--- Abu 'Abdul 'Aziz <[EMAIL PROTECTED]> > Bedah
Buku[1]
> 
> Ada Pemurtadan di IAIN
> Karya Hartono Ahmad Jaiz
> 
>  
> Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan
> membawa) petunjuk (Al Qur'an) dan agama yang benar
> untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun
> orang-orang musyrik tidak menyukai. (QS At-Taubah:
> 33).
> 
>             Sabda Nabi saw: 
> Islam itu tinggi, tidak diungguli. (HR Al-Bukhari
> dalam Fathul Bari dan riwayat Ad-Daruqutni dengan
> sanad hasan).
> 
>             Islam bukan untuk disejajarkan dengan
> agama-agama lain tetapi untuk dimenangkan. Dalam
> beramar ma'ruf nahi munkar serta mendidik dan
> berdakwah, tidak ada arah yang mensunnahkan
> penyejajaran Islam dengan agama-agama lain. Maka
> sangat aneh, bila kampus berlabel Islam dan dibiayai
> oleh umat Islam (lewat masyarakat dan negara) justru
> merendahkan Islam dengan cara menyejajarkan bahkan
> menyamakan Islam dengan agama-agama lain. Dan bukan
> sekadar aneh, namun sesat menyesatkan, bahkan
> memurtadkan; karena Islam jelas agama satu-satunya
> yang diridhoi oleh Allah swt. (lihat QS Al-Maaidah:
> 3), Islam satu-satunya agama di sisi Allah (lihat QS
> Ali Imran: 19), dan Islam satu-satunya agama yang
> (pengamalan pemeluknya) diterima oleh Allah swt,
> sedang yang lain ditolak. (lihat QS Ali Imran: 85).
> Maka siapa yang mengingkarinya, dinyatakan oleh
> Allah swt, mereka akan masuk neraka selama-lamanya.
> (lihat Al-Qur'an Surat  Al-Bayyinah ayat 6).
> 
>             Gejala sesat menyesatkan lewat jalur
> sistematis yaitu perguruan tinggi Agama Islam
> se-Indonesia sudah terdengar lama di masyarakat.
> Hanya saja selama ini belum ada tulisan yang
> sistematis mengemukakan bukti-bukti. Maka dalam hal
> menegakkan kalimatullah hiyal 'ulya, kami
> memberanikan diri untuk menyampaikan gejala-gejala
> yang kami lihat secara lahiriyah maupun kami baca.
> Kemudian kami kemukakan kepada masyarakat dalam
> bentuk buku yang berjudul Ada Pemurtadan di IAIN. 
> 
> Untuk terwujudnya buku ini, ada pertimbangan
> sebagaimana  dalam kata pengantar buku Aliran dan
> Paham Sesat di Indonesia, saya tulis sebagai
> berikut:
> 
> Antara mengemukakan fakta kebenaran dan rasa risih
> ewuh pakewuh memang satu hal yang kadang menjadi
> kendala tersendiri dalam ber-amar ma'ruf nahi
> munkar. Sering-sering orang mengatakan, ikannya kena
> tapi airnya tidak keruh. Tetapi dalam praktik, tidak
> semudah itu. Hanya saja, sebagian dari rusaknya
> bahkan sesatnya manusia dalam beragama adalah
> lantaran ewuh pakewuh dan rasa risih yang
> mendominasi. Oleh karena itu, penyebutan nama atau
> lembaga, bagaimanapun adalah satu hal yang kaitannya
> bukan sekadar rasa risih ataupun ewuh pakewuh, namun
> ada kaitan-kaitan lain yang jadi pertimbangan perlu
> tidaknya. Maka kami mohon maaf bila hal ini terjadi.
> 
> Bila menegakkan kebenaran terlalu mempertimbangkan
> rasa risih dan ewuh pakewuh, maka kerusakan besar
> kemungkinan akan terjadi. Nabi Shallallahu Alaihi wa
> Sallam memberikan gambaran yang tegas dalam hal ini.
> 
> "Perumpamaan orang yang menegakkan hukum-hukum Allah
> dan yang melanggarnya adalah bagaikan suatu kaum
> yang mengadakan undian untuk naik sebuah kapal, maka
> jadilah sebagian mereka ada di atas dan sebagian
> lagi di bawah. Lalu orang-orang yang ada di bawah
> jika mereka hendak mengambil air maka harus melewati
>  orang yang di atas mereka. Maka mereka berkata:
> "Seandainya kami melubangi kapal ini maka kami tidak
> mengganggu orang yang di atas kami."  Jika para
> penumpang kapal itu membiarkan apa yang mereka
> kehendaki itu maka semuanya akan binasa. Tetapi jika
> mereka mencegahnya maka selamatlah dan selamat
> semuanya." (HR. Al-Bukhari)
> 
> Perumpamaan yang disampaikan Nabi Shallallahu Alaihi
> wa Sallam itu jelas, pihak yang menegakkan kebenaran
> tidak boleh diam ketika pelaku kebatilan atau
> kesesatan akan beraksi. Diamnya penegak kebenaran
> hingga tak mau mencegah aksi kebatilan akan
> mengakibatkan binasa secara keseluruhan, bukan hanya
> pihak yang batil/sesat. Sebaliknya bila penegak
> kebenaran tetap mau mencegah aksi
> kebatilan/kesesatan, maka akan selamat semuanya. 
> 
> Yang jadi persoalan, tukang-tukang penyesat ataupun
> orang-orang yang sudah terseret di kubangan
> kesesatan maka mereka mempunyai sifat dan karakter
> yang menganggap kesesatannya itu justru suatu
> kebaikan. 
> 
> Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan gambaran
> tentang mereka:
> 
> "Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan
> Yang Maha Pemurah (Al-Qur'an), Kami adakan baginya
> setan (yang menyesatkan) maka setan itulah yang
> menjadi teman yang selalu menyertainya.  Dan
> sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi
> mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka
> bahwa mereka mendapat petunjuk." (Az-Zukhruf: 36-37)
> 
> Di ayat lain ditegaskan pula:
> 
> ".Dan setan telah menjadikan mereka memandang indah
> perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka
> dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat
> petunjuk." (An-Naml: 24). )Kata pengantar buku
> Aliran dan Paham Sesat di Indonesia, halaman
> xvi-xvii).
> 
>             Produk IAIN tak sesuai kebutuhan Islam
> dan umat
> 
> Sebenarnya, masyarakat sangat membutuhkan para
> alumni IAIN untuk membimbing keislaman. Namun
> kebutuhan itu tidak terpenuhi dengan baik, lantaran
> sajian yang diberikan oleh alumni IAIN, kebanyakan
> tidak sesuai standar ilmu Islam. Ilmu Islam itu
> materinya Al-Qur'an dan As-Sunnah, sedang manhaj
> (metode pemahamannya) yang selamat adalah manhaj
> salafus shalih. Yaitu metode pemahaman generasi
> terbaik dalam Islam, yakni Sahabat, Tabi'in, dan
> Tabi'it Tabi'in; yang semua itu sudah disusun
> ilmu-ilmunya oleh para ulama, dan sampai kepada kita
> sekarang ini. Semua itu bisa diverifikasi, mana yang
> benar dan mana yang salah, mana yang shahih dan mana
> yang dho'if/ lemah bahkan palsu (maudhu'). Sehingga
> sampai sekarang tetap ketahuan, mana yang
> benar-benar sabda Nabi saw dan yang bukan. Bahkan
> sampai perkataan para sahabat, tabi'in, tabi'it
> tabi'in dan ulama yang terkemuka pun bisa dilacak.
> Jadi keutuhan sumber Islam itu masih terjaga, bahkan
> penjelasan-penjelasannya pun masih terjaga dan bisa
> dideteksi shohih tidaknya.
> 
>             Materi Islam yang memang masih utuh dan
> perlu didakwahkan kepada masyarakat itu tidak
> dimiliki oleh para alumni IAIN -kecuali sebagian
> kecil yang rajin menuntut ilmu sendiri--, karena
> memang di perguruan tinggi yang labelnya Islam itu
> tidak menyajikannya sedemikian itu. Justru di sana
> disajikan pemikiran-pemikiran dan sejarah budaya,
> sebagai mata kuliah dasar, yang itu semua bukan
> materi Islam, dan cara mengajarkannya tanpa sanad
> (pertalian riwayat), hingga bukan mengikuti manhaj
> islami. Pengajarannya secara liar, yaitu dibebaskan
> berkomentar semau pikiran masing-masing. Tidak
> mengherankan kalau ada mahasiswa yang dengan lantang
> mengecam Abu Bakar ra, Umar ra, Utsman ra dan
> sebagainya. Karena system pengajarannya tidak
> dirujukkan kepada Al-Qur'an dan Assunnah, dan tidak
> pakai manhaj yang ditempuh para ulama salafus
> shalih. Bahkan ketika membicarakan pemikiran
> sekte-sekte sesat, misalnya Ahmadiyah yang
> mengangkat nabi palsu Mirza Ghulam Ahmad pun tidak
> dirujukkan kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan
> pemahaman yang benar, tetapi pakai pemahaman
> Ahmadiyah itu pula. Akibatnya, semua sekte sesat pun
> dianggapnya sah-sah saja. Dan itu kemudian
> ditingkatkan kepada pemikiran jenis tasawuf falsafi
> yang sampai menganggap alam ini perwujudan Tuhan,
> hingga menyembah patung pun dianggapnya menyembah
> Tuhan, karena patung itu perwujudan Tuhan. Faham
> wihdatul wujud ini jelas kufur. Dan itulah
> pemurtadan. Masih pula ditambah lagi dengan
> pemikiran filsafat, yang memasukkan Ar-Razi yang tak
> percaya kepada kenabian dan wahyu ke dalam mata
> kuliah filsafat Islam. Materi-materi yang
> memurtadkan itu diberi label Sejarah Pemikiran
> Islam, dan justru menjadi mata kuliah dasar, semua
> mahasiswa harus ikut. Dan kalau swasta harus ujian
> negeri. Akibatnya, ketika para alumni IAIN itu
> keluar, bergelar sarjana agama, master agama, dan
> doctor ilmu agama, mereka tidak berbekal materi
> Islam yang utuh -seperti uraian di atas--, tetapi
> hanya berbekal landasan pemikiran-pemikiran, sejarah
> budaya peradaban dan semacamnya. Hingga ketika
> dibutuhkan untuk menyajikan materi Islam yang utuh,
> mereka menggunakan logika-logika, bahkan ada yang
> pakai cerita-cerita rekaan dan duga-duga.
> 
>             Ini bukan semata-mata kesalahan para
> alumni IAIN, namun adalah kesalahan system
> pengajaran, kurikulum, dan para dosennya. Karena
> system itu tampaknya diadopsi oleh Harun Nasution
> dan Mukti Ali (para petinggi di IAIN dan Departemen
> Agama masa lalu) dari orientalis Barat, sedang para
> dosen pengajarnya pun sebagian banyak asuhan
> orientalis di universitas-universitas Barat.
> Tambahan lagi, ketika kesalahan system itu
> didomplengi kepentingan-kepentingan yang arahnya
> justru menyamakan semua agama alias pluralisme
> agama, tidak membedakan Islam yang beraqidah Tauhid
> dengan yang lain berkeyakinan kekufuran, di situlah
> letak pemurtadannya.
> 
>             Dalam masalah pendidikan tinggi Islam
> se-Indonesia ini kesalahan sistematis itu merupakan
> program yang dicanangkan dan dilaksanakan serta
> dibiayai. Pada gilirannya, masyarakat sudah
> mengetahui kesalahan fatal itu, lebih-lebih di dalam
> kalangan IAIN dan Departemen Agama itu sendiri,
> sebagian mereka sangat menyadari masalah ini. 
> 
>             Kini ada secercah sinar yang semoga akan
> jadi penerang ke jalan yang benar, disertai dengan
> program dan pelaksanaan yang tersusun rapi secara
> sistematis. Di antaranya Departemen Agama telah
> berkenan menghadirkan seorang ahli yang tak
> diragukan kepakarannya dalam membantah
> pembelokan-pembelokan para orientalis terhadap
> sumber-sumber utama Islam yakni Al-Qur'an dan
> As-Sunnah. Dr Muhammad Mustafa Al-A'zami asal Hindia
> di Universitas King Saud Riyad telah dihadirkan ke
> Jakarta. Beliau berbicara di pameran buku Islam di
> Senayan Jakarta, di UIN Jakarta, dan di Departemen
> Agama RI, tanggal 2, 4, dan 5 April 2005.  Menteri
> Agama H Maftuh Basuni tampak hormat dalam
> sambutannya, bahkan beliau mengemukakan
> contoh-contoh masalah yang menginterupsi Islam
> misalnya teori hermeneutika (metode penafsiran
> bible) yang di antaranya diusung oleh Nasr Hamid Abu
> Zayd. Sikap yang serupa dengan Menteri Agama
> tampaknya disandang pula oleh para doctor yang hadir
> dalam pertemuan di Departemen Agama 5 April 2005.
> Faham Islam Liberal benar-benar mereka soroti
> sebagai faham yang tidak sesuai dengan Al-Qur'an dan
> As-Sunnah dan membahayakan. Sampai-sampai Dr Nabila
> Lubis dari UIN Jakarta bertanya, adakah ayat yang
> membolehkan wanita muslimah dinikahi lelaki Kristen?
> Jawab Dr A'zami, Anda lebih hafal ayatnya, tetapi
> tentu saja tidak ada yang membolehkan itu. 
> 
>             Menteri Agama beserta jajarannya dan
> para pakar tampaknya menyadari betul masalah besar
> ini. Dan kini bukan masanya lagi seperti yang
> dikatakan Dr Roem Rowi dari IAIN Surabaya, bahwa
> Menteri Agama masa lalu hanya mengikuti apa kata Dr
> Harun Nasution. "Perkataan Harun Nasution seakan
> qoululloh (Firman Allah)", ungkap Dr Roem Rowi waktu
> bedah buku ini di depan lebih dari 500 hadirin,
> menjawab pertanyaan tentang kurikulum IAIN, seberapa
> peran Menteri Agama.
> 
>             Departemen Agama yang perannya bidang
> pembangunan rohani ini sering bisa berkilah bahwa
> hasil pembinaan rohani itu tidak segera bisa tampak.
> Lain dengan pembangunan fisik. Kini justru
> kondisinya tampak semua. Pembangunan fisik terutama
> ekonomi, makin njomplang. Yang kaya makin kaya dan
> yang miskin makin miskin, plus makin tambah jumlah
> manusia yang di bawah garis kemiskinan. Sedang
> pembangunan rohani, makin tampak nyata adanya
> pemurtadan secara sistematis, lewat jalur pendidikan
> tinggi Islam, dengan bukti-bukti makin banyaknya
> faham bahkan praktek yang jauh dari Al-Qur'an dan
> As-Sunnah. Menghalalkan nikah antara Muslimah dengan
> lelaki Kristen dan Yahudi pun sudah terang-terangan
> dan dipraktekkan, baik untuk orang lain maupun
> puterinya sendiri di lingkungan dosen IAIN. Kilah
> bahwa pembangunan rohani tidak mudah tampak
> hasilnya, kini berbalik kata, yaitu perusakan rohani
> sudah tampak hasilnya. 
> 
>             Oleh karena itu, jalan terbaik adalah
> kembali kepada jalan yang benar. Manusia ini telah
> bisa diperbaiki hingga menjadi manusia teladan di
> dunia hanya dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Maka
> tidak ada jalan lain kecuali mengembalikan
> pendidikan Islam kepada pemahaman Al-Qur'an dan
> As-Sunnah secara manhaj yang benar, secara
> sistematis dan intensif. Wadahnya sudah ada,
> tenaga-tenaganya pun tinggal difungsikan serta
> direkrut; sedang sistemnya tinggal disusun lalu
> diprogramkan dan dilaksanakan.
> 
>             Dua masalah besar di IAIN 
> 
>             Paling kurang, ada dua masalah besar
> yang harus dipecahkan.
> 
> 1.     Sistem pendidikan di perguruan tinggi Islam.
> 
> 2.     Para pemberi materi dan dari mana mereka
> belajar.
> 
> Dalam hal system pendidikan Islam, sudah jelas bahwa
> fondasi Islam adalah Aqidah Tauhid. Sedang materinya
> adalah dua wahyu, yaitu Al-Qur'an dan As-Sunnah.
> Maka system pendidikan yang Islami adalah menekankan
> Tauhid dan mendalami isi Al-Qur'an dan As-Sunnah
> dengan aneka perangkat ilmunya. 
> 
> Allah swt telah memberikan penegasan: 
> 
> 
> Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan
> orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada
> Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan
> aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (QS
> Yusuf: 108).
> 
>  Imam Ibnu Katsir menjelaskan: Allah Ta'ala
> berfirman kepada Rasul-Nya saw, memerintahkannya
> agar mengabarkan kepada setiap manusia dan jin
> tentang jalan yang ditempuhnya: Inilah jalannya,
> caranya, metodenya dan apa-apa yang dia lakukan, dan
> jalan yang dimaksud adalah mengajak manusia untuk
> bersaksi dan mengamalkan    ????? ??? ???? tidak ada
> Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah, Maha Esa,
> tidak ada sekutu baginya.[2] 
> 
>             Di sini ajakan itu kepada Tauhid,
> Mengesakan Allah swt. Metodenya sudah ada, tinggal
> mengikuti Rasulullah saw. Pendidikan Islam
> hakekatnya adalah mengajak kepada Tauhid ini. Namun
> kenyataannya, di Perguruan Tinggi Islam di
> Indonesia, materi Tauhid itu sendiri tidak
> diajarkan. Hanya ilmu kalam, yang itu termasuk dalam
> Sejarah Pemikiran Islam. Padahal Tauhid inilah
> landasan paling utama. Bila landasannya ini salah,
> keropos, atau bahkan bolong, maka rusaklah agamanya.
> 
> 
>             Semua itu sudah dituntunkan oleh
> Rasulullah saw. Tidak memerlukan teori-teori dari
> lain-lain, apalagi dari orang kafir ataupun yang
> membenci dan mempermasalahkan Islam. 
> 
>             Masalah kedua, pemberi materi yaitu para
> dosen dan dari mana mereka itu menimba ilmu. Masalah
> dosen pengajar dan dari mana mereka belajar ini
> sangat prinsipil untuk dicermati. Karena yang
> diajarkan itu adalah wahyu Allah swt. Sehingga tidak
> bisa pengajarnya itu sembarang orang, apalagi orang
> yang ragu-ragu bahkan tidak percaya wahyu. Masalah
> ini bukan hal sepele atau remeh. Hingga Imam Muslim
> memberikan bab tersendiri, dan mengutip pernyataan
> Imam Ibnu Sirin:
> 
> Riwayat dari Ibnu Sirin, ia berkata: Sesungguhnya
> ilmu (wahyu) ini adalah agama, maka waspadalah dari
> siapa kamu sekalian mengambil agama kalian. (Shohih
> Muslim juz 1 halaman 14).
> 
>             Dr Muhammad Mustafa Al-A'zami, tamu
> Menteri Agama RI, dalam bedah bukunya tentang The
> History of The Quranic Text, di Pameran Buku Islam
> di Senayan Jakarta, 2 April 2005, saya tanya:
> Bolehkah belajar Islam kepada orientalis di
> Universitas Barat? Beliau menjawab, kalau belajar
> ilmu-ilmu teknis dunia, boleh. Tetapi kalau belajar
> aqidah Islam, maka tidak boleh.
> 
>             Diagnose sudah dilakukan. Kesalahan
> fatal di Perguruan Tinggi Islam se-Indonesia sudah
> tampak nyata. Kini tinggal terapinya. Jalan untuk
> menempuhnya pun sudah ditunjuki oleh Allah dan
> Rasul-Nya. Tinggallah para pelaksana yang kini
> diamanati untuk mengemban amanah itu untuk
> menunaikannya dengan benar. Umat Islam pun
> menunggunya dengan setia.
> 
>  
> 
> Pernyataan dan Kenyataan yang membahayakan dari
> lingkungan IAIN :
> 
> 1.         Ajakan dzikir dengan lafal Anjing hu
> Akbar  oleh mahasiswa senior fak ushuluddin/
> filsafat IAIN Bandung kepada para mahasiswa baru
> dalam acara ta'aruf September 2004. (buku Ada
> Pemurtadan di IAIN/ APdI hlm 59).
> 
> 2.         Pernyataan selamat bergabung di area
> bebas Tuhan di acara yang sama (ibid).
> 
> 3.         Ada dosen (IAIN) yang di depan kelas
> dengan bangganya mengaku sudah tiga bulan tak
> shalat. (Tabloid Republika, Dialog Jumat, 22 Oktober
> 2004).
> 
> 4.         Kasus ajakan dzikir dengan lafal Anjing
> hu Akbar, dan ungkapan selamat bergabung di area
> bebas Tuhan itu justru dibela oleh pihak IAIN
> Bandung, hingga dekan Ushuluddin IAIN Bandung sampai
> merendahkan FUUI (Forum Ulama Umat Islam) Bandung
> yang mempersoalkan kasus itu dengan menyebut bahwa
> orang-orang FUUI itu S2 saja belum lulus. Ini adalah
> bentuk kesombongan yang sebenarnya, yaitu menolak
> kebenaran dan meremehkan manusia, menurut hadits
> riwayat Muslim, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi. (ApdI,
> hlm 63). 
> 
> 5.         Buku Harun Nasution berjudul Islam
> Dipandang dari Berbagai Aspeknya, diperuntukkan para
> mahasiswa IAIN ada pernyataan: Agama monotheisme
> adalah Islam, Yahudi, Kristen (Protestan dan
> Katolik) dan Hindu. (di buku Ada Pemurtadan di IAIN,
> halaman 115).
> 
> 6.         Pernyataan Abdul Munir Mulkhan, wakil
> Rektor IAIN (UIN) Jogjakarta/ petinggi Muhammadiyah:
> Surga Tuhan itu nanti dimungkinkan terdiri dari
> banyak "kamar" yang bisa dimasuki dengan beragam
> jalan atau agama.(Ajaran dan Jalan Kematian Syekh
> Siti Jenar, hlm 25). Itu bertentangan dengan QS Ali
> Imran 85:  "Barangsiapa mencari agama selain agama
> Islam, maka sekaliu-kali tidaklah akan diterima
> (agama itu) daripadanya, dan dia di akherat termasuk
> orang yang rugi." (buku APdI hlm 78-79).
> 
> 7.         Zainun Kamal dosen UIN Jakarta menikahkan
> Muslimah dengan lelaki Kristen di Hotel Kristal
> Pondok Indah Jakarta, Ahad 28 November 2004, yaitu
> Suri Anggerni dengan Alfin Siagian. Ini bertentangan
> dengan QS 60:10, mereka (perempuan muslimah) tidak
> halal bagi lelaki-lelaki kafir dan lelaki-lelaki
> kafir tidak halal bagi mereka (perempuan muslimah).
> Orang Kristen ataupun Yahudi termasuk kafir, karena
> telah ditegaskan dalam QS Al-Bayyinah ayat 6:
> Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan
> orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam;
> mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah
> seburuk-buruk makhluk."  (buku APdI  hlm 83). 
> 
> 8.         Kautsar Azhari Noer seorang dosen UIN
> Jakarta, penggema ajaran Ibnu Arabi dan pluralisme
> agama.  Dr Kautsar Azhari Nur orang liberal dari
> Paramadina Jakarta ini dalam pidato Debat Fiqih
> Lintas Agama di UIN (Universitas Islam Negeri)
> Jakarta, 15 Januari 2004, berkata: "Akidah itu
> memang tidak sama. Akidah itu buatan manusia bukan
> buatan Tuhan."[3] Komentara saya: Kalau aqidah itu
> buatan manusia, padahal fondasi dalam agama itu
> justru aqidah, dapatkah agama Allah yaitu Islam itu
> fondasinya hanya buatan manusia? Barangkali perkatan
> Dr Kautsar  itu betul apabila yang dimaksud hanyalah
> agama buatan manusia, misalnya agama model Gatoloco
> dan Darmogandul, suatu kepercayaan di Jawa yang
> sangat menghina Islam dengan perkataan-perkataan
> porno dan jorok. Tentang aqidah, penjelasan ini bisa
> disimak:     Wakil Sultan (di Suriah tempat Ibnu
> Taimiyah bermukim, pen) bertanya tentang iktikad
> (Aqidah), maka Ibnu Taimiyah ra berkata: Aqidah
> bukan datang dariku, juga bukan datang dari orang
> yang lebih dahulu dariku tapi dari Allah SWT dan
> Rasul-Nya, dan apa yang diijma'i oleh para salaf
> umat ini diambil dari kitabullah dan hadits-hadits
> Bukhari dan Muslim serta hadits-hadits lainnya yang
> cukup dikenal dan riwayat-riwayat shahih dari
> generasi salaf umat ini.[4]  Anggapan pihak
> Paramadina bahwa aqidah mereka memang beda, yaitu
> pluralisme agama-menyamakan semua agama--, adalah
> berbeda dengan orang Muslim yang aqidahnya tegas
> bahwa hanya Islam lah yang benar. Al-Qur'an
> menyatakan sesembahan orang non Islam/ kafir itu
> bukan sesembahan orang Muslim dalam surat Al-Kafirun
> secara diulang-ulang. Tetapi dosen UIN Jakarta dan
> Paramadina ini berani mengatakan bahwa muslim tapi
> aqidahnya berbeda, yaitu pluralisme agama.
> Bagaimanapun, keyakinan orang pluralis bertentangan
> dengan Islam, di antaranya bertentangan dengan
> Al-Qur'an Surat Al-Kafirun. ???? ???????????
> ?????????????(1)??? ???????? ??? ???????????(2)?????
> ???????? ?????????? ??? ????????(3)????? ?????
> ??????? ??? ??????????(4)????? ???????? ??????????
> ??? ????????(5)?????? ????????? ?????? ?????(6)) ,
> Katakanlah: "Hai orang-orang yang kafir, aku tidak
> akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan
> penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak
> pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan
> kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan
> yang aku sembah. Untukmulah agamamu, dan untukkulah,
> agamaku". (QS Al-Kafirun: 1-6). (buku APdI hlm
> 85-86).
> 
> 9.           Dr Nurcholish Madjid dosen IAIN
> Jakarta, pendiri Yayasan Paramadina Jakarta, alumni
> Barat (Chicago Amerika), telah menikahkan anak
> puterinya, Nadia,  dengan lelaki  Yahudi di Amerika,
> 30 September 2001, tidak dengan akad Islam, tapi
> akad universal, yaitu antara anak manusia dengan
> anak manusia.[5] (buku ApdI hlm 36).
> 
> 10.       Drs Nuryamin Aini, MA, pengajar Fakultas
> Syari'ah UIN Jakarta menyudutkan para ulama
> (sebenarnya menyudutkan Islam) yang mengharamkan
> pernikahan beda agama (Islam dengan non Islam).
> Penyudutan itu hanya dengan dalih hasil
> penelitiannya mengenai anak-anak hasil pernikahan
> beda agama, katanya lebih banyak yang ikut ke Islam.
> Ungkapan yang ditujukan kepada para ulama namun
> hakekatnya kepada Islam itu adalah hasil wawancara
> Ulil Abshar Abdalla kordinator JIL dengan Nuryamin
> Aini yang disiarkan lewat islamlib.com. Perlu
> dipertanyakan kepadanya, kalau anak-anak hasil dari
> pasangan zina justru banyak yang beragama Islam,
> apakah berarti larangan zina dalam Islam itu satu
> hal yang tidak benar? Betapa anehnya cara
> beristinbath (menyimpulkan hukum) model
> ngawur-ngawuran dan merusak agama seperti itu. 
> 
> 11.       Dosen-dosen IAIN/ UIN yang tergabung dalam
> tim penulis Paramadina Jakarta, menulis buku Fiqih
> Lintas Agama, 2003, yang sangat merusak aqidah
> Islam, dari Tauhid diarahkan ke kemusyrikan dengan
> istilah pluralisme agama, dan memutarbalikkan hukum
> Islam, yang halal diharamkan dan yang haram
> dihalalkan. Tim Penulis Paramadina itu sebagian
> adalah dosen-dosen UIN Jakarta. Semuanya terdiri 9
> orang: Nurcholish Madjid, Kautsar Azhari Noer,
> Komarudin Hidayat, Masdar F. Mas'udi, Zainun Kamal,
> Zuhairi Misrawi, Budhy Munawar-Rahman, Ahmad Gaus AF
> dan Mun'im A. Sirry. Buku yang menjungkir balikkan
> pemahaman Islam itu telah saya bantah dengan buku
> yang berjudul Menangkal Bahaya JIL dan FLA, 2004.
> 
> 12.      Dalam hal mengacak-acak Islam, ada yang
> lebih gila lagi. Journal Relief terbitan UGM (yang
> advisornya Achmad Mursyidi, dibiayai pula oleh The
> Asia Foundation) menyebarkan faham yang sangat
> memurtadkan, ditulis di cover belakang majalah/
> journal Relief kutipan pernyataan seorang dosen IAIN
> Jogjakarta :
> 
> ".kenapa kita ribut menyalahkan orang ateis bahwa
> ateis adalah musuh orang ber-Tuhan. Padahal Tuhan
> sendiri ateis. Ia tidak ber-Tuhan." (cover belakang
> Majalah Relief,  vol 1, No 2, Yogyakarta, Mei 2003).
>  
> 
> Ungkapan itu bertentangan dengan firman Allah: 
> 
> ??? ???????? ?????? ???????? ?????? ???????????(23)
> Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya,
> dan merekalah yang akan ditanyai. (QS Al-Anbiya':
> 23).
> 
> Ungkapan di majalah/ Journal Relief itu kalau
> dikaitkan dengan ucapan Iblis maka akan berbunyi :
> Kenapa saya (Iblis) disuruh bersujud kepada Adam,
> toh Tuhan sendiri tidak bersujud kepada Adam.
> 
> Kalau dikaitkan dengan perintah-perintah ibadah,
> menyembah hanya kepada Allah, maka akan diucapkan:
> Kenapa saya harus menyembah Allah, toh Allah sendiri
> tidak menyembah siapa-siapa. 
> 
> Itulah logika yang lebih kurang ajar daripada Iblis
> itu sendiri. Na'udzubillaahi min dzaalik![6] (ApdI
> hlm 40-41).
> 
>  Kenyataan itu bisa dicocokkan pula dengan Kitab
> Aqidah Mukmin, Syeikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi di
> antaranya membuat satu judul dengan sebutan golongan
> Iblisiah, walau keadaannya lebih buruk dibanding
> iblis. (Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Aqidah Mukmin,
> Darul Fikr, Beirut, cetakan pertama, 1995, halaman
> 277).
> 
>                         Jakarta, Rabi'ul Awwal
> 1426H/ April ?2005??-?04??-?14? 
> 
>  
> 
>                                     Penulis:
> 
>  
> 
>                         Hartono Ahmad Jaiz
> 
> 
> 
>
--------------------------------------------------------------------------------
> 
> [1] Dilaksanakan di Kampus UIN (Universitas Islam
> Negeri) Syarif Hidayatullah, Jakarta, Sabtu 7
> Rabi'ul Awwal 1426H/ 16 April 2005.
> 
> [2]              ???? ????? ?????? ??? ???? ????
> ???? ??? ??????? ???? ?????? ???? ?? ?? ???? ?????
> ?? ??? ????? ?? ?????? ?????? ????? ??? ?????? ???
> ????? ?? ????? ??? ???? ???? ?? ???? ??
> 
> [3]  (Hartono Ahmad Jaiz, Mengkritisi Debat fikih
> Lintas Agama, Pustaka Al-Kautrar, Jakarta, cetakan
> 1, Maret 2004, halaman 13).
> 
> [4] Fatawa Ibn Taimiyah 3/159. 
> 
> [5] Kasus pernikahan puteri Nurcholish Madjid dengan
> lelaki Yahudi itu bisa dibaca di buku saya, Kursi
> Panas Pencalonan Nurcholish Madjid sebagai Presiden,
> Darul Falah, Jakarta, 2003, halaman 74-82.
> 
> [6] Hartono Ahmad Jaiz, Jejak Tokoh Islam dalam
> Kristenisasi, Darul Falah, Jakarta, 2004, halaman
> 168-169.
> 


Bacalah artikel tentang Islam di:
http://www.nizami.org

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke