Bagi dunsanak yang ingin mamdapaik file langkok silahkan hubungi ketua FORKOMMI
Aulia

[EMAIL PROTECTED]

Dewis, 34

www.cimbuak.com
#Kampuang Nan Jauah Dimato Dakek Di Jari#
 

POLITISI URANG MINANG DAN HARI DEPAN RANAH MINANG

Harapan danDambaan Masa Depan

H. Ch. N. Latief SH. Msi Dt Bandaro

(Ketua Umum GEBU MINANG Jawa Barat)

 

 

RANAH MINANG  DAN OTONOMI DAERAH

 

            Banyak yang menyalahkan lunturnya pamor urang Minang adalah akibat PRRI.sesudah PRRI ditumpas, urang minang digencet, tidak dipercaya, ragu – ragu untuk diberi kesempatan dan di cap sebagai pemberontak. Akibatnya lebih jauh sampai – sampai urang minang yang telah dipuncak menjadi takut dan ragu-ragu pula mengangkat sesama urang minang dan banyak pula yang sengaja mengganti namanya berbau Jawa dll.

            Namun sebenarnya apa yang diperjuangkan oleh PRRI adalah pada dasarnya apa

yang sekarang kita sebut Otonomi Daerah, suatu perimbangan kekuasaan  dan keuangan antara Pusat dan Daerah, suatu perjuangan pemerataan pembangunan.

            Dalam ilmu ketata negaraan dalam hubungan  Pusat dan Daerah ini kita mengenal bentuk Negara Kesatuan dan Negara Federasi. Kedua bentuk ini pernah kita alami. Kita akhirnya menyepakati tetap pada Negara Kesatuan. Namun yang kita pilih bukan negara kesatuan yang setralistis tetapi dengan otonomi yang luas bagi daerah-daerah. PRRI tidak pernah memperjuangkan bentuk diluar negara kesatuan.

            Berbicara tentang otonomi daerah yang luas itu dari banyak literatur kita mngetahui bahwa sistem itu semenjak lama telah dilaksanakan di Minangkabau. Kita mengenal Nagari sebagai republik – republik kecil yang selalu hidup berdampingan secara damai. Demokrasi dengan segala perangkatnya bukan hal baru bagi urang Minang.

 

PERAN POLITISI DIMASA MENDATANG

 

            Yang dimaksud dengan politisi atau insan politik sebenarnya sangat luas,karena berkaitan dengan kata politik yang menurut ensiklopedi Indonesia menyangkut kegiatan pressure groups atau hubungan dan masalah kemanusiaan secara mendasar. Namun untuk artikel ini marilah kita ambil arti sempit berkaitan dengan pemilihan tokoh-tokoh politik dari apa yang kita hadapi sekarang ini.

             Dalam dunia demokrasi modern dianut sistem perwakilan, sehingga dengan demikian kehendak dan keinginan yang sama atau bersamaan disalurkan melalui partai politik. Para wakil rakyat yang dipilih melalui partai politik inilah yang nanti akan mewakili kita di Dewan Perwakilan Rakyat mulai dari tingkat kota dan kabupaten, propinsi  sampai nasional yang diatur secara ketat oleh Undang Undang Negara.

            Sesuai dengan sistem trias politica maka kelompok yang dinamakan legislatif ini peran dan wewenangnya sangat besar karena tidak hanya menyiapkan aturan permainan dari pemerintahan atau eksekutif dan peradilan atau yudikatif tetapi juga melakukan tindakan pengawasan. Emulumen dan fasilitas yang diberikan pada mereka sangat besar. Penerimaan mereka melebihi pnerimaan seorang profesor. Bahkan menurut rekan saya ada yang terima take home pay sampai 100 juta sebulannya.

            Karena itu harapan pada para politisi ini sangat besar. Semenjak kita merdeka kita telah mengalami masa – masa silih berganti. Terakhir pada politisi yang menamakan wakil rakyat yang tinggal stempel di zaman orba sampai pada masa kebablsan dizaman reformasi yang kita hadapi sekarang ini yang kita benahi.

            Kalau politik berkaitan erat dengan pressure groups, maka dinegeri ini dibuktikan bahwa mahasiswa beberapa kali telah memainkan peran yang besar sebagai prssure groups dalam merubah keadaan kemasyarakatan. Kalau kita fokuskan pada masyarakat Minagkabau maka masalahnya adalah bagaimana peran mahasiswa Minang setelah keadaan urang Minang yang secara gamblang disinyalir Bapak Yusuf Kalla Menko Kesra di Jambi sewaktu mengukuhkan GALA menurut adat budaya Minangkabau pada Gubernur Jambi.

APA  YANG PERLU KITA CERMATI

 

            Satu kelemahan urang Minang hasil penelitian kami di Jawa Barat adalah kepercayaan diri atau Echo nya terlalu besar. Sulit menerima pendapat orang lain. Pendapat mereka sajalah yang benar. Kalau tidak mau memperhatikan apa yang salah maka kita akan membuat kesalahan yang sama berulana-ulang.

            Filsafah urang Minang yang terkenal adalah Alam takambang jadi guru. Alam mengajartkan bahwa dari pengalaman jatuh bangun, baik dari pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain membuat kita makin arif dan makin pintar. Rasanya dari alam takambang jadi guru itulah para politisi kita tidak makin arif dan makin pintar. Beberapa kasus menonjol adalah;

            Adat budaya kita mengajarkan anak dipangku kemenakan dibimbing, urang kampuang dipatenggangkan jago nagari jan binaso  pengalaman PRRI adalah pengalaman paling pahit yang membuat etnis minang mati kutu dan jatuh tapai.

            Setelah ada kesempatan bangkit, tidak terlihat suatu upaya ekstra dari para politisi urang Minang dalam menggunakan kearifan dan kepintarannya. Tidak terasa ada suatu tindakan yang berdampak besar. Disinilah kita menggunakan polotisi dalam arti luas, dalam kaitan pressure groups diatas yang tidak sebatas yang duduk di DPR dan DPRD.

            Kita lihat saja bagaimana permainan pressure groups dari etnis Yahudi, pressure groups dari orang Cina dll. Apa kata Yahudi itu kata Amerika itu pula dan itu pula kata dunia. Apa kata pressure groeps orang Cina itu kata pembesar kita sampai bagian terbesar ekonomi dipegang etnis Cina. Sebaliknya menurut Dr. Happy Bone lebih dari 20% di DPR sekarang ini ada urang Minangnya termasuk urang sumando. Tidak sedikit urang Minang yang hebat punya pengaruh, punya dan dan tidak sedikit di bank – bank . menurut Gubernur Sumabar lebih kurang 20% urang Minang miskin. SDMnya terpuruk. Pembangunan di Ranah Minang terseok – seok. Makan lah sambalado Ota masoih lauk lauk

            Rasanya dalam menghadapi masa depan Ranah Minang sasakik sasanang sahino samalu. Kalurah samo manurun ka bukik samo mandaki. Kaba baik bahimbauan kaba buruak bahambauan sudah tidak dipahami dengan benar. Yang  masih ramai adalah gerakan – gerakan sesaat. Apakah itu halal bi hala..kalau terjadi musibah, malam  kesenian dll. Tak ada yang berkelanjutan. Politisi DPRD datang ke rantau, beberapa kali diadakan seminar lokakarya. Habis kunjungan, habis seminar, habis pula cerita.

            Satu – satunya DPRD di negeri ini yang seluruh anggotanya dijadikan tersangka dalam tuduhan korupsi adalah DPRD Sumatra Barat. Semua kita mengetahui bahwa kasus seperti itu dengan ragam yang berbeda terjadi dimana – mana. Katanya ( menurut seorang anggota DPR RI yang pernah membicarakan masalah ini dengan Wapres ( di DPRD Sumbar ada janggo yang tidak lagi punya kearifan politisi urang Minang. Harimau diparuik, kambiang juo dimuluik. Gabak di hulu tando ka hujan, maelo rambuik dalam tapuang Alun takilek lah takalam dll yang diajarkan adat budaya Minangkabau.

            Praktek manggarejaikan kawan ala panjat batang pinang makin menggejala. Akibatnya main langka  pipmpinan urang minang yang disegani, berwibawa dan dipercaya. Rasanya urang Minang sekarang seperti anak ayam kehilangan induak. Pertama – tama masalah ini adalah masalah pressure groups. Tak ditumbuhkan iklim lahirnya sang pemimpin, patah tumbuah hilang baganti, tak dihayati lagi nilai – nilai yang tinggi yang pernah kita punyai. Makin berantakan keadaan.

 

NILAI – NILAI DAN POLITISI URANG MINANG SAISUAK

 

            Bukanlah untuk menggelembungkan diri kalau saya mengagungkan politisi urang Minang saisuak. Justru kemajuan yang dicapai umat manusia berpangkalkan kajian dan penelitian dari apa yang baik yang telah dicapai. Maambiak contoh ka nan sudah maambiak tuah ka nan manang. Apa yang paling berharga dari apa yang dipunyai urang Minang terutama adalah nilai – nilai. Biasanya orang menyempurnakan apa yang baik yang dipunyainya dan yang dipunyai orang lain serta menyesuaikan nya dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi untuk dapat diperoleh hasil yang lebih baik.

            Masih belum dua generasi penuh. Masih ada yang masih hidup yang mengalami sendiri bagaimana mentalitas politisi urang Minang saisuak. Yang sangat berkesan adalah bagaimanapun mereka berbeda partai dan faham, kalau sudah menghadapi masalah nagarinya Ranah Minang mereka melupakan faham dan kelompok mereka.

            Saya yang pernah tinggal di sebelah rumah Bung Hatta di Bukittinggi menyaksikan sendiri, bila beliau pulang, berdatanganlah pemimpin urang awak dari berbagai aliran dan faham,membicarakan apa yang terbaik bagi negeri ini. Begitupun setelah saya mahasiswa di Merapi 16 jogjakarta, Yamin, Natsir, Chairil Saleh dll dengan beberapa tokoh dari berbagai aliran dan faham mencontohkan pada kami para mahasiswa bersatu dalam satu tujuan yang sama.

            Suatu keunggulan urang Minang menurut Buya Mas ud Abidin justru kepintarannya berdiplomasi, kepiawainnya dalam berunding yang diajarkan adat budayanya bialah kapalo baluluak asal tanduak lai makan, ikan di lauik lah tahu jantan batinonyo dll. Rasanya nilai – nilai ajaran adat budaya itu benar yang kini tidak  dihayati lagi walaupun masih diulang – ulang dipampangkan sebagai slogan.

            Kecintaan dan kepedulian pada negeri leluhur dibuktikan juga oleh bangsa – bangsa besar. Kita baca dalam literatur berbagai tindakan heroik urang Jepang demi negeri. Yang terakhir adalah kepedulian perantau Cina memainkan peran pressure groups dengan upaya yang mereka namakan Overseas Chinese onvention. Inilah yang sangat berbeda dengan upaya Kembali ke Nagari yang diteriakkan oleh urang Minang dengan Otonomi Daerahnya yang sekarang masih diperdebatkan 

 

HARAPAN KA URANG MUDO DI RANAH MINANG.

 

            Sebagai perantau Minang yang katanya suda 70 % jumlahnya dari urang Minang yang kini sudah 12 juta, sudah waktunya kita melihat pada kenyataan. Nampaknya kita harus fokus agar politisi yang sedang kita pilih dapat berfungsi sebagai pressure groups

Bagi hari depan yang cerah untuk Ranah Minang.

            Suatu kenyataan generasi yang tua yang ada di rantau ( yang diharapkan sebagai pressure groeps ) banyak yang sudah pada go national, bahkan go international.masalah masalah regional rasanya dipermasalahkan seperti selama ini, bila ada masalah yang melibatkan mereka. Bahkan tidak sedikit yang acuh. Ini tentu ada sebabnya. Sebab dan solusinya perlu dicari dan dipelajari di daerah, di Ranang Minang.

            Rang mudo dirantau, kalau tidak ada langkah ekstra akan makin jauh. Mereka tidak lagi memahami nilai – nilai adat budaya Minangkabau, apalagi dengan makin besarnya generasi muda hasil kawin campuran. Bahkan bagian terbesar Rang <udo Minang perantauan makin banyak yang tidak lagi memahami bahasa Minangkabau.

            Sudah masanya kita menggugah seluruh urang Minang, termasuk yang kini sedang berkuasa untuk mengoreksi diri kelemahan sendiri. Sekarang masanyalah masanya kita menumpahkan harapan pada insan politik dalam arti Pressure groups masa depan dan pada rang mudo di Ranah Minang sendiri.

            Kalau masalah politik tidak dapat dilepaskan dari masalah ekonomi, masalah kemakmuran anak kemenakan, maka suatu pertanyaan adalah apakah kemakmuran itu hanya ada di rantau, di kota besar yang kalau perlu biar jadi kaki lima atau jadi TKW. Apakah kemakmuran tidak dapat dibangun dan diciptakan di Ranah Minang.,

      Kalau pembangunan harus dimulai dari bawah, rasanya pembangunan NAGARI adalah yang paling tepat. Bagaimana membut nagari menarik jadi daya tarik dan kebanggan masa depan Ranah Minang. Inilah harapan pada politisi urang Minang, pada rang mudo di Ranah Minang/ semoga Alah akan mengabulkan usaha yang baik. Amien

 

 

 

 

 

 

____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke