Re: [iagi-net-l] 2. Menjaring Uap Emas (Renungan kedua)

2002-09-10 Terurut Topik mohammad . syaiful


Inilah renungan yg kedua dari pak Andang.

Salam,
Syaiful



   

Andang

BachtiarTo: [EMAIL PROTECTED] 

abachtiar@cbn   cc:   

.net.id Subject: [iagi-net-l] 2. Menjaring Uap 
Emas (Renungan kedua)  
   

09/05/02 01:25 

PM 

Please respond 

to iagi-net

   

   





Mendapatkan orang yang suka, mau dan bisa komit terhadap organisasi semacam
IAGI bak menjaring uap emas di udara. Masalah yang mengemuka seringkali
adalah pertanyaan-pertanyaan dasar seperti: apa (untungnya) yang bisa saya
dapatkan dari berkegiatan di IAGI atau lebih penting mana: IAGI atau
nyari
duit buat hidup sendiri. IAGI bukan organisasi bisnis, bukan organisasi
politik, dan belum jadi organisasi asosiasi profesi yang profesional. Kalau
IAGI sudah bisa established dengan tata aturan keuangan dan administrasi
yang profesional, mungkin akan banyak emas bisa terjaring untuk jadi
hiasannya. Tetapi, dengan kondisi semi paguyuban dengan keuangan yang
terengah-engah, dan tata administrasi yang masih berantakan, uap emas mana
yang mau menjaringkan diri???

Memimpin suatu organisasi semacam IAGI dengan mandat berasal hanya dari 342
anggota (dari 632 suara dari keseluruhan 2600 anggota), ditemani oleh 36
nama dan 4 staff full-time,.. seperti halnya berkegiatan di
himpunan mahasiswa dulu. Kalau kita tidak merasa asyik dan suka berbuat
untuk orang banyak, tidak akan mungkin bisa menjalankan program-program
kita, tidak akan mungkin bisa meluangkan waktu dan pikiran kita. Selalu ada
tantangan dari dalam hati sendiri: ngapain aja sich kita ini Ada yang
bilang: wah, jadi Ketua (pengurus) IAGI, networking bisa nambah dan bisnis
bisa jadi lebih lancar!! Kalau seperti itu, kenapa tidak ada
konsultan/independen/dosen/peneliti yang mau mengajukan diri menjadi calon
untuk tahun ini selain saya? Ada juga yang bilang: wah jadi Ketua
(pengurus)
IAGI, akses politik akan lebih terbuka; jalan menuju senayan atau bahkan
merdeka selatan. akan lebih lempeng!!! (kalau jalan ke supomo sich
sudah
pasti -- bahkan kantornya IAGI secara kebetulan 2 lantai diatas kantornya
Dirjen Geologi :-)) Kalau seperti itu, kenapa tidak ada para manajer dan
geologist-geologist birokrat yang mau mengajukan diri jadi calon tahun
ini???

Anda boleh tidak percaya: tetapi bagi saya, mengajukan diri menjadi
Ketua IAGI adalah melengkapi fitrah saya untuk mengabdi dan mencintai.
Mengabdi dan mencintai tidak menghitung untung-rugi, karena pada dasarnya
mengabdi dan mencintai akan selalu untung terus. Mengabdi adalah memberi,
mencintai adalah memberi. Dengan banyak memberi, kita tidak akan pernah
merasa kehilangan atau rugi, karena memang tujuan utama kita bukan untuk
mendapatkan. Hanya saja seringkali kita dibenturkan pada berbagai macam
kepentingan ego supaya nampak bahwa pemberian kita itu diapresiasi.
Padahal diapresiasi atau tidak, yang namanya memberi itu kalau benar-benar
murni,... tidak akan peduli!! Selain itu benturan seringkali (seolah-olah)
dimunculkan oleh berbagai macam cinta: cinta kepada gusti Allah, cinta
kepada nabi, kepada istri, keluarga, cinta kepada IAGI, cinta kepada
jabatan, cinta kepada Geologi, cinta kepada kerjaan, cinta pada profesi,
cinta pada negara, bangsa, cinta kepada manusia,... Padahal kalau cinta
kita benar-benar cinta fitrah, tidak akan pernah terjadi benturan dalam
pelaksanaannya.

Apabila  anda adalah uap-uap emas dengan semangat mengabdi dan mencintai,
fitrah anda akan membuat anda menjaringkan diri ke IAGI, tanpa ataupun
dengan provokasi ini.

SAlam,

Andang



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

[iagi-net-l] 2. Menjaring Uap Emas (Renungan kedua)

2002-09-05 Terurut Topik Andang Bachtiar

Mendapatkan orang yang suka, mau dan bisa komit terhadap organisasi semacam
IAGI bak menjaring uap emas di udara. Masalah yang mengemuka seringkali
adalah pertanyaan-pertanyaan dasar seperti: apa (untungnya) yang bisa saya
dapatkan dari berkegiatan di IAGI atau lebih penting mana: IAGI atau nyari
duit buat hidup sendiri. IAGI bukan organisasi bisnis, bukan organisasi
politik, dan belum jadi organisasi asosiasi profesi yang profesional. Kalau
IAGI sudah bisa established dengan tata aturan keuangan dan administrasi
yang profesional, mungkin akan banyak emas bisa terjaring untuk jadi
hiasannya. Tetapi, dengan kondisi semi paguyuban dengan keuangan yang
terengah-engah, dan tata administrasi yang masih berantakan, uap emas mana
yang mau menjaringkan diri???

Memimpin suatu organisasi semacam IAGI dengan mandat berasal hanya dari 342
anggota (dari 632 suara dari keseluruhan 2600 anggota), ditemani oleh 36
nama dan 4 staff full-time,.. seperti halnya berkegiatan di
himpunan mahasiswa dulu. Kalau kita tidak merasa asyik dan suka berbuat
untuk orang banyak, tidak akan mungkin bisa menjalankan program-program
kita, tidak akan mungkin bisa meluangkan waktu dan pikiran kita. Selalu ada
tantangan dari dalam hati sendiri: ngapain aja sich kita ini Ada yang
bilang: wah, jadi Ketua (pengurus) IAGI, networking bisa nambah dan bisnis
bisa jadi lebih lancar!! Kalau seperti itu, kenapa tidak ada
konsultan/independen/dosen/peneliti yang mau mengajukan diri menjadi calon
untuk tahun ini selain saya? Ada juga yang bilang: wah jadi Ketua (pengurus)
IAGI, akses politik akan lebih terbuka; jalan menuju senayan atau bahkan
merdeka selatan. akan lebih lempeng!!! (kalau jalan ke supomo sich sudah
pasti -- bahkan kantornya IAGI secara kebetulan 2 lantai diatas kantornya
Dirjen Geologi :-)) Kalau seperti itu, kenapa tidak ada para manajer dan
geologist-geologist birokrat yang mau mengajukan diri jadi calon tahun
ini???

Anda boleh tidak percaya: tetapi bagi saya, mengajukan diri menjadi
Ketua IAGI adalah melengkapi fitrah saya untuk mengabdi dan mencintai.
Mengabdi dan mencintai tidak menghitung untung-rugi, karena pada dasarnya
mengabdi dan mencintai akan selalu untung terus. Mengabdi adalah memberi,
mencintai adalah memberi. Dengan banyak memberi, kita tidak akan pernah
merasa kehilangan atau rugi, karena memang tujuan utama kita bukan untuk
mendapatkan. Hanya saja seringkali kita dibenturkan pada berbagai macam
kepentingan ego supaya nampak bahwa pemberian kita itu diapresiasi.
Padahal diapresiasi atau tidak, yang namanya memberi itu kalau benar-benar
murni,... tidak akan peduli!! Selain itu benturan seringkali (seolah-olah)
dimunculkan oleh berbagai macam cinta: cinta kepada gusti Allah, cinta
kepada nabi, kepada istri, keluarga, cinta kepada IAGI, cinta kepada
jabatan, cinta kepada Geologi, cinta kepada kerjaan, cinta pada profesi,
cinta pada negara, bangsa, cinta kepada manusia,... Padahal kalau cinta
kita benar-benar cinta fitrah, tidak akan pernah terjadi benturan dalam
pelaksanaannya.

Apabila  anda adalah uap-uap emas dengan semangat mengabdi dan mencintai,
fitrah anda akan membuat anda menjaringkan diri ke IAGI, tanpa ataupun
dengan provokasi ini.

SAlam,

Andang



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
=
Indonesian Association of Geologists [IAGI] - 31st Annual Convention
September 30 - October2, 2002 - Shangri La Hotel, SURABAYA