Ternyata tidak mudah menghadapi kelompok masyarakat yang sangat "kritis"
ini.
Mungkin sekali tujuan Fak Geografi UGM membuat Lab ini untuk sarana belajar
mengajar, seperti juga Karang Sambung.
Tapi kalo menghadapi walhi yang semakin "kritis" begini .... howgh ..!

RDP

--- In [EMAIL PROTECTED], "Mukhsin A." <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
RENCANA LAB. ALAM GUMUKPASIR PARANGTRITIS
Fak. Geografi UGM

Lab. alam gumukpasir Parangtritis, tanpa kita duga akan diresmikan tanggal
31 Juli 2002 oleh Menristek; Hata Rajasa. Project yang dimotori fak.
geografi UGM telah mendapatkan restu pemakaian lahan kraton seluas 2 ha dari
Panitikismo. Lahan tersebut sebelumnya digarap oleh 7 orang warga depok
untuk pertanian lahan pasir.
KSM Lestari Pertiwi, sebuah kelompok swadaya masyarakat Dsn. Depok-Bungkus
berinisiatif untuk mencari informasi kepada pihak pemrakarsa (Fak. Geografi)
UGM melalui surat resmi bernomor 108/KSM/LesPer/V/2002. dari permohonan
informasi ini dijawab oleh pihak UGM dengan surat tanpa kop surat, nomor
atau tanggal yang ditandatangi oleh Drs. Suratman Woro, M.S.c. Inti jawaban
tersebut adalah :
1. Sosialisasi telah dilakukan dengan masyarakat dan pemerintah setempat.
2. Tanah telah mendapat ijin dari Kraton (Panitikismo)
3. Rencana peletakan batu pertama akan dilakukan tahun ini (ternyata kurang
dari satu bulan, rencana tersebut telah muncul)
4. Telah terbentuk pemandu dari masyarakat
5. Rencana pemanfaatan pembangunan akan melibatkan masyarakat.
        Dilihat dari proses rencana project tersebut, sudah terlihat sangat
janggal. Dalam surat tertulis telah dilakukan sosialisasi, namun KSM Lestari
Pertiwi yang merupakan kelompok masyarakat dan masyarakat sendiri bahkan
pemerintah desa tidak   pernah merasa sosialiasi yang dijabarkan dalam surat
pernah dilakukan, baik oleh  fak Geografi, Pemda Bantul atau yang lainnya.
Itulah sebabnya, KSM melayangkan surat permohonan informasi.
Kalau dilihat dari makna  "peran serta", sudah seharusnya yang mempunyai
inisiatif untuk menjelaskan tentang rencana project adalah dari pihak
pemrakarsa, bukan masyarakat atau kelompok masyarakat setempat.
        Kalaupun lahan tersebut telah memperoleh ijin sejak tanggal 2 april
2002, ini patut dipertanyakan dalam hal Fak. Geografi UGM mendapatkan ijin
tersebut. Umumnya, pihak Kraton sebelum memberikan ijin hak pakai untuk
instansi mensyaratkan menyelesaikan persoalan lahan tersbut dengan
masyarakat yang menggunakan. Tapi nyatanya, penyelesaian baru dilakukan
tanggal 23 Juli 2002. Dan dari pengajuan sampai mendpaatkan jawaban dari
Panitikismo, perlu beberapa hari untuk mencermati isi permohonan tersebut.
Berarti permohonan sampai keluarnya surat jelas mempunyai jeda waktu. lalu
untuk menutup syarat penyelesaian dengan pemakai (masyarakat), Fak. geografi
atau pelaksana project dari UGM menggunakan nama siapa?
        Rencana pelatakan batu pertama /peresmian akan dilakukan tanggal 31
Juli 2002 oleh Menristek. Jelas ini kembali pada pengabaian peran serta
masyarakat itu sendiri. Artinya Pelaksana Kegiatan, dalam hal ini Fak
Geografi UGM tidak menganggap sama sekali masyarakat setempat sebagai bagian
dari stake holders. Asumsinya, jika jadwal itu sudah ada, masyarakat harus
mengikuti apa yang sudah direncakan pihak pemrakarsa.
        Pemandu yang dikatakan surat jawaban sebanyak 10 orang. Dan materi
yang diajarkan untuk menjadi pemandu dinilai oleh masyarakat tidak lebih
hanya sebagai formalitas. (bahkan masyarakat hanya menyebutnya kursus bahasa
inggris). Demikian juga dengan point 5 yang menyatakan partisipasi /
pelibatan masyarakat dalam pembangunannya. Jika dari awal saja mereka tidak
dilibatkan, apalagi jika kegiatan tersebut sudah berjalan. Jangankan
pelibatan, informasi tentang rencana itu sendiri masyarakat tidak ada yang
tahu.
        Ini jelas sangat luar biasa buat UGM yang selama ini mengaku
sebagai kalangan intelektual, akademisi, kumpulan orang-orang pintar dan
seabreg kalimat yang mulia yang selama ini disandangnnya. Nyatanya dalam
aplikasi hanya nooool besar. Menjunjung tinggi kebenaran, transparansi,
demokrasi, berpihak kepada masyarakat atau bahkan sekarang yang trend dalam
peneltiannya PARTISIPATORY, tidak lebih hanya pemanis. hanya kata-kata tanpa
makna.
        Kasus Lab. yang tidak partisipatif, tidak transparan, membodohi
rakyat adalah satu bukti lagi kalau mantel akademisi   digunakan untuk
menindas rakyat. Mudah2an kawan masih ingat, bagaimana KAGAMA memanipulasi
hasil Lokakarya  amandemen UUD 45 yang katanya peserta sepakat
merekomendasikan penghentian amandeman IV dan meninjau ulang amandemen III.
padahal, selama proses, tidak pernah ada kesepakatan seperti itu. Kawan2
juga semoga masih ingat tentang kasak kusuk mereka mensikapi rencana TN
Gunung Merapi. Dan mudah2an kawan2 masih ingat tentang kasus tenggelamnya
kapal tengker kalla lines yang menurut "orang2 pintar" tersebut tidak
mencemari laut selatan, atau kasus PT Pagilaran (perusahaan dibawah UGM)
yang merampas tanah rakyat, perumahan UGM Turi yang masuk wilayah tangkapan
air dan masih banyak lagi keterlibatan dalam memanipulasi fakta. bahkan
kalau ditarik ke belakang tentang kehancuran lahan2 partanian dan hilangnnya
plasma nustfah (padi) sekarang, juga tidak lepas dari peran mereka dalam
mendorong penggunaan pupuk, pestisida kimia dan bibit unggul.
        Dari rentetan kasus tersebut, WALHI DIY   merasa perlu untuk
mensikapi peran dan komitmen UGM terhadap pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan yang berkeadilan dan berpihak kepada rakyat. Karena yang kami
lihat, banyak keterlibatan, baik dosen2 secara personal, kelembagaan yang
bernaung dibawah UGM atau mempunyai hubungan dengan UGM yang justru
bertentangan dengan prinsip2 keadilan, transparansi, demokrasi atau HAM.
        Untuk itu, kami mengajak kawan aktivis dan yang peduli terhadap
lingkungan dan masyarakat untuk lebih mengkritisi sepak terjang UGM yang
sampai saat ini masih dianggap sebagai "dewa pembenar" dari berbagai
persoalan yang muncul, baik lingkup Indonesia atau daerah.
Demikian dari kami :
REFORMASI TIDAK HANYA SEBATAS KATA

Sofyan
Direktur Eksekutif
WALHI JOGJA
Jl. Bantul Km 1 Gg Dukuh No 1504
MJ 1, Yogyakarta.
www.walhijogja.or.id
--- End forwarded message ---



---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
=====================================================================
Indonesian Association of Geologists [IAGI] - 31st Annual Convention
September 30 - October2, 2002 - Shangri La Hotel, SURABAYA

Kirim email ke