Re: [Kuli Tinta] PDI-P mengancam Walk-out
Pada intinya politik is politik, demokrasi is demokrasi, power is power apapun definisinya, yg seharusnya dibarengi dengan implementasi ETIKA, bila Pak Aberson memang berucap demikian, itu emang sikap politiknya kita tidak bisa menyalahkan dia. walk-out adalah salah satu aturan main yg sah di MPR/DPR artinya mereka kader PDI-P punya hak untuk mengambil sikap. Cuman mari kita kaji etis tidak bila emang persepsi demokrasi adalah jika Ibu Mega terpilih jadi Presiden..?? saya kira etis menurut masyarakat yg pro PDI-P dan nggak etis menurut yg kontra.(begitu kali yaa..???) -- From: Andriecht [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [Kuli Tinta] PDI-P mengancam Walk-out Date: Wednesday, October 06, 1999 8:17 AM Salam, Saya ingin minta konfirmasi dari teman-teman di milis ini tentang pernyataan Bang Aberson di Koran republika, bahwa PDI-P akan walk-out jika pemilihan presiden dilakukan secara voting,. Berikut ini adalah petikan wawancaranya: Ketika ditanya kenapa harus walk-out, sementara mekanisme memilihan capres nantinya akan disepakati lewat tata tertib, Aberson menjelaskan bahwa PDI-P tetap menghendaki pemilihan capres dilakukan secara langsung. ''Jadi, parpol pemenang pemilulah yang berhak menempati posisi presiden. Dengan substansi lain bahwa Ibu Mega telah dikehendaki oleh mayoritas rakyat Indonesia untuk menjadi presiden,'' paparnya dengan serius. Apakah cara walk-Out tersebut takkan membuat PDI-P rugi sendiri, tanya wartawan. Dengan nada tegas Aberson mengatakan PDI-P tidak akan pernah rugi karena sikap politis yang dipilihnya itu. Oleh karena itu, kata dia, PDI-P setelah walk-out akan menyerahkan urusan pemilihan presiden kepada rakyat. ''Caranya, ya dengan melakukan pemilu ulang. Meski harus dibayar dengan mahal,'' tukasnya. Kesimpulan: Sepertinya difinisi demokrasi-nya PDI-P adalah: Demokrasi adalah jika Megawati terpilih sebagai presiden Salam Yang lagi prihatin,...berat __ Untuk bergabung atau keluar dari Milis, silakan LAKUKAN SENDIRI dengan mengirim e-mail kosong ke alamat; Bergabung: [EMAIL PROTECTED] Keluar: [EMAIL PROTECTED] Sambut MASA DEPAN BARU Indonesia! __ Untuk bergabung atau keluar dari Milis, silakan LAKUKAN SENDIRI dengan mengirim e-mail kosong ke alamat; Bergabung: [EMAIL PROTECTED] Keluar: [EMAIL PROTECTED] Sambut MASA DEPAN BARU Indonesia!
Re: [Kuli Tinta] PDI-P mengancam Walk-out
Kalau para Jendral ABRI selalu melimpahkan kesalahan..pada Oknum kopral.maka demikian pula dengan PDIP...yang ternyata...masih memiliki Oknum Aberson. Wisnu Ali Martono [EMAIL PROTECTED] on 10/06/99 06:38:07 AM Kesimpulan: Sepertinya difinisi demokrasi-nya PDI-P adalah: Demokrasi adalah jika Megawati terpilih sebagai presiden Benar. Kelakuan sok mau menang sendiri memang jadi ciri khas PDI-P selama ini. Sayang. Bisa jadi sebenarnya Mega berfikiran lurus. CUma orang2 sekitarnya dia saja yang kurang ajar. WAM Salam Yang lagi prihatin,...berat __ Untuk bergabung atau keluar dari Milis, silakan LAKUKAN SENDIRI dengan mengirim e-mail kosong ke alamat; Bergabung: [EMAIL PROTECTED] Keluar: [EMAIL PROTECTED] Sambut MASA DEPAN BARU Indonesia!
RE: [Kuli Tinta] PDI-P mengancam Walk-out
Akuur, Karena orang atau pengamat yang benar-benar netral itu sebenarnya belum ada di Indonesia. Semua amatan masih dicampuri dengan perasaan dan dengkul. Manuver politik dari Druna yang licik tidak akan pernah dikecam oleh pengagum Druna tersebut. Sedangkan manuver politik Pandawa yang sebenarnya lurus, langsung dikecam oleh orang yang tidak suka Pandawa. -- From: Wibi S Adjie[SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Tuesday, October 05, 1999 11:40 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Kuli Tinta] PDI-P mengancam Walk-out Pada intinya politik is politik, demokrasi is demokrasi, power is power apapun definisinya, yg seharusnya dibarengi dengan implementasi ETIKA, bila Pak Aberson memang berucap demikian, itu emang sikap politiknya kita tidak bisa menyalahkan dia. walk-out adalah salah satu aturan main yg sah di MPR/DPR artinya mereka kader PDI-P punya hak untuk mengambil sikap. Cuman mari kita kaji etis tidak bila emang persepsi demokrasi adalah jika Ibu Mega terpilih jadi Presiden..?? saya kira etis menurut masyarakat yg pro PDI-P dan nggak etis menurut yg kontra.(begitu kali yaa..???) -- From: Andriecht [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [Kuli Tinta] PDI-P mengancam Walk-out Date: Wednesday, October 06, 1999 8:17 AM Salam, Saya ingin minta konfirmasi dari teman-teman di milis ini tentang pernyataan Bang Aberson di Koran republika, bahwa PDI-P akan walk-out jika pemilihan presiden dilakukan secara voting,. Berikut ini adalah petikan wawancaranya: Ketika ditanya kenapa harus walk-out, sementara mekanisme memilihan capres nantinya akan disepakati lewat tata tertib, Aberson menjelaskan bahwa PDI-P tetap menghendaki pemilihan capres dilakukan secara langsung. ''Jadi, parpol pemenang pemilulah yang berhak menempati posisi presiden. Dengan substansi lain bahwa Ibu Mega telah dikehendaki oleh mayoritas rakyat Indonesia untuk menjadi presiden,'' paparnya dengan serius. __ Untuk bergabung atau keluar dari Milis, silakan LAKUKAN SENDIRI dengan mengirim e-mail kosong ke alamat; Bergabung: [EMAIL PROTECTED] Keluar: [EMAIL PROTECTED] Sambut MASA DEPAN BARU Indonesia! __ Untuk bergabung atau keluar dari Milis, silakan LAKUKAN SENDIRI dengan mengirim e-mail kosong ke alamat; Bergabung: [EMAIL PROTECTED] Keluar: [EMAIL PROTECTED] Sambut MASA DEPAN BARU Indonesia! __ Untuk bergabung atau keluar dari Milis, silakan LAKUKAN SENDIRI dengan mengirim e-mail kosong ke alamat; Bergabung: [EMAIL PROTECTED] Keluar: [EMAIL PROTECTED] Sambut MASA DEPAN BARU Indonesia!
Re: [Kuli Tinta] PDI-P mengancam Walk-out
On Wed, 6 Oct 1999, bRidWaN wrote: Saya kaget juga membaca tulisan Aberson itu. Seharusnya kan ada tata tertib dan aturan mainnya. Kalau memang Majelis menghendaki voting, ya voting. Kalau memang Majelis menghendaki mufakat, ya mufakat. Saya tidak kaget. Cuma tidak suka. Kenapa reformasi yang sudah susah2 diadakan ini mau dikhianati? Saya sepakat dengan anda, bahwa apa kemauan MPR ya itu yang mesti diikuti. Kenapa PDI-P tidak berusaha menggalang kekuatan dengan pihak lain (sudah telat, kali ya?). Kenapa masih saja memakai cara2 Orba dengan mengancam2? Saya memimpikan suatu saat di mana para elit partai dengan gencar mensosialisaikan kepada warganya bahwa keputusan MPR bersifat mutlak dan harus dihormati. Jika sudah demikian, percayalah, negara akan aman tenteram. Siapapun pemimpinnya orang tidak akan ambil pusing. Tidak boleh berpikir semau-nya, harus melalui proses yang diatur dalam Tata Tertib-nya dulu. Khas PDI-P selama ini: mau menangnya sendiri. Coba tengok _ancaman_ Sabam Sirait, bahwa Pemilu harus diulang kalau Mega tidak jadi presiden. Nggak tahu saya, kenapa politisi macam begini masih ada juga. Jika mau, kenapa tidak diamandemen saja UUD 45 sehingga partai pemenang Pemilu otomatis berhak jadi presiden? (Rasa2nya sih bakal dihambat. Menengok pengalaman pemilihan presiden 4, pasti akan diajukan metode pemilihan bertingkat. Dengan demikian partai yang tidak menang mutlak masih harus berjuang keras untuk mendudukkan capresnya. Dan ini syah2 saja. Mosok yang 65% mesti dikalahkan oleh 35%). Kalau menurut saya, setelah kita sampai pada babak akhir, kinilah saatnya kita menunggu siapa yang akan menjadi Presiden RI ke-4 nanti. Dan siapa yang strategis, menurut saya dia-lah yang akan menang. Siapa yang strategis? Strategis apanya bung? Nggak ada kriterianya kan, apa itu strategis. Yang lebih benar adalah: siapa yang dinilai lebih mampu dan secara politis memungkinkan pasti akan dipilih. Bisa saja yang muncul justru bukan Gus Dur/Habibe/Mega. Siapa tahu? WAM Salam, bRidWaN At 10:40 PM 10/5/99 +0700, Wibi S Adjie wrote: Pada intinya politik is politik, demokrasi is demokrasi, power is power apapun definisinya, yg seharusnya dibarengi dengan implementasi ETIKA, bila Pak Aberson memang berucap demikian, itu emang sikap politiknya kita tidak bisa menyalahkan dia. walk-out adalah salah satu aturan main yg sah di MPR/DPR artinya mereka kader PDI-P punya hak untuk mengambil sikap. Cuman mari kita kaji etis tidak bila emang persepsi demokrasi adalah jika Ibu Mega terpilih jadi Presiden..?? saya kira etis menurut masyarakat yg pro PDI-P dan nggak etis menurut yg kontra.(begitu kali yaa..???) -- From: Andriecht [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [Kuli Tinta] PDI-P mengancam Walk-out Date: Wednesday, October 06, 1999 8:17 AM Salam, Saya ingin minta konfirmasi dari teman-teman di milis ini tentang pernyataan Bang Aberson di Koran republika, bahwa PDI-P akan walk-out jika pemilihan presiden dilakukan secara voting,. Berikut ini adalah petikan wawancaranya: Ketika ditanya kenapa harus walk-out, sementara mekanisme memilihan capres nantinya akan disepakati lewat tata tertib, Aberson menjelaskan bahwa PDI-P tetap menghendaki pemilihan capres dilakukan secara langsung. ''Jadi, parpol pemenang pemilulah yang berhak menempati posisi presiden. Dengan substansi lain bahwa Ibu Mega telah dikehendaki oleh mayoritas rakyat Indonesia untuk menjadi presiden,'' paparnya dengan serius. Apakah cara walk-Out tersebut takkan membuat PDI-P rugi sendiri, tanya wartawan. Dengan nada tegas Aberson mengatakan PDI-P tidak akan pernah rugi karena sikap politis yang dipilihnya itu. Oleh karena itu, kata dia, PDI-P setelah walk-out akan menyerahkan urusan pemilihan presiden kepada rakyat. ''Caranya, ya dengan melakukan pemilu ulang. Meski harus dibayar dengan mahal,'' tukasnya. Kesimpulan: Sepertinya difinisi demokrasi-nya PDI-P adalah: Demokrasi adalah jika Megawati terpilih sebagai presiden Salam Yang lagi prihatin,...berat __ Untuk bergabung atau keluar dari Milis, silakan LAKUKAN SENDIRI dengan mengirim e-mail kosong ke alamat; Bergabung: [EMAIL PROTECTED] Keluar: [EMAIL PROTECTED] Sambut MASA DEPAN BARU Indonesia! __ Untuk bergabung atau keluar dari Milis, silakan LAKUKAN SENDIRI dengan mengirim e-mail kosong ke alamat; Bergabung: [EMAIL PROTECTED] Keluar: [EMAIL PROTECTED] Sambut MASA DEPAN BARU Indonesia!
Re: [Kuli Tinta] PDI-P mengancam Walk-out
On Wed, 6 Oct 1999, Andriecht wrote: Salam, Saya ingin minta konfirmasi dari teman-teman di milis ini tentang pernyataan Bang Aberson di Koran republika, bahwa PDI-P akan walk-out jika pemilihan presiden dilakukan secara voting,. Berikut ini adalah petikan wawancaranya: Ketika ditanya kenapa harus walk-out, sementara mekanisme memilihan capres nantinya akan disepakati lewat tata tertib, Aberson menjelaskan bahwa PDI-P tetap menghendaki pemilihan capres dilakukan secara langsung. ''Jadi, parpol pemenang pemilulah yang berhak menempati posisi presiden. Dengan substansi lain bahwa Ibu Mega telah dikehendaki oleh mayoritas rakyat Indonesia untuk menjadi presiden,'' paparnya dengan serius. Pola pikir semacam ini, bahwa partai pemenang pemilu mesti yang jadi presiden, yang menjebloskan Mega. Sayang, Mega tidak cukup cerdas, atau terlalu naif, untuk menelan begitu saja ilusi ini. Resiko pemimpin yang naif memang begini. Begitu malas kah Mega untuk membaca UUD 45 sehingga tidak tahu bahwa pemilihan presiden itu ditentukan oleh MPR? Apakah cara walk-Out tersebut takkan membuat PDI-P rugi sendiri, tanya wartawan. Dengan nada tegas Aberson mengatakan PDI-P tidak akan pernah rugi karena sikap politis yang dipilihnya itu. Oleh karena itu, kata dia, PDI-P setelah walk-out akan menyerahkan urusan pemilihan presiden kepada rakyat. ''Caranya, ya dengan melakukan pemilu ulang. Meski harus dibayar dengan mahal,'' tukasnya. Pemilu ulang? Mau pakai duit embahnya Aberson apa? Enak aja. Daripada dibuang2 buat ngadain Pemilu, mending disumbangin buat fakir miskin, atawa naikin gaji pegawai negeri. Ditanggung Pemilu nanti PNS milih dia. Kesimpulan: Sepertinya difinisi demokrasi-nya PDI-P adalah: Demokrasi adalah jika Megawati terpilih sebagai presiden Benar. Kelakuan sok mau menang sendiri memang jadi ciri khas PDI-P selama ini. Sayang. Bisa jadi sebenarnya Mega berfikiran lurus. CUma orang2 sekitarnya dia saja yang kurang ajar. WAM Salam Yang lagi prihatin,...berat __ Untuk bergabung atau keluar dari Milis, silakan LAKUKAN SENDIRI dengan mengirim e-mail kosong ke alamat; Bergabung: [EMAIL PROTECTED] Keluar: [EMAIL PROTECTED] Sambut MASA DEPAN BARU Indonesia!
Re: [Kuli Tinta] PDI-P mengancam Walk-out
Saya kaget juga membaca tulisan Aberson itu. Seharusnya kan ada tata tertib dan aturan mainnya. Kalau memang Majelis menghendaki voting, ya voting. Kalau memang Majelis menghendaki mufakat, ya mufakat. Tidak boleh berpikir semau-nya, harus melalui proses yang diatur dalam Tata Tertib-nya dulu. Kalau menurut saya, setelah kita sampai pada babak akhir, kinilah saatnya kita menunggu siapa yang akan menjadi Presiden RI ke-4 nanti. Dan siapa yang strategis, menurut saya dia-lah yang akan menang. Salam, bRidWaN At 10:40 PM 10/5/99 +0700, Wibi S Adjie wrote: Pada intinya politik is politik, demokrasi is demokrasi, power is power apapun definisinya, yg seharusnya dibarengi dengan implementasi ETIKA, bila Pak Aberson memang berucap demikian, itu emang sikap politiknya kita tidak bisa menyalahkan dia. walk-out adalah salah satu aturan main yg sah di MPR/DPR artinya mereka kader PDI-P punya hak untuk mengambil sikap. Cuman mari kita kaji etis tidak bila emang persepsi demokrasi adalah jika Ibu Mega terpilih jadi Presiden..?? saya kira etis menurut masyarakat yg pro PDI-P dan nggak etis menurut yg kontra.(begitu kali yaa..???) -- From: Andriecht [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [Kuli Tinta] PDI-P mengancam Walk-out Date: Wednesday, October 06, 1999 8:17 AM Salam, Saya ingin minta konfirmasi dari teman-teman di milis ini tentang pernyataan Bang Aberson di Koran republika, bahwa PDI-P akan walk-out jika pemilihan presiden dilakukan secara voting,. Berikut ini adalah petikan wawancaranya: Ketika ditanya kenapa harus walk-out, sementara mekanisme memilihan capres nantinya akan disepakati lewat tata tertib, Aberson menjelaskan bahwa PDI-P tetap menghendaki pemilihan capres dilakukan secara langsung. ''Jadi, parpol pemenang pemilulah yang berhak menempati posisi presiden. Dengan substansi lain bahwa Ibu Mega telah dikehendaki oleh mayoritas rakyat Indonesia untuk menjadi presiden,'' paparnya dengan serius. Apakah cara walk-Out tersebut takkan membuat PDI-P rugi sendiri, tanya wartawan. Dengan nada tegas Aberson mengatakan PDI-P tidak akan pernah rugi karena sikap politis yang dipilihnya itu. Oleh karena itu, kata dia, PDI-P setelah walk-out akan menyerahkan urusan pemilihan presiden kepada rakyat. ''Caranya, ya dengan melakukan pemilu ulang. Meski harus dibayar dengan mahal,'' tukasnya. Kesimpulan: Sepertinya difinisi demokrasi-nya PDI-P adalah: Demokrasi adalah jika Megawati terpilih sebagai presiden Salam Yang lagi prihatin,...berat __ Untuk bergabung atau keluar dari Milis, silakan LAKUKAN SENDIRI dengan mengirim e-mail kosong ke alamat; Bergabung: [EMAIL PROTECTED] Keluar: [EMAIL PROTECTED] Sambut MASA DEPAN BARU Indonesia!