[ppiindia] Membaca Fenomena Pers Kita

2004-11-26 Terurut Topik Ambon

http://www.harianbatampos.com/mod.php?mod=publisherop=viewarticleartid=3767

 
 

  Membaca Fenomena Pers Kita 
  By redaksi 
Thursday, 25-November-2004, 08:31:54 11 clicks   
 
 
Oleh: Uba Ingan Sigalingging S Sn 
 
 
  Ingatlah, saudara-saudara yang tertjinta, bahwa besarlah pengaroehnya 
journalistiek itoe bagi pergerakan oemoem. Akan tetapi hendaklah djoega kita 
mengetahoei bila pengaroeh itoe ada jang memoeliakan, poen ada joega yang 
membinasakan. Djika kita kaoem journalist koerang ati-ati, artinja koerang 
berdasar iman atas perboeatan kita, maka moedahlah kita mendjatoehkan 
kemadjoean kita bangsa Hindia. Akan tetapi djikalau kita berboeat soetji dengan 
alasan yang sempoerna maka njatalah kita akan menang dalam perang kehidoepan 
kita di doenia ini (Suardy Suryaningrat, ' s-Gravenhage, Nederland-Belanda, 25 
Juli 1914). 

  Surat yang merupakan dukugan moral, ditulis oleh Suardy Suryaningrat 
(atau yang lebih dikenal dengan nama Ki Hadjar Dewantara) ditujukan untuk Marco 
Kartodikromo, seorang wartawan, pemimpin majalah Doenia Bergerak (terbit tahun 
1914 sampai 1915), dan pendiri Inlandse Journalisten Bond. Usianya sendiri 
masih sangat mudah (23 tahun) ketika ia dibuang oleh pemerintah Belanda ke 
Boven Digul. Ia meninggal di tempat pembuangan sebelum sempat melihat 
kemerdekaan bangsa yang ikut diperjuangkannya (Soebagijo I.N,Jagat Wartawan 
Indonesia, 1981). 

  Membicarakan Pers adalah membicarakan masyarakat, keduanya memiliki 
hubungan mutualisme-simbiosis. Pada prinsipnya, tidak akan ada pers yang 
bermutu tanpa masyarakat yang cerdas, demikian sebaliknya, tak ada masyarakat 
cerdas tanpa pers yang bermutu dan bermartabat. Peranan pers sangat menentukan 
bagi masyarakat karena keberadaannya membantu kita untuk mengetahui beragam 
informasi dan perjalanan sejarah bangsa-bangsa di dunia (melalui berbagai macam 
bentuk media). Tidak berlebihan jika pers ditempatkan secara terhormat di dalam 
sistem atau tatanan masyarakat dunia, yaitu sebagai pilar ke empat demokrasi 
(tiga lainnya adalah lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif). 

  Setidaknya ada tiga tulisan tentang dunia kewartawanan di harian ini, 
yang ditulis oleh pekerja pers. Pertama adalah tulisan Hasan Aspahani, Pers 
Perkakas Bangsa yang Demokratis (Batam Pos,19 Oktober 2004); Kedua, tulisan 
Erwan Buntaro, Menuju Wartawan Profesional: Sebuah Tinjauan Perspektif (Batam 
Pos, 30 dan 1 November 2004); Ketiga tulisan Socrates, Wartawan Profesional: 
Sebuah Harga Mati (Batam Pos, 2 November 2004). Ketiga tulisan tersebut 
membuka wacana dan cakrawala pemikiran kita tentang kehidupan dunia pers, 
khususnya kewartawanan di Batam dan sekitarnya. 
  Tulisan Hasan Aspahani, berbicara mengenai eksistensi pers sebagai motor 
penggerak nilai-nilai demokrasi. 

  Pers adalah salah satu pondasi yang sangat menentukan mati-hidupnya 
demokrasi. Hasan Aspahani melihat bahwa peranan wartawan sangat menentukan 
mati-hidupnya pers. Ia mengatakan, Tanpa wartawan yang bermartabat, rasanya 
tak akan mungkin diciptakan pers yang berkualitas. Penulis setuju saja dengan 
pendapat di atas, karena wartawan memang harus bermartabat. Namun penulis ingin 
menambahkan bahwa tanpa pemilik modal yang bermartabat, tak akan ada pers yang 
bermutu. Memang benar, bahwa sikap pragmatis dan kompromistis yang berlebihan 
dari seorang wartawan dapat merusak sistem kerja pers. 

  Namun menempatkan wartawan seolah-olah menjadi penentu mati-hidupnya 
pers adalah naif; karena, sehebat apa pun kerja seorang wartawan, ia hanyalah 
salah satu bagian dari sistem kerja pers secara keseluruhan. Menurut hemat 
penulis, pemilik modal dan top menejer adalah bagian terpenting karena mereka 
menentukan arah dan tujuan kebijakan pers tersebut. Mereka adalah penentu 
apakah pers itu bermutu dan bermartabat, atau sebaliknya, hidup tanpa 
kehormatan. 

  Sudah menjadi rahasia umum bahwa kepentingan perusahaan pers menjadi 
prioritas utama daripada mencari kebenaran dan keadilan. Idealisme jurnalistik 
menjadi pertimbangan ke sekian di banding kepentingan bisnis persuahaan pers, 
yang justru sering tidak berhubungan dengan tanggungjawab pers sebagai pilar ke 
empat demokrasi. Wartawan hanya menjadi pelengkap, atau meminjam istilah Hasan 
Aspahani- perkakas pers. Hanya beberapa perusahaan pers yang memperlakukan 
pekerjanya secara profesional- dua diantaranya adalah Harian Kompas dan Berita 
Mingguan Tempo. 

  Dalam perspektif ekonomi, siapa yang bertanggungjawab untuk mengarahkan 
pemilik modal pers agar para wartawannya bermartabat? Undang-Undang Pers No.40 
Tahun 1999 tentang Pers secara tegas berbicara mengenai kesejahteraan wartawan. 
Lengkapnya terdapat pada Bab IV, Pasal 10, berbunyi: Perusahaan pers 
memberikan kesejahteraan kepada wartawan dan karyawan pers dalam bentuk 
kepemilikan saham dan atau pembagian laba bersih serta bentuk kesejahteraan 
lainnya. Di bagian penjelasan tentang 

Re: [ppiindia] Kerja sosial bersama--Menyalahkan Ummat Islam

2004-11-26 Terurut Topik defa defa


Inilah ajakan yang tulus,
Saya setuju dengan ajakan seperti ini, supaya diantara kita tidak ada Saling 
curiga mencurigai dan tidak ada praktek-praktek yang tidak etis.
Mudah-mudahan ada tanggapan dari rekan-rekan lainnya, agar kita bisa 
menunjukkan bahwa yang kita lakukan adalah tulus ikhlas.
Saya juga mau ikutan kalau begini.
Semoga..
 


Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote:


Yap. Mari kita galang kerja sosial bersama tanpa bawa bendera agama. 
Mengambil tempat yang netral bukan di rumah ibadah. Saya akan ikutan.
Maukah dana misionaris dipakai untuk hal seperti ini?

Saya juga seorang yang mengharapkan ada kerja sama sosial untuk 
menghapus kemiskinan di Indonesia ini. Mestinya hukum di negara ini 
lah yang harus diikuti oleh semua penganut agama. Tapi nampaknya 
kita tak bisa atau belum dapat berharap banyak kepada hukum di 
negara ini.

Saya juga seorang yang mengharapkan hidup rukun antar umat beragama 
di Indonesia. Seharusnya para ahli hukum, para pemuka agama, dapat 
duduk bersama membicarakan hukum, peraturan, dan undang-undang tanpa 
membawa ayat-ayat kitab suci. Semua harus dalam satu tujuan 
menciptakan Indonesia yang damai karena kedamaian itu adalah ajaran 
dari semua agama. Tapi knapa sulit ya?
Mungkin, jawabannya adalah karena hukum dinegara ini mandul..:-(

Tak perlu lagi berusaha memperbanyak umat dan komunitas karena...
Nabi Muhammad SAW saja tak mampu mengislamkan dunia...Isa AS yang 
diklaim sebagai tuhanpun tak mampu mengkristenkan dunia. Knapa 
pula kita?..Kita hanya harus menyadari mengapa Tuhan membiarkan kita 
dalam perbedaan dan keberagaman? Padahal kan mudah bagi Dia untuk 
membuat kita ini satu umat, kalau Dia mau.

Jadi kalau benar ada tindakan2 misionaris spt itu dan tindakan2 
orang Islam yang mabok itu sebaiknya kita (yang Islam  Kristen) 
bersama-sama menentangnya dan alihkan menjadi agenda nasional saja.
Sekali lagi kalau ada wadah seperti ini, saya ikutan!
Wassalam,
Lina


--- In [EMAIL PROTECTED], Arriko Indrawan 
wrote:

 Jika kamu memberi sesuatu pakai tangan kanan, hendaknya tangan 
kirimu tidak mengetahuinya.
 
 Ini sudah disabdakan dan dilakukan oleh Nabi Isa 7 abad sebelum 
Muhammad.
 
 Sebenarnya lebih banyak karya umat Kristiani perorangan dari yg 
terlihat di
 luar, tapi memang tidak mau dipamerkan. Yg terpenting orang lain, 
tanpa
 membedakan agama,
 beroleh kasih Allah Yg Maha Esa melalui perantaraan mereka.
 
 Makanya, sebenarnya Umat Kristiani juga melakukan hal yg sama dg 
Umat
 Muslim, khan??
 Kenapa tidak kerja sama?? Sudah banyak koq yg sudah dirintis 
bersama
 contohnya : Proyek kali code, Yogyakarta dan proyek Bantaran 
Ciliwung,
 Jakarta..
 
 Dengan bekerja sama, mudah-mudahan kecurigaan dan tuduhan Ada 
udang di
 balik Rempeyek...eh batu... bisa hilang...
 
 Kapan kita anggota Millist PPIIndia memulai karya yg nyata untuk 
bangsa
 ini??
 Jangan cuma saling menuduh.
 
 Mari kita berbuat baik kepada sesama yg menderita, memberi 
setitik air di
 tengah samudera seperti yg pernah dilakukan dan dikatakan oleh 
Sr. Theresa
 dari Calcutta.
 
 Bukankah berlomba-lomba berbuat baik itu diridhoi oleh Allah??
 
 
 
 
 =
 From: defa defa 
 Subject: Re: Menyalahkan Ummat Islam - Re: Rengeng2: Idul Fitri, 
Superman
 dan Power Rangers
 
 
 Amin...
 Memang AlQur'an mengajarkan kita semua untuk adil kepada siapapun 
dan tanpa
 pamrih atau meminta imbalan. Itulah yang dicontohkan nabi Muhammad 
SAW.
 Dikatakan juga bahwa jika kamu memberi sesuatu pakai tangan kanan,
 hendaknya tangan kirimu tidak mengetahuinya.
 
 
 Sayangnya ini sudah terjadi. kejadian ini nggak jauh deh.. di 
Jabotabek
 
 
 Ambon wrote:
 
 Kalau bisnisnya menyodorkan formulir kepada yang miskin dan papah 
berarti
 
 besok maupun lusa tak ada orang yang datang untuk memintat 
pertolongan dan
 
 yang membutuhkan pertolongan tak tertolong.






***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]

Yahoo! Groups Links








 Yahoo! Messenger
- Log on with your mobile phone!

[Non-text portions of this message have been removed]






 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar.
Now with Pop-Up Blocker. Get it for free!
http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/BRUplB/TM

Re: [ppiindia] Kerja sosial bersama--Menyalahkan Ummat Islam

2004-11-26 Terurut Topik «!¦·™qR!ñã


singkat kata, kapan neh dilaksanakan?? masih saling komentar² dulu?? 
 
yg baru 2 hari gabung di milis..
Q 


defa defa [EMAIL PROTECTED] wrote:
Inilah ajakan yang tulus,
Saya setuju dengan ajakan seperti ini, supaya diantara kita tidak ada Saling 
curiga mencurigai dan tidak ada praktek-praktek yang tidak etis.
Mudah-mudahan ada tanggapan dari rekan-rekan lainnya, agar kita bisa 
menunjukkan bahwa yang kita lakukan adalah tulus ikhlas.
Saya juga mau ikutan kalau begini.
Semoga..



Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote:


.com



Yahoo! Groups SponsorADVERTISEMENT


-
Yahoo! Groups Links

   To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/
  
   To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]
  
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 




-
Do you Yahoo!?
 All your favorites on one personal page – Try My Yahoo!

[Non-text portions of this message have been removed]






 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Make a clean sweep of pop-up ads. Yahoo! Companion Toolbar.
Now with Pop-Up Blocker. Get it for free!
http://us.click.yahoo.com/L5YrjA/eSIIAA/yQLSAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Bagaimana Meningkatkan Laba Perusahaan

2004-11-26 Terurut Topik Brian Chang


Bagaimana cara meningkatkan pendapatan hingga 50 % dan keuntungan bersih 
meningkat hingga 70 % ? bahkan Lebih ???

 

Disusun oleh : Zaki Makarim

 

 

Kami dapat memastikan anda akan mengerti cara untuk meningkatkan pendapatan 
hingga Lebih dari 50 % dan keuntungan bersih meningkat hinga lebih dari 70 % 
bahkan dalam kenyataannya bisa lebih besar lagi. 

 

Caranya adalah dengan mengikuti workshop :

LEVERAGE Melipat-Gandakan Bisnis, selama +/- 3 jam anda akan menyadari betapa 
sederhananya Melipat-Gandakan Bisnis Anda.

 

Workshop ini dirancang khusus untuk bisnis kecil menengah (UKM) dimana para 
peserta/pebisnis akan dijelaskan sebuah formulasi jitu yang bisa dipakai untuk 
meningkatkan marketing dan bisnis secara umun. 

 

Dari bisnis baru dan yang sudah berjalan dengan biasa-biasa saja akan 
dijelaskan caranya agar bisnis menjadi bisnis yang mendatangkan keuntungan 
sebesar-besarnya seperti yang diinginkan pemilik/pengelolanya. 

 

Workshop ini akan menjelaskan bagaimana meningkatkan 5 area penting dalam 
meningkatkan bisnis anda, yaitu :

 

1. Menciptakan dan Memperbanyak Prospek . . .

Prospek adalah orang-orang yang berhasil dihubungi oleh bisnis anda 
melalui iklan, referensi dan sebagainya dan dicatat sehingga menjadi sebuah 
data orang yang mengetahui bisnis anda. Anda harus mengetahui secermat mungkin 
bahwa seorang Prospek ini didapat dari masing-masing strategi marketing atau 
secara keseluruhan. Ini baru permulaan, bila ada seorang calon pembeli menelpon 
bisnis anda, jangan dikira uang sudah masuk. Masih banyak pebisnis yang tidak 
mengetahui jumlah pertambahan Prospek mereka setiap minggu/bulan. Mengumpulkan 
sebanyak-banyaknya Prospek adalah baik namun anda tetap harus menghitung dan 
mengetahui . . . . 

 

2. Persentasi Angka Konversi . . .

Persentasi perbandingan antara Prospek yang jadi membeli dan Prospek yang 
tidak/belum membeli. Contoh : bila satu hari ada 10 orang yang lewat/masuk toko 
anda namun hanya 3 orang yang akhirnya membeli, maka toko tersebut dikatakan 
memiliki angka konversi sebesar 3 dari 10 atau 30%. Setelah bisnis anda 
berhasil membuat Prospek tertarik kedalam bisnis anda, maka anda masih harus 
meneruskan usaha anda agar para Prospek ini jadi membeli dan menjadi pelanggan 
(Customer) anda. 

Kebanyakan pebisnis mengatakan mereka sudah memiliki angka konversi sebesar 60 
 70 %, tetapi setelah dihitung-hitung ternyata hanya 20  30% saja. 
Bagaimana perasaan anda bila ternyata kondisi bisnis anda seperti itu ?  

Bila ternyata kondisi bisnis anda seperti contoh diatas, maka sebaiknya anda 
merasa baik-baik saja bahkan merasa lebih bergairah. Kenapa ? Karena bila 
bisnis anda sudah bisa memiliki angka konversi 20  30% maka bayangkan bila 
dapat ditingkatkan hingga 60  70% ? Ingatlah, dengan menggandakan angka 
konversi, berarti anda menggandakan omzet !

 

3. Jumlah rata-rata Transaksi . . .

Beberapa pelanggan anda akan belanja/bertransaksi pada bisnis anda seminggu 
sekali, beberapa lainnya sebulan sekali, beberapa lainnya sangat jarang dan ada 
juga yang hanya sekali seumur hidup. Yang perlu dihitung adalah jumlah 
rata-ratanya dari setiap pelanggan bertransaksi pada bisnis anda selama 
setahun. Kebanyakan pebisnis tidak memiliki data base dari pelanggan mereka. 
Kirimkan surat atau telepon mereka dan katakan agar mereka datang dan 
berbelanja lagi di toko anda.

 

4. Rata-Rata Penjualan . . .

Adalah jumlah total penjualan dibagi dengan jumlah transaksi. Satu pelanggan 
mungkin sekali belanja sebanyak 5 juta dan yang lain hanya 100 ribu. Maka 
setelah dijumlahkan total penjualan dan dibagi jumlah transaksi maka akan 
menemukan rata-rata penjualannya.

 

5. Margin Keuntungan . . .

Adalah presentasi selisih antara Penjualan dan keuntungan bersih. Contoh, bila 
anda menjual produk seharga 1 juta dan mendapatkan keuntungan 250 ribu, maka 
dikatakan margin anda adalah 25% dari harga. Ingat keuntungan disini adalah 
keuntungan bersih setelah dipotong semua biaya-biaya.

  

Menjelaskan 5 area penting dalam meningkatkan bisnis dalam bentuk tulisan 
seperti diatas pasti hanya membuat pembacanya makin penasaran tapi masih tidak 
mengerti.

Maka untuk menjelaskan hingga sejelas-jelasnya, pebisnis harus mengikuti 
Workshop Leverage Melipat-Gandakan Bisnis. 

Pada workshop ini, tidak hanya mengerti namun sekaligus merasakan suatu 
pengalaman unik dan berharga bagi para pebisnis dalam mengembangkan bisnisnya. 

Workshop diawali dengan penjelasan singkat Formulasi Jitu 

Leverage Melipat-Gandakan Bisnis 

Lalu formulasi jitu tersebut langsung dipraktekan dalam sebuah simulasi bisnis 
dimana para peserta/pebisnis akan berkompetisi untuk secepatnya mendapatkan 
sebuah hasil keuntungan yang ditentukan

Dan diakhiri dengan tanya jawab sehingga peserta/pebisnis akan mendapat 
pemahaman yang utuh tentang bagaimana mengembangkan bisnisnya. 

 

Penjelasan Lebih Lanjut Hubungi

Zaki Makarim 0816 48 131 48, flexi 7090 9236

Konsultan dan Trainer

(Zaki is offline so the 

[ppiindia] Peringati Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, Kaulan Perempuan Sosialisasikan UU Penghapusan KDRT

2004-11-26 Terurut Topik Eko Bambang Subiyantoro

 http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=berita%7C-239%7CX
Jumat, 26 November 2004
Peringati Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, Kaulan Perempuan 
Sosialisasikan UU Penghapusan KDRT
Jurnalis : Eko Bambang S
Jurnal Perempuan.com-Jakarta. Berkaitan dengan peringatan Hari Anti Kekerasan 
Terhadap Perempuan yang diperingati setiap tanggal 25 November, dan Kampanye 16 
Hari Anti Kekerasan terhadap perempuan, Kaulan Perempuan secara khusus 
melakukan aksi sosialisasi mengenai pentingnya UU Nomor 23 tentang Penghapusan 
Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Aksi sosialisasi ini akan dimulai pada tanggal 25 
November 2004 hingga 10 Desember 2004 yang bertepatan dengan peringatan hak 
asasi manusia. 

Bentuk kegiatan yang akan dilakukan oleh Kaulan Perempuan ini berupa dialog, 
penyuluhan ke instansi-instansi yang bertanggungjawab terhadap terjadinya 
kekerasan oleh negara, penyebaran post card, factsheet dan poster, pembuatan 
kaos dan stiker, seminar, dan sebagainya. 

Untuk mengetahui sejumlah acara yang dilakukan oleh Kaulan Perempuan, berikut 
ini disampaikan agenda acara kegiatan Kaulan Perempuan selama 16 Hari Kampanye 
Anti Kekerasan Terhadap Perempuan.

(Karena berita ini ada tabel, maka untuk mengetahui agenda lengkapnya
silahkan klik di: http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=berita%7C-239%7CX)

Salam,
Eko Bambang S





 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
$9.95 domain names from Yahoo!. Register anything.
http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Posting: [EMAIL PROTECTED]
5. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
6. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
7. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] SURAT KEMBANG KEMUNING: SASTRA DAN PENGUSIKAN SEJARAH [1]

2004-11-26 Terurut Topik Budhisatwati KUSNI

Surat Kembang Kemuning:


SASTRA YANG MENGUSIK SEJARAH [1]


Pada tanggal 3 Desember mendatang, bertempat di PDS HB Jassin, TIM Jakarta, 
akan diluncurkan novel terbaru Martin Aleida berjudul: JAMANGILAK TAK PERNAH 
MENANGIS,yang diterbitkan oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama.


Dalam mengucapkan selamat kepada Martin ada komentator yang menulis: Anda 
termasuk tua-tua keladi --dalam pengertian yang positif--, makin tua makin 
menjadi [lihat milis:[EMAIL PROTECTED], 26 Nopember 2004]. 


Komentar jenis begini yang relatif kurang ada tautannya dengan pekerjaan 
cipta-mencipta sering saya dapatkan, terutama  di dunia maya, karena seringnya 
maka saya ingin sedikit mengetengahkan pendapat terhadap komentar jenis ini. 
Saya gunakan istilah kurang ada tautannya karena usia [tua dan muda] memang 
mempunyai pengaruh dalam pekerjaan penciptaan sekalipun orang yang berusia 
tidak menjadi jaminan bahwa ia tua alias dewasa secara pemikiran dan sikap. 
Barangkali karena ini pula maka ada istilah penyair, sastrawan muda yang 
menjanjikan atau penuh harapan. Karya sastra merupakan anak kandung 
sastrawan jika menggunakan istilah Pramoedya A.Toer. Sebagai anak kandung, 
karya itu suka tidak suka akan mempunyai tautan dengan penciptanya yaitu sang 
sastrawan. Bagaimana sastrawannya begitu pulalah karyanya. Buah tidak akan 
jatuh jauh dari pohonnya ujar tetua kita menyimpulkan pengalaman mereka. 
Durian yang tumbuh di Katingan Kalimantan Tengah tidak mungkin jatuh di 
Montmartre, Paris.  Karena itu kedewasaan berpikir yang dibantu oleh pengalaman 
seorang sastrawan mempunyai pengaruh langsung terhadap suatu karya. Kalau kita 
bandingkan karya-karya Pram dengan para sastrawan pemula, tentu akan jauh jarak 
taraf kesastraannya. Karena itu sebenarnya, usia -- yang erat tautannya dengan 
pengalaman dan lebih-lebih jika yang terkait bisa menyimpulkan pengalaman -- 
akan sangat membantu kelahiran karya yang berkualitas. Hanya saja sastrawan 
muda usia sering tidak sabar dan ingin segera mendapat pengakuan sehingga 
dengan tanpa segan melakukan jurusan silat ngawur pukul kiri pukul kanan. 
Padahal pengalaman tidak bisa diperoleh dengan kengawuran, apalagi dengan 
menjajakan usia dan kengawuran.  


Dari segi ini ada benarnya mengatakan bahwa usia dan karya mempunyai hubungan 
dialektis. Dan merupakan satu kekeliruan melihatnya sebagai karya-karya dengan 
muatan  kadaluwarsa sehingga layak dihadapi dengan sikap sinis. Jika komentar 
begini tidak disertai dengan penjelasan maka komentar demikian berada di luar 
lingkup sastra. Sejenis komentar asal komentar. 


Untuk mengambil contoh  Martin Aleida sendiri. Jika orang mengikuti Martin 
sekarang dengan Martin pada masa 1960an, tentu Martin sekarang jauh lebih 
berbobot daripada Martin pada masa 1960an. Pendekatan usia sebenarnya jika 
dilakukan bisa berkembang menjadi pendekatan sejarah, yang oleh alm.Denys 
Lombard, Indonesianis terkemuka Perancis, merupakan kunci dalam membahami 
hal-ikhwal secara obyektif. Tapi jika berhenti pada jumlah umur, maka ia tidak 
menjadi pendekatan sejarah. Kalau mau dikatakan pendekatan sejarah maka ia 
merupakan pendekatan sejarah yang tangung dan mengkal. Pendekatan beginikah 
yang diperlukan sastra negeri ini? Barangkali pertanyaannya bukan dari segi 
keperluan tapi baru pada tingkat.


Jika demikian berarti usia [pengalaman] benar bertautan dengan karya. Bahwa 
produktivitas dan mutu karya bisa menurun sering dengan bertambahnya usia 
sastrawan, juga tidak salah. Tergantung pada kegiatan belajar dan pencarian 
seorang sastrawan. Sastrawan pada hakekatnya adalah seorang penanya. Seorang 
pencari tak kenal henti. Jika ia berhenti bertanya dan berhenti mencari, 
apalagi berhenti belajar, ia akan mati sebelum mati. Kemudian karya-karyanya 
pun kehilangan nyala, seperti api tinggal arang.Karya-karya arang bisa 
terdapat pada sastrawan, bisa terjadi pada yang disebut ilmuwan [Saya membatasi 
diri untuk tidak memberikan contoh karena akan berlarut-larut].  Dalam soal ini 
pun saya tidak perlu mengambil contoh dari sejarah sastra dunia untuk tidak 
berpanjang-panjang. Yang mau saya katakan bahwa pendekatan usia untuk 
mengomentari karya sastra, barangkali kurang mengena. Dengan alur pikiran 
begini, kiranya apa yang diucapkan oleh MELANI BUDIANTA, sebagai pembahas utama 
pada peluncuran karya terbaru Martin, jauh lebih tanggap sastra,pendekatannya 
lebih sesuai. 


Berkata Melani Budianta tentang Jamangilak Tak Pernah Menangis karya terbaru 
Martin:


Membaca Jamangilak Tak Pernah Menangis adalah merasakan beratnya beban 
sejarah, luka-luka masa lalu yang tidak bisa dibicarakan secara terbuka kecuali 
melalui sebuah cerita. Melalui pergulatan ibu dan anak, si Molek dan Hurlang, 
menghadapi kekuatan industri yang berkolusi dengan kekuatan politik dan 
senjata, novel ini mengangkat berbagai masalah sosial politik yang menghimpit 
Indonesia dulu dan kini, dari pengrusakan lingkungan sampai penghancuran 
kemanusiaan di bawah sepatu lars tentara. 

Re: [ppiindia] The NU convention and nonconventional Islam

2004-11-26 Terurut Topik Mario Gagho


dear rizqon,

sorry for my late response, nowadays i've been through
hectic schedules which are not necessarily very much
relating to my academic engagements; or to be precise
it's something to do with the so called 'external'
business. as we are both agreed the 'external' things
of scheme could consume even much more energy than it
deserves to be, every now and then. (u know what i
mean, pal) :)

well, NU represents a reality, to begin with. a
reality of the majority of indonesian muslim
population. it represents a traditional islam, a kind
of muslim in this part of the world who, like many
other muslim around the globe, has a peculiar type of
cultural identity which is not necessarily 'islamic'
in its strictest sense of the term. Islam, as we know,
came to indonesia in the form of its main principle
and the nitty-gritty stuff generally evolves in
accordance with indigenous culture. it's the way islam
penetrates in every nook and corner of the earth. 

therefore, even before the so called NU was born, the
community it represents were already there. hence, the
birth of NU just symbolises the existence of the
community. it's different, comparatively speaking, for
example with the way muhammadiyah was born.

from the above perspective, the points you discuss in
the article is a bit insignificant for me, but
imprortant though for the media and the mass who dont
know much about NU. first, the so called progressif
islam, JIL, etc are actually coherent  with NU and
become integral part of NU tradition from the very
beginning. so, i think it needs not be considered as
something new. It's KH Subadar's view who wanna oppose
anybody from JIL that's new to me. in other word, he's
could be considerd as bringing a kind of 'soft'
wahhabism to NU. :)

the use of qaidah ushul fiqh in pesantren which is
often exploited by ulil, for instance, is a
manifestation of the extent the NU community wanna be
flexible and not stick too much to rigidity. 

secondly, practically speaking NU community is even
much more flexible. Not only the lay-men NU who's been
so 'flexible', even the kyais themselves are very
flexible. everybody within NU knows what it means. so,
as far as flexibility and freedom of thought go, it
should not be considered as a big deal at all. and if
KH Subadar still insist to what he say, there's
something we should catch it up between the line.
everybody knows it's him who controversially declared
a fatwa on the eve of the last election that a women
is unfit to rule the country, bla bla bla.

at the same time, JIL and ulil dont need too much
obsessive to liberalise all indonesian muslim. as
konservatism or even radicalism are part of the
reality also (see john gray, 'alqaeda and modernity
and what it means'; 2003)

now, the most important things for NU on the eve of
its muktamar is how to uplift its already marginalised
community, socially as well as economically. wahyu
susilo said in Kompas (26/11/04) that most foreign
domestic helper (tki/tkw) are NUs. Not only that, the
majority of the poorest population are NUs. this is
the biggest task the generation-next intellectuals and
activist within NU should elaborate and seriously
discuss and then implement it. 

NU Youth intellectualls spend too much time for making
its liberal way of thinking nationally accepted. it's
ok though, unless you spend it in front of your
community who're starving and begging for your help.
is it ironic, no? i reckon, if NU succeeds in
uplifting its community status (economically), half of
national problem regarding poverty is done.
unfortunately, for the time being, they are still part
of the problem. until this problem is met by the
convention, the muktamar is meaningless. it will only
have the meaning (economically) for those who become
the committee and gain a lion share of funds :p 

and special for my dear friend, rizqon, welcome to
international competition. congratulations for the
good debut.. :)

regards, 



http://www.thejakartapost.com/detaileditorial.asp?fileid=20041124.E02irec=1
  
 November 24, 2004
  
 The NU convention and nonconventional Islam 
 Rizqon Khamami, New Delhi
 
 The convention (Muktamar) of Nahdlatul Ulama (NU)
 which will be held from Nov. 28 to Dec. 2 in
 Donohudan, Surakarta is a focal point for the future
 of progressive Islam in Indonesia. The very fact
 that Indonesia is the world's most populous Muslim
 nation, and the NU is the biggest Islamic
 organization in the country, leads to the assumption
 that progressive Islam, which is the main
 characteristic of Indonesian Islam, would be at
 stake, if the views of progressive Islam are
 rejected during the convention.
 
 Within the NU, the idea of progressive Islam is held
 by several young intellectuals. 
 For instance, Liberal Islam is upheld by Ulil Abshar
 Abdalla and Moqsith Ghozali through the Liberal
 Islam Network (JIL). Other elements of progressive
 Islam are included, but not limited to, Islam
 Emansipatopry (P3M), Islam Leftist (LKiS), Islam