Re: [iagi-net-l] Earth Day : The Revenge of Gaia (Lovelock, 2006)
jalani. Kita patut bersyukur bahwa kita sudah ditakdirkanNya seperti kita sekarang ini yang normal, sehat, bisa berkomunikasi via email seperti ini. Bagaimana kita bersyukur kepadaNya, jalankan semua perintahNya (diantaranya berbuat baik kepada sesama termasuk menjaga kelestarian lingkungan jangan menjadi perusak di muka bumi dan jauhkan segala larangannya (diantaranya jangan dekati zina, apalagi berbuat meskipun pakai kondom). 14 abad yang lalu Rasulullah sudah menjelaskan dalam kitabNya bahwa bumi itu tidak diam, gunung gunung bergerak dan bumi berputar sambil mengitari matahari (sebelumnya orang orang meyakini bahwa bumi sebagai pusat alam raya - sehingga orang yang berpandangan berbeda bisa dihukum malah dibunuh.). Dan Allah SWT lah yang mencipta dan mengatur jagat raya ini termasuk isinya termasuk kita sebagai mahluk yang sempurna dilengkapi dengan akal (yang membedakan kita dengan binatang). Wawloohualam, ma'af ikutan nimbrung. -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, April 24, 2007 4:28 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Earth Day : The Revenge of Gaia (Lovelock, 2006) Setuju dengan yang dituliskan Abah, dan tunggu sajalah bagaimana Sang Bumi Pertiwi (Gaia) akan membalas dendam (kepada manusia). James Lovelock, pada usianya yang ke-86, masih produktif dengan menuliskan buku seri Gaia-nya yang kelima : The Revenge of Gaia (Penguin Books, 2006). Selama 25 tahun lebih, Lovelock konsisten dengan hipotesis (sekarang sudah jadi teori) bahwa Bumi adalah ibarat makhluk hidup, maka disebutnya ia adalah Mother Earth atau Gaia ( dewi Bumi) atau Bumi Ibu Pertiwi. Tahun 1979 bukunya terbit untuk pertama kalinya : Gaia - a New Look at Life on Earth ( Oxford Univ. 1979), lalu The Ages of Gaia (Norton, 1988), lalu The Practical Science of Planetary Medicine (Gaia Books, 1991), lalu Homage to Gaia (Oxford Univ, 2000), dan The Revenge of Gaia (Oxford Univ, 2006). Buku pertamanya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Bumi yang Hidup (Yayasan Obor Indonesia, 1988). Empat lainnya saya gak yakin sudah diterjemahkan. Saya punya tiga bukunya. Bukunya The Ages of Gaia sangat sarat geologi sejarah, asyik mengikutinya. Kalau rekan2 mengikuti pandangan2 Lovelock sejak dari awal hipotesis Gaia sampai jadi teorinya, maka akan kelihatan perkembangan pemikiran pembela lingkungan ini. Saat-saat awal, Lovelock berkata bahwa Bumi bisa menyembuhkan dirinya sendiri dengan semua organ ( tanah, lautan, atmosfer) yang dimilikinya. Tetapi di bukunya yang terakhir ditulisnya bahwa Bumi pun bisa mengaduh sakit, bisa ngambek, bisa demam, meriang, dan akhirnya bisa membalas dendam kepada yang menyakitinya. Mother Earth sekarang telah tua, 4.65 milyar tahun , ia tak sekuat seperti dua milyar tahun yang lalu. Ia sedang berjuang agar dirinya tetap cukup dingin sehingga berbagai bentuk kehidupan yang bergantung kepadanya tetap bisa nyaman. Dia harus mengelola sedemikian rupa panas Matahari yang makin meningkat. Tetapi, kesulitannya bertambah karena ada satu bentuk kehidupan yang bergantung kepadanya, yaitu manusia, telah berbuat sedemikian rupa hanya untuk kepentingan dirinya sendiri. Gaia sedang berubah dan mungkin ia tak sekokoh dulu. Ciri global ecosystem sekarang adalah : populasi manusia meningkat, penurunan kualitas tanah, penumpukan sampah, semua jenis pencemaran, perubahan iklim, penyalahgunaan teknologi, punahnya biodiversitas. Dan ini adalah problem global sebab dunia yang sekarang adalah dunia yang terlipat problem di satu tempat akan segera dirasakan di tempat lain. Mars dan Venus adalah dead sibling - sauadara-saudara Gaia yang telah lebih dulu mati.. Bumi adalah seperti makhluk hidup yang bisa mati. Kalau ia terlalu dipanasi dan diracuni, ia pun bisa sakit. Waktu masih muda, Bumi bisa menyembuhkan dirinya sendiri, sekarang ? Less resilient ! Deklarasi Amsterdam 2001 memandang serius teori Gaia James Lovelock. Marilah di Hari Bumi ini kita sejenak memikirkan Bumi tempat kita tinggal. Kenali dengan baik dan sayangi dengan sungguh-sungguh. Hanya Satu Bumi (Barbara Ward, 1975), tak ada yang lain, marilah kita sayangi...dengan apa yang mampu kita lakukan. Salam, awang -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:yrsnki @rad.net.id ] Sent: Tuesday, April 24, 2007 2:23 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Earth Day : Kepunahan Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Depan Awang yang berpengetahuan Terima kasih atas pencerahan dari tulisan dibawah ini. Saya mungkin berpendapat agak lain mengenai the past is the lesson for the present and the future ! Mengapa ? Karena manusia selain berakal juga mempunyai ketamakan yang luar biasa dalam memanfaatkan alam-nya , dan dengan pengetahuan ini lah manusia merasa bahwa alam diciptakan hanya untuk
[iagi-net-l] Earth Day : The Revenge of Gaia (Lovelock, 2006)
Setuju dengan yang dituliskan Abah, dan tunggu sajalah bagaimana Sang Bumi Pertiwi (Gaia) akan membalas dendam (kepada manusia). James Lovelock, pada usianya yang ke-86, masih produktif dengan menuliskan buku seri Gaia-nya yang kelima : The Revenge of Gaia (Penguin Books, 2006). Selama 25 tahun lebih, Lovelock konsisten dengan hipotesis (sekarang sudah jadi teori) bahwa Bumi adalah ibarat makhluk hidup, maka disebutnya ia adalah Mother Earth atau Gaia (dewi Bumi) atau Bumi Ibu Pertiwi. Tahun 1979 bukunya terbit untuk pertama kalinya : Gaia - a New Look at Life on Earth (Oxford Univ. 1979), lalu The Ages of Gaia (Norton, 1988), lalu The Practical Science of Planetary Medicine (Gaia Books, 1991), lalu Homage to Gaia (Oxford Univ, 2000), dan The Revenge of Gaia (Oxford Univ, 2006). Buku pertamanya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Bumi yang Hidup (Yayasan Obor Indonesia, 1988). Empat lainnya saya gak yakin sudah diterjemahkan. Saya punya tiga bukunya. Bukunya The Ages of Gaia sangat sarat geologi sejarah, asyik mengikutinya. Kalau rekan2 mengikuti pandangan2 Lovelock sejak dari awal hipotesis Gaia sampai jadi teorinya, maka akan kelihatan perkembangan pemikiran pembela lingkungan ini. Saat-saat awal, Lovelock berkata bahwa Bumi bisa menyembuhkan dirinya sendiri dengan semua organ (tanah, lautan, atmosfer) yang dimilikinya. Tetapi di bukunya yang terakhir ditulisnya bahwa Bumi pun bisa mengaduh sakit, bisa ngambek, bisa demam, meriang, dan akhirnya bisa membalas dendam kepada yang menyakitinya. Mother Earth sekarang telah tua, 4.65 milyar tahun, ia tak sekuat seperti dua milyar tahun yang lalu. Ia sedang berjuang agar dirinya tetap cukup dingin sehingga berbagai bentuk kehidupan yang bergantung kepadanya tetap bisa nyaman. Dia harus mengelola sedemikian rupa panas Matahari yang makin meningkat. Tetapi, kesulitannya bertambah karena ada satu bentuk kehidupan yang bergantung kepadanya, yaitu manusia, telah berbuat sedemikian rupa hanya untuk kepentingan dirinya sendiri. Gaia sedang berubah dan mungkin ia tak sekokoh dulu. Ciri global ecosystem sekarang adalah : populasi manusia meningkat, penurunan kualitas tanah, penumpukan sampah, semua jenis pencemaran, perubahan iklim, penyalahgunaan teknologi, punahnya biodiversitas. Dan ini adalah problem global sebab dunia yang sekarang adalah dunia yang terlipat - problem di satu tempat akan segera dirasakan di tempat lain. Mars dan Venus adalah dead sibling - sauadara-saudara Gaia yang telah lebih dulu mati.. Bumi adalah seperti makhluk hidup yang bisa mati. Kalau ia terlalu dipanasi dan diracuni, ia pun bisa sakit. Waktu masih muda, Bumi bisa menyembuhkan dirinya sendiri, sekarang ? Less resilient ! Deklarasi Amsterdam 2001 memandang serius teori Gaia James Lovelock. Marilah di Hari Bumi ini kita sejenak memikirkan Bumi tempat kita tinggal. Kenali dengan baik dan sayangi dengan sungguh-sungguh. Hanya Satu Bumi (Barbara Ward, 1975), tak ada yang lain, marilah kita sayangi...dengan apa yang mampu kita lakukan. Salam, awang -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, April 24, 2007 2:23 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Earth Day : Kepunahan Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Depan Awang yang berpengetahuan Terima kasih atas pencerahan dari tulisan dibawah ini. Saya mungkin berpendapat agak lain mengenai the past is the lesson for the present and the future ! Mengapa ? Karena manusia selain berakal juga mempunyai ketamakan yang luar biasa dalam memanfaatkan alam-nya , dan dengan pengetahuan ini lah manusia merasa bahwa alam diciptakan hanya untuk manusia. Sebagai mahluk yang paling sempurna manusia -pun sebenarnya merupakan mahluk yang paling rentan dengan adanya perubahan, dan tidak akan sekuat spicies spicies yang pernah hidup. Saya berpendapat bahwa satu juta tahun bukan merupakan saat yang tepat bagi kepunahan manusia , mungkin sekali akan lebih cepat Waallahualam. Si-Abah T Kepunahan masal adalah fakta dalam sejarah Bumi. Sebab the present is the key to the past atau sebaliknya the past is a lesson for the present and the future maka bahwa kepunahan pun sedang terjadi, dan akan terjadi. Dalam rangka merenungi Earth Day, saya tulis beberapa hal di bawah ini dengan berdasar kepada rapid reading beberapa buku yang berhubungan. Sebagian besar spesies yang pernah hidup di Bumi sekarang ini telah punah. Catatan fosil menunjukkan bahwa spesies2 seperti amonit, trilobit, dan dinosaurus suatu saat pada masa lalu pernah begitu berlimpah jumlahnya hidup di Bumi. Kepunahan adalah salah satu mekanisme evolusi melalui seleksi alam. Ketika menghadapi iklim yang berubah, sumber makanan yang menurun drastis, dan banyaknya persaingan; beberapa spesies beradaptasi dan bisa meneruskan hidupnya, tetapi yang lain menyerah, mati, dan punah. Selama sejarah Bumi, telah tercatat perubahan2 besar dan cepat yang
RE: [iagi-net-l] Earth Day : The Revenge of Gaia (Lovelock, 2006)
Allah Maha Besar. Siapakah yang menciptakan Mother Earth beserta isinya termasuk kita? Apakah jadi dengan sendirinya? Siapa yang mengatur peredaran bumi mengitari matahari, matahari beserta planit planit termasuk bumi berputar juga mengitari sistem tata surya nya? Dan tata surya ini mengitari yang lebih besar lagi (ada 7 tingkatan menurut kitab suci Al Qur'an)? Apakah itu juga terjadi dengan sendirinya? Manusia, kalau kita berbuat baik kepada keluarga, masyarakat, lingkungan dan diri kita sendiri - fine tidak ada celaan dari pandangan orang. Kalau kita berbuat jahat, korupsi, membunuh, mencuri atau membuat orang lain resah tetapi selamat tidak terjerat hukum di dunia ini karena satu dan lain hal - dimana keadilan then. Semuanya itu kita yakini, setidaknya saya pribadi, bahwa nanti ada pengadilan akhir setelah kita mati dan dihidupkan lagi oleh Sang Pencipta kita. Disanalah pengadilan sejati dan keadilan hakiki akan terwujud. Pertimbangan kebaikan dan keburukan akan mendapatkan ganjaran yang setimpal. Dan semuanya itu Sang Maha Pencipta mempunyai aturanNya yang wajib kita imani dan jalani. Kita patut bersyukur bahwa kita sudah ditakdirkanNya seperti kita sekarang ini yang normal, sehat, bisa berkomunikasi via email seperti ini. Bagaimana kita bersyukur kepadaNya, jalankan semua perintahNya (diantaranya berbuat baik kepada sesama termasuk menjaga kelestarian lingkungan jangan menjadi perusak di muka bumi dan jauhkan segala larangannya (diantaranya jangan dekati zina, apalagi berbuat meskipun pakai kondom). 14 abad yang lalu Rasulullah sudah menjelaskan dalam kitabNya bahwa bumi itu tidak diam, gunung gunung bergerak dan bumi berputar sambil mengitari matahari (sebelumnya orang orang meyakini bahwa bumi sebagai pusat alam raya - sehingga orang yang berpandangan berbeda bisa dihukum malah dibunuh.). Dan Allah SWT lah yang mencipta dan mengatur jagat raya ini termasuk isinya termasuk kita sebagai mahluk yang sempurna dilengkapi dengan akal (yang membedakan kita dengan binatang). Wawloohualam, ma'af ikutan nimbrung. -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, April 24, 2007 4:28 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Earth Day : The Revenge of Gaia (Lovelock, 2006) Setuju dengan yang dituliskan Abah, dan tunggu sajalah bagaimana Sang Bumi Pertiwi (Gaia) akan membalas dendam (kepada manusia). James Lovelock, pada usianya yang ke-86, masih produktif dengan menuliskan buku seri Gaia-nya yang kelima : The Revenge of Gaia (Penguin Books, 2006). Selama 25 tahun lebih, Lovelock konsisten dengan hipotesis (sekarang sudah jadi teori) bahwa Bumi adalah ibarat makhluk hidup, maka disebutnya ia adalah Mother Earth atau Gaia (dewi Bumi) atau Bumi Ibu Pertiwi. Tahun 1979 bukunya terbit untuk pertama kalinya : Gaia - a New Look at Life on Earth (Oxford Univ. 1979), lalu The Ages of Gaia (Norton, 1988), lalu The Practical Science of Planetary Medicine (Gaia Books, 1991), lalu Homage to Gaia (Oxford Univ, 2000), dan The Revenge of Gaia (Oxford Univ, 2006). Buku pertamanya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Bumi yang Hidup (Yayasan Obor Indonesia, 1988). Empat lainnya saya gak yakin sudah diterjemahkan. Saya punya tiga bukunya. Bukunya The Ages of Gaia sangat sarat geologi sejarah, asyik mengikutinya. Kalau rekan2 mengikuti pandangan2 Lovelock sejak dari awal hipotesis Gaia sampai jadi teorinya, maka akan kelihatan perkembangan pemikiran pembela lingkungan ini. Saat-saat awal, Lovelock berkata bahwa Bumi bisa menyembuhkan dirinya sendiri dengan semua organ (tanah, lautan, atmosfer) yang dimilikinya. Tetapi di bukunya yang terakhir ditulisnya bahwa Bumi pun bisa mengaduh sakit, bisa ngambek, bisa demam, meriang, dan akhirnya bisa membalas dendam kepada yang menyakitinya. Mother Earth sekarang telah tua, 4.65 milyar tahun, ia tak sekuat seperti dua milyar tahun yang lalu. Ia sedang berjuang agar dirinya tetap cukup dingin sehingga berbagai bentuk kehidupan yang bergantung kepadanya tetap bisa nyaman. Dia harus mengelola sedemikian rupa panas Matahari yang makin meningkat. Tetapi, kesulitannya bertambah karena ada satu bentuk kehidupan yang bergantung kepadanya, yaitu manusia, telah berbuat sedemikian rupa hanya untuk kepentingan dirinya sendiri. Gaia sedang berubah dan mungkin ia tak sekokoh dulu. Ciri global ecosystem sekarang adalah : populasi manusia meningkat, penurunan kualitas tanah, penumpukan sampah, semua jenis pencemaran, perubahan iklim, penyalahgunaan teknologi, punahnya biodiversitas. Dan ini adalah problem global sebab dunia yang sekarang adalah dunia yang terlipat - problem di satu tempat akan segera dirasakan di tempat lain. Mars dan Venus adalah dead sibling - sauadara-saudara Gaia yang telah lebih dulu mati.. Bumi adalah seperti makhluk hidup yang bisa mati. Kalau ia terlalu dipanasi dan diracuni, ia pun bisa sakit. Waktu masih muda, Bumi bisa menyembuhkan dirinya sendiri, sekarang ? Less resilient
Re: [iagi-net-l] Earth Day : The Revenge of Gaia (Lovelock, 2006)
Bagaimana dengan bangsa kita tercinta ini? Bumi Indonesia dengan hutan tropisnya, konon sangat penting perannya sebagai penyangga kelangsungan kehidupan di muka bumi ini, di samping hutan tropis Brasil. Mungkin sebagian besar manusia Indonesia sama sekali tidak tahu tentang perlunya kelestarian lingkungan hidup mereka, yang penting bagi mereka adalah tetap bisa makan. Hanya sebagian kecil dari bangsa ini yang tahu akan pentingnya kelestarian lingkungannya, namun dari yang sedikit itu hanya sebagian kecil saja yang sadar dan peduli lingkungan, sebagian lainnya dengan serakahnya mengeksploitasi habis-habisan sumberdaya alam yang ada di negeri ini. Sumberdaya hutan, sumberdaya mineral, sumberdaya laut dsb, semua disikatnya tanpa ampun. Oleh karena itu, lima tahun terakhir kita telah menuai/ panen bencana, karena daya dukung bumi Indonesia yang sudah sangat menurun karena setiap hari dihajar habis-habisan, mudah-mudahan tidak sampai mati seperti praja IPDN. Yang pintar dan yang kaya yang mestinya sadar lingkungan serta mereka yang miskin dan buta lingkungan yang sekedar mencari makan, secara bersama-sama menyakiti bumi pertiwi setiap hari. Belum lagi relokasi industri sarat polusi dari negara-negara kaya ke negara-negara dunia ketiga, termasuk Indonesia. Kalau begini, siapa yang harus bertanggungjawab? Sudahkah kita-kita ini peduli terhadap nasib bumi pertiwi? Relakah jika generasi penerus kita nanti ternyata hanya generasi idiot dan kurang gizi? Wassalam. On 4/24/07, Toto Santosa [EMAIL PROTECTED] wrote: Allah Maha Besar. Siapakah yang menciptakan Mother Earth beserta isinya termasuk kita? Apakah jadi dengan sendirinya? Siapa yang mengatur peredaran bumi mengitari matahari, matahari beserta planit planit termasuk bumi berputar juga mengitari sistem tata surya nya? Dan tata surya ini mengitari yang lebih besar lagi (ada 7 tingkatan menurut kitab suci Al Qur'an)? Apakah itu juga terjadi dengan sendirinya? Manusia, kalau kita berbuat baik kepada keluarga, masyarakat, lingkungan dan diri kita sendiri - fine tidak ada celaan dari pandangan orang. Kalau kita berbuat jahat, korupsi, membunuh, mencuri atau membuat orang lain resah tetapi selamat tidak terjerat hukum di dunia ini karena satu dan lain hal - dimana keadilan then. Semuanya itu kita yakini, setidaknya saya pribadi, bahwa nanti ada pengadilan akhir setelah kita mati dan dihidupkan lagi oleh Sang Pencipta kita. Disanalah pengadilan sejati dan keadilan hakiki akan terwujud. Pertimbangan kebaikan dan keburukan akan mendapatkan ganjaran yang setimpal. Dan semuanya itu Sang Maha Pencipta mempunyai aturanNya yang wajib kita imani dan jalani. Kita patut bersyukur bahwa kita sudah ditakdirkanNya seperti kita sekarang ini yang normal, sehat, bisa berkomunikasi via email seperti ini. Bagaimana kita bersyukur kepadaNya, jalankan semua perintahNya (diantaranya berbuat baik kepada sesama termasuk menjaga kelestarian lingkungan jangan menjadi perusak di muka bumi dan jauhkan segala larangannya (diantaranya jangan dekati zina, apalagi berbuat meskipun pakai kondom). 14 abad yang lalu Rasulullah sudah menjelaskan dalam kitabNya bahwa bumi itu tidak diam, gunung gunung bergerak dan bumi berputar sambil mengitari matahari (sebelumnya orang orang meyakini bahwa bumi sebagai pusat alam raya - sehingga orang yang berpandangan berbeda bisa dihukum malah dibunuh.). Dan Allah SWT lah yang mencipta dan mengatur jagat raya ini termasuk isinya termasuk kita sebagai mahluk yang sempurna dilengkapi dengan akal (yang membedakan kita dengan binatang). Wawloohualam, ma'af ikutan nimbrung. -Original Message- *From:* Awang Harun Satyana [mailto: [EMAIL PROTECTED] *Sent:* Tuesday, April 24, 2007 4:28 PM *To:* iagi-net@iagi.or.id *Subject:* [iagi-net-l] Earth Day : The Revenge of Gaia (Lovelock, 2006) Setuju dengan yang dituliskan Abah, dan tunggu sajalah bagaimana Sang Bumi Pertiwi (Gaia) akan membalas dendam (kepada manusia). James Lovelock, pada usianya yang ke-86, masih produktif dengan menuliskan buku seri Gaia-nya yang kelima : The Revenge of Gaia (Penguin Books, 2006). Selama 25 tahun lebih, Lovelock konsisten dengan hipotesis ( sekarang sudah jadi teori) bahwa Bumi adalah ibarat makhluk hidup, maka disebutnya ia adalah Mother Earth atau Gaia ( dewi Bumi) atau Bumi Ibu Pertiwi. Tahun 1979 bukunya terbit untuk pertama kalinya : Gaia - a New Look at Life on Earth ( Oxford Univ. 1979), lalu The Ages of Gaia (Norton, 1988), lalu The Practical Science of Planetary Medicine (Gaia Books, 1991), lalu Homage to Gaia (Oxford Univ, 2000), dan The Revenge of Gaia (Oxford Univ, 2006). Buku pertamanya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Bumi yang Hidup (Yayasan Obor Indonesia, 1988). Empat lainnya saya gak yakin sudah diterjemahkan. Saya punya tiga bukunya. Bukunya The Ages of Gaia sangat sarat geologi sejarah, asyik mengikutinya. Kalau rekan2 mengikuti pandangan2 Lovelock sejak dari awal hipotesis Gaia sampai jadi teorinya, maka akan kelihatan