Ida Arimurti KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) PEKERJA WANITA
- Original Message - From: ghozansehat [EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, March 31, 2007 9:01 AM Subject: [artikel] KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) PEKERJA WANITA KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) PEKERJA WANITA Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI I. PENDAHULUAN Dalam kondisi pembangunan kearah industrialisasi dimana persaingan pasar semakin ketat, sangat diperlukan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Searah dengan hal tersebut kebijakan pembangunan di bidang kesehatan ditujukan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat pekerja. Masyarakat pekerja mempunyai peranan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan, dimana dengan berkembangnya IPTEK dituntut adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan mempunyai produktivitas yang tinggi hingga mampu meningkatkan kesejahteraan dan daya saing di era globalisasi. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2003, pekerja di Indonesia mencapai 100.316.007 dimana 64,63% pekerja laki-laki dan 35,37% pekerja wanita. Wanita yang bekerja sesungguhnya merupakan arus utama di banyak industri. Mereka diperlakukan sama dari beberapa segi, hanya dari segi riwayat kesehatan mereka seharusnya diperlakukan berbeda dengan laki-laki dalam hal pelayanan kesehatan. Pekerja wanita dituntut untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas kerja secara maksimal, tanpa mengabaikan kodratnya sebagai wanita. Sesuai dengan kodratnya, pekerja wanita akan mengalami haid, kehamilan, melahirkan dan menyusui bayi. Untuk meningkatkan kualitas SDM, dimulai sejak janin dalam kandungan, masa bayi, balita, anak-anak sampai dewasa. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik bagi peningkatan kualitas SDM sejak dini yang akan menjadi penerus bangsa. ASI merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya. Mengingat pentingnya pemberian ASI bagi tumbuh kembang yang optimal baik fisik maupun mental dan kecerdasannya, maka perlu perhatian agar dapat terlaksana dengan benar. Faktor keberhasilan dalam menyusui adalah dengan menyusui secara dini dengan posisi yang benar ,teratur dan eksklusif. Oleh karena itu salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI kepada bayinya secara eksklusif sampai 6 (enam) bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2(dua) tahun. Sehubungan dengan hal tersebut telah ditetapkan dengan Kepmenkes RI No. 450/MENKES/IV/2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi Indonesia. Program Peningkatan Pemberian ASI (PP-ASI) khususnya ASI eksklusif mempunyai dampak yang luas terhadap status gizi ibu dan bayi. Untuk mendukung Deklarasi Innocenti 1990 (Italia) tentang perlindungan, promosi dan dukungan terhadap pemberian ASI, telah dilaksanakan beberapa kegiatan penting, yakni pencanangan Gerakan Nasional PP-ASI ole Bp. Presiden pada tahun 1990, Gerakan Rumah Sakit dan Puskesmas Sayang Bayi yang telah menghasilkan sekitar 50-70% rumah sakit sayang bayi pada RS pemerintah dan sekitar10 - 20% pada RS swasta. Pada Pekan ASI Sedunia tahun 1993 diperingati dengan tema Mother Friendly Workplace atau Tempat Kerja Sayang Bayi, menunjukan bahwa adanya perhatian dunia terhadap peran ganda ibu menyusui dan bekerja. Menyusui adalah hak setiap ibu tidak terkecuali ibu yang bekerja, maka agar dapat terlaksananya pemberian ASI dibutuhkan informasi yang lengkap mengenai manfaat dari ASI dan menyusui serta bagaimana melakukan manajemen laktasi. Selain itu diperlukan dukungan dari pihak manajemen, lingkungan kerja dan pemberdayaan pekerja wanita sendiri. II. KEADAAN DAN MASALAH Pemberian ASI di Indonesia belum dilaksanakan sepenuhnya. Upaya meningkatkan perilaku menyusui pada ibu yang memiliki bayi khususnya ASI eksklusif masih dirasa kurang. Permasalahan yang utama adalah faktor sosial budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung PP-ASI, gencarnya promosi susu formula dan ibu bekerja. Dari data SDKI 1997 cakupan ASI eksklusif masih 52%, pemberian ASI satu jam pasca persalinan 8%, pemberian hari pertama 52,7%. Rendahnya pemberian ASI eksklusif menjadi pemicu rendahnya status gizi bayi dan balita. Dari survei yang dilaksanakan pada tahun 2002 oleh Nutrition Health Surveillance System (NSS) kerjasama dengan Balitbangkes dan Helen Keller International di 4 perkotaan (Jakarta, Surabaya, Semarang, Makasar) dan 8 perdesaan (Sumbar, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Sulsel), menunjukan bahwa cakupan ASI eksklusif 4-5 bulan di perkotaan antara 4%-12%, sedangkan dipedesaan 4%-25%. Pencapaian ASI eksklusif 5-6 bulan
Ida Arimurti RPP Pemasaran Susu Formula == RPP Pemberian ASI = Mandek, Pembahasan Pengaturan Pemasaran Susu Formula
fyi... - Original Message - From: ghozansehat [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, March 10, 2007 12:43 PM Subject: FYI = RPP Pemasaran Susu Formula == RPP Pemberian ASI = Mandek, Pembahasan Pengaturan Pemasaran Susu Formula dear all cukup tertegun membaca berita ini. ada apa gerangan ada yang tahu draf RPP Pemberian ASI ini...??? hm salam prihatin, bapakeghozan Mandek, Pembahasan Pengaturan Pemasaran Susu Formula JAKARTA - KCM, Pengaturan promosi dan pemasaran susu formula serta makanan pendamping ASI yang akan diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP), kini sudah sampai pada pembahasan terakhir. Namun judul RPP yang semula RPP Pemasaran Susu Formula, berubah menjadi RPP Pemberian ASI. Dikhawatirkan PP ini tidak dapat menjadi landasan untuk menindak pelanggaran yang kini banyak terjadi. Kekhawatiran tersebut disampaikan oleh Koalisi LSM Peduli ASI di Jakarta (7/3). Menurut Agus Pambagyo dari Visi Anak Bangsa, dalam pembahasan dengan beberapa departemen dan instansi terkait lainnya, banyak permasalahan yang muncul terutama terkait dengan judul RPP yang memakai kata Pemasaran. Perdebatan muncul karena RPP yang dikeluarkan Depkes harusnya mengatur tentang kesehatan saja, padahal RPP ini menggunakan kata pemasaran yang menjadi domain Departemen Perdagangan, bukan DepKes, di lain pihak yang diatur adalah makanan yang merupakan kewenangan BPOM, ujarnya. Munculnya RPP ini sendiri semula berangkat dari keprihatinan banyak pihak akan semakin gencarnya promosi PASI (Pendamping Air Susu Ibu) yang menyebabkan penurunan jumlah bayi yang mendapat ASI ekslusif. Apa kita rela bayi-bayi kita menjadi bayi botol?, tanya Dr Dien Sanyoto, Ketua Badan Kerja Peningkatan Penggunaan ASI (BKPP-ASI). Meski pemerintah sudah memiliki aturan tentang pemasaran PASI yakni Kepmenkes 237/1977, namun dirasa tidak memadai karena isinya hanya mengenai pemberian ASI saja, bukan pemasarannya. Kepmen ini tidak bicara bagaimana agar para ibu bisa menangkal gencarnya pemasaran PASI yang tidak etis. Seharusnya dokter memberikan informasi yang berimbang kepada para ibu mengenai ASI, tapi banyak dokter yang justru menganjurkan ibu memberi bayinya susu formula, kata Emmy LS, dari Yayasan KAKAK. Berdasarkan monitoring pemasaran PASI yang dilakukan oleh BKPP-ASI di tahun 2005 terhadap 52 sarana kesehatan, 30 tempat penjualan dan wawancara 35 ibu dengan bayi berusia kurang dari 3 tahun, hampir semua peraturan Kode Internasional dilanggar oleh produsen PASI Indonesia. Dari monitoring kami di tahun 2003 dan 2005, ada 14 produsen susu dan 16 produsen dot bayi yang melanggar, tetapi tidak ada yang ditindak. Sebenarnya dari Kepmen yang lama sudah bisa ditindak, tapi tidak ada satupun yang dihukum, paling-paling hanya diberi teguran, ini karena tidak ada peraturan yang khusus mengatur mengenai pemasarannya, kata Dien. Menurut Kode Internasional, yang termasuk dalam jenis pengganti ASI (PASI) adalah susu formula, susu lanjutan, susu khusus, sereal, jus, campuran sayur dan teh bayi, termasuk juga botol dan dot bayi. Produk-produk PASI tersebut seharunya tidak boleh melakukan iklan dan promosi kepada publik, berpromosi melalui institusi kesehatan, serta dilarang memberikan sampel dan suplai gratis. Para produsen itu gencar beriklan dan iklannya menyesatkan, kata Dien. Karenanya, koalisi LSM Peduli ASI mendesak agar judul RPP seharusnya mencakup tidak saja proses pemberian ASI tetapi juga pelarangan promosi dan pemasaran PASI. Termasuk di dalamnya adalah pengaturan mengenai pemasaran lewat lembaga kesehatan dan tenaga profesional kesehatan. Penulis: An link: http://www.kompas.com/ver1/Kesehatan/0703/07/153313.htm
Ida Arimurti Waspadai Promosi Susu Formula
fyi... - Original Message - From: ghozansehat [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 21, 2007 12:49 PM Subject: [news] Waspadai Promosi Susu Formula Dear all Namun, zat-zat tersebut baru aktif bila ada enzim yang menyertai. Laktosa baru aktif dalam proses mielinisasi jika ada enzim laktase yang menyertai, sementara DHA/AA baru aktif dalam sinaptogenesis saat ada enzim lipase karena DHA/AA pada dasarnya adalah asam lemak, ungkap Tiwi. Saya prihatin sekali dengan generasi bangsa yang sejak piyik sudah dicocok oleh pseudoiklan, pseudoscience...dan sederek kepalsuan lainnya. Sementara draft rpp pemasaran susu formula yang konon katanya berubah menjadi Draft Pemberian ASI semakin hari semakin bias dan bahkan tidak jelas juntrungannya. Info terakhir dari Pak Agus Pambagyo Saat ini RPP msh dlm pembahasan antara Dephukham dan team Depkes. Tgl 3 Mei akan ada mtg lagi tp mmg isinya blm memuaskan kami para pegiat ASI Terus masih mau sampai kapan Sampai bangkrut dan ribut rumah tangga gara-gara gajinya hanya cukup buat beli susu formula anaknya saja. Bahwa ASI terbaik untuk bayi sampai dengan usia 6bulan masih kalah santer dengan promosi susu formula untuk anak usia 6bulan yg sudah sanggat meresahkan...membabi buta..bahkan dengan tipu daya AA/ DHA...dan melanggar kode etik internasional Ampun dec salam prihatin, bapakeghozan--artikel ini semakin memperpanjang daftar artikel pembohongan publik secara sistemik. Waspadai Promosi Susu Formula Dewasa ini makin banyak pilihan produk dan merek susu formula untuk bayi berusia di bawah enam bulan. Meski begitu, sebaiknya orangtua yang memiliki bayi pada usia tersebut harus ekstra hati-hati saat hendak memutuskan memilih susu formula. Sudah sangat sering diulas oleh dokter anak maupun ahli gizi anak bahwa satu-satunya makanan terbaik untuk bayi berusia 0 hingga 6 bulan adalah air susu ibu (ASI). Bahkan para ahli sangat menyarankan agar para ibu memberikan ASI eksklusif atau tak memberi asupan makanan apa pun kepada bayi kecuali ASI selama enam bulan pertama sejak bayi lahir. Sayangnya, pemberian ASI eksklusif ini belum jadi gaya hidup keluarga di berbagai lapisan masyarakat. Padahal, menyusui merupakan cara terbaik dan paling ideal dalam pemberian makanan bayi baru lahir dan bagian tak terpisahkan dari proses reproduksi, kata Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia DKI Jakarta (IDAI Jaya) dr Badriul Hegar SpA (K) (Kompas, 1 April 2006). Ada berbagai macam alasan yang dikemukakan para ibu untuk tidak memberikan ASI eksklusif, misalnya karena sang ibu bekerja sehingga tidak sempat menyusui bayi secara teratur. Saya sengaja memberi susu formula sejak awal, karena nanti setelah cuti hamilnya habis kan saya enggak bisa memberi ASI secara teratur lagi, ujar Dewi (31), pialang saham, yang baru saja melahirkan anak pertamanya sebulan lalu. Belum terbiasanya masyarakat memberikan ASI eksklusif kepada bayi ini menjadi celah pemasaran yang bisa dimanfaatkan produsen susu formula. Selain itu, para produsen juga memberi iming-iming berbagai vitamin dan zat gizi tambahan ke dalam produk mereka, seperti DHA dan AA, yang sering diklaim dapat membantu perkembangan otak bayi. Ada dalam ASI Menurut dr IG Ayu Pratiwi Surjadi SpA,MARS, anggota Satuan Tugas ASI IDAI Jaya, DHA (docosahexaenoic acid) dan AA (arachidonic acid/asam arakidonat) memang sangat dibutuhkan bayi, khususnya dalam dua tahun pertama perkembangannya. Otak manusia sebenarnya sudah terbentuk 90 persen saat lahir. Setelah kelahiran kemudian terjadi mielinisasi dan sinaptogenesis dalam otak, papar dokter yang akrab dipanggil Tiwi ini. Proses mielinisasi adalah pembentukan selaput mielin atau selimut serabut saraf yang membutuhkan laktosa atau zat gula dari susu. Sementara proses sinaptogenesis adalah proses pembentukan susunan sistem saraf pusat yang membutuhkan DHA dan AA. Namun, zat-zat tersebut baru aktif bila ada enzim yang menyertai. Laktosa baru aktif dalam proses mielinisasi jika ada enzim laktase yang menyertai, sementara DHA/AA baru aktif dalam sinaptogenesis saat ada enzim lipase karena DHA/AA pada dasarnya adalah asam lemak, ungkap Tiwi. Tiwi menambahkan, baik laktosa maupun DHA/AA hanya hadir lengkap dengan enzim-enzimnya dalam ASI. Susu formula jenis apa pun, semahal apa pun, meski dibuat semirip mungkin dengan ASI, tetap saja tak ada enzimnya. Jadi, satu-satunya nutrisi terbaik untuk bayi memang hanya ASI, katanya. Tiwi menambahkan, akibat gencarnya promosi susu formula, banyak anggota masyarakat yang mengira DHA/AA tak terkandung dalam ASI. Jadi, tolong tekankan DHA/AA yang terbaik itu justru ada di dalam ASI. Komponen apa pun yang dipromosikan ada di dalam susu formula, semuanya sudah ada di ASI, kata Tiwi. Mitos dan promosi Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Husna Zahir juga mengatakan, pihaknya sama sekali tidak merekomendasikan pemberian susu formula kepada bayi. Susu formula hanya diberikan dalam kondisi-kondisi
Ida Arimurti PENGARUH TERPAAN IKLAN SUSU FORMULA
fyi.. - Original Message - From: ghozansehat [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, October 13, 2006 11:04 AM Subject: [info] PENGARUH TERPAAN IKLAN SUSU FORMULA PENGARUH TERPAAN IKLAN SUSU FORMULA LANJUTAN UNTUK PERTUMBUHAN TERHADAP TINGKAT PEMBERIAN SUSU FORMULA LANJUTAN PADA BALITA (Studi Pada Ibu-Ibu Rumah Tangga Yang Memberikan Susu Formula Lanjutan Untuk Pertumbuhan Balita Usia 6-18 Bulan di Kelurahan Gedog Kecamatan Sananwetan Kotamadya Blitar) Oleh: Sumiasih (98220012) Social Science Dibuat: 2003-05-31 , dengan 3 file(s). Keywords: IKLAN SUSU FORMULA, BALITA Perkembangan pertelevisian khususnya televisi swasta telah membawa konsekuensi logis pada semua aspek kehidupan tidak terkecuali pada dunia usaha. Dunia usaha telah memanfaatkan sarana televisi untuk menunjang keberhasilan usahanya yang ditandai dengan persaingan iklan yang kian marak dan inovatif. Susu formula sebagai salah satu produk dunia usaha tidak ketinggalan ikut serta mengiklankan produknya. Seringnya iklan yang ditayangkan di televisi sedikit banyak pasti berpengaruh terhadap pola perilaku masyarakat. Dari latar belakang di atas penulis tertarik meneliti pengaruh terpaan iklan susu formula lanjutan untuk pertumbuhan terhadap tingkat pemberian susu formula lanjutan pada balita oleh ibu-ibu rumah tangga yang memberikan susu lanjutan untuk pertumbuhan balita usia 6-18 bln di Kelurahan Gdog Kecamatan Sananwetan Blitar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh terpaan iklan susu formula lanjutan untuk pertumbuhan terhadap tingkat pemberian susu formula lanjutan pada balita oleh ibu-ibu rumah tangga yang memberikan susu lanjutan untuk pertumbuhan balita usia 6-18 bln di Kelurahan Gedog. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian eksplanatif. Adapun dasar penelitiannya adalah penelitian survey. Populasi penelitian ini adalah ibu-ibu rumah tangga yang memberikan susu formula lanjutan untuk pertumbuhan balita di Kelurahan Gedog Kecamatan Sananwetan Kotamadya Blitar yaitu berjumlah 272 orang. Penentuan sampel menggunakan purpossive sampling yang berjumlah 50 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Teknik analisa data menggunakan analisis statistik regresi linier sederhana dengan rumus Y= a bx. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara terpaan iklan susu formula lanjutan untuk pertumbuhan terhadap tingkat pemberian susu formula lanjutan oleh ibu-ibu rumah tangga yang memberikan susu lanjutan untuk pertumbuhan di desa Gedog terhadap balitanya. Pengaruh tersebut dapat dijelaskan dengan merujuk pada hasil analisis regresi linier dimana R2 sebesar 0,315 atau sebesar 31.5% Hasil ini menunjukkan bahwa sebanyak 31.5% variabel dependen (Tingkat Pemberian Susu formula lanjutan untuk pertumbuhan Pada Balita) dapat dijelaskan oleh variabel independen (Iklan Susu formula lanjutan). Sedangkan sebanyak 63.5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Dengan demikian terbukti Hi diterima dan Ho ditolak. Adapun besar pengaruh terpaan iklan susu formula lanjutan untuk pertumbuhan terhadap tingkat pemberian susu formula lanjutan pada balita setelah dianalisis dengan rumus regresi linier sederhana masuk dalam katagori sedang. Ditinjau dari sisi teoritis, terbukti bahwa teori ATR yang mengatakan bahwa khalayak/pemirsa dapat dipengaruhi oleh iklan terbukti sudah. Dengan tiga tahap yaitu Awerenes (menggugah kesadaran), Trial (mempengaruhi untuk mencoba), dan Reinforcement (pemantapan). Penelitian ini menunjukkan bahwa responden tergugah kesadarannya bahwa pada era ini telah terdapat sebuah produk susu formula lanjutan yang mempunyai kandungan isi atau formulasi yang mendekati air susu ibu, sehingga bisa digunakan secara efektif sebagai pengganti air susu ibu. Pada tahap selanjutnya khalayak baik secara sadar maupun tidak berusaha mencoba produk tersebut dan pada akhirnya khalayak memiliki kemantapan sikap untuk menggunakan produk tersebut secara tetap terlepas dari beberapa alasan penggunaan produk tersebut. Hubungi kami: DL Name: Universitas Muhammadiyah Malang PublisherID: JIPTUMM Organization: Universitas Muhammadiyah Malang Contact: Nasar Address: Jl. Raya Telogomas No. 246 City: Malang Region: Jawa Timur Country: Indonesia Phone: +62-341-464318 ext 151 Fax: Admin Email: [EMAIL PROTECTED] CKO Email: [EMAIL PROTECTED] sumber: http://digilib.itb.ac.id/go.php?id=jiptumm-gdl-s1-2003-sumiasih98-183q=susu+formula Itu saja survey th 2003..di 'sono'. Kira-kira di jakarta atau jabodetabek gimana yah? Ada yg punya datanya...??? salam ASI, bapakeghozan
Ida Arimurti Kabar Gembira vs Kabar Sedih= Draft RPP Susu Formula
- Original Message - From: ghozansehat [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, December 01, 2006 10:02 AM Subject: Hot News == Kabar Gembira vs Kabar Sedih= Draft RPP Susu Formula Dear all Mohon maaf pagi-pagi sudah menuh2in inbox. Intinya sih mau curhat saja melihat potret kehidupan ini. Kebetulan kemarin libur, saya sempatkan jalan-jalan ke kota dengan naik kereta ekonomi bekasi-jakarta Rp1500...untuk membeli spare part mesin cuci yg sudah tidak berfungsi lagi selama pemakaian 10th. Perjalanan saat berangkat mengasyikan.keringat saling bertempelan dengan para pemburu rupiah. Perjalanan saat pulang tragis...menyedihkan...prihatin. Persis didepan mata jarak 5m, kereta ekonomi yg parkir di stasiun jakarta kota, entah mengapa...rem blog atau tidak.menabrak pembatas.duarrr...kontan orang yg di dalam mau turun juga berjatuhan...Alhamdulillah tidak ada korban jiwacoba kalau sampai nyelonong masuk ke kantor stasiun yg saat itu ramai sekali..duh sedih sekali Dimana safetynya...PT.KAI jelek sekali...tidak memperdulikan unsur keselamatan...lah wong pembatas saat kereta parkir saja cuma batu bata plesteran biasahmm Jarak 1KM setelah kerata berangkat meninggalkan jakarta kotaanak kecil jatuhduh...kalau toh selamat..pasti kepal bocor atau patah tulang.lah wong kereta kenceng...dan betapa sedihnya...kereta ngga berhenti...seakan nyawa tidak ada harganya di jagad jakarta ini...hkejadian didepan mata...saya sedh tdk bisa berbuat apa2 juga. Itu sedikit wajah kota jakartasmoga kita yang masih punya hati nuarani..bisa berbuat semampu yg kita bisa.berdoa...atau apalah. Sebentar...saya sambil nyruput kopi...badan terasa agak flu. Kabar gembiranya : Perjalanan saya habiskan untuk membaca koran tempo sisa/ siang harga 1000rupiah saja. Ada yg sangat menark buat sayadan juga semoga bermanfaat buat kita bersama Tempo edisi Cetak, Kamis 30 Nov 2006, Hal A7. Saya kutip sedikit yg penting saja : Menurut Menkes Ibu Siti, survei demografi kesehatan Indonesia Tahun 1997 dan 2002. PEMBERIAN ASI KEPADA BAYI 1JAM SETELAH LAHIR MENURUN DARI 8% MENJADI 3.7% SAJA(sedih..) SEMENTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF SELAMA 6 BULAN MENURUN DARI 42.2% MENJADI 39,5% SAJA...(duh...) SEMENTARA PENGGUNAAN SUSU FORMULA MENINGKAT TAJAM DARI 10.8% MENJADI 32.5%..(mau nyalahin siapa..) Apa yg bisa kita perbuat? Kalau ngga salah disini banyak 'penggede-penggede' yg dekat sama orang pemerintahmungkin bisa lewat tangan beliau. Yuk kita salurkan aspirasi kita...entah itu dalam bentuk tanda tangankonsensusatau apalah istilahnya.saya ngga tahu wong cuma buruh.kan Insya Allah akan ada ulang tahuan milisops...bocoransupaya banyak yg datang bikin konsesus...bukan politik loh...awas.. Kita desak pemerintah segera mengesahkan DRAF RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMASARAN SUSU FORMULA. Nah Kalau sp's pemgin tahu Drafnya seperti apa...ini ada beberapa Point Penting : # Pasal 2 Label susu formula bayi (0-6bulan) antara lain HARUS mencantumkan : - Pemberian susu Formula bayi akan menghambat produksi ASI - Susu formula bayi hanya dpt diberikan atas rekomendasi dokter, bidan, atau ahli gizi yang berkompeten. Tambahan dari saya atau dari yg lain silakan : - Kandungan susu formula sulit diserap bayi, sehingga bisa menyebabkan sembelit atau bahkan diare. - dan msh banyak lagi.. # Pasal 3 Label susu formula lanjutan (6-12bulan) antara lain HARUS mencantumkan : - ASI adalah makanan yg terbaik untuk bayi - Tidak cocok untuk bayi yang berumur di bawah 5bulan Nah disini harusnya tambah lagi menurut pikiran bodoh saya loh : - kan sudah 6bulan harusnya kan MPASI...susu formula bukan yg utama lagi kan kalau sudah ikut Piramida makanan sehat(cmiiw) - silakan tambahkan lagi # Pasal 5 Susu formula DILARANG mencantumkan : - Gambar atau tulisan yang mengidealkan penggunaan susu formula, sehingga memberi dorongan agar ibu tidak menyusui bayi - Gambar atau tulisan yg menyatakan produk ini dpt digunakan sebagai pengganti ASI # Pasal 8 - DILARANG melakukan promosi dengan cara memberikan potongan harga atau menggratiskan susu formula, dot dan botol - DLARANG melakukan promosi kepada TENAGA KESEHATAN, PEMILIK DAN MANAJEMEN sarana kesehatan dan Ibu hamil, ibu Nifas, Ibu Menyusui dan anggota keluarga lainnya serta masyarakat umum # Pasal 9 Susu formula , dot dan botol TIDAK BOLEH DI IKLANKAN MELALUI MEDIA APAPUN DAN DALAM BENTUK APAPUN kecuali media cetak khusus kesehatan yang diperuntukan bagi kalangan tenaga kesehatan # Pasal 19 Pelanggar akan dikenai sanksi administratif berupa PERINGATAN LISAN, TERTULIS MAKSIMAL 3 KALI DALAM WAKTU 6 BULAN, denda bagi sarana kesehatan sebesar Rp200juta dan pelaku usaha Rp 200~300juta serta pencabutan izin edar. Yuk Kita KRITISI SATU-SATU DEMI ANAK-ANAK KITA...KELUARGA KITA...SAUDARA-SAUDARA KITA
Ida Arimurti ASI saya basi gak sih ?!
- Original Message - From: Luluk Lely Soraya I Sent: Thursday, June 22, 2006 4:33 PM Subject: [Artikel] ASI saya basi gak sih ?! Dear SPs, Untuk ibu yg sering memerah ASInya dan menyimpannya di kulkas seringkali menemukan ASI peras/pompanya yg telah disimpan beberapa saat di kulkas berbau asam atau tampa bersabun. Nah sebetulnya jika penampakan ASI spt ini, basi gak sih ASInya ?! Coba deh cari jawabannya di artikel dibawah ini. Keep breastfeed ! Luluk = http://www.breastfeeding.com/helpme/helpme_asklc_ans135.html ASIku basi ! Ditranslate dari artikel Frozen Breastmilk Stinks! NAMA IBU: Susan NAMA BAYI : Gia UMUR BAYI: 6 bulan PERTANYAAN: Saya ingin bertanya tentang ASI peras yg dibekukan. Saat saya kembali bekerja, saya membuat stok ASI dalam freezer. Ketika saya cairkan, saya mencium bau aneh seperti bau logam. Saat saya coba rasakan ternyata memang rasanya spt logam. ASI tsb terasa gak enak, meskipun tidak asam. Tadinya saya pikir karena ASInya masih beku. Namun saat ASI tsb dicairkan, rasa dan baunya sama, spt logam. Akhirnya saya putuskan untuk membuang ASI tsb. Keesokannya saya mulai membuat stok ASI lagi dan saya memastikan menyimpannya dalam wadah yg baik (kantung khusus ASI dari Medela). Namun yg terjadi hal yg sama, hingga akhirnya saya buang lagi. Saya jadi bingung apakah ASI saya memang bermasalah ?! Padahal ASI yg baru diperas tidak memiliki bau ataupun rasa spt itu. JAWABAN : Dear Susan, Kemungkinan masalahnya ada di ASInya ataupun freezer tempat menyimpan ASI. Beberapa ibu memiliki ASI dengan kandungan lipase lebih banyak dari ibu-ibu lainnya. Enzim lipase ini akan memecahkan lemak dalam ASI. Ini lah yg menyebabkan rasa dan bau dari ASI menjadi jelek. Sekarang coba lakukan eksperimen ini. Coba didihkan ASI sebentar saja. Kemudian bekukan ASI tsb. Setelah itu pernahkah anda mencoba memberikannya ke bayi anda ? Hampir dapat dipastikan bayi anda tidak peduli dg perubahan rasa tsb. (Berbeda jika kita mencoba beberapa susu formula dalam kurun waktu singkat, bayi relatif akan menolaknya). Pertanyaan selanjutnya, apakah anda menaruh ASI beku di dinding freezer ?! Jika ya, bisa jadi hal ini yg membuat rasa dan bau dari ASI berubah. Apalagi jika kulkas anda memiliki siklus defrost yg otomatis. Jangan pernah menaruh ASI pada dinding freezer. Satu hal lagi, tahukah anda bahwa ASI dapat disimpan di refrigerator (kulkas bawah) selama 8 hari?! OK selamat mencoba ! Cher Sealy RN, BSN, IBCLC, Diterjemahkan bebas oleh Luluk Lely Soraya I, March 2006 = ASI peras/pompa saya berbau tidak sedap. Apa yg harus saya lakukan ? Ditranslate dari artikel My expressed breastmilk doesn't smell fresh. What can I do? http://www.kellymom.com/bf/pumping/lipase-expressedmilk.html Pada dasarnya ASI memang memiliki rasa dan bau yg agak asam - mirip dengan susu sapi yg diasamkan. Jika ASI anda berbau agak asam, maka ASI tsb relatif aman diberikan ke bayi. Jika anda kerapkali menemukan ASI peras yg didinginkan berbau atau terasa tidak sedap, cobalah utk memeriksa kembali tatacara menyimpan ASI anda selama ini. Hal ini untuk memastikan apakah ada hal-hal yg dapat mempengaruhi rasa ataupun bau dari ASI : ยท Wadah penyimpanan: Berbagai wadah tempat penyimpanan yg tidak mudah rusak sebaiknya digunakan utk menyimpan ASI. Seperti botol kaca, botol plastik, ataupun kantung khusus ASI. Wadah terbaik adalah yg terbuat dari kaca atau food-grade polypropylene atau polybutylene. Kantung dari polyethylene (spt bottle liners) kurang menyimpan nutrien ataupun kandungan imun dari ASI. Tidak sebaik wadah yg terbuat dari kaca ataupun polybutylene. (Jones Tully 2005). a.. Jika anda menggunakan botol susu (yg terbuat dari plastik), cobalah untuk menggunakan kantung khusus ASI. b.. Jika anda biasa menggunakan plastik, cobalah menggunakan kaca. a.. Kondisi saat menyimpan : a.. Apakah anda berencana utk membekukan ASI ? Jika anda tidak berencana utk memberikan ASI peras pd bayi anda dalam 5-8 hari kedepan, segeralah bekukan ASI begitu selesai diperah. Saat memberikan, segera berikan ke bayi anda segera setelah dicairkan (tapi sebaiknya 24 jam). b.. Pastikan wadah tempat ASI tertutup rapat, sehingga bau dari makanan di kulkas tidak masuk ke dalam ASI. Cobalah menaruh satu kantung berisi baking soda di dalam kulkas atau freezer untuk membantu menyerap bau dari kulkas. c.. Simpanlah ASI pada BAGIAN BELAKANG refrigerator (kulkas bawah) atau freezer, BUKAN di pintu kulkas. Jangan menyimpan ASI pada dinding freezer yg memiliki otomatis defrost. d.. Apakah freezer cukup dingin ? Jika anda menyimpan es krim dalam freezer dan es krim tsb beku, maka temperatur dari freezer tsb benar. Ini artinya freezer bekerja dg baik. Beberapa ibu mendapatkan ASI beku nya ataupun ASI yg disimpan di refrigerator selama beberapa waktu, berbau atau terasa spt sabun, asam atau bahkan tengik. Meskipun para