Re: [iagi-net-l] 2. Menjaring Uap Emas (Renungan kedua)
Inilah renungan yg kedua dari pak Andang. Salam, Syaiful Andang BachtiarTo: [EMAIL PROTECTED] abachtiar@cbn cc: .net.id Subject: [iagi-net-l] 2. Menjaring Uap Emas (Renungan kedua) 09/05/02 01:25 PM Please respond to iagi-net Mendapatkan orang yang suka, mau dan bisa komit terhadap organisasi semacam IAGI bak menjaring uap emas di udara. Masalah yang mengemuka seringkali adalah pertanyaan-pertanyaan dasar seperti: apa (untungnya) yang bisa saya dapatkan dari berkegiatan di IAGI atau lebih penting mana: IAGI atau nyari duit buat hidup sendiri. IAGI bukan organisasi bisnis, bukan organisasi politik, dan belum jadi organisasi asosiasi profesi yang profesional. Kalau IAGI sudah bisa established dengan tata aturan keuangan dan administrasi yang profesional, mungkin akan banyak emas bisa terjaring untuk jadi hiasannya. Tetapi, dengan kondisi semi paguyuban dengan keuangan yang terengah-engah, dan tata administrasi yang masih berantakan, uap emas mana yang mau menjaringkan diri??? Memimpin suatu organisasi semacam IAGI dengan mandat berasal hanya dari 342 anggota (dari 632 suara dari keseluruhan 2600 anggota), ditemani oleh 36 nama dan 4 staff full-time,.. seperti halnya berkegiatan di himpunan mahasiswa dulu. Kalau kita tidak merasa asyik dan suka berbuat untuk orang banyak, tidak akan mungkin bisa menjalankan program-program kita, tidak akan mungkin bisa meluangkan waktu dan pikiran kita. Selalu ada tantangan dari dalam hati sendiri: ngapain aja sich kita ini Ada yang bilang: wah, jadi Ketua (pengurus) IAGI, networking bisa nambah dan bisnis bisa jadi lebih lancar!! Kalau seperti itu, kenapa tidak ada konsultan/independen/dosen/peneliti yang mau mengajukan diri menjadi calon untuk tahun ini selain saya? Ada juga yang bilang: wah jadi Ketua (pengurus) IAGI, akses politik akan lebih terbuka; jalan menuju senayan atau bahkan merdeka selatan. akan lebih lempeng!!! (kalau jalan ke supomo sich sudah pasti -- bahkan kantornya IAGI secara kebetulan 2 lantai diatas kantornya Dirjen Geologi :-)) Kalau seperti itu, kenapa tidak ada para manajer dan geologist-geologist birokrat yang mau mengajukan diri jadi calon tahun ini??? Anda boleh tidak percaya: tetapi bagi saya, mengajukan diri menjadi Ketua IAGI adalah melengkapi fitrah saya untuk mengabdi dan mencintai. Mengabdi dan mencintai tidak menghitung untung-rugi, karena pada dasarnya mengabdi dan mencintai akan selalu untung terus. Mengabdi adalah memberi, mencintai adalah memberi. Dengan banyak memberi, kita tidak akan pernah merasa kehilangan atau rugi, karena memang tujuan utama kita bukan untuk mendapatkan. Hanya saja seringkali kita dibenturkan pada berbagai macam kepentingan ego supaya nampak bahwa pemberian kita itu diapresiasi. Padahal diapresiasi atau tidak, yang namanya memberi itu kalau benar-benar murni,... tidak akan peduli!! Selain itu benturan seringkali (seolah-olah) dimunculkan oleh berbagai macam cinta: cinta kepada gusti Allah, cinta kepada nabi, kepada istri, keluarga, cinta kepada IAGI, cinta kepada jabatan, cinta kepada Geologi, cinta kepada kerjaan, cinta pada profesi, cinta pada negara, bangsa, cinta kepada manusia,... Padahal kalau cinta kita benar-benar cinta fitrah, tidak akan pernah terjadi benturan dalam pelaksanaannya. Apabila anda adalah uap-uap emas dengan semangat mengabdi dan mencintai, fitrah anda akan membuat anda menjaringkan diri ke IAGI, tanpa ataupun dengan provokasi ini. SAlam, Andang - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
[iagi-net-l] 2. Menjaring Uap Emas (Renungan kedua)
Mendapatkan orang yang suka, mau dan bisa komit terhadap organisasi semacam IAGI bak menjaring uap emas di udara. Masalah yang mengemuka seringkali adalah pertanyaan-pertanyaan dasar seperti: apa (untungnya) yang bisa saya dapatkan dari berkegiatan di IAGI atau lebih penting mana: IAGI atau nyari duit buat hidup sendiri. IAGI bukan organisasi bisnis, bukan organisasi politik, dan belum jadi organisasi asosiasi profesi yang profesional. Kalau IAGI sudah bisa established dengan tata aturan keuangan dan administrasi yang profesional, mungkin akan banyak emas bisa terjaring untuk jadi hiasannya. Tetapi, dengan kondisi semi paguyuban dengan keuangan yang terengah-engah, dan tata administrasi yang masih berantakan, uap emas mana yang mau menjaringkan diri??? Memimpin suatu organisasi semacam IAGI dengan mandat berasal hanya dari 342 anggota (dari 632 suara dari keseluruhan 2600 anggota), ditemani oleh 36 nama dan 4 staff full-time,.. seperti halnya berkegiatan di himpunan mahasiswa dulu. Kalau kita tidak merasa asyik dan suka berbuat untuk orang banyak, tidak akan mungkin bisa menjalankan program-program kita, tidak akan mungkin bisa meluangkan waktu dan pikiran kita. Selalu ada tantangan dari dalam hati sendiri: ngapain aja sich kita ini Ada yang bilang: wah, jadi Ketua (pengurus) IAGI, networking bisa nambah dan bisnis bisa jadi lebih lancar!! Kalau seperti itu, kenapa tidak ada konsultan/independen/dosen/peneliti yang mau mengajukan diri menjadi calon untuk tahun ini selain saya? Ada juga yang bilang: wah jadi Ketua (pengurus) IAGI, akses politik akan lebih terbuka; jalan menuju senayan atau bahkan merdeka selatan. akan lebih lempeng!!! (kalau jalan ke supomo sich sudah pasti -- bahkan kantornya IAGI secara kebetulan 2 lantai diatas kantornya Dirjen Geologi :-)) Kalau seperti itu, kenapa tidak ada para manajer dan geologist-geologist birokrat yang mau mengajukan diri jadi calon tahun ini??? Anda boleh tidak percaya: tetapi bagi saya, mengajukan diri menjadi Ketua IAGI adalah melengkapi fitrah saya untuk mengabdi dan mencintai. Mengabdi dan mencintai tidak menghitung untung-rugi, karena pada dasarnya mengabdi dan mencintai akan selalu untung terus. Mengabdi adalah memberi, mencintai adalah memberi. Dengan banyak memberi, kita tidak akan pernah merasa kehilangan atau rugi, karena memang tujuan utama kita bukan untuk mendapatkan. Hanya saja seringkali kita dibenturkan pada berbagai macam kepentingan ego supaya nampak bahwa pemberian kita itu diapresiasi. Padahal diapresiasi atau tidak, yang namanya memberi itu kalau benar-benar murni,... tidak akan peduli!! Selain itu benturan seringkali (seolah-olah) dimunculkan oleh berbagai macam cinta: cinta kepada gusti Allah, cinta kepada nabi, kepada istri, keluarga, cinta kepada IAGI, cinta kepada jabatan, cinta kepada Geologi, cinta kepada kerjaan, cinta pada profesi, cinta pada negara, bangsa, cinta kepada manusia,... Padahal kalau cinta kita benar-benar cinta fitrah, tidak akan pernah terjadi benturan dalam pelaksanaannya. Apabila anda adalah uap-uap emas dengan semangat mengabdi dan mencintai, fitrah anda akan membuat anda menjaringkan diri ke IAGI, tanpa ataupun dengan provokasi ini. SAlam, Andang - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi = Indonesian Association of Geologists [IAGI] - 31st Annual Convention September 30 - October2, 2002 - Shangri La Hotel, SURABAYA