Bls: Re: Re: [iagi-net] Baong dan Bampo Shale di Aceh

2016-03-29 Terurut Topik Boedysampoerno Sampoerno - boedysampoe...@yahoo.co.id
Terimkasih bpk.. kirimannya udh nympek.salm kenal, 

Dikirim dari Yahoo Mail di Android 
 
  Pada Sel, 29 Mar 2016 pada 17:10, MINARWAN menulis:   
Mas Boedy dan Fatrial,Dengan senang hati, nanti saya kirimkan lewat japri.
Pak Eddy, sampai bertemu di Bangkok Pak, semoga perjalanannya lancar.
Salam,Minarwan

2016-03-29 16:30 GMT+07:00 Boedysampoerno Sampoerno - 
boedysampoe...@yahoo.co.id 

Re: Re: [iagi-net] Baong dan Bampo Shale di Aceh

2016-03-29 Terurut Topik MINARWAN
Mas Boedy dan Fatrial,
Dengan senang hati, nanti saya kirimkan lewat japri.

Pak Eddy, sampai bertemu di Bangkok Pak, semoga perjalanannya lancar.

Salam,
Minarwan

2016-03-29 16:30 GMT+07:00 Boedysampoerno Sampoerno -
boedysampoe...@yahoo.co.id <
SRS0-2rr0=PZ=yahoo.co.id=boedysampoe...@iagi.or.id>:

> Asalamualaikum,
> menymbung request dr bpk fatrial ,sy jg tertrik dgn isotop C 13 dan proses
> biogenic carbon. Mhn jg share tulisannya p. Trimkasih
>
> budi, 04
>
> Dikirim dari Yahoo Mail di Android
> 
>
> Pada Sel, 29 Mar 2016 pada 16:18, Fatrial Bahesti
>  menulis:
> Pak Prof Eddy bisa saja, saya belum cukup pengalaman di MNK, hanya
> kebetulan saja melihat kembali apa yang Prof Eddy pernah teliti. Kalau
> studi-studi saya kira sudah banyak yang publikasi dari tahun 1970-an.
> Mas Min, terima kasih infonya. Boleh sharing kalau punya paper tentang
> isotop C-13 tsb?
>
> Salam
> Fatrial
>
>

-- 
- when one teaches, two learn -
http://www.linkedin.com/in/minarwan



Geosea XIV and 45TH IAGI Annual Convention 2016
Bandung , October 10-13 2016
for further information please visit our website at 
http://geosea2016.iagi.or.id or email to secretar...@geosea2016.iagi.or.id



Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
No. Rek: 123 0085005314
Bank BCA KCP. Manara Mulia (A/n: Shinta Damayanti)
No. Rekening: 255-1088580


Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.

Re: [iagi-net] Baong dan Bampo Shale di Aceh

2016-03-29 Terurut Topik rakhmadi avianto
12% bro

--> *Do not give up and do not ever look back and tawakkal ilallah
<--*

On 29 March 2016 at 15:24, nyoto - ke-el  wrote:

> Seingat saya CO2 di Arun reservoir nggak terlalu tinggi, sehingga tidak
> menjadikan kendala yg berarti utk memproduksi gas Arun, tapi saya lupa
> angkanya, kalau nggak salah dibawah 20% atau dibawahnya lagi ...cmiiw.
>
>
> Salam,
> nyoto
>
>
>
> 2016-03-29 15:37 GMT+08:00 Fatrial Bahesti :
>
>> Mungkin serpih Bampo cukup efektif sbg batuan induk pada daerah dalaman (
>> *syn-rift*) seperti Lhoksukon Deep, Jawa Deep, Tamiang Deep dsb.
>> Sedangkan serpih Bampo yang diendapkan pada tepi cekungan atau dekat
>> tinggian akan lebih dipengaruhi influks marin (oksidatif), wajar saja TOC
>> lebih rendah.
>>
>> Sependapat dengan pak Nyoto, hasil analisis geokimia TOC pada serpih
>> Baong khususnya Baong bagian bawah lebih tinggi dibandingkan TOC Bampo,
>> mengapa? padahal lingkungannya mirip yaitu marin.
>> Hipotesis sementara kami adalah, TOC tinggi karena iklim cukup mendukung
>> pertumbuhan organik pada umur tsb (Miosen Awal), ditandai oleh pertumbuhan
>> Carbonate yang cukup masif di NSB, seperti Arun Reefal Carbonate, Alur
>> Siwah, Kuala Langsa, dan banyak prospek lain yang belum dibor.
>>
>> Muncul pertanyaan lain juga, darimana asal CO2 pada reservoir Carbonate
>> di NSB sehingga ada beberapa temuan gas belum dikembangkan. Kalau CO2
>> lapangan Arun berapa ya?
>>
>> Anyway, serpih Baong bagian bawah dan serpih Bampo pada bagian dalaman
>> (syn-rift) cukup menarik untuk dikaji menjadi potensi migas
>> non-konvensional.
>>
>> Salam
>>
>> Fatrial B
>>
>>
>> On Tue, Mar 29, 2016 at 7:11 AM, nyoto - ke-el 
>> wrote:
>>
>>> Betul pak Eddy kecuali Bampo Shale sbg batuan induk HC, ketebalan dan
>>> penyebarannya juga tidak seintensife Baong Shale yg cukup tebal & tersebar
>>> di-mana2 di cekungan North SDumatra Basin - Aceh.  Formasi Bruksah kalau
>>> nggak salah adalah sama dg Formasi Bampo Shale, cuman yg berfacies sandy
>>> atau batupasiran dg umur sama dg Bampo Shale.
>>>
>>>
>>> 2016-03-29 7:31 GMT+08:00 Eddy Subroto. :
>>>
 Benar, Bampo mungkin dapat bertindak sebagai batuan induk, akan tetapi
 masih perlu pembuktian dulu, karena serpih di Bampo memang tidak setebal di
 Baong. Selain itu ada kerancuan nama antara Formasi Bruksah dan Bampo.
 Apakah hal ini akan dapat menciptakan giant field di Aceh? Mari kita
 berdoa, semoga. Pertamina punya cerita tentang hal ini, seharusnya.

 Wasalam,
 EAS

 - Original Message -
 From: Wikan W - wikanwindra...@yahoo.com 

Bls: Re: [iagi-net] Baong dan Bampo Shale di Aceh

2016-03-29 Terurut Topik Boedysampoerno Sampoerno - boedysampoe...@yahoo.co.id
Asalamualaikum,menymbung request dr bpk fatrial ,sy jg tertrik dgn isotop C 13 
dan proses biogenic carbon. Mhn jg share tulisannya p. Trimkasih
budi, 04 

Dikirim dari Yahoo Mail di Android 
 
  Pada Sel, 29 Mar 2016 pada 16:18, Fatrial Bahesti<bahe...@gmail.com> menulis: 
  Pak Prof Eddy bisa saja, saya belum cukup pengalaman di MNK, hanya kebetulan 
saja melihat kembali apa yang Prof Eddy pernah teliti. Kalau studi-studi saya 
kira sudah banyak yang publikasi dari tahun 1970-an.
Mas Min, terima kasih infonya. Boleh sharing kalau punya paper tentang isotop 
C-13 tsb? 

Salam
Fatrial

2016-03-29 15:41 GMT+07:00 Eddy Subroto. <subr...@gc.itb.ac.id>:

Alhamdulillah, saya dapat memancing Mas Fatrial muncul. Mas Fatrial cukup lama 
berkecimpung urusan hidrokarbon nonkonvensional di Pertamina. Hanya saja, 
sekarang sudah pindah pos ya, bukan urusan itu lagi. Sayang! Ayo Mas Fatrial, 
silakan ungkapkan pengalaman Anda, tentunya yang bukan rahasia Pertamina lho.


Juga, syukur ada Mas Minarwan muncul. Terima kasih infonya Mas. Wah, kalau yang 
satu ini, insya Allah, lusa saya akan bertemu beliau di lokakarya AAPG hal 
reservoir migas Asia, di Bangkok. Bisa kita lanjutkan diskusi kita sambil makan 
tomyam, Mas.

Wasalam,
EAS


- Original Message -
From: MINARWAN <minarw...@gmail.com>
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tue, 29 Mar 2016 15:42:58 +0700 (WIB)
Subject: Re: [iagi-net] Baong dan Bampo Shale di Aceh




Selamat sore,
Ijin nimbrung. Mengenai sumber CO2, menurut salah satu tulisan yang saya pernah 
baca, interpretasi asal CO2 ini bisa dilakukan dengan menggunakan isotop 
carbon-13-nya. Katanya ada 4 kemungkinan sumber CO2:
1. Produk metamorfisme (13C "sedikit" di atas 0 per mille)
2. Disolusi batuan karbonat (13C sekitar 0 per mille)
3. Berasal dari mantel (-3 - -8 per mille)
4. Berasal dari proses organic (biogenic carbon) (< -22 per mille)


Masalahnya, kadang ada overlap jadi angka di atas bukan patokan yang sangat 
akurat.


Salam
Minarwan



2016-03-29 14:37 GMT+07:00 Fatrial Bahesti <bahe...@gmail.com>:







Mungkin serpih Bampo cukup efektif sbg batuan induk pada daerah dalaman 
(syn-rift) seperti Lhoksukon Deep, Jawa Deep, Tamiang Deep dsb.
Sedangkan serpih Bampo yang diendapkan pada tepi cekungan atau dekat tinggian 
akan lebih dipengaruhi influks marin (oksidatif), wajar saja TOC lebih rendah.



Sependapat dengan pak Nyoto, hasil analisis geokimia TOC pada serpih Baong 
khususnya Baong bagian bawah lebih tinggi dibandingkan TOC Bampo, mengapa? 
padahal lingkungannya mirip yaitu marin.
Hipotesis sementara kami adalah, TOC tinggi karena iklim cukup mendukung 
pertumbuhan organik pada umur tsb (Miosen Awal), ditandai oleh pertumbuhan 
Carbonate yang cukup masif di NSB, seperti Arun Reefal Carbonate, Alur Siwah, 
Kuala Langsa, dan banyak prospek lain yang belum dibor.


Muncul pertanyaan lain juga, darimana asal CO2 pada reservoir Carbonate di NSB 
sehingga ada beberapa temuan gas belum dikembangkan. Kalau CO2 lapangan Arun 
berapa ya?


Anyway, serpih Baong bagian bawah dan serpih Bampo pada bagian dalaman 
(syn-rift) cukup menarik untuk dikaji menjadi potensi migas non-konvensional.


Salam


Fatrial B





--

- when one teaches, two learn -
http://www.linkedin.com/in/minarwan









Geosea XIV and 45TH IAGI Annual Convention 2016




Bandung , October 10-13 2016




for further information please visit our website at 
http://geosea2016.iagi.or.id or email to secretar...@geosea2016.iagi.or.id















Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)




Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:




Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)




No. Rek: 123 0085005314




Bank BCA KCP. Manara Mulia (A/n: Shinta Damayanti)




No. Rekening: 255-1088580












Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id




Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id









DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information




posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.




In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited




to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting




from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of




any information posted on IAGI mailing list.






Geosea XIV and 45TH IAGI Annual Convention 2016
Bandung , October 10-13 2016
for further information please visit our website at 
http://geosea2016.iagi.or.id or email to secretar...@geosea2016.iagi.or.id



Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank

Re: [iagi-net] Baong dan Bampo Shale di Aceh

2016-03-29 Terurut Topik Fatrial Bahesti
Pak Prof Eddy bisa saja, saya belum cukup pengalaman di MNK, hanya
kebetulan saja melihat kembali apa yang Prof Eddy pernah teliti. Kalau
studi-studi saya kira sudah banyak yang publikasi dari tahun 1970-an.
Mas Min, terima kasih infonya. Boleh sharing kalau punya paper tentang
isotop C-13 tsb?

Salam
Fatrial

2016-03-29 15:41 GMT+07:00 Eddy Subroto. <subr...@gc.itb.ac.id>:

> Alhamdulillah, saya dapat memancing Mas Fatrial muncul. Mas Fatrial cukup
> lama berkecimpung urusan hidrokarbon nonkonvensional di Pertamina. Hanya
> saja, sekarang sudah pindah pos ya, bukan urusan itu lagi. Sayang! Ayo Mas
> Fatrial, silakan ungkapkan pengalaman Anda, tentunya yang bukan rahasia
> Pertamina lho.
>
>
> Juga, syukur ada Mas Minarwan muncul. Terima kasih infonya Mas. Wah, kalau
> yang satu ini, insya Allah, lusa saya akan bertemu beliau di lokakarya AAPG
> hal reservoir migas Asia, di Bangkok. Bisa kita lanjutkan diskusi kita
> sambil makan tomyam, Mas.
>
> Wasalam,
> EAS
>
>
> - Original Message -
> From: MINARWAN <minarw...@gmail.com>
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Sent: Tue, 29 Mar 2016 15:42:58 +0700 (WIB)
> Subject: Re: [iagi-net] Baong dan Bampo Shale di Aceh
>
>
>
>
> Selamat sore,
> Ijin nimbrung. Mengenai sumber CO2, menurut salah satu tulisan yang saya
> pernah baca, interpretasi asal CO2 ini bisa dilakukan dengan menggunakan
> isotop carbon-13-nya. Katanya ada 4 kemungkinan sumber CO2:
> 1. Produk metamorfisme (13C "sedikit" di atas 0 per mille)
> 2. Disolusi batuan karbonat (13C sekitar 0 per mille)
> 3. Berasal dari mantel (-3 - -8 per mille)
> 4. Berasal dari proses organic (biogenic carbon) (< -22 per mille)
>
>
> Masalahnya, kadang ada overlap jadi angka di atas bukan patokan yang
> sangat akurat.
>
>
> Salam
> Minarwan
>
>
>
> 2016-03-29 14:37 GMT+07:00 Fatrial Bahesti <bahe...@gmail.com>:
>
>
>
>
>
>
>
> Mungkin serpih Bampo cukup efektif sbg batuan induk pada daerah dalaman
> (syn-rift) seperti Lhoksukon Deep, Jawa Deep, Tamiang Deep dsb.
> Sedangkan serpih Bampo yang diendapkan pada tepi cekungan atau dekat
> tinggian akan lebih dipengaruhi influks marin (oksidatif), wajar saja TOC
> lebih rendah.
>
>
>
> Sependapat dengan pak Nyoto, hasil analisis geokimia TOC pada serpih Baong
> khususnya Baong bagian bawah lebih tinggi dibandingkan TOC Bampo, mengapa?
> padahal lingkungannya mirip yaitu marin.
> Hipotesis sementara kami adalah, TOC tinggi karena iklim cukup mendukung
> pertumbuhan organik pada umur tsb (Miosen Awal), ditandai oleh pertumbuhan
> Carbonate yang cukup masif di NSB, seperti Arun Reefal Carbonate, Alur
> Siwah, Kuala Langsa, dan banyak prospek lain yang belum dibor.
>
>
> Muncul pertanyaan lain juga, darimana asal CO2 pada reservoir Carbonate di
> NSB sehingga ada beberapa temuan gas belum dikembangkan. Kalau CO2 lapangan
> Arun berapa ya?
>
>
> Anyway, serpih Baong bagian bawah dan serpih Bampo pada bagian dalaman
> (syn-rift) cukup menarik untuk dikaji menjadi potensi migas
> non-konvensional.
>
>
> Salam
>
>
> Fatrial B
>
>
>
>
>
> --
>
> - when one teaches, two learn -
> http://www.linkedin.com/in/minarwan
>
> 
>
>
>
>
>
>
>
> Geosea XIV and 45TH IAGI Annual Convention 2016
>
>
>
>
> Bandung , October 10-13 2016
>
>
>
>
> for further information please visit our website at
> http://geosea2016.iagi.or.id or email to secretar...@geosea2016.iagi.or.id
>
>
>
>
>
>
>
> 
>
>
>
>
>
>
>
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
>
>
>
>
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>
>
>
>
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
>
>
>
>
> No. Rek: 123 0085005314
>
>
>
>
> Bank BCA KCP. Manara Mulia (A/n: Shinta Damayanti)
>
>
>
>
> No. Rekening: 255-1088580
>
>
>
>
>
>
>
> 
>
>
>
>
> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>
>
>
>
> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>
>
>
>
> 
>
>
>
>
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
>
>
>
>
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
>
>
>
>
> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
> limited
>
>
>
>
> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
>
>
&g

Re: [iagi-net] Baong dan Bampo Shale di Aceh

2016-03-29 Terurut Topik Eddy Subroto.
Alhamdulillah, saya dapat memancing Mas Fatrial muncul. Mas Fatrial cukup lama 
berkecimpung urusan hidrokarbon nonkonvensional di Pertamina. Hanya saja, 
sekarang sudah pindah pos ya, bukan urusan itu lagi. Sayang! Ayo Mas Fatrial, 
silakan ungkapkan pengalaman Anda, tentunya yang bukan rahasia Pertamina lho.

 
Juga, syukur ada Mas Minarwan muncul. Terima kasih infonya Mas. Wah, kalau yang 
satu ini, insya Allah, lusa saya akan bertemu beliau di lokakarya AAPG hal 
reservoir migas Asia, di Bangkok. Bisa kita lanjutkan diskusi kita sambil makan 
tomyam, Mas.
 
Wasalam,
EAS 


- Original Message -
From: MINARWAN <minarw...@gmail.com>
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tue, 29 Mar 2016 15:42:58 +0700 (WIB)
Subject: Re: [iagi-net] Baong dan Bampo Shale di Aceh




Selamat sore,
Ijin nimbrung. Mengenai sumber CO2, menurut salah satu tulisan yang saya pernah 
baca, interpretasi asal CO2 ini bisa dilakukan dengan menggunakan isotop 
carbon-13-nya. Katanya ada 4 kemungkinan sumber CO2:
1. Produk metamorfisme (13C "sedikit" di atas 0 per mille)
2. Disolusi batuan karbonat (13C sekitar 0 per mille)
3. Berasal dari mantel (-3 - -8 per mille)
4. Berasal dari proses organic (biogenic carbon) (< -22 per mille)


Masalahnya, kadang ada overlap jadi angka di atas bukan patokan yang sangat 
akurat.


Salam
Minarwan



2016-03-29 14:37 GMT+07:00 Fatrial Bahesti <bahe...@gmail.com>:







Mungkin serpih Bampo cukup efektif sbg batuan induk pada daerah dalaman 
(syn-rift) seperti Lhoksukon Deep, Jawa Deep, Tamiang Deep dsb. 
Sedangkan serpih Bampo yang diendapkan pada tepi cekungan atau dekat tinggian 
akan lebih dipengaruhi influks marin (oksidatif), wajar saja TOC lebih rendah. 



Sependapat dengan pak Nyoto, hasil analisis geokimia TOC pada serpih Baong 
khususnya Baong bagian bawah lebih tinggi dibandingkan TOC Bampo, mengapa? 
padahal lingkungannya mirip yaitu marin.
Hipotesis sementara kami adalah, TOC tinggi karena iklim cukup mendukung 
pertumbuhan organik pada umur tsb (Miosen Awal), ditandai oleh pertumbuhan 
Carbonate yang cukup masif di NSB, seperti Arun Reefal Carbonate, Alur Siwah, 
Kuala Langsa, dan banyak prospek lain yang belum dibor.


Muncul pertanyaan lain juga, darimana asal CO2 pada reservoir Carbonate di NSB 
sehingga ada beberapa temuan gas belum dikembangkan. Kalau CO2 lapangan Arun 
berapa ya?


Anyway, serpih Baong bagian bawah dan serpih Bampo pada bagian dalaman 
(syn-rift) cukup menarik untuk dikaji menjadi potensi migas non-konvensional.


Salam


Fatrial B





-- 

- when one teaches, two learn -
http://www.linkedin.com/in/minarwan









Geosea XIV and 45TH IAGI Annual Convention 2016




Bandung , October 10-13 2016




for further information please visit our website at 
http://geosea2016.iagi.or.id or email to secretar...@geosea2016.iagi.or.id















Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)




Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:




Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)




No. Rek: 123 0085005314




Bank BCA KCP. Manara Mulia (A/n: Shinta Damayanti)




No. Rekening: 255-1088580












Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id




Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id









DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 




posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 




In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited




to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 




from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 




any information posted on IAGI mailing list.






Geosea XIV and 45TH IAGI Annual Convention 2016
Bandung , October 10-13 2016
for further information please visit our website at 
http://geosea2016.iagi.or.id or email to secretar...@geosea2016.iagi.or.id



Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
No. Rek: 123 0085005314
Bank BCA KCP. Manara Mulia (A/n: Shinta Damayanti)
No. Rekening: 255-1088580


Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, dat

Re: [iagi-net] Baong dan Bampo Shale di Aceh

2016-03-29 Terurut Topik MINARWAN
Selamat sore,
Ijin nimbrung. Mengenai sumber CO2, menurut salah satu tulisan yang saya
pernah baca, interpretasi asal CO2 ini bisa dilakukan dengan menggunakan
isotop carbon-13-nya. Katanya ada 4 kemungkinan sumber CO2:
1. Produk metamorfisme (13C "sedikit" di atas 0 per mille)
2. Disolusi batuan karbonat (13C sekitar 0 per mille)
3. Berasal dari mantel (-3 - -8 per mille)
4. Berasal dari proses organic (biogenic carbon) (< -22 per mille)

Masalahnya, kadang ada overlap jadi angka di atas bukan patokan yang sangat
akurat.

Salam
Minarwan

2016-03-29 14:37 GMT+07:00 Fatrial Bahesti :

> Mungkin serpih Bampo cukup efektif sbg batuan induk pada daerah dalaman (
> *syn-rift*) seperti Lhoksukon Deep, Jawa Deep, Tamiang Deep dsb.
> Sedangkan serpih Bampo yang diendapkan pada tepi cekungan atau dekat
> tinggian akan lebih dipengaruhi influks marin (oksidatif), wajar saja TOC
> lebih rendah.
>
> Sependapat dengan pak Nyoto, hasil analisis geokimia TOC pada serpih Baong
> khususnya Baong bagian bawah lebih tinggi dibandingkan TOC Bampo, mengapa?
> padahal lingkungannya mirip yaitu marin.
> Hipotesis sementara kami adalah, TOC tinggi karena iklim cukup mendukung
> pertumbuhan organik pada umur tsb (Miosen Awal), ditandai oleh pertumbuhan
> Carbonate yang cukup masif di NSB, seperti Arun Reefal Carbonate, Alur
> Siwah, Kuala Langsa, dan banyak prospek lain yang belum dibor.
>
> Muncul pertanyaan lain juga, darimana asal CO2 pada reservoir Carbonate di
> NSB sehingga ada beberapa temuan gas belum dikembangkan. Kalau CO2 lapangan
> Arun berapa ya?
>
> Anyway, serpih Baong bagian bawah dan serpih Bampo pada bagian dalaman
> (syn-rift) cukup menarik untuk dikaji menjadi potensi migas
> non-konvensional.
>
> Salam
>
> Fatrial B
>
>


-- 
- when one teaches, two learn -
http://www.linkedin.com/in/minarwan



Geosea XIV and 45TH IAGI Annual Convention 2016
Bandung , October 10-13 2016
for further information please visit our website at 
http://geosea2016.iagi.or.id or email to secretar...@geosea2016.iagi.or.id



Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI)
No. Rek: 123 0085005314
Bank BCA KCP. Manara Mulia (A/n: Shinta Damayanti)
No. Rekening: 255-1088580


Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.

Re: [iagi-net] Baong dan Bampo Shale di Aceh

2016-03-29 Terurut Topik nyoto - ke-el
Seingat saya CO2 di Arun reservoir nggak terlalu tinggi, sehingga tidak
menjadikan kendala yg berarti utk memproduksi gas Arun, tapi saya lupa
angkanya, kalau nggak salah dibawah 20% atau dibawahnya lagi ...cmiiw.


Salam,
nyoto



2016-03-29 15:37 GMT+08:00 Fatrial Bahesti :

> Mungkin serpih Bampo cukup efektif sbg batuan induk pada daerah dalaman (
> *syn-rift*) seperti Lhoksukon Deep, Jawa Deep, Tamiang Deep dsb.
> Sedangkan serpih Bampo yang diendapkan pada tepi cekungan atau dekat
> tinggian akan lebih dipengaruhi influks marin (oksidatif), wajar saja TOC
> lebih rendah.
>
> Sependapat dengan pak Nyoto, hasil analisis geokimia TOC pada serpih Baong
> khususnya Baong bagian bawah lebih tinggi dibandingkan TOC Bampo, mengapa?
> padahal lingkungannya mirip yaitu marin.
> Hipotesis sementara kami adalah, TOC tinggi karena iklim cukup mendukung
> pertumbuhan organik pada umur tsb (Miosen Awal), ditandai oleh pertumbuhan
> Carbonate yang cukup masif di NSB, seperti Arun Reefal Carbonate, Alur
> Siwah, Kuala Langsa, dan banyak prospek lain yang belum dibor.
>
> Muncul pertanyaan lain juga, darimana asal CO2 pada reservoir Carbonate di
> NSB sehingga ada beberapa temuan gas belum dikembangkan. Kalau CO2 lapangan
> Arun berapa ya?
>
> Anyway, serpih Baong bagian bawah dan serpih Bampo pada bagian dalaman
> (syn-rift) cukup menarik untuk dikaji menjadi potensi migas
> non-konvensional.
>
> Salam
>
> Fatrial B
>
>
> On Tue, Mar 29, 2016 at 7:11 AM, nyoto - ke-el 
> wrote:
>
>> Betul pak Eddy kecuali Bampo Shale sbg batuan induk HC, ketebalan dan
>> penyebarannya juga tidak seintensife Baong Shale yg cukup tebal & tersebar
>> di-mana2 di cekungan North SDumatra Basin - Aceh.  Formasi Bruksah kalau
>> nggak salah adalah sama dg Formasi Bampo Shale, cuman yg berfacies sandy
>> atau batupasiran dg umur sama dg Bampo Shale.
>>
>>
>> 2016-03-29 7:31 GMT+08:00 Eddy Subroto. :
>>
>>> Benar, Bampo mungkin dapat bertindak sebagai batuan induk, akan tetapi
>>> masih perlu pembuktian dulu, karena serpih di Bampo memang tidak setebal di
>>> Baong. Selain itu ada kerancuan nama antara Formasi Bruksah dan Bampo.
>>> Apakah hal ini akan dapat menciptakan giant field di Aceh? Mari kita
>>> berdoa, semoga. Pertamina punya cerita tentang hal ini, seharusnya.
>>>
>>> Wasalam,
>>> EAS
>>>
>>> - Original Message -
>>> From: Wikan W - wikanwindra...@yahoo.com 

Re: [iagi-net] Baong dan Bampo Shale di Aceh

2016-03-29 Terurut Topik Fatrial Bahesti
Mungkin serpih Bampo cukup efektif sbg batuan induk pada daerah dalaman (
*syn-rift*) seperti Lhoksukon Deep, Jawa Deep, Tamiang Deep dsb.
Sedangkan serpih Bampo yang diendapkan pada tepi cekungan atau dekat
tinggian akan lebih dipengaruhi influks marin (oksidatif), wajar saja TOC
lebih rendah.

Sependapat dengan pak Nyoto, hasil analisis geokimia TOC pada serpih Baong
khususnya Baong bagian bawah lebih tinggi dibandingkan TOC Bampo, mengapa?
padahal lingkungannya mirip yaitu marin.
Hipotesis sementara kami adalah, TOC tinggi karena iklim cukup mendukung
pertumbuhan organik pada umur tsb (Miosen Awal), ditandai oleh pertumbuhan
Carbonate yang cukup masif di NSB, seperti Arun Reefal Carbonate, Alur
Siwah, Kuala Langsa, dan banyak prospek lain yang belum dibor.

Muncul pertanyaan lain juga, darimana asal CO2 pada reservoir Carbonate di
NSB sehingga ada beberapa temuan gas belum dikembangkan. Kalau CO2 lapangan
Arun berapa ya?

Anyway, serpih Baong bagian bawah dan serpih Bampo pada bagian dalaman
(syn-rift) cukup menarik untuk dikaji menjadi potensi migas
non-konvensional.

Salam

Fatrial B


On Tue, Mar 29, 2016 at 7:11 AM, nyoto - ke-el  wrote:

> Betul pak Eddy kecuali Bampo Shale sbg batuan induk HC, ketebalan dan
> penyebarannya juga tidak seintensife Baong Shale yg cukup tebal & tersebar
> di-mana2 di cekungan North SDumatra Basin - Aceh.  Formasi Bruksah kalau
> nggak salah adalah sama dg Formasi Bampo Shale, cuman yg berfacies sandy
> atau batupasiran dg umur sama dg Bampo Shale.
>
>
> 2016-03-29 7:31 GMT+08:00 Eddy Subroto. :
>
>> Benar, Bampo mungkin dapat bertindak sebagai batuan induk, akan tetapi
>> masih perlu pembuktian dulu, karena serpih di Bampo memang tidak setebal di
>> Baong. Selain itu ada kerancuan nama antara Formasi Bruksah dan Bampo.
>> Apakah hal ini akan dapat menciptakan giant field di Aceh? Mari kita
>> berdoa, semoga. Pertamina punya cerita tentang hal ini, seharusnya.
>>
>> Wasalam,
>> EAS
>>
>> - Original Message -
>> From: Wikan W - wikanwindra...@yahoo.com 

Re: [iagi-net] Baong dan Bampo Shale di Aceh

2016-03-28 Terurut Topik nyoto - ke-el
Betul pak Eddy kecuali Bampo Shale sbg batuan induk HC, ketebalan dan
penyebarannya juga tidak seintensife Baong Shale yg cukup tebal & tersebar
di-mana2 di cekungan North SDumatra Basin - Aceh.  Formasi Bruksah kalau
nggak salah adalah sama dg Formasi Bampo Shale, cuman yg berfacies sandy
atau batupasiran dg umur sama dg Bampo Shale.


2016-03-29 7:31 GMT+08:00 Eddy Subroto. :

> Benar, Bampo mungkin dapat bertindak sebagai batuan induk, akan tetapi
> masih perlu pembuktian dulu, karena serpih di Bampo memang tidak setebal di
> Baong. Selain itu ada kerancuan nama antara Formasi Bruksah dan Bampo.
> Apakah hal ini akan dapat menciptakan giant field di Aceh? Mari kita
> berdoa, semoga. Pertamina punya cerita tentang hal ini, seharusnya.
>
> Wasalam,
> EAS
>
> - Original Message -
> From: Wikan W - wikanwindra...@yahoo.com 

Re: [iagi-net] Baong dan Bampo Shale di Aceh

2016-03-28 Terurut Topik Eddy Subroto.
Benar, Bampo mungkin dapat bertindak sebagai batuan induk, akan tetapi masih 
perlu pembuktian dulu, karena serpih di Bampo memang tidak setebal di Baong. 
Selain itu ada kerancuan nama antara Formasi Bruksah dan Bampo.

Apakah hal ini akan dapat menciptakan giant field di Aceh? Mari kita berdoa, 
semoga. Pertamina punya cerita tentang hal ini, seharusnya.
 
Wasalam,
EAS


- Original Message -
From: Wikan W - wikanwindra...@yahoo.com 

Re: [iagi-net] Baong dan Bampo Shale di Aceh

2016-03-28 Terurut Topik ssoenarwi


Betul sekali pak Wikan, saya juga berpikiran begitu, krn teknology oil shale 
juga berasal dr shale yg ber toc tinggi persis kayak kedua Shale tsb. Tapi 
mungkin sudah ada oilco yg berkiprah disana utk mengembangkan teknology shale 
oil ini mungkin. Cuman kedua Shale ini agak dalam letaknya dibawah sana, 
sehingga mungkin agak lebih mahal production costnya, biarpun di onshore.




Sent from my Samsung device by Sunarnyoto Soenarwi

 Original message 
From: "Wikan W - wikanwindra...@yahoo.com" 

Re: [iagi-net] Baong dan Bampo Shale di Aceh

2016-03-28 Terurut Topik Wikan W - wikanwindra...@yahoo.com
Apabila dapat dikembangkan Formasi Baong dan Bampo Shale sebagai non 
konvensional gas, tentunya akan menjadi new giant gas field di Aceh.

Salam,
Wikan

Sent from my iPhone

> On Mar 27, 2016, at 6:04 PM, ssoenarwi  wrote:
> 
> Iya betul pak Witan, kecuali Baong Shale, Bampo Shale yg stratigraphically 
> dibawah Arun Lst juga berperan sbg hc source rock. Walaupun Baong Shale masih 
> lebih dominan, lebih tinggi TOC nya.
> 
> Salam, 
> nyoto
> 
> 
> 
> Sent from my Samsung device by 
> Sunarnyoto Soenarwi
> 
> 
>  Original message 
> From: Witan  
> Date: 27/03/2016 21:28 (GMT+08:00) 
> To: iagi-net@iagi.or.id 
> Subject: Re: [iagi-net] Fw: Proyek Kilang LNG Masela akhirnya men"darat"juga 
> 
> Mas Nyoto,
> Bukannya Ada kontribusi source dari Bampo Shale juga?
> 
> Wass
> Witan
> 
> Sent from my iPhone
> 
>> On Mar 27, 2016, at 7:50 PM, ssoenarwi  wrote:
>> 
>> Sami2 pak dhe...
>> 
>> Wass,
>> Nyoto
>> 
>> 
>> 
>> Sent from my Samsung device by 
>> Sunarnyoto Soenarwi
>> 
>> 
>>  Original message 
>> From: Sarwanto Sutan Alamsyah  
>> Date: 27/03/2016 19:57 (GMT+08:00) 
>> To: IAGI  
>> Subject: Re: [iagi-net] Fw: Proyek Kilang LNG Masela akhirnya men"darat"juga 
>> 
>> Oo gitu...terima kasih Mas Nyoto.
>> 
>>> On 27 Mar 2016 16:08, "ssoenarwi"  wrote:
>>> Dari Baong Shale diatasnya mas, tapi secara structural posisinya laterally 
>>> dibawah reservoir terumbu koral tsb.
>>> 
>>> 
>>> 
>>> Sent from my Samsung device by 
>>> Sunarnyoto Soenarwi
>>> 
>>> 
>>>  Original message 
>>> From: Sarwanto Sutan Alamsyah  
>>> Date: 27/03/2016 16:21 (GMT+08:00) 
>>> To: IAGI  
>>> Subject: Re: [iagi-net] Fw: Proyek Kilang LNG Masela akhirnya 
>>> men"darat"juga 
>>> 
>>> Mas Nyoto...maaf nanya lagi ya.
>>> 
>>> Terumbu karang itu reservoirnya...lha sumber hidrokarbonnya dari mana?
>>> 
>>> Matur nuwun.
>>> 
 On 26 Mar 2016 21:28, "ssoenarwi"  wrote:
 Mas Sarwanto,
 
 Klo yg ditemui di lapangan gas raksasa Arun (12-15 TCF), reservoirnya 
 berupa gundukan terumbu koral batu gamping Formasi Arun Limestone. Klo 
 saya nggak salah (lupa), gundukan tsb  panjangnya sekitar 17 km dg lebar 
 6-7 km dg ketebalan sekitar 300 m (+/- 1000 ft). Berada sekitar 3 km 
 dibawah permukaan tanah. Pada dasar reservoir terumbu koral (coral reef) 
 dijumpai lapisan batu gamping padat berlapis yg dikenal sbg carbonate 
 platform tempat tumbuhnya terumbu tsb didlm laut dangkal pada saat 
 terbentuknya terumbu tsb.
 Batuan reservoir terumbu koral tsb bagus pori2nya, bisa mencapai 33% 
 sedang carbonate platformnya keras padat hampir2 tidak berpori. Diatas 
 reservoir batu gamping tsb tertutup oleh lapisan serpih yg tebal (Formasi 
 Baong atau terkenal dg Baong Shale) bertekanan tinggi & tidak permeable, 
 shg hydrocarbon (gas) yg terperangkap didlm reservoir bt gamping tsb tidak 
 dpt lari keluar/keatas & terperangkap didlm nya. Sayangnya lapangan gas 
 Arun sudah diproduksi besar2an, sehingga sekarang ini sudah hampir habis 
 gasnya, makanya dilego oleh yg mengelolanya krn sudah tidak banyak 
 menghasilkan keekonomian.
 
 Klo nggak salah reservoir giant gas field di Qatar (punyanya Qatar Gas) 
 Timteng juga batu gamping ...cmiiw... 
 Yang di Masela ini saya nggak punya infonya mas sorry...
 
 
 Salam,
 Nyoto
 
 
 
 
 Sent from my Samsung device by 
 Sunarnyoto Soenarwi
 
 
  Original message 
 From: Sarwanto Sutan Alamsyah  
 Date: 26/03/2016 21:49 (GMT+08:00) 
 To: IAGI  
 Subject: Re: [iagi-net] Fw: Proyek Kilang LNG Masela akhirnya 
 men"darat"juga 
 
 Mas Nyoto
 
 Saya awam di minyak, mau nanya nih. Kontrol geologi apa yang menghasilkan 
 lapangan2 gas yang extra besar?
 
 Matur nuwun,
 
 Sarwanto
 
 2016-03-26 17:11 GMT+07:00 nyoto - ke-el :
> Abah,
> 
> Gonjang-ganjing harga migas dunia mungkin tidak lama lagi bakal "menuju 
> ke titik kesimbangan baru" dan diharapkan para aktivis industri migas 
> bakalan akan menggeliat lagi dalam waktu yg tidak lama lagi (mungkin 
> dalam beberapa bulan mendatang atau sekitar menjelang akhir tahun 
> ini) jadi nantinya explorasi migas disekitar lapangan Masela 
> diharapkan akan marak lagi dan bersemangat lagi...akan banyak rekruitment 
> lagi di NKRI ...ya kita harapkan mudah2an akan bisa diketemukan lagi 
> lapangan2 pendamping Masela atau harap2 malah bisa diketemukan yg lebih 
> besar lagi 2 atau 3 lapangan lagi... dan tidak seperti lapangan giant gas 
> field Arun di Aceh sana, yg ternyata setelah dicari disekitarnya memang