Re: [ppiindia] 10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin by Ayu Utami

2005-04-28 Terurut Topik Joko
pertanyaan mas samsul mending secara pribadi saja.., nanti panjang kalo
dijelasin di milis..., he..he...he...
- Original Message -
From: Samsul Bachri [EMAIL PROTECTED]
To: ppiindia@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, April 27, 2005 4:05 PM
Subject: Re: [ppiindia] 10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin by Ayu Utami


 Mau tanya ke Mbak Carla :

 Kalau pernikahan adalah ibadah, kenapa ya pastor, uskup, dan sebagainya
 malah tidak menikah?Bukannya mereka yang harus mencontohnkan ke umatnya?

 Salam

 - Original Message -
 From: Carla Annamarie [EMAIL PROTECTED]
 To: ppiindia@yahoogroups.com
 Sent: Wednesday, April 27, 2005 3:31 PM
 Subject: Re: [ppiindia] 10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin by Ayu Utami


 
 
  sebenarnya orang yang skeptis, apatis-realistis terhadap pernikahan
  sebenarnya adalah orang yang memandang suatu pernikahan sebagai sesuatu
  yang realistis, mungkin berada dalam utopia-state..:))..tapi sebenarnya
  marriage is the battle of life..to keep and maintain marriage is a
lesson
  and struggle for life..kebanyakan orang gak bisa menerima realita
  itu..ditambah dengan makin menurunya integritas pria dan semakin banyka
  wanita menutup diri dari hubungan dengan pria karena takut
  terluka...anyway..
  pernikahan adalah ibadah.., it's one of the tools to worship
  God...kebahagiaan bukan tujuan pernikahan, karena kebahagiaan adalah
  keputusan, tapi tujuan pernikahan adalah kemuliaan hati, kemuliaan
 pikiran,
  dan kemuliaan iman.., karena pria dan wanita diciptakan to complete each
  other.., not against or worse destroy each other..., like it or
  not..menjadi seorang wanita yang sempurna adalah saat wanita complete
 men's
  destiny..., adanya perombakan struktur sosial membuat banyak wanita
 memilih
  untuk tidak menikah..karena pada dasarnya they dont have a guts to do
  it...or maybe mereka jadi paranoid utk sesuatu yang mereka belum
ngalamin
  sendiri.., or maybe they just cowards..
  sebenarnya memutuskan untuk menikah adalah sesuatu yang paling berani,
  paling berharga, dan paling penting dalam kehidupan seorang wanita..if
she
  passed the test..she will be rewarded with not only men of her life but
  more over she could discover her self..as a human being as as a women...
 
 
 
 
[EMAIL PROTECTED]
Sent by: To:
 ppiindia@yahoogroups.com
[EMAIL PROTECTED]cc:
ups.com  Subject:  Re: [ppiindia]
10
 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin by
  Ayu Utami
 
04/27/2005 03:01
PM
Please respond to
ppiindia
 
 
 
 
 
 
 
 
  terlalu banyak alasan, padahal alasan yang gampang
  just tell  them  that   ..  belum ketemu jodoh  ...  its enough  ...
  terlalu banyak orang yang harus dipersalahkan  ..
  bayang kan daftar pesakitan dibawah ini   ... :p
  *  Jeremy Thomas
  *  Cinderela
  *  Putri Salju
  *  Putri Tidur
  *  Prety Women
  *  Malaikat
  *  Negara liberal
  *  Imaniar
  *  Ayu Azhari
  *  Raise the red lentern
  *  Roma Irama
  *  Rika Rahim
  *  Veronika
  *  Gus Dur
  *  Hamzah Haz
  *  bibi,
  *  Guru
  *  dan lain-lain
 
  cuma yang sangat berkesan  bahwa ayu utami mendukung perselingkuhan
  karena ingin bebas dari jeratan hukum  ..   bebas   ..  gitu loh ..
 
 
  dan ternyata masalahnya nggak umum,  cuma masalah pribadi
  so saya pikir ayu utama ini belum berkonsultasi dengan  psichyatirst
...
  :)
  tapi itulah pilihannya  
 
 
  salam
...
 
 
 
 
  Carla Annamarie
 
  [EMAIL PROTECTED]To:
  ppiindia@yahoogroups.com
  ial.co.id  cc:
 
  Sent by:Subject:
 [ppiindia]
  10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin by Ayu Utami
  ppiindia@yahoogroups.com
 
 
 
  27/04/2005 14:01
 
  Please respond to
 
  ppiindia
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin
 by Ayu Utami
 
 Inilah sebelas alasan kenapa tidak menikah adalah sikap politik
  saya,
   dan karenanya saya tidak layak diundang oleh Jeremy Thomas sebagai
 tamunya
   dalam Love  Life
 
 1  Memangnya harus menikah?
 
 2  Tidak merasa perlu
 
 3  Tidak peduli
 
 4  Amat peduli. Jika di satu sisi saya mudah dianggap tidak
   peduli pada nilai yang dipercaya ibu saya, di sisi lain saya
sesungguhnya
   amat peduli.Awalnya sederhana saja. Sejak kecil saya melihat masyarakat
   mengagungkan pernikahan. Ironisnya, dongeng Cinderella, Putri Salju,
 Putri
  Tidur,
   Pretty Woman tamat pada upacara, tukar cincin, dentang lonceng, atau
   ciuman di balkon. Artinya, tidak ada dongeng tentang perkawinan itu
  sendiri.
 
   Sesungguhnya pada titik dongeng berhenti, seorang enak

Re: [ppiindia] 10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin by Ayu Utami

2005-04-28 Terurut Topik Carla Annamarie

Pak Samsul..dilihat dari historisnya pilihan hidup selibat/tidak menikah
mulai berkembang permulaan awal gereja katholik, waktu jaman itu kehidupan
manusia khususnya di daerah Yunani dan Romawi secara moral sangat rendah,
kehidupan hedonisme dan perilaku kehidupan seks bebas yang sangat
mempengaruhi kehidupan masyarakat saat itu. sehingga mulailah muncul orang2
tertentu dari kalangan gereja katholik saat itu yang memusatkan diri untuk
mencari kehidupan yang suci, bebas dari hal2 duniawi, kemudian muncullah
berbagai ordo/serikat yang memisahkan diri dari kehidupan dunia, dimana
mereka memilih untuk tidak menikah dan mengabdikan dirinya untuk Tuhan dan
gereja. sebenarnya para pastor, biarawan/biarawati tersebut mengikuti jejak
kehidupan murid2 Yesus yang diyakini tidak menikah, tapi didalam kitab
Injil sendiri tidak ada aturan untuk hal tersebut. tetapi pilihan untuk
hidup selibat adalah pilihan hidup, dimana seseorang menyerahkan
kehidupannya untuk Tuhan dan gereja.
marriage is one of the tools to worship God..and hidup selibat is the other
tools to worship God...




   
  Samsul Bachri   
   
  [EMAIL PROTECTED]To:   
ppiindia@yahoogroups.com
  d   cc:  
   
  Sent by: Subject:  Re: [ppiindia] 10 + 1 
Alasan untuk Tidak Kawin by 
  [EMAIL PROTECTED] Ayu Utami   
   
  ups.com   
   

   

   
  04/27/2005 04:05  
   
  PM
   
  Please respond to 
   
  ppiindia  
   

   

   




Mau tanya ke Mbak Carla :

Kalau pernikahan adalah ibadah, kenapa ya pastor, uskup, dan sebagainya
malah tidak menikah?Bukannya mereka yang harus mencontohnkan ke umatnya?

Salam

- Original Message -
From: Carla Annamarie [EMAIL PROTECTED]
To: ppiindia@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, April 27, 2005 3:31 PM
Subject: Re: [ppiindia] 10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin by Ayu Utami




 sebenarnya orang yang skeptis, apatis-realistis terhadap pernikahan
 sebenarnya adalah orang yang memandang suatu pernikahan sebagai sesuatu
 yang realistis, mungkin berada dalam utopia-state..:))..tapi sebenarnya
 marriage is the battle of life..to keep and maintain marriage is a lesson
 and struggle for life..kebanyakan orang gak bisa menerima realita
 itu..ditambah dengan makin menurunya integritas pria dan semakin banyka
 wanita menutup diri dari hubungan dengan pria karena takut
 terluka...anyway..
 pernikahan adalah ibadah.., it's one of the tools to worship
 God...kebahagiaan bukan tujuan pernikahan, karena kebahagiaan adalah
 keputusan, tapi tujuan pernikahan adalah kemuliaan hati, kemuliaan
pikiran,
 dan kemuliaan iman.., karena pria dan wanita diciptakan to complete each
 other.., not against or worse destroy each other..., like it or
 not..menjadi seorang wanita yang sempurna adalah saat wanita complete
men's
 destiny..., adanya perombakan struktur sosial membuat banyak wanita
memilih
 untuk tidak menikah..karena pada dasarnya they dont have a guts to do
 it...or maybe mereka jadi paranoid utk sesuatu yang mereka belum ngalamin
 sendiri.., or maybe they just cowards..
 sebenarnya memutuskan untuk menikah adalah sesuatu yang paling berani,
 paling berharga, dan paling penting dalam kehidupan seorang wanita..if
she
 passed the test..she will be rewarded with not only men of her life but
 more over she could discover her self..as a human being as as a women...




   [EMAIL PROTECTED]
   Sent by: To:
ppiindia@yahoogroups.com
   [EMAIL PROTECTED]cc:
   ups.com  Subject:  Re: [ppiindia]
10
+ 1 Alasan untuk Tidak Kawin by
 Ayu Utami

   04/27/2005 03:01

[ppiindia] 10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin by Ayu Utami

2005-04-27 Terurut Topik Carla Annamarie



  10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin
   by Ayu Utami

   Inilah sebelas alasan kenapa tidak menikah adalah sikap politik
saya,
 dan karenanya saya tidak layak diundang oleh Jeremy Thomas sebagai tamunya
 dalam Love  Life

   1  Memangnya harus menikah?

   2  Tidak merasa perlu

   3  Tidak peduli

   4  Amat peduli. Jika di satu sisi saya mudah dianggap tidak
 peduli pada nilai yang dipercaya ibu saya, di sisi lain saya sesungguhnya
 amat peduli.Awalnya sederhana saja. Sejak kecil saya melihat masyarakat
 mengagungkan pernikahan. Ironisnya, dongeng Cinderella, Putri Salju, Putri
Tidur,
 Pretty Woman tamat pada upacara, tukar cincin, dentang lonceng, atau
 ciuman di balkon. Artinya, tidak ada dongeng tentang perkawinan itu
sendiri.

 Sesungguhnya pada titik dongeng berhenti, seorang enak diperkenalkan pada
 yang realistis. Yang tidak diceritakan itu. Yaitu, bahwa pernikahan tidak
 ideal. Selain kasih sayang, juga ada kebosanan, penyelewengan, pemukulan.
 Tetapi itu tabu dibicarakan. Sebaliknya, masyarakat mereproduksi terus
 nilai yang mengagungkan pernikahan. Mereka menempatkan jodoh sebagai titik

 nadir sejajar dengan kelahiran dan kematian. Suatu proses yang wajib
 dilalui manusia. Seolah-olah alamiah, bahkan kodrati. Barangkali
 percintaan memang amat romantis sehingga orang, misalnya saya dan pacar
 saya kalau lagi jatuh cinta, suka berkhayal bahwa kami dipersatukan oleh
 malaikat (tentu khayalan ini berakhir bersama selesainya hubungan).
 Perasaan melambung itu mungkin yang membuat kita ogah mengakui bahwa kita
 lahir dan mati adalah proses biologis, sementara menikah adalah konstruksi

 sosial belaka. /P

 Persoalannya, selalu ada yang tidak beres dengan konstruksi sosial. Pada
 umumnya pernikahan masih melanggengkan dominasi pria atas wanita. Kecuali
 di beberapa negara liberal Eropa, hukum tidak terlalu berpihak pada istri.

 Di Indonesia ini terlihat pada setidaknya undang-undang perkawinan,
 perburuhan, maupun imigrasi. Di masyarakat, begitu banyak pengaduan kasus
 kekerasan domestik terhadap perempuan. Kita dengar dari media massa
 tentang pemukulan atas pembantu rumah tangganya Imaniar hingga atas Ayu
 Azhari oleh suaminya sendiri. Ketimpangan jender harus diakui.

 Tapi puncak pengesahan supremasi pria atas wanita adalah dalam poligami.
 Tema yang hampir-hampir tak pernah dikembangkan, bahkan dalam dongeng 1001

 malam. (Menurut saya topik ini digarap dengan amat muram dan mencekam
 dalam Raise the Red Lentern oleh Zhang Yi Mou). Bahwa seorang lelaki boleh

 memiliki banyak bini, tapi seorang istri tidak diperkenankan memiliki
 banyak laki. Padahal, secara biologis perempuanlah yang bisa betul-betul
 yakin bahwa anak yang dikandungnya adalah anaknya sendiri. Waktu remaja
 tentu saja saya merasa tidak nyaman membaca berita bahwa Rhoma Irama kawin

 lagi dengan Rika Rachim, yang lebih muda dan segar daripada Veronica,
 istri pertamanya yang kemudian minta cerai karean tidak mau dimadu. (Saya
 menyetujui perselingkuhan, sebab perselingkuhan istri maupun suami
 sama-sama tidak disahkan hukum).

 Saya anti-poligami. Tapi bukannya tidak bisa melihat rasionalisasi di
 balik kawin ganda ini. Poligami adalah masuk akal di dalam masyarakat yang

 amat patriarkal, yang berasumsi bahwa pria superior, bahwa pria menyantuni

 perempuan dan tak mungkin sebaliknya, sehingga tanpa lelaki seorang
 perempuan tak memiliki pelindung. Para pendukung poligami umumnya gagal
 untuk mengakui bahwa poligami hanya adil untuk sementara, yaitu dalam
 konteks masyarakat patriarkal. Dan bahwa kita punya pekerjaan besar untuk
 mengubah sistem yang cenderung berpihak pada pria itu. Makanya, saya
 kecewa ketika dalam periode Gus Dur, Menteri Pemberdayaan Perempuan tidak
 menentang pencabutan PP 10 yang melarang pegawai negeri beristri banyak.
 (Dalam hal ini saya lebih suka Soeharto daripada Hamzah Haz.)

 Lantas, apa hubungan semua perkara besar itu dengan saya? Hubungannya
 adalah bahwa saya peduli, yaitu jengkel dengan idealisasi tadi. Barangkali

 saya ingin mengatakan bahwa ada persoalan di balik pengagungan atas
 pernikahan. Pernikahan tidak dengan sendirinya membuat hidup Anda sempurna

 atau bahagia. Saya ingin mengingatkan, ada jalan alternatif. Perempuan tak

 perlu menjadi istri kesekian atau kawin dengan lelaki bertelapak tangan
 ringan hanya demi jadi Nyonya Fulan.

 Catatan: Jika perkawinan ibarat pasar, orang-orang yang memutuskan tidak
 menikah sesungguhnya mengurangi pasokan istri seperti OPEC mengatur suplai

 minyak. Juga memperingatkan para suami bahwa istri bisa tak bergantung
 pada dia. Dengan demikian, mestinya harga istri menjadi lebih mahal
 sehingga harus diperlakukan dengan sebaik-baiknya. (Nah, saya peduli dan
 berniat baik, kan?)

 5  Trauma. Saya punya trauma. Bukan pada lelaki, sebagaimana
 diperkirakan banyak orang, misalnya seorang ibu pendakwah di televisi.
 Melainkan pada sesama perempuan yang tidak sadar bahwa mereka tunduk dan
 melanggengkan 

Re: [ppiindia] 10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin by Ayu Utami

2005-04-27 Terurut Topik A Nizami

Nanti 30 tahun lagi ketika Ayu melihat kakek nenek
bertemu dgn anak2 dan cucu mereka, dia akan menulis:

KENAPA SAYA DULU TIDAK KAWIN???

--- Carla Annamarie [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 
 
   10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin
by Ayu Utami
 
Inilah sebelas alasan kenapa tidak menikah
 adalah sikap politik
 saya,
  dan karenanya saya tidak layak diundang oleh Jeremy
 Thomas sebagai tamunya
  dalam Love  Life
 
1  Memangnya harus menikah?
 
2  Tidak merasa perlu
 
3  Tidak peduli
 
4  Amat peduli. Jika di satu sisi saya
 mudah dianggap tidak
  peduli pada nilai yang dipercaya ibu saya, di sisi
 lain saya sesungguhnya
  amat peduli.Awalnya sederhana saja. Sejak kecil
 saya melihat masyarakat
  mengagungkan pernikahan. Ironisnya, dongeng
 Cinderella, Putri Salju, Putri
 Tidur,
  Pretty Woman tamat pada upacara, tukar cincin,
 dentang lonceng, atau
  ciuman di balkon. Artinya, tidak ada dongeng
 tentang perkawinan itu
 sendiri.
 
  Sesungguhnya pada titik dongeng berhenti, seorang
 enak diperkenalkan pada
  yang realistis. Yang tidak diceritakan itu. Yaitu,
 bahwa pernikahan tidak
  ideal. Selain kasih sayang, juga ada kebosanan,
 penyelewengan, pemukulan.
  Tetapi itu tabu dibicarakan. Sebaliknya, masyarakat
 mereproduksi terus
  nilai yang mengagungkan pernikahan. Mereka
 menempatkan jodoh sebagai titik
 
  nadir sejajar dengan kelahiran dan kematian. Suatu
 proses yang wajib
  dilalui manusia. Seolah-olah alamiah, bahkan
 kodrati. Barangkali
  percintaan memang amat romantis sehingga orang,
 misalnya saya dan pacar
  saya kalau lagi jatuh cinta, suka berkhayal bahwa
 kami dipersatukan oleh
  malaikat (tentu khayalan ini berakhir bersama
 selesainya hubungan).
  Perasaan melambung itu mungkin yang membuat kita
 ogah mengakui bahwa kita
  lahir dan mati adalah proses biologis, sementara
 menikah adalah konstruksi
 
  sosial belaka. /P
 
  Persoalannya, selalu ada yang tidak beres dengan
 konstruksi sosial. Pada
  umumnya pernikahan masih melanggengkan dominasi
 pria atas wanita. Kecuali
  di beberapa negara liberal Eropa, hukum tidak
 terlalu berpihak pada istri.
 
  Di Indonesia ini terlihat pada setidaknya
 undang-undang perkawinan,
  perburuhan, maupun imigrasi. Di masyarakat, begitu
 banyak pengaduan kasus
  kekerasan domestik terhadap perempuan. Kita dengar
 dari media massa
  tentang pemukulan atas pembantu rumah tangganya
 Imaniar hingga atas Ayu
  Azhari oleh suaminya sendiri. Ketimpangan jender
 harus diakui.
 
  Tapi puncak pengesahan supremasi pria atas wanita
 adalah dalam poligami.
  Tema yang hampir-hampir tak pernah dikembangkan,
 bahkan dalam dongeng 1001
 
  malam. (Menurut saya topik ini digarap dengan amat
 muram dan mencekam
  dalam Raise the Red Lentern oleh Zhang Yi Mou).
 Bahwa seorang lelaki boleh
 
  memiliki banyak bini, tapi seorang istri tidak
 diperkenankan memiliki
  banyak laki. Padahal, secara biologis perempuanlah
 yang bisa betul-betul
  yakin bahwa anak yang dikandungnya adalah anaknya
 sendiri. Waktu remaja
  tentu saja saya merasa tidak nyaman membaca berita
 bahwa Rhoma Irama kawin
 
  lagi dengan Rika Rachim, yang lebih muda dan segar
 daripada Veronica,
  istri pertamanya yang kemudian minta cerai karean
 tidak mau dimadu. (Saya
  menyetujui perselingkuhan, sebab perselingkuhan
 istri maupun suami
  sama-sama tidak disahkan hukum).
 
  Saya anti-poligami. Tapi bukannya tidak bisa
 melihat rasionalisasi di
  balik kawin ganda ini. Poligami adalah masuk akal
 di dalam masyarakat yang
 
  amat patriarkal, yang berasumsi bahwa pria
 superior, bahwa pria menyantuni
 
  perempuan dan tak mungkin sebaliknya, sehingga
 tanpa lelaki seorang
  perempuan tak memiliki pelindung. Para pendukung
 poligami umumnya gagal
  untuk mengakui bahwa poligami hanya adil untuk
 sementara, yaitu dalam
  konteks masyarakat patriarkal. Dan bahwa kita punya
 pekerjaan besar untuk
  mengubah sistem yang cenderung berpihak pada pria
 itu. Makanya, saya
  kecewa ketika dalam periode Gus Dur, Menteri
 Pemberdayaan Perempuan tidak
  menentang pencabutan PP 10 yang melarang pegawai
 negeri beristri banyak.
  (Dalam hal ini saya lebih suka Soeharto daripada
 Hamzah Haz.)
 
  Lantas, apa hubungan semua perkara besar itu dengan
 saya? Hubungannya
  adalah bahwa saya peduli, yaitu jengkel dengan
 idealisasi tadi. Barangkali
 
  saya ingin mengatakan bahwa ada persoalan di balik
 pengagungan atas
  pernikahan. Pernikahan tidak dengan sendirinya
 membuat hidup Anda sempurna
 
  atau bahagia. Saya ingin mengingatkan, ada jalan
 alternatif. Perempuan tak
 
  perlu menjadi istri kesekian atau kawin dengan
 lelaki bertelapak tangan
  ringan hanya demi jadi Nyonya Fulan.
 
  Catatan: Jika perkawinan ibarat pasar, orang-orang
 yang memutuskan tidak
  menikah sesungguhnya mengurangi pasokan istri
 seperti OPEC mengatur suplai
 
  minyak. Juga memperingatkan para suami bahwa istri
 bisa tak bergantung
  pada dia. Dengan demikian, mestinya harga 

RE: [ppiindia] 10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin by Ayu Utami

2005-04-27 Terurut Topik Nur Rochman

Sekarang bung Nizami mulai jadi tukang ramal ya :)

Hormatilah pilihan orang, nggak perlu dipolitisir dan dikhawatirkan atau
diagamasirkan...
Silahkan anda yang mau nikah muda, nikah tua, yang mau poligami, yang pilih
poliandri bahkan yang pilih ndak menikah juga tidak apa-apa, seperti kata
ayu utami diradio 68H Setiap orang bebas memilih pilihannya masing-masing

regards,

Oman

-Original Message-
From: ppiindia@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Behalf Of A Nizami
Sent: Wednesday, April 27, 2005 2:31 PM
To: ppiindia@yahoogroups.com
Subject: Re: [ppiindia] 10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin by Ayu Utami



Nanti 30 tahun lagi ketika Ayu melihat kakek nenek
bertemu dgn anak2 dan cucu mereka, dia akan menulis:

KENAPA SAYA DULU TIDAK KAWIN???

--- Carla Annamarie [EMAIL PROTECTED]
wrote:



   10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin
by Ayu Utami

Inilah sebelas alasan kenapa tidak menikah
 adalah sikap politik
 saya,
  dan karenanya saya tidak layak diundang oleh Jeremy
 Thomas sebagai tamunya
  dalam Love  Life

1  Memangnya harus menikah?

2  Tidak merasa perlu

3  Tidak peduli

4  Amat peduli. Jika di satu sisi saya
 mudah dianggap tidak
  peduli pada nilai yang dipercaya ibu saya, di sisi
 lain saya sesungguhnya
  amat peduli.Awalnya sederhana saja. Sejak kecil
 saya melihat masyarakat
  mengagungkan pernikahan. Ironisnya, dongeng
 Cinderella, Putri Salju, Putri
 Tidur,
  Pretty Woman tamat pada upacara, tukar cincin,
 dentang lonceng, atau
  ciuman di balkon. Artinya, tidak ada dongeng
 tentang perkawinan itu
 sendiri.

  Sesungguhnya pada titik dongeng berhenti, seorang
 enak diperkenalkan pada
  yang realistis. Yang tidak diceritakan itu. Yaitu,
 bahwa pernikahan tidak
  ideal. Selain kasih sayang, juga ada kebosanan,
 penyelewengan, pemukulan.
  Tetapi itu tabu dibicarakan. Sebaliknya, masyarakat
 mereproduksi terus
  nilai yang mengagungkan pernikahan. Mereka
 menempatkan jodoh sebagai titik

  nadir sejajar dengan kelahiran dan kematian. Suatu
 proses yang wajib
  dilalui manusia. Seolah-olah alamiah, bahkan
 kodrati. Barangkali
  percintaan memang amat romantis sehingga orang,
 misalnya saya dan pacar
  saya kalau lagi jatuh cinta, suka berkhayal bahwa
 kami dipersatukan oleh
  malaikat (tentu khayalan ini berakhir bersama
 selesainya hubungan).
  Perasaan melambung itu mungkin yang membuat kita
 ogah mengakui bahwa kita
  lahir dan mati adalah proses biologis, sementara
 menikah adalah konstruksi

  sosial belaka. /P

  Persoalannya, selalu ada yang tidak beres dengan
 konstruksi sosial. Pada
  umumnya pernikahan masih melanggengkan dominasi
 pria atas wanita. Kecuali
  di beberapa negara liberal Eropa, hukum tidak
 terlalu berpihak pada istri.

  Di Indonesia ini terlihat pada setidaknya
 undang-undang perkawinan,
  perburuhan, maupun imigrasi. Di masyarakat, begitu
 banyak pengaduan kasus
  kekerasan domestik terhadap perempuan. Kita dengar
 dari media massa
  tentang pemukulan atas pembantu rumah tangganya
 Imaniar hingga atas Ayu
  Azhari oleh suaminya sendiri. Ketimpangan jender
 harus diakui.

  Tapi puncak pengesahan supremasi pria atas wanita
 adalah dalam poligami.
  Tema yang hampir-hampir tak pernah dikembangkan,
 bahkan dalam dongeng 1001

  malam. (Menurut saya topik ini digarap dengan amat
 muram dan mencekam
  dalam Raise the Red Lentern oleh Zhang Yi Mou).
 Bahwa seorang lelaki boleh

  memiliki banyak bini, tapi seorang istri tidak
 diperkenankan memiliki
  banyak laki. Padahal, secara biologis perempuanlah
 yang bisa betul-betul
  yakin bahwa anak yang dikandungnya adalah anaknya
 sendiri. Waktu remaja
  tentu saja saya merasa tidak nyaman membaca berita
 bahwa Rhoma Irama kawin

  lagi dengan Rika Rachim, yang lebih muda dan segar
 daripada Veronica,
  istri pertamanya yang kemudian minta cerai karean
 tidak mau dimadu. (Saya
  menyetujui perselingkuhan, sebab perselingkuhan
 istri maupun suami
  sama-sama tidak disahkan hukum).

  Saya anti-poligami. Tapi bukannya tidak bisa
 melihat rasionalisasi di
  balik kawin ganda ini. Poligami adalah masuk akal
 di dalam masyarakat yang

  amat patriarkal, yang berasumsi bahwa pria
 superior, bahwa pria menyantuni

  perempuan dan tak mungkin sebaliknya, sehingga
 tanpa lelaki seorang
  perempuan tak memiliki pelindung. Para pendukung
 poligami umumnya gagal
  untuk mengakui bahwa poligami hanya adil untuk
 sementara, yaitu dalam
  konteks masyarakat patriarkal. Dan bahwa kita punya
 pekerjaan besar untuk
  mengubah sistem yang cenderung berpihak pada pria
 itu. Makanya, saya
  kecewa ketika dalam periode Gus Dur, Menteri
 Pemberdayaan Perempuan tidak
  menentang pencabutan PP 10 yang melarang pegawai
 negeri beristri banyak.
  (Dalam hal ini saya lebih suka Soeharto daripada
 Hamzah Haz.)

  Lantas, apa hubungan semua perkara besar itu dengan
 saya? Hubungannya
  adalah bahwa saya peduli, yaitu jengkel dengan
 idealisasi tadi. Barangkali

  saya ingin

Re: [ppiindia] 10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin by Ayu Utami

2005-04-27 Terurut Topik Yustam


terlalu banyak alasan, padahal alasan yang gampang
just tell  them  that   ..  belum ketemu jodoh  ...  its enough  ...
terlalu banyak orang yang harus dipersalahkan  ..
bayang kan daftar pesakitan dibawah ini   ... :p
*  Jeremy Thomas
*  Cinderela
*  Putri Salju
*  Putri Tidur
*  Prety Women
*  Malaikat
*  Negara liberal
*  Imaniar
*  Ayu Azhari
*  Raise the red lentern
*  Roma Irama
*  Rika Rahim
*  Veronika
*  Gus Dur
*  Hamzah Haz
*  bibi,
*  Guru
*  dan lain-lain

cuma yang sangat berkesan  bahwa ayu utami mendukung perselingkuhan
karena ingin bebas dari jeratan hukum  ..   bebas   ..  gitu loh ..


dan ternyata masalahnya nggak umum,  cuma masalah pribadi
so saya pikir ayu utama ini belum berkonsultasi dengan  psichyatirst   ...
:)
tapi itulah pilihannya  


salam
  ...




  
Carla Annamarie 
  
[EMAIL PROTECTED]To: ppiindia@yahoogroups.com  

ial.co.id  cc: 
  
Sent by:Subject: [ppiindia] 10 
+ 1 Alasan untuk Tidak Kawin by Ayu Utami  
ppiindia@yahoogroups.com
  

  

  
27/04/2005 14:01
  
Please respond to   
  
ppiindia
  

  

  







  10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin
   by Ayu Utami

   Inilah sebelas alasan kenapa tidak menikah adalah sikap politik
saya,
 dan karenanya saya tidak layak diundang oleh Jeremy Thomas sebagai tamunya
 dalam Love  Life

   1  Memangnya harus menikah?

   2  Tidak merasa perlu

   3  Tidak peduli

   4  Amat peduli. Jika di satu sisi saya mudah dianggap tidak
 peduli pada nilai yang dipercaya ibu saya, di sisi lain saya sesungguhnya
 amat peduli.Awalnya sederhana saja. Sejak kecil saya melihat masyarakat
 mengagungkan pernikahan. Ironisnya, dongeng Cinderella, Putri Salju, Putri
Tidur,
 Pretty Woman tamat pada upacara, tukar cincin, dentang lonceng, atau
 ciuman di balkon. Artinya, tidak ada dongeng tentang perkawinan itu
sendiri.

 Sesungguhnya pada titik dongeng berhenti, seorang enak diperkenalkan pada
 yang realistis. Yang tidak diceritakan itu. Yaitu, bahwa pernikahan tidak
 ideal. Selain kasih sayang, juga ada kebosanan, penyelewengan, pemukulan.
 Tetapi itu tabu dibicarakan. Sebaliknya, masyarakat mereproduksi terus
 nilai yang mengagungkan pernikahan. Mereka menempatkan jodoh sebagai titik

 nadir sejajar dengan kelahiran dan kematian. Suatu proses yang wajib
 dilalui manusia. Seolah-olah alamiah, bahkan kodrati. Barangkali
 percintaan memang amat romantis sehingga orang, misalnya saya dan pacar
 saya kalau lagi jatuh cinta, suka berkhayal bahwa kami dipersatukan oleh
 malaikat (tentu khayalan ini berakhir bersama selesainya hubungan).
 Perasaan melambung itu mungkin yang membuat kita ogah mengakui bahwa kita
 lahir dan mati adalah proses biologis, sementara menikah adalah konstruksi

 sosial belaka. /P

 Persoalannya, selalu ada yang tidak beres dengan konstruksi sosial. Pada
 umumnya pernikahan masih melanggengkan dominasi pria atas wanita. Kecuali
 di beberapa negara liberal Eropa, hukum tidak terlalu berpihak pada istri.

 Di Indonesia ini terlihat pada setidaknya undang-undang perkawinan,
 perburuhan, maupun imigrasi. Di masyarakat, begitu banyak pengaduan kasus
 kekerasan domestik terhadap perempuan. Kita dengar dari media massa
 tentang pemukulan atas pembantu rumah tangganya Imaniar hingga atas Ayu
 Azhari oleh suaminya sendiri. Ketimpangan jender harus diakui.

 Tapi puncak pengesahan supremasi pria atas wanita adalah dalam poligami.
 Tema yang hampir-hampir tak pernah dikembangkan, bahkan dalam dongeng 1001

 malam. (Menurut saya topik ini digarap dengan amat muram dan mencekam
 dalam Raise the Red Lentern oleh Zhang Yi Mou). Bahwa seorang lelaki boleh

 memiliki banyak bini, tapi

Re: [ppiindia] 10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin by Ayu Utami

2005-04-27 Terurut Topik Samudjo

Arus utama dalam masyarakat Islam adalah lembaga perkawinan
Termasuk sunah Nabi yang sering didengung-dengungkan tiap khotbah nikah
Kenyataannya tidak setiap orang beruntung mendapatkan pasangannya
Ya itu sih hak azasi kaum minoritas, sebagian ada yang menjadi gay malah
Menurut saya hikmah lembaga perkawinan yang utama adalah
Penciptaan masyarakat yang beradab dan keterjaminan regenerasi
Jadi meskipun sebagian orang menganut faham tak kawin
Sepahit apapun perkawinan itu, apalagi kalau manis
Saya akan tetap mempromosikannya
Yu kawin yu...
samudjo
- Original Message -
From: Nur Rochman [EMAIL PROTECTED]
To: ppiindia@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, April 27, 2005 2:33 PM
Subject: RE: [ppiindia] 10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin by Ayu Utami



 Sekarang bung Nizami mulai jadi tukang ramal ya :)

 Hormatilah pilihan orang, nggak perlu dipolitisir dan dikhawatirkan atau
 diagamasirkan...
 Silahkan anda yang mau nikah muda, nikah tua, yang mau poligami, yang
pilih
 poliandri bahkan yang pilih ndak menikah juga tidak apa-apa, seperti kata
 ayu utami diradio 68H Setiap orang bebas memilih pilihannya
masing-masing

 regards,

 Oman

 -Original Message-
 From: ppiindia@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Behalf Of A Nizami
 Sent: Wednesday, April 27, 2005 2:31 PM
 To: ppiindia@yahoogroups.com
 Subject: Re: [ppiindia] 10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin by Ayu Utami



 Nanti 30 tahun lagi ketika Ayu melihat kakek nenek
 bertemu dgn anak2 dan cucu mereka, dia akan menulis:

 KENAPA SAYA DULU TIDAK KAWIN???

DISCLAIMER: The information contained in this communication is intended solely 
for the use of the individual or entity to whom it is addressed and others 
authorized to receive it. It may contain confidential, legally privileged 
information or otherwise protected by law from disclosure and is intended 
solely for the use of the addressee. If you are not the intended recipient you 
are hereby notified that any disclosure, copying, distribution or taking any 
action in reliance on the contents of this information is strictly prohibited 
and may be unlawful. Unless otherwise specifically stated by the sender, any 
documents or views presented are solely those of the sender and do not 
constitute official documents or views of  PT Apexindo Pratama Duta Tbk. If you 
received this email in error, please immediately notify the sender or our email 
administrator at [EMAIL PROTECTED] and delete it from your system. Thank you.




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks  Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [ppiindia] 10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin by Ayu Utami

2005-04-27 Terurut Topik Carla Annamarie


sebenarnya orang yang skeptis, apatis-realistis terhadap pernikahan
sebenarnya adalah orang yang memandang suatu pernikahan sebagai sesuatu
yang realistis, mungkin berada dalam utopia-state..:))..tapi sebenarnya
marriage is the battle of life..to keep and maintain marriage is a lesson
and struggle for life..kebanyakan orang gak bisa menerima realita
itu..ditambah dengan makin menurunya integritas pria dan semakin banyka
wanita menutup diri dari hubungan dengan pria karena takut
terluka...anyway..
pernikahan adalah ibadah.., it's one of the tools to worship
God...kebahagiaan bukan tujuan pernikahan, karena kebahagiaan adalah
keputusan, tapi tujuan pernikahan adalah kemuliaan hati, kemuliaan pikiran,
dan kemuliaan iman.., karena pria dan wanita diciptakan to complete each
other.., not against or worse destroy each other..., like it or
not..menjadi seorang wanita yang sempurna adalah saat wanita complete men's
destiny..., adanya perombakan struktur sosial membuat banyak wanita memilih
untuk tidak menikah..karena pada dasarnya they dont have a guts to do
it...or maybe mereka jadi paranoid utk sesuatu yang mereka belum ngalamin
sendiri.., or maybe they just cowards..
sebenarnya memutuskan untuk menikah adalah sesuatu yang paling berani,
paling berharga, dan paling penting dalam kehidupan seorang wanita..if she
passed the test..she will be rewarded with not only men of her life but
more over she could discover her self..as a human being as as a women...




   
  [EMAIL PROTECTED] 

  Sent by: To:   
ppiindia@yahoogroups.com  
  [EMAIL PROTECTED]cc:  
   
  ups.com  Subject:  Re: [ppiindia] 10 + 1 
Alasan untuk Tidak Kawin by 
Ayu Utami   
   

   
  04/27/2005 03:01  
   
  PM
   
  Please respond to 
   
  ppiindia  
   

   

   






terlalu banyak alasan, padahal alasan yang gampang
just tell  them  that   ..  belum ketemu jodoh  ...  its enough  ...
terlalu banyak orang yang harus dipersalahkan  ..
bayang kan daftar pesakitan dibawah ini   ... :p
*  Jeremy Thomas
*  Cinderela
*  Putri Salju
*  Putri Tidur
*  Prety Women
*  Malaikat
*  Negara liberal
*  Imaniar
*  Ayu Azhari
*  Raise the red lentern
*  Roma Irama
*  Rika Rahim
*  Veronika
*  Gus Dur
*  Hamzah Haz
*  bibi,
*  Guru
*  dan lain-lain

cuma yang sangat berkesan  bahwa ayu utami mendukung perselingkuhan
karena ingin bebas dari jeratan hukum  ..   bebas   ..  gitu loh ..


dan ternyata masalahnya nggak umum,  cuma masalah pribadi
so saya pikir ayu utama ini belum berkonsultasi dengan  psichyatirst   ...
:)
tapi itulah pilihannya  


salam
  ...




Carla Annamarie

[EMAIL PROTECTED]To:
ppiindia@yahoogroups.com
ial.co.id  cc:

Sent by:Subject: [ppiindia]
10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin by Ayu Utami
ppiindia@yahoogroups.com



27/04/2005 14:01

Please respond to

ppiindia










  10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin
   by Ayu Utami

   Inilah sebelas alasan kenapa tidak menikah adalah sikap politik
saya,
 dan karenanya saya tidak layak diundang oleh Jeremy Thomas sebagai tamunya
 dalam Love  Life

   1  Memangnya harus menikah?

   2  Tidak merasa perlu

   3  Tidak peduli

   4  Amat peduli. Jika di satu sisi saya mudah dianggap tidak
 peduli pada nilai yang dipercaya ibu saya, di sisi lain saya sesungguhnya
 amat peduli.Awalnya sederhana saja. Sejak kecil saya melihat masyarakat
 mengagungkan pernikahan. Ironisnya, dongeng Cinderella, Putri Salju, Putri
Tidur,
 Pretty Woman tamat pada upacara, tukar cincin, dentang lonceng, atau
 ciuman di balkon. Artinya, tidak ada dongeng tentang perkawinan itu
sendiri.

 Sesungguhnya pada titik dongeng berhenti, seorang enak

RE: [ppiindia] 10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin by Ayu Utami

2005-04-27 Terurut Topik si kucing demensenyum

Bukan, Ayu Utami nggak mau kawin mungkin karena dia yakin nanti kalau jompo 
atau udah peot kan masih ada kucing2 sama mungkin keponakannya yang mau 
mengurus dia. Atau kawan2 masa mudanya masih ingat dengan dia hehe
 
 
Tapi sayang kalau Ayu Utami yang memang ayu dan cantik ini tidak memilih kawin. 
Kasian yang ingin kawin berkeluarga dan punya keturunan tapi tidak laku.
 

Nur Rochman [EMAIL PROTECTED] wrote:
Sekarang bung Nizami mulai jadi tukang ramal ya :)

Hormatilah pilihan orang, nggak perlu dipolitisir dan dikhawatirkan atau
diagamasirkan...
Silahkan anda yang mau nikah muda, nikah tua, yang mau poligami, yang pilih
poliandri bahkan yang pilih ndak menikah juga tidak apa-apa, seperti kata
ayu utami diradio 68H Setiap orang bebas memilih pilihannya masing-masing

regards,

Oman

-Original Message-
From: ppiindia@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Behalf Of A Nizami
Sent: Wednesday, April 27, 2005 2:31 PM
To: ppiindia@yahoogroups.com
Subject: Re: [ppiindia] 10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin by Ayu Utami



Nanti 30 tahun lagi ketika Ayu melihat kakek nenek
bertemu dgn anak2 dan cucu mereka, dia akan menulis:

KENAPA SAYA DULU TIDAK KAWIN???

--- Carla Annamarie [EMAIL PROTECTED]
wrote:



   10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin
by Ayu Utami

Inilah sebelas alasan kenapa tidak menikah
 adalah sikap politik
 saya,
  dan karenanya saya tidak layak diundang oleh Jeremy
 Thomas sebagai tamunya
  dalam Love  Life

1  Memangnya harus menikah?

2  Tidak merasa perlu

3  Tidak peduli

4  Amat peduli. Jika di satu sisi saya
 mudah dianggap tidak
  peduli pada nilai yang dipercaya ibu saya, di sisi
 lain saya sesungguhnya
  amat peduli.Awalnya sederhana saja. Sejak kecil
 saya melihat masyarakat
  mengagungkan pernikahan. Ironisnya, dongeng
 Cinderella, Putri Salju, Putri
 Tidur,
  Pretty Woman tamat pada upacara, tukar cincin,
 dentang lonceng, atau
  ciuman di balkon. Artinya, tidak ada dongeng
 tentang perkawinan itu
 sendiri.

  Sesungguhnya pada titik dongeng berhenti, seorang
 enak diperkenalkan pada
  yang realistis. Yang tidak diceritakan itu. Yaitu,
 bahwa pernikahan tidak
  ideal. Selain kasih sayang, juga ada kebosanan,
 penyelewengan, pemukulan.
  Tetapi itu tabu dibicarakan. Sebaliknya, masyarakat
 mereproduksi terus
  nilai yang mengagungkan pernikahan. Mereka
 menempatkan jodoh sebagai titik

  nadir sejajar dengan kelahiran dan kematian. Suatu
 proses yang wajib
  dilalui manusia. Seolah-olah alamiah, bahkan
 kodrati. Barangkali
  percintaan memang amat romantis sehingga orang,
 misalnya saya dan pacar
  saya kalau lagi jatuh cinta, suka berkhayal bahwa
 kami dipersatukan oleh
  malaikat (tentu khayalan ini berakhir bersama
 selesainya hubungan).
  Perasaan melambung itu mungkin yang membuat kita
 ogah mengakui bahwa kita
  lahir dan mati adalah proses biologis, sementara
 menikah adalah konstruksi

  sosial belaka. /P

  Persoalannya, selalu ada yang tidak beres dengan
 konstruksi sosial. Pada
  umumnya pernikahan masih melanggengkan dominasi
 pria atas wanita. Kecuali
  di beberapa negara liberal Eropa, hukum tidak
 terlalu berpihak pada istri.

  Di Indonesia ini terlihat pada setidaknya
 undang-undang perkawinan,
  perburuhan, maupun imigrasi. Di masyarakat, begitu
 banyak pengaduan kasus
  kekerasan domestik terhadap perempuan. Kita dengar
 dari media massa
  tentang pemukulan atas pembantu rumah tangganya
 Imaniar hingga atas Ayu
  Azhari oleh suaminya sendiri. Ketimpangan jender
 harus diakui.

  Tapi puncak pengesahan supremasi pria atas wanita
 adalah dalam poligami.
  Tema yang hampir-hampir tak pernah dikembangkan,
 bahkan dalam dongeng 1001

  malam. (Menurut saya topik ini digarap dengan amat
 muram dan mencekam
  dalam Raise the Red Lentern oleh Zhang Yi Mou).
 Bahwa seorang lelaki boleh

  memiliki banyak bini, tapi seorang istri tidak
 diperkenankan memiliki
  banyak laki. Padahal, secara biologis perempuanlah
 yang bisa betul-betul
  yakin bahwa anak yang dikandungnya adalah anaknya
 sendiri. Waktu remaja
  tentu saja saya merasa tidak nyaman membaca berita
 bahwa Rhoma Irama kawin

  lagi dengan Rika Rachim, yang lebih muda dan segar
 daripada Veronica,
  istri pertamanya yang kemudian minta cerai karean
 tidak mau dimadu. (Saya
  menyetujui perselingkuhan, sebab perselingkuhan
 istri maupun suami
  sama-sama tidak disahkan hukum).

  Saya anti-poligami. Tapi bukannya tidak bisa
 melihat rasionalisasi di
  balik kawin ganda ini. Poligami adalah masuk akal
 di dalam masyarakat yang

  amat patriarkal, yang berasumsi bahwa pria
 superior, bahwa pria menyantuni

  perempuan dan tak mungkin sebaliknya, sehingga
 tanpa lelaki seorang
  perempuan tak memiliki pelindung. Para pendukung
 poligami umumnya gagal
  untuk mengakui bahwa poligami hanya adil untuk
 sementara, yaitu dalam
  konteks masyarakat patriarkal. Dan bahwa kita punya
 pekerjaan besar untuk
  mengubah sistem yang cenderung berpihak

Re: [ppiindia] 10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin by Ayu Utami

2005-04-27 Terurut Topik si kucing demensenyum

saya terharu menyimak jawaban mbak Carla. benar adanya kalau perkawinan bagi 
kaum hawa adalah sebenarnya kebahagiaan yang hakiki walau tidak mudah dan penuh 
perjuangan.
 
Mungkin mbak Ayu Utami cuma memandang pernikahan isinya melulu seks yang 
mungkin bisa terpenuhi tanpa adanya pernikahan.
 


Carla Annamarie [EMAIL PROTECTED] wrote:
sebenarnya orang yang skeptis, apatis-realistis terhadap pernikahan
sebenarnya adalah orang yang memandang suatu pernikahan sebagai sesuatu
yang realistis, mungkin berada dalam utopia-state..:))..tapi sebenarnya
marriage is the battle of life..to keep and maintain marriage is a lesson
and struggle for life..kebanyakan orang gak bisa menerima realita
itu..ditambah dengan makin menurunya integritas pria dan semakin banyka
wanita menutup diri dari hubungan dengan pria karena takut
terluka...anyway..
pernikahan adalah ibadah.., it's one of the tools to worship
God...kebahagiaan bukan tujuan pernikahan, karena kebahagiaan adalah
keputusan, tapi tujuan pernikahan adalah kemuliaan hati, kemuliaan pikiran,
dan kemuliaan iman.., karena pria dan wanita diciptakan to complete each
other.., not against or worse destroy each other..., like it or
not..menjadi seorang wanita yang sempurna adalah saat wanita complete men's
destiny..., adanya perombakan struktur sosial membuat banyak wanita memilih
untuk tidak menikah..karena pada dasarnya they dont have a guts to do
it...or maybe mereka jadi paranoid utk sesuatu yang mereka belum ngalamin
sendiri.., or maybe they just cowards..
sebenarnya memutuskan untuk menikah adalah sesuatu yang paling berani,
paling berharga, dan paling penting dalam kehidupan seorang wanita..if she
passed the test..she will be rewarded with not only men of her life but
more over she could discover her self..as a human being as as a women...




   
  [EMAIL PROTECTED] 

  Sent by: To:   
ppiindia@yahoogroups.com  
  [EMAIL PROTECTED]cc:  
   
  ups.com  Subject:  Re: [ppiindia] 10 + 1 
Alasan untuk Tidak Kawin by 
Ayu Utami   
   

   
  04/27/2005 03:01  
   
  PM
   
  Please respond to 
   
  ppiindia  
   

   

   






terlalu banyak alasan, padahal alasan yang gampang
just tell  them  that   ..  belum ketemu jodoh  ...  its enough  ...
terlalu banyak orang yang harus dipersalahkan  ..
bayang kan daftar pesakitan dibawah ini   ... :p
*  Jeremy Thomas
*  Cinderela
*  Putri Salju
*  Putri Tidur
*  Prety Women
*  Malaikat
*  Negara liberal
*  Imaniar
*  Ayu Azhari
*  Raise the red lentern
*  Roma Irama
*  Rika Rahim
*  Veronika
*  Gus Dur
*  Hamzah Haz
*  bibi,
*  Guru
*  dan lain-lain

cuma yang sangat berkesan  bahwa ayu utami mendukung perselingkuhan
karena ingin bebas dari jeratan hukum  ..   bebas   ..  gitu loh ..


dan ternyata masalahnya nggak umum,  cuma masalah pribadi
so saya pikir ayu utama ini belum berkonsultasi dengan  psichyatirst   ...
:)
tapi itulah pilihannya  


salam
  ...




Carla Annamarie

[EMAIL PROTECTED]To:
ppiindia@yahoogroups.com
ial.co.id  cc:

Sent by:Subject: [ppiindia]
10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin by Ayu Utami
ppiindia@yahoogroups.com



27/04/2005 14:01

Please respond to

ppiindia










 

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks  Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM

Re: [ppiindia] 10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin by Ayu Utami

2005-04-27 Terurut Topik Joko

Tidak semua manusia ditakdirkan mempunyai jodoh
- Original Message -
From: Samudjo [EMAIL PROTECTED]
To: ppiindia@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, April 27, 2005 3:14 PM
Subject: Re: [ppiindia] 10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin by Ayu Utami



 Arus utama dalam masyarakat Islam adalah lembaga perkawinan
 Termasuk sunah Nabi yang sering didengung-dengungkan tiap khotbah nikah
 Kenyataannya tidak setiap orang beruntung mendapatkan pasangannya
 Ya itu sih hak azasi kaum minoritas, sebagian ada yang menjadi gay malah
 Menurut saya hikmah lembaga perkawinan yang utama adalah
 Penciptaan masyarakat yang beradab dan keterjaminan regenerasi
 Jadi meskipun sebagian orang menganut faham tak kawin
 Sepahit apapun perkawinan itu, apalagi kalau manis
 Saya akan tetap mempromosikannya
 Yu kawin yu...
 samudjo
 - Original Message -
 From: Nur Rochman [EMAIL PROTECTED]
 To: ppiindia@yahoogroups.com
 Sent: Wednesday, April 27, 2005 2:33 PM
 Subject: RE: [ppiindia] 10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin by Ayu Utami


 
  Sekarang bung Nizami mulai jadi tukang ramal ya :)
 
  Hormatilah pilihan orang, nggak perlu dipolitisir dan dikhawatirkan atau
  diagamasirkan...
  Silahkan anda yang mau nikah muda, nikah tua, yang mau poligami, yang
 pilih
  poliandri bahkan yang pilih ndak menikah juga tidak apa-apa, seperti
kata
  ayu utami diradio 68H Setiap orang bebas memilih pilihannya
 masing-masing
 
  regards,
 
  Oman
 
  -Original Message-
  From: ppiindia@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Behalf Of A Nizami
  Sent: Wednesday, April 27, 2005 2:31 PM
  To: ppiindia@yahoogroups.com
  Subject: Re: [ppiindia] 10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin by Ayu Utami
 
 
 
  Nanti 30 tahun lagi ketika Ayu melihat kakek nenek
  bertemu dgn anak2 dan cucu mereka, dia akan menulis:
 
  KENAPA SAYA DULU TIDAK KAWIN???

 DISCLAIMER: The information contained in this communication is intended
solely for the use of the individual or entity to whom it is addressed and
others authorized to receive it. It may contain confidential, legally
privileged information or otherwise protected by law from disclosure and is
intended solely for the use of the addressee. If you are not the intended
recipient you are hereby notified that any disclosure, copying, distribution
or taking any action in reliance on the contents of this information is
strictly prohibited and may be unlawful. Unless otherwise specifically
stated by the sender, any documents or views presented are solely those of
the sender and do not constitute official documents or views of  PT Apexindo
Pratama Duta Tbk. If you received this email in error, please immediately
notify the sender or our email administrator at [EMAIL PROTECTED] and
delete it from your system. Thank you.






***
 Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia
yg Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org

***
 __
 Mohon Perhatian:

 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]

 Yahoo! Groups Links










 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
What would our lives be like without music, dance, and theater?
Donate or volunteer in the arts today at Network for Good!
http://us.click.yahoo.com/MCfFmA/SOnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~- 

***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [ppiindia] 10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin by Ayu Utami

2005-04-27 Terurut Topik Samsul Bachri
Mau tanya ke Mbak Carla :

Kalau pernikahan adalah ibadah, kenapa ya pastor, uskup, dan sebagainya
malah tidak menikah?Bukannya mereka yang harus mencontohnkan ke umatnya?

Salam

- Original Message -
From: Carla Annamarie [EMAIL PROTECTED]
To: ppiindia@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, April 27, 2005 3:31 PM
Subject: Re: [ppiindia] 10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin by Ayu Utami




 sebenarnya orang yang skeptis, apatis-realistis terhadap pernikahan
 sebenarnya adalah orang yang memandang suatu pernikahan sebagai sesuatu
 yang realistis, mungkin berada dalam utopia-state..:))..tapi sebenarnya
 marriage is the battle of life..to keep and maintain marriage is a lesson
 and struggle for life..kebanyakan orang gak bisa menerima realita
 itu..ditambah dengan makin menurunya integritas pria dan semakin banyka
 wanita menutup diri dari hubungan dengan pria karena takut
 terluka...anyway..
 pernikahan adalah ibadah.., it's one of the tools to worship
 God...kebahagiaan bukan tujuan pernikahan, karena kebahagiaan adalah
 keputusan, tapi tujuan pernikahan adalah kemuliaan hati, kemuliaan
pikiran,
 dan kemuliaan iman.., karena pria dan wanita diciptakan to complete each
 other.., not against or worse destroy each other..., like it or
 not..menjadi seorang wanita yang sempurna adalah saat wanita complete
men's
 destiny..., adanya perombakan struktur sosial membuat banyak wanita
memilih
 untuk tidak menikah..karena pada dasarnya they dont have a guts to do
 it...or maybe mereka jadi paranoid utk sesuatu yang mereka belum ngalamin
 sendiri.., or maybe they just cowards..
 sebenarnya memutuskan untuk menikah adalah sesuatu yang paling berani,
 paling berharga, dan paling penting dalam kehidupan seorang wanita..if she
 passed the test..she will be rewarded with not only men of her life but
 more over she could discover her self..as a human being as as a women...




   [EMAIL PROTECTED]
   Sent by: To:
ppiindia@yahoogroups.com
   [EMAIL PROTECTED]cc:
   ups.com  Subject:  Re: [ppiindia] 10
+ 1 Alasan untuk Tidak Kawin by
 Ayu Utami

   04/27/2005 03:01
   PM
   Please respond to
   ppiindia








 terlalu banyak alasan, padahal alasan yang gampang
 just tell  them  that   ..  belum ketemu jodoh  ...  its enough  ...
 terlalu banyak orang yang harus dipersalahkan  ..
 bayang kan daftar pesakitan dibawah ini   ... :p
 *  Jeremy Thomas
 *  Cinderela
 *  Putri Salju
 *  Putri Tidur
 *  Prety Women
 *  Malaikat
 *  Negara liberal
 *  Imaniar
 *  Ayu Azhari
 *  Raise the red lentern
 *  Roma Irama
 *  Rika Rahim
 *  Veronika
 *  Gus Dur
 *  Hamzah Haz
 *  bibi,
 *  Guru
 *  dan lain-lain

 cuma yang sangat berkesan  bahwa ayu utami mendukung perselingkuhan
 karena ingin bebas dari jeratan hukum  ..   bebas   ..  gitu loh ..


 dan ternyata masalahnya nggak umum,  cuma masalah pribadi
 so saya pikir ayu utama ini belum berkonsultasi dengan  psichyatirst   ...
 :)
 tapi itulah pilihannya  


 salam
   ...




 Carla Annamarie

 [EMAIL PROTECTED]To:
 ppiindia@yahoogroups.com
 ial.co.id  cc:

 Sent by:Subject:
[ppiindia]
 10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin by Ayu Utami
 ppiindia@yahoogroups.com



 27/04/2005 14:01

 Please respond to

 ppiindia










   10 + 1 Alasan untuk Tidak Kawin
by Ayu Utami

Inilah sebelas alasan kenapa tidak menikah adalah sikap politik
 saya,
  dan karenanya saya tidak layak diundang oleh Jeremy Thomas sebagai
tamunya
  dalam Love  Life

1  Memangnya harus menikah?

2  Tidak merasa perlu

3  Tidak peduli

4  Amat peduli. Jika di satu sisi saya mudah dianggap tidak
  peduli pada nilai yang dipercaya ibu saya, di sisi lain saya sesungguhnya
  amat peduli.Awalnya sederhana saja. Sejak kecil saya melihat masyarakat
  mengagungkan pernikahan. Ironisnya, dongeng Cinderella, Putri Salju,
Putri
 Tidur,
  Pretty Woman tamat pada upacara, tukar cincin, dentang lonceng, atau
  ciuman di balkon. Artinya, tidak ada dongeng tentang perkawinan itu
 sendiri.

  Sesungguhnya pada titik dongeng berhenti, seorang enak diperkenalkan pada
  yang realistis. Yang tidak diceritakan itu. Yaitu, bahwa pernikahan tidak
  ideal. Selain kasih sayang, juga ada kebosanan, penyelewengan, pemukulan.
  Tetapi itu tabu dibicarakan. Sebaliknya, masyarakat mereproduksi terus
  nilai yang mengagungkan pernikahan. Mereka menempatkan jodoh sebagai
titik

  nadir sejajar dengan kelahiran dan kematian. Suatu proses yang wajib
  dilalui manusia. Seolah-olah alamiah, bahkan kodrati. Barangkali
  percintaan memang