RE: [keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah Membungkam Wahhabi

2008-04-02 Terurut Topik Hidayat, Akhmad

Oh, berarti sudah ganti topik ya ... 

Berdoa tentu juga bisa dilakukan sendiri ...  berdoa transit ke Gusdur?
Maaf, saya baru denger :-)

 

Kalau yang dimaksud dengan melalui perantara, mungkin istilah yang tepat
dipakai adalah tawassul.  Dan ini (berdoa dengan tawassul), insya Allah
juga ada dalilnya ...  ada haditsnya ...  jadi bukan bid'ah.  Kalau
belum pernah mendengar dalilnya, mungkin bisa ditanya sama Ulama/Ustadz,
atau malah anggota milis ada yang tahu.

 

Mari belajar ...

 

Salam,

Hidayat

 



From: keluarga-islam@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of OK Taufik
Sent: Wednesday, April 02, 2008 10:13 AM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah Membungkam Wahhabi

 

ya tak lah..kan sudah dewasa, banyak buku doa, banyak buku kumpulan
hadist..semuanyakan di tujukan ke Allah SWT, tak perlu transit dulu ke
gus dur dulu misalnya..peace ya
selalu kalem walau di hantem

2008/4/2 Hidayat, Akhmad [EMAIL PROTECTED]
mailto:[EMAIL PROTECTED] :

Wah, hebat sekali Pak.  Nggak perlu belajar, ngaji, tapi langsung berdoa
saja ke Gusti Allah SWT.  Lantas, apa makna hadits bahwa Ulama adalah
Pewaris Para Nabi?

 

Hati2, nanti bisa jadi nabi baru lho ...  :-)

 

Al'afwu minkum.

 

Salam,

Hidayat

 



From: keluarga-islam@yahoogroups.com
mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com
[mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com
mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com ] On Behalf Of OK Taufik
Sent: Tuesday, April 01, 2008 5:34 PM


To: keluarga-islam@yahoogroups.com
mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com 

Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Ibnu Taimiyyah Membungkam Wahhabi

 

dari pada di ributkan soal buku kuning misalnya ..mending berdoa saja ke
allah SWT agar di tunjukkan olehNYA memahami ajaran Islam YANG BENAR.

2008/4/1 Hidayat, Akhmad [EMAIL PROTECTED]
mailto:[EMAIL PROTECTED] :

Setuju untuk belajar melalui kitab2 asli dengan ulama yang mumpuni dan
bersanadkan hingga ke Rasulullah.  Tidak hanya mengacu kepada buku2
terjemahan, kemudian sudah berani menyalahkan pemahaman saudaranya yang
lain.  Gampang menebar tuduhan bid'ah, sesat, ...  Astaghfirullah wa
na'udzubillah min dzalik.

 

Salam,

Hidayat 

This message and any attached files may contain information that is
confidential and/or subject of legal privilege intended only for use by
the intended recipient. If you are not the intended recipient or the
person responsible for delivering the message to the intended recipient,
be advised that you have received this message in error and that any
dissemination, copying or use of this message or attachment is strictly
forbidden, as is the disclosure of the information therein. If you have
received this message in error please notify the sender immediately and
delete the message.




-- 
OK TAUFIK

 



This message and any attached files may contain information that is 
confidential and/or subject of legal privilege intended only for use by the 
intended recipient. If you are not the intended recipient or the person 
responsible for delivering the message to the intended recipient, be advised 
that you have received this message in error and that any dissemination, 
copying or use of this message or attachment is strictly forbidden, as is the 
disclosure of the information therein. If you have received this message in 
error please notify the sender immediately and delete the message.

[keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy

2008-04-02 Terurut Topik Arland
Tidak ketemu searcing kan belum tentu tidak ada.

Makanya, kl ngaji itu, jangan lewat searching internet melulu.
Di internet ya sekedar tambahan saja.
Kalau mau ngaji tuh, baca dan dengerin pembahasan kitab-kitab klasik 
dari ulama2 yang mu'tabar, Insya 'Allah ga akan bingung dan 
kehilangan obor.

Atau, katanya situ kan muridnya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-
Utsaimin
Tanyakan saja kepada beliau, mengapa beliau tidak mengingkari adanya 
pengiriman pahala sholat.
Padahal kata ustad si eramuslim ga ada dalilnya.

Aku kepingin tahu juga, apakah ilmumu nyambung ga sama Syaikh 
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Jangan2 cuma ngaku doang, kenalnya juga lewat searching internet jg

wassalam,





--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Tapi kenapa kalo saya coba searching di forum2 diskusi situs Islam, 
 mereka semua tidak pernah menyebut adanya hadiah pahala sholat utk 
 ortu, bahkan mereka mengatakan tidak pernah ada hadiah pahala yang 
 demikian. Apa ustadz2 itu semua sama tidak tahunya seperti pak 
 Wandy? :)
 
 Utk lebih jelasnya berikut saya sertakan salah satunya dari era 
 muslim:
 
 Ass. Wr. wb.
 
 Ustadz saya mau nanya tentang shalat hadiah untuk orang tua kita 
 yang telah meninggal dunia. Bagaimana tata caranya dan ayat apa 
yang 
 paling bagus kita bacakan dan doa yang harus kita bacakan? Mohon 
 bantuannya ustadz.
 
 Wasalam
 
 Iin Erpianto
 erpianto
 
 Jawaban
 Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 
 
 Kalau pun ada dalil tentang shalat yang diniatkan untuk hadiah 
 kepada seseorang yang telah wafat, maka shalat itu adalah shalat 
 jenazah. Sedangkan shalat khusus tertentu yang judulnya untuk 
 dihadiahkan kepada orang yang sudah wafat, kami belum menemukan 
 dasar masyru'iyahnya dari sumber-sumber yang valid.
 
 Hal ini berbeda dengan berhaji dengan niat untuk dihadiahkan kepada 
 seseorang, baik masih hidup atau sudah wafat, yang memang ada dasar 
 masyru'iyahnya. Istilahnya adalah haji badal.
 
 Dari Ibnu Abbas ra. bahwa seorang wanita dari Juhainnah datang 
 kepada Nabi SAW dan bertanya, Sesungguhnya ibuku nadzar untuk 
 hajji, namun belum terlaksana sampai ia meninggal, apakah saya 
 melakukah haji untuknya? Rasul menjawab, Ya, bagaimana pendapatmu 
 kalau ibumu mempunyai hutang, apakah kamu membayarnya? Bayarlah 
 hutang Allah, karena hutang Allah lebih berhak untuk dibayar. (HR 
 Bukhari)
 
 Dengan adanya dasar masyru'iyahnya, maka boleh buat kita untuk 
 melakukannya. Semua teknisnya sama persis dengan haji untuk diri 
 sendiri, kecuali niatnya saja yang dikhususkan untuk orang yang 
 dibadalkan.
 
 Namun untuk ibadah shalat, kami belum pernah mendengar adanya 
badal, 
 baik untuk orang yang masih hidup atau pun untuk mereke yang sudah 
 wafat. Baik hubungannya antara orang tua dan anak, atau pun tidak 
 ada hubungannya.
 
 Karena itu kami mohon maaf karena tidak bisa menjawab pertanyaan 
 anda. Bahkan kami tidak merekomendasikan anda untuk melakukannya, 
 lantaran belum jelas dasar-dasarnya. Padahal masalah yang anda 
 tanyakan itu benar-benar masalah ibadah mahdhah, yang rujukannya 
 harus pasti dari apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW.
 
 Salam
 
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra 
 wandysulastra@ wrote:
 
  Kalau demikian, berarti masalah ini muncul hanya karena 
 keterbatasan 
  ilmu dan akal saya serta Ustadz atau ulama dimana saya pernah 
  mengambil ilmu kepada mereka. Mohon maaf kalau begitu...:)
  
  Wassalam
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote:
  
   Assalamu'alaikum wr, wb.
   
   Sebagai pengakhiran diskusi, saya sedikit memberikan masukan 
 sbb :
   
   Karena sekarang semua sudah tahu haditsnya bahwa, pengiriman 
  pahala 
   lewat sholat itu memang ada, maka buat masukan antum, lain 
waktu 
  bila 
   ada yang mengatakan itu BOLEH, jadi ga heran lagi, memang 
 dalilnya 
   ada kok, cuma kitanya aja yg masih belum tahu atau belum sampai 
  ilmu 
   kita untuk mempelajari itu.
   Di kitab Kifayatul Akhyar (versi klasik bahasa arabnya) , juga 
  kalau 
   ga salah ingat hadits ini dimunculkan, cuma dalam bentuk 
 tambihun.
   
   Kemudian mengeni mazhab, saya menggunakan fiqih Syafi'iyyah.
   Saya kira banyak kok, yang menggunakan dalil ini untuk membayar 
   hutang2 sholat orangtua mereka yang ketika saat ajal itu datang 
   (sakratul maut), dalam keadaan koma, orangtuanya meninggalkan 
   sholatnya beberapa hari.
   
   Ada juga yang menggantinya secara dobel, yaitu dengan sholat 
 qodlo 
   dan beras yang dibagikan kepada fakir miskin.
   Kejadian ini sudah saya ketahui semenjak saya masih kanak2 
 memang 
   sudah ada (sekitar 35 tahun yl), kalau jaman dulu pengeluaran 
  kafarah 
   dalam bentuk berasnya itu di HELA, yaitu dengan cara si ahli 
 waris 
   menyerahkan kepada seorang fakir miskin, kemudian sifakir 
miskin 
   menghadiahkan lagi beras itu kepada ahli waris, lalu ahli waris 
   membayar kafaroh lagi dari beras yang sama, begitu seterusnya 
  samapai 
   4-5kali.
   

[keluarga-islam] Ingin bermimpi Nabi

2008-04-02 Terurut Topik Mochamad Ridwan
--- In [EMAIL PROTECTED], husin nabil [EMAIL PROTECTED] wrote:  
 Seorang murid berjalan menuju rumah syaikhnya. Tampak di wajahnya
sedang menginginkan sesuatu. Ketika sampai di rumah syaikhnya, dia duduk
bersimpuh beradab di hadapan sang syaikh tak bergeming sedikitpun. Kemudian 
dengan
wajah dan suara yang berwibawa itu, bertanyalah syaikh kepada muridnya,apakah
yang membuatmu datang kepadaku di tengah malam begini? Dijawabnya dengan suara
yang halus, Wahai syaikh, sudah lama aku ingin melihat wajah Nabiku SAW
walau hanya lewat mimpi, tetapi keinginanku belum terkabul juga.
Oo..itu rupanya yang kau inginkan, tunggu sebentar. Jawab syaikh.
Dia mengeluarkan pena, kemudian menuliskan sesuatu untuk muridnya.
ini...bacalah setiap hari sebanyak seribu kali insya Allah kau akan
bertemu dengan Nabimu. Pulanglah murid membawa catatan dari sang syaikh dengan
penuh harapan ia akan bertemu dengan Nabi SAW. Tetapi setelah beberapa minggu 
kembalilah
murid ke rumah syaikhnya memberitahukan bahwa bacaan yang diberikannya tidak
berpengaruh apa-apa. Kemudian syaikh memberikan bacaan baru untuk dicobanya
lagi. 
  
 Sayangnya beberapa minggu setelah itu muridnya kembali lagi
memberitahukan kejadian yang sama. Setelah berdiam beberapa saat, berkatalah
sang syaikh, Nanti malam engkau datang ke rumahku untuk kuundang makan
malam. Sang murid menyetujui permintaan syaikhnya dengan penuh keheranan.
Dia ingin bertemu Nabi, tetapi kenapa di undang makan malam. Karena dia termasuk
murid yang taat, dipenuhinyalah permintaan syaikhnya itu. Datanglah ia ke rumah
syaikh untuk menikmati hidangan malamnya. Tenyata syaikh hanya menghidangkan
ikan asin saja dan memerintahkan muridnya untuk menghabiskannya. Makan,
makanlah semua dan jangan biarkan tersisa sedikitpun! Maka muridpun 
menghabiskan
seluruh ikan asin yang ada. Setelah itu ia merasa kehausan karena memang ikan
asin membuat orang haus. Tetapi ketika ingin meneguk air yang ada di depan
matanya, sang syaikh melarangnya, Kau tidak boleh meminum air itu hingga
esok pagi, dan malam ini kau akan tidur di rumahku! kata sang syaikh.
Dengan penuh keheranan diturutinya perintah syaikh tadi. Tetapi di malam hari
ia susah untuk tidur karena kehausan. Ia membolak-balikkan badannya, hingga 
akhirnya
tertidur karena kelelahan. Tetapi apa yang terjadi? Ia bermimpi bertemu
syaikhnya membawakan satu ember air dingin lalu mengguyurkan ke badannya.
  
 Kemudian terjagalah ia karena mimpi itu seakan-akan benar-benar
terjadi pada dirinya. Kemudian ia mendapati syaikhnya telah berdiri di
hadapannya dan berkata, Apa yang kau impikan? Dijawab olehnya, Syaikh
aku tidak bermimpi Nabiku SAW, aku memimpikanmu membawa air dingin lalu
mengguyurkan ke badanku. Tersenyumlah syaikh karena jawaban muridnya.
  
 Kemudian dengan bijaksana ia berkata, Jika cintamu pada Nabi
seperti cintamu pada air dingin itu kau akan bermimpi Nabimu SAW.
Menangislah murid dan menyadari bahwa didalam dirinya belum ada rasa cinta
kepada Nabi, ia masih lebih mencintai dunia daripada Nabi. Ia masih
meninggalkan sunah-sunahnya. Ia masih menyakiti hati umat Nabi. Ia
masih...masih...masihohh berapa banyak tenaga yang harus aku keluarkan
untuk bertemu Nabiku, aku sadari Nabiku bukan sesuatu yang murah dan mudah
untuk dipetik atau dibeli dengan uang. 
  
 Aku hanya berharap semoga Nabiku mendengar keluhan yang keluar dari
hatiku ini dan menjemputku walau di dalam mimpi.



  Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
Answers





   
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi 
Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/

[keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy

2008-04-02 Terurut Topik y4tie
Bisa jadi tidak ketemu, bisa jadi memang tidak ada, ya tho? :)

Yang jelas jumhur ulama internet menyatakan tidak ada itu yang
namanya transfer pahala sholat. Kalo masalah pendapat Syeikh, kan
sudah saya tulis besar2 anda KELIRU SEKALI. Hal ini sudah sering kami
bahas dalam pengajian. 

Kalo saya jelas lebih percaya ustadz2 yg sudah jelas keilmuannya
termasuk ustadz2 yg ada di Internet seperti era muslim, syariah online
dsb daripada ilmu dan akal pak Arland... Mohon maaf ya pak.. :)

Wassalam

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Tidak ketemu searcing kan belum tentu tidak ada.
 
 Makanya, kl ngaji itu, jangan lewat searching internet melulu.
 Di internet ya sekedar tambahan saja.
 Kalau mau ngaji tuh, baca dan dengerin pembahasan kitab-kitab klasik 
 dari ulama2 yang mu'tabar, Insya 'Allah ga akan bingung dan 
 kehilangan obor.
 
 Atau, katanya situ kan muridnya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-
 Utsaimin
 Tanyakan saja kepada beliau, mengapa beliau tidak mengingkari adanya 
 pengiriman pahala sholat.
 Padahal kata ustad si eramuslim ga ada dalilnya.
 
 Aku kepingin tahu juga, apakah ilmumu nyambung ga sama Syaikh 
 Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
 Jangan2 cuma ngaku doang, kenalnya juga lewat searching internet jg
 
 wassalam,
 
 
 
 
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie y4tie@ wrote:
 
  Tapi kenapa kalo saya coba searching di forum2 diskusi situs Islam, 
  mereka semua tidak pernah menyebut adanya hadiah pahala sholat utk 
  ortu, bahkan mereka mengatakan tidak pernah ada hadiah pahala yang 
  demikian. Apa ustadz2 itu semua sama tidak tahunya seperti pak 
  Wandy? :)
  
  Utk lebih jelasnya berikut saya sertakan salah satunya dari era 
  muslim:
  
  Ass. Wr. wb.
  
  Ustadz saya mau nanya tentang shalat hadiah untuk orang tua kita 
  yang telah meninggal dunia. Bagaimana tata caranya dan ayat apa 
 yang 
  paling bagus kita bacakan dan doa yang harus kita bacakan? Mohon 
  bantuannya ustadz.
  
  Wasalam
  
  Iin Erpianto
  erpianto
  
  Jawaban
  Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 
  
  Kalau pun ada dalil tentang shalat yang diniatkan untuk hadiah 
  kepada seseorang yang telah wafat, maka shalat itu adalah shalat 
  jenazah. Sedangkan shalat khusus tertentu yang judulnya untuk 
  dihadiahkan kepada orang yang sudah wafat, kami belum menemukan 
  dasar masyru'iyahnya dari sumber-sumber yang valid.
  
  Hal ini berbeda dengan berhaji dengan niat untuk dihadiahkan kepada 
  seseorang, baik masih hidup atau sudah wafat, yang memang ada dasar 
  masyru'iyahnya. Istilahnya adalah haji badal.
  
  Dari Ibnu Abbas ra. bahwa seorang wanita dari Juhainnah datang 
  kepada Nabi SAW dan bertanya, Sesungguhnya ibuku nadzar untuk 
  hajji, namun belum terlaksana sampai ia meninggal, apakah saya 
  melakukah haji untuknya? Rasul menjawab, Ya, bagaimana pendapatmu 
  kalau ibumu mempunyai hutang, apakah kamu membayarnya? Bayarlah 
  hutang Allah, karena hutang Allah lebih berhak untuk dibayar. (HR 
  Bukhari)
  
  Dengan adanya dasar masyru'iyahnya, maka boleh buat kita untuk 
  melakukannya. Semua teknisnya sama persis dengan haji untuk diri 
  sendiri, kecuali niatnya saja yang dikhususkan untuk orang yang 
  dibadalkan.
  
  Namun untuk ibadah shalat, kami belum pernah mendengar adanya 
 badal, 
  baik untuk orang yang masih hidup atau pun untuk mereke yang sudah 
  wafat. Baik hubungannya antara orang tua dan anak, atau pun tidak 
  ada hubungannya.
  
  Karena itu kami mohon maaf karena tidak bisa menjawab pertanyaan 
  anda. Bahkan kami tidak merekomendasikan anda untuk melakukannya, 
  lantaran belum jelas dasar-dasarnya. Padahal masalah yang anda 
  tanyakan itu benar-benar masalah ibadah mahdhah, yang rujukannya 
  harus pasti dari apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW.
  
  Salam
  
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, wandysulastra 
  wandysulastra@ wrote:
  
   Kalau demikian, berarti masalah ini muncul hanya karena 
  keterbatasan 
   ilmu dan akal saya serta Ustadz atau ulama dimana saya pernah 
   mengambil ilmu kepada mereka. Mohon maaf kalau begitu...:)
   
   Wassalam
   
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote:
   
Assalamu'alaikum wr, wb.

Sebagai pengakhiran diskusi, saya sedikit memberikan masukan 
  sbb :

Karena sekarang semua sudah tahu haditsnya bahwa, pengiriman 
   pahala 
lewat sholat itu memang ada, maka buat masukan antum, lain 
 waktu 
   bila 
ada yang mengatakan itu BOLEH, jadi ga heran lagi, memang 
  dalilnya 
ada kok, cuma kitanya aja yg masih belum tahu atau belum sampai 
   ilmu 
kita untuk mempelajari itu.
Di kitab Kifayatul Akhyar (versi klasik bahasa arabnya) , juga 
   kalau 
ga salah ingat hadits ini dimunculkan, cuma dalam bentuk 
  tambihun.

Kemudian mengeni mazhab, saya menggunakan fiqih Syafi'iyyah.
Saya kira banyak kok, yang menggunakan dalil ini untuk membayar 
hutang2 sholat orangtua mereka yang ketika saat ajal 

[keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy

2008-04-02 Terurut Topik Arland
Nah... inilah yang saya maksud CIRI dari WAHABIYAH.
Ini terakhir reply saya ya...

Kan kemarin saya sudah suruh cek and receq di kitab sunan Abu Daud.
Disana ada redaksi haditnya.
Kalau memang ga punya, saya bisa kirim dalam bentuk file JPG.

Saya ga suruh anda percaya sama saya kok, saya cuma mengungkap fakta 
dan realita bahwa hadits tersebut sebenarnya ada, cuma mungkin 
kebetulan ga ditayang di Internet atau ga diungkap di pengajian yang 
anda ikuti. Mana saya Tahu?
Itu saja..

Makanya saya suruh anda ngaji dan belajar lebih banyak, perbaiki dan 
mantapkan nahwu dan sorof, jadi anda bisa baca langsung kitab-kitab 
aslinya, bukan terjemahan saja. dan jangan hanya menuduh atau berkata 
seakan2 ini adalah akal-akalan saya.

Untungnya apa sih saya akal-akalan bagi saya tentang hadits?
Kamu ga tau ya? ancamannya neraka... saya sih takut yeee...
Kalau anda ga takut neraka , ya sembunyikan saja hadits-hadits yang 
memang ada, anda anggap ga ada.
Jangan2 jadi Inkarus-sunnah... Na'uzubillah... Min Zalik...

Ke dua ; Buat apa saya menyuruh anda percaya sama saya???
Kenal juga saya belum sama anda.

Mohon maaf bila anda tersinggung.
Wassalam,
Arland-Jkt.



--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bisa jadi tidak ketemu, bisa jadi memang tidak ada, ya tho? :)
 
 Yang jelas jumhur ulama internet menyatakan tidak ada itu yang
 namanya transfer pahala sholat. Kalo masalah pendapat Syeikh, kan
 sudah saya tulis besar2 anda KELIRU SEKALI. Hal ini sudah sering 
kami
 bahas dalam pengajian. 
 
 Kalo saya jelas lebih percaya ustadz2 yg sudah jelas keilmuannya
 termasuk ustadz2 yg ada di Internet seperti era muslim, syariah 
online
 dsb daripada ilmu dan akal pak Arland... Mohon maaf ya pak.. :)
 
 Wassalam
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote:
 
  Tidak ketemu searcing kan belum tentu tidak ada.
  
  Makanya, kl ngaji itu, jangan lewat searching internet melulu.
  Di internet ya sekedar tambahan saja.
  Kalau mau ngaji tuh, baca dan dengerin pembahasan kitab-kitab 
klasik 
  dari ulama2 yang mu'tabar, Insya 'Allah ga akan bingung dan 
  kehilangan obor.
  
  Atau, katanya situ kan muridnya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-
  Utsaimin
  Tanyakan saja kepada beliau, mengapa beliau tidak mengingkari 
adanya 
  pengiriman pahala sholat.
  Padahal kata ustad si eramuslim ga ada dalilnya.
  
  Aku kepingin tahu juga, apakah ilmumu nyambung ga sama Syaikh 
  Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
  Jangan2 cuma ngaku doang, kenalnya juga lewat searching internet 
jg
  
  wassalam,
  
  
  
  
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie y4tie@ wrote:
  
   Tapi kenapa kalo saya coba searching di forum2 diskusi situs 
Islam, 
   mereka semua tidak pernah menyebut adanya hadiah pahala sholat 
utk 
   ortu, bahkan mereka mengatakan tidak pernah ada hadiah pahala 
yang 
   demikian. Apa ustadz2 itu semua sama tidak tahunya seperti pak 
   Wandy? :)
   
   Utk lebih jelasnya berikut saya sertakan salah satunya dari era 
   muslim:
   
   Ass. Wr. wb.
   
   Ustadz saya mau nanya tentang shalat hadiah untuk orang tua 
kita 
   yang telah meninggal dunia. Bagaimana tata caranya dan ayat apa 
  yang 
   paling bagus kita bacakan dan doa yang harus kita bacakan? 
Mohon 
   bantuannya ustadz.
   
   Wasalam
   
   Iin Erpianto
   erpianto
   
   Jawaban
   Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 
   
   Kalau pun ada dalil tentang shalat yang diniatkan untuk hadiah 
   kepada seseorang yang telah wafat, maka shalat itu adalah 
shalat 
   jenazah. Sedangkan shalat khusus tertentu yang judulnya untuk 
   dihadiahkan kepada orang yang sudah wafat, kami belum menemukan 
   dasar masyru'iyahnya dari sumber-sumber yang valid.
   
   Hal ini berbeda dengan berhaji dengan niat untuk dihadiahkan 
kepada 
   seseorang, baik masih hidup atau sudah wafat, yang memang ada 
dasar 
   masyru'iyahnya. Istilahnya adalah haji badal.
   
   Dari Ibnu Abbas ra. bahwa seorang wanita dari Juhainnah datang 
   kepada Nabi SAW dan bertanya, Sesungguhnya ibuku nadzar untuk 
   hajji, namun belum terlaksana sampai ia meninggal, apakah saya 
   melakukah haji untuknya? Rasul menjawab, Ya, bagaimana 
pendapatmu 
   kalau ibumu mempunyai hutang, apakah kamu membayarnya? Bayarlah 
   hutang Allah, karena hutang Allah lebih berhak untuk dibayar. 
(HR 
   Bukhari)
   
   Dengan adanya dasar masyru'iyahnya, maka boleh buat kita untuk 
   melakukannya. Semua teknisnya sama persis dengan haji untuk 
diri 
   sendiri, kecuali niatnya saja yang dikhususkan untuk orang yang 
   dibadalkan.
   
   Namun untuk ibadah shalat, kami belum pernah mendengar adanya 
  badal, 
   baik untuk orang yang masih hidup atau pun untuk mereke yang 
sudah 
   wafat. Baik hubungannya antara orang tua dan anak, atau pun 
tidak 
   ada hubungannya.
   
   Karena itu kami mohon maaf karena tidak bisa menjawab 
pertanyaan 
   anda. Bahkan kami tidak merekomendasikan anda untuk 
melakukannya, 
   lantaran belum jelas dasar-dasarnya. Padahal 

[keluarga-islam] Menjaga hati

2008-04-02 Terurut Topik Mochamad Ridwan
http://bisyarah.wordpress.com/2008/03/09/menjaga-hati/Menjaga hati  
Ditulis oleh Admin di/pada 9 Maret 2008
Oleh : Ustadz Muhammad bin Ahmad Assegaf
بسـم الله الرحـمن الرحـيم
اَلْحَمْدُ ِلله الذي هدانا لهذا و مَاكُنَّا لنهتَدِي
لَوْلاَ ان هدانا الله و الصلاة و السلام على سَيِّدِنَا رسول الله
مُحَمَّدٍ بن عبدالله وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ مَنْ وَالاَه .
اَمَّا بَعْدُ
Ikhwani yang budiman, manusia di jaman ini hendaknyamenjaga cahaya imannya, 
karena pergaulan dengan orang-orang yanghatinya diliputi oleh kegelapan hanya 
akan menularkan kegelapan.Alangkah seringnya hati ini berbolak-balik. Bahkan 
seringkali jika kitaberusaha menghadirkan hati ketika shalat, dzikir atau 
membaca Al-Quran,maka hati mengajak kita berkelana kesana kemari.
Di zaman ini, tidak ada orang yang mencari dokter
bagi penyakit hatinya. Tetapi jika tubuh yang sakit, ia akan bingung
mencari dokternya. Namun jika terkena penyakit hati, tidak ada yang
berusaha mencari dokternya.
Orang berakal di zaman ini kebingungan. Jika ia
berkumpul dengan penghuni zaman, ia kehilangan akalnya. Namun jika ia
menjauhkan diri dari mereka, akan kesepian. Ya ikhwani, orang zaman ini
telah merubah hadits :
أطلبُوا العلمَ ولو بالصِّيْنِ
“Carilah ilmu walau sampai ke negeri Cina”
menjadi :
أُطلبوا الدُّنْيَا ولو بالصين
“Carilah dunia walau ke negeri Cina”
Penghuni zaman ini lebih sibuk menyampaikan
berita-berita yang membuat kita sedih dan menyiarkan kemaksiatan,
ketimbang beribadah dan mengkaji/mendalami ilmu-ilmu agama.
Oleh karena itu, ikhwani pembaca, agar kita selamat,
tuntutlah ilmu dhahir dan bathin. Jangan kita lewatkan waktu begitu
saja. Penghuni zaman ini melakukan perjalanan menuju negeri yang jauh
hanya untuk mencari rizki lahiriyah dengan rela menanggung berbagai
kesulitan dan kelelahan, bahkan terkadang harus mengarungi lautan.
Padahal apa yang mereka cari belum tentu didapat. Sedangkan pencari
rizki batiniyah, jika ia mau menghadapkan diri kepada-Nya dengan
sungguh-sungguh, pasti ia akan memperolehnya.
Mencari rizki lahiriyah tidak dilarang oleh agama,
selama tidak dengan cara menghalalkan yang haram dan meninggalkan
kewajiban yang telah diwajibkan oleh ALLAH.
Oleh karena itu, ya ikhwani, jika ingin selamat,
tiada kegiatan yang lebih bermanfaat di zaman ini, selain bersahabat
dengan orang-orang yang berjalan di jalan ALLAH SWT dan Rasul-Nya SAW.
Bergaul selain mereka hanya akan mengotori hati ini. Perbincangan
penghuni zaman ini hanya seputar urusan keduniawian.
Rasulullah SAW bersabda :
جَدِّدِ السَّفِيْنَةَ فَإِنَّ الْبَحْرَ عَمِيْقٌ ,
وَخُذِ الزَّادَ كَامِلاً فَإِنَّ السَّفَرَ بَعِيْدٌ , وَ خَفِّفِ
اْلحَمْلَ فَإِنَّ الْعَقَبَةَ كُؤُوْدٌ وَاحْصُدِ اْلعَمَلَ فَإِنَّ
النَّاقِدَ بَصِيْرٌ
“Perbaharuilah kapal (iman), karena lautan
(kehidupan dunia) itu dalam (penuh gelombang). Ambillah bekal (taqwa)
yang penuh, karena perjalanan (dari dunia ke akhirat) jauh.
Ringankanlah beban (keserakahan atas dunia), karena rintangannya berat.
Dan petiklah hasil amal (maksudnya kita harus mengoreksi hasil amal
sebelum kita dikoreksi), karena pengawasnya Maha melihat.”





  Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
Answers





   
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi 
Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/

[keluarga-islam] Khutbah Nabi saw dalam Pernikahan Puterinya Fatimah Az-Zahra' (sa)

2008-04-02 Terurut Topik syamsuri149
Khutbah Nabi saw dalam Pernikahan Puterinya Fatimah Az-Zahra' (sa)

Allah yang memerintahkan Nabi saw agar menikahkan Fatimah dengan Ali (sa)
Dalam kitab Dzakhair Al-Uqba: 32, bab Fadhail Fatimah (sa):
Anas bin Malik berkata: Ketika Rasulullah saw berada di masjid, beliau
bersabda kepada Ali (sa): Ini Jibril memberitahu aku bahwa Allah
telah menikahkan kamu dengan Fatimah, dan disaksikan oleh empat puluh
ribu malaikat…

Dalam kitab yang sama, halaman 86 disebutkan:
Ali bin Abi Thalib (sa) berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: Datang
kepadaku malaikat Jibril dan berkata: Wahai Muhammad, sesungguhnya
Allah menyampaikan salam padamu dan berfirman padamu: Sesungguhnya Aku
telah menikahkan Fatimah puterimu dengan Ali bin Abi Thalib di tempat
yang paling mulia, maka nikahkan ia dengannya di bumi.

Hadis ini dan yang semakna terdapat dalam kitab:
1.  Kanzul Ummal, jilid 6 halaman 152, fadhail Ali bin Abi Thalib (sa),
hadis ke 32891.
2.  Majma' Az-Zawaid, Al-Haitsami, jilid 9 halaman 204, manaqib Fatimah
(sa).
3.  Faydh Al-Qadhir, Al-Manawi, jilid 2 alaman 215.
4.  Ash-Shawaiq Al-Muhriqah, Ibnu hajar, halaman 74, bab 9, fadhail Ali
bin Abi Thalib (sa).
5.  Kunuz Al-Haqaiq, halaman 29, hadis ke 1415.

Khutbah Nabi saw dalam pernikahan Fatimah dengan Ali (sa)
Dalam Ar-Riyadh An-Nadhrah 2:183, bab 4, bab manaqib Ali bin Abi
Thalib (sa):
Anas bin Malik berkata: Abu Bakar pernah melamar Fatimah (sa) kepada
Rasulullah saw. Tapi Rasulullah saw bersabda: Wahai Abu Bakar, belum
turun ketetapan dari Allah swt. Kemudian Umar melamarnya beserta
beberapa orang quraisy. Rasulullah saw menjawab seperti jawaban kepada
Abu Bakar. Kemudian salah seorang dari mereka berkata kepada Ali bin
Abi Thalib (sa): Sekiranya engkau yang melamarnya kepada Nabi saw,
niscaya beliau menerima lamaranmu. Ali (sa) berkata: Bagaimana
mungkin, padahal sebelumnya pemuka-pemuka Quraisy telah melamarnya dan
beliau tidak menerimanya? Anas berkata: Kemudian Ali bin Abi Thalib
(sa) melamarnya. Maka Rasulullah saw bersabda: Telah memerintahkan
padaku Tuhanku Azza wa Jalla tentang hal itu. 
Anas bin Malik berkata: Berselang beberapa hari Nabi saw memanggilku
dan bersabda: Wahai Anas, undang agar datang kepadaku Abu Bakar, Umar
bin Khaththab, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Sa'd bin Abdul
Waqqash, Thalhah, Zubair dan beberapa orang dari Anshar. Kemudian aku
mengundang mereka. Mereka pun datang dan berkumpul di dekat Nabi saw,
mereka menyiapkan majlis, sedangkan Ali bin Abi Thalib (sa) tidak
hadir karena menyiapkan keperluan Nabi saw. Dalam pernikahan puterinya
Fatimah Az-Zahra' Rasulullah saw bersabda dalam khutbahnya:

Segala puji bagi Allah yang terpuji dengan segala nikmat-Nya, yang
disembah dengan ketentuan-Nya, yang ditaati dengan kekuasaan-Nya, yang
ditakuti azab dan kekuasaan-Nya, yang meliputi perkara-Nya di langit
dan bumi-Nya, yang menciptakan makhluk dengan takdir-Nya, yang
mengistimewakan makhluk-Nya dengan hukum-Nya dan memuliakan mereka
dengan agama-Nya, yang menjadikan mereka mulia dengan Nabi-Nya
Muhammad saw. Sesungguhnya Allah nama-Nya Maha Mulia, Maha Tinggi dan
Maha Agung. Ia telah menjadikan mushaharah (hubungan keluarga karena
pernikahan) sebagai sebab penerus generasi, perkara yang menjadi sebab
penyambung keluarga dan penerus generasi manusia. Allah yang Maha
mulia firman-Nya menyatakan: Dialah yang menciptakan manusia dari air
kemudian menjadikan manusia punya keturunan dan mushaharah, dan
Tuhanmu Maha Kuasa. (Al-Furqan: 54). Perkara Allah swt berlaku dalam
ketetapan-Nya, ketetapan-Nya berlaku dalam takdir-Nya, setiap
ketetapan mempunyai takdir, setiap takdir mempunyai ajal, dan setiap
ajal mempunyai kitab, Allah menghapus apa yang dikehendaki dan
menetapkan (apa yang dikehendaki), di sisi-Nya ada Ummul Kitab.
(Ar-Ra'd: 39).  

Sesungguhnya Azza wa Jalla memerintahkan aku untuk menikahkan Fatimah
puteri Khadijah dengan Ali bin Abi Thalib, maka saksikan sesungguhnya
aku telah menikahkannya dengan maskawin empat ratus Fidhdhah ( dalam
nilai perak), dan Ali bin 

Kemudian Nabi saw minta mangkok yang berisi kurma yang masih segar.
Kemudian dihidangkan di depan kami, lalu beliau bersabda: Ambil lalu
pergilah. Kemudian kami pergi. Ketika kami pergi datanglah Ali bin Abi
Thalib (sa) datang kepada Nabi saw, lalu Nabi saw tersenyum dan bersabda: 
Sesungguhnya Allah telah memeritahkan aku untuk menikahkan kamu
dengan Fatimah dengan mahar empat ratus fidhdhah (perak), jika kamu
ridha hal itu.
Ali (sa) menjawab: Aku ridha ya Rasulallah.

Anas berkata: kemudian Nabi saw berdoa:
Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan
kesungguhan kalian berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan
dari kalian berdua kebajikan yang banyak.

Anas bin Malik berkata: Demi Allah, sungguh telah keluar dari mereka
berdua kebajikan yang banyak. 

Muhibuddin Ath-Thabari Asy-Syafi'i berkata: Hadis ini juga
diriwayatkan oleh Abul Khayr Al-Qazwini Al-Hakimi.

Khutbah ini juga disebutkan dalam kitab:
1.  Dzakhair 

[keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy

2008-04-02 Terurut Topik y4tie
Memang kalo udah mentok terus kepepet yg paling gampang tinggal 
menuduh wahabi deh sama lawan bicara yg beda pemahaman... :)

Kenapa saya ambil contoh pendapat2 dari Internet? Itu hanya untuk 
menunjukkan kepada pak Arland bahwa sebenarnya pemahaman anda 
tentang transfer pahala sholat itu berbeda sendiri. Artinya sebelum 
pak Arland berani memperbolehkan transfer pahala sholat dengan dasar 
hadits tersebut seharusnya pak Arland sendiri yang mesti kroscek apa 
hadits yg pak Arland temukan itu benar ada di Sunan Dawud atau 
tidak? KArena jika hal itu tidak pernah ada, maka pak arland sama 
dengan telah menciptakan suatu bid'ah. Lagi pula jika memang ada, 
saya rasa tidak akan mungkin dari sekian banyak ustadz2 yg ada 
(ustadznya pak Wandi, ustadz saya, ustadz yg ada di internet, dan yg 
lainnya) tidak ada satu pun yang mengetahuinya. Sehingga pada 
akhirnya mereka dengan sangat hati2 tidak berani memperbolehkan 
bahkan menyarankan utk tidak melaksanakan sholat yang tidak jelas 
dasarnya tersebut. Ini masalah ibadah mahdhoh, tidak boleh 
sembarangan kita memperbolehkannya hanya berdasarkan sebuah hadits 
yang belum jelas keberadaannya melebihi seorang ustadz atau 
ulama.. :)

Salam

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Nah... inilah yang saya maksud CIRI dari WAHABIYAH.
 Ini terakhir reply saya ya...
 
 Kan kemarin saya sudah suruh cek and receq di kitab sunan Abu Daud.
 Disana ada redaksi haditnya.
 Kalau memang ga punya, saya bisa kirim dalam bentuk file JPG.
 
 Saya ga suruh anda percaya sama saya kok, saya cuma mengungkap 
fakta 
 dan realita bahwa hadits tersebut sebenarnya ada, cuma mungkin 
 kebetulan ga ditayang di Internet atau ga diungkap di pengajian 
yang 
 anda ikuti. Mana saya Tahu?
 Itu saja..
 
 Makanya saya suruh anda ngaji dan belajar lebih banyak, perbaiki 
dan 
 mantapkan nahwu dan sorof, jadi anda bisa baca langsung kitab-
kitab 
 aslinya, bukan terjemahan saja. dan jangan hanya menuduh atau 
berkata 
 seakan2 ini adalah akal-akalan saya.
 
 Untungnya apa sih saya akal-akalan bagi saya tentang hadits?
 Kamu ga tau ya? ancamannya neraka... saya sih takut yeee...
 Kalau anda ga takut neraka , ya sembunyikan saja hadits-hadits 
yang 
 memang ada, anda anggap ga ada.
 Jangan2 jadi Inkarus-sunnah... Na'uzubillah... Min Zalik...
 
 Ke dua ; Buat apa saya menyuruh anda percaya sama saya???
 Kenal juga saya belum sama anda.
 
 Mohon maaf bila anda tersinggung.
 Wassalam,
 Arland-Jkt.
 
 
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie y4tie@ wrote:
 
  Bisa jadi tidak ketemu, bisa jadi memang tidak ada, ya tho? :)
  
  Yang jelas jumhur ulama internet menyatakan tidak ada itu yang
  namanya transfer pahala sholat. Kalo masalah pendapat Syeikh, kan
  sudah saya tulis besar2 anda KELIRU SEKALI. Hal ini sudah sering 
 kami
  bahas dalam pengajian. 
  
  Kalo saya jelas lebih percaya ustadz2 yg sudah jelas keilmuannya
  termasuk ustadz2 yg ada di Internet seperti era muslim, syariah 
 online
  dsb daripada ilmu dan akal pak Arland... Mohon maaf ya pak.. :)
  
  Wassalam
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote:
  
   Tidak ketemu searcing kan belum tentu tidak ada.
   
   Makanya, kl ngaji itu, jangan lewat searching internet melulu.
   Di internet ya sekedar tambahan saja.
   Kalau mau ngaji tuh, baca dan dengerin pembahasan kitab-kitab 
 klasik 
   dari ulama2 yang mu'tabar, Insya 'Allah ga akan bingung dan 
   kehilangan obor.
   
   Atau, katanya situ kan muridnya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-
   Utsaimin
   Tanyakan saja kepada beliau, mengapa beliau tidak mengingkari 
 adanya 
   pengiriman pahala sholat.
   Padahal kata ustad si eramuslim ga ada dalilnya.
   
   Aku kepingin tahu juga, apakah ilmumu nyambung ga sama Syaikh 
   Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
   Jangan2 cuma ngaku doang, kenalnya juga lewat searching 
internet 
 jg
   
   wassalam,
   
   
   
   
   
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie y4tie@ wrote:
   
Tapi kenapa kalo saya coba searching di forum2 diskusi situs 
 Islam, 
mereka semua tidak pernah menyebut adanya hadiah pahala 
sholat 
 utk 
ortu, bahkan mereka mengatakan tidak pernah ada hadiah 
pahala 
 yang 
demikian. Apa ustadz2 itu semua sama tidak tahunya seperti 
pak 
Wandy? :)

Utk lebih jelasnya berikut saya sertakan salah satunya dari 
era 
muslim:

Ass. Wr. wb.

Ustadz saya mau nanya tentang shalat hadiah untuk orang tua 
 kita 
yang telah meninggal dunia. Bagaimana tata caranya dan ayat 
apa 
   yang 
paling bagus kita bacakan dan doa yang harus kita bacakan? 
 Mohon 
bantuannya ustadz.

Wasalam

Iin Erpianto
erpianto

Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Kalau pun ada dalil tentang shalat yang diniatkan untuk 
hadiah 
kepada seseorang yang telah wafat, maka shalat itu adalah 
 shalat 
jenazah. Sedangkan shalat khusus tertentu yang judulnya 
untuk 
dihadiahkan 

RE: [keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy

2008-04-02 Terurut Topik Kartika, Bambang
Kan dulu pernah saya ikut menyampaikan juga, mungkin sekarang tidak ada WAHABI 
namun sifat bisa saja hingga sekarang, bahkan bisa saja merupakan penyakit 
menular, begitu juga Allah menurunkan Alquran di situ menerangkan Mukmin, 
Munafik, dan kafir, itu sifat, tabiat, kelakuan semua jangan di kembalikan 
keorang lain, kembalikanlah kepada diri sendiri, InsyaAllah manusia yang punya 
hati merasa di telanjangi tentunya akan mengadakan perbaikan untuk diri sendiri 
dan keluarganya, lalu ke orang lain, begitulah Alquran memang porno 
...la.kita di telanjangi olehNya, 
Saya mengerti Apa yang disampaikan P'Arland, dan saya paham
 
 

 -Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Arland
Sent: Wednesday, April 02, 2008 7:33 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: [keluarga-islam] Re: Tanya - Pak Wandy



Nah... inilah yang saya maksud CIRI dari WAHABIYAH.
Ini terakhir reply saya ya...

Kan kemarin saya sudah suruh cek and receq di kitab sunan Abu Daud.
Disana ada redaksi haditnya.
Kalau memang ga punya, saya bisa kirim dalam bentuk file JPG.

Saya ga suruh anda percaya sama saya kok, saya cuma mengungkap fakta 
dan realita bahwa hadits tersebut sebenarnya ada, cuma mungkin 
kebetulan ga ditayang di Internet atau ga diungkap di pengajian yang 
anda ikuti. Mana saya Tahu?
Itu saja..

Makanya saya suruh anda ngaji dan belajar lebih banyak, perbaiki dan 
mantapkan nahwu dan sorof, jadi anda bisa baca langsung kitab-kitab 
aslinya, bukan terjemahan saja. dan jangan hanya menuduh atau berkata 
seakan2 ini adalah akal-akalan saya.

Untungnya apa sih saya akal-akalan bagi saya tentang hadits?
Kamu ga tau ya? ancamannya neraka... saya sih takut yeee...
Kalau anda ga takut neraka , ya sembunyikan saja hadits-hadits yang 
memang ada, anda anggap ga ada.
Jangan2 jadi Inkarus-sunnah... Na'uzubillah... Min Zalik...

Ke dua ; Buat apa saya menyuruh anda percaya sama saya???
Kenal juga saya belum sama anda.

Mohon maaf bila anda tersinggung.
Wassalam,
Arland-Jkt.

--- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com 
yahoogroups.com, y4tie [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bisa jadi tidak ketemu, bisa jadi memang tidak ada, ya tho? :)
 
 Yang jelas jumhur ulama internet menyatakan tidak ada itu yang
 namanya transfer pahala sholat. Kalo masalah pendapat Syeikh, kan
 sudah saya tulis besar2 anda KELIRU SEKALI. Hal ini sudah sering 
kami
 bahas dalam pengajian. 
 
 Kalo saya jelas lebih percaya ustadz2 yg sudah jelas keilmuannya
 termasuk ustadz2 yg ada di Internet seperti era muslim, syariah 
online
 dsb daripada ilmu dan akal pak Arland... Mohon maaf ya pak.. :)
 
 Wassalam
 
 --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com 
 yahoogroups.com, Arland hmd098@ wrote:
 
  Tidak ketemu searcing kan belum tentu tidak ada.
  
  Makanya, kl ngaji itu, jangan lewat searching internet melulu.
  Di internet ya sekedar tambahan saja.
  Kalau mau ngaji tuh, baca dan dengerin pembahasan kitab-kitab 
klasik 
  dari ulama2 yang mu'tabar, Insya 'Allah ga akan bingung dan 
  kehilangan obor.
  
  Atau, katanya situ kan muridnya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-
  Utsaimin
  Tanyakan saja kepada beliau, mengapa beliau tidak mengingkari 
adanya 
  pengiriman pahala sholat.
  Padahal kata ustad si eramuslim ga ada dalilnya.
  
  Aku kepingin tahu juga, apakah ilmumu nyambung ga sama Syaikh 
  Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
  Jangan2 cuma ngaku doang, kenalnya juga lewat searching internet 
jg
  
  wassalam,
  
  
  
  
  
  --- In keluarga-islam@ mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com 
  yahoogroups.com, y4tie y4tie@ wrote:
  
   Tapi kenapa kalo saya coba searching di forum2 diskusi situs 
Islam, 
   mereka semua tidak pernah menyebut adanya hadiah pahala sholat 
utk 
   ortu, bahkan mereka mengatakan tidak pernah ada hadiah pahala 
yang 
   demikian. Apa ustadz2 itu semua sama tidak tahunya seperti pak 
   Wandy? :)
   
   Utk lebih jelasnya berikut saya sertakan salah satunya dari era 
   muslim:
   
   Ass. Wr. wb.
   
   Ustadz saya mau nanya tentang shalat hadiah untuk orang tua 
kita 
   yang telah meninggal dunia. Bagaimana tata caranya dan ayat apa 
  yang 
   paling bagus kita bacakan dan doa yang harus kita bacakan? 
Mohon 
   bantuannya ustadz.
   
   Wasalam
   
   Iin Erpianto
   erpianto
   
   Jawaban
   Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 
   
   Kalau pun ada dalil tentang shalat yang diniatkan untuk hadiah 
   kepada seseorang yang telah wafat, maka shalat itu adalah 
shalat 
   jenazah. Sedangkan shalat khusus tertentu yang judulnya untuk 
   dihadiahkan kepada orang yang sudah wafat, kami belum menemukan 
   dasar masyru'iyahnya dari sumber-sumber yang valid.
   
   Hal ini berbeda dengan berhaji dengan niat untuk dihadiahkan 
kepada 
   seseorang, baik masih hidup atau sudah wafat, yang memang ada 
dasar 
   masyru'iyahnya. Istilahnya adalah haji badal.
   
   Dari Ibnu Abbas ra. bahwa seorang wanita dari Juhainnah datang 
   

[keluarga-islam] Please send this email to as many people as you know

2008-04-02 Terurut Topik erie irawan


[EMAIL PROTECTED] wrote:  

Astaghfirullahaladzim… Astaghfirullahaladzim… Astaghfirullahaladzim…

Ya.. Alloh selamatkan saudara ku yang sedang berjuang di mana saja mereka
berada dan matikan lah mereka dalam keadaan yang baik yang engkau ridhoi
mereka masuk kedalam surga mu yang kekal abadi selama lamanya. Aaminnn…









Israeli soldiers passing out candy to the kids 
. 

(Embedded image moved to file: pic28617.jpg) 

(Embedded image moved to file: pic23757.jpg) 
(Embedded image moved to file: pic09832.jpg) 


Making sure they get to school. 

(Embedded image moved to file: pic30932.gif) 



Helping Ladies across the street.. 

(Embedded image moved to file: pic04169.jpg) 

(Embedded image moved to file: pic02154.jpg) 



Providing childcare. 

(Embedded image moved to file: pic25721.jpg) 


(Embedded image moved to file: pic17189.jpg) 



Allowing them a place to rest (permanently) 


(Embedded image moved to file: pic19976.jpg) 


(Embedded image moved to file: pic31329.jpg) 



Access to Healthcare. 


(Embedded image moved to file: pic02368.gif) 



Construction projects (demolition) 


(Embedded image moved to file: pic28692.jpg) 

(Embedded image moved to file: pic21425.jpg) 




Respecting American and British pacifist resisters (such as American 
Rachel Corrie) 

(Embedded image moved to file: pic10555.jpg) 


(Embedded image moved to file: pic03434.jpg) 


(Embedded image moved to file: pic16549.jpg) 



And others. 


(Embedded image moved to file: pic07441.jpg) 



And if you are not satisfied, now, with the truth the following pictures 
are war crimes as defined by the UN, The Hague and the Geneva Convention. 


Using images of your enemy dead or alive (violation) 


(Embedded image moved to file: pic09512.jpg) 



Human shields (violation) 


(Embedded image moved to file: pic30145.jpg) 


Live Burial Torture (violation) 


(Embedded image moved to file: pic18060.jpg) 



And as a last resort, Execution (violation) 



(Embedded image moved to file: pic21718.jpg) 



These IDF soldiers have faces... I can clearly see them...Cant you? Why 
are they not being prosecuted? Because it is systematic process that is 
driven by the government designed to force the people of Palestine into 
exile so Israel can claim all the land and resources. 


This where my American tax dollars are going, do you know where your tax 
dollars are at? TAKE THE TIME TO FIND THE TRUTH. So many lives depend on 
it. I, like so many Americans, am Caucasian, non-Arab, and religious. I 
can no longer sit back with good conscience and do nothing while my 
government is supporting the types of terrorist actions that we have 
condemned Muslim Fundamentalist for. Call your Congressman and Senator, 
send an email to the White House and demand that our government negotiate 
FAIRLY with both sides and bring a fair and just solution to Palestine and 
Israel . 


(Embedded image moved to file: pic03753.jpg) 








PLS DELIVER TO YOUR FRIENDS 











Regards,
Erie Irawan
PT.Raflatac Indonesia
Jl.Meranti I Blok L2 No.8
Kaw.Delta Silicon I Lippo Cikarang
Bekasi 17550
Ph.+62 2189906866 (Ext.112)
Fax.+62 218973712
Mobile. +62 8881864246
[EMAIL PROTECTED]



   
-
You rock. That's why Blockbuster's offering you one month of Blockbuster Total 
Access, No Cost.

[keluarga-islam] Hadist today

2008-04-02 Terurut Topik Kang-Nceps
*1. Dari Abu Juraij iaitu Jabir bin Sulaim r.a., *katanya: Saya melihat ada
seorang lelaki yang orang-orang semuanya sama mengeluarkan huraiannya
berpokok pangkal dari pendapat orang tersebut. Orang itu tidak mengucapkan
sesuatu, melainkan orang-orang sama mengeluarkan huraiannya dengan
berpedoman dari ucapan orang tersebut. Saya bertanya: Siapakah orang itu?
Orang-orang sama menjawab: Itu adalah Rasulullah s.a.w. Saya lalu
mengucapkan 'Alaikas salam, ya Rasulullah, sampai dua kali. Rasulullah
s.a.w. lalu bersabda: Jangan mengucapkan: 'Alaikas-salam, sebab
'Alaikas-salam adalah sebagai penghormatan kepada orang-orang mati.
Ucapkanlah: Assalamu 'alaik.

Jabir berkata: Saya lalu bertanya: Apakah anda itu Rasulullah. Beliau
s.a.w. menjawab: Ya, saya adalah Rasulullah yakni utusan Allah. Allah ialah
yang apabila engkau ditimpa oleh sesuatu bahaya, kemudian engkau berdoa
padanya - supaya bahaya itu dilenyapkan, maka Allah pasti melapangkan engkau
dari bahaya tadi. ]uga jikalau engkau ditimpa oleh tahun paceklik - bahaya
kelaparan - lalu engkau berdoa padaNya, maka Allah akan menumbuhkan
tanaman-tanaman untukmu dan jikalau engkau berada di suatu tanah gersang
atau di daerah yang tandus, kemudian engkau kehilangan kenderaanmu, kemudian
engkau berdoa padaNya - mohon supaya diselamatkan, maka Allah akan
mengembalikan kenderaanmu itu padamu.

Jabir berkata: Saya lalu berkata: Berilah saya suatu perjanjian yang wajib
saya penuhi! Beliau s.a.w. bersabda: Jangan sekali-kali engkau
mencaci-maki kepada seseorang pun.

Jabir berkata: Sesudah saat itu saya tidak pernah lagi mencaci-maki kepada
siapapun, baik ia orang merdeka atau hamba sahaya, ataupun kepada unta dan
kambing.

Beliau s.a.w. melanjutkan sabdanya: Janganlah engkau meremehkan sedikit pun
dari perbuatan yang baik - yakni sekali pun nampaknya tidak bererti dan
kurang berharga, tetapi lakukanlah itu. Hendaklah engkau berbicara dengan
saudaramu dan engkau senantiasa menunjukkan muka yang manis padanya, kerana
sesungguhnya yang sedemikian itu termasuk perbuatan yang baik. Angkatlah
sarungmu sampai ke pertengahan betis, tetapi jikalau engkau enggan berbuat
semacam itu, maka bolehlah sampai pada kedua mata kaki. Takutlah pada
perbuatan melemberehkan sarung, sebab sesungguhnya yang sedemikian itu
termasuk kesombongan dan sesung-guhnya Allah itu tidak suka kepada
kesombongan. Jikalau ada seseorang yang mencaci-maki padamu atau mencela
dirimu dengan sesuatu yang ia tahu bahawa cela tadi memang ada dalam dirimu,
maka janganlah engkau membalas mencela padanya dengan sesuatu yang engkau
tahu bahawa cela itu memang ada dalam dirinya, sebab hanyasanya tanggungan-
yakni dosa - perbuatan itu adalah pada diri orang yang mencela saja.

*Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dengan isnad yang shahih
dan Imam Termidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih. *