Re: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

2014-10-08 Terurut Topik Fauzan Arif
Betul sekali bapak2,
Saya mau menambahkan..salah satu yg menguntungkan kita adalah adanya
peraturan bahwa raw data spt seismic dan log tdk boleh dibawa keluar negri.
Ini mewajibkan perusahaan melakukan technical work (subsurface) di dlm
negri.
Kondisi ini memungkinkan kita, tenaga geoscience nasional, untuk berkembang.
Kalau data kita boleh dibawa keluar, mungkin sebagian besar pekerjaan GnG
(apalagi exploration/new venture) akan dikerjakan di head quarter di negara
mereka masing2. Sementara geoscientists lokal cuma jadi liason saja dan
pelengkap RPTK.

Terima kasih,
Fauzan
On 8 Oct 2014 04:44, Andi AB Salahuddin SRS0-2mZW=67=yahoo.com=
a_baiq...@iagi.or.id wrote:

 Mas RDP dan rekan IAGI sekalian,

 Sepakat dengan yang mas Vicky uraikan di bawah. Bahkan kalau boleh sedikit
 lebih optimis lagi (bukan takabur), dari yang saya lihat dan alami sendiri
 ternyata pekerja migas asal Indonesia tidak saja lebih canggih  tangguh
 dibandingkan negara ASEAN tapi juga tidak kalah sama pekerja migas asal
 Middle East, (North) Africa, atau Amerika Latin yang cukup membanjiri
 lapangan kerja di middle east.

 Selain karena sudah lamanya industri migas Indonesia berjalan, menurut
 saya faktor utama lainnya ialah terutama karena kita sangat beruntung
 dianugerahi dengan lapangan-lapangan migas dengan kondisi bawah permukaan
 yang boleh dibilang lengkap play-nya, kompleks strukturnya, sampai kepada
 sudah tidak asingnya penggunaan teknologi EOR, dst. Kesemuanya ini pada
 akhirnya memperkaya pengalaman kita selama mengevaluasi lapangan tersebut.
 In the end, tidak terlalu mengherankan jika sewaktu tenaga profesional
 migas Indonesia harus ekspansi ke Middle East misalnya, amunisinya sudah
 lengkap :)

 Salam optimis.
 AS.
 --
 *From: * Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 *Sender: * iagi-net@iagi.or.id
 *Date: *Tue, 7 Oct 2014 17:58:07 +0700
 *To: *Indoenergyindoene...@yahoogroups.com;
 migas_indone...@yahoogroups.commigas_indone...@yahoogroups.com; IAGI
 iagi-net@iagi.or.id; geosaintist...@googlegroups.com
 geosaintist...@googlegroups.com; Forum HAGIfo...@hagi.or.id
 *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *[iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

 Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), banyak yang khawatir
 Indonesia kebanjiran tenaga asing. Tapi khusus untuk pekerja MIGAS, saya
 malah khawatir kehilangan rekan-rekan pekerja MIGAS Indonesia yang hengkang
 keluar dari Indonesia.
 Pekerja Migas Indonesia itu lebih canggih dan lebih tangguh ketimbang
 pekerja migas dari luar (khususnya ASEAN), bahkan juga banyak yang hengkang
 ke US/Eropa dan terutama Middle East (Timur Tengah).
 Pengalaman Industri Migas Indonesia yang lebih dari 100 tahun menghasilkan
 tenaga-tenaga trampil jauh lebih bagus ketimbang negara-negara lain. Tidak
 sekedar kurangnya remunerasi penghargaan profesinya, tetapi justru susahnya
 operasi migas di Indonesia ini yang menyebabkan *sulitnya menciptakan
 lapangan pekerjaan yang pas* dan berujung pada hengkangnya pekerja migas
 yang berpengalaman ini.
 Salah satu tugas awal ESDM yang perlu dilakukan sebelum menyediakan energi
 yang dengan didahului penemuan lapangan migas baru adalah kemudahan
 menyediakan pekerjaan eksplorasi itu sendiri.
 Dengan data.
 Dengan project.
 Dan penyediaan dana yg cukup.

 Salam
 RDP
 --
 Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip.

 
 Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
 JAKARTA,15-18 September 2014
 
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
 
 Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 
 Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
 Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
 
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
 In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
 limited
 to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
 resulting
 from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
 the use of
 any information posted on IAGI mailing list.
 




Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: 

Re: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

2014-10-08 Terurut Topik Sigit
Menurut saya, gak perlu ditakuti secara berlebihan. Situasi industri minyak 
akan dg sendirinya memfilter  penggunaan tenaga local atau luar negeri. 
Pertimbangan utamanya selalu pertimbangan bisnis dan strategic.



Masuknya tenaga kerja dari luar justru akan memberikan keberagaman dalam 
interpretasi dan analisa, sehingga menghasilkan pandangan yg berbeda. 
Keberagaman itu yg sengaja diciptakan oleh perusahaan2 seperti PETRONAS, PVEP 
sehingga muncul ide2 baru, iklim yg competitive yg pada akhirnya membantu 
penemuan2 baru. Harus kita akui, itulah kontribusi terbesar dari rekan2 kita di 
luar negeri, memberikan keragaman analisa.

Sering kali penemuan lapangan baru bukan dikarenakan kemampuan kita melakukan 
analisa yg dalam dan komplek. Tapi lebih pada karena kemampuan Kita dalam 
menerima dan menganalisa keragaman interpretasi.



Jadi, biarkan tenaga luar masuk ke Indonesia. Kita sendiri mungkin yg harus 
merubah mind set untuk lebih mendengar pandangan/opini yg berbeda termasuk 
proses eksekusinya.



Selamat menyongsong AFTA dan MEA. Sukses selalu.



Sigit










From: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id on behalf of Rovicky Dwi 
Putrohari rovi...@gmail.com
Sent: Tuesday, October 07, 2014 6:58 PM
To: Indoenergy; migas_indone...@yahoogroups.com; IAGI; 
geosaintist...@googlegroups.com; Forum HAGI
Subject: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), banyak yang khawatir 
Indonesia kebanjiran tenaga asing. Tapi khusus untuk pekerja MIGAS, saya malah 
khawatir kehilangan rekan-rekan pekerja MIGAS Indonesia yang hengkang keluar 
dari Indonesia.
Pekerja Migas Indonesia itu lebih canggih dan lebih tangguh ketimbang pekerja 
migas dari luar (khususnya ASEAN), bahkan juga banyak yang hengkang ke US/Eropa 
dan terutama Middle East (Timur Tengah).
Pengalaman Industri Migas Indonesia yang lebih dari 100 tahun menghasilkan 
tenaga-tenaga trampil jauh lebih bagus ketimbang negara-negara lain. Tidak 
sekedar kurangnya remunerasi penghargaan profesinya, tetapi justru susahnya 
operasi migas di Indonesia ini yang menyebabkan sulitnya menciptakan lapangan 
pekerjaan yang pas dan berujung pada hengkangnya pekerja migas yang 
berpengalaman ini.
Salah satu tugas awal ESDM yang perlu dilakukan sebelum menyediakan energi yang 
dengan didahului penemuan lapangan migas baru adalah kemudahan menyediakan 
pekerjaan eksplorasi itu sendiri.
Dengan data.
Dengan project.
Dan penyediaan dana yg cukup.

Salam
RDP
--
Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip.


Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of
any information posted on IAGI mailing list.





Siapkan waktu PIT IAGI ke-43

Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition

JAKARTA,15-18 September 2014



Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact



Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti



Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id



DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited

Re: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

2014-10-08 Terurut Topik Bandono Salim
Aku kok nggak percaya data seismik tertahan dlm negeri. Dengan teknologi
saat ini data apa saja dpt dengan mudah bocorr. Rahasia negara sampai
percakapan kepala negara saja dpt bocor dgn mudah; apalagi data perusahaan.
Perusahaan mana yang tidak mengirim data lewat internet?
Salam.
Pada 8 Okt 2014 15:05, Fauzan Arif fzan.a...@gmail.com menulis:

 Betul sekali bapak2,
 Saya mau menambahkan..salah satu yg menguntungkan kita adalah adanya
 peraturan bahwa raw data spt seismic dan log tdk boleh dibawa keluar negri.
 Ini mewajibkan perusahaan melakukan technical work (subsurface) di dlm
 negri.
 Kondisi ini memungkinkan kita, tenaga geoscience nasional, untuk
 berkembang.
 Kalau data kita boleh dibawa keluar, mungkin sebagian besar pekerjaan GnG
 (apalagi exploration/new venture) akan dikerjakan di head quarter di negara
 mereka masing2. Sementara geoscientists lokal cuma jadi liason saja dan
 pelengkap RPTK.

 Terima kasih,
 Fauzan
 On 8 Oct 2014 04:44, Andi AB Salahuddin SRS0-2mZW=67=yahoo.com=
 a_baiq...@iagi.or.id wrote:

 Mas RDP dan rekan IAGI sekalian,

 Sepakat dengan yang mas Vicky uraikan di bawah. Bahkan kalau boleh
 sedikit lebih optimis lagi (bukan takabur), dari yang saya lihat dan alami
 sendiri ternyata pekerja migas asal Indonesia tidak saja lebih canggih 
 tangguh dibandingkan negara ASEAN tapi juga tidak kalah sama pekerja migas
 asal Middle East, (North) Africa, atau Amerika Latin yang cukup membanjiri
 lapangan kerja di middle east.

 Selain karena sudah lamanya industri migas Indonesia berjalan, menurut
 saya faktor utama lainnya ialah terutama karena kita sangat beruntung
 dianugerahi dengan lapangan-lapangan migas dengan kondisi bawah permukaan
 yang boleh dibilang lengkap play-nya, kompleks strukturnya, sampai kepada
 sudah tidak asingnya penggunaan teknologi EOR, dst. Kesemuanya ini pada
 akhirnya memperkaya pengalaman kita selama mengevaluasi lapangan tersebut.
 In the end, tidak terlalu mengherankan jika sewaktu tenaga profesional
 migas Indonesia harus ekspansi ke Middle East misalnya, amunisinya sudah
 lengkap :)

 Salam optimis.
 AS.
 --
 *From: * Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 *Sender: * iagi-net@iagi.or.id
 *Date: *Tue, 7 Oct 2014 17:58:07 +0700
 *To: *Indoenergyindoene...@yahoogroups.com;
 migas_indone...@yahoogroups.commigas_indone...@yahoogroups.com; IAGI
 iagi-net@iagi.or.id; geosaintist...@googlegroups.com
 geosaintist...@googlegroups.com; Forum HAGIfo...@hagi.or.id
 *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *[iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

 Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), banyak yang khawatir
 Indonesia kebanjiran tenaga asing. Tapi khusus untuk pekerja MIGAS, saya
 malah khawatir kehilangan rekan-rekan pekerja MIGAS Indonesia yang hengkang
 keluar dari Indonesia.
 Pekerja Migas Indonesia itu lebih canggih dan lebih tangguh ketimbang
 pekerja migas dari luar (khususnya ASEAN), bahkan juga banyak yang hengkang
 ke US/Eropa dan terutama Middle East (Timur Tengah).
 Pengalaman Industri Migas Indonesia yang lebih dari 100 tahun
 menghasilkan tenaga-tenaga trampil jauh lebih bagus ketimbang negara-negara
 lain. Tidak sekedar kurangnya remunerasi penghargaan profesinya, tetapi
 justru susahnya operasi migas di Indonesia ini yang menyebabkan *sulitnya
 menciptakan lapangan pekerjaan yang pas* dan berujung pada hengkangnya
 pekerja migas yang berpengalaman ini.
 Salah satu tugas awal ESDM yang perlu dilakukan sebelum menyediakan
 energi yang dengan didahului penemuan lapangan migas baru adalah kemudahan
 menyediakan pekerjaan eksplorasi itu sendiri.
 Dengan data.
 Dengan project.
 Dan penyediaan dana yg cukup.

 Salam
 RDP
 --
 Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip.

 
 Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
 JAKARTA,15-18 September 2014
 
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
 
 Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 
 Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
 Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
 
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
 In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but
 not limited
 to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
 resulting
 from loss of use, data or profits, arising out of or in connection 

RE: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

2014-10-08 Terurut Topik Herman . Darman
Sebagai negara yang maju dan berpengalaman lebih dari 100 tahun (seperti yang 
dicantumkan pak RDP), seharusnya Indonesia menyediakan lembaga pelatihan, 
universitas2 di buka untuk mendidik S2 dan S3 di bidang perminyakan, juga untuk 
negara2 yang kurang berpengalaman. Tenaga2 profesional Indonesia bisa menjadi 
pengajar2 ulung, dan lembaga2 pendidikan ini menjadi lapangan pekerjaan yang 
pas bagi mereka.

Pekerja2 Indonesia yang keluar bisa berbagi pengalaman / mengajar di kampus2 
Indonesia. Dengan demikian pendidikan geologi di Indonesia tidak hanya focus ke 
Tertiary geology. Universitas2 di Indonesia perlu juga pergi field trip ke 
negara2 lain dan melihat geologi yang 'lain', untuk membuka wawasan.

Salam,

Herman



From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of Sigit
Sent: Wednesday, October 08, 2014 11:44 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)


Menurut saya, gak perlu ditakuti secara berlebihan. Situasi industri minyak 
akan dg sendirinya memfilter  penggunaan tenaga local atau luar negeri. 
Pertimbangan utamanya selalu pertimbangan bisnis dan strategic.



Masuknya tenaga kerja dari luar justru akan memberikan keberagaman dalam 
interpretasi dan analisa, sehingga menghasilkan pandangan yg berbeda. 
Keberagaman itu yg sengaja diciptakan oleh perusahaan2 seperti PETRONAS, PVEP 
sehingga muncul ide2 baru, iklim yg competitive yg pada akhirnya membantu 
penemuan2 baru. Harus kita akui, itulah kontribusi terbesar dari rekan2 kita di 
luar negeri, memberikan keragaman analisa.

Sering kali penemuan lapangan baru bukan dikarenakan kemampuan kita melakukan 
analisa yg dalam dan komplek. Tapi lebih pada karena kemampuan Kita dalam 
menerima dan menganalisa keragaman interpretasi.



Jadi, biarkan tenaga luar masuk ke Indonesia. Kita sendiri mungkin yg harus 
merubah mind set untuk lebih mendengar pandangan/opini yg berbeda termasuk 
proses eksekusinya.



Selamat menyongsong AFTA dan MEA. Sukses selalu.



Sigit









From: iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id 
iagi-net@iagi.or.idmailto:iagi-net@iagi.or.id on behalf of Rovicky Dwi 
Putrohari rovi...@gmail.commailto:rovi...@gmail.com
Sent: Tuesday, October 07, 2014 6:58 PM
To: Indoenergy; 
migas_indone...@yahoogroups.commailto:migas_indone...@yahoogroups.com; IAGI; 
geosaintist...@googlegroups.commailto:geosaintist...@googlegroups.com; Forum 
HAGI
Subject: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), banyak yang khawatir 
Indonesia kebanjiran tenaga asing. Tapi khusus untuk pekerja MIGAS, saya malah 
khawatir kehilangan rekan-rekan pekerja MIGAS Indonesia yang hengkang keluar 
dari Indonesia.
Pekerja Migas Indonesia itu lebih canggih dan lebih tangguh ketimbang pekerja 
migas dari luar (khususnya ASEAN), bahkan juga banyak yang hengkang ke US/Eropa 
dan terutama Middle East (Timur Tengah).
Pengalaman Industri Migas Indonesia yang lebih dari 100 tahun menghasilkan 
tenaga-tenaga trampil jauh lebih bagus ketimbang negara-negara lain. Tidak 
sekedar kurangnya remunerasi penghargaan profesinya, tetapi justru susahnya 
operasi migas di Indonesia ini yang menyebabkan sulitnya menciptakan lapangan 
pekerjaan yang pas dan berujung pada hengkangnya pekerja migas yang 
berpengalaman ini.
Salah satu tugas awal ESDM yang perlu dilakukan sebelum menyediakan energi yang 
dengan didahului penemuan lapangan migas baru adalah kemudahan menyediakan 
pekerjaan eksplorasi itu sendiri.
Dengan data.
Dengan project.
Dan penyediaan dana yg cukup.
Salam
RDP
--
Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip.


Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.idmailto:iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: 
iagi-net-unsubscr...@iagi.or.idmailto:iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use

RE: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

2014-10-08 Terurut Topik Bandono Salim
Negara ini belum 70 th bagaimana mengaku mengelola minyak sudah 100th?
Pertamina berapa sih umurnya? Sudah mahirkah mengelola minyak? Jualan
mungkin.
Maaf sekedar bertanya saja.
Pada 9 Okt 2014 08:11, herman.dar...@shell.com menulis:

  Sebagai negara yang maju dan berpengalaman lebih dari 100 tahun (seperti
 yang dicantumkan pak RDP), seharusnya Indonesia menyediakan lembaga
 pelatihan, universitas2 di buka untuk mendidik S2 dan S3 di bidang
 perminyakan, juga untuk negara2 yang kurang berpengalaman. Tenaga2
 profesional Indonesia bisa menjadi pengajar2 ulung, dan lembaga2 pendidikan
 ini menjadi *lapangan pekerjaan yang pas* bagi mereka.



 Pekerja2 Indonesia yang keluar bisa berbagi pengalaman / mengajar di
 kampus2 Indonesia. Dengan demikian pendidikan geologi di Indonesia tidak
 hanya focus ke Tertiary geology. Universitas2 di Indonesia perlu juga pergi
 field trip ke negara2 lain dan melihat geologi yang ‘lain’, untuk membuka
 wawasan.



 Salam,



 Herman







 *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] *On Behalf Of *
 Sigit
 *Sent:* Wednesday, October 08, 2014 11:44 PM
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Subject:* Re: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi
 ASEAN)



 Menurut saya, gak perlu ditakuti secara berlebihan. Situasi industri
 minyak akan dg sendirinya memfilter  penggunaan tenaga local atau luar
 negeri. Pertimbangan utamanya selalu pertimbangan bisnis dan strategic.



 Masuknya tenaga kerja dari luar justru akan memberikan keberagaman dalam
 interpretasi dan analisa, sehingga menghasilkan pandangan yg berbeda.
 Keberagaman itu yg sengaja diciptakan oleh perusahaan2 seperti PETRONAS,
 PVEP sehingga muncul ide2 baru, iklim yg competitive yg pada akhirnya
 membantu penemuan2 baru. Harus kita akui, itulah kontribusi terbesar dari
 rekan2 kita di luar negeri, memberikan keragaman analisa.

 Sering kali penemuan lapangan baru bukan dikarenakan kemampuan kita
 melakukan analisa yg dalam dan komplek. Tapi lebih pada karena
 kemampuan Kita dalam menerima dan menganalisa keragaman interpretasi.



 Jadi, biarkan tenaga luar masuk ke Indonesia. Kita sendiri mungkin yg
 harus merubah mind set untuk lebih mendengar pandangan/opini yg berbeda
 termasuk proses eksekusinya.



 Selamat menyongsong AFTA dan MEA. Sukses selalu.



 Sigit










   --

 *From:* iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id on behalf of Rovicky
 Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 *Sent:* Tuesday, October 07, 2014 6:58 PM
 *To:* Indoenergy; migas_indone...@yahoogroups.com; IAGI;
 geosaintist...@googlegroups.com; Forum HAGI
 *Subject:* [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)



 Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), banyak yang khawatir
 Indonesia kebanjiran tenaga asing. Tapi khusus untuk pekerja MIGAS, saya
 malah khawatir kehilangan rekan-rekan pekerja MIGAS Indonesia yang hengkang
 keluar dari Indonesia.
 Pekerja Migas Indonesia itu lebih canggih dan lebih tangguh ketimbang
 pekerja migas dari luar (khususnya ASEAN), bahkan juga banyak yang hengkang
 ke US/Eropa dan terutama Middle East (Timur Tengah).
 Pengalaman Industri Migas Indonesia yang lebih dari 100 tahun menghasilkan
 tenaga-tenaga trampil jauh lebih bagus ketimbang negara-negara lain. Tidak
 sekedar kurangnya remunerasi penghargaan profesinya, tetapi justru susahnya
 operasi migas di Indonesia ini yang menyebabkan *sulitnya menciptakan
 lapangan pekerjaan yang pas* dan berujung pada hengkangnya pekerja migas
 yang berpengalaman ini.

 Salah satu tugas awal ESDM yang perlu dilakukan sebelum menyediakan energi
 yang dengan didahului penemuan lapangan migas baru adalah kemudahan
 menyediakan pekerjaan eksplorasi itu sendiri.
 Dengan data.
 Dengan project.
 Dan penyediaan dana yg cukup.

 Salam

 RDP

 --
 Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip.


 
 Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
 JAKARTA,15-18 September 2014
 
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
 
 Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 
 Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
 Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
 
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
 In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
 limited
 to direct or indirect damages, or damages of any

RE: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

2014-10-08 Terurut Topik liamsi
Gak ada Afta atau MEA pun  yg jelas Minyaknya sudah Minyak
Minyik spt berita dibawah ini ,produksi turun terus konsumsi
naik terus di 2020 produksi tinggal 0,6 juta barel tapi
konsumsi sudah 2,2 juta , jadi 2020 impornya sdh 75 % dari
kebutuhannya , jangan jangan sebentar lagi sudah Net
Importir...
( ISM )

Lifting Minyak Merosot ke 600 Ribu Barel di 2020
TEMPO.CO, Bojonegoro - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Susilo Siswoutomo mengatakan lifting minyak bakal
merosot setiap tahun. Disebabkan minimnya kegiatan eksplorasi
dan penemuan cadangan minyak baru.
Dalam 5-6 tahun ke depan, kalau kita tidak geber eksplorasi
produksi minyak hanya 600 ribu barel per hari. Itu sudah
termasuk produksi Cepu, katanya di sela peresmian fasilitas
produksi Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Tim
Susilo mengatakan untuk produksi 2 hingga 4 tahun ke depan,
tidak ada tambahan produksi minyak yang besar. Tambahan yang
cukup signifikan, menurut dia, berasal dari Lapangan Ande-ande
Lumut, Blok North West Natuna, dan Lapangan Kedung Keris, Blok
Cepu. Ande-ande Lumut 25 ribu barel per hari dan Kedung Keris
mungkin 20 ribu barel per hari, tetapi yang lainnya turun
karena lapangan tua, ujarnya.
Menurut Susilo, kunci mempertahankan produksi minyak dengan
meningkatkan intensitas eksplorasi. Adapun untuk menambah
tingkat eksplorasi perlu perbaikan sistem, terutama pada
perizinan. Harus dipermudah izinnya. Masak ngebor tiga bulan,
urus izinnya dua tahun. Kementerian Energi memperkirakan
kebutuhan minyak Indonesia mencapai 2,2 juta barel per hari
pada 2020.)






 Negara ini belum 70 th bagaimana mengaku mengelola minyak
 sudah 100th? Pertamina berapa sih umurnya? Sudah mahirkah
 mengelola minyak? Jualan mungkin.
 Maaf sekedar bertanya saja.
 Pada 9 Okt 2014 08:11, herman.dar...@shell.com menulis:

  Sebagai negara yang maju dan berpengalaman lebih dari 100
  tahun (seperti
 yang dicantumkan pak RDP), seharusnya Indonesia menyediakan
 lembaga pelatihan, universitas2 di buka untuk mendidik S2
 dan S3 di bidang perminyakan, juga untuk negara2 yang
 kurang berpengalaman. Tenaga2 profesional Indonesia bisa
 menjadi pengajar2 ulung, dan lembaga2 pendidikan ini
 menjadi *lapangan pekerjaan yang pas* bagi mereka.



 Pekerja2 Indonesia yang keluar bisa berbagi pengalaman /
 mengajar di kampus2 Indonesia. Dengan demikian pendidikan
 geologi di Indonesia tidak hanya focus ke Tertiary geology.
 Universitas2 di Indonesia perlu juga pergi field trip ke
 negara2 lain dan melihat geologi yang ‘lain’, untuk
 membuka wawasan.



 Salam,



 Herman







 *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id]
 *On Behalf Of * Sigit
 *Sent:* Wednesday, October 08, 2014 11:44 PM
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Subject:* Re: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA
 (Masyarakat Ekonomi ASEAN)



 Menurut saya, gak perlu ditakuti secara berlebihan. Situasi
 industri minyak akan dg sendirinya memfilter  penggunaan
 tenaga local atau luar negeri. Pertimbangan utamanya selalu
 pertimbangan bisnis dan strategic.



 Masuknya tenaga kerja dari luar justru akan memberikan
 keberagaman dalam interpretasi dan analisa, sehingga
 menghasilkan pandangan yg berbeda. Keberagaman itu yg
 sengaja diciptakan oleh perusahaan2 seperti PETRONAS, PVEP
 sehingga muncul ide2 baru, iklim yg competitive yg pada
 akhirnya membantu penemuan2 baru. Harus kita akui, itulah
 kontribusi terbesar dari rekan2 kita di luar negeri,
 memberikan keragaman analisa.

 Sering kali penemuan lapangan baru bukan dikarenakan
 kemampuan kita melakukan analisa yg dalam dan komplek. Tapi
 lebih pada karena
 kemampuan Kita dalam menerima dan menganalisa keragaman
 interpretasi.



 Jadi, biarkan tenaga luar masuk ke Indonesia. Kita sendiri
 mungkin yg harus merubah mind set untuk lebih mendengar
 pandangan/opini yg berbeda termasuk proses eksekusinya.



 Selamat menyongsong AFTA dan MEA. Sukses selalu.



 Sigit










   --

 *From:* iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id on behalf
 of Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 *Sent:* Tuesday, October 07, 2014 6:58 PM
 *To:* Indoenergy; migas_indone...@yahoogroups.com; IAGI;
 geosaintist...@googlegroups.com; Forum HAGI
 *Subject:* [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat
 Ekonomi ASEAN)



 Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), banyak
 yang khawatir Indonesia kebanjiran tenaga asing. Tapi
 khusus untuk pekerja MIGAS, saya malah khawatir kehilangan
 rekan-rekan pekerja MIGAS Indonesia yang hengkang keluar
 dari Indonesia.
 Pekerja Migas Indonesia itu lebih canggih dan lebih tangguh
 ketimbang pekerja migas dari luar (khususnya ASEAN), bahkan
 juga banyak yang hengkang ke US/Eropa dan terutama Middle
 East (Timur Tengah).
 Pengalaman Industri Migas Indonesia yang lebih dari 100
 tahun menghasilkan tenaga-tenaga trampil jauh lebih bagus
 ketimbang negara-negara lain. Tidak sekedar kurangnya
 remunerasi penghargaan profesinya, tetapi justru susahnya
 operasi migas di Indonesia ini

Re: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

2014-10-08 Terurut Topik noor syarifuddin
quote: Adapun untuk menambah tingkat eksplorasi perlu perbaikan
sistem, terutama pada perizinan. Harus dipermudah izinnya. Masak
ngebor tiga bulan, urus izinnya dua tahun.

Damn. I like this very much

pertanyaanya:
kapan akan dimulainya...?. SBY 2 tahun yl pidato di IPA akan
menyederhanakan ijin di sektor MIGAS, dan ternyata sampai hari ini
bukannya tambah sederhana malah tambah runyam: pajak, lingkungan,
tumpang tindih, penguasa lokal dll bahkan institusi yang
seharusnya paham betul soal ini sekarang juga ikut-ikutan menambah
rumit dengan segalam macam isian dan tabel yang harus diisi... :-)

Terus terang, saya belum melihat ada secercah sinar terang di ujung
terowongan panjang dan gelap ini.

salam,


On 10/9/14, lia...@indo.net.id lia...@indo.net.id wrote:
 Gak ada Afta atau MEA pun  yg jelas Minyaknya sudah Minyak
 Minyik spt berita dibawah ini ,produksi turun terus konsumsi
 naik terus di 2020 produksi tinggal 0,6 juta barel tapi
 konsumsi sudah 2,2 juta , jadi 2020 impornya sdh 75 % dari
 kebutuhannya , jangan jangan sebentar lagi sudah Net
 Importir...
 ( ISM )

 Lifting Minyak Merosot ke 600 Ribu Barel di 2020
 TEMPO.CO, Bojonegoro - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya
 Mineral Susilo Siswoutomo mengatakan lifting minyak bakal
 merosot setiap tahun. Disebabkan minimnya kegiatan eksplorasi
 dan penemuan cadangan minyak baru.
 Dalam 5-6 tahun ke depan, kalau kita tidak geber eksplorasi
 produksi minyak hanya 600 ribu barel per hari. Itu sudah
 termasuk produksi Cepu, katanya di sela peresmian fasilitas
 produksi Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Tim
 Susilo mengatakan untuk produksi 2 hingga 4 tahun ke depan,
 tidak ada tambahan produksi minyak yang besar. Tambahan yang
 cukup signifikan, menurut dia, berasal dari Lapangan Ande-ande
 Lumut, Blok North West Natuna, dan Lapangan Kedung Keris, Blok
 Cepu. Ande-ande Lumut 25 ribu barel per hari dan Kedung Keris
 mungkin 20 ribu barel per hari, tetapi yang lainnya turun
 karena lapangan tua, ujarnya.
 Menurut Susilo, kunci mempertahankan produksi minyak dengan
 meningkatkan intensitas eksplorasi. Adapun untuk menambah
 tingkat eksplorasi perlu perbaikan sistem, terutama pada
 perizinan. Harus dipermudah izinnya. Masak ngebor tiga bulan,
 urus izinnya dua tahun. Kementerian Energi memperkirakan
 kebutuhan minyak Indonesia mencapai 2,2 juta barel per hari
 pada 2020.)






 Negara ini belum 70 th bagaimana mengaku mengelola minyak
 sudah 100th? Pertamina berapa sih umurnya? Sudah mahirkah
 mengelola minyak? Jualan mungkin.
 Maaf sekedar bertanya saja.
 Pada 9 Okt 2014 08:11, herman.dar...@shell.com menulis:

  Sebagai negara yang maju dan berpengalaman lebih dari 100
  tahun (seperti
 yang dicantumkan pak RDP), seharusnya Indonesia menyediakan
 lembaga pelatihan, universitas2 di buka untuk mendidik S2
 dan S3 di bidang perminyakan, juga untuk negara2 yang
 kurang berpengalaman. Tenaga2 profesional Indonesia bisa
 menjadi pengajar2 ulung, dan lembaga2 pendidikan ini
 menjadi *lapangan pekerjaan yang pas* bagi mereka.



 Pekerja2 Indonesia yang keluar bisa berbagi pengalaman /
 mengajar di kampus2 Indonesia. Dengan demikian pendidikan
 geologi di Indonesia tidak hanya focus ke Tertiary geology.
 Universitas2 di Indonesia perlu juga pergi field trip ke
 negara2 lain dan melihat geologi yang ‘lain’, untuk
 membuka wawasan.



 Salam,



 Herman







 *From:* iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id]
 *On Behalf Of * Sigit
 *Sent:* Wednesday, October 08, 2014 11:44 PM
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Subject:* Re: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA
 (Masyarakat Ekonomi ASEAN)



 Menurut saya, gak perlu ditakuti secara berlebihan. Situasi
 industri minyak akan dg sendirinya memfilter  penggunaan
 tenaga local atau luar negeri. Pertimbangan utamanya selalu
 pertimbangan bisnis dan strategic.



 Masuknya tenaga kerja dari luar justru akan memberikan
 keberagaman dalam interpretasi dan analisa, sehingga
 menghasilkan pandangan yg berbeda. Keberagaman itu yg
 sengaja diciptakan oleh perusahaan2 seperti PETRONAS, PVEP
 sehingga muncul ide2 baru, iklim yg competitive yg pada
 akhirnya membantu penemuan2 baru. Harus kita akui, itulah
 kontribusi terbesar dari rekan2 kita di luar negeri,
 memberikan keragaman analisa.

 Sering kali penemuan lapangan baru bukan dikarenakan
 kemampuan kita melakukan analisa yg dalam dan komplek. Tapi
 lebih pada karena
 kemampuan Kita dalam menerima dan menganalisa keragaman
 interpretasi.



 Jadi, biarkan tenaga luar masuk ke Indonesia. Kita sendiri
 mungkin yg harus merubah mind set untuk lebih mendengar
 pandangan/opini yg berbeda termasuk proses eksekusinya.



 Selamat menyongsong AFTA dan MEA. Sukses selalu.



 Sigit










   --

 *From:* iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id on behalf
 of Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 *Sent:* Tuesday, October 07, 2014 6:58 PM
 *To:* Indoenergy; migas_indone...@yahoogroups.com; IAGI;
 geosaintist

Re: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

2014-10-07 Terurut Topik Andi AB Salahuddin
Mas RDP dan rekan IAGI sekalian,

Sepakat dengan yang mas Vicky uraikan di bawah. Bahkan kalau boleh sedikit 
lebih optimis lagi (bukan takabur), dari yang saya lihat dan alami sendiri 
ternyata pekerja migas asal Indonesia tidak saja lebih canggih  tangguh 
dibandingkan negara ASEAN tapi juga tidak kalah sama pekerja migas asal Middle 
East, (North) Africa, atau Amerika Latin yang cukup membanjiri lapangan kerja 
di middle east. 

Selain karena sudah lamanya industri migas Indonesia berjalan, menurut saya 
faktor utama lainnya ialah terutama karena kita sangat beruntung dianugerahi 
dengan lapangan-lapangan migas dengan kondisi bawah permukaan yang boleh 
dibilang lengkap play-nya, kompleks strukturnya, sampai kepada sudah tidak 
asingnya penggunaan teknologi EOR, dst. Kesemuanya ini pada akhirnya memperkaya 
pengalaman kita selama mengevaluasi lapangan tersebut. In the end, tidak 
terlalu mengherankan jika sewaktu tenaga profesional migas Indonesia harus 
ekspansi ke Middle East misalnya, amunisinya sudah lengkap :) 

Salam optimis.
AS.
-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Tue, 7 Oct 2014 17:58:07 
To: Indoenergyindoene...@yahoogroups.com; 
migas_indone...@yahoogroups.commigas_indone...@yahoogroups.com; 
IAGIiagi-net@iagi.or.id; 
geosaintist...@googlegroups.comgeosaintist...@googlegroups.com; Forum 
HAGIfo...@hagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), banyak yang khawatir
Indonesia kebanjiran tenaga asing. Tapi khusus untuk pekerja MIGAS, saya
malah khawatir kehilangan rekan-rekan pekerja MIGAS Indonesia yang hengkang
keluar dari Indonesia.
Pekerja Migas Indonesia itu lebih canggih dan lebih tangguh ketimbang
pekerja migas dari luar (khususnya ASEAN), bahkan juga banyak yang hengkang
ke US/Eropa dan terutama Middle East (Timur Tengah).
Pengalaman Industri Migas Indonesia yang lebih dari 100 tahun menghasilkan
tenaga-tenaga trampil jauh lebih bagus ketimbang negara-negara lain. Tidak
sekedar kurangnya remunerasi penghargaan profesinya, tetapi justru susahnya
operasi migas di Indonesia ini yang menyebabkan *sulitnya menciptakan
lapangan pekerjaan yang pas* dan berujung pada hengkangnya pekerja migas
yang berpengalaman ini.
Salah satu tugas awal ESDM yang perlu dilakukan sebelum menyediakan energi
yang dengan didahului penemuan lapangan migas baru adalah kemudahan
menyediakan pekerjaan eksplorasi itu sendiri.
Dengan data.
Dengan project.
Dan penyediaan dana yg cukup.

Salam
RDP
--
Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip.


Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.