RE: [iagi-net-l] Fred Meissner (1932-2007) : Think Like Oil

2007-11-27 Terurut Topik Yarmanto (yarmant)
Setuju ulasan pak Awang luar biasa...terimakasih banyak.

Beliau juga seorang guru yang patut di contoh dalam ketegasannya dan
disiplin dalam hal meng evaluasi kerjaan / pr yang diberikan...untuk
membuta murid nya ngerti... Selamat jalan Fred...

-Original Message-
From: Win Aldy [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, November 26, 2007 6:04 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: Re: [iagi-net-l] Fred Meissner (1932-2007) : Think Like Oil

Sebagai salah satu pembimbing thesis waktu itu, antusiasme dan
pencerahan beliau sangat banyak membantu dalam menyelesaikan study saya
di sana.
 
Terima Kasih Fred,
 
Win Aldy



- Original Message 
From: batu gamping [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad [EMAIL PROTECTED];
Eksplorasi BPMIGAS [EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, November 26, 2007 6:15:59 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Fred Meissner (1932-2007) : Think Like Oil

Pa Awang

Terima kasih banyak atas informasinya. Apa yang Pa Awang ceritakan
tentang Fred semuanya sangat tepat dengan yang pernah saya alami selama
saya mengambil beberapa mata kuliah beliau. 

Selamat jalan Fred

Yusak

--- Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:

  Untuk rekan-rekan yang menekuni petroleum system dan petroleum 
 geochemistry, nama Fred Meissner tentu tidak asing lagi. Dia adalah 
 salah satu tokohnya, seperti Tod Harding dan James Lowell dalam 
 struktur geologi, Qing Sun dan Mateu Esteban dalam carbonate 
 sedimentology, atau John van Wagoner dan Henry Posamentier dalam 
 sequence stratigraphy. Di dalam mengembangkan petroleum system, Fred 
 Meissner sebanding dengan Leslie Magoon atau Wallace Dow.

  18 September lalu, Fred Meissner menghembuskan nafasnya yang terakhir

 setelah sekian lama berjuang melawan kanker kerongkongan. AAPG 
 Explorer edisi terbaru (November 2007) memuat berita meninggalnya 
 tokoh penemu hydrocarbon machine ini.

  Keahlian Meissner adalah terutama dalam bidang hydrocarbon 
 generation, migration, dan accumulation.
 Hydrocarbon machine yang ditemukannya adalah sebuah gambar 
 sederhana, tepat, dan praktis yang melukiskan hubungan antara ketiga 
 proses ini bersama elemen-elemen petroleum system, yaitu ada 
 elemen-elemen batuan : source rocks, carrier beds, reservoir rocks, 
 sealing rocks, burial rocks; digambarkan bersatu dengan proses-proses 
 : generasi hidrokarbon, ekspulsi, migrasi, dan akumulasi di perangkap 
 struktur, stratigrafi, maupun kombinasi keduanya. Kita barangkali 
 sering menggunakan gambar ini, Fred Meissner-lah yang 
 memperkenalkannya untuk pertama kalinya. Gambar ini praktis, dan 
 hubungan hydrocarbon machine itulah yang sebenarnya dicari2 para 
 eksplorasionis di suatu daerah.

  Fred Meissner lahir di Denver dan menamatkan sekolahnya di Colorado 
 School of Mines (master
 degree) tahun 1954. Setelah menjalankan dinas militer dalam Perang 
 Korea, Meissner bekerja selama
 17 tahun untuk Shell. Di sini dia bertemu dengan M.
 King Hubbert, tokoh terkenal dalam petroleum geology yang menerapkan 
 prinsip2 mekanika fluida dalam proses migrasi dan akumulasi 
 hidrokarbon. Meissner menyebut Hubbert sebagai gurunya. Setelah Shell,

 Meissner bergabung dengan Trend Exploration pada awal 1970-an, dan 
 bersama tokoh2 legendaris penemu minyak di perusahaan itu, Tom Jordan 
 dan Norm Foster, Fred Meissner menemukan lapangan-lapangan minyak 
 besar dalam reservoir karbonat di Cekungan Salawati, Kepala Burung, 
 Irian Jaya (lapangan2 Kasim, Walio, Jaya). Tahun 1986-2004, Meissner 
 mengajar di almamaternya sambil bekerja sebagai seorang konsultan. 
 Tahun 2004, dia resmi pensiun, tetapi sekali-sekali masih suka diminta

 mengajar dan memimpin field trip di seputar Rocky Mountains.
 Tiga
  minggu sebelum kematiannya, dalam usia 75 tahun Meissner masih 
 memimpin sebuah fieldtrip yang diikuti 30 peserta.

  Tahun 1997, ketika IPA mengadakan simposium internasional petroleum 
 system SE Asia-Australasia di Jakarta, Fred Meissner diundang IPA 
 bersama
 tokoh2 petroleum system lainnya (Leslie Magoon dan Dietrich Welte). 
 Meissner memberikan keynote lecture berjudul, The Role of 
 Depositional Sequences in Creating and Controlling Petroleum Systems -

 Basic Principles and Examples. Di situ Meissner memunculkan 
 hydrocarbon machine-nya yang terkenal,
 elemen2 petroleum system-nya dimodifikasi dengan menerapkan sequence 
 stratigraphy. Fred Meissner pun dalam simposium ini mengajar short 
 course dua hari berjudul Subsurface Pressures and Petroleum Systems
 : Pressure Relationships to the
 Generation,Migration, and Accumulation of Hydrocarbons. Barangkali 
 ada rekan2 yang kebetulan ikut kursusnya ? Meissner adalah seorang 
 guru yang baik, jauh lebih baik daripada gurunya sendiri, King Hubbert

 yang terkenal garang dalam mengajar.

  Selain hydrocarbon machine, Fred Meissner juga terkenal sebagai orang

 pertama yang menemukan bahwa source rocks juga dapat merupakan 
 reservoir rocks, khususnya bahwa produksi gas bisa

Re: [iagi-net-l] Fred Meissner (1932-2007) : Think Like Oil

2007-11-26 Terurut Topik Win Aldy
Sebagai salah satu pembimbing thesis waktu itu, antusiasme dan pencerahan 
beliau sangat banyak membantu dalam menyelesaikan study saya di sana.
 
Terima Kasih Fred,
 
Win Aldy



- Original Message 
From: batu gamping [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad [EMAIL PROTECTED]; Eksplorasi BPMIGAS 
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, November 26, 2007 6:15:59 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Fred Meissner (1932-2007) : Think Like Oil

Pa Awang

Terima kasih banyak atas informasinya. Apa yang Pa
Awang ceritakan tentang Fred semuanya sangat tepat
dengan yang pernah saya alami selama saya mengambil
beberapa mata kuliah beliau. 

Selamat jalan Fred

Yusak

--- Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:

  Untuk rekan-rekan yang menekuni petroleum system
 dan petroleum geochemistry, nama Fred Meissner tentu
 tidak asing lagi. Dia adalah salah satu tokohnya,
 seperti Tod Harding dan James Lowell dalam struktur
 geologi, Qing Sun dan Mateu Esteban dalam carbonate
 sedimentology, atau John van Wagoner dan Henry
 Posamentier dalam sequence stratigraphy. Di dalam
 mengembangkan petroleum system, Fred Meissner
 sebanding dengan Leslie Magoon atau Wallace Dow. 

  18 September lalu, Fred Meissner menghembuskan
 nafasnya yang terakhir setelah sekian lama berjuang
 melawan kanker kerongkongan. AAPG Explorer edisi
 terbaru (November 2007) memuat berita meninggalnya
 tokoh penemu “hydrocarbon machine” ini.

  Keahlian Meissner adalah terutama dalam bidang
 hydrocarbon generation, migration, dan accumulation.
 “Hydrocarbon machine” yang ditemukannya adalah
 sebuah gambar sederhana, tepat, dan praktis yang
 melukiskan hubungan antara ketiga proses ini bersama
 elemen-elemen petroleum system, yaitu ada
 elemen-elemen batuan : source rocks, carrier beds,
 reservoir rocks, sealing rocks, burial rocks;
 digambarkan bersatu dengan proses-proses : generasi
 hidrokarbon, ekspulsi, migrasi, dan akumulasi di
 perangkap struktur, stratigrafi, maupun kombinasi
 keduanya. Kita barangkali sering menggunakan gambar
 ini, Fred Meissner-lah yang memperkenalkannya untuk
 pertama kalinya. Gambar ini praktis, dan hubungan
 “hydrocarbon machine” itulah yang sebenarnya dicari2
 para eksplorasionis di suatu daerah.

  Fred Meissner lahir di Denver dan menamatkan
 sekolahnya di Colorado School of Mines (master
 degree) tahun 1954. Setelah menjalankan dinas
 militer dalam Perang Korea, Meissner bekerja selama
 17 tahun untuk Shell. Di sini dia bertemu dengan M.
 King Hubbert, tokoh terkenal dalam petroleum geology
 yang menerapkan prinsip2 mekanika fluida dalam
 proses migrasi dan akumulasi hidrokarbon. Meissner
 menyebut Hubbert sebagai gurunya. Setelah Shell,
 Meissner bergabung dengan Trend Exploration pada
 awal 1970-an, dan bersama tokoh2 legendaris penemu
 minyak di perusahaan itu, Tom Jordan dan Norm
 Foster, Fred Meissner menemukan lapangan-lapangan
 minyak besar dalam reservoir karbonat di Cekungan
 Salawati, Kepala Burung, Irian Jaya (lapangan2
 Kasim, Walio, Jaya). Tahun 1986-2004, Meissner
 mengajar di almamaternya sambil bekerja sebagai
 seorang konsultan. Tahun 2004, dia resmi pensiun,
 tetapi sekali-sekali masih suka diminta mengajar dan
 memimpin field trip di seputar Rocky Mountains. 
 Tiga
  minggu sebelum kematiannya, dalam usia 75 tahun
 Meissner masih memimpin sebuah fieldtrip yang
 diikuti 30 peserta.

  Tahun 1997, ketika IPA mengadakan simposium
 internasional petroleum system SE Asia-Australasia
 di Jakarta, Fred Meissner diundang IPA bersama
 tokoh2 petroleum system lainnya (Leslie Magoon dan
 Dietrich Welte). Meissner memberikan keynote lecture
 berjudul, “The Role of Depositional Sequences in
 Creating and Controlling Petroleum Systems – Basic
 Principles and Examples”. Di situ Meissner
 memunculkan hydrocarbon machine-nya yang terkenal,
 elemen2 petroleum system-nya dimodifikasi dengan
 menerapkan sequence stratigraphy. Fred Meissner pun
 dalam simposium ini mengajar short course dua hari
 berjudul “Subsurface Pressures and Petroleum Systems
 : Pressure Relationships to the
 Generation,Migration, and Accumulation of
 Hydrocarbons”. Barangkali ada rekan2 yang kebetulan
 ikut kursusnya ? Meissner adalah seorang guru yang
 baik, jauh lebih baik daripada gurunya sendiri, King
 Hubbert yang terkenal garang dalam mengajar.

  Selain hydrocarbon machine, Fred Meissner juga
 terkenal sebagai orang pertama yang menemukan bahwa
 source rocks juga dapat merupakan reservoir rocks,
 khususnya bahwa produksi gas bisa berasal dari coal
 beds dan carbonaceous shales. Meissner
 mempublikasikan hal ini dalam paper-papernya tahun
 1977-1978. Kita sekarang mengenalnya sebagai CBM
 (coal bed methane). Meissner juga menemukan bahwa
 perubahan fase dari solid organic matter menjadi
 liquid selama generasi hidrokarbon telah menyebabkan
 abnormally high pressure dalam batuan induk, dan
 kemudian menyebabkan fracturing di batuan induk
 maupun reservoir di dekatnya. Pemikiran ini
 merupakan salah satu mekanisme

[iagi-net-l] Fred Meissner (1932-2007) : Think Like Oil

2007-11-25 Terurut Topik Awang Satyana
  Untuk rekan-rekan yang menekuni petroleum system dan petroleum geochemistry, 
nama Fred Meissner tentu tidak asing lagi. Dia adalah salah satu tokohnya, 
seperti Tod Harding dan James Lowell dalam struktur geologi, Qing Sun dan Mateu 
Esteban dalam carbonate sedimentology, atau John van Wagoner dan Henry 
Posamentier dalam sequence stratigraphy. Di dalam mengembangkan petroleum 
system, Fred Meissner sebanding dengan Leslie Magoon atau Wallace Dow. 
   
  18 September lalu, Fred Meissner menghembuskan nafasnya yang terakhir setelah 
sekian lama berjuang melawan kanker kerongkongan. AAPG Explorer edisi terbaru 
(November 2007) memuat berita meninggalnya tokoh penemu “hydrocarbon machine” 
ini.
   
  Keahlian Meissner adalah terutama dalam bidang hydrocarbon generation, 
migration, dan accumulation. “Hydrocarbon machine” yang ditemukannya adalah 
sebuah gambar sederhana, tepat, dan praktis yang melukiskan hubungan antara 
ketiga proses ini bersama elemen-elemen petroleum system, yaitu ada 
elemen-elemen batuan : source rocks, carrier beds, reservoir rocks, sealing 
rocks, burial rocks; digambarkan bersatu dengan proses-proses : generasi 
hidrokarbon, ekspulsi, migrasi, dan akumulasi di perangkap struktur, 
stratigrafi, maupun kombinasi keduanya. Kita barangkali sering menggunakan 
gambar ini, Fred Meissner-lah yang memperkenalkannya untuk pertama kalinya. 
Gambar ini praktis, dan hubungan “hydrocarbon machine” itulah yang sebenarnya 
dicari2 para eksplorasionis di suatu daerah.
   
  Fred Meissner lahir di Denver dan menamatkan sekolahnya di Colorado School of 
Mines (master degree) tahun 1954. Setelah menjalankan dinas militer dalam 
Perang Korea, Meissner bekerja selama 17 tahun untuk Shell. Di sini dia bertemu 
dengan M. King Hubbert, tokoh terkenal dalam petroleum geology yang menerapkan 
prinsip2 mekanika fluida dalam proses migrasi dan akumulasi hidrokarbon. 
Meissner menyebut Hubbert sebagai gurunya. Setelah Shell, Meissner bergabung 
dengan Trend Exploration pada awal 1970-an, dan bersama tokoh2 legendaris 
penemu minyak di perusahaan itu, Tom Jordan dan Norm Foster, Fred Meissner 
menemukan lapangan-lapangan minyak besar dalam reservoir karbonat di Cekungan 
Salawati, Kepala Burung, Irian Jaya (lapangan2 Kasim, Walio, Jaya). Tahun 
1986-2004, Meissner mengajar di almamaternya sambil bekerja sebagai seorang 
konsultan. Tahun 2004, dia resmi pensiun, tetapi sekali-sekali masih suka 
diminta mengajar dan memimpin field trip di seputar Rocky Mountains.  Tiga
 minggu sebelum kematiannya, dalam usia 75 tahun Meissner masih memimpin sebuah 
fieldtrip yang diikuti 30 peserta.
   
  Tahun 1997, ketika IPA mengadakan simposium internasional petroleum system SE 
Asia-Australasia di Jakarta, Fred Meissner diundang IPA bersama tokoh2 
petroleum system lainnya (Leslie Magoon dan Dietrich Welte). Meissner 
memberikan keynote lecture berjudul, “The Role of Depositional Sequences in 
Creating and Controlling Petroleum Systems – Basic Principles and Examples”. Di 
situ Meissner memunculkan hydrocarbon machine-nya yang terkenal, elemen2 
petroleum system-nya dimodifikasi dengan menerapkan sequence stratigraphy. Fred 
Meissner pun dalam simposium ini mengajar short course dua hari berjudul 
“Subsurface Pressures and Petroleum Systems : Pressure Relationships to the 
Generation,Migration, and Accumulation of Hydrocarbons”. Barangkali ada rekan2 
yang kebetulan ikut kursusnya ? Meissner adalah seorang guru yang baik, jauh 
lebih baik daripada gurunya sendiri, King Hubbert yang terkenal garang dalam 
mengajar.
   
  Selain hydrocarbon machine, Fred Meissner juga terkenal sebagai orang pertama 
yang menemukan bahwa source rocks juga dapat merupakan reservoir rocks, 
khususnya bahwa produksi gas bisa berasal dari coal beds dan carbonaceous 
shales. Meissner mempublikasikan hal ini dalam paper-papernya tahun 1977-1978. 
Kita sekarang mengenalnya sebagai CBM (coal bed methane). Meissner juga 
menemukan bahwa perubahan fase dari solid organic matter menjadi liquid selama 
generasi hidrokarbon telah menyebabkan abnormally high pressure dalam batuan 
induk, dan kemudian menyebabkan fracturing di batuan induk maupun reservoir di 
dekatnya. Pemikiran ini merupakan salah satu mekanisme kejadian overpressure 
dan ekspulsi hidrokarbon dari batuan induk melalui micro-fracturing. Mekanisme 
inilah yang sampai sekarang banyak diterima orang, dan Meissner-lah yang 
menemukannya.
   
  Ketika ditanya orang bagaimana menjadi sukses menemukan hidrokarbon, inilah 
jawaban Fred Meissner. ”To be successful at finding oil and gas you have to 
think like a bubble of oil and gas. Where and how was it matured, how did it 
travel through the rocks and why and where was the logical place for it to end 
up” Bayangkanlah bahwa kau sendiri adalah butir minyak dan gas itu, begitu 
kira-kira.
   
  Begitulah Fred Meissner, selain ahli menemukan lapangan minyak, ia juga 
peneliti, pengajar, dan penulis yang baik. Para penekun petroleum geology, 
lebih 

Re: [iagi-net-l] Fred Meissner (1932-2007) : Think Like Oil

2007-11-25 Terurut Topik batu gamping
Pa Awang

Terima kasih banyak atas informasinya. Apa yang Pa
Awang ceritakan tentang Fred semuanya sangat tepat
dengan yang pernah saya alami selama saya mengambil
beberapa mata kuliah beliau. 

Selamat jalan Fred

Yusak

--- Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Untuk rekan-rekan yang menekuni petroleum system
 dan petroleum geochemistry, nama Fred Meissner tentu
 tidak asing lagi. Dia adalah salah satu tokohnya,
 seperti Tod Harding dan James Lowell dalam struktur
 geologi, Qing Sun dan Mateu Esteban dalam carbonate
 sedimentology, atau John van Wagoner dan Henry
 Posamentier dalam sequence stratigraphy. Di dalam
 mengembangkan petroleum system, Fred Meissner
 sebanding dengan Leslie Magoon atau Wallace Dow. 

   18 September lalu, Fred Meissner menghembuskan
 nafasnya yang terakhir setelah sekian lama berjuang
 melawan kanker kerongkongan. AAPG Explorer edisi
 terbaru (November 2007) memuat berita meninggalnya
 tokoh penemu “hydrocarbon machine” ini.

   Keahlian Meissner adalah terutama dalam bidang
 hydrocarbon generation, migration, dan accumulation.
 “Hydrocarbon machine” yang ditemukannya adalah
 sebuah gambar sederhana, tepat, dan praktis yang
 melukiskan hubungan antara ketiga proses ini bersama
 elemen-elemen petroleum system, yaitu ada
 elemen-elemen batuan : source rocks, carrier beds,
 reservoir rocks, sealing rocks, burial rocks;
 digambarkan bersatu dengan proses-proses : generasi
 hidrokarbon, ekspulsi, migrasi, dan akumulasi di
 perangkap struktur, stratigrafi, maupun kombinasi
 keduanya. Kita barangkali sering menggunakan gambar
 ini, Fred Meissner-lah yang memperkenalkannya untuk
 pertama kalinya. Gambar ini praktis, dan hubungan
 “hydrocarbon machine” itulah yang sebenarnya dicari2
 para eksplorasionis di suatu daerah.

   Fred Meissner lahir di Denver dan menamatkan
 sekolahnya di Colorado School of Mines (master
 degree) tahun 1954. Setelah menjalankan dinas
 militer dalam Perang Korea, Meissner bekerja selama
 17 tahun untuk Shell. Di sini dia bertemu dengan M.
 King Hubbert, tokoh terkenal dalam petroleum geology
 yang menerapkan prinsip2 mekanika fluida dalam
 proses migrasi dan akumulasi hidrokarbon. Meissner
 menyebut Hubbert sebagai gurunya. Setelah Shell,
 Meissner bergabung dengan Trend Exploration pada
 awal 1970-an, dan bersama tokoh2 legendaris penemu
 minyak di perusahaan itu, Tom Jordan dan Norm
 Foster, Fred Meissner menemukan lapangan-lapangan
 minyak besar dalam reservoir karbonat di Cekungan
 Salawati, Kepala Burung, Irian Jaya (lapangan2
 Kasim, Walio, Jaya). Tahun 1986-2004, Meissner
 mengajar di almamaternya sambil bekerja sebagai
 seorang konsultan. Tahun 2004, dia resmi pensiun,
 tetapi sekali-sekali masih suka diminta mengajar dan
 memimpin field trip di seputar Rocky Mountains. 
 Tiga
  minggu sebelum kematiannya, dalam usia 75 tahun
 Meissner masih memimpin sebuah fieldtrip yang
 diikuti 30 peserta.

   Tahun 1997, ketika IPA mengadakan simposium
 internasional petroleum system SE Asia-Australasia
 di Jakarta, Fred Meissner diundang IPA bersama
 tokoh2 petroleum system lainnya (Leslie Magoon dan
 Dietrich Welte). Meissner memberikan keynote lecture
 berjudul, “The Role of Depositional Sequences in
 Creating and Controlling Petroleum Systems – Basic
 Principles and Examples”. Di situ Meissner
 memunculkan hydrocarbon machine-nya yang terkenal,
 elemen2 petroleum system-nya dimodifikasi dengan
 menerapkan sequence stratigraphy. Fred Meissner pun
 dalam simposium ini mengajar short course dua hari
 berjudul “Subsurface Pressures and Petroleum Systems
 : Pressure Relationships to the
 Generation,Migration, and Accumulation of
 Hydrocarbons”. Barangkali ada rekan2 yang kebetulan
 ikut kursusnya ? Meissner adalah seorang guru yang
 baik, jauh lebih baik daripada gurunya sendiri, King
 Hubbert yang terkenal garang dalam mengajar.

   Selain hydrocarbon machine, Fred Meissner juga
 terkenal sebagai orang pertama yang menemukan bahwa
 source rocks juga dapat merupakan reservoir rocks,
 khususnya bahwa produksi gas bisa berasal dari coal
 beds dan carbonaceous shales. Meissner
 mempublikasikan hal ini dalam paper-papernya tahun
 1977-1978. Kita sekarang mengenalnya sebagai CBM
 (coal bed methane). Meissner juga menemukan bahwa
 perubahan fase dari solid organic matter menjadi
 liquid selama generasi hidrokarbon telah menyebabkan
 abnormally high pressure dalam batuan induk, dan
 kemudian menyebabkan fracturing di batuan induk
 maupun reservoir di dekatnya. Pemikiran ini
 merupakan salah satu mekanisme kejadian overpressure
 dan ekspulsi hidrokarbon dari batuan induk melalui
 micro-fracturing. Mekanisme inilah yang sampai
 sekarang banyak diterima orang, dan Meissner-lah
 yang menemukannya.

   Ketika ditanya orang bagaimana menjadi sukses
 menemukan hidrokarbon, inilah jawaban Fred Meissner.
 ”To be successful at finding oil and gas you have to
 think like a bubble of oil and gas. Where and how
 was it matured, how did it travel through 

RE: [iagi-net-l] Fred Meissner (1932-2007) : Think Like Oil

2007-11-25 Terurut Topik Doddy Suryanto
Salah satu coretannya Rocky Mountain Giants sekarang mulai terbukti. 

Basin-centered GGRB yang sangat senang dibahas beliau karena OP yg
berhubungan dgn hydrocarbon generation juga telah diexplore dan
diexploitasi dgn intensif oleh kumpeni2 disana. PTTC yang banyak
berkecimpung di Lewis Shale (unconventional HCs) banyak sekali
menggunakan jasanya.

Salah satu yang membuat kagum adalah ketekunannya menerangkan dgn
coretan tangannya tanpa bantuan software.

Benar2 geologist yang handal. Tidak lupa dasi model koboi yang selalu
menghiasi kemejanya. Dasi model ini mirip dengan yang sering dipakai Pak
Andri dan Pak Miko selaku penggemar batu2 mulia :-).

Semoga ilmu2nya terus membawa inspirasi. 

 

-doddy-

 

-Original Message-
From: batu gamping [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, November 26, 2007 10:16 AM
To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: Re: [iagi-net-l] Fred Meissner (1932-2007) : Think Like Oil

 

Pa Awang

 

Terima kasih banyak atas informasinya. Apa yang Pa

Awang ceritakan tentang Fred semuanya sangat tepat

dengan yang pernah saya alami selama saya mengambil

beberapa mata kuliah beliau. 

 

Selamat jalan Fred

 

Yusak

 

--- Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:

 

   Untuk rekan-rekan yang menekuni petroleum system

 dan petroleum geochemistry, nama Fred Meissner tentu

 tidak asing lagi. Dia adalah salah satu tokohnya,

 seperti Tod Harding dan James Lowell dalam struktur

 geologi, Qing Sun dan Mateu Esteban dalam carbonate

 sedimentology, atau John van Wagoner dan Henry

 Posamentier dalam sequence stratigraphy. Di dalam

 mengembangkan petroleum system, Fred Meissner

 sebanding dengan Leslie Magoon atau Wallace Dow. 



   18 September lalu, Fred Meissner menghembuskan

 nafasnya yang terakhir setelah sekian lama berjuang

 melawan kanker kerongkongan. AAPG Explorer edisi

 terbaru (November 2007) memuat berita meninggalnya

 tokoh penemu hydrocarbon machine ini.



   Keahlian Meissner adalah terutama dalam bidang

 hydrocarbon generation, migration, dan accumulation.

 Hydrocarbon machine yang ditemukannya adalah

 sebuah gambar sederhana, tepat, dan praktis yang

 melukiskan hubungan antara ketiga proses ini bersama

 elemen-elemen petroleum system, yaitu ada

 elemen-elemen batuan : source rocks, carrier beds,

 reservoir rocks, sealing rocks, burial rocks;

 digambarkan bersatu dengan proses-proses : generasi

 hidrokarbon, ekspulsi, migrasi, dan akumulasi di

 perangkap struktur, stratigrafi, maupun kombinasi

 keduanya. Kita barangkali sering menggunakan gambar

 ini, Fred Meissner-lah yang memperkenalkannya untuk

 pertama kalinya. Gambar ini praktis, dan hubungan

 hydrocarbon machine itulah yang sebenarnya dicari2

 para eksplorasionis di suatu daerah.



   Fred Meissner lahir di Denver dan menamatkan

 sekolahnya di Colorado School of Mines (master

 degree) tahun 1954. Setelah menjalankan dinas

 militer dalam Perang Korea, Meissner bekerja selama

 17 tahun untuk Shell. Di sini dia bertemu dengan M.

 King Hubbert, tokoh terkenal dalam petroleum geology

 yang menerapkan prinsip2 mekanika fluida dalam

 proses migrasi dan akumulasi hidrokarbon. Meissner

 menyebut Hubbert sebagai gurunya. Setelah Shell,

 Meissner bergabung dengan Trend Exploration pada

 awal 1970-an, dan bersama tokoh2 legendaris penemu

 minyak di perusahaan itu, Tom Jordan dan Norm

 Foster, Fred Meissner menemukan lapangan-lapangan

 minyak besar dalam reservoir karbonat di Cekungan

 Salawati, Kepala Burung, Irian Jaya (lapangan2

 Kasim, Walio, Jaya). Tahun 1986-2004, Meissner

 mengajar di almamaternya sambil bekerja sebagai

 seorang konsultan. Tahun 2004, dia resmi pensiun,

 tetapi sekali-sekali masih suka diminta mengajar dan

 memimpin field trip di seputar Rocky Mountains. 

 Tiga

  minggu sebelum kematiannya, dalam usia 75 tahun

 Meissner masih memimpin sebuah fieldtrip yang

 diikuti 30 peserta.



   Tahun 1997, ketika IPA mengadakan simposium

 internasional petroleum system SE Asia-Australasia

 di Jakarta, Fred Meissner diundang IPA bersama

 tokoh2 petroleum system lainnya (Leslie Magoon dan

 Dietrich Welte). Meissner memberikan keynote lecture

 berjudul, The Role of Depositional Sequences in

 Creating and Controlling Petroleum Systems - Basic

 Principles and Examples. Di situ Meissner

 memunculkan hydrocarbon machine-nya yang terkenal,

 elemen2 petroleum system-nya dimodifikasi dengan

 menerapkan sequence stratigraphy. Fred Meissner pun

 dalam simposium ini mengajar short course dua hari

 berjudul Subsurface Pressures and Petroleum Systems

 : Pressure Relationships to the

 Generation,Migration, and Accumulation of

 Hydrocarbons. Barangkali ada rekan2 yang kebetulan

 ikut kursusnya ? Meissner adalah seorang guru yang

 baik, jauh lebih baik daripada gurunya sendiri, King

 Hubbert yang terkenal garang dalam mengajar.



   Selain hydrocarbon machine, Fred Meissner juga

 terkenal sebagai orang pertama yang