[wanita-muslimah] Kisah Azlina, Saat Dua Jam Mati Suri di MMC Melaka

2007-08-27 Terurut Topik Yulia Artati
From: Rudi Nugroho Yunianto
Sent: Friday, August 24, 2007 8:42 AM
Subject: [marijo] RE: [mm22] jumat

 

 

Kisah Azlina, Saat Dua Jam Mati Suri di MMC Melaka

Diperlihatkan Berbagai Kejadian di Akhirat

 

Sempat dinyatakan meninggal dunia, Aslina alias Iin
(23) ternyata mengalami mati suri selama dua jam dan
koma dua hari dua malam. Mahasiswi Sekolah Tinggi
Agama Islam (STAI) Bengkalis itu mengaku selama mati
suri, ia diperlihatkan berbagai kejadian alam barzah
dan akhirat, serta beberapa kejadian yang menyangkut
amal dan perbuatan manusia selama di dunia.

Di hadapan sekitar 50-an orang, terdiri dari pegawai
honor tenaga kesehatan Bengkalis, warga masyarakat
serta sejumlah wartawan, Aslina, Rabu (3/9) kemarin,
di aula studio TV Sri Junjungan Televisi (SJTV)
Bengkalis, mengisahkan kejadian ghaib yang dialaminya
itu.

Menurut penuturan Iin yang didampingi pamannya, Rustam
Effendi, sejak tiga tahun lalu ia menderita penyakit
kelenjar gondok alias hiper teroid. Karena penyakitnya
itu, Pada 25 Agustus silam, gadis ini ditemani Rustam
Effendi berobat ke rumah sakit Mahkota Medical Center
(MMC) Malaka. Setelah menjalani pemeriksaan kesehatan,
dokter mengatakan operasi baru bisa dilakukan setelah
tiga bulan, karena waktu itu tekanan darah tinggi.

Namun pada Sabtu (26/8) tengah malam, kondisi anak
sulung tiga bersaudara ini kritis, koma. Sang paman
sempat memandunya membaca dua kalimat syahadat dan
kalimat toyibah (Lailahailallah) sebanyak dua kali.

Waktu ajal menjemput, tutur sang paman, Aslina sempat
melafazkan kalimat toyibah dan syahadat. Secara
perlahan-lahan gadis yang bekerja sebagai honorer di
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag)
Bengkalis ini tak bernafas. Tepat pukul 02.00 waktu
Malaysia , indikator monitor denyut jantung terlihat
kosong atau berupa garis lurus.

Tak pelak situasi ini membuat Rustam sedih, kemudian
beberapa dokter MMC Malaka terlihat sibuk memeriksa
dan mengecek kondisi Aslina. Waktu itu dia sempat
menghubungi keluarnya di Bengkalis untuk memberitahu
kondisi terakhir Aslina. Untungnya setelah dua jam
ditangani dokter, monitor terlihat kembali bergerak
yang menandakan denyut jantung gadis yatim ini
berdenyut lagi. Untuk perawatan lebih lanjut, Aslina
dimasukan ke ruang ICU dan baru dua hari dua malam
kemudian ia dinyatakan melewati masa kritisnya.

Bertemu Sang Ayah
Menurut pengakuan Aslina, dia melihat ketika nyawanya
dicabut oleh malaikat. Waktu itu, nyawanya dicabut
dari kaki kanan oleh malaikat. Rasanya sangat sakit,
kulit seperti disayat, dibakar dengan
minyak,tuturnya.

Setelah roh berpisah dengan jasad, dia menyaksikan
orang-orang yang masih hidup dan jasadnya terbaring di
tempat tidur. Kemudian dibawa dua malaikat menuju ke
suatu tempat. Aslina mempunyai keinginan untuk bertemu
dengan ayahnya yang sudah lama meninggal, bernama
Hasan Basri. Wahai ayahku bisakah aku bertemu
denganmu. Aku sangat rindu, oh ayah, ucapnya.

Memang di tempat itu Aslina bertemu dengan sosok pria
muda berusia 17 tahun dengan wajah bersinar dan
berseri-seri. Melihat sosok pria muda tersebut, Aslina
tetap ngotot ingin bertemu dengan sang ayah. Kemudian,
kedua malaikat memperkenalkan bahwa pria muda tersebut
adalah ayahnya. Tentunya dia tidak menyangka karena
waktu meninggal dunia, ayahnya berusia 55 tahun.

Kemudian sang ayah bertanya kepada Aslina, maksud
kedatangannya. Dia menjawab kedatangannya semata-mata
memenuhi panggilan Allah SWT. Sang ayah menyuruh
Aslina tetap pulang untuk menjaga adik-adiknya di
dunia. Namun Aslina menjawab bahwa dirinya ke sini,
memenuhi panggilan Allah. Waktu itu juga, dia menyebut
rukun Islam satu persatu.

Setelah berdialog dengan ayahnya, dua malaikat tadi
membawa Aslina ke suatu tempat yang dipenuhi wanita
memakai baju rapi dan berjilbab. Di situ, dia disalami
dan dicium pipi kanan-kiri oleh wanita-wanita Muslimah
tersebut. Tidak hanya itu, Aslina juga bertemu dengan
1.000 malaikat dengan wajah berseri dan seluruhnya
sama.
Di tempat itu, Aslina duduk di kursi yang sangat
empuk. Bila di dunia empuk kursi tersebut seakan
dilapisi delapan busa. Ketika duduk, tiba-tiba sosok
wanita berseri mirip dengan dirinya menghampiri. Dia
bertanya kepada sosok wanita tersebut. Saya adalah
roh dan amal ibadah mu selama di dunia, kata wanita
tersebut.

Kemudian Aslina ditemani amalnya (sosok wanita, red)
dan dua malaikat menyaksikan beberapa kejadian di
akhirat. Di antaranya, ada seorang pria berpakaian
compang-camping, badannya bernanah dan bau busuk.

Tangan dan kaki dirantai sementara di atasnya memikul
besi seberat 500 ton. Melihat kejadian itu, Aslina
bertanya kepada amalnya. Rupanya pria tersebut semasa
hidupnya suka membunuh dan menyantet (teluh) orang.

Kejadian selanjutnya yang ia lihat, seorang yang
disebat dengan rotan panjang sehingga kulit dan
dagingnya mengelupas dari badan. Ternyata orang
tersebut selama hidup tak pernah sholat bahkan
menjelang ajal menjemput pun tak pernah menyebut
sahadat.

Aslina juga melihat, dua pria saling membunuh dengan
kapak. Menurut 

[wanita-muslimah] Kisah Azlina, Saat Dua Jam Mati Suri di MMC Melaka

2007-08-27 Terurut Topik yulia abdullah
Kisah Azlina, Saat Dua Jam Mati Suri di MMC Melaka
  Diperlihatkan Berbagai Kejadian di Akhirat
   
   Sempat dinyatakan meninggal dunia, Aslina alias Iin (23) ternyata mengalami 
mati suri selama dua jam dan koma dua hari dua malam. Mahasiswi Sekolah Tinggi 
Agama Islam (STAI) Bengkalis itu mengaku selama mati suri, ia diperlihatkan 
berbagai kejadian alam barzah dan akhirat, serta beberapa kejadian yang 
menyangkut amal dan perbuatan manusia selama di dunia. 
 Di hadapan sekitar 50-an orang, terdiri dari pegawai honor tenaga kesehatan 
Bengkalis, warga masyarakat serta sejumlah wartawan, Aslina, Rabu (3/9) 
kemarin, di aula studio TV Sri Junjungan Televisi (SJTV) Bengkalis, mengisahkan 
kejadian ghaib yang dialaminya itu.
 Menurut penuturan Iin yang didampingi pamannya, Rustam Effendi, sejak tiga 
tahun lalu ia menderita penyakit kelenjar gondok alias hiper teroid. Karena 
penyakitnya itu, Pada 25 Agustus silam, gadis ini ditemani Rustam Effendi 
berobat ke rumah sakit Mahkota Medical Center (MMC) Malaka. Setelah menjalani 
pemeriksaan kesehatan, dokter mengatakan operasi baru bisa dilakukan setelah 
tiga bulan, karena waktu itu tekanan darah tinggi.
 Namun pada Sabtu (26/8) tengah malam, kondisi anak sulung tiga bersaudara ini 
kritis, koma. Sang paman sempat memandunya membaca dua kalimat syahadat dan 
kalimat toyibah (Lailahailallah) sebanyak dua kali. 
 Waktu ajal menjemput, tutur sang paman, Aslina sempat melafazkan kalimat 
toyibah dan syahadat. Secara perlahan-lahan gadis yang bekerja sebagai honorer 
di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Bengkalis ini tak bernafas. 
Tepat pukul 02.00 waktu Malaysia, indikator monitor denyut jantung terlihat 
kosong atau berupa garis lurus. 
 Tak pelak situasi ini membuat Rustam sedih, kemudian beberapa dokter MMC 
Malaka terlihat sibuk memeriksa dan mengecek kondisi Aslina. Waktu itu dia 
sempat menghubungi keluarnya di Bengkalis untuk memberitahu kondisi terakhir 
Aslina. Untungnya setelah dua jam ditangani dokter, monitor terlihat kembali 
bergerak yang menandakan denyut jantung gadis yatim ini berdenyut lagi. Untuk 
perawatan lebih lanjut, Aslina dimasukan ke ruang ICU dan baru dua hari dua 
malam kemudian ia dinyatakan melewati masa kritisnya.
 Bertemu Sang Ayah
Menurut pengakuan Aslina, dia melihat ketika nyawanya dicabut oleh malaikat. 
Waktu itu, nyawanya dicabut dari kaki kanan oleh malaikat. Rasanya sangat 
sakit, kulit seperti disayat, dibakar dengan minyak,tuturnya. 
 Setelah roh berpisah dengan jasad, dia menyaksikan orang-orang yang masih 
hidup dan jasadnya terbaring di tempat tidur. Kemudian dibawa dua malaikat 
menuju ke suatu tempat. Aslina mempunyai keinginan untuk bertemu dengan ayahnya 
yang sudah lama meninggal, bernama Hasan Basri. Wahai ayahku bisakah aku 
bertemu denganmu. Aku sangat rindu, oh ayah, ucapnya. 
 Memang di tempat itu Aslina bertemu dengan sosok pria muda berusia 17 tahun 
dengan wajah bersinar dan berseri-seri. Melihat sosok pria muda tersebut, 
Aslina tetap ngotot ingin bertemu dengan sang ayah. Kemudian, kedua malaikat 
memperkenalkan bahwa pria muda tersebut adalah ayahnya. Tentunya dia tidak 
menyangka karena waktu meninggal dunia, ayahnya berusia 55 tahun. 
 Kemudian sang ayah bertanya kepada Aslina, maksud kedatangannya. Dia menjawab 
kedatangannya semata-mata memenuhi panggilan Allah SWT. Sang ayah menyuruh 
Aslina tetap pulang untuk menjaga adik-adiknya di dunia. Namun Aslina menjawab 
bahwa dirinya ke sini, memenuhi panggilan Allah. Waktu itu juga, dia menyebut 
rukun Islam satu persatu.
 Setelah berdialog dengan ayahnya, dua malaikat tadi membawa Aslina ke suatu 
tempat yang dipenuhi wanita memakai baju rapi dan berjilbab. Di situ, dia 
disalami dan dicium pipi kanan-kiri oleh wanita-wanita Muslimah tersebut. Tidak 
hanya itu, Aslina juga bertemu dengan 1.000 malaikat dengan wajah berseri dan 
seluruhnya sama. 
Di tempat itu, Aslina duduk di kursi yang sangat empuk. Bila di dunia empuk 
kursi tersebut seakan dilapisi delapan busa. Ketika duduk, tiba-tiba sosok 
wanita berseri mirip dengan dirinya menghampiri. Dia bertanya kepada sosok 
wanita tersebut. Saya adalah roh dan amal ibadah mu selama di dunia, kata 
wanita tersebut.
 Kemudian Aslina ditemani amalnya (sosok wanita, red) dan dua malaikat 
menyaksikan beberapa kejadian di akhirat. Di antaranya, ada seorang pria 
berpakaian compang-camping, badannya bernanah dan bau busuk.
 Tangan dan kaki dirantai sementara di atasnya memikul besi seberat 500 ton. 
Melihat kejadian itu, Aslina bertanya kepada amalnya. Rupanya pria tersebut 
semasa hidupnya suka membunuh dan menyantet (teluh) orang. 
 Kejadian selanjutnya yang ia lihat, seorang yang disebat dengan rotan panjang 
sehingga kulit dan dagingnya mengelupas dari badan. Ternyata orang tersebut 
selama hidup tak pernah sholat bahkan menjelang ajal menjemput pun tak pernah 
menyebut sahadat.
 Aslina juga melihat, dua pria saling membunuh dengan kapak. Menurut keterangan 
amalnya, rupanya orang tersebut