Re: [keluarga-islam] Re: halal haram=Kaidah Dasar
makasih ngkong wandi.. hebat juga ngkongku ini.. sekedar memperjelas untuk semua, perlu diketahui bahwa shalat fajar adalah shalat subuh, shalat sunnah fajar adalah shalat qabliyah subuh, ada beberapa pemahaman yg rancu dikalangan muslimin bahwa shalat fajar itu laen lagi dg shalat subuh. wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Yap betul sekali, terimakasih atas koreksinya.. Dan yang dilarang oleh sahabat waktu itu adalah sholat SUNNAH fajar yang lebih dari dua rakaat. Karena Rasulullah tidak pernah melakukan sholat sunnah tersebut lebih dari dua rakaat. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: beda dong antara shalat fajar, dengan shalat sunnah di waktu fajar.. wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Dalam masalah ini pemahaman kita memang berbeda, jadi itu yang seharusnya juga ente fahami... :) Karena perbedaan tersebut, sepertinya masalah ini tidak akan ada habisnya dibahas, diulang dan diulang lagi. Saya hanya berusaha mengemukakan dalil2 ataupun riwayat2 yang saya ketahui yang berkenaan dengan masalah ini. Mengenai kesimpulan akhirnya, silakan anda pikirkan sendiri... Salam :) WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, arland_hmd098 arland_hmd098@ wrote: Assalamu a'laikum wr. wb. Mas Wandy yang diRahmati Allah, Alhamdulillah saya hanya belajar ngaji nguping di masjid- masjid, jikalau pemahaman ada ketidak cocokan, ya mohon dimaklumi saja, nguping sih soalnya ...:) Saya memahami bahwa hadits pertama yang anda sampaikan itu bukan suatu pelarangan secara mutlak dalam sholat fajar lebih dari 2 rakaat. Andaikan anda memahaminya sebagai suatu pelarangan, itu sifatnya khusus, yaitu dalam niat sholatnya itu memang sholat fajar, dan Rasulullah SAW memang tidak pernah lebih dari 2 rakaat dalam melakukan sholat fajar, tapi beliau SAW tidak pernah melarangnya secara tegas untuk tidak melakukan sholat fajar lebih dari 2 rakaat, bahkan Rasulullah SAW mengajurkan memperbanyak sholat sunnah untuk menambal kekurangan pahala/kesempurnaan sholat wajib. Dalam hadits tsb, Kalau saja seandainya seseorang yang ditegur oleh Sa'id bin Musayyab Ra itu mengatakan, saya tidak sholat fajar, saya hanya sholat sunnah mutlak, atau saya sholat qodho atau saya sholat qodho sunnah wudhu dan qodho tahyatul masjid, maka riwayat hadits tsb akan lain lagi. Sa'id bin Musayyab Ra tidak mungkin akan melarangnya. = --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra wandysulastra@ wrote: Wa'alaikum salam wr wb... Bang Arland, bagaimana dengan keterangan berikut: Dari Sa'id bin Musayyab Radhiyallahu 'anhu, bahwa dia melihat seseorang mengerjakan lebih dari dua rakaat shalat setelah terbit fajar. Lalu beliau melarangnya. Maka orang tersebut berkata, Wahai Abu Muhammad (nama panggilan Sa'id bin Musayyab), apakah Allah akan menyiksa saya karena shalat? Ia menjawab : Tidak, tetapi Allah akan menyiksa kamu karena menyalahi Sunnah (HR Baihaqi dalam As- Sunan Al-Kubra II/466) Adakah dalil yang melarangan sholat SUNNAH fajar LEBIH dari dua rakaat? Kenapa sahabat melarang orang melakukan sholat sunnah fajar lebih dari dua rakaat? Itu semua karena sahabat tersebut mengetahui bahwa Rasulullah sepanjang hidupnya mencontohkan melaksanakan sholat Sunnah Fajar HANYA dua Rakaat, walaupun tidak ada dalil yang melarangnya. Diriwayatkan oleh Nafi' Radhiyallahu 'anhu, Seseorang bersin di samping Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhu, lalu ia berkata, 'Alhamdulillah wassalamu 'ala Rasulih (segala puji bagi Allah dan kesejahteraan kepada RasulNya)'. Maka Ibnu Umar berkata, Dan saya mengatakan, Alhamdulillah wassalamu 'ala Rasulillah. Tetapi tidak demikian Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam mengajarkan kami. Beliau mengajarkan agar kami mengatakan, Alhamdulillah 'ala kulli hal (segala puji bagi Allah dalam segala hal) (HR Tirmidzi 2738, Hakim IV/265-266, Harits bin Usamah Al-Baghdadi dalam Musnadnya 200) Bahkan untuk SEKEDAR menjawab bersin pun kita diminta untuk mengikuti apa yang diajarkan Rasulullah. Sufyan bin Uyainah berkata, Saya mendengar bahwa seseorang datang kepada Malik bin Anas Radhiyallahu 'anhu lalu berkata, Wahai Abu Abdullah (nama panggilan Malik), dari mana saya ihram? Ia berkata,
Re: [keluarga-islam] Re: Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?
nah,,,die baru sadar sekarang, elu baru tau kalau otak elu itu masih cakepan otak udang..? hue...he...he..., ini pujian, bukan hinaan, sebab otak orng yg mengkritik hadits adalah otak orang yg murtad, gue ga bilang otak elu murtad, cuma kalah aja ama otak udang. banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Wah baru kusadari di sini selain ada yang mengingari hadits ada juga yang berakal hewan wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: yah.. betul, tapi akal hewan jauh lebih baik dari akal yg mengingkari hadits... banganut [EMAIL PROTECTED] wrote: Perbedaan hewan dengan manusia itu adalah akal, kalau hewan nyerodok saja seperti babi ngak mikir, sedangkan manusia menggunakan akal memahami apa maksud sesungguhnya dari kehendak Allah itu. wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: memang tidak pantas seorang ngaku muslim mengkritik hadits shohih nabi Muhammad saw, naudzubillah.. hewan aja ngerti memuliakan muhammad saw.. Ananto pratikno.ananto@ wrote: ga boleh dikritisi bang... nanti dimarahin ama om wandy...:)) salam, ananto On 1/2/07, banganut banganut@ wrote:Enak sekali ... cukup baca 33 kali dosa terhapus sekalipun sebanyak buih dilautan. Mohon di kritisi ... wassalam anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila pemudasuci@ wrote: Sabda Rasulullah saw : barangsiapa yg membacas setiap selesai shalat subhanallah 33X, lalu alhamdulillah 33X, lalu Allah Akbar 33X maka dihapus dosanya walau sebanyak buih di lautan (Shahih Bukhari) gotholoco gotholoco@ wrote: Kalau dieja atau dilafazkan, tulisan 33 kali adalah Tiga puluh tiga kali. Ini hanya sekedar menghitung-hitung, namun entah mengapa saya kurang paham mengapa Allah SWT berfirman dalam Surat Ar Rahman, dan mengulang-ngulang ayat yang berbunyi: (entah apakah karena manusia sering/suka lupa akan nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya?). Tarjamahan ayat itu adalah: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Sebanyak 30 kali. Maka untuk mengingatkan akan nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita semua maka baca lah tashbih, ingat ayat-ayat yang Allah Swt sendiri ulang-ulang sebanyak 30 kali. Jadi untuk mengucapkan tasyakur bil nikmah, bacalah tashbih tiga puluh tiga kali, (namun percuma juga seh kalau mulut mengucap, kelakuan menguap). Yang jelas kutipan ayat itu dulunya adalah favoritnya Kang Ucup Al Bandungi. (walaupun sekarang mottonya berubah menjadi mencintai tanah air adalah sebagian dari iman). Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto @ wrote: *Mengapa Harus Dibaca 33 Kali?* An-Nisa : 103-104 Sesungguhnya, kalau mau membalik atau membaca acak, mau mengurangi atau menambah tidak ada Nash yang tegas melarang. Masalahnya, bahwa bacaan itu sudah paket dari Nabi Muhammad SAW langsung. Ibarat resep yang sudah jadi dan tinggal menelan saja. Soal kenapa dan kenapa ? Hanya Allah dan RasulNya saja yang mengetahui. Tapi, jika boleh dikira-kira, maka begini: Bacaan tasbih (Subhanallah), adalah ungkapan seorang hamba mensucikan Tuhannya. Tuhan yang Maha Sempurna dan bersih dari segala sifat kurang. Pensucian ini adalah refleksi tulus dengan harapan jiwa hamba tersebut bisa bersih dan tajam melihat maslah, jernih melihat Tuhan, melihat segala pemberian Tuhan. jernih melihat rahmat Tuhan. Dan ternyata Tuhan serba Maha Memeberi, tak terbatas dan tak hitungan. Setelah begitu bersih, begitu jernih mampu melihat betap Tuhan serba memberi, barulah jiwa itu bisa bersyukur, bisa berucap terima kasih, bisa memuji keMaha-MuliaanNya. Memang hanya jiwa yang jernih saja yang mampu bersyukur. Hanya jiwa yang bersih saja yang pandai berterima kasih. Ekspresi berterima kasih itulah diungkap dalam kata-kata al-Hamdu lillah (Segala puji hanya bagai Allah). Ternyata si hamba itu sudah menyadari keadaan dirinya di hadapan Tuhan. Diri seorang hamba yang lemah dan Diri Dzat Tuhan Yang Maha Segala. Tak ada apa-apanya diri ini di hadapan Tuhan. Betapa Maha
[keluarga-islam] Tamu Istimewa
http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=278196kat_id=3 'Tamu Istimewa' itu Yusuf Qaradhawi Pekan ini menjadi waktu yang sangat istimewa bagi warga Indonesia. Seorang tamu istimewa, ulama terpandang, Syekh Yusuf Qaradhawi berkunjung. Tokoh yang buku-bukunya sangat populer di kalangan Muslim Indonesia ini akan bertemu para pemimpin pemerintahan Indonesia, ulama, tokoh ormas, juga masyarakat umum lewat khutbah Jumatnya di Masjid Istiqlal. Hari ini, dijadwalkan ulama yang berkedudukan di Qatar tersebut dijadwalkan bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara. Setelah itu, Syekh Qaradhawi bertemu Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid, dan Ketua DPR, Agung Laksono. Malam harinya, Syekh Qaradhawi akan menghadiri jamuan makan malam dengan para tokoh orpol Islam. Keesokan harinya, penulis buku 'Fatwa-fatwa Kontemporer' ini mengunjungi Pesantren Darunnajah, Jakarta, dan Universitas Islam Negeri (UIN), Syarif Hidayatullah, Jakarta. Selanjutnya, Syekh Qaradhawi menghadiri acara makan malam dengan menteri agama dan para tokoh ormas lintasagama. Pertemuan Syekh Qaradhawi dengan PP Muhammadiyah dan PBNU dijadwalkan berlangsung Kamis (11/1). Pada hari Jumatnya, ulama yang pernah dipenjara oleh pemerintah Mesir ini akan mengisi khutbah Jumat di Istiqlal dan sekaligus bertemu dengan para pimpinan Majelis Ulama Indonesia. Setelah bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla, Syekh Qaradhawi dijadwalkan kembali ke Qatar. Kunjungan ini dilakukan Syekh Qaradhawi untuk memenuhi undangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang sempat berkunjung ke Qatar pertengahan tahun lalu. Dalam kunjungan itu, selain meminta nasihat, Yudhoyono juga mengundang Qaradhawi untuk hadir ke Indonesia. Undanan itu pun disambut sangat positif. ''Saya akan hadir tidak sebagai tamu, karena saya telah lama menjadi bagian dari bangsa Indonesia,'' tutur dia waktu menerima undangan itu. Ucapan itu telah lama menemukan bukti kebenarannya. Ulama yang lahir di Desa Shafth, Turab, Provinsi Manovia, Mesir, pada 1926 ini memang pemikirannya telah banyak dikenal di Indonesia. Sekitar 70 bukunya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Sudah lebih dari 125 judul buku dia tulis untuk menjawab berbagai persoalan terkini yang dihadapi umat. Tak hanya dikenal, fatwa-fatwa Qaradhawi juga mudah dicerna dan diterima berbagai lapisan umat. Qaradhawi dikenal sebagai ulama yang selalu menampilkan Islam secara santun dan moderat. Hal ini membuat berbagai pemikirannya mampu menengahi persoalan-persoalan kontroversial yang kerap menghadirkan titik-titik ekstrem dalam pemikiran Islam. Pandangannya juga tidak terpatok pada satu madzhab pemikiran tertentu. Pandangan yang seperti itu membuat umat Islam menjadi mudah dalam menjalankan agamanya. Pada hakikatnya, Islam memang agama yang memudahkan umat dalam menjalankan perintah-perintah Allah dan Rasul- Nya. Hal inilah yang terus diterjemahkan Qaradhawi melalui berbagai fatwanya yang sangat mudah dicerna. Tak hanya persoalan besar yang dibahas dalam buku-buku Qaradhawi. Hal- hal kecil yang kerap mengundang pertanyaan pun tak pernah lepas dari pemikirannya. Persoalan seperti jabat tangan pria-wanita, menonton televisi, hukum memotret, dan sebagainya, dibahas secara lugas dalam bukunya 'Fatwa-fatwa Kontemporer'. Sedang dalam buku 'Halal Haram dalam Islam', Qaradhawi banyak memberi penjelasan tentang kedua hukum tersebut. Selain dengan makanan, persoalan halal dan haram dalam buku tersebut juga dikaitkan dengan pakaian, rumah, perdagangan, dan sebagainya. Semuanya dibahas sangat rinci dengan pandangan yang menengahi. Adalagi bukunya yang juga banyak dijadikan rujukan, yakni 'Hukum- hukum Zakat'. Dalam buku ini, Qaradhawi memberi banyak penjelasan mengenai zakat profesi. Beberapa waktu lalu, zakat profesi sempat menjadi persoalan yang cukup dibicarakan keabsahannya. Dengan ruukan hadis yang sangat lengkap, penjelasannya soal zakat profesi ini menjadi sangat argumentatif. Persoalan zakat ini memang telah lama menjadi concern dia. Untuk mendapatkan gelar doktor pada 1972, dia menyusun disertasi berjudul 'Zakat dan Dampaknya dalam Penanggulangan Kemiskinan'. Disertasi ini kemudian disempurnakan menjadi Fikih Zakat. Selain dikenal moderat, ulama yang pernah aktif dalam pergerakan Ikhwanul Muslimin ini juga bersikap sangat tegas terhadap kesewenang- wenangan Barat terhadap dunia Islam. Dia ikut menyerukan untuk memboikot produk-produk AS, karena pemerintahan negara tersebut yang banyak berbuat sewenang-wenang terhadap dunia Islam. Eksekusi hukuman gantung terhadap Saddam Hussein juga dikecamnya. Dalam khutbah yang dikutip Gulf Times, dia mengatakan eksekusi yang berlangsung bersamaan dengan perayaan Idul Adha tersebut sangat mengerikan dan sama sekali tidak Islami. ''Saya tidak pernah menjadi pendukung Partai Baath atau pendukung Saddam. Tapi saya tidak bisa terima cara yang ditempuh untuk mengeksekusi Saddam,'' tutur ayah tujuh anak itu. Dia menilai, kematian
Re: [keluarga-islam] SHOLATUL UNSHYI.
http://www.eramuslim.com/usm/shl/4559421b.htm Ass. Wr. wb. Ustadz saya mau nanya tentang shalat hadiah untuk orang tua kita yang telah meninggal dunia. Bagaimana tata caranya dan ayat apa yang paling bagus kita bacakan dan doa yang harus kita bacakan? Mohon bantuannya ustadz. Wasalam Iin Erpianto erpianto at eramuslim.com Jawaban Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Kalau pun ada dalil tentang shalat yang diniatkan untuk hadiah kepada seseorang yang telah wafat, maka shalat itu adalah shalat jenazah. Sedangkan shalat khusus tertentu yang judulnya untuk dihadiahkan kepada orang yang sudah wafat, kami belum menemukan dasar masyru'iyahnya dari sumber-sumber yang valid. Hal ini berbeda dengan berhaji dengan niat untuk dihadiahkan kepada seseorang, baik masih hidup atau sudah wafat, yang memang ada dasar masyru'iyahnya. Istilahnya adalah haji badal. Dari Ibnu Abbas ra. bahwa seorang wanita dari Juhainnah datang kepada Nabi SAW dan bertanya, Sesungguhnya ibuku nadzar untuk hajji, namun belum terlaksana sampai ia meninggal, apakah saya melakukah haji untuknya? Rasul menjawab, Ya, bagaimana pendapatmu kalau ibumu mempunyai hutang, apakah kamu membayarnya? Bayarlah hutang Allah, karena hutang Allah lebih berhak untuk dibayar. (HR Bukhari) Dengan adanya dasar masyru'iyahnya, maka boleh buat kita untuk melakukannya. Semua teknisnya sama persis dengan haji untuk diri sendiri, kecuali niatnya saja yang dikhususkan untuk orang yang dibadalkan. Namun untuk ibadah shalat, kami belum pernah mendengar adanya badal, baik untuk orang yang masih hidup atau pun untuk mereke yang sudah wafat. Baik hubungannya antara orang tua dan anak, atau pun tidak ada hubungannya. Karena itu kami mohon maaf karena tidak bisa menjawab pertanyaan anda. Bahkan kami tidak merekomendasikan anda untuk melakukannya, lantaran belum jelas dasar-dasarnya. Padahal masalah yang anda tanyakan itu benar-benar masalah ibadah mahdhah, yang rujukannya harus pasti dari apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Doa, Ilmu, Amal Jariah dan Bacaan Quran Namun bila anda berniat ingin membahagiakan orang tua yang sudah di alam barzakh, anda masih bisa melakukan banyak hal. Dan tentunya pahalanya akan bisa disampaikan kepada almarhum. Misalnya, anda berdoa memohon kepada Allah SWT agar almarhum di alam kuburnya diberikan kelapangan, cahaya, kenikmatan dan kebahagiaan. Doa yang anda panjatkan ini insya Allah akan dikabulkan, asalkan memenuhi semua syarat dan aturan dalam berdoa. Esensinya bisa dalam bentuk memintakan ampunan kepada Allah SWT, sebagaimana diterangkan dalam hadits berikut ini: Bagaimana pendapatmu kalau saya memohonkan ampun untuk ahli kubur? Rasul SAW menjawab, Ucapkan: (salam sejahtera semoga dilimpahkan kepada ahli kubur baik mu'min maupun muslim dan semoga Allah memberikan rahmat kepada generasi pendahulu dan generasi mendatang dan sesungguhnya -insya Allah- kami pasti menyusul). (HR Muslim) Selain itu anda boleh juga memberi sedekah, infaq atau mengikhlaskan harta kekayaan tertentu di jalan Allah, untuk diniatkan agar pahalanya disampaikan kepada almarhum di alam barzakh. Teknik ini pun jelas dasar masyru'iyahnya dan insya Allah akan disampaikan. Dari Abdullah bin Abbas ra. bahwa Saad bin Ubadah ibunya meninggal dunia ketika ia tidak ada di tempat, lalu ia datang kepada Nabi SAW unntuk bertanya, Wahai Rasulullah SAW sesungguhnya ibuku telah meninggal sedang saya tidak ada di tempat, apakah jika saya bersedekah untuknya bermanfaat baginya? Rasul SAW menjawab, Ya. Saad berkata, Saksikanlah bahwa kebunku yang banyak buahnya aku sedekahkan untuknya. (HR Bukhari). Anda juga bisa memanfaatkan ilmu yang barangkali pernah diajarkan oleh almarhum sejak masih hidup, dalam bentuk apa saja yang penting bermanfaat. Ketika ilmu yang pernah almarhum ajarkan itu menjadi bermanfaat, maka beliau di alam barzakh tetap akan menerima aliran pahala kebajikan dari Allah. Semua hal di atas telah dilandasi dengan sunnah Rasulullah SAW yang telah bersabda: Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah jariyah, anak yang shalih yang mendo'akannya atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya. (HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa'i dan Ahmad). Membaca Al-Quran untuk Orang Meninggal Adapun membaca Al-Quran dengan niat agar pahalanya disampaikan kepada orang yang sudah wafat, memang menjadi perbedaan di kalangan para ulama. Bukan karena tidak ada dalilnya, namun karena dalil itu multi tafsir, bisa ditafsirkan dengan beragam versi.Di antaranya: Dari Ma'qil bin Yasar ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, Bacakanlah surat Yaasiin atas orang yang meninggal di antara kalian. (HR Abu Daud, An-Nasaa'i dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban) Jantungnya Al-Quran adalah surat Yaasiin. Tidak seorang yang mencintai Allah dan negeri akhirat membacanya kecuali dosa-dosanya diampuni. Bacakanlah (Yaasiin) atas orang-orang mati di antara kalian. (ibnu Majah, Ibnu
[keluarga-islam] mafatih al-janna
Mafâtih al-janna shahadatu an lâ ilâha illallâh. The keys to Paradise are the witnessing that there is no god but Allah. Ahmad related it from Mu`adh and Haythami said in Majma` al-zawa'id.
Re: [keluarga-islam] Re: foto saddam
aib sape bos? aibnya saddam, hakim, syiah, sunni ato amrik? On 1/9/07, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: ngapain sih membuka buka aibnya orang? *wandysulastra [EMAIL PROTECTED]* wrote: Beberapa hari lalu saya juga mendapat kiriman rekaman VIDEO eksekusi Saddam dalam format 3GP (kamera hp). Saya coba kirim ke milis ternyata ditolak krn ukuran filenya terlalu besar. Bagi yg berminat bisa lewat japri, ukuran file sekitar 1,5MB. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com keluarga-islam%40yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: assalamu'alaikum... nuwun sewu, saya baru dapet kiriman dari teman, foto eksekusi saddam hussein... bagi yg berminat boleh japri ke saya... atau saya posting ke milis aja... terima attachment ga milis? salam, ananto __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
[keluarga-islam] Keberanian
Keberanian Oleh: KH. A. Mustofa Bisri Keberanian adalah sesuatu yang anda perlukan agar anda dapat berdiri dan berbicara, tapi ia juga sesuatu yang anda perlukan agar anda dapat duduk dan mendengarkan.
[keluarga-islam] (Do'a of the Day) 20 Dzulhijjah 1427H
Bismillah irRahman irRaheem In the Name of Allaah, The Most Gracious, The Most Kind Subhanalladzi sakh-khara lana hadza wama kunna lahu muqrinin wainna ila robbina lamunqalibun Maha suci zat yang merendahkan bagiku ini kendaraan dan tiada aku padanya bisa menundukkan dan sesungguhnya pada rabb kami dikembalikan
[keluarga-islam] Re: SHOLATUL UNSHYI.
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: semua amal ibadah boleh dihadiahkan kepada yg sudah wafat kok, sunnah, Nash nya jelas dan shahih, dan para Muhaddisin melakukannya, kirim amal pd yg wafat. kalau shalat ini gue baru denger neh, au deh.. ngeri kalo blm tau sumbernye. Kata Ngkong: Loh, kenapa harus ngeri... Katanya kalau bermanfaat dan baik bagi muslimin kan jadi bid'ah hasanah... Kenapa juga harus mikirin ada nash yang jelas dan shahih, yang pentingkan hasanah, karena yang namanya bid'ah (walaupun hasanah) pasti tidak memiliki nash yang jelas dan shahih. Kalau nashnya jelas dan shahih sih itu namanya bukan bid'ah... :) Anda yang bingung, atau saya yang bingung ya... Disatu sisi anda menyadari bahwa yang namanya ibadah memerlukan nash yang jelas dan shahih. Tapi disisi lain anda juga memahami bahwa ada bid'ah hasanah dalam urusan agama. Seperti pada masalah dzikir setelah sholat yang dalam hadits disebutkan masing2 berjumlah 33x dapat menghapus dosa. Anda berkata kita harus menerimanya apa adanya, dan jangan dipikirkan dengan logika. Padahal kalau kita berprinsip ada bid'ah hasanah, bukankah kalau dirubah hitungannya menjadi lebih banyak misalnya 1000x, hal itu termasuk bid'ah yang hasanah...? Kalau istilah bid'ah hasanah itu diterapkan bukan pada urusan agama, nah itu baru pas. Setiap segala penemuan baru yang selaras dengan al- quran dan sunnah, maka hal itu akan menjadi bid'ah hasanah, jika sebaliknya hal itu akan menjadi bid'ah sayyiah. Dan untuk urusan non agama, kita memang tidak memerlukan dalil yang jelas karena asalnya mubah, yang penting tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Sunnah. Jadi kalau anda meyakini adanya bid'ah hasanah dalam ibadah, seharusnya anda tidak memerlukan lagi dalil yang jelas dan shahih. Karena yang namanya bid'ah tentu tidak akan memiliki dalil yang jelas. Kalau begitu berarti petunjuk dan contoh Rasulullah dalam beribadah baik yang wajib maupun yang sunah boleh diikuti, boleh juga tidak. Mau mengikuti Rasulullah boleh, mau merekayasa dan membuat ibadah model baru juga boleh, yang penting baik dan bermanfaat. Contohnya seperti ibadah model baru yang diciptakan oleh seorang mantan petinju beberapa waktu lalu yaitu sholat dengan dwi bahasa. Dia berkilah walaupun hal itu adalah hal baru, tapi apa yang dilakukannya adalah baik dan bermanfaat (bid'ah hasanah) dan TIDAK ADA satu dalil pun yang melarangnya. Seharusnya para Ulama mendukungnya ya, bukan malah melarangnya Terus kalau begitu, kira-kira buat apa ya dahulu Rasulullah mewanti- wanti kita untuk BERPEGANG TEGUH kepada SUNNAHnya dan Sunnah Khulafaur Rasyidin kalau pada akhirnya kita boleh BERIBADAH semaunya...?
Re: {Disarmed} Re: [keluarga-islam] Baca berita di DETIK Com..Astagfirulloh...
soale lawan wajib adalah haram yak... :) bagi yg ga ngerjain wajib, maka dosa dan nyemplung ke neraka... kalo pake jilbab, wajib apa sunnah muakkadah bos?? salam, ananto On 1/7/07, bos gila [EMAIL PROTECTED] wrote: shalat fardhu tidak wajib di masjid. tapi sunnah muakkadah.. enak aje nambah2in yg fardhu semaunya.. *Ahmadi Agung [EMAIL PROTECTED]* wrote: Caranya, MUDAH TOBAT. MAKMUR-kan MASJID Sholat wajib yg benar. Benar dlm arti yg BENAR-BENAR..TEPAT WAKTU bagi yg pria, HARUS selalu sholat wajib berjama'ah di Masjid Trus Sholat Sunnah yg rajin.Sholat malam ( Qiyamul lail ) yg rajin. Nah, sehabis menjalankan semua Sholat wajib maupun Sholat Sunnah, Mohon AMPUN pada ALLAH swt, berdo'a mohon petunjuk pada ALlah swt, agar Pesawat Adam air seluruh BENCANA yg melanda negara Indonesia di angkat alias di SUDAHI.. Tapiii. Ada Tapi - nya. Salam JIHAD AL-Pacitan -Original Message- *From:* keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] s.com]*On Behalf Of *Ananto sampeyan ada saran ga bijimane caranya nemuin ntu barang? -- This message has been scanned for viruses and dangerous content by *MailScanner* http://www.mailscanner.info/, and is believed to be clean. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
[keluarga-islam] Indonesia adalah Negara GUNDUL APEX
Indonesia sesungguhnya adalah negara Yg amat indah kaya raya, jika di kelola dng baik benar. Sayang seribu sayang, semua oknum pemimpin yg silih berganti memimpin negara Indonesia, mental-nya mental MALOS alias MALING JONGOS... Sehingga Negara Indonesia menjadi Negara GUNDUL APEX hingga saat ini... Zaman Soekarno Presiden Soekarno pernah me- ngibuli Daud Beureh dng kata- kata manisnya begini . ...Aduh kang Mas, saya minta bantuan-nya untuk melawan Penjajah Belanda , nanti jika Indonesia merdeka, Aceh akan saya beri otonomi kusus..., begitu kurang lebih kata-kata Soekarno pada Daud Beureuh waktu itu... Eh begitu Indonesia Merdeka, Soekarno ternyata NGGEDOBOS alias Ngibul alias Ingkar Janji Boro-boro Aceh di kasih otonomi kusus, tapi Daud Beureuh malah di musuhi. Zaman Soeharto Lain lagi ceritanya... Jutaan macam Ulah Soeharto dng GOLAR ARBA-nya yg amat sangat menyakiti rakyat, bahkan terlalu banyak jika di sebutkan satu-persatu. Soeharto menjadikan Negara Indonesia bak tanah warisan milik dia pribadi seperti tanah warisan dari Embah -nya.. Setelah Soeharto berhasil meng-KUDETA Soekarno mengirim Soekarno beserta sebagian besar pendukung-nya ke liang kubur, Soeharto tahun demi tahun terus mbalelo dng Ulah gendeng-nya. Bersambung, kalo ada waktu... Salam AL-Pacitan -- This message has been scanned for viruses and dangerous content by MailScanner, and is believed to be clean.