Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas

2013-03-24 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
2013/3/24 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com

 yah mungkin memang bloknya yang sudah tidak bagus sehingga seminimum
 komitmen saja bloknya sudah bisa jadi milik kita. joint study kan tetap ada
 proses right to match,yang berarti Migas sendiri sudah tidak menemukan
 company lain yg bisa memberikan penawaran komitmen yang lebih baik.

Sepakat Mas Kartiko, barangkali Dirjen Migas ESDM tidak menemukan penawaran
lebih bagus. Apakah memang blok harus diberikan (terjual) ke perusahaan yg
menawar (seberapapun tawarannya) ?. Sependek pengetahuan saya, untuk kali
inipun tidak semua yg menawar disetujui oleh Migas (dari laporan Pak Dirjen
ketika mengumumkannya kemarin). Ada yg penawarannya dibawah target sehingga
blok ini juga tidak distujui (diterima) tawarannya.

Sebelum berbicara realisasinya nanti seperti yg ditulis bu Nuning,
Sedikitnya komitmen pasti dalam 14 Blok penawaran langsung ini menurut saya
menunjukkan lemahnya posisi pemerintah (ESDM) dalam menawarkan blok. Nah,
apa penyebabnya ? Mungkin dapat kita pilah dan kita pilih mana yang harus
diprioritaskan supaya penemuan migas lebih cepat.
- Apakah memang bloknya tidak bagus ?
- Apakah subsurface data kurang, potensi sedikit (kecil), geologi daerahnya
sulit ?
- Apakah posisi pemerintah yang sedang BU, sehingga dijual murah ?
- Apakah ada faktor lain non tehnis ?
- ...

Kalau kita dapat memilah dengan benar saya kira pemerintah dapat
memprioritaskan langkah apa yang harus diambil oleh pemerintah dalam
menawarkan blok eksplorasi ini. Sehingga dapat meningkatkan posisi tawar
pemerintah.
Mudah-mudahan team percepatan penemuan migas yang sudah dibentuk ESDM,
mampu meningkatkan posisi tawar dan berhasil menemukan migas.

RDP


 On Mar 24, 2013 8:27 AM, rakhmadi.avia...@gmail.com wrote:

 **
 Mungkin ini menunjukkan tingkat kematangan Basin yg sudah tinggi shg high
 risk but manageble dan high reward makin berkurang

 Semua ini saya kira karena keterbukaan data menjadi masalah di Negara
 ini, katakan kita bicara Jurassic Sand, bagaimana penyebaran dan
 kwalitasnya, apakah kita mengerti spt kita mengerti Mid Mio Sands di Delta
 Mahakam? Saya kira tidak

 Bagaimana mencoba mengurai struktur yg overprinting di East Indonesia apa
 betul sudah ada solusi yg katakan 80% solution dan banyak masalah tektonik
 yg lain yg perlu dipecahkan dalam mendorong kesuburan investasi explorasi
 di Indonesia dan Ind Timur pada umumnya

 Nah kalao status kepahaman thd stratigrafi di Frontier area masih kaya
 sekarang susah investor masuk? Mungkin saatnya pemerintah mengeluarkan
 modal untuk membantu mengAddress masalah ini

 Saya kira bukan masalah nasional dan MNC tapi yg di pahami risknya blom
 managable, kenapa TEPI ngotot perpanjangan krn managable risknya memang
 ZERO artinya tidak ada resiko bukannya begitu den bagus!!!

 Saya setuju dg Hess untuk bayar signature bonus 40jt USD krn kalo melihat
 seismic Andalan predrill sangat SEXY tebal dan gede dg assumsi Jurassic
 sand dg porositas tapi faktanya mungkin tidak begitu shg cuman oil stain
 aja katanya.

 Yg namanya perusahaan Nasional ya harus tetap di dukung dong cak Noor ojo
 di wk wk wk hiks hiks

 Selamat week end
 Avi
 Peace on Earth
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 --
 *From: * Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 *Sender: * iagi-net@iagi.or.id
 *Date: *Sun, 24 Mar 2013 07:54:07 +0700
 *To: *IAGIiagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas

 2013/3/24 noor syarifuddin noorsyarifud...@gmail.com

 Wkwkwk itulah potret pemain industri migas kita. , mungkin ini
 salah satu harga yg hrs kita bayar dalam rangka nasionalisme...
 Salam


 Nuwun sewu Mas Noor,
 Kok nasionalisme menjadi penyebabnya ? Apakah kalau tidak ada
 nasionalisme menjadikan lebih bagus ?
 Blok yg dioperasikan investor negara sahabatpun (Salamander, Inpex,
 Mubadalla, Premier) juga tidak mengajukan pengeboran sumur komitment pasti.

 Salam
 RDP



 On Saturday, March 23, 2013, yustinus yuwono wrote:

 RDP yth,
 Kalo hanya 5 sumur yang akan dibor 3 th pertama dari 14 blok, apa yang
 akan diharapkan?
 Apakah ini masalah finansial ya? Lha di mana letak investasinya?, kok
 kayanya mirip broker bukan investor sungguhan, siapa tahu daripada ketahuan
 cuci uang, lalu dibelikan blok terus nanti dijual lagi, uangnya jadi
 bersih? Mudah2 an ini hanya dugaan orang di warung kopi.
 Salam,
 YSY

 2013/3/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com

 Pada tanggal 21-Maret beberapa hari lalu, ESDM mengumumkan pemenang
 lelang penawaran langsung tahap II-2013. Ada 14 blok baru yg dimenangkan.
 Namun ada hal yg memprihatinkan bahwa hanya 5 sumur pengeboran yang masuk
 dalam komitmen pasti (3 tahun pertama). Padahal daerah eksplorasi
 blok-blok ini ada di Indonesia Barat yg relatif sudah terbukti petroleum
 sistemnya, berada diantara lapangan-lapangan yg sudah terbukti,
 diketemukan, discovery.
 Terlebih blok-blok ini berada didaerah yang sebelumnya sudah dilakukan
 Joint 

Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas

2013-03-24 Terurut Topik hotma Sijabat
Pak Rovicky,
Ada 4 hal hasil pilah dan pilih yang Bapak kemukakan, jika Pak Rovicky
sebagai Pemerintah (ESDM), kira2 langkah2 apa yg Pak Rovicky ambil untuk
mengatasinya terkait 4 hal tersebut?

Salam,
Hotma Sijabat.
On Mar 24, 2013 1:08 PM, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote:

 2013/3/24 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com

 yah mungkin memang bloknya yang sudah tidak bagus sehingga seminimum
 komitmen saja bloknya sudah bisa jadi milik kita. joint study kan tetap ada
 proses right to match,yang berarti Migas sendiri sudah tidak menemukan
 company lain yg bisa memberikan penawaran komitmen yang lebih baik.

 Sepakat Mas Kartiko, barangkali Dirjen Migas ESDM tidak menemukan
 penawaran lebih bagus. Apakah memang blok harus diberikan (terjual) ke
 perusahaan yg menawar (seberapapun tawarannya) ?. Sependek pengetahuan
 saya, untuk kali inipun tidak semua yg menawar disetujui oleh Migas (dari
 laporan Pak Dirjen ketika mengumumkannya kemarin). Ada yg penawarannya
 dibawah target sehingga blok ini juga tidak distujui (diterima) tawarannya.

 Sebelum berbicara realisasinya nanti seperti yg ditulis bu Nuning,
 Sedikitnya komitmen pasti dalam 14 Blok penawaran langsung ini menurut saya
 menunjukkan lemahnya posisi pemerintah (ESDM) dalam menawarkan blok. Nah,
 apa penyebabnya ? Mungkin dapat kita pilah dan kita pilih mana yang harus
 diprioritaskan supaya penemuan migas lebih cepat.
 - Apakah memang bloknya tidak bagus ?
 - Apakah subsurface data kurang, potensi sedikit (kecil), geologi
 daerahnya sulit ?
 - Apakah posisi pemerintah yang sedang BU, sehingga dijual murah ?
 - Apakah ada faktor lain non tehnis ?
 - ...

 Kalau kita dapat memilah dengan benar saya kira pemerintah dapat
 memprioritaskan langkah apa yang harus diambil oleh pemerintah dalam
 menawarkan blok eksplorasi ini. Sehingga dapat meningkatkan posisi tawar
 pemerintah.
 Mudah-mudahan team percepatan penemuan migas yang sudah dibentuk ESDM,
 mampu meningkatkan posisi tawar dan berhasil menemukan migas.

 RDP


  On Mar 24, 2013 8:27 AM, rakhmadi.avia...@gmail.com wrote:

 **
 Mungkin ini menunjukkan tingkat kematangan Basin yg sudah tinggi shg
 high risk but manageble dan high reward makin berkurang

 Semua ini saya kira karena keterbukaan data menjadi masalah di Negara
 ini, katakan kita bicara Jurassic Sand, bagaimana penyebaran dan
 kwalitasnya, apakah kita mengerti spt kita mengerti Mid Mio Sands di Delta
 Mahakam? Saya kira tidak

 Bagaimana mencoba mengurai struktur yg overprinting di East Indonesia
 apa betul sudah ada solusi yg katakan 80% solution dan banyak masalah
 tektonik yg lain yg perlu dipecahkan dalam mendorong kesuburan investasi
 explorasi di Indonesia dan Ind Timur pada umumnya

 Nah kalao status kepahaman thd stratigrafi di Frontier area masih kaya
 sekarang susah investor masuk? Mungkin saatnya pemerintah mengeluarkan
 modal untuk membantu mengAddress masalah ini

 Saya kira bukan masalah nasional dan MNC tapi yg di pahami risknya blom
 managable, kenapa TEPI ngotot perpanjangan krn managable risknya memang
 ZERO artinya tidak ada resiko bukannya begitu den bagus!!!

 Saya setuju dg Hess untuk bayar signature bonus 40jt USD krn kalo
 melihat seismic Andalan predrill sangat SEXY tebal dan gede dg assumsi
 Jurassic sand dg porositas tapi faktanya mungkin tidak begitu shg cuman oil
 stain aja katanya.

 Yg namanya perusahaan Nasional ya harus tetap di dukung dong cak Noor
 ojo di wk wk wk hiks hiks

 Selamat week end
 Avi
 Peace on Earth
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 --
 *From: * Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 *Sender: * iagi-net@iagi.or.id
 *Date: *Sun, 24 Mar 2013 07:54:07 +0700
 *To: *IAGIiagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas

 2013/3/24 noor syarifuddin noorsyarifud...@gmail.com

 Wkwkwk itulah potret pemain industri migas kita. , mungkin ini
 salah satu harga yg hrs kita bayar dalam rangka nasionalisme...
 Salam


 Nuwun sewu Mas Noor,
 Kok nasionalisme menjadi penyebabnya ? Apakah kalau tidak ada
 nasionalisme menjadikan lebih bagus ?
 Blok yg dioperasikan investor negara sahabatpun (Salamander, Inpex,
 Mubadalla, Premier) juga tidak mengajukan pengeboran sumur komitment pasti.

 Salam
 RDP



 On Saturday, March 23, 2013, yustinus yuwono wrote:

 RDP yth,
 Kalo hanya 5 sumur yang akan dibor 3 th pertama dari 14 blok, apa yang
 akan diharapkan?
 Apakah ini masalah finansial ya? Lha di mana letak investasinya?, kok
 kayanya mirip broker bukan investor sungguhan, siapa tahu daripada 
 ketahuan
 cuci uang, lalu dibelikan blok terus nanti dijual lagi, uangnya jadi
 bersih? Mudah2 an ini hanya dugaan orang di warung kopi.
 Salam,
 YSY

 2013/3/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com

 Pada tanggal 21-Maret beberapa hari lalu, ESDM mengumumkan pemenang
 lelang penawaran langsung tahap II-2013. Ada 14 blok baru yg dimenangkan.
 Namun ada hal yg memprihatinkan bahwa hanya 5 sumur pengeboran 

Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas

2013-03-24 Terurut Topik Dandy Hidayat
Dengan Hormat

Selain fator - faktor yang telah dikemukakan diatas .., Menurut saya
pribadi tingginya biaya operasi , Minimnya Dukungan Infrastruktur dan sudah
pasti minimnya ketersediaan data awal merupakan 3 faktor utama yang juga
perlu diperhatikan dengan seksama.

Perlu ada rangsangan dari pemerintah seperti

1. Perbaikan Infrastrktur Contoh Bandara Udara dan Rumah Sakit (Ada satu
perusahaan yang sampai sekarang belum ada aktifitas karena bandara udaranya
sering disebrangi Sapi dan tidak ada Heliped)
2, Pelaksanaan Joint Exploration Body (JEB) antara Oil company yang
berdekatan seperti penggunaan Rig / Kapal dan operasi seismic di bawah
SK-MIGAS
3. Dukungan pemerintah Daerah seperti masalah perijinan , Pembebasan lahan
dan sebagainya .. (Pengalaman dulu waktu jumpa gubernur atau bupati , saat
ada rapat kerja di Jakarta atau Kantor pusat di Luar negeri  reaksinya
cepat .. kadang (maaf) .. Minta sekalian Istri-nya ikut ... tapi begitu ada
masalah ganti rugi lahan dan sebagainya .. minta-nya kita semua selesaikan
sendiri tanpa mereka ..
4. SK-MIGAS memberikan arahan kepada Bupati / Walikota dan Gubernur agar
jangan sampai mereka mengerti peran dan kewenangan mereka selaku pemimpin
wilayah
5. Normalisasi Harga Tiket and Hotel (pengalaman Pribadi) kalau bisa yang
masuk akal dikit khusus hotel lah .. masa Motel/ Wisma minta bayaran sama
seperti bintang 3 ...

Salam

Dandy

2013/3/24 hotma Sijabat sijabatho...@gmail.com

 Pak Rovicky,
 Ada 4 hal hasil pilah dan pilih yang Bapak kemukakan, jika Pak Rovicky
 sebagai Pemerintah (ESDM), kira2 langkah2 apa yg Pak Rovicky ambil untuk
 mengatasinya terkait 4 hal tersebut?

 Salam,
 Hotma Sijabat.
  On Mar 24, 2013 1:08 PM, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 wrote:

  2013/3/24 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com

 yah mungkin memang bloknya yang sudah tidak bagus sehingga seminimum
 komitmen saja bloknya sudah bisa jadi milik kita. joint study kan tetap ada
 proses right to match,yang berarti Migas sendiri sudah tidak menemukan
 company lain yg bisa memberikan penawaran komitmen yang lebih baik.

 Sepakat Mas Kartiko, barangkali Dirjen Migas ESDM tidak menemukan
 penawaran lebih bagus. Apakah memang blok harus diberikan (terjual) ke
 perusahaan yg menawar (seberapapun tawarannya) ?. Sependek pengetahuan
 saya, untuk kali inipun tidak semua yg menawar disetujui oleh Migas (dari
 laporan Pak Dirjen ketika mengumumkannya kemarin). Ada yg penawarannya
 dibawah target sehingga blok ini juga tidak distujui (diterima) tawarannya.

 Sebelum berbicara realisasinya nanti seperti yg ditulis bu Nuning,
 Sedikitnya komitmen pasti dalam 14 Blok penawaran langsung ini menurut saya
 menunjukkan lemahnya posisi pemerintah (ESDM) dalam menawarkan blok. Nah,
 apa penyebabnya ? Mungkin dapat kita pilah dan kita pilih mana yang harus
 diprioritaskan supaya penemuan migas lebih cepat.
 - Apakah memang bloknya tidak bagus ?
 - Apakah subsurface data kurang, potensi sedikit (kecil), geologi
 daerahnya sulit ?
 - Apakah posisi pemerintah yang sedang BU, sehingga dijual murah ?
 - Apakah ada faktor lain non tehnis ?
 - ...

 Kalau kita dapat memilah dengan benar saya kira pemerintah dapat
 memprioritaskan langkah apa yang harus diambil oleh pemerintah dalam
 menawarkan blok eksplorasi ini. Sehingga dapat meningkatkan posisi tawar
 pemerintah.
 Mudah-mudahan team percepatan penemuan migas yang sudah dibentuk ESDM,
 mampu meningkatkan posisi tawar dan berhasil menemukan migas.

 RDP


  On Mar 24, 2013 8:27 AM, rakhmadi.avia...@gmail.com wrote:

 **
 Mungkin ini menunjukkan tingkat kematangan Basin yg sudah tinggi shg
 high risk but manageble dan high reward makin berkurang

 Semua ini saya kira karena keterbukaan data menjadi masalah di Negara
 ini, katakan kita bicara Jurassic Sand, bagaimana penyebaran dan
 kwalitasnya, apakah kita mengerti spt kita mengerti Mid Mio Sands di Delta
 Mahakam? Saya kira tidak

 Bagaimana mencoba mengurai struktur yg overprinting di East Indonesia
 apa betul sudah ada solusi yg katakan 80% solution dan banyak masalah
 tektonik yg lain yg perlu dipecahkan dalam mendorong kesuburan investasi
 explorasi di Indonesia dan Ind Timur pada umumnya

 Nah kalao status kepahaman thd stratigrafi di Frontier area masih kaya
 sekarang susah investor masuk? Mungkin saatnya pemerintah mengeluarkan
 modal untuk membantu mengAddress masalah ini

 Saya kira bukan masalah nasional dan MNC tapi yg di pahami risknya blom
 managable, kenapa TEPI ngotot perpanjangan krn managable risknya memang
 ZERO artinya tidak ada resiko bukannya begitu den bagus!!!

 Saya setuju dg Hess untuk bayar signature bonus 40jt USD krn kalo
 melihat seismic Andalan predrill sangat SEXY tebal dan gede dg assumsi
 Jurassic sand dg porositas tapi faktanya mungkin tidak begitu shg cuman oil
 stain aja katanya.

 Yg namanya perusahaan Nasional ya harus tetap di dukung dong cak Noor
 ojo di wk wk wk hiks hiks

 Selamat week end
 Avi
 Peace on Earth
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 

Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas

2013-03-24 Terurut Topik aluthfi143

Sebetulnya masalah tidak terlaksananya komitmen eksplorasi adalah kualitas 
kontraktor ditambah kualitas lahan yang ditawarkan/ditenderkan. 
Target KPI Ditjen Migas KESDM terkait dengan lahan adalah jumlah kontrak KKS 
yang diteken adalah 50 KKS baru (50 blok baru)/tahun dengan total komitmen 
investasi US$... Akbatnya Ditjen Migas melakukan kejar tayang/kejar target. 
Lahan yang ditawarkan seadanya asal ada yang mau gak perduli peminatnya itu 
berkualitas atau tidak. Begitu sejumlah kontrak diteken dalam setahun KESDM 
mengumumkan keberhasilan ini dalam pengadaan lahan (say 50 contracts) dengan 
komitmen US$ 1,... Milyar. Ini adalah keberhasilan semu, kalau ditanya ke 
Ditjen Migas bagaimana prestasi dari realisasi komitmen kontrak? Jawaban Ditjen 
Migas itu urusan BPMIGAS (dulu namanya BPMIGAS) karena kalau sudah jadi kontrak 
pengawasannya di BPMIGAS. Lha BPMIGAS tak bisa berbuat banyak menghadapi 
Kontraktor (PSC) yang tidak perform karena kontraktornya tidak berkualitas baik 
teknis maupun finansial. Inilah akar permasalah tak terealisasinya komitmen 
kontrak PSC. Ya lucu juga Ditjen Migas hanya mikirin KPInya secara partial 
tidak terintegrasi dengan BPMIGAS.
Kedepan KPI Ditjen Migas terkait pengadaan lahan harus terintegrasi dengan KPI 
SKK Migas. Kualitas kontraktor baik teknis maupun finansial kudu jadi kriteria 
utama, dan kualitas lahan yang ditawarkan harus diimprove kualitasnya. 


Lam Salam,

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Dandy Hidayat dandy.hidayat@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Sun, 24 Mar 2013 19:17:57 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Dengan Hormat

Selain fator - faktor yang telah dikemukakan diatas .., Menurut saya
pribadi tingginya biaya operasi , Minimnya Dukungan Infrastruktur dan sudah
pasti minimnya ketersediaan data awal merupakan 3 faktor utama yang juga
perlu diperhatikan dengan seksama.

Perlu ada rangsangan dari pemerintah seperti

1. Perbaikan Infrastrktur Contoh Bandara Udara dan Rumah Sakit (Ada satu
perusahaan yang sampai sekarang belum ada aktifitas karena bandara udaranya
sering disebrangi Sapi dan tidak ada Heliped)
2, Pelaksanaan Joint Exploration Body (JEB) antara Oil company yang
berdekatan seperti penggunaan Rig / Kapal dan operasi seismic di bawah
SK-MIGAS
3. Dukungan pemerintah Daerah seperti masalah perijinan , Pembebasan lahan
dan sebagainya .. (Pengalaman dulu waktu jumpa gubernur atau bupati , saat
ada rapat kerja di Jakarta atau Kantor pusat di Luar negeri  reaksinya
cepat .. kadang (maaf) .. Minta sekalian Istri-nya ikut ... tapi begitu ada
masalah ganti rugi lahan dan sebagainya .. minta-nya kita semua selesaikan
sendiri tanpa mereka ..
4. SK-MIGAS memberikan arahan kepada Bupati / Walikota dan Gubernur agar
jangan sampai mereka mengerti peran dan kewenangan mereka selaku pemimpin
wilayah
5. Normalisasi Harga Tiket and Hotel (pengalaman Pribadi) kalau bisa yang
masuk akal dikit khusus hotel lah .. masa Motel/ Wisma minta bayaran sama
seperti bintang 3 ...

Salam

Dandy

2013/3/24 hotma Sijabat sijabatho...@gmail.com

 Pak Rovicky,
 Ada 4 hal hasil pilah dan pilih yang Bapak kemukakan, jika Pak Rovicky
 sebagai Pemerintah (ESDM), kira2 langkah2 apa yg Pak Rovicky ambil untuk
 mengatasinya terkait 4 hal tersebut?

 Salam,
 Hotma Sijabat.
  On Mar 24, 2013 1:08 PM, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 wrote:

  2013/3/24 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com

 yah mungkin memang bloknya yang sudah tidak bagus sehingga seminimum
 komitmen saja bloknya sudah bisa jadi milik kita. joint study kan tetap ada
 proses right to match,yang berarti Migas sendiri sudah tidak menemukan
 company lain yg bisa memberikan penawaran komitmen yang lebih baik.

 Sepakat Mas Kartiko, barangkali Dirjen Migas ESDM tidak menemukan
 penawaran lebih bagus. Apakah memang blok harus diberikan (terjual) ke
 perusahaan yg menawar (seberapapun tawarannya) ?. Sependek pengetahuan
 saya, untuk kali inipun tidak semua yg menawar disetujui oleh Migas (dari
 laporan Pak Dirjen ketika mengumumkannya kemarin). Ada yg penawarannya
 dibawah target sehingga blok ini juga tidak distujui (diterima) tawarannya.

 Sebelum berbicara realisasinya nanti seperti yg ditulis bu Nuning,
 Sedikitnya komitmen pasti dalam 14 Blok penawaran langsung ini menurut saya
 menunjukkan lemahnya posisi pemerintah (ESDM) dalam menawarkan blok. Nah,
 apa penyebabnya ? Mungkin dapat kita pilah dan kita pilih mana yang harus
 diprioritaskan supaya penemuan migas lebih cepat.
 - Apakah memang bloknya tidak bagus ?
 - Apakah subsurface data kurang, potensi sedikit (kecil), geologi
 daerahnya sulit ?
 - Apakah posisi pemerintah yang sedang BU, sehingga dijual murah ?
 - Apakah ada faktor lain non tehnis ?
 - ...

 Kalau kita dapat memilah dengan benar saya kira pemerintah dapat
 memprioritaskan langkah apa yang harus diambil oleh pemerintah dalam
 menawarkan blok 

Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas

2013-03-24 Terurut Topik hotma Sijabat
Pak Lutfi,
Apa yg anda katakan ada benarnya. Kesulitan teman2 di Ditjen Migas adalah
menemukan calon kontraktor yg benar2 kuat secara teknis dan finansial dan
juga kualitas blok yg ditawarkan, secara sederhana hal itu memang bisa
diterima. Tetapi secara praktikal tidak.

Fakta membuktikan, jika kita mengklasifikasikan calon kontraktor yg kuat
secara finansial dan teknis, maka secara tidak langsung mengarah kpd
Kontraktor2 besar yg sdh berkecimpung lama di industri migas. Kenyataannya
Kontraktor2 besar cenderung pasif dlm mencari blok baru, bahkan msh banyak
prospek yg tidak dikerjakan di existing area.

Kita perlu melihat bahwa kenyataannya sdh sngat sedikit tersedia wilayah yg
secara geologi bagus. Diperlukan semangat eksplorasi yg tinggi untuk
membuka wilayah2 yg dlu tidak diperhitungkan, contoh Pambuang Basin di
Kalteng dan Cekungan di Kalbar. Ironisnya sebagian besar adalah perushaan
kecil yg apabila dgn pengklasifikasian yg kuat maka tdk tergolong kpd
perusahaan kuat finansial dan teknis, tapi sepertinya Ditjen Migas
mengapresiasi keinginan itu, setidaknya daripada wilayah itu tdk
dikerjakan, sebab lelah juga menunggu perusahaan besar yg tak kunjung
bergerak.

Besar harapan agar rekan2 di perusahaan besar mau mempromosikan di hadapan
manajemennya utk mau turut serta mengerjakan blok2 baru, agar yg
mengerjakan blok migas adalah benar2 yg kuat teknis dan finansial.

Salam,
Hotma Sijabat.
On Mar 24, 2013 7:06 PM, aluthfi...@gmail.com wrote:

 **

 Sebetulnya masalah tidak terlaksananya komitmen eksplorasi adalah kualitas
 kontraktor ditambah kualitas lahan yang ditawarkan/ditenderkan.
 Target KPI Ditjen Migas KESDM terkait dengan lahan adalah jumlah kontrak
 KKS yang diteken adalah 50 KKS baru (50 blok baru)/tahun dengan total
 komitmen investasi US$... Akbatnya Ditjen Migas melakukan kejar
 tayang/kejar target. Lahan yang ditawarkan seadanya asal ada yang mau gak
 perduli peminatnya itu berkualitas atau tidak. Begitu sejumlah kontrak
 diteken dalam setahun KESDM mengumumkan keberhasilan ini dalam pengadaan
 lahan (say 50 contracts) dengan komitmen US$ 1,... Milyar. Ini adalah
 keberhasilan semu, kalau ditanya ke Ditjen Migas bagaimana prestasi dari
 realisasi komitmen kontrak? Jawaban Ditjen Migas itu urusan BPMIGAS (dulu
 namanya BPMIGAS) karena kalau sudah jadi kontrak pengawasannya di BPMIGAS.
 Lha BPMIGAS tak bisa berbuat banyak menghadapi Kontraktor (PSC) yang tidak
 perform karena kontraktornya tidak berkualitas baik teknis maupun
 finansial. Inilah akar permasalah tak terealisasinya komitmen kontrak PSC.
 Ya lucu juga Ditjen Migas hanya mikirin KPInya secara partial tidak
 terintegrasi dengan BPMIGAS.
 Kedepan KPI Ditjen Migas terkait pengadaan lahan harus terintegrasi dengan
 KPI SKK Migas. Kualitas kontraktor baik teknis maupun finansial kudu jadi
 kriteria utama, dan kualitas lahan yang ditawarkan harus diimprove
 kualitasnya.


 Lam Salam,
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 --
 *From: * Dandy Hidayat dandy.hidayat@gmail.com
 *Sender: * iagi-net@iagi.or.id
 *Date: *Sun, 24 Mar 2013 19:17:57 +0800
 *To: *iagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas

 Dengan Hormat

 Selain fator - faktor yang telah dikemukakan diatas .., Menurut saya
 pribadi tingginya biaya operasi , Minimnya Dukungan Infrastruktur dan sudah
 pasti minimnya ketersediaan data awal merupakan 3 faktor utama yang juga
 perlu diperhatikan dengan seksama.

 Perlu ada rangsangan dari pemerintah seperti

 1. Perbaikan Infrastrktur Contoh Bandara Udara dan Rumah Sakit (Ada satu
 perusahaan yang sampai sekarang belum ada aktifitas karena bandara udaranya
 sering disebrangi Sapi dan tidak ada Heliped)
 2, Pelaksanaan Joint Exploration Body (JEB) antara Oil company yang
 berdekatan seperti penggunaan Rig / Kapal dan operasi seismic di bawah
 SK-MIGAS
 3. Dukungan pemerintah Daerah seperti masalah perijinan , Pembebasan lahan
 dan sebagainya .. (Pengalaman dulu waktu jumpa gubernur atau bupati , saat
 ada rapat kerja di Jakarta atau Kantor pusat di Luar negeri  reaksinya
 cepat .. kadang (maaf) .. Minta sekalian Istri-nya ikut ... tapi begitu ada
 masalah ganti rugi lahan dan sebagainya .. minta-nya kita semua selesaikan
 sendiri tanpa mereka ..
 4. SK-MIGAS memberikan arahan kepada Bupati / Walikota dan Gubernur agar
 jangan sampai mereka mengerti peran dan kewenangan mereka selaku pemimpin
 wilayah
 5. Normalisasi Harga Tiket and Hotel (pengalaman Pribadi) kalau bisa yang
 masuk akal dikit khusus hotel lah .. masa Motel/ Wisma minta bayaran sama
 seperti bintang 3 ...

 Salam

 Dandy

 2013/3/24 hotma Sijabat sijabatho...@gmail.com

 Pak Rovicky,
 Ada 4 hal hasil pilah dan pilih yang Bapak kemukakan, jika Pak Rovicky
 sebagai Pemerintah (ESDM), kira2 langkah2 apa yg Pak Rovicky ambil untuk
 mengatasinya terkait 4 hal tersebut?

 Salam,
 Hotma Sijabat.
  On Mar 24, 2013 1:08 PM, Rovicky Dwi Putrohari 

Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas

2013-03-24 Terurut Topik aluthfi143

Thx Bung Hotma,
Kita tengok jaman UU Migas lama sebagai ilustrasi, jaman dulu sudah dipilah 
kontraktor yg kelasnya non-PSC maka dibuat kontrak TAC sehingga problem 
komitmen di PSC rendah tapi di TAC tinggi. Ada lebih dari 40 kontrak TAC tetapi 
yang beroperasi bisa dihitung tak lebih dari jari satu tangan, lainnya 
bermasalah. Dalam UU Migas 22/2001, TAC tak diperbolehkan lagi setelah expired 
(diterminasi) karena ada kontrak dalam. Akibatnya pemain TAC pindah menjadi 
pemain PSC maka pelaksanaan komitmen PSC menjadi masalah. Jadi kalau kontraktor 
kelas TAC dikasih lahan di Pembuang Basin atau remote area di KTI/deep water 
hampir bisa dipastikan macet, blok Bangkanai yg dioperasikan sekelas Elnusa 
saja macet. Contoh ekstrim Blackgold (reputasinya juga tak istimewa) punyak 
kontrak PSC 16 blok di deepwater, kalau komitmen bor masing2 blok ada 2 sumur 
wildcat, berarti total komitmen Black Gold sebanyak 32 sumur, kalau biaya 1 
sumur Deepwater US$ 130 juta. Maka investasi sumur utk Black Gold adalah 32 x 
US$ 130 juta= .. Gak yakin Black Gold mau melakukan ini, paling banter 
yg dilakukan Black Gold adalah melaksanakan komitmen seismik, setelah ada data 
seismik baru jualan lahan mengundang farminee di ke 32 block tsb dengan 
mengeruk keuntungan dari farmout. Untuk ini perlu waktu akibatnya realisasi 
komitmen pemboran menjadi problem. 
Sebaiknya Ditjen Migas dalam mendesain blok baru harus jelas segmen market yang 
dituju. Gak akan jalan kalau kontraktor kelas TAC lalu minati block di laut 
Arafura misalnya lalu diakomodasi, dijamin akan macet kontrak PSCnya. Ini mirip 
kalau kita berharap Timnas PSSI bisa masuk semi final pila asia sangat sulit 
karena saat ini Timnas  PSSI baru kelas ASEAN. 
 
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: hotma Sijabat sijabatho...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Sun, 24 Mar 2013 19:29:57 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Pak Lutfi,
Apa yg anda katakan ada benarnya. Kesulitan teman2 di Ditjen Migas adalah
menemukan calon kontraktor yg benar2 kuat secara teknis dan finansial dan
juga kualitas blok yg ditawarkan, secara sederhana hal itu memang bisa
diterima. Tetapi secara praktikal tidak.

Fakta membuktikan, jika kita mengklasifikasikan calon kontraktor yg kuat
secara finansial dan teknis, maka secara tidak langsung mengarah kpd
Kontraktor2 besar yg sdh berkecimpung lama di industri migas. Kenyataannya
Kontraktor2 besar cenderung pasif dlm mencari blok baru, bahkan msh banyak
prospek yg tidak dikerjakan di existing area.

Kita perlu melihat bahwa kenyataannya sdh sngat sedikit tersedia wilayah yg
secara geologi bagus. Diperlukan semangat eksplorasi yg tinggi untuk
membuka wilayah2 yg dlu tidak diperhitungkan, contoh Pambuang Basin di
Kalteng dan Cekungan di Kalbar. Ironisnya sebagian besar adalah perushaan
kecil yg apabila dgn pengklasifikasian yg kuat maka tdk tergolong kpd
perusahaan kuat finansial dan teknis, tapi sepertinya Ditjen Migas
mengapresiasi keinginan itu, setidaknya daripada wilayah itu tdk
dikerjakan, sebab lelah juga menunggu perusahaan besar yg tak kunjung
bergerak.

Besar harapan agar rekan2 di perusahaan besar mau mempromosikan di hadapan
manajemennya utk mau turut serta mengerjakan blok2 baru, agar yg
mengerjakan blok migas adalah benar2 yg kuat teknis dan finansial.

Salam,
Hotma Sijabat.
On Mar 24, 2013 7:06 PM, aluthfi...@gmail.com wrote:

 **

 Sebetulnya masalah tidak terlaksananya komitmen eksplorasi adalah kualitas
 kontraktor ditambah kualitas lahan yang ditawarkan/ditenderkan.
 Target KPI Ditjen Migas KESDM terkait dengan lahan adalah jumlah kontrak
 KKS yang diteken adalah 50 KKS baru (50 blok baru)/tahun dengan total
 komitmen investasi US$... Akbatnya Ditjen Migas melakukan kejar
 tayang/kejar target. Lahan yang ditawarkan seadanya asal ada yang mau gak
 perduli peminatnya itu berkualitas atau tidak. Begitu sejumlah kontrak
 diteken dalam setahun KESDM mengumumkan keberhasilan ini dalam pengadaan
 lahan (say 50 contracts) dengan komitmen US$ 1,... Milyar. Ini adalah
 keberhasilan semu, kalau ditanya ke Ditjen Migas bagaimana prestasi dari
 realisasi komitmen kontrak? Jawaban Ditjen Migas itu urusan BPMIGAS (dulu
 namanya BPMIGAS) karena kalau sudah jadi kontrak pengawasannya di BPMIGAS.
 Lha BPMIGAS tak bisa berbuat banyak menghadapi Kontraktor (PSC) yang tidak
 perform karena kontraktornya tidak berkualitas baik teknis maupun
 finansial. Inilah akar permasalah tak terealisasinya komitmen kontrak PSC.
 Ya lucu juga Ditjen Migas hanya mikirin KPInya secara partial tidak
 terintegrasi dengan BPMIGAS.
 Kedepan KPI Ditjen Migas terkait pengadaan lahan harus terintegrasi dengan
 KPI SKK Migas. Kualitas kontraktor baik teknis maupun finansial kudu jadi
 kriteria utama, dan kualitas lahan yang ditawarkan harus diimprove
 kualitasnya.


 Lam Salam,
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 

Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas

2013-03-24 Terurut Topik hotma Sijabat
Terima kasih Pak Lutfi,

Idealnya memang demikian, yaitu Migas dapat leluasa memilih mana yg kelas
TAC dan Psc berdasarkan tingkat kesulitan blok, namun pd kenyataannya
hanya perusahaan kelas TAC yg maju utk mengerjakan blok baru, mgkin
contohnya adalah di Pambuang Basin.

Contoh lain yg enak utk dibahas adalah Gorontalo Basin, kualitas data di
lokasi ini sdh sangat bagus, data seismik 2D hasil spek survei sdh sngat
memuaskan. Lokasi ini sdh ditawarkan 2x, tidak ada yg minat. Jika begini,
apakah msh bsa dikatakan bahwa kualitas data yg menjadi masalah? Idealnya
kelas Psc lah yg maju mengelola wilayah ini, namun tidak satu pun yg maju.
On Mar 24, 2013 8:07 PM, aluthfi...@gmail.com wrote:

 **

 Thx Bung Hotma,
 Kita tengok jaman UU Migas lama sebagai ilustrasi, jaman dulu sudah
 dipilah kontraktor yg kelasnya non-PSC maka dibuat kontrak TAC sehingga
 problem komitmen di PSC rendah tapi di TAC tinggi. Ada lebih dari 40
 kontrak TAC tetapi yang beroperasi bisa dihitung tak lebih dari jari satu
 tangan, lainnya bermasalah. Dalam UU Migas 22/2001, TAC tak diperbolehkan
 lagi setelah expired (diterminasi) karena ada kontrak dalam. Akibatnya
 pemain TAC pindah menjadi pemain PSC maka pelaksanaan komitmen PSC menjadi
 masalah. Jadi kalau kontraktor kelas TAC dikasih lahan di Pembuang Basin
 atau remote area di KTI/deep water hampir bisa dipastikan macet, blok
 Bangkanai yg dioperasikan sekelas Elnusa saja macet. Contoh ekstrim
 Blackgold (reputasinya juga tak istimewa) punyak kontrak PSC 16 blok di
 deepwater, kalau komitmen bor masing2 blok ada 2 sumur wildcat, berarti
 total komitmen Black Gold sebanyak 32 sumur, kalau biaya 1 sumur Deepwater
 US$ 130 juta. Maka investasi sumur utk Black Gold adalah 32 x US$ 130 juta=
 .. Gak yakin Black Gold mau melakukan ini, paling banter yg
 dilakukan Black Gold adalah melaksanakan komitmen seismik, setelah ada data
 seismik baru jualan lahan mengundang farminee di ke 32 block tsb dengan
 mengeruk keuntungan dari farmout. Untuk ini perlu waktu akibatnya realisasi
 komitmen pemboran menjadi problem.
 Sebaiknya Ditjen Migas dalam mendesain blok baru harus jelas segmen market
 yang dituju. Gak akan jalan kalau kontraktor kelas TAC lalu minati block di
 laut Arafura misalnya lalu diakomodasi, dijamin akan macet kontrak PSCnya.
 Ini mirip kalau kita berharap Timnas PSSI bisa masuk semi final pila asia
 sangat sulit karena saat ini Timnas PSSI baru kelas ASEAN.
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 --
 *From: * hotma Sijabat sijabatho...@gmail.com
 *Sender: * iagi-net@iagi.or.id
 *Date: *Sun, 24 Mar 2013 19:29:57 +0700
 *To: *iagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas

 Pak Lutfi,
 Apa yg anda katakan ada benarnya. Kesulitan teman2 di Ditjen Migas adalah
 menemukan calon kontraktor yg benar2 kuat secara teknis dan finansial dan
 juga kualitas blok yg ditawarkan, secara sederhana hal itu memang bisa
 diterima. Tetapi secara praktikal tidak.

 Fakta membuktikan, jika kita mengklasifikasikan calon kontraktor yg kuat
 secara finansial dan teknis, maka secara tidak langsung mengarah kpd
 Kontraktor2 besar yg sdh berkecimpung lama di industri migas. Kenyataannya
 Kontraktor2 besar cenderung pasif dlm mencari blok baru, bahkan msh banyak
 prospek yg tidak dikerjakan di existing area.

 Kita perlu melihat bahwa kenyataannya sdh sngat sedikit tersedia wilayah
 yg secara geologi bagus. Diperlukan semangat eksplorasi yg tinggi untuk
 membuka wilayah2 yg dlu tidak diperhitungkan, contoh Pambuang Basin di
 Kalteng dan Cekungan di Kalbar. Ironisnya sebagian besar adalah perushaan
 kecil yg apabila dgn pengklasifikasian yg kuat maka tdk tergolong kpd
 perusahaan kuat finansial dan teknis, tapi sepertinya Ditjen Migas
 mengapresiasi keinginan itu, setidaknya daripada wilayah itu tdk
 dikerjakan, sebab lelah juga menunggu perusahaan besar yg tak kunjung
 bergerak.

 Besar harapan agar rekan2 di perusahaan besar mau mempromosikan di hadapan
 manajemennya utk mau turut serta mengerjakan blok2 baru, agar yg
 mengerjakan blok migas adalah benar2 yg kuat teknis dan finansial.

 Salam,
 Hotma Sijabat.
 On Mar 24, 2013 7:06 PM, aluthfi...@gmail.com wrote:

 **

 Sebetulnya masalah tidak terlaksananya komitmen eksplorasi adalah
 kualitas kontraktor ditambah kualitas lahan yang ditawarkan/ditenderkan.
 Target KPI Ditjen Migas KESDM terkait dengan lahan adalah jumlah kontrak
 KKS yang diteken adalah 50 KKS baru (50 blok baru)/tahun dengan total
 komitmen investasi US$... Akbatnya Ditjen Migas melakukan kejar
 tayang/kejar target. Lahan yang ditawarkan seadanya asal ada yang mau gak
 perduli peminatnya itu berkualitas atau tidak. Begitu sejumlah kontrak
 diteken dalam setahun KESDM mengumumkan keberhasilan ini dalam pengadaan
 lahan (say 50 contracts) dengan komitmen US$ 1,... Milyar. Ini adalah
 keberhasilan semu, kalau ditanya ke Ditjen Migas bagaimana prestasi dari
 realisasi 

Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas

2013-03-24 Terurut Topik rakhmadi . avianto
Para kampiun yth

Ada data tidak berarti daerah itu terus menjadi bagus malah bisa jadi 
sebaliknya, maka tugas pemerintah untuk membikin kaya flyer jualan yg isinya 
sebenernya adalah hasil interpretasi yg telah di integrasikan dg data2 yg lain, 
misal sejarah tektonik lempeng di Gorontalo, apa harapan reservoirnya, source 
rock dsb yg semua itu akan mengurangi faktor resiko atau yg saya sebut 
manageble Risk artinya resiko yg bisa di manage

Pemerintah punya banyak data yg mana data itu bisa di olah dan di pakai sebagai 
bunga2 dalam jualan blok

Dalam explorasi kan kalo gagal resiko 100% ditanggung K3S, kalo itu sbg usaha 
satu2nya kan bisa bangkrut

Tapi kalau manageble risk ini bisa di terangkan tentu meski kelas TAC brani 
dong ambil resiko

Maaf nyambung ga ya?

Selama ini yg kelas TAC tidak pernah brani krn manageble risk itu tidak pernah 
tercapai

Dalam investasi sebetulnya tidak ada masalah dg DANA tapi kalau resikonya 
terlalu tinggi mungkin investornya juga keder

Ga trasa besok senen lagi

Lam salam
Avi


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: hotma Sijabat sijabatho...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Sun, 24 Mar 2013 20:45:49 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Terima kasih Pak Lutfi,

Idealnya memang demikian, yaitu Migas dapat leluasa memilih mana yg kelas
TAC dan Psc berdasarkan tingkat kesulitan blok, namun pd kenyataannya
hanya perusahaan kelas TAC yg maju utk mengerjakan blok baru, mgkin
contohnya adalah di Pambuang Basin.

Contoh lain yg enak utk dibahas adalah Gorontalo Basin, kualitas data di
lokasi ini sdh sangat bagus, data seismik 2D hasil spek survei sdh sngat
memuaskan. Lokasi ini sdh ditawarkan 2x, tidak ada yg minat. Jika begini,
apakah msh bsa dikatakan bahwa kualitas data yg menjadi masalah? Idealnya
kelas Psc lah yg maju mengelola wilayah ini, namun tidak satu pun yg maju.
On Mar 24, 2013 8:07 PM, aluthfi...@gmail.com wrote:

 **

 Thx Bung Hotma,
 Kita tengok jaman UU Migas lama sebagai ilustrasi, jaman dulu sudah
 dipilah kontraktor yg kelasnya non-PSC maka dibuat kontrak TAC sehingga
 problem komitmen di PSC rendah tapi di TAC tinggi. Ada lebih dari 40
 kontrak TAC tetapi yang beroperasi bisa dihitung tak lebih dari jari satu
 tangan, lainnya bermasalah. Dalam UU Migas 22/2001, TAC tak diperbolehkan
 lagi setelah expired (diterminasi) karena ada kontrak dalam. Akibatnya
 pemain TAC pindah menjadi pemain PSC maka pelaksanaan komitmen PSC menjadi
 masalah. Jadi kalau kontraktor kelas TAC dikasih lahan di Pembuang Basin
 atau remote area di KTI/deep water hampir bisa dipastikan macet, blok
 Bangkanai yg dioperasikan sekelas Elnusa saja macet. Contoh ekstrim
 Blackgold (reputasinya juga tak istimewa) punyak kontrak PSC 16 blok di
 deepwater, kalau komitmen bor masing2 blok ada 2 sumur wildcat, berarti
 total komitmen Black Gold sebanyak 32 sumur, kalau biaya 1 sumur Deepwater
 US$ 130 juta. Maka investasi sumur utk Black Gold adalah 32 x US$ 130 juta=
 .. Gak yakin Black Gold mau melakukan ini, paling banter yg
 dilakukan Black Gold adalah melaksanakan komitmen seismik, setelah ada data
 seismik baru jualan lahan mengundang farminee di ke 32 block tsb dengan
 mengeruk keuntungan dari farmout. Untuk ini perlu waktu akibatnya realisasi
 komitmen pemboran menjadi problem.
 Sebaiknya Ditjen Migas dalam mendesain blok baru harus jelas segmen market
 yang dituju. Gak akan jalan kalau kontraktor kelas TAC lalu minati block di
 laut Arafura misalnya lalu diakomodasi, dijamin akan macet kontrak PSCnya.
 Ini mirip kalau kita berharap Timnas PSSI bisa masuk semi final pila asia
 sangat sulit karena saat ini Timnas PSSI baru kelas ASEAN.
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 --
 *From: * hotma Sijabat sijabatho...@gmail.com
 *Sender: * iagi-net@iagi.or.id
 *Date: *Sun, 24 Mar 2013 19:29:57 +0700
 *To: *iagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas

 Pak Lutfi,
 Apa yg anda katakan ada benarnya. Kesulitan teman2 di Ditjen Migas adalah
 menemukan calon kontraktor yg benar2 kuat secara teknis dan finansial dan
 juga kualitas blok yg ditawarkan, secara sederhana hal itu memang bisa
 diterima. Tetapi secara praktikal tidak.

 Fakta membuktikan, jika kita mengklasifikasikan calon kontraktor yg kuat
 secara finansial dan teknis, maka secara tidak langsung mengarah kpd
 Kontraktor2 besar yg sdh berkecimpung lama di industri migas. Kenyataannya
 Kontraktor2 besar cenderung pasif dlm mencari blok baru, bahkan msh banyak
 prospek yg tidak dikerjakan di existing area.

 Kita perlu melihat bahwa kenyataannya sdh sngat sedikit tersedia wilayah
 yg secara geologi bagus. Diperlukan semangat eksplorasi yg tinggi untuk
 membuka wilayah2 yg dlu tidak diperhitungkan, contoh Pambuang Basin di
 Kalteng dan Cekungan di Kalbar. Ironisnya sebagian besar adalah perushaan
 kecil yg apabila 

Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas

2013-03-24 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
2013/3/24 hotma Sijabat sijabatho...@gmail.com

 Pak Rovicky,
 Ada 4 hal hasil pilah dan pilih yang Bapak kemukakan, jika Pak Rovicky
 sebagai Pemerintah (ESDM), kira2 langkah2 apa yg Pak Rovicky ambil untuk
 mengatasinya terkait 4 hal tersebut?

Bang Hotma,
Tentusaja saya sendirian tidak dapat melakukan apa-apa. Ke 4 hal yg saya
tulis masih dugaan atau bersifat pertanyaan. Tapi kalau saya ditanya apa
yang mesti saya lakukan ya tentusaja mencari jawabannya dulu ttg apa
penyebabnya, diawali dari dugaan 4 hal itu juga bisa saja. Namun kalau saya
sebagai pemerintah (ESDM) hanya dari dugaan sudah melakukan sesuatu
tentusaja sifatnya spekulatif. Saya tidak suka melakukan sesuatu spekulasi
yng terlalu banyak tidak tahunya.

Saya enggan berhandai, karena efisiensinya rendah. lah kalau dipaksa ?
kita coba bila jawabnya iya.

- Apakah memang bloknya tidak bagus ?
Pertanyaan lanjutnya  mungkin packaging-nya, atau geologinya ? tentunya
riset sendiri atau evaluasi lai.

- Apakah subsurface data kurang, potensi sedikit (kecil), geologi daerahnya
sulit ?
Penambahan data ini saja bisa memerlukan riset tersendiri. karena mengisi
kekosongan data berbeda dg memfocuskan daerah yg potensial.

- Apakah posisi pemerintah yang sedang BU, sehingga dijual murah ?
Dulu ada persh yg ingin menang memberikan signature bonus hingga 40juta$
supaya menang, karena saat itu negara sedang dalam posisi BU. Apakah
sekarang masih ?

- Apakah ada faktor lain non tehnis ?
Lagi-lagi ini tidak dapat dijawab secara spekulasi saja.

Tentunya perlu penelitian mandiri seperi yg dilakukan BPMIGAS (SKKMIGAS)
sehingga memiliki angka seperti yang dikemukakan Bu Nuning diatas. Menurut
saya SKKMIGAS sangat cerdas taktis dalam menanganinya, dengan penelitian
sederhana saja, mampu memberikan angka yang lebih pasti. Sebenernya anyak
riset semacam ini yang dilakukan oleh konsultan diluar seperti Price
Waterhouse Cooper, IHS dll. Tapi mereka selalu melihat dari kacamata
investor, bukan kacamata government atau regulator. Dan pemerintah perlu
melakukannya secara mandiri dan terbuka.

Jadi menurutsaya Pemerintah (ESDM) juga mesti membuat riset sederhana utk
mengetahui pangsa pasar dan mengetahui posisi barang dagangan-nya.

Salam

RDP

 Salam,
 Hotma Sijabat.
 On Mar 24, 2013 1:08 PM, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 wrote:

 2013/3/24 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com

 yah mungkin memang bloknya yang sudah tidak bagus sehingga seminimum
 komitmen saja bloknya sudah bisa jadi milik kita. joint study kan tetap ada
 proses right to match,yang berarti Migas sendiri sudah tidak menemukan
 company lain yg bisa memberikan penawaran komitmen yang lebih baik.

 Sepakat Mas Kartiko, barangkali Dirjen Migas ESDM tidak menemukan
 penawaran lebih bagus. Apakah memang blok harus diberikan (terjual) ke
 perusahaan yg menawar (seberapapun tawarannya) ?. Sependek pengetahuan
 saya, untuk kali inipun tidak semua yg menawar disetujui oleh Migas (dari
 laporan Pak Dirjen ketika mengumumkannya kemarin). Ada yg penawarannya
 dibawah target sehingga blok ini juga tidak distujui (diterima) tawarannya.

 Sebelum berbicara realisasinya nanti seperti yg ditulis bu Nuning,
 Sedikitnya komitmen pasti dalam 14 Blok penawaran langsung ini menurut saya
 menunjukkan lemahnya posisi pemerintah (ESDM) dalam menawarkan blok. Nah,
 apa penyebabnya ? Mungkin dapat kita pilah dan kita pilih mana yang harus
 diprioritaskan supaya penemuan migas lebih cepat.
 - Apakah memang bloknya tidak bagus ?
 - Apakah subsurface data kurang, potensi sedikit (kecil), geologi
 daerahnya sulit ?
 - Apakah posisi pemerintah yang sedang BU, sehingga dijual murah ?
 - Apakah ada faktor lain non tehnis ?
 - ...

 Kalau kita dapat memilah dengan benar saya kira pemerintah dapat
 memprioritaskan langkah apa yang harus diambil oleh pemerintah dalam
 menawarkan blok eksplorasi ini. Sehingga dapat meningkatkan posisi tawar
 pemerintah.
 Mudah-mudahan team percepatan penemuan migas yang sudah dibentuk ESDM,
 mampu meningkatkan posisi tawar dan berhasil menemukan migas.

 RDP


  On Mar 24, 2013 8:27 AM, rakhmadi.avia...@gmail.com wrote:

 **
 Mungkin ini menunjukkan tingkat kematangan Basin yg sudah tinggi shg
 high risk but manageble dan high reward makin berkurang

 Semua ini saya kira karena keterbukaan data menjadi masalah di Negara
 ini, katakan kita bicara Jurassic Sand, bagaimana penyebaran dan
 kwalitasnya, apakah kita mengerti spt kita mengerti Mid Mio Sands di Delta
 Mahakam? Saya kira tidak

 Bagaimana mencoba mengurai struktur yg overprinting di East Indonesia
 apa betul sudah ada solusi yg katakan 80% solution dan banyak masalah
 tektonik yg lain yg perlu dipecahkan dalam mendorong kesuburan investasi
 explorasi di Indonesia dan Ind Timur pada umumnya

 Nah kalao status kepahaman thd stratigrafi di Frontier area masih kaya
 sekarang susah investor masuk? Mungkin saatnya pemerintah mengeluarkan
 modal untuk membantu mengAddress masalah ini

 Saya kira bukan masalah nasional dan MNC tapi yg di 

Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas

2013-03-24 Terurut Topik noor syarifuddin
Wah ketinggalan jauh euy diskusinya
Buat saya pribadi, kondisi hasil tender kemarin sangat menyedihkan... Ini
adalah proses penawaran langsung dari hasil JS, jadi sharusnya pihak
berwenang sdh paham akan 'value' dari blok yg akan ditawarkan... Masa ada
blok yg diperoleh dgn komitmen di bwh 5 jt dollar Jadi sinyalemen Pak
Luthfi bisa jadi ada benarnya: kejar target...
Yang akam kita liht di tahap berikutnya adalah ramainya pasar 'farm
out'. Saat ini ada ratusan blok yg ditawarkan secara terbuka maupun
tertutup
Ditambah kompleknya urusan ijin, maka makin lengkaplah retrogradasi
eksplorasi kita ini
Mudah2an tim percepatan eksplorasi Indonesia bisa menemukan terobosan utk
mengatasi ini


Salam

On Sunday, March 24, 2013, Rovicky Dwi Putrohari wrote:

 2013/3/24 hotma Sijabat sijabatho...@gmail.com javascript:_e({},
 'cvml', 'sijabatho...@gmail.com');

 Pak Rovicky,
 Ada 4 hal hasil pilah dan pilih yang Bapak kemukakan, jika Pak Rovicky
 sebagai Pemerintah (ESDM), kira2 langkah2 apa yg Pak Rovicky ambil untuk
 mengatasinya terkait 4 hal tersebut?

 Bang Hotma,
 Tentusaja saya sendirian tidak dapat melakukan apa-apa. Ke 4 hal yg saya
 tulis masih dugaan atau bersifat pertanyaan. Tapi kalau saya ditanya apa
 yang mesti saya lakukan ya tentusaja mencari jawabannya dulu ttg apa
 penyebabnya, diawali dari dugaan 4 hal itu juga bisa saja. Namun kalau saya
 sebagai pemerintah (ESDM) hanya dari dugaan sudah melakukan sesuatu
 tentusaja sifatnya spekulatif. Saya tidak suka melakukan sesuatu spekulasi
 yng terlalu banyak tidak tahunya.

 Saya enggan berhandai, karena efisiensinya rendah. lah kalau dipaksa ?
 kita coba bila jawabnya iya.

 - Apakah memang bloknya tidak bagus ?
 Pertanyaan lanjutnya  mungkin packaging-nya, atau geologinya ?
 tentunya riset sendiri atau evaluasi lai.

 - Apakah subsurface data kurang, potensi sedikit (kecil), geologi
 daerahnya sulit ?
 Penambahan data ini saja bisa memerlukan riset tersendiri. karena mengisi
 kekosongan data berbeda dg memfocuskan daerah yg potensial.

 - Apakah posisi pemerintah yang sedang BU, sehingga dijual murah ?
 Dulu ada persh yg ingin menang memberikan signature bonus hingga 40juta$
 supaya menang, karena saat itu negara sedang dalam posisi BU. Apakah
 sekarang masih ?

 - Apakah ada faktor lain non tehnis ?
 Lagi-lagi ini tidak dapat dijawab secara spekulasi saja.

 Tentunya perlu penelitian mandiri seperi yg dilakukan BPMIGAS (SKKMIGAS)
 sehingga memiliki angka seperti yang dikemukakan Bu Nuning diatas. Menurut
 saya SKKMIGAS sangat cerdas taktis dalam menanganinya, dengan penelitian
 sederhana saja, mampu memberikan angka yang lebih pasti. Sebenernya anyak
 riset semacam ini yang dilakukan oleh konsultan diluar seperti Price
 Waterhouse Cooper, IHS dll. Tapi mereka selalu melihat dari kacamata
 investor, bukan kacamata government atau regulator. Dan pemerintah perlu
 melakukannya secara mandiri dan terbuka.

 Jadi menurutsaya Pemerintah (ESDM) juga mesti membuat riset sederhana utk
 mengetahui pangsa pasar dan mengetahui posisi barang dagangan-nya.

 Salam

 RDP

 Salam,
 Hotma Sijabat.
 On Mar 24, 2013 1:08 PM, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 wrote:

 2013/3/24 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com

 yah mungkin memang bloknya yang sudah tidak bagus sehingga seminimum
 komitmen saja bloknya sudah bisa jadi milik kita. joint study kan tetap ada
 proses right to match,yang berarti Migas sendiri sudah tidak menemukan
 company lain yg bisa memberikan penawaran komitmen yang lebih baik.

 Sepakat Mas Kartiko, barangkali Dirjen Migas ESDM tidak menemukan
 penawaran lebih bagus. Apakah memang blok harus diberikan (terjual) ke
 perusahaan yg menawar (seberapapun tawarannya) ?. Sependek pengetahuan
 saya, untuk kali inipun tidak semua yg menawar disetujui oleh Migas (dari
 laporan Pak Dirjen ketika mengumumkannya kemarin). Ada yg penawarannya
 dibawah target sehingga blok ini juga tidak distujui (diterima) tawarannya.

 Sebelum berbicara realisasinya nanti seperti yg ditulis bu Nuning,
 Sedikitnya komitmen pasti dalam 14 Blok penawaran langsung ini menurut saya
 menunjukkan lemahnya posisi pemerintah (ESDM) dalam menawarkan blok. Nah,
 apa penyebabnya ? Mungkin dapat kita pilah dan kita pilih mana yang harus
 diprioritaskan supaya penemuan migas lebih cepat.
 - Apakah memang bloknya tidak bagus ?
 - Apakah subsurface data kurang, potensi sedikit (kecil), geologi
 daerahnya sulit ?
 - Apakah posisi pemerintah yang sedang BU, sehingga dijual murah ?
 - Apakah ada faktor lain non tehnis ?
 - ...

 Kalau kita dapat memilah dengan benar saya kira pemerintah dapat
 memprioritaskan langkah apa yang harus diambil oleh pemerintah dalam
 menawarkan blok eksplorasi ini. Sehingga dapat meningkatkan posisi tawar
 pemerintah.
 Mudah-mudahan team percepatan penemuan migas yang sudah dibentuk ESDM,
 mampu meningkatkan posisi tawar dan berhasil menemukan migas.

 RDP


  On Mar 24, 2013 8:27 AM, rakhmadi.avia...@gmail.com wrote:

 **
 Mungkin 

Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas

2013-03-24 Terurut Topik Ismail Zaini
Dari penjelasan Pak Lutfi ini kalau diurut permasalahan migas spt saat ini 
ujung ujungnya  muaranya ke UU nya, satu kalimat saja di UU bisa merubah 
pengelolaan migas , karena baik ESDM maupun SK Migas hanya sebagai pelaksana UU 
dan semua peraturan yg dibuatnya merupakan penjabaran dari UU tsb dan tdk boleh 
bertengtangan dg UU,  

Kalau dilihat kiprahnya Kayaknya Kurtubi menyadari hal ini shg masuk dunia 
politik agar bisa secara langsung berkontribusi thd pembuatan UU.. Siapa tahu 
nanti partainya pemenang pemilu . . ..  Tak iye

Ism

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: aluthfi...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Sun, 24 Mar 2013 13:07:27 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas


Thx Bung Hotma,
Kita tengok jaman UU Migas lama sebagai ilustrasi, jaman dulu sudah dipilah 
kontraktor yg kelasnya non-PSC maka dibuat kontrak TAC sehingga problem 
komitmen di PSC rendah tapi di TAC tinggi. Ada lebih dari 40 kontrak TAC tetapi 
yang beroperasi bisa dihitung tak lebih dari jari satu tangan, lainnya 
bermasalah. Dalam UU Migas 22/2001, TAC tak diperbolehkan lagi setelah expired 
(diterminasi) karena ada kontrak dalam. Akibatnya pemain TAC pindah menjadi 
pemain PSC maka pelaksanaan komitmen PSC menjadi masalah. Jadi kalau kontraktor 
kelas TAC dikasih lahan di Pembuang Basin atau remote area di KTI/deep water 
hampir bisa dipastikan macet, blok Bangkanai yg dioperasikan sekelas Elnusa 
saja macet. Contoh ekstrim Blackgold (reputasinya juga tak istimewa) punyak 
kontrak PSC 16 blok di deepwater, kalau komitmen bor masing2 blok ada 2 sumur 
wildcat, berarti total komitmen Black Gold sebanyak 32 sumur, kalau biaya 1 
sumur Deepwater US$ 130 juta. Maka investasi sumur utk Black Gold adalah 32 x 
US$ 130 juta= .. Gak yakin Black Gold mau melakukan ini, paling banter 
yg dilakukan Black Gold adalah melaksanakan komitmen seismik, setelah ada data 
seismik baru jualan lahan mengundang farminee di ke 32 block tsb dengan 
mengeruk keuntungan dari farmout. Untuk ini perlu waktu akibatnya realisasi 
komitmen pemboran menjadi problem. 
Sebaiknya Ditjen Migas dalam mendesain blok baru harus jelas segmen market yang 
dituju. Gak akan jalan kalau kontraktor kelas TAC lalu minati block di laut 
Arafura misalnya lalu diakomodasi, dijamin akan macet kontrak PSCnya. Ini mirip 
kalau kita berharap Timnas PSSI bisa masuk semi final pila asia sangat sulit 
karena saat ini Timnas  PSSI baru kelas ASEAN. 
 
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: hotma Sijabat sijabatho...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Sun, 24 Mar 2013 19:29:57 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Pak Lutfi,
Apa yg anda katakan ada benarnya. Kesulitan teman2 di Ditjen Migas adalah
menemukan calon kontraktor yg benar2 kuat secara teknis dan finansial dan
juga kualitas blok yg ditawarkan, secara sederhana hal itu memang bisa
diterima. Tetapi secara praktikal tidak.

Fakta membuktikan, jika kita mengklasifikasikan calon kontraktor yg kuat
secara finansial dan teknis, maka secara tidak langsung mengarah kpd
Kontraktor2 besar yg sdh berkecimpung lama di industri migas. Kenyataannya
Kontraktor2 besar cenderung pasif dlm mencari blok baru, bahkan msh banyak
prospek yg tidak dikerjakan di existing area.

Kita perlu melihat bahwa kenyataannya sdh sngat sedikit tersedia wilayah yg
secara geologi bagus. Diperlukan semangat eksplorasi yg tinggi untuk
membuka wilayah2 yg dlu tidak diperhitungkan, contoh Pambuang Basin di
Kalteng dan Cekungan di Kalbar. Ironisnya sebagian besar adalah perushaan
kecil yg apabila dgn pengklasifikasian yg kuat maka tdk tergolong kpd
perusahaan kuat finansial dan teknis, tapi sepertinya Ditjen Migas
mengapresiasi keinginan itu, setidaknya daripada wilayah itu tdk
dikerjakan, sebab lelah juga menunggu perusahaan besar yg tak kunjung
bergerak.

Besar harapan agar rekan2 di perusahaan besar mau mempromosikan di hadapan
manajemennya utk mau turut serta mengerjakan blok2 baru, agar yg
mengerjakan blok migas adalah benar2 yg kuat teknis dan finansial.

Salam,
Hotma Sijabat.
On Mar 24, 2013 7:06 PM, aluthfi...@gmail.com wrote:

 **

 Sebetulnya masalah tidak terlaksananya komitmen eksplorasi adalah kualitas
 kontraktor ditambah kualitas lahan yang ditawarkan/ditenderkan.
 Target KPI Ditjen Migas KESDM terkait dengan lahan adalah jumlah kontrak
 KKS yang diteken adalah 50 KKS baru (50 blok baru)/tahun dengan total
 komitmen investasi US$... Akbatnya Ditjen Migas melakukan kejar
 tayang/kejar target. Lahan yang ditawarkan seadanya asal ada yang mau gak
 perduli peminatnya itu berkualitas atau tidak. Begitu sejumlah kontrak
 diteken dalam setahun KESDM mengumumkan keberhasilan ini dalam pengadaan
 lahan (say 50 contracts) dengan komitmen US$ 1,... Milyar. Ini adalah
 keberhasilan semu, kalau ditanya ke Ditjen Migas 

Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas

2013-03-24 Terurut Topik MINARWAN
Pak Hotma,

Beberapa blok/cekungan frontier yang ditawarkan pemerintah RI tak diambil
oleh kumpeni migas internasional walau ada data bagus karena ada persepsi
high risk low reward setelah mereka melakukan evaluasi teknis dan diadu
dengan blok-blok di negara lain. Arena permainan ini bukan hanya terbatas
pada Indonesia saja, tapi Indonesia akan diadu dengan Afrika Barat/Timur,
Amerika Selatan, Teluk Meksiko dan Timur Tengah.

Sebagai geosaintis, jika kita ingin menjual blok di wilayah frontier, akan
lebih mudah menarik perhatian para pengambil keputusan jika mereka bisa
melihat stuktur besar di penampang seismik dan peta. Perangkap yang besar
juga membuka peluang hasil estimasi resources tinggi, sehingga bisa
dimainkan untuk masuk ke batas Minimum Economic Field Size. Semai saat
itu menarik perhatian banyak kumpeni internasional karena struktur-struktur
yang seksi, model geologi yang relatif lebih dikenal dan mungkin juga
karena relatif dekat dari fasilitas/infrastruktur. Gorontalo lebih sulit
dijual karena betul-betul frontier, tak ada yang tahu stratigrafinya sama
sekali dan jauh dari fasilitas/infrastuktur. Bahkan untuk mobilisasi deep
water drilling rig saja mungkin harus berputar-putar entah lewat lengan
utara atau lengan timur. Semua ini akan masuk ke hitung-hitungan
keekonomikan hingga akan menaikkan batas MEFS. Untuk kasus seperti ini,
saya pikir pemerintah tentu bisa melakukan hitung-hitungan kasar berapa
MEFS, berapa jumlah struktur yang ada, berapa besarnya resources dan
kemudian membuat term yang pas untuk wilayah yang berbeda sehingga menarik
bagi kumpeni-kumpeni besar.

Hal lain yang bisa dilakukan pemerintah adalah menggerakkan semua lembaga
yang memiliki kemampuan riset dan berkepentingan dengan EP nasional untuk
bersinergi melakukan studi/evaluasi regional wilayah frontier dan
pemerintah membekali mereka dengan dana untuk akuisisi data baru jika
diperlukan. Lembaga yang saya maksud mungkin bisa berupa gabungan dari
Lemigas, Pertamina, perguruan tinggi dan ahli-ahli independen.

Salam
Minarwan


2013/3/24 hotma Sijabat sijabatho...@gmail.com

 Terima kasih Pak Lutfi,

 Idealnya memang demikian, yaitu Migas dapat leluasa memilih mana yg
 kelas TAC dan Psc berdasarkan tingkat kesulitan blok, namun pd
 kenyataannya hanya perusahaan kelas TAC yg maju utk mengerjakan blok baru,
 mgkin contohnya adalah di Pambuang Basin.

 Contoh lain yg enak utk dibahas adalah Gorontalo Basin, kualitas data di
 lokasi ini sdh sangat bagus, data seismik 2D hasil spek survei sdh sngat
 memuaskan. Lokasi ini sdh ditawarkan 2x, tidak ada yg minat. Jika begini,
 apakah msh bsa dikatakan bahwa kualitas data yg menjadi masalah? Idealnya
 kelas Psc lah yg maju mengelola wilayah ini, namun tidak satu pun yg maju.


-- 
- when one teaches, two learn -
http://www.linkedin.com/in/minarwan


Re: [iagi-net] Anjungan di Tengah Laut Tenggelam, Pertamina Kehilangan US$ 27 juta

2013-03-24 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
memang sudah saatnya memakai anjungan mengapung bukan yang permanen diletakkan 
di dasar laut pondasi nya.
pada akhir umur lapangan juga tidak diperlukan untuk membongkar anjungan ini.




 From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, March 24, 2013 6:11 AM
Subject: [iagi-net] Anjungan di Tengah Laut Tenggelam, Pertamina Kehilangan US$ 
27 juta
 

Mungkin memberikan gambaran bahwa lapangan development bukan tanpa resiko 
seperti yg dikatakan banyak orang.
http://finance.detik.com/read/2013/03/20/151236/2199073/1034/anjungan-di-tengah-laut-tenggelam-pertamina-kehilangan-us-27-juta

Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas

2013-03-24 Terurut Topik Bandono Salim
Apakah negara ini tidak mampu? Drpd trilyunan dipakai koar kaor politik yaaa 
sisihkan lah untuk ngebor. 
Mungkin lebih enak jadi beu rok rat katimbang gawe hese di lapangan yaaa?
Data lengkap, gelog ahli mencukupi, yang tidak cukup adalah keberanian

Maaf bila salah.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Dandy Hidayat dandy.hidayat@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Sun, 24 Mar 2013 19:17:57 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Dengan Hormat

Selain fator - faktor yang telah dikemukakan diatas .., Menurut saya
pribadi tingginya biaya operasi , Minimnya Dukungan Infrastruktur dan sudah
pasti minimnya ketersediaan data awal merupakan 3 faktor utama yang juga
perlu diperhatikan dengan seksama.

Perlu ada rangsangan dari pemerintah seperti

1. Perbaikan Infrastrktur Contoh Bandara Udara dan Rumah Sakit (Ada satu
perusahaan yang sampai sekarang belum ada aktifitas karena bandara udaranya
sering disebrangi Sapi dan tidak ada Heliped)
2, Pelaksanaan Joint Exploration Body (JEB) antara Oil company yang
berdekatan seperti penggunaan Rig / Kapal dan operasi seismic di bawah
SK-MIGAS
3. Dukungan pemerintah Daerah seperti masalah perijinan , Pembebasan lahan
dan sebagainya .. (Pengalaman dulu waktu jumpa gubernur atau bupati , saat
ada rapat kerja di Jakarta atau Kantor pusat di Luar negeri  reaksinya
cepat .. kadang (maaf) .. Minta sekalian Istri-nya ikut ... tapi begitu ada
masalah ganti rugi lahan dan sebagainya .. minta-nya kita semua selesaikan
sendiri tanpa mereka ..
4. SK-MIGAS memberikan arahan kepada Bupati / Walikota dan Gubernur agar
jangan sampai mereka mengerti peran dan kewenangan mereka selaku pemimpin
wilayah
5. Normalisasi Harga Tiket and Hotel (pengalaman Pribadi) kalau bisa yang
masuk akal dikit khusus hotel lah .. masa Motel/ Wisma minta bayaran sama
seperti bintang 3 ...

Salam

Dandy

2013/3/24 hotma Sijabat sijabatho...@gmail.com

 Pak Rovicky,
 Ada 4 hal hasil pilah dan pilih yang Bapak kemukakan, jika Pak Rovicky
 sebagai Pemerintah (ESDM), kira2 langkah2 apa yg Pak Rovicky ambil untuk
 mengatasinya terkait 4 hal tersebut?

 Salam,
 Hotma Sijabat.
  On Mar 24, 2013 1:08 PM, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 wrote:

  2013/3/24 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com

 yah mungkin memang bloknya yang sudah tidak bagus sehingga seminimum
 komitmen saja bloknya sudah bisa jadi milik kita. joint study kan tetap ada
 proses right to match,yang berarti Migas sendiri sudah tidak menemukan
 company lain yg bisa memberikan penawaran komitmen yang lebih baik.

 Sepakat Mas Kartiko, barangkali Dirjen Migas ESDM tidak menemukan
 penawaran lebih bagus. Apakah memang blok harus diberikan (terjual) ke
 perusahaan yg menawar (seberapapun tawarannya) ?. Sependek pengetahuan
 saya, untuk kali inipun tidak semua yg menawar disetujui oleh Migas (dari
 laporan Pak Dirjen ketika mengumumkannya kemarin). Ada yg penawarannya
 dibawah target sehingga blok ini juga tidak distujui (diterima) tawarannya.

 Sebelum berbicara realisasinya nanti seperti yg ditulis bu Nuning,
 Sedikitnya komitmen pasti dalam 14 Blok penawaran langsung ini menurut saya
 menunjukkan lemahnya posisi pemerintah (ESDM) dalam menawarkan blok. Nah,
 apa penyebabnya ? Mungkin dapat kita pilah dan kita pilih mana yang harus
 diprioritaskan supaya penemuan migas lebih cepat.
 - Apakah memang bloknya tidak bagus ?
 - Apakah subsurface data kurang, potensi sedikit (kecil), geologi
 daerahnya sulit ?
 - Apakah posisi pemerintah yang sedang BU, sehingga dijual murah ?
 - Apakah ada faktor lain non tehnis ?
 - ...

 Kalau kita dapat memilah dengan benar saya kira pemerintah dapat
 memprioritaskan langkah apa yang harus diambil oleh pemerintah dalam
 menawarkan blok eksplorasi ini. Sehingga dapat meningkatkan posisi tawar
 pemerintah.
 Mudah-mudahan team percepatan penemuan migas yang sudah dibentuk ESDM,
 mampu meningkatkan posisi tawar dan berhasil menemukan migas.

 RDP


  On Mar 24, 2013 8:27 AM, rakhmadi.avia...@gmail.com wrote:

 **
 Mungkin ini menunjukkan tingkat kematangan Basin yg sudah tinggi shg
 high risk but manageble dan high reward makin berkurang

 Semua ini saya kira karena keterbukaan data menjadi masalah di Negara
 ini, katakan kita bicara Jurassic Sand, bagaimana penyebaran dan
 kwalitasnya, apakah kita mengerti spt kita mengerti Mid Mio Sands di Delta
 Mahakam? Saya kira tidak

 Bagaimana mencoba mengurai struktur yg overprinting di East Indonesia
 apa betul sudah ada solusi yg katakan 80% solution dan banyak masalah
 tektonik yg lain yg perlu dipecahkan dalam mendorong kesuburan investasi
 explorasi di Indonesia dan Ind Timur pada umumnya

 Nah kalao status kepahaman thd stratigrafi di Frontier area masih kaya
 sekarang susah investor masuk? Mungkin saatnya pemerintah mengeluarkan
 modal untuk membantu mengAddress masalah ini

 Saya kira bukan masalah nasional dan MNC tapi yg di pahami risknya blom
 

Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas

2013-03-24 Terurut Topik hotma Sijabat
Pak Minarwan,

Pengaruh high risk low reward yg Bapak katakan mgkin ada benarnya. Tapi
utk Gorontalo Basin dari segi penampakan struktur dan estimasi resources
sdh bagus sekali, cukup bahkan sngat menarik, namun ketiadaan satu pun data
sumur membuat wilayah ini tdk laku. Saya melihat sttuktur outer banda arc
jauh lbh rumit, namun tdk pernah sepi peminat, sebab sdh ada discovery di
wilayah ini. Jadi menurut saya company2 besar lbh senang bermain di wilayah
yg pasti2 saja, sisi explorationist nya sdh jauh menurun. Padahal Migas sdh
mmberikan insentif berupa split yg lbh besar dan signature bonus yg paling
minimal.

Mgkin ada baiknya rekan2 melalui IAGI memberikan masukan/respon/evaluasi
kpd Pemerintah terkait blok2 yg ditawarkan mgkin dari sisi packaging atau
hal-hal lain yg luput dari pengamatan Pemerintah, sebab tidak mgkin
Pemerintah bekerja sendiri bukan? Heheheh

Salam,
Hotma Sijabat
 On Mar 24, 2013 10:57 PM, MINARWAN minarw...@gmail.com wrote:

 Pak Hotma,

 Beberapa blok/cekungan frontier yang ditawarkan pemerintah RI tak diambil
 oleh kumpeni migas internasional walau ada data bagus karena ada persepsi
 high risk low reward setelah mereka melakukan evaluasi teknis dan diadu
 dengan blok-blok di negara lain. Arena permainan ini bukan hanya terbatas
 pada Indonesia saja, tapi Indonesia akan diadu dengan Afrika Barat/Timur,
 Amerika Selatan, Teluk Meksiko dan Timur Tengah.

 Sebagai geosaintis, jika kita ingin menjual blok di wilayah frontier, akan
 lebih mudah menarik perhatian para pengambil keputusan jika mereka bisa
 melihat stuktur besar di penampang seismik dan peta. Perangkap yang besar
 juga membuka peluang hasil estimasi resources tinggi, sehingga bisa
 dimainkan untuk masuk ke batas Minimum Economic Field Size. Semai saat
 itu menarik perhatian banyak kumpeni internasional karena struktur-struktur
 yang seksi, model geologi yang relatif lebih dikenal dan mungkin juga
 karena relatif dekat dari fasilitas/infrastruktur. Gorontalo lebih sulit
 dijual karena betul-betul frontier, tak ada yang tahu stratigrafinya sama
 sekali dan jauh dari fasilitas/infrastuktur. Bahkan untuk mobilisasi deep
 water drilling rig saja mungkin harus berputar-putar entah lewat lengan
 utara atau lengan timur. Semua ini akan masuk ke hitung-hitungan
 keekonomikan hingga akan menaikkan batas MEFS. Untuk kasus seperti ini,
 saya pikir pemerintah tentu bisa melakukan hitung-hitungan kasar berapa
 MEFS, berapa jumlah struktur yang ada, berapa besarnya resources dan
 kemudian membuat term yang pas untuk wilayah yang berbeda sehingga menarik
 bagi kumpeni-kumpeni besar.

 Hal lain yang bisa dilakukan pemerintah adalah menggerakkan semua
 lembaga yang memiliki kemampuan riset dan berkepentingan dengan EP
 nasional untuk bersinergi melakukan studi/evaluasi regional wilayah
 frontier dan pemerintah membekali mereka dengan dana untuk akuisisi data
 baru jika diperlukan. Lembaga yang saya maksud mungkin bisa berupa gabungan
 dari Lemigas, Pertamina, perguruan tinggi dan ahli-ahli independen.

 Salam
 Minarwan


 2013/3/24 hotma Sijabat sijabatho...@gmail.com

 Terima kasih Pak Lutfi,

 Idealnya memang demikian, yaitu Migas dapat leluasa memilih mana yg
 kelas TAC dan Psc berdasarkan tingkat kesulitan blok, namun pd
 kenyataannya hanya perusahaan kelas TAC yg maju utk mengerjakan blok baru,
 mgkin contohnya adalah di Pambuang Basin.

 Contoh lain yg enak utk dibahas adalah Gorontalo Basin, kualitas data di
 lokasi ini sdh sangat bagus, data seismik 2D hasil spek survei sdh sngat
 memuaskan. Lokasi ini sdh ditawarkan 2x, tidak ada yg minat. Jika begini,
 apakah msh bsa dikatakan bahwa kualitas data yg menjadi masalah? Idealnya
 kelas Psc lah yg maju mengelola wilayah ini, namun tidak satu pun yg maju.


 --
 - when one teaches, two learn -
 http://www.linkedin.com/in/minarwan



Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas

2013-03-24 Terurut Topik Bandono Salim
Lha itu lho, ahli geologi babakan minyak kan berjubel di IAgi. 
Para pensiunan yang masih tegar kan dpt diminta bekerja kembali sebagai 
pengabdian ke negara? 
Keberanian IAgi mengusulkan ke Pertamian/dirjen migas lah yang mungkin ditunggu.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: hotma Sijabat sijabatho...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Mon, 25 Mar 2013 07:50:24 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Pak Minarwan,

Pengaruh high risk low reward yg Bapak katakan mgkin ada benarnya. Tapi
utk Gorontalo Basin dari segi penampakan struktur dan estimasi resources
sdh bagus sekali, cukup bahkan sngat menarik, namun ketiadaan satu pun data
sumur membuat wilayah ini tdk laku. Saya melihat sttuktur outer banda arc
jauh lbh rumit, namun tdk pernah sepi peminat, sebab sdh ada discovery di
wilayah ini. Jadi menurut saya company2 besar lbh senang bermain di wilayah
yg pasti2 saja, sisi explorationist nya sdh jauh menurun. Padahal Migas sdh
mmberikan insentif berupa split yg lbh besar dan signature bonus yg paling
minimal.

Mgkin ada baiknya rekan2 melalui IAGI memberikan masukan/respon/evaluasi
kpd Pemerintah terkait blok2 yg ditawarkan mgkin dari sisi packaging atau
hal-hal lain yg luput dari pengamatan Pemerintah, sebab tidak mgkin
Pemerintah bekerja sendiri bukan? Heheheh

Salam,
Hotma Sijabat
 On Mar 24, 2013 10:57 PM, MINARWAN minarw...@gmail.com wrote:

 Pak Hotma,

 Beberapa blok/cekungan frontier yang ditawarkan pemerintah RI tak diambil
 oleh kumpeni migas internasional walau ada data bagus karena ada persepsi
 high risk low reward setelah mereka melakukan evaluasi teknis dan diadu
 dengan blok-blok di negara lain. Arena permainan ini bukan hanya terbatas
 pada Indonesia saja, tapi Indonesia akan diadu dengan Afrika Barat/Timur,
 Amerika Selatan, Teluk Meksiko dan Timur Tengah.

 Sebagai geosaintis, jika kita ingin menjual blok di wilayah frontier, akan
 lebih mudah menarik perhatian para pengambil keputusan jika mereka bisa
 melihat stuktur besar di penampang seismik dan peta. Perangkap yang besar
 juga membuka peluang hasil estimasi resources tinggi, sehingga bisa
 dimainkan untuk masuk ke batas Minimum Economic Field Size. Semai saat
 itu menarik perhatian banyak kumpeni internasional karena struktur-struktur
 yang seksi, model geologi yang relatif lebih dikenal dan mungkin juga
 karena relatif dekat dari fasilitas/infrastruktur. Gorontalo lebih sulit
 dijual karena betul-betul frontier, tak ada yang tahu stratigrafinya sama
 sekali dan jauh dari fasilitas/infrastuktur. Bahkan untuk mobilisasi deep
 water drilling rig saja mungkin harus berputar-putar entah lewat lengan
 utara atau lengan timur. Semua ini akan masuk ke hitung-hitungan
 keekonomikan hingga akan menaikkan batas MEFS. Untuk kasus seperti ini,
 saya pikir pemerintah tentu bisa melakukan hitung-hitungan kasar berapa
 MEFS, berapa jumlah struktur yang ada, berapa besarnya resources dan
 kemudian membuat term yang pas untuk wilayah yang berbeda sehingga menarik
 bagi kumpeni-kumpeni besar.

 Hal lain yang bisa dilakukan pemerintah adalah menggerakkan semua
 lembaga yang memiliki kemampuan riset dan berkepentingan dengan EP
 nasional untuk bersinergi melakukan studi/evaluasi regional wilayah
 frontier dan pemerintah membekali mereka dengan dana untuk akuisisi data
 baru jika diperlukan. Lembaga yang saya maksud mungkin bisa berupa gabungan
 dari Lemigas, Pertamina, perguruan tinggi dan ahli-ahli independen.

 Salam
 Minarwan


 2013/3/24 hotma Sijabat sijabatho...@gmail.com

 Terima kasih Pak Lutfi,

 Idealnya memang demikian, yaitu Migas dapat leluasa memilih mana yg
 kelas TAC dan Psc berdasarkan tingkat kesulitan blok, namun pd
 kenyataannya hanya perusahaan kelas TAC yg maju utk mengerjakan blok baru,
 mgkin contohnya adalah di Pambuang Basin.

 Contoh lain yg enak utk dibahas adalah Gorontalo Basin, kualitas data di
 lokasi ini sdh sangat bagus, data seismik 2D hasil spek survei sdh sngat
 memuaskan. Lokasi ini sdh ditawarkan 2x, tidak ada yg minat. Jika begini,
 apakah msh bsa dikatakan bahwa kualitas data yg menjadi masalah? Idealnya
 kelas Psc lah yg maju mengelola wilayah ini, namun tidak satu pun yg maju.


 --
 - when one teaches, two learn -
 http://www.linkedin.com/in/minarwan




RE: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas

2013-03-24 Terurut Topik Parvita Siregar
Mungkin saja penyebabnya hanya realitas saja.  Mengurus perizinan dan lain2 di 
onshore untuk dapat mengebor dalam waktu 3 tahun mungkin dianggap terlalu 
optimistic.  Positif thinking

PARVITA SIREGAR | SENIOR GEOLOGIST | AWE (NORTHWEST NATUNA) PTE LTD | AWE 
LIMITED

P +62 21 2934 2934  |  D EXT 107  |  F +62 21 780 3566  |  M +62  811 996 616  
|  E parvita.sire...@awexplore.commailto:parvita.sire...@awexplore.com

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of seno aji
Sent: Sunday, March 24, 2013 7:59 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas

Itu bukan nasionalisme penyebabnya. Tapi company commitment. Walaupun investor 
asing kalo ndak commit ya podo wae.
Dan buanyak asing yg gak commit juga krn blm dapat duit dr publik
Sent from my @smartmail

From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.commailto:rovi...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id
Date: Sun, 24 Mar 2013 07:54:07 +0700
To: IAGIiagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas

2013/3/24 noor syarifuddin 
noorsyarifud...@gmail.commailto:noorsyarifud...@gmail.com
Wkwkwk itulah potret pemain industri migas kita. , mungkin ini salah satu 
harga yg hrs kita bayar dalam rangka nasionalisme...
Salam

Nuwun sewu Mas Noor,
Kok nasionalisme menjadi penyebabnya ? Apakah kalau tidak ada nasionalisme 
menjadikan lebih bagus ?
Blok yg dioperasikan investor negara sahabatpun (Salamander, Inpex, 
Mubadalla, Premier) juga tidak mengajukan pengeboran sumur komitment pasti.

Salam
RDP


On Saturday, March 23, 2013, yustinus yuwono wrote:
RDP yth,
Kalo hanya 5 sumur yang akan dibor 3 th pertama dari 14 blok, apa yang akan 
diharapkan?
Apakah ini masalah finansial ya? Lha di mana letak investasinya?, kok kayanya 
mirip broker bukan investor sungguhan, siapa tahu daripada ketahuan cuci uang, 
lalu dibelikan blok terus nanti dijual lagi, uangnya jadi bersih? Mudah2 an ini 
hanya dugaan orang di warung kopi.
Salam,
YSY

2013/3/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.commailto:rovi...@gmail.com
Pada tanggal 21-Maret beberapa hari lalu, ESDM mengumumkan pemenang lelang 
penawaran langsung tahap II-2013. Ada 14 blok baru yg dimenangkan. Namun ada 
hal yg memprihatinkan bahwa hanya 5 sumur pengeboran yang masuk dalam komitmen 
pasti (3 tahun pertama). Padahal daerah eksplorasi blok-blok ini ada di 
Indonesia Barat yg relatif sudah terbukti petroleum sistemnya, berada diantara 
lapangan-lapangan yg sudah terbukti, diketemukan, discovery.
Terlebih blok-blok ini berada didaerah yang sebelumnya sudah dilakukan Joint 
Study, jadi sebenernya waktu pengerjaannya sudah dilakukan sebelumnya.
Jadi konsekuensi yg harus dimengerti adalah semakin mundurnya penemuan 
lapangan-lapangan migas baru. Harus disadari dan harus disikapi dengan bila 
membuat perencanaan bahwa penemuan migas di Indonesia akan memakan waktu lebih 
lama dari yang sebelumnya.

Nah, apa langkah yg dapat dipakai untuk mempercepat penemuan lapangan baru ?

Salam

Rovicky


--
Good idea is important key to success, working on it will make it real.




--
Good idea is important key to success, working on it will make it real.


Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas

2013-03-24 Terurut Topik mohammad syaiful
Mbak Nuning,

Dari 3 penyebab yang sudah dikemukakan, ada 67% (33% + 24% + 10%). Nah,
dikasih tahu dong, sisanya 33% itu terdiri dari apa saja yang membuat
'komitmen pasti' terlunta-lunta.

Suwun n salam,
Syaiful

2013/3/24 nugraha...@yahoo.com

 **

 Dear temens,

 Secara fakta, yg menjadi alasan tidak terlaksananya Komitmen Pasti selama
 tahun2 terakhir ini, adalah urusan Peizinan, tumpang tindih lahan dan
 urusan surface lainnya. Ini mencapai angka 33% alias yg tertinggi. Masalah
 kedua yg menjadi sebab tidak terlaksananya pekerjaan (pengeboran, survey
 sesimik) dalam Komitmen Pasti dan Komitmen Kerja adalah urusan internal di
 KKKS, angkanya 24%, yaitu kendala finansial, kendala gonta ganti
 operatorship, kendala internal lainnya. Yg urusan subsurface (karena perlu
 studi dulu atau perlu survey seismik detil, dll) itu hanya 10 % saja.

 Kami punya data masalah perizinan dsbnya di berbagai wilayah (yg terbanyak
 di Indonesia barat yg petroleum system-nya sudah oke !).
 Itu adalah fakta atau keadaan yg sebenarnya kita alami. Ini bukan karena
 nasional atau bukan nasional.

 Fakta lainnya adalah... memang perusahaan nasional itu yg mengalami
 kendala nomer dua terbanyak (yg urusan finansial/internal KKKS), walau
 kemudian yg nasional tersebut (sekali lagi ini fakta) di tahun2 berikutnya
 ternyata tidak menjadi perusahaan nasional lagi (sudah farm out sebagian
 atau seluruhnya). Jadi bingung juga kami mengkategorikan KKKS tsb
 nasional atau bukan. Yah, gak papa juga sih soal nasional atau tidak
 nasional. Ini hanya sekedar fakta saja. Kami punya setumpuk data KKKS
 nasional yang kinerjanya buruk.

 Soal urusan surface seperti perizinan seperti izin2 dgn Pemda, dengan
 Kehutanan, tumpang tindih lahan dgn perkebunan, dgn kehutanan, dll., adalah
 kendala terbesar. Ini susah dicari jalan keluarnya karena menyangkut
 hubungan dengan kekuasaan yg lain di luar SKK Migas / KKKS. Kayaknya
 bahkan Inpres No. 2 yg terbit tahun 2012 yg lalu, yg meminta semua fihak
 utk mementingkan produksi migas, enggak mempan juga.

 Kami sudah membentuk FOKWE (forum operator KKKS Wilayah Kerja eksplorasi)
 dan berusaha utk meningkatkan kerjasama dgn Pemda setempat, dgn kehutanan,
 dll. Mudah2an ini berhasil menurunkan angka tidak tercapainya pelaksanaan
 Komitmen KKKS.

 FOKWE juga sudah beberapa kali mengadaan Farm Out Forum, yg tujuannya
 membantu para KKKS yg membutuhkan sharing dana/resiko dalam melaksanakan
 operasinya.

 Soal sedikitnya Komitmen Pasti di dalam kontrak (KKS) yg baru
 ditandatangani memang menjadi keprihatinan kami (gimana mau melaksanakan
 eksplorasi secara masif klo segitu aja komitmen KKKS-nya). Sangat boleh
 jadi KKKS tsb mengajukan Komitmen dalam penawaran WK ke DitJen Migas memang
 sudah melihat bahwa wilayah tsb masih terkendala perizinan, dsbnya sehingga
 merasa masih membutuhkan waktu yg lebih lama utk mengebor. Ini dugaan saja.
 Silakan temen2 DitJen Migas yg lebih tau utk menjawabnya.

 Memang membutuhkan terobosan dalam mengatasi masalah perizinan dan tumpang
 tindih lahan ini. Ada ide ?



 Salam,
 Nuning




Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas

2013-03-24 Terurut Topik Bandono Salim
Kalau sampai ke daerah hutan lindung/ taman nasional, memang sulit. Meskipun 
ada celah dengan mengganti wilayah denga luas 2X wilayah yang bakalan kena 
dampak. Mengganti wilayah ada kaitan dengan kabupaten dan propinsi, urusan di 
kabupaten paling cepat 6 bulan, di propinsi bisa mencapai 2 tahun. Lah abis deh 
waktu kontraknya.
Kenapa tdk ke perusahaan pemda saja? Ada ketidak percayaan yaaa?
Nanti waktu bor dan alay eksplorasi lain2 harus standard USA, lah ini kan lebih 
sulit lagi, padahal mesin rusia / cina  juga mampu. Buktinya peralatan rusia 
juga dpt menghasilkan minyak di negaranya.
 Salam (maaf bukan orang perminyakan, hanya sekedar melihat dari agak dekat).
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Mon, 25 Mar 2013 09:47:42 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
Mbak Nuning,

Dari 3 penyebab yang sudah dikemukakan, ada 67% (33% + 24% + 10%). Nah,
dikasih tahu dong, sisanya 33% itu terdiri dari apa saja yang membuat
'komitmen pasti' terlunta-lunta.

Suwun n salam,
Syaiful

2013/3/24 nugraha...@yahoo.com

 **

 Dear temens,

 Secara fakta, yg menjadi alasan tidak terlaksananya Komitmen Pasti selama
 tahun2 terakhir ini, adalah urusan Peizinan, tumpang tindih lahan dan
 urusan surface lainnya. Ini mencapai angka 33% alias yg tertinggi. Masalah
 kedua yg menjadi sebab tidak terlaksananya pekerjaan (pengeboran, survey
 sesimik) dalam Komitmen Pasti dan Komitmen Kerja adalah urusan internal di
 KKKS, angkanya 24%, yaitu kendala finansial, kendala gonta ganti
 operatorship, kendala internal lainnya. Yg urusan subsurface (karena perlu
 studi dulu atau perlu survey seismik detil, dll) itu hanya 10 % saja.

 Kami punya data masalah perizinan dsbnya di berbagai wilayah (yg terbanyak
 di Indonesia barat yg petroleum system-nya sudah oke !).
 Itu adalah fakta atau keadaan yg sebenarnya kita alami. Ini bukan karena
 nasional atau bukan nasional.

 Fakta lainnya adalah... memang perusahaan nasional itu yg mengalami
 kendala nomer dua terbanyak (yg urusan finansial/internal KKKS), walau
 kemudian yg nasional tersebut (sekali lagi ini fakta) di tahun2 berikutnya
 ternyata tidak menjadi perusahaan nasional lagi (sudah farm out sebagian
 atau seluruhnya). Jadi bingung juga kami mengkategorikan KKKS tsb
 nasional atau bukan. Yah, gak papa juga sih soal nasional atau tidak
 nasional. Ini hanya sekedar fakta saja. Kami punya setumpuk data KKKS
 nasional yang kinerjanya buruk.

 Soal urusan surface seperti perizinan seperti izin2 dgn Pemda, dengan
 Kehutanan, tumpang tindih lahan dgn perkebunan, dgn kehutanan, dll., adalah
 kendala terbesar. Ini susah dicari jalan keluarnya karena menyangkut
 hubungan dengan kekuasaan yg lain di luar SKK Migas / KKKS. Kayaknya
 bahkan Inpres No. 2 yg terbit tahun 2012 yg lalu, yg meminta semua fihak
 utk mementingkan produksi migas, enggak mempan juga.

 Kami sudah membentuk FOKWE (forum operator KKKS Wilayah Kerja eksplorasi)
 dan berusaha utk meningkatkan kerjasama dgn Pemda setempat, dgn kehutanan,
 dll. Mudah2an ini berhasil menurunkan angka tidak tercapainya pelaksanaan
 Komitmen KKKS.

 FOKWE juga sudah beberapa kali mengadaan Farm Out Forum, yg tujuannya
 membantu para KKKS yg membutuhkan sharing dana/resiko dalam melaksanakan
 operasinya.

 Soal sedikitnya Komitmen Pasti di dalam kontrak (KKS) yg baru
 ditandatangani memang menjadi keprihatinan kami (gimana mau melaksanakan
 eksplorasi secara masif klo segitu aja komitmen KKKS-nya). Sangat boleh
 jadi KKKS tsb mengajukan Komitmen dalam penawaran WK ke DitJen Migas memang
 sudah melihat bahwa wilayah tsb masih terkendala perizinan, dsbnya sehingga
 merasa masih membutuhkan waktu yg lebih lama utk mengebor. Ini dugaan saja.
 Silakan temen2 DitJen Migas yg lebih tau utk menjawabnya.

 Memang membutuhkan terobosan dalam mengatasi masalah perizinan dan tumpang
 tindih lahan ini. Ada ide ?



 Salam,
 Nuning





[iagi-net] Kebutuhan personil.

2013-03-24 Terurut Topik Yanto R. Sumantri



Maaf numpang lewat :

Satu perusahaan yang bergerak didalam energi pabum membutuhkan dengan segera :

1. Civil Enggineer untuk pengawas proyek pembangunan lokasi dan jalan masuk 
serta pemeliharaannya.
Syarat : Umur dibawah 55 tahun / berpengalaman bekerja dilapangan lebih dari 10 
tahun / minimal D3 , lebih disukai S1./lokasi Bandung.
2. HSE Officer untuk mengawasi operasi pabum, .
Syarat Umur dibawah 55 tahun/ berpengalaman dalam bidang HSE lebih dari 10 
tahun/minimal D3 lebih disukai S1 /lokasi Bandung

CV dapat dikirimkan  melalui e-mail : yrs_...@yahoo.com.

si Abah/yanto r sumantri

Re: [iagi-net] Anjungan di Tengah Laut Tenggelam, Pertamina Kehilangan US$ 27 juta

2013-03-24 Terurut Topik Yanto R. Sumantri
Woow , mengejutkan !!
Kapan terjadinya ? 
Setahu saya , platform L ini sudah lama sekali.

si Abah



 From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, March 24, 2013 12:11 PM
Subject: [iagi-net] Anjungan di Tengah Laut Tenggelam, Pertamina Kehilangan US$ 
27 juta
 

Mungkin memberikan gambaran bahwa lapangan development bukan tanpa resiko 
seperti yg dikatakan banyak orang.
http://finance.detik.com/read/2013/03/20/151236/2199073/1034/anjungan-di-tengah-laut-tenggelam-pertamina-kehilangan-us-27-juta

[iagi-net] 1st Anniversary FGMI

2013-03-24 Terurut Topik aveliansyah
25 maret 2012, tepat setahun yang lalu beberapa pemuda berkumpul di Solaria 
Setiabudi, lalu mereka mendeklarasikan berdirinya suatu wadah yang ditujukan 
untuk menghimpun para geosaintis  muda indonesia agar bisa memberikan 
kontribusi nyata untuk masyarakat luas pada umumnya, dan ahli kebumian 
indonesia pada khususnya. Wadah tersebut bernama Forum Geosantis Muda Indonesia 
(FGMI).

Dalam waktu setahun ini FGMI telah berhasil menjaring puluhan anggota, baik 
anggota profesional maupun anggota mahasiswa. Kegiatan yang dilakukan cukup 
rutin dan beragam, dari mulai diskusi peringatan sumpah pemuda, experience 
sharing knowledge, penerbitan e-bulletin, goes to campus, rafting, bakti 
sosial, FGMI peduli bencana, dan masih banyak lagi. Kegiatan-kegiatan tersebut 
tentunya tidak lepas dari peran pengurus, anggota, dan juga dukungan penuh dari 
IAGI, HAGI, dan organisasi lainnya yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu. 

Di umur yang masih sangat belia ini tentunya FGMI masih jauh dari kesempurnaan, 
ada banyak hal yang terus kami benahi. Dukungan, kritik, saran dari rekan-rekan 
semua tentunya menjadi cambuk bagi kami untuk terus bekerja dan berkarya lebih 
baik lagi.

Selamat ulang tahun FGMI, semoga tetap konsisten untuk menyebarkan banyak 
kebermanfaatan bagi masyarakat luas pada umumnya, dan ahli kebumian indonesia 
pada khususnya.

Salam,
Pengurus FGMI
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas

2013-03-24 Terurut Topik Yanto R. Sumantri
Memang untuk ikut menentukan permainan harus ikut bermain Is ?
Tapi apa Kurtubi itu memang pas ? Wong dalam pikirannya ndonesa ini masih kaya 
raya denagn migas Kok. Lha ..

si Abah



 From: Ismail Zaini lia...@indo.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, March 24, 2013 10:25 PM
Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas
 

Dari penjelasan Pak Lutfi ini kalau diurut permasalahan migas spt saat ini 
ujung ujungnya  muaranya ke UU nya, satu kalimat saja di UU bisa merubah 
pengelolaan migas , karena baik ESDM maupun SK Migas hanya sebagai pelaksana UU 
dan semua peraturan yg dibuatnya merupakan penjabaran dari UU tsb dan tdk boleh 
bertengtangan dg UU, 

Kalau dilihat kiprahnya Kayaknya Kurtubi menyadari hal ini shg masuk dunia 
politik agar bisa secara langsung berkontribusi thd pembuatan UU.. Siapa tahu 
nanti partainya pemenang pemilu . . ..  Tak iye

Ism

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  aluthfi...@gmail.com 
Sender:  iagi-net@iagi.or.id 
Date: Sun, 24 Mar 2013 13:07:27 +
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas

Thx Bung Hotma,
Kita tengok jaman UU Migas lama sebagai ilustrasi, jaman dulu sudah dipilah 
kontraktor yg kelasnya non-PSC maka dibuat kontrak TAC sehingga problem 
komitmen di PSC rendah tapi di TAC tinggi. Ada lebih dari 40 kontrak TAC tetapi 
yang beroperasi bisa dihitung tak lebih dari jari satu tangan, lainnya 
bermasalah. Dalam UU Migas 22/2001, TAC tak diperbolehkan lagi setelah expired 
(diterminasi) karena ada kontrak dalam. Akibatnya pemain TAC pindah menjadi 
pemain PSC maka pelaksanaan komitmen PSC menjadi masalah. Jadi kalau kontraktor 
kelas TAC dikasih lahan di Pembuang Basin atau remote area di KTI/deep water 
hampir bisa dipastikan macet, blok Bangkanai yg dioperasikan sekelas Elnusa 
saja macet. Contoh ekstrim Blackgold (reputasinya juga tak istimewa) punyak 
kontrak PSC 16 blok di deepwater, kalau komitmen bor masing2 blok ada 2 sumur 
wildcat, berarti total komitmen Black Gold sebanyak 32 sumur, kalau biaya 1 
sumur Deepwater US$ 130 juta. Maka investasi sumur
 utk Black Gold adalah 32 x US$ 130 juta= .. Gak yakin Black Gold mau 
melakukan ini, paling banter yg dilakukan Black Gold adalah melaksanakan 
komitmen seismik, setelah ada data seismik baru jualan lahan mengundang 
farminee di ke 32 block tsb dengan mengeruk keuntungan dari farmout. Untuk ini 
perlu waktu akibatnya realisasi komitmen pemboran menjadi problem. 
Sebaiknya Ditjen Migas dalam mendesain blok baru harus jelas segmen market yang 
dituju. Gak akan jalan kalau kontraktor kelas TAC lalu minati block di laut 
Arafura misalnya lalu diakomodasi, dijamin akan macet kontrak PSCnya. Ini mirip 
kalau kita berharap Timnas PSSI bisa masuk semi final pila asia sangat sulit 
karena saat ini Timnas  PSSI baru kelas ASEAN. 

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From:  hotma Sijabat sijabatho...@gmail.com 
Sender:  iagi-net@iagi.or.id 
Date: Sun, 24 Mar 2013 19:29:57 +0700
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas

Pak Lutfi,
Apa yg anda katakan ada benarnya. Kesulitan teman2 di Ditjen Migas adalah 
menemukan calon kontraktor yg benar2 kuat secara teknis dan finansial dan juga 
kualitas blok yg ditawarkan, secara sederhana hal itu memang bisa diterima. 
Tetapi secara praktikal tidak.
Fakta membuktikan, jika kita mengklasifikasikan calon kontraktor yg kuat secara 
finansial dan teknis, maka secara tidak langsung mengarah kpd Kontraktor2 besar 
yg sdh berkecimpung lama di industri migas. Kenyataannya Kontraktor2 besar 
cenderung pasif dlm mencari blok baru, bahkan msh banyak prospek yg tidak 
dikerjakan di existing area.
Kita perlu melihat bahwa kenyataannya sdh sngat sedikit tersedia wilayah yg 
secara geologi bagus. Diperlukan semangat eksplorasi yg tinggi untuk membuka 
wilayah2 yg dlu tidak diperhitungkan, contoh Pambuang Basin di Kalteng dan 
Cekungan di Kalbar. Ironisnya sebagian besar adalah perushaan kecil yg apabila 
dgn pengklasifikasian yg kuat maka tdk tergolong kpd perusahaan kuat finansial 
dan teknis, tapi sepertinya Ditjen Migas mengapresiasi keinginan itu, 
setidaknya daripada wilayah itu tdk dikerjakan, sebab lelah juga menunggu 
perusahaan besar yg tak kunjung bergerak.
Besar harapan agar rekan2 di perusahaan besar mau mempromosikan di hadapan 
manajemennya utk mau turut serta mengerjakan blok2 baru, agar yg mengerjakan 
blok migas adalah benar2 yg kuat teknis dan finansial.
Salam,
Hotma Sijabat.
On Mar 24, 2013 7:06 PM,  aluthfi...@gmail.com wrote:


Sebetulnya masalah tidak terlaksananya komitmen eksplorasi adalah kualitas 
kontraktor ditambah kualitas lahan yang ditawarkan/ditenderkan. 
Target KPI Ditjen Migas KESDM terkait dengan lahan adalah jumlah kontrak KKS 
yang diteken adalah 50 KKS baru (50 blok baru)/tahun 

Re: [iagi-net] 1st Anniversary FGMI

2013-03-24 Terurut Topik Bandono Salim
Selamat Ulang Tahun FGMI,
Terus berkarya demi bangsa
Maju terus sesuai kondisi
Besabar dan jujur dalam berkarya

Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: avelians...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Mon, 25 Mar 2013 04:06:42 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net] 1st Anniversary FGMI
25 maret 2012, tepat setahun yang lalu beberapa pemuda berkumpul di Solaria 
Setiabudi, lalu mereka mendeklarasikan berdirinya suatu wadah yang ditujukan 
untuk menghimpun para geosaintis  muda indonesia agar bisa memberikan 
kontribusi nyata untuk masyarakat luas pada umumnya, dan ahli kebumian 
indonesia pada khususnya. Wadah tersebut bernama Forum Geosantis Muda Indonesia 
(FGMI).

Dalam waktu setahun ini FGMI telah berhasil menjaring puluhan anggota, baik 
anggota profesional maupun anggota mahasiswa. Kegiatan yang dilakukan cukup 
rutin dan beragam, dari mulai diskusi peringatan sumpah pemuda, experience 
sharing knowledge, penerbitan e-bulletin, goes to campus, rafting, bakti 
sosial, FGMI peduli bencana, dan masih banyak lagi. Kegiatan-kegiatan tersebut 
tentunya tidak lepas dari peran pengurus, anggota, dan juga dukungan penuh dari 
IAGI, HAGI, dan organisasi lainnya yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu. 

Di umur yang masih sangat belia ini tentunya FGMI masih jauh dari kesempurnaan, 
ada banyak hal yang terus kami benahi. Dukungan, kritik, saran dari rekan-rekan 
semua tentunya menjadi cambuk bagi kami untuk terus bekerja dan berkarya lebih 
baik lagi.

Selamat ulang tahun FGMI, semoga tetap konsisten untuk menyebarkan banyak 
kebermanfaatan bagi masyarakat luas pada umumnya, dan ahli kebumian indonesia 
pada khususnya.

Salam,
Pengurus FGMI
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Re: [iagi-net] 1st Anniversary FGMI

2013-03-24 Terurut Topik makkawaru
Selamat dan sukses for 1st anniversary FGMI smoga kedepan kiprah dan perannya 
semakin terasa baik utk perkembangan keilmuan geology maupun buat bangsa 
indonesia.

Salam dari komda IAGI sultra
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Mon, 25 Mar 2013 04:28:30 
To: Iagiiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] 1st Anniversary FGMI
Selamat Ulang Tahun FGMI,
Terus berkarya demi bangsa
Maju terus sesuai kondisi
Besabar dan jujur dalam berkarya

Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: avelians...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Mon, 25 Mar 2013 04:06:42 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net] 1st Anniversary FGMI
25 maret 2012, tepat setahun yang lalu beberapa pemuda berkumpul di Solaria 
Setiabudi, lalu mereka mendeklarasikan berdirinya suatu wadah yang ditujukan 
untuk menghimpun para geosaintis  muda indonesia agar bisa memberikan 
kontribusi nyata untuk masyarakat luas pada umumnya, dan ahli kebumian 
indonesia pada khususnya. Wadah tersebut bernama Forum Geosantis Muda Indonesia 
(FGMI).

Dalam waktu setahun ini FGMI telah berhasil menjaring puluhan anggota, baik 
anggota profesional maupun anggota mahasiswa. Kegiatan yang dilakukan cukup 
rutin dan beragam, dari mulai diskusi peringatan sumpah pemuda, experience 
sharing knowledge, penerbitan e-bulletin, goes to campus, rafting, bakti 
sosial, FGMI peduli bencana, dan masih banyak lagi. Kegiatan-kegiatan tersebut 
tentunya tidak lepas dari peran pengurus, anggota, dan juga dukungan penuh dari 
IAGI, HAGI, dan organisasi lainnya yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu. 

Di umur yang masih sangat belia ini tentunya FGMI masih jauh dari kesempurnaan, 
ada banyak hal yang terus kami benahi. Dukungan, kritik, saran dari rekan-rekan 
semua tentunya menjadi cambuk bagi kami untuk terus bekerja dan berkarya lebih 
baik lagi.

Selamat ulang tahun FGMI, semoga tetap konsisten untuk menyebarkan banyak 
kebermanfaatan bagi masyarakat luas pada umumnya, dan ahli kebumian indonesia 
pada khususnya.

Salam,
Pengurus FGMI
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas

2013-03-24 Terurut Topik nugrahanip

Mas Syaiful, kendala lainnya adalah ketidaksediaan alat dan jas penunjang (ini 
bangsanya rig, vessel survey seismik, dll) yaitu sebesar 21% dan sisanya adalah 
ketidaksediaan data GnG (data geologi dan geofisika tidak cukup atau tidak 
tersedia di PND, pada saat memulai kegiatan eksplorasi/program Komitmen Pasti 
sehingga pekerjaan tertunda). Begitu. 


Salam,
Nuning




Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Mon, 25 Mar 2013 09:47:42 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Mundurnya penemuan migas

Mbak Nuning,

Dari 3 penyebab yang sudah dikemukakan, ada 67% (33% + 24% + 10%). Nah,
dikasih tahu dong, sisanya 33% itu terdiri dari apa saja yang membuat
'komitmen pasti' terlunta-lunta.

Suwun n salam,
Syaiful

2013/3/24 nugraha...@yahoo.com

 **

 Dear temens,

 Secara fakta, yg menjadi alasan tidak terlaksananya Komitmen Pasti selama
 tahun2 terakhir ini, adalah urusan Peizinan, tumpang tindih lahan dan
 urusan surface lainnya. Ini mencapai angka 33% alias yg tertinggi. Masalah
 kedua yg menjadi sebab tidak terlaksananya pekerjaan (pengeboran, survey
 sesimik) dalam Komitmen Pasti dan Komitmen Kerja adalah urusan internal di
 KKKS, angkanya 24%, yaitu kendala finansial, kendala gonta ganti
 operatorship, kendala internal lainnya. Yg urusan subsurface (karena perlu
 studi dulu atau perlu survey seismik detil, dll) itu hanya 10 % saja.

 Kami punya data masalah perizinan dsbnya di berbagai wilayah (yg terbanyak
 di Indonesia barat yg petroleum system-nya sudah oke !).
 Itu adalah fakta atau keadaan yg sebenarnya kita alami. Ini bukan karena
 nasional atau bukan nasional.

 Fakta lainnya adalah... memang perusahaan nasional itu yg mengalami
 kendala nomer dua terbanyak (yg urusan finansial/internal KKKS), walau
 kemudian yg nasional tersebut (sekali lagi ini fakta) di tahun2 berikutnya
 ternyata tidak menjadi perusahaan nasional lagi (sudah farm out sebagian
 atau seluruhnya). Jadi bingung juga kami mengkategorikan KKKS tsb
 nasional atau bukan. Yah, gak papa juga sih soal nasional atau tidak
 nasional. Ini hanya sekedar fakta saja. Kami punya setumpuk data KKKS
 nasional yang kinerjanya buruk.

 Soal urusan surface seperti perizinan seperti izin2 dgn Pemda, dengan
 Kehutanan, tumpang tindih lahan dgn perkebunan, dgn kehutanan, dll., adalah
 kendala terbesar. Ini susah dicari jalan keluarnya karena menyangkut
 hubungan dengan kekuasaan yg lain di luar SKK Migas / KKKS. Kayaknya
 bahkan Inpres No. 2 yg terbit tahun 2012 yg lalu, yg meminta semua fihak
 utk mementingkan produksi migas, enggak mempan juga.

 Kami sudah membentuk FOKWE (forum operator KKKS Wilayah Kerja eksplorasi)
 dan berusaha utk meningkatkan kerjasama dgn Pemda setempat, dgn kehutanan,
 dll. Mudah2an ini berhasil menurunkan angka tidak tercapainya pelaksanaan
 Komitmen KKKS.

 FOKWE juga sudah beberapa kali mengadaan Farm Out Forum, yg tujuannya
 membantu para KKKS yg membutuhkan sharing dana/resiko dalam melaksanakan
 operasinya.

 Soal sedikitnya Komitmen Pasti di dalam kontrak (KKS) yg baru
 ditandatangani memang menjadi keprihatinan kami (gimana mau melaksanakan
 eksplorasi secara masif klo segitu aja komitmen KKKS-nya). Sangat boleh
 jadi KKKS tsb mengajukan Komitmen dalam penawaran WK ke DitJen Migas memang
 sudah melihat bahwa wilayah tsb masih terkendala perizinan, dsbnya sehingga
 merasa masih membutuhkan waktu yg lebih lama utk mengebor. Ini dugaan saja.
 Silakan temen2 DitJen Migas yg lebih tau utk menjawabnya.

 Memang membutuhkan terobosan dalam mengatasi masalah perizinan dan tumpang
 tindih lahan ini. Ada ide ?



 Salam,
 Nuning





Re: [iagi-net] 1st Anniversary FGMI

2013-03-24 Terurut Topik aluthfi143

Waaah Selamat Ulang Tahun ke I FGMI. Sukses selalu. 

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: avelians...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Mon, 25 Mar 2013 04:06:42 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net] 1st Anniversary FGMI
25 maret 2012, tepat setahun yang lalu beberapa pemuda berkumpul di Solaria 
Setiabudi, lalu mereka mendeklarasikan berdirinya suatu wadah yang ditujukan 
untuk menghimpun para geosaintis  muda indonesia agar bisa memberikan 
kontribusi nyata untuk masyarakat luas pada umumnya, dan ahli kebumian 
indonesia pada khususnya. Wadah tersebut bernama Forum Geosantis Muda Indonesia 
(FGMI).

Dalam waktu setahun ini FGMI telah berhasil menjaring puluhan anggota, baik 
anggota profesional maupun anggota mahasiswa. Kegiatan yang dilakukan cukup 
rutin dan beragam, dari mulai diskusi peringatan sumpah pemuda, experience 
sharing knowledge, penerbitan e-bulletin, goes to campus, rafting, bakti 
sosial, FGMI peduli bencana, dan masih banyak lagi. Kegiatan-kegiatan tersebut 
tentunya tidak lepas dari peran pengurus, anggota, dan juga dukungan penuh dari 
IAGI, HAGI, dan organisasi lainnya yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu. 

Di umur yang masih sangat belia ini tentunya FGMI masih jauh dari kesempurnaan, 
ada banyak hal yang terus kami benahi. Dukungan, kritik, saran dari rekan-rekan 
semua tentunya menjadi cambuk bagi kami untuk terus bekerja dan berkarya lebih 
baik lagi.

Selamat ulang tahun FGMI, semoga tetap konsisten untuk menyebarkan banyak 
kebermanfaatan bagi masyarakat luas pada umumnya, dan ahli kebumian indonesia 
pada khususnya.

Salam,
Pengurus FGMI
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT