RE: [RantauNet] System Pendidikan di Indonesia

2001-01-28 Terurut Topik Okto Yudian Darsun

Assalamu'alaikum wr, wb!

Maaf saya tergelitik untuk mengomentari, ini merupakan pendapat saya saja.

Sistem pendidikan memang sangat menentukan kualitas suatu bangsa.
Indonesia belum merupakan negara yang memperhatikan hal ini disebabkan
masih disibukkan oleh hal-hal ekonomis dan politis. Di masa keadaan politis
lebih stabil saja hal ini hanya merupakan suatu wacana saja tidak pernah
ter-
implementasikan apalagi saat sekarang.

Para siswa sekarang (mungkin bahkan guru) tidak mengerti apalagi memahami
filosofi dari ilmu-ilmu yang diajarkan di sekolah.
Kontribusi ilmu-ilmu matematika, fisika, kimia dsb sangat banyak manfaatnya.
Seperti fisika, matematika dan atau aljabar sebenarnya sarat dengan hal-hal 
yang berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari bahkan kehidupan 
sosial kemasyarakatan. 
Teori Himpunan misalnya, berisikan bagaimana benda atau semesta dalam suatu
cartesian itu berhimpun dan antar himpunan ada suatu relasi yang jenisnya
beraneka ragam ada satu-satu, satu-banyak, banyak-satu dsb. Kemudian
bagaimana
suatu himpunan dengan himpunan yang lain dapat didefinisikan dengan adanya
suatu
fungsi f(x).

Jika hakekat ilmu himpunan ini saja benar-benar difahami maka akan
mendapatkan suatu
hal yang luar biasa.

Jika di "semesta" ini terdiri dari berbagai "himpunan" yang di"peta"kan oleh

suatu "fungsi" yang dapat merubah suatu "member" "domain" menjadi "member1" 
do "co-domain" yang lain.

Ini hanyalah salah satu contoh kecil manfaat dari ilmu aljabar yang dapat
diterapkan
di kehidupan sosial kita.
Apalagi jika dikaji ilmu integral dan differensial.

Itu lain dengan adanya ilmu binari dan metode numeric alangkah ringannya,
pekerjaan
kita sekarang dengan adanya automatisasi, komputer, dan jangan sekali-kali
hal ini
anda ragukan di depan seorang proggrammer komputer yang sangat berterima
kasih kepada 
guru SMP atau SMP yang mengajarkan metode bilangan ini.

Sistem pendidikan bukanlah sekedar pengajaran tetapi benar-benar mendidik,
merubah
suatu pola yang kurang baik menjadi lebih baik.

Teknik penyampaian meteri mungkin bisa dibuat sedemikian rupa sehingga
menarik 
dapat memberikan inspirasi bagaimana hal- tsb dapat bermanfaat sebagai bekal
kelak
Contohnya matematika mungkin dapat dibantu dengan metoda simulasi.

Wassalam,

Yudian
-Original Message-
From: Darul Makmur [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Monday, January 29, 2001 9:02 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [RantauNet] System Pendidikan di Indonesia



Ass.ww

Pendapat dibawah ini baik direnungkan bagi kita semua, terutama para penentu
dunia pendidikan kita.

Wass.ww
  - Original Message -
  From:   "Nugroho" [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Cc: [EMAIL PROTECTED]
  Sent:   26 January, 2001 12:07
  Subject:[manajemen] Re: [gedeprama] System Pendidikan di Indonesia
 
 
   PENDIDIKAN MISMATCH DENGAN REAL LIFE,
   KRITIK DARI PENGALAMAN.
  
   Sistem pendidikan di dunia (apalagi Indonesia) memang payah. Berikut
ini
   beberapa pengalaman pribadi  :
   - Lulus SMA, saya tidak bisa kerja apa-apa, membuka usaha sendiripun
 tidak
   pernah diajari caranya.
   -  Pelajaran seperti Matematika itu (teori himpunan, persamaan
aljabar,
   sinus cosinus trigonometri) 90% tidak ada gunanya dalam kehidupan riil
  saya
   sekarang.  Padahal saya belajar susah payah di SD dan SMP dalam waktu
9
   tahun.  Kalau saya mau dan memang diperlukan, saya bisa belajar semua
 itu
   dengan mudah di Universitas dalam waktu 1-2 tahun saja, termasuk
sampai
   Matematika lanjutan (Kalkulus Lanjutan, Statistika Lanjutan). Saya
telah
   belajar itu di S-1. Itupun dalam pekerjaan jarang dipakai, kecuali
   bidang-bidang tertentu.
   - Sebagian besar pelajaran adalah hafalan dan tidak ada gunanya untuk
   mendukung perjuangan hidup. Coba seandainya kurikulum untuk kerja
kebih
   diprioritaskan antara lain Bertani, Berdagang, Membuka Usaha, Bengkel
 dsb
   - Penilaian tidak ada kaitannya dengan keberhasilan hidup.  Wiraswasta
  yang
   bloon di sekolah bisa jauh lebih sukses dari orang pintar di sekolah.
 Saya
   lihat sendiri banyak contohnya.
   - Tidak jelas pelajaran untuk pengembangan DIRI (self development),
  padahal
   ini adalah sebagian besar dari faktor pembentuk kepribadian manusia.
 Orang
   sukses jadi wirausaha atau manajer bukan karena karena nilai sekolah
  tinggi,
   tetapi karena sifat ulet, kreatif, interpersonal skill baik, teknik
   berbicara efektif, dll, yang tidak pernah diajarkan.
   - Sedikit sekali learning by doing, padahal itu yang paling mendidik.
  yang
   ada adalah hitungan dan hapalan mati.
  
   Tidak heran jika anak-anak kita bisanya tawuran.  Tidak heran begitu
  banyak
   pengangguran pasca SMA.  Tidak heran sarjana tidak bisa kerja. Tidak
 heran
   kita begitu terkebelakang.
  
   Kesimpulan, sudah pasti ada mismatch antara real life dengan sistem
   pendidikan kita.
  
   Idealnya?
  
   Idealnya, lulus SMA harus bisa MANDIRI, bisa kerja kantoran level
rendah
   atau wirausaha.  

Re: [RantauNet] System Pendidikan di Indonesia

2001-01-28 Terurut Topik Z Chaniago

Assalamu'alaikum WW

Mambaco posting Mamak , tantang Guru, ambo takana wakatu baru masuak 
perguruan tinggi..kabatulan ambo di MIPA pas liburan semester pertamo 
ambo basuo jo kawan ambo nan kuliah di IKIP jurusan Fisika,
dek kawan dakek ambo batanyo ka kawan itu , apo buku nan dipakai ?
Di jawab dek kawan ambo coiko "Buku nan dipakai iyo buku untuak anak SMA 
sajo nyo samo diktat dari dosen, kan kami hanyo untuak maaja anak SMA" , 
tantu ambo takajuik.. jadi baitu caro pikiran calon guru... ataukah itu caro 
pendidikan calon guru... jadi wakatu itu kawam ambo itu indak tau jo buku 
Dasar Fisika karangan Halliday Resnick, Seark Zermansky dll ... nan labiah 
banyak isinyo tantang filosofi fisika sebagai dasar untuak maajakan ka anak 
muriknyo...
padohal kalau diliek asa alah mangarati jo filosofi dari hukum fisika itu 
mancari etongan dengan rumus-rumus nan banyak itu tantu labiah mudah dan 
juo contoh buku diateh adolah buku-buku nan umum dipakai di PT bukan hanyo 
untuak anak MIPA sajo..

Dengan ilustrasi diateh tantu indak ka heran awak kalau guru itu banyak nan 
hanyo mendikte alias pendikte..

Wassalam
Z Chaniago - Palai Rinuak

From: "Darul Makmur" [EMAIL PROTECTED]

Belum lagi jika ditinjau dengan kwalitas guru yang mentransfer ilmu, yang
mayoritas adalah pendikte, dimana mau tak mau harus ditelan oleh anak 
didik.
Guru tersebut juga mempunyai ilmu 1/2 dari yang seharusnya dan yang dapat
diserap anak didik mungkin 1/2 atau sepertiga dari guru. Jadi nilai
"transfer of knowledge" seberapa.

Wass.ww
St.P


_
Get your FREE download of MSN Explorer at http://explorer.msn.com


RantauNet http://www.rantaunet.com
=
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke / To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email / Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
- mendaftar: subscribe rantau-net [email_anda]
- berhenti: unsubscribe rantau-net [email_anda]
Ket: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
=
WebPage RantauNet dan Mailing List RantauNet adalah
servis dari EEBNET http://eebnet.com, Airland Groups, USA
=