[ppiindia] Eye on Saudi Maids Reveals Child Abuse

2005-03-27 Terurut Topik Ambon

http://www.arabnews.com/?page=1section=0article=61121d=27m=3y=2005

Sunday, 27, March, 2005 (16, Safar, 1426)

  Eye on Saudi Maids Reveals Child Abuse
  Majed Al-Kinani, Asharq Al-Awsat 

  JEDDAH, 27 March 2005 - Many Saudi families have installed secret cameras 
in their homes in order to monitor the behavior of their maids. The families 
are supposedly interested in seeing how the maids treat their children, 
especially since violence against children is increasing in the Kingdom.

  Umm Sultan, a Saudi mother working in the educational sector, has had 
more than eight maids in the past few years. She has had to change them because 
of abuse of her children.

  She said: I suspected that my maid was abusing my child when he always 
ran to me and said he didn't want to be with her. Umm Sultan decided to take a 
friend's advice and install a camera to see what was going on. She said: The 
maid left my child crying for hours while she took a bath or watched TV. When 
the child was hungry, she took the bottle, shouted at him and then threw the 
bottle at him. In the end my child cried himself to sleep. I could not watch 
the tape so I called my husband and showed it to him. The maid was deported the 
same day.

  Umm Sultan's story is generally typical of what the secret cameras reveal.

  Maids, on the other hand, strongly object to being secretly filmed. They 
said it was an invasion of their privacy. An Indonesian maid stated, Nobody 
has the right to film me or any other maid. We refuse to have our private lives 
filmed. I will not agree to being filmed.

  Foreign consular offices in the Kingdom have different opinions. Muhammad 
Salheen, from the Indonesian Consulate, understands the motives that drive many 
Saudi families to install secret cameras. At the same time, he pointed out: 
Just as Saudis are entitled to their privacy, so are maids. Saudis could avoid 
the stress and violence which may come from their maids by specifying exact 
work times and rest times. Many maids are driven to violence as a result of 
stress because of the absence of laws and regulations related to their work.

  Ahmad Ali believes that secret cameras are important in every house where 
there are maids. He described his experience when he discovered that his maid 
was beating his young child.

  He said: Thank God I discovered how my maid was beating my child, 
because of secret cameras.

  The secret camera business has brought huge profits to stores which sell 
them. Ahmad Al-Shawi, the manager of a big camera observation company, said the 
number of Saudi families asking for the service is increasing every month. He 
said: Secret camera prices vary. They run from about $550 to $1,300. The price 
also depends on the size as most Saudi families prefer the smaller ones that 
cannot be seen or discovered.
 


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks  Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [ppiindia] Penjelasan Sikap DPP PKS Berkaitan dengan Kenaikan Harga BBM

2005-03-27 Terurut Topik Edy Susanto



ÜñÐ!§çlø$úrê §øù£ [EMAIL PROTECTED] wrote:

http://pk-sejahtera.org/modules/news/article.php?mn=1storyid=2987 
Penjelasan Sikap DPP PKS Berkaitan dengan Kenaikan Harga BBM 
PKS Online : Sepatutnya pemerintah mengambil kebijakan-kebijakan yang 
meringankan beban masyarakat seperti yang kami sampaikan di atas. Jika 
tindakan-tindakan kongkrit dilakukan pemerintah, maka DPR maupun Masyarakat 
tentu akan bisa memahami logika kebijakan tersebut Penjelasan Sikap DPP Partai 
Keadilan Sejahtera Mengenai Kemelut yang Terjadi di Dewan Perwakilan Rakyat 
Republik Indonesia Berkaitan dengan Kenaikan Harga BBM

1. DPP Partai Keadilan Sejahtera dengan perangkat Fraksi PKS di Lembaga 
Legislatif DPR-RI tetap konsisten mengkritisi secara konstruktif kebijakan 
pemerintah yang berdampak luas terhadap masyarakat banyak

2. DPP Partai Keadilan Sejahtera sangat memahami adanya aspirasi penolakan 
terhadap kenaikan harga BBM, karena berakibat meningkatnya beban biaya yang 
harus ditanggung oleh masyarakat

3. DPP Partai Keadilan Sejahtera berpendapat bahwa dalam menyelesaikan masalah 
kenaikan harga BBM ini, semua pihak perlu mengembalikan kepada prosedur dan 
mekanisme sesuai tata tertib Dewan dan Peraturan Perundang-undangan yang 
berlaku. Agar berupaya menghindarkan pola-pola penyelsaian masalah dengan 
cara-cara yang tidak terpuji.

4. Harus dicarikan jalan tengah dan win-win solution yang ditempuh antara lain 
dengan cara pihak Pemerintah dan DPR duduk bersama lagi membicarakan persoalan 
dengan jernih dalam rangka mencari solusi terbaik yang lebih mengutamakan 
kepentingan rakyat banyak

5. DPP Partai Keadilan Sejatera sudah bertemu dengan Presiden SBY dan DPP 
Partai Keadilan Sejahtera meminta agar pemerintah segera merealisasikan 
beberapa program yang akan mengurangi beban hidup masyarakat

a. Sektor pendidikan; Agar pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk membebaskan 
seluruh biaya pendidikan tingat SD baik negeri maupun swasta. Pengembalian pola 
status BHMN (Badan Hukum Milik Negara) kepada UPT (Unit Pelaksana Teknis), baik 
pada perguruan tinggi negeri maupun rumah-rumah sakit pemerintah

b. Sektor kesehatan; agar membebaskan biaya 
pengobatan masyarakat di Puskesmas dan kelas III Rumah Sakit tanpa prosedur dan 
persyaratan yang menyulitkan

c. Kejaksaan Agung harus ada keberanian untukmenangani masalah-masalah korupsi, 
terutama penanganan koruptor-koruptor kelas kakap. Pada sisi lain agar 
Kejaksaan Agung besert jajarannya menindak oknum-oknum Kejaksaan yang melakukan 
pemerasan

6. Sepatutnya pemerintah mengambil kebijakan-kebijakan yang meringankan beban 
masyarakat seperti yang kami sampaikan di atas. Jika tindakan-tindakan kongkrit 
dilakukan pemerintah, maka DPR maupun Masyarakat tentu akan bisa memahami 
logika kebijakan tersebut

7. DPP Partai Keadilan Sejahtera bersama Fraksi PKS di lembaga legislatif 
berpendapat bahwa opsi ke-5 di Sidang Paripurna yang berbunyi, ”DPR berpendapat 
bahwa Pemerintah perlu meninjau Peraturan Presiden no 22 tahun 2005, melalui 
pembahasan APBN perubahan 2005 bersama DPR” merupakan penjabaran yang memadai 
untuk memenuhi konsideran-konsideran di atas.

Jakarta, 21 Maret 2005

Ir. H. TifatuL Sembiring
PjS Presiden 







-
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail - now with 250MB free storage. Learn more.

[Non-text portions of this message have been removed]




***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]

Yahoo! Groups Links












Your Millioner Adds Success System adalah Program yang Sangat Cerdas dan 
Spectakuler untuk Anda Meraih kebebasan Finansial dan hidup bahagia !Klik link 
ini  www.ymass.net/?r=success 


Kunjungi Juga website kami di www.team-success.tk  atau 
http://team-success.tripod.com



-
Do you Yahoo!?
 Yahoo! Small Business - Try our new resources site! 

[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Give underprivileged students the materials they need to learn. 
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  

[ppiindia] Tidak Mampu Bayar, Murid Putus Sekolah

2005-03-27 Terurut Topik Ambon

http://www.tempointeraktif.com/hg/jakarta/2005/03/27/brk,20050327-06,id.html

Bekasi

Tidak Mampu Bayar, Murid Putus Sekolah
Minggu, 27 Maret 2005 | 06:52 WIB 

TEMPO Interaktif, Bekasi:Sebanyak 27 murid madrasah tsanawiyah negeri di 
Kecamatan Jatiasih, Bekasi, putus sekolah selama 2005 ini karena faktor ekonomi 
keluarga.

Mereka putus sekolah karena faktor ekonomi keluarga. Rata-rata mereka berasal 
dari keluarga miskin (gakin), kata Kepala Seksi Pembangunan Tenaga Teknis dan 
Kesiswaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bekasi, Ida Sahida, kepada 
Tempo, Sabtu (26/3).

Ida memastikan murid yang putus sekolah pada 2005 ini sudah banyak. Angka putus 
sekolah yang sesungguhnya belum diketahui oleh Dinas P dan K Kota Bekasi. 
Tapi, paling tidak dengan adanya contoh-contoh seperti itu, sepertinya di 
sekolah-sekolah lain di Kota Bekasi masih banyak, imbuh Ida.

Untuk sekolah yang berasal dari keluarga miskin ini, kata Ida, sudah ada 
bantuan khusus dari anggaran kompensasi bahan bakar minyak (BBM) setiap tahun. 
Alokasi anggaran beasiswa kompensasi BBM untuk semester satu sudah diterima 
pada Oktober 2004 lalu sebesar Rp 1.761.720 milyar.

Program beasiswa dari kompensasi BBM 2004 diberikan secara bertahap, terbagi 
dalam dua semester (semester satu Juli-Desember 2004 dan semester dua 
Januari-Juni 2005). Saat ini, baru bantuan beasiswa semester satu yang sudah 
disalurkan pemerintah pusat ke daerah. Untuk semester dua, turun April nanti, 
kata dia. 

Ida mengaku, kondisi murid yang putus sekolah itu menjadi pekerjaan rumah dan 
sangat menohok Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi. Memang di samping kuota gakin 
harus ditambah. Besaran beasiswa itu untuk kondisi saat ini sebenarnya sudah 
tidak layak, tutur dia.





[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Give underprivileged students the materials they need to learn. 
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Hugo Chávez and Petro Populism (1/3)

2005-03-27 Terurut Topik Ambon

http://www.thenation.com/doc.mhtml?i=20050411s=parenti

Posted March 24, 2005

Hugo Chávez and Petro Populism
by Christian Parenti

Research support was provided by the Investigative Fund of The Nation 
Institute. 

The views from the slopes of Barrio San Agustín del Sur are spectacular. Tight 
passageways frame Caracas and the lush, cloud-draped Avila Mountain beyond. 
Along the neighborhood's rough cement steps, teenagers lounge around, flirting, 
arguing or lost in the cheap text-messaging functions of their cell phones. 
Ascending a nearby cliff is a small garbage dump. From afar its refuse looks 
like the sand in some ominous urban hourglass. 

Illiteracy, violence, disease and the listlessness of endemic unemployment have 
shaped the life of this barrio since landless squatters from the countryside 
first settled it about forty years ago. But much of that could be changing. 
ADVERTISEMENT Even though we have had problems, we are moving forward, says 
Carmen Guerrero, a woman in her late 40s who is one of San Agustín's most 
dedicated activists. Here, we are all with President Chávez. Everybody except 
for maybe six families. 

On the yellow walls of her living room are masks in the form of fashionable 
ladies' faces, a clock, a mirror and a small picture of Venezuela's populist 
president, Hugo Chávez Frías. Guerrero explains that she and her neighbors are 
studying in several government-created programs called missions and organizing 
themselves into committees to deal with everything from local and national 
election campaigns to sanitation and legalization of land titles. 

Like most slums in Caracas, this community also has a state-owned, subsidized 
market, a soup kitchen, a number of small-scale cooperative businesses and a 
little two-story, octagonal, red-brick medical center. Upstairs two Cuban 
doctors live in cramped quarters; downstairs is a small waiting room and 
clinic. 

Guerrero's neighbor, a young man named Carlos Martinez, is showing me around; 
he works with the local construction cooperative. They have a contract from the 
mayor's office to lay new drainage pipe in the barrio. Given the recent 
flooding, it is an important task. Later he shows me where a patch of 
ranchos--dirt-floored shacks made of corrugated tin and wood--are being 
replaced at government expense by solid, two-story brick homes. 

For this little barrio and a thousand others like it, such changes mean a lot. 
Like two generations of Venezuelan politicians before him, Chávez has pledged 
sembrar el petróleo--to sow the oil. That is, to invest its profits in a way 
that transforms the very structure of Venezuela's economy. But what would that 
entail? Are social programs enough? 

Lately Chávez has been talking about a revolution within the revolution, 
about transcending capitalism and about building a socialism for the 
twenty-first century. It is a discourse that frightens his enemies, 
electrifies his base and inspires the left throughout Latin America. After two 
decades of the US-promoted Washington Consensus--a cocktail of radical 
privatization, open markets and severe fiscal austerity--Latin America is an 
economic disaster marked by increasing poverty and inequality. 

Taken as a whole and controlling for inflation, Latin America has grown little 
since the mid-1980s and hardly at all in the past seven years. With the entire 
region primed for social change, a new breed of populists and social democrats 
is coming to power. Brazil, Argentina and Uruguay, in addition to Venezuela, 
have leftist governments of some sort, while Colombia, Ecuador, Mexico, 
Nicaragua and Peru will hold presidential elections in 2006. 

But a closer look at Venezuela reveals just how vexing and complicated a 
political and economic turn to the left can be, even in a country that is rich 
with oil and not deeply indebted.

 Thus far, Venezuela's Bolivarian Revolution, named for South America's 
nineteenth-century liberator, Simón Bolívar, has deepened and politicized a 
pre-existing tradition of Venezuelan populism. Despite Chávez's often radical 
discourse, the government has not engaged in mass expropriations of private 
fortunes, even agricultural ones, nor plowed huge sums into new collectively 
owned forms of production. In fact, private property is protected in the new 
Constitution promulgated after Chávez came to power. What the government has 
done is spend billions on new social programs, $3.7 billion in the past year 
alone. As a result, 1.3 million people have learned to read, millions have 
received medical care and an estimated 35-40 percent of the population now 
shops at subsidized, government-owned supermarkets. Elementary school 
enrollment has increased by more than a million, as schools have started 
offering free food to students. The government has created several banks aimed 
at small businesses and cooperatives, redeployed part of the military to do 
public works and is building several new subway 

[ppiindia] Hugo Chávez and Petro Populism (2/3)

2005-03-27 Terurut Topik Ambon

2/3 

Hugo Chávez and Petro Populism

Guerrero started supporting Chávez in 1992, on that fateful day when the 
then-unknown 37-year-old colonel launched a failed coup of his own. When defeat 
appeared imminent, Chávez surrendered. To avoid a bloodbath he went on 
television and asked his compatriots who were still holding two cities to put 
down their weapons. 

During that short live broadcast Chávez did two things that electrified the 
Venezuelan imagination. First, he took personal responsibility for the botched 
coup. This seemed to many viewers like a significant break from the standard 
political tradition of lying and blaming others for failure. Then, in 
explaining the defeat, Chávez said, For now, the objectives that we have set 
for ourselves have not been achieved. 

During the next two years, while Chávez was in prison studying, that key 
phrase--for now, or por ahora in Spanish--became a rallying cry, a slogan of 
defiance painted on walls, a talisman of hope in an otherwise squalid and 
corrupt political landscape. 

Guerrero's sentiments, down to the details about the coup and the por ahora 
speech, were echoed again and again in dozens of interviews throughout some of 
Caracas's poorest slums. The majority of people here--ranging from formerly 
apolitical housewives to hard-core veterans of the urban guerrilla movements of 
the 1970s--revere President Chávez. They view him as a political saint, a 
savior, the embodiment of a new national ideal. 

But through Guerrero's open front door we can see the Modernist towers of 
offices, banks, hotels and luxury apartments in the other Caracas, a city that 
has grown fat on the vast oil fortunes flowing from Venezuela's subsoil. 

It is this contrast between rich and poor--a contrast so visually obvious as to 
make the landscape of Caracas feel almost didactic--that animates Venezuelan 
politics. And in the other Caracas, the one with the country clubs, the 
citizens hate Chávez with an ardor as strong as the devotion one finds for him 
in the barrios. Just as the urban poor and campesinos love Chávez because of 
his swarthy, indigenous looks, tight curly hair and his rough, down-to-earth 
talk, so too are the wealthier classes driven apoplectic with rage by the fact 
that their president looks likes a construction worker or cab driver. 

For six years Chávez and his supporters have battled this opposition, an enemy 
that Chávez has nicknamed los escuálidos, or the weaklings. But the 
opposition has not always been so weak. It includes the privately owned mass 
media, which have been virulently and propagandistically hostile to the 
government, devoting days at a time to commercial-free attacks on it as 
totalitarian and Castro communist. There was the armed coup, then the oil 
strike, which cost the economy an estimated $7.5 billion and led to severe 
shortages of gas, food and beer. As one consultant in the Planning Ministry 
said in all seriousness: I thought the day we ran out of beer would be the day 
the country fell into anarchy and civil war. 

There was also a prolonged public protest by a group of respected former 
generals who urged active soldiers to rebel. Then there was a series of violent 
protests by rightist street fighters calling themselves the Guarimbas, who set 
up burning barricades during early 2004. 

Despite all this, Chávez and his political allies have won seven national 
ballots, including the approval of a new Constitution, an overhaul of the 
notoriously corrupt judiciary, two national legislative elections, two 
presidential elections and one attempted presidential recall. 

Through it all, occasional armed clashes between hard-core Chavistas and 
opposition militants have left about twenty people on both sides dead or 
seriously wounded. And the Chávez government has enacted a media law that 
punishes slander with jail time and prohibits broadcast of the 
twenty-four-hour-a-day video loops that were an opposition favorite, drawing 
sharp criticism from press-freedom advocates. But there has been no major 
government campaign of repression, not even against the architects of the coup, 
many of whom are at liberty and still in Venezuela.

The barrio 23 de Enero (January 23) is to the Venezuelan left what Compton is 
to hip-hop: the home of its hard core. The barrio's eponym is the date of a 
popular uprising that took place in 1958 against dictator Marcos Pérez Jiménez. 
Tucked into a Caracas valley and flowing over a few hillsides, 23 de Enero is a 
mix of 1950s-era cement tower blocks and the usual cinder-block homes wedged 
along winding staircases and walkways. 

The ten- and fifteen-story tower blocks are adorned in an improbable and 
tatterdemalion layer of colorful laundry hanging from external drying racks or 
barred windows. Behind the clothes and the bars one can see lush potted plants, 
caged and squawking birds or household items stacked up in the tiny, 
overcrowded apartments. On the back sides of the 

[ppiindia] Hugo Chávez and Petro Populism (3/3)

2005-03-27 Terurut Topik Ambon

Hugo Chávez and Petro Populism

T he organized opposition to Chávez is rather thin on the ground these days, 
having been largely discredited by the right-wing extremism of their coup and 
the economic devastation caused by their oil strike. So I visit the offices of 
the right-wing tabloid Así Es la Noticia, owned by one of Venezuela's 
top-circulation dailies, El Nacional. 

Look, Chávez won the referendum. People have to accept that, says the editor, 
Albor Rodriguez. She is in her early 30s, an escuálido all the way, but she 
respects the facts. 

Standing erect at her desk, one black-clad shoulder tipped forward, she takes 
long drags on her cigarette between comments. There is no 'Castro communist' 
here. That's ridiculous. They say there are Cubans in the government and the 
security. But there is no proof. However, does Chávez have autocratic 
tendencies? Yes! He comes from the military. Does his government, or he 
himself, know what they are doing? No! His head is a mix--a marmalade of 
notions and slogans. He speaks without thinking. He makes innuendoes about 
Condoleezza Rice being in love with him. That's insane. He's totally erratic. 

Albor, to my surprise, is almost as harsh on the opposition: They lost because 
Chávez has a deep emotional connection with the people, and they have no 
connection with the people. Also, he has spent a lot of money on the barrios. 
He pours money into the barrios. 

She explains that when her paper reported on the real work of the missions, 
some readers accused her of lying and having gone to the moon to find these 
things. She explains: The opposition lied to itself. They were deluded and 
now they are smashed. With that rather definitive summation, she puts out her 
cigarette and invites me to lunch. 

There are some in the opposition whose critique focuses less on Chávez's 
supposed abuses of power and more on the government's alleged mismanagement and 
left-wing economic tomfoolery. Oscar Garcia Mendoza is president of Banco 
Venezolano de Credito, a very old and conservative bank. He's what Chávez would 
call an oligarch, the official enemy: a capitalist financier. But when I meet 
him in his beautiful corner office on the ninth floor of a Modernist highrise, 
he is beaming. He wears a dark blue suit, his gray hair is cropped stylishly 
short and he has that healthy look that seems to come from being rich and 
relaxed. 

Classical music filters out from speakers in the ceiling; on the table are fine 
Cuban cigars. We sit in bent plywood and leather Herman Miller chairs, and gaze 
out across the city through a glass wall lined with thick green plants. 

Business has never been better, says Garcia. This government is totally 
incompetent. They have no idea what they are doing. The head of their land 
reform, Eliezer Otaiza, is a former male stripper. And did you see they just 
appointed Carlos Lanz, a former terrorist kidnapper, a communist, as head of 
Alcasa, our largest aluminum company? Through it all, Garcia wears a slightly 
suppressed grin as if he thinks the whole thing is hilarious. I mean, can you 
imagine that? 

In a way, Lanz's appointment is not so outrageous: Another former guerrilla, 
Ali Rodriguez Araque, once minister of mining and energy, then head of OPEC, is 
now foreign minister and widely respected as a level-headed negotiator. 

Garcia also has some very concrete criticisms. He says that the current 
economic boom is a chimera based on oil prices. In 2004 government spending 
jumped 47 percent, much of which went to pay for healthcare and education--the 
missions. But despite the oil windfall, the government has had to borrow 
heavily. Instead of turning to international financiers, it has increased its 
internal debt to Venezuelan banks. 

Garcia says that in the past four years this internal debt has gone from $2 
billion to more than $27 billion. The Finance Ministry confirms these figures 
and says that 60 percent of this debt is held in government bonds. 

But what makes this really crazy, says Garcia, is that the government is 
depositing all its oil revenue in the same banks at about 5 percent, then 
borrowing it back at 14 percent. It's a very easy way for bankers to make 
money. That's why I say this is a government for the rich. 

Last year Venezuelan banks made $1.38 billion in profits, just a bit more than 
they did the year before. And most of that money came from lending to the 
Chávez government and trading in special government-approved, 
dollar-denominated bonds, a legal loophole in the new currency-control law. 
Garcia's bank actually does no business with the government, but the huge 
increase in oil revenues has doubled his loan portfolio. The economy is awash 
in money: Growth was 17.3 percent in 2004. 

So if the economy is booming, why does Garcia dislike Chávez? 

These people are crooks, he says. Look, Venezuela has always been corrupt, 
but these guys are the worst. When I point out that the government 

[ppiindia] Re: Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka

2005-03-27 Terurut Topik Arriko Indrawan


Amin...
mudah2an saya memiliki mentalitas or moralitas yang tinggi.
Saya yakin anggota millist ini juga demikian... buktinya
semua pada jago mengkritisi :o))

Mbak Lina masih ingat jaman Suharto, Pemerintahan yg otoriter??
Bagaimana dg Burma, junta militer?? Afganistan jaman Taliban?? Sudan??
Ada positifnya, tapi banyak negatifnya

Itulah resiko kalo negara dipimpin oleh pemimpin otoriter...
Apalagi kalo mentalitasnya buruk... punya kuasa, dg atas nama agama pula...
Menurut saya itu sangat berbahaya

Umar Bin Khattab ra itu masa lalu, mbak
Wake up...!!! Saat ini, jaman sudah berubah...
Tatanan bangsa Indonesia juga berbeda
dg bangsa Arab dijaman Umar Bin Kattab...

Menurut mbak Lina, siapa di antara bangsa ini
yg sekaliber spt Umar Bin Khattab??
Menurut saya tdk ada!!
Kalo cuma mirip mukanya...atau jenggotnya
mungkin ada... :o)

Sistem di barat bisa berjalan karena
mentalitas dan moralitas dlm mengemban tugas,
setidaknya, lebih baik dari bangsa ini,
untuk masa lalu dan saat ini..

Beberapa di antara aparat pemerintah mereka
mungkin masa bodoh dg agama...bahkan atheis...
Tapi, mereka bertindak dan berbuat mendekati
yg diajarkan di dlm agama
Makanya, mereka bisa membawa kemajuan bagi bangsanya...

Mereka juga mengalami jatuh dan bangun untuk dapat mencapai
hasil saat ini..

Pengamalan nilai-nilai moral dan mental yg baik...
itu yg lebih penting daripada hanya sekedar
tegaknya negara Agama

Saya yakin bangsa ini bisa juga spt negara-negara maju,
bila :
1. kita mempunyai visi bersama untuk kemajuan bangsa...
2. mempunyai tekad yg kuat untuk mencapainya...
3. Mengutamakan kepentingan seluruh anak bangsa dalam berpikir
4. mengedepankan kejujuran dan itikad baik dalam mengambil keputusan
   dan bertindak
5. Bekerja dg keras untuk mencapainya...
6. Tegakkan hukum

Contoh negara yg sdh melakukannya : Korea Selatan.
Bisakah aparat kita melakukannya???

Saya yakin, siapapun pemimpinnya, apapun sistemnya
Kita bisa bergerak maju bersama
Kita bisa lebih baik dari Korea Selatan...
Bila kita semua mau jujur membenahi diri

Jadi, nggak usah repot-repot mengganti dasar negara...
tambahkan aja yg kurang


Indonesia Raya Majulah, Majulah...
Hiduplah Indonesia Raya...

Arriko I


ps : Selamat berlibur panjang buat semuanya
 Selamat Paskah untuk anggota millist yg beragama Kristen...

===

  Date: Thu, 24 Mar 2005 03:10:12 -
   From: Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
Subject: Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka


Dalam pengamatanku, bangsa ini memang mesti di pimpin oleh seorang
yang otoriter, tapi perlu pemimpin otoriter yang (katanya dik
Arriko) punya mentalitas or moralitas yang tinggi. Jadi bayangan
saya adalah seperti pemimpin Umar Bin Khattab ra.

Bangsa ini gak bisa dirubah dalam waktu 5tahunmesti 40 tahun
juga mungkin. Nah kalo butuh 40tahun berubah, tapi orangnya gonta-
ganti mulu dan sistem gonta ganti juga, piye toh?

Sosio kultur bangsa ini memang butuh khilafah islamiyah. Sayangnya
musuh Islam itu takut bener ama istilah begini, maka dibuatlah
image2 Islam radikal...Islam Liberal...etc...orang dibuat alergi
sama kata Islam.

Kalo barat memang gak butuh pemimpin model gini, ya silakan krn
memang sosio kulturnya memungkinkan. Tapi, jangan kemudian mereka
meaksakan kenegara orang yang sosio kulturnya beda!

Eksperimen yang sampeyan sebutkan itupun secara tersirat telah
BERHASIL memberikan suatu pelajaran, bahwa...waktu memerintah yang
panjang sangat dibutuhkan untuk merubah suatu paradigma dalam
negara...

Sekali lagi sistem apapun (mau demokrasi, mau 5tahun sekali ganti,
mau seumur hidup etc..etc...sekalipun komunisme) asal pemimpinnya
mempunya moral dan mentalitas baik dan tinggibisa lama
berkuasa...that's it!

Bangsa ini dewan kongresnya amburadul, jadi sulit mengharapkan
mereka...tidak pernah tercipta sistem baik yg bisa bertahan lama...
Bangsa ini belum mampu kearah situ, jadi jangan cuma asal jiplak
dari negara maju itu. Bangsa ini harus bisa mengaca dirinya sendiri.

Masalahnya, mungkin kita gak menjiplak tapi telah didikte: bahwa
Islam itu horor!. Buat umat Islam juga, dah tau musuh gak demen
simbol2 agama Islam kayak gitu, ya udah ngalah aja disini yang
penting nilai2 islaminya bisa masuk dulu. Berdakwah lah dgn akhlak
seperti AA Gym bhw Islam itu indah, rahmatan lil alamiin, Islam itu
damai..tapi Islam itu juga tegas..melindungi yang lemah...

just a thought.

wassalam

--- In ppiindia@yahoogroups.com, Robertus Budiarto
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Aku terus terang mesti check lagi ama Mbak Lina,

 apakah yg anda maksud sistem khilafah islamiyah itu one man show
dan waktu nya nggak terbatas?

 Kalau jawabannya ya, maka aku dengan terpaksa menolak ide ini
walaupun niatannya baik. Nah sistem one man show dan masa yg tak
terbatas kan udah kita coba selama lebih dari 30 tahun. Dimulai dgn
jatuhnya BK dalam Diktatorisme sampai Diktator gaya Mafia Suharto.
Apa akibatnya  Permasalahan SISTEMIK yang akut. Bahkan 

[ppiindia] Artikel : LINDUNGI DIRI ANDA DARI MIE INSTAN

2005-03-27 Terurut Topik Abadi Purwadaksina

LINDUNGI DIRI ANDA DARI MIE INSTAN

Para penggemar Mi Instan, pastikan Anda punya selang waktu paling tidak
3 (tiga) hari setelah Anda mengkonsumsi Mi Instan, jika Anda  akan
mengkonsumsinya lagi.  Dari Informasi kedokteran, ternyata terdapat
lilin yang melapisi mi instan.Itu sebabnya mengapa Mi Instan tidak lengket
satu sama lainnya ketika dimasak.

Konsumsi Mie Instan setiap hari akan meningkatkan kemungkinan seseorang
terjangkiti kanker. Seseorang, karena begitu sibuknya dalam berkarir
sehingga tidak punya waktu lagi untuk memasak, sehingga diputuskannya
untuk mengkonsumsi Mi Instan setiap hari. Akhirnya dia menderita kanker.

Dokternya  mengatakan bahwa hal ini disebabkan karena adanya lilin dalam
Mi Instan tersebut. Dokter tersebut mengatakan bahwa tubuh kita
memerlukan waktu lebih dari 2 (dua) hari untuk membersihkan lilin
tersebut.

Ada seorang pramugari SIA (Singapore Air) yang setelah berhenti dan
kemudian menjadi seorang ibu rumah tangga, tidak memasak tetapi hampir
selalu mengkonsumsi Mie Instan setiap kali dia makan. Kemudian akhirnya
menderita kanker dan meninggal karenanya.

Jika kita perhatikan Mi China yang berwarna kuning yang biasa ditemukan
dipasar, dari hasil pengamatan, mi yang belum dimasak tersebut akan
terlihat seperti berminyak. Lapisan minyak ini akan menghindari 
lengketnya mi tersebut satu dengan lainnya.

Mi Wonton yang masih mentah biasanya ditaburkan tepung agar terhindar
dari lengket. Ketika tukang masak akan memasak mi, dia memasaknya 
pertama-tama dalam air panas, kemudian dibilas/ditiriskan dengan air 
dingin sebelum dimasak dengan air panas lagi. Memasak dan meniriskan 
dengan cara ini akan dapat menghindari lengketnya mi tersebut
satu sama lainnya. Tukang masak memberikan minyak dan saos pada mi
tersebut agar tidak menjadi lengket ketika akan dikonsumsi secara kering 
(tanpa kuah). 

Aturan masak dalam membuat Spaghetti (Mi dari Italia), 
akan dibutuhkan minyak dan mentega yang ditambahkan terlebih dahulu pada 
air rebusan Spaghetti untuk menghindari lengketnya pasta tersebut.


--
Seorang gadis kampung dari pinggiran Kota Bandung telah menggemparkan 
Dunia betapa tidak? Ia di usia menjelang 25 tahun telah berpenghasilan 
lebih dari $20.000,- per bulan... http://www.kerjapintar.com



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks  Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[list_indonesia] [ppiindia] Malaysia sudah mulai mengujicoba VeriChip - was Re: Tarif Paspor Akan Naik 400%

2005-03-27 Terurut Topik Wilson K.
** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **


Masih ingat salah satu posting beberapa hari lalu tentang tarif paspor
yg akan dinaikkan 400% karena pengimplementasian chip elektronik
seperti yg telah diterapkan oleh Malaysia? Saya sempat berkomentar sbb:

 Tarif Paspor Akan Naik 400 Persen
  
 --- cut 
 
 Baru Malaysia.
 Dijelaskan, saat ini negara ASEAN yang sudah menggunakan paspor
 dengan data mikroprosesor adalah Malaysia. Tarif pembuatan 
 paspor di Malaysia untuk 32 halaman sebesar RM 300
 (Rp 690.000), ukuran 64 halaman sebesar RM 600 (Rp 1,38 juta). 
 
 --- cut 
 
 
 Seperti yg telah anda baca pada berita diatas, dijelaskan bahwa saat
 ini satu2nya negara ASEAN yang sudah menggunakan paspor dengan data
 mikroprosesor adalah Malaysia. Pernahkah terbayang dalam benak anda
 jika satu hari nanti, dan mungkin Malaysia juga akan menjadi negara
 ASEAN pertama yg menerapkannya (atau barangkali saat ini bahkan sudah
 mulai dgn tahap penelitian dan percobaan), orang2 sudah tidak lagi
 harus membawa tanda pengenal diri apapun (KTP, SIM, Paspor dll dsb)
 karena semua data ybs telah tersimpan dengan aman, dan hampir tidak
 mungkin untuk dipalsukan, dalam sebuah chip kecil yg ditanamkan
 kedalam tubuh yg bersangkutan seperti produk VeriChip yg dikembangkan
 oleh Applied Digital Solutions untuk dunia medis di Amerika Utara saat
 ini? This is NOT some Science Fiction stuff folks. Scientifically, it
 is absolutely possible.


Siapa yg menduga ternyata it was already happening as I was typing
that comment of mine then?? Here's the news article:


http://www.nst.com.my/Current_News/NST/Thursday/National/NST32285911.txt/Article/indexb_html
Two carry medical data in their arms
23 March 2005

GEORGE TOWN, Wed. - Two Malaysians have had the world's smallest
identification chips embedded in their arms.

Inforlexus Sdn Bhd directors Ham Guan Khai and Siauw Ka Lung had the
VeriChip implants, containing their health data which can be accessed
via a secure server through a 16-digit identification number contained
on the chip.

The data is stored in the Global VeriChip Subscribers Registry, which
is the system's healthcare provider.

Inforlexus spokesman Koay Cheow Shin said the painless implantation
process was done at a clinic here and each implant took less than 30
seconds.

The VeriChip was implanted under the skin in the upper arm, he said.

The chip is a miniaturised, radio frequency identification device
about the size of a grain of rice.

The verification number is captured by briefly passing a handheld
reader device over the VeriChip.

A small amount of radio frequency energy passes from the handheld,
proprietary scanner to the VeriChip, which then emits a radio
frequency signal transmitting the number.

It acts as a gateway to a person's medical information, and can also
be used in security, financial and emergency identifications and other
applications.

In an emergency, VeriChip can provide healthcare workers with a
person's name and pertinent personal information.

==

If you are not familiar with the controversial Applied Digital's
VeriChip, here are a few online resorces to help you learn more:

http://en.wikipedia.org/wiki/Verichip
http://en.wikipedia.org/wiki/Number_of_the_Beast_(numerology)
http://news.com.com/Is+RFID+the+mark+of+the+beast/2061-7337_3-5579795.html?part=rsstag=5575731subj=news
http://home.businesswire.com/portal/site/google/index.jsp?ndmViewId=news_viewnewsId=20050322005502newsLang=en
http://www.wired.com/news/politics/0%2C1283%2C55952%2C00.html
http://gadgets.engadget.com/entry/3586150958426715





 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks  Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:

[ppiindia] Masa Depan PDI-P---PDI-P Maunya seperti Apa?

2005-03-27 Terurut Topik Ambon

http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/3/28/p5.htm

Masa Depan PDI-P---  PDI-P Maunya seperti Apa?
Oleh I Ketut Putra Erawan, Ph.D 
Masa depan partai politik di Indonesia oleh banyak pihak dianggap kurang 
menjanjikan. Partai dikritik hanya aktif berfungsi dalam aktivitas merebut, 
mempertahankan, dan membagi kekuasaan. Dinamikanya kentara pada saat pemilu, 
kongres, munas, pembagian jatah kabinet, dan yang pasti pilkada langsung nanti. 
Partai dikritik tidak banyak berperan dalam menjalankan fungsi utama sebuah 
kekuatan politik yaitu mempersiapkan pejabat publik (bukan hanya merekrut 
saja), memberi arah bagi jalannya pemerintahan dan menjadi suluh bagi 
masyarakat (ketika muncul isu-isu yang kontroversial). Fungsi ini bahkan telah 
banyak diambil alih oleh kelompok sosial kemasyarakatan yang ada, baik itu 
lembaga swadaya, media massa, kampus, dan lain-lainnya. Partai jarang 
menawarkan solusi tetapi mempertontonkan intrik, manipulasi dan perpecahan. 
Partai menjadi kekuatan nyata yang kurang relevan bagi pendukung, masyarakat 
maupun proses demokratisasi. Partai sepertinya ada, namun tiada. Bagaimana 
dengan PDI-P yang berkongres di Bali mulai Senin ini sampai Sabtu depan?

INI ironis mengingat betapa banyaknya harapan yang dibebankan pada partai 
pascakejatuhan rezim orde baru. Apakah dengan demikian eksistensi partai sudah 
obsolete atau kedaluwarsa? Ia bukan lagi solusi tetapi problema bagi proses 
demokrasi? Tulisan ini berpendapat tidak sepesimis itu. Seberapa pun situasi 
partai saat ini, partai tetap merupakan aset utama politik. Partai adalah darah 
bagi hidupnya proses politik, pemerintahan dan demokrasi. Dengan demikian, 
salah satu tantangan terbesar bagi proses politik dekade ini, menurut saya, 
adalah membantu partai-partai politik yang ada menemukan jati dirinya dan 
kemudian tumbuh dewasa. Tantangan itu termasuk membantu partai 
mendemokratisasikan dirinya dan selanjutnya mendinamisasi sistem. Dalam bahasa 
jargonnya, menjadikannya partai modern.

Tulisan ini adalah upaya awal ke arah tersebut. Fokus pembahasan kali ini 
adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Tulisan ini akan membahas 
tiga pilihan masa depan bagi PDI-P. Masing-masing pilihan mensyaratkan 
penajaman arah reformasi dalam tubuh PDI-P. Di samping itu, masing-masing 
pilihan mengandung konsekuensi bagi partai ini selanjutnya. 



Kondisi Kini

Tulisan ini hendak membahas persoalan eksistensial partai, mau menjadi partai 
seperti apakah PDI-P sepuluh tahun lagi? Alasan memilih sepuluh tahun adalah 
pertimbangan strategis bahwa partai perlu cukup waktu untuk menata masa 
depannya. Kalau kita mengacu pada argumen Katz and Mair (1992), bahwa ada tiga 
wajah partai: partai pada akar rumput, partai pada level pemerintahan, dan 
partai pada tingkat pusat. Katakanlah fokus penataan pada masing-masing level 
memerlukan waktu dua tahun, maka untuk semua level dibutuhkan enam tahun. 
Sedangkan untuk pengorganisasian dan penataan hubungan antartiga level itu 
dibutuhkan paling sedikit dua tahun. Kalau partai harus mengkonsentrasikan diri 
setahun untuk menghadapi pemilu lima tahunan, maka partai membutuhkan waktu dua 
tahun selama satu dekade. Jadi total waktu yang dibutuhkan untuk menata tiga 
level partai, hubungan antarlevel, serta mempersiapkan pemilu adalah sepuluh 
tahun.  

Pembahasan terhadap tema-tema di atas untuk PDI-P yang tengah menyelenggarakan 
kongresnya di Bali mulai 28 Maret hingga 2 April adalah relevan untuk beberapa 
alasan. Pertama, partai ini adalah salah satu partai terbesar di Indonesia yang 
ikut menentukan konstelasi politik nasional dan daerah, sehingga konsekuensi 
dinamikanya akan berpengaruh terhadap proses politik dan pemerintahan secara 
umum. Kedua, adanya dinamika baru dalam kongres kali ini yang mengisyarakatkan 
perlunya demokratisasi internal partai. Persoalannya adalah belum tercapainya 
kesepakatan tentang siapa formaturnya (Megawati, Guruh, dan lain-lainnya), 
bentuk formaturnya (tunggal atau jamak), dan aturan main prerogatif atau tidak 
ada prerogatif (prosedur pengambilan kebijakan). Tetapi dalam banyak pertemuan, 
kalangan partai sendiri masih menyadari perlunya perubahan-perubahan dalam 
tubuh partai. Kekalahan dalam pemilu legislatif dan presiden 2004, misalnya, 
adalah pemicu kesadaran baru itu. Ketiga, persoalan-persoalan yang dihadapi 
oleh PDI-P juga dihadapi oleh partai-partai lainnya. Upaya PDI-P, misalnya 
dalam mengurangi personalitas/figur, money politics, premanisme, intimidasi, 
dan lainnya akan mudah dicontoh oleh partai-partai lainnya.  

Momentum kongres adalah wahana untuk menentukan kepemimpinan terpilih yang 
representatif. Terlebih lagi pertemuan besar dan seserius kongres mestinya juga 
menjadi momen refleksi bagi partai ini untuk merenungkan eksistensi dirinya. 
Mau menjadi partai seperti apakah PDI-P sepuluh tahun lagi? Kepemimpinan 
terpilih, menurut saya, bisa menjadi figur-figur transisional yang akan membawa 
partai ini ke masa depan. Energi 

[ppiindia] Kemiskinan di Balik Kemegahan Jakarta

2005-03-27 Terurut Topik Ambon

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/28/utama/1645325.htm

 
Kemiskinan di Balik Kemegahan Jakarta 


JAKARTA Kota indah dan megah

Di situlah aku dilahirkan

Rumahku di salah satu gang

Namanya Gang Kelinci

SEPOTONG bait lagu berjudul Gang Kelinci yang dinyanyikan Lilis Suryani itu 
amat populer sebelum tahun 1970, baik di kalangan orang tua maupun anak-anak.

Liriknya sederhana, yang mungkin mengundang tawa, menggambarkan citra sebuah 
ibu kota negara yang saat itu sudah dihiasi gedung-gedung bertingkat macam 
hotel, perkantoran, Jembatan Semanggi, jalan mulus, patung-patung dengan 
berbagai desain, yang melengkapi kemewahan Sang Metropolitan.

Di balik pembangunan infrastruktur itu juga diingatkan, Jakarta justru 
menyimpan persoalan luar biasa berupa tekanan penduduk yang bertambah sepanjang 
tahun. Hal itu membuat penghuninya hidup berjubel, berdesakan mendirikan rumah 
di pinggir kali hingga gang sempit lagi kumuh, kemudian berkompetisi mengangkat 
taraf hidupnya menjadi lebih baik.

Apa yang tersurat dalam lagu tadi tidaklah terlalu melenceng jika melihat 
kemiskinan di pusat kota! Sebutlah Talhah (54), warga Kramat Sawah, RT 09 RW 
08, Kelurahan Senen, Jakarta Pusat. Janda tanpa anak ini tinggal di areal 
seluas 100 meter persegi.

Di atas tanah warisan orangtuanya itu dibangun rumah yang dibagi menjadi enam 
ruangan, beratap seng bercampur genteng, berdinding papan dan tripleks, 
berlantai semen yang di atasnya dilapisi plastik.

Dengan kamar tamu, ruang tidur, dan dapur yang nyaris menyatu, rumah itu 
dilengkapi satu pintu tanpa jendela, sirkulasi udara pun hampir tidak ada. 
Penghuni maupun warga lain yang umumnya bermata pencarian sopir bajaj, tukang 
ojek, dan pekerja kasar terbiasa menghirup bau kurang sedap menusuk hidung yang 
bersumber dari air got di depan rumah itu.

Hanya satu ruang dari deretan kamar rumah itu yang menjadi jatah saudara 
lelaki Talhah disewakan sebesar Rp 1,5 juta setahun. Dari uang sewa itu Talhah 
disubsidi hidupnya ala kadarnya oleh saudaranya.

Kini keperluan makan-minum Talhah dibantu saudaranya yang tinggal di ruang 
sebelah, termasuk uang pengobatan sakit kanker yang mulai lagi menyerang 
tubuhnya.

Di atas seputar payudaranya sebelah kiri-yang hilang setelah dioperasi akibat 
penyakit yang sama-tumbuh lagi benih-benih kanker.

Dia sempat dibantu biaya pengobatan dan operasi dari sumbangan pembaca harian 
Kompas melalui Dana Kemanusiaan Kompas. Penyakitnya sembuh selama setahun, 
tetapi tujuh bulan terakhir kanker itu muncul kembali. Jangankan operasi, 
untuk biaya rontgen saja saya tidak mampu, ujar Talhah tentang biaya rontgen 
sebesar Rp 12 juta.

Kini Talhah mengobati penyakitnya dengan minum jamu, yang dia beli seharga Rp 
30.000 untuk dikonsumsi selama satu minggu. Uang pembelian jamu itu merupakan 
bantuan saudara-saudaranya.

PERSOALANNYA, saudaranya yang membantu juga memerlukan biaya hidup bagi 
keluarganya. Misalnya, Ida Farida, sang adik, cuma mengharapkan gaji suaminya, 
Suyanto, petugas satuan pengamanan pada sebuah apartemen, Rp 800.000 sebulan. 
Padahal, suami-istri ini menanggung empat anak yang memerlukan biaya sekolah. 
Anaknya yang tertua (perempuan) adalah siswa kelas I sekolah menengah kejuruan 
(SMK) negeri, menunggak membayar biaya sekolah selama Januari, Februari, dan 
Maret sebesar Rp 80.000 per bulan.

Anak sulungnya itu mestinya duduk di kelas II, tetapi terpaksa istirahat satu 
tahun karena tidak mampu bayar sekolah. Bahkan, kini, anaknya yang bungsu 
(putri) menderita tuberkulosis. Pokoknya, lama kelamaan isi rumah saya habis 
untuk biaya sekolah dan pengobatan anak-anak saya, ucap Farida.

Farida bukanlah tipe orang yang hanya berkeringat saat makan, tetapi enggan 
bersimbah peluh saat melaksanakan pekerjaan. Saya mau jualan untuk bantu 
penghasilan suami, tapi tidak ada modal. Saya pun mau jadi tukang cleaning 
service kalau ada lowongan, katanya.

KESEMPATAN kerja, itulah soalnya. Apalagi kebanyakan pencari kerja di Jakarta 
adalah tamatan sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), dan 
sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) tanpa memiliki keterampilan guna merebut 
segmen kerja yang dibutuhkan. Kalaupun lowongan kerja itu terisi, maka yang 
bisa diraih adalah pekerjaan kuli, buruh, dan sejenisnya.

Sebutlah Hasyim, lulusan SLTA, petugas Masjid Agung Sunda Kelapa di Jalan 
Madiun. Dengan jam kerja pukul 09.00-17.00, honor Hasyim rata-rata Rp 200.000 
sebulan yang didapat dari sumbangan jemaah yang menitipkan sandal dan sepatu 
saat mereka melaksanakan shalat.

Upah itu agaknya tidak cukup buat biaya hidup bersama istri dan seorang 
anaknya. Karena itu, Hasyim menjual jasa sebagai tukang servis barang 
elektronik atau tukang ojek sepeda motor. Saya ngojek karena terpaksa saja, 
sebab banyak kejadian sih, pengojek ditodong, dirampok, ucapnya.

Kesadaran tentang sumber rezeki itu pula yang mendorong Nyonya Ratna (40) 
menjadi tukang cuci dan setrika pakaian. Warga Kramat Sawah RT 08 RW 08, 
Kelurahan Senen, itu 

[ppiindia] Pertumbuhan Ekonomi Tidak Bisa Dipaksakan

2005-03-27 Terurut Topik Ambon

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/28/opini/1644209.htm

 
Pertumbuhan Ekonomi Tidak Bisa Dipaksakan 

Oleh M Sadli

IKATAN Sarjana Ekonomi Indonesia atau ISEI minggu lalu telah menggelar sidang 
pleno tahunan selama dua hari di Hotel Nikko, dengan tema umum Percepatan 
Pertumbuhan Ekonomi dan Penciptaan Lapangan Kerja Baru. Banyak masalah 
dibahas, baik dari segi ekonomi makro maupun mikro atau sektoral.

Yang penting adalah presentasi Dr Miranda Goeltom pada hari pertama, sesi 
pertama, sehingga papernya bisa dipandang sebagai referensi utama. Judul 
papernya adalah Mengapa Stabilitas Makro Telah Tercapai namun Sangat Lambat 
dalam Menggerakkan Pertumbuhan Ekonomi? Cara analisisnya adalah konvensional, 
yang juga sudah sering dilakukan penulis ini. Walaupun Sdr Miranda di sidang 
pleno ISEI ini bicara dalam kedudukan pribadinya, ia menjabat Deputi Senior 
Gubernur Bank Indonesia (BI), sehingga pandangannya kiranya sejajar dengan 
kebijakan moneter yang resmi.

Sdr Miranda senantiasa memberi tekanan kepada misi utama Bank Indonesia di 
zaman reformasi ini, yakni misi tunggal menjaga nilai rupiah, yang secara 
operasional juga bisa disebut menjaga rendahnya inflasi (misi resmi sekarang 
adalah inflation targeting). Ia juga beberapa kali menyebut good governance 
sebagai pedoman pokok.

Sdr Miranda membuka papernya dengan kalimat: Evaluasi secara umum terhadap 
kondisi makro-ekonomi hingga triwulan I 2005 menunjukkan bahwa stabilitas 
perekonomian yang telah mulai dicapai dalam kurun waktu dua tahun terakhir 
masih dapat dipertahankan sebagaimana tercermin pada indikator utama 
makro-ekonomi seperti perkembangan besaran moneter, suku bunga, nilai tukar, 
inflasi, dan indikator kinerja perbankan.

Perkembangan besaran moneter, diukur dengan M-zero (base money) maupun dengan 
ukuran M1 dan M2, semuanya masih ada dalam kisaran yang aman dan stabil. Suku 
bunga Sertifikat Bank Indonesia satu bulan menunjukkan penurunan konsisten dari 
sekitar 17 persen pada awal 2002 menjadi sekitar 7,4 persen pada awal 2005. 
Penurunan suku bunga itu diikuti oleh penurunan suku bunga kredit walaupun 
dengan pola penurunan yang relatif lambat. Nilai tukar rupiah selama beberapa 
periode terakhir bergerak relatif stabil dengan tingkat volatilitas yang cukup 
rendah. Secara tahunan, inflasi terus mengalami penurunan yang konsisten, dari 
12,55 persen pada tahun 2001 menjadi 6,4 persen pada akhir 2004.

Masalah inflasi

Inflasi di Indonesia bak penyakit endemis (seperti malaria) dan berakar di 
sejarah. Tingkat inflasi di Malaysia dan Thailand senantiasa lebih rendah. 
Inflasi di Indonesia tinggi sekali di zaman Presiden Soekarno karena kebijakan 
fiskal dan moneter sama sekali tidak prudent (kalau perlu uang, cetak saja). 
Di zaman Soeharto pemerintah berusaha menekan inflasi, tetapi tidak bisa di 
bawah 10 persen setahun rata-rata, antara lain oleh karena Bank Indonesia masih 
punya misi ganda, antara lain sebagai agent of development, yang bisa 
mengucurkan kredit likuiditas tanpa batas.

Baru di zaman reformasi, mulai di zaman Presiden Habibie, fungsi BI 
mengutamakan penjagaan nilai rupiah. Tetapi karena sejarah dan karena 
inflationary expectations masyarakat (yang bertolak ke belakang, artinya 
bercermin kepada sejarah), maka inflasi inti masih lebih besar daripada 5 
persen setahun. BI sekarang punya sasaran untuk menekan angka inflasi ini.

Di level teknis sudah ada kesepakatan antara Pemerintah dan Bank Indonesia 
untuk membawa tingkat inflasi jangka panjang ke kisaran 3 persen setahun. Untuk 
tahun 2005, sasaran BI adalah 6 persen plus-minus 1 persen; untuk tahun 2006, 
5,5 persen plus-minus 1 persen, dan untuk tahun 2007, 5 persen plus-minus 1 
persen. Maka yang menjadi taruhan adalah inflasi tahun 2005 ini yang dibayangi 
oleh kenaikan harga BBM.

Menurut Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi 
Universitas Indonesia, akan ada tambahan inflasi sekitar 1 persen, tetapi ada 
pakar ekonomi lainnya yang memperkirakan 3 persen, bahkan pakar Badan Pusat 
Statistik memasang angka 12 persen. Pengalaman sejarah menunjukkan pengaruh 
kenaikan harga BBM kepada inflasi dalam kisaran 1-2 persen setahun.

Pengendalian inflasi masih menghadapi risiko intern dan ekstern yang cukup 
besar. Dari dalam negeri ada pengaruh politik untuk mengucurkan dana perbankan 
yang lebih besar ke sektor riil, terutama ke sektor usaha mikro, kecil, dan 
menengah, dengan suku bunga rendah. BI juga tidak dapat mengendalikan 
perkembangan M-zero secara sempurna karena perbankan komersial harus melayani 
keperluan uang para nasabahnya, yang bisa dipengaruhi oleh inflationary 
expectations.

Risiko dari sektor ekstern timbul kalau harga minyak bumi masih terus naik, 
atau nilai rupiah mengalami depresiasi. Belakangan ini bahkan beberapa 
komoditas pertanian, seperti beras dan gula, mengalami kenaikan harga 
internasional, yang semuanya akan menjadi imported inflation bagi Indonesia.

Sdr Miranda menyebut beberapa fundamental 

[list_indonesia] [ppiindia] Perangkap Neoliberal

2005-03-27 Terurut Topik Ambon
** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/28/opini/1644248.htm


Perangkap Neoliberal=20
Oleh A Prasetyantoko

BAGI ahli sejarah setiap kejadian adalah unik. Sebaliknya, minat para ekono=
m menemukan kejadian-kejadian yang berulang dalam sejarah. Sejarah bersifat=
 partikular dan ekonomi bersifat general. Begitu kata Charles Kindelberger =
(1978).

Para ekonom tengah memperdebatkan hasil penelitian Lembaga Penyelidikan Eko=
nomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM-UI) tentang dampak penguran=
gan subsidi bahan bakar minyak/BBM (baca: kenaikan harga BBM) terhadap angk=
a kemiskinan. Kisahnya agak lain dari sekadar perdebatan akademis di kampus=
.

Kali ini, secara terbuka angka-angka temuan penelitian dipampang untuk meya=
kinkan orang akan sebuah kebijakan. Dengan angka-angka itu pula sekelompok =
intelektual merasa memiliki legitimasi moral untuk merekomendasi sebuah keb=
ijakan kepada pemerintah melalui sebuah iklan. Yang terpenting, angka-angka=
 hasil penelitian tersebut telah menjadi referensi penting dari kebijakan y=
ang menyangkut hajat hidup orang banyak.

Tim LPEM-UI meyakini pencabutan subsidi BBM yang disertai dengan pemberian =
kompensasi subsidi (pangan, pendidikan, dan kesehatan) akan berdampak pada =
penurunan angka kemiskinan. Sementara itu, sama-sama menggunakan model comp=
utable general equilibrium (CGE), Rina Oktaviani dari Fakultas Ekonomi dan =
Manajemen Institut Pertanian Bogor (FEM-IPB) memiliki hasil perhitungan yan=
g berbeda. Kompensasi subsidi hanya akan mendongkrak daya beli masyarakat s=
ebesar 0,6 persen, sementara dampak pencabutan subsidi BBM akan mendorong i=
nflasi sebesar 2,80-3,02 persen (Kompas, 14/3).

Tim Indonesia Bangkit mempersoalkan legitimasi penelitian LPEM-UI. Terlepas=
 dari masalah metodologis yang tengah diperdebatkan itu, tampaknya ada pula=
 persoalan epistemologis di dalamnya. Selain dari sudut pandang metodologis=
, sebuah penelitian umumnya dikaji dari sudut pandang perumusan konsep yang=
 berhubungan dengan sebuah kriteria kebenaran tertentu (relatif). Karena =
pada prinsipnya, sebuah metode (model) bisa diatur untuk melayani (mengguga=
t atau menguatkan) sebuah konsep kebenaran tertentu.

Neoliberal

Daoed Joesoef (Kompas, 16/3) membuat analogi pernyataan Menteri Koordinator=
 Perekonomian tentang ketidakmampuan rakyat membeli elpiji dengan kata-kata=
 sinis Ratu Marie Antoinette (istri Raja Louis XVI) di hadapan rakyat Paris=
 yang lapar. Kita tahu, Antoinette-putri Raja Francois I dari Austria-harus=
 menemui ajal secara mengenaskan di papan guillotine. Dia berada di dalam s=
istem kekuasaan yang diidamkannya pada saat yang tidak tepat. Rakyat sedang=
 kelaparan, negara sedang dilanda krisis keuangan yang parah, sementara war=
ga Paris tengah marah pada simbol kekuasaan yang mewah.

Di mata sejarah setiap kejadian penting dan kita bisa banyak belajar dariny=
a. Kisah tragis Ratu Antoinette bisa bertutur banyak atas kejadian aktual d=
i masa sekarang ini. Sayangnya, para ekonom hanya peduli pada kejadian yang=
 berulang karena di sana bisa ditemukan model guna memprediksi masa depan.

Di mata ekonom krisis tak lebih dari sekadar kejadian yang berulang, bisa t=
erjadi kapan saja dan di mana saja. Studi Tornell  Westernmann (2004) menu=
njukkan, krisis yang melanda negara sedang berkembang merupakan efek sampin=
g (by product) dari liberalisasi sektor finansial. Meskipun ada risiko kris=
is, liberalisasi sektor finansial tetap diperlukan bagi perekonomian karena=
 dia mendorong pertumbuhan.

Di negeri kita sebagian besar ekonom juga meyakini krisis disebabkan oleh t=
idak bekerjanya sistem pasar dengan baik. Jadi, solusinya: deregulasi, libe=
ralisasi, dan privatisasi (Washington Concensus). Sama halnya dengan Dana M=
oneter Internasional (IMF) yang datang dengan rumus yang klasik: krisis har=
us diakhiri dengan cara menaikkan suku bunga, menurunkan defisit serta mela=
kukan gerak stabilisasi dan privatisasi.

Dalam logika ini setiap kegagalan liberalisasi hanya bisa dipecahkan dengan=
 kebijakan liberalisasi yang lebih maju. Sejarah pun terus berulang; libera=
lisasi terus-menerus dijalankan sebagai proyek berkesinambungan. Dalam kasu=
s pencabutan subsidi BBM tampaknya kita terperangkap dengan logika ala neol=
iberal ini. Masalahnya, pencabutan subsidi BBM terkait langsung dengan masa=
lah rakyat yang lapar dan kali ini proyek liberalisasi justru menyeret ki=
ta pada masalah politik dan sosial yang kompleks.

Bernard Walleser (2000), dosen di EHESS-Paris, dalam bukunya L'=E9conomie C=
ognitive mengkritik pendekatan ekonomi atas dua ketimpangan utama; rasional=
itas individual dan keseimbangan kolektif. Pendekatan utama (mainstream) il=
mu ekonomi terlalu meyakini, secara individu manusia memiliki rasionalitas =
yang sempurna dan akibatnya, secara kolektif akan selalu terjadi keseimbang=
an umum (general equilibrium).

Pada dasarnya, rasionalitas manusia bersifat 

[ppiindia] Deplu tidak Tahu-menahu Pertemuan Kingsburry-Kalla

2005-03-27 Terurut Topik Ambon

Media Indonesia

  Senin, 28 Maret 2005

  POLITIK DAN KEAMANAN

  Deplu tidak Tahu-menahu Pertemuan Kingsburry-Kalla
 
  JAKARTA (Media): Departemen Luar Negeri tidak tahu-menahu masuknya 
penasihat GAM Damien Kingsburry ke Indonesia, termasuk aktivitasnya selama 
berada di Indonesia.

  Hal tersebut disampaikan juru bicara Deplu Marty Natalegawa ketika 
dihubungi Media, kemarin. Ditegaskan Marty, pihak Deplu baru akan terlibat 
bersama departemen lain dalam proses perizinan visa, bila memang ada perhatian 
khusus terhadap orang asing tertentu yang akan masuk ke Indonesia.

  ''Biasanya kami turut melakukan pemantauan, sifatnya lintas departemen, 
terhadap orang yang perlu mendapat perhatian dalam proses pengurusan izin visa. 
Tapi khusus Damien, saya secara pribadi ataupun institusional tidak tahu. 
Karena secara umum, untuk orang asing yang masuk Indonesia, prosesnya melalui 
Imigrasi,'' paparnya.

  Sebagaimana diinformasikan sumber Media, penasihat GAM yang sekaligus 
merupakan dosen di Universitas Deakin, Melbourne, Australia, tersebut tiba di 
Jakarta pada Selasa (22/3).

  Selama dua hari di Jakarta, Kingsburry menginap di Hotel Hilton, Jakarta 
dan selama berada di hotel tersebut, menurut sumber itu, Kingsburry tidak 
melakukan aktivitas apa pun di luar tempatnya menginap.

  Hanya saja, menurut sumber lain, Kingsburry mengaku sempat bertemu dengan 
Wakil Presiden Jusuf Kalla di lokasi tempatnya bermalam. Menteri Hukum dan HAM 
Hamid Awaluddin disebut-sebut juga ikut dalam pertemuan. Kedatangan Kingsburry 
ke Indonesia juga berdasarkan rekomendasi dari pejabat Indonesia.

  Ketika hal tersebut dikonfirmasi wartawan kepada Wapres Kalla, di 
sela-sela kunjungannya di Pelabuhan Uleuleu, Banda Aceh, NAD, pada akhir pekan 
lalu, dia hanya berujar, ''Tahu aja.''

  Sebagaimana pernah diberitakan, sebagai penasihat GAM, Kingsburry secara 
aktif terlibat dalam perundingan delegasi RI dengan delegasi GAM di Helsinki, 
Finlandia, beberapa waktu lalu.

  Bahkan, sempat dikabarkan bahwa melunaknya sikap GAM dari tuntutan 
merdeka menjadi 'pemerintahan sendiri', tidak terlepas dari masukan Kingsburry 
kepada para petinggi GAM yang bermukim di Swedia.

  Tiga tuntutan

  Sementara itu, sempat juga beredar kabar bahwa dalam pertemuan tertutup 
dengan Wapres Kalla, Kingsburry menyampaikan tiga tuntutan dari GAM. 
Masing-masing, gencatan senjata, konsesi perkebunan (tanpa disebutkan lokasi 
dan luasnya), serta uang senilai Rp800 miliar.

  Menanggapi kabar pertemuan itu, sejumlah anggota Komisi I DPR mengaku 
prihatin dan sekaligus menyesalkannya. Mereka bahkan menilai, pertemuan 
tersebut sebagai bentuk dari pelanggaran kesepakatan atas penyelesaian masalah 
Aceh.

  Tindakan yang dilakukan pejabat Indonesia itu dinilai oleh sebagian 
anggota DPR sebagai aksi yang membahayakan eksistensi bangsa. Lantaran itulah 
sempat beredar kabar, hal itu membuat gusar sejumlah pejabat di Deplu.

  Pernyataan tidak tahu-menahu juga disampaikan Menkominfo Sofyan Djalil. 
Kendati, sambung dia, dirinya sempat bertemu dengan Wapres Kalla, Rabu (23/3).

  ''Jadi saya kira tidak adalah pertemuan rahasia itu,'' kata Sofyan, yang 
kaget terkejut ketika ditanya kebenaran adanya rekomendasi Wapres untuk 
kedatangan Kingsburry, ''Masak sih, saya tidak tahu itu,'' katanya, usai 
membuka seminar tentang peran media penyiaran dalam penanganan bencana alam di 
Hotel Millenium, Jakarta Pusat, akhir pekan lalu. (Nur/P-6)
 



[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks  Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] PDIP (makin) Mengkhawatirkan

2005-03-27 Terurut Topik Ambon

Media Indonesia

  Senin, 28 Maret 2005

  OPINI

  PDIP (makin) Mengkhawatirkan

  Asrinaldi A; Pengajar Universitas Andalas, Padang
 
  KONDISI PDIP menjelang kongres di Bali (28/3) semakin mengkhawatirkan. 
Konflik internal di dalam tubuh kepengurusan DPP PDIP semakin menampakkan 
wujudnya. Tak terelakkan lagi perseteruan kelompok-kelompok tersebut sudah 
mengarah pada upaya jegal-menjegal calon ketua umum pada kongres mendatang. 
Masing-masing kelompok berupaya berebut pengaruh DPD dan DPC agar mendapat 
dukungan di kepengurusan mendatang. Kondisi ini diperburuk oleh berbagai intrik 
politik yang dilakukan kelompok tertentu seperti menyusun skenario deadlock 
dalam kongres (Media, 14/3) hingga edaran DPP PDIP tentang status peninjau 
dalam kongres (Media, 17/3).

  Setidaknya ada tiga kelompok yang saling berseberangan. Pertama, adalah 
kelompok yang menginginkan adanya perubahan yang sangat fundamental dalam 
kepengurusan PDIP. Kelompok ini menginginkan mekanisme dalam pengambilan 
keputusan strategis dan bentuk kepemimpinan PDIP ke depan harus direformasi. 
Dari tawaran gagasan dan ide yang dikemukakan, mereka adalah kelompok yang 
mengusulkan adanya pemurnian kembali perjuangan PDIP. Ada beberapa tokoh 
penting PDIP di balik kelompok ini di antaranya Kwik Kian Gie dan Roy BB Janis. 
Kelompok ini juga di dukung oleh kelompok lain yang satu visi melihat masa 
depan PDIP yaitu kelompok pembaruan. Kelompok ini dimotori oleh Sukowaluyo 
Mintoraharjo dan Laksamana Sukardi. Kedua, adalah kelompok yang cenderung 
pro-status quo yang memiliki pengaruh besar dalam lingkaran elite PDIP. Yang 
pasti kelompok ini masih menganggap bahwa kondisi partai sekarang tetap 
dipertahankan. Kalaupun ada perubahan sifatnya inkremental dan tidak perlu 
diubah secara mendasar. Kelompok ini tentunya terdiri dari Megawati 
Soekarnoputri, serta the gang of three menurut versi kelompok pertama yaitu 
Gunawan Wirosarojo, Sutjipto dan Pramono Anung. Ketiga, adalah kelompok yang 
turut berjasa dalam membesarkan PDIP yang memandang masalah perseteruan 
kelompok reformis dan pro-status quo ini perlu dicarikan solusinya. Kelompok 
ini tetap berpegang pada idealisme PDIP agar kejayaan partai pada masa lalu 
akan tetap terulang. Di antara tokoh dalam kelompok ini adalah Abdul Madjid VB 
da Costa dan Armin Arjoso.

  Perpecahan dalam tubuh PDIP tampaknya menjadi keniscayaan sejarah terkait 
dengan jatuh bangunnya partai politik di republik ini. Perpecahan ini bermula 
dari kekalahan PDIP pada pemilu legislatif dan pemilu presiden 2004 yang lalu. 
Suara PDIP yang terjun bebas dari pemilu 1999 yang memperoleh 33 juta menjadi 
21 juta pada pemilu 2004 adalah bukti adanya masalah serius di tubuh DPP PDIP. 
Keadaan ini semakin diperburuk dengan kekalahan Megawati Soekarnoputri dalam 
pemilihan presiden. Kenyataan ini memunculkan reaksi yang beragam dari elite 
PDIP. Mulai dari gaya kepemimpinan ketua umum yang tidak mencerminkan kedekatan 
dengan rakyat hingga pilihan kebijakan yang tidak sesuai dengan misi PDIP.

  Gerakan pemurnian dan pembaruan yang dimotori oleh Kwik Kian Gie dkk 
menuding bahwa kekalahan PDIP dalam pemilu tersebut tidak lepas dari peran the 
gang of three. Kelompok reformis ini menuntut tanggung jawab akibat kekalahan 
itu dari Pramono Anung dkk. Dari reaksi yang ditampilkan sepertinya gerakan 
pembaruan menargetkan agar the gang of three terlempar dari lingkaran kekuasaan 
DPP PDIP pada kepengurusan mendatang. Tentunya, tudingan dan reaksi tersebut 
tidak diterima begitu saja oleh the gang of three. Konsolidasi politik pun 
dilakukan oleh Pramono Anung dkk agar target kelompok reformis tersebut tidak 
kesampaian.

  Melihat realitas di kepengurusan PDIP selama ini, terasa sekali adanya 
sekat yang menghambat komunikasi antarkelompok elite di tubuh PDIP. Komunikasi 
aktif yang idealnya diperankan Megawati sebagai ketua umum gagal dijalankan. 
Akibatnya yang timbul justru kecurigaan sesama elite. Masing-masing kelompok 
mengklaim apa yang dilakukan kelompoknya adalah tepat untuk kemajuan partai. 
Sementara kelompok lain, menganggap bahwa apa yang dilakukan oleh kelompok 
tersebut adalah upaya mereka untuk merealisasikan kepentingan tertentu (vested 
interest). Selama ini yang terjadi ternyata kedekatan the gang of three dengan 
ketua umum dalam hal ini Megawati Soekarnoputri dimanfaatkan terutama dalam 
memengaruhi cara pandang dan sikap ketua umum terhadap suatu kebijakan 
strategis. Peran Megawati sebagai agregator politik terutama dalam mengumpulkan 
pendapat kelompok elite di lingkaran kekuasaannya tidak pula berjalan dengan 
baik, sehingga banyak pendapat yang berasal dari banyak pihak untuk kebaikan 
PDIP hilang begitu saja. Tragisnya ini bermuara pada friksi antar kelompok.

  Di sisi lain, ketergantungan elite PDIP terutama yang prostatus quo pada 
Megawati juga semakin terasa. Ketidakpercayaan kelompok pro-status quo ini 
terhadap kemampuan kader lain untuk 

[ppiindia] Perseteruan Di Balik Kongres PDI-P

2005-03-27 Terurut Topik Ambon

Suara Karya

Perseteruan Di Balik Kongres PDI-P
Oleh FS Swantoro 


Senin, (28-03-'05)
Suasana menjelang Kongres PDIP Bali, yang akan digelar tanggal 28 Maret-2 
April, sudah terasa panas; meski sebenarnya, Kongres Bali ini diperkirakan 
hanya tinggal ketok palu, terutama menyangkut pemilihan ketua umum. Kemungkinan 
yang panas, saat menanggapi pertanggunganjawaban Mega atas kekalahannya dalam 
Pemilu 2004, baik Pemilu Legislatif maupun Pemilihan Presiden. Selain itu, saat 
pemilihan formatur untuk memilih ketua umum dan menyusun fungsionaris DPP bisa 
menjadi rebutan daerah. Jika kader kritis seperti Kwik Kian Gie, Suko Waluyo, 
Arifin Panigoro Cs tidak masuk DPP, bisa semakin panas. Atau, kalau DPP hanya 
diisi oleh mereka yang dikonotasikan, kelompok 'status quo' (gang of three). 

Karena untuk pemilihan Ketua Umum, dapat dipastikan Megawati akan melenggang 
kembali. Kemungkinan tinggal ketok palu. Sementara kandidat lain, seperti Guruh 
Sukarno Putra, Sophan Sophiaan, Laksamana Soekardi dan Roy BB Janis, masih jauh 
tertinggal di belakang Mega. Lain halnya jika pemerintah melakukan intervensi 
melalui agen mereka di PDIP , dengan membagi uang ke utusan cabang-cabang, 
ceritanya akan lain. Kecenderungan itu sudah dibantah SBY dan Jusuf Kalla. Dari 
hitungan angka, mayoritas cabang, sekitar 65% masih mendukung Mega menjadi 
Ketua Umum. Persoalannya, jika Mega terpilih kembali, bagaimana mengisi 
fungsionaris DPP membawa gerbong partai menghadapi Pemilu 2009. 

Tantangan Ke Depan


Terhadap kemungkinan apakah Mega terpilih kembali dalam Kongres Bali. 
Jawabannya sudah sangat jelas, Megawati pasti terpilih kembali. Karena 
mayoritas cabang, menghendaki Mega memimpin kembali PDIP, periode 2005-2009. Di 
luar Megawati, masih sulit mencari kandidat pimpinan partai yang mampu 
menyaingi popularitas Megawati. Harus diakui, dalam PDIP sekarang hampir tidak 
ada tokoh yang kharismanya melebihi Megawati. Dengan demikian, jika ada elite 
partai yang tidak setuju dengan Megawati, mereka sulit untuk mengatakan 
tidak. Dan, jika ada yang berani menentang, mereka dicap pembangkang. Dalam 
hal ini, Megawati mirip Pak Harto, sulit menerima ada matahari kembar dalam 
partai dan keras kepala. 

Contoh yang disebutkan terakhir, keluarnya Eros Djarot dan Dimyati Hartono dari 
PDIP, karena berani menentang Mega akhirnya keluar mendirikan partai sendiri. 
Sifat keras kepala dan tidak mau berdamai, seperti dikumandangkan sendiri oleh 
Mega di Wonogiri, beberapa waktu lalu bahwa pintu rekonsiliasi dengan PDI 
Soerjadi sudah tertutup. Ucapan itu secara politis tidak taktis. Mengapa? 
Karena Mega belum sadar bahwa menghadapi Pemilu Presiden 2009 butuh dukungan 
luas dari seluruh komponen masyarakat, termasuk PDI-nya Soerjadi. Harus diingat 
bahwa presiden dipilih langsung oleh rakyat. Terkesan, Mega dalam memimpin 
partai masih seperti memimpin perusahaan pribadi. Seharusnya, Mega lebih rendah 
hati, mau merangkul semua komponen, baik di struktural partai maupun simpatisan 
partai. 

Meski dapat dipastikan Megawati akan terpilih kembali sebagai Ketua Umum PDIP 
dalam Kongres Bali 2005, namun untuk memilih fungsionaris DPP butuh kader-kader 
yang tidak hanya AMS (Asal Mega Senang) . Selain itu, perlu dipikirkan 
pentingnya landasan pijak partai terutama dalam pengungkapan pandangan partai 
tentang pokok-pokok tatanan politik, ekonomi, hukum, hankam dan sosial-budaya 
yang berkembang di negeri ini. 

Pembaruan Partai


Terhadap usulan gerakan pembaharuan dan pemurnian partai yang dimotori Suko 
Waluyo dan Kwik Kian Gie cs tentang posisi Mega menjadi Ketua Dewan Pengarah 
dan tentang peran gang of three (Sutjipto, Pramono Anung, dan Gunawan 
Wirosarojo) cukup reaslistik, dalam artian untuk memperbaiki kinerja partai. 
Meski Mega, tidak bersedia menjadi Ketua Dewan Pengarah Partai seperti 
diusulkan Suko Waluyo, namun Mega harus bijak mencari solusinya. 

Sebagai jalan tengah, perlu dipikirkan bagaimana Kongres Bali nanti, bisa 
menghasilkan DPP dan program yang dimengerti rakyat. Karena, negara ini 
dijalankan oleh partai politik. Sehingga, kalau partai politik tidak berjalan 
(letoi) maka negara pun akan demikian. Sehingga, perlu dilakukan gerakan 
pembaharuan partai. 

Langkah konkrit yang perlu diputuskan dalam Kongres PDIP di Bali, antara lain; 
perlu penegasan tentang aturan main internal partai dalam hal penetapan 
pimpinan partai, melalui AD/ART menyangkut siapa-siapa yang berhak duduk dalam 
pimpinan struktural, persyaratan menjadi fungsionaris dan anggota pimpinan 
menurut jenjang, pengalaman tugas dan kecakapan kerja. Termasuk perlu 
disepakati hal-hal yang berhubungan dengan pengangkatan anggota baru dari luar 
partai, terutama bila yang bersangkutan diusulkan menjadi pimpinan (struktural) 
partai. Ini perlu diputuskan, karena di PDIP banyak pendatang baru seperti 
Pramono Anung langsung menduduki posisi puncak dan jajaran struktural Partai 
Banteng Moncong Putih. 

Selain itu, terhadap penolakan Megawati menjadi Ketua 

[ppiindia] [Doc. G30S '65] Counter-Revolution in Java by Harald Munthe-Kaas

2005-03-27 Terurut Topik Mira Wijaya Kusuma


Counter-Revolution in Java


By Harald Munthe-Kaas


Tensions in Indonesia are not easing. Mr Munthe-Kaas,
who visited army units hunting the PKI chief D. N.
Aidit in Central Java recently, points out that, on
the contrary, the Communists' resistance has stiffened
and they have succeeded in escalating their attacks on
the army.
President Sukarno's position has obviously been
severely weakened and it is doubtful whether he
retains enough personal influence and prestige to save
his NASAKOM concept and prevent a prolonged conflict
between the opposing parties -- a conflict which
threatens to develop into a full-scale civil war.


THE CORE of the once so powerful Indonesian Communist
Party (PKI) is fighting for its survival on the slopes
of the Merapi volcano in Central Java. The wayang
leather puppet play is still going on, but the shadows
on the screen are too diffuse to be able to
distinguish the heroes from the villains. No outsiders
can yet know exactly what took place in the few days
immediately preceding
the bloody events of September 30, and it is
reasonable to assume that the whole story has not been
published by the Army-controlled newspapers of present
day Indonesia -- despite their claims to the contrary.
Nor have the Indonesian Communists or their supporters
in Peking released much material relating to the
affair.

However, the overall picture which has emerged is that
the PKI led or instigated a coup against the Army,
which appears likely to have been planning a coup
against the PKI, which the Communists attempted to
forestall. However, the evidence is still insufficient
to decide whether it was an imminent Army coup which
triggered off the September 30 putsch or whether it
was the other way around -- although the Army
vehemently denies that it ever contemplated a coup.
On the other hand, the lack of organisation displayed
by Colonel Untung's group naturally creates doubts
about the Army version of the affair, which alleges
that there was a carefully-laid PKI plot.
The evidence indicates that the GESTAPU acted in some
kind of emergency. It seems most probable that a
sudden deterioration in Sukarno's health (though he
now looks quite healthy) did in fact precipitate
events.

Despite the Army's intensive efforts to bring the
archipelago under control after the abortive GESTAPU
coup, important parts of Indonesia are still in a
state of war and the rooting out of GESTAPU is far
from complete. After a period of optimism (a
high-ranking officer
in Central Java told me a few weeks ago that it would
only take a few more days -- maybe a week -- before
the situation would be back to normal), the Army now
seems to be preparing itself for a prolonged
confrontation with GESTAPU elements -- who have been
completely identified with the PKI. Although the state
of war was declared over in the Djakarta area on
November 10, the regulations and emergency measures
imposed on the city by the local War Administrator
still remain valid, and the search for GESTAPU
elements continues unabated.

There are no signs that tensions are diminishing in
Central and Eastern Java. On the contrary, two new
cities in Central Java, Semarang and Tjilatjap, have
been declared in a state of war. Until
recently, the Communists who have clashed with the
Army have been small and apparently badly-organised
rebel groups armed only with very few modern weapons,
but a recent attack by 1,000 Communists on Army units
near Klaten in Central Java indicates that they are
now better organised.
More apparent proof that the Army is a long way from
bringing Central Java under its control is the
reported escape by PKI Chairman Aidit from the massive
encirclement in the Kartosuro-Bojolali-Klaten
area where, until recently, the Army was convinced
that they had got him tightly boxed in. If Aidit has
escaped (he is currently rumoured to be in
Jogdjakarta) and the PKI can continue to muster large
groups of followers and lead them in attacks against
the Army in Central Java, then, barring a miracle, a
civil war will be almost inevitable.

The professed intention of the Army is to find and
punish all those responsible for the abortive
September 30 coup -- not to root out Communism from
Indonesian soil. The Minister of Defence and Army
Chief of Staff, General Nasution, has recently been
quoted as saying that the Army is not anti-Communist,
but is against Communists who have become traitors to
our country. The distinction has apparently proved to
be too delicate to provide a practical guide to those
officers responsible for restoring the peace. The
whole of the PKI seems to have become collectively
responsible for the events of September 30. Indeed,
some have not confined their attentions to the
Communists; in President Sukarno's words: A witch
hunt is under way, not only against the PKI, but
against everything leftist.

There have been reports of former PKI members gaining
absolution from responsibility for September 30 by
tearing up their membership cards 

[ppiindia] Awal Pekan Ini Barang Bukti Munir Tiba di Indonesia

2005-03-27 Terurut Topik heri latief

http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=192303kat_id=23
 
Minggu, 27 Maret 2005
Awal Pekan Ini Barang Bukti Munir Tiba di Indonesia


Jakarta-RoL -- Awal pekan ini, barang bukti kasus pembunuhan aktivis HAM, 
Munir, dari pemerintah Belanda akan segera tiba di Tanah Air. 

KBRI Belanda memastikan akan selekasnya menyampaikan bukti-bukti penting itu 
kepada pihak berwenang di Indonesia. ''Mekanisme penyerahannya masih kita 
bicarakan lebih lanjut. Tapi pasti akan dilakukan secepatnya untuk memudahkan 
penyidikan polisi,'' ujar Kepala Bidang Politik KBRI Belanda, Mulya Wirana, di 
Amsterdam, saat dihubungi Republika melalui sambungan internasional, malam ini.

Menurut Mulya barang bukti yang hendak diserahkan tersebut adalah 
dokumen-dokumen dalam bahasa Belanda, olah TKP berupa keterangan saksi-saksi 
dari penumpang dan kru pesawat (saat pesawat Garuda 974 mendarat di Bandara 
Schipoll Amsterdam), keterangan keluarga Munir yang menjemput jenazah, Berita 
Acara Pemeriksaan (BAP), serta sisa organ tubuh Munir. 

Di tempat terpisah anggota Tim Pencari Fakta (TPF) Munir, Usman Hamid, 
mengharapkan barang bukti dari pemerintah Belanda itu bisa membuka jalan bagi 
penyidik Polri mengungkap pembunuh Munir. ''Tapi proses pengambilan sisa organ 
Munir tentu butuh ahli khusus untuk memastikannya,'' ingatnya.

Pada bagian lain, Usman mengatakan bahwa pihaknya kemungkinan besar dalam pekan 
ini tetap akan melakukan pertemuan dengan Kepala BIN Syamsil Siregar. ''Tanggal 
pastinya saya belum bisa mengungkapkannya,'' ujarnya.

Sebelumnya, pekan lalu Kepala BIN telah membantah dugaan keterlibatan anggota 
BIN dalam kasus pembunuhan Munir. Ia mengaku sudah melakukan investigasi dan 
pemeriksaan internal. Hingga kini ia belum menemukan bukti-bukti hukum terkait 
dugaan keterlibatan anggota BIN tersebut.

(Endro Yuswanto) 


-
Do you Yahoo!?
 Make Yahoo! your home page   

[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for
anyone who cares about public education!
http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Illness splits an Indonesian village New Feature

2005-03-27 Terurut Topik Ambon

http://www.iht.com/articles/2005/03/27/news/indo.html

Illness splits an Indonesian village New Feature
 By Jane Perlez The New York Times 
 Monday, March 28, 2005


BUYAT BAY BEACH, Indonesia This is a simple village, where the fishermen's 
families live on the sea in wooden shacks lighted by oil lamps and most 
everyone knows one another. But the people are divided by more than just the 
sandy track that passes for Main Street. 
.
Nearly all here agree that there is illness: mysterious lumps, skin rashes, 
dizziness and other ailments. 
.
But arguments over whether the cause is pollution from a nearby gold mine and 
whether the government should relocate the residents has pitted neighbor 
against neighbor as that intimate suffering is played out on a broader stage. 
.
Today, Buyat Bay is the center of an expanding dispute being fought punch by 
counterpunch from the courts and government offices of Indonesia to the worn 
quarters of environmental groups and the lofty Denver base of the mine's 
operator, Newmont Mining, the world's largest gold producer. 
.
That fight now includes criminal and civil cases brought by the government 
against Newmont, a legal wrangle that has startled Indonesia's foreign 
investors and placed Newmont in an unwelcome spotlight. 
.
More than that, the cases have sown deep animosity and division as Newmont and 
the environmental groups mobilize opposing camps in what is shaping up as a 
signal battle for each side. A government lawsuit seeking $117 million was 
announced March 9. 
.
Most troubling to Newmont, six of its executives, including two Americans, face 
criminal charges of polluting this tropical bay. 
.
The executives, who vigorously deny the accusations, have been prohibited by 
the court from leaving Indonesia since last October, when five of them were 
jailed for a month. 
.
In a setback to Newmont, the Supreme Court in Jakarta, the capital, ruled March 
17 that the criminal case could go ahead. 
.
Newmont denies that its operations polluted the area or affected the health of 
local people. In particular, it disputes a November government report, which 
forms the basis of the civil suit, that said mercury and arsenic had entered 
the food chain from about five million tons of mine waste deposited in the bay 
over several years. 
.
Such denials have not stalled a parade of accusers, as health problems continue 
to arise among local people. The residents say they have little choice but to 
eat the fish from their bay and drink the water from their wells, despite 
warnings in the government report that doing so may be unsafe. 
.
In February, residents of Buyat Bay Village, a town of several thousand behind 
this beach community, added their voices to the health complaints, citing the 
mysterious death of a child last November and warning in a letter to President 
Susilo Bambang Yudhoyono that what is occurring in Buyat Bay Village mirrors 
the circumstances of Buyat Bay Beach, only on a bigger scale. 
.
Nowhere has the heat of the dispute been felt more sharply than on the little 
verandas and in the tiny rooms of this beach community. 
.
Sharp words, glares, sullen expressions and constant worry about health pervade 
virtually every conversation. 
.
One of the most outspoken people is Andi Lensun, the father of Andini, a baby 
whose death last July set off the charges that the villagers' illnesses were 
related to heavy-metal poisoning. 
.
Adding to the bitterness over the death of his baby, Lensun - whose porch is 
decorated with a handmade sign that reads Relocation Yes - said that Newmont 
had fired him from a modest job cleaning the beach. He said he had been told, 
We'll hire you back if you are no longer associated with the environmental 
groups. 
.
The company says that the work was run by a subcontractor and that Newmont had 
no control over hiring. 
.
Some neighbors, who favor the mine, dismissed the health complaints. 
.
Hendrik Pontoh, a leader of the pro-mine faction who said he was working on a 
project for Newmont planting mangrove trees, said he did not believe that the 
illnesses were related to the mine, or even that all of them were real. 
.
People are expecting millions by saying they are sick, Pontoh said. The case 
is blown up because of the nongovernmental organizations. They are the brains 
behind the action against the mine. 
.
The intensity of the feelings is overwhelming, he said. Now people are going 
to kill each other over the differences. 
.
This month, Pontoh, other villagers and local officials flew to Jakarta under 
the banner of a pro-mine group, Communications Forum, for a meeting with the 
health minister, Siti Fadilah Supari. 
.
Soon afterward, the minister canceled a visit to the bay that would have 
generated publicity about the poor health. They told me things were normal and 
it was unnecessary to come, the minister said in an interview. 
.
The local government doctor, Sandra Rotty, a fierce defender of the mining 
company 

[ppiindia] Re: Website PPI India (PRO IZHAM)....

2005-03-27 Terurut Topik Ida Z.A


Morning ,

Dik...pa kabar juga? selamat yah udah jadi guru besar hihihi...t 
kalo disini jgn bilang cinta cintaan di japri aja ok, kalo disini 
ntar cew cew penggemarmu jelesMet berjuang!

k k

--- In ppiindia@yahoogroups.com, Zamhasari Jamil [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Salam,
  
 Para Milister PPI India yang kami hormati,
  
 Seiring dengan perubahan zaman, maka sejak detik ini para milister 
PPI India kini sudah dapat mengakses website PPI India di http://ppi-
india.org. Adapun Datok Penunggu atau Webmaster website ini adalah 
Tuan Guru Saifullah Hayati Nur ([EMAIL PROTECTED]), Mahasiswa asal NAD di 
Delhi University, New Delhi. Bagi cewek-cewek bolehlah chat ama 
beliau ini di Yahoo ID diatas. Sedangkan bagi cowok-cowok, cukup 
kirim offline msg aja. hehehehe.
  
 Buat kakakku tercinta Ida, mbak Listy, I2in, Mas Huttaqie, gmana 
kabar sekarang? Koq dah gak ada sms buat aku lagi nih. Aku lagi BT 
nih (BT: Butuh Tatih Tayang), hahahaha...
  
 Wassalam,
 
 
 
 * * * * *
 Zamhasari Jamil
 Pelajar Islamic Studies
 Jamia Millia Islamia - A Central University
 New Delhi - India 110 025
 Website Kampus  : http://www.jmi.ac.in
 Website Pribadi: http://e-tafakkur.blogspot.com
 Website PPI India : http://ppi-india.org
 Email: izamsh@ yahoo.com
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 __
 Do You Yahoo!?
 Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
 http://mail.yahoo.com 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [ppiindia] Aparat Keamanan Kejar Pembakar Poster Presiden

2005-03-27 Terurut Topik A Nizami

Harusnya presiden dan wapres berpikir, kenapa rakyat
sampai berani membakar foto mereka?

--- Mario Gagho [EMAIL PROTECTED] wrote:
 membakar gambar pres. saya kira masih blm keluar
 dari
 rambu2 kebebasan expresi. kita sudah menganut
 demokrasi liberal barat yg bermakna bahwa pres/wkl
 pres. tak lebih dari wujud rakyat. bukan raja. krn.
 itu, ketika keduanya/salah satunya diprotes krn.
 dianggap rakyat kurang memuaskan performance-nya, ya
 tidak perlu diributkan oleh aparat.
 
 bush yg konservatif waktu ditanya soal kritik atas
 dirinya dalam jumpa pers setelah rencana
 pengangkatan
 paul wolfowitz sebagai ketua world bank mengatakan
 bahwa kritik, apapun bentuknya, tidak membuat marah.
 krn. menerima kritik/protes adalah part of my job.
 
 sby, JK, dan aparat negara harus belajar dari bush.
 
 di inggris, saat tony blair dimaki2 oleh kelompok
 muslim/nonmuslim anti perang irak dg ramah
 mengatakan di depan mereka:beruntunglah anda, sir,
 anda tinggal di negara yg demokratis yg menghormati
 kebebasan berekspresi.
 
 sekali lagi, SBY, JK, dan aparat keamanan perlu
 belajar dari tony blair.
 
 sifat cepat tersinggung, sikap priayi aparat negara
 harus dihilangkan sebagai upaya transformasi sikap
 kultur feodal menuju demokrasi yg sebenarnya di
 segala
 bidang.
 
 salam,
 --- Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 

http://www.suarapembaruan.com/News/2005/03/24/index.html
  
  SUARA PEMBARUAN DAILY 
  Aparat Keamanan Kejar Pembakar Poster Presiden
  MAKASSAR - Aparat keamanan yang terdiri dari intel
  Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan
 (Sulsel),
  Kepolisian Kota Besar (Polwiltabes) Makassar, dan
  Kepolisian Resor Kota (Polresta) Makassar Timur
  mengejar puluhan mahasiswa yang terlibat
 pembakaran
  poster Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil
  Presiden M Jusuf Kalla. 
 
 
 Mario Gagho
 Political Science,
 Agra University, India
 -
 A WINNER works harder than a loser and has more
 time. 
 A LOSER is always too busy to do what is
 necessary.
 
 
   
 __ 
 Do you Yahoo!? 
 Yahoo! Small Business - Try our new resources site!
 http://smallbusiness.yahoo.com/resources/ 
 

Bacalah artikel tentang Islam di:
http://www.nizami.org



__ 
Do you Yahoo!? 
Yahoo! Small Business - Try our new resources site!
http://smallbusiness.yahoo.com/resources/ 


 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks  Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Fwd: [Saksi] Teka-Teki dibalik kisruh BBM.

2005-03-27 Terurut Topik A Nizami


--- rifky pradana [EMAIL PROTECTED] wrote:

 From rifky pradana Thu Mar 24 20:04:02 2005
 From: rifky pradana [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Date: Fri, 25 Mar 2005 11:04:02 +0700
 CC: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [Saksi] Teka-Teki dibalik kisruh BBM.
 
 Indonesia tampaknya benar-benar sedang menjadi
 sasaran empuk campur
 tangan Amerika. 
 
 Ibarat adonan roti, melalui beberapa lembaga
 keuangan dan pendanaan
 internasional yang secara langsung dan tidak
 langsung berada di bawah
 kekuasaannya, Indonesia kini seperti sedang
 diremas-remas oleh Amerika
 untuk dibentuk menjadi donat atau roti keju.
 
 Simak misalnya keributan di seputar kenaikan harga
 BBM yang terjadi
 belakangan. 
 
 Jika ditelusuri secara cermat, boleh dikatakan
 hampir pada semua aspek
 perumusan kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga
 BBM, sarat dengan
 campur tangan Amerika. 
 
 Memang benar, bila ditelusuri ke belakang kenaikan
 harga BBM bukan hal
 baru bagi Indonesia. 
 
 Tetapi bila disimak motivasinya, kenaikan harga BBM
 yang terjadi
 belakangan ini sangat berbeda motivasinya dari
 kenaikan harga BBM yang
 terjadi pada masa sebelumnya.
 
 Sehubungan dengan itu, para pejabat pemerintah boleh
 saja mengemukakan
 1001 alasan mengenai penyebab ''terpaksa''
 dinaikkannya harga BBM. 
 
 Tetapi sesuai dengan UU Migas No 22/2001, kenaikan
 harga BBM yang
 terjadi belakangan mustahil dapat dipisahkan dari
 tengah berlangsungnya
 apa yang disebut sebagai liberalisasi industri migas
 di negeri ini.
 
 Artinya, berbeda dengan kenaikan harga BBM sebelum
 2001, kenaikkan harga
 BBM yang terjadi belakang secara tegas digerakkan
 oleh motivasi untuk
 menghapuskan subsidi BBM dan menyesuaikan harga BBM
 dengan harga pasar
 internasional.
 
 Pertanyaannya, mengapa industri migas harus
 diliberalisasikan, dan
 mengapa pula harga BBM harus disesuaikan dengan
 harga pasar
 internasional ?.
  
 Jawabannya sangat sederhana. Sebagaimana dikemukakan
 Menteri Energi dan
 Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro,
 tujuannya antara lain
 adalah untuk merangsang masuknya investasi asing ke
 sektor hilir
 industri migas di sini.
 
 Sebagaimana dikatakannya, 'Liberalisasi sektor hilir
 migas membuka
 kesempatan bagi pemain asing untuk berpartisipasi
 dalam bisnis eceran
 migasNamun, liberalisasi ini berdampak
 mendongkrak harga BBM yang
 disubsidi pemerintah. Sebab kalau harga BBM masih
 rendah karena
 disubsidi, pemain asing enggan masuk.'' (Kompas, 14
 Mei 2003). 
 
 Karena sejak semula diniatkan untuk mengundang
 masuknya investor asing,
 tidak aneh bila hampir semua aspek perumusan
 kebijakan pemerintah dalam
 melakukan liberalisasi industri migas dan menaikkan
 harga BBM, sarat
 dengan campur tangan asing, khususnya Amerika.
 
 Simak, misalnya, pernyataan USAID (United States
 Agency for
 International Development) berikut, ''USAID has been
 the primary
 bilateral donor working on energy sector reform.''
 Khusus mengenai
 penyusunan UU Migas, USAID secara terbuka
 menyatakan, ''The ADB and
 USAID worked together on drafting a new oil and gas
 law in 2000.''

(http:www.usaid.gov/pubs/cbj2002/ane/id/497-009.html).
 
 
 Berdasarkan kutipan tersebut, dapat disaksikan
 betapa telah sangat
 jauhnya pihak asing, khususnya Amerika, terlibat
 dalam penyusunan
 kebijakan industri migas di Indonesia. 
 
 Selain itu, disadari atau tidak, dapat disaksikan
 pula betapa telah
 sangat berkembangnya tradisi untuk menyerahkan
 penyusunan rancangan
 undang-undang (RUU) kepada pihak asing. 
 
 Sebagaimana diketahui, keterlibatan asing dalam
 penyusunan RUU tidak
 hanya dialami oleh UU Migas. Tetapi dialami pula
 oleh UU Kelistrikan, UU
 Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan beberapa produk
 perundang-undangan
 lainnya. RUU Kelistrikan disusunkan oleh Bank Dunia,
 sedangkan RUU BUMN
 disusunkan oleh Price Waterhouse Coopers.
 Selanjutnya, khusus mengenai
 kenaikan harga BBM, simaklah pernyataan USAID
 mengenai keterlibatan Bank
 Dunia berikut, ''Complementing USAID efforts, the
 World Bank has
 conducted comprehensive studies of the oil and gas
 sector, pricing
 policy, and provided assistance to the State
 electric company on
 financial and corporate restructuring.''
 
 Dengan latar belakang seperti itu, mudah dimengerti
 bila dalam iklan
 layanan masyarakat yang diterbitkan pemerintah dalam
 rangka sosialisasi
 penghapusan subsidi BBM, ditemukan sebuah grafik
 yang berjudul
 ''Kelompok terkaya menikmati subsidi BBM terbesar,''
 yang datanya
 bersumber dari hasil studi Bank Dunia.
 
 Bagaimana halnya dengan kajian dampak ekonomi
 kenaikan harga BBM ?.
 
 Sebagaimana terungkap dalam sebuah laporan yang
 berjudul ''Kajian Dampak
 Ekonomi Kenaikan Harga BBM,'' yang diterbitkan oleh
 Pusat Studi Energi,
 Departemen ESDM pada Desember 2001, kajian tersebut
 ternyata dibiayai
 oleh AUSAID (Australia Agency for International
 Development), melalui
 International Trade Strategies (ITS) Pte. Ltd.,
 Australia.
 
 Sesuai dengan informasi 

Laksamana di PDIP Pembaruan - Re: [ppiindia] Masa Depan PDI-P---PDI-P Maunya seperti Apa?

2005-03-27 Terurut Topik A Nizami

Melihat nama Laksamana Sukardi yang banyak menjual
perusahaan negara di jajaran PDIP Pembaruan, saya
lihat tak ada yang istimewa dari PDIP Pembaruan.

Bisa jadi, ini manuver SBY-JK untuk menguasai PDIP
sebagaimana Golkar sudah ditake-over oleh JK.

--- Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote:


http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/3/28/p5.htm
 
 Masa Depan PDI-P---  PDI-P Maunya seperti Apa?
 Oleh I Ketut Putra Erawan, Ph.D 
 Masa depan partai politik di Indonesia oleh banyak
 pihak dianggap kurang menjanjikan. Partai dikritik
 hanya aktif berfungsi dalam aktivitas merebut,
 mempertahankan, dan membagi kekuasaan. Dinamikanya
 kentara pada saat pemilu, kongres, munas, pembagian
 jatah kabinet, dan yang pasti pilkada langsung
 nanti. Partai dikritik tidak banyak berperan dalam
 menjalankan fungsi utama sebuah kekuatan politik
 yaitu mempersiapkan pejabat publik (bukan hanya
 merekrut saja), memberi arah bagi jalannya
 pemerintahan dan menjadi suluh bagi masyarakat
 (ketika muncul isu-isu yang kontroversial). Fungsi
 ini bahkan telah banyak diambil alih oleh kelompok
 sosial kemasyarakatan yang ada, baik itu lembaga
 swadaya, media massa, kampus, dan lain-lainnya.
 Partai jarang menawarkan solusi tetapi
 mempertontonkan intrik, manipulasi dan perpecahan.
 Partai menjadi kekuatan nyata yang kurang relevan
 bagi pendukung, masyarakat maupun proses
 demokratisasi. Partai sepertinya ada, namun tiada.
 Bagaimana dengan PDI-P yang berkongres di Bali mulai
 Senin ini sampai Sabtu depan?
 
 INI ironis mengingat betapa banyaknya harapan yang
 dibebankan pada partai pascakejatuhan rezim orde
 baru. Apakah dengan demikian eksistensi partai sudah
 obsolete atau kedaluwarsa? Ia bukan lagi solusi
 tetapi problema bagi proses demokrasi? Tulisan ini
 berpendapat tidak sepesimis itu. Seberapa pun
 situasi partai saat ini, partai tetap merupakan aset
 utama politik. Partai adalah darah bagi hidupnya
 proses politik, pemerintahan dan demokrasi. Dengan
 demikian, salah satu tantangan terbesar bagi proses
 politik dekade ini, menurut saya, adalah membantu
 partai-partai politik yang ada menemukan jati
 dirinya dan kemudian tumbuh dewasa. Tantangan itu
 termasuk membantu partai mendemokratisasikan dirinya
 dan selanjutnya mendinamisasi sistem. Dalam bahasa
 jargonnya, menjadikannya partai modern.
 
 Tulisan ini adalah upaya awal ke arah tersebut.
 Fokus pembahasan kali ini adalah Partai Demokrasi
 Indonesia Perjuangan (PDI-P). Tulisan ini akan
 membahas tiga pilihan masa depan bagi PDI-P.
 Masing-masing pilihan mensyaratkan penajaman arah
 reformasi dalam tubuh PDI-P. Di samping itu,
 masing-masing pilihan mengandung konsekuensi bagi
 partai ini selanjutnya. 
 
 
 
 Kondisi Kini
 
 Tulisan ini hendak membahas persoalan eksistensial
 partai, mau menjadi partai seperti apakah PDI-P
 sepuluh tahun lagi? Alasan memilih sepuluh tahun
 adalah pertimbangan strategis bahwa partai perlu
 cukup waktu untuk menata masa depannya. Kalau kita
 mengacu pada argumen Katz and Mair (1992), bahwa ada
 tiga wajah partai: partai pada akar rumput, partai
 pada level pemerintahan, dan partai pada tingkat
 pusat. Katakanlah fokus penataan pada masing-masing
 level memerlukan waktu dua tahun, maka untuk semua
 level dibutuhkan enam tahun. Sedangkan untuk
 pengorganisasian dan penataan hubungan antartiga
 level itu dibutuhkan paling sedikit dua tahun. Kalau
 partai harus mengkonsentrasikan diri setahun untuk
 menghadapi pemilu lima tahunan, maka partai
 membutuhkan waktu dua tahun selama satu dekade. Jadi
 total waktu yang dibutuhkan untuk menata tiga level
 partai, hubungan antarlevel, serta mempersiapkan
 pemilu adalah sepuluh tahun.  
 
 Pembahasan terhadap tema-tema di atas untuk PDI-P
 yang tengah menyelenggarakan kongresnya di Bali
 mulai 28 Maret hingga 2 April adalah relevan untuk
 beberapa alasan. Pertama, partai ini adalah salah
 satu partai terbesar di Indonesia yang ikut
 menentukan konstelasi politik nasional dan daerah,
 sehingga konsekuensi dinamikanya akan berpengaruh
 terhadap proses politik dan pemerintahan secara
 umum. Kedua, adanya dinamika baru dalam kongres kali
 ini yang mengisyarakatkan perlunya demokratisasi
 internal partai. Persoalannya adalah belum
 tercapainya kesepakatan tentang siapa formaturnya
 (Megawati, Guruh, dan lain-lainnya), bentuk
 formaturnya (tunggal atau jamak), dan aturan main
 prerogatif atau tidak ada prerogatif (prosedur
 pengambilan kebijakan). Tetapi dalam banyak
 pertemuan, kalangan partai sendiri masih menyadari
 perlunya perubahan-perubahan dalam tubuh partai.
 Kekalahan dalam pemilu legislatif dan presiden 2004,
 misalnya, adalah pemicu kesadaran baru itu. Ketiga,
 persoalan-persoalan yang dihadapi oleh PDI-P juga
 dihadapi oleh partai-partai lainnya. Upaya PDI-P,
 misalnya dalam mengurangi personalitas/figur, money
 politics, premanisme, intimidasi, dan lainnya akan
 mudah dicontoh oleh partai-partai lainnya.  
 
 Momentum kongres adalah wahana untuk menentukan
 kepemimpinan terpilih yang 

[ppiindia] Selamat Jalan Marlene Garcia Esperat ....

2005-03-27 Terurut Topik Ida Z.A


Kolomnis suratkabar mingguan di Filipina Marlene Garcia Esperat telah 
ditembak mati, dan dia merupakan korban jiwa kedua di negara itu 
tahun ini. Marlene sedang berada di rumahnya di kota Tacurong, 
Filipina selatan, Kamis malam ketika seorang bersenjata mengucapkan 
selamat malam kepadanya dan di muka anak-anaknya menembak dia pada 
kepala yang mengakibatkan tewasnya. Penembak itu melarikan diri. 
Suami korban – George - mengatakan kepada stasiun radio bahwa 
istrinya mempunyai banyak musuh karena berita yang diungkapkannya. 

Selain Marlene, pada 28 Februari baru lalu, kawanan bersenjata juga 
membunuh kolomnis lainnya – Arnulfo Villanueva. Dan selama 2004 telah 
13 wartawan yang tewas dibunuh di Filipina. 

Federasi Wartawan Internasional menyatakan, Filipina sebagai tempat 
maut alias negara paling rawan kedua di dunia sesudah Irak. 






 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Give underprivileged students the materials they need to learn. 
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka

2005-03-27 Terurut Topik Lina Dahlan


Mereka otoriter tapi tidak mempunyai moral dan mental yang bagus.
Alias Islam KTP. Itu saja. Kalo saya merujuk kepada Umar Bin Khatab, 
itu karena kalau saya merujuk kepada Kanjeng Nabi SAW...orang akan 
bilang...waah terang aja dia rasulullah...yang gak mungkin bisa 
ditiru secara keseluruhannya.

Memang gak ada sekarang ini orang yang bermental seperti Umar Bin 
Khattab ra tsb..yang kepada kejahatan...amat tegas hukumnya dan 
kepada dhua'fa amat tegas kasihnya...Gak mencampurkan urusan pribadi 
dan negara. Itulah kenapa negara2 Islam itu kebanyakan dodol duwel.
Mana ada pemimpin negara yang mo pake baju sederhana. Mana ada 
pemimpin negara yang mau jadi dhuafa'. Kalopun ada, dibilang 
munafik...he..he...Mana ada pemimpin negara yang dalam keadaan 
sekaratnya masih inget malu karena disaku bajunya masih ada duit...

Kalau aja Soeharto adalah seorang yang memahami iman dan islam yang 
kuat, tentu dia tak akan mengumpulkan harta untuk anak cucu dan 
kroninya, meskipun lingkungannya menghendaki demikian. 

Bagi orang yang mau belajar dari sejarah, tentu akan faham kalau 
kedigjayaan Islam dahulu adalah karena pribadi sang pemimpin kanjeng 
Nabi SAW dan para khulafaurrasyidin, kesadaran insani (iman dan 
islam), serta 'engeh' thdp realitas sosial...Masa lalu adalah 
pelajaran, masa depan adalah cita-cita. 

Gak masalah tatanan bangsa mau kayak apa di Arab, di Barat, di 
Indonesia, di Cina toh Islam banyak mempunyai pilihan hukum (kan 
banyak mazhab, ada ilmu fiqih...ada syariah...). Tatanan kayak 
apapun bentuknya, kalau pemimpinya aware terhadap hukum dan 
kemiskinan (seperti yg dimiliki Umar bin Khattab ra)...kan asik 
tenan...Indonesia sekarang ini dah kayak arab jaman jahiliyah...???

Diperlukan seorang pemimpin yang bisa membawa umat sekian banyak ini 
ke tujuan yang sama...Namun yaitu..kalu cuma lima tahun...gak cukup 
kayaknya utk Indonesiaku ini. 

wassalam,

--- In ppiindia@yahoogroups.com, Arriko Indrawan 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Amin...
 mudah2an saya memiliki mentalitas or moralitas yang tinggi.
 Saya yakin anggota millist ini juga demikian... buktinya
 semua pada jago mengkritisi :o))
 
 Mbak Lina masih ingat jaman Suharto, Pemerintahan yg otoriter??
 Bagaimana dg Burma, junta militer?? Afganistan jaman Taliban?? 
Sudan??
 Ada positifnya, tapi banyak negatifnya
 
 Itulah resiko kalo negara dipimpin oleh pemimpin otoriter...
 Apalagi kalo mentalitasnya buruk... punya kuasa, dg atas nama 
agama pula...
 Menurut saya itu sangat berbahaya
 
 Umar Bin Khattab ra itu masa lalu, mbak
 Wake up...!!! Saat ini, jaman sudah berubah...
 Tatanan bangsa Indonesia juga berbeda
 dg bangsa Arab dijaman Umar Bin Kattab...
 
 Menurut mbak Lina, siapa di antara bangsa ini
 yg sekaliber spt Umar Bin Khattab??
 Menurut saya tdk ada!!
 Kalo cuma mirip mukanya...atau jenggotnya
 mungkin ada... :o)
 
 Sistem di barat bisa berjalan karena
 mentalitas dan moralitas dlm mengemban tugas,
 setidaknya, lebih baik dari bangsa ini,
 untuk masa lalu dan saat ini..
 
 Beberapa di antara aparat pemerintah mereka
 mungkin masa bodoh dg agama...bahkan atheis...
 Tapi, mereka bertindak dan berbuat mendekati
 yg diajarkan di dlm agama
 Makanya, mereka bisa membawa kemajuan bagi bangsanya...
 
 Mereka juga mengalami jatuh dan bangun untuk dapat mencapai
 hasil saat ini..
 
 Pengamalan nilai-nilai moral dan mental yg baik...
 itu yg lebih penting daripada hanya sekedar
 tegaknya negara Agama
 
 Saya yakin bangsa ini bisa juga spt negara-negara maju,
 bila :
 1. kita mempunyai visi bersama untuk kemajuan bangsa...
 2. mempunyai tekad yg kuat untuk mencapainya...
 3. Mengutamakan kepentingan seluruh anak bangsa dalam berpikir
 4. mengedepankan kejujuran dan itikad baik dalam mengambil 
keputusan
dan bertindak
 5. Bekerja dg keras untuk mencapainya...
 6. Tegakkan hukum
 
 Contoh negara yg sdh melakukannya : Korea Selatan.
 Bisakah aparat kita melakukannya???
 
 Saya yakin, siapapun pemimpinnya, apapun sistemnya
 Kita bisa bergerak maju bersama
 Kita bisa lebih baik dari Korea Selatan...
 Bila kita semua mau jujur membenahi diri
 
 Jadi, nggak usah repot-repot mengganti dasar negara...
 tambahkan aja yg kurang
 
 
 Indonesia Raya Majulah, Majulah...
 Hiduplah Indonesia Raya...
 
 Arriko I
 
 
 ps : Selamat berlibur panjang buat semuanya
  Selamat Paskah untuk anggota millist yg beragama Kristen...
 
 ===
 
   Date: Thu, 24 Mar 2005 03:10:12 -
From: Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka
 
 
 Dalam pengamatanku, bangsa ini memang mesti di pimpin oleh seorang
 yang otoriter, tapi perlu pemimpin otoriter yang (katanya dik
 Arriko) punya mentalitas or moralitas yang tinggi. Jadi bayangan
 saya adalah seperti pemimpin Umar Bin Khattab ra.
 
 Bangsa ini gak bisa dirubah dalam waktu 5tahunmesti 40 tahun
 juga mungkin. Nah kalo butuh 40tahun berubah, tapi orangnya gonta-
 ganti mulu dan sistem gonta 

[ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka

2005-03-27 Terurut Topik Ida Z.A


pengennya sih yg baik-baik saja gak neko neko, gak sikut 
sikutan gak ada mazhab mazhab-an...satu lagi, kalo dibilang indonesia 
sekarang dah kayak jaman jahiliyah, kayaknya iya juga sih...gak usah 
disebutin deh contohnya kan disini banyak senior yg pinter-pinter 
jadi dah pada tau gitu lho hehehe...


salam

--- In ppiindia@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
 Gak masalah tatanan bangsa mau kayak apa di Arab, di Barat, di 
 Indonesia, di Cina toh Islam banyak mempunyai pilihan hukum (kan 
 banyak mazhab, ada ilmu fiqih...ada syariah...). Tatanan kayak 
 apapun bentuknya, kalau pemimpinya aware terhadap hukum dan 
 kemiskinan (seperti yg dimiliki Umar bin Khattab ra)...kan asik 
 tenan...Indonesia sekarang ini dah kayak arab jaman jahiliyah...???
 
 Diperlukan seorang pemimpin yang bisa membawa umat sekian banyak 
ini 
 ke tujuan yang sama...Namun yaitu..kalu cuma lima tahun...gak cukup 
 kayaknya utk Indonesiaku ini. 
 
 wassalam,
 
 --- In ppiindia@yahoogroups.com, Arriko Indrawan 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
  Amin...
  mudah2an saya memiliki mentalitas or moralitas yang tinggi.
  Saya yakin anggota millist ini juga demikian... buktinya
  semua pada jago mengkritisi :o))
  
  Mbak Lina masih ingat jaman Suharto, Pemerintahan yg otoriter??
  Bagaimana dg Burma, junta militer?? Afganistan jaman Taliban?? 
 Sudan??
  Ada positifnya, tapi banyak negatifnya
  
  Itulah resiko kalo negara dipimpin oleh pemimpin otoriter...
  Apalagi kalo mentalitasnya buruk... punya kuasa, dg atas nama 
 agama pula...
  Menurut saya itu sangat berbahaya
  
  Umar Bin Khattab ra itu masa lalu, mbak
  Wake up...!!! Saat ini, jaman sudah berubah...
  Tatanan bangsa Indonesia juga berbeda
  dg bangsa Arab dijaman Umar Bin Kattab...
  
  Menurut mbak Lina, siapa di antara bangsa ini
  yg sekaliber spt Umar Bin Khattab??
  Menurut saya tdk ada!!
  Kalo cuma mirip mukanya...atau jenggotnya
  mungkin ada... :o)
  
  Sistem di barat bisa berjalan karena
  mentalitas dan moralitas dlm mengemban tugas,
  setidaknya, lebih baik dari bangsa ini,
  untuk masa lalu dan saat ini..
  
  Beberapa di antara aparat pemerintah mereka
  mungkin masa bodoh dg agama...bahkan atheis...
  Tapi, mereka bertindak dan berbuat mendekati
  yg diajarkan di dlm agama
  Makanya, mereka bisa membawa kemajuan bagi bangsanya...
  
  Mereka juga mengalami jatuh dan bangun untuk dapat mencapai
  hasil saat ini..
  
  Pengamalan nilai-nilai moral dan mental yg baik...
  itu yg lebih penting daripada hanya sekedar
  tegaknya negara Agama
  
  Saya yakin bangsa ini bisa juga spt negara-negara maju,
  bila :
  1. kita mempunyai visi bersama untuk kemajuan bangsa...
  2. mempunyai tekad yg kuat untuk mencapainya...
  3. Mengutamakan kepentingan seluruh anak bangsa dalam berpikir
  4. mengedepankan kejujuran dan itikad baik dalam mengambil 
 keputusan
 dan bertindak
  5. Bekerja dg keras untuk mencapainya...
  6. Tegakkan hukum
  
  Contoh negara yg sdh melakukannya : Korea Selatan.
  Bisakah aparat kita melakukannya???
  
  Saya yakin, siapapun pemimpinnya, apapun sistemnya
  Kita bisa bergerak maju bersama
  Kita bisa lebih baik dari Korea Selatan...
  Bila kita semua mau jujur membenahi diri
  
  Jadi, nggak usah repot-repot mengganti dasar negara...
  tambahkan aja yg kurang
  
  
  Indonesia Raya Majulah, Majulah...
  Hiduplah Indonesia Raya...
  
  Arriko I
  
  
  ps : Selamat berlibur panjang buat semuanya
   Selamat Paskah untuk anggota millist yg beragama Kristen...
  
  ===
  
Date: Thu, 24 Mar 2005 03:10:12 -
 From: Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
  Subject: Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk 
Neraka
  
  
  Dalam pengamatanku, bangsa ini memang mesti di pimpin oleh seorang
  yang otoriter, tapi perlu pemimpin otoriter yang (katanya dik
  Arriko) punya mentalitas or moralitas yang tinggi. Jadi bayangan
  saya adalah seperti pemimpin Umar Bin Khattab ra.
  
  Bangsa ini gak bisa dirubah dalam waktu 5tahunmesti 40 tahun
  juga mungkin. Nah kalo butuh 40tahun berubah, tapi orangnya gonta-
  ganti mulu dan sistem gonta ganti juga, piye toh?
  
  Sosio kultur bangsa ini memang butuh khilafah islamiyah. Sayangnya
  musuh Islam itu takut bener ama istilah begini, maka dibuatlah
  image2 Islam radikal...Islam Liberal...etc...orang dibuat alergi
  sama kata Islam.
  
  Kalo barat memang gak butuh pemimpin model gini, ya silakan krn
  memang sosio kulturnya memungkinkan. Tapi, jangan kemudian mereka
  meaksakan kenegara orang yang sosio kulturnya beda!
  
  Eksperimen yang sampeyan sebutkan itupun secara tersirat telah
  BERHASIL memberikan suatu pelajaran, bahwa...waktu memerintah yang
  panjang sangat dibutuhkan untuk merubah suatu paradigma dalam
  negara...
  
  Sekali lagi sistem apapun (mau demokrasi, mau 5tahun sekali ganti,
  mau seumur hidup etc..etc...sekalipun komunisme) asal pemimpinnya
  mempunya moral dan mentalitas 

Re: [ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka

2005-03-27 Terurut Topik Carla Annamarie


leader who re not easily fall in love with money, lead by wisdom of
heart, have great passion to sacrifies his life for the sake of his own
ppl.., a good leader will create a follower but a great leader will create
leaders...
History noted that there re many good leader but only few of them re
great..
i think great leader should know the meaning of love to his ppl, to act
upon his love n compassion for his ppl, to sacrifies his own interests or
his well-being for the sake of his ppl.





   
  Ida Z.A 
   
  [EMAIL PROTECTED]To:   
ppiindia@yahoogroups.com  
  .comcc:  
   
   Subject:  [ppiindia] Sistem 
berbahaya Re: Re: Demi Judi,
  03/28/2005 10:27  Saya Rela Masuk Neraka  
   
  AM
   
  Please respond to 
   
  ppiindia  
   

   

   






pengennya sih yg baik-baik saja gak neko neko, gak sikut
sikutan gak ada mazhab mazhab-an...satu lagi, kalo dibilang indonesia
sekarang dah kayak jaman jahiliyah, kayaknya iya juga sih...gak usah
disebutin deh contohnya kan disini banyak senior yg pinter-pinter
jadi dah pada tau gitu lho hehehe...


salam

--- In ppiindia@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:
 Gak masalah tatanan bangsa mau kayak apa di Arab, di Barat, di
 Indonesia, di Cina toh Islam banyak mempunyai pilihan hukum (kan
 banyak mazhab, ada ilmu fiqih...ada syariah...). Tatanan kayak
 apapun bentuknya, kalau pemimpinya aware terhadap hukum dan
 kemiskinan (seperti yg dimiliki Umar bin Khattab ra)...kan asik
 tenan...Indonesia sekarang ini dah kayak arab jaman jahiliyah...???

 Diperlukan seorang pemimpin yang bisa membawa umat sekian banyak
ini
 ke tujuan yang sama...Namun yaitu..kalu cuma lima tahun...gak cukup
 kayaknya utk Indonesiaku ini.

 wassalam,

 --- In ppiindia@yahoogroups.com, Arriko Indrawan
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Amin...
  mudah2an saya memiliki mentalitas or moralitas yang tinggi.
  Saya yakin anggota millist ini juga demikian... buktinya
  semua pada jago mengkritisi :o))
 
  Mbak Lina masih ingat jaman Suharto, Pemerintahan yg otoriter??
  Bagaimana dg Burma, junta militer?? Afganistan jaman Taliban??
 Sudan??
  Ada positifnya, tapi banyak negatifnya
 
  Itulah resiko kalo negara dipimpin oleh pemimpin otoriter...
  Apalagi kalo mentalitasnya buruk... punya kuasa, dg atas nama
 agama pula...
  Menurut saya itu sangat berbahaya
 
  Umar Bin Khattab ra itu masa lalu, mbak
  Wake up...!!! Saat ini, jaman sudah berubah...
  Tatanan bangsa Indonesia juga berbeda
  dg bangsa Arab dijaman Umar Bin Kattab...
 
  Menurut mbak Lina, siapa di antara bangsa ini
  yg sekaliber spt Umar Bin Khattab??
  Menurut saya tdk ada!!
  Kalo cuma mirip mukanya...atau jenggotnya
  mungkin ada... :o)
 
  Sistem di barat bisa berjalan karena
  mentalitas dan moralitas dlm mengemban tugas,
  setidaknya, lebih baik dari bangsa ini,
  untuk masa lalu dan saat ini..
 
  Beberapa di antara aparat pemerintah mereka
  mungkin masa bodoh dg agama...bahkan atheis...
  Tapi, mereka bertindak dan berbuat mendekati
  yg diajarkan di dlm agama
  Makanya, mereka bisa membawa kemajuan bagi bangsanya...
 
  Mereka juga mengalami jatuh dan bangun untuk dapat mencapai
  hasil saat ini..
 
  Pengamalan nilai-nilai moral dan mental yg baik...
  itu yg lebih penting daripada hanya sekedar
  tegaknya negara Agama
 
  Saya yakin bangsa ini bisa juga spt negara-negara maju,
  bila :
  1. kita mempunyai visi bersama untuk kemajuan bangsa...
  2. mempunyai tekad yg kuat untuk mencapainya...
  3. Mengutamakan kepentingan seluruh anak bangsa dalam berpikir
  4. mengedepankan kejujuran dan itikad baik dalam mengambil
 keputusan
 dan bertindak
  5. Bekerja dg keras untuk mencapainya...
  6. Tegakkan hukum
 
  Contoh negara yg sdh melakukannya : Korea Selatan.
  Bisakah aparat kita melakukannya???
 
  Saya yakin, siapapun pemimpinnya, apapun sistemnya
  Kita bisa bergerak maju bersama
  Kita bisa lebih baik dari Korea Selatan...
  Bila kita semua mau jujur membenahi diri
 
  Jadi, nggak usah repot-repot mengganti dasar negara...
  

[ppiindia] solidaritas untuk warga bojong

2005-03-27 Terurut Topik Eksekutif Nasional LMND

 
 

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks  Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





RE: [SPAM] - Re: [ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka - Bayesian Filter detected spam

2005-03-27 Terurut Topik PETTER TAULAN PINULUNG


Carla u can find it in a comic...


ptP

-Original Message-
From: Carla Annamarie [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, March 28, 2005 10:45 AM
To: ppiindia@yahoogroups.com
Subject: [SPAM] - Re: [ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi,
Saya Rela Masuk Neraka - Bayesian Filter detected spam



leader who re not easily fall in love with money, lead by wisdom of
heart, have great passion to sacrifies his life for the sake of his own
ppl.., a good leader will create a follower but a great leader will
create
leaders...
History noted that there re many good leader but only few of them re
great..
i think great leader should know the meaning of love to his ppl, to act
upon his love n compassion for his ppl, to sacrifies his own interests
or
his well-being for the sake of his ppl.




 

  Ida Z.A

  [EMAIL PROTECTED]To:
ppiindia@yahoogroups.com  
  .comcc:

   Subject:  [ppiindia]
Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi,
  03/28/2005 10:27  Saya Rela Masuk Neraka

  AM

  Please respond to

  ppiindia

 

 







pengennya sih yg baik-baik saja gak neko neko, gak sikut
sikutan gak ada mazhab mazhab-an...satu lagi, kalo dibilang indonesia
sekarang dah kayak jaman jahiliyah, kayaknya iya juga sih...gak usah
disebutin deh contohnya kan disini banyak senior yg pinter-pinter
jadi dah pada tau gitu lho hehehe...


salam

--- In ppiindia@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:
 Gak masalah tatanan bangsa mau kayak apa di Arab, di Barat, di
 Indonesia, di Cina toh Islam banyak mempunyai pilihan hukum (kan
 banyak mazhab, ada ilmu fiqih...ada syariah...). Tatanan kayak
 apapun bentuknya, kalau pemimpinya aware terhadap hukum dan
 kemiskinan (seperti yg dimiliki Umar bin Khattab ra)...kan asik
 tenan...Indonesia sekarang ini dah kayak arab jaman jahiliyah...???

 Diperlukan seorang pemimpin yang bisa membawa umat sekian banyak
ini
 ke tujuan yang sama...Namun yaitu..kalu cuma lima tahun...gak cukup
 kayaknya utk Indonesiaku ini.

 wassalam,

 --- In ppiindia@yahoogroups.com, Arriko Indrawan
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Amin...
  mudah2an saya memiliki mentalitas or moralitas yang tinggi.
  Saya yakin anggota millist ini juga demikian... buktinya
  semua pada jago mengkritisi :o))
 
  Mbak Lina masih ingat jaman Suharto, Pemerintahan yg otoriter??
  Bagaimana dg Burma, junta militer?? Afganistan jaman Taliban??
 Sudan??
  Ada positifnya, tapi banyak negatifnya
 
  Itulah resiko kalo negara dipimpin oleh pemimpin otoriter...
  Apalagi kalo mentalitasnya buruk... punya kuasa, dg atas nama
 agama pula...
  Menurut saya itu sangat berbahaya
 
  Umar Bin Khattab ra itu masa lalu, mbak
  Wake up...!!! Saat ini, jaman sudah berubah...
  Tatanan bangsa Indonesia juga berbeda
  dg bangsa Arab dijaman Umar Bin Kattab...
 
  Menurut mbak Lina, siapa di antara bangsa ini
  yg sekaliber spt Umar Bin Khattab??
  Menurut saya tdk ada!!
  Kalo cuma mirip mukanya...atau jenggotnya
  mungkin ada... :o)
 
  Sistem di barat bisa berjalan karena
  mentalitas dan moralitas dlm mengemban tugas,
  setidaknya, lebih baik dari bangsa ini,
  untuk masa lalu dan saat ini..
 
  Beberapa di antara aparat pemerintah mereka
  mungkin masa bodoh dg agama...bahkan atheis...
  Tapi, mereka bertindak dan berbuat mendekati
  yg diajarkan di dlm agama
  Makanya, mereka bisa membawa kemajuan bagi bangsanya...
 
  Mereka juga mengalami jatuh dan bangun untuk dapat mencapai
  hasil saat ini..
 
  Pengamalan nilai-nilai moral dan mental yg baik...
  itu yg lebih penting daripada hanya sekedar
  tegaknya negara Agama
 
  Saya yakin bangsa ini bisa juga spt negara-negara maju,
  bila :
  1. kita mempunyai visi bersama untuk kemajuan bangsa...
  2. mempunyai tekad yg kuat untuk mencapainya...
  3. Mengutamakan kepentingan seluruh anak bangsa dalam berpikir
  4. mengedepankan kejujuran dan itikad baik dalam mengambil
 keputusan
 dan bertindak
  5. Bekerja dg keras untuk mencapainya...
  6. Tegakkan hukum
 
  Contoh negara yg sdh melakukannya : Korea Selatan.
  Bisakah aparat kita melakukannya???
 
  Saya yakin, siapapun pemimpinnya, apapun sistemnya
  Kita bisa bergerak maju bersama
  Kita bisa lebih baik dari Korea Selatan...
  Bila kita semua mau jujur membenahi diri
 
  Jadi, nggak usah repot-repot mengganti dasar negara...
  tambahkan aja yg kurang
 
 
  Indonesia Raya Majulah, Majulah...
  Hiduplah Indonesia Raya...
 
  Arriko I
 
 
  ps : Selamat berlibur panjang buat semuanya
   Selamat Paskah untuk anggota millist yg beragama Kristen...
 
  ===
 
Date: Thu, 24 Mar 2005 03:10:12 -
 From: Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
  Subject: Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk
Neraka
 
 
  

[ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka

2005-03-27 Terurut Topik Lina Dahlan



Nah kalo bangsa ini jahiliyah harus dipilih cara bagaimana 
pemerintahan yang dibutuhkan untuk sebuah bangsa yang jahiliyah. Gak 
bisa meniru caranya orang yang udah maju... kita itu cuma bisa 
meniru bangsa yang udah maju...gak ngaca bhw kita bukan bangsa yang 
maju. 

wassalam,

--- In ppiindia@yahoogroups.com, Ida Z.A [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 pengennya sih yg baik-baik saja gak neko neko, gak sikut 
 sikutan gak ada mazhab mazhab-an...satu lagi, kalo dibilang 
indonesia 
 sekarang dah kayak jaman jahiliyah, kayaknya iya juga sih...gak 
usah 
 disebutin deh contohnya kan disini banyak senior yg pinter-pinter 
 jadi dah pada tau gitu lho hehehe...
 
 
 salam
 
 --- In ppiindia@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] 
 wrote:
  Gak masalah tatanan bangsa mau kayak apa di Arab, di Barat, di 
  Indonesia, di Cina toh Islam banyak mempunyai pilihan hukum (kan 
  banyak mazhab, ada ilmu fiqih...ada syariah...). Tatanan kayak 
  apapun bentuknya, kalau pemimpinya aware terhadap hukum dan 
  kemiskinan (seperti yg dimiliki Umar bin Khattab ra)...kan asik 
  tenan...Indonesia sekarang ini dah kayak arab jaman 
jahiliyah...???
  
  Diperlukan seorang pemimpin yang bisa membawa umat sekian banyak 
 ini 
  ke tujuan yang sama...Namun yaitu..kalu cuma lima tahun...gak 
cukup 
  kayaknya utk Indonesiaku ini. 
  
  wassalam,
  
  --- In ppiindia@yahoogroups.com, Arriko Indrawan 
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
   
   Amin...
   mudah2an saya memiliki mentalitas or moralitas yang tinggi.
   Saya yakin anggota millist ini juga demikian... buktinya
   semua pada jago mengkritisi :o))
   
   Mbak Lina masih ingat jaman Suharto, Pemerintahan yg otoriter??
   Bagaimana dg Burma, junta militer?? Afganistan jaman Taliban?? 
  Sudan??
   Ada positifnya, tapi banyak negatifnya
   
   Itulah resiko kalo negara dipimpin oleh pemimpin otoriter...
   Apalagi kalo mentalitasnya buruk... punya kuasa, dg atas nama 
  agama pula...
   Menurut saya itu sangat berbahaya
   
   Umar Bin Khattab ra itu masa lalu, mbak
   Wake up...!!! Saat ini, jaman sudah berubah...
   Tatanan bangsa Indonesia juga berbeda
   dg bangsa Arab dijaman Umar Bin Kattab...
   
   Menurut mbak Lina, siapa di antara bangsa ini
   yg sekaliber spt Umar Bin Khattab??
   Menurut saya tdk ada!!
   Kalo cuma mirip mukanya...atau jenggotnya
   mungkin ada... :o)
   
   Sistem di barat bisa berjalan karena
   mentalitas dan moralitas dlm mengemban tugas,
   setidaknya, lebih baik dari bangsa ini,
   untuk masa lalu dan saat ini..
   
   Beberapa di antara aparat pemerintah mereka
   mungkin masa bodoh dg agama...bahkan atheis...
   Tapi, mereka bertindak dan berbuat mendekati
   yg diajarkan di dlm agama
   Makanya, mereka bisa membawa kemajuan bagi bangsanya...
   
   Mereka juga mengalami jatuh dan bangun untuk dapat mencapai
   hasil saat ini..
   
   Pengamalan nilai-nilai moral dan mental yg baik...
   itu yg lebih penting daripada hanya sekedar
   tegaknya negara Agama
   
   Saya yakin bangsa ini bisa juga spt negara-negara maju,
   bila :
   1. kita mempunyai visi bersama untuk kemajuan bangsa...
   2. mempunyai tekad yg kuat untuk mencapainya...
   3. Mengutamakan kepentingan seluruh anak bangsa dalam berpikir
   4. mengedepankan kejujuran dan itikad baik dalam mengambil 
  keputusan
  dan bertindak
   5. Bekerja dg keras untuk mencapainya...
   6. Tegakkan hukum
   
   Contoh negara yg sdh melakukannya : Korea Selatan.
   Bisakah aparat kita melakukannya???
   
   Saya yakin, siapapun pemimpinnya, apapun sistemnya
   Kita bisa bergerak maju bersama
   Kita bisa lebih baik dari Korea Selatan...
   Bila kita semua mau jujur membenahi diri
   
   Jadi, nggak usah repot-repot mengganti dasar negara...
   tambahkan aja yg kurang
   
   
   Indonesia Raya Majulah, Majulah...
   Hiduplah Indonesia Raya...
   
   Arriko I
   
   
   ps : Selamat berlibur panjang buat semuanya
Selamat Paskah untuk anggota millist yg beragama 
Kristen...
   
   ===
   
 Date: Thu, 24 Mar 2005 03:10:12 -
  From: Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
   Subject: Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk 
 Neraka
   
   
   Dalam pengamatanku, bangsa ini memang mesti di pimpin oleh 
seorang
   yang otoriter, tapi perlu pemimpin otoriter yang (katanya dik
   Arriko) punya mentalitas or moralitas yang tinggi. Jadi 
bayangan
   saya adalah seperti pemimpin Umar Bin Khattab ra.
   
   Bangsa ini gak bisa dirubah dalam waktu 5tahunmesti 40 
tahun
   juga mungkin. Nah kalo butuh 40tahun berubah, tapi orangnya 
gonta-
   ganti mulu dan sistem gonta ganti juga, piye toh?
   
   Sosio kultur bangsa ini memang butuh khilafah islamiyah. 
Sayangnya
   musuh Islam itu takut bener ama istilah begini, maka dibuatlah
   image2 Islam radikal...Islam Liberal...etc...orang dibuat 
alergi
   sama kata Islam.
   
   Kalo barat memang gak butuh pemimpin model gini, ya silakan krn
   memang sosio 

[ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka

2005-03-27 Terurut Topik Lina Dahlan


Who is he? give us one example...

Kalo ku pikir pemimpin itu harus yang ngerti apa artinya adil. 
Adil menempatkan cinta, adil menempatkan ketegasan, adil menempatkan 
kasih sayang, Adil menempatkan penjahat, adil menempatkan 
penjahit...alias proporsional. Begitu lah adil menurut syariah 
Islam: menempatkan sesuatu di tempatnya (proporsional). 

Kalau yang mbak Carla sebutkan ini cocok untuk pemimpin rohani saja.

wassalam,
--- In ppiindia@yahoogroups.com, Carla Annamarie 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 leader who re not easily fall in love with money, lead by wisdom 
of
 heart, have great passion to sacrifies his life for the sake of 
his own
 ppl.., a good leader will create a follower but a great leader 
will create
 leaders...
 History noted that there re many good leader but only few of them 
re
 great..
 i think great leader should know the meaning of love to his ppl, 
to act
 upon his love n compassion for his ppl, to sacrifies his own 
interests or
 his well-being for the sake of his ppl.
 
 
 
 


   Ida 
Z.A 
   
   [EMAIL PROTECTED]To:   
ppiindia@yahoogroups.com  
   .com
cc: 
Subject:  
[ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi,
   03/28/2005 10:27  Saya Rela Masuk 
Neraka 
   
AM   

   Please respond 
to   
 
   
ppiindia 





 
 
 
 
 
 
 pengennya sih yg baik-baik saja gak neko neko, gak sikut
 sikutan gak ada mazhab mazhab-an...satu lagi, kalo dibilang 
indonesia
 sekarang dah kayak jaman jahiliyah, kayaknya iya juga sih...gak 
usah
 disebutin deh contohnya kan disini banyak senior yg pinter-pinter
 jadi dah pada tau gitu lho hehehe...
 
 
 salam
 
 --- In ppiindia@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
 wrote:
  Gak masalah tatanan bangsa mau kayak apa di Arab, di Barat, di
  Indonesia, di Cina toh Islam banyak mempunyai pilihan hukum (kan
  banyak mazhab, ada ilmu fiqih...ada syariah...). Tatanan kayak
  apapun bentuknya, kalau pemimpinya aware terhadap hukum dan
  kemiskinan (seperti yg dimiliki Umar bin Khattab ra)...kan asik
  tenan...Indonesia sekarang ini dah kayak arab jaman 
jahiliyah...???
 
  Diperlukan seorang pemimpin yang bisa membawa umat sekian banyak
 ini
  ke tujuan yang sama...Namun yaitu..kalu cuma lima tahun...gak 
cukup
  kayaknya utk Indonesiaku ini.
 
  wassalam,
 
  --- In ppiindia@yahoogroups.com, Arriko Indrawan
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Amin...
   mudah2an saya memiliki mentalitas or moralitas yang tinggi.
   Saya yakin anggota millist ini juga demikian... buktinya
   semua pada jago mengkritisi :o))
  
   Mbak Lina masih ingat jaman Suharto, Pemerintahan yg otoriter??
   Bagaimana dg Burma, junta militer?? Afganistan jaman Taliban??
  Sudan??
   Ada positifnya, tapi banyak negatifnya
  
   Itulah resiko kalo negara dipimpin oleh pemimpin otoriter...
   Apalagi kalo mentalitasnya buruk... punya kuasa, dg atas nama
  agama pula...
   Menurut saya itu sangat berbahaya
  
   Umar Bin Khattab ra itu masa lalu, mbak
   Wake up...!!! Saat ini, jaman sudah berubah...
   Tatanan bangsa Indonesia juga berbeda
   dg bangsa Arab dijaman Umar Bin Kattab...
  
   Menurut mbak Lina, siapa di antara bangsa ini
   yg sekaliber spt Umar Bin Khattab??
   Menurut saya tdk ada!!
   Kalo cuma mirip mukanya...atau jenggotnya
   mungkin ada... :o)
  
   Sistem di barat bisa berjalan karena
   mentalitas dan moralitas dlm mengemban tugas,
   setidaknya, lebih baik dari bangsa ini,
   untuk masa lalu dan saat ini..
  
   Beberapa di antara aparat pemerintah mereka
   mungkin masa bodoh dg agama...bahkan atheis...
   Tapi, mereka bertindak dan berbuat mendekati
   yg diajarkan di dlm agama
   Makanya, mereka bisa membawa kemajuan bagi bangsanya...
  
   Mereka juga mengalami jatuh dan bangun untuk dapat mencapai
   hasil saat ini..
  
   Pengamalan nilai-nilai moral dan mental yg baik...
   itu yg lebih penting daripada hanya sekedar
   tegaknya negara Agama
  
   Saya yakin bangsa ini bisa juga spt negara-negara maju,
   bila :
   1. kita mempunyai visi bersama untuk kemajuan 

RE: [SPAM] - Re: [ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka - Bayesian Filter detected spam

2005-03-27 Terurut Topik Carla Annamarie


in that case..we re really doomed..:))..

surrendered and controlled by the our mind-system, we rejects every thing
that's good, just, n every hope for better thing.., we think that moral n
integrity only exist in Alice wonderland..not in real life.., life is not
work that way.., we re too realistic to hope for an ideal things.., perhaps
world and its system has treat not taught us to bow with the system n to
have a pessimist attitude..but  not rise above it to conquer it..






   
  PETTER TAULAN
   
  PINULUNGTo:   
ppiindia@yahoogroups.com
  petter_pinulung@cc:  
   
  bca.co.id   Subject:  RE: [SPAM] - Re: 
[ppiindia] Sistem berbahaya Re:  
Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk 
Neraka - Bayesian Filter
  03/28/2005 11:12  detected spam   
   
  AM
   
  Please respond to 
   
  ppiindia  
   

   

   






Carla u can find it in a comic...


ptP

-Original Message-
From: Carla Annamarie [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, March 28, 2005 10:45 AM
To: ppiindia@yahoogroups.com
Subject: [SPAM] - Re: [ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi,
Saya Rela Masuk Neraka - Bayesian Filter detected spam



leader who re not easily fall in love with money, lead by wisdom of
heart, have great passion to sacrifies his life for the sake of his own
ppl.., a good leader will create a follower but a great leader will
create
leaders...
History noted that there re many good leader but only few of them re
great..
i think great leader should know the meaning of love to his ppl, to act
upon his love n compassion for his ppl, to sacrifies his own interests
or
his well-being for the sake of his ppl.






  Ida Z.A

  [EMAIL PROTECTED]To:
ppiindia@yahoogroups.com
  .comcc:

   Subject:  [ppiindia]
Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi,
  03/28/2005 10:27  Saya Rela Masuk Neraka

  AM

  Please respond to

  ppiindia











pengennya sih yg baik-baik saja gak neko neko, gak sikut
sikutan gak ada mazhab mazhab-an...satu lagi, kalo dibilang indonesia
sekarang dah kayak jaman jahiliyah, kayaknya iya juga sih...gak usah
disebutin deh contohnya kan disini banyak senior yg pinter-pinter
jadi dah pada tau gitu lho hehehe...


salam

--- In ppiindia@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:
 Gak masalah tatanan bangsa mau kayak apa di Arab, di Barat, di
 Indonesia, di Cina toh Islam banyak mempunyai pilihan hukum (kan
 banyak mazhab, ada ilmu fiqih...ada syariah...). Tatanan kayak
 apapun bentuknya, kalau pemimpinya aware terhadap hukum dan
 kemiskinan (seperti yg dimiliki Umar bin Khattab ra)...kan asik
 tenan...Indonesia sekarang ini dah kayak arab jaman jahiliyah...???

 Diperlukan seorang pemimpin yang bisa membawa umat sekian banyak
ini
 ke tujuan yang sama...Namun yaitu..kalu cuma lima tahun...gak cukup
 kayaknya utk Indonesiaku ini.

 wassalam,

 --- In ppiindia@yahoogroups.com, Arriko Indrawan
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Amin...
  mudah2an saya memiliki mentalitas or moralitas yang tinggi.
  Saya yakin anggota millist ini juga demikian... buktinya
  semua pada jago mengkritisi :o))
 
  Mbak Lina masih ingat jaman Suharto, Pemerintahan yg otoriter??
  Bagaimana dg Burma, junta militer?? Afganistan jaman Taliban??
 Sudan??
  Ada positifnya, tapi banyak negatifnya
 
  Itulah resiko kalo negara dipimpin oleh pemimpin otoriter...
  Apalagi kalo mentalitasnya buruk... punya kuasa, dg atas nama
 agama pula...
  Menurut saya itu sangat berbahaya
 
  Umar Bin Khattab ra itu masa lalu, mbak
  Wake up...!!! Saat ini, jaman sudah berubah...
  Tatanan bangsa Indonesia juga berbeda
  dg bangsa Arab dijaman Umar Bin Kattab...
 
  Menurut mbak Lina, siapa di antara bangsa ini
  yg sekaliber spt Umar Bin Khattab??
  Menurut saya tdk ada!!
  Kalo cuma mirip mukanya...atau jenggotnya
  mungkin ada... :o)
 
  Sistem di 

[ppiindia] .. Cara menolak lamaran kerja

2005-03-27 Terurut Topik Listy

 
Buat yang masih bisa berbahasa Jawa, ini ada joke dari milis tetangga.
-Original Message-


Gunawan dikongkon atasane nolaki pelamar kerja

G : Kowé mau mréné numpak opo ?
A : Nitih mobil

G : Kowé ora Ketompo
A : Sebabipun ?
G : Saiki BBM mundhak terus, mengko kowé njaluk mundhak bayar terus
A : Wo, kulo wau namung mboncèng, kok
G : Tambah ora ketompo
A : Lho, lha kok ... ?
G : Mengko mung gawéné mbonceng mobil kantor. Ngrusuhi !

G : Anakmu akèh opo sithik ?
B : Kathah
G : Kowé ora Ketompo
B : Sebabipun ?
G : Nyambut gawemu ora jenjem, mung mikir gawe anaak terus
B : Wong namung anak adopsi, kok.
G : Tambah ora ketompo
B : Lho, lha kok ... ?
G : Gawe anak baé aras2en, opo manèh nyambut gawe

G : Kowe wis ngerti gaweyanmu durung ?
C : Dèrèng
G : Kowé ora Ketompo
C : Sebabipun ?
G : Arep nyambut gawe kok ora ngerti gaweyané ?
C : Wo, nèk damelan niku mpun ngertos kok
G : Tambah ora ketompo
C : Lho, lha kok ... ?
G : Kowe rak mung arep keminter, to ?

G : Kowe ngerti kahanan kantor kene durung
D : Dèrèng
G : Kowé ora Ketompo
D : Sebabipun ?
G : Arep nyambut gawe kok ora ngerti kantoré ?
D : Wo, sekedhik2 mpun ngertos kok
G : Tambah ora ketompo
D : Lho, lha kok ... ?
G : Kowe senengané ngudhal-udhal wewadi kantor, to ?

G : Kowe kerep loro ?
E : Mboten
G : Kowé ora Ketompo
E : Sebabipun ?
G : Mesthi kerep mbolos, wong arang2 gering
E : Wah, sakjanipun nggih asring
G : Tambah ora ketompo
E : Lho, lha kok ... ?
G : Kantor iki ora nompo karyawan pileren.


G : Kowe biso main Internet ?
F : mBoten
G : Kowé ora Ketompo
F : Sebabipun ?
G : Perusahaan ora nompo BI (Buta Internet)
F : Wah, sakjanipun nggih saged
G : Tambah ora ketompo
F : Lho, lha kok ... ?
G : Mesthi mung ora nyambut gawé, kakèhan dolanan Internet, to ?
Ngenték-entekké pulsa !



[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks  Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka

2005-03-27 Terurut Topik Carla Annamarie


Mba Lina,

nice talking to u again btw..:)

Mba..the basic foundation of Just is Love, it's very danger if someone
apply Just without love it will lead to otoritarian/dictactorship..sooner
or later..
talking abt spiritual leaders now days..i think it's less than what we
expected..mba.., many of them became spiritual-political leaders..but
there're no political leader who re spiritual enough..:))..it's a pity,
right?



   
  Lina Dahlan 
   
  [EMAIL PROTECTED]To:   
ppiindia@yahoogroups.com  
  .comcc:  
   
   Subject:  [ppiindia] Sistem 
berbahaya Re: Re: Demi Judi,
  03/28/2005 11:31  Saya Rela Masuk Neraka  
   
  AM
   
  Please respond to 
   
  ppiindia  
   

   

   






Who is he? give us one example...

Kalo ku pikir pemimpin itu harus yang ngerti apa artinya adil.
Adil menempatkan cinta, adil menempatkan ketegasan, adil menempatkan
kasih sayang, Adil menempatkan penjahat, adil menempatkan
penjahit...alias proporsional. Begitu lah adil menurut syariah
Islam: menempatkan sesuatu di tempatnya (proporsional).

Kalau yang mbak Carla sebutkan ini cocok untuk pemimpin rohani saja.

wassalam,
--- In ppiindia@yahoogroups.com, Carla Annamarie
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 leader who re not easily fall in love with money, lead by wisdom
of
 heart, have great passion to sacrifies his life for the sake of
his own
 ppl.., a good leader will create a follower but a great leader
will create
 leaders...
 History noted that there re many good leader but only few of them
re
 great..
 i think great leader should know the meaning of love to his ppl,
to act
 upon his love n compassion for his ppl, to sacrifies his own
interests or
 his well-being for the sake of his ppl.






   Ida
Z.A

   [EMAIL PROTECTED]To:
ppiindia@yahoogroups.com
   .com
cc:
Subject:
[ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi,
   03/28/2005 10:27  Saya Rela Masuk
Neraka

AM

   Please respond
to


ppiindia











 pengennya sih yg baik-baik saja gak neko neko, gak sikut
 sikutan gak ada mazhab mazhab-an...satu lagi, kalo dibilang
indonesia
 sekarang dah kayak jaman jahiliyah, kayaknya iya juga sih...gak
usah
 disebutin deh contohnya kan disini banyak senior yg pinter-pinter
 jadi dah pada tau gitu lho hehehe...


 salam

 --- In ppiindia@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
 wrote:
  Gak masalah tatanan bangsa mau kayak apa di Arab, di Barat, di
  Indonesia, di Cina toh Islam banyak mempunyai pilihan hukum (kan
  banyak mazhab, ada ilmu fiqih...ada syariah...). Tatanan kayak
  apapun bentuknya, kalau pemimpinya aware terhadap hukum dan
  kemiskinan (seperti yg dimiliki Umar bin Khattab ra)...kan asik
  tenan...Indonesia sekarang ini dah kayak arab jaman
jahiliyah...???
 
  Diperlukan seorang pemimpin yang bisa membawa umat sekian banyak
 ini
  ke tujuan yang sama...Namun yaitu..kalu cuma lima tahun...gak
cukup
  kayaknya utk Indonesiaku ini.
 
  wassalam,
 
  --- In ppiindia@yahoogroups.com, Arriko Indrawan
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Amin...
   mudah2an saya memiliki mentalitas or moralitas yang tinggi.
   Saya yakin anggota millist ini juga demikian... buktinya
   semua pada jago mengkritisi :o))
  
   Mbak Lina masih ingat jaman Suharto, Pemerintahan yg otoriter??
   Bagaimana dg Burma, junta militer?? Afganistan jaman Taliban??
  Sudan??
   Ada positifnya, tapi banyak negatifnya
  
   Itulah resiko kalo negara dipimpin oleh pemimpin otoriter...
   Apalagi kalo mentalitasnya buruk... punya kuasa, dg atas nama
  agama pula...
   Menurut saya itu sangat berbahaya
  
   Umar Bin Khattab ra itu masa lalu, mbak
   Wake up...!!! Saat ini, jaman sudah berubah...
   Tatanan bangsa Indonesia juga berbeda
   dg bangsa Arab dijaman Umar Bin Kattab...
  
   Menurut mbak Lina, siapa di antara bangsa ini
   yg sekaliber spt Umar Bin Khattab??
   Menurut saya tdk ada!!
   Kalo cuma mirip mukanya...atau jenggotnya
   mungkin 

[nasional_list] [ppiindia] INDONESIA 1965-Second greatest crime of the century

2005-03-27 Terurut Topik widyapati
** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum **


what is the truth? is is out there? or hasn't found yet?

http://www.workers.org/indonesia/chap1.html
CH 1 - The Bloodbath

Between October 1, 1965, and April or May of the following year, the
right-wing military regime of Generals Nasution and Suharto seized
power and consolidated its strength in Indonesia. In that scant seven
months as many as a million people were slaughtered. The rising toll
of victims appeared occasionally in the press here, recorded with
little more passion than a sports score.

Some accounts of the appalling massacres did in time find their way
into the papers of London and New York. Their tone was fatalistic,
implying that the unbelievable carnage described was the product of a
bloodlust and disregard for human life inconceivable to civilized
Westerners. There was no sense of urgency about these reports, as
though nothing could be done to stem the gory tide.

No member of Parliament or Congress rose to condemn the butchery. No
relief or rescue agencies attempted to intervene on behalf of the
political prisoners. Only a few isolated voices in the West tried to
raise an outcry in the face of such awful silence.

Over four years later [in 1970], several hundred thousand political
prisoners still rot in jail. There have been repeated purges of the
armed forces and the civil service. The fascist military regime is
debating whether or not to carry out mass executions, claiming it no
longer can afford to feed the mass of prisoners.

American capital is moving into Indonesia once again to explore
offshore areas for oil, reactivate existing wells, and mine copper in
West Irian. Properties nationalized under President Sukarno have been
returned to their U.S. and European former owners.

Indonesia seems to be right back where it was before World War II,
before the rising nationalist movement swept out the Dutch and the
3,000 separate islands of the Netherlands East Indies united in the
new and militant Republic of Indonesia. How did it happen? And what
really happened?

There is a standard phrase that appears in all the Western news
accounts. It is the attempted Communist coup. The massacre of
hundreds of thousands of civilians was justified, so this official
account goes, as a reaction to an attempted coup by the Communists on
September 30, when six right-wing army generals were killed.

THE STRANGE ATTEMPTED COMMUNIST COUP

The dictionary defines the words coup d'etat as the sudden, forceful
overthrow of the government; literally it means a blow against the
state. Since the events

continue? open http://www.workers.org/indonesia/chap1.html





 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks  Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **



Re: [ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka

2005-03-27 Terurut Topik Yustam


sebenarnya seorang yang menjadi pemimpin memang sudah menjadi
garis tangannya, tidak ada seorang pun bisa menahan dan menjegal
apabila seseorang akan menjadi pemimpin,  bukti yang sangat jelas
adalah bagaimana sby menjadi pemimpin, beliau di jegal oleh megawati
tapi dasarnya sejarah sudah menentukan beliau akan menjadi pemimpin
maka jadilah beliau adalah pemimpin.

demikian juga dengan habibie ketika banyak orang menyatakan bahwa
yang berhak memimpin bangsa indonesia ini adalah orang jawa ternyata
ternyata mitos itu luntur dengan sendirinya,  demikian pula dengan ali
sadikin
beliau telah menjadi gubernur dari ibukota republik ini, sejarahlah yang
telah menunjuk beliau,  tapi sejarah juga harus menghentikan
kepemimpinannya
ketika judi sudah merajalela.  walaupun obsesi beliau tentang judi yang
mendatangkan pemasukan yang besar terhadap jakarta masih menggebu-gebu.

demikian juga dengan kepemimpinan khilafah yang sekarang masih menjadi
cita-cita idealis kepemimpinan di indonesia ternyata telah di putuskan oleh
sejarah bahwa para pemimpin tersebut harus berakhir dengan kematian
yang tidak sempurna di mana para khalifah tersebut meninggal akibat
pembunuhan,  ternyata arus keinginan dan nafsu yang menggebu dari
ummat manusia tidak dapat dibendung oleh para khalifah yang sangat
ideal tersebut.

jaman sekarang mungkin bisa berbeda dengan zaman dahulu,
sekarang system telah mengangkangi seseorang untuk menjadi peimpin,
tapi zaman dulu siapapun yang punya idea yang bagus dan punya keberanian
untuk mewujudkan ideanya serta berani melawan arus pasti menjadi
pemimpin.  karena ummat manusia selalu ingin perubahan dan selalu
merasa bosan dengan keadaan yang bersifat monoton,  sehingga
sejarah selalu berjalan bagaikan bumi yang berputar, mmmbbuuleet.

jadi mengharapkan sesuatu yang idealispun   ..  ternyata hanya berdasarkan
keinginan dari masyarakat itu sendiri yang ingin berubah dan mengharapkan
pemimpin yang sesuai dengan keinginan mereka ..   selama pemimpin
itu sesaui dengan selera masyarakat  ... maka pemimpin tersebut masih
tetap akan berjaya,tapi kalau selera masyarakat telah bertentangan
dengan keinginan pemimpin itu,  walaupun beliau mengharapkan suatu
idealis yang real  tentu pasti akan terguling  juga   

cuma  neh  sejarah telah mencatat,  bahwa keinginan demokrasi
amerika berhasil menumbangkan seorang kepada negara lain
seperti saddam husein di irak    mungkin ini sisi gelap dari demokrasi
di amerika  ...


salam, hidup demokrasi  .










leader who re not easily fall in love with money, lead by wisdom of
heart, have great passion to sacrifies his life for the sake of his own
ppl.., a good leader will create a follower but a great leader will create
leaders...
History noted that there re many good leader but only few of them re
great..
i think great leader should know the meaning of love to his ppl, to act
upon his love n compassion for his ppl, to sacrifies his own interests or
his well-being for the sake of his ppl.





  Ida Z.A

  [EMAIL PROTECTED]To:
ppiindia@yahoogroups.com
  .comcc:

   Subject:  [ppiindia] Sistem
berbahaya Re: Re: Demi Judi,
  03/28/2005 10:27  Saya Rela Masuk Neraka

  AM

  Please respond to

  ppiindia









pengennya sih yg baik-baik saja gak neko neko, gak sikut
sikutan gak ada mazhab mazhab-an...satu lagi, kalo dibilang indonesia
sekarang dah kayak jaman jahiliyah, kayaknya iya juga sih...gak usah
disebutin deh contohnya kan disini banyak senior yg pinter-pinter
jadi dah pada tau gitu lho hehehe...


salam

--- In ppiindia@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:
 Gak masalah tatanan bangsa mau kayak apa di Arab, di Barat, di
 Indonesia, di Cina toh Islam banyak mempunyai pilihan hukum (kan
 banyak mazhab, ada ilmu fiqih...ada syariah...). Tatanan kayak
 apapun bentuknya, kalau pemimpinya aware terhadap hukum dan
 kemiskinan (seperti yg dimiliki Umar bin Khattab ra)...kan asik
 tenan...Indonesia sekarang ini dah kayak arab jaman jahiliyah...???

 Diperlukan seorang pemimpin yang bisa membawa umat sekian banyak
ini
 ke tujuan yang sama...Namun yaitu..kalu cuma lima tahun...gak cukup
 kayaknya utk Indonesiaku ini.

 wassalam,

 --- In ppiindia@yahoogroups.com, Arriko Indrawan
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Amin...
  mudah2an saya memiliki mentalitas or moralitas yang tinggi.
  Saya yakin anggota millist ini juga demikian... buktinya
  semua pada jago mengkritisi :o))
 
  Mbak Lina masih ingat jaman Suharto, Pemerintahan yg otoriter??
  Bagaimana dg Burma, junta militer?? Afganistan jaman Taliban??
 Sudan??
  Ada positifnya, tapi banyak negatifnya
 
  Itulah resiko kalo negara dipimpin oleh pemimpin otoriter...
  Apalagi kalo mentalitasnya buruk... punya kuasa, dg atas nama
 agama pula...
  Menurut saya itu 

Re: [ppiindia] .. Cara menolak lamaran kerja

2005-03-27 Terurut Topik Carla Annamarie

Mba Listy,

klo cara nolak marriage proposal gmn..?:))..



   
  Listy   
   
  [EMAIL PROTECTED]To:   [ppiindia] (E-mail) 
ppiindia@yahoogroups.com  
  co.id   cc:  
   
   Subject:  [ppiindia] .. Cara 
menolak lamaran kerja  
  03/28/2005 11:52  
   
  AM
   
  Please respond to 
   
  ppiindia  
   

   

   






Buat yang masih bisa berbahasa Jawa, ini ada joke dari milis tetangga.
-Original Message-


Gunawan dikongkon atasane nolaki pelamar kerja


G : Kow mau mrn numpak opo ?
A : Nitih mobil

G : Kow ora Ketompo
A : Sebabipun ?
G : Saiki BBM mundhak terus, mengko kow njaluk mundhak bayar terus
A : Wo, kulo wau namung mboncng, kok
G : Tambah ora ketompo
A : Lho, lha kok ... ?
G : Mengko mung gawn mbonceng mobil kantor. Ngrusuhi !


G : Anakmu akh opo sithik ?
B : Kathah
G : Kow ora Ketompo
B : Sebabipun ?
G : Nyambut gawemu ora jenjem, mung mikir gawe anaak terus
B : Wong namung anak adopsi, kok.
G : Tambah ora ketompo
B : Lho, lha kok ... ?
G : Gawe anak ba aras2en, opo manh nyambut gawe


G : Kowe wis ngerti gaweyanmu durung ?
C : Drng
G : Kow ora Ketompo
C : Sebabipun ?
G : Arep nyambut gawe kok ora ngerti gaweyan ?
C : Wo, nk damelan niku mpun ngertos kok
G : Tambah ora ketompo
C : Lho, lha kok ... ?
G : Kowe rak mung arep keminter, to ?


G : Kowe ngerti kahanan kantor kene durung
D : Drng
G : Kow ora Ketompo
D : Sebabipun ?
G : Arep nyambut gawe kok ora ngerti kantor ?
D : Wo, sekedhik2 mpun ngertos kok
G : Tambah ora ketompo
D : Lho, lha kok ... ?
G : Kowe senengan ngudhal-udhal wewadi kantor, to ?


G : Kowe kerep loro ?
E : Mboten
G : Kow ora Ketompo
E : Sebabipun ?
G : Mesthi kerep mbolos, wong arang2 gering
E : Wah, sakjanipun nggih asring
G : Tambah ora ketompo
E : Lho, lha kok ... ?
G : Kantor iki ora nompo karyawan pileren.



G : Kowe biso main Internet ?
F : mBoten
G : Kow ora Ketompo
F : Sebabipun ?
G : Perusahaan ora nompo BI (Buta Internet)
F : Wah, sakjanipun nggih saged
G : Tambah ora ketompo
F : Lho, lha kok ... ?
G : Mesthi mung ora nyambut gaw, kakhan dolanan Internet, to ?
Ngentk-entekk pulsa !



[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--
Give the gift of life to a sick child.
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks  Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]

Yahoo! Groups Links










 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for
anyone who cares about public education!
http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 


[ppiindia] spiritual leaders--Sistem berbahaya Re:

2005-03-27 Terurut Topik Lina Dahlan


yoiii, dibutuhkan pemimpin yang mumpuni secara jasmani dan rohani 
lah gitu.

Kalo ngomong spiritual leaders nih mbak, hi..hi...aku keingetan sama 
si AA Gatot...penasihat spiritual spesialisasi para artis yang 
cerai...

Bisnis menjadi penasehat spiritual...lagi menjamur neh, hayooo sapa 
mau ikutan...apa lagi kata mama Lorenz banyak artis yang bakalan 
cerai nih.

Sekian sekilas infotainment.

--- In ppiindia@yahoogroups.com, Carla Annamarie 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Mba Lina,
 
 nice talking to u again btw..:)
 
 Mba..the basic foundation of Just is Love, it's very danger if 
someone
 apply Just without love it will lead to 
otoritarian/dictactorship..sooner
 or later..
 talking abt spiritual leaders now days..i think it's less than 
what we
 expected..mba.., many of them became spiritual-political 
leaders..but
 there're no political leader who re spiritual enough..:))..it's a 
pity,
 right?
 
 


   Lina 
Dahlan  
  
   [EMAIL PROTECTED]To:   
ppiindia@yahoogroups.com  
   .com
cc: 
Subject:  
[ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi,
   03/28/2005 11:31  Saya Rela Masuk 
Neraka 
   
AM   

   Please respond 
to   
 
   
ppiindia 





 
 
 
 
 
 
 Who is he? give us one example...
 
 Kalo ku pikir pemimpin itu harus yang ngerti apa artinya adil.
 Adil menempatkan cinta, adil menempatkan ketegasan, adil 
menempatkan
 kasih sayang, Adil menempatkan penjahat, adil menempatkan
 penjahit...alias proporsional. Begitu lah adil menurut syariah
 Islam: menempatkan sesuatu di tempatnya (proporsional).
 
 Kalau yang mbak Carla sebutkan ini cocok untuk pemimpin rohani 
saja.
 
 wassalam,
 --- In ppiindia@yahoogroups.com, Carla Annamarie
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  leader who re not easily fall in love with money, lead by 
wisdom
 of
  heart, have great passion to sacrifies his life for the sake of
 his own
  ppl.., a good leader will create a follower but a great leader
 will create
  leaders...
  History noted that there re many good leader but only few of them
 re
  great..
  i think great leader should know the meaning of love to his ppl,
 to act
  upon his love n compassion for his ppl, to sacrifies his own
 interests or
  his well-being for the sake of his ppl.
 
 
 
 
 
 
Ida
 Z.A
 
[EMAIL PROTECTED]To:
 ppiindia@yahoogroups.com
.com
 cc:
 Subject:
 [ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi,
03/28/2005 10:27  Saya Rela Masuk
 Neraka
 
 AM
 
Please respond
 to
 
 
 ppiindia
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  pengennya sih yg baik-baik saja gak neko neko, gak sikut
  sikutan gak ada mazhab mazhab-an...satu lagi, kalo dibilang
 indonesia
  sekarang dah kayak jaman jahiliyah, kayaknya iya juga sih...gak
 usah
  disebutin deh contohnya kan disini banyak senior yg pinter-pinter
  jadi dah pada tau gitu lho hehehe...
 
 
  salam
 
  --- In ppiindia@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
  wrote:
   Gak masalah tatanan bangsa mau kayak apa di Arab, di Barat, di
   Indonesia, di Cina toh Islam banyak mempunyai pilihan hukum 
(kan
   banyak mazhab, ada ilmu fiqih...ada syariah...). Tatanan kayak
   apapun bentuknya, kalau pemimpinya aware terhadap hukum dan
   kemiskinan (seperti yg dimiliki Umar bin Khattab ra)...kan asik
   tenan...Indonesia sekarang ini dah kayak arab jaman
 jahiliyah...???
  
   Diperlukan seorang pemimpin yang bisa membawa umat sekian 
banyak
  ini
   ke tujuan yang sama...Namun yaitu..kalu cuma lima tahun...gak
 cukup
   kayaknya utk Indonesiaku ini.
  
   wassalam,
  
   --- In ppiindia@yahoogroups.com, Arriko Indrawan
   [EMAIL PROTECTED] wrote:
   
Amin...
mudah2an saya memiliki mentalitas or moralitas yang tinggi.
Saya yakin anggota millist ini juga demikian... buktinya
semua pada jago mengkritisi :o))
   
Mbak Lina masih ingat jaman Suharto, Pemerintahan yg 
otoriter??
Bagaimana dg Burma, junta militer?? 

[ppiindia] The End of the End of History

2005-03-27 Terurut Topik Ikranagara


from: http://www.geocities.com/postneoliberal_review/Gray1.htm

Post-Neoliberal Review

Significant Post-Neoliberalism Texts
 
from the IWM NEWSLETTER 77 Summer 2002/No.3

 

The End of the End of History

by John Gray

POLITICAL COMMENTARY

 

THROUGHOUT MODERN TIMES liberal states have always co-existed 
alongside

many kinds of tyranny. Similarly, the modern world has always 
contained numerous

economic systems – many varieties of capitalism, planned and guided 
economies,

and a host of hybrid economic systems not easily classified.

 

Diplomacy and international law developed to cope with the fact of 
diverse

regimes. Yet throughout the 20th century global politics was shaped 
by the project

of unifying the world within a single regime. Insofar as it remained 
committed to

Marxist ideology, the long-term goal of the Soviet regime was world 
communism.

The whole world was to be a single socialist economy, administered 
by forms of

governance that were to be everywhere the same.

 

This Marxist project is now widely and rightly viewed as utopian. 
Even so, its

disappearance as a force in world politics has not been accompanied 
by an acceptance

of a diversity of political systems. With communism's fall we were, 
in Francis 

Fukuyama's famous phrase, at the `end of history,' a time when 
western governments

could dedicate themselves to unifying the international system into 
a 

single regime based on free markets and democratic government. But 
this project

is as utopian as Marxism once was, and promises to be considerably 
more shortlived

than the Soviet Union.

 

Many reasons exist for why the Soviet bloc collapsed, but – contrary 
to conventional

opinion – economic inefficiencies were not central among them. The 
Soviet

bloc disintegrated because it could not cope with nationalist 
dissent in Poland

and the Baltic states and more generally because a single economic 
and political

system could not meet the needs of vastly different societies and 
peoples.

 

Marxism is a version of economic determinism. It predicts that 
differences between

societies and peoples narrow as they achieve similar levels of 
economic development.

Nationalism and religion have no enduring political importance, 
Marxists

believed. In the short run, they can be used to fuel anti-
imperialist movements.

Ultimately, they are obstacles to the construction of socialism. 
Guided by these

beliefs, the Soviet state waged an incessant war on the national and 
religious traditions

of the peoples they governed. 

 

In practice, Soviet rulers were compelled to compromise in order to 
remain in 

power. Few could be described as wholehearted ideologues. Even so, 
the Soviet

system's rigidity was largely the result of the fact that it was 
established on a false

premise.

 

The basis of the Soviet system was the Marxian interpretation of 
history in

which every society is destined to adopt the same economic system 
and the same

form of government. The USSR fell apart because its monolithic 
institutions could

not accommodate nations – Czechs and Uzbeks, Hungarians and 
Siberians, Poles

and Mongols – whose histories, circumstances and aspirations were 
radically divergent.

 

Today, the global free market constructed in the aftermath of the 
Soviet collapse

is also falling apart – and for similar reasons. Like Marxists, neo-
liberals are economic

determinists. They believe that countries everywhere are destined to

adopt the same economic system and therefore the same political 
institutions.

Nothing can prevent the world from becoming one vast free market; 
but the inevitable

process of convergence can be accelerated. Western governments and 
transnational

institutions can act as midwives for the new world.

 

Implausible as it sounds, this ideology underlies institutions such 
as the International

Monetary Fund (IMF). Argentina and Indonesia have very different

problems, but for the IMF the solution is the same: they must both 
become free-market

economies. Russia at the time of communism's fall was a militarized 
rustbelt,

but the IMF was convinced that it could be transformed into a 
western-style

market economy. An idealized model of Anglo-Saxon capitalism was 
promoted everywhere.

 

Unsurprisingly, this highly ideological approach to economic policy 
has not

succeeded. Indonesia is in ruins, while Argentina is rapidly ceasing 
to be a first-world

country. Russia has put the neo-liberal period behind it and is now 
developing

on a path better suited to its history and circumstances.

 

Countries that have best weathered the economic storms of the past 
few years

are those – like India, China and Japan which took the IMF model 
with a large

grain of salt. To be sure, like the few remaining Marxists who 
defend central economic

planning, the ideologues of the IMF claim that their policies did 
not fail;

they were not fully implemented. But this response is disingenuous. 
In both 

[ppiindia] 14 Sikap Wanita Yang Tidak Disukai Pria

2005-03-27 Terurut Topik Carla Annamarie


14 Sikap Wanita Yang Tidak Disukai Pria


1. Akumulasi.
Kamu kan sudah punya baju hitam, sayang. Pria tidak habis pikir mengapa
wanita memerlukan suatu benda atau barang lebih dari satu.

2. Sahabat karib.
Pria juga punya sahabat baik dan mereka juga berdiskusi seperti wanita.
Tapi yang tidak bisa dimengerti pria tentang wanita adalah, wanita
menceritakan apa saja terhadap sahabat karib, termasuk tentang diri si pria
itu. Seringkali disertai embel2, Jangan cerita lagi kepada siapapun, saya
hanya menceritakan kepadamu. Kalau takut  diceritakan lagi kenapa harus
cerita.

3. Menggerutu.
Yang juga tidak bisa dimengerti pria adalah, wanita menghabiskan satu sore
menggerutui seseorang.

4. Menangis.
Pria paling tidak suka melihat wanita menangis. Hal ini membuat mereka
merasa bersalah sekaligus bingung, apa yang membuat wanita menangis. Pria
tidak bisa membedakan air mata kesedihan karena telah terjadi sesuatu yang
benar2 menyedihkan. Karena film sedihpun bisa membuat wanita menangis.
Selain itu ada rasa iri pada pria, mereka tidak bisa menangis seperti
wanita walaupun sesekali mereka ingin melakukannya.

5. Rasa ingin tahu yang besar.
Termasuk ingin tahu, Kenapa sih, sayang? kok diam saja? tanya wanita jika
melihat kekasih atau suaminya berdiam diri. Kalau tidak dijawab si wanita
akan terus bertanya, Sedang memikirkan apa sih? Padahal terkadang pria
hanya ingin berdiam diri saja dan benar2 tidak
memikirkan apa2. Kalau si pria bilang tidak memikirkan apa2 , wanita tidak
percaya, Ah bohong! kalau tidak kok diam saja? Dan wanita masih nekat
saja. Baru berhenti kalau pria benar2 sudah marah.

6. Bertanya tentang kondisi tubuh.
Pria paling tidak suka ditanya, Sayang, saya gemuk atau kurus? Menurut
kamu, saya tambah gemuk nggak? Atau pertanyaan lain yang sejenis, Misalnya
Perut saya gendut ya? Atau pinggul saya makin besar nggak? Ini merupakan
pertanyaan yang menjebak dan paling sulit dijawab pria. Tapi sekali wanita
bertanya pria merasa tidak bisa melepaskan diri. Kalau pria bilang tidak,
si wanita akan bilang bohong, kalau ia si wanita tidak senang. Satu2nya
cara pria untuk menghindari hal ini adalah pura2 sibuk atau lari.

7. Busana.
Pria benar2 tidak bisa melihat perbedaan antara acrylic skivvy dari DKNY
atau kain warna hitam lainnya dari Zambesi. Apa salahnya pakai celana
panjang yang dibeli tahun lalu jika masih kuat? Dan kenapa mesti beli lagi?

8. Cemburuan.
Yang ini juga cukup rumit untuk dipahami pria. Di satu sisi wanita bilang
tidak suka pada pria yang overprotective dan penuh prasangka. Tapi pada
saat yang sama, wanita cemburu melihat mata prianya terbelalak ketika
menonton adegan seksi atau melihat wanita lain.

9. Cinta.
Pria memegang prinsip bahwa mereka cukup sekali saja mengatakan I Love You.
Dan ini akan terus berlaku sampai dia menampakkan perubahan. Jadi pria
tidak pernah bisa mengerti, mengapa wanita terus bertanya, apakah masih
cinta padahal ia belum berubah. Sederhananya jika 2+2=4, mengapa masih
harus bertanya? Kalau wanita terus mendesak paling2 dia akan Sekarang saya
kan masih sama kamu. Lalu kamu kira itu karena apa?

10. Menu.
Yang juga membingungkan pria adalah, saat makan di luar, si wanitanya
berkeras tidak mau makan udang goreng mentega, tidak mau spaghetti atau kue
keju dan sebagainya. Tapi sesudah si pria memesan untuk dirinya sendiri,
sepanjang makan si wanita terus ambil dari piringnya. Jika dia merasa
terganggu dan tanya, kenapa tadi tidak pesan apa2, si wanita akan menjawab
Tadi kan saya tidak merasa lapar! atau Ah, saya kan makannya hanya untuk
iseng saja. Dalam hati mungkin si pria berkata, isengnya kok gangguin
orang makan.

11. Tak punya baju.
Pria tidak habis pikir, baju wanita selemari penuh, dengan belasan pasang
sepatu. Tapi si wanita tetap saja bilang tidak punya baju untuk pesta. Pria
juga tidak mengerti pada wanita mengapa baju yang sudah dipakai ke satu
pesta tidak boleh dipakai ke pesta yang lainnya. Atau merasa salah tingkah
jika bertemu dengan orang tersebut
pada kesempatan lain tapi masih pakai baju yang sama.

12. Permainan bertanya.
Pria takut dengan permainan bertanya yang disukai wanita, Kapan pertama
kali kamu merasa sayang pada saya? Waktu itu saya pakai baju apa?
Dimana kita ciuman untuk pertama kalinya. Jika si pria salah menjawab
biasanya wanita akan marah. Kalau dia lupa, wanita menganggapnya kurang
perhatian, kalau perhatian kan akan ingat. Atau si wanita kurang berarti
lagi untuk dia sampai saat sepenting itu pun sudah dilupakannya.

13. Alasan.
Pria juga merasa serba salah jika si wanitanya memintanya menjelaskan
alasan sesuatu yang dilakukannya. Terkadang mereka melakukan sesuatu tanpa
alasan tertentu. Jadi dalam hati pria mungkin bertanya, Apakah segala
sesuatu harus disertai alasan?

14. Belanja.
Belanja merupakan olahraga satu2nya yang tidak bisa dilakukan pria. Itu
sebabnya mereka paling benci kalau diminta mengantar si wanita belanja.



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Give the gift of life to a sick 

[ppiindia] Re : Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka

2005-03-27 Terurut Topik Arriko Indrawan


Saya sepakat dg Mbak Lina, bahwa :
1. Saat ini, Indonesia tidak memiliki pemimpin yg sekaliber Umar bin
Khattab
2. Indonesia saat ini membutuhkan pemimpin yang aware terhadap hukum
kemiskinan,
   dan kesadaran insani, serta tidak ketinggalan, kejujuran dan ketegasan.

Semoga ya, mbak kita mempunyai Pemimpin yg demikian.
Saya juga merindukannya

Kesimpulan : Perbaikan moral dan mentalitas adalah yg paling diperlukan
 Indonesia saat ini, bukan penggantian sistem.


Salam,

Arriko I




===
Date: Mon, 28 Mar 2005 02:41:11 -
   From: Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
Subject: Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka


Mereka otoriter tapi tidak mempunyai moral dan mental yang bagus.
Alias Islam KTP. Itu saja. Kalo saya merujuk kepada Umar Bin Khatab,
itu karena kalau saya merujuk kepada Kanjeng Nabi SAW...orang akan
bilang...waah terang aja dia rasulullah...yang gak mungkin bisa
ditiru secara keseluruhannya.

Memang gak ada sekarang ini orang yang bermental seperti Umar Bin
Khattab ra tsb..yang kepada kejahatan...amat tegas hukumnya dan
kepada dhua'fa amat tegas kasihnya...Gak mencampurkan urusan pribadi
dan negara. Itulah kenapa negara2 Islam itu kebanyakan dodol duwel.
Mana ada pemimpin negara yang mo pake baju sederhana. Mana ada
pemimpin negara yang mau jadi dhuafa'. Kalopun ada, dibilang
munafik...he..he...Mana ada pemimpin negara yang dalam keadaan
sekaratnya masih inget malu karena disaku bajunya masih ada duit...

Kalau aja Soeharto adalah seorang yang memahami iman dan islam yang
kuat, tentu dia tak akan mengumpulkan harta untuk anak cucu dan
kroninya, meskipun lingkungannya menghendaki demikian.

Bagi orang yang mau belajar dari sejarah, tentu akan faham kalau
kedigjayaan Islam dahulu adalah karena pribadi sang pemimpin kanjeng
Nabi SAW dan para khulafaurrasyidin, kesadaran insani (iman dan
islam), serta 'engeh' thdp realitas sosial...Masa lalu adalah
pelajaran, masa depan adalah cita-cita.

Gak masalah tatanan bangsa mau kayak apa di Arab, di Barat, di
Indonesia, di Cina toh Islam banyak mempunyai pilihan hukum (kan
banyak mazhab, ada ilmu fiqih...ada syariah...). Tatanan kayak
apapun bentuknya, kalau pemimpinya aware terhadap hukum dan
kemiskinan (seperti yg dimiliki Umar bin Khattab ra)...kan asik
tenan...Indonesia sekarang ini dah kayak arab jaman jahiliyah...???

Diperlukan seorang pemimpin yang bisa membawa umat sekian banyak ini
ke tujuan yang sama...Namun yaitu..kalu cuma lima tahun...gak cukup
kayaknya utk Indonesiaku ini.

wassalam,



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks  Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka

2005-03-27 Terurut Topik Lina Dahlan


Butuh informasi leih jelas lagi, Bang Ali turun jadi Gubernur karena 
apa sih??? Apa bener karena obsesinya akan judi ato emang babe dah gak 
suka karena terlalu populer..dia itu...

Faktanya dia adalah satu2nya gubernur DKI yang sukses membawa Jakarta 
lebih baik secara materiil

Nah selain dia itu Jakarta jalan ditempat doang. Materill gak, rohani 
juga gak! 

--- In ppiindia@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 demikian juga dengan habibie ketika banyak orang menyatakan bahwa
 yang berhak memimpin bangsa indonesia ini adalah orang jawa ternyata
 ternyata mitos itu luntur dengan sendirinya,  demikian pula dengan 
ali
 sadikin
 beliau telah menjadi gubernur dari ibukota republik ini, sejarahlah 
yang
 telah menunjuk beliau,  tapi sejarah juga harus menghentikan
 kepemimpinannya
 ketika judi sudah merajalela.  walaupun obsesi beliau tentang judi 
yang
 mendatangkan pemasukan yang besar terhadap jakarta masih menggebu-
gebu.






 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for
anyone who cares about public education!
http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Workshop Hypnosis for ppiindia

2005-03-27 Terurut Topik Brian Chang


Workshop
H   Y   P   N   O   S   
I S

TAHUKAH... ANDA JUGA BISA MENGUASAI PRAKTEK HIPNOTISME DENGAN MUDAH???

10 April 2005
Jam 10:00 TEPAT  16:00
Registrasi jam 09:30

Gedung YTKI (Yayasan Tenaga Kerja Indonesia)
Ruang 002
JL. Jend. Gatot Subroto No. 40
Jakarta Selatan


Fenomena hipnotisme (Trance) tidak ada hubungannya dengan magic atau mistik, 
tetapi suatu kondisi mental dimana perhatian seseorang menjadi sangat terfokus 
ke dalam dan pikiran bawah sadar (subconscious mind) bekerja lebih dominan.

Trance adalah fenomena yang normal dan alami. Dalam aktifitas sehari hari, 
semua orang sudah sering mengalami trance tanpa disadari, yaitu ketika sedang 
nenonton film yang menarik, menyetir mobil, berangan-angan, membaca buku, 
sedang berolah raga, kerja di depan computer dan juga ketika berdansa.


Dengan hypnosis anda bisa menuntun seseorang untuk masukdan 
keluar dari trance sesuai kehendak anda. Hal ini bisa   diaplikasikan untuk 
membantu mencapai apa yang mereka   inginkan atau juga untuk mengatasi masalah 
mereka.



Sama mudahnya dengan belajar menyetir mobil, menghipnotis orang lain  diri 
sendiri merupakan suatu keterampilan yang bisa dipelajari oleh semua orang 
dengan mudah dan dengan hasil yang sangat menakjubkan (ajaib).

Dituntun oleh instruktur yang ahli dan berpengalaman, dalam Workshop Hypnosis 
ini anda akan mempelajari teknik teknik hypnosis yang mudah dipelajari dan siap 
untuk dipraktekkan.
  

Apa yang bisa dicapai dengan Hypnosis?
Di luar negeri, hypnosis biasa dipakai untuk:
 Pengembangan diri: mengubah perilaku buruk, tampil percaya diri dll.
 Meningkatkan prestasi dalam pekerjaan, sekolah dan olah raga
 Menghentikan kebiasaan buruk seperti merokok, makan berlebihan dll.
 Menghilangkan rasa sakit dan mempercepat proses penyembuhan
 Terapi untuk menghilangkan stress, depresi, trauma dan phobia  
 Belajar dengan cepat serta meningkatkan daya ingat dan kreatifitas
 Atraksi panggung (Stage Hypnosis)
 Meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan mempengaruhi orang - 
Hypnosis itu merupakan salah satu bentuk dari komunikasi (terutama dengan 
pikiran bawah sadar).



Profil Instruktur:
  - Master of Hypnosis registered in the Indonesia Society of Hypnosis (ISH)
  - Active Hypnotherapist for 8 years
  - Experienced Hypnosis Instructor 


Investasi Rp. 800.000/peserta
sudah termasuk lunch, coffee break, makalah, sertifikat


Workshop ini tepat untuk:   
Entrepreneur, Marketing / Sales Eksekutif
Manajer,  Networkmarketer
Mahasiswa, Coach
Pemberi Konseling, Orang Tua
Dokter, Psikiater
Terapis, Praktisi Pengobatan Alternatif 
Industri Entertainment (show bisnis)

Di Jamin Sampai Bisa


Informasi  Reservasi 

http://seminarindonesia.com/training/hypnotic.htm

If this yahoogroups is not appropiate, please email [EMAIL PROTECTED] Mention 
ppiindia@yahoogroups.com in your email somewhere.






 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks  Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





RE: [ppiindia] .. Cara menolak lamaran kerja

2005-03-27 Terurut Topik Listy


mbak Carla,
bagaimana mau nolak? yg nglamar aja kagak ada?.. :))

-Original Message-
From: Carla Annamarie [mailto:[EMAIL PROTECTED]

Mba Listy,

klo cara nolak marriage proposal gmn..?:))..



   
  Listy
  [EMAIL PROTECTED]
  co.id 


Buat yang masih bisa berbahasa Jawa, ini ada joke dari milis tetangga.
-Original Message-


Gunawan dikongkon atasane nolaki pelamar kerja


 


 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks  Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Globalization And Its Fall Out

2005-03-27 Terurut Topik Ikranagara


From: http://www.zmag.org/sustainers/content/2003-04/02shiva.cfm

April 02, 2003 

Globalisation And Its Fall Out 

By Vandana Shiva 

Neither Prosperity nor Peace 

Globalization was imposed on the world with a promise of peace and 
prosperity. Instead we are faced with war and economic crisis. Not 
only has prosperity proved elusive, the minimal economic securities 
of people and countries are fast disappearing. 

Hunger deaths have started to occur in countries such as Argentina 
where hunger was never a problem, and starvation has returned to 
countries like India which had driven away famine like the one of 
1942 which killed 2 million people under colonial, and provided food 
security through public policy shaped by the democratic process of 
an independent and sovereign country. Even the rich economies of 
U.S., Europe and Japan are facing a decline. Globalization has 
clearly failed to improve the well being of citizens or countries. 

It has helped some corporations increase their profits and markets, 
but many corporations like AOL/Time Warner and Enron whose non-
sustainable growth was based on deregulation accompanying 
globalization have themselves either gone bankrupt or lost their 
value. Following the globalization path is proving to be a recipe 
for non-sustainability for the rich and impoverishment and 
destitution for the poor. 

Peace was the other promise of globalization but terrorism and war 
is what we have inherited. Peace was to be a result of increased 
global prosperity through globalization. Increased poverty is the 
unfolding reality. And economic insecurity and exclusion is creating 
conditions for the rise of terrorism and fundamentalism. 

Economic and political exclusion, and the erosion of national 
economic sovereignty is making many young men turn to terrorism and 
violence as a way of achieving their goals. The erosion of economic 
nationalism and the growth of economic security is also providing 
fertile ground for the rise of right wing fundamentalist politics, 
with parties using the reality of economic insecurity to fan the 
flames of cultural insecurity, and filling the vacuum left by the 
collapse of economic nationalism and economic sovereignty with the 
pseudo nationalist agenda of cultural nationalism. 

At the global level, the rhetoric of clash of civilizations, and 
the war against Islam performs the same function as the exclusivist 
political agendas of cultural nationalism and fundamentalist 
ideology at the national level. 

The Convergence of fundmentalism 

Two forms of fundamentalism seem to be converging and becoming 
mutually reinforcing and mutually supportive. 

The first is the market fundamentalism of globalization itself. This 
fundamentalism redefines life as commodity, society as economy, and 
the market as the means and end of the human enterprise. The market 
is being made the organizing principle for the provisioning of food, 
water, health, education and other basic needs, it is being made the 
organizing principle for governance, it is being made the measure of 
our humanity. 

Our being human is no longer predicated on the fundamental human 
rights enshrined in all constitutions and in the U.N. declaration of 
human rights. It is now conditional on our ability to buy our 
needs on the global marketplace in which the conditions of life -- 
food, water, health, knowledge have become the ultimate commodities 
controlled by a handful of corporations. In the market 
fundamentalism of globalization, everything is a commodity, 
everything is for sale. Nothing is sacred, there are no fundamental 
rights of citizens and no fundamental duties of governments. 

The market fundamentalism of globalization and the economic 
exclusion inherent to it is giving rise to, and being reinforced and 
supported by politics of exclusion emerging in the form of political 
parties based on religious fundamentalism/xenophobia/ethnic 
cleansing and reinforcement of patriarchies and castism. The culture 
of commodification has increased violence against women, whether it 
is in the form of rising domestic violence, increasing cases of 
rape, an epidemic of female foeticide, and increased trafficking in 
women. 

Globalization as a patriarchal project has reinforced patriarchal 
exclusions. Atrocities against dalits have also seen an increase as 
a result of globalization, with higher castes enjoying new power 
with their integration into the global market place and also wanting 
to usurp the resources of the poor and marginalized, especially 
dalits and tribals, for commercial exploitation. Land reform laws 
which made the land rights of dalits inalienable have been undone. 
An attempt is under way to undo the constitutional protection of 
tribal land rights under Schedule V o the Constitution. 

Women, dalits, tribals, minorities are special victims of the social 
and economic impact of globalization. New movements of solidarity 
such as the Indian People's 

[ppiindia] Hukum Mendel ada kemungkinan keliru

2005-03-27 Terurut Topik rahardjo mustadjab


Mendel's Law May Be Flawed 
Associated Press

Story location:
http://www.wired.com/news/technology/0,1282,66995,00.html

11:22 AM Mar. 23, 2005 PT

Challenging a scientific law of inheritance that has
stood for 150 years, scientists say plants sometimes
select better bits of DNA in order to develop normally
even when their predecessors carried genetic flaws.

The conclusion by Purdue University molecular
biologists contradicts at least some basic rules of
plant evolution that were believed to be absolute
since the mid-1800s, when Austrian monk Gregor Mendel
experimented with peas and saw that traits are passed
on from one generation to the next. Mendelian genetics
has been the foundation of both crop hybridization and
the understanding of basic cell mutations and trait
inheritance.

In the Purdue experiment, researchers found that a
watercress plant sometimes corrects the genetic code
it inherited from its flawed parents and grows
normally like its grandparents and other ancestors.

Scientists said the discovery raises questions of
whether humans also have the potential for avoiding
genetic flaws or even repairing them, although they
said the actual proteins responsible for making these
fixes probably would be different in plants.

Details of the experiments appear in Thursday's issue
of the journal Nature.

This means that inheritance can happen more flexibly
than we thought, said Robert Pruitt, the paper's
senior author.

In the experiment, the Purdue researchers found that
10 percent of watercress plants with two copies of a
mutant gene called hothead didn't always blossom
with deformed flowers like their parents, which
carried the mutant genes. Instead, those plants had
normal white flowers like their grandparents, which
didn't carry the hothead gene and the deformity
appeared only for a single generation.

The normal watercress plants with hothead genes appear
to have kept a copy of the genetic coding from the
grandparent plants and used it as a template to grow
normally.

However, Pruitt's team didn't find the template in the
plants' DNA or chromosomes where genetic information
is stored and they did not determine whether a
particular gene is encoded to carry out the recovery
of the normal DNA.

Where the normal genetic template is stored and how it
is triggered will take additional research and
probably involve more genes, Pruitt said.

Humans and other animals do not carry the hothead
gene, so if this process occurs in higher organisms it
must use a different trigger, he said.

Other scientists described the results as
spectacular.

Detlef Weigel and Gerds Jurgen of the Max Planck
Institute for Developmental Biology in Germany wrote
in an accompanying commentary in Nature that the
mechanism for recovering the normal DNA in the
watercress plants might be lurking in the plant's RNA,
which carries out genetic orders in cells.

End of story




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks  Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Re: 14 Sikap Wanita Yang Tidak Disukai Pria

2005-03-27 Terurut Topik Ida Z.A


hahahahahahaha.hehehehehehe...bisa aja nih! 

memang semua cewe...cewe(kayak lagunya Meggy Z)

--- In ppiindia@yahoogroups.com, Carla Annamarie 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 14 Sikap Wanita Yang Tidak Disukai Pria
 
 
 1. Akumulasi.
 Kamu kan sudah punya baju hitam, sayang. Pria tidak habis pikir 
mengapa
 wanita memerlukan suatu benda atau barang lebih dari satu.
 
 2. Sahabat karib.
 Pria juga punya sahabat baik dan mereka juga berdiskusi seperti 
wanita.
 Tapi yang tidak bisa dimengerti pria tentang wanita adalah, wanita
 menceritakan apa saja terhadap sahabat karib, termasuk tentang diri 
si pria
 itu. Seringkali disertai embel2, Jangan cerita lagi kepada 
siapapun, saya
 hanya menceritakan kepadamu. Kalau takut  diceritakan lagi kenapa 
harus
 cerita.
 
 3. Menggerutu.
 Yang juga tidak bisa dimengerti pria adalah, wanita menghabiskan 
satu sore
 menggerutui seseorang.
 
 4. Menangis.
 Pria paling tidak suka melihat wanita menangis. Hal ini membuat 
mereka
 merasa bersalah sekaligus bingung, apa yang membuat wanita 
menangis. Pria
 tidak bisa membedakan air mata kesedihan karena telah terjadi 
sesuatu yang
 benar2 menyedihkan. Karena film sedihpun bisa membuat wanita 
menangis.
 Selain itu ada rasa iri pada pria, mereka tidak bisa menangis 
seperti
 wanita walaupun sesekali mereka ingin melakukannya.
 
 5. Rasa ingin tahu yang besar.
 Termasuk ingin tahu, Kenapa sih, sayang? kok diam saja? tanya 
wanita jika
 melihat kekasih atau suaminya berdiam diri. Kalau tidak dijawab si 
wanita
 akan terus bertanya, Sedang memikirkan apa sih? Padahal terkadang 
pria
 hanya ingin berdiam diri saja dan benar2 tidak
 memikirkan apa2. Kalau si pria bilang tidak memikirkan apa2 , 
wanita tidak
 percaya, Ah bohong! kalau tidak kok diam saja? Dan wanita masih 
nekat
 saja. Baru berhenti kalau pria benar2 sudah marah.
 
 6. Bertanya tentang kondisi tubuh.
 Pria paling tidak suka ditanya, Sayang, saya gemuk atau kurus? 
Menurut
 kamu, saya tambah gemuk nggak? Atau pertanyaan lain yang sejenis, 
Misalnya
 Perut saya gendut ya? Atau pinggul saya makin besar nggak? Ini 
merupakan
 pertanyaan yang menjebak dan paling sulit dijawab pria. Tapi sekali 
wanita
 bertanya pria merasa tidak bisa melepaskan diri. Kalau pria bilang 
tidak,
 si wanita akan bilang bohong, kalau ia si wanita tidak senang. 
Satu2nya
 cara pria untuk menghindari hal ini adalah pura2 sibuk atau lari.
 
 7. Busana.
 Pria benar2 tidak bisa melihat perbedaan antara acrylic skivvy dari 
DKNY
 atau kain warna hitam lainnya dari Zambesi. Apa salahnya pakai 
celana
 panjang yang dibeli tahun lalu jika masih kuat? Dan kenapa mesti 
beli lagi?
 
 8. Cemburuan.
 Yang ini juga cukup rumit untuk dipahami pria. Di satu sisi wanita 
bilang
 tidak suka pada pria yang overprotective dan penuh prasangka. Tapi 
pada
 saat yang sama, wanita cemburu melihat mata prianya terbelalak 
ketika
 menonton adegan seksi atau melihat wanita lain.
 
 9. Cinta.
 Pria memegang prinsip bahwa mereka cukup sekali saja mengatakan I 
Love You.
 Dan ini akan terus berlaku sampai dia menampakkan perubahan. Jadi 
pria
 tidak pernah bisa mengerti, mengapa wanita terus bertanya, apakah 
masih
 cinta padahal ia belum berubah. Sederhananya jika 2+2=4, mengapa 
masih
 harus bertanya? Kalau wanita terus mendesak paling2 dia 
akan Sekarang saya
 kan masih sama kamu. Lalu kamu kira itu karena apa?
 
 10. Menu.
 Yang juga membingungkan pria adalah, saat makan di luar, si 
wanitanya
 berkeras tidak mau makan udang goreng mentega, tidak mau spaghetti 
atau kue
 keju dan sebagainya. Tapi sesudah si pria memesan untuk dirinya 
sendiri,
 sepanjang makan si wanita terus ambil dari piringnya. Jika dia 
merasa
 terganggu dan tanya, kenapa tadi tidak pesan apa2, si wanita akan 
menjawab
 Tadi kan saya tidak merasa lapar! atau Ah, saya kan makannya 
hanya untuk
 iseng saja. Dalam hati mungkin si pria berkata, isengnya kok 
gangguin
 orang makan.
 
 11. Tak punya baju.
 Pria tidak habis pikir, baju wanita selemari penuh, dengan belasan 
pasang
 sepatu. Tapi si wanita tetap saja bilang tidak punya baju untuk 
pesta. Pria
 juga tidak mengerti pada wanita mengapa baju yang sudah dipakai ke 
satu
 pesta tidak boleh dipakai ke pesta yang lainnya. Atau merasa salah 
tingkah
 jika bertemu dengan orang tersebut
 pada kesempatan lain tapi masih pakai baju yang sama.
 
 12. Permainan bertanya.
 Pria takut dengan permainan bertanya yang disukai wanita, Kapan 
pertama
 kali kamu merasa sayang pada saya? Waktu itu saya pakai baju apa?
 Dimana kita ciuman untuk pertama kalinya. Jika si pria salah 
menjawab
 biasanya wanita akan marah. Kalau dia lupa, wanita menganggapnya 
kurang
 perhatian, kalau perhatian kan akan ingat. Atau si wanita kurang 
berarti
 lagi untuk dia sampai saat sepenting itu pun sudah dilupakannya.
 
 13. Alasan.
 Pria juga merasa serba salah jika si wanitanya memintanya 
menjelaskan
 alasan sesuatu yang dilakukannya. Terkadang mereka melakukan 
sesuatu tanpa
 alasan tertentu. Jadi dalam hati pria 

Re: [ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka

2005-03-27 Terurut Topik Yustam


fakta yang jelas juga beliau walaupun katanya berhasil dan sukses membawa
jakarta lebih baik dari segi materiil,  ternyata beliau tidak bisa berkuasa
terus
untuk menjadikan jakarta lebih baik,  kepemimpinan beliau tidak dapat terus
dipertahankan,   dan jakarta  itu maju bukan karena bang ali sadikin,
jakarta
maju karena banyak cukong  ...   coba tanyain berapa sih tanah-tanah yang
dikuasai
oleh orang indonesia asli di jakarta  ...  paling-paling bang ali hanya
sebagai
bemper aja buat mereka,  supaya usaha mereka maju dan duitnya buat judi
karena bingung duitnya mau di kemanain,  jadi buat judi aja,  tanah sih
gampang
bang ali kan bisa di kasih traktor buat gusurin itu rakyat  ...  maka
jatuhlah bang
ali dari kekuasaan di jakarta  ...  itu  berkat rakyat   juga   ...kan


salam,









Butuh informasi leih jelas lagi, Bang Ali turun jadi Gubernur karena
apa sih??? Apa bener karena obsesinya akan judi ato emang babe dah gak
suka karena terlalu populer..dia itu...

Faktanya dia adalah satu2nya gubernur DKI yang sukses membawa Jakarta
lebih baik secara materiil

Nah selain dia itu Jakarta jalan ditempat doang. Materill gak, rohani
juga gak!

--- In ppiindia@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:

 demikian juga dengan habibie ketika banyak orang menyatakan bahwa
 yang berhak memimpin bangsa indonesia ini adalah orang jawa ternyata
 ternyata mitos itu luntur dengan sendirinya,  demikian pula dengan
ali
 sadikin
 beliau telah menjadi gubernur dari ibukota republik ini, sejarahlah
yang
 telah menunjuk beliau,  tapi sejarah juga harus menghentikan
 kepemimpinannya
 ketika judi sudah merajalela.  walaupun obsesi beliau tentang judi
yang
 mendatangkan pemasukan yang besar terhadap jakarta masih menggebu-
gebu.






 Yahoo! Groups Sponsor ~--
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for
anyone who cares about public education!
http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]

Yahoo! Groups Links














__

Disclaimer :
- This email and any file transmitted with it are confidential and
are intended solely for the use of the individual or entity whom
they are addressed, if you are not the original recipient, please
delete it from your system.
- Any views or opinions expressed in this email are those of the
author only.
__

 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [ppiindia] Re : Sistem berbahaya (pemimpin tidak boleh berkuasa terlalu lama)

2005-03-27 Terurut Topik bintang timur

Mengganti sistem yang nggak beres jelas tetap
diperlukan. Intinya cuma satu, penegakan hukum.

Sistem yang baik akan menyisakan celah yang sangat
sedikit untuk kemungkinan dibelokkan sesuai dengan
kepentingan satu orang atau sekelompok orang.

Menunggu adanya perbaikan moral jelas sia-sia (dan
suatu hal yang sulit diukur). Tapi membuat sistem yang
memperkecil kemungkinan korupsi, misalnya, jelas
diperlukan.

Dan menjadikan seorang pemimpin berkuasa dalam jangka
waktu yang lama, adalah tindakan yang bodoh. Power
tends to corrupt. Itu langgam politik yang sahih.
Cerita seorang pemimpin yang memimpin negerinya dengan
bijaksana dan adil selama kurun waktu yang panjang,
mungkin saja bisa terjadi, tapi risikonya lebih besar
untuk menciptakan pemimpin tersebut menjadi korup.

Waktu 5 tahun sebenarnya sudah sangat cukup untuk
menjadi bahan penilaian, apakah seorang pemimpin layak
untuk diberi kesempatan kedua. Memang tidak akan
terjadi keajaiban yang langsung mengubah, tapi
setidaknya kita bisa mencatat progres. 

Dan soal pemimpin yang taat agama? Ayolah, kawan, tak
perlu pemimpin, kalau semua orang taat dengan agamanya
masing-masing, jelas persoalan di dunia ini makin
sedikit. Itu kan utopis. Maksud saya, naif sekali
mengharapkan pemimpin yang benar-benar berada di jalan
Tuhan. Herannya, dalam setiap persoalan, manusia
kembali lagi mengharapkan agama menjadi solusi yang
paling mujarab. Makanya Indonesia nggak maju-maju.
Bukannya solusi yang dicari, malah mimpi mendapatkan
pemimpin sekaliber Umar bin Khattab. 

Sistem yang meminimalisir penyimpangan, dan komitmen
untuk mengatasi persoalan secara bersama-sama, itu
yang kita perlukan saat ini. Bukan mengharapkan
turunnya seseorang yang diutus Tuhan untuk
menyelamatkan Indonesia. Ratu Adil itu tidak akan
pernah datang.

BBM dinaikkan, ulama bilang tawakal. Tsunami di Aceh,
ulama bilang itu peringatan dari Tuhan. 

Saya menginginkan penegakan hukum di Indonesia.
Pemimpin yang bagus, akan memprioritaskan hal ini.

-Uly Siregar


--- Arriko Indrawan [EMAIL PROTECTED]
wrote:
 
 Saya sepakat dg Mbak Lina, bahwa :
 1. Saat ini, Indonesia tidak memiliki pemimpin yg
 sekaliber Umar bin
 Khattab
 2. Indonesia saat ini membutuhkan pemimpin yang
 aware terhadap hukum
 kemiskinan,
dan kesadaran insani, serta tidak ketinggalan,
 kejujuran dan ketegasan.
 
 Semoga ya, mbak kita mempunyai Pemimpin yg demikian.
 Saya juga merindukannya
 
 Kesimpulan : Perbaikan moral dan mentalitas adalah
 yg paling diperlukan
  Indonesia saat ini, bukan penggantian
 sistem.
 
 
 Salam,
 
 Arriko I
 
 
 
 
 ===
 Date: Mon, 28 Mar 2005 02:41:11 -
From: Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya
 Rela Masuk Neraka
 
 
 Mereka otoriter tapi tidak mempunyai moral dan
 mental yang bagus.
 Alias Islam KTP. Itu saja. Kalo saya merujuk kepada
 Umar Bin Khatab,
 itu karena kalau saya merujuk kepada Kanjeng Nabi
 SAW...orang akan
 bilang...waah terang aja dia rasulullah...yang gak
 mungkin bisa
 ditiru secara keseluruhannya.
 
 Memang gak ada sekarang ini orang yang bermental
 seperti Umar Bin
 Khattab ra tsb..yang kepada kejahatan...amat tegas
 hukumnya dan
 kepada dhua'fa amat tegas kasihnya...Gak
 mencampurkan urusan pribadi
 dan negara. Itulah kenapa negara2 Islam itu
 kebanyakan dodol duwel.
 Mana ada pemimpin negara yang mo pake baju
 sederhana. Mana ada
 pemimpin negara yang mau jadi dhuafa'. Kalopun ada,
 dibilang
 munafik...he..he...Mana ada pemimpin negara yang
 dalam keadaan
 sekaratnya masih inget malu karena disaku bajunya
 masih ada duit...
 
 Kalau aja Soeharto adalah seorang yang memahami iman
 dan islam yang
 kuat, tentu dia tak akan mengumpulkan harta untuk
 anak cucu dan
 kroninya, meskipun lingkungannya menghendaki
 demikian.
 
 Bagi orang yang mau belajar dari sejarah, tentu akan
 faham kalau
 kedigjayaan Islam dahulu adalah karena pribadi sang
 pemimpin kanjeng
 Nabi SAW dan para khulafaurrasyidin, kesadaran
 insani (iman dan
 islam), serta 'engeh' thdp realitas sosial...Masa
 lalu adalah
 pelajaran, masa depan adalah cita-cita.
 
 Gak masalah tatanan bangsa mau kayak apa di Arab, di
 Barat, di
 Indonesia, di Cina toh Islam banyak mempunyai
 pilihan hukum (kan
 banyak mazhab, ada ilmu fiqih...ada syariah...).
 Tatanan kayak
 apapun bentuknya, kalau pemimpinya aware terhadap
 hukum dan
 kemiskinan (seperti yg dimiliki Umar bin Khattab
 ra)...kan asik
 tenan...Indonesia sekarang ini dah kayak arab jaman
 jahiliyah...???
 
 Diperlukan seorang pemimpin yang bisa membawa umat
 sekian banyak ini
 ke tujuan yang sama...Namun yaitu..kalu cuma lima
 tahun...gak cukup
 kayaknya utk Indonesiaku ini.
 
 wassalam,
 
 



__ 
Do you Yahoo!? 
Yahoo! Small Business - Try our new resources site!
http://smallbusiness.yahoo.com/resources/ 


 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Give underprivileged students the materials they need to learn. 

[ppiindia] NASA akan memberikan hadiah uang untuk inovasi

2005-03-27 Terurut Topik rahardjo mustadjab

Di milis ini apa ada orang BPPT ?

Salam,
RM

-

 The New York Times
March 27, 2005
NASA Will Offer Cash Prizes for Technological
Innovations
By WARREN E. LEARY

WASHINGTON, March 26 - In an effort to stimulate fresh
thinking, the National Aeronautics and Space
Administration has announced that it will offer cash
prizes for innovative technology that can be applied
to space exploration.

The competitions, open to large and small companies,
colleges, technology groups and individuals, are seen
as ways to promote innovation by letting contestants
pose any solution that works to solve a problem, an
agency official said Friday.

The prizes are a new approach for NASA in its effort
to find new space technology.

We want to find innovation wherever it exists, said
the official, Brant Sponberg, manager of the
Centennial Challenges Program at the space agency, in
a telephone news conference.

The program, part of President Bush's new vision of
exploration for the space agency, was inspired in part
by last year's Ansari X Prize of $10 million for the
first private piloted suborbital flights, and in part
by the incentive programs that have long been
sponsored by the Pentagon's Defense Advanced Research
Projects Agency.

The first two competitions will focus on the
development of strong lightweight materials for making
ropelike tethers and on ways to transmit power
wirelessly from one point to another.

After face-to-face demonstrations by candidates later
this year, the winners of the Tether Challenge and the
Beam Power Challenge will each receive a $50,000
prize. The second year, NASA will repeat the
challenges but raise the technical standards. Winners
in each category will receive awards of $100,000,
$40,000 and $10,000 for first, second and third place.

In one competition, the tether materials will be
stretched in matched contests. In the other, wireless
power transmission and receiving systems, like those
using laser beams or microwaves to transmit energy,
will power robotic devices that carry weights up a
cable.

Mr. Sponberg said monetary inducements, like the
$25,000 Orteig Prize won by Charles Lindbergh for the
first nonstop flight between Paris and New York, were
a proven way to advance innovation and technology.

NASA will provide the $400,000 for prizes in the first
contests, but the competition will be managed and run
by the Spaceward Foundation, a nonprofit organization
in Mountain View, Calif., that supports space
technology and the concept of building an elevator
between Earth and a station in space. NASA will
loosely oversee the competition and the selection of
unbiased judges to assess the contests, Mr. Sponberg
said.

With Congressional approval, NASA hopes to direct
about $80 million toward such technology prizes over
the next five years, he said.

Planned are several annual Keystone Challenges,
costing up to $3 million each, for things like
explorer robots, lunar vehicles or autonomous mining
equipment.

With enough support, Mr. Sponberg said, NASA also
hopes to sponsor one or two so-called Flagship
Challenges a year, which could offer a prize of up to
$25 million for a low-cost space mission, like a Moon
landing robot or a human orbital flight.

Ideas for future challenges have come in from NASA
professionals, universities, private industry, those
attending workshops on space technology, hobbyists and
people sending in e-mail messages, he said.

We are drowning in good prize ideas, Mr. Sponberg
said.

 The New York Times 


 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks  Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka

2005-03-27 Terurut Topik Lina Dahlan


Kalo memang harus turun ya turun lah seorang pemimpin itu, entah 
melalui konstitusi, entah melalui revolusi, entah melalui 
mengundurkan diri. Memang gak bisa berkuasa terus. Tapi yang saya 
mau tau apa pernyataan sampeyan yang mengatakan bang Ali turun 
karena obsesi judinya itu lho.

Biar banyak cukong, tapi gak ada yang bisa memanfaatkan cukong 
tersebut utk kemajuan Jakarta, apa bisa maju Jakarta? ya buat apa 
dong Gubernur itu?? Kemajuan kantong nya dewe? kan gak gitu juga.
Bandingkan deh gubernur sapa yang bisa bawa Jakarta maju.

Aku juga gak buta-buta amat dan suci-suci amat kalo gubernur kena 
cipretan cukong, tapi fakta ttg Jakarta yang bisa dilihat mata kita 
itu harus jelas kelihatan. Kan sulit ngarepin pemimpin sekarang ini 
yang suci-suci banget and sulit apa tolok ukurnya mengetahui nih 
gubernur suci apa gak. Ya mending liat aja Jakartanya.

Jadi, sekarang sampeyan mau bilang bang Ali jatuh karena gusurin 
tanah rakyat?

comon man..., apa sih yang menyebabkan bang Ali turun dari 
jabatannya. Itu aja kok?..eh tambah deh...berapa periode dia 
menjabat jadi gubernur?. Udah deh jawab aja yang ini. Kalo gak 
dijawab ntar pertanyaannya nambah lagi..:-D

wassalam,

--- In ppiindia@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 fakta yang jelas juga beliau walaupun katanya berhasil dan sukses 
membawa
 jakarta lebih baik dari segi materiil,  ternyata beliau tidak bisa 
berkuasa
 terus
 untuk menjadikan jakarta lebih baik,  kepemimpinan beliau tidak 
dapat terus
 dipertahankan,   dan jakarta  itu maju bukan karena bang ali 
sadikin,
 jakarta
 maju karena banyak cukong  ...   coba tanyain berapa sih tanah-
tanah yang
 dikuasai
 oleh orang indonesia asli di jakarta  ...  paling-paling bang ali 
hanya
 sebagai
 bemper aja buat mereka,  supaya usaha mereka maju dan duitnya buat 
judi
 karena bingung duitnya mau di kemanain,  jadi buat judi aja,  
tanah sih
 gampang
 bang ali kan bisa di kasih traktor buat gusurin itu rakyat  ...  
maka
 jatuhlah bang
 ali dari kekuasaan di jakarta  ...  itu  berkat rakyat   
juga   ...kan
 
 
 salam,
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 Butuh informasi leih jelas lagi, Bang Ali turun jadi Gubernur 
karena
 apa sih??? Apa bener karena obsesinya akan judi ato emang babe dah 
gak
 suka karena terlalu populer..dia itu...
 
 Faktanya dia adalah satu2nya gubernur DKI yang sukses membawa 
Jakarta
 lebih baik secara materiil
 
 Nah selain dia itu Jakarta jalan ditempat doang. Materill gak, 
rohani
 juga gak!
 
 --- In ppiindia@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  demikian juga dengan habibie ketika banyak orang menyatakan bahwa
  yang berhak memimpin bangsa indonesia ini adalah orang jawa 
ternyata
  ternyata mitos itu luntur dengan sendirinya,  demikian pula 
dengan
 ali
  sadikin
  beliau telah menjadi gubernur dari ibukota republik ini, 
sejarahlah
 yang
  telah menunjuk beliau,  tapi sejarah juga harus menghentikan
  kepemimpinannya
  ketika judi sudah merajalela.  walaupun obsesi beliau tentang 
judi
 yang
  mendatangkan pemasukan yang besar terhadap jakarta masih 
menggebu-
 gebu.
 
 
 
 
 
 
  Yahoo! Groups Sponsor 
~--
 Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site 
for
 anyone who cares about public education!
 http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
 ---
-~-
 
 
*
**
 Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju 
Indonesia yg
 Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
 
*
**
 
_
_
 Mohon Perhatian:
 
 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg 
otokritik)
 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan 
dikomentari.
 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
 Yahoo! Groups Links
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 __
 
 Disclaimer :
 - This email and any file transmitted with it are confidential and
 are intended solely for the use of the individual or entity whom
 they are addressed, if you are not the original recipient, please
 delete it from your system.
 - Any views or opinions expressed in this email are those of the
 author only.
 __





 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks  Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 


[ppiindia] Tantangan Terhadap Teori EVOLUSI

2005-03-27 Terurut Topik dadearinto



Tantangan Terhadap Teori EVOLUSI

Teori evolusi yang disebarkan kaum naturalis banyak termuat pada
berbagai media pers yang bertindak untuk maksud-maksud berbeda:

Pertama agar dipelajari dan diyakini oleh masyarakat ramai sebagai
sejarah yang telah berlangsung dimana tiada satu pun yang dinamakan
kekuasaan dan ketentuan ghaib dari TUHAN pencipta, bahkan semuanya
telah berproses secara alamiah yang padanya hidup dan mati telah
berlaku. Semuanya akan hilang lenyap tanpa hari akhirat yang jadi
dongeng dalam kalangan penganut agama tertentu.

Kedua yaitu...
Selengkapnya klik di bawah :

http://www.myquran.org/forum/showthread.php?t=7321


wassalam










 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks  Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Re: Re : Sistem berbahaya (pemimpin tidak boleh berkuasa terlalu lama)

2005-03-27 Terurut Topik Lina Dahlan


Sistem (sebagus apapun) kalo dibuat dan dijalankan oleh orang-orang 
yang amoral, piye toh?
Aku pikir sistem yang ada di Indonesia dah lumayanlah lah, tapi kalo 
moral pemimpinnya kayak gini2 aja, perlu revolusi moral...

--- In ppiindia@yahoogroups.com, bintang timur [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
 Mengganti sistem yang nggak beres jelas tetap
 diperlukan. Intinya cuma satu, penegakan hukum.
 
 Sistem yang baik akan menyisakan celah yang sangat
 sedikit untuk kemungkinan dibelokkan sesuai dengan
 kepentingan satu orang atau sekelompok orang.
 
 Menunggu adanya perbaikan moral jelas sia-sia (dan
 suatu hal yang sulit diukur). Tapi membuat sistem yang
 memperkecil kemungkinan korupsi, misalnya, jelas
 diperlukan.
 
 Dan menjadikan seorang pemimpin berkuasa dalam jangka
 waktu yang lama, adalah tindakan yang bodoh. Power
 tends to corrupt. Itu langgam politik yang sahih.
 Cerita seorang pemimpin yang memimpin negerinya dengan
 bijaksana dan adil selama kurun waktu yang panjang,
 mungkin saja bisa terjadi, tapi risikonya lebih besar
 untuk menciptakan pemimpin tersebut menjadi korup.

Langgam itu gak akan berlaku buat pemimpin yang punya ketaatan agama 
karena buat yang taat agama mereka sadar kekuasaan itu amanah yang 
amat beratnya. Itu langgam politik yang sudah tak berlaku lagi 
sekarang. Sekarang ini yang berlaku adalah corrupt tends to power.
 
 Waktu 5 tahun sebenarnya sudah sangat cukup untuk
 menjadi bahan penilaian, apakah seorang pemimpin layak
 untuk diberi kesempatan kedua. Memang tidak akan
 terjadi keajaiban yang langsung mengubah, tapi
 setidaknya kita bisa mencatat progres. 

Buat rakyat awam, ngapain mencatat progress doang? Sudah cukup lama 
lho rakyat ini nyatetin progres melulu? Percaya lah rakyat Indonesia 
ini rakyat yang penyabar: gak ada rotan, akarpun jadi. Gak ada nasi, 
singkongpun jadi.
 
 Dan soal pemimpin yang taat agama? Ayolah, kawan, tak
 perlu pemimpin, kalau semua orang taat dengan agamanya
 masing-masing, jelas persoalan di dunia ini makin
 sedikit. Itu kan utopis. Maksud saya, naif sekali
 mengharapkan pemimpin yang benar-benar berada di jalan
 Tuhan. Herannya, dalam setiap persoalan, manusia
 kembali lagi mengharapkan agama menjadi solusi yang
 paling mujarab. Makanya Indonesia nggak maju-maju.
 Bukannya solusi yang dicari, malah mimpi mendapatkan
 pemimpin sekaliber Umar bin Khattab. 

Makanya jangan dijadikan mimpi. Ciptakan pemimpin yang sekaliber 
Umar bin Khattab ra. Jadikanlah itu suatu cita-cita (bukan mimpi) 
buat bangsa ini. Makanya cerita pemimpin yg taat agama jangan cuma 
dijadikan dongeng isapan jempol dengan mengatakan utopis.
 
 Sistem yang meminimalisir penyimpangan, dan komitmen
 untuk mengatasi persoalan secara bersama-sama, itu
 yang kita perlukan saat ini. Bukan mengharapkan
 turunnya seseorang yang diutus Tuhan untuk
 menyelamatkan Indonesia. Ratu Adil itu tidak akan
 pernah datang.

Sistem akan bisa berjalan kalau ada kesadaran hukum yang tinggi 
alias kalo negaranya sudah maju. Kalau tidak sistem cuma jadi 
permainan. Sosio kultur bangsa ini perlu diperhitungkan. Pemimpin 
bangsa ini gak takut sama sistem...he..he...bisa kong koli kong.
 
 BBM dinaikkan, ulama bilang tawakal. Tsunami di Aceh,
 ulama bilang itu peringatan dari Tuhan. 

Ini memang kapasitas ulama. Mereka toh bukan umara.
 
 Saya menginginkan penegakan hukum di Indonesia.
 Pemimpin yang bagus, akan memprioritaskan hal ini.

Pemimpin yang bagus dan taat agama juga memprioritaskan ini. Dia 
harus menunjukkan bahwa diapun orang yang menegakkan hukum di 
lingkungan terkecilnya (keluarganya). Kalo pemimpinnya aja dah 
ngasih contoh...kan rakyat Indonesia (yang sosio kulturnya senang 
meniru scr membabi buta) bisa meniru juga:-D
 
 -Uly Siregar
 
 
 --- Arriko Indrawan [EMAIL PROTECTED]
 wrote:
  
  Saya sepakat dg Mbak Lina, bahwa :
  1. Saat ini, Indonesia tidak memiliki pemimpin yg
  sekaliber Umar bin
  Khattab
  2. Indonesia saat ini membutuhkan pemimpin yang
  aware terhadap hukum
  kemiskinan,
 dan kesadaran insani, serta tidak ketinggalan,
  kejujuran dan ketegasan.
  
  Semoga ya, mbak kita mempunyai Pemimpin yg demikian.
  Saya juga merindukannya
  
  Kesimpulan : Perbaikan moral dan mentalitas adalah
  yg paling diperlukan
   Indonesia saat ini, bukan penggantian
  sistem.
  
  
  Salam,
  
  Arriko I
  
  
  
smallbusiness.yahoo.com/resources/





 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Give underprivileged students the materials they need to learn. 
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org

[nasional_list] Re: [ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka

2005-03-27 Terurut Topik Carla Annamarie
** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum **


just for ur irritation..:))..kidding..

actually..Bang Ali itu anti disuap..itu kata org2 dulu.apalagi klo ada
tender2 yg gak jelas n nantinya bisa ngerugiin rakyat kecil.(gak tau bener
ato gak bcs i wasnt even born yet at that time..)



   
  [EMAIL PROTECTED] 

   To:   
ppiindia@yahoogroups.com  
  03/28/2005 01:26 cc:  
   
  PM   Subject:  Re: [ppiindia] Sistem 
berbahaya Re: Re: Demi  
  Please respond to Judi, Saya Rela Masuk Neraka
   
  ppiindia  
   

   

   






fakta yang jelas juga beliau walaupun katanya berhasil dan sukses membawa
jakarta lebih baik dari segi materiil,  ternyata beliau tidak bisa berkuasa
terus
untuk menjadikan jakarta lebih baik,  kepemimpinan beliau tidak dapat terus
dipertahankan,   dan jakarta  itu maju bukan karena bang ali sadikin,
jakarta
maju karena banyak cukong  ...   coba tanyain berapa sih tanah-tanah yang
dikuasai
oleh orang indonesia asli di jakarta  ...  paling-paling bang ali hanya
sebagai
bemper aja buat mereka,  supaya usaha mereka maju dan duitnya buat judi
karena bingung duitnya mau di kemanain,  jadi buat judi aja,  tanah sih
gampang
bang ali kan bisa di kasih traktor buat gusurin itu rakyat  ...  maka
jatuhlah bang
ali dari kekuasaan di jakarta  ...  itu  berkat rakyat   juga   ...kan


salam,









Butuh informasi leih jelas lagi, Bang Ali turun jadi Gubernur karena
apa sih??? Apa bener karena obsesinya akan judi ato emang babe dah gak
suka karena terlalu populer..dia itu...

Faktanya dia adalah satu2nya gubernur DKI yang sukses membawa Jakarta
lebih baik secara materiil

Nah selain dia itu Jakarta jalan ditempat doang. Materill gak, rohani
juga gak!

--- In ppiindia@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:

 demikian juga dengan habibie ketika banyak orang menyatakan bahwa
 yang berhak memimpin bangsa indonesia ini adalah orang jawa ternyata
 ternyata mitos itu luntur dengan sendirinya,  demikian pula dengan
ali
 sadikin
 beliau telah menjadi gubernur dari ibukota republik ini, sejarahlah
yang
 telah menunjuk beliau,  tapi sejarah juga harus menghentikan
 kepemimpinannya
 ketika judi sudah merajalela.  walaupun obsesi beliau tentang judi
yang
 mendatangkan pemasukan yang besar terhadap jakarta masih menggebu-
gebu.







***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]

Yahoo! Groups Links














__

Disclaimer :
- This email and any file transmitted with it are confidential and
are intended solely for the use of the individual or entity whom
they are addressed, if you are not the original recipient, please
delete it from your system.
- Any views or opinions expressed in this email are those of the
author only.
__


***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]

Yahoo! Groups Links












 Yahoo! Groups Sponsor 

[ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi Judi, Saya Rela Masuk Neraka

2005-03-27 Terurut Topik Lina Dahlan


gitu juga yang aku denger. Anti suapnya itu juga krn bang Ali memang 
datang dari keluarga yang udah berada, gak perlu ngemis ke cukong.

Makanya aku tanya apa yang menyebabkan bang Ali turun jabatan? 
karena ku dengar lagi juga itu karena dia terlalu populer dan babe 
gak suka orang yang terlalu populer...he..he...kalah pamor...

he..he..masih i'lmi yaqin belum ainul yaqin...apalgai haqul yaqin


--- In ppiindia@yahoogroups.com, Carla Annamarie 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 just for ur irritation..:))..kidding..
 
 actually..Bang Ali itu anti disuap..itu kata org2 dulu.apalagi klo 
ada
 tender2 yg gak jelas n nantinya bisa ngerugiin rakyat kecil.(gak 
tau bener
 ato gak bcs i wasnt even born yet at that time..)
 
 


   
[EMAIL PROTECTED]  
   
To:   
ppiindia@yahoogroups.com  
   03/28/2005 01:26 
cc: 
   PM   Subject:  Re: 
[ppiindia] Sistem berbahaya Re: Re: Demi  
   Please respond to Judi, Saya Rela 
Masuk Neraka   
   
ppiindia 





 
 
 
 
 
 
 fakta yang jelas juga beliau walaupun katanya berhasil dan sukses 
membawa
 jakarta lebih baik dari segi materiil,  ternyata beliau tidak bisa 
berkuasa
 terus
 untuk menjadikan jakarta lebih baik,  kepemimpinan beliau tidak 
dapat terus
 dipertahankan,   dan jakarta  itu maju bukan karena bang ali 
sadikin,
 jakarta
 maju karena banyak cukong  ...   coba tanyain berapa sih tanah-
tanah yang
 dikuasai
 oleh orang indonesia asli di jakarta  ...  paling-paling bang ali 
hanya
 sebagai
 bemper aja buat mereka,  supaya usaha mereka maju dan duitnya buat 
judi
 karena bingung duitnya mau di kemanain,  jadi buat judi aja,  
tanah sih
 gampang
 bang ali kan bisa di kasih traktor buat gusurin itu rakyat  ...  
maka
 jatuhlah bang
 ali dari kekuasaan di jakarta  ...  itu  berkat rakyat   
juga   ...kan
 
 
 salam,
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 Butuh informasi leih jelas lagi, Bang Ali turun jadi Gubernur 
karena
 apa sih??? Apa bener karena obsesinya akan judi ato emang babe dah 
gak
 suka karena terlalu populer..dia itu...
 
 Faktanya dia adalah satu2nya gubernur DKI yang sukses membawa 
Jakarta
 lebih baik secara materiil
 
 Nah selain dia itu Jakarta jalan ditempat doang. Materill gak, 
rohani
 juga gak!
 
 --- In ppiindia@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  demikian juga dengan habibie ketika banyak orang menyatakan bahwa
  yang berhak memimpin bangsa indonesia ini adalah orang jawa 
ternyata
  ternyata mitos itu luntur dengan sendirinya,  demikian pula 
dengan
 ali
  sadikin
  beliau telah menjadi gubernur dari ibukota republik ini, 
sejarahlah
 yang
  telah menunjuk beliau,  tapi sejarah juga harus menghentikan
  kepemimpinannya
  ketika judi sudah merajalela.  walaupun obsesi beliau tentang 
judi
 yang
  mendatangkan pemasukan yang besar terhadap jakarta masih 
menggebu-
 gebu.
 
 
 
 
 
 
 
 
*
**
 Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju 
Indonesia yg
 Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
 
*
**
 
_
_
 Mohon Perhatian:
 
 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg 
otokritik)
 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan 
dikomentari.
 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
 Yahoo! Groups Links
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 __
 
 Disclaimer :
 - This email and any file transmitted with it are confidential and
 are intended solely for the use of the individual or entity whom
 they are addressed, if you are not the original recipient, please
 delete it from your system.
 - Any views or opinions expressed in this email are those of the
 author only.
 __
 
 
 
*
**
 Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju 
Indonesia yg
 Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny.