Re: [wanita-muslimah] BEKERJA DAN BERIBADAH
Nambahin : Bahwa dengan bekerja umat islam juga bisa punya duit jadi bisa pergi haji, Bisa beramal lebih banyak. Salam, l.meilany Anjuran Untuk Bekerja Pada suatu ketika para sahabat memuji seseorang dihadapan Rasulullah SAW. Lantaran seseorang itu sepanjang waktu tiada henti-hentinya berdoa, berdzikir. Mendengar kisah itu Rasulullah bertanya, -Bagaimanakah atau siapakah yang memenuhi kebutuhan hidup orang itu dan keluarganya?- Para sahabat menjawab, Kami memenuhi kebutuhan orang itu dan keluarganya. Maka Rasulullah bersabda, Kalian lebih baik dari dia. Islam melarang umatnya menjadi pengangguran. Bekerja, mencari nafkah dianjurkan bagi setiap orang yang beriman. Apapun jenis pekerjaannya asalkan halal lebih terpuji daripada menganggur. Dengan bekerja maka kaum muslimin dapat bersedekah dan mengeluarkan zakat dan melakukan amal-amal saleh sebanyak mungkin. -Dan katakanlah (hai Muhammad), Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang beriman akan melihat pekerjaanmu - [QS At Taubah; 9:105] Kewajiban manusia untuk bekerja telah banyak dicontohkan dalam kisah kehidupan para Nabi Allah SWT. Dalam hadith disebutkan, bahwa Nabi Adam as mencari nafkah dengan bercocok tanam. Nabi Daud as adalah tukang besi, Nabi Idris as adalah seorang penjahit, Nabi Musa as adalah penggembala, Nabi Nuh as seorang tukang kayu. Dan Rasulullah SAW pada masa mudanya adalah juga penggembala. Bahkan ketika telah diangkat menjadi Rasul, Nabi SAW masih bekerja memberi makan untanya, menambal sandal, menjahit pakaian serta menggiling gandum ketika pembantunya sakit. Bahkan Rasulullah juga pergi berbelanja ke pasar dan membawa belanjaannya sendiri. Sungguh agung dan mulia pribadi Rasulullah. Salam dan salawat bagi Nabi SAW. [lm-5] [Dari berbagai sumber] --- l.meilany 010909/11ramadhan1430h - Original Message - From: Mujiarto Karuk To: tahajjud_c...@yahoogroups.com Sent: Tuesday, December 15, 2009 2:54 PM Subject: [wanita-muslimah] BEKERJA DAN BERIBADAH Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh Bissmillahirrohmaanirrohiim “Dan katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. QS. At-Taubah (9) : 105. Hidup adalah gerak dan bekerja, hidup tanpa kerja adalah hampa, persoalannya adalah bagaimana agar pekerjaan itu memiliki nilai, dan apa motif yang mendasari pekerjaan kita itu. Manusia diciptakan Allah SWT untuk beribadah, Islam tidak membatasi makna ibadah hanya ritual keagamaan, seperti shalat, zakat, puasa, dan haji, tapi lebih dari itu, semua pekerjaan keduniawian bisa memiliki arti ibadah, Artinya, bukan hanya materi yang kita dapat, tetapi juga ridha dan pahala dari Allah Subhanahu Wa Ta Ala. Petani yang bekerja disawah, pegawai yang bekerja di kantor, pedagang, nelayan, pengusaha, semua pekerjaan itu bisa bernilai ibadah manakala memenuhi beberapa syarat, Pekerjaan itu jelas yang bukan dalam kategori yang diharamkan Allah Subhanahu Wa Ta Ala, seperti bertransaksi dengan cara riba, menjual narkoba atau minuman keras, bekerja di tempat maksiat, dan memperdagangkan wanita, atau memperdagangkan anak, atau bayi, serta bekerja lain lain yang diharamkan Alloh Subhanahu Wa Ta Ala, dan bekerja itu juga harus dibarengi dengan niat kebaikan dan ikhlas. Bekerja untuk memenuhi kebutuhan pribadi, menafkahi keluarga, memakmurkan bumi sebagaimana yang diperintahkan Allah Subhanahu Wa Ta Ala, bekerja bukan untuk menumpuk harta, atau “riya”, dan bermegah - megahan, atau hanya berharap ingin dihormati orang lain saja. Berikutnya, rutinitas pekerjaan itu tidak membuatnya lalai dan meninggalkan ibadah ritual, sebagaimana tuntunan dan firman Alloh ''Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta -hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.'' QS. Al-Munafiqun (63) : 9. ''Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan sholat, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi guncang”. QS An-Nuur (24) : 37. Pekerjaan itu tidak dilakukan dengan cara merampas hak orang lain, mengkhianati, berlaku curang, dan menipu, pekerjaan harus dilakukan secara profesional, cermat, dan baik. Artinya, pekerjaan itu harus dilakukan berdasarkan ilmu pengetahuan terkait. ''Sesungguhnya Allah menyukai hambanya yang melakukan pekerjaannya dengan profesional.'' (HR Baihaqi). Sebagai Muslim, kita harus berusaha menjadikan setiap pekerjaan memiliki nilai ibadah, memberi keuntungan materi dunia, dan pahala untuk kepentingan
Re: [wanita-muslimah] BEKERJA DAN BERIBADAH
Sdr Muiarto karuk ...bagus sekali tulisan dan pemahaman anda.. Jarang sekali bpk menemukan usztad2 atau ulama2 menjelaskan tentang Kerja Yg sering kita dengar adalah ALLAH tidak akan melihat kekayaan,uang kamu, tapiALLAH melihat amal2 salehmu Pada umumnya umat Islam salah mengartikan; mereka malas bekerja keras untuk mensejahterakan keluarga, falily dan masarakat, kalau bekerja hanya sekedar saja untuk menutupi kebutuhan hidup sehari hari dan tidak berniat untuk mencari harat-uang yang banyak agar bisa meninggalkan WARISAN untuk anak2 dan cucu2 dikemudian hari... Saya rasa cara memahami agama islam seperti ini, membuat umat Islam terbelakang dantidak termotivasi untuk bekerja keras. Sesungguhnya ALLAH mewahyukan kpd nabi Musa dan nabi2 sebelumnya yang kita imani atau yg kita percayai wahyu2 ALLAH sebagai berikutdibawah ini; 1. God said; “You will have to work hard and sweat to make the soil produce anything, until you go back to the soil from which you were formed. You were made from the soil, and you will become soil again” (Genesis 3.18-19.) ALLAH berfirman; kamu akan berkerja keras di bumi sampai berkeringatan untuk memakmurkan tanah2 agar bisa mengasilkan sesuatu untuk kamu, sampai kamu kembali ke tanah dari mana kamu di ciptakan dari tanah. Perintah ALLAH untuk meninggalkan warisan yang banyak. 2 A good man leaves an inheritance to his children's children. Kemudian ALLAH memerintahkan lagi dengan ayat lain yaitu setiap manusia hendaklah meninggalkan warisan untuk anak2 dan cucu2 agar generasi berikutnya tidak susah hidupnya.Generasi berikutnya hendaklah lebih baik dari genarasi sebelumnya. Dengan ada perintah ALLAH demikian masarakat Amerika termotifasi untuk bekerja keras sampai berkeringat. Sudah tentu membangun itu bukan saja dgn tenaga kasar,fisik tapi diutamakan membangun dengan ilmu2, dan science Kemudian ALLAH memberikan peraturan selanjutnya kepada orang2 yang sudah bekerja keras dan sukses untuk membayar zakat atau pajak 10 %. 3. Set aside a tithe---a tenth ( 10% ) of all that your fields produce each year.(deuteronomy 14:22 ) Untuk membantu pemerintah membayar gaji pegawai2 dan untuk membantu orang2 yang membutuhkan bantuan seperti; orang2 fakir, anak2 yatim piatu, bencana alam baik di Amerika maupun di dunai International. Dengan demikain masarakat Amerika akan menjadi masarakat yang makmur semuanya, tidak ada yang kelaparan dll. 4.Orang2 yang beragama yang sering datang ke gereja/mesdjid untuk beribadah kepada ALLAH, tapi malas bekerja, mereka disebutkan oleh ALLAH manusia2 yang tidak berguna. 4.You fool, Do you want to be shown that faith without works is dead or useless.James 2:20, Dengan kata lain ALLAH memerintahkan kepada orang2 yang beribadah untuk bekerja keras mencari nafkah mensejahterakan dan meninggalkan warisan yang banyak untuk anak2 dan cucu2 atau untuk masarakat. Kalau sekiranya umat Islam mengikuti Wahyu2 ALLAH diatas itu maka umat Islam akan dapat menghilangkan KEMISKINAN secara besar2an,karena TERMITIVASI akan perintah2 ALLAH diatas itu. Perintah2 ALLAH yg tertulis di alQuran atauyg disampaikan oleh sdr Mujiarto kurang EXPLICIT, kurang jesal dan tegasmaka perlu kita merujuk kpd wahyu2 ALLAH kpd Nabi2 sebelumnya. Bagaimana kita MENGUKUR SEORANG MUSLIM YG SUKSES? http://latifabdul.multiply.com/journal/item/265 Demikian sebagai tambahan dari Saya. wassalam --- On Tue, 12/15/09, Mujiarto Karuk mka...@yahoo.com wrote: From: Mujiarto Karuk mka...@yahoo.com Subject: [wanita-muslimah] BEKERJA DAN BERIBADAH To: tahajjud_c...@yahoogroups.com Date: Tuesday, December 15, 2009, 1:54 AM Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh Bissmillahirrohmaan irrohiim “Dan katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan- Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. QS. At-Taubah (9) : 105. Hidup adalah gerak dan bekerja, hidup tanpa kerja adalah hampa, persoalannya adalah bagaimana agar pekerjaan itu memiliki nilai, dan apa motif yang mendasari pekerjaan kita itu. Manusia diciptakan Allah SWT untuk beribadah, Islam tidak membatasi makna ibadah hanya ritual keagamaan, seperti shalat, zakat, puasa, dan haji, tapi lebih dari itu, semua pekerjaan keduniawian bisa memiliki arti ibadah, Artinya, bukan hanya materi yang kita dapat, tetapi juga ridha dan pahala dari Allah Subhanahu Wa Ta Ala. Petani yang bekerja disawah, pegawai yang bekerja di kantor, pedagang, nelayan, pengusaha, semua pekerjaan itu bisa bernilai ibadah manakala memenuhi beberapa syarat, Pekerjaan itu jelas yang bukan dalam kategori yang diharamkan Allah Subhanahu Wa Ta Ala, seperti bertransaksi dengan cara riba, menjual narkoba atau minuman keras, bekerja di tempat maksiat, dan memperdagangkan wanita, atau memperdagangkan anak, atau
[wanita-muslimah] BEKERJA DAN BERIBADAH
Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh Bissmillahirrohmaanirrohiim “Dan katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. QS. At-Taubah (9) : 105. Hidup adalah gerak dan bekerja, hidup tanpa kerja adalah hampa, persoalannya adalah bagaimana agar pekerjaan itu memiliki nilai, dan apa motif yang mendasari pekerjaan kita itu. Manusia diciptakan Allah SWT untuk beribadah, Islam tidak membatasi makna ibadah hanya ritual keagamaan, seperti shalat, zakat, puasa, dan haji, tapi lebih dari itu, semua pekerjaan keduniawian bisa memiliki arti ibadah, Artinya, bukan hanya materi yang kita dapat, tetapi juga ridha dan pahala dari Allah Subhanahu Wa Ta Ala. Petani yang bekerja disawah, pegawai yang bekerja di kantor, pedagang, nelayan, pengusaha, semua pekerjaan itu bisa bernilai ibadah manakala memenuhi beberapa syarat, Pekerjaan itu jelas yang bukan dalam kategori yang diharamkan Allah Subhanahu Wa Ta Ala, seperti bertransaksi dengan cara riba, menjual narkoba atau minuman keras, bekerja di tempat maksiat, dan memperdagangkan wanita, atau memperdagangkan anak, atau bayi, serta bekerja lain lain yang diharamkan Alloh Subhanahu Wa Ta Ala, dan bekerja itu juga harus dibarengi dengan niat kebaikan dan ikhlas. Bekerja untuk memenuhi kebutuhan pribadi, menafkahi keluarga, memakmurkan bumi sebagaimana yang diperintahkan Allah Subhanahu Wa Ta Ala, bekerja bukan untuk menumpuk harta, atau “riya”, dan bermegah - megahan, atau hanya berharap ingin dihormati orang lain saja. Berikutnya, rutinitas pekerjaan itu tidak membuatnya lalai dan meninggalkan ibadah ritual, sebagaimana tuntunan dan firman Alloh ''Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta -hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.'' QS. Al-Munafiqun (63) : 9. ''Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan sholat, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi guncang”. QS An-Nuur (24) : 37. Pekerjaan itu tidak dilakukan dengan cara merampas hak orang lain, mengkhianati, berlaku curang, dan menipu, pekerjaan harus dilakukan secara profesional, cermat, dan baik. Artinya, pekerjaan itu harus dilakukan berdasarkan ilmu pengetahuan terkait. ''Sesungguhnya Allah menyukai hambanya yang melakukan pekerjaannya dengan profesional.'' (HR Baihaqi). Sebagai Muslim, kita harus berusaha menjadikan setiap pekerjaan memiliki nilai ibadah, memberi keuntungan materi dunia, dan pahala untuk kepentingan akhirat, ukuran paling sederhana adalah kesucian niat dan keikhlasan melakukan pekerjaan, bertanggung jawab, dan tidak bertentangan dengan syariat Allah Subhanahu Wa Ta Ala dan Rasul-Nya. Sedangkan untuk melakukan pekerjaan secara baik dan benar harus didasarkan pada ilmu -ilmu yang terkait dengan bidangnya, Namun, ilmu-ilmu itu pun harus tidak bertentangan dengan Al-Quran dan hadis Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam Mari kita bekerja dan berjuang menuju selamat dunia sampai akhirat Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh. [Non-text portions of this message have been removed]