Re: [iagi-net-l] Fwd: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera

2007-12-16 Terurut Topik Ade Kadarusman
Pak Awang,
   
  Pulau di tengah2 Maluku Sea plate (pulau Mayu?), adalah bukti dari intra 
oceanic thrusting, dulunya adalah MOR Maluku Sea plate yang membentuk double 
subduction, kemudian MOR tsb terhenti memproduksi oceanic crust ke arah timur 
dan barat, karena oceanic crust di arah timur berbalik arah gayanya karena gaya 
dari Philiphine Sea plate. Bukti dari MOR tsb bisa dilihat dari seismic 
tomography Pak Sri Widiantoro.
   
  Intra oceanic thrusting ini cikal bakal dari island arc kalau salah satu 
oceanic slab terus menunjam kebawah terhadap oceanic chust yang lainnya, dan 
jika mencapai kedalaman sekitar 100km slab tsb akan melting menciptakan arc 
magmatism.
   
  Boleh saya dikirimi paper Pak Awang tsb, walaupun beberapa statement yang 
disampaikan oleh paper tsb tidak sependapat dengan apa yang saya ketahui 
berdasarkan data-data yang saya punya yang berbeda dengan pendapat paper 
sebelumnya.
   
  just FYI, tahun ini tiga paper saya terbit di jurnal internasional, dua old 
study as co-author dan yang di Karang sambung is a new fresh data. Yang 
berminat silahkan kontak ke Japri.
   
  Masih ada dua lagi yang belum kelar, satu paper masih tertahan di Editor 
Jurnal karena dianggap tidak mengikuti saran dari reviewer (Ron Harris dan 
Robert Hall) untuk revisi.
  Dan satu lagi masih diselesaikan, sudah dikejar-kejar oleh Theo van Leeuwen, 
lanjutan dari paper yg publish di Jurnal asian Earth Sciences thn 2006 (malino 
met complex N Sulawesi),
   
  Judul paper tsb:
   
  Multiple generations of forearc mafic.ultramafic rocks in theTimor.Tanimbar 
ophiolite, eastern Indonesia.  Akira Ishikawa, Yoshiyuki Kaneko, Ade Kadarusman 
, Tsutomu Ota, Gondwana Research 11 (2007) 200-217.
   
  On-going orogeny in the outer-arc of the Timor–Tanimbar region, eastern 
Indonesia. Yoshiyuki Kaneko, Shigenori Maruyama, Ade Kadarusman , Tsutomu Ota, 
et al, Gondwana Research 11 (2007) 218–233
   
  P-T Evolution of Eclogites and Blueschists from the Luk Ulo Complex of 
Central Java, Indonesia, Ade Kadarusman et al, International Geology Review, 
Volume 49, Number 4, April 2007, pp. 329-356. 
   
  Salam dari Sorowako
  Ade Kadarusman
  just jumping to the other side of coin

Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Barangkali ada gunanya.

salam,
awang

Awang Satyana wrote:
To: bagus priyanto 
,
Geo Unpad 
From: Awang Satyana 
Date: Tue, 4 Dec 2007 22:29:23 -0800 (PST)
Subject: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera

Bagus dan Handito,

Makalah saya dan kawan2 (Satyana et al., 2007) yang baru dipublikasi di 
pertemuan gabungan HAGI-IAGI-IATMI di Bali (14 Nov. 2007) atau wawancara 
wartawan Tempo dengan saya seputar gempa dan volkanisme di Halmahera (Majalah 
tempo edisi September 2007) memuat hal-hal yang ditanyakan.

Busur magmatik Halmahera tetap dikontrol oleh penunjaman kerak samudera Laut 
Maluku yang menunjam ke timur di bawah Halmahera dan menghasilkan busur 
gunungapi hasil penunjaman kerak samudera (subduction related-island arc 
volcanism), misalnya gunungapi2 Gamalama dan Gamkonora. Uniknya, kerak samudera 
Laut Maluku pun menunjam ke barat ke bawah busur Sangihe dan Sulawesi Utara, di 
sini melahirkan gunungapi2 seperti Soputan dan Lokon. Keunikan lain adalah 
bahwa penunjaman ke dua arah ini telah mendekatkan prisma akresi dan cekungan 
depan busur di sistem busur Halmahera dan Sangihe. Lalu, pada Pliosen kedua 
sistem prisma akresi dan cekungan depan busur ini berbenturan mengangkat suatu 
tinggian di tengah2 Laut Maluku yang kita kenal sebagai Punggungan Talaud dan 
Mayu. Pulau2 Talaud dan Mayu dibentuk oleh melange atau prisma akresi tersebut. 
Keunikan lain adalah bahwa model benturan sistem Halmahera dan Sangihe ini 
adalah menutup di utara dan membuka di selatan, seperti sistem
ritsleting di jaket, maka kita sebut saja zipper-shaped collision.

Obduksi di timur Sulawesi tak langsung berhubungan dengan busur magmatik 
Halmahera, yang terobduksi di sini adalah kerak tua Banda yang umurnya lebih 
tua dari kerak samudera Laut Maluku.

Di bawah ada salinan dari makalah tersebut, silakan dipelajari dulu nanti kita 
diskusikan lagi.

salam,
awang

The Molluca Sea Collisional Orogen

The Molucca Sea collision zone lies in the area of complex junction between the 
Eurasian, Australian, Pacific, and Philippine Sea plates. Both the Sangihe 
volcanic arc on the west and the Halmahera arc on the east are active, and both 
face inwards towards the Molucca Sea. The present day geology of the Molucca 
Sea region contains a record of the stages in the collision between these two 
arcs (Hall, 2000). The Molucca Sea Plate has an inverted U-shaped configuration 
and is dipping east under Halmahera and west under the Sangihe Arc. Regional 
seismicity suggests that approximately 200-300 km of lithosphere has been 
subducted beneath Halmahera. On the opposite side of the Molucca Sea, the 
Benioff Zone associated with the west-dipping slab can be identified at least 
to a depth of 600 km beneath the Celebes Sea. 

Re: [iagi-net-l] Fwd: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera

2007-12-16 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Ade,
   
  Terima kasih atas komentarnya. Section tomography dari Jan Spaakman dan Pak 
Sri Widyantoro kelihatannya menunjukkan bahwa yang terjadi adalah thrusting ke 
arah timur, forearc dari Sangihe menganjak forearc dari Halmahera. Mungkin 
benar juga bahwa gerak Philippine Sea Plate ke barat yang menyebabkan 
penganjakan ini, terutama di bagian utara, tetapi tidak berjalan untuk 
sepanjang collision zone sampai ke selatan sebab di selatan tetap terbuka 
(zipper-type collision). Yang selatan mungkin tetap sebagai akibat slab-pull 
dari sisi Sangihe dan Halmahera.
   
  Melihat dimensinya, saya pikir oceanic thrusting ini ini tak akan terjadi 
pengembangan ke oceanic magmatism sebab yang terlibat dalam thrusting sekarang 
adalah forearc accreted crust-nya, bukan oceanic crust hasil spreading dari 
tengah Laut Maluku. Arc magmatism oceanic crust yang masuk ke kedalaman lebih 
dari 100 km telah terjadi di dua sisi, baik di busur Sangihe maupun di busur 
Halmahera.
   
  Dalam paper saya itu, khusus collision sekitar Banda Sea termasuk 
Timor-Tanimbar dan Seram, saya membahas sejarah tektonik Banda Sea yang 
kompleks, dan agar penilaiannya berimbang saya menggunakan publikasi2 dari 
semua schools of thought yang ada yang pernah membahas sejarah Banda Sea : 
Jepang (Kaneko et al. 2007 - termasuk yang Pak Ade tulis di bawah), Prancis 
(Honthaas, Rehault, Maury, Belllon, Malod, Villeneuve, dkk.), dan Amerika (Ron 
Harris). Karena setiap pandangan mereka berbeda, sulit mengkompilasinya. 
   
  Papernya nanti saya kirimkan via ja-pri.
   
  salam,
  awang
  
Ade Kadarusman [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang,

Pulau di tengah2 Maluku Sea plate (pulau Mayu?), adalah bukti dari intra 
oceanic thrusting, dulunya adalah MOR Maluku Sea plate yang membentuk double 
subduction, kemudian MOR tsb terhenti memproduksi oceanic crust ke arah timur 
dan barat, karena oceanic crust di arah timur berbalik arah gayanya karena gaya 
dari Philiphine Sea plate. Bukti dari MOR tsb bisa dilihat dari seismic 
tomography Pak Sri Widiantoro.

Intra oceanic thrusting ini cikal bakal dari island arc kalau salah satu 
oceanic slab terus menunjam kebawah terhadap oceanic chust yang lainnya, dan 
jika mencapai kedalaman sekitar 100km slab tsb akan melting menciptakan arc 
magmatism.

Boleh saya dikirimi paper Pak Awang tsb, walaupun beberapa statement yang 
disampaikan oleh paper tsb tidak sependapat dengan apa yang saya ketahui 
berdasarkan data-data yang saya punya yang berbeda dengan pendapat paper 
sebelumnya.

just FYI, tahun ini tiga paper saya terbit di jurnal internasional, dua old 
study as co-author dan yang di Karang sambung is a new fresh data. Yang 
berminat silahkan kontak ke Japri.

Masih ada dua lagi yang belum kelar, satu paper masih tertahan di Editor Jurnal 
karena dianggap tidak mengikuti saran dari reviewer (Ron Harris dan Robert 
Hall) untuk revisi.
Dan satu lagi masih diselesaikan, sudah dikejar-kejar oleh Theo van Leeuwen, 
lanjutan dari paper yg publish di Jurnal asian Earth Sciences thn 2006 (malino 
met complex N Sulawesi),

Judul paper tsb:

Multiple generations of forearc mafic.ultramafic rocks in theTimor.Tanimbar 
ophiolite, eastern Indonesia. Akira Ishikawa, Yoshiyuki Kaneko, Ade Kadarusman 
, Tsutomu Ota, Gondwana Research 11 (2007) 200-217.

On-going orogeny in the outer-arc of the Timor–Tanimbar region, eastern 
Indonesia. Yoshiyuki Kaneko, Shigenori Maruyama, Ade Kadarusman , Tsutomu Ota, 
et al, Gondwana Research 11 (2007) 218–233

P-T Evolution of Eclogites and Blueschists from the Luk Ulo Complex of Central 
Java, Indonesia, Ade Kadarusman et al, International Geology Review, Volume 49, 
Number 4, April 2007, pp. 329-356. 

Salam dari Sorowako
Ade Kadarusman
just jumping to the other side of coin

Awang Satyana wrote:
Barangkali ada gunanya.

salam,
awang

Awang Satyana wrote:
To: bagus priyanto 
,
Geo Unpad 
From: Awang Satyana 
Date: Tue, 4 Dec 2007 22:29:23 -0800 (PST)
Subject: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera

Bagus dan Handito,

Makalah saya dan kawan2 (Satyana et al., 2007) yang baru dipublikasi di 
pertemuan gabungan HAGI-IAGI-IATMI di Bali (14 Nov. 2007) atau wawancara 
wartawan Tempo dengan saya seputar gempa dan volkanisme di Halmahera (Majalah 
tempo edisi September 2007) memuat hal-hal yang ditanyakan.

Busur magmatik Halmahera tetap dikontrol oleh penunjaman kerak samudera Laut 
Maluku yang menunjam ke timur di bawah Halmahera dan menghasilkan busur 
gunungapi hasil penunjaman kerak samudera (subduction related-island arc 
volcanism), misalnya gunungapi2 Gamalama dan Gamkonora. Uniknya, kerak samudera 
Laut Maluku pun menunjam ke barat ke bawah busur Sangihe dan Sulawesi Utara, di 
sini melahirkan gunungapi2 seperti Soputan dan Lokon. Keunikan lain adalah 
bahwa penunjaman ke dua arah ini telah mendekatkan prisma akresi dan cekungan 
depan busur di sistem busur Halmahera dan Sangihe. Lalu, pada Pliosen kedua 
sistem prisma akresi dan cekungan depan busur ini berbenturan 

[iagi-net-l] Fwd: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera

2007-12-06 Terurut Topik Awang Satyana
Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:  To: bagus priyanto [EMAIL 
PROTECTED],
Geo Unpad [EMAIL PROTECTED]
From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
Date: Thu, 6 Dec 2007 06:33:21 -0800 (PST)
Subject: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera

Bagus,

Seperti yang saya tulis, pulau2 Talaud dan Mayu adalah pulau2 terbuat dari 
melange dan ofiolit yang merupakan bagian prisma akresi sistem busur Sangihe 
dan Halmahera dan merupakan sebagian kerak oseanik Molucca Sea plate. Terangkat 
menjadi pulau karena kedua sistem prisma akresi dari kedua busur tersebut 
berbenturan. Tektoniknya terus aktif sampai sekarang, nanti pada akhirnya busur 
Halmahera dan busur Sangihe-lah yang akan berbenturan. Penyebab utama kedua 
busur ini saling terus mendekat adalah slab pull, yaitu gerak sel konveksi di 
bawah lempeng samudera yang menarik kerak tersebut ke mantel di wilayah 
subduction.

Tentang Filipina, kepulauan ini di sebelah barat sebagian merupakan fragmen 
kerak Eurasia yang pecah dari induknya dan terapung ke timur oleh pemekaran 
South China Sea dan Sulu Sea. Bagian timur disusun oleh batuan2 busur kepulauan 
hasil subduksi kerak samudera Philippine Sea Plate dan bagian kerak samudera di 
Eurasia Plate (marginal basin South China Sea dan Sulu Sea). Konvergensi dari 
lempeng Filipina ke arah barat besifat oblique relatif ke baratlaut sehingga 
menghasilkan sinistral Philippine Sea Fault. Sesar besar ini memang satu jalur 
dengan Sangihe subduction, tetapi asalnya lain. Sangihe trench akibat frontal 
subduction Molucca Sea Plate di bawah Sangihe, sedangkan Philippine Fault hasil 
oblique subduction Philippine Sea Plate ke arah baratlaut sistem busur Filipina.

Ada pula yang menafsirkan (misal Pubellier et al. 1996 : docking and 
post-docking escape tectonics in the southern Philippines) bahwa Philippine 
Fault merupakan manifestasi post-collision escape tectonics. 
Collision/benturannya sendiri yaitu antara fragmen2 tepi Eurasia dengan busur 
kepulauan Filipina yang dibentuk oleh subduksi Philippine Sea Plate. Benturan 
ini terjadi pada Neogen akhir dan berbeda periodenya dari utara ke selatan. 
Setelah benturan selesai, terjadilah kompensasi post-collision berupa 
strike-slip faults dan thrust tectonics, a.l. Philippine Fault tadi.

Mana yang benar, apakah Philippine Fault itu manifestasi oblique subduction 
(seperti Sesar Sumatra) atau merupakan manifestasi post-collision escape 
tectonics (seperti sesar2 mendatar besar di Sulawesi) akan ditentukan oleh umur 
strike-slip itu sendiri; hanya kalau umur periode deformasinya maju dari utara 
ke selatan, tak akan mudah menentukannya.

salam,
awang



bagus priyanto [EMAIL PROTECTED] wrote:
Dear, Pak Awang..

Wah ternyata menarik sekali tektonik yang berlangsung di Halmahera. Dimana ada 
empat rigid plate yang mengontrol, yaitu Lempeng Australia, Pasifik, Eurasia, 
dan Filipina. Pak kalau Molucca Plate menunjam Halmahera di sebelah timur yang 
membentuk Halmahera Arc dan Sangihe di barat membentuk Sangihe Arc, apakah juga 
akan terbentuk island baru seperti Talaud Island akibat collision antara 
Halmahera dan Sangihe mengingat tektonik masih aktif hingga saat ini.

Apakah juga ada hubungan konvergen antara Lempeng Filipina dan Eurasia yang 
terjadi karena subduksi pada Sangihe Trench dan pergerakan mendatar sinistral 
pada Sesar Filipina??? 

-
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
Answers

-
Never miss a thing. Make Yahoo your homepage.

[Non-text portions of this message have been removed]



__._,_.___   Messages in this topic (0) Reply (via web post) | Start a new 
topic 
  Messages | Files | Photos | Links | Database | Polls | Members | Calendar 
  Moderators:
Budhi Setiawan '91 [EMAIL PROTECTED]
Edi Suwandi Utoro '92 [EMAIL PROTECTED]
Sandiaji '94 [EMAIL PROTECTED]
Wanasherpa '97 [EMAIL PROTECTED]
Satya '2000 [EMAIL PROTECTED]
Andri'2004 [EMAIL PROTECTED] 
   
Change settings via the Web (Yahoo! ID required) 
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to 
Traditional 
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe 

  Recent Activity

  4
  New Members

Visit Your Group 
  Yahoo! Kickstart
  Sign up today!
  Reconnect with
  college alumni.

Y! Messenger
  All together now
  Host a free online
  conference on IM.

Official Samsung
  Yahoo! Group for
  supporting your
  HDTVs and devices.



  .

 
__,_._,___ 

   
-
Looking for last minute shopping deals?  Find them fast with Yahoo! Search.

[iagi-net-l] Fwd: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera

2007-12-06 Terurut Topik Awang Satyana
Barangkali ada gunanya.
   
  salam,
  awang

Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
  To: bagus priyanto [EMAIL PROTECTED],
Geo Unpad [EMAIL PROTECTED]
From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
Date: Tue, 4 Dec 2007 22:29:23 -0800 (PST)
Subject: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera

Bagus dan Handito,

Makalah saya dan kawan2 (Satyana et al., 2007) yang baru dipublikasi di 
pertemuan gabungan HAGI-IAGI-IATMI di Bali (14 Nov. 2007) atau wawancara 
wartawan Tempo dengan saya seputar gempa dan volkanisme di Halmahera (Majalah 
tempo edisi September 2007) memuat hal-hal yang ditanyakan.

Busur magmatik Halmahera tetap dikontrol oleh penunjaman kerak samudera Laut 
Maluku yang menunjam ke timur di bawah Halmahera dan menghasilkan busur 
gunungapi hasil penunjaman kerak samudera (subduction related-island arc 
volcanism), misalnya gunungapi2 Gamalama dan Gamkonora. Uniknya, kerak samudera 
Laut Maluku pun menunjam ke barat ke bawah busur Sangihe dan Sulawesi Utara, di 
sini melahirkan gunungapi2 seperti Soputan dan Lokon. Keunikan lain adalah 
bahwa penunjaman ke dua arah ini telah mendekatkan prisma akresi dan cekungan 
depan busur di sistem busur Halmahera dan Sangihe. Lalu, pada Pliosen kedua 
sistem prisma akresi dan cekungan depan busur ini berbenturan mengangkat suatu 
tinggian di tengah2 Laut Maluku yang kita kenal sebagai Punggungan Talaud dan 
Mayu. Pulau2 Talaud dan Mayu dibentuk oleh melange atau prisma akresi tersebut. 
Keunikan lain adalah bahwa model benturan sistem Halmahera dan Sangihe ini 
adalah menutup di utara dan membuka di selatan, seperti sistem
ritsleting di jaket, maka kita sebut saja zipper-shaped collision.

Obduksi di timur Sulawesi tak langsung berhubungan dengan busur magmatik 
Halmahera, yang terobduksi di sini adalah kerak tua Banda yang umurnya lebih 
tua dari kerak samudera Laut Maluku.

Di bawah ada salinan dari makalah tersebut, silakan dipelajari dulu nanti kita 
diskusikan lagi.

salam,
awang

The Molluca Sea Collisional Orogen

The Molucca Sea collision zone lies in the area of complex junction between the 
Eurasian, Australian, Pacific, and Philippine Sea plates. Both the Sangihe 
volcanic arc on the west and the Halmahera arc on the east are active, and both 
face inwards towards the Molucca Sea. The present day geology of the Molucca 
Sea region contains a record of the stages in the collision between these two 
arcs (Hall, 2000). The Molucca Sea Plate has an inverted U-shaped configuration 
and is dipping east under Halmahera and west under the Sangihe Arc. Regional 
seismicity suggests that approximately 200-300 km of lithosphere has been 
subducted beneath Halmahera. On the opposite side of the Molucca Sea, the 
Benioff Zone associated with the west-dipping slab can be identified at least 
to a depth of 600 km beneath the Celebes Sea. In the Molucca Sea the two arcs 
of Sangihe and Halmahera are in active collision. The appropriate trenches 
would be expected to outcrop beneath the Molucca Sea, but
instead there is a broad topographic high, the Talaud-Mayu Ridge, which 
apparently marks the site of the collision of the two arc-trench systems, 
composed of their collided accretionary wedges and fore-arc basins.

Origin 

Westward subduction of the Molucca Sea beneath the Sangihe Arc probably began 
in the early Miocene. Eastward subduction of the Molucca Sea Plate beneath 
Halmahera began in the middle Miocene. The double subduction zone was initiated 
at this time forming a new plate, the Molucca Sea Plate, separate from the 
Philippine Sea Plate. The oldest volcanic rocks dated from the Halmahera Arc 
are 11 Ma in Obi at its southern end and are younger to the north (Baker and 
Malaihollo, 1996). The earliest indications of arc-arc collision are of 
Pliocene age. The wide Molucca Sea collisional complex is composed of the 
accretionary wedges of both arcs. 

The development of the collision complex may be elaborated as follows 
(Hutchison, 1989; Hall, 2000 ) : each of the Sangihe and Halmahera systems was 
previously active and farther apart than now. They constituted each of an 
active volcanic arc, subduction complex, and fore-arc basin. Westwards 
subduction beneath Sangihe was probably active longer than eastwards subduction 
beneath Halmahera because of the deeper Benioff Zone of the former. Hamilton 
(1979) envisioned that subducting lithosphere falls under its own weight into 
the asthenosphere. As it is pulled down, the arc-trench system migrates 
forwards; the two opposed systems migrate forwards and eventually collide. The 
first contact between the two arcs probably occurred in the late Pliocene (Hall 
and Wilson, 2000). The accretion of the subduction complexes must have ceased 
when the two complexes began to collide. Further convergence resulted in 
upbuilding the combined accretionary wedges. Silver and Moore (1981)
inferred that the uplift occurred by thickening of the collision complex 
through folding and movement along reverse faults.