Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)

2007-11-26 Terurut Topik Ade Kadarusman
Pak Awang apakabar?
   
  Menarik yang diulas Pak Awang mengenai Alexander von Humboldt, memang tidak 
banyak tahu bahwa  von Humboldt seorang scientist lengkap selain ahli geologi 
selain ahli biologi, astronomi, geografi dll.
   
  Sebagai penghargaan atas jasa-nya mengembangkan ilmu pengetahuan alam, 
pemerintah Jerman mengabadikan namanya dalam bentuk nama Foundation dibawah 
kementrian LN Jerman untuk menyokong kerjasama para scientist di dunia dalam 
pengembangan ilmu pengetahuan alam.
   
  Seharusnya, Pemerintah kita atau paling tidak IAGI juga memberikan 
penghargaan kepada ahli geologi kita yang tiada henti-hentinya melakukan 
kontribusi dalam ilmu geologi di Indonesia, dalam bentuk mengabadikan namanya 
foundation, tentu saja nama yang pantas adalah Prof. John Ario Katili.
   
   
  Salam dari Sorowako,
   
  Ade Kadarusman
  Salah satu dari 23 orang Indonesia yang pernah mendapatkan Research 
Fellowship dari 
  Alexander von Humboldt Stiftung

Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Die Vermessung Der Welt (Measuring the World) adalah sebuah novel sains 
setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru diterjemahkan 
oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit TransMedia 
Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku ini, saya pun 
kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya satu2nya, entah laku 
atau memang si toko buku hanya sedikit sekali memesannya.



Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan 
lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif, tetapi 
lebih semacam biografi dua ilmuwan Jerman yang terkenal pada zamannya, yaitu 
Alexander von Humboldt, si penyelidik alam yang sangat terkenal penjelajahannya 
ke Amerika Selatan, dan Karl Friedrich Gauss, si raja matematika yang mengukur 
dunia tanpa pernah meninggalkan tanah kelahirannya.



Novel setebal 350 halaman ini terbagi atas enam belas bab berganti-ganti 
bercerita tentang Humboldt dan Gauss secara terpisah, masa-masa mudanya 
membangun reputasinya, sampai dalam tiga bab terakhir dua-duanya bertemu pada 
masa tua mereka dan kompak melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan saat 
itu. 



Latar belakang cerita terjadi saat Jerman, Prancis, Afrika Utara, dan Amerika 
Selatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Dua pemuda Jerman, Humboldt 
dan Gauss, melanglang buana berusaha mengukur dunia. Alexander von Humboldt, 
seorang bangsawan, berupaya menyusuri hutan belantara dan padang rumput, 
menjelajah Orinoko, menguji coba efek racun yang ditemuinya di bangsa-bangsa 
suku Indian kepada dirinya sendiri, mencicipi kotoran burung, mengukur 
temperatur petir, kemana-mana membawa barometer, mendaki gunung tertinggi, 
masuk ke setiap lubang yang ditemuinya di tanah untuk membuktikan bahwa 
neputisme Abraham Werner salah, mengamati serangga dan burung-burung, 
menghitung kutu di kepala penduduk pribumi, dan pekerjaan-pekerjaan ilmuwan 
eksentrik lainnya termasuk mengikatkan diri di ujung kapal di tengah badai 
lautan untuk mengetahui efek kuatnya angin badai. Perjalanannya selama lima 
tahun (1799-1804) menghasilkan puluhan peti kayu berisi sampel-sampel batuan, 
serangga,
 burung, tanaman, dll. 



Pemuda satunya lagi, Karl Friedrich Gauss, dijuluki sang raja matematika, 
geodesi, dan astronomi, malah hampir seluruh waktunya tidak ke mana-mana selain 
di Gottingen rumahnya demi membuktikan bahwa kalau dunia ini bulat, cukup 
dengan melakukan perhitungan-perhitungan matematis nan rumit, pengukuran2 
geodetik sederhana, dan peneropongan langit malam. Untuk berbicara di sebuah 
forum para ilmuwan saja, Gauss mesti ditipu dulu agar mau berangkat.



Dua-duanya mengukur dunia, yang satu menempuh jarak ribuan kilometer, satunya 
lagi cukup di Gottingen saja. 



Dunia sejarah mengenal von Humboldt sebagai si Columbus kedua, yang sama-sama 
mendapatkan anugerah dan sokongan luar biasa dari raja Spanyol untuk mengembara 
(meskipun von Humboldt orang Jerman). Sementara, Gauss dikenal sebagai ahli 
matematika terhebat setelah Isaac Newton. Sejarah menentukan keduanya bertemu 
pada tahun 1828 di Berlin ketika mereka sudah tua, terkenal, dan berperilaku 
aneh-aneh. Lalu mereka sama-sama terlibat jauh dalam kerusuhan politik di 
Jerman pasca runtuhnya pemerintahan Napoleon. 



Asyik membaca bab demi bab petualangan dua orang hebat ini, membuat kita 
menggeleng-gelengkan kepala dan terkekeh sendirian. Dialog-dialognya 
menakjubkan. Menghibur, penuh humor dengan cara yang ringan, mendalam, dan 
cerdas. Penerjemahannya bagus, tidak kaku sama-sekali.



Kita soroti Alexander von Humboldt (1769-1859) sebab ia juga pantas dijuluki 
pendekar geologi. Penelusuran saya atas biografinya (bukan dari novel ini) 
mengkonfirmasi apa yang ditulis Daniel Kehlmann ini, maka saya menyebut novel 
ini bukan fiktif tetapi fakta. 



Sisi geologi yang menarik adalah bahwa Alex Humboldt telah menyiapkan dirinya 
sebagai geologist sebelum 

RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)

2007-11-26 Terurut Topik Herman.Darman
Sering kali kalau usul ke IAGI, usulannya bakal mental.
Mudah-mudahan sekarang tidakmudah-mudahan...

Mendukung usulan Ade Kadarusman, saya usul IAGI untuk memberikan penghargaan 
tahunan kepada kontributor IAGI. Mungkin bisa dibentuk panitia untuk 
mengevaluasi siapa kontributor terbaik setiap tahunnya. Dulu saya masih ingat 
waktu FOSI masih ada, kami memberikan penghargaan kepada penulis paling aktif 
di IAGI dalam bidan sedimentologi. Penerimanya pak Surono dari PPPG. Kalau 
kontributor paling aktif di IAGI-net nama yang pantas adalah Awang Harun 
Satyana.

Salam,

Herman

-Original Message-
From: Ade Kadarusman [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, November 26, 2007 1:29 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia
(Kehlmann, 2005, 2007)


Pak Awang apakabar?
   
  Menarik yang diulas Pak Awang mengenai Alexander von Humboldt, memang tidak 
banyak tahu bahwa  von Humboldt seorang scientist lengkap selain ahli geologi 
selain ahli biologi, astronomi, geografi dll.
   
  Sebagai penghargaan atas jasa-nya mengembangkan ilmu pengetahuan alam, 
pemerintah Jerman mengabadikan namanya dalam bentuk nama Foundation dibawah 
kementrian LN Jerman untuk menyokong kerjasama para scientist di dunia dalam 
pengembangan ilmu pengetahuan alam.
   
  Seharusnya, Pemerintah kita atau paling tidak IAGI juga memberikan 
penghargaan kepada ahli geologi kita yang tiada henti-hentinya melakukan 
kontribusi dalam ilmu geologi di Indonesia, dalam bentuk mengabadikan namanya 
foundation, tentu saja nama yang pantas adalah Prof. John Ario Katili.
   
   
  Salam dari Sorowako,
   
  Ade Kadarusman
  Salah satu dari 23 orang Indonesia yang pernah mendapatkan Research 
Fellowship dari 
  Alexander von Humboldt Stiftung

Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Die Vermessung Der Welt (Measuring the World) adalah sebuah novel sains 
setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru diterjemahkan 
oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit TransMedia 
Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku ini, saya pun 
kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya satu2nya, entah laku 
atau memang si toko buku hanya sedikit sekali memesannya.



Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan 
lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif, tetapi 
lebih semacam biografi dua ilmuwan Jerman yang terkenal pada zamannya, yaitu 
Alexander von Humboldt, si penyelidik alam yang sangat terkenal penjelajahannya 
ke Amerika Selatan, dan Karl Friedrich Gauss, si raja matematika yang mengukur 
dunia tanpa pernah meninggalkan tanah kelahirannya.



Novel setebal 350 halaman ini terbagi atas enam belas bab berganti-ganti 
bercerita tentang Humboldt dan Gauss secara terpisah, masa-masa mudanya 
membangun reputasinya, sampai dalam tiga bab terakhir dua-duanya bertemu pada 
masa tua mereka dan kompak melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan saat 
itu. 



Latar belakang cerita terjadi saat Jerman, Prancis, Afrika Utara, dan Amerika 
Selatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Dua pemuda Jerman, Humboldt 
dan Gauss, melanglang buana berusaha mengukur dunia. Alexander von Humboldt, 
seorang bangsawan, berupaya menyusuri hutan belantara dan padang rumput, 
menjelajah Orinoko, menguji coba efek racun yang ditemuinya di bangsa-bangsa 
suku Indian kepada dirinya sendiri, mencicipi kotoran burung, mengukur 
temperatur petir, kemana-mana membawa barometer, mendaki gunung tertinggi, 
masuk ke setiap lubang yang ditemuinya di tanah untuk membuktikan bahwa 
neputisme Abraham Werner salah, mengamati serangga dan burung-burung, 
menghitung kutu di kepala penduduk pribumi, dan pekerjaan-pekerjaan ilmuwan 
eksentrik lainnya termasuk mengikatkan diri di ujung kapal di tengah badai 
lautan untuk mengetahui efek kuatnya angin badai. Perjalanannya selama lima 
tahun (1799-1804) menghasilkan puluhan peti kayu berisi sampel-sampel batuan, 
serangga,
 burung, tanaman, dll. 



Pemuda satunya lagi, Karl Friedrich Gauss, dijuluki sang raja matematika, 
geodesi, dan astronomi, malah hampir seluruh waktunya tidak ke mana-mana selain 
di Gottingen rumahnya demi membuktikan bahwa kalau dunia ini bulat, cukup 
dengan melakukan perhitungan-perhitungan matematis nan rumit, pengukuran2 
geodetik sederhana, dan peneropongan langit malam. Untuk berbicara di sebuah 
forum para ilmuwan saja, Gauss mesti ditipu dulu agar mau berangkat.



Dua-duanya mengukur dunia, yang satu menempuh jarak ribuan kilometer, satunya 
lagi cukup di Gottingen saja. 



Dunia sejarah mengenal von Humboldt sebagai si Columbus kedua, yang sama-sama 
mendapatkan anugerah dan sokongan luar biasa dari raja Spanyol untuk mengembara 
(meskipun von Humboldt orang Jerman). Sementara, Gauss dikenal sebagai ahli 
matematika terhebat setelah Isaac Newton. Sejarah menentukan keduanya bertemu 
pada tahun 1828 di Berlin ketika

RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)

2007-11-26 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Pak Ade, kabar saya baik saja, terima kasih, semoga demikian juga dengan Pak 
Ade.

Pemberian penghargaan kepada orang-orang yang berjasa kepada ilmu pengetahuan 
di negeri kita belum semaju negara2 barat. Dapat dipahami, sebab negeri kita 
belum semaju mereka dalam menciptakan iptek, kebanyakan kita baru memakainya. 
Harapannya adalah semoga teman2 yang punya kesempatan dan pendidikan khusus 
dapat mengembangkan iptek sesuai bidang keahliannya, sehingga kita juga 
berdaulat dalam bidang iptek.

Saat saya mengikuti rapat KIPNAS (Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional) di LIPI 
beberapa bulan yang lalu, seorang pejabat LIPI pernah berkata, dana penelitian 
ilmu dasar di Indonesia jauh di bawah dana yang dibelanjakan perusahaan2 untuk 
memasang iklannya di media. Pemerintah dalam hal ini mestinya mendukung dalam 
penyediaan dana dan pemberian penghargaan yang layak. Atau, melibatkan juga 
pihak swasta dalam pendanaan dengan solusi sama-sama diuntungkan.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Ade Kadarusman [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, November 26, 2007 7:29 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 
2005, 2007)

Pak Awang apakabar?

  Menarik yang diulas Pak Awang mengenai Alexander von Humboldt, memang tidak 
banyak tahu bahwa  von Humboldt seorang scientist lengkap selain ahli geologi 
selain ahli biologi, astronomi, geografi dll.

  Sebagai penghargaan atas jasa-nya mengembangkan ilmu pengetahuan alam, 
pemerintah Jerman mengabadikan namanya dalam bentuk nama Foundation dibawah 
kementrian LN Jerman untuk menyokong kerjasama para scientist di dunia dalam 
pengembangan ilmu pengetahuan alam.

  Seharusnya, Pemerintah kita atau paling tidak IAGI juga memberikan 
penghargaan kepada ahli geologi kita yang tiada henti-hentinya melakukan 
kontribusi dalam ilmu geologi di Indonesia, dalam bentuk mengabadikan namanya 
foundation, tentu saja nama yang pantas adalah Prof. John Ario Katili.


  Salam dari Sorowako,

  Ade Kadarusman
  Salah satu dari 23 orang Indonesia yang pernah mendapatkan Research 
Fellowship dari
  Alexander von Humboldt Stiftung











-
Never miss a thing.   Make Yahoo your homepage.
This email was Anti Virus checked by Administrator.
http://www.bpmigas.com



JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be 
liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or 
damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, 
arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI 
mailing list.
-



RE: RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)

2007-11-26 Terurut Topik Awang Harun Satyana
He2..terima kasih Pak Herman. Saya hanya berusaha agar IAGI-net tak hanya 
sekedar menjadi sarana mengobrol antar anggotanya, tetapi juga ada sedikit 
informasi yang mungkin berguna untuk kita ketahui dan pelajari bersama-sama.

Salam,
awang

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, November 26, 2007 8:31 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 
2005, 2007)

Sering kali kalau usul ke IAGI, usulannya bakal mental.
Mudah-mudahan sekarang tidakmudah-mudahan...

Mendukung usulan Ade Kadarusman, saya usul IAGI untuk memberikan penghargaan 
tahunan kepada kontributor IAGI. Mungkin bisa dibentuk panitia untuk 
mengevaluasi siapa kontributor terbaik setiap tahunnya. Dulu saya masih ingat 
waktu FOSI masih ada, kami memberikan penghargaan kepada penulis paling aktif 
di IAGI dalam bidan sedimentologi. Penerimanya pak Surono dari PPPG. Kalau 
kontributor paling aktif di IAGI-net nama yang pantas adalah Awang Harun 
Satyana.

Salam,

Herman




JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be 
liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or 
damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, 
arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI 
mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)

2007-11-20 Terurut Topik miko
Pak Awang,

Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik ,  dan
sangat asyik  dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann  , atau
penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah apresiasi
tinggi akan diberikan ke Pak Awang.

Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat di media
cetak nasional, agar dapat dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat
memerlukan ulasan semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat
untuk mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita.

Selamat ya Pak Awang,

MGBU
mang Okim


- Original Message -
From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, November 20, 2007 3:09 PM
Subject: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann,
2005, 2007)


Die Vermessung Der Welt  (Measuring the World) adalah sebuah novel sains
setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru diterjemahkan
oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit
TransMedia Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku
ini, saya pun kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya
satu2nya, entah laku atau memang si toko buku hanya sedikit sekali
memesannya.



Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan
lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif,
tetapi lebih semacam biografi dua ilmuwan Jerman yang terkenal pada
zamannya, yaitu Alexander von Humboldt, si penyelidik alam yang sangat
terkenal penjelajahannya ke Amerika Selatan, dan Karl Friedrich Gauss, si
raja matematika yang mengukur dunia tanpa pernah meninggalkan tanah
kelahirannya.



Novel setebal 350 halaman ini terbagi atas enam belas bab berganti-ganti
bercerita tentang Humboldt dan Gauss secara terpisah, masa-masa mudanya
membangun reputasinya, sampai dalam tiga bab terakhir dua-duanya bertemu
pada masa tua mereka dan kompak melakukan pemberontakan terhadap
pemerintahan saat itu.



Latar belakang cerita terjadi saat Jerman, Prancis, Afrika Utara, dan
Amerika Selatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Dua pemuda
Jerman, Humboldt dan Gauss, melanglang buana berusaha mengukur dunia.
Alexander von Humboldt, seorang bangsawan, berupaya menyusuri hutan
belantara dan padang rumput, menjelajah Orinoko, menguji coba efek racun
yang ditemuinya di bangsa-bangsa suku Indian kepada dirinya sendiri,
mencicipi kotoran burung, mengukur temperatur petir, kemana-mana membawa
barometer, mendaki gunung tertinggi, masuk ke setiap lubang yang ditemuinya
di tanah untuk membuktikan bahwa neputisme Abraham Werner salah, mengamati
serangga dan burung-burung, menghitung kutu di kepala penduduk pribumi, dan
pekerjaan-pekerjaan ilmuwan eksentrik lainnya termasuk mengikatkan diri di
ujung kapal di tengah badai lautan untuk mengetahui efek kuatnya angin
badai. Perjalanannya selama lima tahun (1799-1804) menghasilkan puluhan peti
kayu berisi sampel-sampel batuan, serangga, burung, tanaman, dll.



Pemuda satunya lagi, Karl Friedrich Gauss, dijuluki sang raja matematika,
geodesi, dan astronomi, malah hampir seluruh waktunya tidak ke mana-mana
selain di Gottingen rumahnya demi membuktikan bahwa kalau dunia ini bulat,
cukup dengan melakukan perhitungan-perhitungan matematis nan rumit,
pengukuran2 geodetik sederhana,  dan peneropongan langit malam. Untuk
berbicara di sebuah forum para ilmuwan saja, Gauss mesti ditipu dulu agar
mau berangkat.



Dua-duanya mengukur dunia, yang satu menempuh jarak ribuan kilometer,
satunya lagi cukup di Gottingen saja.



Dunia sejarah mengenal von Humboldt sebagai si Columbus kedua, yang
sama-sama mendapatkan anugerah dan sokongan luar biasa dari raja Spanyol
untuk mengembara (meskipun von Humboldt orang Jerman). Sementara, Gauss
dikenal sebagai ahli matematika terhebat setelah Isaac Newton. Sejarah
menentukan keduanya bertemu pada tahun 1828 di Berlin ketika mereka sudah
tua, terkenal, dan berperilaku aneh-aneh. Lalu mereka sama-sama terlibat
jauh dalam kerusuhan politik di Jerman pasca runtuhnya pemerintahan
Napoleon.



Asyik membaca bab demi bab petualangan dua orang hebat ini, membuat kita
menggeleng-gelengkan kepala dan terkekeh sendirian. Dialog-dialognya
menakjubkan. Menghibur, penuh humor dengan cara yang ringan, mendalam, dan
cerdas. Penerjemahannya bagus, tidak kaku sama-sekali.



Kita soroti Alexander von Humboldt (1769-1859) sebab ia juga pantas dijuluki
pendekar geologi. Penelusuran saya atas biografinya (bukan dari novel ini)
mengkonfirmasi apa yang ditulis Daniel Kehlmann ini, maka saya menyebut
novel ini bukan fiktif tetapi fakta.



Sisi geologi yang menarik adalah bahwa Alex Humboldt telah menyiapkan
dirinya sebagai geologist sebelum melakukan penjelajahannya. Kegemarannya
adalah alam, apapun yang ada di alam dia pelajari, begitulah memang umumnya
para penjelajah zaman dahulu. Maka dia belajar biologi, geologi, anatomi,
astronomi, fisika, bahasa, dan lain-lain yang sekiranya 

RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)

2007-11-20 Terurut Topik Inaray, Jossy
Pak Awang,

Sudah waktunya nih utk membuat blog yang berisi ulasan2 semua buku yang Pak 
Awang pernah baca, for sure saya adalah visitor pertama utk blog nya Pak Awang, 
atau sudah adakah?

Salam,

JOSSY

-Original Message-
From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, November 20, 2007 5:52 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 
2005, 2007)

Pak Awang,

Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik ,  dan
sangat asyik  dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann  , atau
penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah apresiasi
tinggi akan diberikan ke Pak Awang.

Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat di media
cetak nasional, agar dapat dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat
memerlukan ulasan semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat
untuk mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita.

Selamat ya Pak Awang,

MGBU
mang Okim


- Original Message -
From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, November 20, 2007 3:09 PM
Subject: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann,
2005, 2007)


Die Vermessung Der Welt  (Measuring the World) adalah sebuah novel sains
setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru diterjemahkan
oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit
TransMedia Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku
ini, saya pun kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya
satu2nya, entah laku atau memang si toko buku hanya sedikit sekali
memesannya.



Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan
lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif,
tetapi lebih semacam biografi dua ilmuwan Jerman yang terkenal pada
zamannya, yaitu Alexander von Humboldt, si penyelidik alam yang sangat
terkenal penjelajahannya ke Amerika Selatan, dan Karl Friedrich Gauss, si
raja matematika yang mengukur dunia tanpa pernah meninggalkan tanah
kelahirannya.



Novel setebal 350 halaman ini terbagi atas enam belas bab berganti-ganti
bercerita tentang Humboldt dan Gauss secara terpisah, masa-masa mudanya
membangun reputasinya, sampai dalam tiga bab terakhir dua-duanya bertemu
pada masa tua mereka dan kompak melakukan pemberontakan terhadap
pemerintahan saat itu.



Latar belakang cerita terjadi saat Jerman, Prancis, Afrika Utara, dan
Amerika Selatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Dua pemuda
Jerman, Humboldt dan Gauss, melanglang buana berusaha mengukur dunia.
Alexander von Humboldt, seorang bangsawan, berupaya menyusuri hutan
belantara dan padang rumput, menjelajah Orinoko, menguji coba efek racun
yang ditemuinya di bangsa-bangsa suku Indian kepada dirinya sendiri,
mencicipi kotoran burung, mengukur temperatur petir, kemana-mana membawa
barometer, mendaki gunung tertinggi, masuk ke setiap lubang yang ditemuinya
di tanah untuk membuktikan bahwa neputisme Abraham Werner salah, mengamati
serangga dan burung-burung, menghitung kutu di kepala penduduk pribumi, dan
pekerjaan-pekerjaan ilmuwan eksentrik lainnya termasuk mengikatkan diri di
ujung kapal di tengah badai lautan untuk mengetahui efek kuatnya angin
badai. Perjalanannya selama lima tahun (1799-1804) menghasilkan puluhan peti
kayu berisi sampel-sampel batuan, serangga, burung, tanaman, dll.



Pemuda satunya lagi, Karl Friedrich Gauss, dijuluki sang raja matematika,
geodesi, dan astronomi, malah hampir seluruh waktunya tidak ke mana-mana
selain di Gottingen rumahnya demi membuktikan bahwa kalau dunia ini bulat,
cukup dengan melakukan perhitungan-perhitungan matematis nan rumit,
pengukuran2 geodetik sederhana,  dan peneropongan langit malam. Untuk
berbicara di sebuah forum para ilmuwan saja, Gauss mesti ditipu dulu agar
mau berangkat.



Dua-duanya mengukur dunia, yang satu menempuh jarak ribuan kilometer,
satunya lagi cukup di Gottingen saja.



Dunia sejarah mengenal von Humboldt sebagai si Columbus kedua, yang
sama-sama mendapatkan anugerah dan sokongan luar biasa dari raja Spanyol
untuk mengembara (meskipun von Humboldt orang Jerman). Sementara, Gauss
dikenal sebagai ahli matematika terhebat setelah Isaac Newton. Sejarah
menentukan keduanya bertemu pada tahun 1828 di Berlin ketika mereka sudah
tua, terkenal, dan berperilaku aneh-aneh. Lalu mereka sama-sama terlibat
jauh dalam kerusuhan politik di Jerman pasca runtuhnya pemerintahan
Napoleon.



Asyik membaca bab demi bab petualangan dua orang hebat ini, membuat kita
menggeleng-gelengkan kepala dan terkekeh sendirian. Dialog-dialognya
menakjubkan. Menghibur, penuh humor dengan cara yang ringan, mendalam, dan
cerdas. Penerjemahannya bagus, tidak kaku sama-sekali.



Kita soroti Alexander von Humboldt (1769-1859) sebab ia juga pantas dijuluki
pendekar geologi. Penelusuran saya atas biografinya (bukan dari novel ini)
mengkonfirmasi apa yang ditulis

RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)

2007-11-20 Terurut Topik Pangestu, Sonny T
Kalo sayah mah mau jadi pengunjung yg setia ajah ah.

-Original Message-
From: Inaray, Jossy [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 20 Nopember 2007 18:47
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 
2005, 2007)

Pak Awang,

Sudah waktunya nih utk membuat blog yang berisi ulasan2 semua buku yang Pak 
Awang pernah baca, for sure saya adalah visitor pertama utk blog nya Pak Awang, 
atau sudah adakah?

Salam,

JOSSY

-Original Message-
From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, November 20, 2007 5:52 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 
2005, 2007)

Pak Awang,

Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik ,  dan sangat 
asyik  dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann  , atau penterjemah 
/ penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah apresiasi tinggi akan 
diberikan ke Pak Awang.

Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat di media 
cetak nasional, agar dapat dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat memerlukan 
ulasan semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat untuk 
mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita.

Selamat ya Pak Awang,

MGBU
mang Okim


- Original Message -
From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, November 20, 2007 3:09 PM
Subject: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 
2007)


Die Vermessung Der Welt  (Measuring the World) adalah sebuah novel sains 
setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru diterjemahkan 
oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit TransMedia 
Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku ini, saya pun 
kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya satu2nya, entah laku 
atau memang si toko buku hanya sedikit sekali memesannya.



Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan 
lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif, tetapi 
lebih semacam biografi dua ilmuwan Jerman yang terkenal pada zamannya, yaitu 
Alexander von Humboldt, si penyelidik alam yang sangat terkenal penjelajahannya 
ke Amerika Selatan, dan Karl Friedrich Gauss, si raja matematika yang mengukur 
dunia tanpa pernah meninggalkan tanah kelahirannya.



Novel setebal 350 halaman ini terbagi atas enam belas bab berganti-ganti 
bercerita tentang Humboldt dan Gauss secara terpisah, masa-masa mudanya 
membangun reputasinya, sampai dalam tiga bab terakhir dua-duanya bertemu pada 
masa tua mereka dan kompak melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan saat 
itu.



Latar belakang cerita terjadi saat Jerman, Prancis, Afrika Utara, dan Amerika 
Selatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Dua pemuda Jerman, Humboldt 
dan Gauss, melanglang buana berusaha mengukur dunia.
Alexander von Humboldt, seorang bangsawan, berupaya menyusuri hutan belantara 
dan padang rumput, menjelajah Orinoko, menguji coba efek racun yang ditemuinya 
di bangsa-bangsa suku Indian kepada dirinya sendiri, mencicipi kotoran burung, 
mengukur temperatur petir, kemana-mana membawa barometer, mendaki gunung 
tertinggi, masuk ke setiap lubang yang ditemuinya di tanah untuk membuktikan 
bahwa neputisme Abraham Werner salah, mengamati serangga dan burung-burung, 
menghitung kutu di kepala penduduk pribumi, dan pekerjaan-pekerjaan ilmuwan 
eksentrik lainnya termasuk mengikatkan diri di ujung kapal di tengah badai 
lautan untuk mengetahui efek kuatnya angin badai. Perjalanannya selama lima 
tahun (1799-1804) menghasilkan puluhan peti kayu berisi sampel-sampel batuan, 
serangga, burung, tanaman, dll.



Pemuda satunya lagi, Karl Friedrich Gauss, dijuluki sang raja matematika, 
geodesi, dan astronomi, malah hampir seluruh waktunya tidak ke mana-mana selain 
di Gottingen rumahnya demi membuktikan bahwa kalau dunia ini bulat, cukup 
dengan melakukan perhitungan-perhitungan matematis nan rumit,
pengukuran2 geodetik sederhana,  dan peneropongan langit malam. Untuk berbicara 
di sebuah forum para ilmuwan saja, Gauss mesti ditipu dulu agar mau berangkat.



Dua-duanya mengukur dunia, yang satu menempuh jarak ribuan kilometer, satunya 
lagi cukup di Gottingen saja.



Dunia sejarah mengenal von Humboldt sebagai si Columbus kedua, yang sama-sama 
mendapatkan anugerah dan sokongan luar biasa dari raja Spanyol untuk mengembara 
(meskipun von Humboldt orang Jerman). Sementara, Gauss dikenal sebagai ahli 
matematika terhebat setelah Isaac Newton. Sejarah menentukan keduanya bertemu 
pada tahun 1828 di Berlin ketika mereka sudah tua, terkenal, dan berperilaku 
aneh-aneh. Lalu mereka sama-sama terlibat jauh dalam kerusuhan politik di 
Jerman pasca runtuhnya pemerintahan Napoleon.



Asyik membaca bab demi bab petualangan dua orang hebat ini, membuat kita 
menggeleng-gelengkan kepala dan terkekeh sendirian. Dialog-dialognya

RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)

2007-11-20 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Jossy,
   
  Saya tidak punya blog pribadi, pasti tidak akan sempat untuk merawatnya dari 
waktu ke waktu. Tetapi, beberapa tulisan saya yang mungkin dipertimbangkan 
menarik untuk konsumsi khalayak ramai, suka muncul di beberapa blog. Tulisan2 
itu asalnya dari tulisan2 saya di milis2 yang saya jadi anggotanya, beredar 
secara berantai, akhirnya muncul di blog ini dan blog itu. Biasa terjadi hal 
seperti itu. 
   
  Kelak mungkin kalau punya waktu lumayan lowong saya akan coba membuat blog 
pribadi. Untuk itu, saya pasti akan banyak bertanya kepada Pak Rovicky atau Pak 
Wahyu Budi, rekan2 di milis ini yang punya blog pribadi. Sekarang ini, hampir 
tidak mungkin buat saya membuat blog dan terutama merawatnya. Baca buku saja 
biasanya saya lakukan di perjalanan ke/dari kantor (maka saya naik angkutan 
umum saja ke kantor biar bisa baca, lumayan bisa 2-3 jam membaca ), atau 
setelah lewat pukul 23, bersaing dengan rasa kantuk.
   
  Ulasan2 tentang buku2 memang dimaksudkan untuk berbagi kesukaan sesudah 
membacanya, sekaligus menginformasikan bahwa ada buku2 bagus yang enak dibaca 
dan perlu. Membaca buku masih tetap memperkaya imajinasi (kalau nonton TV tentu 
imajinasi kita dimatikan), menantang pikiran, melatih sel2 otak agar bekerja, 
dan tentu aksioma lama tetap berlaku :  menambah pengetahuan. Maka, baca saja 
bukunya daripada sekedar ulasannya he2...
   
  salam,
  awang

Inaray, Jossy [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang,

Sudah waktunya nih utk membuat blog yang berisi ulasan2 semua buku yang Pak 
Awang pernah baca, for sure saya adalah visitor pertama utk blog nya Pak Awang, 
atau sudah adakah?

Salam,

JOSSY

-Original Message-
From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, November 20, 2007 5:52 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 
2005, 2007)

Pak Awang,

Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik , dan
sangat asyik dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann , atau
penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah apresiasi
tinggi akan diberikan ke Pak Awang.

Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat di media
cetak nasional, agar dapat dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat
memerlukan ulasan semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat
untuk mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita.

Selamat ya Pak Awang,

MGBU
mang Okim


- Original Message -
From: Awang Harun Satyana 
To: 
Sent: Tuesday, November 20, 2007 3:09 PM
Subject: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann,
2005, 2007)


Die Vermessung Der Welt (Measuring the World) adalah sebuah novel sains
setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru diterjemahkan
oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit
TransMedia Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku
ini, saya pun kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya
satu2nya, entah laku atau memang si toko buku hanya sedikit sekali
memesannya.



Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan
lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif,
tetapi lebih semacam biografi dua ilmuwan Jerman yang terkenal pada
zamannya, yaitu Alexander von Humboldt, si penyelidik alam yang sangat
terkenal penjelajahannya ke Amerika Selatan, dan Karl Friedrich Gauss, si
raja matematika yang mengukur dunia tanpa pernah meninggalkan tanah
kelahirannya.



Novel setebal 350 halaman ini terbagi atas enam belas bab berganti-ganti
bercerita tentang Humboldt dan Gauss secara terpisah, masa-masa mudanya
membangun reputasinya, sampai dalam tiga bab terakhir dua-duanya bertemu
pada masa tua mereka dan kompak melakukan pemberontakan terhadap
pemerintahan saat itu.



Latar belakang cerita terjadi saat Jerman, Prancis, Afrika Utara, dan
Amerika Selatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Dua pemuda
Jerman, Humboldt dan Gauss, melanglang buana berusaha mengukur dunia.
Alexander von Humboldt, seorang bangsawan, berupaya menyusuri hutan
belantara dan padang rumput, menjelajah Orinoko, menguji coba efek racun
yang ditemuinya di bangsa-bangsa suku Indian kepada dirinya sendiri,
mencicipi kotoran burung, mengukur temperatur petir, kemana-mana membawa
barometer, mendaki gunung tertinggi, masuk ke setiap lubang yang ditemuinya
di tanah untuk membuktikan bahwa neputisme Abraham Werner salah, mengamati
serangga dan burung-burung, menghitung kutu di kepala penduduk pribumi, dan
pekerjaan-pekerjaan ilmuwan eksentrik lainnya termasuk mengikatkan diri di
ujung kapal di tengah badai lautan untuk mengetahui efek kuatnya angin
badai. Perjalanannya selama lima tahun (1799-1804) menghasilkan puluhan peti
kayu berisi sampel-sampel batuan, serangga, burung, tanaman, dll.



Pemuda satunya lagi, Karl Friedrich Gauss, dijuluki sang raja matematika,
geodesi, dan astronomi, malah hampir seluruh waktunya

Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)

2007-11-20 Terurut Topik Awang Satyana
Mang Okim,
   
  Terima kasih banyak atas apresiasinya, semoga selalu berguna apa yang saya 
tulis. Terima kasih juga atas saran Mang Okim untuk mengirimkan ulasan2 itu ke 
media massa, akan saya coba. Saya juga mengikuti semua ulasan Mang Okim tentang 
batu mulia, saya banyak belajar dari tulisan2 Mang Okim tersebut. Kiat2 praktis 
mengenal dan membedakan batu mulia (terutama agar tidak tertipu) sangat 
bermanfaat, dan suka saya ceritakan kepada teman2 saya penggemar batu mulia di 
luar milis IAGI .
   
  salam,
  awang

miko [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang,

Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik , dan
sangat asyik dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann , atau
penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah apresiasi
tinggi akan diberikan ke Pak Awang.

Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat di media
cetak nasional, agar dapat dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat
memerlukan ulasan semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat
untuk mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita.

Selamat ya Pak Awang,

MGBU
mang Okim





   
-
Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how.

RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)

2007-11-20 Terurut Topik M-Adam . CEPI
Coba kalau kita tawarkan kepada mahasiswa yang mau menjadi volunteer
membangun dan merawat blog untuk ulasan-ulasan Pak Awang saya yakin banyak
yang antri. Pak Awang tetap konsisten membuat ulasan-ulasan di IAGI net
kemudian ulasan tersebut dimasukan oleh volunteer ke blog-nya Pak Awang
secara otomatis (dengan sedikit editing tentunya).

OK adakah yang mau menjadi volunteer,..?

cp



   
 Awang Satyana 
 [EMAIL PROTECTED] 
 oo.comTo
   iagi-net@iagi.or.id 
 11/21/2007 12:44   cc
 AM
   Subject
   RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der
 Please respond to Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann,
 [EMAIL PROTECTED] 2005, 2007) 
   .id
   
   
   
   
   




Pak Jossy,

  Saya tidak punya blog pribadi, pasti tidak akan sempat untuk merawatnya
dari waktu ke waktu. Tetapi, beberapa tulisan saya yang mungkin
dipertimbangkan menarik untuk konsumsi khalayak ramai, suka muncul di
beberapa blog. Tulisan2 itu asalnya dari tulisan2 saya di milis2 yang saya
jadi anggotanya, beredar secara berantai, akhirnya muncul di blog ini dan
blog itu. Biasa terjadi hal seperti itu.

  Kelak mungkin kalau punya waktu lumayan lowong saya akan coba membuat
blog pribadi. Untuk itu, saya pasti akan banyak bertanya kepada Pak Rovicky
atau Pak Wahyu Budi, rekan2 di milis ini yang punya blog pribadi. Sekarang
ini, hampir tidak mungkin buat saya membuat blog dan terutama merawatnya.
Baca buku saja biasanya saya lakukan di perjalanan ke/dari kantor (maka
saya naik angkutan umum saja ke kantor biar bisa baca, lumayan bisa 2-3 jam
membaca ), atau setelah lewat pukul 23, bersaing dengan rasa kantuk.

  Ulasan2 tentang buku2 memang dimaksudkan untuk berbagi kesukaan sesudah
membacanya, sekaligus menginformasikan bahwa ada buku2 bagus yang enak
dibaca dan perlu. Membaca buku masih tetap memperkaya imajinasi (kalau
nonton TV tentu imajinasi kita dimatikan), menantang pikiran, melatih sel2
otak agar bekerja, dan tentu aksioma lama tetap berlaku :  menambah
pengetahuan. Maka, baca saja bukunya daripada sekedar ulasannya he2...

  salam,
  awang

Inaray, Jossy [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang,

Sudah waktunya nih utk membuat blog yang berisi ulasan2 semua buku yang Pak
Awang pernah baca, for sure saya adalah visitor pertama utk blog nya Pak
Awang, atau sudah adakah?

Salam,

JOSSY

-Original Message-
From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, November 20, 2007 5:52 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia
(Kehlmann, 2005, 2007)

Pak Awang,

Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik , dan
sangat asyik dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann , atau
penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah apresiasi
tinggi akan diberikan ke Pak Awang.

Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat di media
cetak nasional, agar dapat dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat
memerlukan ulasan semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat
untuk mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita.

Selamat ya Pak Awang,

MGBU
mang Okim


- Original Message -
From: Awang Harun Satyana
To:
Sent: Tuesday, November 20, 2007 3:09 PM
Subject: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann,
2005, 2007)


Die Vermessung Der Welt (Measuring the World) adalah sebuah novel sains
setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru diterjemahkan
oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit
TransMedia Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku
ini, saya pun kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya
satu2nya, entah laku atau memang si toko buku hanya sedikit sekali
memesannya.



Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan
lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif,
tetapi lebih semacam biografi dua ilmuwan Jerman yang terkenal pada
zamannya, yaitu Alexander von Humboldt, si penyelidik alam yang sangat
terkenal

Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)

2007-11-20 Terurut Topik yrsnki


 
Saya sependapat dengan Pak Miko , apakah  tidak
sebaiknya ulasan Anda ini dikirmkan ke Kompas ?
Harian Kompas
mempunyai rubrik yang mengetenhakan bedah buku  dan ini
biasanya tidak disusun oleh Redaksi-nya , akan tetpai leh penulis
dari luar Kompas.

Si-Abah



   Pak Awang, 
 
 Ulasan Pak Awang
benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik , dan 
 sangat
asyik dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann , atau 
 penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah
apresiasi 
 tinggi akan diberikan ke Pak Awang. 
 
 Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat
di 
 media 
 cetak nasional, agar dapat dibaca oleh
khalayak ramai . Kita sangat 
 memerlukan ulasan semacam yang
ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat 
 untuk mengeksplorasi
alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita. 
 

Selamat ya Pak Awang, 
 
 MGBU 
 mang Okim 
 
 
 - Original Message - 
 
From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] 
 To: iagi-net@iagi.or.id 
 Sent: Tuesday, November
20, 2007 3:09 PM 
 Subject: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt
- Mengukur Dunia (Kehlmann, 
 2005, 2007) 
 


 Die Vermessung Der Welt (Measuring the World)
adalah sebuah novel sains 
 setengah komedi asal Jerman tulisan
Daniel Kehlmann yang baru 
 diterjemahkan 
 oleh Desti
Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit 

TransMedia Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku

 ini, saya pun kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku
dan hanya 
 satu2nya, entah laku atau memang si toko buku hanya
sedikit sekali 
 memesannya. 
 
 
 
 Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya,
bahkan 
 lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang
biasanya fiktif, 
 tetapi lebih semacam biografi dua ilmuwan
Jerman yang terkenal pada 
 zamannya, yaitu Alexander von
Humboldt, si penyelidik alam yang sangat 
 terkenal
penjelajahannya ke Amerika Selatan, dan Karl Friedrich Gauss, si 
 raja matematika yang mengukur dunia tanpa pernah meninggalkan tanah

 kelahirannya. 
 
 
 
 Novel
setebal 350 halaman ini terbagi atas enam belas bab berganti-ganti 
 bercerita tentang Humboldt dan Gauss secara terpisah, masa-masa
mudanya 
 membangun reputasinya, sampai dalam tiga bab terakhir
dua-duanya bertemu 
 pada masa tua mereka dan kompak melakukan
pemberontakan terhadap 
 pemerintahan saat itu. 
 
 
 
 Latar belakang cerita terjadi saat Jerman,
Prancis, Afrika Utara, dan 
 Amerika Selatan pada akhir abad
ke-18 dan awal abad ke-19. Dua pemuda 
 Jerman, Humboldt dan
Gauss, melanglang buana berusaha mengukur dunia. 

Alexander von Humboldt, seorang bangsawan, berupaya menyusuri hutan 
 belantara dan padang rumput, menjelajah Orinoko, menguji coba efek
racun 
 yang ditemuinya di bangsa-bangsa suku Indian kepada
dirinya sendiri, 
 mencicipi kotoran burung, mengukur temperatur
petir, kemana-mana membawa 
 barometer, mendaki gunung tertinggi,
masuk ke setiap lubang yang 
 ditemuinya 
 di tanah
untuk membuktikan bahwa neputisme Abraham Werner salah, mengamati 
 serangga dan burung-burung, menghitung kutu di kepala penduduk
pribumi, 
 dan 
 pekerjaan-pekerjaan ilmuwan eksentrik
lainnya termasuk mengikatkan diri di 
 ujung kapal di tengah
badai lautan untuk mengetahui efek kuatnya angin 
 badai.
Perjalanannya selama lima tahun (1799-1804) menghasilkan puluhan 
 peti 
 kayu berisi sampel-sampel batuan, serangga, burung,
tanaman, dll. 
 
 
 
 Pemuda satunya
lagi, Karl Friedrich Gauss, dijuluki sang raja matematika, 

geodesi, dan astronomi, malah hampir seluruh waktunya tidak ke mana-mana

 selain di Gottingen rumahnya demi membuktikan bahwa kalau dunia
ini bulat, 
 cukup dengan melakukan perhitungan-perhitungan
matematis nan rumit, 
 pengukuran2 geodetik sederhana, dan
peneropongan langit malam. Untuk 
 berbicara di sebuah forum para
ilmuwan saja, Gauss mesti ditipu dulu agar 
 mau berangkat. 
 
 
 
 Dua-duanya mengukur dunia, yang
satu menempuh jarak ribuan kilometer, 
 satunya lagi cukup di
Gottingen saja. 
 
 
 
 Dunia sejarah
mengenal von Humboldt sebagai si Columbus kedua, yang 
 sama-sama
mendapatkan anugerah dan sokongan luar biasa dari raja Spanyol 

untuk mengembara (meskipun von Humboldt orang Jerman). Sementara, Gauss

 dikenal sebagai ahli matematika terhebat setelah Isaac Newton.
Sejarah 
 menentukan keduanya bertemu pada tahun 1828 di Berlin
ketika mereka sudah 
 tua, terkenal, dan berperilaku aneh-aneh.
Lalu mereka sama-sama terlibat 
 jauh dalam kerusuhan politik di
Jerman pasca runtuhnya pemerintahan 
 Napoleon. 
 
 
 
 Asyik membaca bab demi bab petualangan dua
orang hebat ini, membuat kita 
 menggeleng-gelengkan kepala dan
terkekeh sendirian. Dialog-dialognya 
 menakjubkan. Menghibur,
penuh humor dengan cara yang ringan, mendalam, dan 
 cerdas.
Penerjemahannya bagus, tidak kaku sama-sekali. 
 
 
 
 Kita soroti Alexander von Humboldt (1769-1859) sebab ia
juga pantas 
 dijuluki 
 pendekar 

RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)

2007-11-20 Terurut Topik yrsnki



Yos 

Biasanya Vicky suka masukin ke bllog-nya dia tuh,
tapi kalau ada yang kh usu ya tentunya lebih baik

Si-Abah 

___ 

 Pak Awang, 
 
 Sudah waktunya nih utk membuat
blog yang berisi ulasan2 semua buku yang 
 Pak Awang pernah baca,
for sure saya adalah visitor pertama utk blog nya 
 Pak Awang,
atau sudah adakah? 
 
 Salam, 
 

JOSSY 
 
 -Original Message- 
 
From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Tuesday, November
20, 2007 5:52 PM 
 To: iagi-net@iagi.or.id 
 Subject:
Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia 

(Kehlmann, 2005, 2007) 
 
 Pak Awang, 
 
 Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik ,
dan 
 sangat asyik dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel
Kehlmann , atau 
 penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak
Awang, pastilah apresiasi 
 tinggi akan diberikan ke Pak Awang.

 
 Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang
ini dapat dimuat di 
 media 
 cetak nasional, agar dapat
dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat 
 memerlukan ulasan
semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat 
 untuk
mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita. 
 
 Selamat ya Pak Awang, 
 
 MGBU 
 mang Okim 
 
 
 - Original Message
- 
 
From: Awang Harun Satyana
[EMAIL PROTECTED] 
 To: iagi-net@iagi.or.id 
 Sent: Tuesday, November 20, 2007 3:09 PM 
 Subject:
[iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 
 2005, 2007) 
 
 
 Die Vermessung
Der Welt (Measuring the World) adalah sebuah novel sains 

setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru 

diterjemahkan 
 oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan
diterbitkan oleh Penerbit 
 TransMedia Pustaka, Tangerang pada
tahun ini. Tidak gampang menemukan buku 
 ini, saya pun kebetulan
saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya 
 satu2nya, entah
laku atau memang si toko buku hanya sedikit sekali 
 memesannya.

 
 
 
 Mengapa saya tulis ulasannya
buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan 
 lumayan penuh.
Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif, 
 tetapi
lebih semacam biografi dua ilmuwan Jerman yang terkenal pada 

zamannya, yaitu Alexander von Humboldt, si penyelidik alam yang sangat 
 terkenal penjelajahannya ke Amerika Selatan, dan Karl Friedrich
Gauss, si 
 raja matematika yang mengukur dunia tanpa pernah
meninggalkan tanah 
 kelahirannya. 
 
 
 
 Novel setebal 350 halaman ini terbagi atas enam belas
bab berganti-ganti 
 bercerita tentang Humboldt dan Gauss secara
terpisah, masa-masa mudanya 
 membangun reputasinya, sampai dalam
tiga bab terakhir dua-duanya bertemu 
 pada masa tua mereka dan
kompak melakukan pemberontakan terhadap 
 pemerintahan saat itu.

 
 
 
 Latar belakang cerita terjadi
saat Jerman, Prancis, Afrika Utara, dan 
 Amerika Selatan pada
akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Dua pemuda 
 Jerman,
Humboldt dan Gauss, melanglang buana berusaha mengukur dunia.

 Alexander von Humboldt, seorang bangsawan, berupaya menyusuri
hutan 
 belantara dan padang rumput, menjelajah Orinoko, menguji
coba efek racun 
 yang ditemuinya di bangsa-bangsa suku Indian
kepada dirinya sendiri, 
 mencicipi kotoran burung, mengukur
temperatur petir, kemana-mana membawa 
 barometer, mendaki gunung
tertinggi, masuk ke setiap lubang yang 
 ditemuinya 
 di
tanah untuk membuktikan bahwa neputisme Abraham Werner salah, mengamati

 serangga dan burung-burung, menghitung kutu di kepala penduduk
pribumi, 
 dan 
 pekerjaan-pekerjaan ilmuwan eksentrik
lainnya termasuk mengikatkan diri di 
 ujung kapal di tengah
badai lautan untuk mengetahui efek kuatnya angin 
 badai.
Perjalanannya selama lima tahun (1799-1804) menghasilkan puluhan 
 peti 
 kayu berisi sampel-sampel batuan, serangga, burung,
tanaman, dll. 
 
 
 
 Pemuda satunya
lagi, Karl Friedrich Gauss, dijuluki sang raja matematika, 

geodesi, dan astronomi, malah hampir seluruh waktunya tidak ke mana-mana

 selain di Gottingen rumahnya demi membuktikan bahwa kalau dunia
ini bulat, 
 cukup dengan melakukan perhitungan-perhitungan
matematis nan rumit, 
 pengukuran2 geodetik sederhana, dan
peneropongan langit malam. Untuk 
 berbicara di sebuah forum para
ilmuwan saja, Gauss mesti ditipu dulu agar 
 mau berangkat. 
 
 
 
 Dua-duanya mengukur dunia, yang
satu menempuh jarak ribuan kilometer, 
 satunya lagi cukup di
Gottingen saja. 
 
 
 
 Dunia sejarah
mengenal von Humboldt sebagai si Columbus kedua, yang 
 sama-sama
mendapatkan anugerah dan sokongan luar biasa dari raja Spanyol 

untuk mengembara (meskipun von Humboldt orang Jerman). Sementara, Gauss

 dikenal sebagai ahli matematika terhebat setelah Isaac Newton.
Sejarah 
 menentukan keduanya bertemu pada tahun 1828 di Berlin
ketika mereka sudah 
 tua, terkenal, dan berperilaku aneh-aneh.
Lalu mereka sama-sama terlibat 
 jauh dalam kerusuhan politik di
Jerman pasca runtuhnya pemerintahan 
 Napoleon. 
 
 
 
 Asyik membaca bab demi bab petualangan dua
orang hebat ini, membuat kita 
 menggeleng