Bls: [iagi-net] Re: [economicgeology] Peran Geologist dalam Penanganan Bencana Longsor
Terharu dan prihatin tentang Geohazard Map yang perlu dikenalkan dan disosialisasikan ke masyarakatyang tinggal pada daerah-daerah yang komplek utamanya bencana akibat tanah longsor, mungkinkita sebagai Geologist bisa dan memberikan masukan kepada Pemda Tk II (Kabupaten Kota) sbb: 1. Pembuatan Peta detil skala 1: 25.000 menggunakan GIS dengan Peta-peta tematik mulai dari jenis tanah / batuan, sifat fisik - mekaniknya, bentuk lereng, stabilitas lereng, curah hujan/ fluktuasi muka airtanah, geologi struktur, dan sejarah geologi daerah kajian (hasilnya Geohazard Map).2. Pengambilan data akibat kesulitan mengamati tiap jengkal daerah, ada teknologi yang tidak mahal menggunakan Drone yang bisa diprogram untuk memfoto tiap meter daerah bencana dengan waktu dan hasil yang cepat. Ada beberapa ahli Drone yang menggunakan teknik pengambilan data dengan covering zone yang cukup luas (puluhan - ratusan Ha) dan biaya murah untuk back up data pada pembuatan Geohazard Map, hal ini sangat membantu Geologist atau Geotechnist membuat Peta. Peta hasil GIS dan data hasil Drone (foto-foto tiap jengkal tanah) bisa dibuat peta 3 Dimensi untuk analisis dan prediksi kelongsoran dengan cepat. Teknologi Drone untuk survey Environment n Geological Hazard ini mudah dibuat dan cepat dalam memprediksi kemungkinan bencana longsor akan terjadi. 3. Monitoring hasil pemetaan GEOHAZARD yang telah ada dengan menggunakan Google Earth yang bisa di update tiap beberapa bulan (3 bulan atau 6 bulan) sesuai perubahan musim pada peta tematik sekecil apapun dengan membuat perubahan warna (misal Hijau aman, kuning awas dan merah bahaya) warna bisa bergradasi disesuaikan dengan tingkat bahaya longsoran tanah. Cross check setiap adanya perubahan menggunakan Teknologi Drone yang diprogram dalam survei, sangat membantu pengamatan lokasi yang kemungkinan akan longsor. Demikian sumbang saran pada rekan-rekan Geologist/ Geotechnist utamanya IAGI dalam memberikanmasukan ke Pemda-2 yang daerahnya rawan bencana geologi. Mudah-mudahan peran IAGI makin membumibagi masyarakat dan negara dalam menanggulangi bencana. Pada Jumat, 19 Desember 2014 8:37, Purnama - purnama_suan...@yahoo.com SRS0-cuMY=BH=yahoo.com=purnama_suan...@iagi.or.id menulis: Menurut saya, proses yang sangat penting selain pembuatan peta rawan bencana serta proses update yg berkelanjutan adalah bagaimana mengimplementasikan upaya mitigasi dan sosialisasinya kepads masyarakat di sekitar daerah terdampak bahaya geologi. Selama ini saya pikir upaya pembuatan peta dari instansi pemerintahan maupun akademik sudah baik. Masalah yg seringkali kita lupa adalah bagaimana membahasakan Sekian banyak peta warna warni, laporan laporan teknis tersebut menjadi bahasa sederhana, mampu dipahami masyarakat awam bahkan mampu dijadikan petunjuk di dalam kehidupan sehari2. Ilmu sosialisasi ini yang sepertinya seringkali kita lupakan. IAGI dan anak organisasinya seharusnya bisa bahu membahu mengingatkan potensi kerawanan bencana geologi terhadap masyarakat awam terdampak. Mari bahu membahu menjadi corong sosialisasi kerawanan bencana geologi paling tidak diselitar lingkungan kita sendiri. Salam hangat dari padhepokan tebet,PURNAMA Sent from my iPhone On 19 Des 2014, at 08.18, Gatot M Soedradjat gm.soedrad...@gmail.com wrote: Om RDP betl overlay 2 peta ini kiranya cukup. Itu hasil PVMBG tiap bulan di up date. Bisa kita bantu sosialisasinya. Tapi yg lebih penting lagi adalah hypotesatgl kejadian longsor dng curah hujan harian 10 hari sebelumnya. PASTI Kalo itu kita dapatkan akan ketahuan pemicu longsor di suatu daerah pada curah hujan berapa (mm/hr). Kalo kita tahu sejarah tsb..maka kiranya bisa kita tentukan system peringatan dini longsor di suatu daerah.Dng berpatokan kejadian longsor dan curah hujan harian sbg picu longsor. Tentang data curah hujan harian ini kita bisa masang alat pengukur curah hujan manual..( murah harganya).manfaatkan para relawan- relawan di dari BPBD atau TAGANA.Alat pengukur curah hujan bisa dipasang di rumah masing2 relawan dng kita GPS koordinatnya.data bisa dicatat tiap hari...kirim ke Pusdalops BPBD. Masalahnya tinggal kemauan dan koordinasi Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
Re: Bls: [iagi-net] Re: [economicgeology] Peran Geologist dalam Penanganan Bencana Longsor
Mas Marsuditks informasi dan sarannya. Semua sumbang saran dan pemikiran yg disampaikan teman2 melalui milist ini sangat baik dan bermanfaat. Masalahnya para pengambil keputusan bukan anggota milis ini he he he BTW kita sepakat peta2 rawan bencana longsor...apapun jenisnya dan diterbitkan or dibuat oleh siapa / Instansi yg berwenang. Yuk yg sdh ada kita manfaatkan dan kita bantu sosialisasikan kpd masyarakat. Sos bukan perkara mudah loh perlu suatu kiat2 dan cara yg sesuai cara pandang masy (frame nya harus disamakan). Kadang2 Sos bisa membuat masy tambah resah(terutama sos yg dilakukan pd saat tanggap darurat) karena masy saat ini lagi dlm keadaan trauma, sedih, putus asa mungkin dlsb Keaadaan ini memerlukan perhatian dan cara2 khusus..Untuk itu kiranya kita bisa bikin masukan berupa usulan kpd Pemda...utk mewaspadai daerah2 lain di Kab Banjarnegara khususnya dan daerah lain di Indonesia pd umumnya. Senin 15 Desember saya melalui BNPB sudah mempresentasikan data2 hasil inventarisasi dan SOP untuk menghadapi ancaman banjir dan longsor (BANSOR). Di lima Provinsi di P Jawa. (Banten, DKI, Jabar, Jateng, Jatim) Dokumen ini berupa RENAS menghadapi ancaman bansor 2015 - 2016. Rapat yg di prakarsai BNPB ini dihadiri oleh UTUSAN dari BPBD di lima Prov tsb. Diharapkan dok ini dapat dipakai acuan dan rujukan utk menghadapi ancaman bansor. .Bola saat ini sdh ada di tangan BPBDtinggal kita mendorong dan memberikan support .Tks...(P.nDaru monggo ditindak lanjutisy siap membantu). Wass ww. . Pada 20 Des 2014 03.07, Dr. marsudi marsud...@yahoo.co.id menulis: Terharu dan prihatin tentang Geohazard Map yang perlu dikenalkan dan disosialisasikan ke masyarakat yang tinggal pada daerah-daerah yang komplek utamanya bencana akibat tanah longsor, mungkin kita sebagai Geologist bisa dan memberikan masukan kepada Pemda Tk II (Kabupaten Kota) sbb: 1. Pembuatan Peta detil skala 1: 25.000 menggunakan GIS dengan Peta-peta tematik mulai dari jenis tanah / batuan, sifat fisik - mekaniknya, bentuk lereng, stabilitas lereng, curah hujan/ fluktuasi muka airtanah, geologi struktur, dan sejarah geologi daerah kajian (hasilnya Geohazard Map). 2. Pengambilan data akibat kesulitan mengamati tiap jengkal daerah, ada teknologi yang tidak mahal menggunakan Drone yang bisa diprogram untuk memfoto tiap meter daerah bencana dengan waktu dan hasil yang cepat. Ada beberapa ahli Drone yang menggunakan teknik pengambilan data dengan covering zone yang cukup luas (puluhan - ratusan Ha) dan biaya murah untuk back up data pada pembuatan Geohazard Map, hal ini sangat membantu Geologist atau Geotechnist membuat Peta. Peta hasil GIS dan data hasil Drone (foto-foto tiap jengkal tanah) bisa dibuat peta 3 Dimensi untuk analisis dan prediksi kelongsoran dengan cepat. Teknologi Drone untuk survey Environment n Geological Hazard ini mudah dibuat dan cepat dalam memprediksi kemungkinan bencana longsor akan terjadi. 3. Monitoring hasil pemetaan GEOHAZARD yang telah ada dengan menggunakan Google Earth yang bisa di update tiap beberapa bulan (3 bulan atau 6 bulan) sesuai perubahan musim pada peta tematik sekecil apapun dengan membuat perubahan warna (misal Hijau aman, kuning awas dan merah bahaya) warna bisa bergradasi disesuaikan dengan tingkat bahaya longsoran tanah. Cross check setiap adanya perubahan menggunakan Teknologi Drone yang diprogram dalam survei, sangat membantu pengamatan lokasi yang kemungkinan akan longsor. Demikian sumbang saran pada rekan-rekan Geologist/ Geotechnist utamanya IAGI dalam memberikan masukan ke Pemda-2 yang daerahnya rawan bencana geologi. Mudah-mudahan peran IAGI makin membumi bagi masyarakat dan negara dalam menanggulangi bencana. Pada Jumat, 19 Desember 2014 8:37, Purnama - purnama_suan...@yahoo.com SRS0-cuMY=BH=yahoo.com=purnama_suan...@iagi.or.id menulis: Menurut saya, proses yang sangat penting selain pembuatan peta rawan bencana serta proses update yg berkelanjutan adalah bagaimana mengimplementasikan upaya mitigasi dan sosialisasinya kepads masyarakat di sekitar daerah terdampak bahaya geologi. Selama ini saya pikir upaya pembuatan peta dari instansi pemerintahan maupun akademik sudah baik. Masalah yg seringkali kita lupa adalah bagaimana membahasakanSekian banyak peta warna warni, laporan laporan teknis tersebut menjadi bahasa sederhana, mampu dipahami masyarakat awam bahkan mampu dijadikan petunjuk di dalam kehidupan sehari2. Ilmu sosialisasi ini yang sepertinya seringkali kita lupakan. IAGI dan anak organisasinya seharusnya bisa bahu membahu mengingatkan potensi kerawanan bencana geologi terhadap masyarakat awam terdampak. Mari bahu membahu menjadi corong sosialisasi kerawanan bencana geologi paling tidak diselitar lingkungan kita sendiri. Salam hangat dari padhepokan tebet, PURNAMA Sent from my iPhone On 19 Des 2014, at 08.18, Gatot M Soedradjat
Re: Bls: [iagi-net] Re: [economicgeology] Peran Geologist dalam Penanganan Bencana Longsor
Kadang masyarakat itu Tidak ada pilihan lain , Sebetulnya sudah tahu kalau rumahnya masuk daerah yg rawan Bansor namun apa daya tidak punya alternatif lain mau pindah kemana, inilah problem besarnya Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Gatot M Soedradjat gm.soedrad...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Sat, 20 Dec 2014 04:07:12 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: Bls: [iagi-net] Re: [economicgeology] Peran Geologist dalam Penanganan Bencana Longsor Mas Marsuditks informasi dan sarannya. Semua sumbang saran dan pemikiran yg disampaikan teman2 melalui milist ini sangat baik dan bermanfaat. Masalahnya para pengambil keputusan bukan anggota milis ini he he he BTW kita sepakat peta2 rawan bencana longsor...apapun jenisnya dan diterbitkan or dibuat oleh siapa / Instansi yg berwenang. Yuk yg sdh ada kita manfaatkan dan kita bantu sosialisasikan kpd masyarakat. Sos bukan perkara mudah loh perlu suatu kiat2 dan cara yg sesuai cara pandang masy (frame nya harus disamakan). Kadang2 Sos bisa membuat masy tambah resah(terutama sos yg dilakukan pd saat tanggap darurat) karena masy saat ini lagi dlm keadaan trauma, sedih, putus asa mungkin dlsb Keaadaan ini memerlukan perhatian dan cara2 khusus..Untuk itu kiranya kita bisa bikin masukan berupa usulan kpd Pemda...utk mewaspadai daerah2 lain di Kab Banjarnegara khususnya dan daerah lain di Indonesia pd umumnya. Senin 15 Desember saya melalui BNPB sudah mempresentasikan data2 hasil inventarisasi dan SOP untuk menghadapi ancaman banjir dan longsor (BANSOR). Di lima Provinsi di P Jawa. (Banten, DKI, Jabar, Jateng, Jatim) Dokumen ini berupa RENAS menghadapi ancaman bansor 2015 - 2016. Rapat yg di prakarsai BNPB ini dihadiri oleh UTUSAN dari BPBD di lima Prov tsb. Diharapkan dok ini dapat dipakai acuan dan rujukan utk menghadapi ancaman bansor. .Bola saat ini sdh ada di tangan BPBDtinggal kita mendorong dan memberikan support .Tks...(P.nDaru monggo ditindak lanjutisy siap membantu). Wass ww. . Pada 20 Des 2014 03.07, Dr. marsudi marsud...@yahoo.co.id menulis: Terharu dan prihatin tentang Geohazard Map yang perlu dikenalkan dan disosialisasikan ke masyarakat yang tinggal pada daerah-daerah yang komplek utamanya bencana akibat tanah longsor, mungkin kita sebagai Geologist bisa dan memberikan masukan kepada Pemda Tk II (Kabupaten Kota) sbb: 1. Pembuatan Peta detil skala 1: 25.000 menggunakan GIS dengan Peta-peta tematik mulai dari jenis tanah / batuan, sifat fisik - mekaniknya, bentuk lereng, stabilitas lereng, curah hujan/ fluktuasi muka airtanah, geologi struktur, dan sejarah geologi daerah kajian (hasilnya Geohazard Map). 2. Pengambilan data akibat kesulitan mengamati tiap jengkal daerah, ada teknologi yang tidak mahal menggunakan Drone yang bisa diprogram untuk memfoto tiap meter daerah bencana dengan waktu dan hasil yang cepat. Ada beberapa ahli Drone yang menggunakan teknik pengambilan data dengan covering zone yang cukup luas (puluhan - ratusan Ha) dan biaya murah untuk back up data pada pembuatan Geohazard Map, hal ini sangat membantu Geologist atau Geotechnist membuat Peta. Peta hasil GIS dan data hasil Drone (foto-foto tiap jengkal tanah) bisa dibuat peta 3 Dimensi untuk analisis dan prediksi kelongsoran dengan cepat. Teknologi Drone untuk survey Environment n Geological Hazard ini mudah dibuat dan cepat dalam memprediksi kemungkinan bencana longsor akan terjadi. 3. Monitoring hasil pemetaan GEOHAZARD yang telah ada dengan menggunakan Google Earth yang bisa di update tiap beberapa bulan (3 bulan atau 6 bulan) sesuai perubahan musim pada peta tematik sekecil apapun dengan membuat perubahan warna (misal Hijau aman, kuning awas dan merah bahaya) warna bisa bergradasi disesuaikan dengan tingkat bahaya longsoran tanah. Cross check setiap adanya perubahan menggunakan Teknologi Drone yang diprogram dalam survei, sangat membantu pengamatan lokasi yang kemungkinan akan longsor. Demikian sumbang saran pada rekan-rekan Geologist/ Geotechnist utamanya IAGI dalam memberikan masukan ke Pemda-2 yang daerahnya rawan bencana geologi. Mudah-mudahan peran IAGI makin membumi bagi masyarakat dan negara dalam menanggulangi bencana. Pada Jumat, 19 Desember 2014 8:37, Purnama - purnama_suan...@yahoo.com SRS0-cuMY=BH=yahoo.com=purnama_suan...@iagi.or.id menulis: Menurut saya, proses yang sangat penting selain pembuatan peta rawan bencana serta proses update yg berkelanjutan adalah bagaimana mengimplementasikan upaya mitigasi dan sosialisasinya kepads masyarakat di sekitar daerah terdampak bahaya geologi. Selama ini saya pikir upaya pembuatan peta dari instansi pemerintahan maupun akademik sudah baik. Masalah yg seringkali kita lupa adalah bagaimana membahasakanSekian banyak peta warna warni, laporan laporan teknis tersebut menjadi bahasa sederhana, mampu