[kisunda] Menanti Pertanggungjawaban Republika soal Karbala

2010-12-19 Terurut Topik Ahmad Sahidin
salam

Berikut ini ada sebuah berita yang mengulas artikel soal Karbala. Mudah2an 
bermanfaat dan menambah wawasan keislaman.


Menanti Pertanggungjawaban Republika soal Karbala 

Ahad, 12 Desember 2010 lalu, situs harian Republika mengangkat tulisan 
Syahruddin El-Fikri yang mencoba mengungkap dalang di balik peristiwa 
pembantaian Imam Husein as dan sahabatnya di Padang Karbala. Dalam tulisannya 
itu, El-Fikri mengajukan suatu bantahan bahwa Yazid bin Muawiyah bukan pembunuh 
Imam Husein. Sayangnya, landasan argumentatif yang dibangun lulusan Universitas 
Darul Ulum Jombang itu sangat tendensius dan layak diperdebatkan ulang. 
Menanggapi tulisan tersebut, Ustadz Dr. Jalaluddin Rakhmat membeberkan bantahan 
terperinci atas tulisan yang diangkat Republika itu. Cendekiawan muslim yang 
akrab disapa Kang Jalal itu mencatat:
Saya ingin mengomentari artikel yang dimuat di surat kabar Republika hari ahad 
12 Desember 2010 ditulis oleh Syahrudin Elfikri, di ujung ia mengatakan 
begini.Riwayat yang mengatakan pihak Yazid sebagai pembunuh Hussain di karbala 
itu berasal dari Abu Mikhnaf Luth bin Yahya. demikian disebutkan dalam kitab 
A'yaan al-syiah jilid 1 halaman 127. Tapi hal ini dibantah oleh sejumlah ahli 
sejarah lain Imam Adz Dzahabi dalam mizanul I'tidal menjelaskan ketika 
peristiwa karbala itu terjadi Abu Mikhnaf belum lahir. Ia meninggal pada tahun 
170 H. serunya. Ia adalah seorang pembohong besar. Ungkap Imam as-Suyuthi dalam 
kitabnya Alaailu al-Masnu'ah.
Saudara - saudara, saya ingin meminta bantuan saudara - saudara, apa yang 
dibantah itu? Apakah yang dibantah itu ialah pihak Yazid sebagai pembunuh Imam 
Hussain, atau yang dibantah itu ialah bahwa berita itu hanya berasal dari Abu 
Mikhnaf Luth bin Yahya atau yang dibantah itu ialah kitab A'yaan al- Syiah 
jilid 1 halaman 127. Saya sebetulnya agak sulit memahami tulisan ini. Tapi 
kemudian saya mencari siapa Abu Mikhnaf Luth bin Yahya itu.
Dalam Mizan al-I'tidal Luth bin Yahya bin Abi Mikhnaf di dhaifkan oleh para 
ahli hadist dengan alasan huwa syi'iyun mukhtariq (Dia ini seorang Syiah 
Ekstrem). Dosanya kenapa riwayatnya tidak bisa dipercaya karena ia syi'iyun 
mukhtariq, dia syiah yang ekstrem. ‘La yu thaqu bihi' tidak bisa dipercaya. 
Tapi Mizan al-I'tidaltidak menyebutkannya sebagai pembohong yang besar. Cuma 
dia tidak bisa dipercaya. Begitu kata Adz Dzahabi. Saya kemudian mencari bahwa 
Abu Mikhnaf sebetulnya nama lengkapnya bukan Luth bin Yahya, tapi Yahya bin 
Said bin Mikhnaf, dan digelari Abu Mikhnaf, walaupun kakeknya juga bernama sama 
dengannya. Menurut para ahli sejarah tidak jelas apakah dia itu Sunni atau 
Syiah. Mungkin dia disebut sebagai Syiah karena dia menulis sebuah kitab khusus 
bercerita tentang peristiwa Karbala dan kitabnya itu, termasuk kitab - kitab 
awal yang bercerita tentang Karbala yang dikutip oleh para ulama lain sesudah 
itu.
Ada seorang penulis bernama Ursula Sezgin, dia menulis khusus tentang Abu 
Mikhnaf ini. Ia menulis Abu Mihnaf: Ein Beitrag zur Historiographie der 
Umaiyadischen Zeit. Sebelum Republika meributkan Abu Mikhnaf, Ia sudah menulis 
penelitian yang sangat terperinci. Karyanya diterbitkan di Universitas Leiden 
pada tahun 1971. Tapi menurut dia, Abu Mikhnaf itu bahkan adalah salah seorang 
diantara satu ahli sejarah pertama di dalam Islam. Kata Robinson di dalam 
Islamic historiography: Abu Mikhnaf itu sejarawan yang boleh kita sejajarkan 
sekelas ibnu ishak didalam periwayatan sejarah, malah disebutkan bahwa ia 
adalah sumber yang terpercaya baik oleh Ahlus Sunnah maupun Syiah. Jadi dia 
termasuk yang dipercaya ‘consided reliable'.
Sementara menurut Republika, yang meriwayatkan bahwa Yazid adalah pembunuh Imam 
Hussain adalah Abu Mikhnaf. Dan Abu Mikhnaf itu, katanya dengan mengutip 
as-Suyuthi - dia itu seorang pembohong besar. Artinya kita tidak bisa percaya. 
Tujuan dari penulisan Republika mungkin ialah, bahwa peristiwa Karbala itu 
tidak pernah terjadi. Bahwa ini riwayat bohong yang dibikin oleh seorang syiah, 
yang bernama Abu Mikhnaf. Dalam penelitian saya, ternyata kesyiahan Abu Mikhnaf 
pun diragukan. Misalnya dalam kitab - kitab rijal Syiah, Abu Mikhnaf tidak 
termasuk sebagai sahabat para Imam. Dia juga tidak dikenal meriwayatkan dari 
para Imam Ahlul Bait yang sezaman dengannya. Penggunaan kata Syi'I oleh 
Adz-Dzahabi juga tidak serta merta merujuk pada kesyi'ahan Abu Mikhnaf. Karena 
penisbatan pada orang Syiah waktu itu menggunakan kata Rafidhi. Adapun kata 
Syi'I besar kemungkinan digunakan untuk orang yang cenderung mencintai Ahlul 
Bait Nabi Saw. Komentar Ibnu Abi
 al-Hadid dalam Syarh Nahj al-Balaghah 1:147 memperkuat pendapat bahwa Abu 
Mikhnaf bukan orang Syiah. Berikut tulisan Ibn Abi al-Hadid: Abu Mikhnaf 
termasuk muhadditsin yang berpendapat tentang sahnya imamah dengan pilihan. Dia 
bukan Syiah dan tidak dihitung sebagai rijal Syiah. Wa laisa min al-syiah wa 
laa ma'duudan min rijaaliha.
Di universitas Edinburgh, ada seorang dosen, A.K.A Howard namanya. Dia menulis 

Bls: [kisunda] Menanti Pertanggungjawaban Republika soal Karbala

2010-12-19 Terurut Topik Jalak Pakuan
kang Ahmad Innamal a'malu binniyat, masing2 ngala kana nu dilakonan. Pami bade 
dakwah syiah mangga ngan ceuk kuring pribadi mah rek kanyenyeri, pait, peuheur 
masa lalu tos we eta mah  internal muslim, nu cekap diemut direnungkeun sanes 
kangge diwawar2, era ku batur. Sing pede, yakin we jalan masing2 mun syiah pek 
syiah nu baleg, lamun sunni pek jadi sunni nu baleg. Lamun leuwih obral 
ngaiklankeun jadi leuwih ragu sabab jadi asup teu percaya diri. Kitu we 
lah. 
Saran sim kuring lamun anjeun syiah pek dakwah nu membumi nu mangpaat ka urang 
sunda, sing jadi rausyan fikr, mencerahkan nu keur sararumpek.

cag
Jalak Pakuan

 
Makarya Mawa Raharja





Dari: Ahmad Sahidin ahmadsahi...@ymail.com
Kepada: SuaraHati suarah...@yahoogroups.com; Lovers-of-Ahlul-Bayt Milis AB 
lovers-of-ahlul-b...@yahoogroups.com; Islam_Alternatif AB 
islam_alterna...@yahoogroups.com; ikhwanusshafa milis 
ikhwanussh...@yahoogroups.com; Ki Sunda Milis kisunda@yahoogroups.com; 
jarkom-per...@yahoogroups.com
Terkirim: Sen, 20 Desember, 2010 10:32:27
Judul: [kisunda] Menanti Pertanggungjawaban Republika soal Karbala

  
salam

Berikut ini ada sebuah berita yang mengulas artikel soal Karbala. Mudah2an 
bermanfaat dan menambah wawasan keislaman.

Menanti Pertanggungjawaban Republika soal Karbala 

Ahad, 12 Desember 2010 lalu, situs harian Republika mengangkat tulisan 
Syahruddin El-Fikri yang mencoba mengungkap dalang di balik peristiwa 
pembantaian Imam Husein as dan sahabatnya di Padang Karbala. Dalam tulisannya 
itu, El-Fikri mengajukan suatu bantahan bahwa Yazid bin Muawiyah bukan pembunuh 
Imam Husein. Sayangnya, landasan argumentatif yang dibangun lulusan Universitas 
Darul Ulum Jombang itu sangat tendensius dan layak diperdebatkan ulang. 

Menanggapi tulisan tersebut, Ustadz Dr. Jalaluddin Rakhmat membeberkan bantahan 
terperinci atas tulisan yang diangkat Republika itu. Cendekiawan muslim yang 
akrab disapa Kang Jalal itu mencatat:
Saya ingin mengomentari artikel yang dimuat di surat kabar Republika hari ahad 
12 Desember 2010 ditulis oleh Syahrudin Elfikri, di ujung ia mengatakan 
begini.Riwayat yang mengatakan pihak Yazid sebagai pembunuh Hussain di karbala 
itu berasal dari Abu Mikhnaf Luth bin Yahya. demikian disebutkan dalam kitab 
A'yaan al-syiah jilid 1 halaman 127. Tapi hal ini dibantah oleh sejumlah ahli 
sejarah lain Imam Adz Dzahabi dalam mizanul I'tidal menjelaskan ketika 
peristiwa 
karbala itu terjadi Abu Mikhnaf belum lahir. Ia meninggal pada tahun 170 H. 
serunya. Ia adalah seorang pembohong besar. Ungkap Imam as-Suyuthi dalam 
kitabnya Alaailu al-Masnu'ah.
Saudara - saudara, saya ingin meminta bantuan saudara - saudara, apa yang 
dibantah itu? Apakah yang dibantah itu ialah pihak Yazid sebagai pembunuh Imam 
Hussain, atau yang dibantah itu ialah bahwa berita itu hanya berasal dari Abu 
Mikhnaf Luth bin Yahya atau yang dibantah itu ialah kitab A'yaan al- Syiah 
jilid 
1 halaman 127. Saya sebetulnya agak sulit memahami tulisan ini. Tapi kemudian 
saya mencari siapa Abu Mikhnaf Luth bin Yahya itu.
Dalam Mizan al-I'tidal Luth bin Yahya bin Abi Mikhnaf di dhaifkan oleh para 
ahli 
hadist dengan alasan huwa syi'iyun mukhtariq (Dia ini seorang Syiah Ekstrem). 
Dosanya kenapa riwayatnya tidak bisa dipercaya karena ia syi'iyun mukhtariq, 
dia 
syiah yang ekstrem. ‘La yu thaqu bihi' tidak bisa dipercaya. Tapi Mizan 
al-I'tidaltidak menyebutkannya sebagai pembohong yang besar. Cuma dia tidak 
bisa 
dipercaya. Begitu kata Adz Dzahabi. Saya kemudian mencari bahwa Abu Mikhnaf 
sebetulnya nama lengkapnya bukan Luth bin Yahya, tapi Yahya bin Said bin 
Mikhnaf, dan digelari Abu Mikhnaf, walaupun kakeknya juga bernama sama 
dengannya. Menurut para ahli sejarah tidak jelas apakah dia itu Sunni atau 
Syiah. Mungkin dia disebut sebagai Syiah karena dia menulis sebuah kitab khusus 
bercerita tentang peristiwa Karbala dan kitabnya itu, termasuk kitab - kitab 
awal yang bercerita tentang Karbala yang dikutip oleh para ulama lain sesudah 
itu.
Ada seorang penulis bernama Ursula Sezgin, dia menulis khusus tentang Abu 
Mikhnaf ini. Ia menulis Abu Mihnaf: Ein Beitrag zur Historiographie der 
Umaiyadischen Zeit. Sebelum Republika meributkan Abu Mikhnaf, Ia sudah menulis 
penelitian yang sangat terperinci. Karyanya diterbitkan di Universitas Leiden 
pada tahun 1971. Tapi menurut dia, Abu Mikhnaf itu bahkan adalah salah seorang 
diantara satu ahli sejarah pertama di dalam Islam. Kata Robinson di dalam 
Islamic historiography: Abu Mikhnaf itu sejarawan yang boleh kita sejajarkan 
sekelas ibnu ishak didalam periwayatan sejarah, malah disebutkan bahwa ia 
adalah 
sumber yang terpercaya baik oleh Ahlus Sunnah maupun Syiah. Jadi dia termasuk 
yang dipercaya ‘consided reliable'.
Sementara menurut Republika, yang meriwayatkan bahwa Yazid adalah pembunuh Imam 
Hussain adalah Abu Mikhnaf. Dan Abu Mikhnaf itu, katanya dengan mengutip 
as-Suyuthi - dia itu seorang pembohong besar. Artinya kita tidak bisa percaya

Re: Bls: [kisunda] Menanti Pertanggungjawaban Republika soal Karbala

2010-12-19 Terurut Topik halimun_an
Sumpek kunaon kang, mending urang nguseup we yu, atanapi urang naek ka dayeuh, 
resep geura, mapay2 sisi jungkrang, ke di dayeuh katingal kaditu kadieu, asa 
waas
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Jalak Pakuan jalakpak...@yahoo.com
Sender: kisunda@yahoogroups.com
Date: Mon, 20 Dec 2010 11:28:38 
To: kisunda@yahoogroups.com
Reply-To: kisunda@yahoogroups.com
Subject: Bls: [kisunda] Menanti Pertanggungjawaban Republika soal Karbala

kang Ahmad Innamal a'malu binniyat, masing2 ngala kana nu dilakonan. Pami bade 
dakwah syiah mangga ngan ceuk kuring pribadi mah rek kanyenyeri, pait, peuheur 
masa lalu tos we eta mah  internal muslim, nu cekap diemut direnungkeun sanes 
kangge diwawar2, era ku batur. Sing pede, yakin we jalan masing2 mun syiah pek 
syiah nu baleg, lamun sunni pek jadi sunni nu baleg. Lamun leuwih obral 
ngaiklankeun jadi leuwih ragu sabab jadi asup teu percaya diri. Kitu we 
lah. 
Saran sim kuring lamun anjeun syiah pek dakwah nu membumi nu mangpaat ka urang 
sunda, sing jadi rausyan fikr, mencerahkan nu keur sararumpek.

cag
Jalak Pakuan

 
Makarya Mawa Raharja





Dari: Ahmad Sahidin ahmadsahi...@ymail.com
Kepada: SuaraHati suarah...@yahoogroups.com; Lovers-of-Ahlul-Bayt Milis AB 
lovers-of-ahlul-b...@yahoogroups.com; Islam_Alternatif AB 
islam_alterna...@yahoogroups.com; ikhwanusshafa milis 
ikhwanussh...@yahoogroups.com; Ki Sunda Milis kisunda@yahoogroups.com; 
jarkom-per...@yahoogroups.com
Terkirim: Sen, 20 Desember, 2010 10:32:27
Judul: [kisunda] Menanti Pertanggungjawaban Republika soal Karbala

  
salam

Berikut ini ada sebuah berita yang mengulas artikel soal Karbala. Mudah2an 
bermanfaat dan menambah wawasan keislaman.

Menanti Pertanggungjawaban Republika soal Karbala 

Ahad, 12 Desember 2010 lalu, situs harian Republika mengangkat tulisan 
Syahruddin El-Fikri yang mencoba mengungkap dalang di balik peristiwa 
pembantaian Imam Husein as dan sahabatnya di Padang Karbala. Dalam tulisannya 
itu, El-Fikri mengajukan suatu bantahan bahwa Yazid bin Muawiyah bukan pembunuh 
Imam Husein. Sayangnya, landasan argumentatif yang dibangun lulusan Universitas 
Darul Ulum Jombang itu sangat tendensius dan layak diperdebatkan ulang. 

Menanggapi tulisan tersebut, Ustadz Dr. Jalaluddin Rakhmat membeberkan bantahan 
terperinci atas tulisan yang diangkat Republika itu. Cendekiawan muslim yang 
akrab disapa Kang Jalal itu mencatat:
Saya ingin mengomentari artikel yang dimuat di surat kabar Republika hari ahad 
12 Desember 2010 ditulis oleh Syahrudin Elfikri, di ujung ia mengatakan 
begini.Riwayat yang mengatakan pihak Yazid sebagai pembunuh Hussain di karbala 
itu berasal dari Abu Mikhnaf Luth bin Yahya. demikian disebutkan dalam kitab 
A'yaan al-syiah jilid 1 halaman 127. Tapi hal ini dibantah oleh sejumlah ahli 
sejarah lain Imam Adz Dzahabi dalam mizanul I'tidal menjelaskan ketika 
peristiwa 
karbala itu terjadi Abu Mikhnaf belum lahir. Ia meninggal pada tahun 170 H. 
serunya. Ia adalah seorang pembohong besar. Ungkap Imam as-Suyuthi dalam 
kitabnya Alaailu al-Masnu'ah.
Saudara - saudara, saya ingin meminta bantuan saudara - saudara, apa yang 
dibantah itu? Apakah yang dibantah itu ialah pihak Yazid sebagai pembunuh Imam 
Hussain, atau yang dibantah itu ialah bahwa berita itu hanya berasal dari Abu 
Mikhnaf Luth bin Yahya atau yang dibantah itu ialah kitab A'yaan al- Syiah 
jilid 
1 halaman 127. Saya sebetulnya agak sulit memahami tulisan ini. Tapi kemudian 
saya mencari siapa Abu Mikhnaf Luth bin Yahya itu.
Dalam Mizan al-I'tidal Luth bin Yahya bin Abi Mikhnaf di dhaifkan oleh para 
ahli 
hadist dengan alasan huwa syi'iyun mukhtariq (Dia ini seorang Syiah Ekstrem). 
Dosanya kenapa riwayatnya tidak bisa dipercaya karena ia syi'iyun mukhtariq, 
dia 
syiah yang ekstrem. ‘La yu thaqu bihi' tidak bisa dipercaya. Tapi Mizan 
al-I'tidaltidak menyebutkannya sebagai pembohong yang besar. Cuma dia tidak 
bisa 
dipercaya. Begitu kata Adz Dzahabi. Saya kemudian mencari bahwa Abu Mikhnaf 
sebetulnya nama lengkapnya bukan Luth bin Yahya, tapi Yahya bin Said bin 
Mikhnaf, dan digelari Abu Mikhnaf, walaupun kakeknya juga bernama sama 
dengannya. Menurut para ahli sejarah tidak jelas apakah dia itu Sunni atau 
Syiah. Mungkin dia disebut sebagai Syiah karena dia menulis sebuah kitab khusus 
bercerita tentang peristiwa Karbala dan kitabnya itu, termasuk kitab - kitab 
awal yang bercerita tentang Karbala yang dikutip oleh para ulama lain sesudah 
itu.
Ada seorang penulis bernama Ursula Sezgin, dia menulis khusus tentang Abu 
Mikhnaf ini. Ia menulis Abu Mihnaf: Ein Beitrag zur Historiographie der 
Umaiyadischen Zeit. Sebelum Republika meributkan Abu Mikhnaf, Ia sudah menulis 
penelitian yang sangat terperinci. Karyanya diterbitkan di Universitas Leiden 
pada tahun 1971. Tapi menurut dia, Abu Mikhnaf itu bahkan adalah salah seorang 
diantara satu ahli sejarah pertama di dalam Islam. Kata Robinson di dalam 
Islamic historiography: Abu Mikhnaf itu

Re: Bls: [kisunda] Menanti Pertanggungjawaban Republika soal Karbala

2010-12-19 Terurut Topik Maman
From: Jalak Pakuan 

Saran sim kuring lamun anjeun syiah pek dakwah nu membumi nu mangpaat ka urang 
sunda, sing jadi rausyan fikr, mencerahkan nu keur sararumpek.

cag
Jalak Pakuan


Sakadang Kuring mah kadah leuwih teleb jeung leuwih ngajoroan mikirna, naha bet 
aya kajadian Karbala?
Upami ningali dina tinjauan sejarah, anu mana kajadian pakuat-kuat dalil, ngadu 
dalil ...
dalil sunny dipake ku syiah, pikeun ngayakinkeun yen keterangan jeung 
penjelasan tina dalil, lain nyokot
ti dalil syiah. 
Ras inget ari sejarah, tulisan heubeul gumantung ka saha nu nulisna, iraha 
ditulisna, jeung
saha dina mangsa harita anu keur boga kakawasaan. Biasana rebutan bebeneran : 
anu moal salah deui euweuh
titik-panggihna, kitu deui koma-panggihna, alias ngabuntut kadal.
Kaduana, nya si kuringmah mikirna kieu, make elmu dicandak ti 
'nawaetukumakuringwe', kieu:
[meureun] Gusti Allah, ngidinan aya kajadian Karbala teh, syareatna namah 
'mutuskeun' hubungan getih ti 
katurunan Nabi, ku sabab, [lamun] dina mangsa ayeuna aya [asli 100%], ti 
titisan Kangjeng Nabi bakal
dipunjung,dipuja anu matak nyimpang tina kahakekatan, teu aya jin jeung manusa 
salain nyembah, muji, munjung ka Gusti.  Poho kanu jadi udagan, bisa jadi salah 
adegan, jadi adigung.

awaetukumakuring.dot.clom


  




Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/kisunda/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
kisunda-dig...@yahoogroups.com 
kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Bls: Bls: [kisunda] Menanti Pertanggungjawaban Republika soal Karbala

2010-12-19 Terurut Topik Jalak Pakuan
Sim kuring sanes embung ngabahas karbala teh tapi salila ieu lumpatna ngan 
maca 
kajadian hungkul nu ahirna tutunjuk nu jadi depot siga lamun teu ngaku shiah 
teu nyaah ka Kangjeng Rasulullah SAW katut kulawargana. Nu dipikahayang sim 
kuring mah bisa ngala hikmah nu jadi panyaang tina eta kajadian. Asana mah tos 
diboca hayang ditingal tina sagala aspek nu bisa kapesek misalna pulitik, 
budaya 
(ras arab - persia), jste. Tapi nu atos2 mah keukeuh balik tutunjuk, kapan 
lieur 
atuh jadi ngarasa nampa nu curhat berkesinambungan heu heu... Nya sugan jeung 
sugan urang cobi atuh ngabahasna nu membumi keur urang sunda, tatar sunda. Ari 
bahas materi mah geus teu salera da baheula taun 80an geus leneng panggih na 
ceramah kang Jalal jeung kang Athian, harita mah pan keur trend ngabahas buku 
Dialog Sunnah-Syiah.

salam
JP

 
Makarya Mawa Raharja





Dari: Maman manz2...@yahoo.com
Kepada: kisunda@yahoogroups.com
Terkirim: Sen, 20 Desember, 2010 12:32:43
Judul: Re: Bls: [kisunda] Menanti Pertanggungjawaban Republika soal Karbala

  
From: Jalak Pakuan 

Saran sim kuring lamun anjeun syiah pek dakwah nu membumi nu mangpaat ka urang 
sunda, sing jadi rausyan fikr, mencerahkan nu keur sararumpek.

cag
Jalak Pakuan


Sakadang Kuring mah kadah leuwih teleb jeung leuwih ngajoroan mikirna, naha bet 
aya kajadian Karbala?
Upami ningali dina tinjauan sejarah, anu mana kajadian pakuat-kuat dalil, ngadu 
dalil ...
dalil sunny dipake ku syiah, pikeun ngayakinkeun yen keterangan jeung 
penjelasan 
tina dalil, lain nyokot
ti dalil syiah. 
Ras inget ari sejarah, tulisan heubeul gumantung ka saha nu nulisna, iraha 
ditulisna, jeung
saha dina mangsa harita anu keur boga kakawasaan. Biasana rebutan bebeneran : 
anu moal salah deui euweuh
titik-panggihna, kitu deui koma-panggihna, alias ngabuntut kadal.
Kaduana, nya si kuringmah mikirna kieu, make elmu dicandak ti 
'nawaetukumakuringwe', kieu:
[meureun] Gusti Allah, ngidinan aya kajadian Karbala teh, syareatna namah 
'mutuskeun' hubungan getih ti 

katurunan Nabi, ku sabab, [lamun] dina mangsa ayeuna aya [asli 100%], ti 
titisan 
Kangjeng Nabi bakal
dipunjung,dipuja anu matak nyimpang tina kahakekatan, teu aya jin jeung manusa 
salain nyembah, muji, munjung ka Gusti.  Poho kanu jadi udagan, bisa jadi salah 
adegan, jadi adigung.

awaetukumakuring.dot.clom