[ppiindia] Eye on Saudi Maids Reveals Child Abuse
http://www.arabnews.com/?page=1section=0article=61121d=27m=3y=2005 Sunday, 27, March, 2005 (16, Safar, 1426) Eye on Saudi Maids Reveals Child Abuse Majed Al-Kinani, Asharq Al-Awsat JEDDAH, 27 March 2005 - Many Saudi families have installed secret cameras in their homes in order to monitor the behavior of their maids. The families are supposedly interested in seeing how the maids treat their children, especially since violence against children is increasing in the Kingdom. Umm Sultan, a Saudi mother working in the educational sector, has had more than eight maids in the past few years. She has had to change them because of abuse of her children. She said: I suspected that my maid was abusing my child when he always ran to me and said he didn't want to be with her. Umm Sultan decided to take a friend's advice and install a camera to see what was going on. She said: The maid left my child crying for hours while she took a bath or watched TV. When the child was hungry, she took the bottle, shouted at him and then threw the bottle at him. In the end my child cried himself to sleep. I could not watch the tape so I called my husband and showed it to him. The maid was deported the same day. Umm Sultan's story is generally typical of what the secret cameras reveal. Maids, on the other hand, strongly object to being secretly filmed. They said it was an invasion of their privacy. An Indonesian maid stated, Nobody has the right to film me or any other maid. We refuse to have our private lives filmed. I will not agree to being filmed. Foreign consular offices in the Kingdom have different opinions. Muhammad Salheen, from the Indonesian Consulate, understands the motives that drive many Saudi families to install secret cameras. At the same time, he pointed out: Just as Saudis are entitled to their privacy, so are maids. Saudis could avoid the stress and violence which may come from their maids by specifying exact work times and rest times. Many maids are driven to violence as a result of stress because of the absence of laws and regulations related to their work. Ahmad Ali believes that secret cameras are important in every house where there are maids. He described his experience when he discovered that his maid was beating his young child. He said: Thank God I discovered how my maid was beating my child, because of secret cameras. The secret camera business has brought huge profits to stores which sell them. Ahmad Al-Shawi, the manager of a big camera observation company, said the number of Saudi families asking for the service is increasing every month. He said: Secret camera prices vary. They run from about $550 to $1,300. The price also depends on the size as most Saudi families prefer the smaller ones that cannot be seen or discovered. [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [ppiindia] Penjelasan Sikap DPP PKS Berkaitan dengan Kenaikan Harga BBM
ÜñÐ!§çlø$úrê §øù£ [EMAIL PROTECTED] wrote: http://pk-sejahtera.org/modules/news/article.php?mn=1storyid=2987 Penjelasan Sikap DPP PKS Berkaitan dengan Kenaikan Harga BBM PKS Online : Sepatutnya pemerintah mengambil kebijakan-kebijakan yang meringankan beban masyarakat seperti yang kami sampaikan di atas. Jika tindakan-tindakan kongkrit dilakukan pemerintah, maka DPR maupun Masyarakat tentu akan bisa memahami logika kebijakan tersebut Penjelasan Sikap DPP Partai Keadilan Sejahtera Mengenai Kemelut yang Terjadi di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Berkaitan dengan Kenaikan Harga BBM 1. DPP Partai Keadilan Sejahtera dengan perangkat Fraksi PKS di Lembaga Legislatif DPR-RI tetap konsisten mengkritisi secara konstruktif kebijakan pemerintah yang berdampak luas terhadap masyarakat banyak 2. DPP Partai Keadilan Sejahtera sangat memahami adanya aspirasi penolakan terhadap kenaikan harga BBM, karena berakibat meningkatnya beban biaya yang harus ditanggung oleh masyarakat 3. DPP Partai Keadilan Sejahtera berpendapat bahwa dalam menyelesaikan masalah kenaikan harga BBM ini, semua pihak perlu mengembalikan kepada prosedur dan mekanisme sesuai tata tertib Dewan dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Agar berupaya menghindarkan pola-pola penyelsaian masalah dengan cara-cara yang tidak terpuji. 4. Harus dicarikan jalan tengah dan win-win solution yang ditempuh antara lain dengan cara pihak Pemerintah dan DPR duduk bersama lagi membicarakan persoalan dengan jernih dalam rangka mencari solusi terbaik yang lebih mengutamakan kepentingan rakyat banyak 5. DPP Partai Keadilan Sejatera sudah bertemu dengan Presiden SBY dan DPP Partai Keadilan Sejahtera meminta agar pemerintah segera merealisasikan beberapa program yang akan mengurangi beban hidup masyarakat a. Sektor pendidikan; Agar pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk membebaskan seluruh biaya pendidikan tingat SD baik negeri maupun swasta. Pengembalian pola status BHMN (Badan Hukum Milik Negara) kepada UPT (Unit Pelaksana Teknis), baik pada perguruan tinggi negeri maupun rumah-rumah sakit pemerintah b. Sektor kesehatan; agar membebaskan biaya pengobatan masyarakat di Puskesmas dan kelas III Rumah Sakit tanpa prosedur dan persyaratan yang menyulitkan c. Kejaksaan Agung harus ada keberanian untukmenangani masalah-masalah korupsi, terutama penanganan koruptor-koruptor kelas kakap. Pada sisi lain agar Kejaksaan Agung besert jajarannya menindak oknum-oknum Kejaksaan yang melakukan pemerasan 6. Sepatutnya pemerintah mengambil kebijakan-kebijakan yang meringankan beban masyarakat seperti yang kami sampaikan di atas. Jika tindakan-tindakan kongkrit dilakukan pemerintah, maka DPR maupun Masyarakat tentu akan bisa memahami logika kebijakan tersebut 7. DPP Partai Keadilan Sejahtera bersama Fraksi PKS di lembaga legislatif berpendapat bahwa opsi ke-5 di Sidang Paripurna yang berbunyi, DPR berpendapat bahwa Pemerintah perlu meninjau Peraturan Presiden no 22 tahun 2005, melalui pembahasan APBN perubahan 2005 bersama DPR merupakan penjabaran yang memadai untuk memenuhi konsideran-konsideran di atas. Jakarta, 21 Maret 2005 Ir. H. TifatuL Sembiring PjS Presiden - Do you Yahoo!? Yahoo! Mail - now with 250MB free storage. Learn more. [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links Your Millioner Adds Success System adalah Program yang Sangat Cerdas dan Spectakuler untuk Anda Meraih kebebasan Finansial dan hidup bahagia !Klik link ini www.ymass.net/?r=success Kunjungi Juga website kami di www.team-success.tk atau http://team-success.tripod.com - Do you Yahoo!? Yahoo! Small Business - Try our new resources site! [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Give underprivileged students the materials they need to learn. Bring education to life by funding a specific classroom project. http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun
[ppiindia] Tidak Mampu Bayar, Murid Putus Sekolah
http://www.tempointeraktif.com/hg/jakarta/2005/03/27/brk,20050327-06,id.html Bekasi Tidak Mampu Bayar, Murid Putus Sekolah Minggu, 27 Maret 2005 | 06:52 WIB TEMPO Interaktif, Bekasi:Sebanyak 27 murid madrasah tsanawiyah negeri di Kecamatan Jatiasih, Bekasi, putus sekolah selama 2005 ini karena faktor ekonomi keluarga. Mereka putus sekolah karena faktor ekonomi keluarga. Rata-rata mereka berasal dari keluarga miskin (gakin), kata Kepala Seksi Pembangunan Tenaga Teknis dan Kesiswaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bekasi, Ida Sahida, kepada Tempo, Sabtu (26/3). Ida memastikan murid yang putus sekolah pada 2005 ini sudah banyak. Angka putus sekolah yang sesungguhnya belum diketahui oleh Dinas P dan K Kota Bekasi. Tapi, paling tidak dengan adanya contoh-contoh seperti itu, sepertinya di sekolah-sekolah lain di Kota Bekasi masih banyak, imbuh Ida. Untuk sekolah yang berasal dari keluarga miskin ini, kata Ida, sudah ada bantuan khusus dari anggaran kompensasi bahan bakar minyak (BBM) setiap tahun. Alokasi anggaran beasiswa kompensasi BBM untuk semester satu sudah diterima pada Oktober 2004 lalu sebesar Rp 1.761.720 milyar. Program beasiswa dari kompensasi BBM 2004 diberikan secara bertahap, terbagi dalam dua semester (semester satu Juli-Desember 2004 dan semester dua Januari-Juni 2005). Saat ini, baru bantuan beasiswa semester satu yang sudah disalurkan pemerintah pusat ke daerah. Untuk semester dua, turun April nanti, kata dia. Ida mengaku, kondisi murid yang putus sekolah itu menjadi pekerjaan rumah dan sangat menohok Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi. Memang di samping kuota gakin harus ditambah. Besaran beasiswa itu untuk kondisi saat ini sebenarnya sudah tidak layak, tutur dia. [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Give underprivileged students the materials they need to learn. Bring education to life by funding a specific classroom project. http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Hugo Chávez and Petro Populism (1/3)
http://www.thenation.com/doc.mhtml?i=20050411s=parenti Posted March 24, 2005 Hugo Chávez and Petro Populism by Christian Parenti Research support was provided by the Investigative Fund of The Nation Institute. The views from the slopes of Barrio San Agustín del Sur are spectacular. Tight passageways frame Caracas and the lush, cloud-draped Avila Mountain beyond. Along the neighborhood's rough cement steps, teenagers lounge around, flirting, arguing or lost in the cheap text-messaging functions of their cell phones. Ascending a nearby cliff is a small garbage dump. From afar its refuse looks like the sand in some ominous urban hourglass. Illiteracy, violence, disease and the listlessness of endemic unemployment have shaped the life of this barrio since landless squatters from the countryside first settled it about forty years ago. But much of that could be changing. ADVERTISEMENT Even though we have had problems, we are moving forward, says Carmen Guerrero, a woman in her late 40s who is one of San Agustín's most dedicated activists. Here, we are all with President Chávez. Everybody except for maybe six families. On the yellow walls of her living room are masks in the form of fashionable ladies' faces, a clock, a mirror and a small picture of Venezuela's populist president, Hugo Chávez Frías. Guerrero explains that she and her neighbors are studying in several government-created programs called missions and organizing themselves into committees to deal with everything from local and national election campaigns to sanitation and legalization of land titles. Like most slums in Caracas, this community also has a state-owned, subsidized market, a soup kitchen, a number of small-scale cooperative businesses and a little two-story, octagonal, red-brick medical center. Upstairs two Cuban doctors live in cramped quarters; downstairs is a small waiting room and clinic. Guerrero's neighbor, a young man named Carlos Martinez, is showing me around; he works with the local construction cooperative. They have a contract from the mayor's office to lay new drainage pipe in the barrio. Given the recent flooding, it is an important task. Later he shows me where a patch of ranchos--dirt-floored shacks made of corrugated tin and wood--are being replaced at government expense by solid, two-story brick homes. For this little barrio and a thousand others like it, such changes mean a lot. Like two generations of Venezuelan politicians before him, Chávez has pledged sembrar el petróleo--to sow the oil. That is, to invest its profits in a way that transforms the very structure of Venezuela's economy. But what would that entail? Are social programs enough? Lately Chávez has been talking about a revolution within the revolution, about transcending capitalism and about building a socialism for the twenty-first century. It is a discourse that frightens his enemies, electrifies his base and inspires the left throughout Latin America. After two decades of the US-promoted Washington Consensus--a cocktail of radical privatization, open markets and severe fiscal austerity--Latin America is an economic disaster marked by increasing poverty and inequality. Taken as a whole and controlling for inflation, Latin America has grown little since the mid-1980s and hardly at all in the past seven years. With the entire region primed for social change, a new breed of populists and social democrats is coming to power. Brazil, Argentina and Uruguay, in addition to Venezuela, have leftist governments of some sort, while Colombia, Ecuador, Mexico, Nicaragua and Peru will hold presidential elections in 2006. But a closer look at Venezuela reveals just how vexing and complicated a political and economic turn to the left can be, even in a country that is rich with oil and not deeply indebted. Thus far, Venezuela's Bolivarian Revolution, named for South America's nineteenth-century liberator, Simón Bolívar, has deepened and politicized a pre-existing tradition of Venezuelan populism. Despite Chávez's often radical discourse, the government has not engaged in mass expropriations of private fortunes, even agricultural ones, nor plowed huge sums into new collectively owned forms of production. In fact, private property is protected in the new Constitution promulgated after Chávez came to power. What the government has done is spend billions on new social programs, $3.7 billion in the past year alone. As a result, 1.3 million people have learned to read, millions have received medical care and an estimated 35-40 percent of the population now shops at subsidized, government-owned supermarkets. Elementary school enrollment has increased by more than a million, as schools have started offering free food to students. The government has created several banks aimed at small businesses and cooperatives, redeployed part of the military to do public works and is building several new subway
[ppiindia] Hugo Chávez and Petro Populism (2/3)
2/3 Hugo Chávez and Petro Populism Guerrero started supporting Chávez in 1992, on that fateful day when the then-unknown 37-year-old colonel launched a failed coup of his own. When defeat appeared imminent, Chávez surrendered. To avoid a bloodbath he went on television and asked his compatriots who were still holding two cities to put down their weapons. During that short live broadcast Chávez did two things that electrified the Venezuelan imagination. First, he took personal responsibility for the botched coup. This seemed to many viewers like a significant break from the standard political tradition of lying and blaming others for failure. Then, in explaining the defeat, Chávez said, For now, the objectives that we have set for ourselves have not been achieved. During the next two years, while Chávez was in prison studying, that key phrase--for now, or por ahora in Spanish--became a rallying cry, a slogan of defiance painted on walls, a talisman of hope in an otherwise squalid and corrupt political landscape. Guerrero's sentiments, down to the details about the coup and the por ahora speech, were echoed again and again in dozens of interviews throughout some of Caracas's poorest slums. The majority of people here--ranging from formerly apolitical housewives to hard-core veterans of the urban guerrilla movements of the 1970s--revere President Chávez. They view him as a political saint, a savior, the embodiment of a new national ideal. But through Guerrero's open front door we can see the Modernist towers of offices, banks, hotels and luxury apartments in the other Caracas, a city that has grown fat on the vast oil fortunes flowing from Venezuela's subsoil. It is this contrast between rich and poor--a contrast so visually obvious as to make the landscape of Caracas feel almost didactic--that animates Venezuelan politics. And in the other Caracas, the one with the country clubs, the citizens hate Chávez with an ardor as strong as the devotion one finds for him in the barrios. Just as the urban poor and campesinos love Chávez because of his swarthy, indigenous looks, tight curly hair and his rough, down-to-earth talk, so too are the wealthier classes driven apoplectic with rage by the fact that their president looks likes a construction worker or cab driver. For six years Chávez and his supporters have battled this opposition, an enemy that Chávez has nicknamed los escuálidos, or the weaklings. But the opposition has not always been so weak. It includes the privately owned mass media, which have been virulently and propagandistically hostile to the government, devoting days at a time to commercial-free attacks on it as totalitarian and Castro communist. There was the armed coup, then the oil strike, which cost the economy an estimated $7.5 billion and led to severe shortages of gas, food and beer. As one consultant in the Planning Ministry said in all seriousness: I thought the day we ran out of beer would be the day the country fell into anarchy and civil war. There was also a prolonged public protest by a group of respected former generals who urged active soldiers to rebel. Then there was a series of violent protests by rightist street fighters calling themselves the Guarimbas, who set up burning barricades during early 2004. Despite all this, Chávez and his political allies have won seven national ballots, including the approval of a new Constitution, an overhaul of the notoriously corrupt judiciary, two national legislative elections, two presidential elections and one attempted presidential recall. Through it all, occasional armed clashes between hard-core Chavistas and opposition militants have left about twenty people on both sides dead or seriously wounded. And the Chávez government has enacted a media law that punishes slander with jail time and prohibits broadcast of the twenty-four-hour-a-day video loops that were an opposition favorite, drawing sharp criticism from press-freedom advocates. But there has been no major government campaign of repression, not even against the architects of the coup, many of whom are at liberty and still in Venezuela. The barrio 23 de Enero (January 23) is to the Venezuelan left what Compton is to hip-hop: the home of its hard core. The barrio's eponym is the date of a popular uprising that took place in 1958 against dictator Marcos Pérez Jiménez. Tucked into a Caracas valley and flowing over a few hillsides, 23 de Enero is a mix of 1950s-era cement tower blocks and the usual cinder-block homes wedged along winding staircases and walkways. The ten- and fifteen-story tower blocks are adorned in an improbable and tatterdemalion layer of colorful laundry hanging from external drying racks or barred windows. Behind the clothes and the bars one can see lush potted plants, caged and squawking birds or household items stacked up in the tiny, overcrowded apartments. On the back sides of the
[ppiindia] Hugo Chávez and Petro Populism (3/3)
Hugo Chávez and Petro Populism T he organized opposition to Chávez is rather thin on the ground these days, having been largely discredited by the right-wing extremism of their coup and the economic devastation caused by their oil strike. So I visit the offices of the right-wing tabloid Así Es la Noticia, owned by one of Venezuela's top-circulation dailies, El Nacional. Look, Chávez won the referendum. People have to accept that, says the editor, Albor Rodriguez. She is in her early 30s, an escuálido all the way, but she respects the facts. Standing erect at her desk, one black-clad shoulder tipped forward, she takes long drags on her cigarette between comments. There is no 'Castro communist' here. That's ridiculous. They say there are Cubans in the government and the security. But there is no proof. However, does Chávez have autocratic tendencies? Yes! He comes from the military. Does his government, or he himself, know what they are doing? No! His head is a mix--a marmalade of notions and slogans. He speaks without thinking. He makes innuendoes about Condoleezza Rice being in love with him. That's insane. He's totally erratic. Albor, to my surprise, is almost as harsh on the opposition: They lost because Chávez has a deep emotional connection with the people, and they have no connection with the people. Also, he has spent a lot of money on the barrios. He pours money into the barrios. She explains that when her paper reported on the real work of the missions, some readers accused her of lying and having gone to the moon to find these things. She explains: The opposition lied to itself. They were deluded and now they are smashed. With that rather definitive summation, she puts out her cigarette and invites me to lunch. There are some in the opposition whose critique focuses less on Chávez's supposed abuses of power and more on the government's alleged mismanagement and left-wing economic tomfoolery. Oscar Garcia Mendoza is president of Banco Venezolano de Credito, a very old and conservative bank. He's what Chávez would call an oligarch, the official enemy: a capitalist financier. But when I meet him in his beautiful corner office on the ninth floor of a Modernist highrise, he is beaming. He wears a dark blue suit, his gray hair is cropped stylishly short and he has that healthy look that seems to come from being rich and relaxed. Classical music filters out from speakers in the ceiling; on the table are fine Cuban cigars. We sit in bent plywood and leather Herman Miller chairs, and gaze out across the city through a glass wall lined with thick green plants. Business has never been better, says Garcia. This government is totally incompetent. They have no idea what they are doing. The head of their land reform, Eliezer Otaiza, is a former male stripper. And did you see they just appointed Carlos Lanz, a former terrorist kidnapper, a communist, as head of Alcasa, our largest aluminum company? Through it all, Garcia wears a slightly suppressed grin as if he thinks the whole thing is hilarious. I mean, can you imagine that? In a way, Lanz's appointment is not so outrageous: Another former guerrilla, Ali Rodriguez Araque, once minister of mining and energy, then head of OPEC, is now foreign minister and widely respected as a level-headed negotiator. Garcia also has some very concrete criticisms. He says that the current economic boom is a chimera based on oil prices. In 2004 government spending jumped 47 percent, much of which went to pay for healthcare and education--the missions. But despite the oil windfall, the government has had to borrow heavily. Instead of turning to international financiers, it has increased its internal debt to Venezuelan banks. Garcia says that in the past four years this internal debt has gone from $2 billion to more than $27 billion. The Finance Ministry confirms these figures and says that 60 percent of this debt is held in government bonds. But what makes this really crazy, says Garcia, is that the government is depositing all its oil revenue in the same banks at about 5 percent, then borrowing it back at 14 percent. It's a very easy way for bankers to make money. That's why I say this is a government for the rich. Last year Venezuelan banks made $1.38 billion in profits, just a bit more than they did the year before. And most of that money came from lending to the Chávez government and trading in special government-approved, dollar-denominated bonds, a legal loophole in the new currency-control law. Garcia's bank actually does no business with the government, but the huge increase in oil revenues has doubled his loan portfolio. The economy is awash in money: Growth was 17.3 percent in 2004. So if the economy is booming, why does Garcia dislike Chávez? These people are crooks, he says. Look, Venezuela has always been corrupt, but these guys are the worst. When I point out that the government
[ppiindia] Re: Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka
Amin... mudah2an saya memiliki mentalitas or moralitas yang tinggi. Saya yakin anggota millist ini juga demikian... buktinya semua pada jago mengkritisi :o)) Mbak Lina masih ingat jaman Suharto, Pemerintahan yg otoriter?? Bagaimana dg Burma, junta militer?? Afganistan jaman Taliban?? Sudan?? Ada positifnya, tapi banyak negatifnya Itulah resiko kalo negara dipimpin oleh pemimpin otoriter... Apalagi kalo mentalitasnya buruk... punya kuasa, dg atas nama agama pula... Menurut saya itu sangat berbahaya Umar Bin Khattab ra itu masa lalu, mbak Wake up...!!! Saat ini, jaman sudah berubah... Tatanan bangsa Indonesia juga berbeda dg bangsa Arab dijaman Umar Bin Kattab... Menurut mbak Lina, siapa di antara bangsa ini yg sekaliber spt Umar Bin Khattab?? Menurut saya tdk ada!! Kalo cuma mirip mukanya...atau jenggotnya mungkin ada... :o) Sistem di barat bisa berjalan karena mentalitas dan moralitas dlm mengemban tugas, setidaknya, lebih baik dari bangsa ini, untuk masa lalu dan saat ini.. Beberapa di antara aparat pemerintah mereka mungkin masa bodoh dg agama...bahkan atheis... Tapi, mereka bertindak dan berbuat mendekati yg diajarkan di dlm agama Makanya, mereka bisa membawa kemajuan bagi bangsanya... Mereka juga mengalami jatuh dan bangun untuk dapat mencapai hasil saat ini.. Pengamalan nilai-nilai moral dan mental yg baik... itu yg lebih penting daripada hanya sekedar tegaknya negara Agama Saya yakin bangsa ini bisa juga spt negara-negara maju, bila : 1. kita mempunyai visi bersama untuk kemajuan bangsa... 2. mempunyai tekad yg kuat untuk mencapainya... 3. Mengutamakan kepentingan seluruh anak bangsa dalam berpikir 4. mengedepankan kejujuran dan itikad baik dalam mengambil keputusan dan bertindak 5. Bekerja dg keras untuk mencapainya... 6. Tegakkan hukum Contoh negara yg sdh melakukannya : Korea Selatan. Bisakah aparat kita melakukannya??? Saya yakin, siapapun pemimpinnya, apapun sistemnya Kita bisa bergerak maju bersama Kita bisa lebih baik dari Korea Selatan... Bila kita semua mau jujur membenahi diri Jadi, nggak usah repot-repot mengganti dasar negara... tambahkan aja yg kurang Indonesia Raya Majulah, Majulah... Hiduplah Indonesia Raya... Arriko I ps : Selamat berlibur panjang buat semuanya Selamat Paskah untuk anggota millist yg beragama Kristen... === Date: Thu, 24 Mar 2005 03:10:12 - From: Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] Subject: Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka Dalam pengamatanku, bangsa ini memang mesti di pimpin oleh seorang yang otoriter, tapi perlu pemimpin otoriter yang (katanya dik Arriko) punya mentalitas or moralitas yang tinggi. Jadi bayangan saya adalah seperti pemimpin Umar Bin Khattab ra. Bangsa ini gak bisa dirubah dalam waktu 5tahunmesti 40 tahun juga mungkin. Nah kalo butuh 40tahun berubah, tapi orangnya gonta- ganti mulu dan sistem gonta ganti juga, piye toh? Sosio kultur bangsa ini memang butuh khilafah islamiyah. Sayangnya musuh Islam itu takut bener ama istilah begini, maka dibuatlah image2 Islam radikal...Islam Liberal...etc...orang dibuat alergi sama kata Islam. Kalo barat memang gak butuh pemimpin model gini, ya silakan krn memang sosio kulturnya memungkinkan. Tapi, jangan kemudian mereka meaksakan kenegara orang yang sosio kulturnya beda! Eksperimen yang sampeyan sebutkan itupun secara tersirat telah BERHASIL memberikan suatu pelajaran, bahwa...waktu memerintah yang panjang sangat dibutuhkan untuk merubah suatu paradigma dalam negara... Sekali lagi sistem apapun (mau demokrasi, mau 5tahun sekali ganti, mau seumur hidup etc..etc...sekalipun komunisme) asal pemimpinnya mempunya moral dan mentalitas baik dan tinggibisa lama berkuasa...that's it! Bangsa ini dewan kongresnya amburadul, jadi sulit mengharapkan mereka...tidak pernah tercipta sistem baik yg bisa bertahan lama... Bangsa ini belum mampu kearah situ, jadi jangan cuma asal jiplak dari negara maju itu. Bangsa ini harus bisa mengaca dirinya sendiri. Masalahnya, mungkin kita gak menjiplak tapi telah didikte: bahwa Islam itu horor!. Buat umat Islam juga, dah tau musuh gak demen simbol2 agama Islam kayak gitu, ya udah ngalah aja disini yang penting nilai2 islaminya bisa masuk dulu. Berdakwah lah dgn akhlak seperti AA Gym bhw Islam itu indah, rahmatan lil alamiin, Islam itu damai..tapi Islam itu juga tegas..melindungi yang lemah... just a thought. wassalam --- In ppiindia@yahoogroups.com, Robertus Budiarto [EMAIL PROTECTED] wrote: Aku terus terang mesti check lagi ama Mbak Lina, apakah yg anda maksud sistem khilafah islamiyah itu one man show dan waktu nya nggak terbatas? Kalau jawabannya ya, maka aku dengan terpaksa menolak ide ini walaupun niatannya baik. Nah sistem one man show dan masa yg tak terbatas kan udah kita coba selama lebih dari 30 tahun. Dimulai dgn jatuhnya BK dalam Diktatorisme sampai Diktator gaya Mafia Suharto. Apa akibatnya Permasalahan SISTEMIK yang akut. Bahkan
[ppiindia] Artikel : LINDUNGI DIRI ANDA DARI MIE INSTAN
LINDUNGI DIRI ANDA DARI MIE INSTAN Para penggemar Mi Instan, pastikan Anda punya selang waktu paling tidak 3 (tiga) hari setelah Anda mengkonsumsi Mi Instan, jika Anda akan mengkonsumsinya lagi. Dari Informasi kedokteran, ternyata terdapat lilin yang melapisi mi instan.Itu sebabnya mengapa Mi Instan tidak lengket satu sama lainnya ketika dimasak. Konsumsi Mie Instan setiap hari akan meningkatkan kemungkinan seseorang terjangkiti kanker. Seseorang, karena begitu sibuknya dalam berkarir sehingga tidak punya waktu lagi untuk memasak, sehingga diputuskannya untuk mengkonsumsi Mi Instan setiap hari. Akhirnya dia menderita kanker. Dokternya mengatakan bahwa hal ini disebabkan karena adanya lilin dalam Mi Instan tersebut. Dokter tersebut mengatakan bahwa tubuh kita memerlukan waktu lebih dari 2 (dua) hari untuk membersihkan lilin tersebut. Ada seorang pramugari SIA (Singapore Air) yang setelah berhenti dan kemudian menjadi seorang ibu rumah tangga, tidak memasak tetapi hampir selalu mengkonsumsi Mie Instan setiap kali dia makan. Kemudian akhirnya menderita kanker dan meninggal karenanya. Jika kita perhatikan Mi China yang berwarna kuning yang biasa ditemukan dipasar, dari hasil pengamatan, mi yang belum dimasak tersebut akan terlihat seperti berminyak. Lapisan minyak ini akan menghindari lengketnya mi tersebut satu dengan lainnya. Mi Wonton yang masih mentah biasanya ditaburkan tepung agar terhindar dari lengket. Ketika tukang masak akan memasak mi, dia memasaknya pertama-tama dalam air panas, kemudian dibilas/ditiriskan dengan air dingin sebelum dimasak dengan air panas lagi. Memasak dan meniriskan dengan cara ini akan dapat menghindari lengketnya mi tersebut satu sama lainnya. Tukang masak memberikan minyak dan saos pada mi tersebut agar tidak menjadi lengket ketika akan dikonsumsi secara kering (tanpa kuah). Aturan masak dalam membuat Spaghetti (Mi dari Italia), akan dibutuhkan minyak dan mentega yang ditambahkan terlebih dahulu pada air rebusan Spaghetti untuk menghindari lengketnya pasta tersebut. -- Seorang gadis kampung dari pinggiran Kota Bandung telah menggemparkan Dunia betapa tidak? Ia di usia menjelang 25 tahun telah berpenghasilan lebih dari $20.000,- per bulan... http://www.kerjapintar.com Yahoo! Groups Sponsor ~-- Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[list_indonesia] [ppiindia] Malaysia sudah mulai mengujicoba VeriChip - was Re: Tarif Paspor Akan Naik 400%
** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** Masih ingat salah satu posting beberapa hari lalu tentang tarif paspor yg akan dinaikkan 400% karena pengimplementasian chip elektronik seperti yg telah diterapkan oleh Malaysia? Saya sempat berkomentar sbb: Tarif Paspor Akan Naik 400 Persen --- cut Baru Malaysia. Dijelaskan, saat ini negara ASEAN yang sudah menggunakan paspor dengan data mikroprosesor adalah Malaysia. Tarif pembuatan paspor di Malaysia untuk 32 halaman sebesar RM 300 (Rp 690.000), ukuran 64 halaman sebesar RM 600 (Rp 1,38 juta). --- cut Seperti yg telah anda baca pada berita diatas, dijelaskan bahwa saat ini satu2nya negara ASEAN yang sudah menggunakan paspor dengan data mikroprosesor adalah Malaysia. Pernahkah terbayang dalam benak anda jika satu hari nanti, dan mungkin Malaysia juga akan menjadi negara ASEAN pertama yg menerapkannya (atau barangkali saat ini bahkan sudah mulai dgn tahap penelitian dan percobaan), orang2 sudah tidak lagi harus membawa tanda pengenal diri apapun (KTP, SIM, Paspor dll dsb) karena semua data ybs telah tersimpan dengan aman, dan hampir tidak mungkin untuk dipalsukan, dalam sebuah chip kecil yg ditanamkan kedalam tubuh yg bersangkutan seperti produk VeriChip yg dikembangkan oleh Applied Digital Solutions untuk dunia medis di Amerika Utara saat ini? This is NOT some Science Fiction stuff folks. Scientifically, it is absolutely possible. Siapa yg menduga ternyata it was already happening as I was typing that comment of mine then?? Here's the news article: http://www.nst.com.my/Current_News/NST/Thursday/National/NST32285911.txt/Article/indexb_html Two carry medical data in their arms 23 March 2005 GEORGE TOWN, Wed. - Two Malaysians have had the world's smallest identification chips embedded in their arms. Inforlexus Sdn Bhd directors Ham Guan Khai and Siauw Ka Lung had the VeriChip implants, containing their health data which can be accessed via a secure server through a 16-digit identification number contained on the chip. The data is stored in the Global VeriChip Subscribers Registry, which is the system's healthcare provider. Inforlexus spokesman Koay Cheow Shin said the painless implantation process was done at a clinic here and each implant took less than 30 seconds. The VeriChip was implanted under the skin in the upper arm, he said. The chip is a miniaturised, radio frequency identification device about the size of a grain of rice. The verification number is captured by briefly passing a handheld reader device over the VeriChip. A small amount of radio frequency energy passes from the handheld, proprietary scanner to the VeriChip, which then emits a radio frequency signal transmitting the number. It acts as a gateway to a person's medical information, and can also be used in security, financial and emergency identifications and other applications. In an emergency, VeriChip can provide healthcare workers with a person's name and pertinent personal information. == If you are not familiar with the controversial Applied Digital's VeriChip, here are a few online resorces to help you learn more: http://en.wikipedia.org/wiki/Verichip http://en.wikipedia.org/wiki/Number_of_the_Beast_(numerology) http://news.com.com/Is+RFID+the+mark+of+the+beast/2061-7337_3-5579795.html?part=rsstag=5575731subj=news http://home.businesswire.com/portal/site/google/index.jsp?ndmViewId=news_viewnewsId=20050322005502newsLang=en http://www.wired.com/news/politics/0%2C1283%2C55952%2C00.html http://gadgets.engadget.com/entry/3586150958426715 Yahoo! Groups Sponsor ~-- Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to:
[ppiindia] Masa Depan PDI-P---PDI-P Maunya seperti Apa?
http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/3/28/p5.htm Masa Depan PDI-P--- PDI-P Maunya seperti Apa? Oleh I Ketut Putra Erawan, Ph.D Masa depan partai politik di Indonesia oleh banyak pihak dianggap kurang menjanjikan. Partai dikritik hanya aktif berfungsi dalam aktivitas merebut, mempertahankan, dan membagi kekuasaan. Dinamikanya kentara pada saat pemilu, kongres, munas, pembagian jatah kabinet, dan yang pasti pilkada langsung nanti. Partai dikritik tidak banyak berperan dalam menjalankan fungsi utama sebuah kekuatan politik yaitu mempersiapkan pejabat publik (bukan hanya merekrut saja), memberi arah bagi jalannya pemerintahan dan menjadi suluh bagi masyarakat (ketika muncul isu-isu yang kontroversial). Fungsi ini bahkan telah banyak diambil alih oleh kelompok sosial kemasyarakatan yang ada, baik itu lembaga swadaya, media massa, kampus, dan lain-lainnya. Partai jarang menawarkan solusi tetapi mempertontonkan intrik, manipulasi dan perpecahan. Partai menjadi kekuatan nyata yang kurang relevan bagi pendukung, masyarakat maupun proses demokratisasi. Partai sepertinya ada, namun tiada. Bagaimana dengan PDI-P yang berkongres di Bali mulai Senin ini sampai Sabtu depan? INI ironis mengingat betapa banyaknya harapan yang dibebankan pada partai pascakejatuhan rezim orde baru. Apakah dengan demikian eksistensi partai sudah obsolete atau kedaluwarsa? Ia bukan lagi solusi tetapi problema bagi proses demokrasi? Tulisan ini berpendapat tidak sepesimis itu. Seberapa pun situasi partai saat ini, partai tetap merupakan aset utama politik. Partai adalah darah bagi hidupnya proses politik, pemerintahan dan demokrasi. Dengan demikian, salah satu tantangan terbesar bagi proses politik dekade ini, menurut saya, adalah membantu partai-partai politik yang ada menemukan jati dirinya dan kemudian tumbuh dewasa. Tantangan itu termasuk membantu partai mendemokratisasikan dirinya dan selanjutnya mendinamisasi sistem. Dalam bahasa jargonnya, menjadikannya partai modern. Tulisan ini adalah upaya awal ke arah tersebut. Fokus pembahasan kali ini adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Tulisan ini akan membahas tiga pilihan masa depan bagi PDI-P. Masing-masing pilihan mensyaratkan penajaman arah reformasi dalam tubuh PDI-P. Di samping itu, masing-masing pilihan mengandung konsekuensi bagi partai ini selanjutnya. Kondisi Kini Tulisan ini hendak membahas persoalan eksistensial partai, mau menjadi partai seperti apakah PDI-P sepuluh tahun lagi? Alasan memilih sepuluh tahun adalah pertimbangan strategis bahwa partai perlu cukup waktu untuk menata masa depannya. Kalau kita mengacu pada argumen Katz and Mair (1992), bahwa ada tiga wajah partai: partai pada akar rumput, partai pada level pemerintahan, dan partai pada tingkat pusat. Katakanlah fokus penataan pada masing-masing level memerlukan waktu dua tahun, maka untuk semua level dibutuhkan enam tahun. Sedangkan untuk pengorganisasian dan penataan hubungan antartiga level itu dibutuhkan paling sedikit dua tahun. Kalau partai harus mengkonsentrasikan diri setahun untuk menghadapi pemilu lima tahunan, maka partai membutuhkan waktu dua tahun selama satu dekade. Jadi total waktu yang dibutuhkan untuk menata tiga level partai, hubungan antarlevel, serta mempersiapkan pemilu adalah sepuluh tahun. Pembahasan terhadap tema-tema di atas untuk PDI-P yang tengah menyelenggarakan kongresnya di Bali mulai 28 Maret hingga 2 April adalah relevan untuk beberapa alasan. Pertama, partai ini adalah salah satu partai terbesar di Indonesia yang ikut menentukan konstelasi politik nasional dan daerah, sehingga konsekuensi dinamikanya akan berpengaruh terhadap proses politik dan pemerintahan secara umum. Kedua, adanya dinamika baru dalam kongres kali ini yang mengisyarakatkan perlunya demokratisasi internal partai. Persoalannya adalah belum tercapainya kesepakatan tentang siapa formaturnya (Megawati, Guruh, dan lain-lainnya), bentuk formaturnya (tunggal atau jamak), dan aturan main prerogatif atau tidak ada prerogatif (prosedur pengambilan kebijakan). Tetapi dalam banyak pertemuan, kalangan partai sendiri masih menyadari perlunya perubahan-perubahan dalam tubuh partai. Kekalahan dalam pemilu legislatif dan presiden 2004, misalnya, adalah pemicu kesadaran baru itu. Ketiga, persoalan-persoalan yang dihadapi oleh PDI-P juga dihadapi oleh partai-partai lainnya. Upaya PDI-P, misalnya dalam mengurangi personalitas/figur, money politics, premanisme, intimidasi, dan lainnya akan mudah dicontoh oleh partai-partai lainnya. Momentum kongres adalah wahana untuk menentukan kepemimpinan terpilih yang representatif. Terlebih lagi pertemuan besar dan seserius kongres mestinya juga menjadi momen refleksi bagi partai ini untuk merenungkan eksistensi dirinya. Mau menjadi partai seperti apakah PDI-P sepuluh tahun lagi? Kepemimpinan terpilih, menurut saya, bisa menjadi figur-figur transisional yang akan membawa partai ini ke masa depan. Energi
[ppiindia] Kemiskinan di Balik Kemegahan Jakarta
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/28/utama/1645325.htm Kemiskinan di Balik Kemegahan Jakarta JAKARTA Kota indah dan megah Di situlah aku dilahirkan Rumahku di salah satu gang Namanya Gang Kelinci SEPOTONG bait lagu berjudul Gang Kelinci yang dinyanyikan Lilis Suryani itu amat populer sebelum tahun 1970, baik di kalangan orang tua maupun anak-anak. Liriknya sederhana, yang mungkin mengundang tawa, menggambarkan citra sebuah ibu kota negara yang saat itu sudah dihiasi gedung-gedung bertingkat macam hotel, perkantoran, Jembatan Semanggi, jalan mulus, patung-patung dengan berbagai desain, yang melengkapi kemewahan Sang Metropolitan. Di balik pembangunan infrastruktur itu juga diingatkan, Jakarta justru menyimpan persoalan luar biasa berupa tekanan penduduk yang bertambah sepanjang tahun. Hal itu membuat penghuninya hidup berjubel, berdesakan mendirikan rumah di pinggir kali hingga gang sempit lagi kumuh, kemudian berkompetisi mengangkat taraf hidupnya menjadi lebih baik. Apa yang tersurat dalam lagu tadi tidaklah terlalu melenceng jika melihat kemiskinan di pusat kota! Sebutlah Talhah (54), warga Kramat Sawah, RT 09 RW 08, Kelurahan Senen, Jakarta Pusat. Janda tanpa anak ini tinggal di areal seluas 100 meter persegi. Di atas tanah warisan orangtuanya itu dibangun rumah yang dibagi menjadi enam ruangan, beratap seng bercampur genteng, berdinding papan dan tripleks, berlantai semen yang di atasnya dilapisi plastik. Dengan kamar tamu, ruang tidur, dan dapur yang nyaris menyatu, rumah itu dilengkapi satu pintu tanpa jendela, sirkulasi udara pun hampir tidak ada. Penghuni maupun warga lain yang umumnya bermata pencarian sopir bajaj, tukang ojek, dan pekerja kasar terbiasa menghirup bau kurang sedap menusuk hidung yang bersumber dari air got di depan rumah itu. Hanya satu ruang dari deretan kamar rumah itu yang menjadi jatah saudara lelaki Talhah disewakan sebesar Rp 1,5 juta setahun. Dari uang sewa itu Talhah disubsidi hidupnya ala kadarnya oleh saudaranya. Kini keperluan makan-minum Talhah dibantu saudaranya yang tinggal di ruang sebelah, termasuk uang pengobatan sakit kanker yang mulai lagi menyerang tubuhnya. Di atas seputar payudaranya sebelah kiri-yang hilang setelah dioperasi akibat penyakit yang sama-tumbuh lagi benih-benih kanker. Dia sempat dibantu biaya pengobatan dan operasi dari sumbangan pembaca harian Kompas melalui Dana Kemanusiaan Kompas. Penyakitnya sembuh selama setahun, tetapi tujuh bulan terakhir kanker itu muncul kembali. Jangankan operasi, untuk biaya rontgen saja saya tidak mampu, ujar Talhah tentang biaya rontgen sebesar Rp 12 juta. Kini Talhah mengobati penyakitnya dengan minum jamu, yang dia beli seharga Rp 30.000 untuk dikonsumsi selama satu minggu. Uang pembelian jamu itu merupakan bantuan saudara-saudaranya. PERSOALANNYA, saudaranya yang membantu juga memerlukan biaya hidup bagi keluarganya. Misalnya, Ida Farida, sang adik, cuma mengharapkan gaji suaminya, Suyanto, petugas satuan pengamanan pada sebuah apartemen, Rp 800.000 sebulan. Padahal, suami-istri ini menanggung empat anak yang memerlukan biaya sekolah. Anaknya yang tertua (perempuan) adalah siswa kelas I sekolah menengah kejuruan (SMK) negeri, menunggak membayar biaya sekolah selama Januari, Februari, dan Maret sebesar Rp 80.000 per bulan. Anak sulungnya itu mestinya duduk di kelas II, tetapi terpaksa istirahat satu tahun karena tidak mampu bayar sekolah. Bahkan, kini, anaknya yang bungsu (putri) menderita tuberkulosis. Pokoknya, lama kelamaan isi rumah saya habis untuk biaya sekolah dan pengobatan anak-anak saya, ucap Farida. Farida bukanlah tipe orang yang hanya berkeringat saat makan, tetapi enggan bersimbah peluh saat melaksanakan pekerjaan. Saya mau jualan untuk bantu penghasilan suami, tapi tidak ada modal. Saya pun mau jadi tukang cleaning service kalau ada lowongan, katanya. KESEMPATAN kerja, itulah soalnya. Apalagi kebanyakan pencari kerja di Jakarta adalah tamatan sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), dan sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) tanpa memiliki keterampilan guna merebut segmen kerja yang dibutuhkan. Kalaupun lowongan kerja itu terisi, maka yang bisa diraih adalah pekerjaan kuli, buruh, dan sejenisnya. Sebutlah Hasyim, lulusan SLTA, petugas Masjid Agung Sunda Kelapa di Jalan Madiun. Dengan jam kerja pukul 09.00-17.00, honor Hasyim rata-rata Rp 200.000 sebulan yang didapat dari sumbangan jemaah yang menitipkan sandal dan sepatu saat mereka melaksanakan shalat. Upah itu agaknya tidak cukup buat biaya hidup bersama istri dan seorang anaknya. Karena itu, Hasyim menjual jasa sebagai tukang servis barang elektronik atau tukang ojek sepeda motor. Saya ngojek karena terpaksa saja, sebab banyak kejadian sih, pengojek ditodong, dirampok, ucapnya. Kesadaran tentang sumber rezeki itu pula yang mendorong Nyonya Ratna (40) menjadi tukang cuci dan setrika pakaian. Warga Kramat Sawah RT 08 RW 08, Kelurahan Senen, itu
[ppiindia] Pertumbuhan Ekonomi Tidak Bisa Dipaksakan
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/28/opini/1644209.htm Pertumbuhan Ekonomi Tidak Bisa Dipaksakan Oleh M Sadli IKATAN Sarjana Ekonomi Indonesia atau ISEI minggu lalu telah menggelar sidang pleno tahunan selama dua hari di Hotel Nikko, dengan tema umum Percepatan Pertumbuhan Ekonomi dan Penciptaan Lapangan Kerja Baru. Banyak masalah dibahas, baik dari segi ekonomi makro maupun mikro atau sektoral. Yang penting adalah presentasi Dr Miranda Goeltom pada hari pertama, sesi pertama, sehingga papernya bisa dipandang sebagai referensi utama. Judul papernya adalah Mengapa Stabilitas Makro Telah Tercapai namun Sangat Lambat dalam Menggerakkan Pertumbuhan Ekonomi? Cara analisisnya adalah konvensional, yang juga sudah sering dilakukan penulis ini. Walaupun Sdr Miranda di sidang pleno ISEI ini bicara dalam kedudukan pribadinya, ia menjabat Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia (BI), sehingga pandangannya kiranya sejajar dengan kebijakan moneter yang resmi. Sdr Miranda senantiasa memberi tekanan kepada misi utama Bank Indonesia di zaman reformasi ini, yakni misi tunggal menjaga nilai rupiah, yang secara operasional juga bisa disebut menjaga rendahnya inflasi (misi resmi sekarang adalah inflation targeting). Ia juga beberapa kali menyebut good governance sebagai pedoman pokok. Sdr Miranda membuka papernya dengan kalimat: Evaluasi secara umum terhadap kondisi makro-ekonomi hingga triwulan I 2005 menunjukkan bahwa stabilitas perekonomian yang telah mulai dicapai dalam kurun waktu dua tahun terakhir masih dapat dipertahankan sebagaimana tercermin pada indikator utama makro-ekonomi seperti perkembangan besaran moneter, suku bunga, nilai tukar, inflasi, dan indikator kinerja perbankan. Perkembangan besaran moneter, diukur dengan M-zero (base money) maupun dengan ukuran M1 dan M2, semuanya masih ada dalam kisaran yang aman dan stabil. Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia satu bulan menunjukkan penurunan konsisten dari sekitar 17 persen pada awal 2002 menjadi sekitar 7,4 persen pada awal 2005. Penurunan suku bunga itu diikuti oleh penurunan suku bunga kredit walaupun dengan pola penurunan yang relatif lambat. Nilai tukar rupiah selama beberapa periode terakhir bergerak relatif stabil dengan tingkat volatilitas yang cukup rendah. Secara tahunan, inflasi terus mengalami penurunan yang konsisten, dari 12,55 persen pada tahun 2001 menjadi 6,4 persen pada akhir 2004. Masalah inflasi Inflasi di Indonesia bak penyakit endemis (seperti malaria) dan berakar di sejarah. Tingkat inflasi di Malaysia dan Thailand senantiasa lebih rendah. Inflasi di Indonesia tinggi sekali di zaman Presiden Soekarno karena kebijakan fiskal dan moneter sama sekali tidak prudent (kalau perlu uang, cetak saja). Di zaman Soeharto pemerintah berusaha menekan inflasi, tetapi tidak bisa di bawah 10 persen setahun rata-rata, antara lain oleh karena Bank Indonesia masih punya misi ganda, antara lain sebagai agent of development, yang bisa mengucurkan kredit likuiditas tanpa batas. Baru di zaman reformasi, mulai di zaman Presiden Habibie, fungsi BI mengutamakan penjagaan nilai rupiah. Tetapi karena sejarah dan karena inflationary expectations masyarakat (yang bertolak ke belakang, artinya bercermin kepada sejarah), maka inflasi inti masih lebih besar daripada 5 persen setahun. BI sekarang punya sasaran untuk menekan angka inflasi ini. Di level teknis sudah ada kesepakatan antara Pemerintah dan Bank Indonesia untuk membawa tingkat inflasi jangka panjang ke kisaran 3 persen setahun. Untuk tahun 2005, sasaran BI adalah 6 persen plus-minus 1 persen; untuk tahun 2006, 5,5 persen plus-minus 1 persen, dan untuk tahun 2007, 5 persen plus-minus 1 persen. Maka yang menjadi taruhan adalah inflasi tahun 2005 ini yang dibayangi oleh kenaikan harga BBM. Menurut Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, akan ada tambahan inflasi sekitar 1 persen, tetapi ada pakar ekonomi lainnya yang memperkirakan 3 persen, bahkan pakar Badan Pusat Statistik memasang angka 12 persen. Pengalaman sejarah menunjukkan pengaruh kenaikan harga BBM kepada inflasi dalam kisaran 1-2 persen setahun. Pengendalian inflasi masih menghadapi risiko intern dan ekstern yang cukup besar. Dari dalam negeri ada pengaruh politik untuk mengucurkan dana perbankan yang lebih besar ke sektor riil, terutama ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah, dengan suku bunga rendah. BI juga tidak dapat mengendalikan perkembangan M-zero secara sempurna karena perbankan komersial harus melayani keperluan uang para nasabahnya, yang bisa dipengaruhi oleh inflationary expectations. Risiko dari sektor ekstern timbul kalau harga minyak bumi masih terus naik, atau nilai rupiah mengalami depresiasi. Belakangan ini bahkan beberapa komoditas pertanian, seperti beras dan gula, mengalami kenaikan harga internasional, yang semuanya akan menjadi imported inflation bagi Indonesia. Sdr Miranda menyebut beberapa fundamental
[list_indonesia] [ppiindia] Perangkap Neoliberal
** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/28/opini/1644248.htm Perangkap Neoliberal=20 Oleh A Prasetyantoko BAGI ahli sejarah setiap kejadian adalah unik. Sebaliknya, minat para ekono= m menemukan kejadian-kejadian yang berulang dalam sejarah. Sejarah bersifat= partikular dan ekonomi bersifat general. Begitu kata Charles Kindelberger = (1978). Para ekonom tengah memperdebatkan hasil penelitian Lembaga Penyelidikan Eko= nomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM-UI) tentang dampak penguran= gan subsidi bahan bakar minyak/BBM (baca: kenaikan harga BBM) terhadap angk= a kemiskinan. Kisahnya agak lain dari sekadar perdebatan akademis di kampus= . Kali ini, secara terbuka angka-angka temuan penelitian dipampang untuk meya= kinkan orang akan sebuah kebijakan. Dengan angka-angka itu pula sekelompok = intelektual merasa memiliki legitimasi moral untuk merekomendasi sebuah keb= ijakan kepada pemerintah melalui sebuah iklan. Yang terpenting, angka-angka= hasil penelitian tersebut telah menjadi referensi penting dari kebijakan y= ang menyangkut hajat hidup orang banyak. Tim LPEM-UI meyakini pencabutan subsidi BBM yang disertai dengan pemberian = kompensasi subsidi (pangan, pendidikan, dan kesehatan) akan berdampak pada = penurunan angka kemiskinan. Sementara itu, sama-sama menggunakan model comp= utable general equilibrium (CGE), Rina Oktaviani dari Fakultas Ekonomi dan = Manajemen Institut Pertanian Bogor (FEM-IPB) memiliki hasil perhitungan yan= g berbeda. Kompensasi subsidi hanya akan mendongkrak daya beli masyarakat s= ebesar 0,6 persen, sementara dampak pencabutan subsidi BBM akan mendorong i= nflasi sebesar 2,80-3,02 persen (Kompas, 14/3). Tim Indonesia Bangkit mempersoalkan legitimasi penelitian LPEM-UI. Terlepas= dari masalah metodologis yang tengah diperdebatkan itu, tampaknya ada pula= persoalan epistemologis di dalamnya. Selain dari sudut pandang metodologis= , sebuah penelitian umumnya dikaji dari sudut pandang perumusan konsep yang= berhubungan dengan sebuah kriteria kebenaran tertentu (relatif). Karena = pada prinsipnya, sebuah metode (model) bisa diatur untuk melayani (mengguga= t atau menguatkan) sebuah konsep kebenaran tertentu. Neoliberal Daoed Joesoef (Kompas, 16/3) membuat analogi pernyataan Menteri Koordinator= Perekonomian tentang ketidakmampuan rakyat membeli elpiji dengan kata-kata= sinis Ratu Marie Antoinette (istri Raja Louis XVI) di hadapan rakyat Paris= yang lapar. Kita tahu, Antoinette-putri Raja Francois I dari Austria-harus= menemui ajal secara mengenaskan di papan guillotine. Dia berada di dalam s= istem kekuasaan yang diidamkannya pada saat yang tidak tepat. Rakyat sedang= kelaparan, negara sedang dilanda krisis keuangan yang parah, sementara war= ga Paris tengah marah pada simbol kekuasaan yang mewah. Di mata sejarah setiap kejadian penting dan kita bisa banyak belajar dariny= a. Kisah tragis Ratu Antoinette bisa bertutur banyak atas kejadian aktual d= i masa sekarang ini. Sayangnya, para ekonom hanya peduli pada kejadian yang= berulang karena di sana bisa ditemukan model guna memprediksi masa depan. Di mata ekonom krisis tak lebih dari sekadar kejadian yang berulang, bisa t= erjadi kapan saja dan di mana saja. Studi Tornell Westernmann (2004) menu= njukkan, krisis yang melanda negara sedang berkembang merupakan efek sampin= g (by product) dari liberalisasi sektor finansial. Meskipun ada risiko kris= is, liberalisasi sektor finansial tetap diperlukan bagi perekonomian karena= dia mendorong pertumbuhan. Di negeri kita sebagian besar ekonom juga meyakini krisis disebabkan oleh t= idak bekerjanya sistem pasar dengan baik. Jadi, solusinya: deregulasi, libe= ralisasi, dan privatisasi (Washington Concensus). Sama halnya dengan Dana M= oneter Internasional (IMF) yang datang dengan rumus yang klasik: krisis har= us diakhiri dengan cara menaikkan suku bunga, menurunkan defisit serta mela= kukan gerak stabilisasi dan privatisasi. Dalam logika ini setiap kegagalan liberalisasi hanya bisa dipecahkan dengan= kebijakan liberalisasi yang lebih maju. Sejarah pun terus berulang; libera= lisasi terus-menerus dijalankan sebagai proyek berkesinambungan. Dalam kasu= s pencabutan subsidi BBM tampaknya kita terperangkap dengan logika ala neol= iberal ini. Masalahnya, pencabutan subsidi BBM terkait langsung dengan masa= lah rakyat yang lapar dan kali ini proyek liberalisasi justru menyeret ki= ta pada masalah politik dan sosial yang kompleks. Bernard Walleser (2000), dosen di EHESS-Paris, dalam bukunya L'=E9conomie C= ognitive mengkritik pendekatan ekonomi atas dua ketimpangan utama; rasional= itas individual dan keseimbangan kolektif. Pendekatan utama (mainstream) il= mu ekonomi terlalu meyakini, secara individu manusia memiliki rasionalitas = yang sempurna dan akibatnya, secara kolektif akan selalu terjadi keseimbang= an umum (general equilibrium). Pada dasarnya, rasionalitas manusia bersifat
[ppiindia] Deplu tidak Tahu-menahu Pertemuan Kingsburry-Kalla
Media Indonesia Senin, 28 Maret 2005 POLITIK DAN KEAMANAN Deplu tidak Tahu-menahu Pertemuan Kingsburry-Kalla JAKARTA (Media): Departemen Luar Negeri tidak tahu-menahu masuknya penasihat GAM Damien Kingsburry ke Indonesia, termasuk aktivitasnya selama berada di Indonesia. Hal tersebut disampaikan juru bicara Deplu Marty Natalegawa ketika dihubungi Media, kemarin. Ditegaskan Marty, pihak Deplu baru akan terlibat bersama departemen lain dalam proses perizinan visa, bila memang ada perhatian khusus terhadap orang asing tertentu yang akan masuk ke Indonesia. ''Biasanya kami turut melakukan pemantauan, sifatnya lintas departemen, terhadap orang yang perlu mendapat perhatian dalam proses pengurusan izin visa. Tapi khusus Damien, saya secara pribadi ataupun institusional tidak tahu. Karena secara umum, untuk orang asing yang masuk Indonesia, prosesnya melalui Imigrasi,'' paparnya. Sebagaimana diinformasikan sumber Media, penasihat GAM yang sekaligus merupakan dosen di Universitas Deakin, Melbourne, Australia, tersebut tiba di Jakarta pada Selasa (22/3). Selama dua hari di Jakarta, Kingsburry menginap di Hotel Hilton, Jakarta dan selama berada di hotel tersebut, menurut sumber itu, Kingsburry tidak melakukan aktivitas apa pun di luar tempatnya menginap. Hanya saja, menurut sumber lain, Kingsburry mengaku sempat bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di lokasi tempatnya bermalam. Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaluddin disebut-sebut juga ikut dalam pertemuan. Kedatangan Kingsburry ke Indonesia juga berdasarkan rekomendasi dari pejabat Indonesia. Ketika hal tersebut dikonfirmasi wartawan kepada Wapres Kalla, di sela-sela kunjungannya di Pelabuhan Uleuleu, Banda Aceh, NAD, pada akhir pekan lalu, dia hanya berujar, ''Tahu aja.'' Sebagaimana pernah diberitakan, sebagai penasihat GAM, Kingsburry secara aktif terlibat dalam perundingan delegasi RI dengan delegasi GAM di Helsinki, Finlandia, beberapa waktu lalu. Bahkan, sempat dikabarkan bahwa melunaknya sikap GAM dari tuntutan merdeka menjadi 'pemerintahan sendiri', tidak terlepas dari masukan Kingsburry kepada para petinggi GAM yang bermukim di Swedia. Tiga tuntutan Sementara itu, sempat juga beredar kabar bahwa dalam pertemuan tertutup dengan Wapres Kalla, Kingsburry menyampaikan tiga tuntutan dari GAM. Masing-masing, gencatan senjata, konsesi perkebunan (tanpa disebutkan lokasi dan luasnya), serta uang senilai Rp800 miliar. Menanggapi kabar pertemuan itu, sejumlah anggota Komisi I DPR mengaku prihatin dan sekaligus menyesalkannya. Mereka bahkan menilai, pertemuan tersebut sebagai bentuk dari pelanggaran kesepakatan atas penyelesaian masalah Aceh. Tindakan yang dilakukan pejabat Indonesia itu dinilai oleh sebagian anggota DPR sebagai aksi yang membahayakan eksistensi bangsa. Lantaran itulah sempat beredar kabar, hal itu membuat gusar sejumlah pejabat di Deplu. Pernyataan tidak tahu-menahu juga disampaikan Menkominfo Sofyan Djalil. Kendati, sambung dia, dirinya sempat bertemu dengan Wapres Kalla, Rabu (23/3). ''Jadi saya kira tidak adalah pertemuan rahasia itu,'' kata Sofyan, yang kaget terkejut ketika ditanya kebenaran adanya rekomendasi Wapres untuk kedatangan Kingsburry, ''Masak sih, saya tidak tahu itu,'' katanya, usai membuka seminar tentang peran media penyiaran dalam penanganan bencana alam di Hotel Millenium, Jakarta Pusat, akhir pekan lalu. (Nur/P-6) [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] PDIP (makin) Mengkhawatirkan
Media Indonesia Senin, 28 Maret 2005 OPINI PDIP (makin) Mengkhawatirkan Asrinaldi A; Pengajar Universitas Andalas, Padang KONDISI PDIP menjelang kongres di Bali (28/3) semakin mengkhawatirkan. Konflik internal di dalam tubuh kepengurusan DPP PDIP semakin menampakkan wujudnya. Tak terelakkan lagi perseteruan kelompok-kelompok tersebut sudah mengarah pada upaya jegal-menjegal calon ketua umum pada kongres mendatang. Masing-masing kelompok berupaya berebut pengaruh DPD dan DPC agar mendapat dukungan di kepengurusan mendatang. Kondisi ini diperburuk oleh berbagai intrik politik yang dilakukan kelompok tertentu seperti menyusun skenario deadlock dalam kongres (Media, 14/3) hingga edaran DPP PDIP tentang status peninjau dalam kongres (Media, 17/3). Setidaknya ada tiga kelompok yang saling berseberangan. Pertama, adalah kelompok yang menginginkan adanya perubahan yang sangat fundamental dalam kepengurusan PDIP. Kelompok ini menginginkan mekanisme dalam pengambilan keputusan strategis dan bentuk kepemimpinan PDIP ke depan harus direformasi. Dari tawaran gagasan dan ide yang dikemukakan, mereka adalah kelompok yang mengusulkan adanya pemurnian kembali perjuangan PDIP. Ada beberapa tokoh penting PDIP di balik kelompok ini di antaranya Kwik Kian Gie dan Roy BB Janis. Kelompok ini juga di dukung oleh kelompok lain yang satu visi melihat masa depan PDIP yaitu kelompok pembaruan. Kelompok ini dimotori oleh Sukowaluyo Mintoraharjo dan Laksamana Sukardi. Kedua, adalah kelompok yang cenderung pro-status quo yang memiliki pengaruh besar dalam lingkaran elite PDIP. Yang pasti kelompok ini masih menganggap bahwa kondisi partai sekarang tetap dipertahankan. Kalaupun ada perubahan sifatnya inkremental dan tidak perlu diubah secara mendasar. Kelompok ini tentunya terdiri dari Megawati Soekarnoputri, serta the gang of three menurut versi kelompok pertama yaitu Gunawan Wirosarojo, Sutjipto dan Pramono Anung. Ketiga, adalah kelompok yang turut berjasa dalam membesarkan PDIP yang memandang masalah perseteruan kelompok reformis dan pro-status quo ini perlu dicarikan solusinya. Kelompok ini tetap berpegang pada idealisme PDIP agar kejayaan partai pada masa lalu akan tetap terulang. Di antara tokoh dalam kelompok ini adalah Abdul Madjid VB da Costa dan Armin Arjoso. Perpecahan dalam tubuh PDIP tampaknya menjadi keniscayaan sejarah terkait dengan jatuh bangunnya partai politik di republik ini. Perpecahan ini bermula dari kekalahan PDIP pada pemilu legislatif dan pemilu presiden 2004 yang lalu. Suara PDIP yang terjun bebas dari pemilu 1999 yang memperoleh 33 juta menjadi 21 juta pada pemilu 2004 adalah bukti adanya masalah serius di tubuh DPP PDIP. Keadaan ini semakin diperburuk dengan kekalahan Megawati Soekarnoputri dalam pemilihan presiden. Kenyataan ini memunculkan reaksi yang beragam dari elite PDIP. Mulai dari gaya kepemimpinan ketua umum yang tidak mencerminkan kedekatan dengan rakyat hingga pilihan kebijakan yang tidak sesuai dengan misi PDIP. Gerakan pemurnian dan pembaruan yang dimotori oleh Kwik Kian Gie dkk menuding bahwa kekalahan PDIP dalam pemilu tersebut tidak lepas dari peran the gang of three. Kelompok reformis ini menuntut tanggung jawab akibat kekalahan itu dari Pramono Anung dkk. Dari reaksi yang ditampilkan sepertinya gerakan pembaruan menargetkan agar the gang of three terlempar dari lingkaran kekuasaan DPP PDIP pada kepengurusan mendatang. Tentunya, tudingan dan reaksi tersebut tidak diterima begitu saja oleh the gang of three. Konsolidasi politik pun dilakukan oleh Pramono Anung dkk agar target kelompok reformis tersebut tidak kesampaian. Melihat realitas di kepengurusan PDIP selama ini, terasa sekali adanya sekat yang menghambat komunikasi antarkelompok elite di tubuh PDIP. Komunikasi aktif yang idealnya diperankan Megawati sebagai ketua umum gagal dijalankan. Akibatnya yang timbul justru kecurigaan sesama elite. Masing-masing kelompok mengklaim apa yang dilakukan kelompoknya adalah tepat untuk kemajuan partai. Sementara kelompok lain, menganggap bahwa apa yang dilakukan oleh kelompok tersebut adalah upaya mereka untuk merealisasikan kepentingan tertentu (vested interest). Selama ini yang terjadi ternyata kedekatan the gang of three dengan ketua umum dalam hal ini Megawati Soekarnoputri dimanfaatkan terutama dalam memengaruhi cara pandang dan sikap ketua umum terhadap suatu kebijakan strategis. Peran Megawati sebagai agregator politik terutama dalam mengumpulkan pendapat kelompok elite di lingkaran kekuasaannya tidak pula berjalan dengan baik, sehingga banyak pendapat yang berasal dari banyak pihak untuk kebaikan PDIP hilang begitu saja. Tragisnya ini bermuara pada friksi antar kelompok. Di sisi lain, ketergantungan elite PDIP terutama yang prostatus quo pada Megawati juga semakin terasa. Ketidakpercayaan kelompok pro-status quo ini terhadap kemampuan kader lain untuk
[ppiindia] Perseteruan Di Balik Kongres PDI-P
Suara Karya Perseteruan Di Balik Kongres PDI-P Oleh FS Swantoro Senin, (28-03-'05) Suasana menjelang Kongres PDIP Bali, yang akan digelar tanggal 28 Maret-2 April, sudah terasa panas; meski sebenarnya, Kongres Bali ini diperkirakan hanya tinggal ketok palu, terutama menyangkut pemilihan ketua umum. Kemungkinan yang panas, saat menanggapi pertanggunganjawaban Mega atas kekalahannya dalam Pemilu 2004, baik Pemilu Legislatif maupun Pemilihan Presiden. Selain itu, saat pemilihan formatur untuk memilih ketua umum dan menyusun fungsionaris DPP bisa menjadi rebutan daerah. Jika kader kritis seperti Kwik Kian Gie, Suko Waluyo, Arifin Panigoro Cs tidak masuk DPP, bisa semakin panas. Atau, kalau DPP hanya diisi oleh mereka yang dikonotasikan, kelompok 'status quo' (gang of three). Karena untuk pemilihan Ketua Umum, dapat dipastikan Megawati akan melenggang kembali. Kemungkinan tinggal ketok palu. Sementara kandidat lain, seperti Guruh Sukarno Putra, Sophan Sophiaan, Laksamana Soekardi dan Roy BB Janis, masih jauh tertinggal di belakang Mega. Lain halnya jika pemerintah melakukan intervensi melalui agen mereka di PDIP , dengan membagi uang ke utusan cabang-cabang, ceritanya akan lain. Kecenderungan itu sudah dibantah SBY dan Jusuf Kalla. Dari hitungan angka, mayoritas cabang, sekitar 65% masih mendukung Mega menjadi Ketua Umum. Persoalannya, jika Mega terpilih kembali, bagaimana mengisi fungsionaris DPP membawa gerbong partai menghadapi Pemilu 2009. Tantangan Ke Depan Terhadap kemungkinan apakah Mega terpilih kembali dalam Kongres Bali. Jawabannya sudah sangat jelas, Megawati pasti terpilih kembali. Karena mayoritas cabang, menghendaki Mega memimpin kembali PDIP, periode 2005-2009. Di luar Megawati, masih sulit mencari kandidat pimpinan partai yang mampu menyaingi popularitas Megawati. Harus diakui, dalam PDIP sekarang hampir tidak ada tokoh yang kharismanya melebihi Megawati. Dengan demikian, jika ada elite partai yang tidak setuju dengan Megawati, mereka sulit untuk mengatakan tidak. Dan, jika ada yang berani menentang, mereka dicap pembangkang. Dalam hal ini, Megawati mirip Pak Harto, sulit menerima ada matahari kembar dalam partai dan keras kepala. Contoh yang disebutkan terakhir, keluarnya Eros Djarot dan Dimyati Hartono dari PDIP, karena berani menentang Mega akhirnya keluar mendirikan partai sendiri. Sifat keras kepala dan tidak mau berdamai, seperti dikumandangkan sendiri oleh Mega di Wonogiri, beberapa waktu lalu bahwa pintu rekonsiliasi dengan PDI Soerjadi sudah tertutup. Ucapan itu secara politis tidak taktis. Mengapa? Karena Mega belum sadar bahwa menghadapi Pemilu Presiden 2009 butuh dukungan luas dari seluruh komponen masyarakat, termasuk PDI-nya Soerjadi. Harus diingat bahwa presiden dipilih langsung oleh rakyat. Terkesan, Mega dalam memimpin partai masih seperti memimpin perusahaan pribadi. Seharusnya, Mega lebih rendah hati, mau merangkul semua komponen, baik di struktural partai maupun simpatisan partai. Meski dapat dipastikan Megawati akan terpilih kembali sebagai Ketua Umum PDIP dalam Kongres Bali 2005, namun untuk memilih fungsionaris DPP butuh kader-kader yang tidak hanya AMS (Asal Mega Senang) . Selain itu, perlu dipikirkan pentingnya landasan pijak partai terutama dalam pengungkapan pandangan partai tentang pokok-pokok tatanan politik, ekonomi, hukum, hankam dan sosial-budaya yang berkembang di negeri ini. Pembaruan Partai Terhadap usulan gerakan pembaharuan dan pemurnian partai yang dimotori Suko Waluyo dan Kwik Kian Gie cs tentang posisi Mega menjadi Ketua Dewan Pengarah dan tentang peran gang of three (Sutjipto, Pramono Anung, dan Gunawan Wirosarojo) cukup reaslistik, dalam artian untuk memperbaiki kinerja partai. Meski Mega, tidak bersedia menjadi Ketua Dewan Pengarah Partai seperti diusulkan Suko Waluyo, namun Mega harus bijak mencari solusinya. Sebagai jalan tengah, perlu dipikirkan bagaimana Kongres Bali nanti, bisa menghasilkan DPP dan program yang dimengerti rakyat. Karena, negara ini dijalankan oleh partai politik. Sehingga, kalau partai politik tidak berjalan (letoi) maka negara pun akan demikian. Sehingga, perlu dilakukan gerakan pembaharuan partai. Langkah konkrit yang perlu diputuskan dalam Kongres PDIP di Bali, antara lain; perlu penegasan tentang aturan main internal partai dalam hal penetapan pimpinan partai, melalui AD/ART menyangkut siapa-siapa yang berhak duduk dalam pimpinan struktural, persyaratan menjadi fungsionaris dan anggota pimpinan menurut jenjang, pengalaman tugas dan kecakapan kerja. Termasuk perlu disepakati hal-hal yang berhubungan dengan pengangkatan anggota baru dari luar partai, terutama bila yang bersangkutan diusulkan menjadi pimpinan (struktural) partai. Ini perlu diputuskan, karena di PDIP banyak pendatang baru seperti Pramono Anung langsung menduduki posisi puncak dan jajaran struktural Partai Banteng Moncong Putih. Selain itu, terhadap penolakan Megawati menjadi Ketua
[ppiindia] [Doc. G30S '65] Counter-Revolution in Java by Harald Munthe-Kaas
Counter-Revolution in Java By Harald Munthe-Kaas Tensions in Indonesia are not easing. Mr Munthe-Kaas, who visited army units hunting the PKI chief D. N. Aidit in Central Java recently, points out that, on the contrary, the Communists' resistance has stiffened and they have succeeded in escalating their attacks on the army. President Sukarno's position has obviously been severely weakened and it is doubtful whether he retains enough personal influence and prestige to save his NASAKOM concept and prevent a prolonged conflict between the opposing parties -- a conflict which threatens to develop into a full-scale civil war. THE CORE of the once so powerful Indonesian Communist Party (PKI) is fighting for its survival on the slopes of the Merapi volcano in Central Java. The wayang leather puppet play is still going on, but the shadows on the screen are too diffuse to be able to distinguish the heroes from the villains. No outsiders can yet know exactly what took place in the few days immediately preceding the bloody events of September 30, and it is reasonable to assume that the whole story has not been published by the Army-controlled newspapers of present day Indonesia -- despite their claims to the contrary. Nor have the Indonesian Communists or their supporters in Peking released much material relating to the affair. However, the overall picture which has emerged is that the PKI led or instigated a coup against the Army, which appears likely to have been planning a coup against the PKI, which the Communists attempted to forestall. However, the evidence is still insufficient to decide whether it was an imminent Army coup which triggered off the September 30 putsch or whether it was the other way around -- although the Army vehemently denies that it ever contemplated a coup. On the other hand, the lack of organisation displayed by Colonel Untung's group naturally creates doubts about the Army version of the affair, which alleges that there was a carefully-laid PKI plot. The evidence indicates that the GESTAPU acted in some kind of emergency. It seems most probable that a sudden deterioration in Sukarno's health (though he now looks quite healthy) did in fact precipitate events. Despite the Army's intensive efforts to bring the archipelago under control after the abortive GESTAPU coup, important parts of Indonesia are still in a state of war and the rooting out of GESTAPU is far from complete. After a period of optimism (a high-ranking officer in Central Java told me a few weeks ago that it would only take a few more days -- maybe a week -- before the situation would be back to normal), the Army now seems to be preparing itself for a prolonged confrontation with GESTAPU elements -- who have been completely identified with the PKI. Although the state of war was declared over in the Djakarta area on November 10, the regulations and emergency measures imposed on the city by the local War Administrator still remain valid, and the search for GESTAPU elements continues unabated. There are no signs that tensions are diminishing in Central and Eastern Java. On the contrary, two new cities in Central Java, Semarang and Tjilatjap, have been declared in a state of war. Until recently, the Communists who have clashed with the Army have been small and apparently badly-organised rebel groups armed only with very few modern weapons, but a recent attack by 1,000 Communists on Army units near Klaten in Central Java indicates that they are now better organised. More apparent proof that the Army is a long way from bringing Central Java under its control is the reported escape by PKI Chairman Aidit from the massive encirclement in the Kartosuro-Bojolali-Klaten area where, until recently, the Army was convinced that they had got him tightly boxed in. If Aidit has escaped (he is currently rumoured to be in Jogdjakarta) and the PKI can continue to muster large groups of followers and lead them in attacks against the Army in Central Java, then, barring a miracle, a civil war will be almost inevitable. The professed intention of the Army is to find and punish all those responsible for the abortive September 30 coup -- not to root out Communism from Indonesian soil. The Minister of Defence and Army Chief of Staff, General Nasution, has recently been quoted as saying that the Army is not anti-Communist, but is against Communists who have become traitors to our country. The distinction has apparently proved to be too delicate to provide a practical guide to those officers responsible for restoring the peace. The whole of the PKI seems to have become collectively responsible for the events of September 30. Indeed, some have not confined their attentions to the Communists; in President Sukarno's words: A witch hunt is under way, not only against the PKI, but against everything leftist. There have been reports of former PKI members gaining absolution from responsibility for September 30 by tearing up their membership cards
[ppiindia] Awal Pekan Ini Barang Bukti Munir Tiba di Indonesia
http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=192303kat_id=23 Minggu, 27 Maret 2005 Awal Pekan Ini Barang Bukti Munir Tiba di Indonesia Jakarta-RoL -- Awal pekan ini, barang bukti kasus pembunuhan aktivis HAM, Munir, dari pemerintah Belanda akan segera tiba di Tanah Air. KBRI Belanda memastikan akan selekasnya menyampaikan bukti-bukti penting itu kepada pihak berwenang di Indonesia. ''Mekanisme penyerahannya masih kita bicarakan lebih lanjut. Tapi pasti akan dilakukan secepatnya untuk memudahkan penyidikan polisi,'' ujar Kepala Bidang Politik KBRI Belanda, Mulya Wirana, di Amsterdam, saat dihubungi Republika melalui sambungan internasional, malam ini. Menurut Mulya barang bukti yang hendak diserahkan tersebut adalah dokumen-dokumen dalam bahasa Belanda, olah TKP berupa keterangan saksi-saksi dari penumpang dan kru pesawat (saat pesawat Garuda 974 mendarat di Bandara Schipoll Amsterdam), keterangan keluarga Munir yang menjemput jenazah, Berita Acara Pemeriksaan (BAP), serta sisa organ tubuh Munir. Di tempat terpisah anggota Tim Pencari Fakta (TPF) Munir, Usman Hamid, mengharapkan barang bukti dari pemerintah Belanda itu bisa membuka jalan bagi penyidik Polri mengungkap pembunuh Munir. ''Tapi proses pengambilan sisa organ Munir tentu butuh ahli khusus untuk memastikannya,'' ingatnya. Pada bagian lain, Usman mengatakan bahwa pihaknya kemungkinan besar dalam pekan ini tetap akan melakukan pertemuan dengan Kepala BIN Syamsil Siregar. ''Tanggal pastinya saya belum bisa mengungkapkannya,'' ujarnya. Sebelumnya, pekan lalu Kepala BIN telah membantah dugaan keterlibatan anggota BIN dalam kasus pembunuhan Munir. Ia mengaku sudah melakukan investigasi dan pemeriksaan internal. Hingga kini ia belum menemukan bukti-bukti hukum terkait dugaan keterlibatan anggota BIN tersebut. (Endro Yuswanto) - Do you Yahoo!? Make Yahoo! your home page [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for anyone who cares about public education! http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Illness splits an Indonesian village New Feature
http://www.iht.com/articles/2005/03/27/news/indo.html Illness splits an Indonesian village New Feature By Jane Perlez The New York Times Monday, March 28, 2005 BUYAT BAY BEACH, Indonesia This is a simple village, where the fishermen's families live on the sea in wooden shacks lighted by oil lamps and most everyone knows one another. But the people are divided by more than just the sandy track that passes for Main Street. . Nearly all here agree that there is illness: mysterious lumps, skin rashes, dizziness and other ailments. . But arguments over whether the cause is pollution from a nearby gold mine and whether the government should relocate the residents has pitted neighbor against neighbor as that intimate suffering is played out on a broader stage. . Today, Buyat Bay is the center of an expanding dispute being fought punch by counterpunch from the courts and government offices of Indonesia to the worn quarters of environmental groups and the lofty Denver base of the mine's operator, Newmont Mining, the world's largest gold producer. . That fight now includes criminal and civil cases brought by the government against Newmont, a legal wrangle that has startled Indonesia's foreign investors and placed Newmont in an unwelcome spotlight. . More than that, the cases have sown deep animosity and division as Newmont and the environmental groups mobilize opposing camps in what is shaping up as a signal battle for each side. A government lawsuit seeking $117 million was announced March 9. . Most troubling to Newmont, six of its executives, including two Americans, face criminal charges of polluting this tropical bay. . The executives, who vigorously deny the accusations, have been prohibited by the court from leaving Indonesia since last October, when five of them were jailed for a month. . In a setback to Newmont, the Supreme Court in Jakarta, the capital, ruled March 17 that the criminal case could go ahead. . Newmont denies that its operations polluted the area or affected the health of local people. In particular, it disputes a November government report, which forms the basis of the civil suit, that said mercury and arsenic had entered the food chain from about five million tons of mine waste deposited in the bay over several years. . Such denials have not stalled a parade of accusers, as health problems continue to arise among local people. The residents say they have little choice but to eat the fish from their bay and drink the water from their wells, despite warnings in the government report that doing so may be unsafe. . In February, residents of Buyat Bay Village, a town of several thousand behind this beach community, added their voices to the health complaints, citing the mysterious death of a child last November and warning in a letter to President Susilo Bambang Yudhoyono that what is occurring in Buyat Bay Village mirrors the circumstances of Buyat Bay Beach, only on a bigger scale. . Nowhere has the heat of the dispute been felt more sharply than on the little verandas and in the tiny rooms of this beach community. . Sharp words, glares, sullen expressions and constant worry about health pervade virtually every conversation. . One of the most outspoken people is Andi Lensun, the father of Andini, a baby whose death last July set off the charges that the villagers' illnesses were related to heavy-metal poisoning. . Adding to the bitterness over the death of his baby, Lensun - whose porch is decorated with a handmade sign that reads Relocation Yes - said that Newmont had fired him from a modest job cleaning the beach. He said he had been told, We'll hire you back if you are no longer associated with the environmental groups. . The company says that the work was run by a subcontractor and that Newmont had no control over hiring. . Some neighbors, who favor the mine, dismissed the health complaints. . Hendrik Pontoh, a leader of the pro-mine faction who said he was working on a project for Newmont planting mangrove trees, said he did not believe that the illnesses were related to the mine, or even that all of them were real. . People are expecting millions by saying they are sick, Pontoh said. The case is blown up because of the nongovernmental organizations. They are the brains behind the action against the mine. . The intensity of the feelings is overwhelming, he said. Now people are going to kill each other over the differences. . This month, Pontoh, other villagers and local officials flew to Jakarta under the banner of a pro-mine group, Communications Forum, for a meeting with the health minister, Siti Fadilah Supari. . Soon afterward, the minister canceled a visit to the bay that would have generated publicity about the poor health. They told me things were normal and it was unnecessary to come, the minister said in an interview. . The local government doctor, Sandra Rotty, a fierce defender of the mining company
[ppiindia] Re: Website PPI India (PRO IZHAM)....
Morning , Dik...pa kabar juga? selamat yah udah jadi guru besar hihihi...t kalo disini jgn bilang cinta cintaan di japri aja ok, kalo disini ntar cew cew penggemarmu jelesMet berjuang! k k --- In ppiindia@yahoogroups.com, Zamhasari Jamil [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam, Para Milister PPI India yang kami hormati, Seiring dengan perubahan zaman, maka sejak detik ini para milister PPI India kini sudah dapat mengakses website PPI India di http://ppi- india.org. Adapun Datok Penunggu atau Webmaster website ini adalah Tuan Guru Saifullah Hayati Nur ([EMAIL PROTECTED]), Mahasiswa asal NAD di Delhi University, New Delhi. Bagi cewek-cewek bolehlah chat ama beliau ini di Yahoo ID diatas. Sedangkan bagi cowok-cowok, cukup kirim offline msg aja. hehehehe. Buat kakakku tercinta Ida, mbak Listy, I2in, Mas Huttaqie, gmana kabar sekarang? Koq dah gak ada sms buat aku lagi nih. Aku lagi BT nih (BT: Butuh Tatih Tayang), hahahaha... Wassalam, * * * * * Zamhasari Jamil Pelajar Islamic Studies Jamia Millia Islamia - A Central University New Delhi - India 110 025 Website Kampus : http://www.jmi.ac.in Website Pribadi: http://e-tafakkur.blogspot.com Website PPI India : http://ppi-india.org Email: izamsh@ yahoo.com __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today! http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [ppiindia] Aparat Keamanan Kejar Pembakar Poster Presiden
Harusnya presiden dan wapres berpikir, kenapa rakyat sampai berani membakar foto mereka? --- Mario Gagho [EMAIL PROTECTED] wrote: membakar gambar pres. saya kira masih blm keluar dari rambu2 kebebasan expresi. kita sudah menganut demokrasi liberal barat yg bermakna bahwa pres/wkl pres. tak lebih dari wujud rakyat. bukan raja. krn. itu, ketika keduanya/salah satunya diprotes krn. dianggap rakyat kurang memuaskan performance-nya, ya tidak perlu diributkan oleh aparat. bush yg konservatif waktu ditanya soal kritik atas dirinya dalam jumpa pers setelah rencana pengangkatan paul wolfowitz sebagai ketua world bank mengatakan bahwa kritik, apapun bentuknya, tidak membuat marah. krn. menerima kritik/protes adalah part of my job. sby, JK, dan aparat negara harus belajar dari bush. di inggris, saat tony blair dimaki2 oleh kelompok muslim/nonmuslim anti perang irak dg ramah mengatakan di depan mereka:beruntunglah anda, sir, anda tinggal di negara yg demokratis yg menghormati kebebasan berekspresi. sekali lagi, SBY, JK, dan aparat keamanan perlu belajar dari tony blair. sifat cepat tersinggung, sikap priayi aparat negara harus dihilangkan sebagai upaya transformasi sikap kultur feodal menuju demokrasi yg sebenarnya di segala bidang. salam, --- Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.suarapembaruan.com/News/2005/03/24/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Aparat Keamanan Kejar Pembakar Poster Presiden MAKASSAR - Aparat keamanan yang terdiri dari intel Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan (Sulsel), Kepolisian Kota Besar (Polwiltabes) Makassar, dan Kepolisian Resor Kota (Polresta) Makassar Timur mengejar puluhan mahasiswa yang terlibat pembakaran poster Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden M Jusuf Kalla. Mario Gagho Political Science, Agra University, India - A WINNER works harder than a loser and has more time. A LOSER is always too busy to do what is necessary. __ Do you Yahoo!? Yahoo! Small Business - Try our new resources site! http://smallbusiness.yahoo.com/resources/ Bacalah artikel tentang Islam di: http://www.nizami.org __ Do you Yahoo!? Yahoo! Small Business - Try our new resources site! http://smallbusiness.yahoo.com/resources/ Yahoo! Groups Sponsor ~-- Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Fwd: [Saksi] Teka-Teki dibalik kisruh BBM.
--- rifky pradana [EMAIL PROTECTED] wrote: From rifky pradana Thu Mar 24 20:04:02 2005 From: rifky pradana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Date: Fri, 25 Mar 2005 11:04:02 +0700 CC: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Subject: [Saksi] Teka-Teki dibalik kisruh BBM. Indonesia tampaknya benar-benar sedang menjadi sasaran empuk campur tangan Amerika. Ibarat adonan roti, melalui beberapa lembaga keuangan dan pendanaan internasional yang secara langsung dan tidak langsung berada di bawah kekuasaannya, Indonesia kini seperti sedang diremas-remas oleh Amerika untuk dibentuk menjadi donat atau roti keju. Simak misalnya keributan di seputar kenaikan harga BBM yang terjadi belakangan. Jika ditelusuri secara cermat, boleh dikatakan hampir pada semua aspek perumusan kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga BBM, sarat dengan campur tangan Amerika. Memang benar, bila ditelusuri ke belakang kenaikan harga BBM bukan hal baru bagi Indonesia. Tetapi bila disimak motivasinya, kenaikan harga BBM yang terjadi belakangan ini sangat berbeda motivasinya dari kenaikan harga BBM yang terjadi pada masa sebelumnya. Sehubungan dengan itu, para pejabat pemerintah boleh saja mengemukakan 1001 alasan mengenai penyebab ''terpaksa'' dinaikkannya harga BBM. Tetapi sesuai dengan UU Migas No 22/2001, kenaikan harga BBM yang terjadi belakangan mustahil dapat dipisahkan dari tengah berlangsungnya apa yang disebut sebagai liberalisasi industri migas di negeri ini. Artinya, berbeda dengan kenaikan harga BBM sebelum 2001, kenaikkan harga BBM yang terjadi belakang secara tegas digerakkan oleh motivasi untuk menghapuskan subsidi BBM dan menyesuaikan harga BBM dengan harga pasar internasional. Pertanyaannya, mengapa industri migas harus diliberalisasikan, dan mengapa pula harga BBM harus disesuaikan dengan harga pasar internasional ?. Jawabannya sangat sederhana. Sebagaimana dikemukakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro, tujuannya antara lain adalah untuk merangsang masuknya investasi asing ke sektor hilir industri migas di sini. Sebagaimana dikatakannya, 'Liberalisasi sektor hilir migas membuka kesempatan bagi pemain asing untuk berpartisipasi dalam bisnis eceran migasNamun, liberalisasi ini berdampak mendongkrak harga BBM yang disubsidi pemerintah. Sebab kalau harga BBM masih rendah karena disubsidi, pemain asing enggan masuk.'' (Kompas, 14 Mei 2003). Karena sejak semula diniatkan untuk mengundang masuknya investor asing, tidak aneh bila hampir semua aspek perumusan kebijakan pemerintah dalam melakukan liberalisasi industri migas dan menaikkan harga BBM, sarat dengan campur tangan asing, khususnya Amerika. Simak, misalnya, pernyataan USAID (United States Agency for International Development) berikut, ''USAID has been the primary bilateral donor working on energy sector reform.'' Khusus mengenai penyusunan UU Migas, USAID secara terbuka menyatakan, ''The ADB and USAID worked together on drafting a new oil and gas law in 2000.'' (http:www.usaid.gov/pubs/cbj2002/ane/id/497-009.html). Berdasarkan kutipan tersebut, dapat disaksikan betapa telah sangat jauhnya pihak asing, khususnya Amerika, terlibat dalam penyusunan kebijakan industri migas di Indonesia. Selain itu, disadari atau tidak, dapat disaksikan pula betapa telah sangat berkembangnya tradisi untuk menyerahkan penyusunan rancangan undang-undang (RUU) kepada pihak asing. Sebagaimana diketahui, keterlibatan asing dalam penyusunan RUU tidak hanya dialami oleh UU Migas. Tetapi dialami pula oleh UU Kelistrikan, UU Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan beberapa produk perundang-undangan lainnya. RUU Kelistrikan disusunkan oleh Bank Dunia, sedangkan RUU BUMN disusunkan oleh Price Waterhouse Coopers. Selanjutnya, khusus mengenai kenaikan harga BBM, simaklah pernyataan USAID mengenai keterlibatan Bank Dunia berikut, ''Complementing USAID efforts, the World Bank has conducted comprehensive studies of the oil and gas sector, pricing policy, and provided assistance to the State electric company on financial and corporate restructuring.'' Dengan latar belakang seperti itu, mudah dimengerti bila dalam iklan layanan masyarakat yang diterbitkan pemerintah dalam rangka sosialisasi penghapusan subsidi BBM, ditemukan sebuah grafik yang berjudul ''Kelompok terkaya menikmati subsidi BBM terbesar,'' yang datanya bersumber dari hasil studi Bank Dunia. Bagaimana halnya dengan kajian dampak ekonomi kenaikan harga BBM ?. Sebagaimana terungkap dalam sebuah laporan yang berjudul ''Kajian Dampak Ekonomi Kenaikan Harga BBM,'' yang diterbitkan oleh Pusat Studi Energi, Departemen ESDM pada Desember 2001, kajian tersebut ternyata dibiayai oleh AUSAID (Australia Agency for International Development), melalui International Trade Strategies (ITS) Pte. Ltd., Australia. Sesuai dengan informasi
Laksamana di PDIP Pembaruan - Re: [ppiindia] Masa Depan PDI-P---PDI-P Maunya seperti Apa?
Melihat nama Laksamana Sukardi yang banyak menjual perusahaan negara di jajaran PDIP Pembaruan, saya lihat tak ada yang istimewa dari PDIP Pembaruan. Bisa jadi, ini manuver SBY-JK untuk menguasai PDIP sebagaimana Golkar sudah ditake-over oleh JK. --- Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/3/28/p5.htm Masa Depan PDI-P--- PDI-P Maunya seperti Apa? Oleh I Ketut Putra Erawan, Ph.D Masa depan partai politik di Indonesia oleh banyak pihak dianggap kurang menjanjikan. Partai dikritik hanya aktif berfungsi dalam aktivitas merebut, mempertahankan, dan membagi kekuasaan. Dinamikanya kentara pada saat pemilu, kongres, munas, pembagian jatah kabinet, dan yang pasti pilkada langsung nanti. Partai dikritik tidak banyak berperan dalam menjalankan fungsi utama sebuah kekuatan politik yaitu mempersiapkan pejabat publik (bukan hanya merekrut saja), memberi arah bagi jalannya pemerintahan dan menjadi suluh bagi masyarakat (ketika muncul isu-isu yang kontroversial). Fungsi ini bahkan telah banyak diambil alih oleh kelompok sosial kemasyarakatan yang ada, baik itu lembaga swadaya, media massa, kampus, dan lain-lainnya. Partai jarang menawarkan solusi tetapi mempertontonkan intrik, manipulasi dan perpecahan. Partai menjadi kekuatan nyata yang kurang relevan bagi pendukung, masyarakat maupun proses demokratisasi. Partai sepertinya ada, namun tiada. Bagaimana dengan PDI-P yang berkongres di Bali mulai Senin ini sampai Sabtu depan? INI ironis mengingat betapa banyaknya harapan yang dibebankan pada partai pascakejatuhan rezim orde baru. Apakah dengan demikian eksistensi partai sudah obsolete atau kedaluwarsa? Ia bukan lagi solusi tetapi problema bagi proses demokrasi? Tulisan ini berpendapat tidak sepesimis itu. Seberapa pun situasi partai saat ini, partai tetap merupakan aset utama politik. Partai adalah darah bagi hidupnya proses politik, pemerintahan dan demokrasi. Dengan demikian, salah satu tantangan terbesar bagi proses politik dekade ini, menurut saya, adalah membantu partai-partai politik yang ada menemukan jati dirinya dan kemudian tumbuh dewasa. Tantangan itu termasuk membantu partai mendemokratisasikan dirinya dan selanjutnya mendinamisasi sistem. Dalam bahasa jargonnya, menjadikannya partai modern. Tulisan ini adalah upaya awal ke arah tersebut. Fokus pembahasan kali ini adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Tulisan ini akan membahas tiga pilihan masa depan bagi PDI-P. Masing-masing pilihan mensyaratkan penajaman arah reformasi dalam tubuh PDI-P. Di samping itu, masing-masing pilihan mengandung konsekuensi bagi partai ini selanjutnya. Kondisi Kini Tulisan ini hendak membahas persoalan eksistensial partai, mau menjadi partai seperti apakah PDI-P sepuluh tahun lagi? Alasan memilih sepuluh tahun adalah pertimbangan strategis bahwa partai perlu cukup waktu untuk menata masa depannya. Kalau kita mengacu pada argumen Katz and Mair (1992), bahwa ada tiga wajah partai: partai pada akar rumput, partai pada level pemerintahan, dan partai pada tingkat pusat. Katakanlah fokus penataan pada masing-masing level memerlukan waktu dua tahun, maka untuk semua level dibutuhkan enam tahun. Sedangkan untuk pengorganisasian dan penataan hubungan antartiga level itu dibutuhkan paling sedikit dua tahun. Kalau partai harus mengkonsentrasikan diri setahun untuk menghadapi pemilu lima tahunan, maka partai membutuhkan waktu dua tahun selama satu dekade. Jadi total waktu yang dibutuhkan untuk menata tiga level partai, hubungan antarlevel, serta mempersiapkan pemilu adalah sepuluh tahun. Pembahasan terhadap tema-tema di atas untuk PDI-P yang tengah menyelenggarakan kongresnya di Bali mulai 28 Maret hingga 2 April adalah relevan untuk beberapa alasan. Pertama, partai ini adalah salah satu partai terbesar di Indonesia yang ikut menentukan konstelasi politik nasional dan daerah, sehingga konsekuensi dinamikanya akan berpengaruh terhadap proses politik dan pemerintahan secara umum. Kedua, adanya dinamika baru dalam kongres kali ini yang mengisyarakatkan perlunya demokratisasi internal partai. Persoalannya adalah belum tercapainya kesepakatan tentang siapa formaturnya (Megawati, Guruh, dan lain-lainnya), bentuk formaturnya (tunggal atau jamak), dan aturan main prerogatif atau tidak ada prerogatif (prosedur pengambilan kebijakan). Tetapi dalam banyak pertemuan, kalangan partai sendiri masih menyadari perlunya perubahan-perubahan dalam tubuh partai. Kekalahan dalam pemilu legislatif dan presiden 2004, misalnya, adalah pemicu kesadaran baru itu. Ketiga, persoalan-persoalan yang dihadapi oleh PDI-P juga dihadapi oleh partai-partai lainnya. Upaya PDI-P, misalnya dalam mengurangi personalitas/figur, money politics, premanisme, intimidasi, dan lainnya akan mudah dicontoh oleh partai-partai lainnya. Momentum kongres adalah wahana untuk menentukan kepemimpinan terpilih yang
[ppiindia] Selamat Jalan Marlene Garcia Esperat ....
Kolomnis suratkabar mingguan di Filipina Marlene Garcia Esperat telah ditembak mati, dan dia merupakan korban jiwa kedua di negara itu tahun ini. Marlene sedang berada di rumahnya di kota Tacurong, Filipina selatan, Kamis malam ketika seorang bersenjata mengucapkan selamat malam kepadanya dan di muka anak-anaknya menembak dia pada kepala yang mengakibatkan tewasnya. Penembak itu melarikan diri. Suami korban George - mengatakan kepada stasiun radio bahwa istrinya mempunyai banyak musuh karena berita yang diungkapkannya. Selain Marlene, pada 28 Februari baru lalu, kawanan bersenjata juga membunuh kolomnis lainnya Arnulfo Villanueva. Dan selama 2004 telah 13 wartawan yang tewas dibunuh di Filipina. Federasi Wartawan Internasional menyatakan, Filipina sebagai tempat maut alias negara paling rawan kedua di dunia sesudah Irak. Yahoo! Groups Sponsor ~-- Give underprivileged students the materials they need to learn. Bring education to life by funding a specific classroom project. http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka
Mereka otoriter tapi tidak mempunyai moral dan mental yang bagus. Alias Islam KTP. Itu saja. Kalo saya merujuk kepada Umar Bin Khatab, itu karena kalau saya merujuk kepada Kanjeng Nabi SAW...orang akan bilang...waah terang aja dia rasulullah...yang gak mungkin bisa ditiru secara keseluruhannya. Memang gak ada sekarang ini orang yang bermental seperti Umar Bin Khattab ra tsb..yang kepada kejahatan...amat tegas hukumnya dan kepada dhua'fa amat tegas kasihnya...Gak mencampurkan urusan pribadi dan negara. Itulah kenapa negara2 Islam itu kebanyakan dodol duwel. Mana ada pemimpin negara yang mo pake baju sederhana. Mana ada pemimpin negara yang mau jadi dhuafa'. Kalopun ada, dibilang munafik...he..he...Mana ada pemimpin negara yang dalam keadaan sekaratnya masih inget malu karena disaku bajunya masih ada duit... Kalau aja Soeharto adalah seorang yang memahami iman dan islam yang kuat, tentu dia tak akan mengumpulkan harta untuk anak cucu dan kroninya, meskipun lingkungannya menghendaki demikian. Bagi orang yang mau belajar dari sejarah, tentu akan faham kalau kedigjayaan Islam dahulu adalah karena pribadi sang pemimpin kanjeng Nabi SAW dan para khulafaurrasyidin, kesadaran insani (iman dan islam), serta 'engeh' thdp realitas sosial...Masa lalu adalah pelajaran, masa depan adalah cita-cita. Gak masalah tatanan bangsa mau kayak apa di Arab, di Barat, di Indonesia, di Cina toh Islam banyak mempunyai pilihan hukum (kan banyak mazhab, ada ilmu fiqih...ada syariah...). Tatanan kayak apapun bentuknya, kalau pemimpinya aware terhadap hukum dan kemiskinan (seperti yg dimiliki Umar bin Khattab ra)...kan asik tenan...Indonesia sekarang ini dah kayak arab jaman jahiliyah...??? Diperlukan seorang pemimpin yang bisa membawa umat sekian banyak ini ke tujuan yang sama...Namun yaitu..kalu cuma lima tahun...gak cukup kayaknya utk Indonesiaku ini. wassalam, --- In ppiindia@yahoogroups.com, Arriko Indrawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Amin... mudah2an saya memiliki mentalitas or moralitas yang tinggi. Saya yakin anggota millist ini juga demikian... buktinya semua pada jago mengkritisi :o)) Mbak Lina masih ingat jaman Suharto, Pemerintahan yg otoriter?? Bagaimana dg Burma, junta militer?? Afganistan jaman Taliban?? Sudan?? Ada positifnya, tapi banyak negatifnya Itulah resiko kalo negara dipimpin oleh pemimpin otoriter... Apalagi kalo mentalitasnya buruk... punya kuasa, dg atas nama agama pula... Menurut saya itu sangat berbahaya Umar Bin Khattab ra itu masa lalu, mbak Wake up...!!! Saat ini, jaman sudah berubah... Tatanan bangsa Indonesia juga berbeda dg bangsa Arab dijaman Umar Bin Kattab... Menurut mbak Lina, siapa di antara bangsa ini yg sekaliber spt Umar Bin Khattab?? Menurut saya tdk ada!! Kalo cuma mirip mukanya...atau jenggotnya mungkin ada... :o) Sistem di barat bisa berjalan karena mentalitas dan moralitas dlm mengemban tugas, setidaknya, lebih baik dari bangsa ini, untuk masa lalu dan saat ini.. Beberapa di antara aparat pemerintah mereka mungkin masa bodoh dg agama...bahkan atheis... Tapi, mereka bertindak dan berbuat mendekati yg diajarkan di dlm agama Makanya, mereka bisa membawa kemajuan bagi bangsanya... Mereka juga mengalami jatuh dan bangun untuk dapat mencapai hasil saat ini.. Pengamalan nilai-nilai moral dan mental yg baik... itu yg lebih penting daripada hanya sekedar tegaknya negara Agama Saya yakin bangsa ini bisa juga spt negara-negara maju, bila : 1. kita mempunyai visi bersama untuk kemajuan bangsa... 2. mempunyai tekad yg kuat untuk mencapainya... 3. Mengutamakan kepentingan seluruh anak bangsa dalam berpikir 4. mengedepankan kejujuran dan itikad baik dalam mengambil keputusan dan bertindak 5. Bekerja dg keras untuk mencapainya... 6. Tegakkan hukum Contoh negara yg sdh melakukannya : Korea Selatan. Bisakah aparat kita melakukannya??? Saya yakin, siapapun pemimpinnya, apapun sistemnya Kita bisa bergerak maju bersama Kita bisa lebih baik dari Korea Selatan... Bila kita semua mau jujur membenahi diri Jadi, nggak usah repot-repot mengganti dasar negara... tambahkan aja yg kurang Indonesia Raya Majulah, Majulah... Hiduplah Indonesia Raya... Arriko I ps : Selamat berlibur panjang buat semuanya Selamat Paskah untuk anggota millist yg beragama Kristen... === Date: Thu, 24 Mar 2005 03:10:12 - From: Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] Subject: Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka Dalam pengamatanku, bangsa ini memang mesti di pimpin oleh seorang yang otoriter, tapi perlu pemimpin otoriter yang (katanya dik Arriko) punya mentalitas or moralitas yang tinggi. Jadi bayangan saya adalah seperti pemimpin Umar Bin Khattab ra. Bangsa ini gak bisa dirubah dalam waktu 5tahunmesti 40 tahun juga mungkin. Nah kalo butuh 40tahun berubah, tapi orangnya gonta- ganti mulu dan sistem gonta
[ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka
pengennya sih yg baik-baik saja gak neko neko, gak sikut sikutan gak ada mazhab mazhab-an...satu lagi, kalo dibilang indonesia sekarang dah kayak jaman jahiliyah, kayaknya iya juga sih...gak usah disebutin deh contohnya kan disini banyak senior yg pinter-pinter jadi dah pada tau gitu lho hehehe... salam --- In ppiindia@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Gak masalah tatanan bangsa mau kayak apa di Arab, di Barat, di Indonesia, di Cina toh Islam banyak mempunyai pilihan hukum (kan banyak mazhab, ada ilmu fiqih...ada syariah...). Tatanan kayak apapun bentuknya, kalau pemimpinya aware terhadap hukum dan kemiskinan (seperti yg dimiliki Umar bin Khattab ra)...kan asik tenan...Indonesia sekarang ini dah kayak arab jaman jahiliyah...??? Diperlukan seorang pemimpin yang bisa membawa umat sekian banyak ini ke tujuan yang sama...Namun yaitu..kalu cuma lima tahun...gak cukup kayaknya utk Indonesiaku ini. wassalam, --- In ppiindia@yahoogroups.com, Arriko Indrawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Amin... mudah2an saya memiliki mentalitas or moralitas yang tinggi. Saya yakin anggota millist ini juga demikian... buktinya semua pada jago mengkritisi :o)) Mbak Lina masih ingat jaman Suharto, Pemerintahan yg otoriter?? Bagaimana dg Burma, junta militer?? Afganistan jaman Taliban?? Sudan?? Ada positifnya, tapi banyak negatifnya Itulah resiko kalo negara dipimpin oleh pemimpin otoriter... Apalagi kalo mentalitasnya buruk... punya kuasa, dg atas nama agama pula... Menurut saya itu sangat berbahaya Umar Bin Khattab ra itu masa lalu, mbak Wake up...!!! Saat ini, jaman sudah berubah... Tatanan bangsa Indonesia juga berbeda dg bangsa Arab dijaman Umar Bin Kattab... Menurut mbak Lina, siapa di antara bangsa ini yg sekaliber spt Umar Bin Khattab?? Menurut saya tdk ada!! Kalo cuma mirip mukanya...atau jenggotnya mungkin ada... :o) Sistem di barat bisa berjalan karena mentalitas dan moralitas dlm mengemban tugas, setidaknya, lebih baik dari bangsa ini, untuk masa lalu dan saat ini.. Beberapa di antara aparat pemerintah mereka mungkin masa bodoh dg agama...bahkan atheis... Tapi, mereka bertindak dan berbuat mendekati yg diajarkan di dlm agama Makanya, mereka bisa membawa kemajuan bagi bangsanya... Mereka juga mengalami jatuh dan bangun untuk dapat mencapai hasil saat ini.. Pengamalan nilai-nilai moral dan mental yg baik... itu yg lebih penting daripada hanya sekedar tegaknya negara Agama Saya yakin bangsa ini bisa juga spt negara-negara maju, bila : 1. kita mempunyai visi bersama untuk kemajuan bangsa... 2. mempunyai tekad yg kuat untuk mencapainya... 3. Mengutamakan kepentingan seluruh anak bangsa dalam berpikir 4. mengedepankan kejujuran dan itikad baik dalam mengambil keputusan dan bertindak 5. Bekerja dg keras untuk mencapainya... 6. Tegakkan hukum Contoh negara yg sdh melakukannya : Korea Selatan. Bisakah aparat kita melakukannya??? Saya yakin, siapapun pemimpinnya, apapun sistemnya Kita bisa bergerak maju bersama Kita bisa lebih baik dari Korea Selatan... Bila kita semua mau jujur membenahi diri Jadi, nggak usah repot-repot mengganti dasar negara... tambahkan aja yg kurang Indonesia Raya Majulah, Majulah... Hiduplah Indonesia Raya... Arriko I ps : Selamat berlibur panjang buat semuanya Selamat Paskah untuk anggota millist yg beragama Kristen... === Date: Thu, 24 Mar 2005 03:10:12 - From: Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] Subject: Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka Dalam pengamatanku, bangsa ini memang mesti di pimpin oleh seorang yang otoriter, tapi perlu pemimpin otoriter yang (katanya dik Arriko) punya mentalitas or moralitas yang tinggi. Jadi bayangan saya adalah seperti pemimpin Umar Bin Khattab ra. Bangsa ini gak bisa dirubah dalam waktu 5tahunmesti 40 tahun juga mungkin. Nah kalo butuh 40tahun berubah, tapi orangnya gonta- ganti mulu dan sistem gonta ganti juga, piye toh? Sosio kultur bangsa ini memang butuh khilafah islamiyah. Sayangnya musuh Islam itu takut bener ama istilah begini, maka dibuatlah image2 Islam radikal...Islam Liberal...etc...orang dibuat alergi sama kata Islam. Kalo barat memang gak butuh pemimpin model gini, ya silakan krn memang sosio kulturnya memungkinkan. Tapi, jangan kemudian mereka meaksakan kenegara orang yang sosio kulturnya beda! Eksperimen yang sampeyan sebutkan itupun secara tersirat telah BERHASIL memberikan suatu pelajaran, bahwa...waktu memerintah yang panjang sangat dibutuhkan untuk merubah suatu paradigma dalam negara... Sekali lagi sistem apapun (mau demokrasi, mau 5tahun sekali ganti, mau seumur hidup etc..etc...sekalipun komunisme) asal pemimpinnya mempunya moral dan mentalitas
Re: [ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka
leader who re not easily fall in love with money, lead by wisdom of heart, have great passion to sacrifies his life for the sake of his own ppl.., a good leader will create a follower but a great leader will create leaders... History noted that there re many good leader but only few of them re great.. i think great leader should know the meaning of love to his ppl, to act upon his love n compassion for his ppl, to sacrifies his own interests or his well-being for the sake of his ppl. Ida Z.A [EMAIL PROTECTED]To: ppiindia@yahoogroups.com .comcc: Subject: [ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, 03/28/2005 10:27 Saya Rela Masuk Neraka AM Please respond to ppiindia pengennya sih yg baik-baik saja gak neko neko, gak sikut sikutan gak ada mazhab mazhab-an...satu lagi, kalo dibilang indonesia sekarang dah kayak jaman jahiliyah, kayaknya iya juga sih...gak usah disebutin deh contohnya kan disini banyak senior yg pinter-pinter jadi dah pada tau gitu lho hehehe... salam --- In ppiindia@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Gak masalah tatanan bangsa mau kayak apa di Arab, di Barat, di Indonesia, di Cina toh Islam banyak mempunyai pilihan hukum (kan banyak mazhab, ada ilmu fiqih...ada syariah...). Tatanan kayak apapun bentuknya, kalau pemimpinya aware terhadap hukum dan kemiskinan (seperti yg dimiliki Umar bin Khattab ra)...kan asik tenan...Indonesia sekarang ini dah kayak arab jaman jahiliyah...??? Diperlukan seorang pemimpin yang bisa membawa umat sekian banyak ini ke tujuan yang sama...Namun yaitu..kalu cuma lima tahun...gak cukup kayaknya utk Indonesiaku ini. wassalam, --- In ppiindia@yahoogroups.com, Arriko Indrawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Amin... mudah2an saya memiliki mentalitas or moralitas yang tinggi. Saya yakin anggota millist ini juga demikian... buktinya semua pada jago mengkritisi :o)) Mbak Lina masih ingat jaman Suharto, Pemerintahan yg otoriter?? Bagaimana dg Burma, junta militer?? Afganistan jaman Taliban?? Sudan?? Ada positifnya, tapi banyak negatifnya Itulah resiko kalo negara dipimpin oleh pemimpin otoriter... Apalagi kalo mentalitasnya buruk... punya kuasa, dg atas nama agama pula... Menurut saya itu sangat berbahaya Umar Bin Khattab ra itu masa lalu, mbak Wake up...!!! Saat ini, jaman sudah berubah... Tatanan bangsa Indonesia juga berbeda dg bangsa Arab dijaman Umar Bin Kattab... Menurut mbak Lina, siapa di antara bangsa ini yg sekaliber spt Umar Bin Khattab?? Menurut saya tdk ada!! Kalo cuma mirip mukanya...atau jenggotnya mungkin ada... :o) Sistem di barat bisa berjalan karena mentalitas dan moralitas dlm mengemban tugas, setidaknya, lebih baik dari bangsa ini, untuk masa lalu dan saat ini.. Beberapa di antara aparat pemerintah mereka mungkin masa bodoh dg agama...bahkan atheis... Tapi, mereka bertindak dan berbuat mendekati yg diajarkan di dlm agama Makanya, mereka bisa membawa kemajuan bagi bangsanya... Mereka juga mengalami jatuh dan bangun untuk dapat mencapai hasil saat ini.. Pengamalan nilai-nilai moral dan mental yg baik... itu yg lebih penting daripada hanya sekedar tegaknya negara Agama Saya yakin bangsa ini bisa juga spt negara-negara maju, bila : 1. kita mempunyai visi bersama untuk kemajuan bangsa... 2. mempunyai tekad yg kuat untuk mencapainya... 3. Mengutamakan kepentingan seluruh anak bangsa dalam berpikir 4. mengedepankan kejujuran dan itikad baik dalam mengambil keputusan dan bertindak 5. Bekerja dg keras untuk mencapainya... 6. Tegakkan hukum Contoh negara yg sdh melakukannya : Korea Selatan. Bisakah aparat kita melakukannya??? Saya yakin, siapapun pemimpinnya, apapun sistemnya Kita bisa bergerak maju bersama Kita bisa lebih baik dari Korea Selatan... Bila kita semua mau jujur membenahi diri Jadi, nggak usah repot-repot mengganti dasar negara...
[ppiindia] solidaritas untuk warga bojong
__ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [SPAM] - Re: [ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka - Bayesian Filter detected spam
Carla u can find it in a comic... ptP -Original Message- From: Carla Annamarie [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 28, 2005 10:45 AM To: ppiindia@yahoogroups.com Subject: [SPAM] - Re: [ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka - Bayesian Filter detected spam leader who re not easily fall in love with money, lead by wisdom of heart, have great passion to sacrifies his life for the sake of his own ppl.., a good leader will create a follower but a great leader will create leaders... History noted that there re many good leader but only few of them re great.. i think great leader should know the meaning of love to his ppl, to act upon his love n compassion for his ppl, to sacrifies his own interests or his well-being for the sake of his ppl. Ida Z.A [EMAIL PROTECTED]To: ppiindia@yahoogroups.com .comcc: Subject: [ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, 03/28/2005 10:27 Saya Rela Masuk Neraka AM Please respond to ppiindia pengennya sih yg baik-baik saja gak neko neko, gak sikut sikutan gak ada mazhab mazhab-an...satu lagi, kalo dibilang indonesia sekarang dah kayak jaman jahiliyah, kayaknya iya juga sih...gak usah disebutin deh contohnya kan disini banyak senior yg pinter-pinter jadi dah pada tau gitu lho hehehe... salam --- In ppiindia@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Gak masalah tatanan bangsa mau kayak apa di Arab, di Barat, di Indonesia, di Cina toh Islam banyak mempunyai pilihan hukum (kan banyak mazhab, ada ilmu fiqih...ada syariah...). Tatanan kayak apapun bentuknya, kalau pemimpinya aware terhadap hukum dan kemiskinan (seperti yg dimiliki Umar bin Khattab ra)...kan asik tenan...Indonesia sekarang ini dah kayak arab jaman jahiliyah...??? Diperlukan seorang pemimpin yang bisa membawa umat sekian banyak ini ke tujuan yang sama...Namun yaitu..kalu cuma lima tahun...gak cukup kayaknya utk Indonesiaku ini. wassalam, --- In ppiindia@yahoogroups.com, Arriko Indrawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Amin... mudah2an saya memiliki mentalitas or moralitas yang tinggi. Saya yakin anggota millist ini juga demikian... buktinya semua pada jago mengkritisi :o)) Mbak Lina masih ingat jaman Suharto, Pemerintahan yg otoriter?? Bagaimana dg Burma, junta militer?? Afganistan jaman Taliban?? Sudan?? Ada positifnya, tapi banyak negatifnya Itulah resiko kalo negara dipimpin oleh pemimpin otoriter... Apalagi kalo mentalitasnya buruk... punya kuasa, dg atas nama agama pula... Menurut saya itu sangat berbahaya Umar Bin Khattab ra itu masa lalu, mbak Wake up...!!! Saat ini, jaman sudah berubah... Tatanan bangsa Indonesia juga berbeda dg bangsa Arab dijaman Umar Bin Kattab... Menurut mbak Lina, siapa di antara bangsa ini yg sekaliber spt Umar Bin Khattab?? Menurut saya tdk ada!! Kalo cuma mirip mukanya...atau jenggotnya mungkin ada... :o) Sistem di barat bisa berjalan karena mentalitas dan moralitas dlm mengemban tugas, setidaknya, lebih baik dari bangsa ini, untuk masa lalu dan saat ini.. Beberapa di antara aparat pemerintah mereka mungkin masa bodoh dg agama...bahkan atheis... Tapi, mereka bertindak dan berbuat mendekati yg diajarkan di dlm agama Makanya, mereka bisa membawa kemajuan bagi bangsanya... Mereka juga mengalami jatuh dan bangun untuk dapat mencapai hasil saat ini.. Pengamalan nilai-nilai moral dan mental yg baik... itu yg lebih penting daripada hanya sekedar tegaknya negara Agama Saya yakin bangsa ini bisa juga spt negara-negara maju, bila : 1. kita mempunyai visi bersama untuk kemajuan bangsa... 2. mempunyai tekad yg kuat untuk mencapainya... 3. Mengutamakan kepentingan seluruh anak bangsa dalam berpikir 4. mengedepankan kejujuran dan itikad baik dalam mengambil keputusan dan bertindak 5. Bekerja dg keras untuk mencapainya... 6. Tegakkan hukum Contoh negara yg sdh melakukannya : Korea Selatan. Bisakah aparat kita melakukannya??? Saya yakin, siapapun pemimpinnya, apapun sistemnya Kita bisa bergerak maju bersama Kita bisa lebih baik dari Korea Selatan... Bila kita semua mau jujur membenahi diri Jadi, nggak usah repot-repot mengganti dasar negara... tambahkan aja yg kurang Indonesia Raya Majulah, Majulah... Hiduplah Indonesia Raya... Arriko I ps : Selamat berlibur panjang buat semuanya Selamat Paskah untuk anggota millist yg beragama Kristen... === Date: Thu, 24 Mar 2005 03:10:12 - From: Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] Subject: Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka
[ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka
Nah kalo bangsa ini jahiliyah harus dipilih cara bagaimana pemerintahan yang dibutuhkan untuk sebuah bangsa yang jahiliyah. Gak bisa meniru caranya orang yang udah maju... kita itu cuma bisa meniru bangsa yang udah maju...gak ngaca bhw kita bukan bangsa yang maju. wassalam, --- In ppiindia@yahoogroups.com, Ida Z.A [EMAIL PROTECTED] wrote: pengennya sih yg baik-baik saja gak neko neko, gak sikut sikutan gak ada mazhab mazhab-an...satu lagi, kalo dibilang indonesia sekarang dah kayak jaman jahiliyah, kayaknya iya juga sih...gak usah disebutin deh contohnya kan disini banyak senior yg pinter-pinter jadi dah pada tau gitu lho hehehe... salam --- In ppiindia@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Gak masalah tatanan bangsa mau kayak apa di Arab, di Barat, di Indonesia, di Cina toh Islam banyak mempunyai pilihan hukum (kan banyak mazhab, ada ilmu fiqih...ada syariah...). Tatanan kayak apapun bentuknya, kalau pemimpinya aware terhadap hukum dan kemiskinan (seperti yg dimiliki Umar bin Khattab ra)...kan asik tenan...Indonesia sekarang ini dah kayak arab jaman jahiliyah...??? Diperlukan seorang pemimpin yang bisa membawa umat sekian banyak ini ke tujuan yang sama...Namun yaitu..kalu cuma lima tahun...gak cukup kayaknya utk Indonesiaku ini. wassalam, --- In ppiindia@yahoogroups.com, Arriko Indrawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Amin... mudah2an saya memiliki mentalitas or moralitas yang tinggi. Saya yakin anggota millist ini juga demikian... buktinya semua pada jago mengkritisi :o)) Mbak Lina masih ingat jaman Suharto, Pemerintahan yg otoriter?? Bagaimana dg Burma, junta militer?? Afganistan jaman Taliban?? Sudan?? Ada positifnya, tapi banyak negatifnya Itulah resiko kalo negara dipimpin oleh pemimpin otoriter... Apalagi kalo mentalitasnya buruk... punya kuasa, dg atas nama agama pula... Menurut saya itu sangat berbahaya Umar Bin Khattab ra itu masa lalu, mbak Wake up...!!! Saat ini, jaman sudah berubah... Tatanan bangsa Indonesia juga berbeda dg bangsa Arab dijaman Umar Bin Kattab... Menurut mbak Lina, siapa di antara bangsa ini yg sekaliber spt Umar Bin Khattab?? Menurut saya tdk ada!! Kalo cuma mirip mukanya...atau jenggotnya mungkin ada... :o) Sistem di barat bisa berjalan karena mentalitas dan moralitas dlm mengemban tugas, setidaknya, lebih baik dari bangsa ini, untuk masa lalu dan saat ini.. Beberapa di antara aparat pemerintah mereka mungkin masa bodoh dg agama...bahkan atheis... Tapi, mereka bertindak dan berbuat mendekati yg diajarkan di dlm agama Makanya, mereka bisa membawa kemajuan bagi bangsanya... Mereka juga mengalami jatuh dan bangun untuk dapat mencapai hasil saat ini.. Pengamalan nilai-nilai moral dan mental yg baik... itu yg lebih penting daripada hanya sekedar tegaknya negara Agama Saya yakin bangsa ini bisa juga spt negara-negara maju, bila : 1. kita mempunyai visi bersama untuk kemajuan bangsa... 2. mempunyai tekad yg kuat untuk mencapainya... 3. Mengutamakan kepentingan seluruh anak bangsa dalam berpikir 4. mengedepankan kejujuran dan itikad baik dalam mengambil keputusan dan bertindak 5. Bekerja dg keras untuk mencapainya... 6. Tegakkan hukum Contoh negara yg sdh melakukannya : Korea Selatan. Bisakah aparat kita melakukannya??? Saya yakin, siapapun pemimpinnya, apapun sistemnya Kita bisa bergerak maju bersama Kita bisa lebih baik dari Korea Selatan... Bila kita semua mau jujur membenahi diri Jadi, nggak usah repot-repot mengganti dasar negara... tambahkan aja yg kurang Indonesia Raya Majulah, Majulah... Hiduplah Indonesia Raya... Arriko I ps : Selamat berlibur panjang buat semuanya Selamat Paskah untuk anggota millist yg beragama Kristen... === Date: Thu, 24 Mar 2005 03:10:12 - From: Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] Subject: Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka Dalam pengamatanku, bangsa ini memang mesti di pimpin oleh seorang yang otoriter, tapi perlu pemimpin otoriter yang (katanya dik Arriko) punya mentalitas or moralitas yang tinggi. Jadi bayangan saya adalah seperti pemimpin Umar Bin Khattab ra. Bangsa ini gak bisa dirubah dalam waktu 5tahunmesti 40 tahun juga mungkin. Nah kalo butuh 40tahun berubah, tapi orangnya gonta- ganti mulu dan sistem gonta ganti juga, piye toh? Sosio kultur bangsa ini memang butuh khilafah islamiyah. Sayangnya musuh Islam itu takut bener ama istilah begini, maka dibuatlah image2 Islam radikal...Islam Liberal...etc...orang dibuat alergi sama kata Islam. Kalo barat memang gak butuh pemimpin model gini, ya silakan krn memang sosio
[ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka
Who is he? give us one example... Kalo ku pikir pemimpin itu harus yang ngerti apa artinya adil. Adil menempatkan cinta, adil menempatkan ketegasan, adil menempatkan kasih sayang, Adil menempatkan penjahat, adil menempatkan penjahit...alias proporsional. Begitu lah adil menurut syariah Islam: menempatkan sesuatu di tempatnya (proporsional). Kalau yang mbak Carla sebutkan ini cocok untuk pemimpin rohani saja. wassalam, --- In ppiindia@yahoogroups.com, Carla Annamarie [EMAIL PROTECTED] wrote: leader who re not easily fall in love with money, lead by wisdom of heart, have great passion to sacrifies his life for the sake of his own ppl.., a good leader will create a follower but a great leader will create leaders... History noted that there re many good leader but only few of them re great.. i think great leader should know the meaning of love to his ppl, to act upon his love n compassion for his ppl, to sacrifies his own interests or his well-being for the sake of his ppl. Ida Z.A [EMAIL PROTECTED]To: ppiindia@yahoogroups.com .com cc: Subject: [ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, 03/28/2005 10:27 Saya Rela Masuk Neraka AM Please respond to ppiindia pengennya sih yg baik-baik saja gak neko neko, gak sikut sikutan gak ada mazhab mazhab-an...satu lagi, kalo dibilang indonesia sekarang dah kayak jaman jahiliyah, kayaknya iya juga sih...gak usah disebutin deh contohnya kan disini banyak senior yg pinter-pinter jadi dah pada tau gitu lho hehehe... salam --- In ppiindia@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Gak masalah tatanan bangsa mau kayak apa di Arab, di Barat, di Indonesia, di Cina toh Islam banyak mempunyai pilihan hukum (kan banyak mazhab, ada ilmu fiqih...ada syariah...). Tatanan kayak apapun bentuknya, kalau pemimpinya aware terhadap hukum dan kemiskinan (seperti yg dimiliki Umar bin Khattab ra)...kan asik tenan...Indonesia sekarang ini dah kayak arab jaman jahiliyah...??? Diperlukan seorang pemimpin yang bisa membawa umat sekian banyak ini ke tujuan yang sama...Namun yaitu..kalu cuma lima tahun...gak cukup kayaknya utk Indonesiaku ini. wassalam, --- In ppiindia@yahoogroups.com, Arriko Indrawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Amin... mudah2an saya memiliki mentalitas or moralitas yang tinggi. Saya yakin anggota millist ini juga demikian... buktinya semua pada jago mengkritisi :o)) Mbak Lina masih ingat jaman Suharto, Pemerintahan yg otoriter?? Bagaimana dg Burma, junta militer?? Afganistan jaman Taliban?? Sudan?? Ada positifnya, tapi banyak negatifnya Itulah resiko kalo negara dipimpin oleh pemimpin otoriter... Apalagi kalo mentalitasnya buruk... punya kuasa, dg atas nama agama pula... Menurut saya itu sangat berbahaya Umar Bin Khattab ra itu masa lalu, mbak Wake up...!!! Saat ini, jaman sudah berubah... Tatanan bangsa Indonesia juga berbeda dg bangsa Arab dijaman Umar Bin Kattab... Menurut mbak Lina, siapa di antara bangsa ini yg sekaliber spt Umar Bin Khattab?? Menurut saya tdk ada!! Kalo cuma mirip mukanya...atau jenggotnya mungkin ada... :o) Sistem di barat bisa berjalan karena mentalitas dan moralitas dlm mengemban tugas, setidaknya, lebih baik dari bangsa ini, untuk masa lalu dan saat ini.. Beberapa di antara aparat pemerintah mereka mungkin masa bodoh dg agama...bahkan atheis... Tapi, mereka bertindak dan berbuat mendekati yg diajarkan di dlm agama Makanya, mereka bisa membawa kemajuan bagi bangsanya... Mereka juga mengalami jatuh dan bangun untuk dapat mencapai hasil saat ini.. Pengamalan nilai-nilai moral dan mental yg baik... itu yg lebih penting daripada hanya sekedar tegaknya negara Agama Saya yakin bangsa ini bisa juga spt negara-negara maju, bila : 1. kita mempunyai visi bersama untuk kemajuan
RE: [SPAM] - Re: [ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka - Bayesian Filter detected spam
in that case..we re really doomed..:)).. surrendered and controlled by the our mind-system, we rejects every thing that's good, just, n every hope for better thing.., we think that moral n integrity only exist in Alice wonderland..not in real life.., life is not work that way.., we re too realistic to hope for an ideal things.., perhaps world and its system has treat not taught us to bow with the system n to have a pessimist attitude..but not rise above it to conquer it.. PETTER TAULAN PINULUNGTo: ppiindia@yahoogroups.com petter_pinulung@cc: bca.co.id Subject: RE: [SPAM] - Re: [ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka - Bayesian Filter 03/28/2005 11:12 detected spam AM Please respond to ppiindia Carla u can find it in a comic... ptP -Original Message- From: Carla Annamarie [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 28, 2005 10:45 AM To: ppiindia@yahoogroups.com Subject: [SPAM] - Re: [ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka - Bayesian Filter detected spam leader who re not easily fall in love with money, lead by wisdom of heart, have great passion to sacrifies his life for the sake of his own ppl.., a good leader will create a follower but a great leader will create leaders... History noted that there re many good leader but only few of them re great.. i think great leader should know the meaning of love to his ppl, to act upon his love n compassion for his ppl, to sacrifies his own interests or his well-being for the sake of his ppl. Ida Z.A [EMAIL PROTECTED]To: ppiindia@yahoogroups.com .comcc: Subject: [ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, 03/28/2005 10:27 Saya Rela Masuk Neraka AM Please respond to ppiindia pengennya sih yg baik-baik saja gak neko neko, gak sikut sikutan gak ada mazhab mazhab-an...satu lagi, kalo dibilang indonesia sekarang dah kayak jaman jahiliyah, kayaknya iya juga sih...gak usah disebutin deh contohnya kan disini banyak senior yg pinter-pinter jadi dah pada tau gitu lho hehehe... salam --- In ppiindia@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Gak masalah tatanan bangsa mau kayak apa di Arab, di Barat, di Indonesia, di Cina toh Islam banyak mempunyai pilihan hukum (kan banyak mazhab, ada ilmu fiqih...ada syariah...). Tatanan kayak apapun bentuknya, kalau pemimpinya aware terhadap hukum dan kemiskinan (seperti yg dimiliki Umar bin Khattab ra)...kan asik tenan...Indonesia sekarang ini dah kayak arab jaman jahiliyah...??? Diperlukan seorang pemimpin yang bisa membawa umat sekian banyak ini ke tujuan yang sama...Namun yaitu..kalu cuma lima tahun...gak cukup kayaknya utk Indonesiaku ini. wassalam, --- In ppiindia@yahoogroups.com, Arriko Indrawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Amin... mudah2an saya memiliki mentalitas or moralitas yang tinggi. Saya yakin anggota millist ini juga demikian... buktinya semua pada jago mengkritisi :o)) Mbak Lina masih ingat jaman Suharto, Pemerintahan yg otoriter?? Bagaimana dg Burma, junta militer?? Afganistan jaman Taliban?? Sudan?? Ada positifnya, tapi banyak negatifnya Itulah resiko kalo negara dipimpin oleh pemimpin otoriter... Apalagi kalo mentalitasnya buruk... punya kuasa, dg atas nama agama pula... Menurut saya itu sangat berbahaya Umar Bin Khattab ra itu masa lalu, mbak Wake up...!!! Saat ini, jaman sudah berubah... Tatanan bangsa Indonesia juga berbeda dg bangsa Arab dijaman Umar Bin Kattab... Menurut mbak Lina, siapa di antara bangsa ini yg sekaliber spt Umar Bin Khattab?? Menurut saya tdk ada!! Kalo cuma mirip mukanya...atau jenggotnya mungkin ada... :o) Sistem di
[ppiindia] .. Cara menolak lamaran kerja
Buat yang masih bisa berbahasa Jawa, ini ada joke dari milis tetangga. -Original Message- Gunawan dikongkon atasane nolaki pelamar kerja G : Kowé mau mréné numpak opo ? A : Nitih mobil G : Kowé ora Ketompo A : Sebabipun ? G : Saiki BBM mundhak terus, mengko kowé njaluk mundhak bayar terus A : Wo, kulo wau namung mboncèng, kok G : Tambah ora ketompo A : Lho, lha kok ... ? G : Mengko mung gawéné mbonceng mobil kantor. Ngrusuhi ! G : Anakmu akèh opo sithik ? B : Kathah G : Kowé ora Ketompo B : Sebabipun ? G : Nyambut gawemu ora jenjem, mung mikir gawe anaak terus B : Wong namung anak adopsi, kok. G : Tambah ora ketompo B : Lho, lha kok ... ? G : Gawe anak baé aras2en, opo manèh nyambut gawe G : Kowe wis ngerti gaweyanmu durung ? C : Dèrèng G : Kowé ora Ketompo C : Sebabipun ? G : Arep nyambut gawe kok ora ngerti gaweyané ? C : Wo, nèk damelan niku mpun ngertos kok G : Tambah ora ketompo C : Lho, lha kok ... ? G : Kowe rak mung arep keminter, to ? G : Kowe ngerti kahanan kantor kene durung D : Dèrèng G : Kowé ora Ketompo D : Sebabipun ? G : Arep nyambut gawe kok ora ngerti kantoré ? D : Wo, sekedhik2 mpun ngertos kok G : Tambah ora ketompo D : Lho, lha kok ... ? G : Kowe senengané ngudhal-udhal wewadi kantor, to ? G : Kowe kerep loro ? E : Mboten G : Kowé ora Ketompo E : Sebabipun ? G : Mesthi kerep mbolos, wong arang2 gering E : Wah, sakjanipun nggih asring G : Tambah ora ketompo E : Lho, lha kok ... ? G : Kantor iki ora nompo karyawan pileren. G : Kowe biso main Internet ? F : mBoten G : Kowé ora Ketompo F : Sebabipun ? G : Perusahaan ora nompo BI (Buta Internet) F : Wah, sakjanipun nggih saged G : Tambah ora ketompo F : Lho, lha kok ... ? G : Mesthi mung ora nyambut gawé, kakèhan dolanan Internet, to ? Ngenték-entekké pulsa ! [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka
Mba Lina, nice talking to u again btw..:) Mba..the basic foundation of Just is Love, it's very danger if someone apply Just without love it will lead to otoritarian/dictactorship..sooner or later.. talking abt spiritual leaders now days..i think it's less than what we expected..mba.., many of them became spiritual-political leaders..but there're no political leader who re spiritual enough..:))..it's a pity, right? Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]To: ppiindia@yahoogroups.com .comcc: Subject: [ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, 03/28/2005 11:31 Saya Rela Masuk Neraka AM Please respond to ppiindia Who is he? give us one example... Kalo ku pikir pemimpin itu harus yang ngerti apa artinya adil. Adil menempatkan cinta, adil menempatkan ketegasan, adil menempatkan kasih sayang, Adil menempatkan penjahat, adil menempatkan penjahit...alias proporsional. Begitu lah adil menurut syariah Islam: menempatkan sesuatu di tempatnya (proporsional). Kalau yang mbak Carla sebutkan ini cocok untuk pemimpin rohani saja. wassalam, --- In ppiindia@yahoogroups.com, Carla Annamarie [EMAIL PROTECTED] wrote: leader who re not easily fall in love with money, lead by wisdom of heart, have great passion to sacrifies his life for the sake of his own ppl.., a good leader will create a follower but a great leader will create leaders... History noted that there re many good leader but only few of them re great.. i think great leader should know the meaning of love to his ppl, to act upon his love n compassion for his ppl, to sacrifies his own interests or his well-being for the sake of his ppl. Ida Z.A [EMAIL PROTECTED]To: ppiindia@yahoogroups.com .com cc: Subject: [ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, 03/28/2005 10:27 Saya Rela Masuk Neraka AM Please respond to ppiindia pengennya sih yg baik-baik saja gak neko neko, gak sikut sikutan gak ada mazhab mazhab-an...satu lagi, kalo dibilang indonesia sekarang dah kayak jaman jahiliyah, kayaknya iya juga sih...gak usah disebutin deh contohnya kan disini banyak senior yg pinter-pinter jadi dah pada tau gitu lho hehehe... salam --- In ppiindia@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Gak masalah tatanan bangsa mau kayak apa di Arab, di Barat, di Indonesia, di Cina toh Islam banyak mempunyai pilihan hukum (kan banyak mazhab, ada ilmu fiqih...ada syariah...). Tatanan kayak apapun bentuknya, kalau pemimpinya aware terhadap hukum dan kemiskinan (seperti yg dimiliki Umar bin Khattab ra)...kan asik tenan...Indonesia sekarang ini dah kayak arab jaman jahiliyah...??? Diperlukan seorang pemimpin yang bisa membawa umat sekian banyak ini ke tujuan yang sama...Namun yaitu..kalu cuma lima tahun...gak cukup kayaknya utk Indonesiaku ini. wassalam, --- In ppiindia@yahoogroups.com, Arriko Indrawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Amin... mudah2an saya memiliki mentalitas or moralitas yang tinggi. Saya yakin anggota millist ini juga demikian... buktinya semua pada jago mengkritisi :o)) Mbak Lina masih ingat jaman Suharto, Pemerintahan yg otoriter?? Bagaimana dg Burma, junta militer?? Afganistan jaman Taliban?? Sudan?? Ada positifnya, tapi banyak negatifnya Itulah resiko kalo negara dipimpin oleh pemimpin otoriter... Apalagi kalo mentalitasnya buruk... punya kuasa, dg atas nama agama pula... Menurut saya itu sangat berbahaya Umar Bin Khattab ra itu masa lalu, mbak Wake up...!!! Saat ini, jaman sudah berubah... Tatanan bangsa Indonesia juga berbeda dg bangsa Arab dijaman Umar Bin Kattab... Menurut mbak Lina, siapa di antara bangsa ini yg sekaliber spt Umar Bin Khattab?? Menurut saya tdk ada!! Kalo cuma mirip mukanya...atau jenggotnya mungkin
[nasional_list] [ppiindia] INDONESIA 1965-Second greatest crime of the century
** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum ** what is the truth? is is out there? or hasn't found yet? http://www.workers.org/indonesia/chap1.html CH 1 - The Bloodbath Between October 1, 1965, and April or May of the following year, the right-wing military regime of Generals Nasution and Suharto seized power and consolidated its strength in Indonesia. In that scant seven months as many as a million people were slaughtered. The rising toll of victims appeared occasionally in the press here, recorded with little more passion than a sports score. Some accounts of the appalling massacres did in time find their way into the papers of London and New York. Their tone was fatalistic, implying that the unbelievable carnage described was the product of a bloodlust and disregard for human life inconceivable to civilized Westerners. There was no sense of urgency about these reports, as though nothing could be done to stem the gory tide. No member of Parliament or Congress rose to condemn the butchery. No relief or rescue agencies attempted to intervene on behalf of the political prisoners. Only a few isolated voices in the West tried to raise an outcry in the face of such awful silence. Over four years later [in 1970], several hundred thousand political prisoners still rot in jail. There have been repeated purges of the armed forces and the civil service. The fascist military regime is debating whether or not to carry out mass executions, claiming it no longer can afford to feed the mass of prisoners. American capital is moving into Indonesia once again to explore offshore areas for oil, reactivate existing wells, and mine copper in West Irian. Properties nationalized under President Sukarno have been returned to their U.S. and European former owners. Indonesia seems to be right back where it was before World War II, before the rising nationalist movement swept out the Dutch and the 3,000 separate islands of the Netherlands East Indies united in the new and militant Republic of Indonesia. How did it happen? And what really happened? There is a standard phrase that appears in all the Western news accounts. It is the attempted Communist coup. The massacre of hundreds of thousands of civilians was justified, so this official account goes, as a reaction to an attempted coup by the Communists on September 30, when six right-wing army generals were killed. THE STRANGE ATTEMPTED COMMUNIST COUP The dictionary defines the words coup d'etat as the sudden, forceful overthrow of the government; literally it means a blow against the state. Since the events continue? open http://www.workers.org/indonesia/chap1.html Yahoo! Groups Sponsor ~-- Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **
Re: [ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka
sebenarnya seorang yang menjadi pemimpin memang sudah menjadi garis tangannya, tidak ada seorang pun bisa menahan dan menjegal apabila seseorang akan menjadi pemimpin, bukti yang sangat jelas adalah bagaimana sby menjadi pemimpin, beliau di jegal oleh megawati tapi dasarnya sejarah sudah menentukan beliau akan menjadi pemimpin maka jadilah beliau adalah pemimpin. demikian juga dengan habibie ketika banyak orang menyatakan bahwa yang berhak memimpin bangsa indonesia ini adalah orang jawa ternyata ternyata mitos itu luntur dengan sendirinya, demikian pula dengan ali sadikin beliau telah menjadi gubernur dari ibukota republik ini, sejarahlah yang telah menunjuk beliau, tapi sejarah juga harus menghentikan kepemimpinannya ketika judi sudah merajalela. walaupun obsesi beliau tentang judi yang mendatangkan pemasukan yang besar terhadap jakarta masih menggebu-gebu. demikian juga dengan kepemimpinan khilafah yang sekarang masih menjadi cita-cita idealis kepemimpinan di indonesia ternyata telah di putuskan oleh sejarah bahwa para pemimpin tersebut harus berakhir dengan kematian yang tidak sempurna di mana para khalifah tersebut meninggal akibat pembunuhan, ternyata arus keinginan dan nafsu yang menggebu dari ummat manusia tidak dapat dibendung oleh para khalifah yang sangat ideal tersebut. jaman sekarang mungkin bisa berbeda dengan zaman dahulu, sekarang system telah mengangkangi seseorang untuk menjadi peimpin, tapi zaman dulu siapapun yang punya idea yang bagus dan punya keberanian untuk mewujudkan ideanya serta berani melawan arus pasti menjadi pemimpin. karena ummat manusia selalu ingin perubahan dan selalu merasa bosan dengan keadaan yang bersifat monoton, sehingga sejarah selalu berjalan bagaikan bumi yang berputar, mmmbbuuleet. jadi mengharapkan sesuatu yang idealispun .. ternyata hanya berdasarkan keinginan dari masyarakat itu sendiri yang ingin berubah dan mengharapkan pemimpin yang sesuai dengan keinginan mereka .. selama pemimpin itu sesaui dengan selera masyarakat ... maka pemimpin tersebut masih tetap akan berjaya,tapi kalau selera masyarakat telah bertentangan dengan keinginan pemimpin itu, walaupun beliau mengharapkan suatu idealis yang real tentu pasti akan terguling juga cuma neh sejarah telah mencatat, bahwa keinginan demokrasi amerika berhasil menumbangkan seorang kepada negara lain seperti saddam husein di irak mungkin ini sisi gelap dari demokrasi di amerika ... salam, hidup demokrasi . leader who re not easily fall in love with money, lead by wisdom of heart, have great passion to sacrifies his life for the sake of his own ppl.., a good leader will create a follower but a great leader will create leaders... History noted that there re many good leader but only few of them re great.. i think great leader should know the meaning of love to his ppl, to act upon his love n compassion for his ppl, to sacrifies his own interests or his well-being for the sake of his ppl. Ida Z.A [EMAIL PROTECTED]To: ppiindia@yahoogroups.com .comcc: Subject: [ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, 03/28/2005 10:27 Saya Rela Masuk Neraka AM Please respond to ppiindia pengennya sih yg baik-baik saja gak neko neko, gak sikut sikutan gak ada mazhab mazhab-an...satu lagi, kalo dibilang indonesia sekarang dah kayak jaman jahiliyah, kayaknya iya juga sih...gak usah disebutin deh contohnya kan disini banyak senior yg pinter-pinter jadi dah pada tau gitu lho hehehe... salam --- In ppiindia@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Gak masalah tatanan bangsa mau kayak apa di Arab, di Barat, di Indonesia, di Cina toh Islam banyak mempunyai pilihan hukum (kan banyak mazhab, ada ilmu fiqih...ada syariah...). Tatanan kayak apapun bentuknya, kalau pemimpinya aware terhadap hukum dan kemiskinan (seperti yg dimiliki Umar bin Khattab ra)...kan asik tenan...Indonesia sekarang ini dah kayak arab jaman jahiliyah...??? Diperlukan seorang pemimpin yang bisa membawa umat sekian banyak ini ke tujuan yang sama...Namun yaitu..kalu cuma lima tahun...gak cukup kayaknya utk Indonesiaku ini. wassalam, --- In ppiindia@yahoogroups.com, Arriko Indrawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Amin... mudah2an saya memiliki mentalitas or moralitas yang tinggi. Saya yakin anggota millist ini juga demikian... buktinya semua pada jago mengkritisi :o)) Mbak Lina masih ingat jaman Suharto, Pemerintahan yg otoriter?? Bagaimana dg Burma, junta militer?? Afganistan jaman Taliban?? Sudan?? Ada positifnya, tapi banyak negatifnya Itulah resiko kalo negara dipimpin oleh pemimpin otoriter... Apalagi kalo mentalitasnya buruk... punya kuasa, dg atas nama agama pula... Menurut saya itu
Re: [ppiindia] .. Cara menolak lamaran kerja
Mba Listy, klo cara nolak marriage proposal gmn..?:)).. Listy [EMAIL PROTECTED]To: [ppiindia] (E-mail) ppiindia@yahoogroups.com co.id cc: Subject: [ppiindia] .. Cara menolak lamaran kerja 03/28/2005 11:52 AM Please respond to ppiindia Buat yang masih bisa berbahasa Jawa, ini ada joke dari milis tetangga. -Original Message- Gunawan dikongkon atasane nolaki pelamar kerja G : Kow mau mrn numpak opo ? A : Nitih mobil G : Kow ora Ketompo A : Sebabipun ? G : Saiki BBM mundhak terus, mengko kow njaluk mundhak bayar terus A : Wo, kulo wau namung mboncng, kok G : Tambah ora ketompo A : Lho, lha kok ... ? G : Mengko mung gawn mbonceng mobil kantor. Ngrusuhi ! G : Anakmu akh opo sithik ? B : Kathah G : Kow ora Ketompo B : Sebabipun ? G : Nyambut gawemu ora jenjem, mung mikir gawe anaak terus B : Wong namung anak adopsi, kok. G : Tambah ora ketompo B : Lho, lha kok ... ? G : Gawe anak ba aras2en, opo manh nyambut gawe G : Kowe wis ngerti gaweyanmu durung ? C : Drng G : Kow ora Ketompo C : Sebabipun ? G : Arep nyambut gawe kok ora ngerti gaweyan ? C : Wo, nk damelan niku mpun ngertos kok G : Tambah ora ketompo C : Lho, lha kok ... ? G : Kowe rak mung arep keminter, to ? G : Kowe ngerti kahanan kantor kene durung D : Drng G : Kow ora Ketompo D : Sebabipun ? G : Arep nyambut gawe kok ora ngerti kantor ? D : Wo, sekedhik2 mpun ngertos kok G : Tambah ora ketompo D : Lho, lha kok ... ? G : Kowe senengan ngudhal-udhal wewadi kantor, to ? G : Kowe kerep loro ? E : Mboten G : Kow ora Ketompo E : Sebabipun ? G : Mesthi kerep mbolos, wong arang2 gering E : Wah, sakjanipun nggih asring G : Tambah ora ketompo E : Lho, lha kok ... ? G : Kantor iki ora nompo karyawan pileren. G : Kowe biso main Internet ? F : mBoten G : Kow ora Ketompo F : Sebabipun ? G : Perusahaan ora nompo BI (Buta Internet) F : Wah, sakjanipun nggih saged G : Tambah ora ketompo F : Lho, lha kok ... ? G : Mesthi mung ora nyambut gaw, kakhan dolanan Internet, to ? Ngentk-entekk pulsa ! [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links Yahoo! Groups Sponsor ~-- Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for anyone who cares about public education! http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~-
[ppiindia] spiritual leaders--Sistem berbahaya Re:
yoiii, dibutuhkan pemimpin yang mumpuni secara jasmani dan rohani lah gitu. Kalo ngomong spiritual leaders nih mbak, hi..hi...aku keingetan sama si AA Gatot...penasihat spiritual spesialisasi para artis yang cerai... Bisnis menjadi penasehat spiritual...lagi menjamur neh, hayooo sapa mau ikutan...apa lagi kata mama Lorenz banyak artis yang bakalan cerai nih. Sekian sekilas infotainment. --- In ppiindia@yahoogroups.com, Carla Annamarie [EMAIL PROTECTED] wrote: Mba Lina, nice talking to u again btw..:) Mba..the basic foundation of Just is Love, it's very danger if someone apply Just without love it will lead to otoritarian/dictactorship..sooner or later.. talking abt spiritual leaders now days..i think it's less than what we expected..mba.., many of them became spiritual-political leaders..but there're no political leader who re spiritual enough..:))..it's a pity, right? Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]To: ppiindia@yahoogroups.com .com cc: Subject: [ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, 03/28/2005 11:31 Saya Rela Masuk Neraka AM Please respond to ppiindia Who is he? give us one example... Kalo ku pikir pemimpin itu harus yang ngerti apa artinya adil. Adil menempatkan cinta, adil menempatkan ketegasan, adil menempatkan kasih sayang, Adil menempatkan penjahat, adil menempatkan penjahit...alias proporsional. Begitu lah adil menurut syariah Islam: menempatkan sesuatu di tempatnya (proporsional). Kalau yang mbak Carla sebutkan ini cocok untuk pemimpin rohani saja. wassalam, --- In ppiindia@yahoogroups.com, Carla Annamarie [EMAIL PROTECTED] wrote: leader who re not easily fall in love with money, lead by wisdom of heart, have great passion to sacrifies his life for the sake of his own ppl.., a good leader will create a follower but a great leader will create leaders... History noted that there re many good leader but only few of them re great.. i think great leader should know the meaning of love to his ppl, to act upon his love n compassion for his ppl, to sacrifies his own interests or his well-being for the sake of his ppl. Ida Z.A [EMAIL PROTECTED]To: ppiindia@yahoogroups.com .com cc: Subject: [ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, 03/28/2005 10:27 Saya Rela Masuk Neraka AM Please respond to ppiindia pengennya sih yg baik-baik saja gak neko neko, gak sikut sikutan gak ada mazhab mazhab-an...satu lagi, kalo dibilang indonesia sekarang dah kayak jaman jahiliyah, kayaknya iya juga sih...gak usah disebutin deh contohnya kan disini banyak senior yg pinter-pinter jadi dah pada tau gitu lho hehehe... salam --- In ppiindia@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Gak masalah tatanan bangsa mau kayak apa di Arab, di Barat, di Indonesia, di Cina toh Islam banyak mempunyai pilihan hukum (kan banyak mazhab, ada ilmu fiqih...ada syariah...). Tatanan kayak apapun bentuknya, kalau pemimpinya aware terhadap hukum dan kemiskinan (seperti yg dimiliki Umar bin Khattab ra)...kan asik tenan...Indonesia sekarang ini dah kayak arab jaman jahiliyah...??? Diperlukan seorang pemimpin yang bisa membawa umat sekian banyak ini ke tujuan yang sama...Namun yaitu..kalu cuma lima tahun...gak cukup kayaknya utk Indonesiaku ini. wassalam, --- In ppiindia@yahoogroups.com, Arriko Indrawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Amin... mudah2an saya memiliki mentalitas or moralitas yang tinggi. Saya yakin anggota millist ini juga demikian... buktinya semua pada jago mengkritisi :o)) Mbak Lina masih ingat jaman Suharto, Pemerintahan yg otoriter?? Bagaimana dg Burma, junta militer??
[ppiindia] The End of the End of History
from: http://www.geocities.com/postneoliberal_review/Gray1.htm Post-Neoliberal Review Significant Post-Neoliberalism Texts from the IWM NEWSLETTER 77 Summer 2002/No.3 The End of the End of History by John Gray POLITICAL COMMENTARY THROUGHOUT MODERN TIMES liberal states have always co-existed alongside many kinds of tyranny. Similarly, the modern world has always contained numerous economic systems many varieties of capitalism, planned and guided economies, and a host of hybrid economic systems not easily classified. Diplomacy and international law developed to cope with the fact of diverse regimes. Yet throughout the 20th century global politics was shaped by the project of unifying the world within a single regime. Insofar as it remained committed to Marxist ideology, the long-term goal of the Soviet regime was world communism. The whole world was to be a single socialist economy, administered by forms of governance that were to be everywhere the same. This Marxist project is now widely and rightly viewed as utopian. Even so, its disappearance as a force in world politics has not been accompanied by an acceptance of a diversity of political systems. With communism's fall we were, in Francis Fukuyama's famous phrase, at the `end of history,' a time when western governments could dedicate themselves to unifying the international system into a single regime based on free markets and democratic government. But this project is as utopian as Marxism once was, and promises to be considerably more shortlived than the Soviet Union. Many reasons exist for why the Soviet bloc collapsed, but contrary to conventional opinion economic inefficiencies were not central among them. The Soviet bloc disintegrated because it could not cope with nationalist dissent in Poland and the Baltic states and more generally because a single economic and political system could not meet the needs of vastly different societies and peoples. Marxism is a version of economic determinism. It predicts that differences between societies and peoples narrow as they achieve similar levels of economic development. Nationalism and religion have no enduring political importance, Marxists believed. In the short run, they can be used to fuel anti- imperialist movements. Ultimately, they are obstacles to the construction of socialism. Guided by these beliefs, the Soviet state waged an incessant war on the national and religious traditions of the peoples they governed. In practice, Soviet rulers were compelled to compromise in order to remain in power. Few could be described as wholehearted ideologues. Even so, the Soviet system's rigidity was largely the result of the fact that it was established on a false premise. The basis of the Soviet system was the Marxian interpretation of history in which every society is destined to adopt the same economic system and the same form of government. The USSR fell apart because its monolithic institutions could not accommodate nations Czechs and Uzbeks, Hungarians and Siberians, Poles and Mongols whose histories, circumstances and aspirations were radically divergent. Today, the global free market constructed in the aftermath of the Soviet collapse is also falling apart and for similar reasons. Like Marxists, neo- liberals are economic determinists. They believe that countries everywhere are destined to adopt the same economic system and therefore the same political institutions. Nothing can prevent the world from becoming one vast free market; but the inevitable process of convergence can be accelerated. Western governments and transnational institutions can act as midwives for the new world. Implausible as it sounds, this ideology underlies institutions such as the International Monetary Fund (IMF). Argentina and Indonesia have very different problems, but for the IMF the solution is the same: they must both become free-market economies. Russia at the time of communism's fall was a militarized rustbelt, but the IMF was convinced that it could be transformed into a western-style market economy. An idealized model of Anglo-Saxon capitalism was promoted everywhere. Unsurprisingly, this highly ideological approach to economic policy has not succeeded. Indonesia is in ruins, while Argentina is rapidly ceasing to be a first-world country. Russia has put the neo-liberal period behind it and is now developing on a path better suited to its history and circumstances. Countries that have best weathered the economic storms of the past few years are those like India, China and Japan which took the IMF model with a large grain of salt. To be sure, like the few remaining Marxists who defend central economic planning, the ideologues of the IMF claim that their policies did not fail; they were not fully implemented. But this response is disingenuous. In both
[ppiindia] 14 Sikap Wanita Yang Tidak Disukai Pria
14 Sikap Wanita Yang Tidak Disukai Pria 1. Akumulasi. Kamu kan sudah punya baju hitam, sayang. Pria tidak habis pikir mengapa wanita memerlukan suatu benda atau barang lebih dari satu. 2. Sahabat karib. Pria juga punya sahabat baik dan mereka juga berdiskusi seperti wanita. Tapi yang tidak bisa dimengerti pria tentang wanita adalah, wanita menceritakan apa saja terhadap sahabat karib, termasuk tentang diri si pria itu. Seringkali disertai embel2, Jangan cerita lagi kepada siapapun, saya hanya menceritakan kepadamu. Kalau takut diceritakan lagi kenapa harus cerita. 3. Menggerutu. Yang juga tidak bisa dimengerti pria adalah, wanita menghabiskan satu sore menggerutui seseorang. 4. Menangis. Pria paling tidak suka melihat wanita menangis. Hal ini membuat mereka merasa bersalah sekaligus bingung, apa yang membuat wanita menangis. Pria tidak bisa membedakan air mata kesedihan karena telah terjadi sesuatu yang benar2 menyedihkan. Karena film sedihpun bisa membuat wanita menangis. Selain itu ada rasa iri pada pria, mereka tidak bisa menangis seperti wanita walaupun sesekali mereka ingin melakukannya. 5. Rasa ingin tahu yang besar. Termasuk ingin tahu, Kenapa sih, sayang? kok diam saja? tanya wanita jika melihat kekasih atau suaminya berdiam diri. Kalau tidak dijawab si wanita akan terus bertanya, Sedang memikirkan apa sih? Padahal terkadang pria hanya ingin berdiam diri saja dan benar2 tidak memikirkan apa2. Kalau si pria bilang tidak memikirkan apa2 , wanita tidak percaya, Ah bohong! kalau tidak kok diam saja? Dan wanita masih nekat saja. Baru berhenti kalau pria benar2 sudah marah. 6. Bertanya tentang kondisi tubuh. Pria paling tidak suka ditanya, Sayang, saya gemuk atau kurus? Menurut kamu, saya tambah gemuk nggak? Atau pertanyaan lain yang sejenis, Misalnya Perut saya gendut ya? Atau pinggul saya makin besar nggak? Ini merupakan pertanyaan yang menjebak dan paling sulit dijawab pria. Tapi sekali wanita bertanya pria merasa tidak bisa melepaskan diri. Kalau pria bilang tidak, si wanita akan bilang bohong, kalau ia si wanita tidak senang. Satu2nya cara pria untuk menghindari hal ini adalah pura2 sibuk atau lari. 7. Busana. Pria benar2 tidak bisa melihat perbedaan antara acrylic skivvy dari DKNY atau kain warna hitam lainnya dari Zambesi. Apa salahnya pakai celana panjang yang dibeli tahun lalu jika masih kuat? Dan kenapa mesti beli lagi? 8. Cemburuan. Yang ini juga cukup rumit untuk dipahami pria. Di satu sisi wanita bilang tidak suka pada pria yang overprotective dan penuh prasangka. Tapi pada saat yang sama, wanita cemburu melihat mata prianya terbelalak ketika menonton adegan seksi atau melihat wanita lain. 9. Cinta. Pria memegang prinsip bahwa mereka cukup sekali saja mengatakan I Love You. Dan ini akan terus berlaku sampai dia menampakkan perubahan. Jadi pria tidak pernah bisa mengerti, mengapa wanita terus bertanya, apakah masih cinta padahal ia belum berubah. Sederhananya jika 2+2=4, mengapa masih harus bertanya? Kalau wanita terus mendesak paling2 dia akan Sekarang saya kan masih sama kamu. Lalu kamu kira itu karena apa? 10. Menu. Yang juga membingungkan pria adalah, saat makan di luar, si wanitanya berkeras tidak mau makan udang goreng mentega, tidak mau spaghetti atau kue keju dan sebagainya. Tapi sesudah si pria memesan untuk dirinya sendiri, sepanjang makan si wanita terus ambil dari piringnya. Jika dia merasa terganggu dan tanya, kenapa tadi tidak pesan apa2, si wanita akan menjawab Tadi kan saya tidak merasa lapar! atau Ah, saya kan makannya hanya untuk iseng saja. Dalam hati mungkin si pria berkata, isengnya kok gangguin orang makan. 11. Tak punya baju. Pria tidak habis pikir, baju wanita selemari penuh, dengan belasan pasang sepatu. Tapi si wanita tetap saja bilang tidak punya baju untuk pesta. Pria juga tidak mengerti pada wanita mengapa baju yang sudah dipakai ke satu pesta tidak boleh dipakai ke pesta yang lainnya. Atau merasa salah tingkah jika bertemu dengan orang tersebut pada kesempatan lain tapi masih pakai baju yang sama. 12. Permainan bertanya. Pria takut dengan permainan bertanya yang disukai wanita, Kapan pertama kali kamu merasa sayang pada saya? Waktu itu saya pakai baju apa? Dimana kita ciuman untuk pertama kalinya. Jika si pria salah menjawab biasanya wanita akan marah. Kalau dia lupa, wanita menganggapnya kurang perhatian, kalau perhatian kan akan ingat. Atau si wanita kurang berarti lagi untuk dia sampai saat sepenting itu pun sudah dilupakannya. 13. Alasan. Pria juga merasa serba salah jika si wanitanya memintanya menjelaskan alasan sesuatu yang dilakukannya. Terkadang mereka melakukan sesuatu tanpa alasan tertentu. Jadi dalam hati pria mungkin bertanya, Apakah segala sesuatu harus disertai alasan? 14. Belanja. Belanja merupakan olahraga satu2nya yang tidak bisa dilakukan pria. Itu sebabnya mereka paling benci kalau diminta mengantar si wanita belanja. Yahoo! Groups Sponsor ~-- Give the gift of life to a sick
[ppiindia] Re : Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka
Saya sepakat dg Mbak Lina, bahwa : 1. Saat ini, Indonesia tidak memiliki pemimpin yg sekaliber Umar bin Khattab 2. Indonesia saat ini membutuhkan pemimpin yang aware terhadap hukum kemiskinan, dan kesadaran insani, serta tidak ketinggalan, kejujuran dan ketegasan. Semoga ya, mbak kita mempunyai Pemimpin yg demikian. Saya juga merindukannya Kesimpulan : Perbaikan moral dan mentalitas adalah yg paling diperlukan Indonesia saat ini, bukan penggantian sistem. Salam, Arriko I === Date: Mon, 28 Mar 2005 02:41:11 - From: Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] Subject: Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka Mereka otoriter tapi tidak mempunyai moral dan mental yang bagus. Alias Islam KTP. Itu saja. Kalo saya merujuk kepada Umar Bin Khatab, itu karena kalau saya merujuk kepada Kanjeng Nabi SAW...orang akan bilang...waah terang aja dia rasulullah...yang gak mungkin bisa ditiru secara keseluruhannya. Memang gak ada sekarang ini orang yang bermental seperti Umar Bin Khattab ra tsb..yang kepada kejahatan...amat tegas hukumnya dan kepada dhua'fa amat tegas kasihnya...Gak mencampurkan urusan pribadi dan negara. Itulah kenapa negara2 Islam itu kebanyakan dodol duwel. Mana ada pemimpin negara yang mo pake baju sederhana. Mana ada pemimpin negara yang mau jadi dhuafa'. Kalopun ada, dibilang munafik...he..he...Mana ada pemimpin negara yang dalam keadaan sekaratnya masih inget malu karena disaku bajunya masih ada duit... Kalau aja Soeharto adalah seorang yang memahami iman dan islam yang kuat, tentu dia tak akan mengumpulkan harta untuk anak cucu dan kroninya, meskipun lingkungannya menghendaki demikian. Bagi orang yang mau belajar dari sejarah, tentu akan faham kalau kedigjayaan Islam dahulu adalah karena pribadi sang pemimpin kanjeng Nabi SAW dan para khulafaurrasyidin, kesadaran insani (iman dan islam), serta 'engeh' thdp realitas sosial...Masa lalu adalah pelajaran, masa depan adalah cita-cita. Gak masalah tatanan bangsa mau kayak apa di Arab, di Barat, di Indonesia, di Cina toh Islam banyak mempunyai pilihan hukum (kan banyak mazhab, ada ilmu fiqih...ada syariah...). Tatanan kayak apapun bentuknya, kalau pemimpinya aware terhadap hukum dan kemiskinan (seperti yg dimiliki Umar bin Khattab ra)...kan asik tenan...Indonesia sekarang ini dah kayak arab jaman jahiliyah...??? Diperlukan seorang pemimpin yang bisa membawa umat sekian banyak ini ke tujuan yang sama...Namun yaitu..kalu cuma lima tahun...gak cukup kayaknya utk Indonesiaku ini. wassalam, Yahoo! Groups Sponsor ~-- Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka
Butuh informasi leih jelas lagi, Bang Ali turun jadi Gubernur karena apa sih??? Apa bener karena obsesinya akan judi ato emang babe dah gak suka karena terlalu populer..dia itu... Faktanya dia adalah satu2nya gubernur DKI yang sukses membawa Jakarta lebih baik secara materiil Nah selain dia itu Jakarta jalan ditempat doang. Materill gak, rohani juga gak! --- In ppiindia@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: demikian juga dengan habibie ketika banyak orang menyatakan bahwa yang berhak memimpin bangsa indonesia ini adalah orang jawa ternyata ternyata mitos itu luntur dengan sendirinya, demikian pula dengan ali sadikin beliau telah menjadi gubernur dari ibukota republik ini, sejarahlah yang telah menunjuk beliau, tapi sejarah juga harus menghentikan kepemimpinannya ketika judi sudah merajalela. walaupun obsesi beliau tentang judi yang mendatangkan pemasukan yang besar terhadap jakarta masih menggebu- gebu. Yahoo! Groups Sponsor ~-- Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for anyone who cares about public education! http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Workshop Hypnosis for ppiindia
Workshop H Y P N O S I S TAHUKAH... ANDA JUGA BISA MENGUASAI PRAKTEK HIPNOTISME DENGAN MUDAH??? 10 April 2005 Jam 10:00 TEPAT 16:00 Registrasi jam 09:30 Gedung YTKI (Yayasan Tenaga Kerja Indonesia) Ruang 002 JL. Jend. Gatot Subroto No. 40 Jakarta Selatan Fenomena hipnotisme (Trance) tidak ada hubungannya dengan magic atau mistik, tetapi suatu kondisi mental dimana perhatian seseorang menjadi sangat terfokus ke dalam dan pikiran bawah sadar (subconscious mind) bekerja lebih dominan. Trance adalah fenomena yang normal dan alami. Dalam aktifitas sehari hari, semua orang sudah sering mengalami trance tanpa disadari, yaitu ketika sedang nenonton film yang menarik, menyetir mobil, berangan-angan, membaca buku, sedang berolah raga, kerja di depan computer dan juga ketika berdansa. Dengan hypnosis anda bisa menuntun seseorang untuk masukdan keluar dari trance sesuai kehendak anda. Hal ini bisa diaplikasikan untuk membantu mencapai apa yang mereka inginkan atau juga untuk mengatasi masalah mereka. Sama mudahnya dengan belajar menyetir mobil, menghipnotis orang lain diri sendiri merupakan suatu keterampilan yang bisa dipelajari oleh semua orang dengan mudah dan dengan hasil yang sangat menakjubkan (ajaib). Dituntun oleh instruktur yang ahli dan berpengalaman, dalam Workshop Hypnosis ini anda akan mempelajari teknik teknik hypnosis yang mudah dipelajari dan siap untuk dipraktekkan. Apa yang bisa dicapai dengan Hypnosis? Di luar negeri, hypnosis biasa dipakai untuk: Pengembangan diri: mengubah perilaku buruk, tampil percaya diri dll. Meningkatkan prestasi dalam pekerjaan, sekolah dan olah raga Menghentikan kebiasaan buruk seperti merokok, makan berlebihan dll. Menghilangkan rasa sakit dan mempercepat proses penyembuhan Terapi untuk menghilangkan stress, depresi, trauma dan phobia Belajar dengan cepat serta meningkatkan daya ingat dan kreatifitas Atraksi panggung (Stage Hypnosis) Meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan mempengaruhi orang - Hypnosis itu merupakan salah satu bentuk dari komunikasi (terutama dengan pikiran bawah sadar). Profil Instruktur: - Master of Hypnosis registered in the Indonesia Society of Hypnosis (ISH) - Active Hypnotherapist for 8 years - Experienced Hypnosis Instructor Investasi Rp. 800.000/peserta sudah termasuk lunch, coffee break, makalah, sertifikat Workshop ini tepat untuk: Entrepreneur, Marketing / Sales Eksekutif Manajer, Networkmarketer Mahasiswa, Coach Pemberi Konseling, Orang Tua Dokter, Psikiater Terapis, Praktisi Pengobatan Alternatif Industri Entertainment (show bisnis) Di Jamin Sampai Bisa Informasi Reservasi http://seminarindonesia.com/training/hypnotic.htm If this yahoogroups is not appropiate, please email [EMAIL PROTECTED] Mention ppiindia@yahoogroups.com in your email somewhere. Yahoo! Groups Sponsor ~-- Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [ppiindia] .. Cara menolak lamaran kerja
mbak Carla, bagaimana mau nolak? yg nglamar aja kagak ada?.. :)) -Original Message- From: Carla Annamarie [mailto:[EMAIL PROTECTED] Mba Listy, klo cara nolak marriage proposal gmn..?:)).. Listy [EMAIL PROTECTED] co.id Buat yang masih bisa berbahasa Jawa, ini ada joke dari milis tetangga. -Original Message- Gunawan dikongkon atasane nolaki pelamar kerja Yahoo! Groups Sponsor ~-- Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Globalization And Its Fall Out
From: http://www.zmag.org/sustainers/content/2003-04/02shiva.cfm April 02, 2003 Globalisation And Its Fall Out By Vandana Shiva Neither Prosperity nor Peace Globalization was imposed on the world with a promise of peace and prosperity. Instead we are faced with war and economic crisis. Not only has prosperity proved elusive, the minimal economic securities of people and countries are fast disappearing. Hunger deaths have started to occur in countries such as Argentina where hunger was never a problem, and starvation has returned to countries like India which had driven away famine like the one of 1942 which killed 2 million people under colonial, and provided food security through public policy shaped by the democratic process of an independent and sovereign country. Even the rich economies of U.S., Europe and Japan are facing a decline. Globalization has clearly failed to improve the well being of citizens or countries. It has helped some corporations increase their profits and markets, but many corporations like AOL/Time Warner and Enron whose non- sustainable growth was based on deregulation accompanying globalization have themselves either gone bankrupt or lost their value. Following the globalization path is proving to be a recipe for non-sustainability for the rich and impoverishment and destitution for the poor. Peace was the other promise of globalization but terrorism and war is what we have inherited. Peace was to be a result of increased global prosperity through globalization. Increased poverty is the unfolding reality. And economic insecurity and exclusion is creating conditions for the rise of terrorism and fundamentalism. Economic and political exclusion, and the erosion of national economic sovereignty is making many young men turn to terrorism and violence as a way of achieving their goals. The erosion of economic nationalism and the growth of economic security is also providing fertile ground for the rise of right wing fundamentalist politics, with parties using the reality of economic insecurity to fan the flames of cultural insecurity, and filling the vacuum left by the collapse of economic nationalism and economic sovereignty with the pseudo nationalist agenda of cultural nationalism. At the global level, the rhetoric of clash of civilizations, and the war against Islam performs the same function as the exclusivist political agendas of cultural nationalism and fundamentalist ideology at the national level. The Convergence of fundmentalism Two forms of fundamentalism seem to be converging and becoming mutually reinforcing and mutually supportive. The first is the market fundamentalism of globalization itself. This fundamentalism redefines life as commodity, society as economy, and the market as the means and end of the human enterprise. The market is being made the organizing principle for the provisioning of food, water, health, education and other basic needs, it is being made the organizing principle for governance, it is being made the measure of our humanity. Our being human is no longer predicated on the fundamental human rights enshrined in all constitutions and in the U.N. declaration of human rights. It is now conditional on our ability to buy our needs on the global marketplace in which the conditions of life -- food, water, health, knowledge have become the ultimate commodities controlled by a handful of corporations. In the market fundamentalism of globalization, everything is a commodity, everything is for sale. Nothing is sacred, there are no fundamental rights of citizens and no fundamental duties of governments. The market fundamentalism of globalization and the economic exclusion inherent to it is giving rise to, and being reinforced and supported by politics of exclusion emerging in the form of political parties based on religious fundamentalism/xenophobia/ethnic cleansing and reinforcement of patriarchies and castism. The culture of commodification has increased violence against women, whether it is in the form of rising domestic violence, increasing cases of rape, an epidemic of female foeticide, and increased trafficking in women. Globalization as a patriarchal project has reinforced patriarchal exclusions. Atrocities against dalits have also seen an increase as a result of globalization, with higher castes enjoying new power with their integration into the global market place and also wanting to usurp the resources of the poor and marginalized, especially dalits and tribals, for commercial exploitation. Land reform laws which made the land rights of dalits inalienable have been undone. An attempt is under way to undo the constitutional protection of tribal land rights under Schedule V o the Constitution. Women, dalits, tribals, minorities are special victims of the social and economic impact of globalization. New movements of solidarity such as the Indian People's
[ppiindia] Hukum Mendel ada kemungkinan keliru
Mendel's Law May Be Flawed Associated Press Story location: http://www.wired.com/news/technology/0,1282,66995,00.html 11:22 AM Mar. 23, 2005 PT Challenging a scientific law of inheritance that has stood for 150 years, scientists say plants sometimes select better bits of DNA in order to develop normally even when their predecessors carried genetic flaws. The conclusion by Purdue University molecular biologists contradicts at least some basic rules of plant evolution that were believed to be absolute since the mid-1800s, when Austrian monk Gregor Mendel experimented with peas and saw that traits are passed on from one generation to the next. Mendelian genetics has been the foundation of both crop hybridization and the understanding of basic cell mutations and trait inheritance. In the Purdue experiment, researchers found that a watercress plant sometimes corrects the genetic code it inherited from its flawed parents and grows normally like its grandparents and other ancestors. Scientists said the discovery raises questions of whether humans also have the potential for avoiding genetic flaws or even repairing them, although they said the actual proteins responsible for making these fixes probably would be different in plants. Details of the experiments appear in Thursday's issue of the journal Nature. This means that inheritance can happen more flexibly than we thought, said Robert Pruitt, the paper's senior author. In the experiment, the Purdue researchers found that 10 percent of watercress plants with two copies of a mutant gene called hothead didn't always blossom with deformed flowers like their parents, which carried the mutant genes. Instead, those plants had normal white flowers like their grandparents, which didn't carry the hothead gene and the deformity appeared only for a single generation. The normal watercress plants with hothead genes appear to have kept a copy of the genetic coding from the grandparent plants and used it as a template to grow normally. However, Pruitt's team didn't find the template in the plants' DNA or chromosomes where genetic information is stored and they did not determine whether a particular gene is encoded to carry out the recovery of the normal DNA. Where the normal genetic template is stored and how it is triggered will take additional research and probably involve more genes, Pruitt said. Humans and other animals do not carry the hothead gene, so if this process occurs in higher organisms it must use a different trigger, he said. Other scientists described the results as spectacular. Detlef Weigel and Gerds Jurgen of the Max Planck Institute for Developmental Biology in Germany wrote in an accompanying commentary in Nature that the mechanism for recovering the normal DNA in the watercress plants might be lurking in the plant's RNA, which carries out genetic orders in cells. End of story Yahoo! Groups Sponsor ~-- Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Re: 14 Sikap Wanita Yang Tidak Disukai Pria
hahahahahahaha.hehehehehehe...bisa aja nih! memang semua cewe...cewe(kayak lagunya Meggy Z) --- In ppiindia@yahoogroups.com, Carla Annamarie [EMAIL PROTECTED] wrote: 14 Sikap Wanita Yang Tidak Disukai Pria 1. Akumulasi. Kamu kan sudah punya baju hitam, sayang. Pria tidak habis pikir mengapa wanita memerlukan suatu benda atau barang lebih dari satu. 2. Sahabat karib. Pria juga punya sahabat baik dan mereka juga berdiskusi seperti wanita. Tapi yang tidak bisa dimengerti pria tentang wanita adalah, wanita menceritakan apa saja terhadap sahabat karib, termasuk tentang diri si pria itu. Seringkali disertai embel2, Jangan cerita lagi kepada siapapun, saya hanya menceritakan kepadamu. Kalau takut diceritakan lagi kenapa harus cerita. 3. Menggerutu. Yang juga tidak bisa dimengerti pria adalah, wanita menghabiskan satu sore menggerutui seseorang. 4. Menangis. Pria paling tidak suka melihat wanita menangis. Hal ini membuat mereka merasa bersalah sekaligus bingung, apa yang membuat wanita menangis. Pria tidak bisa membedakan air mata kesedihan karena telah terjadi sesuatu yang benar2 menyedihkan. Karena film sedihpun bisa membuat wanita menangis. Selain itu ada rasa iri pada pria, mereka tidak bisa menangis seperti wanita walaupun sesekali mereka ingin melakukannya. 5. Rasa ingin tahu yang besar. Termasuk ingin tahu, Kenapa sih, sayang? kok diam saja? tanya wanita jika melihat kekasih atau suaminya berdiam diri. Kalau tidak dijawab si wanita akan terus bertanya, Sedang memikirkan apa sih? Padahal terkadang pria hanya ingin berdiam diri saja dan benar2 tidak memikirkan apa2. Kalau si pria bilang tidak memikirkan apa2 , wanita tidak percaya, Ah bohong! kalau tidak kok diam saja? Dan wanita masih nekat saja. Baru berhenti kalau pria benar2 sudah marah. 6. Bertanya tentang kondisi tubuh. Pria paling tidak suka ditanya, Sayang, saya gemuk atau kurus? Menurut kamu, saya tambah gemuk nggak? Atau pertanyaan lain yang sejenis, Misalnya Perut saya gendut ya? Atau pinggul saya makin besar nggak? Ini merupakan pertanyaan yang menjebak dan paling sulit dijawab pria. Tapi sekali wanita bertanya pria merasa tidak bisa melepaskan diri. Kalau pria bilang tidak, si wanita akan bilang bohong, kalau ia si wanita tidak senang. Satu2nya cara pria untuk menghindari hal ini adalah pura2 sibuk atau lari. 7. Busana. Pria benar2 tidak bisa melihat perbedaan antara acrylic skivvy dari DKNY atau kain warna hitam lainnya dari Zambesi. Apa salahnya pakai celana panjang yang dibeli tahun lalu jika masih kuat? Dan kenapa mesti beli lagi? 8. Cemburuan. Yang ini juga cukup rumit untuk dipahami pria. Di satu sisi wanita bilang tidak suka pada pria yang overprotective dan penuh prasangka. Tapi pada saat yang sama, wanita cemburu melihat mata prianya terbelalak ketika menonton adegan seksi atau melihat wanita lain. 9. Cinta. Pria memegang prinsip bahwa mereka cukup sekali saja mengatakan I Love You. Dan ini akan terus berlaku sampai dia menampakkan perubahan. Jadi pria tidak pernah bisa mengerti, mengapa wanita terus bertanya, apakah masih cinta padahal ia belum berubah. Sederhananya jika 2+2=4, mengapa masih harus bertanya? Kalau wanita terus mendesak paling2 dia akan Sekarang saya kan masih sama kamu. Lalu kamu kira itu karena apa? 10. Menu. Yang juga membingungkan pria adalah, saat makan di luar, si wanitanya berkeras tidak mau makan udang goreng mentega, tidak mau spaghetti atau kue keju dan sebagainya. Tapi sesudah si pria memesan untuk dirinya sendiri, sepanjang makan si wanita terus ambil dari piringnya. Jika dia merasa terganggu dan tanya, kenapa tadi tidak pesan apa2, si wanita akan menjawab Tadi kan saya tidak merasa lapar! atau Ah, saya kan makannya hanya untuk iseng saja. Dalam hati mungkin si pria berkata, isengnya kok gangguin orang makan. 11. Tak punya baju. Pria tidak habis pikir, baju wanita selemari penuh, dengan belasan pasang sepatu. Tapi si wanita tetap saja bilang tidak punya baju untuk pesta. Pria juga tidak mengerti pada wanita mengapa baju yang sudah dipakai ke satu pesta tidak boleh dipakai ke pesta yang lainnya. Atau merasa salah tingkah jika bertemu dengan orang tersebut pada kesempatan lain tapi masih pakai baju yang sama. 12. Permainan bertanya. Pria takut dengan permainan bertanya yang disukai wanita, Kapan pertama kali kamu merasa sayang pada saya? Waktu itu saya pakai baju apa? Dimana kita ciuman untuk pertama kalinya. Jika si pria salah menjawab biasanya wanita akan marah. Kalau dia lupa, wanita menganggapnya kurang perhatian, kalau perhatian kan akan ingat. Atau si wanita kurang berarti lagi untuk dia sampai saat sepenting itu pun sudah dilupakannya. 13. Alasan. Pria juga merasa serba salah jika si wanitanya memintanya menjelaskan alasan sesuatu yang dilakukannya. Terkadang mereka melakukan sesuatu tanpa alasan tertentu. Jadi dalam hati pria
Re: [ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka
fakta yang jelas juga beliau walaupun katanya berhasil dan sukses membawa jakarta lebih baik dari segi materiil, ternyata beliau tidak bisa berkuasa terus untuk menjadikan jakarta lebih baik, kepemimpinan beliau tidak dapat terus dipertahankan, dan jakarta itu maju bukan karena bang ali sadikin, jakarta maju karena banyak cukong ... coba tanyain berapa sih tanah-tanah yang dikuasai oleh orang indonesia asli di jakarta ... paling-paling bang ali hanya sebagai bemper aja buat mereka, supaya usaha mereka maju dan duitnya buat judi karena bingung duitnya mau di kemanain, jadi buat judi aja, tanah sih gampang bang ali kan bisa di kasih traktor buat gusurin itu rakyat ... maka jatuhlah bang ali dari kekuasaan di jakarta ... itu berkat rakyat juga ...kan salam, Butuh informasi leih jelas lagi, Bang Ali turun jadi Gubernur karena apa sih??? Apa bener karena obsesinya akan judi ato emang babe dah gak suka karena terlalu populer..dia itu... Faktanya dia adalah satu2nya gubernur DKI yang sukses membawa Jakarta lebih baik secara materiil Nah selain dia itu Jakarta jalan ditempat doang. Materill gak, rohani juga gak! --- In ppiindia@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: demikian juga dengan habibie ketika banyak orang menyatakan bahwa yang berhak memimpin bangsa indonesia ini adalah orang jawa ternyata ternyata mitos itu luntur dengan sendirinya, demikian pula dengan ali sadikin beliau telah menjadi gubernur dari ibukota republik ini, sejarahlah yang telah menunjuk beliau, tapi sejarah juga harus menghentikan kepemimpinannya ketika judi sudah merajalela. walaupun obsesi beliau tentang judi yang mendatangkan pemasukan yang besar terhadap jakarta masih menggebu- gebu. Yahoo! Groups Sponsor ~-- Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for anyone who cares about public education! http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links __ Disclaimer : - This email and any file transmitted with it are confidential and are intended solely for the use of the individual or entity whom they are addressed, if you are not the original recipient, please delete it from your system. - Any views or opinions expressed in this email are those of the author only. __ Yahoo! Groups Sponsor ~-- DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today! http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [ppiindia] Re : Sistem berbahaya (pemimpin tidak boleh berkuasa terlalu lama)
Mengganti sistem yang nggak beres jelas tetap diperlukan. Intinya cuma satu, penegakan hukum. Sistem yang baik akan menyisakan celah yang sangat sedikit untuk kemungkinan dibelokkan sesuai dengan kepentingan satu orang atau sekelompok orang. Menunggu adanya perbaikan moral jelas sia-sia (dan suatu hal yang sulit diukur). Tapi membuat sistem yang memperkecil kemungkinan korupsi, misalnya, jelas diperlukan. Dan menjadikan seorang pemimpin berkuasa dalam jangka waktu yang lama, adalah tindakan yang bodoh. Power tends to corrupt. Itu langgam politik yang sahih. Cerita seorang pemimpin yang memimpin negerinya dengan bijaksana dan adil selama kurun waktu yang panjang, mungkin saja bisa terjadi, tapi risikonya lebih besar untuk menciptakan pemimpin tersebut menjadi korup. Waktu 5 tahun sebenarnya sudah sangat cukup untuk menjadi bahan penilaian, apakah seorang pemimpin layak untuk diberi kesempatan kedua. Memang tidak akan terjadi keajaiban yang langsung mengubah, tapi setidaknya kita bisa mencatat progres. Dan soal pemimpin yang taat agama? Ayolah, kawan, tak perlu pemimpin, kalau semua orang taat dengan agamanya masing-masing, jelas persoalan di dunia ini makin sedikit. Itu kan utopis. Maksud saya, naif sekali mengharapkan pemimpin yang benar-benar berada di jalan Tuhan. Herannya, dalam setiap persoalan, manusia kembali lagi mengharapkan agama menjadi solusi yang paling mujarab. Makanya Indonesia nggak maju-maju. Bukannya solusi yang dicari, malah mimpi mendapatkan pemimpin sekaliber Umar bin Khattab. Sistem yang meminimalisir penyimpangan, dan komitmen untuk mengatasi persoalan secara bersama-sama, itu yang kita perlukan saat ini. Bukan mengharapkan turunnya seseorang yang diutus Tuhan untuk menyelamatkan Indonesia. Ratu Adil itu tidak akan pernah datang. BBM dinaikkan, ulama bilang tawakal. Tsunami di Aceh, ulama bilang itu peringatan dari Tuhan. Saya menginginkan penegakan hukum di Indonesia. Pemimpin yang bagus, akan memprioritaskan hal ini. -Uly Siregar --- Arriko Indrawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya sepakat dg Mbak Lina, bahwa : 1. Saat ini, Indonesia tidak memiliki pemimpin yg sekaliber Umar bin Khattab 2. Indonesia saat ini membutuhkan pemimpin yang aware terhadap hukum kemiskinan, dan kesadaran insani, serta tidak ketinggalan, kejujuran dan ketegasan. Semoga ya, mbak kita mempunyai Pemimpin yg demikian. Saya juga merindukannya Kesimpulan : Perbaikan moral dan mentalitas adalah yg paling diperlukan Indonesia saat ini, bukan penggantian sistem. Salam, Arriko I === Date: Mon, 28 Mar 2005 02:41:11 - From: Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] Subject: Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka Mereka otoriter tapi tidak mempunyai moral dan mental yang bagus. Alias Islam KTP. Itu saja. Kalo saya merujuk kepada Umar Bin Khatab, itu karena kalau saya merujuk kepada Kanjeng Nabi SAW...orang akan bilang...waah terang aja dia rasulullah...yang gak mungkin bisa ditiru secara keseluruhannya. Memang gak ada sekarang ini orang yang bermental seperti Umar Bin Khattab ra tsb..yang kepada kejahatan...amat tegas hukumnya dan kepada dhua'fa amat tegas kasihnya...Gak mencampurkan urusan pribadi dan negara. Itulah kenapa negara2 Islam itu kebanyakan dodol duwel. Mana ada pemimpin negara yang mo pake baju sederhana. Mana ada pemimpin negara yang mau jadi dhuafa'. Kalopun ada, dibilang munafik...he..he...Mana ada pemimpin negara yang dalam keadaan sekaratnya masih inget malu karena disaku bajunya masih ada duit... Kalau aja Soeharto adalah seorang yang memahami iman dan islam yang kuat, tentu dia tak akan mengumpulkan harta untuk anak cucu dan kroninya, meskipun lingkungannya menghendaki demikian. Bagi orang yang mau belajar dari sejarah, tentu akan faham kalau kedigjayaan Islam dahulu adalah karena pribadi sang pemimpin kanjeng Nabi SAW dan para khulafaurrasyidin, kesadaran insani (iman dan islam), serta 'engeh' thdp realitas sosial...Masa lalu adalah pelajaran, masa depan adalah cita-cita. Gak masalah tatanan bangsa mau kayak apa di Arab, di Barat, di Indonesia, di Cina toh Islam banyak mempunyai pilihan hukum (kan banyak mazhab, ada ilmu fiqih...ada syariah...). Tatanan kayak apapun bentuknya, kalau pemimpinya aware terhadap hukum dan kemiskinan (seperti yg dimiliki Umar bin Khattab ra)...kan asik tenan...Indonesia sekarang ini dah kayak arab jaman jahiliyah...??? Diperlukan seorang pemimpin yang bisa membawa umat sekian banyak ini ke tujuan yang sama...Namun yaitu..kalu cuma lima tahun...gak cukup kayaknya utk Indonesiaku ini. wassalam, __ Do you Yahoo!? Yahoo! Small Business - Try our new resources site! http://smallbusiness.yahoo.com/resources/ Yahoo! Groups Sponsor ~-- Give underprivileged students the materials they need to learn.
[ppiindia] NASA akan memberikan hadiah uang untuk inovasi
Di milis ini apa ada orang BPPT ? Salam, RM - The New York Times March 27, 2005 NASA Will Offer Cash Prizes for Technological Innovations By WARREN E. LEARY WASHINGTON, March 26 - In an effort to stimulate fresh thinking, the National Aeronautics and Space Administration has announced that it will offer cash prizes for innovative technology that can be applied to space exploration. The competitions, open to large and small companies, colleges, technology groups and individuals, are seen as ways to promote innovation by letting contestants pose any solution that works to solve a problem, an agency official said Friday. The prizes are a new approach for NASA in its effort to find new space technology. We want to find innovation wherever it exists, said the official, Brant Sponberg, manager of the Centennial Challenges Program at the space agency, in a telephone news conference. The program, part of President Bush's new vision of exploration for the space agency, was inspired in part by last year's Ansari X Prize of $10 million for the first private piloted suborbital flights, and in part by the incentive programs that have long been sponsored by the Pentagon's Defense Advanced Research Projects Agency. The first two competitions will focus on the development of strong lightweight materials for making ropelike tethers and on ways to transmit power wirelessly from one point to another. After face-to-face demonstrations by candidates later this year, the winners of the Tether Challenge and the Beam Power Challenge will each receive a $50,000 prize. The second year, NASA will repeat the challenges but raise the technical standards. Winners in each category will receive awards of $100,000, $40,000 and $10,000 for first, second and third place. In one competition, the tether materials will be stretched in matched contests. In the other, wireless power transmission and receiving systems, like those using laser beams or microwaves to transmit energy, will power robotic devices that carry weights up a cable. Mr. Sponberg said monetary inducements, like the $25,000 Orteig Prize won by Charles Lindbergh for the first nonstop flight between Paris and New York, were a proven way to advance innovation and technology. NASA will provide the $400,000 for prizes in the first contests, but the competition will be managed and run by the Spaceward Foundation, a nonprofit organization in Mountain View, Calif., that supports space technology and the concept of building an elevator between Earth and a station in space. NASA will loosely oversee the competition and the selection of unbiased judges to assess the contests, Mr. Sponberg said. With Congressional approval, NASA hopes to direct about $80 million toward such technology prizes over the next five years, he said. Planned are several annual Keystone Challenges, costing up to $3 million each, for things like explorer robots, lunar vehicles or autonomous mining equipment. With enough support, Mr. Sponberg said, NASA also hopes to sponsor one or two so-called Flagship Challenges a year, which could offer a prize of up to $25 million for a low-cost space mission, like a Moon landing robot or a human orbital flight. Ideas for future challenges have come in from NASA professionals, universities, private industry, those attending workshops on space technology, hobbyists and people sending in e-mail messages, he said. We are drowning in good prize ideas, Mr. Sponberg said. The New York Times Yahoo! Groups Sponsor ~-- Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka
Kalo memang harus turun ya turun lah seorang pemimpin itu, entah melalui konstitusi, entah melalui revolusi, entah melalui mengundurkan diri. Memang gak bisa berkuasa terus. Tapi yang saya mau tau apa pernyataan sampeyan yang mengatakan bang Ali turun karena obsesi judinya itu lho. Biar banyak cukong, tapi gak ada yang bisa memanfaatkan cukong tersebut utk kemajuan Jakarta, apa bisa maju Jakarta? ya buat apa dong Gubernur itu?? Kemajuan kantong nya dewe? kan gak gitu juga. Bandingkan deh gubernur sapa yang bisa bawa Jakarta maju. Aku juga gak buta-buta amat dan suci-suci amat kalo gubernur kena cipretan cukong, tapi fakta ttg Jakarta yang bisa dilihat mata kita itu harus jelas kelihatan. Kan sulit ngarepin pemimpin sekarang ini yang suci-suci banget and sulit apa tolok ukurnya mengetahui nih gubernur suci apa gak. Ya mending liat aja Jakartanya. Jadi, sekarang sampeyan mau bilang bang Ali jatuh karena gusurin tanah rakyat? comon man..., apa sih yang menyebabkan bang Ali turun dari jabatannya. Itu aja kok?..eh tambah deh...berapa periode dia menjabat jadi gubernur?. Udah deh jawab aja yang ini. Kalo gak dijawab ntar pertanyaannya nambah lagi..:-D wassalam, --- In ppiindia@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: fakta yang jelas juga beliau walaupun katanya berhasil dan sukses membawa jakarta lebih baik dari segi materiil, ternyata beliau tidak bisa berkuasa terus untuk menjadikan jakarta lebih baik, kepemimpinan beliau tidak dapat terus dipertahankan, dan jakarta itu maju bukan karena bang ali sadikin, jakarta maju karena banyak cukong ... coba tanyain berapa sih tanah- tanah yang dikuasai oleh orang indonesia asli di jakarta ... paling-paling bang ali hanya sebagai bemper aja buat mereka, supaya usaha mereka maju dan duitnya buat judi karena bingung duitnya mau di kemanain, jadi buat judi aja, tanah sih gampang bang ali kan bisa di kasih traktor buat gusurin itu rakyat ... maka jatuhlah bang ali dari kekuasaan di jakarta ... itu berkat rakyat juga ...kan salam, Butuh informasi leih jelas lagi, Bang Ali turun jadi Gubernur karena apa sih??? Apa bener karena obsesinya akan judi ato emang babe dah gak suka karena terlalu populer..dia itu... Faktanya dia adalah satu2nya gubernur DKI yang sukses membawa Jakarta lebih baik secara materiil Nah selain dia itu Jakarta jalan ditempat doang. Materill gak, rohani juga gak! --- In ppiindia@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: demikian juga dengan habibie ketika banyak orang menyatakan bahwa yang berhak memimpin bangsa indonesia ini adalah orang jawa ternyata ternyata mitos itu luntur dengan sendirinya, demikian pula dengan ali sadikin beliau telah menjadi gubernur dari ibukota republik ini, sejarahlah yang telah menunjuk beliau, tapi sejarah juga harus menghentikan kepemimpinannya ketika judi sudah merajalela. walaupun obsesi beliau tentang judi yang mendatangkan pemasukan yang besar terhadap jakarta masih menggebu- gebu. Yahoo! Groups Sponsor ~-- Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for anyone who cares about public education! http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --- -~- * ** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org * ** _ _ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links __ Disclaimer : - This email and any file transmitted with it are confidential and are intended solely for the use of the individual or entity whom they are addressed, if you are not the original recipient, please delete it from your system. - Any views or opinions expressed in this email are those of the author only. __ Yahoo! Groups Sponsor ~-- Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~-
[ppiindia] Tantangan Terhadap Teori EVOLUSI
Tantangan Terhadap Teori EVOLUSI Teori evolusi yang disebarkan kaum naturalis banyak termuat pada berbagai media pers yang bertindak untuk maksud-maksud berbeda: Pertama agar dipelajari dan diyakini oleh masyarakat ramai sebagai sejarah yang telah berlangsung dimana tiada satu pun yang dinamakan kekuasaan dan ketentuan ghaib dari TUHAN pencipta, bahkan semuanya telah berproses secara alamiah yang padanya hidup dan mati telah berlaku. Semuanya akan hilang lenyap tanpa hari akhirat yang jadi dongeng dalam kalangan penganut agama tertentu. Kedua yaitu... Selengkapnya klik di bawah : http://www.myquran.org/forum/showthread.php?t=7321 wassalam Yahoo! Groups Sponsor ~-- Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Re: Re : Sistem berbahaya (pemimpin tidak boleh berkuasa terlalu lama)
Sistem (sebagus apapun) kalo dibuat dan dijalankan oleh orang-orang yang amoral, piye toh? Aku pikir sistem yang ada di Indonesia dah lumayanlah lah, tapi kalo moral pemimpinnya kayak gini2 aja, perlu revolusi moral... --- In ppiindia@yahoogroups.com, bintang timur [EMAIL PROTECTED] wrote: Mengganti sistem yang nggak beres jelas tetap diperlukan. Intinya cuma satu, penegakan hukum. Sistem yang baik akan menyisakan celah yang sangat sedikit untuk kemungkinan dibelokkan sesuai dengan kepentingan satu orang atau sekelompok orang. Menunggu adanya perbaikan moral jelas sia-sia (dan suatu hal yang sulit diukur). Tapi membuat sistem yang memperkecil kemungkinan korupsi, misalnya, jelas diperlukan. Dan menjadikan seorang pemimpin berkuasa dalam jangka waktu yang lama, adalah tindakan yang bodoh. Power tends to corrupt. Itu langgam politik yang sahih. Cerita seorang pemimpin yang memimpin negerinya dengan bijaksana dan adil selama kurun waktu yang panjang, mungkin saja bisa terjadi, tapi risikonya lebih besar untuk menciptakan pemimpin tersebut menjadi korup. Langgam itu gak akan berlaku buat pemimpin yang punya ketaatan agama karena buat yang taat agama mereka sadar kekuasaan itu amanah yang amat beratnya. Itu langgam politik yang sudah tak berlaku lagi sekarang. Sekarang ini yang berlaku adalah corrupt tends to power. Waktu 5 tahun sebenarnya sudah sangat cukup untuk menjadi bahan penilaian, apakah seorang pemimpin layak untuk diberi kesempatan kedua. Memang tidak akan terjadi keajaiban yang langsung mengubah, tapi setidaknya kita bisa mencatat progres. Buat rakyat awam, ngapain mencatat progress doang? Sudah cukup lama lho rakyat ini nyatetin progres melulu? Percaya lah rakyat Indonesia ini rakyat yang penyabar: gak ada rotan, akarpun jadi. Gak ada nasi, singkongpun jadi. Dan soal pemimpin yang taat agama? Ayolah, kawan, tak perlu pemimpin, kalau semua orang taat dengan agamanya masing-masing, jelas persoalan di dunia ini makin sedikit. Itu kan utopis. Maksud saya, naif sekali mengharapkan pemimpin yang benar-benar berada di jalan Tuhan. Herannya, dalam setiap persoalan, manusia kembali lagi mengharapkan agama menjadi solusi yang paling mujarab. Makanya Indonesia nggak maju-maju. Bukannya solusi yang dicari, malah mimpi mendapatkan pemimpin sekaliber Umar bin Khattab. Makanya jangan dijadikan mimpi. Ciptakan pemimpin yang sekaliber Umar bin Khattab ra. Jadikanlah itu suatu cita-cita (bukan mimpi) buat bangsa ini. Makanya cerita pemimpin yg taat agama jangan cuma dijadikan dongeng isapan jempol dengan mengatakan utopis. Sistem yang meminimalisir penyimpangan, dan komitmen untuk mengatasi persoalan secara bersama-sama, itu yang kita perlukan saat ini. Bukan mengharapkan turunnya seseorang yang diutus Tuhan untuk menyelamatkan Indonesia. Ratu Adil itu tidak akan pernah datang. Sistem akan bisa berjalan kalau ada kesadaran hukum yang tinggi alias kalo negaranya sudah maju. Kalau tidak sistem cuma jadi permainan. Sosio kultur bangsa ini perlu diperhitungkan. Pemimpin bangsa ini gak takut sama sistem...he..he...bisa kong koli kong. BBM dinaikkan, ulama bilang tawakal. Tsunami di Aceh, ulama bilang itu peringatan dari Tuhan. Ini memang kapasitas ulama. Mereka toh bukan umara. Saya menginginkan penegakan hukum di Indonesia. Pemimpin yang bagus, akan memprioritaskan hal ini. Pemimpin yang bagus dan taat agama juga memprioritaskan ini. Dia harus menunjukkan bahwa diapun orang yang menegakkan hukum di lingkungan terkecilnya (keluarganya). Kalo pemimpinnya aja dah ngasih contoh...kan rakyat Indonesia (yang sosio kulturnya senang meniru scr membabi buta) bisa meniru juga:-D -Uly Siregar --- Arriko Indrawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya sepakat dg Mbak Lina, bahwa : 1. Saat ini, Indonesia tidak memiliki pemimpin yg sekaliber Umar bin Khattab 2. Indonesia saat ini membutuhkan pemimpin yang aware terhadap hukum kemiskinan, dan kesadaran insani, serta tidak ketinggalan, kejujuran dan ketegasan. Semoga ya, mbak kita mempunyai Pemimpin yg demikian. Saya juga merindukannya Kesimpulan : Perbaikan moral dan mentalitas adalah yg paling diperlukan Indonesia saat ini, bukan penggantian sistem. Salam, Arriko I smallbusiness.yahoo.com/resources/ Yahoo! Groups Sponsor ~-- Give underprivileged students the materials they need to learn. Bring education to life by funding a specific classroom project. http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org
[nasional_list] Re: [ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka
** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum ** just for ur irritation..:))..kidding.. actually..Bang Ali itu anti disuap..itu kata org2 dulu.apalagi klo ada tender2 yg gak jelas n nantinya bisa ngerugiin rakyat kecil.(gak tau bener ato gak bcs i wasnt even born yet at that time..) [EMAIL PROTECTED] To: ppiindia@yahoogroups.com 03/28/2005 01:26 cc: PM Subject: Re: [ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Please respond to Judi, Saya Rela Masuk Neraka ppiindia fakta yang jelas juga beliau walaupun katanya berhasil dan sukses membawa jakarta lebih baik dari segi materiil, ternyata beliau tidak bisa berkuasa terus untuk menjadikan jakarta lebih baik, kepemimpinan beliau tidak dapat terus dipertahankan, dan jakarta itu maju bukan karena bang ali sadikin, jakarta maju karena banyak cukong ... coba tanyain berapa sih tanah-tanah yang dikuasai oleh orang indonesia asli di jakarta ... paling-paling bang ali hanya sebagai bemper aja buat mereka, supaya usaha mereka maju dan duitnya buat judi karena bingung duitnya mau di kemanain, jadi buat judi aja, tanah sih gampang bang ali kan bisa di kasih traktor buat gusurin itu rakyat ... maka jatuhlah bang ali dari kekuasaan di jakarta ... itu berkat rakyat juga ...kan salam, Butuh informasi leih jelas lagi, Bang Ali turun jadi Gubernur karena apa sih??? Apa bener karena obsesinya akan judi ato emang babe dah gak suka karena terlalu populer..dia itu... Faktanya dia adalah satu2nya gubernur DKI yang sukses membawa Jakarta lebih baik secara materiil Nah selain dia itu Jakarta jalan ditempat doang. Materill gak, rohani juga gak! --- In ppiindia@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: demikian juga dengan habibie ketika banyak orang menyatakan bahwa yang berhak memimpin bangsa indonesia ini adalah orang jawa ternyata ternyata mitos itu luntur dengan sendirinya, demikian pula dengan ali sadikin beliau telah menjadi gubernur dari ibukota republik ini, sejarahlah yang telah menunjuk beliau, tapi sejarah juga harus menghentikan kepemimpinannya ketika judi sudah merajalela. walaupun obsesi beliau tentang judi yang mendatangkan pemasukan yang besar terhadap jakarta masih menggebu- gebu. *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links __ Disclaimer : - This email and any file transmitted with it are confidential and are intended solely for the use of the individual or entity whom they are addressed, if you are not the original recipient, please delete it from your system. - Any views or opinions expressed in this email are those of the author only. __ *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links Yahoo! Groups Sponsor
[ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka
gitu juga yang aku denger. Anti suapnya itu juga krn bang Ali memang datang dari keluarga yang udah berada, gak perlu ngemis ke cukong. Makanya aku tanya apa yang menyebabkan bang Ali turun jabatan? karena ku dengar lagi juga itu karena dia terlalu populer dan babe gak suka orang yang terlalu populer...he..he...kalah pamor... he..he..masih i'lmi yaqin belum ainul yaqin...apalgai haqul yaqin --- In ppiindia@yahoogroups.com, Carla Annamarie [EMAIL PROTECTED] wrote: just for ur irritation..:))..kidding.. actually..Bang Ali itu anti disuap..itu kata org2 dulu.apalagi klo ada tender2 yg gak jelas n nantinya bisa ngerugiin rakyat kecil.(gak tau bener ato gak bcs i wasnt even born yet at that time..) [EMAIL PROTECTED] To: ppiindia@yahoogroups.com 03/28/2005 01:26 cc: PM Subject: Re: [ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Please respond to Judi, Saya Rela Masuk Neraka ppiindia fakta yang jelas juga beliau walaupun katanya berhasil dan sukses membawa jakarta lebih baik dari segi materiil, ternyata beliau tidak bisa berkuasa terus untuk menjadikan jakarta lebih baik, kepemimpinan beliau tidak dapat terus dipertahankan, dan jakarta itu maju bukan karena bang ali sadikin, jakarta maju karena banyak cukong ... coba tanyain berapa sih tanah- tanah yang dikuasai oleh orang indonesia asli di jakarta ... paling-paling bang ali hanya sebagai bemper aja buat mereka, supaya usaha mereka maju dan duitnya buat judi karena bingung duitnya mau di kemanain, jadi buat judi aja, tanah sih gampang bang ali kan bisa di kasih traktor buat gusurin itu rakyat ... maka jatuhlah bang ali dari kekuasaan di jakarta ... itu berkat rakyat juga ...kan salam, Butuh informasi leih jelas lagi, Bang Ali turun jadi Gubernur karena apa sih??? Apa bener karena obsesinya akan judi ato emang babe dah gak suka karena terlalu populer..dia itu... Faktanya dia adalah satu2nya gubernur DKI yang sukses membawa Jakarta lebih baik secara materiil Nah selain dia itu Jakarta jalan ditempat doang. Materill gak, rohani juga gak! --- In ppiindia@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: demikian juga dengan habibie ketika banyak orang menyatakan bahwa yang berhak memimpin bangsa indonesia ini adalah orang jawa ternyata ternyata mitos itu luntur dengan sendirinya, demikian pula dengan ali sadikin beliau telah menjadi gubernur dari ibukota republik ini, sejarahlah yang telah menunjuk beliau, tapi sejarah juga harus menghentikan kepemimpinannya ketika judi sudah merajalela. walaupun obsesi beliau tentang judi yang mendatangkan pemasukan yang besar terhadap jakarta masih menggebu- gebu. * ** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org * ** _ _ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links __ Disclaimer : - This email and any file transmitted with it are confidential and are intended solely for the use of the individual or entity whom they are addressed, if you are not the original recipient, please delete it from your system. - Any views or opinions expressed in this email are those of the author only. __ * ** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny.