Ida Arimurti KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) PEKERJA WANITA

2007-07-08 Terurut Topik ghozansehat

- Original Message - 
From: ghozansehat [EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, March 31, 2007 9:01 AM
Subject: [artikel] KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN TENTANG PENINGKATAN
PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) PEKERJA WANITA


KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN
TENTANG
PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI)
PEKERJA WANITA

Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI

I. PENDAHULUAN
Dalam kondisi pembangunan kearah industrialisasi dimana persaingan pasar
semakin ketat, sangat diperlukan tenaga kerja yang sehat dan produktif.
Searah
dengan hal tersebut kebijakan pembangunan di bidang kesehatan ditujukan
untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat, termasuk
masyarakat pekerja.
Masyarakat pekerja mempunyai peranan  kedudukan yang sangat penting
sebagai pelaku dan tujuan pembangunan, dimana dengan berkembangnya IPTEK
dituntut adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan mempunyai
produktivitas yang tinggi hingga mampu meningkatkan kesejahteraan dan daya
saing di era globalisasi.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2003, pekerja di Indonesia
mencapai
100.316.007 dimana 64,63% pekerja laki-laki dan 35,37% pekerja wanita.
Wanita
yang bekerja sesungguhnya merupakan arus utama di banyak industri. Mereka
diperlakukan sama dari beberapa segi, hanya dari segi riwayat kesehatan
mereka
seharusnya diperlakukan berbeda dengan laki-laki dalam hal pelayanan
kesehatan. Pekerja wanita dituntut untuk meningkatkan kemampuan dan
kapasitas
kerja secara maksimal, tanpa mengabaikan kodratnya sebagai wanita.
Sesuai dengan kodratnya, pekerja wanita akan mengalami haid, kehamilan,
melahirkan dan menyusui bayi. Untuk meningkatkan kualitas SDM, dimulai sejak
janin dalam kandungan, masa bayi, balita, anak-anak sampai dewasa. Pemberian
Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik bagi peningkatan
kualitas
SDM sejak dini yang akan menjadi penerus bangsa. ASI merupakan makanan
yang paling sempurna bagi bayi. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat
gizi
yang bernilai gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan
syaraf dan otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit dan
mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya.
Mengingat pentingnya pemberian ASI bagi tumbuh kembang yang optimal baik
fisik maupun mental dan kecerdasannya, maka perlu perhatian agar dapat
terlaksana dengan benar. Faktor keberhasilan dalam menyusui adalah dengan
menyusui secara dini dengan posisi yang benar ,teratur dan eksklusif. Oleh
karena
itu salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana ibu yang
bekerja
dapat tetap memberikan ASI kepada bayinya secara eksklusif sampai 6 (enam)
bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2(dua) tahun. Sehubungan
dengan hal tersebut telah ditetapkan dengan Kepmenkes RI No.
450/MENKES/IV/2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif
pada bayi Indonesia. Program Peningkatan Pemberian ASI (PP-ASI) khususnya
ASI eksklusif mempunyai dampak yang luas terhadap status gizi ibu dan bayi.

Untuk mendukung Deklarasi Innocenti 1990 (Italia) tentang perlindungan,
promosi
dan dukungan terhadap pemberian ASI, telah dilaksanakan beberapa kegiatan
penting, yakni pencanangan Gerakan Nasional PP-ASI ole Bp. Presiden pada
tahun 1990, Gerakan Rumah Sakit dan Puskesmas Sayang Bayi yang telah
menghasilkan sekitar 50-70% rumah sakit sayang bayi pada RS pemerintah dan
sekitar10 - 20% pada RS swasta.
Pada Pekan ASI Sedunia tahun 1993 diperingati dengan tema Mother Friendly
Workplace atau Tempat Kerja Sayang Bayi, menunjukan bahwa adanya perhatian
dunia terhadap peran ganda ibu menyusui dan bekerja.
Menyusui adalah hak setiap ibu tidak terkecuali ibu yang bekerja, maka agar
dapat
terlaksananya pemberian ASI dibutuhkan informasi yang lengkap mengenai
manfaat dari ASI dan menyusui serta bagaimana melakukan manajemen laktasi.
Selain itu diperlukan dukungan dari pihak manajemen, lingkungan kerja dan
pemberdayaan pekerja wanita sendiri.
II. KEADAAN DAN MASALAH
Pemberian ASI di Indonesia belum dilaksanakan sepenuhnya. Upaya
meningkatkan perilaku menyusui pada ibu yang memiliki bayi khususnya ASI
eksklusif masih dirasa kurang. Permasalahan yang utama adalah faktor sosial
budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan kesehatan dan petugas
kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung PP-ASI, gencarnya promosi susu
formula dan ibu bekerja.
Dari data SDKI 1997 cakupan ASI eksklusif masih 52%, pemberian ASI satu jam
pasca persalinan 8%, pemberian hari pertama 52,7%. Rendahnya pemberian ASI
eksklusif menjadi pemicu rendahnya status gizi bayi dan balita.
Dari survei yang dilaksanakan pada tahun 2002 oleh Nutrition  Health
Surveillance System (NSS) kerjasama dengan Balitbangkes dan Helen Keller
International di 4 perkotaan (Jakarta, Surabaya, Semarang, Makasar) dan 8
perdesaan (Sumbar, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Sulsel),
menunjukan bahwa cakupan ASI eksklusif 4-5 bulan di perkotaan antara 4%-12%,
sedangkan dipedesaan 4%-25%. Pencapaian ASI eksklusif 5-6 bulan

Ida Arimurti RPP Pemasaran Susu Formula == RPP Pemberian ASI = Mandek, Pembahasan Pengaturan Pemasaran Susu Formula

2007-07-08 Terurut Topik ghozansehat

fyi...




 - Original Message - 
 From: ghozansehat [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Saturday, March 10, 2007 12:43 PM
 Subject: FYI = RPP Pemasaran Susu Formula == RPP Pemberian ASI =
Mandek,
 Pembahasan Pengaturan Pemasaran Susu Formula


  dear all
 
  cukup tertegun membaca berita ini.
 
  ada apa gerangan
 
  ada yang tahu draf RPP Pemberian ASI ini...???
 
  hm
 
  salam prihatin,
  bapakeghozan
 
 
 
   Mandek, Pembahasan Pengaturan Pemasaran Susu Formula
 
 
 
  JAKARTA - KCM, Pengaturan promosi dan pemasaran susu formula serta
makanan
 pendamping ASI yang akan diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP), kini
sudah
 sampai pada pembahasan terakhir. Namun judul RPP yang semula RPP
Pemasaran
 Susu Formula, berubah menjadi RPP Pemberian ASI. Dikhawatirkan PP ini
 tidak dapat menjadi landasan untuk menindak pelanggaran yang kini banyak
 terjadi.
 
  Kekhawatiran tersebut disampaikan oleh Koalisi LSM Peduli ASI di Jakarta
 (7/3). Menurut Agus Pambagyo dari Visi Anak Bangsa, dalam pembahasan
dengan
 beberapa departemen dan instansi terkait lainnya, banyak permasalahan yang
 muncul terutama terkait dengan judul RPP yang memakai kata Pemasaran.
 
  Perdebatan muncul karena RPP yang dikeluarkan Depkes harusnya mengatur
 tentang kesehatan saja, padahal RPP ini menggunakan kata pemasaran yang
 menjadi domain Departemen Perdagangan, bukan DepKes, di lain pihak yang
 diatur adalah makanan yang merupakan kewenangan BPOM, ujarnya.
 
  Munculnya RPP ini sendiri semula berangkat dari keprihatinan banyak
pihak
 akan semakin gencarnya promosi PASI (Pendamping Air Susu Ibu) yang
 menyebabkan penurunan jumlah bayi yang mendapat ASI ekslusif. Apa kita
rela
 bayi-bayi kita menjadi bayi botol?, tanya Dr Dien Sanyoto, Ketua Badan
 Kerja Peningkatan Penggunaan ASI (BKPP-ASI).
 
  Meski pemerintah sudah memiliki aturan tentang pemasaran PASI yakni
 Kepmenkes 237/1977, namun dirasa tidak memadai karena isinya hanya
mengenai
 pemberian ASI saja, bukan pemasarannya.
 
  Kepmen ini tidak bicara bagaimana agar para ibu bisa menangkal
gencarnya
 pemasaran PASI yang tidak etis. Seharusnya dokter memberikan informasi
yang
 berimbang kepada para ibu mengenai ASI, tapi banyak dokter yang justru
 menganjurkan ibu memberi bayinya susu formula, kata Emmy LS, dari Yayasan
 KAKAK.
 
  Berdasarkan monitoring pemasaran PASI yang dilakukan oleh BKPP-ASI di
 tahun 2005 terhadap 52 sarana kesehatan, 30 tempat penjualan dan wawancara
 35 ibu dengan bayi berusia kurang dari 3 tahun, hampir semua peraturan
Kode
 Internasional dilanggar oleh produsen PASI Indonesia.
 
  Dari monitoring kami di tahun 2003 dan 2005, ada 14 produsen susu dan
16
 produsen dot bayi yang melanggar, tetapi tidak ada yang ditindak.
Sebenarnya
 dari Kepmen yang lama sudah bisa ditindak, tapi tidak ada satupun yang
 dihukum, paling-paling hanya diberi teguran, ini karena tidak ada
peraturan
 yang khusus mengatur mengenai pemasarannya, kata Dien.
 
  Menurut Kode Internasional, yang termasuk dalam jenis pengganti ASI
(PASI)
 adalah susu formula, susu lanjutan, susu khusus, sereal, jus, campuran
sayur
 dan teh bayi, termasuk juga botol dan dot bayi. Produk-produk PASI
tersebut
 seharunya tidak boleh melakukan iklan dan promosi kepada publik,
berpromosi
 melalui institusi kesehatan, serta dilarang memberikan sampel dan suplai
 gratis. Para produsen itu gencar beriklan dan iklannya menyesatkan, kata
 Dien.
 
  Karenanya, koalisi LSM Peduli ASI mendesak agar judul RPP seharusnya
 mencakup tidak saja proses pemberian ASI tetapi juga pelarangan promosi
dan
 pemasaran PASI. Termasuk di dalamnya adalah pengaturan mengenai pemasaran
 lewat lembaga kesehatan dan tenaga profesional kesehatan.
 
 
  Penulis: An
 
  link: http://www.kompas.com/ver1/Kesehatan/0703/07/153313.htm
 
 




Ida Arimurti Waspadai Promosi Susu Formula

2007-07-08 Terurut Topik ghozansehat
fyi...

- Original Message - 
From: ghozansehat [EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, May 21, 2007 12:49 PM
Subject: [news] Waspadai Promosi Susu Formula


 Dear all

 Namun, zat-zat tersebut baru aktif bila ada enzim yang menyertai.
Laktosa baru aktif dalam proses mielinisasi jika ada enzim laktase yang
menyertai, sementara DHA/AA baru aktif dalam sinaptogenesis saat ada enzim
lipase karena DHA/AA pada dasarnya adalah asam lemak, ungkap Tiwi. 

 Saya prihatin sekali dengan generasi bangsa yang sejak piyik sudah dicocok
oleh pseudoiklan, pseudoscience...dan sederek kepalsuan lainnya.

 Sementara draft rpp pemasaran susu formula yang konon katanya berubah
menjadi Draft Pemberian ASI semakin hari semakin bias dan bahkan tidak jelas
juntrungannya.

 Info terakhir dari Pak Agus Pambagyo Saat ini RPP msh dlm pembahasan
antara Dephukham dan team Depkes. Tgl 3 Mei akan ada mtg lagi tp mmg isinya
blm memuaskan kami para pegiat ASI

 Terus masih mau sampai kapan

 Sampai bangkrut dan ribut rumah tangga gara-gara gajinya hanya cukup buat
beli susu formula anaknya saja.

 Bahwa ASI terbaik untuk bayi sampai dengan usia 6bulan masih kalah santer
dengan promosi susu formula untuk anak usia 6bulan yg sudah sanggat
meresahkan...membabi buta..bahkan dengan tipu daya AA/ DHA...dan
melanggar kode etik internasional

 Ampun dec

 salam prihatin,
 bapakeghozan--artikel ini semakin memperpanjang daftar artikel
pembohongan publik secara sistemik.

 Waspadai Promosi Susu Formula




 Dewasa ini makin banyak pilihan produk dan merek susu formula untuk bayi
berusia di bawah enam bulan. Meski begitu, sebaiknya orangtua yang memiliki
bayi pada usia tersebut harus ekstra hati-hati saat hendak memutuskan
memilih susu formula.

 Sudah sangat sering diulas oleh dokter anak maupun ahli gizi anak bahwa
satu-satunya makanan terbaik untuk bayi berusia 0 hingga 6 bulan adalah air
susu ibu (ASI). Bahkan para ahli sangat menyarankan agar para ibu memberikan
ASI eksklusif atau tak memberi asupan makanan apa pun kepada bayi kecuali
ASI selama enam bulan pertama sejak bayi lahir.

 Sayangnya, pemberian ASI eksklusif ini belum jadi gaya hidup keluarga di
berbagai lapisan masyarakat. Padahal, menyusui merupakan cara terbaik dan
paling ideal dalam pemberian makanan bayi baru lahir dan bagian tak
terpisahkan dari proses reproduksi, kata Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia
DKI Jakarta (IDAI Jaya) dr Badriul Hegar SpA (K) (Kompas, 1 April 2006).

 Ada berbagai macam alasan yang dikemukakan para ibu untuk tidak memberikan
ASI eksklusif, misalnya karena sang ibu bekerja sehingga tidak sempat
menyusui bayi secara teratur. Saya sengaja memberi susu formula sejak awal,
karena nanti setelah cuti hamilnya habis kan saya enggak bisa memberi ASI
secara teratur lagi, ujar Dewi (31), pialang saham, yang baru saja
melahirkan anak pertamanya sebulan lalu.

 Belum terbiasanya masyarakat memberikan ASI eksklusif kepada bayi ini
menjadi celah pemasaran yang bisa dimanfaatkan produsen susu formula. Selain
itu, para produsen juga memberi iming-iming berbagai vitamin dan zat gizi
tambahan ke dalam produk mereka, seperti DHA dan AA, yang sering diklaim
dapat membantu perkembangan otak bayi.

 Ada dalam ASI

 Menurut dr IG Ayu Pratiwi Surjadi SpA,MARS, anggota Satuan Tugas ASI IDAI
Jaya, DHA (docosahexaenoic acid) dan AA (arachidonic acid/asam arakidonat)
memang sangat dibutuhkan bayi, khususnya dalam dua tahun pertama
perkembangannya. Otak manusia sebenarnya sudah terbentuk 90 persen saat
lahir. Setelah kelahiran kemudian terjadi mielinisasi dan sinaptogenesis
dalam otak, papar dokter yang akrab dipanggil Tiwi ini.

 Proses mielinisasi adalah pembentukan selaput mielin atau selimut serabut
saraf yang membutuhkan laktosa atau zat gula dari susu. Sementara proses
sinaptogenesis adalah proses pembentukan susunan sistem saraf pusat yang
membutuhkan DHA dan AA.

 Namun, zat-zat tersebut baru aktif bila ada enzim yang menyertai. Laktosa
baru aktif dalam proses mielinisasi jika ada enzim laktase yang menyertai,
sementara DHA/AA baru aktif dalam sinaptogenesis saat ada enzim lipase
karena DHA/AA pada dasarnya adalah asam lemak, ungkap Tiwi.

 Tiwi menambahkan, baik laktosa maupun DHA/AA hanya hadir lengkap dengan
enzim-enzimnya dalam ASI. Susu formula jenis apa pun, semahal apa pun,
meski dibuat semirip mungkin dengan ASI, tetap saja tak ada enzimnya. Jadi,
satu-satunya nutrisi terbaik untuk bayi memang hanya ASI, katanya.

 Tiwi menambahkan, akibat gencarnya promosi susu formula, banyak anggota
masyarakat yang mengira DHA/AA tak terkandung dalam ASI. Jadi, tolong
tekankan DHA/AA yang terbaik itu justru ada di dalam ASI. Komponen apa pun
yang dipromosikan ada di dalam susu formula, semuanya sudah ada di ASI,
kata Tiwi.

 Mitos dan promosi

 Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Husna Zahir juga
mengatakan, pihaknya sama sekali tidak merekomendasikan pemberian susu
formula kepada bayi.

 Susu formula hanya diberikan dalam kondisi-kondisi

Ida Arimurti PENGARUH TERPAAN IKLAN SUSU FORMULA

2007-07-08 Terurut Topik ghozansehat
fyi..

- Original Message - 
From: ghozansehat [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, October 13, 2006 11:04 AM
Subject: [info] PENGARUH TERPAAN IKLAN SUSU FORMULA


 PENGARUH TERPAAN IKLAN SUSU FORMULA LANJUTAN UNTUK PERTUMBUHAN
TERHADAP TINGKAT PEMBERIAN SUSU FORMULA LANJUTAN PADA BALITA (Studi Pada
Ibu-Ibu Rumah Tangga Yang Memberikan Susu Formula Lanjutan Untuk Pertumbuhan
Balita Usia 6-18 Bulan di Kelurahan Gedog Kecamatan Sananwetan Kotamadya
Blitar)



Oleh: Sumiasih (98220012)
 Social Science
 Dibuat: 2003-05-31 , dengan 3 file(s).

   Keywords: IKLAN SUSU FORMULA, BALITA

   Perkembangan pertelevisian khususnya televisi swasta telah membawa
konsekuensi logis pada semua aspek kehidupan tidak terkecuali pada dunia
usaha. Dunia usaha telah memanfaatkan sarana televisi untuk menunjang
keberhasilan usahanya yang ditandai dengan persaingan iklan yang kian marak
dan inovatif. Susu formula sebagai salah satu produk dunia usaha tidak
ketinggalan ikut serta mengiklankan produknya. Seringnya iklan yang
ditayangkan di televisi sedikit banyak pasti berpengaruh terhadap pola
perilaku masyarakat. Dari latar belakang di atas penulis tertarik meneliti
pengaruh terpaan iklan susu formula lanjutan untuk pertumbuhan terhadap
tingkat pemberian susu formula lanjutan pada balita oleh ibu-ibu rumah
tangga yang memberikan susu lanjutan untuk pertumbuhan balita usia 6-18 bln
di Kelurahan Gdog Kecamatan Sananwetan Blitar.
   Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh terpaan iklan susu formula lanjutan untuk pertumbuhan terhadap
tingkat pemberian susu formula lanjutan pada balita oleh ibu-ibu rumah
tangga yang memberikan susu lanjutan untuk pertumbuhan balita usia 6-18 bln
di Kelurahan Gedog.
   Penelitian ini menggunakan tipe penelitian eksplanatif. Adapun dasar
penelitiannya adalah penelitian survey. Populasi penelitian ini adalah
ibu-ibu rumah tangga yang memberikan susu formula lanjutan untuk pertumbuhan
balita di Kelurahan Gedog Kecamatan Sananwetan Kotamadya Blitar yaitu
berjumlah 272 orang. Penentuan sampel menggunakan purpossive sampling yang
berjumlah 50 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan
dokumentasi. Teknik analisa data menggunakan analisis statistik regresi
linier sederhana dengan rumus Y= a bx.
   Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara
terpaan iklan susu formula lanjutan untuk pertumbuhan terhadap tingkat
pemberian susu formula lanjutan oleh ibu-ibu rumah tangga yang memberikan
susu lanjutan untuk pertumbuhan di desa Gedog terhadap balitanya. Pengaruh
tersebut dapat dijelaskan dengan merujuk pada hasil analisis regresi linier
dimana R2 sebesar 0,315 atau sebesar 31.5% Hasil ini menunjukkan bahwa
sebanyak 31.5% variabel dependen (Tingkat Pemberian Susu formula lanjutan
untuk pertumbuhan Pada Balita) dapat dijelaskan oleh variabel independen
(Iklan Susu formula lanjutan). Sedangkan sebanyak 63.5% dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Dengan demikian
terbukti Hi diterima dan Ho ditolak. Adapun besar pengaruh terpaan iklan
susu formula lanjutan untuk pertumbuhan terhadap tingkat pemberian susu
formula lanjutan pada balita setelah dianalisis dengan rumus regresi linier
sederhana masuk dalam katagori sedang. Ditinjau dari sisi teoritis, terbukti
bahwa teori ATR yang mengatakan bahwa khalayak/pemirsa dapat dipengaruhi
oleh iklan terbukti sudah. Dengan tiga tahap yaitu Awerenes (menggugah
kesadaran), Trial (mempengaruhi untuk mencoba), dan Reinforcement
(pemantapan). Penelitian ini menunjukkan bahwa responden tergugah
kesadarannya bahwa pada era ini telah terdapat sebuah produk susu formula
lanjutan yang mempunyai kandungan isi atau formulasi yang mendekati air susu
ibu, sehingga bisa digunakan secara efektif sebagai pengganti air susu ibu.
Pada tahap selanjutnya khalayak baik secara sadar maupun tidak berusaha
mencoba produk tersebut dan pada akhirnya khalayak memiliki kemantapan sikap
untuk menggunakan produk tersebut secara tetap terlepas dari beberapa alasan
penggunaan produk tersebut.



   Hubungi kami:

DL Name:  Universitas Muhammadiyah Malang
PublisherID: JIPTUMM
Organization:  Universitas Muhammadiyah Malang
Contact:  Nasar
Address:  Jl. Raya Telogomas No. 246
City:  Malang
Region:  Jawa Timur
Country:  Indonesia
Phone:  +62-341-464318 ext 151
Fax:
Admin Email:  [EMAIL PROTECTED]
CKO Email:  [EMAIL PROTECTED]




 sumber:
http://digilib.itb.ac.id/go.php?id=jiptumm-gdl-s1-2003-sumiasih98-183q=susu+formula

 Itu saja survey th 2003..di 'sono'.
 Kira-kira di jakarta atau jabodetabek gimana yah?
 Ada yg punya datanya...???


 salam ASI,
 bapakeghozan




Ida Arimurti Kabar Gembira vs Kabar Sedih= Draft RPP Susu Formula

2007-07-08 Terurut Topik ghozansehat

- Original Message - 
From: ghozansehat [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, December 01, 2006 10:02 AM
Subject: Hot News == Kabar Gembira vs Kabar Sedih= Draft RPP Susu Formula


 Dear all

 Mohon maaf pagi-pagi sudah menuh2in inbox.

 Intinya sih mau curhat saja melihat potret kehidupan ini.

 Kebetulan kemarin libur, saya sempatkan jalan-jalan ke kota dengan naik
kereta ekonomi bekasi-jakarta Rp1500...untuk membeli spare part mesin cuci
yg sudah tidak berfungsi lagi selama pemakaian 10th.

 Perjalanan saat berangkat mengasyikan.keringat saling bertempelan
dengan para pemburu rupiah.

 Perjalanan saat pulang tragis...menyedihkan...prihatin.

 Persis didepan mata jarak 5m, kereta ekonomi yg parkir di stasiun jakarta
kota, entah mengapa...rem blog atau tidak.menabrak
pembatas.duarrr...kontan orang yg di dalam mau turun juga
berjatuhan...Alhamdulillah tidak ada korban jiwacoba kalau sampai
nyelonong masuk ke kantor stasiun yg saat itu ramai sekali..duh sedih
sekali

 Dimana safetynya...PT.KAI jelek sekali...tidak memperdulikan unsur
keselamatan...lah wong pembatas saat kereta parkir saja cuma batu bata
plesteran biasahmm

 Jarak 1KM setelah kerata berangkat meninggalkan jakarta kotaanak kecil
jatuhduh...kalau toh selamat..pasti kepal bocor atau patah
tulang.lah wong kereta kenceng...dan betapa sedihnya...kereta ngga
berhenti...seakan nyawa tidak ada harganya di jagad jakarta
ini...hkejadian didepan mata...saya sedh tdk bisa berbuat apa2
juga.

 Itu sedikit wajah kota jakartasmoga kita yang masih punya hati
nuarani..bisa berbuat semampu yg kita bisa.berdoa...atau apalah.

 Sebentar...saya sambil nyruput kopi...badan terasa agak flu.

 Kabar gembiranya :

 Perjalanan saya habiskan untuk membaca koran tempo sisa/ siang harga
1000rupiah saja.

 Ada yg sangat menark buat sayadan juga semoga bermanfaat buat kita
bersama

 Tempo edisi Cetak, Kamis 30 Nov 2006, Hal A7.

 Saya kutip sedikit yg penting saja :

 Menurut Menkes Ibu Siti, survei demografi kesehatan Indonesia Tahun 1997
dan 2002.

 PEMBERIAN ASI KEPADA BAYI 1JAM SETELAH LAHIR MENURUN DARI 8% MENJADI 3.7%
SAJA(sedih..)
 SEMENTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF SELAMA 6 BULAN MENURUN DARI 42.2%
MENJADI 39,5% SAJA...(duh...)
 SEMENTARA PENGGUNAAN SUSU FORMULA MENINGKAT TAJAM DARI 10.8% MENJADI
32.5%..(mau nyalahin siapa..)

 Apa yg bisa kita perbuat?

 Kalau ngga salah disini banyak 'penggede-penggede' yg dekat sama orang
pemerintahmungkin bisa lewat tangan beliau.

 Yuk kita salurkan aspirasi kita...entah itu dalam bentuk tanda
tangankonsensusatau apalah istilahnya.saya ngga tahu wong cuma
buruh.kan Insya Allah akan ada ulang tahuan
milisops...bocoransupaya banyak yg datang bikin konsesus...bukan
politik loh...awas..

 Kita desak pemerintah segera mengesahkan DRAF RANCANGAN PERATURAN
PEMERINTAH TENTANG PEMASARAN SUSU FORMULA.

 Nah Kalau sp's pemgin tahu Drafnya seperti apa...ini ada beberapa Point
Penting :

 # Pasal 2
 Label susu formula bayi (0-6bulan) antara lain HARUS mencantumkan :
 - Pemberian susu Formula bayi akan menghambat produksi ASI
 - Susu formula bayi hanya dpt diberikan atas rekomendasi dokter, bidan,
atau ahli gizi yang berkompeten.

 Tambahan dari saya atau dari yg lain silakan :
 - Kandungan susu formula sulit diserap bayi, sehingga bisa menyebabkan
sembelit atau bahkan diare.
 - dan msh banyak lagi..

 # Pasal 3
 Label susu formula lanjutan (6-12bulan) antara lain HARUS mencantumkan :
 - ASI adalah makanan yg terbaik untuk bayi
 - Tidak cocok untuk bayi yang berumur di bawah 5bulan

 Nah disini harusnya tambah lagi menurut pikiran bodoh saya loh :
 - kan sudah 6bulan harusnya kan MPASI...susu formula bukan yg utama
lagi kan kalau sudah ikut Piramida makanan sehat(cmiiw)
 - silakan tambahkan lagi

 # Pasal 5
 Susu formula DILARANG mencantumkan :
 - Gambar atau tulisan yang mengidealkan penggunaan susu formula, sehingga
memberi dorongan agar ibu tidak menyusui bayi
 - Gambar atau tulisan yg menyatakan produk ini dpt digunakan sebagai
pengganti ASI

 # Pasal 8
 - DILARANG melakukan promosi dengan cara memberikan potongan harga atau
menggratiskan susu formula, dot dan botol
 - DLARANG melakukan promosi  kepada TENAGA KESEHATAN, PEMILIK DAN
MANAJEMEN sarana kesehatan dan Ibu hamil, ibu Nifas, Ibu Menyusui dan
anggota keluarga lainnya serta masyarakat umum

 # Pasal 9
 Susu formula , dot dan botol TIDAK BOLEH DI IKLANKAN MELALUI MEDIA APAPUN
DAN DALAM BENTUK APAPUN kecuali media cetak khusus kesehatan yang
diperuntukan bagi kalangan tenaga kesehatan

 # Pasal 19
 Pelanggar akan dikenai sanksi administratif berupa PERINGATAN LISAN,
TERTULIS MAKSIMAL 3 KALI DALAM WAKTU 6 BULAN, denda bagi sarana kesehatan
sebesar Rp200juta dan pelaku usaha Rp 200~300juta serta pencabutan izin
edar.



 Yuk Kita KRITISI SATU-SATU DEMI ANAK-ANAK KITA...KELUARGA
KITA...SAUDARA-SAUDARA KITA

Ida Arimurti ASI saya basi gak sih ?!

2007-07-09 Terurut Topik ghozansehat

- Original Message - 
From: Luluk Lely Soraya I 
Sent: Thursday, June 22, 2006 4:33 PM
Subject: [Artikel] ASI saya basi gak sih ?!


Dear SPs,

Untuk ibu yg sering memerah ASInya dan menyimpannya di kulkas seringkali 
menemukan ASI peras/pompanya

yg telah disimpan beberapa saat di kulkas berbau asam atau tampa bersabun.

Nah sebetulnya jika penampakan ASI spt ini, basi gak sih ASInya ?!

Coba deh cari jawabannya di artikel dibawah ini.

Keep breastfeed !

Luluk

=

http://www.breastfeeding.com/helpme/helpme_asklc_ans135.html

ASIku basi !

Ditranslate dari artikel Frozen Breastmilk Stinks!

NAMA IBU: Susan

NAMA BAYI : Gia 

UMUR BAYI: 6 bulan

PERTANYAAN: 

Saya ingin bertanya tentang ASI peras yg dibekukan. Saat saya kembali bekerja, 
saya membuat stok ASI dalam freezer. Ketika saya cairkan, saya mencium bau aneh 
seperti bau logam. Saat saya coba rasakan ternyata memang rasanya spt logam. 
ASI tsb terasa gak enak, meskipun tidak asam. Tadinya saya pikir karena ASInya 
masih beku. Namun saat ASI tsb dicairkan, rasa dan baunya sama, spt logam. 
Akhirnya saya putuskan untuk membuang ASI tsb. Keesokannya saya mulai membuat 
stok ASI lagi dan saya memastikan menyimpannya dalam wadah yg baik (kantung 
khusus ASI dari Medela). Namun yg terjadi hal yg sama, hingga akhirnya saya 
buang lagi. Saya jadi bingung apakah ASI saya memang bermasalah ?! Padahal ASI 
yg baru diperas tidak memiliki bau ataupun rasa spt itu.

JAWABAN :

Dear Susan,

Kemungkinan masalahnya ada di ASInya ataupun freezer tempat menyimpan ASI. 
Beberapa ibu memiliki ASI dengan kandungan lipase lebih banyak dari ibu-ibu 
lainnya. Enzim lipase ini akan memecahkan lemak dalam ASI. Ini lah yg 
menyebabkan rasa dan bau dari ASI menjadi jelek.

Sekarang coba lakukan eksperimen ini. Coba didihkan ASI sebentar saja. Kemudian 
bekukan ASI tsb. Setelah itu pernahkah anda mencoba memberikannya ke bayi anda 
? Hampir dapat dipastikan bayi anda tidak peduli dg perubahan rasa tsb. 
(Berbeda jika kita mencoba beberapa susu formula dalam kurun waktu singkat, 
bayi relatif akan menolaknya).

Pertanyaan selanjutnya, apakah anda menaruh ASI beku di dinding freezer ?! Jika 
ya, bisa jadi hal ini yg membuat rasa dan bau dari ASI berubah. Apalagi jika 
kulkas anda memiliki siklus defrost yg otomatis. Jangan pernah menaruh ASI pada 
dinding freezer. 

Satu hal lagi, tahukah anda bahwa ASI dapat disimpan di refrigerator (kulkas 
bawah) selama 8 hari?! OK selamat mencoba !

Cher Sealy RN, BSN, IBCLC, 

Diterjemahkan bebas oleh Luluk Lely Soraya I, March 2006

=
ASI peras/pompa saya berbau tidak sedap. Apa yg harus saya lakukan ?

Ditranslate dari artikel My expressed breastmilk doesn't smell fresh. What can 
I do?

http://www.kellymom.com/bf/pumping/lipase-expressedmilk.html

Pada dasarnya ASI memang memiliki rasa dan bau yg agak asam - mirip dengan susu 
sapi yg diasamkan. Jika ASI anda berbau agak asam, maka ASI tsb relatif aman 
diberikan ke bayi. 

Jika anda kerapkali menemukan ASI peras yg didinginkan berbau atau terasa tidak 
sedap, cobalah utk memeriksa kembali tatacara menyimpan ASI anda selama ini. 
Hal ini untuk memastikan apakah ada hal-hal yg dapat mempengaruhi rasa ataupun 
bau dari ASI :

ยท Wadah penyimpanan: Berbagai wadah tempat penyimpanan yg tidak mudah rusak 
sebaiknya digunakan utk menyimpan ASI. Seperti botol kaca, botol plastik, 
ataupun kantung khusus ASI. Wadah terbaik adalah yg terbuat dari kaca atau 
food-grade polypropylene atau polybutylene. Kantung dari polyethylene (spt 
bottle liners) kurang menyimpan nutrien ataupun kandungan imun dari ASI. Tidak 
sebaik wadah yg terbuat dari kaca ataupun polybutylene. (Jones  Tully 2005).

a.. Jika anda menggunakan botol susu (yg terbuat dari plastik), cobalah untuk 
menggunakan kantung khusus ASI.
b.. Jika anda biasa menggunakan plastik, cobalah menggunakan kaca.


a.. Kondisi saat menyimpan : 
a.. Apakah anda berencana utk membekukan ASI ? Jika anda tidak berencana utk 
memberikan ASI peras pd bayi anda dalam 5-8 hari kedepan, segeralah bekukan ASI 
begitu selesai diperah. Saat memberikan, segera berikan ke bayi anda segera 
setelah dicairkan (tapi sebaiknya  24 jam).
b.. Pastikan wadah tempat ASI tertutup rapat, sehingga bau dari makanan di 
kulkas tidak masuk ke dalam ASI. Cobalah menaruh satu kantung berisi baking 
soda di dalam kulkas atau freezer untuk membantu menyerap bau dari kulkas.
c.. Simpanlah ASI pada BAGIAN BELAKANG refrigerator (kulkas bawah) atau 
freezer, BUKAN di pintu kulkas. Jangan menyimpan ASI pada dinding freezer yg 
memiliki otomatis defrost.
d.. Apakah freezer cukup dingin ? Jika anda menyimpan es krim dalam freezer dan 
es krim tsb beku, maka temperatur dari freezer tsb benar. Ini artinya freezer 
bekerja dg baik. 


Beberapa ibu mendapatkan ASI beku nya ataupun ASI yg disimpan di refrigerator 
selama beberapa waktu, berbau atau terasa spt sabun, asam atau bahkan tengik. 
Meskipun para