RE: [is-lam] Hukum Tahlilan (Konsep Islam dalam tata cara penyelenggaraan jenazah dan santunan thd keluarga yang ditinggalkan)

2005-09-09 Terurut Topik Eriko Wistaria Dwi
Title: Message



Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Judul 
Hukum Tahlilan saya coba ganti dengan Judul Konsep Islam dalam tata cara 
penyelenggaraan jenazah dan santunan thd keluarga yang 
ditinggalkan.

Sebenarnya bagaimana sih konsep Islam terhadap judul 
tersebut di atas ?

Yang 
berlaku sekarang di masyarakat kita :

1. 
Tata Cara Penyelenggaraan Jenazah : Dimandikan, Dikafani, Disholatkan dan 
Dikuburkan.
 DimanaBiaya Keempat Rukun 
tersebut harus ditanggung oleh Keluarga yang ditimpa 
musibah.
 Bagaimana kalau mereka miskin ? 
(Ingat kisah pemulung Supriyono)
2. 
Menyediakan hidangan ala kadarnya oleh si keluarga yang ditimpa musibah kepada 
orang yang melayat (takziah)
3. 
Melakukan Tahlilan 7, 40, 100,1000 hari, dimana biaya tiap-tiap melakukan 
tahlilan ditanggung oleh si keluarga yang ditimpa musibah.
4. 
Keluarga yang ditimpa musibah (apabila kepala keluarganya yang meninggal) harus 
banting tulang mencari nafkah bahkan tak jarang banyak anak-anaknya yang 
terlantar, miskin dan tidak mengenyam kehidupan yang layak karena santunan warga 
hanya diberikan ketika tertimpa musibah saja.


Contoh 
Nabi dan Sahabatnya :

1. 
Tata Cara Penyelenggaraan Jenazah dilakukan secara gratis dan sebagai muslim 
turut andil untuk membantunya tanpa mengharap imbalan 
apapun.
2. 
Warga membantu keluarga yang ditimpa musibah dengan memasakkan hidangan untuk 
keluarga yang ditinggalkan.
3. 
Nabi dan sahabat (dalam tarikh dan shirahnya) tidak pernah melakukan tahlilan 7, 
40, 100 dan 1000 hari.
4. 
Kehidupan keluarga yang ditimpa musibah ditanggung sepenuhnya oleh jama'ah / 
warga bukan hanya ketika tertimpa musibah saja akan tetapi kehidupan 
sehari-harinya kemudian.

Nah, 
sekarang tinggal terserah kita, apakah kita mau mencontoh Nabi dan para 
sahabatnya atau tetap pada budaya yang ada pada masyarakat kita 
?

Ada 
masukkan yang lainnya ?

Wassalam,

Eriko 
Wistaria

___
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam


[is-lam] Kekeliruan Pluralisme - Hanya Islam Agama yang Benar!

2005-09-09 Terurut Topik A Nizami
Assalamu ‘alaikum wa rohmatullahi wa barokatuhu

Belakangan ada pendapat yang mengatakan bahwa semua
agama itu sama atau benar, cuma beda “teknis
pelaksanaannya.” Menurut mereka, jika semua penganut
agama, entah itu Yahudi atau Nasrani, beriman, maka
mereka semua masuk surga. Mereka memakai ayat seperti
di bawah ini sebagai argumen mereka:

“Sesungguhnya orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi,
orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa
saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada
Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan
menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka
bersedih hati.” [Al Baqoroh:62]

Pendapat mereka separuh benar. Orang Yahudi, Nasrani,
dan Shabiin yang dimaksud adalah mereka yang hidup
ketika Nabi Muhammad dan Al Qur’an belum diturunkan
dan mereka benar-benar “Beriman kepada Allah.” Pada
saat itu, karena Nabi Muhammad belum ada, mereka
berpegang teguh pada Kitab yang diturunkan pada mereka
tanpa mengubah maknanya atau mentafsirkan sesuai hawa
nafsu mereka serta patuh pada Nabi yang diutus pada
mereka (Daud, Musa, Isa, dan lain-lain).

Begitu Nabi Musa diutus, maka orang yang beriman pada
Allah dan Rasulnya, yaitu Musa, serta beriman dan
menjalankan perintah Taurat, maka mereka adalah orang
yang beriman. Yang ingkar kepada Nabi Musa dan kitab
suci Taurat adalah orang yang kafir.

Begitu Nabi Isa diutus, maka orang yang beriman pada
Allah dan Rasulnya, yaitu Isa, serta beriman dan
menjalankan perintah Injil, maka mereka adalah orang
yang beriman. Yang ingkar kepada Nabi Isa dan kitab
suci Injil adalah orang yang kafir.

Tapi begitu Nabi Muhammad telah diutus kepada mereka,
wajiblah mereka beriman baik kepada Ke-Nabian
Muhammad, maupun pada Kitab Suci Al Qur’an yang
diturunkan Allah. Ini adalah konsekwensi jika mereka
BERIMAN kepada ALLAH. Jika mereka mengingkari, berarti
mereka kafir kepada Allah atau tidak beriman kepada
Allah.

“Dan apabila dikatakan kepada mereka: Berimanlah
kepada Al Qur'an yang diturunkan Allah, mereka
berkata: Kami hanya beriman kepada apa yang
diturunkan kepada kami. Dan mereka kafir kepada Al
Qur'an yang diturunkan sesudahnya, sedang Al Qur'an
itu adalah (Kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang
ada pada mereka. Katakanlah: Mengapa kamu dahulu
membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang
yang beriman?” [Al Baqoroh:91]

Ayat Al Qur’an yang di bawah menegaskan bahwa ketika
Muhammad datang wajiblah seluruh manusia beriman
kepadanya dan mengikuti ajarannya. Jika tidak, berarti
mereka bukan saja kafir kepada Muhammad, tapi juga
kafir kepada Allah. Dengan demikian, mereka bukan lagi
orang yang disebut beriman kepada Allah sebagaimana
yang disebut dalam surat Al Baqoroh ayat 62.

“Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul
(Muhammad) itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran
dari Tuhanmu, maka berimanlah kamu, itulah yang lebih
baik bagimu. Dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu
tidak merugikan Allah sedikitpun) karena sesungguhnya
apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan
Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana.” [An Nisaa’:170]

Ayat Al Bayyinah 1-6 menjelaskan bahwa Ahli Kitab
(kaum Yahudi dan Nasrani) yang mengingkari Nabi
Muhammad dan Al Qur’an sebagai orang yang kafir dan
akan masuk neraka, bukan surga sebagaimana pendapat
segelintir orang:

“Orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang
musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan
meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka
bukti yang nyata,” 

(yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang
membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al
Qur'an),

di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus.

Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang
didatangkan Al Kitab (kepada mereka) melainkan sesudah
datang kepada mereka bukti yang nyata.

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah
Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian itulah agama yang lurus.

Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan
orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam;
mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah
seburuk-buruk makhluk. [Al Bayyinah:1-6]

Allah juga menegaskan bahwa agama yang diterima di
sisi Allah hanyalah Islam:

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah
hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang
telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang
pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang
ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap
ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat
hisab-Nya.” [Ali Imron:19]

Jadi jika kita tidak mengambil ayat Al Qur’an
sepotong-sepotong, niscaya kita dapat lebih memahami
maksud ayat yang sebenarnya. Ibarat puzzle, satu
potong saja tidak bisa memperlihatkan keseluruhan
gambar yang sebenarnya.

Jika ada beberapa ulama atau cendekia Muslim yang
berbeda pendapat, hendaknya kita tidak taqlid atau