Re: [iagi-net] Kolaka Simpan Potensi Panas Bumi
Memang benar kalau kolaka memiliki potensi panas bumi bahkan telah masuk dlm perpres percepatan pembangunan 10.000 MW tahap II, namanya pltp mangolo. Tapi apakah potensi panas bumi yg data awalnya hanya berupa data manifestasi permukaan jika tdk di barengi dgn penelitian2 yg lbh mendalam spt gradient geothermal, system geothermal dll sdh dpt di publikasikan bisa ditetapkan dgn gagahnya sbg proyek pltp? Seharusnyakan tdk begitu? Krn berdasarkan geologynya geothermalnya merupakan proses tektonik (jalur sesar mangolo) bkn proses volkanik shg reservoar panasnya jg pasti berbeda spt di kamojang atw lahendong. Tapi harusnya ada penelitian yg lbh mendalamlahspt pemboran landaian suhu dll, sebelum mengeluarkan statement2 bombastis begitu. Salam Andi Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: Amir Al Amin amir.al.a...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Mon, 1 Apr 2013 11:23:53 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] Kolaka Simpan Potensi Panas Bumi mudah2an betul...apa sudah di bor?---Kolaka Simpan Potensi Panas Bumi Friday, March 22 2013 12:43 WIB | Beyond Bali | Dibaca 76 kali Kolaka (Antara Bali) - Kepala Bidang Mitigasi dan Gerakan Tanah Badan Geologi Kementerian ESDM, Made Suantika mengatakan Kabupaten Kolaka memiliki wilayah panas Bumi. Lokasinya itu berada di wilayah bagian selatan dekat dengan lokasi pertambangan, katanya saat ditemui usai menjadi pemateri dalam Forum Musrembang yang dilaksanakan Bappeda di Kolaka, (21/3). Menurutnya, sumber panas bumi itu hasil penelitian yang dilakukan oleh pihak ESDM selain sumber nikel serta non-logam ada sumber daya energi yang terbarukan ini sudah terinventarisir secara rinci datanya. Sumber ini bisa dijadikan pembangkit tenaga listrik tenaga panas bumi seperti yang dilakukan di daerah Jawa Barat, ungkapnya. Sementara untuk potensi bencana geologi untuk gunung berapi di provinsi Sultra khususnya di Kabupaten kolaka tidak didapati kecuali di wilayah Sulawesi Utara. Sementara dari segi bencana gempa bumi, Sulawesi Tenggara khususnya dilalui oleh sumber-sumber gempa bumi patahan aktif yang arahnya dari barat lau ke Tenggara melalaui Kendari dan daerah Buton, jelas Made. (*/DWA) -- *** Amir Al Amin Operations/ Wellsite Geologist (62)811592902 amir13120[at]yahoo.com amir.al.amin[at]gmail.com
[iagi-net] Fwd: IAGI WORKSHOP HYDROGEOLOGY: MANAGING ENVIRONMENTAL DISASTERIN MINING, OIL GAS INDUSTRY
Dear IAGI Members, Biro Kursus IAGI (Indonesian Association of Geologists) has arranged a workshop in April 2013. Workshop will be held at Hotel Hilton, Bandung, Indonesia. *HYDROGEOLOGY: MANAGING ENVIRONMENTAL DISASTERIN MINING, OIL GAS INDUSTRY * April 25th - 26th, 2013 HILTON- HOTEL BANDUNG- INDONESIA Instructor: *Prof. Ir. LAMBOK HUTASOIT, Ph.D.* *Prof. Dr. Ir. Sudarto Notosiswoyo M.Eng. holds Ph.D* Duration : 2Days Workshop Workshop Level: Basic – Intermediate *About The Workshop :* The management of hydrogeology may be defined as the application of hydrogeological principles to environmental protection, mainly to groundwater and soil contaminations, and community water supply protection. The mining and petroleum industries have potential to contaminate groundwater and soil through their activities such as waste processing, produced water discharging, and dewatering. This course is aimed at understanding of hydrogeological principles that can be used to prevent the environment and will cover the essential of hydrogeological principles such as Darcy's law, exploration hydrogeological methods, groundwater flow direction, groundwater chemistry and contamination, groundwater monitoring programs, and introduction to groundwater modeling. The Government of Indonesia's (GoI) regulation related to groundwater protection will also be discussed in this course, together with some case studies in mining and petroleum industries related to groundwater contamination. The participants will actively be involved by doing some exercises. * * *You Will Learn :* Day 1: Basics of hydrogeological principles Exploration hydrogeological methods Regulation of Government of Indonesia related to groundwater protection Day 2: Basics of groundwater protection program Introduction to groundwater modeling Application of groundwater protection and monitoring programs *Who Should Attend :* Geologist, Geophysicist, Mining Engineer, HSE Manager, Exploration Manager and Production Manager and other personnel who work in mining, oil and gas industry *Investment Fee:* Before Course : IDR. 13.250.000 / participant, After Course : IDR. 13.750.000 / participant (Excluded accommodation and tax) The workshop fee includes meals (2x coffee break and lunch), training kits, training materials, group photograph, and certificate. In order to allow sufficient time for arranging travel and processing document, participants are recommended to make an early enrollment. *About Instructor :* *Prof. Ir. Lambok Hutasoit holds Ph.D*. degree from the University of Illinois, USA. H is a professor of hydrogeology at the Department of Geology, ITB. He has a long experience in dealing with groundwater protection program in mining and petroleum industries such as at Caltex, Santos, ConocoPhillips, Adaro, and Newmont. He is a member of board of expert of the Ministry of Environment of GoI (KLH). Currently, he is the President of Indonesian Association *Prof. Dr. Ir. Sudarto Notosiswoyo M.Eng. holds Ph.D.* degree from the Aachen University, Germany. He is a professor of hydrogeology at the Department of Mining Engineering, ITB. He is an AMDAL evaluator, and also a member of board of expert of the KLH. *Register now.* *Registration will be closed on 18th April , 2013. Late enrollment may result in workshop cancellation* For further information regarding IAGI Workshop 2013 : Please do not hesitate to contact : Biro Kursus IAGI : 62 8156 200 197 (email :birokursus.i...@gmail.com) Best Regards, Hari Utomo Ketua Biro Kursus IAGI
Re: [iagi-net] Kolaka Simpan Potensi Panas Bumi
Bangun Listrik Panas Bumi Rp 6 T, Perusahaan Ini Terganjal Izin KemenhutRista Rama Dhany - detikfinance Senin, 01/04/2013 15:59 WIB Browser anda tidak mendukung iFrame Foto: Dok. detikFinance Jakarta - Kementerian ESDM berharap Supreme Energy berhasil merampungkan proyek pembangkit listrik panas bumi (PLTP) meskipun belum mendapatkan izin pinjam hutan dari Kementerian Kehutanan. Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM Tisnaldi berharap Supreme Energy diharapkan tetapbisa menyelesaikan proyek PLTP Rajabasa kapasitas 110 MW. Area PLTP Rajabasa seluas 19.520 hektar memang sebesar 5.189 hektarnya masuk dalam wilayah hutan lindung. Namun, Supreme Energy tetap bisa menggarap wilayah ini melalui pengajuan izin pinjam pakai hutan dari Kementerian Kehutanan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang kehutanan, kata Tislandi ketika dihubungi wartawan, Senin (1/4/2013). Memang diakuinya, hingga saat ini Supreme Energy belum mendapat izin dari Kementerian Kehutanan. Padahal Supreme telah mengajukan izin sejak 2011 lalu dan mengantongi rekomendasi dari pemerintah daerah setempat, ucapnya. Bahkan, Presiden Direktur PT Supreme Energy Supramu Santosa menyatakan, pihaknya telah memenuhi semua persyaratan teknis dan administrasi. Dia berharap izin pinjam pakai segera keluar sehingga bisa melakukan pemboran sumur eksplorasi perdana. Meskipun telah menyiapkan investasi untuk proyek tersebut, namun kegiatan eksplorasi pertama di WKP itu masih terkendala. Saat ini, kami masih menunggu keluarnya izin pinjam pakai kawasan hutan dari Kementerian Kehutanan, kata Supramu. Hal ini berdampak pada jadwal operasi pembangkit panas bumi ini mundur menjadi 2017. Awalnya, Supreme merencanakan PLTP Rajabasa rampung pada 2016 menyusul ditekennya jaminan kelayakan usaha untuk PLN atas proyek tersebut diteken bersamaan dengan perjanjian jual beli listrik (power purchase agreement/PPA). Supreme juga telah mengeluarkan dana US$ 638 juta atau sekitar Rp 6 triliun untuk proyek ini. Rencananya, Supreme akan melakukan pemboran 4 hingga 5 sumur eksplorasi dan dilanjutkan dengan pemboran 20 sumur pengembangan. Kapasitas PLTP Rajabasa direncanakan mencapai 2 x 110 megawatt (MW) dengan harga listrik US$ 9,5 per kilowatt hour (kWh). Menurut Ketua Umum Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) Abadi Poernomo, masalah PLTP Rajabasa ini terjadi akibat adanya UU 41/1999 yang menyebutkan kegiatan pertambangan tidak diizinkan berada di hutan lindung. Di sisi lain, UU Nomor 27 Tahun 2003 menyebutkan kegiatan panas bumi sebagai kegiatan pertambangan. Kementerian Energi dan Kementerian Kehutanan harus duduk bersama. Kalau tidak salah, pejabat eselon pertama dari kedua kementerian ini sudah bisa saling mengerti, tukasnya. === Ternyata Problem tumpang tindih Lahan itu terjadi dimana mana ISM Memang benar kalau kolaka memiliki potensi panas bumi bahkan telah masuk dlm perpres percepatan pembangunan 10.000 MW tahap II, namanya pltp mangolo. Tapi apakah potensi panas bumi yg data awalnya hanya berupa data manifestasi permukaan jika tdk di barengi dgn penelitian2 yg lbh mendalam spt gradient geothermal, system geothermal dll sdh dpt di publikasikan bisa ditetapkan dgn gagahnya sbg proyek pltp? Seharusnyakan tdk begitu? Krn berdasarkan geologynya geothermalnya merupakan proses tektonik (jalur sesar mangolo) bkn proses volkanik shg reservoar panasnya jg pasti berbeda spt di kamojang atw lahendong. Tapi harusnya ada penelitian yg lbh mendalamlahspt pemboran landaian suhu dll, sebelum mengeluarkan statement2 bombastis begitu. Salam Andi Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: Amir Al Amin amir.al.a...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Mon, 1 Apr 2013 11:23:53 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] Kolaka Simpan Potensi Panas Bumi mudah2an betul...apa sudah di bor?---Kolaka Simpan Potensi Panas Bumi Friday, March 22 2013 12:43 WIB | Beyond Bali | Dibaca 76 kali Kolaka (Antara Bali) - Kepala Bidang Mitigasi dan Gerakan Tanah Badan Geologi Kementerian ESDM, Made Suantika mengatakan Kabupaten Kolaka memiliki wilayah panas Bumi. Lokasinya itu berada di wilayah bagian selatan dekat dengan lokasi pertambangan, katanya saat ditemui usai menjadi pemateri dalam Forum Musrembang yang dilaksanakan Bappeda di Kolaka, (21/3). Menurutnya, sumber panas bumi itu hasil penelitian yang dilakukan oleh pihak ESDM selain sumber nikel serta non-logam ada sumber daya energi yang terbarukan ini sudah terinventarisir secara rinci datanya. Sumber ini bisa dijadikan pembangkit tenaga listrik tenaga panas bumi seperti yang dilakukan di daerah Jawa Barat, ungkapnya. Sementara untuk potensi bencana geologi untuk gunung berapi di provinsi Sultra khususnya di Kabupaten kolaka tidak didapati kecuali di wilayah Sulawesi Utara. Sementara dari segi bencana gempa bumi,
Re: [iagi-net] FW: SELINGAN : KISAH KAKEK JASMAN DI MINGGU PASKAH 2013.
Terima kasih banyak Pak Miko / Mang Okim untuk artikelnya yang menyentuh hati. Sekaligus salama kenal Sangat baik untuk disadarkan dari waktu ke waktu bahwa kita termasuk yang beruntung dan karenanya mempunyai kewajiban untuk berbagi dengan sesama Salam hangat, Henky 2013/4/1 Sujatmiko m...@cbn.net.id Rekan-rekan IAGI-MGEI yang budiman, Untuk sekedar selingan, mang Okim forward di bawah ini, postingan ke milis Rotary berjudul Kisah Kakek Jasman di Minggu Paskah 2013. Karena kisah ini merupakan pengalaman Pak Bandono dan mang Okim sendiri, maka mang Okim memberanikan diri mengirimnya ke milis IAGI/MGEI --- siapa tahu ada manfaatnya --- ta' iya ! Perlu ditambahkan bahwa beberapa menit yang lalu, mang Okim terima respons dari seorang rekan Rotary di Kuching, Malaysia, yang setelah membaca kisah ini langsung komit sejumlah uang yang cukup besar. Untuk itu mang Okim dan Pak Bandono harus kerja keras untuk mengontak Pak Jasman di alamat yang tertera di KTPnya. Pada kesempatan ini, kepada rekan-rekan yang merayakannya, mang Okim menyampaikan Selamat Merayakan Paskah. Semoga kita semua selalu dalam limpahan rahmat dan berkah Tuhan YMK. Amiin. Wassalam, Mang Okim From: Sujatmiko [mailto:m...@cbn.net.id] Sent: 31 Maret 2013 20:30 To: d3410-fellows...@yahoogroups.com Cc: BANDONO (bandon...@gmail.com); Feni Kertikasyari; Iman Santoso; Arinaka Tri Suharno Ari (trisuha...@gmail.com) Subject: SELINGAN : KISAH KAKEK JASMAN DI MINGGU PASKAH 2013. Rekan-rekan Rotarian yang budiman, Di Minggu Paskah tadi pagi, 31 Maret 2013, saya bersama Pak Ari Hendarmin dari KADIN Jabar ( 66 tahun ) dan Pak Bandono pensiunan Dosen Geologi ITB ( 67 tahun ), sepedahan menuju terminal angkot Dago, menanjak melewati kerumunan para pejalan kaki dan pesepeda yang memenuhi Car Free Day Jalan Dago. Di terminal ini kami balik arah, meluncur turun dengan kecepatan tinggi. Untuk menghindari kemacetan, di Simpang Dago kami belok kiri ke Jalan Dipati Ukur untuk kemudian belok ke Jalan Raden Fatah. Di jalan inilah kami berjumpa dengan kakek Jasman , penjual keripik singkong, yang sedang tergeletak tidak berdaya di pinggir jalan. Tangan dan kakinya tremor, pandangan matanya kosong, mukanya pucat, dan telinganya dibantu alat pendengar yang kurang berfungsi. Dua orang tampak berdiri kebingungan di dekatnya. Mereka adalah penolong budiman yang sempat melihat kakek Jasman terjatuh di tengah jalan dan memindahkannya ke pinggir jalan. Kakek Jasman rupanya baru tiba dengan bus dari Garut, dengan 2 keranjang keripik singkong dagangan yang harus dipikulnya menuju pusat keramaian di Jalan Dago. Karena himpitan dan kebutuhan ekonomi, kakek Jasman yang umurnya menjelang 76 tahun ( lahir 6 November 1936 ), terpaksa masih harus bekerja keras dengan menjual keripik singkong produksi juragannya di Garut. Dua keranjang yang dipikulnya berisi sekitar 70 kantong keripik singkong yang masih utuh, yang dijualnya seharga Rp 6.000,- per kantong. Menurut juragannya , nilai seluruh keripik singkong tersebut Rp 350.000,- Dengan demikian maka kalau laku semua, keuntungannya sekitar Rp 70.000 ( belum dipotong biaya transpor dan makan ). Mendengar cerita yang mengenaskan tersebut, sebelum meninggalkan tempat, penolong budiman yang orang Jakarta menitipkan uang Rp 200.000,- yang segera saya selipkan di dompet kakek Jasman yang disembunyikan di dasar keranjang. Di dompetnya terlihat 2 lembar uang seribuan dan dua lembar uang dua ribuan atau senilai 6 ribu rupiah saja. Kakek Jasman langsung mendo'akan penolong budiman tersebut secara agama Islam. Pertolongan pertama Mempertimbangkan kondisi kakek Jasman yang sedemikian lemah, maka dengan sepedanya, pak Bandono segera mencari tukang bubur yang lokasinya cukup jauh yaitu di depan kampus UNPAD . Sambil menunggu kedatangan Pak Bandono, saya coba mempraktekkan massage acupressure di bagian leher, bahu, dan belikat kakek Jasman. Alhamdulilah mukanya berangsur memerah dan keringat mulai keluar. Posisi rebahnya kemudian dirubah menjadi duduk kembali. Ketika Pak Bandono tiba dengan membawa bubur panas, mata kakek Jasman tampak berlinang dan memohon maaf karena telah mengganggu perjalanan kami. Karena kondisinya masih sangat lemah, bubur panas tersebut saya suapkan sedikit demi sedikit. Alhamdulilah setelah 6 suapan, kakek jasman mengisyaratkan sudah cukup. Kondisi badannya tampak berangsur pulih. Saya kemudian menyelipkan uang tambahan yang diterima dengan air mata berlinang. Sebelum meninggalkan kakek Jasman, kami sempat membantu menawarkan keripik singkongnya kepada orang yang lewat. Alhamdulilah beberapa kantong terjual dengan harga sedikit dimurahkan ( mengingat setoran ke juragannya di Garut insyaallah telah teratasi ). Itulah rekan-rekan kisah selingan yang semoga dapat meningkatkan kesadaran kita khususnya Rotarian tentang masih banyaknya saudara-saudara kita di Indonesia yang menderita
Re: [iagi-net] Arkeolog Duga Tinggi Bangunan Gunung Padang 110 Meter, Buatan Manusia
Hallo Kartiko, Terima kasih untuk artikelnya yang sangat menarik. Saya pribadi tidak mempunyai background yang kuat untuk berkomentar lebih banyak tetapi sangat tertarik untuk tahu lebih banyak. Saya lihat ada rekan2 IAGI yang terlibat disini, termasuk Pak Andang. Apakah ada yang bisa memberi ulasan lebih jauh ? Salam hangat, Henky 2013/3/30 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com http://news.detik.com/read/2013/03/30/170305/2207354/10/arkeolog-duga-tinggi-bangunan-gunung-padang-110-meter-buatan-manusia
Re: [iagi-net] SM-IAGI dan FGMI.
Hallo, Ikutan diskusi .. Saya rasa tidak ada salahnya untuk ahli dalam menggunakan software, tapi memang harus dibarengi dengan kemampuan dasar yang baik. Software sekarang begitu canggihnya, sehingga bisa memproduksi banyak hal tetapi tanpa pemahaman yang baik dan integritas pemakai, maka klise yang sering terdengar : garbage in, garbage out, bisa mudah terjadi. Di sisi lain, saya percaya bahwa kemampuan mengunakan software itu penting. Reservoir2 yang kita develop sekarang semakin sulit sehingga butuh analisa yang complicated. Untuk explorasi, ini lain hal. Saya setuju dengan pernyataan dibawah .. kita butuh ide2 explorasi yang baru, kemudian tentunya butuh pengeboran (dan dana) untuk membuktikan ide kita tersebut. Selain ide2 geologi (back to the rock, why not ?)... seismic juga sangat membantu, kemajuannya dalam tahun2 terakhir ini sangat luar biasa. Salam, Henky 2013/3/29 wim...@singnet.com.sg ? Sent via BlackBerry from SingTel! -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Thu, 28 Mar 2013 19:24:22 To: abacht...@cbn.net.idabacht...@cbn.net.id; iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; IAGI Kaltimiagikal...@gmail.com Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] SM-IAGI dan FGMI Great thought, Ini bukan hanya migas, mining, maupun geohidro. Tapi saya amati sbg fenomena saat ini afalah terpasungnya perkembangan basic science karena tuntutan korporat yg mengagungkan aplikasi. Kubu sains murni yg selalau berhadapan dg aplikasi/engineering semestinya juga berkembang beriringan. Ketimpangan yg terjadi pasti akan memperlambat jalan keduanya. Himbauan yg tepat, ditengah, pas, menarik pak adb. Salam. Rdp Sent from my Windows Phone From: abacht...@cbn.net.id Sent: 29/03/2013 8:35 To: iagi-net@iagi.or.id; IAGI Kaltim Subject: [iagi-net] SM-IAGI dan FGMI Tentang eKspLorasi dan SM-IAGI (dan FGMI) Andang Bachtiar Dewan Penasehat IAGI Eksplorasi sumberdaya geologi kita busung alias macet alias mejen alias memble salah satu penyebabnya krn kebanyakan jajaran pekerja geosain lebih menguasai software u/mengeLola data (istilah halus dr memanipuLasi data) sementara pengetahuan serta kemampuan anaLisis-sintesis geologinya sekedarnya saja. Mata lulusan2 baru geosains menangkap sinyal yg salah tentang kebutuhan industri ekstraktif kebumian akan tenaga eksporasionis-nya. Sinyal yg memancarkan iming2 segra nyempLung di dunia kerja meski hanya sebagai teknisi - operator tukang kLiq komputer beLaka yg lulusan kursus operator seminggupun mampu memulainya. Sinyal itu diperkuat juga sebagiannya oleh sistim pendidikan geologi instant, dlm kelas, template dan terstruktur kaku yg mengekang kebebasan berpikir dan tdk mengembangkan kognisi atas dasar pengalaman interaksi dg batu, proses, dan bentang alam, tp pada weJangan2. Eksplorasi dan riset adalah 2 sisi mata uang yg sama u/membayar temuan2 baru sumberdaya kebumian kita. Kegiatan himpunan - asosiasi profesinya-mahasiswa2 geosains kita pada umumnya dianggap keren kalau itu: mengoperasikan software, memanipuLasi data, menghitung-hitung dan merencanakan pengelolaan cadangan yg sdh ditemukan (lomba ngekliq software, lomba POD, lomba FS, dsb), bukaannya lebih ke riset2 dasar: spt: memodelkan tektonika dan sedimentasi cekungan, metode2 integrasi geologi permukaan dg bawah permukaan, memahami overpressure dan gerakan fluida di ceKungan2 dan trobosan2 alat2 geofisika. Agak susah kita mengharapkan kemampuan analisis-sintesis geosains bisa berkembang secara lateraL dLm situasi spt itu. Yg ada hasilnya sementara ini ya seperti yg kita sama2 saksikan: generasi pasokan tenaga geosains baru yg Lebih ahli jadi teknisi memanipulasi image2 bawah permukaan dan memodelkan perhitungan2 cadangan dan skenario pengembangan, tp gagap dg pertanyaan: kemana Lagi kita harus mencari cadangan2 baru yg beLum ditemukan? Seksi Mahasiswa IAGI (IAGI Student Chapter) dan FGMI (Forum GeoLogist Muda Indonesia): mohon kalau bisa mengambiL porsi yg sering diLupaKan oLeh asosiasi profesi kebumian dan industri ekstraktif ini, yaitu porsi riset; porsi yg bener2 GEOLOGI: back to basics, Look at the rock (kembaLi ke ilmu dasar, melihat batu!) Bekasi, 29 Mar 2013 ADB Powered by Telkomsel BlackBerry®
[iagi-net] Re: [Forum-HAGI] “BADAI LAUT ARU” (EKSPLORASI MIGAS PALEOZOIC PLAY)
Terimakasih, pak Awang. Cerita yang memang sangat seru. Sebagaimana kita ketahui, sudah beberapa kali, melalui IAGI, kita selenggarakan pertemuan bertajuk eksplorasi palaeosoikum. Yang ditampilkan selama ini selalu kisah sukses, seperti Lapangan Abadi, yang entah sudah berapa puluh kali dipresentasikan. Tampaknya kisah Aru-1 dan Mutiara Putih-1 belum banyak dikupas di depan publik, tentunya lengkap dengan gambaran menyeluruh sebelum kedua titik bor ditentukan. Apakah kiranya kedua perusahaan berkenan untuk mengijinkan para pendekarnya bertukar pikiran dan pengalaman dengan pendekar2 lainnya di nusantara ini? Kalo iya, ajang pertemuan bersama HAGI-IAGI di Medan nanti mungkin bisa jadi pilihannya. Salam, Syaiful Sent from my deep heart On Apr 1, 2013, at 9:10 PM, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote: Orang-orang seumur saya, antara 45-50 tahun, pada masa remajanya mungkin pernah terpesona dengan komik-komik silat Indonesia. Djair adalah salah satu komikus favorit saya. Meskipun lukisannya tak sebagus Yan Mintaraga apalagi Teguh, cerita-cerita Djair sangat membumi Indonesia, dan pendekar bernama Jaka Sembung lahir darinya. Para penggemar komik Djair tentu ingat beberapa tokoh pendekar dari Indonesia Timur yang dikumpulkan Jaka Sembung untuk memperkuat pasukannya melawan Belanda di benteng Kandang Haur, dekat Cirebon atau Indramayu. Ada Awom dari Ambon yang jago memanah, ada Wori dari Papua si pendekar bumerang. Atau ada si Iblis Pulau Aru, yang bergentayangan di pulau-pulau Aru dan Tanimbar atau perairan Arafura sebagai perompak. Saat berhasil ditundukkan kedigjayaan Jaka Sembung bersama para pendekar temannya (misalnya Karta si gila dari Muara Bondet), para pendekar Indonesia Timur ini ikut Jaka Sembung ke Kandang Haur, membantunya melawan penjajah Belanda. Itulah sebuah nostalgia sekitar 35 tahun yang lalu. “Badai Laut Aru” yang saya tulis kali ini adalah sebuah cerita tentang eksplorasi minyak dan gas bumi di area nan sulit dan menantang, yaitu di kawasan Laut Aru-Arafura di Indonesia Timur, mengejar target Paleozoikum, di tengah-tengah badai Laut Aru. Kebetulan target Paleozoikum Indonesia tersembunyi di bawah ganasnya badai Laut Aru ini, sebuah badai yang juga menenggelamkan KRI Macan Tutul pimpinan Yos Sudarso, tahun 1962 saat kapal perang KRI Indonesia ini berkonfrontasi dengan patroli kapal Belanda kala masalah politik Irian Jaya memanas di Republik ini. Adalah survei umum (speculative survey) pada tahun 2005 yang dilakukan sebuah perusahaan seismik atas izin Ditjen Migas yang membuka potensi Paleozoikum Laut Aru-Arafura ini. Sebelum itu, wilayah ini kosong dari cekungan sedimen, juga kosong dari jalur wilayah potensi migas atau pun petroleum system prospektif (bisa dicek di peta-peta Nayoan et al., 1991; Howes dan Tisnawijaya, 1995; Hardy et al., 1997; Howes, 2000 – tak ada yang mencantumkan potensi migas atau satu cekungan pun di wilayah ini). Setelah dilakukan seismik, ternyata terdapat tumpukan sedimen setebal 5 (lima) seconds berumur Paleozoikum (berdasarkan ikatan dengan cekungan korelatif dan sumur di wilayah perairan utara Australia) di wilayah Aru-Arafura ini. Sebuah potensi migas ! Seismik-seismik di wilayah ini menujukkan hadirnya sebuah cekungan besar dengan sedimen-sedimen Wessel Group (Proterozoikum Atas), Goulburn Group (Kambrium-Ordovisium), Arafura Group (Devon Akhir) dan Kulshill Group(Karbon-Perem). Wessel Group punya kapasitas sebagai batuan induk. Sedangkan Goulburn-Arafura-Kulshill Groups punya kapasitas batuan induk-reservoir-penyekat. Terkubur sampai kedalaman maksimal 6 seconds di atas kerak benua tentu hal kematangan batuan induk bukan sesuatu yang perlu diragukan. Data seismik juga menunjukkan keberadaan perangkap yang besar (antiklin dan drape folds pada horst blocks). Studi regional petroleum system oleh para eksplorasionis Australia (misalnya Bradshaw et al., 1997 atau Struckmeyer et al., 2006, ) menunjukkan bahwa Laut Aru-Arafura memiliki supersystem (petroleum system group) bernama Larapintine L1 berumur Kambrium. Supersystem Larapintine telah terbukti menggenerasikan dan memerangkap hidrokarbon di beberapa cekungan daratan Australia (bagian tengah-baratlaut Australia) yaitu Cekungan Amadeus dan Canning. Keberadaan petroleum system Kambrium di wilayah ini dibuktikan dengan sangat ringannya isotop karbon-13 baik untuk fraksi saturat maupun aromat (-31 s.d. -32 per mile) Maka menurut cerita, dua blok/wilayah kerja migas dikerjakan oleh ConocoPhillips dan Total di wilayah ini untuk mengeksplorasi potensi batuan sedimen Paleozoikum, yaitu Amborip VI (2006) di sebelah timur Pulau Aru, dan Arafura Sea Block (2008) di sebelah selatan Pulau Aru di dekat perbatasan dengan Australia. Lima tahun usaha eksplorasi di kedua wilayah kerja ini yang masing-masing berakhir dengan pengeboran satu sumur eksplorasi, Aru-1 di Amborip VI dan
Re: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] “BADAI LAUT ARU” (EKSPLORASI MIGAS PALEOZOIC PLAY)
Rekans, Sebenarnya ada satu partner lagi di dua blok tsb yaitu OPIC (perusahaan Taiwan).. Seperti diceritakan Pak Awang, memang sangat seru proses eksplorasi di kawasan ini up and down selama hampir 3-4 tahun lebih karena data yang sangat terbatas, maka dalam proses interpretasi hanya dibatasi oleh imaginasi dari masing-masing tim GGnya... dan imginasi gaya amerika tentu berbeda dengan imaginas gaya eropa :-) Dari segi operasional juga merupakan petualangan tersendiri... termasuk kendala Badai Lautan Aru yang berlangsung hampir 1 bulan lamanya...: -) Paper pertama akan dipresentasikan di IPA mendatang oleh rekan-rekan COPI selaku Operatornya (Joko Suklis dkk)... paper kedua, soal overpressure di kawasan ini juga akan menjadi bagian dari paper tentang subject ini di AAPG Beijing oleh periset TOTAL.. Kalau mau diadakan session di Medan, kita dengan senang hati akan mencoba bercerita tentu dengan kesepakatan COPI dan OPIC selaku partner.. salam, On 4/2/13, mohammadsyai...@gmail.com mohammadsyai...@gmail.com wrote: Terimakasih, pak Awang. Cerita yang memang sangat seru. Sebagaimana kita ketahui, sudah beberapa kali, melalui IAGI, kita selenggarakan pertemuan bertajuk eksplorasi palaeosoikum. Yang ditampilkan selama ini selalu kisah sukses, seperti Lapangan Abadi, yang entah sudah berapa puluh kali dipresentasikan. Tampaknya kisah Aru-1 dan Mutiara Putih-1 belum banyak dikupas di depan publik, tentunya lengkap dengan gambaran menyeluruh sebelum kedua titik bor ditentukan. Apakah kiranya kedua perusahaan berkenan untuk mengijinkan para pendekarnya bertukar pikiran dan pengalaman dengan pendekar2 lainnya di nusantara ini? Kalo iya, ajang pertemuan bersama HAGI-IAGI di Medan nanti mungkin bisa jadi pilihannya. Salam, Syaiful Sent from my deep heart On Apr 1, 2013, at 9:10 PM, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote: Orang-orang seumur saya, antara 45-50 tahun, pada masa remajanya mungkin pernah terpesona dengan komik-komik silat Indonesia. Djair adalah salah satu komikus favorit saya. Meskipun lukisannya tak sebagus Yan Mintaraga apalagi Teguh, cerita-cerita Djair sangat membumi Indonesia, dan pendekar bernama Jaka Sembung lahir darinya. Para penggemar komik Djair tentu ingat beberapa tokoh pendekar dari Indonesia Timur yang dikumpulkan Jaka Sembung untuk memperkuat pasukannya melawan Belanda di benteng Kandang Haur, dekat Cirebon atau Indramayu. Ada Awom dari Ambon yang jago memanah, ada Wori dari Papua si pendekar bumerang. Atau ada si Iblis Pulau Aru, yang bergentayangan di pulau-pulau Aru dan Tanimbar atau perairan Arafura sebagai perompak. Saat berhasil ditundukkan kedigjayaan Jaka Sembung bersama para pendekar temannya (misalnya Karta si gila dari Muara Bondet), para pendekar Indonesia Timur ini ikut Jaka Sembung ke Kandang Haur, membantunya melawan penjajah Belanda. Itulah sebuah nostalgia sekitar 35 tahun yang lalu. “Badai Laut Aru” yang saya tulis kali ini adalah sebuah cerita tentang eksplorasi minyak dan gas bumi di area nan sulit dan menantang, yaitu di kawasan Laut Aru-Arafura di Indonesia Timur, mengejar target Paleozoikum, di tengah-tengah badai Laut Aru. Kebetulan target Paleozoikum Indonesia tersembunyi di bawah ganasnya badai Laut Aru ini, sebuah badai yang juga menenggelamkan KRI Macan Tutul pimpinan Yos Sudarso, tahun 1962 saat kapal perang KRI Indonesia ini berkonfrontasi dengan patroli kapal Belanda kala masalah politik Irian Jaya memanas di Republik ini. Adalah survei umum (speculative survey) pada tahun 2005 yang dilakukan sebuah perusahaan seismik atas izin Ditjen Migas yang membuka potensi Paleozoikum Laut Aru-Arafura ini. Sebelum itu, wilayah ini kosong dari cekungan sedimen, juga kosong dari jalur wilayah potensi migas atau pun petroleum system prospektif (bisa dicek di peta-peta Nayoan et al., 1991; Howes dan Tisnawijaya, 1995; Hardy et al., 1997; Howes, 2000 – tak ada yang mencantumkan potensi migas atau satu cekungan pun di wilayah ini). Setelah dilakukan seismik, ternyata terdapat tumpukan sedimen setebal 5 (lima) seconds berumur Paleozoikum (berdasarkan ikatan dengan cekungan korelatif dan sumur di wilayah perairan utara Australia) di wilayah Aru-Arafura ini. Sebuah potensi migas ! Seismik-seismik di wilayah ini menujukkan hadirnya sebuah cekungan besar dengan sedimen-sedimen Wessel Group (Proterozoikum Atas), Goulburn Group (Kambrium-Ordovisium), Arafura Group (Devon Akhir) dan Kulshill Group(Karbon-Perem). Wessel Group punya kapasitas sebagai batuan induk. Sedangkan Goulburn-Arafura-Kulshill Groups punya kapasitas batuan induk-reservoir-penyekat. Terkubur sampai kedalaman maksimal 6 seconds di atas kerak benua tentu hal kematangan batuan induk bukan sesuatu yang perlu diragukan. Data seismik juga menunjukkan keberadaan perangkap yang besar (antiklin dan drape folds pada horst blocks). Studi regional petroleum system oleh para eksplorasionis Australia (misalnya Bradshaw et al.,
Re: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] “BADAI LAUT ARU” (EKSPLORASI MIGAS PALEOZOIC PLAY)
Awang Jadi tidak layak di tinggalkan ya . Satu kritik dari saya adalah mengenai tenggelamnya KRI Macan Tutul ,saya baca di satu buku mengenai dongeng Laksamana Yos Sudarso bukan karena gelombang akan tetapi karena ditembak kapal perang Belanda yang lebih canggih. Pada saat itu Yos Sudarso yang juga merupakan Deputi Operasi Kasal memerintahkan kapalnya untuk mengarahkan ke arah kapal perang Belanda dengan kecepatan penuh. Mengapa KRI Macan Tutul tidak mampu melawan dengan torpedonya ? Ternyata MTB yang dibeli dari Inggris itu pada saat Trikora dikumandangkan , keburu kena embargo senjata dr Inggris dan torpedonya belum sempat dikirimkan ke Indonesia . Jadi praktis hanya mengandalkan senapan mesin 12, 7 mm saja . Yos Sudarso awalnya hanya berniat untuk mendaratkan pasukan (dengan tiga MTB lainnya) KEPERGOK sama Kapal Beland yang sudah mengetahui ada gerakan kapall kapal perang RI ke Irian Barat (Papua sekarang). Jadi juga ada faktor bocornya rencana pendaratan. Di MTB lain juga ada Pak Sudomo , yang sempat selamat. Saya baca di buku (tapi lupa namanya). si Abah From: mohammadsyai...@gmail.com mohammadsyai...@gmail.com To: Cc: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id Sent: Tuesday, April 2, 2013 6:06 AM Subject: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] “BADAI LAUT ARU” (EKSPLORASI MIGAS PALEOZOIC PLAY) Terimakasih, pak Awang. Cerita yang memang sangat seru. Sebagaimana kita ketahui, sudah beberapa kali, melalui IAGI, kita selenggarakan pertemuan bertajuk eksplorasi palaeosoikum. Yang ditampilkan selama ini selalu kisah sukses, seperti Lapangan Abadi, yang entah sudah berapa puluh kali dipresentasikan. Tampaknya kisah Aru-1 dan Mutiara Putih-1 belum banyak dikupas di depan publik, tentunya lengkap dengan gambaran menyeluruh sebelum kedua titik bor ditentukan. Apakah kiranya kedua perusahaan berkenan untuk mengijinkan para pendekarnya bertukar pikiran dan pengalaman dengan pendekar2 lainnya di nusantara ini? Kalo iya, ajang pertemuan bersama HAGI-IAGI di Medan nanti mungkin bisa jadi pilihannya. Salam, Syaiful Sent from my deep heart On Apr 1, 2013, at 9:10 PM, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote: Orang-orang seumur saya, antara 45-50 tahun, pada masa remajanya mungkin pernah terpesona dengan komik-komik silat Indonesia. Djair adalah salah satu komikus favorit saya. Meskipun lukisannya tak sebagus Yan Mintaraga apalagi Teguh, cerita-cerita Djair sangat membumi Indonesia, dan pendekar bernama Jaka Sembung lahir darinya. Para penggemar komik Djair tentu ingat beberapa tokoh pendekar dari Indonesia Timur yang dikumpulkan Jaka Sembung untuk memperkuat pasukannya melawan Belanda di benteng Kandang Haur, dekat Cirebon atau Indramayu. Ada Awom dari Ambon yang jago memanah, ada Wori dari Papua si pendekar bumerang. Atau ada si Iblis Pulau Aru, yang bergentayangan di pulau-pulau Aru dan Tanimbar atau perairan Arafura sebagai perompak. Saat berhasil ditundukkan kedigjayaan Jaka Sembung bersama para pendekar temannya (misalnya Karta si gila dari Muara Bondet), para pendekar Indonesia Timur ini ikut Jaka Sembung ke Kandang Haur, membantunya melawan penjajah Belanda. Itulah sebuah nostalgia sekitar 35 tahun yang lalu. “Badai Laut Aru” yang saya tulis kali ini adalah sebuah cerita tentang eksplorasi minyak dan gas bumi di area nan sulit dan menantang, yaitu di kawasan Laut Aru-Arafura di Indonesia Timur, mengejar target Paleozoikum, di tengah-tengah badai Laut Aru. Kebetulan target Paleozoikum Indonesia tersembunyi di bawah ganasnya badai Laut Aru ini, sebuah badai yang juga menenggelamkan KRI Macan Tutul pimpinan Yos Sudarso, tahun 1962 saat kapal perang KRI Indonesia ini berkonfrontasi dengan patroli kapal Belanda kala masalah politik Irian Jaya memanas di Republik ini. Adalah survei umum (speculative survey) pada tahun 2005 yang dilakukan sebuah perusahaan seismik atas izin Ditjen Migas yang membuka potensi Paleozoikum Laut Aru-Arafura ini. Sebelum itu, wilayah ini kosong dari cekungan sedimen, juga kosong dari jalur wilayah potensi migas atau pun petroleum system prospektif (bisa dicek di peta-peta Nayoan et al., 1991; Howes dan Tisnawijaya, 1995; Hardy et al., 1997; Howes, 2000 – tak ada yang mencantumkan potensi migas atau satu cekungan pun di wilayah ini). Setelah dilakukan seismik, ternyata terdapat tumpukan sedimen setebal 5 (lima) seconds berumur Paleozoikum (berdasarkan ikatan dengan cekungan korelatif dan sumur di wilayah perairan utara Australia) di wilayah Aru-Arafura ini. Sebuah potensi migas ! Seismik-seismik di wilayah ini menujukkan hadirnya sebuah cekungan besar dengan sedimen-sedimen Wessel Group (Proterozoikum Atas), Goulburn Group (Kambrium-Ordovisium), Arafura Group (Devon Akhir) dan Kulshill Group(Karbon-Perem). Wessel Group punya kapasitas sebagai batuan induk. Sedangkan Goulburn-Arafura-Kulshill Groups punya kapasitas batuan induk-reservoir-penyekat. Terkubur sampai kedalaman
[iagi-net] Fwd: IAGI WORKSHOP HYDROGEOLOGY: MANAGING ENVIRONMENTAL DISASTERIN MINING, OIL GAS INDUSTRY
Dear IAGI Members, Biro Kursus IAGI (Indonesian Association of Geologists) has arranged a workshop in April 2013. Workshop will be held at Hotel Hilton, Bandung, Indonesia. *HYDROGEOLOGY: MANAGING ENVIRONMENTAL DISASTERIN MINING, OIL GAS INDUSTRY * April 25th - 26th, 2013 HILTON- HOTEL BANDUNG- INDONESIA Instructor: *Prof. Ir. LAMBOK HUTASOIT, Ph.D.* *Prof. Dr. Ir. Sudarto Notosiswoyo M.Eng. holds Ph.D* Duration : 2Days Workshop Workshop Level: Basic – Intermediate *About The Workshop :* The management of hydrogeology may be defined as the application of hydrogeological principles to environmental protection, mainly to groundwater and soil contaminations, and community water supply protection. The mining and petroleum industries have potential to contaminate groundwater and soil through their activities such as waste processing, produced water discharging, and dewatering. This course is aimed at understanding of hydrogeological principles that can be used to prevent the environment and will cover the essential of hydrogeological principles such as Darcy's law, exploration hydrogeological methods, groundwater flow direction, groundwater chemistry and contamination, groundwater monitoring programs, and introduction to groundwater modeling. The Government of Indonesia's (GoI) regulation related to groundwater protection will also be discussed in this course, together with some case studies in mining and petroleum industries related to groundwater contamination. The participants will actively be involved by doing some exercises. * * *You Will Learn :* Day 1: Basics of hydrogeological principles Exploration hydrogeological methods Regulation of Government of Indonesia related to groundwater protection Day 2: Basics of groundwater protection program Introduction to groundwater modeling Application of groundwater protection and monitoring programs *Who Should Attend :* Geologist, Geophysicist, Mining Engineer, HSE Manager, Exploration Manager and Production Manager and other personnel who work in mining, oil and gas industry *Investment Fee:* Before Course : IDR. 13.250.000 / participant, After Course : IDR. 13.750.000 / participant (Excluded accommodation and tax) The workshop fee includes meals (2x coffee break and lunch), training kits, training materials, group photograph, and certificate. In order to allow sufficient time for arranging travel and processing document, participants are recommended to make an early enrollment. *About Instructor :* *Prof. Ir. Lambok Hutasoit holds Ph.D*. degree from the University of Illinois, USA. H is a professor of hydrogeology at the Department of Geology, ITB. He has a long experience in dealing with groundwater protection program in mining and petroleum industries such as at Caltex, Santos, ConocoPhillips, Adaro, and Newmont. He is a member of board of expert of the Ministry of Environment of GoI (KLH). Currently, he is the President of Indonesian Association *Prof. Dr. Ir. Sudarto Notosiswoyo M.Eng. holds Ph.D.* degree from the Aachen University, Germany. He is a professor of hydrogeology at the Department of Mining Engineering, ITB. He is an AMDAL evaluator, and also a member of board of expert of the KLH. *Register now.* *Registration will be closed on 18th April , 2013. Late enrollment may result in workshop cancellation* For further information regarding IAGI Workshop 2013 : Please do not hesitate to contact : Biro Kursus IAGI : 62 8156 200 197 (email :birokursus.i...@gmail.com) Best Regards, Hari Utomo Ketua Biro Kursus IAGI
Re: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] “BADAI LAUT ARU” (EKSPLORASI MIGAS PALEOZOIC PLAY)
Good Noor, sy kira SKK Migas dapat mendorong perusahaan tsb. si Abah From: noor syarifuddin noorsyarifud...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, April 2, 2013 8:46 AM Subject: Re: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] “BADAI LAUT ARU” (EKSPLORASI MIGAS PALEOZOIC PLAY) Rekans, Sebenarnya ada satu partner lagi di dua blok tsb yaitu OPIC (perusahaan Taiwan).. Seperti diceritakan Pak Awang, memang sangat seru proses eksplorasi di kawasan ini up and down selama hampir 3-4 tahun lebih karena data yang sangat terbatas, maka dalam proses interpretasi hanya dibatasi oleh imaginasi dari masing-masing tim GGnya... dan imginasi gaya amerika tentu berbeda dengan imaginas gaya eropa :-) Dari segi operasional juga merupakan petualangan tersendiri... termasuk kendala Badai Lautan Aru yang berlangsung hampir 1 bulan lamanya...: -) Paper pertama akan dipresentasikan di IPA mendatang oleh rekan-rekan COPI selaku Operatornya (Joko Suklis dkk)... paper kedua, soal overpressure di kawasan ini juga akan menjadi bagian dari paper tentang subject ini di AAPG Beijing oleh periset TOTAL.. Kalau mau diadakan session di Medan, kita dengan senang hati akan mencoba bercerita tentu dengan kesepakatan COPI dan OPIC selaku partner.. salam, On 4/2/13, mohammadsyai...@gmail.com mohammadsyai...@gmail.com wrote: Terimakasih, pak Awang. Cerita yang memang sangat seru. Sebagaimana kita ketahui, sudah beberapa kali, melalui IAGI, kita selenggarakan pertemuan bertajuk eksplorasi palaeosoikum. Yang ditampilkan selama ini selalu kisah sukses, seperti Lapangan Abadi, yang entah sudah berapa puluh kali dipresentasikan. Tampaknya kisah Aru-1 dan Mutiara Putih-1 belum banyak dikupas di depan publik, tentunya lengkap dengan gambaran menyeluruh sebelum kedua titik bor ditentukan. Apakah kiranya kedua perusahaan berkenan untuk mengijinkan para pendekarnya bertukar pikiran dan pengalaman dengan pendekar2 lainnya di nusantara ini? Kalo iya, ajang pertemuan bersama HAGI-IAGI di Medan nanti mungkin bisa jadi pilihannya. Salam, Syaiful Sent from my deep heart On Apr 1, 2013, at 9:10 PM, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote: Orang-orang seumur saya, antara 45-50 tahun, pada masa remajanya mungkin pernah terpesona dengan komik-komik silat Indonesia. Djair adalah salah satu komikus favorit saya. Meskipun lukisannya tak sebagus Yan Mintaraga apalagi Teguh, cerita-cerita Djair sangat membumi Indonesia, dan pendekar bernama Jaka Sembung lahir darinya. Para penggemar komik Djair tentu ingat beberapa tokoh pendekar dari Indonesia Timur yang dikumpulkan Jaka Sembung untuk memperkuat pasukannya melawan Belanda di benteng Kandang Haur, dekat Cirebon atau Indramayu. Ada Awom dari Ambon yang jago memanah, ada Wori dari Papua si pendekar bumerang. Atau ada si Iblis Pulau Aru, yang bergentayangan di pulau-pulau Aru dan Tanimbar atau perairan Arafura sebagai perompak. Saat berhasil ditundukkan kedigjayaan Jaka Sembung bersama para pendekar temannya (misalnya Karta si gila dari Muara Bondet), para pendekar Indonesia Timur ini ikut Jaka Sembung ke Kandang Haur, membantunya melawan penjajah Belanda. Itulah sebuah nostalgia sekitar 35 tahun yang lalu. “Badai Laut Aru” yang saya tulis kali ini adalah sebuah cerita tentang eksplorasi minyak dan gas bumi di area nan sulit dan menantang, yaitu di kawasan Laut Aru-Arafura di Indonesia Timur, mengejar target Paleozoikum, di tengah-tengah badai Laut Aru. Kebetulan target Paleozoikum Indonesia tersembunyi di bawah ganasnya badai Laut Aru ini, sebuah badai yang juga menenggelamkan KRI Macan Tutul pimpinan Yos Sudarso, tahun 1962 saat kapal perang KRI Indonesia ini berkonfrontasi dengan patroli kapal Belanda kala masalah politik Irian Jaya memanas di Republik ini. Adalah survei umum (speculative survey) pada tahun 2005 yang dilakukan sebuah perusahaan seismik atas izin Ditjen Migas yang membuka potensi Paleozoikum Laut Aru-Arafura ini. Sebelum itu, wilayah ini kosong dari cekungan sedimen, juga kosong dari jalur wilayah potensi migas atau pun petroleum system prospektif (bisa dicek di peta-peta Nayoan et al., 1991; Howes dan Tisnawijaya, 1995; Hardy et al., 1997; Howes, 2000 – tak ada yang mencantumkan potensi migas atau satu cekungan pun di wilayah ini). Setelah dilakukan seismik, ternyata terdapat tumpukan sedimen setebal 5 (lima) seconds berumur Paleozoikum (berdasarkan ikatan dengan cekungan korelatif dan sumur di wilayah perairan utara Australia) di wilayah Aru-Arafura ini. Sebuah potensi migas ! Seismik-seismik di wilayah ini menujukkan hadirnya sebuah cekungan besar dengan sedimen-sedimen Wessel Group (Proterozoikum Atas), Goulburn Group (Kambrium-Ordovisium), Arafura Group (Devon Akhir) dan Kulshill Group(Karbon-Perem). Wessel Group punya kapasitas sebagai batuan induk. Sedangkan Goulburn-Arafura-Kulshill Groups punya kapasitas batuan induk-reservoir-penyekat. Terkubur sampai kedalaman maksimal