Re: [iagi-net-l] Undangan Silaturahmi dan ulang tahun IAGI ke 52
Mungkin MC-nya si None Jakarte Sent from my deep hart On Apr 4, 2012, at 8:42 AM, iagi iagi...@cbn.net.id wrote: Nomor : 021/PP-IAGI/IV/2012Jakarta, 03 April 2012 Lampiran : - Perihal : Undangan Silaturahmi dan ulang tahun IAGI ke 52 Kepada Yth. : Bapak / Ibu /Sdr/i Anggota IAGI di tempat. Sehubungan dengan akan dilaksanakannya Silaturahmi antara Pengurus dan anggota IAGI sekaligus memperingati hari ulang tahun IAGI ke 52, yang akan diselenggarakan pada : Hari/ Tanggal : Jum’at / 13 April 2012 Tempat : Auditorium Badan Geologi Jl. Diponegoro 57, Bandung . Waktu : 18.00 WIB – selesai Mohon kehadirannya Bapak / Ibu/ Sdr/i dalam acara tersebut diatas. Atas kehadirannya kami PP-IAGI mengucapkan banyak terima kasih. Pengurus Pusat Ikatan Ahli Geologi Indonesia Sekretaris Jenderal, TTD Seno Aji Undangan Ulang tahun IAGI ke 520001.pdf PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012. To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Petrophysics - Swirr
Mas untuk rock typing memang ada beberapa versi, tapi memang tugas kita untuk mengintegrasikan dan mencari yang paling pas untuk lapangan kita. kalau ada full core coba minta ke sedimentologistnya untuk membuat typical faciesnya, setelah kita memiliki deskripsi faciesnya kemudian gabungkan dengan data petrophysic yang mas punya, baru kita lakukan rock typing ( jadi sudah mengintegrasikan facies geologi dan reservoir karakteristik) informasi facies dari sedimentologist akan sangat berguna saat kita hendak mendistribusikan facies yang akan menjadi wadah untuk petrophysical parameters yang kita definisikan. yang saya pernah dapatkan untuk koral memang memiliki distribusi yang sifatnya bimodal, permeability yg variatif sementara untuk typical foram, red algae dsb cenderung memiliki distribusi yang seragam (tapi tetap tergantung pada proses geologi di tiap area), dan tentunya pendistribusian facies coral dan foram juga berbeda. Untuk SWirr , mungkin memang kita bisa dapatkan SWirr yang rendah 10%, atau bahkan 5% dari beberapa sample core, tapi apakah memang beberapa sample core cukup bisa mewakili suatu section dari carbonate ? hal ini sering menjadi diskusi karena sering kali hasil perhitungan sw (sw yang berasal dari quantitative interpretation) suatu carbonate section tidak bisa terkalibrasi dengan baik karena begitu variatifnya nilai core data dan akhirnya kita mengambil harga rata rata yang umumnya jatuh di kisaran 10% ( mungkin Mas Bambang bisa menambahkana apakah sample swirr 5% dari jenis ooilit tersebut merupakan nilai minimum atau nilai rata rata dari beberapa sample ? ) 2012/4/4 Shofiyuddin shofiyud...@gmail.com mas Bambang, Betul sekali, saya suspect awalnya begitu. Setelah data MICP datang, memang pore throat size menunjukan bimodal, kebanyakan dari micro sampe meso, tapi ada beberapa yang mencapai sekala macro. Definisi dari rock class perlu di revisit lagi menurut saya, karena secara Geologi akan merujuk kepada golongan batuan, misal pakcstone, wackstone dsb dsb. Di tempat saya, penggolongan batuan hanya bisa dilihat dari core semata, tapi tidak bisa digunakan dari kacamata log character. Ini artinya, log character tidak mencerminkan rock class. Crossplot antara rock class dan distribusi porositi dan permeabilitasnya juga gak nyambung alias scatter. Setelah kita tahu, itu semua gak nyambung, kita berkesimpulan bahwa proses proses pembentukan porositas sekunder sebagai hasil diagenesa merata di semua rock class. Secara petrophysics akhirnya saya mencoba mendefiniskan kembali arti rock class ini lebih menunjukkan kepada rock quality yang bisa saja di representasikan denga Rock Quality Index (RQI) ataupun Flow Zone Indicator (FZI). Secara petrofisik, ini lebih masuk akal hanya bicara rock properties saja tetapi kendalanya adalah bagaimana kita mempropagate rock class baru ini ke sumur yang tidak ada data permeabilitasnya? saya lagi ngerjain projek ini melalui neural network dan kelihatannya cukup positif. Kalau abstract saya disetujui, saya akan presentasi ke IAGI September mendatang. Shofi On Tue, Apr 3, 2012 at 11:29 PM, Bambang Gumilar bgumilar.mailingl...@gmail.com wrote: Shofi, Menarik sekali kasus yang anda hadapi. Pengalaman saya di beberapa proyek karbonat (Saudi/Kuwait) juga ada juga yang seperti itu. Karena Swirr vs Perm tidak mengikuti teori, maka orang dengan mudah mengatakan data-nya tidak valid. Kalau mau berpikir jernih sebentar, mundur selangkah, coba lakukan pendekatan lain. Salah satu solusinya adalah membuat korelasi berdasarkan facies (rock types). Dari keterangan Shofi, bahwa untuk batuan yang permeabilitas besar, malah Swirr-nya tinggi. Jika anda punya data MICP atau NMR, plugs yang aneh ini mungkin memiliki tingkat heterogenitas yang tinggi. Ini bisa dilihat dari pola distribusi pore throat-nya. Biasanya polanya bi-modal. Ada dua peaks di histogramnya, bisa berupa kombinasi micro pore throat dengan mega pore throat atau micro dengan meso, dst. Porositas kecil karena didominasi micro pores ini sementara permeabilitasnya ditentukan oleh pore throat yang besar. Kita tahu bahwa permeabilitas adalah parameter tensor (besaran yang punya arah), diukur dari ujung ke ujung core plug dengan memberi beda tekanan udara/helium di salah satu ujungnya. Untuk batuan yang homogen, geometri dan distribusi pore throat-nya tidak banyak variasi. Helium mengalir steady/laminer dan seragam di setiap segmen sample. Jadi hasil pengukuran tersebut sudah representatif. Bagaimana dengan batuan yang heterogen (vuggy, granular, dll)? Di satu segmen pore throat-nya 1 micron dan 1 mm di sampingnya pore throat-nya lebih besar daripada 10 micron. Ingat, kita hanya perlu satu conduit/ saluran bebas hambatan sebesar sehelai rambut yang sejajar dengan arah aliran helium di core plug untuk menjadi high perm channel yang memberi nilai permeabilitas 10 Darcy (1 mD). Saluran ini bisa berada di sample
RE: Bls: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak Indonesia
Temen2, Bila masih perlu info ini silakan dibaca, bila enggak perlu lagi ya langsung di-delete aja : Berikut info dari teman di Divisi Operasi Lapangan BPMIGAS : Selama tahun 2011 : Pengawasan secara langsung, terhadap Pelaksanaan Lifting di 201 Titik penyerahan KKKS (Minyak, LPG dan Gas Bumi) dengan frekuensi penyerahan Minyak sebanyak 3.448 kali, LPG 230 kali dan Gas bumi 678 kali pengawasan. Salah satu pengawasan BPMIGAS terhadap operasional Arus Minyak dan Gas Bumi KKKS adalah dengan menerapkan Pedoman Tata cara pengukuran dan Perhitungan Arus Minyak dan Gas Bumi (PTPPM) atau Quantity Acounting System (QAS). Pengawasan operasional lainnya adalah WPB, Monitoring bulanan/kuartalan/semesteran/tahunan, dan pengawasan langsung di lapangan. Soal pembinaan dan pengawasan penggunaan alat ukur dan sistem alat ukur (assesment dan verifikasi terhadap kemampuan, fasilitas dan prosedur mutu) adalah tanggungjawabnya Ditjen Migas. Dan ini info dari temen2 DitJen Migas : Guna menjamin akurasi dan keandalan sistem alat ukur migas, Ditjen Migas Kementerian ESDM melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Verifikasi teknis alat ukur b. Assessment dan verifikasi terhadap kemampuan, fasilitas, prosedur, manajemen mutu yang diakui secara internasional dan tenaga ahli pada perusahaan perakit perekayasa. c. Pengawasan selama pembangunan sistem alat ukur dilakukan oleh Ditjen Migas yang meliputi: hydrotest, Factory Acceptance Test (FAT), System Integration Test (SIT), Site Acceptance Test (SAT), kalibrasi dan commissioning. d. Menyetujui Prosedur Teknis Operasi Serah Terima Migas e. Pembinaan dalam bentuk pelatihan mengenai peraturan dan teknis operasi serah terima migas kepada para petugas/operator. Gitu aja ya. Mudah2an info ini berguna. Salam, Nuning -Original Message- From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] Sent: 03 April 2012 7:43 To: Iagi Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak Indonesia Makasih atas info dan kerja kerasnya. Powered by Telkomsel BlackBerry(r) -Original Message- From: Nugrahani nugrah...@bpmigas.go.id Date: Tue, 3 Apr 2012 12:38:35 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id; Muliawan Hajimulia...@bpmigas.go.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak Indonesia Menurutku sih, gak elok lah seorang DirJen mengomentari hal yang di luar bidangnya, kecuali komentar seperti itu keluar dari para pengamat alias komentator (ibarat komentatornya sepakbola, yang selalu aja pintar menganalisa ketimbang pemain bola beneran), atau para LSM/NGO, yang memang hidupnya dari ngomong sana sini. Tetap aja perlu utk membalas komentarnya (ketimbang diem aja) seperti yg dilakukan oleh Kadiv Humas BPMIGAS (yg aku kirim itu). Btw, soal kita perlu introspeksi, memperbaiki diri, transparansi, dll... iya lah .. (tapi tetep mbales dulu dong Qiqiqiqiqqii Sebel banget lah dibilang cincai-cincai ama angka lifting). Ada hikmahnya juga kita dihajar seperti ini, setidaknya kita jadi punya kesempatan untuk bisa lebih memberikan informasi kepada masyarakat mengenai industri migas (setidaknya aku bisa ngoceh lebih banyak di milis ini). . Bila perlu, besok aku carikan data (sekarang aku masih di jalan, otw ke rumah, lagi macet spt biasa), berapa kali (berapa ribu kali) pengawasan terhadap lifting, yg kami lakukan, dalam setahun, berapa ratus titik lifting, bagaimana kami melakukan pengawasan, dan bahwa semua titik lifting/lapangan itu sudah terhubung dgn komputer di lantai 28 Wisma Mulia (BPMIGAS) sehingga produksi harian bisa dipantau termasuk mana yg lagi shut down, dll. Btw, info soal tanker kencing dan kebocoran yg dikemukakan oleh mas Andang akan aku sampaikan ke Divisi Operasi Lapangan. Aku cc ini ke temanku Muliawan (Kadiv Operasi Lapangan BPMIGAS) supaya besok beliau bisa memberikanku data soal pengawasan lifting itu. Setidaknya di milis ini, yg umumnya adalah orang2 yg kerja di industri migas, bisa tau juga soal pengawasan lifting migas. Salam, Nuning Powered by Telkomsel BlackBerry(r) From: suryadi_oe...@yahoo.com Date: Tue, 3 Apr 2012 11:32:32 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak Indonesia Sependapat Sam, ambil positifnya aja, gak ada salahnya saling mengawasi. Powered by Telkomsel BlackBerry(r) From: Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id Date: Tue, 3 Apr 2012 18:23:14 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: Bls: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak Indonesia karena dulu ketahuan tanker pernah bisa kencing bebas di lawe2 kalimantan, karena pipa prabumulih-palembang masih juga bocor di bbrp tempat sepanjang puluhan kilometer bentangan, karena sebagian minyak yg diproduksi juga bisa dipakai untuk kebutuhan sendiri, justru
Re: [iagi-net-l] Petrophysics - Swirr
Apa tak dilakukan uji laboratorium? Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com Date: Wed, 4 Apr 2012 15:09:25 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Petrophysics - Swirr Mas untuk rock typing memang ada beberapa versi, tapi memang tugas kita untuk mengintegrasikan dan mencari yang paling pas untuk lapangan kita. kalau ada full core coba minta ke sedimentologistnya untuk membuat typical faciesnya, setelah kita memiliki deskripsi faciesnya kemudian gabungkan dengan data petrophysic yang mas punya, baru kita lakukan rock typing ( jadi sudah mengintegrasikan facies geologi dan reservoir karakteristik) informasi facies dari sedimentologist akan sangat berguna saat kita hendak mendistribusikan facies yang akan menjadi wadah untuk petrophysical parameters yang kita definisikan. yang saya pernah dapatkan untuk koral memang memiliki distribusi yang sifatnya bimodal, permeability yg variatif sementara untuk typical foram, red algae dsb cenderung memiliki distribusi yang seragam (tapi tetap tergantung pada proses geologi di tiap area), dan tentunya pendistribusian facies coral dan foram juga berbeda. Untuk SWirr , mungkin memang kita bisa dapatkan SWirr yang rendah 10%, atau bahkan 5% dari beberapa sample core, tapi apakah memang beberapa sample core cukup bisa mewakili suatu section dari carbonate ? hal ini sering menjadi diskusi karena sering kali hasil perhitungan sw (sw yang berasal dari quantitative interpretation) suatu carbonate section tidak bisa terkalibrasi dengan baik karena begitu variatifnya nilai core data dan akhirnya kita mengambil harga rata rata yang umumnya jatuh di kisaran 10% ( mungkin Mas Bambang bisa menambahkana apakah sample swirr 5% dari jenis ooilit tersebut merupakan nilai minimum atau nilai rata rata dari beberapa sample ? ) 2012/4/4 Shofiyuddin shofiyud...@gmail.com mas Bambang, Betul sekali, saya suspect awalnya begitu. Setelah data MICP datang, memang pore throat size menunjukan bimodal, kebanyakan dari micro sampe meso, tapi ada beberapa yang mencapai sekala macro. Definisi dari rock class perlu di revisit lagi menurut saya, karena secara Geologi akan merujuk kepada golongan batuan, misal pakcstone, wackstone dsb dsb. Di tempat saya, penggolongan batuan hanya bisa dilihat dari core semata, tapi tidak bisa digunakan dari kacamata log character. Ini artinya, log character tidak mencerminkan rock class. Crossplot antara rock class dan distribusi porositi dan permeabilitasnya juga gak nyambung alias scatter. Setelah kita tahu, itu semua gak nyambung, kita berkesimpulan bahwa proses proses pembentukan porositas sekunder sebagai hasil diagenesa merata di semua rock class. Secara petrophysics akhirnya saya mencoba mendefiniskan kembali arti rock class ini lebih menunjukkan kepada rock quality yang bisa saja di representasikan denga Rock Quality Index (RQI) ataupun Flow Zone Indicator (FZI). Secara petrofisik, ini lebih masuk akal hanya bicara rock properties saja tetapi kendalanya adalah bagaimana kita mempropagate rock class baru ini ke sumur yang tidak ada data permeabilitasnya? saya lagi ngerjain projek ini melalui neural network dan kelihatannya cukup positif. Kalau abstract saya disetujui, saya akan presentasi ke IAGI September mendatang. Shofi On Tue, Apr 3, 2012 at 11:29 PM, Bambang Gumilar bgumilar.mailingl...@gmail.com wrote: Shofi, Menarik sekali kasus yang anda hadapi. Pengalaman saya di beberapa proyek karbonat (Saudi/Kuwait) juga ada juga yang seperti itu. Karena Swirr vs Perm tidak mengikuti teori, maka orang dengan mudah mengatakan data-nya tidak valid. Kalau mau berpikir jernih sebentar, mundur selangkah, coba lakukan pendekatan lain. Salah satu solusinya adalah membuat korelasi berdasarkan facies (rock types). Dari keterangan Shofi, bahwa untuk batuan yang permeabilitas besar, malah Swirr-nya tinggi. Jika anda punya data MICP atau NMR, plugs yang aneh ini mungkin memiliki tingkat heterogenitas yang tinggi. Ini bisa dilihat dari pola distribusi pore throat-nya. Biasanya polanya bi-modal. Ada dua peaks di histogramnya, bisa berupa kombinasi micro pore throat dengan mega pore throat atau micro dengan meso, dst. Porositas kecil karena didominasi micro pores ini sementara permeabilitasnya ditentukan oleh pore throat yang besar. Kita tahu bahwa permeabilitas adalah parameter tensor (besaran yang punya arah), diukur dari ujung ke ujung core plug dengan memberi beda tekanan udara/helium di salah satu ujungnya. Untuk batuan yang homogen, geometri dan distribusi pore throat-nya tidak banyak variasi. Helium mengalir steady/laminer dan seragam di setiap segmen sample. Jadi hasil pengukuran tersebut sudah representatif. Bagaimana dengan batuan yang heterogen (vuggy, granular, dll)? Di satu segmen pore throat-nya 1 micron dan 1 mm di sampingnya pore throat-nya lebih besar daripada
Re: Bls: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak Indonesia
Dalam peresmian KKP Migas di Kantor pajak Kalibata kemarin Dirjen migas mengatakan akan membentuk Surveyor Independent yg bisa secara rutin memberikan data pembanding ttg profil produksi dan ekpor riil wajib pajakmigas.data tsb akan digunakan sbg data pembanding atas laporan pajak yg disampaikan wajib pajak migas / kampeni, selama ini Ditjen pajak sebatas menerima saja laporan kampeni wajib pajak tanpa bisa mengecek silang kebenarannya { wah ada lowongan nih siapa mau jadi surveyornya lifting } Ism Sent by Liamsi's Mobile Phone -Original Message- From: Nugrahani nugrah...@bpmigas.go.id Date: Wed, 4 Apr 2012 10:31:01 To: 'iagi-net@iagi.or.id'iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: Bls: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak Indonesia Temen2, Bila masih perlu info ini silakan dibaca, bila enggak perlu lagi ya langsung di-delete aja : Berikut info dari teman di Divisi Operasi Lapangan BPMIGAS : Selama tahun 2011 : Pengawasan secara langsung, terhadap Pelaksanaan Lifting di 201 Titik penyerahan KKKS (Minyak, LPG dan Gas Bumi) dengan frekuensi penyerahan Minyak sebanyak 3.448 kali, LPG 230 kali dan Gas bumi 678 kali pengawasan. Salah satu pengawasan BPMIGAS terhadap operasional Arus Minyak dan Gas Bumi KKKS adalah dengan menerapkan Pedoman Tata cara pengukuran dan Perhitungan Arus Minyak dan Gas Bumi (PTPPM) atau Quantity Acounting System (QAS). Pengawasan operasional lainnya adalah WPB, Monitoring bulanan/kuartalan/semesteran/tahunan, dan pengawasan langsung di lapangan. Soal pembinaan dan pengawasan penggunaan alat ukur dan sistem alat ukur (assesment dan verifikasi terhadap kemampuan, fasilitas dan prosedur mutu) adalah tanggungjawabnya Ditjen Migas. Dan ini info dari temen2 DitJen Migas : Guna menjamin akurasi dan keandalan sistem alat ukur migas, Ditjen Migas Kementerian ESDM melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Verifikasi teknis alat ukur b. Assessment dan verifikasi terhadap kemampuan, fasilitas, prosedur, manajemen mutu yang diakui secara internasional dan tenaga ahli pada perusahaan perakit perekayasa. c. Pengawasan selama pembangunan sistem alat ukur dilakukan oleh Ditjen Migas yang meliputi: hydrotest, Factory Acceptance Test (FAT), System Integration Test (SIT), Site Acceptance Test (SAT), kalibrasi dan commissioning. d. Menyetujui Prosedur Teknis Operasi Serah Terima Migas e. Pembinaan dalam bentuk pelatihan mengenai peraturan dan teknis operasi serah terima migas kepada para petugas/operator. Gitu aja ya. Mudah2an info ini berguna. Salam, Nuning -Original Message- From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] Sent: 03 April 2012 7:43 To: Iagi Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak Indonesia Makasih atas info dan kerja kerasnya. Powered by Telkomsel BlackBerry(r) -Original Message- From: Nugrahani nugrah...@bpmigas.go.id Date: Tue, 3 Apr 2012 12:38:35 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id; Muliawan Hajimulia...@bpmigas.go.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak Indonesia Menurutku sih, gak elok lah seorang DirJen mengomentari hal yang di luar bidangnya, kecuali komentar seperti itu keluar dari para pengamat alias komentator (ibarat komentatornya sepakbola, yang selalu aja pintar menganalisa ketimbang pemain bola beneran), atau para LSM/NGO, yang memang hidupnya dari ngomong sana sini. Tetap aja perlu utk membalas komentarnya (ketimbang diem aja) seperti yg dilakukan oleh Kadiv Humas BPMIGAS (yg aku kirim itu). Btw, soal kita perlu introspeksi, memperbaiki diri, transparansi, dll... iya lah .. (tapi tetep mbales dulu dong Qiqiqiqiqqii Sebel banget lah dibilang cincai-cincai ama angka lifting). Ada hikmahnya juga kita dihajar seperti ini, setidaknya kita jadi punya kesempatan untuk bisa lebih memberikan informasi kepada masyarakat mengenai industri migas (setidaknya aku bisa ngoceh lebih banyak di milis ini). . Bila perlu, besok aku carikan data (sekarang aku masih di jalan, otw ke rumah, lagi macet spt biasa), berapa kali (berapa ribu kali) pengawasan terhadap lifting, yg kami lakukan, dalam setahun, berapa ratus titik lifting, bagaimana kami melakukan pengawasan, dan bahwa semua titik lifting/lapangan itu sudah terhubung dgn komputer di lantai 28 Wisma Mulia (BPMIGAS) sehingga produksi harian bisa dipantau termasuk mana yg lagi shut down, dll. Btw, info soal tanker kencing dan kebocoran yg dikemukakan oleh mas Andang akan aku sampaikan ke Divisi Operasi Lapangan. Aku cc ini ke temanku Muliawan (Kadiv Operasi Lapangan BPMIGAS) supaya besok beliau bisa memberikanku data soal pengawasan lifting itu. Setidaknya di milis ini, yg umumnya adalah orang2 yg kerja di industri migas, bisa tau juga soal pengawasan lifting migas. Salam, Nuning Powered by Telkomsel BlackBerry(r) From:
Re: Bls: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak Indonesia
Sumber pengeluaran kps lagi dah..birokrasi lagi, high cost lagi... On Apr 4, 2012 7:06 PM, Ismail lia...@indo.net.id wrote: Dalam peresmian KKP Migas di Kantor pajak Kalibata kemarin Dirjen migas mengatakan akan membentuk Surveyor Independent yg bisa secara rutin memberikan data pembanding ttg profil produksi dan ekpor riil wajib pajakmigas.data tsb akan digunakan sbg data pembanding atas laporan pajak yg disampaikan wajib pajak migas / kampeni, selama ini Ditjen pajak sebatas menerima saja laporan kampeni wajib pajak tanpa bisa mengecek silang kebenarannya { wah ada lowongan nih siapa mau jadi surveyornya lifting } Ism Sent by Liamsi's Mobile Phone -Original Message- From: Nugrahani nugrah...@bpmigas.go.id Date: Wed, 4 Apr 2012 10:31:01 To: 'iagi-net@iagi.or.id'iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: Bls: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak Indonesia Temen2, Bila masih perlu info ini silakan dibaca, bila enggak perlu lagi ya langsung di-delete aja : Berikut info dari teman di Divisi Operasi Lapangan BPMIGAS : Selama tahun 2011 : Pengawasan secara langsung, terhadap Pelaksanaan Lifting di 201 Titik penyerahan KKKS (Minyak, LPG dan Gas Bumi) dengan frekuensi penyerahan Minyak sebanyak 3.448 kali, LPG 230 kali dan Gas bumi 678 kali pengawasan. Salah satu pengawasan BPMIGAS terhadap operasional Arus Minyak dan Gas Bumi KKKS adalah dengan menerapkan Pedoman Tata cara pengukuran dan Perhitungan Arus Minyak dan Gas Bumi (PTPPM) atau Quantity Acounting System (QAS). Pengawasan operasional lainnya adalah WPB, Monitoring bulanan/kuartalan/semesteran/tahunan, dan pengawasan langsung di lapangan. Soal pembinaan dan pengawasan penggunaan alat ukur dan sistem alat ukur (assesment dan verifikasi terhadap kemampuan, fasilitas dan prosedur mutu) adalah tanggungjawabnya Ditjen Migas. Dan ini info dari temen2 DitJen Migas : Guna menjamin akurasi dan keandalan sistem alat ukur migas, Ditjen Migas Kementerian ESDM melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Verifikasi teknis alat ukur b. Assessment dan verifikasi terhadap kemampuan, fasilitas, prosedur, manajemen mutu yang diakui secara internasional dan tenaga ahli pada perusahaan perakit perekayasa. c. Pengawasan selama pembangunan sistem alat ukur dilakukan oleh Ditjen Migas yang meliputi: hydrotest, Factory Acceptance Test (FAT), System Integration Test (SIT), Site Acceptance Test (SAT), kalibrasi dan commissioning. d. Menyetujui Prosedur Teknis Operasi Serah Terima Migas e. Pembinaan dalam bentuk pelatihan mengenai peraturan dan teknis operasi serah terima migas kepada para petugas/operator. Gitu aja ya. Mudah2an info ini berguna. Salam, Nuning -Original Message- From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] Sent: 03 April 2012 7:43 To: Iagi Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak Indonesia Makasih atas info dan kerja kerasnya. Powered by Telkomsel BlackBerry(r) -Original Message- From: Nugrahani nugrah...@bpmigas.go.id Date: Tue, 3 Apr 2012 12:38:35 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id; Muliawan Haji mulia...@bpmigas.go.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak Indonesia Menurutku sih, gak elok lah seorang DirJen mengomentari hal yang di luar bidangnya, kecuali komentar seperti itu keluar dari para pengamat alias komentator (ibarat komentatornya sepakbola, yang selalu aja pintar menganalisa ketimbang pemain bola beneran), atau para LSM/NGO, yang memang hidupnya dari ngomong sana sini. Tetap aja perlu utk membalas komentarnya (ketimbang diem aja) seperti yg dilakukan oleh Kadiv Humas BPMIGAS (yg aku kirim itu). Btw, soal kita perlu introspeksi, memperbaiki diri, transparansi, dll... iya lah .. (tapi tetep mbales dulu dong Qiqiqiqiqqii Sebel banget lah dibilang cincai-cincai ama angka lifting). Ada hikmahnya juga kita dihajar seperti ini, setidaknya kita jadi punya kesempatan untuk bisa lebih memberikan informasi kepada masyarakat mengenai industri migas (setidaknya aku bisa ngoceh lebih banyak di milis ini). . Bila perlu, besok aku carikan data (sekarang aku masih di jalan, otw ke rumah, lagi macet spt biasa), berapa kali (berapa ribu kali) pengawasan terhadap lifting, yg kami lakukan, dalam setahun, berapa ratus titik lifting, bagaimana kami melakukan pengawasan, dan bahwa semua titik lifting/lapangan itu sudah terhubung dgn komputer di lantai 28 Wisma Mulia (BPMIGAS) sehingga produksi harian bisa dipantau termasuk mana yg lagi shut down, dll. Btw, info soal tanker kencing dan kebocoran yg dikemukakan oleh mas Andang akan aku sampaikan ke Divisi Operasi Lapangan. Aku cc ini ke temanku Muliawan (Kadiv Operasi Lapangan BPMIGAS) supaya besok beliau bisa memberikanku data soal pengawasan lifting itu. Setidaknya di milis ini, yg umumnya adalah orang2 yg kerja
Re: Bls: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak Indonesia
Memang kerja perpajakan diawali tidak percaya. Spert bpkp, kalao mriksa projek. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Ismail lia...@indo.net.id Date: Wed, 4 Apr 2012 11:05:56 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak Indonesia Dalam peresmian KKP Migas di Kantor pajak Kalibata kemarin Dirjen migas mengatakan akan membentuk Surveyor Independent yg bisa secara rutin memberikan data pembanding ttg profil produksi dan ekpor riil wajib pajakmigas.data tsb akan digunakan sbg data pembanding atas laporan pajak yg disampaikan wajib pajak migas / kampeni, selama ini Ditjen pajak sebatas menerima saja laporan kampeni wajib pajak tanpa bisa mengecek silang kebenarannya { wah ada lowongan nih siapa mau jadi surveyornya lifting } Ism Sent by Liamsi's Mobile Phone -Original Message- From: Nugrahani nugrah...@bpmigas.go.id Date: Wed, 4 Apr 2012 10:31:01 To: 'iagi-net@iagi.or.id'iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: Bls: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak Indonesia Temen2, Bila masih perlu info ini silakan dibaca, bila enggak perlu lagi ya langsung di-delete aja : Berikut info dari teman di Divisi Operasi Lapangan BPMIGAS : Selama tahun 2011 : Pengawasan secara langsung, terhadap Pelaksanaan Lifting di 201 Titik penyerahan KKKS (Minyak, LPG dan Gas Bumi) dengan frekuensi penyerahan Minyak sebanyak 3.448 kali, LPG 230 kali dan Gas bumi 678 kali pengawasan. Salah satu pengawasan BPMIGAS terhadap operasional Arus Minyak dan Gas Bumi KKKS adalah dengan menerapkan Pedoman Tata cara pengukuran dan Perhitungan Arus Minyak dan Gas Bumi (PTPPM) atau Quantity Acounting System (QAS). Pengawasan operasional lainnya adalah WPB, Monitoring bulanan/kuartalan/semesteran/tahunan, dan pengawasan langsung di lapangan. Soal pembinaan dan pengawasan penggunaan alat ukur dan sistem alat ukur (assesment dan verifikasi terhadap kemampuan, fasilitas dan prosedur mutu) adalah tanggungjawabnya Ditjen Migas. Dan ini info dari temen2 DitJen Migas : Guna menjamin akurasi dan keandalan sistem alat ukur migas, Ditjen Migas Kementerian ESDM melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Verifikasi teknis alat ukur b. Assessment dan verifikasi terhadap kemampuan, fasilitas, prosedur, manajemen mutu yang diakui secara internasional dan tenaga ahli pada perusahaan perakit perekayasa. c. Pengawasan selama pembangunan sistem alat ukur dilakukan oleh Ditjen Migas yang meliputi: hydrotest, Factory Acceptance Test (FAT), System Integration Test (SIT), Site Acceptance Test (SAT), kalibrasi dan commissioning. d. Menyetujui Prosedur Teknis Operasi Serah Terima Migas e. Pembinaan dalam bentuk pelatihan mengenai peraturan dan teknis operasi serah terima migas kepada para petugas/operator. Gitu aja ya. Mudah2an info ini berguna. Salam, Nuning -Original Message- From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] Sent: 03 April 2012 7:43 To: Iagi Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak Indonesia Makasih atas info dan kerja kerasnya. Powered by Telkomsel BlackBerry(r) -Original Message- From: Nugrahani nugrah...@bpmigas.go.id Date: Tue, 3 Apr 2012 12:38:35 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id; Muliawan Hajimulia...@bpmigas.go.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: Bls: [iagi-net-l] Dirjen Pajak Tak Percaya Lifting Minyak Indonesia Menurutku sih, gak elok lah seorang DirJen mengomentari hal yang di luar bidangnya, kecuali komentar seperti itu keluar dari para pengamat alias komentator (ibarat komentatornya sepakbola, yang selalu aja pintar menganalisa ketimbang pemain bola beneran), atau para LSM/NGO, yang memang hidupnya dari ngomong sana sini. Tetap aja perlu utk membalas komentarnya (ketimbang diem aja) seperti yg dilakukan oleh Kadiv Humas BPMIGAS (yg aku kirim itu). Btw, soal kita perlu introspeksi, memperbaiki diri, transparansi, dll... iya lah .. (tapi tetep mbales dulu dong Qiqiqiqiqqii Sebel banget lah dibilang cincai-cincai ama angka lifting). Ada hikmahnya juga kita dihajar seperti ini, setidaknya kita jadi punya kesempatan untuk bisa lebih memberikan informasi kepada masyarakat mengenai industri migas (setidaknya aku bisa ngoceh lebih banyak di milis ini). . Bila perlu, besok aku carikan data (sekarang aku masih di jalan, otw ke rumah, lagi macet spt biasa), berapa kali (berapa ribu kali) pengawasan terhadap lifting, yg kami lakukan, dalam setahun, berapa ratus titik lifting, bagaimana kami melakukan pengawasan, dan bahwa semua titik lifting/lapangan itu sudah terhubung dgn komputer di lantai 28 Wisma Mulia (BPMIGAS) sehingga produksi harian bisa dipantau termasuk mana yg lagi shut down, dll. Btw, info soal tanker kencing dan kebocoran yg dikemukakan oleh mas Andang akan aku sampaikan ke Divisi Operasi Lapangan. Aku cc ini ke temanku Muliawan
Re: [iagi-net-l] Petrophysics - Swirr
Mas Kartiko, sila tengok kat laman ni. https://docs.google.com/open?id=1qn1tCyZysnlCL1eGva3CfFEwuU_ZTQ7LSgy01BTDcppCUsEpaoDDkkPTJ7Jn -bg 2012/4/4 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com Mas untuk rock typing memang ada beberapa versi, tapi memang tugas kita untuk mengintegrasikan dan mencari yang paling pas untuk lapangan kita. kalau ada full core coba minta ke sedimentologistnya untuk membuat typical faciesnya, setelah kita memiliki deskripsi faciesnya kemudian gabungkan dengan data petrophysic yang mas punya, baru kita lakukan rock typing ( jadi sudah mengintegrasikan facies geologi dan reservoir karakteristik) informasi facies dari sedimentologist akan sangat berguna saat kita hendak mendistribusikan facies yang akan menjadi wadah untuk petrophysical parameters yang kita definisikan. yang saya pernah dapatkan untuk koral memang memiliki distribusi yang sifatnya bimodal, permeability yg variatif sementara untuk typical foram, red algae dsb cenderung memiliki distribusi yang seragam (tapi tetap tergantung pada proses geologi di tiap area), dan tentunya pendistribusian facies coral dan foram juga berbeda. Untuk SWirr , mungkin memang kita bisa dapatkan SWirr yang rendah 10%, atau bahkan 5% dari beberapa sample core, tapi apakah memang beberapa sample core cukup bisa mewakili suatu section dari carbonate ? hal ini sering menjadi diskusi karena sering kali hasil perhitungan sw (sw yang berasal dari quantitative interpretation) suatu carbonate section tidak bisa terkalibrasi dengan baik karena begitu variatifnya nilai core data dan akhirnya kita mengambil harga rata rata yang umumnya jatuh di kisaran 10% ( mungkin Mas Bambang bisa menambahkana apakah sample swirr 5% dari jenis ooilit tersebut merupakan nilai minimum atau nilai rata rata dari beberapa sample ? ) 2012/4/4 Shofiyuddin shofiyud...@gmail.com mas Bambang, Betul sekali, saya suspect awalnya begitu. Setelah data MICP datang, memang pore throat size menunjukan bimodal, kebanyakan dari micro sampe meso, tapi ada beberapa yang mencapai sekala macro. Definisi dari rock class perlu di revisit lagi menurut saya, karena secara Geologi akan merujuk kepada golongan batuan, misal pakcstone, wackstone dsb dsb. Di tempat saya, penggolongan batuan hanya bisa dilihat dari core semata, tapi tidak bisa digunakan dari kacamata log character. Ini artinya, log character tidak mencerminkan rock class. Crossplot antara rock class dan distribusi porositi dan permeabilitasnya juga gak nyambung alias scatter. Setelah kita tahu, itu semua gak nyambung, kita berkesimpulan bahwa proses proses pembentukan porositas sekunder sebagai hasil diagenesa merata di semua rock class. Secara petrophysics akhirnya saya mencoba mendefiniskan kembali arti rock class ini lebih menunjukkan kepada rock quality yang bisa saja di representasikan denga Rock Quality Index (RQI) ataupun Flow Zone Indicator (FZI). Secara petrofisik, ini lebih masuk akal hanya bicara rock properties saja tetapi kendalanya adalah bagaimana kita mempropagate rock class baru ini ke sumur yang tidak ada data permeabilitasnya? saya lagi ngerjain projek ini melalui neural network dan kelihatannya cukup positif. Kalau abstract saya disetujui, saya akan presentasi ke IAGI September mendatang. Shofi On Tue, Apr 3, 2012 at 11:29 PM, Bambang Gumilar bgumilar.mailingl...@gmail.com wrote: Shofi, Menarik sekali kasus yang anda hadapi. Pengalaman saya di beberapa proyek karbonat (Saudi/Kuwait) juga ada juga yang seperti itu. Karena Swirr vs Perm tidak mengikuti teori, maka orang dengan mudah mengatakan data-nya tidak valid. Kalau mau berpikir jernih sebentar, mundur selangkah, coba lakukan pendekatan lain. Salah satu solusinya adalah membuat korelasi berdasarkan facies (rock types). Dari keterangan Shofi, bahwa untuk batuan yang permeabilitas besar, malah Swirr-nya tinggi. Jika anda punya data MICP atau NMR, plugs yang aneh ini mungkin memiliki tingkat heterogenitas yang tinggi. Ini bisa dilihat dari pola distribusi pore throat-nya. Biasanya polanya bi-modal. Ada dua peaks di histogramnya, bisa berupa kombinasi micro pore throat dengan mega pore throat atau micro dengan meso, dst. Porositas kecil karena didominasi micro pores ini sementara permeabilitasnya ditentukan oleh pore throat yang besar. Kita tahu bahwa permeabilitas adalah parameter tensor (besaran yang punya arah), diukur dari ujung ke ujung core plug dengan memberi beda tekanan udara/helium di salah satu ujungnya. Untuk batuan yang homogen, geometri dan distribusi pore throat-nya tidak banyak variasi. Helium mengalir steady/laminer dan seragam di setiap segmen sample. Jadi hasil pengukuran tersebut sudah representatif. Bagaimana dengan batuan yang heterogen (vuggy, granular, dll)? Di satu segmen pore throat-nya 1 micron dan 1 mm di sampingnya pore throat-nya lebih besar daripada 10 micron. Ingat, kita hanya perlu satu conduit/
Re: [iagi-net-l] Migas / BBM lagi
Walaupun agak Emosi, tapi komentarnya valid lho. PSC sudah bagus, Cost 30%, net 70%, pemerintah 85% (60% nett) dan kontraktor 10-15%. Batubara dan Mineral ?? Pemerintah hanya kebagian 37 % dari Tax 25% dan royalty 12%, pengusaha kaya raya dan gak pernah dipersoalkan, bisa jual ke sister co dengan transfer price cincai.. Kemarin Pak Wamen juga sempat kesel dg batubara ini . Di Kompas pagi ini : Di Kalimantan ada 10.000 Ijin Pertambangan Batubara , hanya 349 saja yang sesuai prosedure ( 3 % ? ) , ini baru Kalimantan saja dan inipun baru batubara belum mineral yg lain ( spt emas ), mungkin kalau dijejer IUP IUP tsb Kalimantan itu sudah tertutup dengan Pertambangan semua , atau jangan jangan malah sudah melebihi luas daerahnya.Kalau dilihat dari segi pemasukan untuk negara dari usaha Pertambangan ini bisa dilihat dari profil APBN 2012 , ternyata Penerimaan Negara dari sumberdaya alam Non Migas ( Minerba , Kehutanan, dll ) Hanya 17,7 T Rp atau hanya kira kira 10% nya saja dari penerimaan Migas ( Migas kira kira 160 T Rp ) disisi lain produksi batubara itu sudah kira kira 300 juta Ton , dengan hitungan 1 ton batubara setara dg kira kira 4 BOE maka sudah berapa BOE yg diekploitasi. Kalau dilihat pemakian untuk dalam negeri (DMO) itu hanya kira kira 24 % , bandingkan dg minyak hampir 50% diolah di DN, padahal batubara itu di keruk yg meninggalkan lubang besar , sedangkan minyak dicoblosi saja. ISM Walaupun agak Emosi, tapi komentarnya valid lho. PSC sudah bagus, Cost 30%, net 70%, pemerintah 85% (60% nett) dan kontraktor 10-15%. Batubara dan Mineral ?? Pemerintah hanya kebagian 37 % dari Tax 25% dan royalty 12%, pengusaha kaya raya dan gak pernah dipersoalkan, bisa jual ke sister co dengan transfer price cincai.. Kompas pagi ini mengulas Kebijaksanaan Anggaran yang salah Subsidi BBM menyantap 25% anggaran, pembangunan hanya 16%, mau kemana negeri kita ? Mosok mensubsidi Lexus Alpahrd dan Penambang batubara ? RUS 1061 ___ indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012. To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Migas / BBM lagi
Pak Wamen boleh saja kesal dengan urusan Batubara dan Mineral... Tapi beliau itu wakil menteri ESDM, bukan cuma urusi migas... Kalau merasa kontribusi batubara dan mineral ke negara kurang, patutlah kita tunggu gebrakan beliau dalam meningkatkannya... Entah melalui pengetatan pelaksanaan aturan, renegosiasi dll... Regards, Adie - 3602 Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: lia...@indo.net.id Date: Thu, 5 Apr 2012 10:04:46 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Migas / BBM lagi Walaupun agak Emosi, tapi komentarnya valid lho. PSC sudah bagus, Cost 30%, net 70%, pemerintah 85% (60% nett) dan kontraktor 10-15%. Batubara dan Mineral ?? Pemerintah hanya kebagian 37 % dari Tax 25% dan royalty 12%, pengusaha kaya raya dan gak pernah dipersoalkan, bisa jual ke sister co dengan transfer price cincai.. Kemarin Pak Wamen juga sempat kesel dg batubara ini . Di Kompas pagi ini : Di Kalimantan ada 10.000 Ijin Pertambangan Batubara , hanya 349 saja yang sesuai prosedure ( 3 % ? ) , ini baru Kalimantan saja dan inipun baru batubara belum mineral yg lain ( spt emas ), mungkin kalau dijejer IUP IUP tsb Kalimantan itu sudah tertutup dengan Pertambangan semua , atau jangan jangan malah sudah melebihi luas daerahnya.Kalau dilihat dari segi pemasukan untuk negara dari usaha Pertambangan ini bisa dilihat dari profil APBN 2012 , ternyata Penerimaan Negara dari sumberdaya alam Non Migas ( Minerba , Kehutanan, dll ) Hanya 17,7 T Rp atau hanya kira kira 10% nya saja dari penerimaan Migas ( Migas kira kira 160 T Rp ) disisi lain produksi batubara itu sudah kira kira 300 juta Ton , dengan hitungan 1 ton batubara setara dg kira kira 4 BOE maka sudah berapa BOE yg diekploitasi. Kalau dilihat pemakian untuk dalam negeri (DMO) itu hanya kira kira 24 % , bandingkan dg minyak hampir 50% diolah di DN, padahal batubara itu di keruk yg meninggalkan lubang besar , sedangkan minyak dicoblosi saja. ISM Walaupun agak Emosi, tapi komentarnya valid lho. PSC sudah bagus, Cost 30%, net 70%, pemerintah 85% (60% nett) dan kontraktor 10-15%. Batubara dan Mineral ?? Pemerintah hanya kebagian 37 % dari Tax 25% dan royalty 12%, pengusaha kaya raya dan gak pernah dipersoalkan, bisa jual ke sister co dengan transfer price cincai.. Kompas pagi ini mengulas Kebijaksanaan Anggaran yang salah Subsidi BBM menyantap 25% anggaran, pembangunan hanya 16%, mau kemana negeri kita ? Mosok mensubsidi Lexus Alpahrd dan Penambang batubara ? RUS 1061 ___ indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012. To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -