[yonsatu] Strategi Penyelamatan Batalyon I/ITB

2003-08-14 Terurut Topik EVY ARYANTI
Ass.Wr.Wb.
 
Kondisi Batalyon saat ini sedang 'sakit' karena itu perlu 'dirawat' dulu (dengan 
intensive care), strateginya antara lain seperti yang sudah saya sampaikan.  Jika 
organisasi itu sudah 'sembuh' dan 'sehat' maka barulah kita lepas untuk tumbuh dan 
berkembang sendiri.  Jadi peran aktif alumni hanya bersifat sementara, sampai batalyon 
bisa bernafas lagi dengan baik.  Program-program yang saya usulkan bukan bermaksud 
untuk mendapatkan nilai plus bagi alumninya, tapi para alumni hanya 'menularkan' nilai 
plusnya lewat knowledges dan experiences untuk membantu batalyon mendesign 
organisasinya menjadi organisasi yang lebih 'flexible', 'maju' dan 'berkembang' sesuai 
tuntutan/perubahan jaman.
Kelihatannya anda semua tidak menangkap maksud saya. 
 
Evy 

Priyo Pribadi Soemarno [EMAIL PROTECTED] wrote:
Assalamu'alaikum Bung Syafril yang baik ,
Saya sangat senang dan beruntung punya seorang Syafril yang rela 
begadang dan ngurusi teman2 CORPS dengan penyelenggaraan milis ini . 
Tanpa adanya milis , tidak terbayangkan bagaimana kita bisa gerak cepat 
dan komando mengumpulkan rekans2 dalam HANATA dan dalam Pertemuan 
kemarin . Inilah yang saya maksudkan sebagai fungsi cadangan yang 
telah dijalankan , disela-sela kegiatan kita sehari-hari , tidak peduli 
ada ROTC ataupun SEPACAD , dll .
Yang ingin kita rancang rame2 , adalah yang disebut re-building 
Batalyon I , bagaimana membuat mahasiswa ITB ikut lagi kegiatan Menwa 
didalam segala keterbatasan yang ada dan ditengah situasi anti 
militerisme di kampus2 . Tetapi tujuan kita khan bukan mau mencetak 
prajurit , melainkan sarjana yang tangguh dan siap pakai . Bagaimana 
bentuk dan formula serta kurikulum untuk mahasiswa calon kader inilah 
yang akan dirumuskan . Tentang LTC dll , seperti yang disebut mas Koni , 
tidak ditujukan pada anggota Batalyon yang ada sekarang , tetapi didisain 
untuk peserta luar , baik mahasiswa ataupun umum , untuk menaikkan citra 
Resimen Mahasiswa yang otomatis akan membuat peminat (calon kader) pada 
tahun2 berikut akan bertambah .
Untuk mengatasi keadaan dimana hanya ada empat (empat) SSK-Kompie, 
alias cuma empat orang anggota termasuk Dan Yon nya , maka perlu kita 
gandeng dulu , ibaratnya mas Sukris , kalau belum berani terjun sendiri , 
ya tandem gitu ,... tanpa kita menghilangkan peran mereka . 
Bung Syafril , Team Crash Program sedang menyusun rinciannya yang tentu 
akan kita bahas rame2 untuk menemukan rancangan yang paling pas , agar 
sarjana plus tetap dapat dilahirkan dari ITB , bukan alumni nya yang 
plus ,...(kita sedang memerankan cadangan tadi ,..)
Team nya mas Susilo akan menampung semua usulan serta ide2 yang kreatif 
dari Rekans semuanya ,... Silahkan terus menulis dan mengritisi kami ,..
Salam hangat ,
Priyo PS


-Original Message-
From: Syafril Hermansyah 
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Mon, 11 Aug 2003 13:15:12 +0700
Subject: [yonsatu] Re: Re-building Batalyon I ..Re: [anggota] Perasaan 
Kebangsaan

 On Sat, 09 Aug 2003 04:05:00 +0700
 Priyo Pribadi Soemarno 
wrote:
 
  Bung Syafril , apa yang kita semua lakukan , kelihatannya cuma untuk 
  Batalyon I ITB ,...yang kata mas Koni sudah kejet2 , mau bubar ,...
  Tetapi , sebetulnya hakekat utama perbuatan para CORPS yang concern 
  dengan kehidupan Batalyon I , adalah pencerminan dari sikap kita
 semua
  yang siap sedia berfungsi sebagai cadangan (meskipun bukan
  perwira cadangan atau ROTC) , yang menginginkan kelangsungan
  penyediaan sumber daya manusia yang terbaik bagi bangsa ini .
 
 Saya setuju dg apa yg sudah disampaikan, cuma saya lihat ada yg kurang
 dicover y.i. motivasi dari anggota aktifnya sendiri.
 Akan lebih bagus jika nantinya latihan kepemimpinan dls disampaikan
 oleh
 anggota aktif, bukan alumni (alumni hanya mendampingi).
 Titik berat dari kerangka kegiatan kelihatannya lbh mengarah ke
 exposure, ini bagus dari sudut pandang marketing, akan tetapi tetap
 harus ada kemauan dari anggota aktif untuk punya potensi melakukan itu
 sendiri.
 
 Saya ingat dulu Aussie berkomentar thd kegiatan-2x kami yg di nyinyir
 oleh sebagian senior krn apa yg kami lakukan terkesan spt main-2x
 (jalan-2x sembari latihan potong kompas malam, membentuk sel dan
 terkadang malam-2x sel diminta berkumpul cuma utk mencheck kesiagaan
 dll
 yg aneh-2x).
 Aussie saat itu ngomong tidak usah perduli dg omongan orang lain,
 tidak
 usah perduli dg teman-2x yg tidak mau aktif, berlatih saja sendiri,
 jadi
 pinter sendiri, dan semua itu untuk kemajuan diri kita sendiri.
 
 Anggota aktif ibaratnya anak kita, merekalah tunas masa depan. Dari
 pertemuan-2x yg sudah ada, anggota aktif selalu menceritakan soal masa
 lalu, soal kehebatan anggota-2x kita di masa lalu. Menurut saya,
 berhentilah bicara soal kejayaan masa lalu, bicaralah soal masa kini
 dan
 pusatkan pikiran bgm menyiapkan mereka dg situasi masa depan. 
 
  Kelak dikemudian hari , apabila program ROTC atau cadangan nasional
  sudah diberlakukan , terdapat aturan yang jelas mengenai mobilisasi
 

[yonsatu] Strategi Penyelamatan Batalyon I/ITB

2003-08-10 Terurut Topik EVY ARYANTI
WCDS,
 
STRATEGI PENYELAMATAN BATALYON I/ITB
 
Langkah konkrit yang bisa dilakukan agar Batalyon I/ITB dapat survive dan berkembang 
adalah sbb:
 
1.  Mengubah citra diri/image.
Caranya:
- Aktif melakukan sosialisasi ke dalam lingkungan kampus mengenai konsep pedirian, 
pendidikan dan pengembangan Batalyon I/ITB, lewat SG (Studium General) dsb.
- Menganalisa root cause/akar masalah dari menurunnya minat mahasiswa ITB untuk masuk 
ke Batalton I/ITB.  Caranya dengan melakukan survey/questioner kepada mahasiswa ITB.  
Survey/pengisian questioner bisa dilakukan paralel dengan SG (Studium General).
- Tidak bersikap ekslusif dan menjalin hubungan/relasi yang lebih baik dengan 
himpunan-himpunan dan KM/BEM, dengan berpartisipasi secara aktif dalam 
kegiatan-kegiatan mereka.
 
2.  Mensosialisasikan/mempublikasikan secara terus-menerus konsep 'Resimen 
Pendidikan'/ROTC (yang dibuat oleh P' Iftikar dkk) lewat seminar, training, forum, 
workshop dsb, agar konsep tsb bisa segera ditanggapi/diapprove dan direalisasikan oleh 
Penyelenggara ITB.
 
3.  Mendesign kurikulum pendidikan menwa-ITB yang lebih berorientasi pada peningkatan 
kompetensi menjadi manusia unggul/manusia pembelajar dan mempersiapkan/membekali 
anggota Yon I/ITB dengan skill/knowledge/concepts/tools/informations/experiences dsb 
yang dibutuhkan untuk mencapai 'better achievements' dan akhirnya diharapkan para 
anggota Yon I/ITB bisa lulus sebagai 'sarjana plus'.
NB:
Konsep Kurikulum Menwa/Program Sarjana Plus sudah dibuat oleh P' Syarif Hidayat 
(Angkatan XXII) dan pernah dipresentasikan dalam acara HANATA bulan januari kemarin.  
Kita tinggal memperkaya dan mengembangkan konsep yang sudah sangat bagus itu. 
Sayangnya saya tidak bisa hadir dalam acara itu (Halo P' Syarif Hidayat, How are you 
?, Are you here ?, Bisakah konsep anda di-email ke miling list ini ?)
 
4.  Merancang program-program pelatihan/training/course yang berkaitan dengan Learning 
Skill, Leadership and Management dll., yang bersifat 'high content', 'advanced' dan 
'interesting/menarik' untuk internal batalyon dan untuk umum (mahasiswa ITB) sebagai 
usaha promosi bagi Yon I/ITB agar mahasiswa ITB bisa mengetahui apa 'nilai 
tambah/added value' jika masuk Batalyon I/ITB (untuk kepentingan rekruitment anggota 
baru), dan bisa dikembangkan juga menjadi 'bisnis' batalyon/yayasan GWB, yang 
keuntungannya bisa menambah income/pemasukkan bagi batalyon.
 
Learning Skills:
'Quantum Learning', 'Learning Revolution', 'Spiritual Question/Transcedential 
Intelligence/kecerdasan Ruhaniah', 'Menjadi Manusia Pembelajar', 'Berpikir Lateral', 
'Effectif Presentation/Discussion Skill/Presenting skill', 'System Teknik 
Memory/Memorizing Skill', 'Mind Mapping/Make Note/Summary Skill', 'Reading 
Skill/Teknik Membaca Cepat', 'Listening Skill' dsb.
 
Leadership and Management:
'Motivasi/Achievement Motivation', 'Decision Making  Problem Analysis', 'Leadership', 
'Followership', 'Creating Exceleent', 'Effective Personality', 'Human Relation', 
'Communication Skill', 'Training for Trainer' (ada konsep baru), 'Resource 
Management', 'Time Management', dsb.
 
NB:
Kebetulan saya punya buku-buku/materi/modul untuk trainings/courses di atas (tidak 
semua, tapi sebagian besar ada).  Tinggal dari para alumni siapa yang bersedia untuk 
mempelajari dan mengajarkannya untuk adik-adik di Yon I/ITB, kita bisa bagi-bagi tugas.
Trainings/Courses-nya bisa dijadikan satu paket atau dipecah-pecah sesuai kebutuhan 
atau pasar (jika nantinya ingin dibisniskan).  Mungkin untuk umum (mahasiswa ITB), 
awalnya gratis dulu untuk promosi agar banyak yang berminat masuk ke Yon I/ITB.  
Materi training harus didesign 'high content' dan 'menarik/interesting', misalnya 
disertai dengan simulasi-simulasi di kelas dan di lapangan (untuk simulasi lapangan 
bisa dipadukan dengan ketrampilan militer, misalnya ada main perang-perangan-nya, 
menggunakan senjata cat, seperti yang dilakukan pada training leadership-nya 
AA'Gymnastiar dsb).  Nama kursusnya juga dibuat menarik misalnya 'Super Course' atau 
'Super Camp' dsb, whatever lah, dan dilakukan pada saat liburan agar peminatnya lebih 
banyak dan tidak mengganggu waktu kuliah.
 
5.  Promosi/sosialisasi/iklan yang lebih agresif dan menarik untuk 'Rekruitment 
Anggota Baru'.  Mungkin perlu dipikirkan cara-cara yang lebih 'efektif' dari yang 
sudah pernah dilakukan selama ini.
 
6.  Membuat event-event berskala nasional seperti seminar, simposium, saresehan, 
pameran dsb, untuk mempublikasikan dan mempromosikan 'paradigma' dan konsep-konsep 
baru tentang pendidikan dan pengembangan Batalyon I/ITB dan Resimen Mahasiswa secara 
umum kepada publik sacara lebih luas agar konsep-konsep baru tsb bisa ditangkap dan 
direspon secara positif atau ada feedback/folow-up konkrit dari ITB, mahasiswa, 
masyarakat, pemerintah/negara dsb.  Event ini juga bisa dipakai untuk mencari dana 
bagi Yon I/ITB.
 
7.  Membekali anggota dengan kursus-kursus jurnalistik agar memiliki kemampuan menulis 
yang lebih baik dan