Re: [iagi-net-l] Earth Day : The Revenge of Gaia (Lovelock, 2006)

2007-04-25 Terurut Topik Agus Hendratno
 jalani. Kita patut bersyukur bahwa kita sudah ditakdirkanNya seperti kita 
sekarang  ini yang normal, sehat, bisa berkomunikasi via email seperti ini. 
Bagaimana kita bersyukur kepadaNya, jalankan semua perintahNya (diantaranya 
berbuat baik kepada sesama termasuk menjaga kelestarian lingkungan jangan 
menjadi perusak di muka bumi dan jauhkan segala larangannya (diantaranya jangan 
dekati zina, apalagi berbuat meskipun pakai kondom).  
 14 abad yang lalu Rasulullah sudah menjelaskan dalam kitabNya bahwa bumi itu 
tidak diam, gunung gunung bergerak dan bumi berputar sambil mengitari matahari 
(sebelumnya orang orang meyakini bahwa bumi sebagai pusat alam raya - sehingga 
orang yang berpandangan berbeda bisa dihukum malah dibunuh.). Dan Allah SWT lah 
yang mencipta dan mengatur jagat raya ini termasuk isinya termasuk kita sebagai 
mahluk yang sempurna dilengkapi dengan akal (yang membedakan kita dengan 
binatang).
 Wawloohualam, ma'af ikutan nimbrung.   
  
 -Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:  [EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, April 24, 2007 4:28 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: [iagi-net-l] Earth Day : The Revenge of Gaia (Lovelock, 2006)



   Setuju  dengan yang dituliskan Abah, dan tunggu sajalah bagaimana Sang Bumi 
Pertiwi (Gaia) akan  membalas dendam (kepada manusia).
  
 James Lovelock, pada usianya yang ke-86, masih produktif  dengan menuliskan 
buku seri Gaia-nya yang kelima : The Revenge of Gaia (Penguin Books, 2006). 
Selama  25 tahun lebih, Lovelock konsisten dengan hipotesis (sekarang sudah 
jadi teori) bahwa  Bumi adalah ibarat makhluk hidup, maka disebutnya ia adalah 
Mother Earth atau Gaia (  dewi Bumi) atau Bumi Ibu Pertiwi.
  
 Tahun  1979 bukunya terbit untuk pertama kalinya : Gaia - a New Look at Life 
on Earth (  Oxford  Univ. 1979), lalu The Ages of Gaia (Norton, 1988),  lalu 
The Practical Science of Planetary Medicine (Gaia Books, 1991), lalu Homage 
to Gaia (Oxford Univ, 2000), dan The Revenge of Gaia (Oxford  Univ, 2006). 
Buku pertamanya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul  
Bumi yang Hidup (Yayasan Obor Indonesia, 1988). Empat lainnya saya gak yakin  
sudah diterjemahkan. Saya punya tiga bukunya. Bukunya The Ages of Gaia  
sangat sarat geologi sejarah, asyik mengikutinya.
  
 Kalau  rekan2 mengikuti pandangan2 Lovelock sejak dari awal hipotesis Gaia 
sampai jadi teorinya,  maka akan kelihatan perkembangan pemikiran pembela 
lingkungan ini. Saat-saat  awal, Lovelock berkata bahwa Bumi bisa menyembuhkan 
dirinya sendiri dengan semua organ (  tanah, lautan, atmosfer) yang 
dimilikinya. Tetapi di bukunya yang terakhir ditulisnya  bahwa Bumi pun bisa 
mengaduh sakit, bisa ngambek, bisa demam, meriang, dan  akhirnya bisa membalas 
dendam kepada yang menyakitinya.
  
 Mother Earth sekarang telah tua, 4.65 milyar tahun  , ia tak sekuat seperti 
dua milyar tahun yang lalu. Ia sedang  berjuang agar dirinya tetap cukup dingin 
sehingga berbagai bentuk kehidupan yang bergantung  kepadanya tetap bisa 
nyaman. Dia harus mengelola sedemikian rupa panas Matahari yang makin 
meningkat. Tetapi, kesulitannya bertambah karena ada satu bentuk kehidupan yang 
bergantung kepadanya, yaitu manusia, telah berbuat sedemikian rupa hanya untuk 
kepentingan dirinya sendiri.  
  
 Gaia sedang berubah dan mungkin ia tak sekokoh dulu. Ciri global ecosystem 
sekarang adalah : populasi manusia meningkat, penurunan kualitas tanah, 
penumpukan sampah, semua jenis pencemaran, perubahan iklim, penyalahgunaan 
teknologi, punahnya biodiversitas. Dan ini adalah problem global sebab dunia 
yang sekarang adalah dunia yang terlipat – problem di satu tempat akan segera 
dirasakan di tempat lain.  
  
 Mars dan Venus adalah dead sibling - sauadara-saudara Gaia yang telah lebih 
dulu mati.. Bumi adalah seperti makhluk hidup yang bisa mati. Kalau ia terlalu 
dipanasi dan diracuni, ia pun bisa sakit. Waktu masih muda, Bumi bisa 
menyembuhkan dirinya sendiri, sekarang ? Less resilient !  
  
 Deklarasi Amsterdam 2001 memandang serius teori Gaia James Lovelock. Marilah 
di Hari Bumi ini kita sejenak memikirkan Bumi tempat kita tinggal. Kenali 
dengan baik dan sayangi dengan sungguh-sungguh.  
  
 Hanya Satu Bumi (Barbara Ward, 1975), tak ada yang lain,  marilah kita 
sayangi...dengan apa yang mampu kita lakukan.  
  
 Salam,
 awang
  
  
 -Original Message-
From:  [EMAIL PROTECTED]  [mailto:yrsnki  @rad.net.id  ] 
Sent: Tuesday, April 24, 2007  2:23  C++
To: iagi-net@iagi.or.id  
Cc: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [iagi-net-l] Earth Day : Kepunahan Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa 
Depan
  
  
   Awang yang berpengetahuan 

Terima kasih atas pencerahan  dari tulisan dibawah ini.
Saya mungkin berpendapat agak lain mengenai the past is the lesson for the 
present and the future  !  
Mengapa ? Karena manusia selain berakal juga mempunyai ketamakan yang luar 
biasa dalam memanfaatkan alam-nya , dan dengan pengetahuan ini lah manusia 
merasa bahwa alam diciptakan hanya untuk

[iagi-net-l] Earth Day : The Revenge of Gaia (Lovelock, 2006)

2007-04-24 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Setuju dengan yang dituliskan Abah, dan tunggu sajalah bagaimana Sang
Bumi Pertiwi (Gaia) akan membalas dendam (kepada manusia).
 
James Lovelock, pada usianya yang ke-86, masih produktif dengan
menuliskan buku seri Gaia-nya yang kelima : The Revenge of Gaia (Penguin
Books, 2006). Selama 25 tahun lebih, Lovelock konsisten dengan hipotesis
(sekarang sudah jadi teori) bahwa Bumi adalah ibarat makhluk hidup, maka
disebutnya ia adalah Mother Earth atau Gaia (dewi Bumi) atau Bumi Ibu
Pertiwi.
 
Tahun 1979 bukunya terbit untuk pertama kalinya : Gaia - a New Look at
Life on Earth (Oxford Univ. 1979), lalu The Ages of Gaia (Norton,
1988), lalu The Practical Science of Planetary Medicine (Gaia Books,
1991), lalu Homage to Gaia (Oxford Univ, 2000), dan The Revenge of
Gaia (Oxford Univ, 2006). Buku pertamanya telah diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia dengan judul Bumi yang Hidup (Yayasan Obor Indonesia,
1988). Empat lainnya saya gak yakin sudah diterjemahkan. Saya punya tiga
bukunya. Bukunya The Ages of Gaia sangat sarat geologi sejarah, asyik
mengikutinya.
 
Kalau rekan2 mengikuti pandangan2 Lovelock sejak dari awal hipotesis
Gaia sampai jadi teorinya, maka akan kelihatan perkembangan pemikiran
pembela lingkungan ini. Saat-saat awal, Lovelock berkata bahwa Bumi bisa
menyembuhkan dirinya sendiri dengan semua organ (tanah, lautan,
atmosfer) yang dimilikinya. Tetapi di bukunya yang terakhir ditulisnya
bahwa Bumi pun bisa mengaduh sakit, bisa ngambek, bisa demam, meriang,
dan akhirnya bisa membalas dendam kepada yang menyakitinya.
 
Mother Earth sekarang telah tua, 4.65 milyar tahun, ia tak sekuat
seperti dua milyar tahun yang lalu. Ia sedang berjuang agar dirinya
tetap cukup dingin sehingga berbagai bentuk kehidupan yang bergantung
kepadanya tetap bisa nyaman. Dia harus mengelola sedemikian rupa panas
Matahari yang makin meningkat. Tetapi, kesulitannya bertambah karena ada
satu bentuk kehidupan yang bergantung kepadanya, yaitu manusia, telah
berbuat sedemikian rupa hanya untuk kepentingan dirinya sendiri.
 
Gaia sedang berubah dan mungkin ia tak sekokoh dulu. Ciri global
ecosystem sekarang adalah : populasi manusia meningkat, penurunan
kualitas tanah, penumpukan sampah, semua jenis pencemaran, perubahan
iklim, penyalahgunaan teknologi, punahnya biodiversitas. Dan ini adalah
problem global sebab dunia yang sekarang adalah dunia yang terlipat -
problem di satu tempat akan segera dirasakan di tempat lain.
 
Mars dan Venus adalah dead sibling - sauadara-saudara Gaia yang telah
lebih dulu mati.. Bumi adalah seperti makhluk hidup yang bisa mati.
Kalau ia terlalu dipanasi dan diracuni, ia pun bisa sakit. Waktu masih
muda, Bumi bisa menyembuhkan dirinya sendiri, sekarang ? Less resilient
!
 
Deklarasi Amsterdam 2001 memandang serius teori Gaia James Lovelock.
Marilah di Hari Bumi ini kita sejenak memikirkan Bumi tempat kita
tinggal. Kenali dengan baik dan sayangi dengan sungguh-sungguh.
 
Hanya Satu Bumi (Barbara Ward, 1975), tak ada yang lain,  marilah kita
sayangi...dengan apa yang mampu kita lakukan.
 
Salam,
awang
 
 
-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, April 24, 2007 2:23 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Earth Day : Kepunahan Masa Lalu, Masa Kini,
dan Masa Depan
 
 
   Awang yang berpengetahuan 

Terima kasih atas pencerahan  dari tulisan dibawah ini.
Saya mungkin berpendapat agak lain mengenai the past is the lesson for
the present and the future  !
Mengapa ? Karena manusia selain berakal juga mempunyai ketamakan yang
luar biasa dalam memanfaatkan alam-nya , dan dengan pengetahuan ini lah
manusia merasa bahwa alam diciptakan hanya untuk manusia.

Sebagai mahluk yang paling sempurna manusia -pun sebenarnya merupakan
mahluk yang paling rentan dengan adanya perubahan, dan tidak akan sekuat
spicies spicies yang pernah hidup.

Saya berpendapat bahwa satu juta tahun bukan merupakan saat yang tepat
bagi kepunahan manusia , mungkin sekali akan lebih cepat

Waallahualam.

Si-Abah
T

   

Kepunahan masal adalah fakta dalam sejarah Bumi. Sebab the present
is
 the key to the past atau sebaliknya the past is a lesson for the
 present and the future maka bahwa kepunahan pun sedang terjadi, dan
 akan terjadi. Dalam rangka merenungi Earth Day, saya tulis beberapa
hal
 di bawah ini dengan berdasar kepada rapid reading beberapa buku yang
 berhubungan.
 
 Sebagian besar spesies yang pernah hidup di Bumi sekarang ini telah
 punah. Catatan fosil menunjukkan bahwa spesies2 seperti amonit,
 trilobit, dan dinosaurus suatu saat pada masa lalu pernah begitu
 berlimpah jumlahnya hidup di Bumi. Kepunahan adalah salah satu
mekanisme
 evolusi melalui seleksi alam. Ketika menghadapi iklim yang berubah,
 sumber makanan yang menurun drastis, dan banyaknya persaingan;
beberapa
 spesies beradaptasi dan bisa meneruskan hidupnya, tetapi yang lain
 menyerah, mati, dan punah.
 
 Selama sejarah Bumi, telah tercatat perubahan2 besar dan cepat yang
 

RE: [iagi-net-l] Earth Day : The Revenge of Gaia (Lovelock, 2006)

2007-04-24 Terurut Topik Toto Santosa
Allah Maha Besar.
Siapakah yang menciptakan Mother Earth beserta isinya termasuk kita?
Apakah jadi dengan sendirinya? Siapa yang mengatur peredaran bumi
mengitari matahari, matahari beserta planit planit termasuk bumi
berputar juga mengitari sistem tata surya nya? Dan tata surya ini
mengitari yang lebih besar lagi (ada 7 tingkatan menurut kitab suci Al
Qur'an)? Apakah itu juga terjadi dengan sendirinya?
Manusia, kalau kita berbuat baik kepada keluarga, masyarakat, lingkungan
dan diri kita sendiri - fine tidak ada celaan dari pandangan orang.
Kalau kita berbuat jahat, korupsi, membunuh, mencuri atau membuat orang
lain resah tetapi selamat tidak terjerat hukum di dunia ini karena satu
dan lain hal - dimana keadilan then. 
Semuanya itu kita yakini, setidaknya saya pribadi, bahwa nanti ada
pengadilan akhir setelah kita mati dan dihidupkan lagi oleh Sang
Pencipta kita. Disanalah pengadilan sejati dan keadilan hakiki akan
terwujud. Pertimbangan kebaikan dan keburukan akan mendapatkan ganjaran
yang setimpal. 
Dan semuanya itu Sang Maha Pencipta mempunyai aturanNya yang wajib kita
imani dan jalani. Kita patut bersyukur bahwa kita sudah ditakdirkanNya
seperti kita sekarang  ini yang normal, sehat, bisa berkomunikasi via
email seperti ini. Bagaimana kita bersyukur kepadaNya, jalankan semua
perintahNya (diantaranya berbuat baik kepada sesama termasuk menjaga
kelestarian lingkungan jangan menjadi perusak di muka bumi dan jauhkan
segala larangannya (diantaranya jangan dekati zina, apalagi berbuat
meskipun pakai kondom).
14 abad yang lalu Rasulullah sudah menjelaskan dalam kitabNya bahwa bumi
itu tidak diam, gunung gunung bergerak dan bumi berputar sambil
mengitari matahari (sebelumnya orang orang meyakini bahwa bumi sebagai
pusat alam raya - sehingga orang yang berpandangan berbeda bisa dihukum
malah dibunuh.). Dan Allah SWT lah yang mencipta dan mengatur jagat raya
ini termasuk isinya termasuk kita sebagai mahluk yang sempurna
dilengkapi dengan akal (yang membedakan kita dengan binatang).  
Wawloohualam, ma'af ikutan nimbrung.   
-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, April 24, 2007 4:28 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Earth Day : The Revenge of Gaia (Lovelock, 2006)


Setuju dengan yang dituliskan Abah, dan tunggu sajalah bagaimana Sang
Bumi Pertiwi (Gaia) akan membalas dendam (kepada manusia).
 
James Lovelock, pada usianya yang ke-86, masih produktif dengan
menuliskan buku seri Gaia-nya yang kelima : The Revenge of Gaia (Penguin
Books, 2006). Selama 25 tahun lebih, Lovelock konsisten dengan hipotesis
(sekarang sudah jadi teori) bahwa Bumi adalah ibarat makhluk hidup, maka
disebutnya ia adalah Mother Earth atau Gaia (dewi Bumi) atau Bumi Ibu
Pertiwi.
 
Tahun 1979 bukunya terbit untuk pertama kalinya : Gaia - a New Look at
Life on Earth (Oxford Univ. 1979), lalu The Ages of Gaia (Norton,
1988), lalu The Practical Science of Planetary Medicine (Gaia Books,
1991), lalu Homage to Gaia (Oxford Univ, 2000), dan The Revenge of
Gaia (Oxford Univ, 2006). Buku pertamanya telah diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia dengan judul Bumi yang Hidup (Yayasan Obor Indonesia,
1988). Empat lainnya saya gak yakin sudah diterjemahkan. Saya punya tiga
bukunya. Bukunya The Ages of Gaia sangat sarat geologi sejarah, asyik
mengikutinya.
 
Kalau rekan2 mengikuti pandangan2 Lovelock sejak dari awal hipotesis
Gaia sampai jadi teorinya, maka akan kelihatan perkembangan pemikiran
pembela lingkungan ini. Saat-saat awal, Lovelock berkata bahwa Bumi bisa
menyembuhkan dirinya sendiri dengan semua organ (tanah, lautan,
atmosfer) yang dimilikinya. Tetapi di bukunya yang terakhir ditulisnya
bahwa Bumi pun bisa mengaduh sakit, bisa ngambek, bisa demam, meriang,
dan akhirnya bisa membalas dendam kepada yang menyakitinya.
 
Mother Earth sekarang telah tua, 4.65 milyar tahun, ia tak sekuat
seperti dua milyar tahun yang lalu. Ia sedang berjuang agar dirinya
tetap cukup dingin sehingga berbagai bentuk kehidupan yang bergantung
kepadanya tetap bisa nyaman. Dia harus mengelola sedemikian rupa panas
Matahari yang makin meningkat. Tetapi, kesulitannya bertambah karena ada
satu bentuk kehidupan yang bergantung kepadanya, yaitu manusia, telah
berbuat sedemikian rupa hanya untuk kepentingan dirinya sendiri.
 
Gaia sedang berubah dan mungkin ia tak sekokoh dulu. Ciri global
ecosystem sekarang adalah : populasi manusia meningkat, penurunan
kualitas tanah, penumpukan sampah, semua jenis pencemaran, perubahan
iklim, penyalahgunaan teknologi, punahnya biodiversitas. Dan ini adalah
problem global sebab dunia yang sekarang adalah dunia yang terlipat -
problem di satu tempat akan segera dirasakan di tempat lain.
 
Mars dan Venus adalah dead sibling - sauadara-saudara Gaia yang telah
lebih dulu mati.. Bumi adalah seperti makhluk hidup yang bisa mati.
Kalau ia terlalu dipanasi dan diracuni, ia pun bisa sakit. Waktu masih
muda, Bumi bisa menyembuhkan dirinya sendiri, sekarang ? Less resilient

Re: [iagi-net-l] Earth Day : The Revenge of Gaia (Lovelock, 2006)

2007-04-24 Terurut Topik Supardan

Bagaimana dengan bangsa kita tercinta ini? Bumi Indonesia dengan hutan
tropisnya, konon sangat penting perannya sebagai penyangga kelangsungan
kehidupan di muka bumi ini, di samping hutan tropis Brasil. Mungkin sebagian
besar manusia Indonesia sama sekali tidak tahu tentang perlunya kelestarian
lingkungan hidup mereka, yang penting bagi mereka adalah tetap bisa makan.
Hanya sebagian kecil dari bangsa ini yang tahu akan pentingnya kelestarian
lingkungannya, namun dari yang sedikit itu hanya sebagian kecil saja yang
sadar dan peduli lingkungan, sebagian lainnya dengan serakahnya
mengeksploitasi habis-habisan sumberdaya alam yang ada di negeri ini.
Sumberdaya hutan, sumberdaya mineral, sumberdaya laut dsb, semua disikatnya
tanpa ampun. Oleh karena itu, lima tahun terakhir kita telah menuai/ panen
bencana, karena daya dukung bumi Indonesia yang sudah sangat menurun karena
setiap hari dihajar habis-habisan, mudah-mudahan tidak sampai mati seperti
praja IPDN. Yang pintar dan yang kaya yang mestinya sadar lingkungan serta
mereka yang miskin dan buta lingkungan yang sekedar mencari makan, secara
bersama-sama menyakiti bumi pertiwi setiap hari. Belum lagi relokasi
industri sarat polusi dari negara-negara kaya ke negara-negara dunia ketiga,
termasuk Indonesia.

Kalau begini, siapa yang harus bertanggungjawab? Sudahkah kita-kita ini
peduli terhadap nasib bumi pertiwi? Relakah jika generasi penerus kita nanti
ternyata hanya generasi idiot dan kurang gizi?

Wassalam.


On 4/24/07, Toto Santosa [EMAIL PROTECTED] wrote:


 Allah Maha Besar.
Siapakah yang menciptakan Mother Earth beserta isinya termasuk kita?
Apakah jadi dengan sendirinya? Siapa yang mengatur peredaran bumi mengitari
matahari, matahari beserta planit planit termasuk bumi berputar juga
mengitari sistem tata surya nya? Dan tata surya ini mengitari yang lebih
besar lagi (ada 7 tingkatan menurut kitab suci Al Qur'an)? Apakah itu juga
terjadi dengan sendirinya?
Manusia, kalau kita berbuat baik kepada keluarga, masyarakat, lingkungan
dan diri kita sendiri - fine tidak ada celaan dari pandangan orang.
Kalau kita berbuat jahat, korupsi, membunuh, mencuri atau membuat orang
lain resah tetapi selamat tidak terjerat hukum di dunia ini karena satu dan
lain hal - dimana keadilan then.
Semuanya itu kita yakini, setidaknya saya pribadi, bahwa nanti ada
pengadilan akhir setelah kita mati dan dihidupkan lagi oleh Sang Pencipta
kita. Disanalah pengadilan sejati dan keadilan hakiki akan terwujud.
Pertimbangan kebaikan dan keburukan akan mendapatkan ganjaran yang setimpal.

Dan semuanya itu Sang Maha Pencipta mempunyai aturanNya yang wajib kita
imani dan jalani. Kita patut bersyukur bahwa kita sudah ditakdirkanNya
seperti kita sekarang  ini yang normal, sehat, bisa berkomunikasi via email
seperti ini. Bagaimana kita bersyukur kepadaNya, jalankan semua perintahNya
(diantaranya berbuat baik kepada sesama termasuk menjaga kelestarian
lingkungan jangan menjadi perusak di muka bumi dan jauhkan segala
larangannya (diantaranya jangan dekati zina, apalagi berbuat meskipun pakai
kondom).
14 abad yang lalu Rasulullah sudah menjelaskan dalam kitabNya bahwa bumi
itu tidak diam, gunung gunung bergerak dan bumi berputar sambil mengitari
matahari (sebelumnya orang orang meyakini bahwa bumi sebagai pusat alam raya
- sehingga orang yang berpandangan berbeda bisa dihukum malah dibunuh.). Dan
Allah SWT lah yang mencipta dan mengatur jagat raya ini termasuk isinya
termasuk kita sebagai mahluk yang sempurna dilengkapi dengan akal (yang
membedakan kita dengan binatang).
Wawloohualam, ma'af ikutan nimbrung.

 -Original Message-
*From:* Awang Harun Satyana [mailto: [EMAIL PROTECTED]
*Sent:* Tuesday, April 24, 2007 4:28 PM
*To:* iagi-net@iagi.or.id
*Subject:* [iagi-net-l] Earth Day : The Revenge of Gaia (Lovelock, 2006)

 Setuju dengan yang dituliskan Abah, dan tunggu sajalah bagaimana Sang
Bumi Pertiwi (Gaia) akan membalas dendam (kepada manusia).



James Lovelock, pada usianya yang ke-86, masih produktif dengan menuliskan
buku seri Gaia-nya yang kelima : The Revenge of Gaia (Penguin Books,
2006). Selama 25 tahun lebih, Lovelock konsisten dengan hipotesis (
sekarang sudah jadi teori) bahwa Bumi adalah ibarat makhluk hidup, maka
disebutnya ia adalah Mother Earth atau Gaia ( dewi Bumi) atau Bumi Ibu
Pertiwi.



Tahun 1979 bukunya terbit untuk pertama kalinya : Gaia - a New Look at
Life on Earth ( Oxford Univ. 1979), lalu The Ages of Gaia (Norton,
1988), lalu The Practical Science of Planetary Medicine (Gaia Books,
1991), lalu Homage to Gaia (Oxford Univ, 2000), dan The Revenge of
Gaia (Oxford Univ, 2006). Buku pertamanya telah diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia dengan judul Bumi yang Hidup (Yayasan Obor Indonesia,
1988). Empat lainnya saya gak yakin sudah diterjemahkan. Saya punya tiga
bukunya. Bukunya The Ages of Gaia sangat sarat geologi sejarah, asyik
mengikutinya.



Kalau rekan2 mengikuti pandangan2 Lovelock sejak dari awal hipotesis Gaia
sampai jadi teorinya, maka akan kelihatan