RE: [keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah Membungkam Wahhabi
Oh, berarti sudah ganti topik ya ... Berdoa tentu juga bisa dilakukan sendiri ... berdoa transit ke Gusdur? Maaf, saya baru denger :-) Kalau yang dimaksud dengan melalui perantara, mungkin istilah yang tepat dipakai adalah tawassul. Dan ini (berdoa dengan tawassul), insya Allah juga ada dalilnya ... ada haditsnya ... jadi bukan bid'ah. Kalau belum pernah mendengar dalilnya, mungkin bisa ditanya sama Ulama/Ustadz, atau malah anggota milis ada yang tahu. Mari belajar ... Salam, Hidayat From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of OK Taufik Sent: Wednesday, April 02, 2008 10:13 AM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah Membungkam Wahhabi ya tak lah..kan sudah dewasa, banyak buku doa, banyak buku kumpulan hadist..semuanyakan di tujukan ke Allah SWT, tak perlu transit dulu ke gus dur dulu misalnya..peace ya selalu kalem walau di hantem 2008/4/2 Hidayat, Akhmad [EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] : Wah, hebat sekali Pak. Nggak perlu belajar, ngaji, tapi langsung berdoa saja ke Gusti Allah SWT. Lantas, apa makna hadits bahwa Ulama adalah Pewaris Para Nabi? Hati2, nanti bisa jadi nabi baru lho ... :-) Al'afwu minkum. Salam, Hidayat From: keluarga-islam@yahoogroups.com mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com ] On Behalf Of OK Taufik Sent: Tuesday, April 01, 2008 5:34 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah Membungkam Wahhabi dari pada di ributkan soal buku kuning misalnya ..mending berdoa saja ke allah SWT agar di tunjukkan olehNYA memahami ajaran Islam YANG BENAR. 2008/4/1 Hidayat, Akhmad [EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] : Setuju untuk belajar melalui kitab2 asli dengan ulama yang mumpuni dan bersanadkan hingga ke Rasulullah. Tidak hanya mengacu kepada buku2 terjemahan, kemudian sudah berani menyalahkan pemahaman saudaranya yang lain. Gampang menebar tuduhan bid'ah, sesat, ... Astaghfirullah wa na'udzubillah min dzalik. Salam, Hidayat This message and any attached files may contain information that is confidential and/or subject of legal privilege intended only for use by the intended recipient. If you are not the intended recipient or the person responsible for delivering the message to the intended recipient, be advised that you have received this message in error and that any dissemination, copying or use of this message or attachment is strictly forbidden, as is the disclosure of the information therein. If you have received this message in error please notify the sender immediately and delete the message. -- OK TAUFIK This message and any attached files may contain information that is confidential and/or subject of legal privilege intended only for use by the intended recipient. If you are not the intended recipient or the person responsible for delivering the message to the intended recipient, be advised that you have received this message in error and that any dissemination, copying or use of this message or attachment is strictly forbidden, as is the disclosure of the information therein. If you have received this message in error please notify the sender immediately and delete the message.
[keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy
Tidak ketemu searcing kan belum tentu tidak ada. Makanya, kl ngaji itu, jangan lewat searching internet melulu. Di internet ya sekedar tambahan saja. Kalau mau ngaji tuh, baca dan dengerin pembahasan kitab-kitab klasik dari ulama2 yang mu'tabar, Insya 'Allah ga akan bingung dan kehilangan obor. Atau, katanya situ kan muridnya Syaikh Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin Tanyakan saja kepada beliau, mengapa beliau tidak mengingkari adanya pengiriman pahala sholat. Padahal kata ustad si eramuslim ga ada dalilnya. Aku kepingin tahu juga, apakah ilmumu nyambung ga sama Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Jangan2 cuma ngaku doang, kenalnya juga lewat searching internet jg wassalam, --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie [EMAIL PROTECTED] wrote: Tapi kenapa kalo saya coba searching di forum2 diskusi situs Islam, mereka semua tidak pernah menyebut adanya hadiah pahala sholat utk ortu, bahkan mereka mengatakan tidak pernah ada hadiah pahala yang demikian. Apa ustadz2 itu semua sama tidak tahunya seperti pak Wandy? :) Utk lebih jelasnya berikut saya sertakan salah satunya dari era muslim: Ass. Wr. wb. Ustadz saya mau nanya tentang shalat hadiah untuk orang tua kita yang telah meninggal dunia. Bagaimana tata caranya dan ayat apa yang paling bagus kita bacakan dan doa yang harus kita bacakan? Mohon bantuannya ustadz. Wasalam Iin Erpianto erpianto Jawaban Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Kalau pun ada dalil tentang shalat yang diniatkan untuk hadiah kepada seseorang yang telah wafat, maka shalat itu adalah shalat jenazah. Sedangkan shalat khusus tertentu yang judulnya untuk dihadiahkan kepada orang yang sudah wafat, kami belum menemukan dasar masyru'iyahnya dari sumber-sumber yang valid. Hal ini berbeda dengan berhaji dengan niat untuk dihadiahkan kepada seseorang, baik masih hidup atau sudah wafat, yang memang ada dasar masyru'iyahnya. Istilahnya adalah haji badal. Dari Ibnu Abbas ra. bahwa seorang wanita dari Juhainnah datang kepada Nabi SAW dan bertanya, Sesungguhnya ibuku nadzar untuk hajji, namun belum terlaksana sampai ia meninggal, apakah saya melakukah haji untuknya? Rasul menjawab, Ya, bagaimana pendapatmu kalau ibumu mempunyai hutang, apakah kamu membayarnya? Bayarlah hutang Allah, karena hutang Allah lebih berhak untuk dibayar. (HR Bukhari) Dengan adanya dasar masyru'iyahnya, maka boleh buat kita untuk melakukannya. Semua teknisnya sama persis dengan haji untuk diri sendiri, kecuali niatnya saja yang dikhususkan untuk orang yang dibadalkan. Namun untuk ibadah shalat, kami belum pernah mendengar adanya badal, baik untuk orang yang masih hidup atau pun untuk mereke yang sudah wafat. Baik hubungannya antara orang tua dan anak, atau pun tidak ada hubungannya. Karena itu kami mohon maaf karena tidak bisa menjawab pertanyaan anda. Bahkan kami tidak merekomendasikan anda untuk melakukannya, lantaran belum jelas dasar-dasarnya. Padahal masalah yang anda tanyakan itu benar-benar masalah ibadah mahdhah, yang rujukannya harus pasti dari apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra wandysulastra@ wrote: Kalau demikian, berarti masalah ini muncul hanya karena keterbatasan ilmu dan akal saya serta Ustadz atau ulama dimana saya pernah mengambil ilmu kepada mereka. Mohon maaf kalau begitu...:) Wassalam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote: Assalamu'alaikum wr, wb. Sebagai pengakhiran diskusi, saya sedikit memberikan masukan sbb : Karena sekarang semua sudah tahu haditsnya bahwa, pengiriman pahala lewat sholat itu memang ada, maka buat masukan antum, lain waktu bila ada yang mengatakan itu BOLEH, jadi ga heran lagi, memang dalilnya ada kok, cuma kitanya aja yg masih belum tahu atau belum sampai ilmu kita untuk mempelajari itu. Di kitab Kifayatul Akhyar (versi klasik bahasa arabnya) , juga kalau ga salah ingat hadits ini dimunculkan, cuma dalam bentuk tambihun. Kemudian mengeni mazhab, saya menggunakan fiqih Syafi'iyyah. Saya kira banyak kok, yang menggunakan dalil ini untuk membayar hutang2 sholat orangtua mereka yang ketika saat ajal itu datang (sakratul maut), dalam keadaan koma, orangtuanya meninggalkan sholatnya beberapa hari. Ada juga yang menggantinya secara dobel, yaitu dengan sholat qodlo dan beras yang dibagikan kepada fakir miskin. Kejadian ini sudah saya ketahui semenjak saya masih kanak2 memang sudah ada (sekitar 35 tahun yl), kalau jaman dulu pengeluaran kafarah dalam bentuk berasnya itu di HELA, yaitu dengan cara si ahli waris menyerahkan kepada seorang fakir miskin, kemudian sifakir miskin menghadiahkan lagi beras itu kepada ahli waris, lalu ahli waris membayar kafaroh lagi dari beras yang sama, begitu seterusnya samapai 4-5kali.
[keluarga-islam] Ingin bermimpi Nabi
--- In [EMAIL PROTECTED], husin nabil [EMAIL PROTECTED] wrote: Seorang murid berjalan menuju rumah syaikhnya. Tampak di wajahnya sedang menginginkan sesuatu. Ketika sampai di rumah syaikhnya, dia duduk bersimpuh beradab di hadapan sang syaikh tak bergeming sedikitpun. Kemudian dengan wajah dan suara yang berwibawa itu, bertanyalah syaikh kepada muridnya,apakah yang membuatmu datang kepadaku di tengah malam begini? Dijawabnya dengan suara yang halus, Wahai syaikh, sudah lama aku ingin melihat wajah Nabiku SAW walau hanya lewat mimpi, tetapi keinginanku belum terkabul juga. Oo..itu rupanya yang kau inginkan, tunggu sebentar. Jawab syaikh. Dia mengeluarkan pena, kemudian menuliskan sesuatu untuk muridnya. ini...bacalah setiap hari sebanyak seribu kali insya Allah kau akan bertemu dengan Nabimu. Pulanglah murid membawa catatan dari sang syaikh dengan penuh harapan ia akan bertemu dengan Nabi SAW. Tetapi setelah beberapa minggu kembalilah murid ke rumah syaikhnya memberitahukan bahwa bacaan yang diberikannya tidak berpengaruh apa-apa. Kemudian syaikh memberikan bacaan baru untuk dicobanya lagi. Sayangnya beberapa minggu setelah itu muridnya kembali lagi memberitahukan kejadian yang sama. Setelah berdiam beberapa saat, berkatalah sang syaikh, Nanti malam engkau datang ke rumahku untuk kuundang makan malam. Sang murid menyetujui permintaan syaikhnya dengan penuh keheranan. Dia ingin bertemu Nabi, tetapi kenapa di undang makan malam. Karena dia termasuk murid yang taat, dipenuhinyalah permintaan syaikhnya itu. Datanglah ia ke rumah syaikh untuk menikmati hidangan malamnya. Tenyata syaikh hanya menghidangkan ikan asin saja dan memerintahkan muridnya untuk menghabiskannya. Makan, makanlah semua dan jangan biarkan tersisa sedikitpun! Maka muridpun menghabiskan seluruh ikan asin yang ada. Setelah itu ia merasa kehausan karena memang ikan asin membuat orang haus. Tetapi ketika ingin meneguk air yang ada di depan matanya, sang syaikh melarangnya, Kau tidak boleh meminum air itu hingga esok pagi, dan malam ini kau akan tidur di rumahku! kata sang syaikh. Dengan penuh keheranan diturutinya perintah syaikh tadi. Tetapi di malam hari ia susah untuk tidur karena kehausan. Ia membolak-balikkan badannya, hingga akhirnya tertidur karena kelelahan. Tetapi apa yang terjadi? Ia bermimpi bertemu syaikhnya membawakan satu ember air dingin lalu mengguyurkan ke badannya. Kemudian terjagalah ia karena mimpi itu seakan-akan benar-benar terjadi pada dirinya. Kemudian ia mendapati syaikhnya telah berdiri di hadapannya dan berkata, Apa yang kau impikan? Dijawab olehnya, Syaikh aku tidak bermimpi Nabiku SAW, aku memimpikanmu membawa air dingin lalu mengguyurkan ke badanku. Tersenyumlah syaikh karena jawaban muridnya. Kemudian dengan bijaksana ia berkata, Jika cintamu pada Nabi seperti cintamu pada air dingin itu kau akan bermimpi Nabimu SAW. Menangislah murid dan menyadari bahwa didalam dirinya belum ada rasa cinta kepada Nabi, ia masih lebih mencintai dunia daripada Nabi. Ia masih meninggalkan sunah-sunahnya. Ia masih menyakiti hati umat Nabi. Ia masih...masih...masihohh berapa banyak tenaga yang harus aku keluarkan untuk bertemu Nabiku, aku sadari Nabiku bukan sesuatu yang murah dan mudah untuk dipetik atau dibeli dengan uang. Aku hanya berharap semoga Nabiku mendengar keluhan yang keluar dari hatiku ini dan menjemputku walau di dalam mimpi. Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/
[keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy
Bisa jadi tidak ketemu, bisa jadi memang tidak ada, ya tho? :) Yang jelas jumhur ulama internet menyatakan tidak ada itu yang namanya transfer pahala sholat. Kalo masalah pendapat Syeikh, kan sudah saya tulis besar2 anda KELIRU SEKALI. Hal ini sudah sering kami bahas dalam pengajian. Kalo saya jelas lebih percaya ustadz2 yg sudah jelas keilmuannya termasuk ustadz2 yg ada di Internet seperti era muslim, syariah online dsb daripada ilmu dan akal pak Arland... Mohon maaf ya pak.. :) Wassalam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland [EMAIL PROTECTED] wrote: Tidak ketemu searcing kan belum tentu tidak ada. Makanya, kl ngaji itu, jangan lewat searching internet melulu. Di internet ya sekedar tambahan saja. Kalau mau ngaji tuh, baca dan dengerin pembahasan kitab-kitab klasik dari ulama2 yang mu'tabar, Insya 'Allah ga akan bingung dan kehilangan obor. Atau, katanya situ kan muridnya Syaikh Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin Tanyakan saja kepada beliau, mengapa beliau tidak mengingkari adanya pengiriman pahala sholat. Padahal kata ustad si eramuslim ga ada dalilnya. Aku kepingin tahu juga, apakah ilmumu nyambung ga sama Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Jangan2 cuma ngaku doang, kenalnya juga lewat searching internet jg wassalam, --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie y4tie@ wrote: Tapi kenapa kalo saya coba searching di forum2 diskusi situs Islam, mereka semua tidak pernah menyebut adanya hadiah pahala sholat utk ortu, bahkan mereka mengatakan tidak pernah ada hadiah pahala yang demikian. Apa ustadz2 itu semua sama tidak tahunya seperti pak Wandy? :) Utk lebih jelasnya berikut saya sertakan salah satunya dari era muslim: Ass. Wr. wb. Ustadz saya mau nanya tentang shalat hadiah untuk orang tua kita yang telah meninggal dunia. Bagaimana tata caranya dan ayat apa yang paling bagus kita bacakan dan doa yang harus kita bacakan? Mohon bantuannya ustadz. Wasalam Iin Erpianto erpianto Jawaban Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Kalau pun ada dalil tentang shalat yang diniatkan untuk hadiah kepada seseorang yang telah wafat, maka shalat itu adalah shalat jenazah. Sedangkan shalat khusus tertentu yang judulnya untuk dihadiahkan kepada orang yang sudah wafat, kami belum menemukan dasar masyru'iyahnya dari sumber-sumber yang valid. Hal ini berbeda dengan berhaji dengan niat untuk dihadiahkan kepada seseorang, baik masih hidup atau sudah wafat, yang memang ada dasar masyru'iyahnya. Istilahnya adalah haji badal. Dari Ibnu Abbas ra. bahwa seorang wanita dari Juhainnah datang kepada Nabi SAW dan bertanya, Sesungguhnya ibuku nadzar untuk hajji, namun belum terlaksana sampai ia meninggal, apakah saya melakukah haji untuknya? Rasul menjawab, Ya, bagaimana pendapatmu kalau ibumu mempunyai hutang, apakah kamu membayarnya? Bayarlah hutang Allah, karena hutang Allah lebih berhak untuk dibayar. (HR Bukhari) Dengan adanya dasar masyru'iyahnya, maka boleh buat kita untuk melakukannya. Semua teknisnya sama persis dengan haji untuk diri sendiri, kecuali niatnya saja yang dikhususkan untuk orang yang dibadalkan. Namun untuk ibadah shalat, kami belum pernah mendengar adanya badal, baik untuk orang yang masih hidup atau pun untuk mereke yang sudah wafat. Baik hubungannya antara orang tua dan anak, atau pun tidak ada hubungannya. Karena itu kami mohon maaf karena tidak bisa menjawab pertanyaan anda. Bahkan kami tidak merekomendasikan anda untuk melakukannya, lantaran belum jelas dasar-dasarnya. Padahal masalah yang anda tanyakan itu benar-benar masalah ibadah mahdhah, yang rujukannya harus pasti dari apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra wandysulastra@ wrote: Kalau demikian, berarti masalah ini muncul hanya karena keterbatasan ilmu dan akal saya serta Ustadz atau ulama dimana saya pernah mengambil ilmu kepada mereka. Mohon maaf kalau begitu...:) Wassalam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote: Assalamu'alaikum wr, wb. Sebagai pengakhiran diskusi, saya sedikit memberikan masukan sbb : Karena sekarang semua sudah tahu haditsnya bahwa, pengiriman pahala lewat sholat itu memang ada, maka buat masukan antum, lain waktu bila ada yang mengatakan itu BOLEH, jadi ga heran lagi, memang dalilnya ada kok, cuma kitanya aja yg masih belum tahu atau belum sampai ilmu kita untuk mempelajari itu. Di kitab Kifayatul Akhyar (versi klasik bahasa arabnya) , juga kalau ga salah ingat hadits ini dimunculkan, cuma dalam bentuk tambihun. Kemudian mengeni mazhab, saya menggunakan fiqih Syafi'iyyah. Saya kira banyak kok, yang menggunakan dalil ini untuk membayar hutang2 sholat orangtua mereka yang ketika saat ajal
[keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy
Nah... inilah yang saya maksud CIRI dari WAHABIYAH. Ini terakhir reply saya ya... Kan kemarin saya sudah suruh cek and receq di kitab sunan Abu Daud. Disana ada redaksi haditnya. Kalau memang ga punya, saya bisa kirim dalam bentuk file JPG. Saya ga suruh anda percaya sama saya kok, saya cuma mengungkap fakta dan realita bahwa hadits tersebut sebenarnya ada, cuma mungkin kebetulan ga ditayang di Internet atau ga diungkap di pengajian yang anda ikuti. Mana saya Tahu? Itu saja.. Makanya saya suruh anda ngaji dan belajar lebih banyak, perbaiki dan mantapkan nahwu dan sorof, jadi anda bisa baca langsung kitab-kitab aslinya, bukan terjemahan saja. dan jangan hanya menuduh atau berkata seakan2 ini adalah akal-akalan saya. Untungnya apa sih saya akal-akalan bagi saya tentang hadits? Kamu ga tau ya? ancamannya neraka... saya sih takut yeee... Kalau anda ga takut neraka , ya sembunyikan saja hadits-hadits yang memang ada, anda anggap ga ada. Jangan2 jadi Inkarus-sunnah... Na'uzubillah... Min Zalik... Ke dua ; Buat apa saya menyuruh anda percaya sama saya??? Kenal juga saya belum sama anda. Mohon maaf bila anda tersinggung. Wassalam, Arland-Jkt. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie [EMAIL PROTECTED] wrote: Bisa jadi tidak ketemu, bisa jadi memang tidak ada, ya tho? :) Yang jelas jumhur ulama internet menyatakan tidak ada itu yang namanya transfer pahala sholat. Kalo masalah pendapat Syeikh, kan sudah saya tulis besar2 anda KELIRU SEKALI. Hal ini sudah sering kami bahas dalam pengajian. Kalo saya jelas lebih percaya ustadz2 yg sudah jelas keilmuannya termasuk ustadz2 yg ada di Internet seperti era muslim, syariah online dsb daripada ilmu dan akal pak Arland... Mohon maaf ya pak.. :) Wassalam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote: Tidak ketemu searcing kan belum tentu tidak ada. Makanya, kl ngaji itu, jangan lewat searching internet melulu. Di internet ya sekedar tambahan saja. Kalau mau ngaji tuh, baca dan dengerin pembahasan kitab-kitab klasik dari ulama2 yang mu'tabar, Insya 'Allah ga akan bingung dan kehilangan obor. Atau, katanya situ kan muridnya Syaikh Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin Tanyakan saja kepada beliau, mengapa beliau tidak mengingkari adanya pengiriman pahala sholat. Padahal kata ustad si eramuslim ga ada dalilnya. Aku kepingin tahu juga, apakah ilmumu nyambung ga sama Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Jangan2 cuma ngaku doang, kenalnya juga lewat searching internet jg wassalam, --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie y4tie@ wrote: Tapi kenapa kalo saya coba searching di forum2 diskusi situs Islam, mereka semua tidak pernah menyebut adanya hadiah pahala sholat utk ortu, bahkan mereka mengatakan tidak pernah ada hadiah pahala yang demikian. Apa ustadz2 itu semua sama tidak tahunya seperti pak Wandy? :) Utk lebih jelasnya berikut saya sertakan salah satunya dari era muslim: Ass. Wr. wb. Ustadz saya mau nanya tentang shalat hadiah untuk orang tua kita yang telah meninggal dunia. Bagaimana tata caranya dan ayat apa yang paling bagus kita bacakan dan doa yang harus kita bacakan? Mohon bantuannya ustadz. Wasalam Iin Erpianto erpianto Jawaban Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Kalau pun ada dalil tentang shalat yang diniatkan untuk hadiah kepada seseorang yang telah wafat, maka shalat itu adalah shalat jenazah. Sedangkan shalat khusus tertentu yang judulnya untuk dihadiahkan kepada orang yang sudah wafat, kami belum menemukan dasar masyru'iyahnya dari sumber-sumber yang valid. Hal ini berbeda dengan berhaji dengan niat untuk dihadiahkan kepada seseorang, baik masih hidup atau sudah wafat, yang memang ada dasar masyru'iyahnya. Istilahnya adalah haji badal. Dari Ibnu Abbas ra. bahwa seorang wanita dari Juhainnah datang kepada Nabi SAW dan bertanya, Sesungguhnya ibuku nadzar untuk hajji, namun belum terlaksana sampai ia meninggal, apakah saya melakukah haji untuknya? Rasul menjawab, Ya, bagaimana pendapatmu kalau ibumu mempunyai hutang, apakah kamu membayarnya? Bayarlah hutang Allah, karena hutang Allah lebih berhak untuk dibayar. (HR Bukhari) Dengan adanya dasar masyru'iyahnya, maka boleh buat kita untuk melakukannya. Semua teknisnya sama persis dengan haji untuk diri sendiri, kecuali niatnya saja yang dikhususkan untuk orang yang dibadalkan. Namun untuk ibadah shalat, kami belum pernah mendengar adanya badal, baik untuk orang yang masih hidup atau pun untuk mereke yang sudah wafat. Baik hubungannya antara orang tua dan anak, atau pun tidak ada hubungannya. Karena itu kami mohon maaf karena tidak bisa menjawab pertanyaan anda. Bahkan kami tidak merekomendasikan anda untuk melakukannya, lantaran belum jelas dasar-dasarnya. Padahal
[keluarga-islam] Menjaga hati
http://bisyarah.wordpress.com/2008/03/09/menjaga-hati/Menjaga hati Ditulis oleh Admin di/pada 9 Maret 2008 Oleh : Ustadz Muhammad bin Ahmad Assegaf بسـم الله الرحـمن الرحـيم اَلْحَمْدُ ِلله الذي هدانا لهذا و مَاكُنَّا لنهتَدِي لَوْلاَ ان هدانا الله و الصلاة و السلام على سَيِّدِنَا رسول الله مُحَمَّدٍ بن عبدالله وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ مَنْ وَالاَه . اَمَّا بَعْدُ Ikhwani yang budiman, manusia di jaman ini hendaknyamenjaga cahaya imannya, karena pergaulan dengan orang-orang yanghatinya diliputi oleh kegelapan hanya akan menularkan kegelapan.Alangkah seringnya hati ini berbolak-balik. Bahkan seringkali jika kitaberusaha menghadirkan hati ketika shalat, dzikir atau membaca Al-Quran,maka hati mengajak kita berkelana kesana kemari. Di zaman ini, tidak ada orang yang mencari dokter bagi penyakit hatinya. Tetapi jika tubuh yang sakit, ia akan bingung mencari dokternya. Namun jika terkena penyakit hati, tidak ada yang berusaha mencari dokternya. Orang berakal di zaman ini kebingungan. Jika ia berkumpul dengan penghuni zaman, ia kehilangan akalnya. Namun jika ia menjauhkan diri dari mereka, akan kesepian. Ya ikhwani, orang zaman ini telah merubah hadits : أطلبُوا العلمَ ولو بالصِّيْنِ “Carilah ilmu walau sampai ke negeri Cina” menjadi : أُطلبوا الدُّنْيَا ولو بالصين “Carilah dunia walau ke negeri Cina” Penghuni zaman ini lebih sibuk menyampaikan berita-berita yang membuat kita sedih dan menyiarkan kemaksiatan, ketimbang beribadah dan mengkaji/mendalami ilmu-ilmu agama. Oleh karena itu, ikhwani pembaca, agar kita selamat, tuntutlah ilmu dhahir dan bathin. Jangan kita lewatkan waktu begitu saja. Penghuni zaman ini melakukan perjalanan menuju negeri yang jauh hanya untuk mencari rizki lahiriyah dengan rela menanggung berbagai kesulitan dan kelelahan, bahkan terkadang harus mengarungi lautan. Padahal apa yang mereka cari belum tentu didapat. Sedangkan pencari rizki batiniyah, jika ia mau menghadapkan diri kepada-Nya dengan sungguh-sungguh, pasti ia akan memperolehnya. Mencari rizki lahiriyah tidak dilarang oleh agama, selama tidak dengan cara menghalalkan yang haram dan meninggalkan kewajiban yang telah diwajibkan oleh ALLAH. Oleh karena itu, ya ikhwani, jika ingin selamat, tiada kegiatan yang lebih bermanfaat di zaman ini, selain bersahabat dengan orang-orang yang berjalan di jalan ALLAH SWT dan Rasul-Nya SAW. Bergaul selain mereka hanya akan mengotori hati ini. Perbincangan penghuni zaman ini hanya seputar urusan keduniawian. Rasulullah SAW bersabda : جَدِّدِ السَّفِيْنَةَ فَإِنَّ الْبَحْرَ عَمِيْقٌ , وَخُذِ الزَّادَ كَامِلاً فَإِنَّ السَّفَرَ بَعِيْدٌ , وَ خَفِّفِ اْلحَمْلَ فَإِنَّ الْعَقَبَةَ كُؤُوْدٌ وَاحْصُدِ اْلعَمَلَ فَإِنَّ النَّاقِدَ بَصِيْرٌ “Perbaharuilah kapal (iman), karena lautan (kehidupan dunia) itu dalam (penuh gelombang). Ambillah bekal (taqwa) yang penuh, karena perjalanan (dari dunia ke akhirat) jauh. Ringankanlah beban (keserakahan atas dunia), karena rintangannya berat. Dan petiklah hasil amal (maksudnya kita harus mengoreksi hasil amal sebelum kita dikoreksi), karena pengawasnya Maha melihat.” Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/
[keluarga-islam] Khutbah Nabi saw dalam Pernikahan Puterinya Fatimah Az-Zahra' (sa)
Khutbah Nabi saw dalam Pernikahan Puterinya Fatimah Az-Zahra' (sa) Allah yang memerintahkan Nabi saw agar menikahkan Fatimah dengan Ali (sa) Dalam kitab Dzakhair Al-Uqba: 32, bab Fadhail Fatimah (sa): Anas bin Malik berkata: Ketika Rasulullah saw berada di masjid, beliau bersabda kepada Ali (sa): Ini Jibril memberitahu aku bahwa Allah telah menikahkan kamu dengan Fatimah, dan disaksikan oleh empat puluh ribu malaikat Dalam kitab yang sama, halaman 86 disebutkan: Ali bin Abi Thalib (sa) berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: Datang kepadaku malaikat Jibril dan berkata: Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah menyampaikan salam padamu dan berfirman padamu: Sesungguhnya Aku telah menikahkan Fatimah puterimu dengan Ali bin Abi Thalib di tempat yang paling mulia, maka nikahkan ia dengannya di bumi. Hadis ini dan yang semakna terdapat dalam kitab: 1. Kanzul Ummal, jilid 6 halaman 152, fadhail Ali bin Abi Thalib (sa), hadis ke 32891. 2. Majma' Az-Zawaid, Al-Haitsami, jilid 9 halaman 204, manaqib Fatimah (sa). 3. Faydh Al-Qadhir, Al-Manawi, jilid 2 alaman 215. 4. Ash-Shawaiq Al-Muhriqah, Ibnu hajar, halaman 74, bab 9, fadhail Ali bin Abi Thalib (sa). 5. Kunuz Al-Haqaiq, halaman 29, hadis ke 1415. Khutbah Nabi saw dalam pernikahan Fatimah dengan Ali (sa) Dalam Ar-Riyadh An-Nadhrah 2:183, bab 4, bab manaqib Ali bin Abi Thalib (sa): Anas bin Malik berkata: Abu Bakar pernah melamar Fatimah (sa) kepada Rasulullah saw. Tapi Rasulullah saw bersabda: Wahai Abu Bakar, belum turun ketetapan dari Allah swt. Kemudian Umar melamarnya beserta beberapa orang quraisy. Rasulullah saw menjawab seperti jawaban kepada Abu Bakar. Kemudian salah seorang dari mereka berkata kepada Ali bin Abi Thalib (sa): Sekiranya engkau yang melamarnya kepada Nabi saw, niscaya beliau menerima lamaranmu. Ali (sa) berkata: Bagaimana mungkin, padahal sebelumnya pemuka-pemuka Quraisy telah melamarnya dan beliau tidak menerimanya? Anas berkata: Kemudian Ali bin Abi Thalib (sa) melamarnya. Maka Rasulullah saw bersabda: Telah memerintahkan padaku Tuhanku Azza wa Jalla tentang hal itu. Anas bin Malik berkata: Berselang beberapa hari Nabi saw memanggilku dan bersabda: Wahai Anas, undang agar datang kepadaku Abu Bakar, Umar bin Khaththab, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Sa'd bin Abdul Waqqash, Thalhah, Zubair dan beberapa orang dari Anshar. Kemudian aku mengundang mereka. Mereka pun datang dan berkumpul di dekat Nabi saw, mereka menyiapkan majlis, sedangkan Ali bin Abi Thalib (sa) tidak hadir karena menyiapkan keperluan Nabi saw. Dalam pernikahan puterinya Fatimah Az-Zahra' Rasulullah saw bersabda dalam khutbahnya: Segala puji bagi Allah yang terpuji dengan segala nikmat-Nya, yang disembah dengan ketentuan-Nya, yang ditaati dengan kekuasaan-Nya, yang ditakuti azab dan kekuasaan-Nya, yang meliputi perkara-Nya di langit dan bumi-Nya, yang menciptakan makhluk dengan takdir-Nya, yang mengistimewakan makhluk-Nya dengan hukum-Nya dan memuliakan mereka dengan agama-Nya, yang menjadikan mereka mulia dengan Nabi-Nya Muhammad saw. Sesungguhnya Allah nama-Nya Maha Mulia, Maha Tinggi dan Maha Agung. Ia telah menjadikan mushaharah (hubungan keluarga karena pernikahan) sebagai sebab penerus generasi, perkara yang menjadi sebab penyambung keluarga dan penerus generasi manusia. Allah yang Maha mulia firman-Nya menyatakan: Dialah yang menciptakan manusia dari air kemudian menjadikan manusia punya keturunan dan mushaharah, dan Tuhanmu Maha Kuasa. (Al-Furqan: 54). Perkara Allah swt berlaku dalam ketetapan-Nya, ketetapan-Nya berlaku dalam takdir-Nya, setiap ketetapan mempunyai takdir, setiap takdir mempunyai ajal, dan setiap ajal mempunyai kitab, Allah menghapus apa yang dikehendaki dan menetapkan (apa yang dikehendaki), di sisi-Nya ada Ummul Kitab. (Ar-Ra'd: 39). Sesungguhnya Azza wa Jalla memerintahkan aku untuk menikahkan Fatimah puteri Khadijah dengan Ali bin Abi Thalib, maka saksikan sesungguhnya aku telah menikahkannya dengan maskawin empat ratus Fidhdhah ( dalam nilai perak), dan Ali bin Kemudian Nabi saw minta mangkok yang berisi kurma yang masih segar. Kemudian dihidangkan di depan kami, lalu beliau bersabda: Ambil lalu pergilah. Kemudian kami pergi. Ketika kami pergi datanglah Ali bin Abi Thalib (sa) datang kepada Nabi saw, lalu Nabi saw tersenyum dan bersabda: Sesungguhnya Allah telah memeritahkan aku untuk menikahkan kamu dengan Fatimah dengan mahar empat ratus fidhdhah (perak), jika kamu ridha hal itu. Ali (sa) menjawab: Aku ridha ya Rasulallah. Anas berkata: kemudian Nabi saw berdoa: Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan kesungguhan kalian berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari kalian berdua kebajikan yang banyak. Anas bin Malik berkata: Demi Allah, sungguh telah keluar dari mereka berdua kebajikan yang banyak. Muhibuddin Ath-Thabari Asy-Syafi'i berkata: Hadis ini juga diriwayatkan oleh Abul Khayr Al-Qazwini Al-Hakimi. Khutbah ini juga disebutkan dalam kitab: 1. Dzakhair
[keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy
Memang kalo udah mentok terus kepepet yg paling gampang tinggal menuduh wahabi deh sama lawan bicara yg beda pemahaman... :) Kenapa saya ambil contoh pendapat2 dari Internet? Itu hanya untuk menunjukkan kepada pak Arland bahwa sebenarnya pemahaman anda tentang transfer pahala sholat itu berbeda sendiri. Artinya sebelum pak Arland berani memperbolehkan transfer pahala sholat dengan dasar hadits tersebut seharusnya pak Arland sendiri yang mesti kroscek apa hadits yg pak Arland temukan itu benar ada di Sunan Dawud atau tidak? KArena jika hal itu tidak pernah ada, maka pak arland sama dengan telah menciptakan suatu bid'ah. Lagi pula jika memang ada, saya rasa tidak akan mungkin dari sekian banyak ustadz2 yg ada (ustadznya pak Wandi, ustadz saya, ustadz yg ada di internet, dan yg lainnya) tidak ada satu pun yang mengetahuinya. Sehingga pada akhirnya mereka dengan sangat hati2 tidak berani memperbolehkan bahkan menyarankan utk tidak melaksanakan sholat yang tidak jelas dasarnya tersebut. Ini masalah ibadah mahdhoh, tidak boleh sembarangan kita memperbolehkannya hanya berdasarkan sebuah hadits yang belum jelas keberadaannya melebihi seorang ustadz atau ulama.. :) Salam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland [EMAIL PROTECTED] wrote: Nah... inilah yang saya maksud CIRI dari WAHABIYAH. Ini terakhir reply saya ya... Kan kemarin saya sudah suruh cek and receq di kitab sunan Abu Daud. Disana ada redaksi haditnya. Kalau memang ga punya, saya bisa kirim dalam bentuk file JPG. Saya ga suruh anda percaya sama saya kok, saya cuma mengungkap fakta dan realita bahwa hadits tersebut sebenarnya ada, cuma mungkin kebetulan ga ditayang di Internet atau ga diungkap di pengajian yang anda ikuti. Mana saya Tahu? Itu saja.. Makanya saya suruh anda ngaji dan belajar lebih banyak, perbaiki dan mantapkan nahwu dan sorof, jadi anda bisa baca langsung kitab- kitab aslinya, bukan terjemahan saja. dan jangan hanya menuduh atau berkata seakan2 ini adalah akal-akalan saya. Untungnya apa sih saya akal-akalan bagi saya tentang hadits? Kamu ga tau ya? ancamannya neraka... saya sih takut yeee... Kalau anda ga takut neraka , ya sembunyikan saja hadits-hadits yang memang ada, anda anggap ga ada. Jangan2 jadi Inkarus-sunnah... Na'uzubillah... Min Zalik... Ke dua ; Buat apa saya menyuruh anda percaya sama saya??? Kenal juga saya belum sama anda. Mohon maaf bila anda tersinggung. Wassalam, Arland-Jkt. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie y4tie@ wrote: Bisa jadi tidak ketemu, bisa jadi memang tidak ada, ya tho? :) Yang jelas jumhur ulama internet menyatakan tidak ada itu yang namanya transfer pahala sholat. Kalo masalah pendapat Syeikh, kan sudah saya tulis besar2 anda KELIRU SEKALI. Hal ini sudah sering kami bahas dalam pengajian. Kalo saya jelas lebih percaya ustadz2 yg sudah jelas keilmuannya termasuk ustadz2 yg ada di Internet seperti era muslim, syariah online dsb daripada ilmu dan akal pak Arland... Mohon maaf ya pak.. :) Wassalam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote: Tidak ketemu searcing kan belum tentu tidak ada. Makanya, kl ngaji itu, jangan lewat searching internet melulu. Di internet ya sekedar tambahan saja. Kalau mau ngaji tuh, baca dan dengerin pembahasan kitab-kitab klasik dari ulama2 yang mu'tabar, Insya 'Allah ga akan bingung dan kehilangan obor. Atau, katanya situ kan muridnya Syaikh Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin Tanyakan saja kepada beliau, mengapa beliau tidak mengingkari adanya pengiriman pahala sholat. Padahal kata ustad si eramuslim ga ada dalilnya. Aku kepingin tahu juga, apakah ilmumu nyambung ga sama Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Jangan2 cuma ngaku doang, kenalnya juga lewat searching internet jg wassalam, --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie y4tie@ wrote: Tapi kenapa kalo saya coba searching di forum2 diskusi situs Islam, mereka semua tidak pernah menyebut adanya hadiah pahala sholat utk ortu, bahkan mereka mengatakan tidak pernah ada hadiah pahala yang demikian. Apa ustadz2 itu semua sama tidak tahunya seperti pak Wandy? :) Utk lebih jelasnya berikut saya sertakan salah satunya dari era muslim: Ass. Wr. wb. Ustadz saya mau nanya tentang shalat hadiah untuk orang tua kita yang telah meninggal dunia. Bagaimana tata caranya dan ayat apa yang paling bagus kita bacakan dan doa yang harus kita bacakan? Mohon bantuannya ustadz. Wasalam Iin Erpianto erpianto Jawaban Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Kalau pun ada dalil tentang shalat yang diniatkan untuk hadiah kepada seseorang yang telah wafat, maka shalat itu adalah shalat jenazah. Sedangkan shalat khusus tertentu yang judulnya untuk dihadiahkan
RE: [keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy
Kan dulu pernah saya ikut menyampaikan juga, mungkin sekarang tidak ada WAHABI namun sifat bisa saja hingga sekarang, bahkan bisa saja merupakan penyakit menular, begitu juga Allah menurunkan Alquran di situ menerangkan Mukmin, Munafik, dan kafir, itu sifat, tabiat, kelakuan semua jangan di kembalikan keorang lain, kembalikanlah kepada diri sendiri, InsyaAllah manusia yang punya hati merasa di telanjangi tentunya akan mengadakan perbaikan untuk diri sendiri dan keluarganya, lalu ke orang lain, begitulah Alquran memang porno ...la.kita di telanjangi olehNya, Saya mengerti Apa yang disampaikan P'Arland, dan saya paham -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Arland Sent: Wednesday, April 02, 2008 7:33 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy Nah... inilah yang saya maksud CIRI dari WAHABIYAH. Ini terakhir reply saya ya... Kan kemarin saya sudah suruh cek and receq di kitab sunan Abu Daud. Disana ada redaksi haditnya. Kalau memang ga punya, saya bisa kirim dalam bentuk file JPG. Saya ga suruh anda percaya sama saya kok, saya cuma mengungkap fakta dan realita bahwa hadits tersebut sebenarnya ada, cuma mungkin kebetulan ga ditayang di Internet atau ga diungkap di pengajian yang anda ikuti. Mana saya Tahu? Itu saja.. Makanya saya suruh anda ngaji dan belajar lebih banyak, perbaiki dan mantapkan nahwu dan sorof, jadi anda bisa baca langsung kitab-kitab aslinya, bukan terjemahan saja. dan jangan hanya menuduh atau berkata seakan2 ini adalah akal-akalan saya. Untungnya apa sih saya akal-akalan bagi saya tentang hadits? Kamu ga tau ya? ancamannya neraka... saya sih takut yeee... Kalau anda ga takut neraka , ya sembunyikan saja hadits-hadits yang memang ada, anda anggap ga ada. Jangan2 jadi Inkarus-sunnah... Na'uzubillah... Min Zalik... Ke dua ; Buat apa saya menyuruh anda percaya sama saya??? Kenal juga saya belum sama anda. Mohon maaf bila anda tersinggung. Wassalam, Arland-Jkt. --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com yahoogroups.com, y4tie [EMAIL PROTECTED] wrote: Bisa jadi tidak ketemu, bisa jadi memang tidak ada, ya tho? :) Yang jelas jumhur ulama internet menyatakan tidak ada itu yang namanya transfer pahala sholat. Kalo masalah pendapat Syeikh, kan sudah saya tulis besar2 anda KELIRU SEKALI. Hal ini sudah sering kami bahas dalam pengajian. Kalo saya jelas lebih percaya ustadz2 yg sudah jelas keilmuannya termasuk ustadz2 yg ada di Internet seperti era muslim, syariah online dsb daripada ilmu dan akal pak Arland... Mohon maaf ya pak.. :) Wassalam --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote: Tidak ketemu searcing kan belum tentu tidak ada. Makanya, kl ngaji itu, jangan lewat searching internet melulu. Di internet ya sekedar tambahan saja. Kalau mau ngaji tuh, baca dan dengerin pembahasan kitab-kitab klasik dari ulama2 yang mu'tabar, Insya 'Allah ga akan bingung dan kehilangan obor. Atau, katanya situ kan muridnya Syaikh Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin Tanyakan saja kepada beliau, mengapa beliau tidak mengingkari adanya pengiriman pahala sholat. Padahal kata ustad si eramuslim ga ada dalilnya. Aku kepingin tahu juga, apakah ilmumu nyambung ga sama Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Jangan2 cuma ngaku doang, kenalnya juga lewat searching internet jg wassalam, --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com yahoogroups.com, y4tie y4tie@ wrote: Tapi kenapa kalo saya coba searching di forum2 diskusi situs Islam, mereka semua tidak pernah menyebut adanya hadiah pahala sholat utk ortu, bahkan mereka mengatakan tidak pernah ada hadiah pahala yang demikian. Apa ustadz2 itu semua sama tidak tahunya seperti pak Wandy? :) Utk lebih jelasnya berikut saya sertakan salah satunya dari era muslim: Ass. Wr. wb. Ustadz saya mau nanya tentang shalat hadiah untuk orang tua kita yang telah meninggal dunia. Bagaimana tata caranya dan ayat apa yang paling bagus kita bacakan dan doa yang harus kita bacakan? Mohon bantuannya ustadz. Wasalam Iin Erpianto erpianto Jawaban Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Kalau pun ada dalil tentang shalat yang diniatkan untuk hadiah kepada seseorang yang telah wafat, maka shalat itu adalah shalat jenazah. Sedangkan shalat khusus tertentu yang judulnya untuk dihadiahkan kepada orang yang sudah wafat, kami belum menemukan dasar masyru'iyahnya dari sumber-sumber yang valid. Hal ini berbeda dengan berhaji dengan niat untuk dihadiahkan kepada seseorang, baik masih hidup atau sudah wafat, yang memang ada dasar masyru'iyahnya. Istilahnya adalah haji badal. Dari Ibnu Abbas ra. bahwa seorang wanita dari Juhainnah datang
[keluarga-islam] Please send this email to as many people as you know
[EMAIL PROTECTED] wrote: Astaghfirullahaladzim⦠Astaghfirullahaladzim⦠Astaghfirullahaladzim⦠Ya.. Alloh selamatkan saudara ku yang sedang berjuang di mana saja mereka berada dan matikan lah mereka dalam keadaan yang baik yang engkau ridhoi mereka masuk kedalam surga mu yang kekal abadi selama lamanya. Aaminnn⦠Israeli soldiers passing out candy to the kids . (Embedded image moved to file: pic28617.jpg) (Embedded image moved to file: pic23757.jpg) (Embedded image moved to file: pic09832.jpg) Making sure they get to school. (Embedded image moved to file: pic30932.gif) Helping Ladies across the street.. (Embedded image moved to file: pic04169.jpg) (Embedded image moved to file: pic02154.jpg) Providing childcare. (Embedded image moved to file: pic25721.jpg) (Embedded image moved to file: pic17189.jpg) Allowing them a place to rest (permanently) (Embedded image moved to file: pic19976.jpg) (Embedded image moved to file: pic31329.jpg) Access to Healthcare. (Embedded image moved to file: pic02368.gif) Construction projects (demolition) (Embedded image moved to file: pic28692.jpg) (Embedded image moved to file: pic21425.jpg) Respecting American and British pacifist resisters (such as American Rachel Corrie) (Embedded image moved to file: pic10555.jpg) (Embedded image moved to file: pic03434.jpg) (Embedded image moved to file: pic16549.jpg) And others. (Embedded image moved to file: pic07441.jpg) And if you are not satisfied, now, with the truth the following pictures are war crimes as defined by the UN, The Hague and the Geneva Convention. Using images of your enemy dead or alive (violation) (Embedded image moved to file: pic09512.jpg) Human shields (violation) (Embedded image moved to file: pic30145.jpg) Live Burial Torture (violation) (Embedded image moved to file: pic18060.jpg) And as a last resort, Execution (violation) (Embedded image moved to file: pic21718.jpg) These IDF soldiers have faces... I can clearly see them...Cant you? Why are they not being prosecuted? Because it is systematic process that is driven by the government designed to force the people of Palestine into exile so Israel can claim all the land and resources. This where my American tax dollars are going, do you know where your tax dollars are at? TAKE THE TIME TO FIND THE TRUTH. So many lives depend on it. I, like so many Americans, am Caucasian, non-Arab, and religious. I can no longer sit back with good conscience and do nothing while my government is supporting the types of terrorist actions that we have condemned Muslim Fundamentalist for. Call your Congressman and Senator, send an email to the White House and demand that our government negotiate FAIRLY with both sides and bring a fair and just solution to Palestine and Israel . (Embedded image moved to file: pic03753.jpg) PLS DELIVER TO YOUR FRIENDS Regards, Erie Irawan PT.Raflatac Indonesia Jl.Meranti I Blok L2 No.8 Kaw.Delta Silicon I Lippo Cikarang Bekasi 17550 Ph.+62 2189906866 (Ext.112) Fax.+62 218973712 Mobile. +62 8881864246 [EMAIL PROTECTED] - You rock. That's why Blockbuster's offering you one month of Blockbuster Total Access, No Cost.
[keluarga-islam] Hadist today
*1. Dari Abu Juraij iaitu Jabir bin Sulaim r.a., *katanya: Saya melihat ada seorang lelaki yang orang-orang semuanya sama mengeluarkan huraiannya berpokok pangkal dari pendapat orang tersebut. Orang itu tidak mengucapkan sesuatu, melainkan orang-orang sama mengeluarkan huraiannya dengan berpedoman dari ucapan orang tersebut. Saya bertanya: Siapakah orang itu? Orang-orang sama menjawab: Itu adalah Rasulullah s.a.w. Saya lalu mengucapkan 'Alaikas salam, ya Rasulullah, sampai dua kali. Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: Jangan mengucapkan: 'Alaikas-salam, sebab 'Alaikas-salam adalah sebagai penghormatan kepada orang-orang mati. Ucapkanlah: Assalamu 'alaik. Jabir berkata: Saya lalu bertanya: Apakah anda itu Rasulullah. Beliau s.a.w. menjawab: Ya, saya adalah Rasulullah yakni utusan Allah. Allah ialah yang apabila engkau ditimpa oleh sesuatu bahaya, kemudian engkau berdoa padanya - supaya bahaya itu dilenyapkan, maka Allah pasti melapangkan engkau dari bahaya tadi. ]uga jikalau engkau ditimpa oleh tahun paceklik - bahaya kelaparan - lalu engkau berdoa padaNya, maka Allah akan menumbuhkan tanaman-tanaman untukmu dan jikalau engkau berada di suatu tanah gersang atau di daerah yang tandus, kemudian engkau kehilangan kenderaanmu, kemudian engkau berdoa padaNya - mohon supaya diselamatkan, maka Allah akan mengembalikan kenderaanmu itu padamu. Jabir berkata: Saya lalu berkata: Berilah saya suatu perjanjian yang wajib saya penuhi! Beliau s.a.w. bersabda: Jangan sekali-kali engkau mencaci-maki kepada seseorang pun. Jabir berkata: Sesudah saat itu saya tidak pernah lagi mencaci-maki kepada siapapun, baik ia orang merdeka atau hamba sahaya, ataupun kepada unta dan kambing. Beliau s.a.w. melanjutkan sabdanya: Janganlah engkau meremehkan sedikit pun dari perbuatan yang baik - yakni sekali pun nampaknya tidak bererti dan kurang berharga, tetapi lakukanlah itu. Hendaklah engkau berbicara dengan saudaramu dan engkau senantiasa menunjukkan muka yang manis padanya, kerana sesungguhnya yang sedemikian itu termasuk perbuatan yang baik. Angkatlah sarungmu sampai ke pertengahan betis, tetapi jikalau engkau enggan berbuat semacam itu, maka bolehlah sampai pada kedua mata kaki. Takutlah pada perbuatan melemberehkan sarung, sebab sesungguhnya yang sedemikian itu termasuk kesombongan dan sesung-guhnya Allah itu tidak suka kepada kesombongan. Jikalau ada seseorang yang mencaci-maki padamu atau mencela dirimu dengan sesuatu yang ia tahu bahawa cela tadi memang ada dalam dirimu, maka janganlah engkau membalas mencela padanya dengan sesuatu yang engkau tahu bahawa cela itu memang ada dalam dirinya, sebab hanyasanya tanggungan- yakni dosa - perbuatan itu adalah pada diri orang yang mencela saja. *Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dengan isnad yang shahih dan Imam Termidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih. *