[keluarga-islam] Ilmu Rohani

2008-01-03 Terurut Topik sirrull-asrar
Bismillahirrahmaanirrahim
 
Ilmu Rohani

Ilmu rohaniah atau ilmu rohani adalah ilmu mengenai roh.Yakni ia mengkaji, 
memerhati, mengesan dan menilai tentang perjalanan roh.Perkataan rohaniah itu 
berasal daripada perkataan 'ruhun'.Apakah yang dikatakan roh itu? Untuk mencari 
jawapannya marilah bersama-sama saya mengembara ke alam rohani ini,dengan izin 
Allah SWT.Moga-moga saudara-saudari juga turut sama dapat memahaminya melalui 
pengembaraan kerohanian ini. Untuk itu mari kita kenali apa itu roh. 

Roh terbahagia kepada dua iaitu: 
1. Ruhul hayah
2. Ruhul tamyiz

RUHUL HAYAH
Ruhul hayah terdapat pada semua makhluk termasuk manusia, jin, malaikat, 
binatang dan setiap benda yang bernyawa. Mengikut kajian ahli biologi atau para 
saintis, pokok-pokok kayu juga ada roh. Begitu juga pada semua jamadat seperti 
batu, kayu dan sebagainya. 

RUHUL TAMYIZ
Ruhul tamyiz (ruhul amri) lebih dikenali sebagai akal. Ia tidak wujud pada 
binatang tetapi hanya wujud pada manusia, malaikat dan jin. Dengan adanya roh 
tamyiz inilah maka malaikat,jin dan manusia menjadi makhluk yang mukalaf. Yakni 
mereka dipertanggungjawabkan untuk membangunkan syariat. Mereka memikul beban 
untuk membangunkan apa yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi segala 
larangan-Nya. Sebaliknya roh tamyiz atau ruhul amri itu tidak ada pada 
binatang. Binatang hanya ada ruhul hayah dan nafsu tanpa akal. Ia hanya 
memiliki roh yang membolehkan seseorang atau binatang itu hidup dengan izin 
Allah. 

Jadi roh tamyiz ini tidak ada pada binatang dan seluruh jamadat. Oleh kerana 
itulah binatang dan jamadat itu tidak mukalaf dan tidak diwajibkan membangunkan 
syariat. Ia tidak terlibat melaksanakan perintah suruh dan menjauhi perintah 
larang dari Allah SWT. Bagi para malaikat, manusia dan jin, mereka wajib 
melaksanakan perintah suruh dan menjauhi larangan dari Allah.Dengan lain 
perkataan, mereka dianggap makhluk yang mukalaf yang mesti bertanggungjawab 
kepada Allah kerana adanya ruhul tamyiz ini.

Roh tamyiz terkenal dengan sebutan akal. Hadis ada meriwayatkan: 
Maksudnya: Ketika Allah menciptakan akal, Dia memanggil akal itu dan akal itu 
pun datang. Dia menyuruh akal itu pergi maka pergilah ia. 
Kemudian Allah berfirman kepada akal: 'Demi kebesaran dan kemuliaan-Ku, Aku 
tidak menciptakan sesuatu makhluk yang lebih Aku sayangi daripada kamu. Dan 
tidak Aku sempurnakan kamu melainkan pada orang yang Aku cintai. Kepadamulah 
Aku akan menyuruh, melarang dan menyeksa serta memberi pahala'. (Riwayat 
Abdullah bin Imam Ahmad) 

Inilah yang membezakan antara manusia, jin dan malaikat dengan lain-lain 
makhluk yang hanya semata-mata ada ruhul hayah. Umpamanya binatang, ia tidak 
mukalaf. Sebab itu pada binatang walaupun ia berbuat baik, tidak diberi pahala. 
Ia berbuat jahat pun tidak berdosa. Maka bila mati mereka jadi tanah.Ke Syurga 
tidak, ke Neraka pun tidak.

Tetapi ketiga-tiga makhluk ini yakni manusia, jin dan malaikat,oleh kerana 
memiliki akal atau ruhul amri maka mereka akan dibalas sama ada ke Syurga 
dengan rahmat-Nya atau ke Neraka dengan keadilan-Nya. Kalau mereka berbuat baik 
akan diberi pahala. Sebaliknya bila berbuat jahat, mereka berdosa dan akan 
dicampakkan ke Neraka. Selama ini kita mungkin jarang mendengar tentang istilah 
roh tamyiz ini. Mungkin kita hanya biasa mendengar tentang istilah roh atau 
ruhul hayah sahaja.Ruhul hayah yang ada pada binatang, manusia, malaikat dan 
jin, kiranya ia keluar dari badan, mereka akan mati. Kalau ia keluar dari 
malaikat, malaikat akan mati. Begitu juga kalau ia keluar dari jin, jin akan 
mati. Kalau ia keluar dari haiwan, haiwan itu juga akan mati. Kerana ruhul 
hayah ini menjadi penyebab pada manusia dan lain-lain makhluk itu hidup. 

Manakala roh tamyiz pula, kalau ia keluar dari badan manusia, manusia tidak 
akan mati. Sebaliknya ia akan pergi ke alam-alam lain. Mungkin dapat melihat 
alam malakut, dapat melihat alam roh, dapat melihat alam ghaib, dapat melihat 
alam kubur, dapat melihat alam Akhirat, dapat melihat alam jin, dapat melihat 
alam malaikat, alam yang seni-seni (alam mawaraa-ulmaddah - ) iaitu dapat 
melihat alam di luar material(kebendaan) ini dengan izin Allah. 

Ini yang berlaku apabila roh tamyiz keluar dari jasad sama ada keluar di waktu 
kita tidur atau secara jaga. Kiranya roh tamyiz itu keluar di waktu seseorang 
itu sedang tidur, dia akan dapat mimpi. Bila ia jumpa roh yang suci, seseorang 
itu akan dapat mimpi yang baik-baik. Tetapi apabila roh tamyiz itu bertemu 
dengan ruhul khabitah (roh yang jahat) ia akan berjumpa dengan jin yang jahat, 
syaitan, iblis atau benda-benda yang menakutkan.

Jika ruhul tamyiz ini keluar di waktu jaga, secara yakazah, dia akan 
dikasyafkan iaitu tabir yang bersifat maddiah dibuka atau diangkat. Ia akan 
dapat melihat alam malaikat, alam jin, alam kubur, dapat membaca hati orang dan 
Allah memperlihatkan hakikat manusia itu sendiri atau melihat benda-benda yang 
jauh darinya seperti manusia lain yang tidak semajlis dengannya.Mungkin 

[keluarga-islam] Re: Mohon Doa Restu

2008-01-03 Terurut Topik kang nceps
Insya Alloh menjadi keluarga yang barokah, diridhoi dan di rahmati,
semoga dimudahkan perjalanan hidupnya

wassalam
KnC
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, sam ari [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Subhanalloh, Alhamdulillah, Astagfirullah
  
 Assalamualaikum.wr.wb
  
 Bersama ini saya mohon bantuan doa dan restu agar acara pernikahan
kami bisa sukses dan memperoleh keridhoan dari Allah SWT sehingga kami
bisa menjadi keluarga yang sakinah, ma waddah, wa rahmah amien
  
 wassalam
 Naufal
 
 
  
__ 
 Tired of visiting multiple sites for showtimes? 
 Yahoo! Movies is all you need
 http://sg.movies.yahoo.com





Re: [keluarga-islam] Hukum Mengikuti Natalan

2008-01-03 Terurut Topik Febriana-Capem Graha
Kok Attachnya ga bisa dibuka ?

  - Original Message - 
  From: raflisamin 
  To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, January 02, 2008 5:04 PM
  Subject: RE: [keluarga-islam] Hukum Mengikuti Natalan



  Ini lampirannnya dikrim lagi, Insya Allah bisa dibuka.





  Salam,












--

  From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of 
Febriana-Capem Graha
  Sent: Thursday, December 27, 2007 5:07 AM
  To: keluarga-islam@yahoogroups.com
  Cc: [EMAIL PROTECTED]
  Subject: Re: [keluarga-islam] Hukum Mengikuti Natalan



  Maaf, attachnya kok ga bisa dibuka ?



- Original Message - 

From: raflisamin 

To: [EMAIL PROTECTED] ; keluarga-islam@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] 

Sent: Wednesday, December 19, 2007 5:26 PM

Subject: [keluarga-islam] Hukum Mengikuti Natalan



Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Terlampir kami sampaikan Fatwa MUI tentang peringatan natal.

Salam,

RF



   

[keluarga-islam] Re: Fw: Pitutur kaping 6#

2008-01-03 Terurut Topik abu afi

Buat yg suka kata-kata bijak produk Jawa nih,..
  Free kok dari www.aporisma.com, tiap hari euy..
  
abu afi [EMAIL PROTECTED] wrote:
  To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Pitutur kaping 6#
From: aporisma pitutur jowo [EMAIL PROTECTED]

 /* custom stuff */.text{border: 1px solid #CC;
}div#contentblock table td.newsflash { padding:0px;}
.footerblock {}.user2block {}.user1block {  
  }.rightblock {}.contentblock {/*background: 
url(../images/back.jpg) repeat-x;*/}.centerblock {} 
   .leftblock {}.pathway{ background:   
url(../images/silver_background.jpg) repeat-x; color:#FF;  
vertical-align:middle; padding: 0px 0px 0px 5px;}
a.pathway:link,a.pathway:visited{ color:#00;}
a.pathway:hover{color:#FF;}.user{height: 150px; 
   background-color:#FF9900;border-bottom: solid 1px #9DA6B3;margin: 
0px 0px 0px 0px;}a.user4:link,a.user4:visited{ 
color:#00; font-family:Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; 
font-size:10px;
 font-weight:normal;}a.user4:hover{ color:#FF; 
text-decoration:none;}.top_user{}.user4{}   
 .header { height: 111px; background: url(../images/mambo_header.jpg) 
no-repeat;}/* working my way up */.content_box {
/*background: url(../images/back.jpg) repeat-x;*/background-color: #FF; 
padding: 4px; border-top: solid 1px #9DA6B3;}.search_box   
{ padding: 10px;}#silver_date { float:  right; 
width: 320px; text-align: right; padding: 3px 10px 0px 0px; 
font-size: 11px; font-weight: bold; color: #ff; white-space: 
nowrap;}#silver_menu { overflow: hidden; height: 26px; 
width: 400px; float: left; padding: 0px;}#silver_toolbar {  
   width: 100%;}.silver_box { width: 100%; border-top: 
solid 1px #9DA6B3; border-bottom: solid 1px #9DA6B3;  
   text-align: center; background: url(../images/silver_background.jpg) 
repeat-x; padding: 0px 0px 0px 0px;}.middle_box { padding: 
4px; border-left: solid 1px #9DA6B3; background-color: #99; 
border-top: solid 1px #9DA6B3;}.right_box { padding: 4px; 
border-left: solid 1px #9DA6B3; background-color: #FFCC00; border-top: 
solid 1px #9DA6B3;}.searchblock { color: #00;}  
.top_right_box { border-left: solid 1px #9DA6B3;  background-color: 
#FF9900; padding: 0px;}.page_bg { background-color:#CC; 
padding: 20px 0px 20px 0px; margin: 0px; border: 0px;}
.big_frame { width: 798px;}/* required stuff */
#content-pane .tab-page {}.contentpane {}
.contentpaneopen {background: url(../images/back.jpg) repeat-x;   
text-align: left; width: 100% !important; width: 98%;   
  padding: 0px; margin: 0px 0px 0px 0px;}.small { 
font-size: 10px; color: #33; font-weight: normal; padding-top: 
10px; text-align: left;}.modifydate { font-size: 10px; 
color: #33; font-weight: normal; padding-top: 10px; text-align: 
left;}.createdate { line-height: 15px; font-size: 10px; 
color: #33; font-weight: normal; vertical-align: top;   
display: block;}.contentheading {vertical-align: middle;
font-size: 12px; font-weight: bold; color: #99; 
font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: left; 
text-indent: 0px; width: 100%; height: 20px;   border-bottom: 1px 
dashed #00; /*text-transform: uppercase;*/}
.contentpagetitle { font-size: 13px; font-weight: bold; color: 
#00; text-align:left;}/* For content item titles that are
 hyperlink instead of Read On */a.contentpagetitle:link, 
a.contentpagetitle:visited { vertical-align: middle; font-size: 11px;   
  font-weight: bold; color: #99; font-family: Verdana, Arial, 
Helvetica, sans-serif; text-align: left; text-indent: 0px; width: 
100%;  }a.contentpagetitle:hover { color: #FF;}
table.moduletable { width: 100%; margin: 0px 0px 10px 0px; 
border-left: solid 0px   #00; border-right: solid 0px #00;  
border-top: solid 0px #00; border-bottom: solid 0px #00;}   
 table.moduletable th { vertical-align: middle; font-size: 11px; 
font-weight: bold; color: #00; text-align: left; text-indent: 
10px; 

[keluarga-islam] Kibr

2008-01-03 Terurut Topik ***hajikhan***
 
   
  
   
  'Abdullah ibn Mas'ood (May Allah be pleased with him) reported 
  from the Prophet (sallallahu alayhe wa salam) that he said: 
  A person who has an atom's weight of pride (kibr) 
   in his heart will not enter Paradise.
  A person asked: But one does like to wear good clothes and shoes! 
  The Prophet (sallallahu alayhe wa salam) replied: 
  Indeed Allah is beautiful and loves beauty! 
  Pride means to reject the truth and to look down on others! 
  {Saheeh Muslim, Vol. 1, No. 164} 
  
   


Bls: [keluarga-islam] Ilmu Rohani

2008-01-03 Terurut Topik Mawardi Nuris
Makasih atas infonya, semoga bermanfaat,  zaidan jauhari : www.attintour.com


Bismillahirrahmaani rrahim
 
Ilmu Rohani

Ilmu rohaniah atau ilmu rohani adalah ilmu mengenai roh.Yakni ia mengkaji, 
memerhati, mengesan dan menilai tentang perjalanan roh.Perkataan rohaniah itu 
berasal daripada perkataan 'ruhun'.Apakah yang dikatakan roh itu? Untuk mencari 
jawapannya marilah bersama-sama saya mengembara ke alam rohani ini,dengan izin 
Allah SWT.Moga-moga saudara-saudari juga turut sama dapat memahaminya melalui 
pengembaraan kerohanian ini. Untuk itu mari kita kenali apa itu roh. 

Roh terbahagia kepada dua iaitu: 
1. Ruhul hayah
2. Ruhul tamyiz

RUHUL HAYAH
Ruhul hayah terdapat pada semua makhluk termasuk manusia, jin, malaikat, 
binatang dan setiap benda yang bernyawa. Mengikut kajian ahli biologi atau para 
saintis, pokok-pokok kayu juga ada roh. Begitu juga pada semua jamadat seperti 
batu, kayu dan sebagainya. 

RUHUL TAMYIZ
Ruhul tamyiz (ruhul amri) lebih dikenali sebagai akal. Ia tidak wujud pada 
binatang tetapi hanya wujud pada manusia, malaikat dan jin. Dengan adanya roh 
tamyiz inilah maka malaikat,jin dan manusia menjadi makhluk yang mukalaf. Yakni 
mereka dipertanggungjawabk an untuk membangunkan syariat. Mereka memikul beban 
untuk membangunkan apa yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi segala 
larangan-Nya. Sebaliknya roh tamyiz atau ruhul amri itu tidak ada pada 
binatang. Binatang hanya ada ruhul hayah dan nafsu tanpa akal. Ia hanya 
memiliki roh yang membolehkan seseorang atau binatang itu hidup dengan izin 
Allah. 

Jadi roh tamyiz ini tidak ada pada binatang dan seluruh jamadat. Oleh kerana 
itulah binatang dan jamadat itu tidak mukalaf dan tidak diwajibkan membangunkan 
syariat. Ia tidak terlibat melaksanakan perintah suruh dan menjauhi perintah 
larang dari Allah SWT. Bagi para malaikat, manusia dan jin, mereka wajib 
melaksanakan perintah suruh dan menjauhi larangan dari Allah.Dengan lain 
perkataan, mereka dianggap makhluk yang mukalaf yang mesti bertanggungjawab 
kepada Allah kerana adanya ruhul tamyiz ini.

Roh tamyiz terkenal dengan sebutan akal. Hadis ada meriwayatkan: 
Maksudnya: Ketika Allah menciptakan akal, Dia memanggil akal itu dan akal itu 
pun datang. Dia menyuruh akal itu pergi maka pergilah ia. 
Kemudian Allah berfirman kepada akal: 'Demi kebesaran dan kemuliaan-Ku, Aku 
tidak menciptakan sesuatu makhluk yang lebih Aku sayangi daripada kamu. Dan 
tidak Aku sempurnakan kamu melainkan pada orang yang Aku cintai. Kepadamulah 
Aku akan menyuruh, melarang dan menyeksa serta memberi pahala'. (Riwayat 
Abdullah bin Imam Ahmad) 

Inilah yang membezakan antara manusia, jin dan malaikat dengan lain-lain 
makhluk yang hanya semata-mata ada ruhul hayah. Umpamanya binatang, ia tidak 
mukalaf. Sebab itu pada binatang walaupun ia berbuat baik, tidak diberi pahala. 
Ia berbuat jahat pun tidak berdosa. Maka bila mati mereka jadi tanah.Ke Syurga 
tidak, ke Neraka pun tidak.

Tetapi ketiga-tiga makhluk ini yakni manusia, jin dan malaikat,oleh kerana 
memiliki akal atau ruhul amri maka mereka akan dibalas sama ada ke Syurga 
dengan rahmat-Nya atau ke Neraka dengan keadilan-Nya. Kalau mereka berbuat baik 
akan diberi pahala. Sebaliknya bila berbuat jahat, mereka berdosa dan akan 
dicampakkan ke Neraka. Selama ini kita mungkin jarang mendengar tentang istilah 
roh tamyiz ini. Mungkin kita hanya biasa mendengar tentang istilah roh atau 
ruhul hayah sahaja.Ruhul hayah yang ada pada binatang, manusia, malaikat dan 
jin, kiranya ia keluar dari badan, mereka akan mati. Kalau ia keluar dari 
malaikat, malaikat akan mati. Begitu juga kalau ia keluar dari jin, jin akan 
mati. Kalau ia keluar dari haiwan, haiwan itu juga akan mati. Kerana ruhul 
hayah ini menjadi penyebab pada manusia dan lain-lain makhluk itu hidup. 

Manakala roh tamyiz pula, kalau ia keluar dari badan manusia, manusia tidak 
akan mati. Sebaliknya ia akan pergi ke alam-alam lain. Mungkin dapat melihat 
alam malakut, dapat melihat alam roh, dapat melihat alam ghaib, dapat melihat 
alam kubur, dapat melihat alam Akhirat, dapat melihat alam jin, dapat melihat 
alam malaikat, alam yang seni-seni (alam mawaraa-ulmaddah - ) iaitu dapat 
melihat alam di luar material(kebendaan) ini dengan izin Allah. 

Ini yang berlaku apabila roh tamyiz keluar dari jasad sama ada keluar di waktu 
kita tidur atau secara jaga. Kiranya roh tamyiz itu keluar di waktu seseorang 
itu sedang tidur, dia akan dapat mimpi. Bila ia jumpa roh yang suci, seseorang 
itu akan dapat mimpi yang baik-baik. Tetapi apabila roh tamyiz itu bertemu 
dengan ruhul khabitah (roh yang jahat) ia akan berjumpa dengan jin yang jahat, 
syaitan, iblis atau benda-benda yang menakutkan.

Jika ruhul tamyiz ini keluar di waktu jaga, secara yakazah, dia akan 
dikasyafkan iaitu tabir yang bersifat maddiah dibuka atau diangkat. Ia akan 
dapat melihat alam malaikat, alam jin, alam kubur, dapat membaca hati orang dan 
Allah memperlihatkan hakikat manusia itu sendiri atau melihat benda-benda 

Re: [keluarga-islam] ... Ringkasan Buku: Menyongsong Fajar Kemenangan Islam

2008-01-03 Terurut Topik Ummu Hanif
Assalamua'alaikum..

Afwan, lebih baik tidak berburuk sangka dulu..
Bukankah mahzab itu isinya merupakan buah fikiran sang imam yang sumber
rujukannya adalah Al-qur'an dan sunnah, tapi bisa jadi juga terjadi
kekhilafan.. namanya juga manusia.. buktinya para imam mahzab tidak pernah
mengklaim bhw mahzabnya lah yg paling benar, karena mereka menyadari
sepenuhnya bahwa kemungkinan ada kekurangan dalam mahzabnya.

Kita akui dan hargai ilmu dari imam2 mahzab tsb tapi tidak perlu merasa
mereka luput dari salah dan khilaf. Tentu saja kita sangat dianjurkan
memperlajari berbagai mahzab tsb. Ambil ilmunya sih boleh, tapi tidak perlu
fanatik atau ngotot membenarkan hanya karena kita ngakunya memakai mahzab
tsb..

So, apa ada keharusan untuk mengikuti mahzab tertentu? jelas tidak... Apa
salah bila seseorang mengambil apa2 yg dalilnya rajih saja dari ke-4
mahzab tsb? ga ada yg melarang kan! Dan juga kalo ada yg membuat mahzab baru
yg sadur dari berbagai mahzab yg sudah ada juga sah2 aja sepertinya...

Mungkin dalam buku tersebut ada hal2 yang sangat menarik untuk disampaikan,
mungkin ilmu kita mang lum nyampe kesana.. ga ada salahnya coba di baca..
bisa jadi ada hal2 yg benar disana yg sebelumnya tidak kita ketahui..
berbaik sangka dulu lah.. lom apa2 koq dah berkesimpulan buruk duluan sih..

Maaf.. hanya pendapat saya aja loh... kalo banyak yg ga setuju juga sah2
aja...

Salam


On 1/3/08, Hidayat, Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote:

Assalamu'alaikum wr.wb.,



 Terima kasih Mas atas ringkasannya.

 Ada yang menarik dari kalimat di bawah ini:



 *Kemudian, agama manakah yang menjadi solusi agar kehinaan tersebut
 dilenyapkan dari kita? Padahal jika kita kembali kepada salah satu
 madzhab,
 maka kita akan mendapati beberapa masalah-masalah -bahkan puluhan atau
 ratusan masalah- yang menyelisihi Sunnah, jika sebagiannya tidak dikatakan
 menyelisihi Al Qur'an.*



 Masya Allah; apakah memang benar demikian?

 Apakah bisa ditunjukkan ulama sekaliber Imam Madzhab yang empat saat ini?

 Apakah kita bisa MAMPU merujuk sendiri kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah?

 Apakah makna kembali kepada Al-Qur'an dan As-sunnah – yang senantiasa
 didengung-dengungkan oleh sebagian orang – itu berarti ummat yang mengikuti
 madzhab tertentu TIDAK SESUAI dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah?



 Mohon pencerahannya …



 Salam,

 Hidayat




  --

 *From:* keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:
 [EMAIL PROTECTED] *On Behalf Of *Chandraleka
 *Sent:* Thursday, January 03, 2008 6:39 AM
 *To:* keluarga-islam@yahoogroups.com
 *Subject:* [keluarga-islam] ... Ringkasan Buku: Menyongsong Fajar
 Kemenangan Islam



 ... Ringkasan Buku ...
 http://buku-islam.blogspot.com

 Judul : Menyongsong Fajar Kemenangan Islam
 Penulis : Al Imam Muhammad Nashiruddin Al Albani Rahimahullah
 Penyusun : Syaikh Salim bin 'Ied al Hilali
 Penerjemah : Abu Sumayyah Beni Sarbeni, LC
 Penerbit : Media Tarbiyah
 Cetakan : Pertama/ November 2007
 Halaman : 125

 Seperti telah kita ketahui bersama bahwa kaum muslimin sekarang ini telah
 ditimpa oleh kehinaan yang menyebabkan kaum muslimin lemah dihadapan umat
 yang lain. Padahal kondisi seperti ini tidak seharusnya terjadi.
 Menarik untuk diselidiki bagaimana kehinaan bisa menimpa kaum muslimin?
 Apa
 penyebabnya?
 Setelah kita mengetahui penyebabnya, maka diharapkan kita bisa memberikan
 solusi atas keterpurukan ini. Untuk kemudian bisa melepaskan kehinaan yang
 menimpa kaum muslimin dan membawa kaum muslimin ke alam kejayaan
 sebagaimana
 telah dialami oleh generasi sebelumnya.

 Buku ini merupakan karya Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani
 rahimahullah
 yang kemudian disusun ulang dan diberi catatan oleh murid beliau yaitu
 Syaikh Salim bin 'Ied al Hilali. Di dalamnya dijelaskan tentang penyebab
 keterpurukan yang dialami oleh kaum muslimin. Selanjutnya Syaikh
 memberikan
 solusi untuk mengatasi keterpurukan tersebut.

 Syaikh Albani menerangkan di buku tersebut bahwa keterpurukan ini telah
 disketsakan oleh Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam dalam sebagian
 hadits-hadits tsabit, diantaranya:

 Jika kalian telah berjual beli dengan cara 'inah, kalian pun telah
 mengikuti ekor-ekor sapi, ridha terhadap pertanian dan meninggalkan jihad,
 maka Allah akan menimpakan kehinaan kepada kalian, yang (kehinaan
 tersebut)
 tidak akan bisa dicabut hingga kalian kembali kepada agama kalian. (As
 Silsilah Ash Shahiihah no. 11).

 Syaikh Albani melanjutkan tentang penyebab keterpurukan ini,
 Dalam hadits ini dapat kita ketahui bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi
 wa
 sallam menyebutkan beberapa penyakit yang menyebar, bahkan meliputi kaum
 muslimin. Dalam hadits di atas beliau menyebutkan dua penyakit sebagai
 permisalan bukan untuk membatasi:

 Penyakit pertama: Terjatuhnya kaum muslimin ke dalam berbagai perbuatan
 haram dengan berbagai siasat, padahal ia mengetahuinya.

 Penyakit kedua: Dari perkara yang diketahui dan disepakati oleh kaum
 muslimin tentang penyimpangannya dari syariat Islam.

 Untuk 

[keluarga-islam] (Do'a of the Day) 25 Dzulhijjah 1428H

2008-01-03 Terurut Topik Ananto
Bismillah irRahman irRaheem
In the Name of Allah, The Most Gracious, The Most Kind

Alaahumma innaa na'uudzubika min 'adzaabi qabri na'uudzubika min fitnati
dajjaali wa na'uudzubika min fitnatil mahyaa wal mamaati. Allaahumma innaa
na'uudzubika minal ma'tsami wal maghrami.

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur dan aku
berlindung kepada-Mu dari fitnah Dajjal, dan aku berlindung kepada-Mu dari
tipu daya hidup dan mati. Ya Allah, sesungguhnya aku juga berlindung
kepada-Mu dari berbagai sumber dosa dan banyaknya hutang.


[keluarga-islam] (Ngaji of the Day) 4 Sumber Hukum dalam Aswaja

2008-01-03 Terurut Topik Ananto
*4 Sumber Hukum dalam Aswaja*



Di dalam menentukan hukum fiqih, madzhab Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja)
bersumber kepada empat pokok; Al-Qur'an, Hadits/as-Sunnah, Ijma' dan Qiyas.
Secara singkat, paparannya sebagai berikut;



*Al-Qur'an*



Al-Qur'an merupakan sumber utama dan pertama dalam pengambilan hukum. Karena
Al-Qur'an adalah perkataan Allah yang merupakan petunjuk kepada ummat
manusia dan diwajibkan untuk berpegangan kepada Al-Qur'an. Allah berfirman
dalam surat al-Baqarah ayat 2; Al-Maidah Ayat 44-45, 47 :



ذلِكَ اْلكِتَبَ لاَرَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ



*Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa *. (Al-Baqarah; 2)



وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللهُ فَأُوْلئِكَ هُمُ اْلكفِرُوْنَ



*Dan barang siapa yang tidak memutuskan hukum menurut apa yang diturunkan
Allah, maka mereka adalah golongan orang-orang kafir *.



Tentu dalam hal ini yang bersangkutan dengan aqidah, lalu;



وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللهُ فَأُوْلئِكَ هُمُ الظّلِمُوْنَ



*Dan barang siapa yang tidak memutuskan hukum menurut apa yang diturunkan
Allah maka mereka adalah orang-orang yang dhalim *.



Dalam hal ini urusan yang berkenaan dengan hak-hak sesama manusia



وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللهُ فَأُوْلئِكَ هُمُ اْلفسِقُوْن َ



*Dan barang siapa yang tidak memutuskan hukum menurut apa yang diturunkan
Allah maka mereka adalah golongan orang-orang fasik *.



Dalam hal ini yang berkenaan dengan ibadat dan larangan-larangan Allah.



*Al-Hadits/Sunnah*



Sumber kedua dalam menentukan hukum ialah sunnah Rasulullah ٍSAW. Karena
Rasulullah yang berhak menjelaskan dan menafsirkan Al-Qur'an, maka As-Sunnah
menduduki tempat kedua setelah Al-Qur'an.



Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat an-Nahl ayat 44 dan al-Hasyr ayat 7,
sebagai berikut;



وَاَنْزَلْنَا اِلَيْكَ الذِكْرَ لِتُبَيِنَ لِلنَّاسِ مَانُزِلَ اِلَيْهِمْ
وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ



*Dan kami turunkan kepadamu Al-Qur'an agar kamu menerangkan kepada ummat
manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka supaya mereka memikirkan *.
(An-Nahl : 44)



وَمَاءَاتَكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَانَهكُمْ عَنْهُ
فَانْتَهَوْاوَاتَّقُوْااللهَ, اِنَّ اللهَ شَدِيْدُاْلعِقَابِ



*Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka ambillah dia, dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah dan bertaqwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah sangat keras sikapnya *. (Al-Hasyr: 7)



Kedua ayat tersebut di atas jelas bahwa Hadits atau Sunnah menduduki tempat
kedua setelah Al-Qur'an dalam menentukan hukum.



*Al-Ijma'*



Yang disebut Ijma' ialah kesepakatan para Ulama' atas suatu hukum setelah
wafatnya Nabi Muhammad SAW. Karena pada masa hidupnya Nabi Muhammad SAW
seluruh persoalan hukum kembali kepada Beliau. Setelah wafatnya Nabi maka
hukum dikembalikan kepada para sahabatnya dan para Mujtahid.



Kemudian ijma' ada 2 macam:


1. Ijma' Bayani (الاجماع البياني ) ialah apabila semua Mujtahid mengeluarkan
pendapatnya baik berbentuk perkataan maupun tulisan yang menunjukan
kesepakatannya.


2. Ijma' Sukuti (الاجماع السكوتي) ialah apabila sebagian Mujtahid
mengeluarkan pendapatnya dan sebagian yang lain diam, sedang diamnya
menunjukan setuju, bukan karena takut atau malu.



Dalam ijma' sukuti ini Ulama' masih berselisih faham untuk diikuti, karena
setuju dengan sikap diam tidak dapat dipastikan. Adapun ijma' bayani telah
disepakati suatu hukum, wajib bagi ummat Islam untuk mengikuti dan
menta'ati.



Karena para Ulama' Mujtahid itu termasuk orang-orang yang lebih mengerti
dalam maksud yang dikandung oleh Al-Qur'an dan Al-Hadits, dan mereka itulah
yang disebut Ulil Amri Minkum (اولىالامر منكم   )



Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat An-Nisa' ayat : 59



ياأَيُّهَاالَّذِيْنَ أَمَنُوْاأَطِيْعُوْااللهَ وَأَطِيْعُوْاالرَّسُوْلَ
وَأُوْلِى اْلأَمْرِ مِنْكُمْ



Hai orang yang beriman ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul-Nya dan Ulil
Amri di antara kamu.



Dan para Sahabat pernah melaksanakan ijma' apabila terjadi suatu masalah
yang tidak ada dalam Al-Qur'an dan Hadits Rasulullah S.A.W. Pada zaman
sahabat Abu Bakar dan sahabat Umar r.a jika mereka sudah sepakat maka wajib
diikuti oleh seluruh ummat Islam. Inilah beberapa Hadits yang memperkuat
Ijma' sebagai sumber hokum, seperti disebut dalam Sunan Termidzi Juz IV hal
466.



اِنَّ اللهَ لاَ يَجْمَعُ اُمَّتىِ عَلىَ ضَلاَ لَةٍ, وَيَدُاللهِ مَعَ
اْلَجَماعَةِ



*Sesungguhnya Allah tidak menghimpun ummatku atas kesesatan dan
perlindungan Allah beserta orang banyak *.



Selanjutnya, dalam kitab *Faidlul Qadir* Juz 2 hal 431



اِنَّ اُمَّتىِ لاَتَجْتَمِعُ عَلىَ ضَلاَ لَةٍ فَاءِذَارَأَيْتُمُ اخْتِلاَ
فًا فَعَلَيْكُمْ بِالسَّوَادِاْ لأَعْظَمِ .



 *Sesungguhnya ummatku tidak berkumpul atas kesesatan maka apabila engkau
melihat perselisihan, maka hendaknya engkau berpihak kepada golongan yang
terbanyak *.



*Al-Qiyas*



Qiyas menurut bahasanya berarti mengukur, secara etimologi kata itu berasal
dari kata Qasa (قا س  ). Yang disebut Qiyas ialah menyamakan sesuatu 

Re: [keluarga-islam] ... Ringkasan Buku: Menyongsong Fajar Kemenangan Islam

2008-01-03 Terurut Topik Ummu Hanif
Assalamualaikum,

Ok deh.. btw, penulis buku tsb adalah Al Imam Muhammad Nashiruddin Al
Albani, sepengetahuan saya beliau adalah salah seorang ahli hadist.. jadi
soal hadist beliau insyaallah mang jagonya.. kalo dibanding dengan kita2 sih
mang ilmu kita lom ada apa2nya kali.. Kalo di banding dengan imam2 mahzab
wallahu'alam siapa yg lebih tinggi ilmunya.. Hanya Allah yg tahu.

Isi buku tsb boleh jadi jg hasil ijtihad beliau, bisa benar bisa jadi juga
salah.. tetap ada nilainya disisi Allah kan?.. wallahu'alam.

Nngg..Lalu gimana bila ternyata memang ada dalil yg rajih yg mungkin
menyelisihi salah satu mahzab yg kita ikuti - meski dalam hal2 yg
furu'iyyah- ??? tetap ikut mahzab atau dalil yg rajih??? atau lebih baik
tidak usah dibicarakan saja???

Salam



On 1/4/08, Hidayat, Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote:

Wa'alaykumussalam wr.wb.,



 Syukron atas peringatannya … namun Insya Allah saya tidak berburuk sangka;
 tetapi hanya 'mengingatkan' (untuk diri sendiri juga).



 Afwan, yang saya lihat justru kekhawatiran buruk sangka ada pada (isi)
 buku tersebut; di mana secara tersirat menuduh banyak (ditulis ratusan)
 pendapat Imam Madzhab itu menyelisihi Sunnah, bahkan Qur'an.  Apakah
 difahami, bahwa yang dibahas Imam Madzhab tersebut sebagian besarnya adalah
 hal-hal yang bersifat furu'iyyah (cabang) dalam fiqih?  Sedangkan yang
 prinsip tidaklah berbeda …

 Dan bukankah setiap ijtihad yang beliau2 sampaikan adalah berdasarkan
 keilmuan masing2?  Dan meski salah pun – seandainya terjadi, tetapi dihargai
 oleh Allah SWT?



 Memang benar, bahwa tetap ada kekhilafan dari beliau2 – meski keilmuannya
 cukup tinggi.  Tetapi, jika dibandingkan dengan ulama2 sesudahnya, apalagi
 kita, manakah yang kemungkinan lebih banyak biasnya?



 Ini juga pendapat saya …  pasti ada kemungkinan (besar) salah.  Al'afwu
 minkun.



 Salam,

 Hidayat


  --

 *From:* keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:
 [EMAIL PROTECTED] *On Behalf Of *Ummu Hanif
 *Sent:* Thursday, January 03, 2008 2:55 PM
 *To:* keluarga-islam@yahoogroups.com
 *Subject:* Re: [keluarga-islam] ... Ringkasan Buku: Menyongsong Fajar
 Kemenangan Islam



 Assalamua'alaikum..



 Afwan, lebih baik tidak berburuk sangka dulu..

 Bukankah mahzab itu isinya merupakan buah fikiran sang imam yang sumber
 rujukannya adalah Al-qur'an dan sunnah, tapi bisa jadi juga terjadi
 kekhilafan.. namanya juga manusia.. buktinya para imam mahzab tidak pernah
 mengklaim bhw mahzabnya lah yg paling benar, karena mereka menyadari
 sepenuhnya bahwa kemungkinan ada kekurangan dalam mahzabnya.



 Kita akui dan hargai ilmu dari imam2 mahzab tsb tapi tidak perlu merasa
 mereka luput dari salah dan khilaf. Tentu saja kita sangat dianjurkan
 memperlajari berbagai mahzab tsb. Ambil ilmunya sih boleh, tapi tidak perlu
 fanatik atau ngotot membenarkan hanya karena kita ngakunya memakai mahzab
 tsb..



 So, apa ada keharusan untuk mengikuti mahzab tertentu? jelas tidak... Apa
 salah bila seseorang mengambil apa2 yg dalilnya rajih saja dari ke-4
 mahzab tsb? ga ada yg melarang kan! Dan juga kalo ada yg membuat mahzab baru
 yg sadur dari berbagai mahzab yg sudah ada juga sah2 aja sepertinya...



 Mungkin dalam buku tersebut ada hal2 yang sangat menarik untuk
 disampaikan, mungkin ilmu kita mang lum nyampe kesana.. ga ada salahnya coba
 di baca.. bisa jadi ada hal2 yg benar disana yg sebelumnya tidak kita
 ketahui.. berbaik sangka dulu lah.. lom apa2 koq dah berkesimpulan
 buruk duluan sih..



 Maaf.. hanya pendapat saya aja loh... kalo banyak yg ga setuju juga sah2
 aja...



 Salam



 On 1/3/08, *Hidayat, Akhmad* [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assalamu'alaikum wr.wb.,



 Terima kasih Mas atas ringkasannya.

 Ada yang menarik dari kalimat di bawah ini:



 *Kemudian, agama manakah yang menjadi solusi agar kehinaan tersebut
 dilenyapkan dari kita? Padahal jika kita kembali kepada salah satu
 madzhab,
 maka kita akan mendapati beberapa masalah-masalah -bahkan puluhan atau
 ratusan masalah- yang menyelisihi Sunnah, jika sebagiannya tidak dikatakan
 menyelisihi Al Qur'an.*



 Masya Allah; apakah memang benar demikian?

 Apakah bisa ditunjukkan ulama sekaliber Imam Madzhab yang empat saat ini?

 Apakah kita bisa MAMPU merujuk sendiri kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah?

 Apakah makna kembali kepada Al-Qur'an dan As-sunnah – yang senantiasa
 didengung-dengungkan oleh sebagian orang – itu berarti ummat yang mengikuti
 madzhab tertentu TIDAK SESUAI dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah?



 Mohon pencerahannya …



 Salam,

 Hidayat


   This message and any attached files may contain information that is
 confidential and/or subject of legal privilege intended only for use by the
 intended recipient. If you are not the intended recipient or the person
 responsible for delivering the message to the intended recipient, be advised
 that you have received this message in error and that any dissemination,
 copying or use of this message or attachment is strictly forbidden, as is
 the 

RE: [keluarga-islam] ... Ringkasan Buku: Menyongsong Fajar Kemenangan Islam

2008-01-03 Terurut Topik Hidayat, Akhmad

Wa'alaikumussalam wr.wb.,

 

Kalaupun itu ijtihad Al-Albani, tetapi kok ya isinya MENYALAHKAN Imam
mujtahid lainnya, ya?  Setahu saya, antar keempat Imam Madzhab itu tidak
ada yang namanya saling menyalahkan ...  bahkan sering dari satu Imam
menukil atau mendukung pendapat Imam yang lain; dan beliau2 saling
menghargai dan ta'dzim.  Lha mengenai sikap MENYALAHKAN dari Al-Albani
terhadap para Imam Madzhab, wallahu a'lam ...  tentu Gusti Allah yang
Maha Tahu.

 

Sepengetahuan saya (juga), dalil2 yang dipakai oleh para keempat Imam
tentunya rajih menurut beliau2 itu ...  termasuk rajih menurut
Al-Albani, misalnya.  Ya silakan saja, tidak perlu dipertentangkan ...
kalau untuk yang furu'iyyah, kan?  Yang penting kita tahu ilmunya, tahu
dasarnya ...  ibaratnya kita 'ikut' dengan pendapat para Imam - yang
tentunya bisa dipertanggungjawabkan.  Tidak perlu saling menyalahkan.
Nanti bikin capek - mempermasalahkan hal2 furu'iyyah, ujung2nya
meregangkan silaturahim dan ukhuwah Islam.

 

Demikian kira ...  again, al'afwu minkum.

 

Salam,

Hidayat

 



From: keluarga-islam@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ummu Hanif
Sent: Friday, January 04, 2008 3:15 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: Re: [keluarga-islam] ... Ringkasan Buku: Menyongsong Fajar
Kemenangan Islam

 

Assalamualaikum,

 

Ok deh.. btw, penulis buku tsb adalah Al Imam Muhammad Nashiruddin Al
Albani, sepengetahuan saya beliau adalah salah seorang ahli hadist..
jadi soal hadist beliau insyaallah mang jagonya.. kalo dibanding dengan
kita2 sih mang ilmu kita lom ada apa2nya kali.. Kalo di banding dengan
imam2 mahzab wallahu'alam siapa yg lebih tinggi ilmunya.. Hanya Allah yg
tahu. 

 

Isi buku tsb boleh jadi jg hasil ijtihad beliau, bisa benar bisa jadi
juga salah.. tetap ada nilainya disisi Allah kan?.. wallahu'alam.

 

Nngg..Lalu gimana bila ternyata memang ada dalil yg rajih yg mungkin
menyelisihi salah satu mahzab yg kita ikuti - meski dalam hal2 yg
furu'iyyah- ??? tetap ikut mahzab atau dalil yg rajih??? atau lebih baik
tidak usah dibicarakan saja??? 

 

Salam

 


 

On 1/4/08, Hidayat, Akhmad [EMAIL PROTECTED]
mailto:[EMAIL PROTECTED]  wrote: 

Wa'alaykumussalam wr.wb.,

 

Syukron atas peringatannya ... namun Insya Allah saya tidak berburuk
sangka; tetapi hanya 'mengingatkan' (untuk diri sendiri juga). 

 

Afwan, yang saya lihat justru kekhawatiran buruk sangka ada pada (isi)
buku tersebut; di mana secara tersirat menuduh banyak (ditulis ratusan)
pendapat Imam Madzhab itu menyelisihi Sunnah, bahkan Qur'an.  Apakah
difahami, bahwa yang dibahas Imam Madzhab tersebut sebagian besarnya
adalah hal-hal yang bersifat furu'iyyah (cabang) dalam fiqih?  Sedangkan
yang prinsip tidaklah berbeda ... 

Dan bukankah setiap ijtihad yang beliau2 sampaikan adalah berdasarkan
keilmuan masing2?  Dan meski salah pun - seandainya terjadi, tetapi
dihargai oleh Allah SWT? 

 

Memang benar, bahwa tetap ada kekhilafan dari beliau2 - meski
keilmuannya cukup tinggi.  Tetapi, jika dibandingkan dengan ulama2
sesudahnya, apalagi kita, manakah yang kemungkinan lebih banyak biasnya?


 

Ini juga pendapat saya ...  pasti ada kemungkinan (besar) salah.
Al'afwu minkun.

 

Salam,

Hidayat

 



From: keluarga-islam@yahoogroups.com
mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com
[mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com
mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com ] On Behalf Of Ummu Hanif
Sent: Thursday, January 03, 2008 2:55 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com 
Subject: Re: [keluarga-islam] ... Ringkasan Buku: Menyongsong Fajar
Kemenangan Islam

 

Assalamua'alaikum..

 

Afwan, lebih baik tidak berburuk sangka dulu..

Bukankah mahzab itu isinya merupakan buah fikiran sang imam yang sumber
rujukannya adalah Al-qur'an dan sunnah, tapi bisa jadi juga terjadi
kekhilafan.. namanya juga manusia.. buktinya para imam mahzab tidak
pernah mengklaim bhw mahzabnya lah yg paling benar, karena mereka
menyadari sepenuhnya bahwa kemungkinan ada kekurangan dalam mahzabnya. 

 

Kita akui dan hargai ilmu dari imam2 mahzab tsb tapi tidak perlu merasa
mereka luput dari salah dan khilaf. Tentu saja kita sangat dianjurkan
memperlajari berbagai mahzab tsb. Ambil ilmunya sih boleh, tapi tidak
perlu fanatik atau ngotot membenarkan hanya karena kita ngakunya memakai
mahzab tsb.. 

 

So, apa ada keharusan untuk mengikuti mahzab tertentu? jelas tidak...
Apa salah bila seseorang mengambil apa2 yg dalilnya rajih saja dari ke-4
mahzab tsb? ga ada yg melarang kan! Dan juga kalo ada yg membuat mahzab
baru yg sadur dari berbagai mahzab yg sudah ada juga sah2 aja
sepertinya... 

 

Mungkin dalam buku tersebut ada hal2 yang sangat menarik untuk
disampaikan, mungkin ilmu kita mang lum nyampe kesana.. ga ada salahnya
coba di baca.. bisa jadi ada hal2 yg benar disana yg sebelumnya tidak
kita ketahui.. berbaik sangka dulu lah.. lom apa2 koq dah berkesimpulan
buruk duluan sih.. 

 

Maaf.. hanya