[iagi-net] Peran Geologist dalam Penanganan Bencana Longsor

2014-12-18 Terurut Topik S. (Daru) Prihatmoko
Longsor Banjarnegara terutama di dusun Jemblung, Kec Karangkobar akhir
minggu lalu masih terus menyisakan kesedihan. Beberapa korban masih belum
diketemukan, dan tim evakuasi/ penanganan korban dari berbagai institusi
terus bekerja sebaik mungkin. Tak terkecuali juga, IAGI (dan anak
organisasinya MGEI, FGMI, serta SM/ SC) ikut terjun ke lapangan. Kang Iwan
Munajat dan Desy Lusianingtyas (dari Jakarta) dan mas Siswandi Kastari
(Unsoed) dengan pasukan SM/ SC nya turun ke lokasi longsor dan desa-desa
sekitarnya. Sejak awal, fokus bantuan IAGI memang diarahkan pada bagaimana
membantu tim-tim resmi/ pemerintah yg sedang bekerja mengevakuasi korban
serta melakukan kaji cepat di desa-desa sekitar yg berpotensi longsor
(longsor susulan) dan membantu memberikan pemahaman kpd masyarakat untuk
lebih waspada menghadapi kemungkinan longsor ataupun longsor susulan.
Masukan/ saran juga selalu diberikan oleh rekan-rekan PP yg berkompeten
(Bidang Mitigasi Bencana dan Geo-hazard di Bandung terutama mas Imam
Sadisun, Aa Gatot) juga mas Edi P Utomo (LIPI), kawan-kawan BG, maupun
rekan-rekan dari Yogya terutama mas Agus Hendratno dan bu Dwikorita.

Di lapangan, Kang Imung dan tim terus berkoordinasi dengan semua institusi
berkompeten seperti Pemkab (Bupati/ Wabub), DPRD, Kodim, Basarnas, BPBD,
Dinas ESDM dan PU. Tim IAGI juga memberikan sumbangan fisik/ material
semampu kita spt pengadaan alat-alat bantuan mencari korban (pompa
penyemprot lumpur, alat-alat gali dsb). Namun yg lebih penting adalah
bagaimana kita bisa mengaplikasikan ilmu geologi kita untuk membantu. Dari
lokasi, Banjarnegara, kang Imung dkk memberikan catatannya di bawah ini (dng
modifikasi).

--
Keterlibatan ahli geologi sangat membantu dalam seluruh proses mitigasi
bencana lonsor, di antaranya.
1. Early warning dengan membuat peta potensi bencana skala detil dan
sosialisasinya kpd warga. Ini memrlukan waktu agak panjang, tetapi tetap
diperlukan mengingat musim hujan masih akan berlangsung lama (s/d
Maret-April 2015), shg peta-peta rawan bencana dan sosialisasinya secara
masif sangat diperlukan. Peran instansi pemerintah terkait, spt Dinas ESDM,
PU dsb adalah sangat penting.
2. Di tempat kejadian, ahli geologi bisa mempelajari dan merekonstruksi
bencana (alur longsoran) dan memberikan advise kpd team evakuasi ttg
kemungkinan lokasi korban, dan meningkatkan kemungkiman penemuan korban
lain. Tim IAGI boleh dikata berhasil membantu dalam hal ini di lokasi
Jemblung, Karangkobar, dimana setelah advice kang Imung dipakai, area
pencarian bisa lebih difokuskan dan jumlah korban yg diketemukan semakin
banyak.  
3. Setelah kejadian seorang geos dapat memberikan advise ttg lokasi utk
relokasi warga yg aman, dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat akan potensi
bencana susulan.  

--
Di bagian lain, tim kang Siswandi dan mahasiswa bergerak memetakan cepat
desa/ dusun rawan longsor dan memberikan pemahaman kpd warga sekitar. Poster
sosialisasi ttg longsor, bagaimana mengenali, mewaspadai dan menghadapinya
saat evakuasi mulai disebarkan. Program ini dilakukan secara hati-hati dan
selalu berkoordinasi dengan instansi terkait, terutama pada saat penempelan
poster-poster longsor dan sosialisasinya.

Perlu diinfokan juga bahwa sejak kemarin warga bbrp desa resah karena isu
seorang ³ahli geologi² menyatakan bahwa desa mereka dalam bahaya longsor dan
evakuasi harus segera dilakukan. Nampaknya berita ini sempat beredar juga
sampai Bandung dan Jakarta dan sampai di telinga PP IAGI. Untuk itu kami
klarifikasikan bahwa berita/ isu tsb bukan berasal dari tim IAGI (MGEI,
FGMI, maupun SM/ SC nya), karena tim kita selalu berkoordinasi dng instansi
terkait (Pemkab, Kodim BNPB dll) apalagi untuk masalah keputusan
mengevakuasi warga. Bahkan malam ini pun kang Imung dkk masih harus tinggal
di lokasi karena diminta rapat koordinasi dengan Bupati dan aparat-nya yg
terkesan dengan peran tim IAGI dlm membantu mencari korban.

Secara umum, untuk jangka panjangnya bbrp hal perlu dilakukan (oleh siapa
saja yg berkompeten) - spt saya ungkapkan di bbrp media.
1. Pemetaan daerah rawan bencana longsor secara lebih rinci (sampai level
Kecamatan atau bahkan Desa) - skala 1:10,000
2. Perbaikan tata ruang dan wilayah (tata guna lahan)
3. Peningkatan dan pengefektifan sistem peringatan dini (diperbanyak
pemasangan alat deteksi dini longsor)
4. Penguatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana longsor melalui
sosialisasi (pertemuan warga maupun selebaran2)
Namun, saat ini ahli geologi ditunggu masyarakat banjarnegara utk secepatnya
dan dg kreatifitas tinggi membuat peta rawan longsor utk setiap kecamatan
dengan skala lebih rinci.  Musim hujan masih akan panjang, dan longsor masih
mungkin akan terjadi lagi. Adakah yg tertarik melanjutkan kerja tim kang
Iwan dan Desy?

Salam,
Daru










Re: [iagi-net] Peran Geologist dalam Penanganan Bencana Longsor

2014-12-18 Terurut Topik mohammad syaiful
Mantap, pak ketua. Utk sementara yg bisa saya sampaikan hanyalah
mengucapkan terimakasih atas laporan ttg pergerakan IAGI di TKP. Semoga
kawan2 di lapangan maupun yang ada di balik layar, diberikan sehat dan
kekuatan untuk melanjutkan kegiatan sosial ini.

Salam dari Bogor,
iPul

2014-12-18 23:39 GMT+07:00 S. (Daru) Prihatmoko sprihatm...@gmail.com:

 Longsor Banjarnegara terutama di dusun Jemblung, Kec Karangkobar akhir
 minggu lalu masih terus menyisakan kesedihan. Beberapa korban masih belum
 diketemukan, dan tim evakuasi/ penanganan korban dari berbagai institusi
 terus bekerja sebaik mungkin. Tak terkecuali juga, IAGI (dan anak
 organisasinya MGEI, FGMI, serta SM/ SC) ikut terjun ke lapangan. Kang Iwan
 Munajat dan Desy Lusianingtyas (dari Jakarta) dan mas Siswandi Kastari
 (Unsoed) dengan pasukan SM/ SC nya turun ke lokasi longsor dan desa-desa
 sekitarnya. Sejak awal, fokus bantuan IAGI memang diarahkan pada bagaimana
 membantu tim-tim resmi/ pemerintah yg sedang bekerja mengevakuasi korban
 serta melakukan kaji cepat di desa-desa sekitar yg berpotensi longsor
 (longsor susulan) dan membantu memberikan pemahaman kpd masyarakat untuk
 lebih waspada menghadapi kemungkinan longsor ataupun longsor susulan.
 Masukan/ saran juga selalu diberikan oleh rekan-rekan PP yg berkompeten
 (Bidang Mitigasi Bencana dan Geo-hazard di Bandung terutama mas Imam
 Sadisun, Aa Gatot) juga mas Edi P Utomo (LIPI), kawan-kawan BG, maupun
 rekan-rekan dari Yogya terutama mas Agus Hendratno dan bu Dwikorita.

 Di lapangan, Kang Imung dan tim terus berkoordinasi dengan semua institusi
 berkompeten seperti Pemkab (Bupati/ Wabub), DPRD, Kodim, Basarnas, BPBD,
 Dinas ESDM dan PU. Tim IAGI juga memberikan sumbangan fisik/ material
 semampu kita spt pengadaan alat-alat bantuan mencari korban (pompa
 penyemprot lumpur, alat-alat gali dsb). Namun yg lebih penting adalah
 bagaimana kita bisa mengaplikasikan ilmu geologi kita untuk membantu. Dari
 lokasi, Banjarnegara, kang Imung dkk memberikan catatannya di bawah ini
 (dng modifikasi).

 --
 Keterlibatan ahli geologi sangat membantu dalam seluruh proses mitigasi
 bencana lonsor, di antaranya.

1. Early warning dengan membuat peta potensi bencana skala detil dan
sosialisasinya kpd warga. Ini memrlukan waktu agak panjang, tetapi tetap
diperlukan mengingat musim hujan masih akan berlangsung lama (s/d
Maret-April 2015), shg peta-peta rawan bencana dan sosialisasinya secara
masif sangat diperlukan. Peran instansi pemerintah terkait, spt Dinas ESDM,
PU dsb adalah sangat penting.
2. Di tempat kejadian, ahli geologi bisa mempelajari dan
merekonstruksi bencana (alur longsoran) dan memberikan advise kpd team
evakuasi ttg kemungkinan lokasi korban, dan meningkatkan kemungkiman
penemuan korban lain. Tim IAGI boleh dikata berhasil membantu dalam hal ini
di lokasi Jemblung, Karangkobar, dimana setelah advice kang Imung dipakai,
area pencarian bisa lebih difokuskan dan jumlah korban yg diketemukan
semakin banyak.
3. Setelah kejadian seorang geos dapat memberikan advise ttg lokasi
utk relokasi warga yg aman, dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat akan
potensi bencana susulan.


 --
 Di bagian lain, tim kang Siswandi dan mahasiswa bergerak memetakan cepat
 desa/ dusun rawan longsor dan memberikan pemahaman kpd warga sekitar.
 Poster sosialisasi ttg longsor, bagaimana mengenali, mewaspadai dan
 menghadapinya saat evakuasi mulai disebarkan. Program ini dilakukan secara
 hati-hati dan selalu berkoordinasi dengan instansi terkait, terutama pada
 saat penempelan poster-poster longsor dan sosialisasinya.

 Perlu diinfokan juga bahwa sejak kemarin warga bbrp desa resah karena isu
 seorang “ahli geologi” menyatakan bahwa desa mereka dalam bahaya longsor
 dan evakuasi harus segera dilakukan. Nampaknya berita ini sempat beredar
 juga sampai Bandung dan Jakarta dan sampai di telinga PP IAGI. Untuk itu
 kami klarifikasikan bahwa berita/ isu tsb bukan berasal dari tim IAGI
 (MGEI, FGMI, maupun SM/ SC nya), karena tim kita selalu berkoordinasi dng
 instansi terkait (Pemkab, Kodim BNPB dll) apalagi untuk masalah keputusan
 mengevakuasi warga. Bahkan malam ini pun kang Imung dkk masih harus tinggal
 di lokasi karena diminta rapat koordinasi dengan Bupati dan aparat-nya yg
 terkesan dengan peran tim IAGI dlm membantu mencari korban.

 Secara umum, untuk jangka panjangnya bbrp hal perlu dilakukan (oleh siapa
 saja yg berkompeten) - spt saya ungkapkan di bbrp media.

1. Pemetaan daerah rawan bencana longsor secara lebih rinci (sampai
level Kecamatan atau bahkan Desa) - skala 1:10,000
2. Perbaikan tata ruang dan wilayah (tata guna lahan)
3. Peningkatan dan pengefektifan sistem peringatan dini (diperbanyak
pemasangan alat deteksi dini longsor)
4. Penguatan kapasitas masyarakat