--- Abu 'Abdul 'Aziz <[EMAIL PROTECTED]> > Bedah Buku[1] > > Ada Pemurtadan di IAIN > Karya Hartono Ahmad Jaiz > > > Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan > membawa) petunjuk (Al Qur'an) dan agama yang benar > untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun > orang-orang musyrik tidak menyukai. (QS At-Taubah: > 33). > > Sabda Nabi saw: > Islam itu tinggi, tidak diungguli. (HR Al-Bukhari > dalam Fathul Bari dan riwayat Ad-Daruqutni dengan > sanad hasan). > > Islam bukan untuk disejajarkan dengan > agama-agama lain tetapi untuk dimenangkan. Dalam > beramar ma'ruf nahi munkar serta mendidik dan > berdakwah, tidak ada arah yang mensunnahkan > penyejajaran Islam dengan agama-agama lain. Maka > sangat aneh, bila kampus berlabel Islam dan dibiayai > oleh umat Islam (lewat masyarakat dan negara) justru > merendahkan Islam dengan cara menyejajarkan bahkan > menyamakan Islam dengan agama-agama lain. Dan bukan > sekadar aneh, namun sesat menyesatkan, bahkan > memurtadkan; karena Islam jelas agama satu-satunya > yang diridhoi oleh Allah swt. (lihat QS Al-Maaidah: > 3), Islam satu-satunya agama di sisi Allah (lihat QS > Ali Imran: 19), dan Islam satu-satunya agama yang > (pengamalan pemeluknya) diterima oleh Allah swt, > sedang yang lain ditolak. (lihat QS Ali Imran: 85). > Maka siapa yang mengingkarinya, dinyatakan oleh > Allah swt, mereka akan masuk neraka selama-lamanya. > (lihat Al-Qur'an Surat Al-Bayyinah ayat 6). > > Gejala sesat menyesatkan lewat jalur > sistematis yaitu perguruan tinggi Agama Islam > se-Indonesia sudah terdengar lama di masyarakat. > Hanya saja selama ini belum ada tulisan yang > sistematis mengemukakan bukti-bukti. Maka dalam hal > menegakkan kalimatullah hiyal 'ulya, kami > memberanikan diri untuk menyampaikan gejala-gejala > yang kami lihat secara lahiriyah maupun kami baca. > Kemudian kami kemukakan kepada masyarakat dalam > bentuk buku yang berjudul Ada Pemurtadan di IAIN. > > Untuk terwujudnya buku ini, ada pertimbangan > sebagaimana dalam kata pengantar buku Aliran dan > Paham Sesat di Indonesia, saya tulis sebagai > berikut: > > Antara mengemukakan fakta kebenaran dan rasa risih > ewuh pakewuh memang satu hal yang kadang menjadi > kendala tersendiri dalam ber-amar ma'ruf nahi > munkar. Sering-sering orang mengatakan, ikannya kena > tapi airnya tidak keruh. Tetapi dalam praktik, tidak > semudah itu. Hanya saja, sebagian dari rusaknya > bahkan sesatnya manusia dalam beragama adalah > lantaran ewuh pakewuh dan rasa risih yang > mendominasi. Oleh karena itu, penyebutan nama atau > lembaga, bagaimanapun adalah satu hal yang kaitannya > bukan sekadar rasa risih ataupun ewuh pakewuh, namun > ada kaitan-kaitan lain yang jadi pertimbangan perlu > tidaknya. Maka kami mohon maaf bila hal ini terjadi. > > Bila menegakkan kebenaran terlalu mempertimbangkan > rasa risih dan ewuh pakewuh, maka kerusakan besar > kemungkinan akan terjadi. Nabi Shallallahu Alaihi wa > Sallam memberikan gambaran yang tegas dalam hal ini. > > "Perumpamaan orang yang menegakkan hukum-hukum Allah > dan yang melanggarnya adalah bagaikan suatu kaum > yang mengadakan undian untuk naik sebuah kapal, maka > jadilah sebagian mereka ada di atas dan sebagian > lagi di bawah. Lalu orang-orang yang ada di bawah > jika mereka hendak mengambil air maka harus melewati > orang yang di atas mereka. Maka mereka berkata: > "Seandainya kami melubangi kapal ini maka kami tidak > mengganggu orang yang di atas kami." Jika para > penumpang kapal itu membiarkan apa yang mereka > kehendaki itu maka semuanya akan binasa. Tetapi jika > mereka mencegahnya maka selamatlah dan selamat > semuanya." (HR. Al-Bukhari) > > Perumpamaan yang disampaikan Nabi Shallallahu Alaihi > wa Sallam itu jelas, pihak yang menegakkan kebenaran > tidak boleh diam ketika pelaku kebatilan atau > kesesatan akan beraksi. Diamnya penegak kebenaran > hingga tak mau mencegah aksi kebatilan akan > mengakibatkan binasa secara keseluruhan, bukan hanya > pihak yang batil/sesat. Sebaliknya bila penegak > kebenaran tetap mau mencegah aksi > kebatilan/kesesatan, maka akan selamat semuanya. > > Yang jadi persoalan, tukang-tukang penyesat ataupun > orang-orang yang sudah terseret di kubangan > kesesatan maka mereka mempunyai sifat dan karakter > yang menganggap kesesatannya itu justru suatu > kebaikan. > > Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan gambaran > tentang mereka: > > "Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan > Yang Maha Pemurah (Al-Qur'an), Kami adakan baginya > setan (yang menyesatkan) maka setan itulah yang > menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan > sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi > mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka > bahwa mereka mendapat petunjuk." (Az-Zukhruf: 36-37) > > Di ayat lain ditegaskan pula: > > ".Dan setan telah menjadikan mereka memandang indah > perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka > dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat > petunjuk." (An-Naml: 24). )Kata pengantar buku > Aliran dan Paham Sesat di Indonesia, halaman > xvi-xvii). > > Produk IAIN tak sesuai kebutuhan Islam > dan umat > > Sebenarnya, masyarakat sangat membutuhkan para > alumni IAIN untuk membimbing keislaman. Namun > kebutuhan itu tidak terpenuhi dengan baik, lantaran > sajian yang diberikan oleh alumni IAIN, kebanyakan > tidak sesuai standar ilmu Islam. Ilmu Islam itu > materinya Al-Qur'an dan As-Sunnah, sedang manhaj > (metode pemahamannya) yang selamat adalah manhaj > salafus shalih. Yaitu metode pemahaman generasi > terbaik dalam Islam, yakni Sahabat, Tabi'in, dan > Tabi'it Tabi'in; yang semua itu sudah disusun > ilmu-ilmunya oleh para ulama, dan sampai kepada kita > sekarang ini. Semua itu bisa diverifikasi, mana yang > benar dan mana yang salah, mana yang shahih dan mana > yang dho'if/ lemah bahkan palsu (maudhu'). Sehingga > sampai sekarang tetap ketahuan, mana yang > benar-benar sabda Nabi saw dan yang bukan. Bahkan > sampai perkataan para sahabat, tabi'in, tabi'it > tabi'in dan ulama yang terkemuka pun bisa dilacak. > Jadi keutuhan sumber Islam itu masih terjaga, bahkan > penjelasan-penjelasannya pun masih terjaga dan bisa > dideteksi shohih tidaknya. > > Materi Islam yang memang masih utuh dan > perlu didakwahkan kepada masyarakat itu tidak > dimiliki oleh para alumni IAIN -kecuali sebagian > kecil yang rajin menuntut ilmu sendiri--, karena > memang di perguruan tinggi yang labelnya Islam itu > tidak menyajikannya sedemikian itu. Justru di sana > disajikan pemikiran-pemikiran dan sejarah budaya, > sebagai mata kuliah dasar, yang itu semua bukan > materi Islam, dan cara mengajarkannya tanpa sanad > (pertalian riwayat), hingga bukan mengikuti manhaj > islami. Pengajarannya secara liar, yaitu dibebaskan > berkomentar semau pikiran masing-masing. Tidak > mengherankan kalau ada mahasiswa yang dengan lantang > mengecam Abu Bakar ra, Umar ra, Utsman ra dan > sebagainya. Karena system pengajarannya tidak > dirujukkan kepada Al-Qur'an dan Assunnah, dan tidak > pakai manhaj yang ditempuh para ulama salafus > shalih. Bahkan ketika membicarakan pemikiran > sekte-sekte sesat, misalnya Ahmadiyah yang > mengangkat nabi palsu Mirza Ghulam Ahmad pun tidak > dirujukkan kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan > pemahaman yang benar, tetapi pakai pemahaman > Ahmadiyah itu pula. Akibatnya, semua sekte sesat pun > dianggapnya sah-sah saja. Dan itu kemudian > ditingkatkan kepada pemikiran jenis tasawuf falsafi > yang sampai menganggap alam ini perwujudan Tuhan, > hingga menyembah patung pun dianggapnya menyembah > Tuhan, karena patung itu perwujudan Tuhan. Faham > wihdatul wujud ini jelas kufur. Dan itulah > pemurtadan. Masih pula ditambah lagi dengan > pemikiran filsafat, yang memasukkan Ar-Razi yang tak > percaya kepada kenabian dan wahyu ke dalam mata > kuliah filsafat Islam. Materi-materi yang > memurtadkan itu diberi label Sejarah Pemikiran > Islam, dan justru menjadi mata kuliah dasar, semua > mahasiswa harus ikut. Dan kalau swasta harus ujian > negeri. Akibatnya, ketika para alumni IAIN itu > keluar, bergelar sarjana agama, master agama, dan > doctor ilmu agama, mereka tidak berbekal materi > Islam yang utuh -seperti uraian di atas--, tetapi > hanya berbekal landasan pemikiran-pemikiran, sejarah > budaya peradaban dan semacamnya. Hingga ketika > dibutuhkan untuk menyajikan materi Islam yang utuh, > mereka menggunakan logika-logika, bahkan ada yang > pakai cerita-cerita rekaan dan duga-duga. > > Ini bukan semata-mata kesalahan para > alumni IAIN, namun adalah kesalahan system > pengajaran, kurikulum, dan para dosennya. Karena > system itu tampaknya diadopsi oleh Harun Nasution > dan Mukti Ali (para petinggi di IAIN dan Departemen > Agama masa lalu) dari orientalis Barat, sedang para > dosen pengajarnya pun sebagian banyak asuhan > orientalis di universitas-universitas Barat. > Tambahan lagi, ketika kesalahan system itu > didomplengi kepentingan-kepentingan yang arahnya > justru menyamakan semua agama alias pluralisme > agama, tidak membedakan Islam yang beraqidah Tauhid > dengan yang lain berkeyakinan kekufuran, di situlah > letak pemurtadannya. > > Dalam masalah pendidikan tinggi Islam > se-Indonesia ini kesalahan sistematis itu merupakan > program yang dicanangkan dan dilaksanakan serta > dibiayai. Pada gilirannya, masyarakat sudah > mengetahui kesalahan fatal itu, lebih-lebih di dalam > kalangan IAIN dan Departemen Agama itu sendiri, > sebagian mereka sangat menyadari masalah ini. > > Kini ada secercah sinar yang semoga akan > jadi penerang ke jalan yang benar, disertai dengan > program dan pelaksanaan yang tersusun rapi secara > sistematis. Di antaranya Departemen Agama telah > berkenan menghadirkan seorang ahli yang tak > diragukan kepakarannya dalam membantah > pembelokan-pembelokan para orientalis terhadap > sumber-sumber utama Islam yakni Al-Qur'an dan > As-Sunnah. Dr Muhammad Mustafa Al-A'zami asal Hindia > di Universitas King Saud Riyad telah dihadirkan ke > Jakarta. Beliau berbicara di pameran buku Islam di > Senayan Jakarta, di UIN Jakarta, dan di Departemen > Agama RI, tanggal 2, 4, dan 5 April 2005. Menteri > Agama H Maftuh Basuni tampak hormat dalam > sambutannya, bahkan beliau mengemukakan > contoh-contoh masalah yang menginterupsi Islam > misalnya teori hermeneutika (metode penafsiran > bible) yang di antaranya diusung oleh Nasr Hamid Abu > Zayd. Sikap yang serupa dengan Menteri Agama > tampaknya disandang pula oleh para doctor yang hadir > dalam pertemuan di Departemen Agama 5 April 2005. > Faham Islam Liberal benar-benar mereka soroti > sebagai faham yang tidak sesuai dengan Al-Qur'an dan > As-Sunnah dan membahayakan. Sampai-sampai Dr Nabila > Lubis dari UIN Jakarta bertanya, adakah ayat yang > membolehkan wanita muslimah dinikahi lelaki Kristen? > Jawab Dr A'zami, Anda lebih hafal ayatnya, tetapi > tentu saja tidak ada yang membolehkan itu. > > Menteri Agama beserta jajarannya dan > para pakar tampaknya menyadari betul masalah besar > ini. Dan kini bukan masanya lagi seperti yang > dikatakan Dr Roem Rowi dari IAIN Surabaya, bahwa > Menteri Agama masa lalu hanya mengikuti apa kata Dr > Harun Nasution. "Perkataan Harun Nasution seakan > qoululloh (Firman Allah)", ungkap Dr Roem Rowi waktu > bedah buku ini di depan lebih dari 500 hadirin, > menjawab pertanyaan tentang kurikulum IAIN, seberapa > peran Menteri Agama. > > Departemen Agama yang perannya bidang > pembangunan rohani ini sering bisa berkilah bahwa > hasil pembinaan rohani itu tidak segera bisa tampak. > Lain dengan pembangunan fisik. Kini justru > kondisinya tampak semua. Pembangunan fisik terutama > ekonomi, makin njomplang. Yang kaya makin kaya dan > yang miskin makin miskin, plus makin tambah jumlah > manusia yang di bawah garis kemiskinan. Sedang > pembangunan rohani, makin tampak nyata adanya > pemurtadan secara sistematis, lewat jalur pendidikan > tinggi Islam, dengan bukti-bukti makin banyaknya > faham bahkan praktek yang jauh dari Al-Qur'an dan > As-Sunnah. Menghalalkan nikah antara Muslimah dengan > lelaki Kristen dan Yahudi pun sudah terang-terangan > dan dipraktekkan, baik untuk orang lain maupun > puterinya sendiri di lingkungan dosen IAIN. Kilah > bahwa pembangunan rohani tidak mudah tampak > hasilnya, kini berbalik kata, yaitu perusakan rohani > sudah tampak hasilnya. > > Oleh karena itu, jalan terbaik adalah > kembali kepada jalan yang benar. Manusia ini telah > bisa diperbaiki hingga menjadi manusia teladan di > dunia hanya dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Maka > tidak ada jalan lain kecuali mengembalikan > pendidikan Islam kepada pemahaman Al-Qur'an dan > As-Sunnah secara manhaj yang benar, secara > sistematis dan intensif. Wadahnya sudah ada, > tenaga-tenaganya pun tinggal difungsikan serta > direkrut; sedang sistemnya tinggal disusun lalu > diprogramkan dan dilaksanakan. > > Dua masalah besar di IAIN > > Paling kurang, ada dua masalah besar > yang harus dipecahkan. > > 1. Sistem pendidikan di perguruan tinggi Islam. > > 2. Para pemberi materi dan dari mana mereka > belajar. > > Dalam hal system pendidikan Islam, sudah jelas bahwa > fondasi Islam adalah Aqidah Tauhid. Sedang materinya > adalah dua wahyu, yaitu Al-Qur'an dan As-Sunnah. > Maka system pendidikan yang Islami adalah menekankan > Tauhid dan mendalami isi Al-Qur'an dan As-Sunnah > dengan aneka perangkat ilmunya. > > Allah swt telah memberikan penegasan: > > > Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan > orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada > Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan > aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (QS > Yusuf: 108). > > Imam Ibnu Katsir menjelaskan: Allah Ta'ala > berfirman kepada Rasul-Nya saw, memerintahkannya > agar mengabarkan kepada setiap manusia dan jin > tentang jalan yang ditempuhnya: Inilah jalannya, > caranya, metodenya dan apa-apa yang dia lakukan, dan > jalan yang dimaksud adalah mengajak manusia untuk > bersaksi dan mengamalkan ????? ??? ???? tidak ada > Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah, Maha Esa, > tidak ada sekutu baginya.[2] > > Di sini ajakan itu kepada Tauhid, > Mengesakan Allah swt. Metodenya sudah ada, tinggal > mengikuti Rasulullah saw. Pendidikan Islam > hakekatnya adalah mengajak kepada Tauhid ini. Namun > kenyataannya, di Perguruan Tinggi Islam di > Indonesia, materi Tauhid itu sendiri tidak > diajarkan. Hanya ilmu kalam, yang itu termasuk dalam > Sejarah Pemikiran Islam. Padahal Tauhid inilah > landasan paling utama. Bila landasannya ini salah, > keropos, atau bahkan bolong, maka rusaklah agamanya. > > > Semua itu sudah dituntunkan oleh > Rasulullah saw. Tidak memerlukan teori-teori dari > lain-lain, apalagi dari orang kafir ataupun yang > membenci dan mempermasalahkan Islam. > > Masalah kedua, pemberi materi yaitu para > dosen dan dari mana mereka itu menimba ilmu. Masalah > dosen pengajar dan dari mana mereka belajar ini > sangat prinsipil untuk dicermati. Karena yang > diajarkan itu adalah wahyu Allah swt. Sehingga tidak > bisa pengajarnya itu sembarang orang, apalagi orang > yang ragu-ragu bahkan tidak percaya wahyu. Masalah > ini bukan hal sepele atau remeh. Hingga Imam Muslim > memberikan bab tersendiri, dan mengutip pernyataan > Imam Ibnu Sirin: > > Riwayat dari Ibnu Sirin, ia berkata: Sesungguhnya > ilmu (wahyu) ini adalah agama, maka waspadalah dari > siapa kamu sekalian mengambil agama kalian. (Shohih > Muslim juz 1 halaman 14). > > Dr Muhammad Mustafa Al-A'zami, tamu > Menteri Agama RI, dalam bedah bukunya tentang The > History of The Quranic Text, di Pameran Buku Islam > di Senayan Jakarta, 2 April 2005, saya tanya: > Bolehkah belajar Islam kepada orientalis di > Universitas Barat? Beliau menjawab, kalau belajar > ilmu-ilmu teknis dunia, boleh. Tetapi kalau belajar > aqidah Islam, maka tidak boleh. > > Diagnose sudah dilakukan. Kesalahan > fatal di Perguruan Tinggi Islam se-Indonesia sudah > tampak nyata. Kini tinggal terapinya. Jalan untuk > menempuhnya pun sudah ditunjuki oleh Allah dan > Rasul-Nya. Tinggallah para pelaksana yang kini > diamanati untuk mengemban amanah itu untuk > menunaikannya dengan benar. Umat Islam pun > menunggunya dengan setia. > > > > Pernyataan dan Kenyataan yang membahayakan dari > lingkungan IAIN : > > 1. Ajakan dzikir dengan lafal Anjing hu > Akbar oleh mahasiswa senior fak ushuluddin/ > filsafat IAIN Bandung kepada para mahasiswa baru > dalam acara ta'aruf September 2004. (buku Ada > Pemurtadan di IAIN/ APdI hlm 59). > > 2. Pernyataan selamat bergabung di area > bebas Tuhan di acara yang sama (ibid). > > 3. Ada dosen (IAIN) yang di depan kelas > dengan bangganya mengaku sudah tiga bulan tak > shalat. (Tabloid Republika, Dialog Jumat, 22 Oktober > 2004). > > 4. Kasus ajakan dzikir dengan lafal Anjing > hu Akbar, dan ungkapan selamat bergabung di area > bebas Tuhan itu justru dibela oleh pihak IAIN > Bandung, hingga dekan Ushuluddin IAIN Bandung sampai > merendahkan FUUI (Forum Ulama Umat Islam) Bandung > yang mempersoalkan kasus itu dengan menyebut bahwa > orang-orang FUUI itu S2 saja belum lulus. Ini adalah > bentuk kesombongan yang sebenarnya, yaitu menolak > kebenaran dan meremehkan manusia, menurut hadits > riwayat Muslim, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi. (ApdI, > hlm 63). > > 5. Buku Harun Nasution berjudul Islam > Dipandang dari Berbagai Aspeknya, diperuntukkan para > mahasiswa IAIN ada pernyataan: Agama monotheisme > adalah Islam, Yahudi, Kristen (Protestan dan > Katolik) dan Hindu. (di buku Ada Pemurtadan di IAIN, > halaman 115). > > 6. Pernyataan Abdul Munir Mulkhan, wakil > Rektor IAIN (UIN) Jogjakarta/ petinggi Muhammadiyah: > Surga Tuhan itu nanti dimungkinkan terdiri dari > banyak "kamar" yang bisa dimasuki dengan beragam > jalan atau agama.(Ajaran dan Jalan Kematian Syekh > Siti Jenar, hlm 25). Itu bertentangan dengan QS Ali > Imran 85: "Barangsiapa mencari agama selain agama > Islam, maka sekaliu-kali tidaklah akan diterima > (agama itu) daripadanya, dan dia di akherat termasuk > orang yang rugi." (buku APdI hlm 78-79). > > 7. Zainun Kamal dosen UIN Jakarta menikahkan > Muslimah dengan lelaki Kristen di Hotel Kristal > Pondok Indah Jakarta, Ahad 28 November 2004, yaitu > Suri Anggerni dengan Alfin Siagian. Ini bertentangan > dengan QS 60:10, mereka (perempuan muslimah) tidak > halal bagi lelaki-lelaki kafir dan lelaki-lelaki > kafir tidak halal bagi mereka (perempuan muslimah). > Orang Kristen ataupun Yahudi termasuk kafir, karena > telah ditegaskan dalam QS Al-Bayyinah ayat 6: > Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan > orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam; > mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah > seburuk-buruk makhluk." (buku APdI hlm 83). > > 8. Kautsar Azhari Noer seorang dosen UIN > Jakarta, penggema ajaran Ibnu Arabi dan pluralisme > agama. Dr Kautsar Azhari Nur orang liberal dari > Paramadina Jakarta ini dalam pidato Debat Fiqih > Lintas Agama di UIN (Universitas Islam Negeri) > Jakarta, 15 Januari 2004, berkata: "Akidah itu > memang tidak sama. Akidah itu buatan manusia bukan > buatan Tuhan."[3] Komentara saya: Kalau aqidah itu > buatan manusia, padahal fondasi dalam agama itu > justru aqidah, dapatkah agama Allah yaitu Islam itu > fondasinya hanya buatan manusia? Barangkali perkatan > Dr Kautsar itu betul apabila yang dimaksud hanyalah > agama buatan manusia, misalnya agama model Gatoloco > dan Darmogandul, suatu kepercayaan di Jawa yang > sangat menghina Islam dengan perkataan-perkataan > porno dan jorok. Tentang aqidah, penjelasan ini bisa > disimak: Wakil Sultan (di Suriah tempat Ibnu > Taimiyah bermukim, pen) bertanya tentang iktikad > (Aqidah), maka Ibnu Taimiyah ra berkata: Aqidah > bukan datang dariku, juga bukan datang dari orang > yang lebih dahulu dariku tapi dari Allah SWT dan > Rasul-Nya, dan apa yang diijma'i oleh para salaf > umat ini diambil dari kitabullah dan hadits-hadits > Bukhari dan Muslim serta hadits-hadits lainnya yang > cukup dikenal dan riwayat-riwayat shahih dari > generasi salaf umat ini.[4] Anggapan pihak > Paramadina bahwa aqidah mereka memang beda, yaitu > pluralisme agama-menyamakan semua agama--, adalah > berbeda dengan orang Muslim yang aqidahnya tegas > bahwa hanya Islam lah yang benar. Al-Qur'an > menyatakan sesembahan orang non Islam/ kafir itu > bukan sesembahan orang Muslim dalam surat Al-Kafirun > secara diulang-ulang. Tetapi dosen UIN Jakarta dan > Paramadina ini berani mengatakan bahwa muslim tapi > aqidahnya berbeda, yaitu pluralisme agama. > Bagaimanapun, keyakinan orang pluralis bertentangan > dengan Islam, di antaranya bertentangan dengan > Al-Qur'an Surat Al-Kafirun. ???? ??????????? > ?????????????(1)??? ???????? ??? ???????????(2)????? > ???????? ?????????? ??? ????????(3)????? ????? > ??????? ??? ??????????(4)????? ???????? ?????????? > ??? ????????(5)?????? ????????? ?????? ?????(6)) , > Katakanlah: "Hai orang-orang yang kafir, aku tidak > akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan > penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak > pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan > kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan > yang aku sembah. Untukmulah agamamu, dan untukkulah, > agamaku". (QS Al-Kafirun: 1-6). (buku APdI hlm > 85-86). > > 9. Dr Nurcholish Madjid dosen IAIN > Jakarta, pendiri Yayasan Paramadina Jakarta, alumni > Barat (Chicago Amerika), telah menikahkan anak > puterinya, Nadia, dengan lelaki Yahudi di Amerika, > 30 September 2001, tidak dengan akad Islam, tapi > akad universal, yaitu antara anak manusia dengan > anak manusia.[5] (buku ApdI hlm 36). > > 10. Drs Nuryamin Aini, MA, pengajar Fakultas > Syari'ah UIN Jakarta menyudutkan para ulama > (sebenarnya menyudutkan Islam) yang mengharamkan > pernikahan beda agama (Islam dengan non Islam). > Penyudutan itu hanya dengan dalih hasil > penelitiannya mengenai anak-anak hasil pernikahan > beda agama, katanya lebih banyak yang ikut ke Islam. > Ungkapan yang ditujukan kepada para ulama namun > hakekatnya kepada Islam itu adalah hasil wawancara > Ulil Abshar Abdalla kordinator JIL dengan Nuryamin > Aini yang disiarkan lewat islamlib.com. Perlu > dipertanyakan kepadanya, kalau anak-anak hasil dari > pasangan zina justru banyak yang beragama Islam, > apakah berarti larangan zina dalam Islam itu satu > hal yang tidak benar? Betapa anehnya cara > beristinbath (menyimpulkan hukum) model > ngawur-ngawuran dan merusak agama seperti itu. > > 11. Dosen-dosen IAIN/ UIN yang tergabung dalam > tim penulis Paramadina Jakarta, menulis buku Fiqih > Lintas Agama, 2003, yang sangat merusak aqidah > Islam, dari Tauhid diarahkan ke kemusyrikan dengan > istilah pluralisme agama, dan memutarbalikkan hukum > Islam, yang halal diharamkan dan yang haram > dihalalkan. Tim Penulis Paramadina itu sebagian > adalah dosen-dosen UIN Jakarta. Semuanya terdiri 9 > orang: Nurcholish Madjid, Kautsar Azhari Noer, > Komarudin Hidayat, Masdar F. Mas'udi, Zainun Kamal, > Zuhairi Misrawi, Budhy Munawar-Rahman, Ahmad Gaus AF > dan Mun'im A. Sirry. Buku yang menjungkir balikkan > pemahaman Islam itu telah saya bantah dengan buku > yang berjudul Menangkal Bahaya JIL dan FLA, 2004. > > 12. Dalam hal mengacak-acak Islam, ada yang > lebih gila lagi. Journal Relief terbitan UGM (yang > advisornya Achmad Mursyidi, dibiayai pula oleh The > Asia Foundation) menyebarkan faham yang sangat > memurtadkan, ditulis di cover belakang majalah/ > journal Relief kutipan pernyataan seorang dosen IAIN > Jogjakarta : > > ".kenapa kita ribut menyalahkan orang ateis bahwa > ateis adalah musuh orang ber-Tuhan. Padahal Tuhan > sendiri ateis. Ia tidak ber-Tuhan." (cover belakang > Majalah Relief, vol 1, No 2, Yogyakarta, Mei 2003). > > > Ungkapan itu bertentangan dengan firman Allah: > > ??? ???????? ?????? ???????? ?????? ???????????(23) > Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya, > dan merekalah yang akan ditanyai. (QS Al-Anbiya': > 23). > > Ungkapan di majalah/ Journal Relief itu kalau > dikaitkan dengan ucapan Iblis maka akan berbunyi : > Kenapa saya (Iblis) disuruh bersujud kepada Adam, > toh Tuhan sendiri tidak bersujud kepada Adam. > > Kalau dikaitkan dengan perintah-perintah ibadah, > menyembah hanya kepada Allah, maka akan diucapkan: > Kenapa saya harus menyembah Allah, toh Allah sendiri > tidak menyembah siapa-siapa. > > Itulah logika yang lebih kurang ajar daripada Iblis > itu sendiri. Na'udzubillaahi min dzaalik![6] (ApdI > hlm 40-41). > > Kenyataan itu bisa dicocokkan pula dengan Kitab > Aqidah Mukmin, Syeikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi di > antaranya membuat satu judul dengan sebutan golongan > Iblisiah, walau keadaannya lebih buruk dibanding > iblis. (Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Aqidah Mukmin, > Darul Fikr, Beirut, cetakan pertama, 1995, halaman > 277). > > Jakarta, Rabi'ul Awwal > 1426H/ April ?2005??-?04??-?14? > > > > Penulis: > > > > Hartono Ahmad Jaiz > > > > -------------------------------------------------------------------------------- > > [1] Dilaksanakan di Kampus UIN (Universitas Islam > Negeri) Syarif Hidayatullah, Jakarta, Sabtu 7 > Rabi'ul Awwal 1426H/ 16 April 2005. > > [2] ???? ????? ?????? ??? ???? ???? > ???? ??? ??????? ???? ?????? ???? ?? ?? ???? ????? > ?? ??? ????? ?? ?????? ?????? ????? ??? ?????? ??? > ????? ?? ????? ??? ???? ???? ?? ???? ?? > > [3] (Hartono Ahmad Jaiz, Mengkritisi Debat fikih > Lintas Agama, Pustaka Al-Kautrar, Jakarta, cetakan > 1, Maret 2004, halaman 13). > > [4] Fatawa Ibn Taimiyah 3/159. > > [5] Kasus pernikahan puteri Nurcholish Madjid dengan > lelaki Yahudi itu bisa dibaca di buku saya, Kursi > Panas Pencalonan Nurcholish Madjid sebagai Presiden, > Darul Falah, Jakarta, 2003, halaman 74-82. > > [6] Hartono Ahmad Jaiz, Jejak Tokoh Islam dalam > Kristenisasi, Darul Falah, Jakarta, 2004, halaman > 168-169. >
Bacalah artikel tentang Islam di: http://www.nizami.org __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today! http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/