[mediamusliminfo] Bls: [mediamusliminfo] Ayah, Maafkanlah aku...

2007-12-05 Terurut Topik Erwin Wibisono
Ceritanya sungguh mengharukan
Andai saja yang mencoret mobil itu bukan anak majikan atau anak dari pembantu 
rumah tangga, tentu lebih parah lagi...

Terima kasih,

- Pesan Asli 
Dari: Ali Muntaha [EMAIL PROTECTED]
Kepada: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; Adi Ahmad Muhammad [EMAIL 
PROTECTED]; aL [EMAIL PROTECTED]; bal top [EMAIL PROTECTED]; Dina Ariana 
[EMAIL PROTECTED]; Eri Kusnadi [EMAIL PROTECTED]; iman iman [EMAIL 
PROTECTED]; inuk nugroho [EMAIL PROTECTED]; iwan rachmawan [EMAIL 
PROTECTED]; joky joky gokil [EMAIL PROTECTED]; mba dini-cikiwul [EMAIL 
PROTECTED]; media muslim mediamusliminfo@googlegroups.com; okta edp [EMAIL 
PROTECTED]; rachmad [EMAIL PROTECTED]; Risma-tabung [EMAIL PROTECTED]; 
Risma-tabung rismawati [EMAIL PROTECTED]; Tanjung Pambudi [EMAIL 
PROTECTED]; Teguh Wibowo [EMAIL PROTECTED]; Toto [EMAIL PROTECTED]; 
uswandi irsyard [EMAIL PROTECTED]; yudie sableng gendeng [EMAIL PROTECTED]
Terkirim: Selasa, 4 Desember, 2007 1:25:05
Topik: [mediamusliminfo] Ayah, Maafkanlah aku...


Ayah, maafkanlah Aku...

Agustus 9, 2007 oleh Ishak

 

Entah sudah berapa kali aku menerima kiriman email berisi cerita berikut ini. 
Namun setiap kali aku membacanya, air mata ini tak terasa selalu berlinang. 
Semoga bisa jadi nasehat bagiku, dalam mendidik anak ku. Berikut ceritanya…..

Sepasang suami isteri - seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan 
anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, 
perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap 
kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Bermainlah dia 
bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga 
dan lain-lain di halaman rumahnya.

Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat 
mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka 
coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya… karena 
mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini 
pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.

Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari 
macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke 
sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, 
lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu 
berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah. 

Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang 
baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak 
yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “Kerjaan siapa ini !!!” …
. Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga 
beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih2 melihat wajah bengis 
tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan 
‘ Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau 
lakukan?” hardik si isteri lagi.

Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. 
Dengan penuh manja dia berkata “DIta yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik …
kan!” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa.. Si ayah 
yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di 
depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali2 ke telapak tangan anaknya. Si anak 
yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas 
memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.

Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan 
hukuman yang dikenakan.
Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa… Si ayah cukup lama 
memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si 
ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak 
kecil itu, membawanya ke kamar.

Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka2 
dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya 
dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih 
saat luka2nya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil 
itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. 
Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu 
ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab bapak si anak.

Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan 
waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga 
hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga 
begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita demam, 
Bu”…jawab pembantunya ringkas. “Kasih minum panadol aja ,” jawab si ibu. 
Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat 
anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu 

[mediamusliminfo] Balasan: [mediamusliminfo] Bls: [mediamusliminfo] Ayah, Maafkanlah aku...

2007-12-05 Terurut Topik Joko Susilo
Saya sangat terharu...jadi teringat abahku..!!!(semoga semua amal 
kebaikannya diterima Allah SWT, diringankan siksa kuburnya dan mendapat tempat 
yang layak disisi-Nya..amin 3x)

Erwin Wibisono [EMAIL PROTECTED] wrote: Ceritanya sungguh mengharukan
Andai saja yang mencoret mobil itu bukan anak majikan atau anak dari pembantu 
rumah tangga, tentu lebih parah lagi...

Terima kasih,

- Pesan Asli 
Dari: Ali Muntaha [EMAIL PROTECTED]
Kepada: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; Adi Ahmad Muhammad [EMAIL 
PROTECTED]; aL [EMAIL PROTECTED]; bal top [EMAIL PROTECTED]; Dina Ariana 
[EMAIL PROTECTED]; Eri Kusnadi [EMAIL PROTECTED]; iman iman [EMAIL 
PROTECTED]; inuk nugroho [EMAIL PROTECTED]; iwan rachmawan [EMAIL 
PROTECTED];  joky joky gokil [EMAIL PROTECTED]; mba dini-cikiwul [EMAIL 
PROTECTED]; media muslim mediamusliminfo@googlegroups.com; okta edp [EMAIL 
PROTECTED]; rachmad [EMAIL PROTECTED]; Risma-tabung [EMAIL PROTECTED]; 
Risma-tabung rismawati [EMAIL PROTECTED]; Tanjung Pambudi [EMAIL 
PROTECTED]; Teguh Wibowo [EMAIL PROTECTED]; Toto [EMAIL PROTECTED]; 
uswandi irsyard [EMAIL PROTECTED]; yudie sableng gendeng [EMAIL PROTECTED]
Terkirim: Selasa, 4 Desember, 2007 1:25:05
Topik: [mediamusliminfo] Ayah, Maafkanlah aku...

 Ayah, maafkanlah Aku...
 Agustus 9, 2007 oleh Ishak
  
 Entah sudah berapa kali aku menerima kiriman email berisi cerita berikut ini. 
Namun setiap kali aku membacanya, air mata ini tak terasa selalu berlinang. 
Semoga bisa jadi nasehat bagiku, dalam mendidik anak ku. Berikut ceritanya…..
 Sepasang suami isteri - seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan 
anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, 
perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap 
kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Bermainlah dia 
bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga 
dan lain-lain di halaman rumahnya.
 Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat 
mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka 
coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya… karena 
mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini 
pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.
 Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari 
macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke 
sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, 
lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu 
berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah. 
 Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang 
baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak 
yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “Kerjaan siapa ini !!!” …
. Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga 
beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih2 melihat wajah bengis 
tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan 
‘ Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau 
lakukan?” hardik si isteri lagi.
 Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. 
Dengan penuh manja dia berkata “DIta yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik …
kan!” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa.. Si ayah 
yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di 
depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali2 ke telapak tangan anaknya. Si anak 
yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas 
memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.
 Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan 
hukuman yang dikenakan.
Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa… Si ayah cukup lama 
memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si 
ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak 
kecil itu, membawanya ke kamar.
 Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka2 
dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya 
dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih 
saat luka2nya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil 
itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. 
Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu 
ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab bapak si anak.
 Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan 
waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga 
hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga 
begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah.