[wanita-muslimah] Kemenangan Soeharto Dikhawatirkan Merembet ke Kasus Lain

2007-09-11 Terurut Topik irwank
Kado buat ORBA dan pendukungnya..  Kumaha yeuh '
http://www.soehartoincbuster.org/' ?
Putusan dari MA 30/08/2007.;
http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/09/tgl/10/time/180132/idnews/828086/idkanal/10

Bener kan.. ORBA dah bangkit terangan.. gak sembunyi lagi..
CMIIW..

Wassalam,

Irwan.K

http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/09/tgl/11/time/131430/idnews/828425/idkanal/10

11/09/2007 13 javascript:void(0):14 WIB

Kemenangan Soeharto Dikhawatirkan Merembet ke Kasus Lain
 Gagah Wijoseno - detikcom
  http://ad.detik.com/link/peristiwa/prs-krazymarket-tower.ad/ *
Jakarta* - Putusan kasasi MA yang memenangkan mantan presiden Soeharto dalam
perseteruannya dengan majalah Time Asia diduga akan berdampak pada kasus
lain. Salah satunya gugatan perdata terhadap Soeharto yang dilancarkan
Kejagung.

Ini sepertinya menggembosi upaya Kejagung dalam kasus lawan Soeharto, kata
kuasa hukum Time Asia, Todung Mulya Lubis, di kantornya, Gedung Mayapada
lantai 5, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (11/9/2007).

Padahal tulisan yang terdapat dalam majalah Time Asia tahun 1999 dilakukan
melalui riset berbulan-bulan. Penelitiannya pun tidak hanya di Indonesia,
tapi juga beberapa negara lainnya. Validitas hasil riset juga diakui jaksa
agung waktu itu, Marzuki Darusman.

Jaksa agung waktu itu, Marzuki Darusman, menggunakan data ini untuk
penyelidikan di kejaksaan, katanya.

Data ini juga digunakan dalam penyelidikan kasus Soeharto saat ini.

Soal pencemaran nama baik, isi yang terdapat dalam majalah Time itu, imbuh
dia, bukan barang baru. Media-media lain pun sudah memberitakan hal yang
sama.

Kuasa hukum Time lainnya, Lelyana Santosa, mengatakan, sebagai negarawan
Soeharto tidak punya reputasi lagi. Hal itu nyata karena sudah ada Tap MPR
yang memerintahkan penyelidikan dugaan KKN Soeharto.

Itu kan belum pernah dicabut berarti masih ada sampai sekarang, katanya.
* (umi/nrl)*


[Non-text portions of this message have been removed]



Fwd: Re: [wanita-muslimah] Re: Muhammad dan Kaum Cerdik Pandai Kristen

2007-09-11 Terurut Topik Awan Biru
Sorry kalau ke kirim ke Japri, yang pasti saya nggal miant japiran dengan rsa. 
he...he... jadi saya jangan dijapri.
  
Note: forwarded message attached.

   
-
Boardwalk for $500? In 2007? Ha! 
Play Monopoly Here and Now (it's updated for today's economy) at Yahoo! Games.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Muhammad dan Kaum Cerdik Pandai Kristen

2007-09-11 Terurut Topik Awan Biru
herman... jelas jelas yang nebar prasangka anda, tapi dituduhkan ke orang lain.
  kejujuran anda dimana ? 
  makanya saya takut kalau orang orang segolongan/setipikal/semodel anda 
berkuasa, pasti orang yang nggak sependapat pasti akan dieksekusi, muslim, 
non muslim sama aja...
   
  jadi ingat HeMan...
   
  Salam
  AB
  Note
  tadinya saya coba cari koran indonesia lain yang ada artikel tentang Muhammad 
tanpa SAW. Kalau seandainya ketemu, apakah artinya Koran itu antek kristen 
juga ?? Tapi akhirnya malas karena percuma, karena berhadapan dengan orang 
yang nggak punya  kejujuran intelektual.
   
  PrasangkaNuduh Melabeli Tokek 
  

lasykar5 [EMAIL PROTECTED] wrote:
Santai saja mas, wong sampeyan yang ribut gini ko malah nanya2 kenapa 
diributkan dan menebar prasangka. Saya kan hanya nulis mas, sama persis spt 
Guntur juga nulis. 
   
  Sekarang anda bisa sedikit simpati kan (gak harus full simpati, apalagi 
empati) bagaimana perasaan sebagian orang yang tersinggung terhadap Guntur dan 
tulisannya, sebagaimana perasaan anda sekarang terhadap saya dan tulisan saya 
...? 
   
  Glad to know i can get my message across ... :-)
   
  salam,
  satriyo
   
  PS: ini kali terakhir saya juga teruskan japri-nya, maaf for the 
inconvenience. just making sure my message gets through due to the moderation 
... thx.

 
  On 9/11/07, Miftah al-Zaman [EMAIL PROTECTED] wrote:   Kalau sudah tahu 
wajar kenapa diributkan dan akhirnya
menebar prasangka?

Lagipula, siapa sebenarnya yang melarang menggunakan 
identitas yang dalam hal ini adalah penulisan SAW
dan sebagainya itu? Apa dikira bahwa sebenarnya editor
Kompas yang kafir Kristen itu yang melarangnya? Ini
kan cuma soal penulisan saja. Kalau saya menulis Allah 
saja, atau ditambahi Allah SWT, atau diperpanjang
Allah Subhanahu wa Ta'ala, atau sekalian Allahu Laa
Ilaaha Illah wa al-Hayy al-Qayyum, atau God, the
Almighty the Omnipotence, atau apalah lainnya, itu
semua tidak mengurangi atau melebihi rasa hormat kita
masing-masing. Apa maksud dan tujuan penulisan itu kan
kita bisa rasakan ini sebuah puji-pujian, yang biasa
saja, atau sebuah cemooh penghinaan. Apa kita ini
begitu bodoh sehingga tidak tahu suatu tulisan itu
sebenarnya bertujuan apa atau bernada seperti apa.
Juga tidak ada urusan dengan identitas. Apanya lagi
yang harus dipertegas? Untuk apa pula harus
dipertegas? Guntur Romli itu sudah muslim, yang 
dibahas Nabinya muslim, Allahnya muslim, lalu apalagi?
Kalau mau identitas, kenapa tidak sekalian di
artikelnya diawali dengan kaligrafi
Bismillahirrohmanirrohim, di tepi-tepinya dikasih
finyet kaligrafi, di latar belakang ada emboss gambar 
pohon kurma, kalau perlu ada kata pengantar dari Raja
Arab, atau Mullah Omar, sertifikat bebas tidak
menghina dari MUI, atau apalagi? Atau disela-sela
artikelnya, dikit-dikit ada Subhanallah,
Astaghfirullah, Alhamdulillah dsb? 

Apa tipikal muslim itu dimana-mana begini ya? Merasa
Nabinya harus dihormati, maka yang tidak menulis SAW
harus dikecam tidak sopan, tidak adab, dan harus nurut
untuk selalu menulis SAW, kalau tidak segera dituduh, 
yaaah ... itu koran kafir Kristen, tamu yang
ngelunjak, mau nguasai negeri dst. dst. Merasa bahwa
dirinya akan puasa, maka yang lain harus hormat, harus
menutup warung atau restorannya, kalau tidak nanti
digeruduk dan dikepruki, dst. dst. 

Kenapa sih soal penulisan begini saja kok diributkan,
lalu diolor ke tuduhan bahwa media Kristen ngelunjak,
dan orang Kristen mau menguasai negeri ini.

NB: Berikutnya tolong tidak usah di-cc ke japri. 
Langsung saja di forum. Thanks.

MZ

--- lasykar5 [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Jadi wajar dong ya Bu Mei, dengan dalih 'umum' dan
 'khusus', bahwa koran itu 
 bukan forum dakwah, maka jangan tunjukkan identitas
 muslim, cukup Muhammad,
 tidak perlu Rasulullah, atau Muhammad SAW atau Nabi
 Muhammad ... tidak perlu
 Allah SWT, cukup Tuhan. Lagian Kompas kan memang 
 Koran Kristen ... like it
 or not. Rahasia 'umum' ... bukan 'khusus' :-)

 Pantas saja kalo muslim di negeri ini jadi tamu di
 rumah sendiri, serba
 salah dengan posisi para tamu yang relatif sangat 
 berkuasa di bidang
 finansial dan media walau mereka minoritas ... tamu
 yang diterima dengan
 sopan sekarang ngelunjak, bertingkah dan malah punya
 target mengambil alih
 'rumah' ... walau tidak mereka akui ... :-) 

 Waa Islama ...!

 salam,
 satriyo


 On 9/8/07, L.Meilany [EMAIL PROTECTED]
 wrote:
  
   Nama saya kok disebut-sebut  :-)
  Saya sependapat dengan Pak Miftah, bahwa tulisan
 di KOMPAS
  yg notabene suratkabar umum adalah bukan dimaksud
 sebagai kutbah jum'at, 
  dakwah.
  Kalo tak salah ingat oleh KOMPAS di muat di rubrik
 bentara semacam kupasan
  sastera, buku2 gitulah, bukan
  di rubrik agama.
  Untuk hal ini Allah SWT juga sering ditulis 
 sebagai Tuhan saja, meskipun
  uraiannya menyangkut Islam.
 
  Jadi dzikir, shalawatnya didalam hati saja :-)
 
  Salam
  l.meilany
 
  - Original Message -
  *From:* lasykar5 [EMAIL PROTECTED]
  *To:* 

[wanita-muslimah] Umat Islam pernah dilarang minum kopi

2007-09-11 Terurut Topik radityo djadjoeri
Dari penelusuran sejarah minum kopi, ternyata (pemerintahan) Islam di Timur 
Tengah pernah melarangnya. Tidak jelas bunyi fatwanya. Ataukah dikaitkan dengan 
kebiasaan Nabi Muhammad yang tak minum kopi atau tidak:
   
  Sejarah kopi dapat ditelusuri jejaknya dari sekitar abad 9, di dataran tinggi 
Ethiopia. Dari sana lalu menyebar ke Mesir dan Yaman, dan kemudian pada abad 15 
menjangkau lebih luas ke Persia , Mesir, Turki dan Afrika utara.

Pada awalnya kopi kurang begitu diterima oleh sebagian orang. Pada tahun 1511, 
karena efek rangsangan yang ditimbulkan, dilarang penggunaannya oleh para imam 
konservatif dan othodoks di majelis keagamaan di Makkah. Akan tetapi karena 
popularitas minuman ini, maka larangan tersebut pada tahun 1524 dihilangkan 
atas perintah Sultan Selim I dari Kesultanan Utsmaniyah Turki. Di Kairo, Mesir, 
larangan yang serupa juga disahkan pada tahun 1532, di mana kedai kopi dan 
gudang kopi ditutup.


e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
Building a website is a piece of cake. 
Yahoo! Small Business gives you all the tools to get online.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Muhammad dan Kaum Cerdik Pandai Kristen

2007-09-11 Terurut Topik Awan Biru
Di subject ini, cara beramal anda ke Allah ( semata untuk Allah ) adalah
  1. Memaki Penulis ( Guntur ) nggak punya adab dan nggak punya respek
  2. Menuduh Guntur Bohong besar dan mutakhir
  3. Berburuk prasangka terhadapa Kompas sebagai antek kristen karena dimuatnya 
tulisan Guntur 
   
  Nama Allah kok cuma dipakai sebagai alasan untuk kepentingan pribadi, pakai 
kata Semata untuk Allah lagi
   
  Salam
  AB
   
  

lasykar5 [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kalo anda percaya pada Allah, beriman dan yakin bahwa setiap amal yang anda 
lakukan itu semata karena Allah, yakin deh, tidak ada yang percuma ... tapi krn 
anda sejajarjan diri dengan Tokek ya ... herman juga jadinya ...

  On 9/11/07, Awan Biru [EMAIL PROTECTED] wrote:  
  Salam
  AB
  Note
  tadinya saya coba cari koran indonesia lain yang ada artikel tentang Muhammad 
tanpa SAW. Kalau seandainya ketemu, apakah artinya Koran itu antek kristen 
juga ?? Tapi akhirnya malas karena percuma, karena berhadapan dengan orang 
yang nggak punya  kejujuran intelektual. 
   
  PrasangkaNuduh Melabeli Tokek 


lasykar5 [EMAIL PROTECTED] wrote:
Santai saja mas, wong sampeyan yang ribut gini ko malah nanya2 kenapa 
diributkan dan menebar prasangka. Saya kan hanya nulis mas, sama persis spt 
Guntur juga nulis. 
   
  Sekarang anda bisa sedikit simpati kan (gak harus full simpati, apalagi 
empati) bagaimana perasaan sebagian orang yang tersinggung terhadap Guntur dan 
tulisannya, sebagaimana perasaan anda sekarang terhadap saya dan tulisan saya 
...? 
   
  Glad to know i can get my message across ... :-)
   
  salam,
  satriyo
   
  PS: ini kali terakhir saya juga teruskan japri-nya, maaf for the 
inconvenience. just making sure my message gets through due to the moderation 
... thx.

 
  On 9/11/07, Miftah al-Zaman [EMAIL PROTECTED]  wrote:   Kalau sudah tahu 
wajar kenapa diributkan dan akhirnya
menebar prasangka?

Lagipula, siapa sebenarnya yang melarang menggunakan 
identitas yang dalam hal ini adalah penulisan SAW
dan sebagainya itu? Apa dikira bahwa sebenarnya editor
Kompas yang kafir Kristen itu yang melarangnya? Ini
kan cuma soal penulisan saja. Kalau saya menulis Allah 
saja, atau ditambahi Allah SWT, atau diperpanjang
Allah Subhanahu wa Ta'ala, atau sekalian Allahu Laa
Ilaaha Illah wa al-Hayy al-Qayyum, atau God, the
Almighty the Omnipotence, atau apalah lainnya, itu
semua tidak mengurangi atau melebihi rasa hormat kita
masing-masing. Apa maksud dan tujuan penulisan itu kan
kita bisa rasakan ini sebuah puji-pujian, yang biasa
saja, atau sebuah cemooh penghinaan. Apa kita ini
begitu bodoh sehingga tidak tahu suatu tulisan itu
sebenarnya bertujuan apa atau bernada seperti apa.
Juga tidak ada urusan dengan identitas. Apanya lagi
yang harus dipertegas? Untuk apa pula harus
dipertegas? Guntur Romli itu sudah muslim, yang 
dibahas Nabinya muslim, Allahnya muslim, lalu apalagi?
Kalau mau identitas, kenapa tidak sekalian di
artikelnya diawali dengan kaligrafi
Bismillahirrohmanirrohim, di tepi-tepinya dikasih
finyet kaligrafi, di latar belakang ada emboss gambar 
pohon kurma, kalau perlu ada kata pengantar dari Raja
Arab, atau Mullah Omar, sertifikat bebas tidak
menghina dari MUI, atau apalagi? Atau disela-sela
artikelnya, dikit-dikit ada Subhanallah,
Astaghfirullah, Alhamdulillah dsb? 

Apa tipikal muslim itu dimana-mana begini ya? Merasa
Nabinya harus dihormati, maka yang tidak menulis SAW
harus dikecam tidak sopan, tidak adab, dan harus nurut
untuk selalu menulis SAW, kalau tidak segera dituduh, 
yaaah ... itu koran kafir Kristen, tamu yang
ngelunjak, mau nguasai negeri dst. dst. Merasa bahwa
dirinya akan puasa, maka yang lain harus hormat, harus
menutup warung atau restorannya, kalau tidak nanti
digeruduk dan dikepruki, dst. dst. 

Kenapa sih soal penulisan begini saja kok diributkan,
lalu diolor ke tuduhan bahwa media Kristen ngelunjak,
dan orang Kristen mau menguasai negeri ini.

NB: Berikutnya tolong tidak usah di-cc ke japri. 
Langsung saja di forum. Thanks.

MZ

--- lasykar5 [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Jadi wajar dong ya Bu Mei, dengan dalih 'umum' dan 
 'khusus', bahwa koran itu 
 bukan forum dakwah, maka jangan tunjukkan identitas
 muslim, cukup Muhammad,
 tidak perlu Rasulullah, atau Muhammad SAW atau Nabi
 Muhammad ... tidak perlu 
 Allah SWT, cukup Tuhan. Lagian Kompas kan memang 
 Koran Kristen ... like it
 or not. Rahasia 'umum' ... bukan 'khusus' :-)

 Pantas saja kalo muslim di negeri ini jadi tamu di 
 rumah sendiri, serba
 salah dengan posisi para tamu yang relatif sangat 
 berkuasa di bidang
 finansial dan media walau mereka minoritas ... tamu
 yang diterima dengan
 sopan sekarang ngelunjak, bertingkah dan malah punya 
 target mengambil alih
 'rumah' ... walau tidak mereka akui ... :-) 

 Waa Islama ...!

 salam,
 satriyo


 On 9/8/07, L.Meilany  [EMAIL PROTECTED]
 wrote:
  
   Nama saya kok disebut-sebut  :-)
  Saya sependapat dengan Pak Miftah, bahwa tulisan
 di KOMPAS
  yg notabene suratkabar umum adalah 

[wanita-muslimah] Mohon maaf Lahir Batin

2007-09-11 Terurut Topik Tri Budi Lestyaningsih (Ning)

Ass wR. wB,

Dear all,
Mohon maaf lahir dan batin atas segala kesalahan saya, yang sengaja
ataupun tidak.
Mudah-mudahan puasa kita tahun ini lebih baik dari puasa-puasa kita
sebelumnya.
Wassalaam,
-Ning


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Kolom IBRAHIM ISA -- MURIDAN DAN TESIS PAPUA-MALUKU

2007-09-11 Terurut Topik isa
*Kolom IBRAHIM ISA*

*---*

*Selasa, 11 September 2007.*



*MURIDAN DAN TESIS PAPUA-MALUKU*


Hari Rabu - 12 September 2007, (Kukira) mestinya adalah hari yang p e n 
t i n g dalam kehidupan intelektual sahabatku, cendekiawan muda 
Indonesia, MURIDAN S. WIDJOYO. Karena besok siang, . . . . untuk 
praktisnya, sebaiknya dikutip saja di bawah ini undangan yang dikirimkan 
Muridan kepadaku: (Dalam bahasa Inggris)


*Defence Invitation*


You are cordially invited to

the public defence of the PhD thesis


*Cross-Cultural Alliance-Making and Local Resistance*

*in Maluku during the Revolt of Prince Nuku, c. 1780-1810*


by


Muridan Satrio Widjojo

on Wednesday 12 September 2007, at 15:00 to 16:00,

at Lokhorstkerk, Pieterskerkstraat 1, 2311 SV Leiden,

Ph. 071-512 3392.


The reception will be held on the same day at 16:00 to 18:00 at

Clusius Café, Hortus Botanicus, Rapenburg 73, 2311 GT Leiden,

Ph. 071-527 7249.


* * *


Jadi, besok itu, - antara jam 15.00 dan jam 16.00 Muridan akan 
mempertahankan tesisnya di Universitas Leiden untuk gelar PhD. Tentu, 
semakin banyak cendekiawan Indonesia, dari generasi muda, yang menambah 
dan meningkatkan pengetahuan mereka di Indonesia maupun di luarnegeri, 
berarti bertambah pula jumlah cendekiawan bangsa kita. Perkembangan ini 
membesarkan hati kita sebagai orang Indonesia. Setiap harinya entah 
berapa banyak cendekiawan Indonesia yang menyelesaikan studinya dengan 
baik. Suatu perkembangan yang amat perlu diperhatikan pemerintah dan 
memperbesar lagi jumlah anggaran pendidikan negara. Supaya negara 
menkonsekwenkan janji-janji yang menyatakan memperhatikan masalah 
pendidikan bangsa.


Kemajuan suatu bangsa, dalam arti penting tergantung pada jumlah dan 
kemampuan kaum cerdik pandainya mengabdikan hasil studi dan 
penelitiannya untuk kepentingan kemajuan dan pertumbuhan kekuatan 
ekonomi, politik dan budaya bangsa itu.


Berhasilnya Muridan S Widjoyo menyelesaikan postgraduate study-nya di 
Leiden, seyogianya disambut dengan gembira. Hal tsb juga merupakan 
dorongan bagi mahasiswa-mahasiwa Indonesia yang dalam jumlah besar 
sedang menempuh studinya di Amsterdam, Leiden, Utrecht, Delft, 
Wageningen, Groningen, Rotterdam dan perguruan tinggi lainnya di Belanda.


Studi Muridan S Widjoyo memang bagiku agak istimewa.

Ini disebabkan oleh tema, --- oleh masalah yang diangkat dan dijadikan 
bahan studinya. Yaitu latar belakar sejarah Papua dan Maluku. Ini 
penting sekali. Agar dalam menelaah masalah Papua dan Maluku, dan 
kasus-kasus lainnya, tidak sekadar atas dasar apa yang terjadi di masa 
kini. Yang sering menjadi ramai dibicarakan semata-mata karena kasus 
simbolik semata, seperti dikirbarkannya bendera Papua, dsb.


Diharapkan dalam meninjau dengan seksama masalah Papua, ditinjau dan 
diteliti pula latar belakang sejarahnya. Hal ini teramat penting bagi 
politisi yang sering mengedepankan dan mengangkat sesuatu kasus daerah, 
banyak terdorong oleh kepentingan politik seketika dari parpol-parpol 
yang bersangkutan. Lebih-lebih lagi dilakukan tanpa mempelajari dengan 
seksama inti masalahnya. Hal ini lebih-lebih lagi perlu diperhatikan 
bila masalahnya menyangkut kasus daerah, seperti Papua, Maluku , Aceh 
dan lain-lain.


Yang mendorong Muridan mengapa ia memilih tema ini, dijelaskannya sbb:


Konflik-konflik yang ada di antara masyarakat sekarang ini mendorong 
saya untuk melihat bagaimana sebetulnya konfigurasi masyarakat Indonesia 
Timur pada masa lalu.


Seperti yang dinyatakan dalam penjelasan Muridan, tesisnya menyangkut 
perjuangan lama yang dilakukan oleh kaum pemberontak Maluku dan Papua 
melawan VOC (Verenigde Oostindische Compagnie) dalam periode antara 
kira-kira 1780 - 1810, yang berlangsung di bawah pimpinan Pangeran Nuku 
dari Tidore. Dengan bantuan orang-orang Inggris kekuatan perjuangan 
Maluku dan Papua Nuku berhasil merebut kembali kesultanan Bacan dan 
Tidore, yang ketika itu ada di bawah perlindungan Belanda.


Selanjutnya, tulis Muridan dalam 'Korte Samenvatting' dari tesisnya: -- 
Salah satu dari konklusi penting desertasi ialah bahwa sukses 
pemberontakan tsb tidak seharusnya dikemukakan sebagai hasil terutama 
oleh konstruksi ideologi Maluku dan pengikutnya, seperti dikemukkakan 
oleh historikus L. Andaya. Sukses tsb terutama disebabkan oleh kenyataan 
bahwa Nuku dalam kampanyenya, secara optimal mampu menggunakan kekuatan 
pejuang-pejuangnya, kaum perampok Papua dan Gamrange, dan bersamaan 
dengan itu secara maksimal menggunakan kapasitas logistik kaum pedagang 
Seram Timur. Terlebih lagi Nuku dapat dengan pandai mengikat orang-oarng 
Inggris dan menggunakan para 'country traders' itu untuk kepentingan 
tujuannya sendiri.(terjemahan bebas dari bahasa Belanda - I.I.).


Dalam kesempatan lain Muridan menyatakan bahwa --- 'Desertasi ini akan 
menunjukkan bahwa gerakan-gerakan rakyat yang ada sekarang ini sudah ada 
sejak lama, bahkan sejak abad XVII. Jadi sebetulnya aspek-aspek dasar 
dari gerakan-gerakan 

[wanita-muslimah] Berkat versus Berhala

2007-09-11 Terurut Topik Sunny
http://www.indomedia.com/poskup/2007/09/08/edisi08/opini.htm

Berkat versus Berhala

bagi agama-agama Abrahamis

Oleh Dr. Paul Budi Kleden, SVD *



ABRAHAM, Berkat Bagi Segala Bangsa. Itulah tema bulan Nasional Kitab Suci 
Gereja Katolik Indonesia tahun 2007. Dengan ini orang-orang Katolik diajak 
untuk merefleksikan hakikat panggilannya di tengah dunia dewasa ini. Seperti 
Abraham, orang-orang Katolik, baik secara pribadi maupun bersama-sama sebagai 
satu persekutuan, diingatkan akan tujuan kehadirannya untuk menjadi berkat bagi 
masyarakat dan dunia. Orang Katolik tidak boleh menghayati imannya sebagai 
kendaraan untuk selamatnya diri sendiri. Sebaliknya, dia mesti sadar akan 
tugasnya di tengah dunia, menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Namun, apabila 
disadari bahwa Abraham merupakan tokoh kunci ketiga agama monoteis besar 
dunia(Yahudi, Kristen dan Islam), maka tema ini dapat pula merupakan ajakan 
bagi para pemeluk ketiga agama untuk merefleksikan, bagaimana mereka perlu 
memahami dan menghayati keimanannya agar sungguh menjadi berkat bagi 
bangsa-bangsa.

Kalau kita membaca Kitab Suci Perjanjian Lama (Yahudi-Kristen), maka kita 
menjumpai sosok Abraham sebagai seorang peziarah. Dia dipanggil dari kemapanan 
lingkungannya, dihantar keluar dari pandangan tentang Allah yang hidup di 
tengah kaum sebangsanya. Dia menjumpai bangsa-bangsa yang mempunyai tradisi 
keagamaan lain, bertemu dengan kelompok-kelompok orang yang memiliki budaya 
berbeda. Mereka ini bukanlah orang-orang yang tidak beriman dan warga yang 
tidak berbudaya. 

Namun, yang menjadi soal adalah bahwa kecenderungan penyembahan berhala di 
dalam agama-agama yang dijumpai Abraham. Penyembahan berhala, idolatri adalah 
ancaman bagi kehidupan keagamaan dan perdamaian bangsa-bangsa, dan Abraham 
dipanggil untuk menyatakan penolakannya yang tegas. Oleh kecenderungan ini, 
yang sementara dipaksa menjadi yang kekal, dan yang manusiawi didaulat untuk 
mengenakan mantel keilahian. Kerinduan manusia akan yang abadi hendak dipuaskan 
dengan yang fana, dan kebutuhan manusia akan yang tak berubah mau diredamkan 
dengan yang sementara. Tak ada lagi semangat pencarian, jiwa petualang 
dipandang identik dengan antiagama. 

Dengan penyembahan berhala terjadilah absolutisasi pandangan tentang Allah yang 
dianut dalam lingkungan sendiri. Allah yang benar adalah Allah yang dipahami 
dan dirayakan di dalam tradisi sendiri. Semua orang harus menerima pandangan 
yangtunggal ini. Kalau tidak bersedia ditobatkan, orang akan dihancurkan. Maka, 
orang menyatakan perang dan menghancurkan semua pandangan yang berbeda. Karena 
agama merupakan satu pilar identifikasi diri seseorang dan sekelompok 
masyarakat, maka perang dan penghancuran pandangan dan ritus keagamaannya 
adalah sama dengan perang dan penghancuran dirinya sendiri. Tak sedikit orang 
telah dikorbankan dan tak sedikit kebudayaan sudah dipunahkan karena 
absolutisasi ini.

Akibat lanjut dari penyembahan berhala adalah kemandekan dalam status quo. 
Ketika makhluk atau benda tertentu disembah sebagai ilah, maka apa yang 
dititahkannya tak boleh dibantah, dan apa yang diberikan benda itu merupakan 
segalanya. Sikap yang diharapkan adalah penerimaan mutlak. Fatalisme adalah 
sisi lain dari penyembahan berhala. Tak ada kritik, ada alternatif. Tak ada 
ruang untuk berubah dan mengubah diri.

Dalam sejarah, pandangan seperti ini mudah dimanipulasi secara politis dan 
ekonomis. Kepatuhan terhadap figur tertentu dimanfaatkan untuk melegitimasi 
kekuasaan, dan pemberhalaan benda tertentu dapat menjadi sumber keuntungan 
ekonomis yang besar. Kepasrahan absolut pada penguasa tertentu dan 
ketergantungan mutlak pada kepuasaan yang diberikan benda tertentu merupakan 
konsekuensi dari penyembahan berhala.

Bagaimanapun, penyembahan berhala dan fatalisme selalu membelenggu. Orang 
dikurung dalam pandangannya yang sempit, dan mengurung orang lain dalam 
anggapan sebagai musuh yang harus ditalukkan. Ini bukan situasi keimanan yang 
ideal, dan bukan kondisi hidup bersama yang dikehendaki.

Dari tengah situasi seperti ini Abraham dipanggil Abraham menjadi berkat bagi 
bangsa-bangsa dengan menjadi peziarah.Eksodus, keluar dari kemapanan dan 
mencari Allah dalam berbagai perjumpaan dan siatuasi baru, merupakan pengalaman 
Abraham. Bangsa Israel pun mengalami eksodus, keluar belenggu penjajahan Mesir. 
Di Mesir ada pemberhalaan kekuasaan politis Farao. Israel dibebaskan dan 
dihantar keluar dari situasi ini menuju satu kondisi hidup, di mana umat 
menjadi rakyat yang berdaulat dan mengontrol perilaku para rajanya. Yesus pun 
menghalamni eksodus, Dia melewati pertentangan dan konflik hingga penderitaan 
dan kematian sebagai konsekuensi dari sikap tegasnya menolak segala bentuk 
pemberhalaan.

Sebagaimana dikatakan di depan, penyembahan berhala merupakan ancaman yang 
serius bagi agama-agama, dan bahaya yang besar bagi perdamaian antarbangsa. 
Agama-agama mengingkari Allah, apabila menempatkan sesuatu yang lain sebagai 
Allah. Hal 

[wanita-muslimah] Harian Republika telah menyinggung perasaan umat Hindu

2007-09-11 Terurut Topik radityo djadjoeri
  Harian Republika telah menyinggung perasaan umat Hindu   
Tadi pagi saya terima email dari Bli I Gusti Purwaka yang tak saya kenal 
sebelumnya. Dari namanya, jelas dia orang Bali, dan pemeluk agama Hindu. 
Mungkin ia tahu emailku karena kebetulan saya memoderasi beberapa milis. 

Isinya sebagai berikut:

Bung Moderator, 

Semoga anda sudi memuat tulisan keluhan hati minoritas ini.

Shanti,

I.G. Purwaka
-- 

[EMAIL PROTECTED]




Lalu lampirannya saya buka. Saya pikir berbentuk sebuah tulisan opini. Ternyata 
sebuah puisi karya Saut Situmorang. Berikut isi lampirannya:

Harian Republika yang Islami itu dalam edisi 26 Agustus 2007 lalu memuat sajak 
seperti ini:

para pelacur pun
masih di kamarnya bergelut. dalam kabut
alkohol aku biarkan kata kata
menjebakku dalam birahi
rima metafora. kemulusan kulit
kupu kupumu dan garis payudaramu
yang remaja membuatku cemburu
pada para dewa yang, bisikmu,
menggilirmu di altar pura mereka.

Sajak itu karya seorang penyair yang bernama Saut Situmorang. Kalau saya baca 
kalimat -kalimatnya yang klise dan bombastis, penyairnya kelihatannya masih 
baru belajar menulis. Akan tetapi untuk penyair yang baru belajar sekalipun 
seyogyanya tidak pantas memakai kata-kata yang meletakkan seksualitas sebagai 
ukuran sastra. 

Sangat saya sayangkan Republika yang Islami itu telah kecolongan diisi oleh 
seorang penyair yang jorok pikirannya. Apalagi di dalam sajak tersebut saya 
dapatkan kata-kata yang sangat menyinggung perasaan orang Hindu Bali, misalnya 
disebut para dewa yang menggilir perempuan di altar pura mereka.

Harap kita waspada terhadap langkah-langkah seperti ini.

Merdeka,

I.G. Purwaka


___

TANGGAPAN

From: Bujang Kelana
E-mail: [EMAIL PROTECTED]


Untuk seorang penulis pemula, bumbu-bumbu seks memang mujarab untuk mendongkrak 
popularitasnya. Mutu mungkin tak teraih darinya, tapi rumus semacam ini sering 
diresepkan. Hanya memang disayangkan jika redaktur koran/majalah juga kurang 
luas wawasannya maka loloslah sampah sampah demikian di halamannya. 

Salam ..

Bujang Kelana

___

From: Ahmad Su'ad
E-mail: [EMAIL PROTECTED]

Sebagai pembaca setia harian Republika saya amat sedih dengan termuatnya sajak 
porno yang murahan seperti itu. Apalagi dimuat menjelang Bulan Ramadhan yang 
bisa mengganggu ketenangan umat. Ditambah lagi, sajak tersebut mengganggu 
perasaan pemeluk agama lain. Semoga redaksi pengasuh rubrik tersebut cepat 
insyaf dan meminta maaf secara terbuka kepada para pembacanya. Ingat, Republika 
adalah bacaan umat bukan koran murahan.

Wassalam,

Ahmad Suad
___

From: Halim HD
E-mail: [EMAIL PROTECTED]

Saut, jangan tergoda dengan adu domba gaya spion Melayu yang pakei segala 
cem-macem cara. Kasihan juga tuh 'minoritas' yang merasa 'dewa'-nya dituding 
oleh Saut. Tapi, yang paling kasihan adalah 'warga-minoritas' yang bisanya cuma 
terkaing-kaing mengadu. Padahal 'dewa'-nya sendiri masa bodoh. Kenapa pula dia 
tak murka dengan penjualan 'patung-patung dewa' di negaranya, di Bali, yang 
kayak rombengan dan hanya sekedar untuk devisa. 

hhd.
  ___





e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
Tonight's top picks. What will you watch tonight? Preview the hottest shows on 
Yahoo! TV.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] MABIT Ramadhan YISC Al - Azhar

2007-09-11 Terurut Topik HUMAS YISC
YOUTH ISLAMIC STUDY CLUB (YISC)
  Al - AZHAR
   * * * * * * 
* 
   
Assalamu’alaikum Wr.Wb

 

 

CRCM (Cahaya Ramadhan Cahaya Masjid) YISC Al - Azhar akan kembali menggelar 
MABIT (Malam Bina Iman dan Takwa )

 

Insya Allah akan dilaksanakan pada :

Hari/Tgl : Sabtu, 15 September 2007

Waktu   : Ba’da  Isya - selesai

Tempat : Masjid Agung Al-Azhar

Tema: Keutamaan Bulan Ramadhan

Penceramah  : KH. Hilman Rosyad Shihab, Lc

Imam Qiyamul Lail : Ust. Abu A’ala Almaududi

 

 

 

Untuk info lebih lanjut, hubungi :

Sekretariat:


Komplek Masjid Agung Al- Azhar

 Jl. Sisingamangaraja Kebayoran Baru

 Jakarta Selatan 12110 
Telp/Fax: 021-7247444 (Firzia)

 

Contact Person :

Hasan   : 0856-9121-3006
Ujang: 0813-1995-2430

 

 

ACARA INI TERBUKA UNTUK UMUM !!..Ajak Rekan dan keluarga Anda !!

 

Note :

Bagi rekan – rekan yang ingin menginfakkan sebagian rizkinya, uang  bisa 
ditransfer ke 

No Rek 1120008157 atas nama Ulfi Rizki Ardiani (YISC), BSM Cab Kantor Kas 
Al Azhar 

 

 

Wassalamu’alaikum Wr. Wb


   
-
Building a website is a piece of cake. 
Yahoo! Small Business gives you all the tools to get online.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Ngabuburit di Radio Music City FM ....:yuks..:-)

2007-09-11 Terurut Topik HUMAS YISC
YOUTH ISLAMIC STUDY CLUB (YISC)
  Al - AZHAR
   * * * * * * 
* 
   
  Assalamu’alaikum Wr.Wb
   
  Menunggu saat berbuka puasa…pasti ngabuburit donk…
  Ngabuburit enaknya ngapain ya???
  Enaknya… dengerin KRAM ON AIR di Radio Music City FM…!!
   
   
  KRAM ON AIR apaan sih?? 
  Singkatan dari Kajian Ramadhan on air yg merupakan salah satu agenda kegiatan 
CRCM (Cahaya Ramadhan Cahaya Masjid ) YISC Al – Azhar.
   
  Acaranya berupa talkshow yang berisi tausyiah dari ustadz  - ustadz Masjid 
Al-Azhar  dan disiarkan langsung oleh Radio Music City FM , setiap hari selama 
Bulan Ramadhan dari jam 17.00 – 18.00 WIB. 
  Ada masalah agama yg ingin ditanyakan ??Kamu bisa beriteraksi langsung dengan 
ustadz saat acara berlangsung.
  Jadijangan lupa ikutin terus acaranya .. !!
   
   
  Info lebih lanjut, hubungi :
  Sekretariat: 
  Komplek Masjid Agung Al- Azhar
  Jl. Sisingamangaraja Kebayoran Baru
  Jakarta Selatan 12110 
Telp/Fax: 021-7247444 (Firzia)
   
  Contact Person :
  Atiek   : 021- 68171372 atau 0856-1129-469
  Fahmi : 0818 021  6
   
   
  Wassalamu’alaikum Wr. Wb

   
-
Catch up on fall's hot new shows on Yahoo! TV.  Watch previews, get listings, 
and more!

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Siraman rohani

2007-09-11 Terurut Topik radityo djadjoeri
Dino, anak tetanggaku yang masih duduk di kelas 2 SD, nangis-nangis saat mau 
diajak ayah dan ibunya mengikuti acara Siraman Rohani.
   
  Dino, ayo jangan nangis. Buruan ganti baju. Kalau ikut acara ini dapat 
pahala besar lho.., bujuk sang Ibu.
   
  Dino tetap tak mau. Ia malah ngumpet di belakang kandang ayam. Wajahnya 
nampak ketakutan.
   
  Mengalah. Akhirnya orang tua Dino pun keluar rumah dan berangkat ke acara 
tersebut. Sebelumnya mereka titip Dino ke sang pembantu rumah tangga (PRT).
   
  Tak lama kemudian, si bibik bertanya kepada Dino: Kenapa sih Dino takut 
ikutan acara siraman rohani?
   
  Jawab Dino: Habis Dino takut basah, bik. Kan bibik tahu Dino kalau pas mandi 
nggak mau disiram kepalanya..
   
  Bibi (sambil senyum-senyum): 
Oooh
   
   
   
   
   
   
   


e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
Pinpoint customers who are looking for what you sell. 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Rayuan Ramadhan - Tajaan Berbuka Puasa Sedekah Kepada yang memerlukan

2007-09-11 Terurut Topik IslahGateway
Laman Utama ◊ Ucapan ◊ Statistik ◊ Berkenaan JIM ◊ Borang Sumbangan 
Kembali ke Laman Web Rasmi JIM 




http://jim.org.my/rayuan-ramadhan/





Palestine:
Gesaan sumbangan RM1.00 satu kepala

  RM1 setiap bulan kepada Palestin 

Masukkan derma anda ke dalam akaun: 
'Pertubuhan Jamaah Islah Malaysia’ 
Bank Islam Malaysia - No. Akaun 12113010005797
Maybank - No. Akaun 562209608847
http://palestinkini.info/ 
http://jim.org.my/galeri/pdf/flyer_palestin2a.pdf

Disaster and Emergency Response Unit [Deru] Donation:
Masukkan ke akaun JIM Johor di 
Bank Islam Malaysia Berhad 
Akaun no.  01014010010372 
http://www.freewebs.com/jimderu/index.htm

Moderator
Ikhwanul Muslimun

http://hidayahnet.multiply.com
http://hidayahnet.ourtoolbar.com/



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] MUI Madiun Keluarkan Fatwa Larangan Sebarkan Ajaran dari Langit

2007-09-11 Terurut Topik Sunny
REFLEKSI : Megawati  sambil menyanyikan lagu Maju Tak Gentar menunggu pangsit 
dan wangsit  guna mencalonkan diri menjadi Presiden NKRI. Sekalipun Megawati 
satu-satunya wanita [ibu rumahtangga]  calon caper, agaknya ada orang yang 
lebih hebat  bernama Rusmiyati telah ditunjuk oleh langit sebagai Ratu Adil, 
juru selamat, dan panglima perang wanita melawan tipu daya iblis. Banyak 
komentar menyatakan bila Rusmiyati mencalonkan diri sebagai presiden NKRI pasti 
akan menang, karena ditunjuk oleh langit. Apa komentar Anda sebagai pembaca dan 
pemilih dalam pemilu.

http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=306609kat_id=23

Selasa, 11 September 2007  21:24:00

MUI Madiun Keluarkan Fatwa Larangan Sebarkan Ajaran dari Langit

Madiun-RoL--  Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Madiun, Jawa Timur akhirnya 
memutuskan atau mengeluarkan fatwa melarang ajaran dari langit (bersumber dari 
mimpi) yang disampaikan oleh Rusmiyati (51) warga Jalan dr. Cipto Nomor 3, 
Kelurahan/ Kecamatan Kartoharjo, Madiun, yang selama ini mengaku telah ditunjuk 
sebagai Ratu Adil, Selasa.

Ketua MUI Kota Madiun, Sutoyo, mengatakan pengambilan keputusan tersebut 
setelah Rusmiyati memenuhi pemanggilan kedua MUI Kota Madiun untuk berdialog. 
Kami mengajak berdialog bu Rusmiyati untuk membahas dan mengkaji satu persatu 
tujuh naskah ajaran dari langit yang ia susun di hadapan para pengurus MUI Kota 
Madiun, katanya.

Menurut dia, dalam dialog tersebut Rusmiyati diminta menjelaskan dan 
menerangkan ajaran-ajaran dari langit yang ia peroleh melalui petunjuk dari 
mimpi-mimpinya itu. Semula dalam dialog tersebut, lanjut dia, Rusmiyati dan 
pengurus MUI Kota Madiun sempat bersitegang. 

Pasalnya, Rusmiyati tetap bersikukuh pada keyakinan dan pendiriannya bahwa 
dirinya telah ditunjuk untuk menyampaikan ajaran dari langit pada seluruh umat 
manusia di dunia, sedangkan pengurus MUI Kota Madiun mengkaji ajaran yang 
disampaikan itu dari kaca mata Al Qur'an dan hadits. Setelah berdialog dan 
mengupas satu per satu isi tujuh naskah ajaran dari langit akhirnya pengurus 
MUI Kota Madiun mengeluarkan tiga keputusan/fatwa yaitu pertama, menghimbau 
kepada Rusmiyati yang mengaku sebagai Ratu Adil agar kembali ke Al Qur'an dan 
hadis. 

Kedua, menghimbau kepada Rusmiyati untuk belajar dan memperdalam ilmu agama dan 
menyarankan mendapat bimbingan alim ulama dari NU, Muhammadiyah, atau 
organisasi Islam lainnya.  Terakhir menghimbau agar ajaran dari langit tidak 
disebarluaskan kepada khalayak umum dan cukup untuk dirinya sendiri sebagai 
pengalaman spiritual, katanya.

Pengalaman pribadi atau spiritual tersebut diperoleh dari mimpi-mimpi yang 
kemudian dituangkan dalam naskah yang diberi judul 'Falsafah Pancasila Obor 
Perdamaian Dunia' sulit untuk pahami.  Oleh karena itu, kata Suyoto, sebaiknya 
mimpi-mimpi tersebut dipakai sendiri, jangan sampai disebarluaskan untuk umat 
karena bisa meresahkan masyarakat lainnya.

Sebetulnya berdakwah itu diperbolehkan, tapi harus sesuai dengan Al Qur'an dan 
hadits, jika melenceng dan menyimpang justru akan membuat bingung umat, 
katanya. Menanggapi hal itu, Rusmiyati masih bersikukuh bahwa petunjuk yang 
turun kepada dirinya benar dan harus disampaikan kepada umat. 

Saya belum mendapat jawaban yang melegakan hati saya, kata Rusmiyati yang 
mengaku telah ditunjuk sebagai Ratu Adil, juru selamat, dan panglima perang 
wanita melawan tipu daya iblis. Kendati demikian, Rusmiyati mengaku akan 
menuruti himbauan MUI Kota Madiun untuk mencoba belajar, memperdalam dan 
memahami lagi Al Qur'an dan hadits. 

Adapun Falsafah Pancasila obor perdamaian dunia tersebut dijabarkan dalam enam 
jilid yaitu Falsafah Pancasila buat perdamaian dunia, landasan dasar mencegah 
kekerasan, mengatasi korupsi, menangani generasi muda yang kurang beruntung, 
mengatasi zina dan sumber hukum undang-undang anti pornografi. antara/mim

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Bangsa Tunailmu

2007-09-11 Terurut Topik Sunny
REPUBLIKA
Selasa, 11 September 2007

Bangsa Tunailmu 

Oleh : Ahmad Syafii Maarif 


Dalam Pembukaan UUD '45 ditegaskan bahwa di antara tugas pemerintah adalah 
''mencerdaskan kehidupan bangsa''. Rumusan semacam ini bukan tanpa latar 
belakang historis yang sarat dengan kegetiran; ia tidak muncul secara 
tiba-tiba. Akarnya menjalar jauh dan dalam. Sebagai bangsa bekas jajahan, para 
perumus UUD kita menyadari betul betapa gelapnya otak bangsa ini jika tingkat 
buta huruf masih sangat tinggi, yaitu pada tahun 1945 sekitar 90 persen.

Tahun 2007, persentasenya, berkat kemerdekaan, memang sudah terbalik, yaitu 
sekitar 90 persen sudah melek huruf, sekalipun sebagian (besar?) belum tentu 
tamat SD. Dari sisi ini, betapapun masih rendahnya tingkat kecerdasan rakyat, 
kita wajib mensyukuri kemerdekaan bangsa ini. Tanpa kemerdekaan, kita tetap 
saja dalam posisi bangsa budak.

Tetapi, fokus perhatian kita kali ini bukan di situ. Yang hendak disoroti 
adalah kenyataan bahwa tingkat keilmuan bangsa ini secara keseluruhan masih di 
bawah standar. Dengan kata lain, dibandingkan dengan negara tetangga yang lebih 
belakangan mendapatkan kemerdekaan, kita jauh kedororan. Ambillah contoh 
Malaysia yang pada 1950-an dan 1960-an jauh tertinggal oleh Indonesia dan kita 
mengirim pasukan guru ke sana, sekarang memandang kita dengan sebelah mata. 
Apalagi dengan berjibunnya TKI/TKW kita mengadu nasib ke sana, negeri jiran ini 
telah menganggap kita sebagai bangsa dan negara yang tidak serius mengurus dan 
mengisi kemerdekaan. Kita kehilangan wibawa di depan rakyat negara itu yang 
sekarang sedang menikmati kemakmurannya, seperti yang sudah disinggung dalam 
Resonansi sebelum ini.

Apa sebenarnya yang terjadi pada tubuh dan jiwa bangsa ini? Mengapa kita masih 
dalam keadaan stagnasi dalam upaya memajukan bangsa ini agar lebih bermartabat 
di depan forum dunia? Dalam perspektif perkembangan keilmuan dan teknologi 
dasar, kita adalah bangsa yang masih tunailmu dan tunateknologi. Penyebab 
pokoknya tidak lain karena perhatian negara yang diwakili pemerintah selama 
lebih 60 tahun terhadap dunia pendidikan minim sekali.

Kabinet telah jatuh-bangun berulang kali sejak proklamasi, tetapi dunia 
pendidikan kita tetap saja sebagai kelinci percobaan. Seorang menteri 
pendidikan biasanya diangkat bukan karena visi dan kemampuannya dalam memajukan 
pendidikan, tetapi pertimbangan politik kekuasaan jauh lebih dominan.

Cara semacam ini merupakan salah satu penyebab utama mengapa politik pendidikan 
nasional kita seperti kehilangan benang merah, tidak ada kesinambungan antara 
seorang menteri dengan menteri yang lain dalam berbagai periode. Dengan 
kenyataan ini dunia pendidikan kita menjadi terombang-ambing oleh kebijakan 
yang zigzag tanpa visi yang jelas dan itu semua melelahkan kita. Korbannya 
adalah peserta didik yang tidak mengerti apa-apa mengapa mereka dijadikan 
''barang mainan'' puluhan tahun.

Akibat jangka panjangnya sangat jelas dan tunggal: Pendidikan kehilangan 
perpektif masa depan. Ini persoalan yang sangat serius. Sebuah bangsa yang 
tidak cerdas pasti akan menjadi sasaran obokan pihak lain, tidak peduli apakah 
jumlah penduduknya besar atau kecil.

Beberapa hari yang lalu, dalam penerbangan ke Jakarta, saya kebetulan duduk 
bersebelahan dengan dekan Fakultas Kedokteran UGM yang sangat prihatin pada 
kondisi pendidikan di Indonesia. Ujarnya, bagaimana mungkin bangsa ini akan 
menjadi cerdas manakala tingkat kesejahteraan guru sangat minim, termasuk guru 
besarnya.

Pak dekan ini suami istri adalah profesor, tetapi penghasilan gabungan keduanya 
berada di bawah pendapatan seorang anggota DPRD tingkat II yang PAD-nya tidak 
tinggi. Untung saja dekan ini seorang dokter yang masih berpraktik, sehingga 
ada tambahan penghasilan. Sebuah ironi terlihat di sini: Seorang profesor 
dengan kualifiasi PhD atau doktor lulusan perguruan tinggi dalam negeri 
dilecehkan oleh penghasilan seorang politikus kelas kabupaten atau kota yang 
menjadi anggota DPRD.

Anda mau contoh yang lebih konkret tentang ironi ini? Adalah Profesor T Jacob 
yang punya reputasi dunia dan seorang penulis prolifik, mantan rektor UGM, 
sekalipun sudah pensiun, masih tinggal di rumah dinas karena tidak mampu 
membuat rumah untuk keluarga kecilnya. Yang bernasib begini banyak sekali. 
Manusia tipe Profesor Jacob yang tidak mau bergeser sedikit saja dari posisi 
seorang ilmuwan harus rela hidup tanpa rumah pribadi sampai usia tuanya.

Begitu juga nasib sejarawan almarhum Profesor T Ibrahim Alfian yang telah 
mewariskan beberapa karya tulis penting untuk bangsa ini, di saat wafatnya kita 
melayat ke rumah dinasnya di lingkungan kampus UGM. Pendapatannya selama 
berkarier sebagai ilmuwan yang PNS tidak mampu menolong hari tuanya untuk 
sekadar punya tempat berteduh.

Inilah di antara panorama yang tak sedap dipandang di sebuah bangsa kaya, 
tetapi tidak menghargai ilmu, bangsa tunailmu. Pertanyaan pungkasannya adalah: 
Sampai berapa lagi mendung tebal yang 

Re: [wanita-muslimah] Re: Muhammad dan Kaum Cerdik Pandai Kristen

2007-09-11 Terurut Topik Miftah al-Zaman
Nulis kan tidak sekedar nulis, Pak. Apa juga yang
ditulis. Ini juga bukan soal tersinggung apa tidak,
tapi soal bebal apa tidak. Itu saja. 

MZ

--- lasykar5 [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Santai saja mas, wong sampeyan yang ribut gini ko
 malah nanya2 kenapa
 diributkan dan menebar prasangka. Saya kan hanya
 nulis mas, sama persis spt
 Guntur juga nulis.
 
 Sekarang anda bisa sedikit simpati kan (gak harus
 full simpati, apalagi
 empati) bagaimana perasaan sebagian orang yang
 tersinggung terhadap Guntur
 dan tulisannya, sebagaimana perasaan anda sekarang
 terhadap saya dan tulisan
 saya ...?
 
 Glad to know i can get my message across ... :-)
 
 salam,
 satriyo
 
 PS: ini kali terakhir saya juga teruskan japri-nya,
 maaf for the
 inconvenience. just making sure my message gets
 through due to the
 moderation ... thx.
 
 
 On 9/11/07, Miftah al-Zaman
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Kalau sudah tahu wajar kenapa diributkan dan
 akhirnya
  menebar prasangka?
 
  Lagipula, siapa sebenarnya yang melarang
 menggunakan
  identitas yang dalam hal ini adalah penulisan
 SAW
  dan sebagainya itu? Apa dikira bahwa sebenarnya
 editor
  Kompas yang kafir Kristen itu yang melarangnya?
 Ini
  kan cuma soal penulisan saja. Kalau saya menulis
 Allah
  saja, atau ditambahi Allah SWT, atau diperpanjang
  Allah Subhanahu wa Ta'ala, atau sekalian Allahu
 Laa
  Ilaaha Illah wa al-Hayy al-Qayyum, atau God, the
  Almighty the Omnipotence, atau apalah lainnya, itu
  semua tidak mengurangi atau melebihi rasa hormat
 kita
  masing-masing. Apa maksud dan tujuan penulisan itu
 kan
  kita bisa rasakan ini sebuah puji-pujian, yang
 biasa
  saja, atau sebuah cemooh penghinaan. Apa kita ini
  begitu bodoh sehingga tidak tahu suatu tulisan itu
  sebenarnya bertujuan apa atau bernada seperti apa.
  Juga tidak ada urusan dengan identitas. Apanya
 lagi
  yang harus dipertegas? Untuk apa pula harus
  dipertegas? Guntur Romli itu sudah muslim, yang
  dibahas Nabinya muslim, Allahnya muslim, lalu
 apalagi?
  Kalau mau identitas, kenapa tidak sekalian di
  artikelnya diawali dengan kaligrafi
  Bismillahirrohmanirrohim, di tepi-tepinya dikasih
  finyet kaligrafi, di latar belakang ada emboss
 gambar
  pohon kurma, kalau perlu ada kata pengantar dari
 Raja
  Arab, atau Mullah Omar, sertifikat bebas tidak
  menghina dari MUI, atau apalagi? Atau disela-sela
  artikelnya, dikit-dikit ada Subhanallah,
  Astaghfirullah, Alhamdulillah dsb?
 
  Apa tipikal muslim itu dimana-mana begini ya?
 Merasa
  Nabinya harus dihormati, maka yang tidak menulis
 SAW
  harus dikecam tidak sopan, tidak adab, dan harus
 nurut
  untuk selalu menulis SAW, kalau tidak segera
 dituduh,
  yaaah ... itu koran kafir Kristen, tamu yang
  ngelunjak, mau nguasai negeri dst. dst. Merasa
 bahwa
  dirinya akan puasa, maka yang lain harus hormat,
 harus
  menutup warung atau restorannya, kalau tidak nanti
  digeruduk dan dikepruki, dst. dst.
 
  Kenapa sih soal penulisan begini saja kok
 diributkan,
  lalu diolor ke tuduhan bahwa media Kristen
 ngelunjak,
  dan orang Kristen mau menguasai negeri ini.
 
  NB: Berikutnya tolong tidak usah di-cc ke japri.
  Langsung saja di forum. Thanks.
 
  MZ
 
  --- lasykar5 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
   Jadi wajar dong ya Bu Mei, dengan dalih 'umum'
 dan
   'khusus', bahwa koran itu
   bukan forum dakwah, maka jangan tunjukkan
 identitas
   muslim, cukup Muhammad,
   tidak perlu Rasulullah, atau Muhammad SAW atau
 Nabi
   Muhammad ... tidak perlu
   Allah SWT, cukup Tuhan. Lagian Kompas kan memang
   Koran Kristen ... like it
   or not. Rahasia 'umum' ... bukan 'khusus' :-)
  
   Pantas saja kalo muslim di negeri ini jadi tamu
 di
   rumah sendiri, serba
   salah dengan posisi para tamu yang relatif
 sangat
   berkuasa di bidang
   finansial dan media walau mereka minoritas ...
 tamu
   yang diterima dengan
   sopan sekarang ngelunjak, bertingkah dan malah
 punya
   target mengambil alih
   'rumah' ... walau tidak mereka akui ... :-)
  
   Waa Islama ...!
  
   salam,
   satriyo
  
  
   On 9/8/07, L.Meilany [EMAIL PROTECTED]
   wrote:
   
 Nama saya kok disebut-sebut  :-)
Saya sependapat dengan Pak Miftah, bahwa
 tulisan
   di KOMPAS
yg notabene suratkabar umum adalah bukan
 dimaksud
   sebagai kutbah jum'at,
dakwah.
Kalo tak salah ingat oleh KOMPAS di muat di
 rubrik
   bentara semacam kupasan
sastera, buku2 gitulah, bukan
di rubrik agama.
Untuk hal ini Allah SWT juga sering ditulis
   sebagai Tuhan saja, meskipun
uraiannya menyangkut Islam.
   
Jadi dzikir, shalawatnya didalam hati saja :-)
   
Salam
l.meilany
   
- Original Message -
*From:* lasykar5 [EMAIL PROTECTED]
*To:* Miftah al-Zaman
 [EMAIL PROTECTED]
*Cc:* wanita-muslimah@yahoogroups.com ;
   [EMAIL PROTECTED] ; L.
   Meilany[EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]
*Sent:* Thursday, September 06, 2007 4:42 PM
*Subject:* Re: [wanita-muslimah] Re: Muhammad
 dan
   Kaum Cerdik Pandai
Kristen
   
   
Nah kalo 

[wanita-muslimah] Marhaban Ya Ramadhan

2007-09-11 Terurut Topik Fadhli Halim

Frens... 

  
ﻪﺘﺎﮐﺮﺑﻮﷲﺍﺔﻣﺣﺮﻮ ﻢﮑﻴﻟﻋﻢ ﻼﺴﻟ ﺍ 
  
Selamat puasa mudah-mudahan puasanya bisa poldan  tidak tergoda sama   
yang nyuruh kita buka puasa ... 
 Bisa menahan marah  bisa menyebarsenyum 
  bisa  lebih  sabar  
 maafin kalo ada  salah 2x  kata, kalau sukanyuekin ,  suka   ngeledek 
 semoga bisa berlaku  lebih baik lagi   tdk tergoda maksiat 
tidak berantem lagi. 
  
  ayo tinggalkan semua perbuatan jelek  
  
Selamat menyambut Ramadhan.  
Semoga amal ibadah kita, diterima oleh ALLAH SWT.amiin 

 

Fadhli Halim







[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Larangan Kampanye di Tempat Ibadah dan Pendidikan

2007-09-11 Terurut Topik Kinantaka
PKS menginginkan agar kampanye di tempat Ibadah (Mesjid, Gereja, Pura, dll)
tidak dilarang. Bagaimana?

Kinantaka

http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_cid=303288
Larangan Kampanye di Tempat Ibadah dan Pendidikan

JAKARTA - Larangan kampanye di tempat ibadah dan lembaga pendidikan
ditanggapi berbeda oleh FPKS dan FKB. Fraksi Partai Keadilan Sejahtera
(FPKS) menolak larangan itu. Sedangkan Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB)
justru mendukung.

Sikap bertolak belakang dua fraksi itu kemarin tergambar dalam rapat kerja
(raker) Pansus RUU Pemilu Legislatif di ruang sidang Komisi II DPR. Ketika
itu raker menyoroti draf pasal tentang larangan kampanye di tempat ibadah
dan lembaga pendidikan.

Cukup penggunaan fasilitas pemerintahan saja yang dilarang, kata anggota
FPKS Agus Purnomo.

Raker yang agendanya juga untuk mendengarkan pengantar awal daftar
inventaris masalah (DIM) tiap-tiap fraksi DPR itu dihadiri sejumlah menteri.
Di antaranya, Mendagri Mardiyanto, Menkum HAM Andi Mattalatta, dan Mensesneg
Hatta Radjasa.

Agus melontarkan dalih bahwa kampanye di tempat ibadah dan lembaga
pendidikan justru dapat mendorong pendidikan politik bagi masyarakat. Jadi,
dibebaskan saja, tandasnya.

Sebelumnya, UU No 12/2003 tentang Pemilu Legislatif pada pasal 74 ayat g
mengatur adanya pembatasan itu. Wakil ketua FPKS yang juga anggota pansus
Almuzzammil Yusuf menegaskan, usul yang disampaikan fraksinya sangat masuk
akal. Itu upaya pencerdasan politik bagi masyarakat, katanya.

Karena itu, tandas dia, sudah saatnya kampanye juga bisa dilakukan di tempat
ibadah maupun lembaga pendidikan. Menurut Muzzammil, hampir semua masyarakat
Indonesia sudah matang dalam politik. Dengan reformasi yang sudah berjalan
10 tahun, saya pikir, sudah sangat siap, yakinnya.

Namun, penegasan sikap FPKS tersebut ditolak fraksi lain. Kami tegas
menolak, ungkap anggota Pansus RUU Pemilu dari FKB Badriyah Fayumi.

Menurut dia, tempat ibadah maupun lembaga pendidikan memiliki keragaman yang
harus dihormati. Apalagi, tempat ibadah. Ruang publik itu juga memiliki
fungsi sangat strategis sebagai penyatu umat. Jangan ini kemudian dirusak
oleh kepentingan politik praktis, tegasnya.

Namun, Badriyah mengatakan, kampanye mungkin masih bisa dilakukan di lembaga
pendidikan tingkat perguruan tinggi. Itu pun tetap harus bersifat dialogis
dan dihadiri sejumlah partai, tandasnya. Menurut dia, masih banyak cara
lain jika ingin melakukan pencerdasan politik kepada masyarakat.

Senada dengan Badriyah, anggota pansus dari FPDIP Eka Santosa menilai, kedua
tempat itu harus steril dari aktivitas politik praktis. Meskipun, lanjut
dia, tempat ibadah bisa menjadi ruang aktivitas sosial dan dunia pendidikan.
Hanya dari sisi moralitas dan etika. Lebih baik janganlah,
katanya.(pri/dyn)


[Non-text portions of this message have been removed]