Baru seminggu berlalu setelah Jawa-Sumatra diguncang gempa bermagnitude 7.5 Mw yang berpusat pada kedalaman 290 km di bawah Laut Jawa pada Kamis 9 Agustus 2007 pukul 00.04.58 WIB, Peru Amerika Selatan diguncang gempa yang lebih kuat bermagnitude 8.0 Mw berpusat pada kedalaman 39 km di lepas pantai Chincha Alta Peru pada Kamis 16 Agustus 2007 pukul 06.40.57 WIB atau pukul 18.40.57 Rabu 15 Agustus 2007 waktu setempat. Gempa sekuat itu dan sedangkal itu dan terjadi tak jauh dari wilayah pemukiman pasti akan menimbulkan banyak korban jiwa dan memporakporandakan banyak bangunan, sarana, dan prasarana umum. Sampai tulisan ini dibuat (18 Agustus 2007 pukul 15.00 WIB) telah berhasil dievakuasi hampir 600 korban tewas. Pasti korban tewas akan makin bertambah sebab 80 % bangunan di kota terdekat dengan pusat gempa hancur. Sementara itu, dilaporkan bahwa sekitar 700 narapidanan dari sebuah penjara di kota yang hancur berhasil melarikan diri, dan tak sampai 30 napi yang berhasil ditangkap kembali. Rupanya keinginan untuk bebas memberikan energi yang bisa membuat orang melawan rontokan puing-puing. Ratusan napi kini berkeliaran di sana. Ini detail gempa tersebut, seperti biasa dikutip dari NEIC-USGS : Earthquake Details Magnitude 8.0 Mw Date-Time Wednesday, August 15, 2007 at 23:40:57 UTC Wednesday, August 15, 2007 at 06:40:57 PM at epicenter Time of Earthquake in other Time Zones Location 13.353°S, 76.510°W Depth 39 km (24.2 miles) set by location program Region NEAR THE COAST OF CENTRAL PERU Distances 40 km (25 miles) WNW of Chincha Alta, Peru 105 km (65 miles) NW of Ica, Peru 150 km (95 miles) SSE of LIMA, Peru 200 km (125 miles) SW of Huancayo, Peru Location Uncertainty horizontal +/- 5.2 km (3.2 miles); depth fixed by location program Source USGS NEIC (WDCS-D) Data moment tensor solution gempa ini menunjukkan bahwa gempa terjadi pada atau mematahkan batuan secara sesar naik dengan strike 172 deg NE dan dip 66 deg. Strike Ini persis sejajar dengan arah Palung Peru dan persis tegak lurus dengan transform faults yang tergores di Nazca Plate. Maka, bisa disimpulkan bahwa konvergensi Lempeng Nazca yang menyebabkan gempa dan pematahan batuannya ini benar2 frontal menekan Lempeng Amerika Selatan di wilayah Peru. Kedalaman gempa yang 39 km, jarak relatif terhadap Palung Peru dan plotting pada zona Benioff-nya menunjukkan bahwa gempa ini terjadi di overriding South American Plate, sesuatu yang mirip gempa di Aceh 26 Desember 2004 di Burma micro-plate dan gempa Yogya 27 Mei 2006 di kerak akresi Eurasian plate. Semua syarat tsunami sebenarnya dipenuhi (gempa di laut, magnitude lebih dari 6.2 SR, pematahan sesar naik, dan kedalaman pusat gempa dangkal). Terjadi tsunami kecil sebab sebuah kota dilaporkan digenangi air laut. Kalau saja pusat gempa sedikit bergeser ke kedalaman laut yang lebih dalam, maka tsunami besar bisa terjadi. Ini hanya masalah kesetimbangan kolom air di atas sea bed yang relatif sedikit digoyang dan dipindahkan. Secara tektonik, gempa ini terjadi di wilayah konvergensi antara lempeng samudera Nazca dan lempeng benua South American. Kedua lempeng ini saling tekan-menekan dengan kecepatan konvergensi 7,7 cm per tahun. Mengacu ke katalog gempa USGS, wilayah pantai Peru bagian tengah ini telah beberapa kali menjadi tempat gempa2 besar. Misalnya, bulan Oktober 1974 tercatat gempa bermagnitude 8.1 Mw di sebelah utara gempa sekarang. Tahun 1868 tercatat gempa paling besar di wilayah Peru, bermagnitude 9,0 MW terjadi 700 km ke sebelah tenggara dari gempa sekarang. Gempa saat itu membangkitkan tsunami besar membunuh ribuan penduduk Amerika Selatan juga merusakkan bangunan2 di Hawaii. Konvergensi lempeng Nazca terhadap lempeng Amerika Selatan ini pernah menghasilkan record gempa paling besar di dunia sampai saat ini, yaitu gempa Chili bermagnitude 9.5 Mw (9.3 SR) pada 22 Mei 1960. Berdasarkan statistik (Skinner et al., 2004), gempa bermagnitude di atas 8.0 skala Richter hanya terjadi 1 kali dalam setahun di seluruh dunia. Gempa sekuat gempa di Laut Jawa (7.0 SR) dalam setahun bisa terjadi sampai 15 x, gempa berkekuatan 7.4-7.9 SR bisa terjadi sampai 4 kali dalam setahun di seluruh dunia. Gempa Peru ini bukan berkekuatan 8.0 SR tetapi bermagnitude 8.0 Mw atau sekitar 7.5-7.7 SR artinya, gempa2 sekuat gempa Peru masih bisa terjadi 3 kali lagi di seluruh dunia dalam setahun ke depan. Ini hanya hitung-hitungan statistik, bisa ya bisa tidak; tetapi kecenderungan statistik di atas dibangun atas data puluhan-ratusan tahun.
Diceritakan bahwa sebelum gempa Peru itu terjadi, sekitar 200 jemaat di sebuah gereja pada Rabu 15 Agustus 2007 petang itu sedang mengadakan misa memperingati meninggalnya seorang tokoh di wilayah itu. Siapa yang bisa menduga bahwa dalam hitungan beberapa menit kemudian, keduaratus jemaat itu ternyata segera menyusul ke alam baka tokoh yang sedang diperingatinya, tewas terkubur gedung gereja yang runtuh digoyang gempa. "Nasib" negeri-negeri yang duduk di wilayah konvergensi antar lempeng adalah sama : pada waktu yang tidak diduga-duga gempa akan datang seperti seorang pencuri, tidak Indonesia tidak Peru dan masih banyak lagi negara di dunia. Bersiaplah, walaupun tak pernah/sulit/belum dapat kita bisa menduga kapan "ia" akan datang. salam, awang --------------------------------- Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! FareChase.