Saya juga setuju dengan Pak Ketua. Saya walaupun masih CPNS di PSDG Badan
Geologi siap membantu IAGI supaya pusat data informasi sumberdaya geologi
seluruh Indonesia yang valid yang terpusat di Badan Geologi bisa terwujud.

Salam,
Agata

2015-06-23 9:05 GMT+07:00 rakhmadi avianto <rakhmadi.avia...@gmail.com>:

> SETUJU PAK KETUM ... ayoo kita lanjutkan
>
> Salam
> KjA
>
> ------> *Do not give up and do not ever look back and tawakkal ilallah
> <------*
>
> 2015-06-23 8:44 GMT+07:00 noor syarifuddin <noorsyarifud...@gmail.com>:
>
>> memang mengherankan kita ini ya... BP saja yang perusahaan swasta bisa
>> punya update data tiap tahun dan bisa dijadikan referensi banyak
>> pihak... :-)
>>
>> salam,
>>
>> On 6/22/15, S. (Daru) Prihatmoko <sprihatm...@gmail.com> wrote:
>> > Pak Ong dan rekan2...
>> >
>> > Masalah data sumberdaya dan cadangan baik di minerba maupun migas memang
>> > menjadi concern kita semua. Di sektor minerba sendiri mestinya data-data
>> > perusahaan masuk ke Ditjen Minerba dan diolah di sana atau diserahkan ke
>> > Badan Geologi utk pengelolaan selanjutnya. Sejak awal 2000an IAGI sudah
>> > mengusulkan (yg saya ingat ke DPR) agar masalah data ini ditangani
>> serius,
>> > dengan dimasukkan ke regulasi resmi. Tetapi hingga kini belum terlihat
>> hal
>> > ini bisa diakomodasi dng baik.
>> >
>> > Spt disinggung kang IM (Iwan Munajat) kini kita sedang usulkan agar BG
>> lebih
>> > diberdayakan lagi dng menangani seluruh data kebumian termasuk
>> sumberdaya/
>> > cadangan ini. Selain melakukan penelitian mandiri terkait eksplorasi
>> > (mestinya ini dilakukan di bawah PSDG/ Pusat Sumberdaya Geologi) yg
>> > seharusnya juga bisa menghasilkan angka2 sumberdaya, BG perlu diserahi
>> > tanggung jawab untuk mengelola data2 dari perusahaan yg masuk ke
>> pemerintah
>> > melalui pintu Ditjen Minerba. Dengan demikian, goalnya adalah Indonesia
>> akan
>> > memiliki pusat data sumberdaya kebumian yg solid dan terpusat di BG.
>> >
>> > BG (Nasional) yg mandiri ini dulu pernah diusulkan ke pemerintah pada
>> jaman
>> > IAGI dibawah kepengurusan cak Andang (2000-2005). Dan kita ingin ini
>> > digulirkan lagi sekarang pada saat geologi lebih terasa dibutuhkan di
>> > kehidupan sehari-hari.
>> >
>> > Salam,
>> > Daru
>> > Sent from my mobile device 2
>> >
>> >> On Jun 21, 2015, at 9:04 PM, Ong Han Ling <hl...@geoservices.co.id>
>> >> wrote:
>> >>
>> >> Bagus sekali Im, tetapi tidak segampang itu. Sebaiknya kalau IAGI ingin
>> >> membantu, kita minta adanya imbalan dari ESDM untuk mengerjakan beerapa
>> >> orang secara full timem dan secara profesional. Sekarang banyak orang
>> >> anggota IAGI yang mencari pekerjaan. Pekerjaan ini tidak bisa disambi.
>> >> Banyak liku-likunya dan banyak kelicikan, hingga kalau tidak benar
>> >> ditangani kita datanya ambur adul dan baru ketahuan setelah setahun
>> lebih.
>> >>
>> >>
>> >> HLOng.
>> >> -----Original Message-----
>> >> From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of -
>> >> kangim...@yahoo.com
>> >> Sent: Sunday, June 21, 2015 8:18 PM
>> >> To: iagi-net@iagi.or.id
>> >> Subject: Re: [iagi-net] UU Minerba -->was: [iagi-net] 90% Cadangan
>> Minyak
>> >> RI Dipegang Perusahaan Asing
>> >>
>> >> Pak Ong yg saya hormati, dibidang minerba, IAGI dibawah anak
>> organisasinya
>> >> mgei melakukan bbrp langkah bersama pemerintah diantaranya: 1. Membuat
>> >> satu standar pelaporan yg sama antara perusahaan dan pemerintah. 2.
>> >> Mengharuskan pelaporan dilaporkan oleh Competent Person. 3. Menampung
>> >> laporan perusahaan pada satu pintu sehingga akhirnya esdm membuat
>> sistim
>> >> pelaporan online. Nah kalau sistimnya sudah tersedia maka mudah2an kita
>> >> bisa punya laporan sumberdaya dan cadangan yg lebih akurat. Im
>> >> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>> >>
>> >> -----Original Message-----
>> >> From: Ong Han Ling <hl...@geoservices.co.id>
>> >> Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
>> >> Date: Sun, 21 Jun 2015 17:49:23
>> >> To: <iagi-net@iagi.or.id>
>> >> Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
>> >> Subject: RE: [iagi-net] UU Minerba -->was: [iagi-net] 90% Cadangan
>> Minyak
>> >> RI
>> >> Dipegang Perusahaan Asing
>> >>
>> >> Pak Daru,
>> >>
>> >> Maaf terlambat menanggapi email Anda. Saya ingin menanggapi ttg.
>> cadangan
>> >> batubara Indonesia.
>> >>
>> >> ESDM memberikan data ttg. batubara Indonesia yang menurut saya salah.
>> >> Data ini sudah beredar selama 3-5 tahun dan masuk didalam brosur  ESDM.
>> >> Tercantum batubara Indonesia berkalori dibawah 5200 cal. cuma  20.22%
>> >> dibandingkan batubara berkalori antara 5100 - 6400 cal.yang jumlahnya
>> >> 66.39% dari seluruh cadangan batubara Indonesia. Pertanyaan adalah
>> >> bagaimana mungkin batubara berkalori rendah lebih sedikit depositnya
>> >> dibandingkan kalori lebih tinggi dialam. Tidak masuk akal.
>> >>
>> >> Yang mungkin dilakukan oleh ESDM adalah mencatat apa yang dilaporkan
>> oleh
>> >> perusahaan yang melakukan eksplorasi. Tentu saja perusahaan eksplorasi
>> >> hanya mengebor ditempat yang berpotensi batubara berkalor tinggi.
>> Mereka
>> >> tidak akan mengebor dimana batubara kalorinya rendah. Maka itu terjadi
>> >> bias dalam pengumpulan data. Diperlukan team geologsit full time untuk
>> >> melakukan evaluasi cadangan Indonesia berdasarkan caloric value.
>> >>
>> >> Lebih parah lagi adalah bahwa berdasarkan data tsb. ESDM mengambil
>> >> kebijakan dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) untuk melarang
>> >> ekspor batubara calori rendah dan mengharuskan untuk ditingkatkan
>> >> (upgrade) sebelum diekspor. Pemerintah mengadakan seminar, mendatangkan
>> >> expert, dan menganjurkan kursus2 untuk upgrading batubara kalori
>> rendah.
>> >> Selama lebih dari tiga tahun dilakukan, hasilnya negatif hingga akirnya
>> >> ditingalkan.
>> >>
>> >> Menurut saya ini adalah suatu kebijakan Pemerintah yang keliru. Swasta
>> >> tidak perlu diajari mencari keuntungan. Mereka sejak permulaan sudah
>> tahu
>> >> bahwa kalau batubara mreka dinaikkan calorinya, dengan cara mengurangi
>> >> moisture content umpamanya, harganya otomatis naik dan keuntungan
>> >> bertambah. Tidak perlu adanya PP.
>> >>
>> >> Untuk mengambil kebijakan yang benar, Indonesia perlu mempunyai
>> statistik
>> >> yang dapat dipercaya. Ini jauh dari kenyataan. Data Biro Pusat
>> Stastistik
>> >> (BPS), data ESDM, data Kementerian Perdagangan, dan data Kementerian
>> >> Keuangan sering beda cukup besar.Padahal sebetulnya data yang
>> diperlukan
>> >> simple, seperti besarnya produksi,  ekspor, domestic
>> consumption,besarnya
>> >> revenue yang diterima Negara, dan besarnya pajak yang dibayar. Data
>> yang
>> >> reliable diperlukan untuk membuat polcy batubara yang komprehensif.
>> >>
>> >> Pada waktu Pemerintah ingin menaikkan royalti PKP2B diatas 13,5%,
>> >> Assosiasi Petambangan Batubara (APB) protes. Mereka katakan bahwa
>> produksi
>> >> dari IUP, yang royaltinya lebih kecil,  perlu dibenahi terlebih dulu.
>> APB
>> >> memberikan statsitik bahwa ada sekitar 56,3 juta ton batubara yang
>> tidak
>> >> diketahui jejaknya. Berarti Pemerintah rugi, karena pajak tidak
>> dibayar.
>> >> PKP2B yang bergabung didalam APB menganggap Pemerintah tidak "fair".
>> PKP2B
>> >> merasa bahwa mereka yang jelas  keberadaannya dan melapor semuanya
>> harus
>> >> membayar royalty yang lebih tinggi. Sedangkan  produksi batubara "IUP"
>> >> sering tidak jelas, namun significant produksinya, dikenakan pajak yang
>> >> lebih rendah.
>> >>
>> >> Contoh lain kesimpangsiuran dibiang mineral adalah kebutuhan Indonesia
>> >> untuk mercury. Baru-baru Int. Herald Tribune melakukan penelitian
>> berapa
>> >> banyak Mercury yang masuk Indonesia untuk meneliti pencemaran
>> >> sungai-sungai yang mengunakan mercuri untuk mendulang mas seperti di
>> >> Tasik, Lombok, Buru, Kaltim, dsb. Indonesia ikut menandatangani UN
>> program
>> >> keterbukaan ekspor/impor mercury. Ternyata antara data resmi impor
>> Dept.
>> >> Perdagangan dan data resmi ekspor dari Negara-negara pengekspor
>> mercury ke
>> >> Indonesia bisa beda 2-3 kali lipat. Padahal ini adalah data resmi,
>> artinya
>> >> impor dan bayar pajak, bukan selundupan.
>> >>
>> >> Sebelum ESDM bisa membenahi data yang simpang siur, sukar bagi
>> pengambil
>> >> kebijakan untuk membuat policy batubara yang komprehensif. Ini
>> merupakan
>> >> tugas IAGI kalau ingin membantu Pemerintah.
>> >>
>> >> Salam.
>> >>
>> >> Hl Ong
>> >>
>> >>
>> >>
>> >>
>> >> -----Original Message-----
>> >> From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of S.
>> >> (Daru) Prihatmoko
>> >> Sent: Thursday, June 11, 2015 10:07 PM
>> >> To: iagi-net@iagi.or.id
>> >> Subject: [iagi-net] UU Minerba -->was: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak
>> RI
>> >> Dipegang Perusahaan Asing
>> >>
>> >> Rekan2 iaginetterŠ
>> >>
>> >> Saya mengikuti pasif diskusi migas yg dinamis ini, sangat bermanfaat.
>> >> Karena tread yg ini mulai merambah ke minerba, maka Subject saya ganti
>> >> agar relevan dng topik/ isi email-nya.
>> >>
>> >> Untuk UU Minerba (No. 4/ 2009), salah satu alasan harus diubah adalah
>> >> munculnya UU-23 ttg Pemerintahan Daerah yang telah ³menarik² bbrp
>> >> kewenangan Pemerintahan Kab/ Kota menjadi kewenangan PemProv.
>> Pemindahan
>> >> kewenangan ini menjadi bertentangan dengan UU Minerba, shg perlu
>> >> dilakukan
>> >> revisi.
>> >>
>> >> Saat ini para stakeholder minerba telah diundang atau dengan inistatif
>> >> sendiri memberikan masukan pada rencana amandemen ini, termasuk IAGI.
>> Tim
>> >> Kebijakan Publik IAGI dan para penggiat minerba di IAGI/ MGEI sedang
>> >> mematangkan masukan2 yang akan menjadi ³stand position² IAGI. Minggu
>> >> depan
>> >> rencananya PP-IAGI akan ke DPR (Sekjen/ Komisi 7) membawakan masukan
>> ini.
>> >> Kalau ada ide-ide yang perlu diakomodasi, silakan dibabar disini atau
>> >> kirim langsung ke sekretariat.
>> >>
>> >> Dengan mekanisme yang sama, saya kira isu-isu di  migas yang menjadi
>> >> topik
>> >> ³panas² beberapa hari ini mungkin bisa juga dirangkum menjadi masukan/
>> >> usulan IAGI. Monggo silakan para penggiat migas/ ISPG hal ini
>> dimainkanŠ
>> >>
>> >> Salam,
>> >> Daru
>> >>
>> >>> On 6/11/15, 8:37 PM, "lia...@indo.net.id" <lia...@indo.net.id> wrote:
>> >>>
>> >>> IUP : ijin untuk melaksanakan usaha Pertambangan yaitu kegiatan
>> >>> dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
>> >>> tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi
>> >>> kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan danpemurnian,
>> >>> pengangkutan
>> >>> dan penjualan, serta pascatambang
>> >>>
>> >>> Menurut  UU Minerba 2009 Ketentuan yang tercantum dalam pasal
>> >>> kontrak karyadan perjanjian karya pengusahaan pertambangan
>> >>> batubara disesuaikan dg UU ini , shg ketentuan di Kontrak
>> >>> disesuikan dg ketentuan IUP .
>> >>> kalau gak salah dlm  KK freport ( 1991 ? ) dapat diperpanjang 2
>> >>> x 10 tahun dg persetujuan pemerintah
>> >>> kontrak dg pemerintah pusat , IUP dg Pemda / Pemerintah sesuai
>> >>> dg kewenangannya
>> >>> Kabarnya disamping UU Migas , UU minerba juga akan di rubah....
>> >>>
>> >>> Nah tentunya Perubahan kedua UU  ini nanti akan menentukan
>> >>> Industri Ekstraksi kedepannya ( UU Geothermal sdh diubah duluan
>> >>> pada 2014 kemarin ) , asalkan  nanti jangan sedikit sedikit
>> >>> dirubah ..... dirubah kok sedikit sedikit,..
>> >>>
>> >>> salam
>> >>>
>> >>> ISM
>> >>>
>> >>>
>> >>>
>> >>>
>> >>>
>> >>>> 1. Barangkali tahu bedanya KK dengan IUP? Kalau melihat
>> >>>> istilahnya IUP itu  hanya izin saja (atau mining licence),
>> >>>> sehingga sama dengan sistim konsesi  zaman Belanda.
>> >>>> Menurut berita katanya KK Freeport di Papua akan diganti
>> >>>> oleh Menteri ESDM  menjadi IUP, sehingga dapat diperpanjang
>> >>>> sampai 20 tahun lagi.
>> >>>> 2. Apakah PKP2B dikeluarkan oleh ESDM atau oleh
>> >>>> Bupati/Kabupaten?
>> >>>> 3. Apakah KOB itu mirip KSO-nya Pertamina?
>> >>>> Wassalam
>> >>>> RPK
>> >>>>
>> >>>> ----- Original Message -----
>> >>>> From: <lia...@indo.net.id>
>> >>>> To: <iagi-net@iagi.or.id>
>> >>>> Sent: Thursday, June 11, 2015 10:37 AM
>> >>>> Subject: Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang
>> >>>> Perusahaan Asing
>> >>>>
>> >>>>
>> >>>>>
>> >>>>> Sama sama Pak Kusuma ,
>> >>>>>
>> >>>>> KK : Kontrak Karya
>> >>>>>
>> >>>>> PKP2B : Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara
>> >>>>>
>> >>>>> IUP : Ijin Usaha Pertambangan
>> >>>>>
>> >>>>> KOB : Kontrak Operasi Bersama
>> >>>>>
>> >>>>>
>> >>>>> Salam
>> >>>>>
>> >>>>> Ismail
>> >>>>>
>> >>>>>
>> >>>>>> Wah banyak sekali singkatan2 yang saya belum faham.
>> >>>>>> Barangkali bisa  dijelaskan Pak Liasmsi apa itu:
>> >>>>>> 1. KK/PKP2B
>> >>>>>> 2. IUP
>> >>>>>> 3. KOB
>> >>>>>> 4. K3S (dari Pak Ong)
>> >>>>>> 5. PTK 007 (dari Pak Ong)
>> >>>>>> 6. IOC (dari Pak Ong)
>> >>>>>> Wassalam
>> >>>>>> RPK
>> >>>>>>
>> >>>>>> ----- Original Message -----
>> >>>>>> From: <lia...@indo.net.id>
>> >>>>>> To: <iagi-net@iagi.or.id>
>> >>>>>> Sent: Wednesday, June 10, 2015 7:49 PM
>> >>>>>> Subject: Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang
>> >>>>>> Perusahaan Asing
>> >>>>>>
>> >>>>>>
>> >>>>>>> Kebijakan di bid pertambangan ( termasuk Migas ) tidak
>> >>>>>>> lepas
>> >>>>>>> dari sistem / regulasi nya ,Kalau kita telusuri sejarah
>> >>>>>>> Regulasi pertambangan ( termasuk Migas ) kita telah
>> >>>>>>> dibangun
>> >>>>>>> jauh sebelum kemerdekaan .
>> >>>>>>> Masa sebelum Kemerdekaan industri pertambangan ( termasuk
>> >>>>>>> migas
>> >>>>>>> ) didasarkan kpd UU jaman kolonial ( Indische Mijnwet
>> >>>>>>> Staatblad
>> >>>>>>> 1899 ) yg tdk membedakan antara pertambangan mineral dan
>> >>>>>>> migas
>> >>>>>>> dg prisip pokok , memberi konsesi untuk menambang mineral
>> >>>>>>> dan
>> >>>>>>> migas kpd partikelir, jangka waktu 75 thn,  pemegang
>> >>>>>>> konsesi
>> >>>>>>> wajib bayar  sewa tanah dan mineral menjadi hak milik
>> >>>>>>> pemegang
>> >>>>>>> konsesi dan bebas untuk menjualnya. jadi istilahnya
>> >>>>>>> mineral
>> >>>>>>> right , mining right dan economic right dipegang oleh
>> >>>>>>> pemegang
>> >>>>>>> konsesi , shg sampai akhir pemerintah kolonial kurang
>> >>>>>>> lebih
>> >>>>>>> ada
>> >>>>>>> 471 daerah konsesi yg diberikan .
>> >>>>>>> di Masa kemerdekaan diterbitkanlah UU No 10 thn 1959
>> >>>>>>> tentang
>> >>>>>>> pembatalan hak hak pertambangan, antara lain daerah
>> >>>>>>> konsesi
>> >>>>>>> yg
>> >>>>>>> belum digarap dibatalkan hak nya. ini merupakan langkah
>> >>>>>>> awal
>> >>>>>>> untuk membatasi UU jaman kolonial tsb.Pada 1960
>> >>>>>>> pemerintah
>> >>>>>>> menerbitkan  Perpu yg kemudian menjadi UU
>> >>>>>>> No.37 Th 1960 tentang Pertambangan , ini UU Nasional
>> >>>>>>> pertama
>> >>>>>>> ttg Pertambangan yg isinya antara lain memperbolehkan
>> >>>>>>> pengaturan tersendiri bersifat lex specialis untuk bahan
>> >>>>>>> galian
>> >>>>>>> yg disahakan negara semata mata oleh negara termasuk
>> >>>>>>> migas
>> >>>>>>> dan
>> >>>>>>> menghapus sistem konsesi,Seiring terbitnya UU
>> >>>>>>> Pertambangan
>> >>>>>>> kemudian  diterbitkan
>> >>>>>>> peraturan lain yg secara spesifik mengatur migas yg
>> >>>>>>> dituangkan
>> >>>>>>> menjadi UU No.44 thn 1960 ttg Pertambangan minyak dan Gas
>> >>>>>>> bumi
>> >>>>>>> . UU ini disahkan pada Oktober 1960 dg pasal 33 UUD 45
>> >>>>>>> sebagai
>> >>>>>>> legal spiritnya .
>> >>>>>>>
>> >>>>>>> Di era  Orde Baru  sbg tindak lanjut dari  UU No 44 Prp
>> >>>>>>> Th
>> >>>>>>> 1960 yg menetapkan bhw Pengusahaan Migas hanya dapat di
>> >>>>>>> selenggarakan oleh Negara dan pelaksanaan pengusahaanya
>> >>>>>>> dilakukan oleh perusahaan negara , mengacu kpd hal tsb
>> >>>>>>> Pemerintah membentuk PN Pertamina yg didirikan dg PP No.
>> >>>>>>> 27
>> >>>>>>> thn 1968 untuk mengoptimalisasi pengusahaan sumber daya
>> >>>>>>> migas
>> >>>>>>> dimana Pertamina  merupakan gabungan PN. Pertamin dan PN
>> >>>>>>> Permina dan Pertamina  adalah satu satunya perusahaan
>> >>>>>>> negara
>> >>>>>>> pemegang kuasa pertambangan migasSelanjutnya untuk
>> >>>>>>> menjamin
>> >>>>>>> usaha  Pertamina agar memberi manfaat
>> >>>>>>> sbesar besarnya bagi negara diterbitkanlah UU No. 8 tahun
>> >>>>>>> 1971
>> >>>>>>> yg dikenal dg UU Pertamina , yg mengatur lebih rinci
>> >>>>>>> tatacara
>> >>>>>>> pengurusan perusahaan migas termasuk hak hak dan
>> >>>>>>> kewajiban,
>> >>>>>>> mulai dari sinilah Pertamina berkibar
>> >>>>>>> Di Era Reformasi diterbitkanlah UU No. 22 tahun 2001 yg
>> >>>>>>> merombak total status , posisi , peran dan tugas
>> >>>>>>> Pertamina
>> >>>>>>> ,
>> >>>>>>> yg sampai sekarang UU migas tsb  sdh sering kena amputasi
>> >>>>>>> oleh
>> >>>>>>> MK sehingga hilanglah sebagian pasal pasalnya .
>> >>>>>>> Mau Kemana Industri Migas selanjutnya ?
>> >>>>>>> Apakah akan kembali ke " Khitoh " nya
>> >>>>>>>
>> >>>>>>> Kita tunggu  tahun depan , kabarnya UU Migas yg  baru
>> >>>>>>> akan
>> >>>>>>> segera diselesaikan tahun iniKayaknya Migas ini  lagi
>> >>>>>>> "terhimpit" banyak  masalah , baik
>> >>>>>>> Teknis ( kedala ekplorasi / produksi ), pasar ( harga
>> >>>>>>> minyak yg
>> >>>>>>> turun ) dan regulasi yg berubah ubah ,
>> >>>>>>> Mungkin Migas perlu pakai mottonya Pegadaian
>> >>>>>>> "Menyelesaikan
>> >>>>>>> Masalah tanpa Masalah "
>> >>>>>>>
>> >>>>>>> ISM
>> >>>>>>>
>> >>>>>>>
>> >>>>>>>> Inilah kita perlu menelusuri sejarah.
>> >>>>>>>> UUD-45 itu kan disusun zaman Jepang oleh para
>> >>>>>>>> cendekiawan
>> >>>>>>>> yang pada waktu  itu cenderung sosialists (bukan
>> >>>>>>>> komunis)
>> >>>>>>>> dan nasionalist. Kecenderungan ini  bukan saja di
>> >>>>>>>> Indonesia
>> >>>>>>>> tetapi juga di Europa, bahkan di Amerika Serikat  (a.l
>> >>>>>>>> penulis Hemingway, yang ikut berjuang di Sepanyol dengan
>> >>>>>>>> para sosialis  melawan fasisme). Pancasila sendiri juga
>> >>>>>>>> bersifat  sosialistis . Marhaenisme  yang dianut bung
>> >>>>>>>> Karno
>> >>>>>>>> juga bersifat sosialistis yang anti kapitalisme dan
>> >>>>>>>> anti
>> >>>>>>>> komunisme.
>> >>>>>>>> Maka setelah Indonesia merdeka terutama setelah pada
>> >>>>>>>> tahun
>> >>>>>>>> 1958 kita kembali  ke UUD-45, maka banyak perusahaan
>> >>>>>>>> asing
>> >>>>>>>> khususnya semua perusahaan Belanda  (termasuk
>> >>>>>>>> perkebunanan,
>> >>>>>>>> bahkan pabrik roti dan toko2)  dinasionalisasi  apalagi
>> >>>>>>>> dengan dalih Trikora dan terjadi exodus orang wna
>> >>>>>>>> Belanda.
>> >>>>>>>> Perusahaan Inggris (a.l. BPM Shell, walaupun sahamnya
>> >>>>>>>> sebagaian saham  Belanda) dan Amerika (Caltex, Stanvac)
>> >>>>>>>> tidak ikut dinasionalisasi karena  kepentingan politik
>> >>>>>>>> untuk
>> >>>>>>>> dukungan merebut Papua. Juga perusahaan tambang  Timah
>> >>>>>>>> di
>> >>>>>>>> Bangka Belitung,  emas di Cikotok dan bauksit di Kijang
>> >>>>>>>> dan
>> >>>>>>>> batubara di Sawahlunto dan Bukit Asam semua
>> >>>>>>>> dinasionalisasi
>> >>>>>>>> menjadi PN  Timah, PN Aneka Tambang, PN Batubara. Jadi
>> >>>>>>>> pada
>> >>>>>>>> zaman itu sudah terjadi  nasionalisasi sumber alam
>> >>>>>>>> Indonesia
>> >>>>>>>> sesuai dengan pasal 33 UUD-45. Juga pada  akhir PDII itu
>> >>>>>>>> ada
>> >>>>>>>> perusahaan gabungan BPM-pemerintah kolonial NIAM, juga
>> >>>>>>>> dinasionalisasi menjadi PN Permindo yang kemudian jadi
>> >>>>>>>> Pertamin. Jawa Barat  Utara diambil alih dari BPM
>> >>>>>>>> menjadi
>> >>>>>>>> PN
>> >>>>>>>> Permigan
>> >>>>>>>> Nah dalam hal ini Ibnu Sutowo/tentara  mengusai daerah
>> >>>>>>>> minyak Sumatra Utara,  yang tidak sempat diambil kembali
>> >>>>>>>> oleh BPM/Shell dan membentuk PN Permina.  Disini
>> >>>>>>>> sebetulnya
>> >>>>>>>> kelihayan dia, dia sadar bahwa untuk explorasi dan
>> >>>>>>>> produksi
>> >>>>>>>> itu memerlukan SDM, modal dan teknologi yang jelas
>> >>>>>>>> Indonesia
>> >>>>>>>> tidak  mempunyai (ahli teknik dan ahli geologi Indonesia
>> >>>>>>>> saja yang ada pada waktu  itu bisa dihitung dengan jari,
>> >>>>>>>> termasuk saya). Pada tahun 60-an dia  menemukan konsep
>> >>>>>>>> yang
>> >>>>>>>> didukung seorang jenderal dari Canada yang mempunyai
>> >>>>>>>> perusahaan minyakbumi independent Asamera, yaitu
>> >>>>>>>> production
>> >>>>>>>> sharing  contract. Dalam production sharing contract ini
>> >>>>>>>> Kuasa Pertambangan tetap  dipegang Permina, dan Asamera
>> >>>>>>>> menjadi sekadar kontraktor untuk mencari dan
>> >>>>>>>> memproduksikan
>> >>>>>>>> minyak di suatu wilayah kerja (daerah operasi) dengan
>> >>>>>>>> split
>> >>>>>>>> 50-50 dan semua biaya ditangg
>> > ----------------------------------------------------
>> >
>> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>> > Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
>> > ----------------------------------------------------
>> > Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
>> > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> > No. Rek: 123 0085005314
>> > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>> > Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> > No. Rekening: 255-1088580
>> > A/n: Shinta Damayanti
>> > ----------------------------------------------------
>> > Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>> > Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>> > ----------------------------------------------------
>> > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
>> > posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
>> > In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but
>> not
>> > limited
>> > to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
>> resulting
>> >
>> > from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
>> the
>> > use of
>> > any information posted on IAGI mailing list.
>> > ----------------------------------------------------
>> >
>> ----------------------------------------------------
>>
>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
>> ----------------------------------------------------
>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> No. Rek: 123 0085005314
>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> No. Rekening: 255-1088580
>> A/n: Shinta Damayanti
>> ----------------------------------------------------
>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>> ----------------------------------------------------
>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
>> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
>> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but
>> not limited
>> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
>> resulting
>> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
>> the use of
>> any information posted on IAGI mailing list.
>> ----------------------------------------------------
>>
>
>
> ----------------------------------------------------
>
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
> ----------------------------------------------------
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> ----------------------------------------------------
> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
> ----------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
> limited
> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
> resulting
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
> the use of
> any information posted on IAGI mailing list.
> ----------------------------------------------------
>
>

----------------------------------------------------



Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

----------------------------------------------------

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti

----------------------------------------------------

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

----------------------------------------------------

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 

any information posted on IAGI mailing list.

----------------------------------------------------

Kirim email ke