Re: [iagi-net-l] “Borneo, Celebes, Aru” (Wallace, 1869)--geologi.or.id

2010-07-05 Terurut Topik bosman batubara
Hallo,
review buku Pak Awang sudah dipasang di sini:

http://geologi.iagi.or.id/2010/07/05/%E2%80%9Cborneo-celebes-aru%E2%80%9D-wallace-1869/

 
tabik
bosman batubara 

weblog: http://annelis.wordpress.com





From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
To: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Eksplorasi BPMIGAS 
eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com; Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; 
Forum HAGI fo...@hagi.or.id
Sent: Fri, July 2, 2010 10:55:12 AM
Subject: [iagi-net-l]  “Borneo, Celebes, Aru” (Wallace, 1869)

“Borneo, Celebes, Aru” adalah judul sebuah buku terjemahan yang baru 
diterbitkan Selasar Publishing Surabaya (April 2010).  Buku aslinya,  dengan 
judul sama, diterbitkan oleh Penguin Books (2007). 
Buku kecil setebal 152 halaman ini merupakan bagian dari sebuah buku besar 
magnum opus (karya utama) Alfred Russel Wallace, naturalis terkenal penjelajah 
Nusantara pada pertengahan abad ke-19 (1854-1862), berjudul The Malay 
Archipelago (1869), yang juga telah diterjemahkan dengan judul “Menjelajah 
Nusantara” (PT Rosdakarya Bandung, 2000, 341 halaman) atau “Kepulauan 
Nusantara” (Komunitas Bambu Jakarta, 2009, edisi luks, 482 halaman). 


  

[iagi-net-l] “Borneo, Celebes, Aru” (Wallace, 1869)

2010-07-01 Terurut Topik Awang Satyana
“Borneo, Celebes, Aru” adalah judul sebuah buku terjemahan yang baru 
diterbitkan Selasar Publishing Surabaya (April 2010).  Buku aslinya,  dengan 
judul sama, diterbitkan oleh Penguin Books (2007). 
Buku kecil setebal 152 halaman ini merupakan bagian dari sebuah buku besar 
magnum opus (karya utama) Alfred Russel Wallace, naturalis terkenal penjelajah 
Nusantara pada pertengahan abad ke-19 (1854-1862), berjudul The Malay 
Archipelago (1869), yang juga telah diterjemahkan dengan judul “Menjelajah 
Nusantara” (PT Rosdakarya Bandung, 2000, 341 halaman) atau “Kepulauan 
Nusantara” (Komunitas Bambu Jakarta, 2009, edisi luks, 482 halaman). 
Untuk rekan-rekan yang belum sempat membaca magnum opus Wallace (1869) 
tersebut, tetapi ingin segera mengetahui gaya bertutur Wallace menceritakan 
pengalaman-pengalamannya di beberapa pulau Nusantara, buku kecil “Borneo, 
Celebes, Aru” bisa dibaca dalam sehari tamat. Buku kecil ini murah saja (Rp 
22.000), baru masuk ke toko2 buku besar dua minggu yang lalu. Penerjemahan buku 
ini enak dibaca, tak ada yang terasa janggal baik saat menerjemahkan 
kalimat-kalimat bernuansa geologi maupun biologi.
Yang menarik dari “Borneo, Celebes, Aru” adalah bagian pertamanya yang banyak 
menerangkan tentang geologi Kepulauan Nusantara sebagai dasar yang mengatur 
distribusi fauna di atasnya. Bagaimana Wallace yang bukan sarjana, putus 
sekolah saat berusia 14 tahun karena kesulitan di dalam keluarganya, dapat 
menerangkan geologi dengan tepat pada tahun 1869 saat pengetahuan geologi 
Nusantara belum ada, adalah suatu keajaiban Wallace tersendiri yang 
menakjubkan. 
Charles Darwin belajar geologi langsung kepada Charles Lyell, bapak geologi 
modern di Inggris dan membawa buku Principles of Geology tulisan Lyell selama 
pengembaraannya dengan kapal Beagle 1831-1836. Sekembalinya ke Inggris, Darwin 
pun mendapatkan banyak bantuan Lyell dalam menyusun teori evolusinya. Tetapi 
Wallace, ia benar-benar sendirian dalam belajar geologi, hanya berdasarkan 
naluri naturalist-nya saja. Lagipula, Wallace pada awalnya berada di luar 
lingkungan para ilmuwan Inggris yang bergengsi (The Royal Society), tidak 
seperti Darwin dan Lyell yang merupakan anggota2 kehormatannya. Meskipun 
demikian, teori biogeografi Nusantara yang dikendalikan geologi, dan hipotesis 
seleksi alam terhadap perkembangan spesies, yang dikemukakan Alfred Russel 
Wallace sungguh luar biasa pada zamannya dan hipotesisnya tentang seleksi alam 
yang ditemukannya saat Wallace berada di Ternate tahun 1858 sungguh membuat 
Charles Darwin tercengang.
“On the Tendency of Varieties to Depart Indefinetely from the Original Type” 
adalah makalah yang ditulis Wallace saat sakit malaria di Ternate pada bulan 
Maret 1858.  Makalah ini dikirimkannya kepada  Charles Darwin, seorang ilmuwan 
yang dikaguminya di Inggris. Makalah ini sangat membuat Darwin tercengang sebab 
isi makalah itu sama dengan hipotesis yang selama 20 tahun dipikirkan Darwin 
dengan sangat hati-hati sekembalinya dari pengembaraannya dengan kapal Beagle. 
Tetapi makalah Wallace-lah yang juga telah memberikan super-adrenalin kepada 
Darwin untuk segera menerbitkan karya magnum opusnya yang diselesaikannya hanya 
dalam setahun “The Origin of Species” (Darwin,1859) setelah 20 tahun dipikirkan 
dan ditelitinya. Wallace adalah ilmuwan yang rendah hati, ia tetap menghormati 
Darwin dan segera melupakan makalah Ternatenya. Bukunya, “The Malayan 
Archipelago” ia persembahkan untuk Darwin.
Berikut adalah petikan tulisan Alfred Russel Wallace di “Borneo, Celebes, Aru” 
(1869) yang menceritakan bagaimana geologi telah mengatur evolusi organik.
“Sekarang diakui secara umum bahwa distribusi makhluk hidup saat ini di 
permukaan bumi terutama merupakan hasil dari kumpulan perubahan terakhir yang 
dialaminya. Geologi mengajarkan kepada kita bahwa permukaan daratan, serta 
distribusi daratan dan perairan, di mana-mana berubah dengan perlahan. Lebih 
jauh geologi mengajarkan pada kita bahwa bentuk-bentuk kehidupan yang mendiami 
permukaan itu, selama setiap periode yang kita miliki catatannya, juga telah 
berubah secara perlahan. 
Sekarang tidak penting untuk mengatakan sesuatu mengenai bagaimana 
perubahan-perubahan itu terjadi; karena banyak pendapat yang mungkin berbeda; 
namun kenyataannya perubahan-perubahan itu sendiri telah muncul, dari masa 
geologi yang paling awal hingga hari ini masih berlangsung, dan tidak ada 
pendapat yang berbeda mengenai itu. Setiap strata suksesif dari batuan sedimen, 
pasir atau kerikil, adalah bukti bahwa perubahan-perubahan permukaan telah 
terjadi; dan spesies binatang dan tumbuhan yang berbeda, yang sisa-sisanya 
ditemukan dalam deposit ini, membuktikan bahwa perubahan-perubahan yang 
bersamaan telah muncul dalam dunia organik”
Dalam menerangkan kontrol geologi atas biogeografi fauna di Nusantara, Wallace 
berteori: (1) semakin fauna tersebar ke banyak pulau, maka pulau-pulau itu 
semakin muda pemisahannya dari benua, (2) semakin terisolasinya sekelompok