Re: [iagi-net-l] Fwd: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera
Pak Awang, Pulau di tengah2 Maluku Sea plate (pulau Mayu?), adalah bukti dari intra oceanic thrusting, dulunya adalah MOR Maluku Sea plate yang membentuk double subduction, kemudian MOR tsb terhenti memproduksi oceanic crust ke arah timur dan barat, karena oceanic crust di arah timur berbalik arah gayanya karena gaya dari Philiphine Sea plate. Bukti dari MOR tsb bisa dilihat dari seismic tomography Pak Sri Widiantoro. Intra oceanic thrusting ini cikal bakal dari island arc kalau salah satu oceanic slab terus menunjam kebawah terhadap oceanic chust yang lainnya, dan jika mencapai kedalaman sekitar 100km slab tsb akan melting menciptakan arc magmatism. Boleh saya dikirimi paper Pak Awang tsb, walaupun beberapa statement yang disampaikan oleh paper tsb tidak sependapat dengan apa yang saya ketahui berdasarkan data-data yang saya punya yang berbeda dengan pendapat paper sebelumnya. just FYI, tahun ini tiga paper saya terbit di jurnal internasional, dua old study as co-author dan yang di Karang sambung is a new fresh data. Yang berminat silahkan kontak ke Japri. Masih ada dua lagi yang belum kelar, satu paper masih tertahan di Editor Jurnal karena dianggap tidak mengikuti saran dari reviewer (Ron Harris dan Robert Hall) untuk revisi. Dan satu lagi masih diselesaikan, sudah dikejar-kejar oleh Theo van Leeuwen, lanjutan dari paper yg publish di Jurnal asian Earth Sciences thn 2006 (malino met complex N Sulawesi), Judul paper tsb: Multiple generations of forearc mafic.ultramafic rocks in theTimor.Tanimbar ophiolite, eastern Indonesia. Akira Ishikawa, Yoshiyuki Kaneko, Ade Kadarusman , Tsutomu Ota, Gondwana Research 11 (2007) 200-217. On-going orogeny in the outer-arc of the TimorTanimbar region, eastern Indonesia. Yoshiyuki Kaneko, Shigenori Maruyama, Ade Kadarusman , Tsutomu Ota, et al, Gondwana Research 11 (2007) 218233 P-T Evolution of Eclogites and Blueschists from the Luk Ulo Complex of Central Java, Indonesia, Ade Kadarusman et al, International Geology Review, Volume 49, Number 4, April 2007, pp. 329-356. Salam dari Sorowako Ade Kadarusman just jumping to the other side of coin Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Barangkali ada gunanya. salam, awang Awang Satyana wrote: To: bagus priyanto , Geo Unpad From: Awang Satyana Date: Tue, 4 Dec 2007 22:29:23 -0800 (PST) Subject: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera Bagus dan Handito, Makalah saya dan kawan2 (Satyana et al., 2007) yang baru dipublikasi di pertemuan gabungan HAGI-IAGI-IATMI di Bali (14 Nov. 2007) atau wawancara wartawan Tempo dengan saya seputar gempa dan volkanisme di Halmahera (Majalah tempo edisi September 2007) memuat hal-hal yang ditanyakan. Busur magmatik Halmahera tetap dikontrol oleh penunjaman kerak samudera Laut Maluku yang menunjam ke timur di bawah Halmahera dan menghasilkan busur gunungapi hasil penunjaman kerak samudera (subduction related-island arc volcanism), misalnya gunungapi2 Gamalama dan Gamkonora. Uniknya, kerak samudera Laut Maluku pun menunjam ke barat ke bawah busur Sangihe dan Sulawesi Utara, di sini melahirkan gunungapi2 seperti Soputan dan Lokon. Keunikan lain adalah bahwa penunjaman ke dua arah ini telah mendekatkan prisma akresi dan cekungan depan busur di sistem busur Halmahera dan Sangihe. Lalu, pada Pliosen kedua sistem prisma akresi dan cekungan depan busur ini berbenturan mengangkat suatu tinggian di tengah2 Laut Maluku yang kita kenal sebagai Punggungan Talaud dan Mayu. Pulau2 Talaud dan Mayu dibentuk oleh melange atau prisma akresi tersebut. Keunikan lain adalah bahwa model benturan sistem Halmahera dan Sangihe ini adalah menutup di utara dan membuka di selatan, seperti sistem ritsleting di jaket, maka kita sebut saja zipper-shaped collision. Obduksi di timur Sulawesi tak langsung berhubungan dengan busur magmatik Halmahera, yang terobduksi di sini adalah kerak tua Banda yang umurnya lebih tua dari kerak samudera Laut Maluku. Di bawah ada salinan dari makalah tersebut, silakan dipelajari dulu nanti kita diskusikan lagi. salam, awang The Molluca Sea Collisional Orogen The Molucca Sea collision zone lies in the area of complex junction between the Eurasian, Australian, Pacific, and Philippine Sea plates. Both the Sangihe volcanic arc on the west and the Halmahera arc on the east are active, and both face inwards towards the Molucca Sea. The present day geology of the Molucca Sea region contains a record of the stages in the collision between these two arcs (Hall, 2000). The Molucca Sea Plate has an inverted U-shaped configuration and is dipping east under Halmahera and west under the Sangihe Arc. Regional seismicity suggests that approximately 200-300 km of lithosphere has been subducted beneath Halmahera. On the opposite side of the Molucca Sea, the Benioff Zone associated with the west-dipping slab can be identified at least to a depth of 600 km beneath the Celebes Sea.
Re: [iagi-net-l] Fwd: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera
Pak Ade, Terima kasih atas komentarnya. Section tomography dari Jan Spaakman dan Pak Sri Widyantoro kelihatannya menunjukkan bahwa yang terjadi adalah thrusting ke arah timur, forearc dari Sangihe menganjak forearc dari Halmahera. Mungkin benar juga bahwa gerak Philippine Sea Plate ke barat yang menyebabkan penganjakan ini, terutama di bagian utara, tetapi tidak berjalan untuk sepanjang collision zone sampai ke selatan sebab di selatan tetap terbuka (zipper-type collision). Yang selatan mungkin tetap sebagai akibat slab-pull dari sisi Sangihe dan Halmahera. Melihat dimensinya, saya pikir oceanic thrusting ini ini tak akan terjadi pengembangan ke oceanic magmatism sebab yang terlibat dalam thrusting sekarang adalah forearc accreted crust-nya, bukan oceanic crust hasil spreading dari tengah Laut Maluku. Arc magmatism oceanic crust yang masuk ke kedalaman lebih dari 100 km telah terjadi di dua sisi, baik di busur Sangihe maupun di busur Halmahera. Dalam paper saya itu, khusus collision sekitar Banda Sea termasuk Timor-Tanimbar dan Seram, saya membahas sejarah tektonik Banda Sea yang kompleks, dan agar penilaiannya berimbang saya menggunakan publikasi2 dari semua schools of thought yang ada yang pernah membahas sejarah Banda Sea : Jepang (Kaneko et al. 2007 - termasuk yang Pak Ade tulis di bawah), Prancis (Honthaas, Rehault, Maury, Belllon, Malod, Villeneuve, dkk.), dan Amerika (Ron Harris). Karena setiap pandangan mereka berbeda, sulit mengkompilasinya. Papernya nanti saya kirimkan via ja-pri. salam, awang Ade Kadarusman [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Pulau di tengah2 Maluku Sea plate (pulau Mayu?), adalah bukti dari intra oceanic thrusting, dulunya adalah MOR Maluku Sea plate yang membentuk double subduction, kemudian MOR tsb terhenti memproduksi oceanic crust ke arah timur dan barat, karena oceanic crust di arah timur berbalik arah gayanya karena gaya dari Philiphine Sea plate. Bukti dari MOR tsb bisa dilihat dari seismic tomography Pak Sri Widiantoro. Intra oceanic thrusting ini cikal bakal dari island arc kalau salah satu oceanic slab terus menunjam kebawah terhadap oceanic chust yang lainnya, dan jika mencapai kedalaman sekitar 100km slab tsb akan melting menciptakan arc magmatism. Boleh saya dikirimi paper Pak Awang tsb, walaupun beberapa statement yang disampaikan oleh paper tsb tidak sependapat dengan apa yang saya ketahui berdasarkan data-data yang saya punya yang berbeda dengan pendapat paper sebelumnya. just FYI, tahun ini tiga paper saya terbit di jurnal internasional, dua old study as co-author dan yang di Karang sambung is a new fresh data. Yang berminat silahkan kontak ke Japri. Masih ada dua lagi yang belum kelar, satu paper masih tertahan di Editor Jurnal karena dianggap tidak mengikuti saran dari reviewer (Ron Harris dan Robert Hall) untuk revisi. Dan satu lagi masih diselesaikan, sudah dikejar-kejar oleh Theo van Leeuwen, lanjutan dari paper yg publish di Jurnal asian Earth Sciences thn 2006 (malino met complex N Sulawesi), Judul paper tsb: Multiple generations of forearc mafic.ultramafic rocks in theTimor.Tanimbar ophiolite, eastern Indonesia. Akira Ishikawa, Yoshiyuki Kaneko, Ade Kadarusman , Tsutomu Ota, Gondwana Research 11 (2007) 200-217. On-going orogeny in the outer-arc of the TimorTanimbar region, eastern Indonesia. Yoshiyuki Kaneko, Shigenori Maruyama, Ade Kadarusman , Tsutomu Ota, et al, Gondwana Research 11 (2007) 218233 P-T Evolution of Eclogites and Blueschists from the Luk Ulo Complex of Central Java, Indonesia, Ade Kadarusman et al, International Geology Review, Volume 49, Number 4, April 2007, pp. 329-356. Salam dari Sorowako Ade Kadarusman just jumping to the other side of coin Awang Satyana wrote: Barangkali ada gunanya. salam, awang Awang Satyana wrote: To: bagus priyanto , Geo Unpad From: Awang Satyana Date: Tue, 4 Dec 2007 22:29:23 -0800 (PST) Subject: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera Bagus dan Handito, Makalah saya dan kawan2 (Satyana et al., 2007) yang baru dipublikasi di pertemuan gabungan HAGI-IAGI-IATMI di Bali (14 Nov. 2007) atau wawancara wartawan Tempo dengan saya seputar gempa dan volkanisme di Halmahera (Majalah tempo edisi September 2007) memuat hal-hal yang ditanyakan. Busur magmatik Halmahera tetap dikontrol oleh penunjaman kerak samudera Laut Maluku yang menunjam ke timur di bawah Halmahera dan menghasilkan busur gunungapi hasil penunjaman kerak samudera (subduction related-island arc volcanism), misalnya gunungapi2 Gamalama dan Gamkonora. Uniknya, kerak samudera Laut Maluku pun menunjam ke barat ke bawah busur Sangihe dan Sulawesi Utara, di sini melahirkan gunungapi2 seperti Soputan dan Lokon. Keunikan lain adalah bahwa penunjaman ke dua arah ini telah mendekatkan prisma akresi dan cekungan depan busur di sistem busur Halmahera dan Sangihe. Lalu, pada Pliosen kedua sistem prisma akresi dan cekungan depan busur ini berbenturan
[iagi-net-l] Fwd: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera
Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: To: bagus priyanto [EMAIL PROTECTED], Geo Unpad [EMAIL PROTECTED] From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] Date: Thu, 6 Dec 2007 06:33:21 -0800 (PST) Subject: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera Bagus, Seperti yang saya tulis, pulau2 Talaud dan Mayu adalah pulau2 terbuat dari melange dan ofiolit yang merupakan bagian prisma akresi sistem busur Sangihe dan Halmahera dan merupakan sebagian kerak oseanik Molucca Sea plate. Terangkat menjadi pulau karena kedua sistem prisma akresi dari kedua busur tersebut berbenturan. Tektoniknya terus aktif sampai sekarang, nanti pada akhirnya busur Halmahera dan busur Sangihe-lah yang akan berbenturan. Penyebab utama kedua busur ini saling terus mendekat adalah slab pull, yaitu gerak sel konveksi di bawah lempeng samudera yang menarik kerak tersebut ke mantel di wilayah subduction. Tentang Filipina, kepulauan ini di sebelah barat sebagian merupakan fragmen kerak Eurasia yang pecah dari induknya dan terapung ke timur oleh pemekaran South China Sea dan Sulu Sea. Bagian timur disusun oleh batuan2 busur kepulauan hasil subduksi kerak samudera Philippine Sea Plate dan bagian kerak samudera di Eurasia Plate (marginal basin South China Sea dan Sulu Sea). Konvergensi dari lempeng Filipina ke arah barat besifat oblique relatif ke baratlaut sehingga menghasilkan sinistral Philippine Sea Fault. Sesar besar ini memang satu jalur dengan Sangihe subduction, tetapi asalnya lain. Sangihe trench akibat frontal subduction Molucca Sea Plate di bawah Sangihe, sedangkan Philippine Fault hasil oblique subduction Philippine Sea Plate ke arah baratlaut sistem busur Filipina. Ada pula yang menafsirkan (misal Pubellier et al. 1996 : docking and post-docking escape tectonics in the southern Philippines) bahwa Philippine Fault merupakan manifestasi post-collision escape tectonics. Collision/benturannya sendiri yaitu antara fragmen2 tepi Eurasia dengan busur kepulauan Filipina yang dibentuk oleh subduksi Philippine Sea Plate. Benturan ini terjadi pada Neogen akhir dan berbeda periodenya dari utara ke selatan. Setelah benturan selesai, terjadilah kompensasi post-collision berupa strike-slip faults dan thrust tectonics, a.l. Philippine Fault tadi. Mana yang benar, apakah Philippine Fault itu manifestasi oblique subduction (seperti Sesar Sumatra) atau merupakan manifestasi post-collision escape tectonics (seperti sesar2 mendatar besar di Sulawesi) akan ditentukan oleh umur strike-slip itu sendiri; hanya kalau umur periode deformasinya maju dari utara ke selatan, tak akan mudah menentukannya. salam, awang bagus priyanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear, Pak Awang.. Wah ternyata menarik sekali tektonik yang berlangsung di Halmahera. Dimana ada empat rigid plate yang mengontrol, yaitu Lempeng Australia, Pasifik, Eurasia, dan Filipina. Pak kalau Molucca Plate menunjam Halmahera di sebelah timur yang membentuk Halmahera Arc dan Sangihe di barat membentuk Sangihe Arc, apakah juga akan terbentuk island baru seperti Talaud Island akibat collision antara Halmahera dan Sangihe mengingat tektonik masih aktif hingga saat ini. Apakah juga ada hubungan konvergen antara Lempeng Filipina dan Eurasia yang terjadi karena subduksi pada Sangihe Trench dan pergerakan mendatar sinistral pada Sesar Filipina??? - Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers - Never miss a thing. Make Yahoo your homepage. [Non-text portions of this message have been removed] __._,_.___ Messages in this topic (0) Reply (via web post) | Start a new topic Messages | Files | Photos | Links | Database | Polls | Members | Calendar Moderators: Budhi Setiawan '91 [EMAIL PROTECTED] Edi Suwandi Utoro '92 [EMAIL PROTECTED] Sandiaji '94 [EMAIL PROTECTED] Wanasherpa '97 [EMAIL PROTECTED] Satya '2000 [EMAIL PROTECTED] Andri'2004 [EMAIL PROTECTED] Change settings via the Web (Yahoo! ID required) Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe Recent Activity 4 New Members Visit Your Group Yahoo! Kickstart Sign up today! Reconnect with college alumni. Y! Messenger All together now Host a free online conference on IM. Official Samsung Yahoo! Group for supporting your HDTVs and devices. . __,_._,___ - Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search.
[iagi-net-l] Fwd: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera
Barangkali ada gunanya. salam, awang Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: To: bagus priyanto [EMAIL PROTECTED], Geo Unpad [EMAIL PROTECTED] From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] Date: Tue, 4 Dec 2007 22:29:23 -0800 (PST) Subject: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera Bagus dan Handito, Makalah saya dan kawan2 (Satyana et al., 2007) yang baru dipublikasi di pertemuan gabungan HAGI-IAGI-IATMI di Bali (14 Nov. 2007) atau wawancara wartawan Tempo dengan saya seputar gempa dan volkanisme di Halmahera (Majalah tempo edisi September 2007) memuat hal-hal yang ditanyakan. Busur magmatik Halmahera tetap dikontrol oleh penunjaman kerak samudera Laut Maluku yang menunjam ke timur di bawah Halmahera dan menghasilkan busur gunungapi hasil penunjaman kerak samudera (subduction related-island arc volcanism), misalnya gunungapi2 Gamalama dan Gamkonora. Uniknya, kerak samudera Laut Maluku pun menunjam ke barat ke bawah busur Sangihe dan Sulawesi Utara, di sini melahirkan gunungapi2 seperti Soputan dan Lokon. Keunikan lain adalah bahwa penunjaman ke dua arah ini telah mendekatkan prisma akresi dan cekungan depan busur di sistem busur Halmahera dan Sangihe. Lalu, pada Pliosen kedua sistem prisma akresi dan cekungan depan busur ini berbenturan mengangkat suatu tinggian di tengah2 Laut Maluku yang kita kenal sebagai Punggungan Talaud dan Mayu. Pulau2 Talaud dan Mayu dibentuk oleh melange atau prisma akresi tersebut. Keunikan lain adalah bahwa model benturan sistem Halmahera dan Sangihe ini adalah menutup di utara dan membuka di selatan, seperti sistem ritsleting di jaket, maka kita sebut saja zipper-shaped collision. Obduksi di timur Sulawesi tak langsung berhubungan dengan busur magmatik Halmahera, yang terobduksi di sini adalah kerak tua Banda yang umurnya lebih tua dari kerak samudera Laut Maluku. Di bawah ada salinan dari makalah tersebut, silakan dipelajari dulu nanti kita diskusikan lagi. salam, awang The Molluca Sea Collisional Orogen The Molucca Sea collision zone lies in the area of complex junction between the Eurasian, Australian, Pacific, and Philippine Sea plates. Both the Sangihe volcanic arc on the west and the Halmahera arc on the east are active, and both face inwards towards the Molucca Sea. The present day geology of the Molucca Sea region contains a record of the stages in the collision between these two arcs (Hall, 2000). The Molucca Sea Plate has an inverted U-shaped configuration and is dipping east under Halmahera and west under the Sangihe Arc. Regional seismicity suggests that approximately 200-300 km of lithosphere has been subducted beneath Halmahera. On the opposite side of the Molucca Sea, the Benioff Zone associated with the west-dipping slab can be identified at least to a depth of 600 km beneath the Celebes Sea. In the Molucca Sea the two arcs of Sangihe and Halmahera are in active collision. The appropriate trenches would be expected to outcrop beneath the Molucca Sea, but instead there is a broad topographic high, the Talaud-Mayu Ridge, which apparently marks the site of the collision of the two arc-trench systems, composed of their collided accretionary wedges and fore-arc basins. Origin Westward subduction of the Molucca Sea beneath the Sangihe Arc probably began in the early Miocene. Eastward subduction of the Molucca Sea Plate beneath Halmahera began in the middle Miocene. The double subduction zone was initiated at this time forming a new plate, the Molucca Sea Plate, separate from the Philippine Sea Plate. The oldest volcanic rocks dated from the Halmahera Arc are 11 Ma in Obi at its southern end and are younger to the north (Baker and Malaihollo, 1996). The earliest indications of arc-arc collision are of Pliocene age. The wide Molucca Sea collisional complex is composed of the accretionary wedges of both arcs. The development of the collision complex may be elaborated as follows (Hutchison, 1989; Hall, 2000 ) : each of the Sangihe and Halmahera systems was previously active and farther apart than now. They constituted each of an active volcanic arc, subduction complex, and fore-arc basin. Westwards subduction beneath Sangihe was probably active longer than eastwards subduction beneath Halmahera because of the deeper Benioff Zone of the former. Hamilton (1979) envisioned that subducting lithosphere falls under its own weight into the asthenosphere. As it is pulled down, the arc-trench system migrates forwards; the two opposed systems migrate forwards and eventually collide. The first contact between the two arcs probably occurred in the late Pliocene (Hall and Wilson, 2000). The accretion of the subduction complexes must have ceased when the two complexes began to collide. Further convergence resulted in upbuilding the combined accretionary wedges. Silver and Moore (1981) inferred that the uplift occurred by thickening of the collision complex through folding and movement along reverse faults.