinggi pada 27 Januari. Pro dan kontra datang dari kalangan 
perguruan tinggi. Pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, Senin 
(27/2/2012), menyiratkan bahwa ketentuan tersebut hanya bersifat dorongan. Nuh 
mengatakan, surat edaran Ditjen Dikti memang tak memiliki kekuatan hukum.

Surat edaran Dikti memang tidak ada kekuatan hukum. Tapi kita mendorong ke 
arah sana, kata Nuh kepada para wartawan di sela-sela Rembuk Nasional 
Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK), di Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan 
Kemdikbud, Bojongsari, Depok, Senin (27/2/2012).

Akan tetapi, menurutnya, aturan itu berbanding lurus dengan upaya memperbanyak 
produksi jurnal ilmiah. Nuh mengungkapkan, jurnal ilmiah yang dihasilkan 
mahasiswa saat ini masih sangat rendah dan tidak sebanding dengan jumlah 
mahasiswa. Jumlah produksi jurnal ilmiah Indonesia hanya sepertujuh dari jurnal 
ilmiah yang diterbitkan negara tetangga Malaysia.

Sementara itu, Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri (MRPTN) Idrus 
Paturusi menjelaskan, MRPTN dan Dirjen Dikti telah menyepakati surat edaran itu 
hanya sebagai dorongan. Ia mengatakan, karena sifatnya hanya dorongan, maka 
tidak ada sanksi bagi mahasiswa yang tidak menjalankannya.

Artinya, kata dia, mahasiswa yang bersangkutan tetap bisa lulus meski 
makalahnya gagal diterbitkan dalam jurnal ilmiah.

Tidak ada sanksi untuk itu. Hanya mendorong agar mahasiswa membuat makalah dan 
memasukannya ke jurnal. Baik jurnal internal kampus maupun internasional, kata 
Idrus.

Ia menegaskan, surat edaran itu hanya bersifat dorongan untuk membangun 
kesadaran menulis. Akan tetapi, predikat kelulusan tetap akan berbeda antara 
mahasiswa yang berhasil dengan mahasiswa yang gagal melakukan publikasi makalah 
dalam jurnal ilmiah. Gagalnya publikasi makalah dalam jurnal ilmiah akan 
berpengaruh pada penilaian akhir.

Seperti diberitakan, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) 
Kemdikbud mengeluarkan surat edaran yang mewajibkan seluruh mahasiswa (S-1, 
S-2, dan S-3) melakukan publikasi makalah dalam jurnal ilmiah. Alasan utamanya 
adalah untuk merangsang budaya analisis dan penulisan ilmiah di lingkungan 
perguruan tinggi.
http://edukasi.kompas.com/read/2012/02/28/08094149/Kewajiban.Publikasi.Karya.Ilmiah.Dibatalkan




2012/2/8 Jerry Sihombing 
jerry.c.sihomb...@gmail.commailto:jerry.c.sihomb...@gmail.com
jangan takut abah, ibu sri mulyaningsih kan mantan menkeu kita
dan sekarang jadi direktur di bank dunia, jadi
donasi pasti banyak dari beliau.. hahaha
sekedar intermeso yah bu.. :)

salam,

JCS
2012/2/8 Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.commailto:yrs_...@yahoo.com

Sri

Lalu uangnya dari mana ?
Coba dihitung , kalau PTN maka akan membebani APBN atau membebani mahasiswa 
.Nah .
Kalau PTS lebih repot lagi , uang uang dan uang .
Apakah yang akan dihasilkan para limuwan ilmuwan yang lebih hebat 
belum tentu kan.
Sikap seseorang adalah produk pendidikan  , jreng jadi ., seperti 
saya sampaikan pada posting sebelumnya embenahan sistimus di pendidikan harus 
dimulai dari tingkat sekolah menengah..Dan ini pasti memerlukan waktu. 
Wallhuallam.

si Abah


From: sri mulyaningsih 
sri_mulyaning...@yahoo.commailto:sri_mulyaning...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id 
iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, February 8, 2012 2:31 PM

Subject: Re: [iagi-net-l] Wajib publikasi S1/S2/S3

Jika aturan tersebut akan diberlakukan pada tahun 2012/2013 ini, PT harus 
segera bersiap dan berbenah, karena itu artinya setiap PT dengan 5 Prodi harus 
menyediakan 5 macam Jurnal untuk menampung semua lulusan itu. Jika setiap Prodi 
dapat meluluskan sedikitnya 10 orang per wisuda dengan 3x wisuda per tahun, itu 
tidak masalah. Dosen2nya masih kebagian jatah untuk publikasi. tetapi jika 
setiap Prodi besar dengan mahasiswa per periode wisuda meluluskan 100 orang 
alumni, maka PT tersebut harus mampu menyediakan Jurnal sedikitnya 100:10 = 10 
jurnal, agar semua tulisan mahasiswa yang mau lulus bisa 

Re: [iagi-net-l] Abah YRS ulang tahun

2012-02-27 Terurut Topik rakhmadi avianto
Boleh juga tuh kalo ada Goldiveks ikutan, mungkin bisa di forward ke Herry
Cak

Suwun
Avi


2012/2/24 suryadi_oe...@yahoo.com

 Abah, tgl 11 Maret ada Goldiveks. Cak Avi, ajakin tuh si Abah main di
 Goldiveks
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 --
 *From: * Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com
 *Date: *Thu, 23 Feb 2012 20:52:13 -0800 (PST)
 *To: *iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net-l] Abah YRS ulang tahun

 Sok atuh diajak , asal masih mampu mukul ok saja.

 si Abah

   --
 *From:* rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Sent:* Friday, February 24, 2012 9:52 AM
 *Subject:* Re: [iagi-net-l] Abah YRS ulang tahun

 Wah kalo mbah YRS pasti aman ngitarin bumi so far krn blio ini bisa misah
 antara onak dan duri yg ujung2nya membawa nikmat
 Bravo lagi Abah, kangen Golf bareng nih Avi

 Nomor cantik
 0666

 2012/2/24 Maryanto maryan...@yahoo.com

 Abah Yanto R Sumantri,

 Selamat Ulang Tahun. Semoga Allah selalu mberkahi, dan mempermudah
 perbanyakan amal sholeh untuk mendapat ucapan salam dari Allah yang Maha
 Penyayang di Akherat nanti.

 Refleksi menjelang angka 70 th, mungkin kita akan di suguhi ringkasan
 pesan-kesan-ringkasan pengalaman dari yang amat aktif membesarkan IAGI ini.
 Bisa berupa autobiografi, mungkin. Undang wartawan, lalu suruh dia
 menuliskannya. Dengan buku itu, maka tak hanya yang kenal ini akan
 menikmati isi bukunya, tapi juga generasi kemudian. Tanpa ada yang di baca,
 generasi kemudian tak akan kenal.

 Atawa, cerita membuat perusahaan minyak, ato apalah ya, namun yang
 bisa kita mboco-nya. Bagaimana dari EmBandung, Abah mengitari Bumi
 selama akan 70 th ini. Yang jelas, apa yang nyaman saja ding.

 Wass,
 Maryanto
 Yang lagi ngitung Evolusi jari-jari Alam semenjak Big Bang, setelah
 berhasil menghitung teliti Evolusi Jari-jari  Bumi dengan teori
 geodinamiknya sejak jadinya 4.6 Gaa Giga annum ago.



   --
 *From:* Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com
 *To:* iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
 *Sent:* Thursday, February 23, 2012 12:10 AM

 *Subject:* Re: [iagi-net-l] Abah YRS ulang tahun

 Makasih Don

 si Abah

   --
 *From:* Bandono Salim bandon...@gmail.com
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Sent:* Thursday, February 23, 2012 3:04 PM
 *Subject:* Re: [iagi-net-l] Abah YRS ulang tahun

 Asal tetap aktif pasti ok.
 Belajar tiada habisnya Abah
 Salam.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®









[iagi-net-l] geothermal geologist drilling enggineer

2012-02-27 Terurut Topik Yanto R. Sumantri
Rekan rekan 


Satu perusahaan geotherml yang sedang melakukan eksplorasi membutuhkan seorang 
drilling engineer dan geothermal geologist.
Diperlukan yang telah berpengalaman minimal 10 thn atau lebih dan sanggup 
bekerja sendiri.

Apabila berminat dapat mengirimkan cv - nya kealamat saya , terima kasih


si Abah/yanto r sumantri


[iagi-net-l] RE: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Wajib publikasi S1/S2/S3

2012-02-27 Terurut Topik Muharram Jaya Panguriseng
Betul sekali pak Solehudin. Kalau baru lulus S1 sudah ada publikasinya tentunya 
yang bersangkutan sudah punya modal dalam membuat technical report yang baik.

Salam,
MJP

-Original Message-
From: forum-boun...@hagi.or.id [mailto:forum-boun...@hagi.or.id] On Behalf Of 
Solehudin
Sent: Tuesday, February 28, 2012 12:49 PM
To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Wajib publikasi S1/S2/S3

Ya minimal bisa buat nambah 'bobot' di CV... he..

Salam,
Solehudin

 Jadi, dalam interview di perusahaan-perusahaan.. atau
 institusi-institusi bisa juga ditanyakan, Apakah TA anda
 dipublikasikan di Jurnal? Jurnal apa? :) ...

 Salam,
 MJP

 From: Ruswanto V [mailto:ruswant...@gmail.com]
 Sent: Tuesday, February 28, 2012 8:26 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Wajib publikasi S1/S2/S3

 Kewajiban Publikasi Karya Ilmiah Dibatalkan?

 DEPOK, KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tampaknya
 mulai melunak terkait kewajiban publikasi jurnal ilmiah sebagai syarat
 kelulusan S-1, S-2, dan S-3. Ketentuan itu diedarkan melalui surat
 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi pada 27 Januari. Pro dan kontra
 datang dari kalangan perguruan tinggi. Pernyataan Menteri Pendidikan
 dan Kebudayaan M Nuh, Senin (27/2/2012), menyiratkan bahwa ketentuan tersebut 
 hanya bersifat dorongan.
 Nuh mengatakan, surat edaran Ditjen Dikti memang tak memiliki kekuatan
 hukum.

 Surat edaran Dikti memang tidak ada kekuatan hukum. Tapi kita
 mendorong ke arah sana, kata Nuh kepada para wartawan di sela-sela
 Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK), di Pusat
 Pengembangan Tenaga Kependidikan Kemdikbud, Bojongsari, Depok, Senin 
 (27/2/2012).

 Akan tetapi, menurutnya, aturan itu berbanding lurus dengan upaya
 memperbanyak produksi jurnal ilmiah. Nuh mengungkapkan, jurnal ilmiah
 yang dihasilkan mahasiswa saat ini masih sangat rendah dan tidak
 sebanding dengan jumlah mahasiswa. Jumlah produksi jurnal ilmiah
 Indonesia hanya sepertujuh dari jurnal ilmiah yang diterbitkan negara 
 tetangga Malaysia.

 Sementara itu, Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri (MRPTN)
 Idrus Paturusi menjelaskan, MRPTN dan Dirjen Dikti telah menyepakati
 surat edaran itu hanya sebagai dorongan. Ia mengatakan, karena
 sifatnya hanya dorongan, maka tidak ada sanksi bagi mahasiswa yang tidak 
 menjalankannya.

 Artinya, kata dia, mahasiswa yang bersangkutan tetap bisa lulus meski
 makalahnya gagal diterbitkan dalam jurnal ilmiah.

 Tidak ada sanksi untuk itu. Hanya mendorong agar mahasiswa membuat
 makalah dan memasukannya ke jurnal. Baik jurnal internal kampus maupun
 internasional, kata Idrus.

 Ia menegaskan, surat edaran itu hanya bersifat dorongan untuk
 membangun kesadaran menulis. Akan tetapi, predikat kelulusan tetap
 akan berbeda antara mahasiswa yang berhasil dengan mahasiswa yang
 gagal melakukan publikasi makalah dalam jurnal ilmiah. Gagalnya
 publikasi makalah dalam jurnal ilmiah akan berpengaruh pada penilaian akhir.

 Seperti diberitakan, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen
 Dikti) Kemdikbud mengeluarkan surat edaran yang mewajibkan seluruh
 mahasiswa (S-1, S-2, dan S-3) melakukan publikasi makalah dalam jurnal
 ilmiah. Alasan utamanya adalah untuk merangsang budaya analisis dan
 penulisan ilmiah di lingkungan perguruan tinggi.
 http://edukasi.kompas.com/read/2012/02/28/08094149/Kewajiban.Publikasi
 .Karya.Ilmiah.Dibatalkan




 2012/2/8 Jerry Sihombing
 jerry.c.sihomb...@gmail.commailto:jerry.c.sihomb...@gmail.com
 jangan takut abah, ibu sri mulyaningsih kan mantan menkeu kita dan
 sekarang jadi direktur di bank dunia, jadi donasi pasti banyak dari
 beliau.. hahaha sekedar intermeso yah bu.. :)

 salam,

 JCS
 2012/2/8 Yanto R. Sumantri
 yrs_...@yahoo.commailto:yrs_...@yahoo.com

 Sri

 Lalu uangnya dari mana ?
 Coba dihitung , kalau PTN maka akan membebani APBN atau membebani
 mahasiswa .Nah .
 Kalau PTS lebih repot lagi , uang uang dan uang .
 Apakah yang akan dihasilkan para limuwan ilmuwan yang lebih hebat
 belum tentu kan.
 Sikap seseorang adalah produk pendidikan  , jreng jadi .,
 seperti saya sampaikan pada posting sebelumnya embenahan sistimus di
 pendidikan harus dimulai dari tingkat sekolah menengah..Dan ini pasti
 memerlukan waktu. Wallhuallam.

 si Abah

 
 From: sri mulyaningsih
 sri_mulyaning...@yahoo.commailto:sri_mulyaning...@yahoo.com
 To: iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id
 iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Wednesday, February 8, 2012 2:31 PM

 Subject: Re: [iagi-net-l] Wajib publikasi S1/S2/S3

 Jika aturan tersebut akan diberlakukan pada tahun 2012/2013 ini, PT
 harus segera bersiap dan berbenah, karena itu artinya setiap PT dengan
 5 Prodi harus menyediakan 5 macam Jurnal untuk menampung semua lulusan
 itu. Jika setiap Prodi dapat meluluskan sedikitnya 10 orang per wisuda
 dengan 3x wisuda per tahun, itu tidak 

[iagi-net-l] seismic acquisition specialist

2012-02-27 Terurut Topik batu gamping

Teman teman
 
Ada titipan dari teman yang lagi cari tenaga diatas, yang minat harap japri.
 
must be an Indonesian  preferably experienced both onshore and offshore.  A 
staff position with an oil company.
 
Yusak

Bls: [iagi-net-l] Seminar sore Kebencanaan Purba dan Mitigasi kebencanaan (Kamis, 1 Maret, 17:00-20:00)

2012-02-27 Terurut Topik Brahmantyo Gunawan
Menurut Saya, temanya rada bias (mungkin bisa diklarifikasi panitia) . Seminar 
dengan tema: Jejak Bencana dari Situs-situs Purbakala: Aplikasi Konsep dan 
Metoda Geologi Untuk Mitigasi Bencana Indonesia ini apakah pembahasannya : 
- Tentang pembuktian 'situs purbakala' yg dari kemarin sudah dibahas ? (karena 
diembel-embeli dengan catatan: 
“Ada apa dengan Sadahurip dan Gn Padang ?“). Karena  Gn. Sadahurip pun belom 
jelas sebagai situs purbakala buatan manusia atau bentukan alam. 
 - Tentang bencana (geologi) yg terjadi di situs2 purbakala ? Kebanyakan situs 
bangunan purbakala di Indonesia kan umumnya tertutup material erupsi volkanik 
dan sebagian mungkin karena  banjir (air/lumpur), atau kena gempa ?  Bencana 
ini kan sangat lumrah terjadi di wilayah NKRI. Lalu, apa kira2 yang akan 
dibahas ? Kalau secara teknologi, tentu masyarakat purba belum sampai pada 
tahap membuat bangunan/candi yang tahan-gempa  (atau mungkin sudah?), tetapi 
kalau kena endapan material volkanik sih, jangankan candi zaman 
baheula, bangunan sekarang-pun ya bisa saja terkena, selama posisinya deket 
dengan Gunung Api.  Kalau mau dipertanyakan, kenapa bangun Candi/kuil nya ko di 
deket Gn.Api ?  Lha wong maunya mereka mbangun disitu dan memang dihadapkan 
ke gunung tsb. 
- Tentang Mitigasi Bencana Geologi (Aplikasi Konsep dan Metode Geologi) ?, nah 
kalo ini penting dan perlu. Tetapi, apakah sebaiknya juga ada narasumbe dari 
PVMGB yang lebih kompeten ?
 
Maaf kalo pertanyaannya lugu dan naif. karena Saya tidak kompeten di bidang 
geoarkeolog maupun geobencana. 
 
Salam,
BKG

--- Pada Sel, 28/2/12, iagi iagi...@cbn.net.id menulis:


Dari: iagi iagi...@cbn.net.id
Judul: [iagi-net-l] Seminar sore Kebencanaan Purba dan Mitigasi kebencanaan 
(Kamis, 1 Maret, 17:00-20:00)
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Selasa, 28 Februari, 2012, 10:15 AM










 

“Ada apa dengan Sadahurip dan Gn Padang ?“

 

PP-IAGI Mengundang anggota IAGI untuk berdiskusi dalam bahasa kegeologian. 
dalam Seminar Sore Jejak Bencana dari Situs-situs Purbakala: Aplikasi Konsep 
dan Metoda Geologi Untuk Mitigasi Bencana Indonesia

Bersama Dr Andang Bachtiar, Dr Danny Hilman, dan Prof D Sutikno Bronto. 

Hari/Tanggal : Kamis, 1 Maret 2012
Waktu : 17:00 – 20:00 Wib
Tempat : Ruang Rapat Gedung Batubara Lt 2, Direktorat Pembinaan Pengusahaan 
Batubara Jl. Prof. Dr. Supomo SH. No 10, Jakarta

 

RSVP :

Phone (62-21) 83702848 Fax (62-21) 8370257 Email iagi...@cbn.net.id

 

 

 

PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-

Re: [iagi-net-l] seismic acquisition specialist

2012-02-27 Terurut Topik nyoto - ke-el
Hehehe  mas Batugamping sekarang ngrangkap jadi agen rahasia utk cari
tenaga diatas ...ya ?


Wass,
nyoto



On Tue, Feb 28, 2012 at 2:30 PM, batu gamping bgamp...@yahoo.com wrote:


 Teman teman

 Ada titipan dari teman yang lagi cari tenaga diatas, yang minat harap
 japri.

 must be an Indonesian  preferably experienced both onshore and offshore.
 A staff position with an oil company.

 Yusak



RE: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

2012-02-27 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Menyelamatkan air?

Mudah sekali Bro!! Sudah seabreg ahli dan praktisi kita di bidang hidrologi.

Yang diperlukan adalah komitmen masarakat dan pejabatnya. Jangan mulai yang
sulit-2 dulu teori resapan dsb. nya, rakyat gak ngerti Bro!

Mulai aja yang keliatan, semua sungai harus disehatkan, lingkungan sungai
dijaga, bila perlu bikin undang-2 siapa yang mengotori sungai dihukum berat.
Lalu bereskan management DAS, neraca air dijaga, penghijauan digalakkan,
ditanggung hasilnya pasti positip. Rakyat akan tau karena barang yang
dikerjakan kelihatan semua dan mereka diajak partisipasi aktif, tidak perlu
penelitian yang sulit-2 yang hanya kita-kita yang tahu. Jadi sekali lagi
komitment pejabat dan rakyat itu yang perlu digalakkan.

Salam,

YSY

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Monday, February 27, 2012 6:50 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

 

Wah kalau mengandalkan pemerintah (proyek ?) Ya agAk sulit, krn urusan
energi, urusan longsor, karena air dianggap pemberian alam.

Bagaimana cara menyimpan air yang secara alami melimpah, itu yang harus
dipikir. Mau buat embung, bendung, bendungan atau kolam maupun bak dlm tanah
semua itu ok saja.
Tinggal memilih lokasi yang baik.
Salam.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: amienwid...@yahoo.com 

Date: Mon, 27 Feb 2012 11:25:55 +

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

 

Klita sangat butuh banyak masukan untuk bisa meyakinkan pemerintah dan dpr
serta masyarakat umum tentang menyelamatkan air ini, makin banayka masukan
akan berguna untuk kita.
Nantinya setiap masukan yg didukung data ilmiah dan akurat akan kita bukukan
untuk diberikan pada seluruh stake holder yg ikut Workshop Selamatkan air tg
23 April 2012 di ITS Surabaya.

AW

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Bandono Salim bandon...@gmail.com 

Date: Mon, 27 Feb 2012 11:04:42 +

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

 

Setahu saya, kalau ada pohon besar akarnya mampu membuat tanah berpori dan
permeable, sehingga air bisa meresap dan tertahan. Makin banyak pohon makin
mudah air meresap dan tersimpan. Beberapa literatur mengatakan satu pohon
sejenis beringin/trembesi dpt menyimpan sampai 40mkbk. (Anda dpt hubungi
supardiono sobirin untuk ini). Kalau tanah miring, yaa terjadi larian. Untuk
meresap diperlukan waktu untuk tergenang. Maka akar pohon akan menuntun air
meresap kedalam tanah.
Ini yang aku tahu. Tambahkan ilmu Anda.
Salam.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Fajar Lubis fajardich...@yahoo.com 

Date: Mon, 27 Feb 2012 15:27:47 +0800 (SGT)

To: amien widodoamienwid...@yahoo.com;
iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

 

Kurang jelasnya di kriteria hidrogeologinya pak,

 

Apa yang menjadi dasar kawasan itu resapan mutlak, terbatas dan terbatas
ketat? Nilai infiltrasi, Intensitas curah hujan, besaran konduktifitas
hidraulik, parameter kimia fisik atau parameter lainnya?

 

Kalau permasalahan penggunaan untuk hunian, itu adalah salahsatu implikasi
tata ruangnya dan untuk yang satu ini kita juga harus mempertimbangkan unsur
resapan buatan yang memungkinkan untuk mengatasi masalah ini.

 

Untuk permasalahan debit sungai yang berkurang, ini harus dilihat satu
persatu masalahnya. Apakah karena semakin banyak pengguna? berkurangnya
debit mataair atau(bisa ditambahkan jika perlu).

 

 

Salam,

Fajar (2114)

diskusi yang menarik.. atau kita pindah ke gelanggangnya Bang Bosman dulu?

 

 

  _  

From: amien widodo amienwid...@yahoo.com
To: Fajar Lubis fajardich...@yahoo.com; iagi-net@iagi.or.id
iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, February 27, 2012 12:14 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

 

P Fajar,

 

Saya share tulisan ini saya sangat berharap dari bapak-bapak dan ibu ibu
semuanya tertarik dan mau menyumbangkan pikiran/tulisan/tekonologi untuk
menyelamatkan air, karena saat ini air lebih banyak mengalir sebagai air
banjir. 

 

Ada yang usul segera ditetapkan KAWASAN RESAPAN MUTLAK, KAWASAN RESAPAN
TERBATAS, KAWASAN TERBATAS KETAT . Kurang jelasnya dimana pak? KAWASAN
RESAPAN MUTLAK ( kawasan yang hanya untuk resapan, tidak boleh ada hunian
sama sekali), KAWASAN RESAPAN TERBATAS (kawasan resapan dengan sedikit
hunian (pedesaan), KAWASAN RESAPAN TERBATAS KETAT (kawasan resapan dengan
hunian permukiman modern dan diharusan membangun air limbah komunal, 

 

Beberapa sungai di Jawa Timur yang dulunya berair saat musim kemarau
sekarang tidak ada atau debitnya sangat kurang sehingga masyarakat
menggunakan air tanah untuk pertanian. 

 

Ada usulan pak?

 

AW

 

 



RE: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-27 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Mas Bandono,

Pak Zaim itu nyindir saya, mobil saya H accord th 1982 gak ganti-2, mobil dia 
kan umurnya lebih muda, jadi yang lebih NINGRAT siapa sih?

Salam,

YSY

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 5:02 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: 
ARTIKEL KORAN PR

 

Jangan gitu prof, masak pening dan melarat. Tar gak bisa mikir lho.
Yang penting prof selalu cukup, dpt mencapai apa yang di cita2kan.
Salam.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

  _  

From: yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id 

Date: Sun, 26 Feb 2012 09:50:57 +

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: 
ARTIKEL KORAN PR

 

Rekans,agak panjang sy tulis ini.
Teman saya mhs S3 di Perancis disertasinya ttg paleoklimatologi dgn penelitian 
stalagtit/mit Kuarter-Holosen gua di selatan Perancis. Ia melakukan penelitian 
dg berbagai metoda, mineralogi,dating,isotop dll,tapi yg menarik dan sbg temuan 
utama disertasinya adalah:BAKTERI! Dng SEM lingkaran2 kambium(bkn kambrium 
spt ditulis Kang Dany) stalagtit/mit dpt dideteksi adanya perkembangan bakteri 
yg pesat pd iklim hangat dan nyaris tdk ada bakteri pd iklim dingin. Jenis 
bakteri (genus dan spesies)nya pun berbeda dari tiap lingkaran,yg artinya jg 
berbeda tiap waktunya. Penelitian ini utk manyingkap iklim purba berkaitan dgn 
temuan manusia purba di Gua Tautavel,Perancis Selatan umur datingnya 700-800rb 
tyl. Jadi,penelitian dasar (basic research) geologi dlm pengertian luas,sangat 
berkembang dan banyak peminatnya di Eropa, tapi sebaliknya,kurang peminat di 
Indonesia krn,salah satu contohnya Geologi Kuarter, adalah ilmu NINGRAT 
sehingga tdk diminati,krn artinya: ilmunya PeNING tapi/dan melaRAT??
Wasalam,
Zaim yang ningrat

Powered by Telkomsel BlackBerry®

  _  

From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com 

Date: Sun, 26 Feb 2012 00:48:02 -0800 (PST)

To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: 
ARTIKEL KORAN PR

 

Pak Danny dan Pak Argo,

menarik sekali.  baru kali ini saya dengar penggunaan stalagmit dan stalagtit 
untuk deteksi MFS.  

Berarti rekamannya hanya yang big cycle nya saja?  

 

boleh dong di share disini kalau ada artikel lainnya tentang hal ini.

 

fbs

 

 

  _  

From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, February 26, 2012 3:06 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Ulasan yang sangat relevan dan sangat menarik dari Pak Argo.

Seperti di-email saya sebelumnya, penelitian ‘geologi-gua’ ini adalah “frontier 
research” yang luarbiasa.  Seperti halnya terumbu karang di laut, karang digua 
ini adalah “multi-proxy recorder” yang luarbiasa untuk reknstruksi paleoclimate 
dan kejadian katastropik.  Masing-masing punya lapisan tahun seperti kambrium 
di pohon dan juga bisa di-dating dengan sangat akurat (+/- beberapa tahun dan 
bahkan bulan!) oleh metoda U-Th radiometric dating.  Bedanya kalau koral 
lapisan tahun ini 1-3 cm, tapi untuk stalagtit hanya 1-3 mm; jadi core 
stalagtit sepanjang 1 meter saja span datanya sampai 1000 tahun!.  TIM RSES-ANU 
dan LIPI ini berambisi untuk merekonstruksi paleoclimate-environment sampai 
500.000 tahun kebelakang.  Dalam beberapa tahun mendatang data 
geologi-gua-tropis ini akan menjadi rival atau lebih tepatnya padanan untuk 
data dari kutub (ice-core) yang selama ini menjadi sumber data utama untuk 
plaeoclimate-environment.  Masalahnya, memang tidak banyak ahli geologi atau 
mahasiswa yang rela menjadi ‘manusia gua’ di jaman modern sekarang ini J

 

Wass

DHN

 

From: AWY [mailto:masargo...@yahoo.com] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 1:27 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Sugeng siang,

Semalam di NGC didongengkan tentang penyelidikan gua karst di Kepulauan Bahama. 
Gua ini sendiri saat ini sudah digenangi air dengan kedalaman s/d 100m. 
Beberapa peneliti terlibat dlm penelitian tsb, tdr dari beragam multi disiplin 
mulai dari arkeologi, paleontologi, geologist yang juga tentu saja para 
penyelam yang handal.

Background penelitiannya sendiri salah satunya adalah untuk menyelidiki 
siapakah yang menemukan Amerika? Apakah ada Penemu sebelum Colombus?. Di gua di 
bawah air tersebut, yang tentu saja menantang dari segi keselamatan para 
peneliti - karena seringnya jatuhan dari stalagtit2nya - ditemukan beberapa 
tengkorak kepala yang seingat memiliki ciri khas suku ..., dicirikan dengan 
defect pada tengkorak tsb (bentuk kerucut), yang dikenal sebagai kebiasaan 
suku trsbt yaitu dengan mengikat anak kecil/bayi di papan, demikian juga kepala 
eh kelapanya :), yg menyebabkan bentuk khas tsb.
Sehingga bisa ditarik kesipulan sebenarnya sktr 800-1000thn y.l. Sudah ada 
suku2 dari Amerika Selatan yang 

Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

2012-02-27 Terurut Topik mohammad syaiful
om fajar dan om amien widodo,

aku sebenarnya ingin bertanya, kenapa kok cuma mau menyelamatkan air
sekarang? kenapa tidak air dimana pun kita berada? entah sepulau, bahkan
banyak pulau, dan benua...

salam,
syaiful
2012/2/28 Fajar Lubis fajardich...@yahoo.com

  Tenang saja pak.. untuk yang sulit-sulit kita memang rencana mau
 pindah gelanggang.

 Untuk rakyat, kita pakai yang bapak bilang saja ..meskipun hasilnya ya
 begitu-begitu saja, malah katanya lebih parah.


 Salam,
 Fajar (2114)
 banyak geledek di Bandung hari ini

   --
 *From:* Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Sent:* Tuesday, February 28, 2012 1:51 PM
 *Subject:* RE: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

   Menyelamatkan air?
 Mudah sekali Bro!! Sudah seabreg ahli dan praktisi kita di bidang
 hidrologi.
 Yang diperlukan adalah komitmen masarakat dan pejabatnya. Jangan mulai
 yang sulit-2 dulu teori resapan dsb. nya, rakyat gak ngerti Bro!
 Mulai aja yang keliatan, semua sungai harus disehatkan, lingkungan sungai
 dijaga, bila perlu bikin undang-2 siapa yang mengotori sungai dihukum
 berat. Lalu bereskan management DAS, neraca air dijaga, penghijauan
 digalakkan, ditanggung hasilnya pasti positip. Rakyat akan tau karena
 barang yang dikerjakan kelihatan semua dan mereka diajak partisipasi aktif,
 tidak perlu penelitian yang sulit-2 yang hanya kita-kita yang tahu. Jadi
 sekali lagi komitment pejabat dan rakyat itu yang perlu digalakkan.
 Salam,
 YSY





-- 
Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist
Mobile: 62-812-9372808
Emails:
msyai...@etti.co.id (business)
mohammadsyai...@gmail.com

Technical Manager of
Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)


Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

2012-02-27 Terurut Topik Bandono Salim
Hehehe yen ngono rak ora ilmiah, ora payu gae proyek hehehe, jangan marah yaa 
Canda aja.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Tue, 28 Feb 2012 13:51:18 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG
Menyelamatkan air?

Mudah sekali Bro!! Sudah seabreg ahli dan praktisi kita di bidang hidrologi.

Yang diperlukan adalah komitmen masarakat dan pejabatnya. Jangan mulai yang
sulit-2 dulu teori resapan dsb. nya, rakyat gak ngerti Bro!

Mulai aja yang keliatan, semua sungai harus disehatkan, lingkungan sungai
dijaga, bila perlu bikin undang-2 siapa yang mengotori sungai dihukum berat.
Lalu bereskan management DAS, neraca air dijaga, penghijauan digalakkan,
ditanggung hasilnya pasti positip. Rakyat akan tau karena barang yang
dikerjakan kelihatan semua dan mereka diajak partisipasi aktif, tidak perlu
penelitian yang sulit-2 yang hanya kita-kita yang tahu. Jadi sekali lagi
komitment pejabat dan rakyat itu yang perlu digalakkan.

Salam,

YSY

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Monday, February 27, 2012 6:50 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

 

Wah kalau mengandalkan pemerintah (proyek ?) Ya agAk sulit, krn urusan
energi, urusan longsor, karena air dianggap pemberian alam.

Bagaimana cara menyimpan air yang secara alami melimpah, itu yang harus
dipikir. Mau buat embung, bendung, bendungan atau kolam maupun bak dlm tanah
semua itu ok saja.
Tinggal memilih lokasi yang baik.
Salam.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: amienwid...@yahoo.com 

Date: Mon, 27 Feb 2012 11:25:55 +

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

 

Klita sangat butuh banyak masukan untuk bisa meyakinkan pemerintah dan dpr
serta masyarakat umum tentang menyelamatkan air ini, makin banayka masukan
akan berguna untuk kita.
Nantinya setiap masukan yg didukung data ilmiah dan akurat akan kita bukukan
untuk diberikan pada seluruh stake holder yg ikut Workshop Selamatkan air tg
23 April 2012 di ITS Surabaya.

AW

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Bandono Salim bandon...@gmail.com 

Date: Mon, 27 Feb 2012 11:04:42 +

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

 

Setahu saya, kalau ada pohon besar akarnya mampu membuat tanah berpori dan
permeable, sehingga air bisa meresap dan tertahan. Makin banyak pohon makin
mudah air meresap dan tersimpan. Beberapa literatur mengatakan satu pohon
sejenis beringin/trembesi dpt menyimpan sampai 40mkbk. (Anda dpt hubungi
supardiono sobirin untuk ini). Kalau tanah miring, yaa terjadi larian. Untuk
meresap diperlukan waktu untuk tergenang. Maka akar pohon akan menuntun air
meresap kedalam tanah.
Ini yang aku tahu. Tambahkan ilmu Anda.
Salam.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Fajar Lubis fajardich...@yahoo.com 

Date: Mon, 27 Feb 2012 15:27:47 +0800 (SGT)

To: amien widodoamienwid...@yahoo.com;
iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

 

Kurang jelasnya di kriteria hidrogeologinya pak,

 

Apa yang menjadi dasar kawasan itu resapan mutlak, terbatas dan terbatas
ketat? Nilai infiltrasi, Intensitas curah hujan, besaran konduktifitas
hidraulik, parameter kimia fisik atau parameter lainnya?

 

Kalau permasalahan penggunaan untuk hunian, itu adalah salahsatu implikasi
tata ruangnya dan untuk yang satu ini kita juga harus mempertimbangkan unsur
resapan buatan yang memungkinkan untuk mengatasi masalah ini.

 

Untuk permasalahan debit sungai yang berkurang, ini harus dilihat satu
persatu masalahnya. Apakah karena semakin banyak pengguna? berkurangnya
debit mataair atau(bisa ditambahkan jika perlu).

 

 

Salam,

Fajar (2114)

diskusi yang menarik.. atau kita pindah ke gelanggangnya Bang Bosman dulu?

 

 

  _  

From: amien widodo amienwid...@yahoo.com
To: Fajar Lubis fajardich...@yahoo.com; iagi-net@iagi.or.id
iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, February 27, 2012 12:14 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] SELAMATKAN AIR SEKARANG

 

P Fajar,

 

Saya share tulisan ini saya sangat berharap dari bapak-bapak dan ibu ibu
semuanya tertarik dan mau menyumbangkan pikiran/tulisan/tekonologi untuk
menyelamatkan air, karena saat ini air lebih banyak mengalir sebagai air
banjir. 

 

Ada yang usul segera ditetapkan KAWASAN RESAPAN MUTLAK, KAWASAN RESAPAN
TERBATAS, KAWASAN TERBATAS KETAT . Kurang jelasnya dimana pak? KAWASAN
RESAPAN MUTLAK ( kawasan yang hanya untuk resapan, tidak boleh ada hunian
sama sekali), KAWASAN RESAPAN TERBATAS (kawasan resapan dengan sedikit
hunian (pedesaan), KAWASAN RESAPAN TERBATAS KETAT (kawasan resapan dengan
hunian permukiman modern dan diharusan membangun air limbah komunal, 

 

Beberapa sungai di Jawa Timur yang dulunya berair saat musim 

RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-27 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Rekan Danny yang bijak,

Maju terus Kang, Geologi Kwarter akan makin penting di depan, anda bias
kerjasama dengan rekan lain di Perguruan Tinggi (misalnya Pak Zaim), nanti
akan membuahkan hasil. Saya berjuang 20 th lebih (sejak 1987) untuk
memasyarakatkan surface mapping di volcanic terrain alhamdullilah, sekarang
sudah banyak mhs yang ambil tugas akhir volkanik. Kuliah elektif saya
(Petrogenesis) peminatnya tiap semester antara 20-35 mhs, lumayan buat
bidang petrologi yang termasuk kategori kering juga. Semua perlu komitmen
dan perjuangan.

Salam,

YSY

 

From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 3:07 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Ulasan yang sangat relevan dan sangat menarik dari Pak Argo.

Seperti di-email saya sebelumnya, penelitian 'geologi-gua' ini adalah
frontier research yang luarbiasa.  Seperti halnya terumbu karang di laut,
karang digua ini adalah multi-proxy recorder yang luarbiasa untuk
reknstruksi paleoclimate dan kejadian katastropik.  Masing-masing punya
lapisan tahun seperti kambrium di pohon dan juga bisa di-dating dengan
sangat akurat (+/- beberapa tahun dan bahkan bulan!) oleh metoda U-Th
radiometric dating.  Bedanya kalau koral lapisan tahun ini 1-3 cm, tapi
untuk stalagtit hanya 1-3 mm; jadi core stalagtit sepanjang 1 meter saja
span datanya sampai 1000 tahun!.  TIM RSES-ANU dan LIPI ini berambisi untuk
merekonstruksi paleoclimate-environment sampai 500.000 tahun kebelakang.
Dalam beberapa tahun mendatang data geologi-gua-tropis ini akan menjadi
rival atau lebih tepatnya padanan untuk data dari kutub (ice-core) yang
selama ini menjadi sumber data utama untuk plaeoclimate-environment.
Masalahnya, memang tidak banyak ahli geologi atau mahasiswa yang rela
menjadi 'manusia gua' di jaman modern sekarang ini J

 

Wass

DHN

 

From: AWY [mailto:masargo...@yahoo.com] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 1:27 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Sugeng siang,

Semalam di NGC didongengkan tentang penyelidikan gua karst di Kepulauan
Bahama. Gua ini sendiri saat ini sudah digenangi air dengan kedalaman s/d
100m. Beberapa peneliti terlibat dlm penelitian tsb, tdr dari beragam multi
disiplin mulai dari arkeologi, paleontologi, geologist yang juga tentu saja
para penyelam yang handal.

Background penelitiannya sendiri salah satunya adalah untuk menyelidiki
siapakah yang menemukan Amerika? Apakah ada Penemu sebelum Colombus?. Di gua
di bawah air tersebut, yang tentu saja menantang dari segi keselamatan para
peneliti - karena seringnya jatuhan dari stalagtit2nya - ditemukan beberapa
tengkorak kepala yang seingat memiliki ciri khas suku ..., dicirikan
dengan defect pada tengkorak tsb (bentuk kerucut), yang dikenal sebagai
kebiasaan suku trsbt yaitu dengan mengikat anak kecil/bayi di papan,
demikian juga kepala eh kelapanya :), yg menyebabkan bentuk khas tsb.
Sehingga bisa ditarik kesipulan sebenarnya sktr 800-1000thn y.l. Sudah ada
suku2 dari Amerika Selatan yang menyebrang melalui jembatan alami Kepulauan
Karibia ke Amerika Utara.

Dalam penelitian tersebut selain diambil tengkorak, juga diambil sampel
stalagmit. Baru tahu saya, ternyata ketika stalagmit dibelah, secara
bentukannya mirip kambium pohon, yang bisa digunakan utk menceritakan
panjang pendeknya musim penghujan-kemarau dalam melalui garis2 kambium,
sedangkan utk stalagmit ini bisa digunakan utk menceritakan bagaimana
perubahan iklim berlangsung di dunia.

Kepulauan Bahama ini sangat menarik karena kepulauan ini merupakan jalur
arus laut atlantik yang dilewati oleh sirkulasi air panas dari afrika dan
juga arus dingin dari kutub. Sehingga seperinya banyak koral2 yang senang
hidup di kepulauan ini.

Dari peristiwa perlarutan/ perkolasi koral (material karbonat) terbentuklah
stalagtit dan stalagmit, yg juga berlaku sbg recorder perubahan iklim dan
muka air laut. Dari conto stalagmit yang diambil sendiri, memberikan rekaman
kurang lebih dari sekitar 200.000thn y.l. S/d saat ini. Dari hasil analisis
dsimpulkan ada beberapa peristiwa pembanjiran/ sea level rise/ atau tepatnya
mungkin MFS ya? (nah ini cara analisisnya gmn, klo di delta kan shale yg plg
tebal yah? He...he.. :))

Ada hal lainnya yang tak kalah menarik, yaitu dari setiap peristiwa flooding
/ MFS tersebut selalu didahului oleh garis hitam-kemerahan yang tebal.
Data sample menunjukan bahwa ada skrt 4 atau 5 (lupa?). Dimana dari hasil
dating peristiwa hitam kemerahan tadi secara geologi relatif singkat,
hanya berlangsung kurang lebih 40-50thn. Endapan hitam-kemerahan ini
selain di stalagtit juga muncul di gua, sebagai lapisan tipis kurang lebih
2-5cm. Setelah diteliti secara kimia ternyata garis hitam tsb berasal dari
unsur besi. Asumsi saya, material pembuat garis tersebut berasal dari hasil
erupsi gunung api, ternyata dari hasil studi kimia, unsur penyusunnya
berasal dari pasir Gurun Sahara yang tentu saja berjarak sekian ribu mil
dari Bahama.

Re: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

2012-02-27 Terurut Topik Bandono Salim
Jangan gitu, aku minggu kemrin ketemu pak wiranto, dia aku bawa paker mbl VW 72 
yang tidak ganti-ganti. Apa dia bilang beli th 74? Kalau gitu kamu kaya dong.
Mobil tua dipakai sejak beli sAmpe skrang dibilang kaya? Aku bilang, ya 
terimakasih sama TuhanN mblku awet.
Yang penting dpt menikmati apa yang ada. Hahaha 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Tue, 28 Feb 2012 14:28:15 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari  MFS Re: [iagi-net-l] 
Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Mas Bandono,

Pak Zaim itu nyindir saya, mobil saya H accord th 1982 gak ganti-2, mobil dia 
kan umurnya lebih muda, jadi yang lebih NINGRAT siapa sih?

Salam,

YSY

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 5:02 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: 
ARTIKEL KORAN PR

 

Jangan gitu prof, masak pening dan melarat. Tar gak bisa mikir lho.
Yang penting prof selalu cukup, dpt mencapai apa yang di cita2kan.
Salam.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

  _  

From: yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id 

Date: Sun, 26 Feb 2012 09:50:57 +

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: 
ARTIKEL KORAN PR

 

Rekans,agak panjang sy tulis ini.
Teman saya mhs S3 di Perancis disertasinya ttg paleoklimatologi dgn penelitian 
stalagtit/mit Kuarter-Holosen gua di selatan Perancis. Ia melakukan penelitian 
dg berbagai metoda, mineralogi,dating,isotop dll,tapi yg menarik dan sbg temuan 
utama disertasinya adalah:BAKTERI! Dng SEM lingkaran2 kambium(bkn kambrium 
spt ditulis Kang Dany) stalagtit/mit dpt dideteksi adanya perkembangan bakteri 
yg pesat pd iklim hangat dan nyaris tdk ada bakteri pd iklim dingin. Jenis 
bakteri (genus dan spesies)nya pun berbeda dari tiap lingkaran,yg artinya jg 
berbeda tiap waktunya. Penelitian ini utk manyingkap iklim purba berkaitan dgn 
temuan manusia purba di Gua Tautavel,Perancis Selatan umur datingnya 700-800rb 
tyl. Jadi,penelitian dasar (basic research) geologi dlm pengertian luas,sangat 
berkembang dan banyak peminatnya di Eropa, tapi sebaliknya,kurang peminat di 
Indonesia krn,salah satu contohnya Geologi Kuarter, adalah ilmu NINGRAT 
sehingga tdk diminati,krn artinya: ilmunya PeNING tapi/dan melaRAT??
Wasalam,
Zaim yang ningrat

Powered by Telkomsel BlackBerry®

  _  

From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com 

Date: Sun, 26 Feb 2012 00:48:02 -0800 (PST)

To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: [iagi-net-l] Stalagmit untuk mempelajari MFS Re: [iagi-net-l] Fwd: 
ARTIKEL KORAN PR

 

Pak Danny dan Pak Argo,

menarik sekali.  baru kali ini saya dengar penggunaan stalagmit dan stalagtit 
untuk deteksi MFS.  

Berarti rekamannya hanya yang big cycle nya saja?  

 

boleh dong di share disini kalau ada artikel lainnya tentang hal ini.

 

fbs

 

 

  _  

From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, February 26, 2012 3:06 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Ulasan yang sangat relevan dan sangat menarik dari Pak Argo.

Seperti di-email saya sebelumnya, penelitian ‘geologi-gua’ ini adalah “frontier 
research” yang luarbiasa.  Seperti halnya terumbu karang di laut, karang digua 
ini adalah “multi-proxy recorder” yang luarbiasa untuk reknstruksi paleoclimate 
dan kejadian katastropik.  Masing-masing punya lapisan tahun seperti kambrium 
di pohon dan juga bisa di-dating dengan sangat akurat (+/- beberapa tahun dan 
bahkan bulan!) oleh metoda U-Th radiometric dating.  Bedanya kalau koral 
lapisan tahun ini 1-3 cm, tapi untuk stalagtit hanya 1-3 mm; jadi core 
stalagtit sepanjang 1 meter saja span datanya sampai 1000 tahun!.  TIM RSES-ANU 
dan LIPI ini berambisi untuk merekonstruksi paleoclimate-environment sampai 
500.000 tahun kebelakang.  Dalam beberapa tahun mendatang data 
geologi-gua-tropis ini akan menjadi rival atau lebih tepatnya padanan untuk 
data dari kutub (ice-core) yang selama ini menjadi sumber data utama untuk 
plaeoclimate-environment.  Masalahnya, memang tidak banyak ahli geologi atau 
mahasiswa yang rela menjadi ‘manusia gua’ di jaman modern sekarang ini J

 

Wass

DHN

 

From: AWY [mailto:masargo...@yahoo.com] 
Sent: Sunday, February 26, 2012 1:27 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR

 

Sugeng siang,

Semalam di NGC didongengkan tentang penyelidikan gua karst di Kepulauan Bahama. 
Gua ini sendiri saat ini sudah digenangi air dengan kedalaman s/d 100m. 
Beberapa peneliti terlibat dlm penelitian tsb, tdr dari beragam multi disiplin 
mulai dari arkeologi, paleontologi, geologist yang juga tentu saja para 
penyelam yang handal.

Background penelitiannya sendiri salah satunya adalah untuk menyelidiki 
siapakah