Re: [iagi-net] Kolaka Simpan Potensi Panas Bumi

2013-04-01 Terurut Topik makkawaru
Memang benar kalau kolaka memiliki potensi panas bumi bahkan telah masuk dlm 
perpres percepatan pembangunan 10.000 MW tahap II, namanya pltp mangolo. Tapi 
apakah potensi panas bumi yg data awalnya hanya berupa data manifestasi 
permukaan jika tdk di barengi dgn penelitian2 yg lbh mendalam spt gradient 
geothermal, system geothermal dll sdh dpt di publikasikan bisa ditetapkan dgn 
gagahnya sbg proyek pltp? Seharusnyakan tdk begitu? Krn berdasarkan geologynya 
geothermalnya merupakan proses tektonik (jalur sesar mangolo) bkn proses 
volkanik shg reservoar panasnya jg pasti berbeda spt di kamojang atw lahendong.
Tapi harusnya ada penelitian yg lbh mendalamlahspt pemboran landaian suhu dll,  
sebelum mengeluarkan statement2 bombastis begitu.

Salam
Andi
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: Amir Al Amin amir.al.a...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Mon, 1 Apr 2013 11:23:53 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net] Kolaka Simpan Potensi Panas Bumi
mudah2an betul...apa sudah di bor?---Kolaka Simpan Potensi Panas Bumi
Friday, March 22 2013 12:43 WIB | Beyond Bali | Dibaca 76 kali
Kolaka (Antara Bali) - Kepala Bidang Mitigasi dan Gerakan Tanah Badan
Geologi Kementerian ESDM, Made Suantika mengatakan Kabupaten Kolaka
memiliki wilayah panas Bumi.

Lokasinya itu berada di wilayah bagian selatan dekat dengan lokasi
pertambangan, katanya saat ditemui usai menjadi pemateri dalam Forum
Musrembang yang dilaksanakan Bappeda di Kolaka, (21/3).

Menurutnya, sumber panas bumi itu hasil penelitian yang dilakukan oleh
pihak ESDM selain sumber nikel serta non-logam ada sumber daya energi yang
terbarukan ini sudah terinventarisir secara rinci datanya.

Sumber ini bisa dijadikan pembangkit tenaga listrik tenaga panas bumi
seperti yang dilakukan di daerah Jawa Barat, ungkapnya.

Sementara untuk potensi bencana geologi untuk gunung berapi di provinsi
Sultra khususnya di Kabupaten kolaka tidak didapati kecuali di wilayah
Sulawesi Utara.

Sementara dari segi bencana gempa bumi, Sulawesi Tenggara khususnya
dilalui oleh sumber-sumber gempa bumi patahan aktif yang arahnya dari barat
lau ke Tenggara melalaui Kendari dan daerah Buton, jelas Made. (*/DWA)

-- 
***
Amir Al Amin
Operations/ Wellsite Geologist
(62)811592902
amir13120[at]yahoo.com
amir.al.amin[at]gmail.com




[iagi-net] Fwd: IAGI WORKSHOP HYDROGEOLOGY: MANAGING ENVIRONMENTAL DISASTERIN MINING, OIL GAS INDUSTRY

2013-04-01 Terurut Topik Biro Kursus IAGI
Dear IAGI Members,

Biro Kursus IAGI (Indonesian Association of Geologists) has arranged a
workshop in April 2013.  Workshop will be held at Hotel Hilton, Bandung,
Indonesia.


*HYDROGEOLOGY: MANAGING ENVIRONMENTAL DISASTERIN MINING, OIL  GAS INDUSTRY
*

April 25th - 26th, 2013

HILTON- HOTEL

BANDUNG- INDONESIA

Instructor:

*Prof. Ir. LAMBOK HUTASOIT,  Ph.D.*

*Prof. Dr. Ir. Sudarto Notosiswoyo M.Eng. holds Ph.D*

Duration  : 2Days Workshop

Workshop Level: Basic – Intermediate



*About The Workshop :*

The management of hydrogeology may be defined as the application of
hydrogeological principles to environmental protection, mainly to
groundwater and soil contaminations, and community water supply protection.
The mining and petroleum industries have potential to contaminate
groundwater and soil through their activities such as waste processing,
produced water discharging, and dewatering. This course is aimed at
understanding of hydrogeological principles that can be used to prevent the
environment and will cover the essential of hydrogeological principles such
as Darcy's law, exploration hydrogeological methods, groundwater flow
direction, groundwater chemistry and contamination, groundwater monitoring
programs, and introduction to groundwater modeling. The Government of
Indonesia's (GoI) regulation related to groundwater protection will also be
discussed in this course, together with some case studies in mining and
petroleum industries related to groundwater contamination. The participants
will actively be involved by doing some exercises.

* *

*You Will Learn :*

Day 1:

Basics of hydrogeological principles

Exploration hydrogeological methods

Regulation of Government of Indonesia

related to groundwater protection

Day 2:

Basics of groundwater protection program

Introduction to groundwater modeling

Application of groundwater protection

and monitoring programs



*Who Should Attend :*

Geologist, Geophysicist, Mining Engineer, HSE Manager, Exploration Manager
and Production Manager and other personnel who work in mining, oil and gas
industry



*Investment Fee:*

Before Course : IDR. 13.250.000 / participant, After Course : IDR.
13.750.000 / participant (Excluded accommodation and tax)

The workshop fee includes meals (2x coffee break and lunch), training kits,
training materials, group photograph, and certificate. In order to allow
sufficient time for arranging travel and processing document, participants
are recommended to make an early enrollment.

*About Instructor :*
*Prof. Ir. Lambok Hutasoit holds Ph.D*. degree from the University of
Illinois, USA. H is a professor of hydrogeology at the Department of
Geology, ITB. He has a long experience  in dealing with groundwater
protection program in mining and petroleum industries such as at Caltex,
Santos, ConocoPhillips, Adaro, and Newmont. He is a member of board of
expert of the Ministry of Environment of GoI (KLH). Currently, he is the
President of Indonesian Association

*Prof. Dr. Ir. Sudarto Notosiswoyo M.Eng. holds Ph.D.* degree from the
Aachen University, Germany. He is a professor of hydrogeology at the
Department of Mining Engineering, ITB. He is an AMDAL evaluator, and also a
member of board of expert of the KLH.


*Register now.*

*Registration will be closed on 18th April , 2013. Late enrollment may
result in workshop cancellation*



For further information regarding IAGI Workshop 2013 :
Please do not hesitate to contact :
Biro Kursus IAGI :   62 8156 200 197 (email :birokursus.i...@gmail.com)



Best Regards,

Hari Utomo

Ketua Biro Kursus IAGI


Re: [iagi-net] Kolaka Simpan Potensi Panas Bumi

2013-04-01 Terurut Topik liamsi

Bangun Listrik Panas Bumi Rp 6 T, Perusahaan Ini Terganjal Izin
KemenhutRista Rama Dhany - detikfinance
Senin, 01/04/2013 15:59 WIB
Browser anda tidak mendukung iFrame

Foto: Dok. detikFinance
Jakarta - Kementerian ESDM berharap Supreme Energy berhasil
merampungkan proyek pembangkit listrik panas bumi (PLTP)
meskipun belum mendapatkan izin pinjam hutan dari Kementerian
Kehutanan.
Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM Tisnaldi berharap Supreme
Energy diharapkan tetapbisa menyelesaikan proyek PLTP Rajabasa
kapasitas 110 MW.
Area PLTP Rajabasa seluas 19.520 hektar memang sebesar 5.189
hektarnya masuk dalam wilayah hutan lindung. Namun, Supreme
Energy tetap bisa menggarap wilayah ini melalui pengajuan izin
pinjam pakai hutan dari Kementerian Kehutanan sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang kehutanan, kata
Tislandi ketika dihubungi wartawan, Senin (1/4/2013).
Memang diakuinya, hingga saat ini Supreme Energy belum mendapat
izin dari Kementerian Kehutanan. Padahal Supreme telah
mengajukan izin sejak 2011 lalu dan mengantongi rekomendasi
dari pemerintah daerah setempat, ucapnya.
Bahkan, Presiden Direktur PT Supreme Energy Supramu Santosa
menyatakan, pihaknya telah memenuhi semua persyaratan teknis
dan administrasi. Dia berharap izin pinjam pakai segera keluar
sehingga bisa melakukan pemboran sumur eksplorasi perdana.
Meskipun telah menyiapkan investasi untuk proyek tersebut,
namun kegiatan eksplorasi pertama di WKP itu masih terkendala.
Saat ini, kami masih menunggu keluarnya izin pinjam pakai
kawasan hutan dari Kementerian Kehutanan, kata Supramu.
Hal ini berdampak pada jadwal operasi pembangkit panas bumi ini
mundur menjadi 2017. Awalnya, Supreme merencanakan PLTP
Rajabasa rampung pada 2016 menyusul ditekennya jaminan
kelayakan usaha untuk PLN atas proyek tersebut diteken
bersamaan dengan perjanjian jual beli listrik (power purchase
agreement/PPA).
Supreme juga telah mengeluarkan dana US$ 638 juta atau sekitar
Rp 6 triliun untuk proyek ini. Rencananya, Supreme akan
melakukan pemboran 4 hingga 5 sumur eksplorasi dan dilanjutkan
dengan pemboran 20 sumur pengembangan. Kapasitas PLTP Rajabasa
direncanakan mencapai 2 x 110 megawatt (MW) dengan harga
listrik US$ 9,5 per kilowatt hour (kWh).
Menurut Ketua Umum Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) Abadi
Poernomo, masalah PLTP Rajabasa ini terjadi akibat adanya UU
41/1999 yang menyebutkan kegiatan pertambangan tidak diizinkan
berada di hutan lindung. Di sisi lain, UU Nomor 27 Tahun 2003
menyebutkan kegiatan panas bumi sebagai kegiatan pertambangan.
Kementerian Energi dan Kementerian Kehutanan harus duduk
bersama. Kalau tidak salah, pejabat eselon pertama dari kedua
kementerian ini sudah bisa saling mengerti, tukasnya.
===

Ternyata Problem tumpang tindih Lahan itu terjadi dimana mana

ISM










 Memang benar kalau kolaka memiliki potensi panas bumi bahkan
 telah masuk dlm perpres percepatan pembangunan 10.000 MW
 tahap II, namanya pltp mangolo. Tapi apakah potensi panas
 bumi yg data awalnya hanya berupa data manifestasi permukaan
 jika tdk di barengi dgn penelitian2 yg lbh mendalam spt
 gradient geothermal, system geothermal dll sdh dpt di
 publikasikan bisa ditetapkan dgn gagahnya sbg proyek pltp?
 Seharusnyakan tdk begitu? Krn berdasarkan geologynya
 geothermalnya merupakan proses tektonik (jalur sesar
 mangolo) bkn proses volkanik shg reservoar panasnya jg pasti
 berbeda spt di kamojang atw lahendong.
 Tapi harusnya ada
 penelitian yg lbh mendalamlahspt pemboran landaian suhu dll,
  sebelum mengeluarkan statement2 bombastis begitu.

 Salam
 Andi
 Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL,
 Nyambung Teruuusss...!

 -Original Message-
 From: Amir Al Amin amir.al.a...@gmail.com
 Sender: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Mon, 1 Apr 2013 11:23:53
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net] Kolaka Simpan Potensi Panas Bumi
 mudah2an betul...apa sudah di bor?---Kolaka Simpan Potensi
 Panas Bumi
 Friday, March 22 2013 12:43 WIB | Beyond Bali |
 Dibaca 76 kali
 Kolaka (Antara Bali) - Kepala Bidang Mitigasi dan Gerakan
 Tanah Badan
 Geologi Kementerian ESDM, Made Suantika
 mengatakan Kabupaten Kolaka
 memiliki wilayah panas Bumi.

 Lokasinya itu berada di wilayah bagian selatan dekat dengan
 lokasi
 pertambangan, katanya saat ditemui usai menjadi
 pemateri dalam Forum
 Musrembang yang dilaksanakan Bappeda
 di Kolaka, (21/3).

 Menurutnya, sumber panas bumi itu hasil penelitian yang
 dilakukan oleh
 pihak ESDM selain sumber nikel serta
 non-logam ada sumber daya energi yang
 terbarukan ini sudah
 terinventarisir secara rinci datanya.

 Sumber ini bisa dijadikan pembangkit tenaga listrik tenaga
 panas bumi
 seperti yang dilakukan di daerah Jawa Barat,
 ungkapnya.

 Sementara untuk potensi bencana geologi untuk gunung berapi
 di provinsi
 Sultra khususnya di Kabupaten kolaka tidak
 didapati kecuali di wilayah
 Sulawesi Utara.

 Sementara dari segi bencana gempa bumi, 

Re: [iagi-net] FW: SELINGAN : KISAH KAKEK JASMAN DI MINGGU PASKAH 2013.

2013-04-01 Terurut Topik H Herwin
Terima kasih banyak Pak Miko / Mang Okim untuk artikelnya yang menyentuh
hati. Sekaligus salama kenal 

Sangat baik untuk disadarkan dari waktu ke waktu bahwa kita termasuk yang
beruntung dan karenanya mempunyai kewajiban untuk berbagi dengan sesama 

Salam hangat,
Henky

2013/4/1 Sujatmiko m...@cbn.net.id

 Rekan-rekan IAGI-MGEI yang budiman,



 Untuk sekedar selingan, mang Okim forward di bawah ini, postingan ke milis
 Rotary berjudul  Kisah Kakek Jasman di Minggu Paskah 2013. Karena kisah ini
 merupakan pengalaman Pak Bandono dan mang Okim sendiri, maka mang Okim
 memberanikan diri mengirimnya ke milis IAGI/MGEI --- siapa tahu ada
 manfaatnya --- ta' iya ! Perlu ditambahkan bahwa beberapa menit yang lalu,
 mang Okim terima respons dari seorang rekan Rotary  di Kuching, Malaysia,
 yang setelah membaca kisah ini langsung komit sejumlah uang yang cukup
 besar. Untuk itu mang Okim dan Pak Bandono harus kerja keras untuk
 mengontak Pak Jasman di alamat yang tertera di KTPnya.



 Pada kesempatan ini, kepada rekan-rekan yang merayakannya, mang Okim
 menyampaikan Selamat Merayakan Paskah. Semoga kita semua selalu dalam
 limpahan rahmat dan berkah Tuhan YMK. Amiin.



 Wassalam,

 Mang Okim



 From: Sujatmiko [mailto:m...@cbn.net.id]
 Sent: 31 Maret 2013 20:30
 To: d3410-fellows...@yahoogroups.com
 Cc: BANDONO (bandon...@gmail.com); Feni Kertikasyari; Iman Santoso;
 Arinaka
 Tri Suharno Ari (trisuha...@gmail.com)
 Subject: SELINGAN : KISAH KAKEK JASMAN DI MINGGU PASKAH 2013.



 Rekan-rekan Rotarian yang budiman,



 Di Minggu Paskah tadi pagi, 31 Maret 2013, saya bersama Pak Ari Hendarmin
 dari KADIN Jabar ( 66 tahun ) dan Pak Bandono pensiunan Dosen Geologi ITB (
 67 tahun ),  sepedahan  menuju terminal angkot Dago,  menanjak melewati
 kerumunan para pejalan kaki dan pesepeda yang memenuhi  Car Free Day Jalan
 Dago. Di terminal ini kami balik arah, meluncur turun dengan kecepatan
 tinggi. Untuk menghindari kemacetan, di Simpang Dago  kami belok kiri ke
 Jalan Dipati Ukur untuk kemudian belok ke Jalan Raden Fatah. Di jalan
 inilah
 kami berjumpa dengan  kakek Jasman , penjual keripik singkong, yang sedang
 tergeletak tidak berdaya di pinggir jalan. Tangan dan kakinya tremor,
 pandangan matanya kosong, mukanya pucat, dan telinganya dibantu  alat
 pendengar yang kurang berfungsi. Dua orang tampak berdiri  kebingungan di
 dekatnya. Mereka adalah penolong budiman yang sempat melihat kakek Jasman
 terjatuh di tengah jalan dan memindahkannya ke pinggir jalan.



 Kakek Jasman rupanya baru tiba dengan  bus dari Garut,  dengan  2 keranjang
 keripik singkong dagangan yang harus dipikulnya menuju pusat keramaian di
 Jalan Dago. Karena himpitan dan kebutuhan ekonomi, kakek Jasman  yang
 umurnya menjelang 76 tahun ( lahir 6 November 1936 ), terpaksa masih harus
 bekerja keras dengan  menjual keripik singkong produksi juragannya di
 Garut.
 Dua keranjang yang dipikulnya berisi sekitar 70 kantong keripik singkong
 yang masih utuh, yang dijualnya seharga Rp 6.000,- per kantong. Menurut
 juragannya , nilai seluruh keripik singkong tersebut  Rp 350.000,-  Dengan
 demikian maka kalau laku semua,  keuntungannya sekitar  Rp 70.000 ( belum
 dipotong biaya transpor dan makan ). Mendengar cerita yang mengenaskan
 tersebut, sebelum meninggalkan tempat, penolong budiman yang orang Jakarta
 menitipkan uang Rp 200.000,- yang segera saya selipkan di dompet kakek
 Jasman yang disembunyikan di dasar keranjang. Di dompetnya terlihat 2
 lembar
 uang seribuan dan dua lembar uang dua ribuan atau senilai 6 ribu rupiah
 saja. Kakek Jasman langsung mendo'akan penolong budiman tersebut secara
 agama Islam.



 Pertolongan pertama



 Mempertimbangkan kondisi kakek Jasman yang sedemikian lemah, maka dengan
 sepedanya, pak Bandono segera mencari tukang bubur yang lokasinya cukup
 jauh yaitu  di depan kampus UNPAD . Sambil menunggu kedatangan Pak Bandono,
 saya coba mempraktekkan massage acupressure di bagian leher, bahu, dan
 belikat kakek Jasman. Alhamdulilah mukanya berangsur memerah dan  keringat
 mulai keluar. Posisi rebahnya kemudian dirubah menjadi duduk kembali.
 Ketika Pak Bandono tiba dengan membawa bubur panas, mata kakek Jasman
 tampak
 berlinang dan memohon maaf karena telah mengganggu perjalanan kami. Karena
 kondisinya masih sangat lemah,  bubur panas tersebut saya suapkan sedikit
 demi sedikit. Alhamdulilah setelah 6 suapan, kakek jasman mengisyaratkan
 sudah cukup. Kondisi badannya tampak berangsur pulih. Saya kemudian
 menyelipkan uang tambahan yang diterima dengan air mata berlinang.  Sebelum
 meninggalkan kakek Jasman, kami sempat membantu menawarkan keripik
 singkongnya kepada orang yang lewat. Alhamdulilah beberapa kantong terjual
 dengan  harga sedikit  dimurahkan ( mengingat setoran ke juragannya di
 Garut
 insyaallah telah teratasi ).



 Itulah rekan-rekan kisah selingan yang semoga dapat meningkatkan kesadaran
 kita khususnya Rotarian tentang masih banyaknya saudara-saudara kita di
 Indonesia yang  menderita 

Re: [iagi-net] Arkeolog Duga Tinggi Bangunan Gunung Padang 110 Meter, Buatan Manusia

2013-04-01 Terurut Topik H Herwin
Hallo Kartiko,
Terima kasih untuk artikelnya yang sangat menarik. Saya pribadi tidak
mempunyai background yang kuat untuk berkomentar lebih banyak tetapi sangat
tertarik untuk tahu lebih banyak.

Saya lihat ada rekan2 IAGI yang terlibat disini, termasuk Pak Andang.
Apakah ada yang bisa memberi ulasan lebih jauh ?

Salam hangat,
Henky

2013/3/30 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com


 http://news.detik.com/read/2013/03/30/170305/2207354/10/arkeolog-duga-tinggi-bangunan-gunung-padang-110-meter-buatan-manusia



Re: [iagi-net] SM-IAGI dan FGMI.

2013-04-01 Terurut Topik H Herwin
Hallo,
Ikutan diskusi .. Saya rasa tidak ada salahnya untuk ahli dalam
menggunakan software, tapi memang harus dibarengi dengan kemampuan dasar
yang baik. Software sekarang begitu canggihnya, sehingga bisa memproduksi
banyak hal tetapi tanpa pemahaman yang baik dan integritas pemakai, maka
klise yang sering terdengar : garbage in, garbage out, bisa mudah terjadi.

Di sisi lain, saya percaya bahwa kemampuan mengunakan software itu penting.
Reservoir2 yang kita develop sekarang semakin sulit sehingga butuh analisa
yang complicated.

Untuk explorasi, ini lain hal. Saya setuju dengan pernyataan dibawah ..
kita butuh ide2 explorasi yang baru, kemudian tentunya butuh pengeboran
(dan dana) untuk membuktikan ide kita tersebut. Selain ide2 geologi (back
to the rock, why not ?)... seismic juga sangat membantu, kemajuannya
dalam tahun2 terakhir ini sangat luar biasa.

Salam,
Henky

2013/3/29 wim...@singnet.com.sg

 ?
 Sent via BlackBerry from SingTel!

 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Sender: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Thu, 28 Mar 2013 19:24:22
 To: abacht...@cbn.net.idabacht...@cbn.net.id; iagi-net@iagi.or.id
 iagi-net@iagi.or.id; IAGI Kaltimiagikal...@gmail.com
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net] SM-IAGI dan FGMI

 Great thought,
 Ini bukan hanya migas, mining, maupun geohidro. Tapi saya amati sbg
 fenomena saat ini afalah terpasungnya perkembangan basic science
 karena tuntutan korporat yg mengagungkan aplikasi. Kubu sains murni
 yg selalau berhadapan dg aplikasi/engineering semestinya juga
 berkembang beriringan. Ketimpangan yg terjadi pasti akan memperlambat
 jalan keduanya.

 Himbauan yg tepat, ditengah, pas, menarik pak adb.

 Salam.
 Rdp

 Sent from my Windows Phone From: abacht...@cbn.net.id
 Sent: 29/03/2013 8:35
 To: iagi-net@iagi.or.id; IAGI Kaltim
 Subject: [iagi-net] SM-IAGI dan FGMI
 Tentang eKspLorasi dan SM-IAGI (dan FGMI)

 Andang Bachtiar
 Dewan Penasehat IAGI

 Eksplorasi sumberdaya geologi kita busung alias macet alias mejen
 alias memble salah satu penyebabnya krn kebanyakan jajaran pekerja
 geosain lebih menguasai software u/mengeLola data (istilah halus dr
 memanipuLasi data) sementara pengetahuan serta kemampuan
 anaLisis-sintesis geologinya sekedarnya saja.

 Mata lulusan2 baru geosains menangkap sinyal yg salah tentang
 kebutuhan industri ekstraktif kebumian akan tenaga eksporasionis-nya.
 Sinyal yg memancarkan iming2 segra nyempLung di dunia kerja meski
 hanya sebagai teknisi - operator tukang kLiq komputer beLaka yg
 lulusan kursus operator seminggupun mampu memulainya.

 Sinyal itu diperkuat juga sebagiannya oleh sistim pendidikan geologi
 instant, dlm kelas, template dan terstruktur kaku yg mengekang
 kebebasan berpikir dan tdk mengembangkan kognisi atas dasar pengalaman
 interaksi dg batu, proses, dan bentang alam, tp pada weJangan2.

 Eksplorasi dan riset adalah 2 sisi mata uang yg sama u/membayar
 temuan2 baru sumberdaya kebumian kita. Kegiatan himpunan - asosiasi
 profesinya-mahasiswa2 geosains kita pada umumnya dianggap keren kalau
 itu: mengoperasikan software, memanipuLasi data, menghitung-hitung dan
 merencanakan pengelolaan cadangan yg sdh ditemukan (lomba ngekliq
 software, lomba POD, lomba FS, dsb), bukaannya lebih ke riset2 dasar:
 spt: memodelkan tektonika dan sedimentasi cekungan, metode2 integrasi
 geologi permukaan dg bawah permukaan, memahami overpressure dan
 gerakan fluida di ceKungan2 dan trobosan2 alat2 geofisika. Agak susah
 kita mengharapkan kemampuan analisis-sintesis geosains bisa berkembang
 secara lateraL dLm situasi spt itu. Yg ada hasilnya sementara ini ya
 seperti yg kita sama2 saksikan: generasi pasokan tenaga geosains baru
 yg Lebih ahli jadi teknisi memanipulasi image2 bawah permukaan dan
 memodelkan perhitungan2 cadangan dan skenario pengembangan, tp gagap
 dg pertanyaan: kemana Lagi kita harus mencari cadangan2 baru yg beLum
 ditemukan?

 Seksi Mahasiswa IAGI (IAGI Student Chapter) dan FGMI (Forum GeoLogist
 Muda Indonesia): mohon kalau bisa mengambiL porsi yg sering diLupaKan
 oLeh asosiasi profesi kebumian dan industri ekstraktif ini, yaitu
 porsi riset; porsi yg bener2 GEOLOGI: back to basics, Look at the rock
 (kembaLi ke ilmu dasar, melihat batu!)

 Bekasi, 29 Mar 2013
 ADB
 Powered by Telkomsel BlackBerry®



[iagi-net] Re: [Forum-HAGI] “BADAI LAUT ARU” (EKSPLORASI MIGAS PALEOZOIC PLAY)

2013-04-01 Terurut Topik mohammadsyaiful
Terimakasih, pak Awang. Cerita yang memang sangat seru.

Sebagaimana kita ketahui, sudah beberapa kali, melalui IAGI, kita selenggarakan 
pertemuan bertajuk eksplorasi palaeosoikum. Yang ditampilkan selama ini 
selalu kisah sukses, seperti Lapangan Abadi, yang entah sudah berapa puluh 
kali dipresentasikan.

Tampaknya kisah Aru-1 dan Mutiara Putih-1 belum banyak dikupas di depan publik, 
tentunya lengkap dengan gambaran menyeluruh sebelum kedua titik bor ditentukan. 
Apakah kiranya kedua perusahaan berkenan untuk mengijinkan para pendekarnya 
bertukar pikiran dan pengalaman dengan pendekar2 lainnya di nusantara ini? Kalo 
iya, ajang pertemuan bersama HAGI-IAGI di Medan nanti mungkin bisa jadi 
pilihannya.

Salam,
Syaiful

Sent from my deep heart

On Apr 1, 2013, at 9:10 PM, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote:

 Orang-orang seumur saya, antara 45-50 tahun, pada masa remajanya mungkin 
 pernah terpesona dengan komik-komik silat Indonesia. Djair adalah salah satu 
 komikus favorit saya. Meskipun lukisannya tak sebagus Yan Mintaraga apalagi 
 Teguh, cerita-cerita Djair sangat membumi Indonesia, dan pendekar bernama 
 Jaka Sembung lahir darinya.
 
 Para penggemar komik Djair tentu ingat beberapa tokoh pendekar dari Indonesia 
 Timur yang dikumpulkan Jaka Sembung untuk memperkuat pasukannya melawan 
 Belanda di benteng Kandang Haur, dekat Cirebon atau Indramayu. Ada Awom dari 
 Ambon yang jago memanah, ada Wori dari Papua si pendekar bumerang. Atau ada 
 si Iblis Pulau Aru, yang bergentayangan di pulau-pulau Aru dan Tanimbar atau 
 perairan Arafura sebagai perompak. Saat berhasil ditundukkan kedigjayaan Jaka 
 Sembung bersama para pendekar temannya (misalnya Karta si gila dari Muara 
 Bondet), para pendekar Indonesia Timur ini ikut Jaka Sembung ke Kandang Haur, 
 membantunya melawan penjajah Belanda.
 
 Itulah sebuah nostalgia sekitar 35 tahun yang lalu. “Badai Laut Aru” yang 
 saya tulis kali ini adalah sebuah cerita tentang eksplorasi minyak dan gas 
 bumi di area nan sulit dan menantang, yaitu di kawasan Laut Aru-Arafura di 
 Indonesia Timur, mengejar target Paleozoikum, di tengah-tengah badai Laut 
 Aru. Kebetulan target Paleozoikum Indonesia tersembunyi di bawah ganasnya 
 badai Laut Aru ini, sebuah badai yang juga menenggelamkan KRI Macan Tutul 
 pimpinan Yos Sudarso, tahun 1962 saat kapal perang KRI Indonesia ini 
 berkonfrontasi dengan patroli kapal Belanda kala masalah politik Irian Jaya 
 memanas di Republik ini.
 
 Adalah survei umum (speculative survey) pada tahun 2005 yang dilakukan sebuah 
 perusahaan seismik atas izin Ditjen Migas yang membuka potensi Paleozoikum 
 Laut Aru-Arafura ini. Sebelum itu, wilayah ini kosong dari cekungan sedimen, 
 juga kosong dari jalur wilayah potensi migas atau pun petroleum system 
 prospektif (bisa dicek di peta-peta Nayoan et al., 1991; Howes dan 
 Tisnawijaya, 1995; Hardy et al., 1997; Howes, 2000 – tak ada yang 
 mencantumkan potensi migas atau satu cekungan pun di wilayah ini). Setelah 
 dilakukan seismik, ternyata terdapat tumpukan sedimen setebal 5 (lima) 
 seconds berumur Paleozoikum (berdasarkan ikatan dengan cekungan korelatif dan 
 sumur di wilayah perairan utara Australia) di wilayah Aru-Arafura ini. Sebuah 
 potensi migas !
 
 Seismik-seismik di wilayah ini menujukkan hadirnya sebuah cekungan besar 
 dengan sedimen-sedimen Wessel Group (Proterozoikum Atas), Goulburn Group 
 (Kambrium-Ordovisium), Arafura Group (Devon Akhir) dan Kulshill 
 Group(Karbon-Perem). Wessel Group punya kapasitas sebagai batuan induk. 
 Sedangkan Goulburn-Arafura-Kulshill Groups punya kapasitas batuan 
 induk-reservoir-penyekat. Terkubur sampai kedalaman maksimal 6 seconds di 
 atas kerak benua tentu hal kematangan batuan induk bukan sesuatu yang perlu 
 diragukan. Data seismik juga menunjukkan keberadaan perangkap yang besar 
 (antiklin dan drape folds pada horst blocks).
 
 Studi regional petroleum system oleh para eksplorasionis Australia (misalnya 
 Bradshaw et al., 1997 atau Struckmeyer et al., 2006, ) menunjukkan bahwa Laut 
 Aru-Arafura memiliki supersystem (petroleum system group) bernama Larapintine 
 L1 berumur Kambrium. Supersystem Larapintine telah terbukti menggenerasikan 
 dan memerangkap hidrokarbon di beberapa cekungan daratan Australia (bagian 
 tengah-baratlaut Australia) yaitu Cekungan Amadeus dan Canning. Keberadaan 
 petroleum system Kambrium di wilayah ini dibuktikan dengan sangat ringannya 
 isotop karbon-13 baik untuk fraksi saturat maupun aromat (-31 s.d. -32 per 
 mile)
 
 Maka menurut cerita, dua blok/wilayah kerja migas dikerjakan oleh 
 ConocoPhillips dan Total di wilayah ini untuk mengeksplorasi potensi batuan 
 sedimen Paleozoikum, yaitu Amborip VI (2006) di sebelah timur Pulau Aru, dan 
 Arafura Sea Block (2008) di sebelah selatan Pulau Aru di dekat perbatasan 
 dengan Australia. 
 
 Lima tahun usaha eksplorasi di kedua wilayah kerja ini yang masing-masing 
 berakhir dengan pengeboran satu sumur eksplorasi, Aru-1 di Amborip VI dan 
 

Re: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] “BADAI LAUT ARU” (EKSPLORASI MIGAS PALEOZOIC PLAY)

2013-04-01 Terurut Topik noor syarifuddin
Rekans,

Sebenarnya ada satu partner lagi di dua blok tsb yaitu OPIC
(perusahaan Taiwan)..

Seperti diceritakan Pak Awang, memang sangat seru proses eksplorasi di
kawasan ini up and down selama hampir 3-4 tahun lebih karena
data yang sangat terbatas, maka dalam proses interpretasi hanya
dibatasi oleh imaginasi dari masing-masing tim GGnya... dan
imginasi gaya amerika tentu berbeda dengan imaginas gaya eropa :-)
Dari segi operasional juga merupakan petualangan tersendiri...
termasuk kendala Badai Lautan Aru yang berlangsung hampir 1 bulan
lamanya...: -)

Paper pertama akan dipresentasikan di IPA mendatang oleh rekan-rekan
COPI selaku Operatornya (Joko Suklis dkk)... paper kedua, soal
overpressure di kawasan ini juga akan menjadi bagian dari paper
tentang subject ini di AAPG Beijing oleh periset TOTAL..

Kalau mau diadakan session di Medan, kita dengan senang hati akan
mencoba bercerita tentu dengan kesepakatan COPI dan OPIC selaku
partner..



salam,


On 4/2/13, mohammadsyai...@gmail.com mohammadsyai...@gmail.com wrote:
 Terimakasih, pak Awang. Cerita yang memang sangat seru.

 Sebagaimana kita ketahui, sudah beberapa kali, melalui IAGI, kita
 selenggarakan pertemuan bertajuk eksplorasi palaeosoikum. Yang ditampilkan
 selama ini selalu kisah sukses, seperti Lapangan Abadi, yang entah sudah
 berapa puluh kali dipresentasikan.

 Tampaknya kisah Aru-1 dan Mutiara Putih-1 belum banyak dikupas di depan
 publik, tentunya lengkap dengan gambaran menyeluruh sebelum kedua titik bor
 ditentukan. Apakah kiranya kedua perusahaan berkenan untuk mengijinkan para
 pendekarnya bertukar pikiran dan pengalaman dengan pendekar2 lainnya di
 nusantara ini? Kalo iya, ajang pertemuan bersama HAGI-IAGI di Medan nanti
 mungkin bisa jadi pilihannya.

 Salam,
 Syaiful

 Sent from my deep heart

 On Apr 1, 2013, at 9:10 PM, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote:

 Orang-orang seumur saya, antara 45-50 tahun, pada masa remajanya mungkin
 pernah terpesona dengan komik-komik silat Indonesia. Djair adalah salah
 satu komikus favorit saya. Meskipun lukisannya tak sebagus Yan Mintaraga
 apalagi Teguh, cerita-cerita Djair sangat membumi Indonesia, dan pendekar
 bernama Jaka Sembung lahir darinya.

 Para penggemar komik Djair tentu ingat beberapa tokoh pendekar dari
 Indonesia Timur yang dikumpulkan Jaka Sembung untuk memperkuat pasukannya
 melawan Belanda di benteng Kandang Haur, dekat Cirebon atau Indramayu. Ada
 Awom dari Ambon yang jago memanah, ada Wori dari Papua si pendekar
 bumerang. Atau ada si Iblis Pulau Aru, yang bergentayangan di pulau-pulau
 Aru dan Tanimbar atau perairan Arafura sebagai perompak. Saat berhasil
 ditundukkan kedigjayaan Jaka Sembung bersama para pendekar temannya
 (misalnya Karta si gila dari Muara Bondet), para pendekar Indonesia Timur
 ini ikut Jaka Sembung ke Kandang Haur, membantunya melawan penjajah
 Belanda.

 Itulah sebuah nostalgia sekitar 35 tahun yang lalu. “Badai Laut Aru” yang
 saya tulis kali ini adalah sebuah cerita tentang eksplorasi minyak dan gas
 bumi di area nan sulit dan menantang, yaitu di kawasan Laut Aru-Arafura di
 Indonesia Timur, mengejar target Paleozoikum, di tengah-tengah badai Laut
 Aru. Kebetulan target Paleozoikum Indonesia tersembunyi di bawah ganasnya
 badai Laut Aru ini, sebuah badai yang juga menenggelamkan KRI Macan Tutul
 pimpinan Yos Sudarso, tahun 1962 saat kapal perang KRI Indonesia ini
 berkonfrontasi dengan patroli kapal Belanda kala masalah politik Irian
 Jaya memanas di Republik ini.

 Adalah survei umum (speculative survey) pada tahun 2005 yang dilakukan
 sebuah perusahaan seismik atas izin Ditjen Migas yang membuka potensi
 Paleozoikum Laut Aru-Arafura ini. Sebelum itu, wilayah ini kosong dari
 cekungan sedimen, juga kosong dari jalur wilayah potensi migas atau pun
 petroleum system prospektif (bisa dicek di peta-peta Nayoan et al., 1991;
 Howes dan Tisnawijaya, 1995; Hardy et al., 1997; Howes, 2000 – tak ada
 yang mencantumkan potensi migas atau satu cekungan pun di wilayah ini).
 Setelah dilakukan seismik, ternyata terdapat tumpukan sedimen setebal 5
 (lima) seconds berumur Paleozoikum (berdasarkan ikatan dengan cekungan
 korelatif dan sumur di wilayah perairan utara Australia) di wilayah
 Aru-Arafura ini. Sebuah potensi migas !

 Seismik-seismik di wilayah ini menujukkan hadirnya sebuah cekungan besar
 dengan sedimen-sedimen Wessel Group (Proterozoikum Atas), Goulburn Group
 (Kambrium-Ordovisium), Arafura Group (Devon Akhir) dan Kulshill
 Group(Karbon-Perem). Wessel Group punya kapasitas sebagai batuan induk.
 Sedangkan Goulburn-Arafura-Kulshill Groups punya kapasitas batuan
 induk-reservoir-penyekat. Terkubur sampai kedalaman maksimal 6 seconds di
 atas kerak benua tentu hal kematangan batuan induk bukan sesuatu yang
 perlu diragukan. Data seismik juga menunjukkan keberadaan perangkap yang
 besar (antiklin dan drape folds pada horst blocks).

 Studi regional petroleum system oleh para eksplorasionis Australia
 (misalnya Bradshaw et al., 

Re: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] “BADAI LAUT ARU” (EKSPLORASI MIGAS PALEOZOIC PLAY)

2013-04-01 Terurut Topik Yanto R. Sumantri
Awang 

Jadi tidak layak di tinggalkan ya .

Satu kritik dari saya adalah mengenai tenggelamnya KRI Macan Tutul ,saya baca 
di satu buku mengenai dongeng Laksamana Yos Sudarso bukan karena gelombang akan 
tetapi karena ditembak kapal perang Belanda yang lebih canggih.
Pada saat itu Yos Sudarso yang juga merupakan Deputi Operasi Kasal 
memerintahkan kapalnya untuk mengarahkan ke arah kapal perang Belanda dengan 
kecepatan penuh.

Mengapa KRI Macan Tutul tidak mampu melawan dengan torpedonya ?

Ternyata MTB yang dibeli dari Inggris itu pada saat Trikora dikumandangkan , 
keburu kena embargo senjata dr Inggris dan torpedonya belum sempat dikirimkan 
ke Indonesia .
Jadi praktis hanya mengandalkan senapan mesin 12, 7 mm  saja .
Yos Sudarso awalnya hanya berniat untuk mendaratkan pasukan (dengan tiga MTB 
lainnya) KEPERGOK sama Kapal Beland yang sudah mengetahui ada gerakan kapall 
kapal  perang RI  ke Irian Barat (Papua sekarang).
Jadi juga ada faktor bocornya rencana pendaratan.

Di MTB lain  juga ada  Pak Sudomo , yang sempat selamat.


Saya baca di buku (tapi lupa namanya).

si Abah



 From: mohammadsyai...@gmail.com mohammadsyai...@gmail.com
To: 
Cc: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id 
Sent: Tuesday, April 2, 2013 6:06 AM
Subject: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] “BADAI LAUT ARU” (EKSPLORASI MIGAS 
PALEOZOIC PLAY)
 

Terimakasih, pak Awang. Cerita yang memang sangat seru.

Sebagaimana kita ketahui, sudah beberapa kali, melalui IAGI, kita selenggarakan 
pertemuan bertajuk eksplorasi palaeosoikum. Yang ditampilkan selama ini 
selalu kisah sukses, seperti Lapangan Abadi, yang entah sudah berapa puluh 
kali dipresentasikan.

Tampaknya kisah Aru-1 dan Mutiara Putih-1 belum banyak dikupas di depan publik, 
tentunya lengkap dengan gambaran menyeluruh sebelum kedua titik bor ditentukan. 
Apakah kiranya kedua perusahaan berkenan untuk mengijinkan para pendekarnya 
bertukar pikiran dan pengalaman dengan pendekar2 lainnya di nusantara ini? Kalo 
iya, ajang pertemuan bersama HAGI-IAGI di Medan nanti mungkin bisa jadi 
pilihannya.

Salam,
Syaiful

Sent from my deep heart

On Apr 1, 2013, at 9:10 PM, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote:


Orang-orang seumur saya, antara 45-50 tahun, pada masa remajanya mungkin pernah 
terpesona dengan komik-komik silat Indonesia. Djair adalah salah satu komikus 
favorit saya. Meskipun lukisannya tak sebagus Yan Mintaraga apalagi Teguh, 
cerita-cerita Djair sangat membumi Indonesia, dan pendekar bernama Jaka Sembung 
lahir darinya.

Para penggemar komik Djair tentu ingat beberapa tokoh pendekar dari Indonesia 
Timur yang dikumpulkan Jaka Sembung untuk memperkuat pasukannya melawan 
Belanda di benteng Kandang Haur, dekat Cirebon atau Indramayu. Ada Awom dari 
Ambon yang jago memanah, ada Wori dari Papua si pendekar bumerang. Atau ada si 
Iblis Pulau Aru, yang bergentayangan di pulau-pulau Aru dan Tanimbar atau 
perairan Arafura sebagai perompak. Saat berhasil ditundukkan kedigjayaan Jaka 
Sembung bersama para pendekar temannya (misalnya Karta si gila dari Muara 
Bondet), para pendekar Indonesia Timur ini ikut Jaka Sembung ke Kandang Haur, 
membantunya melawan penjajah Belanda.

Itulah sebuah nostalgia sekitar 35 tahun yang lalu. “Badai Laut Aru” yang saya 
tulis kali ini adalah sebuah cerita tentang eksplorasi minyak dan gas bumi di 
area nan sulit dan menantang, yaitu di kawasan Laut Aru-Arafura di Indonesia 
Timur, mengejar target
 Paleozoikum, di tengah-tengah badai Laut Aru. Kebetulan target Paleozoikum 
Indonesia tersembunyi di bawah ganasnya badai Laut Aru ini, sebuah badai yang 
juga menenggelamkan KRI Macan Tutul pimpinan Yos Sudarso, tahun 1962 saat kapal 
perang KRI Indonesia ini berkonfrontasi dengan patroli kapal Belanda kala 
masalah politik Irian Jaya memanas di Republik ini.

Adalah survei umum (speculative survey) pada tahun 2005 yang dilakukan sebuah 
perusahaan seismik atas izin Ditjen Migas yang membuka potensi Paleozoikum 
Laut Aru-Arafura ini. Sebelum itu, wilayah ini kosong dari cekungan sedimen, 
juga kosong dari jalur wilayah potensi migas atau pun petroleum system 
prospektif (bisa dicek di peta-peta Nayoan et al., 1991; Howes dan 
Tisnawijaya, 1995; Hardy et al., 1997; Howes, 2000 – tak ada yang mencantumkan 
potensi migas atau satu cekungan pun di wilayah ini). Setelah dilakukan 
seismik, ternyata terdapat tumpukan sedimen setebal 5 (lima) seconds berumur
 Paleozoikum (berdasarkan ikatan dengan cekungan korelatif dan sumur di wilayah 
perairan utara Australia) di wilayah Aru-Arafura ini. Sebuah potensi migas !

Seismik-seismik di wilayah ini menujukkan hadirnya sebuah cekungan besar 
dengan sedimen-sedimen Wessel Group (Proterozoikum Atas), Goulburn Group 
(Kambrium-Ordovisium), Arafura Group (Devon Akhir) dan Kulshill 
Group(Karbon-Perem). Wessel Group punya kapasitas sebagai batuan induk. 
Sedangkan Goulburn-Arafura-Kulshill Groups punya kapasitas batuan 
induk-reservoir-penyekat. Terkubur sampai kedalaman 

[iagi-net] Fwd: IAGI WORKSHOP HYDROGEOLOGY: MANAGING ENVIRONMENTAL DISASTERIN MINING, OIL GAS INDUSTRY

2013-04-01 Terurut Topik Biro Kursus IAGI
Dear IAGI Members,


Biro Kursus IAGI (Indonesian Association of Geologists) has arranged a
workshop in April 2013.  Workshop will be held at Hotel Hilton, Bandung,
Indonesia.


*HYDROGEOLOGY: MANAGING ENVIRONMENTAL DISASTERIN MINING, OIL  GAS INDUSTRY
*

April 25th - 26th, 2013

HILTON- HOTEL

BANDUNG- INDONESIA

Instructor:

*Prof. Ir. LAMBOK HUTASOIT,  Ph.D.*

*Prof. Dr. Ir. Sudarto Notosiswoyo M.Eng. holds Ph.D*

Duration  : 2Days Workshop

Workshop Level: Basic – Intermediate



*About The Workshop :*

The management of hydrogeology may be defined as the application of
hydrogeological principles to environmental protection, mainly to
groundwater and soil contaminations, and community water supply protection.
The mining and petroleum industries have potential to contaminate
groundwater and soil through their activities such as waste processing,
produced water discharging, and dewatering. This course is aimed at
understanding of hydrogeological principles that can be used to prevent the
environment and will cover the essential of hydrogeological principles such
as Darcy's law, exploration hydrogeological methods, groundwater flow
direction, groundwater chemistry and contamination, groundwater monitoring
programs, and introduction to groundwater modeling. The Government of
Indonesia's (GoI) regulation related to groundwater protection will also be
discussed in this course, together with some case studies in mining and
petroleum industries related to groundwater contamination. The participants
will actively be involved by doing some exercises.

* *

*You Will Learn :*

Day 1:

Basics of hydrogeological principles

Exploration hydrogeological methods

Regulation of Government of Indonesia

related to groundwater protection

Day 2:

Basics of groundwater protection program

Introduction to groundwater modeling

Application of groundwater protection

and monitoring programs



*Who Should Attend :*

Geologist, Geophysicist, Mining Engineer, HSE Manager, Exploration Manager
and Production Manager and other personnel who work in mining, oil and gas
industry



*Investment Fee:*

Before Course : IDR. 13.250.000 / participant, After Course : IDR.
13.750.000 / participant (Excluded accommodation and tax)

The workshop fee includes meals (2x coffee break and lunch), training kits,
training materials, group photograph, and certificate. In order to allow
sufficient time for arranging travel and processing document, participants
are recommended to make an early enrollment.

*About Instructor :*
*Prof. Ir. Lambok Hutasoit holds Ph.D*. degree from the University of
Illinois, USA. H is a professor of hydrogeology at the Department of
Geology, ITB. He has a long experience  in dealing with groundwater
protection program in mining and petroleum industries such as at Caltex,
Santos, ConocoPhillips, Adaro, and Newmont. He is a member of board of
expert of the Ministry of Environment of GoI (KLH). Currently, he is the
President of Indonesian Association

*Prof. Dr. Ir. Sudarto Notosiswoyo M.Eng. holds Ph.D.* degree from the
Aachen University, Germany. He is a professor of hydrogeology at the
Department of Mining Engineering, ITB. He is an AMDAL evaluator, and also a
member of board of expert of the KLH.


*Register now.*

*Registration will be closed on 18th April , 2013. Late enrollment may
result in workshop cancellation*



For further information regarding IAGI Workshop 2013 :
Please do not hesitate to contact :
Biro Kursus IAGI :   62 8156 200 197 (email :birokursus.i...@gmail.com)



Best Regards,

Hari Utomo

Ketua Biro Kursus IAGI


Re: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] “BADAI LAUT ARU” (EKSPLORASI MIGAS PALEOZOIC PLAY)

2013-04-01 Terurut Topik Yanto R. Sumantri
Good Noor, sy kira SKK Migas dapat mendorong perusahaan tsb.

si Abah



 From: noor syarifuddin noorsyarifud...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, April 2, 2013 8:46 AM
Subject: Re: [iagi-net] Re: [Forum-HAGI] “BADAI LAUT ARU” (EKSPLORASI MIGAS 
PALEOZOIC PLAY)
 
Rekans,

Sebenarnya ada satu partner lagi di dua blok tsb yaitu OPIC
(perusahaan Taiwan)..

Seperti diceritakan Pak Awang, memang sangat seru proses eksplorasi di
kawasan ini up and down selama hampir 3-4 tahun lebih karena
data yang sangat terbatas, maka dalam proses interpretasi hanya
dibatasi oleh imaginasi dari masing-masing tim GGnya... dan
imginasi gaya amerika tentu berbeda dengan imaginas gaya eropa :-)
Dari segi operasional juga merupakan petualangan tersendiri...
termasuk kendala Badai Lautan Aru yang berlangsung hampir 1 bulan
lamanya...: -)

Paper pertama akan dipresentasikan di IPA mendatang oleh rekan-rekan
COPI selaku Operatornya (Joko Suklis dkk)... paper kedua, soal
overpressure di kawasan ini juga akan menjadi bagian dari paper
tentang subject ini di AAPG Beijing oleh periset TOTAL..

Kalau mau diadakan session di Medan, kita dengan senang hati akan
mencoba bercerita tentu dengan kesepakatan COPI dan OPIC selaku
partner..



salam,


On 4/2/13, mohammadsyai...@gmail.com mohammadsyai...@gmail.com wrote:
 Terimakasih, pak Awang. Cerita yang memang sangat seru.

 Sebagaimana kita ketahui, sudah beberapa kali, melalui IAGI, kita
 selenggarakan pertemuan bertajuk eksplorasi palaeosoikum. Yang ditampilkan
 selama ini selalu kisah sukses, seperti Lapangan Abadi, yang entah sudah
 berapa puluh kali dipresentasikan.

 Tampaknya kisah Aru-1 dan Mutiara Putih-1 belum banyak dikupas di depan
 publik, tentunya lengkap dengan gambaran menyeluruh sebelum kedua titik bor
 ditentukan. Apakah kiranya kedua perusahaan berkenan untuk mengijinkan para
 pendekarnya bertukar pikiran dan pengalaman dengan pendekar2 lainnya di
 nusantara ini? Kalo iya, ajang pertemuan bersama HAGI-IAGI di Medan nanti
 mungkin bisa jadi pilihannya.

 Salam,
 Syaiful

 Sent from my deep heart

 On Apr 1, 2013, at 9:10 PM, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote:

 Orang-orang seumur saya, antara 45-50 tahun, pada masa remajanya mungkin
 pernah terpesona dengan komik-komik silat Indonesia. Djair adalah salah
 satu komikus favorit saya. Meskipun lukisannya tak sebagus Yan Mintaraga
 apalagi Teguh, cerita-cerita Djair sangat membumi Indonesia, dan pendekar
 bernama Jaka Sembung lahir darinya.

 Para penggemar komik Djair tentu ingat beberapa tokoh pendekar dari
 Indonesia Timur yang dikumpulkan Jaka Sembung untuk memperkuat pasukannya
 melawan Belanda di benteng Kandang Haur, dekat Cirebon atau Indramayu. Ada
 Awom dari Ambon yang jago memanah, ada Wori dari Papua si pendekar
 bumerang. Atau ada si Iblis Pulau Aru, yang bergentayangan di pulau-pulau
 Aru dan Tanimbar atau perairan Arafura sebagai perompak. Saat berhasil
 ditundukkan kedigjayaan Jaka Sembung bersama para pendekar temannya
 (misalnya Karta si gila dari Muara Bondet), para pendekar Indonesia Timur
 ini ikut Jaka Sembung ke Kandang Haur, membantunya melawan penjajah
 Belanda.

 Itulah sebuah nostalgia sekitar 35 tahun yang lalu. “Badai Laut Aru” yang
 saya tulis kali ini adalah sebuah cerita tentang eksplorasi minyak dan gas
 bumi di area nan sulit dan menantang, yaitu di kawasan Laut Aru-Arafura di
 Indonesia Timur, mengejar target Paleozoikum, di tengah-tengah badai Laut
 Aru. Kebetulan target Paleozoikum Indonesia tersembunyi di bawah ganasnya
 badai Laut Aru ini, sebuah badai yang juga menenggelamkan KRI Macan Tutul
 pimpinan Yos Sudarso, tahun 1962 saat kapal perang KRI Indonesia ini
 berkonfrontasi dengan patroli kapal Belanda kala masalah politik Irian
 Jaya memanas di Republik ini.

 Adalah survei umum (speculative survey) pada tahun 2005 yang dilakukan
 sebuah perusahaan seismik atas izin Ditjen Migas yang membuka potensi
 Paleozoikum Laut Aru-Arafura ini. Sebelum itu, wilayah ini kosong dari
 cekungan sedimen, juga kosong dari jalur wilayah potensi migas atau pun
 petroleum system prospektif (bisa dicek di peta-peta Nayoan et al., 1991;
 Howes dan Tisnawijaya, 1995; Hardy et al., 1997; Howes, 2000 – tak ada
 yang mencantumkan potensi migas atau satu cekungan pun di wilayah ini).
 Setelah dilakukan seismik, ternyata terdapat tumpukan sedimen setebal 5
 (lima) seconds berumur Paleozoikum (berdasarkan ikatan dengan cekungan
 korelatif dan sumur di wilayah perairan utara Australia) di wilayah
 Aru-Arafura ini. Sebuah potensi migas !

 Seismik-seismik di wilayah ini menujukkan hadirnya sebuah cekungan besar
 dengan sedimen-sedimen Wessel Group (Proterozoikum Atas), Goulburn Group
 (Kambrium-Ordovisium), Arafura Group (Devon Akhir) dan Kulshill
 Group(Karbon-Perem). Wessel Group punya kapasitas sebagai batuan induk.
 Sedangkan Goulburn-Arafura-Kulshill Groups punya kapasitas batuan
 induk-reservoir-penyekat. Terkubur sampai kedalaman maksimal